Anda di halaman 1dari 3

“KONSEP WAHDATUL WUJUD FILSAFAT IBN ARABI”

Dimas Riyanto
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Mataram
Jl. Gajah Mada No.100, Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota Mataram,
Nusa Tenggara Bar. 83116
210602019.mhs@uinmataram.ac.id

ABSTRACT
Ibnu Arabi adalah seorang sufi terkemuka dan bahkan terbesar sepanjang jaman
yang pernah muncul dalam dunia Islam. Pemikiran mistiknya amat kaya yang dia
tuangkan dalam karya-karyanya. Salah satu falsafah mistik Ibnu Arabi yang
memperoleh perhatian besar dan menjadi kajian secara mendalam oleh para pemerhati
adalah tentang “Wahdat al Wujud”, kesatuan wujud. Tulisan ini mencoba menelusuri
kesatuan wujud Ibnu Arabi dengan tujuan memperoleh diskripsi menyeluruh dan
mewadahi. Tujuan penulisan ini mencoba membaca membahas pemikiran Ibnu Arabi
tentang “Wahdatul Wujud” dengan melakukan penelusuran historis karya-karyanya dan
juga literatur-literatur yang terkait dengannya. Dari kajian diperoleh gambaran bahwa
dalam pandangan mistiknya, Ibnu Arabi berpendapat bahwa wujud pada hakekatnya
adalah satu, yaitu wujud Tuhan yang hakiki; adapun wujud-wujud fenomenal yang
beraneka ragam di alam semesta adalah wujud-wujud semu, merupakan tajlliyat
(penampakan) dari tuhan dan segenap keterbatasannya.

Keyword: Ibn Arabi, Wahdatul Wujud, Kesatuan Wujud, Ketuhanan


A. INTRODUCTION
Sosok Ibn Arabi merupakan sosok filsuf yang banyak menyita perhatian
dengan gagasan-gagasan pemikirannya yang bernuansa tasawuf falsafi. Banyak
yang memuja gagasan-gagasan pemikirannya yang bisa dkatakan jumlahnya
sama dengan yang mencercanya. Hal ini digambarkan oleh Annemarie
Schimmmell1 bahwa apa yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi dalam
pemikirannya merupakan wujud tertinggi dari berbagai teori mistis setelah abad
ke-13 sehingga kaum ortodoks yang cenderung sangat skriptualis2 eksoteris3
tidak pernah berhenti menyerangnya.4Berbagai serangan yang dilancarkan oleh
kaum ortodoks tersebut tentu dapat dipahami mengingat kajian tasawuf yang
sangat esoteris tentu memiliki perbedaan sturuktur ontologis dengan apa yang
mereka pahami sebagai sesuatu yang telah mapan dalam dimensi pemikiran
Islam. Ada upaya untuk mengamankan apa yang mereka pahami sebagai sebuah
kemapanan dengan menolak sesuatu yang memiliki efek destruktif terhadap
kemapanan tersebut.
Doktrin Ibnu 'Arabi wacana Wahdatul Wujud sudah mewarnai
keragaman pemikiran tentang sufi serta pula merupakan tokoh tasawuf yang
fenomenal dalam peradaban Islam. Pemikirannya juga spiritualis yang
berkelahiran Spanyol kali ini menghentak-hentak kesadaran dan kemapanan.
Terlebih dahulu tema-tema yang diusung menyangkut hakikat serta makna hidup
yang tidak pernah berhenti sebab pemikiran terpinggirkannya dan ajaran Ibnu
Arabi merupakan terbatasnya para pengikutnya dan sastra yang tersebar dan ciri
menggunakan bahasa agama yang berbenturan dengan bahasa budaya perpaduan
dan tradisi tawawuf menggunakan mengungkapkan pengalaman, penghayatan
komitmen dan konsep kedekatan dimensi metafisis transendental.5
1
Annemarie Schimmel adalah seorang Orientalis asal Jerman yang banyak menulis tentang Islam
dan Sufisme. Dunia Internasional mengenalnya sebagai seorang profesor yang mengajar di Universitas
Harvard.
2
Skriptualisme adalah sebuah sistem berpikir yang dalam menilai kebenaran digunakan teks
kitab. Asumsi dasar yang terbangun adalah teks dalam kitab mutlak adanya, oleh karenanya dalam
penilain kebenaran harus sesuai dengan teks kitab. Mempertanyakan teks kitab sama saja dengan
mempertanyakan kemutlakan.
3
eksoteris adalah aspek eksternal, formal, hukum, dogmatis, ritual, etika dan moral pada sebuah
agama.
4
Annemarie Schimmmell, Dimensi Mistik dalam Islam, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1986), h. 271
5
Transendental secara harafiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
transenden atau sesuatu yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman biasa dan penjelasan
Wahdat al-Wujud Ibnu Arabi menekankan bahwa semua wujud yang ada
ini- bergantung pada Tuhan yang bersifat wajib. Alam ini diibaratkan sebagai
cermin yang di dalamnya terdapat bayangan Tuhan. Faham inilah yang
dipandang oleh sebagian ulama sufi sebagai faham yang sesatkarena
mengidentikan alam dengan Tuhan.
B. METHODS
Artikel ini bersifat tinjauan pustaka. Penggunaan metode literature
review dalam menulis artikel berdasarkan data sekunder telah dipraktekkan
sebelumnya.6 Pertama, penulis mengidentifikasi buku dan artikel jurnal yang
menerbitkan konsep wahdatul wujud Ibnu Arabi. Penulis mencari literatur dari
perpustakaan offline dan online. Dari perpustakaan online, penulis menggunakan
kata kunci, seperti “wahdatul wujud', Ibu Arabi, kesatuan wujud, ketuhanan”.
Setelah itu, penulis mengkategorikan informasi terkait topik berdasarkan tema
yang ditemukan dalam literatur dari buku dan artikel jurnal. Akhirnya, artikel ini
ditulis dan mendiskusikan temuan.
C. RESULTS

ilmiah. Hal-hal yang transenden bertentangan dengan dunia material.


6
16Snyder, H. (2019). Tinjauan Pustaka Sebagai Metodologi Penelitian: Suatu Tinjauan
dan Pedoman.Jurnal Riset Bisnis, 104, 333-339. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/
j.jbusres.2019.07.039

Anda mungkin juga menyukai