Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wafaq adalah benda yang memiliki kekuatan gaib yang di dalamnya diberikan

dan diisi dengan bacaan tertentu seperti: doa, ayat pilihan, atau dzikir tertentu yang

dimaksudkan sebagai perlindungan diri yang dibacakan oleh supernaturalis / ustad /

hikmah kyai. Wafaq digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, yang diyakini sebagai

keberuntungan, perlindungan diri, dan lain-lain. Wafaq terdiri dari rangkaian huruf dan

angka yang ditulis di atas kertas dan digunakan sebagai ikat pinggang, kalung, gelang,

cincin, atau diletakkan di dinding rumah. kamar, dan lainnya sebagai perlindungan dari

kejahatan dan hal-hal yang tidak terlihat.

Wafaq yang digunakan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia bahkan di

dunia diyakini memiliki efek yang mujarab. Dengan demikian wafaq menjadi simbol

keyakinan yang akrab dan kental bagi masyarakat.

Wafaq sering dikaitkan dengan simbol dalam tulisan Arab berupa angka, huruf

tertentu, dan gambar, atau gabungan ketiganya, dan penulisan wafaq harus sesuai dengan

syarat dan ketentuan yang ditentukan. Ada berbagai macam jenis wafaq iaitu: wafaq

1
untuk dijual, wafaq untuk ibu hamil, wafaq untuk menghindari bahaya, wafaq untuk

dinding rumah, dan lain sebagainya. Berikut contoh lambang wafaq yang disimbolkan

dalam bahasa Arab berupa angka dan huruf tertentu. Sumbernya diambil dari kitab Al-

Aufâq karangan Imam Al-Ghazali.

(Sumber: Kitab Kitab Al-Aufâq hal 3)

Wafaq yang digunakan masyarakat dulu dan sekarang tidak jauh berbeda.Jika

dulu wafaq hanya didapatkan ketika diperlukan pada saat tertentu.Sekarang beralih ke

zaman milenial dimana wafaq bisa didapatkan kapan saja tanpa perantara atau meminta

dari seorang kyai/ustadz atau juga disebut orang yang memiliki kelebihan

supranatural.Dulu, seseorang harus mendatangi rumah orang alim/supranaturalis tersebut

dan meminta wafaq padanya.Dengan meningkatnya perkembangan zaman. Wafaq pun

beralih fungsi ke media cetak dan lainnya sehingga, sangat mudah untuk didapatkan oleh

masyarakat misalnya, dalam bentuk stiker, pin, dan sebagainya. Ini juga menjadi lahan

bisnis bagi para produsen karena banyaknya pembeli dan peminat.Wafaq juga ditemukan

dalam bentuk cincin dan gelang yang mana hal itu bisa didapatkan dalam pembelian

online, atau pasar terdekat di daerah masing masing. Bahkan juga ada yang memproduksi

dalam bentuk pakaian muslim dan muslimah seperti mukena dan kopiah.

Di Indonesia, khususnya pulau Kalimantan daerah Banjarmasin terutama para

pecinta habaib dan ahlul bait tentu tidak asing ketika mendengar nama habaib dan ahlul

2
bait. Mereka sangat antusias terhadap habaib dan ahlul Baity, sehingga bentuk dan

lambangnya pun dijadikan sebagai stiker, pin, dan sebagainya, sebagian mereka

beranggapan hal tersebut sebagai bukti cinta terhadap Baginda dengan mencintai para

habaib dan ahlul Baity dan sebagian lagi meyakini bentuk dan lambang tersebut sebagai

pelindung atau khadam, dan dijadikan sebagai wafaq yang berkembang saat ini dalam

bentuk lain. Terompah nabi sebagai simbol utama dan lambang bagi ajaran tarekat, juga

para habaib dan ahlul Baity. Hanya saja, dalam terompah nabi yang dijadikan simbol

utama memiliki isi yang berbeda.

Kota Banjarmasin memiliki tingkat religi yang tinggi.Hal ini, dibuktikan dengan

banyaknya kyai dan Alim Ulama yang tersebar di kota ini, juga dalam bidang pendidikan,

institut dan perguruan tinggi. Salah satu perguruan tinggi yang tertua di kota Banjarmasin

adalah IAIN Antasari yang kini berevolusi menjadi UIN Antasari.

Fenomena yang terjadi di UIN Antasari ditemukan pada beberapa mahasiswa

dengan adanya penggunaan simbol wafaq yang lahir dari pemaknaan kalimat-kalimat

Allah yang diyakini sebagai pelindung dari bencana dan bahaya ketika mereka

menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan.

Memahami sebuah tanda dan simbol wafaq sebagai azimat merupakan hal yang

jarang diamati secara serius.Masyarakat awam menggunakan wafaq sesuai dengan yang

mereka yakini. Menurut mereka menggunakan azimat tersebut akan mendapat

keberuntungan, keselamatan, dan terhindar dari musibah. Meski, tidak mengetahui makna

yang terkandung di dalamnya.Hal ini, sulit dipercaya karena ini merupakan suatu

pengetahuan yang gaib.Banyak praktek yang menggunakan wafaq.Dengan demikian, jika

dilihat dari kacamata supranatural wafaq dari potongan huruf dan angka di atas tulisan

3
kertas, kain, dan sebagainya tentu pandangannya berbeda.Secara simbolis makna wafaq

yang diyakini oleh masyarakat dengan tingkat kepercayaan terhadap pengetahuan gaib

ditambah berasal dari kalangan agama yang awam.Menjadikan masyarakat memiliki

alternatif sendiri yaitu pergi ke orang alim supranaturalis/kyai/ustadz.

Pada saat ini sangat mudah untuk mendapatkan simbol-simbol wafaq yaitu dari

media cetak, online dan sebagainya.Tetapi, dalam pemaknaan wafaq yang mudah

didapatkan dari media cetak maupun online berbeda khasiatnya dengan meminta dan

mendatangi kepada orang alim supranaturalis/kyai/ustadz secara langsung. Berkah wafaq

yang didapatkan dari seorang orang alim supranaturalis/kyai/ustad dibandingkan

didapatkan dari media cetak, online, dan sebagainya pun tidak sama.

Jika wafaq difahami dan dicari makna tanda dan simbol di dalamnya. Tentunya

akan menjadi suatu pengetahuan yang baru. Wafaq sebagai penanda denotasi satu,

sedangkan tulisan huruf dan angka adalah penanda denotasi dua. Hal yang menjadi

makna konotasi adalah orang yang menggunakan wafaq terhindar dari bahaya.Adapula

yang hanya sekadar mengikut zaman atau trend masa kini tanpa mengetahui makna

simbol wafaqnya.

Salah satu teori yang memahami makna tanda dan simbol dalam tulisan wafaq

yang ditulis dengan huruf tertentu dan angka adalah teori semiologi. Semiotika

merupakan ilmu yang memahami tanda dan simbol. Salah satu tokoh yang mendalami

semiotika adalah Roland Barthes.Barthes berasal dari Perancis yang berkecimpung dalam

bidang filsafat.Karya-karyanya yang berhubungan dengan filsafat yaitu Mythology.

Menurut Barthes dalam bukunya yang berjudul Mythologies, mitos adalah sebuah sistem

komunikasi, bahwa mitos adalah sebuah pesan. Mitos adalah mode penandaan, sebuah

4
wujud. Barthes percaya bahwa semua benda bisa menjadi mitos. Asalkan benda tersebut

sudah mengandung pesan, maka benda itu menjadi mitos.1

Barthes menemukan semiologi sebagai studi tentang tanda, yang berguna dalam

penginterogasian.Barthes menjelaskan mitos tentang budaya borjuis merupakan tanda

tingkatan kedua, atau signifikansi.Misal tentang pendeskripsian anggur putih bagi

masyarakat Prancis sebagai minuman berkhasiat dan merupakan kebiasaan yang

sehat.Pandangan ideal borjuis ini bertentangan dengan realitas.2Maksud mitos yang

dibicarakan oleh Barthes bukan mitos yang dikatakan orang berupa cerita bohong dan

ditakuti.Mitos yang diidentifikasi oleh Barthes adalah pendekatan bahasa

struktural.Media tidak henti-hentinya menampilkan mitos-mitos berupa iklan, fashion,

style, dan sebagainya. Bahkan, setiap detik media massa terutama media elektronik,

menampilkan image, kesan-kesan, kata-kata, gambar-gambar yang kemudian

memberikan makna-makna. Contohnya, televisi setiap hari bahkan setiap jam,

menampilkan sebuah iklan shampoo, mereknya “Clear” dan iklan yang kita lihat setiap

hari dan setiap jam, sehingga yang ada di pikiran kita bahwa Clear bermakna dan kita

anggap sebagai “shampo”.

Menurut Bertens yang dikutip oleh Kaelan dalam bukunya Filsafat Bahasa

Semiotika Dan Hermeneutika, tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda

(signifier) dengan sebuah idea atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah

‘bunyi yang bermakna’ atau ‘coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek

1
Isnaini Rahmawati, Semiotik Teks Roland Barthes Dalam Kehidupan Kontemporer Umat Beragama
Mengenai Fenomena Padu Padan Kebaya, (t.t: t.p, t.th), 3.
2
Roland Barthes, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, terj. Ikramullah Mahyuddin, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2007), xvii.

5
material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.

Petanda adalah gambaran mental dari bahasa.3.

Wafaq juga mengandung makna dari segi bahasa dan tulisan dari huruf tertentu

dan angka. Para sufi seperti Al-Ghazali menulis kitab Al-Aufâq yang menulis dan

menjelaskan makna wafaq di dalamnya terdapat kalimat-kalimat Allah, huruf-huruf

tertentu dan juga berupa angka. Meski demikian, beliau tidak menjelaskan makna tanda

dan simbol yang terdapat pada angka dan huruf-huruf Arab tertentu. Al-Ghazali hanya

menjelaskan untuk Bagan pengamalannya saja.

Dengan demikian, fenomena wafaq yang saat ini berkembang sangat tepat jika

diinterpretasi melalui semiotika Roland Barthes, dalam konteks ini peneliti mengkaji

lebih dalam lagi.Dalam masalah ini penulis perlu untuk meneliti terhadap makna wafaq

yang berkembang di masa kini dalam bentuk berbeda.Peneliti memilih judul, “Wafaq

Milenial di Kota Banjarmasin (Analisis Semiotika Roland Barthes)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas maka penulis memetakan

beberapa rumusan masalah untuk lebih terperinci yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana wafaq milenial di kota Banjarmasin?

2. Bagaimana wafaq milenial dalam analisis semiotika Roland Barthes?

3
Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika Dan Hermeneutika, 184.

6
C. Tujuan dan Signifikansi penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan mengetahui wafaq dalam

perspektif Roland Barthes yang meliputi,

1. Wafaq milenial yang ada di kota Banjarmasin.

2. Analisis wafaq milenial dalam perspektif Roland Barthes.

Signifikansi Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan agar memberi kontribusi terhadap

pengembangan studi ilmu khususnya dalam bidang tasawuf.

b. Penelitian ini akan berguna untuk mengetahui keunikan tasawuf, simbol

wafaq yang dimaknai sebagai pelindung dan penjaga dari bidang keilmuan

tasawuf falsafi milik Ibnu ‘Arabi dalam kitabnya futuhat al-Makkiyah.

Khususnya di kota Banjarmasin yang ada di perguruan tinggi UIN

Antasari terhadap wafaq milenial.

c. Penelitian ini akan memperkaya khazanah keilmuan dan mengetahui

wafaq milenial.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memiliki dampak

positif bagi para akademisi untuk menambah pengembangan ilmu

filsafat dan tasawuf.

7
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penelitian

selanjutnya.

D. Definisi operasional

1. Wafaq Milenial

Wafaq secara terminologi berasal dari kata waffaqa, at-taufîq yang artinya

ragam /seragam, sesuai, atau selaras. Jika difahami dalam pengertian wafaq sebenarnya

menurut para sufi adalah untuk menyelaras kan kehidupan hubungan antara manusia,

alam semesta dan Tuhan. Asalnya, orang-orang yang menulis wafaq menulis sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya.

Milenial merupakan masa generasi muda yang lahir antara tahun 80-an hingga

2000-an yang tidak lepas dari teknologi informasi, khususnya internet. Disebut milenial

karena berada di era global dimana zaman semakin canggih dan segala sesuatunya mudah

didapatkan tanpa harus repot, contohnya adalah sosial media seperti: youtube, facebook,

dan lain sebagainya. Dimana perkembangan zaman serta tingkat populasi yang tinggi

tentunya juga merubah tatanan dunia menjadi lebih modern dari passion, trend, pakaian,

adat istiadat, dan lain sebagainya. Tidak ada yang sulit didapatkan di era milenial.

Menjadikan manusia lebih pintar dalam teknologi yang berkembang pesat dengan

memanfaatkan kecanggihannya.

Wafaq milenial yang dimaksudkan adalah tulisan bahasa Arab yang berisikan

huruf-huruf tertentu dan angka.Bisa juga berupa gambar atau kombinasi dari ketiganya

yang didapat dari media cetak seperti stiker, pembelian online, dsb.Dari tulisan-tulisan

8
yang ada pada wafaq tentu memiliki makna.Peneliti menarik kesimpulan untuk

menggunakan teori semiologi Roland Barthes.

2. Makna Tanda dan Simbol

Simbol adalah nilai-nilai yang terkandung dalam setiap benda baik berwujud

maupun tidak berwujud. Dilihat dari pengertian makna adalah sesuatu yang memiliki

nilai yang dapat dilihat dalam sebuah tulisan atau ungkapan.

3. Roland Barthes

Roland Barthes lahir di Paris pada tahun 1915. Barthes belajar sastra Perancis dan

sains klasik di Universitas Paris. Barthes bergabung dengan Center National de la

Recherche Scientifique, dan mengabdikan hidupnya untuk penelitian di bidang sosiologi

dan ekologi. Barthes adalah direktur d'Etudes di bagian Ecole Pratique des Hautes Etudes

di mana dia mengajar mata kuliah sosiologi tanda, simbol, dan representasi kolektif.

Buku-bukunya yang diterbitkan di Perancis antara lain Writing Degree Zero dan

Elements of Semiology. Roland Barthes meninggal pada tahun 1980.4

E. Penelitian Terdahulu

1. Dede Hasbullah, skripsi tentang Jual Beli Wafaq Berisikan Ayat-Ayat Al-Qur’an

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Kyai Hikmah Desa Sangiang

Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang), tahun 2018. Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Skripsi ini menggunakan metode

penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis data utama yaitu penulis menjelaskan

gambaran kehidupan masyarakat Banten yang masih membudayakan kepercayaan

terhadap benda wafaq yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Dan jual-beli
4
Roland Barthes, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, vii.

9
wafaq yang trend saat ini yang dijual secara terang-terangan maupun sembunyi-

sembunyi yang dilakukan oleh Dukun, Kyai, atau Ustadz. Yang mana hal tersebut

bertentangan dan berlawanan dengan hukum Islam.5

2. Herdi Maulana dan Maisyarah Rahmi, jurnal dengan tema Penggunaan Rajah Dan

Wafaq Sebagai Azimat Pelaris Dagangan Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi

Kasus Pasar Berkat Di Loa Janan Ilir), Jurnal Hukum Islam dan Perundang-

undangan IAIN Samarinda, tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penulisan ini yaitu field research. Penelitian ini menjelaskan tentang alasan para

pedagang khususnya penjual pakaian yang berjualan di pasar menggunakan rajah

untuk menarik pembeli agar tidak kabur ke toko lain dan dengan menggunakan rajah

tersebut rejeki semakin lancar dan bertambah.6

3. Amelia Anindya Putri, Skripsi tentang Simbol dan Makna dalam Cerpen Shiroi

Boushi Karya Aman Kimiko, Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro, tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode studi

kepustakaan dengan objek kajian berupa cerpen berjudul Shiroi Boushi dengan teori

semiotika Pierce dan pembacaan hermeneutic Riffatere. Penelitian tersebut

menerangkan simbol dan makna cerpen Shiroi Boushi yang terkandung enam simbol

yaitu, jeruk mandarin dan daun semanggi adalah simbol dari keberuntungan.

Kemudian, kupu-kupu putih adalah simbol dari roh seseorang yang sudah meninggal

dunia, bunga dandelion adalah simbol dari rumah roh. Ada Pula, gelembung sabun

5
Dede Hasbullah, Jual Beli Wafaq Berisikan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi
Kasus Kyai Hikmah Desa Sangiang Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang), Skripsi (Banten:Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, 2018).
6
Herdi Maulana dan Maisyarah Rahmi, Penggunaan Rajah Dan Wafaq Sebagai Azimat Pelaris Dagangan
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Pasar Berkat Di Loa Janan Ilir), Qonun Jurnal Hukum Islam dan
Perundang-undangan, Vol. !, No. 1, 2020.

10
adalah simbol dari harapan dan doa. Shiroi Boushi adalah simbol dari kakak

perempuan seseorang yang sudah meninggal dunia.7

4. Achmad Tuki, Skripsi tentang Simbol Dan Makna Carok Dalam Perspektif Roland

Barthes, Program Studi Aqidah Dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah, tahun 2017. Penelitian ini kualitatif dengan metode penelitian lapangan.

Penelitian ini membahas tentang simbol dan makna carok yang sebenarnya dengan

menggunakan semiologi Roland Barthes. Penelitian ini menggambarkan budaya

Madura melakukan Carok karena tentang harga dirinya apabila dipermalukan.8

Dari penelitian diatas, penelitian ini saling berkaitan karena masih berhubungan

dengan wafaq.Meski demikian, terdapat perbedaan yaitu fokus masalah. Adapun,

penelitian terdahulu yang terakhir berkaitan dengan analisis data yang akan penulis

lakukan dalam penelitian ini.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah field research, dimana peneliti melakukan

penelusuran melalui wawancara, observasi dan dokumentasi untuk bahan tulisan,

dengan pendekatan simbol dan makna huruf dan angka dalam wafaq. Melalui

pendekatan semiologis Roland Barthes, wafaq sebagai jimat, huruf dan angka

sebagai simbol, dan bentuk keselamatan sebagai makna denotasi dan konotasi

7
Amelia Anindya Putri, Simbol Dan Makna Dalam Cerpen Shiroi Boushi Karya Aman Kimiko,
Skripsi(Semarang: Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, 2017).
8
Achmad Tuki, Simbol Dan Makna Carok Dalam Perspektif Roland Barthes, Skripsi (Jakarta: Program Studi
Aqidah Dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, 2017).

11
2. Subjek dan objek penelitian

Tujuan subjek penelitian ini diperlukan agar mengetahui tema masalah

yang perlu untuk diteliti.Subjek penelitian yang menjadi tema dalam penelitian ini

adalah “Wafaq Millenial (Analisis Semiotika Roland Barthes).Objek dalam

penelitian ini terbagi dua objek material dan objek formal.Adapun objek material

adalah wafaq, dan objek formalnya adalah makna tanda dan simbol wafaq dalam

perspektif semiologi Roland Barthes.

3. Data dan sumber data

Pokok data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis yaitu.data primer dan data sekunder

a. Data primer

Data primer merupakan data utama dalam penelitian. Data primer yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah simbol dan tanda dalam wafaq

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data untuk melengkapi penelitian yang mendukung

penulisan peneliti.Adapun data sekunder didapatkan dari beberapa informan

mengenai penggunaan wafaq yang digunakan.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.9 Data yang

peneliti lakukan yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2018), 104

12
Observasi merupakan bagian penting dalam penelitian. Observasi

merupakan metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan-

pencatatan secara sistematis dengan melihat dan mengamati individu atau

kelompok yang diteliti secara langsung.

Jenis penelitian ini adalah observasi partisipan moderat, dalam penelitian

ini, peneliti terlibat tetapi tidak ikut serta dalam kehidupan sehari-hari di

lapangan, yaitu di kampus UIN Antasari.Observasi yang peneliti lakukan adalah

dengan melihat langsung penggunaan wafaq.

Adapun pengamatan ini dilakukan peneliti untuk memahami situasi dan

keadaan mahasiswa UIN dalam mengetahui wafaq yang digunakan.

b. Wawancara

Adapun pihak-pihak yang dijadikan sebagai narasumber adalah

mahasiswa, serta yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. objek yang

diteliti dalam penelitian ini adalah simbol dan makna wafaq yang ada di kampus

UIN.

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini yaitu

menemukan dan menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang wafaq.Dan

sumber primer skripsi ini adalah tanda dan simbol wafaq, dengan teknik analisis

semiotika Roland Barthes karyanya yang berjudul Mythologies Ini sangat penting

untuk melihat konsep semiologi yang dibangun oleh Barthes, sekaligus konsep

tentang makna tanda dan simbol.

13
5. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis semiologi Roland Barthes. Dalam

semiologi Barthes memiliki beberapa konsep inti yaitu signifikansi, denotasi,

konotasi, dan metalanguage atau mitos. Signifikansi adalah proses berupa

tindakan yang mengikat penanda dan tanda, serta menghasilkan tanda. Kemudian

denotasi dan konotasi itulah yang menggambarkan hubungan antara penanda dan

petanda. Denotasi adalah apa yang dianggap lateral, permanen, dan memiliki arti

kamus dari sebuah kata yang idealnya disepakati secara universal. Sebuah

konotasi mengandung perubahan makna secara asosiatif, sedangkan meta bahasa

atau mitos adalah suatu pemaknaan pada tataran konotasi.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari beberapa sub bab dengan susunan

sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, dalam penelitian ini memaparkan latar belakang masalah yang

mana menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian. Dan termasuk

rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, tujuan dan signifikansi

penelitian dan sistematika penulisan. Pendahuluan ini ditulis bertujuan untuk

memberikan penjelasan pokok mengenai pembahasan utama yang akan dikaji dalam

penulisan ini. Selain itu juga bertujuan untuk menghantarkan peneliti pada bab

selanjutnya.

2. Bab II, yaitu landasan teori, peneliti menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian, serta struktur pemikiran dalam penelitian.

14
3. Bab III, dalam pembahasan ini akan membahas secara luas, mengenai wafaq milenial

di kota Banjarmasin yang ada di UIN Antasari

4. BabIV, merupakan hasil dari pemaparan tentang penerapan teori semiologi Roland

Barthes analisis terhadap wafaq milenial.

5. Bab V, kesimpulan dan saran serta uraian yang telah dikemukakan serta merupakan

jawaban terhadap pokok masalah pembahasan skripsi ini.

15
BAB II

TEORI SEMIOLOGI ROLAND BARTHES

A. Pengertian semiologi

Semiologi merupakan studi ilmu ketandaan atau disebut studi semiotik. Dalam tradisi

de Saussure disebut semiologi, yang merupakan studi tentang makna keputusan.

Didalamnya termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi,

analogi, metafora, simbolisme, makna dan komunikasi. Dalam semiologi juga mempelajari

struktur dan makna bahasa yang berkaitan erat dengan linguistik dan sistem tanda non-

linguistik. Semiotika terbagi menjadi tiga cabang :semantik, sintaksis, dan pragmatik. Secara

terminologi semiotika yang berasal dari bahasa Yunani sēmeiōtikos dari kata sēmeion yang

berarti tanda, cap dan digunakan oleh Henry Tubes dalam bahasa Inggris untuk pertama kali.

Tokoh selanjutnya yaitu John Locke dia menggunakan istilah semiotika dalam bukunya An

Essay Concerning Human Understanding.10 Secara etimologi semiotika berasal dari bahasa

Yunani semeion yang berarti “tanda” tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang

atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang lain.

Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederet

luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Van Zoest mendefinisikan semiotika sebagai ilmu tentang tanda (sign) dan segala

10
https://id.m.wiipedia.org/wiki/Semiotika, Diakses Sabtu 20 Juni 2020 19:54 WITA.

16
sesuatu yang berhubungan dengannya, bagaimana fungsinya, hubungannya dengan kata lain,

penyampaiannya, dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.11

Menurut Barthes, semiologi harus mempelajari bagaimana manusia menafsirkan

sesuatu (things). Artinya, dalam hal ini tidak sama dengan berkomunikasi. Menafsirkan

berarti bahwa objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal ini mereka ingin

berkomunikasi, tetapi juga merupakan sistem struktural dari tanda. Barthes melihat

signifikansi sebagai proses total dengan pengaturan terstruktur. Makna tidak terbatas pada

bahasa tetapi juga pada hal-hal di luar bahasa. Barthes menganggap kehidupan sosial

penting. Dengan kata lain, kehidupan sosial, apapun yang diperlukan, adalah sistem tanda itu

sendiri.

Sebuah tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna adalah

hubungan antara suatu objek atau ide dan sebuah tanda. Konsep dasar ini mengikat

sekumpulan teori yang sangat luas yang berhubungan dengan simbol, bahasa, wacana dan

bentuk nonverbal, teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya

dan bagaimana mereka terstruktur.12

● Adapun beberapa pandangan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

semiotika yaitu:

1. Ferdinand de Saussure: mengartikan semiologi sebagai ilmu yang mempelajari tanda-

tanda dalam kehidupan sosial. Ilmu ini adalah bagian dari psikologi sosial. Sedangkan

ilmu linguistik merupakan salah satu cabang dari ilmu semiologi.13

2. A. Teeuw: Semiotika adalah model sastra yang memperhitungkan semua faktor dan

11
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2004), 95-96
12
Ibid., 15-16
13
Mirnawati, dkk, Simbol Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji (Analisis Semiotik Roland Barthes
Pada Pasal 4, Jurnal Diskursus Islam, Vol. 04, (Makassar: Desember, 2016), 472.

17
aspek esensial untuk memahami fenomena sastra, yaitu sebagai sarana komunikasi

yang unik di masyarakat manapun. (Danesi 2010: 3)

3. Zoest: Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, fungsi tanda, serta

produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang menurut seseorang berarti sesuatu yang

lain. Segala sesuatu yang dapat diamati atau juga dapat diamati disebut tanda. Oleh

karena itu, tanda tidak terbatas pada objek. Adanya suatu peristiwa atau tidak adanya

suatu peristiwa, suatu struktur yang terdapat pada sesuatu atau suatu kebiasaan,

semuanya dapat disebut tanda. (Piliang, 1999: 12)

4. Sobur : Menurut Sobur semiotika ialah suatu ilmu atau juga metode analisis untuk

mengkaji tanda. Tanda disini merupakan alat yang digunakan dalam upaya berusaha

mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia serta juga bersama-sama

manusia.14

B. Berbagai Bentuk Semiotika

Berdasarkan lingkup pembahasannya semiotika dibedakan menjadi 3 bentuk:

1. Semiotika murni (pure)

Pure semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika, yakni berkaitan dengan

metabahasa, dalam arti hakikat bahasa secara universal. Misalnya pembahasan

tentang hakikat bahasa sebagaimana yang dikembangkan oleh Saussure dan Peirce.

2. Semiotika deskriptif (descriptive)

Descriptive semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang semiotika

tertentu, misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara deskriptif.

14
Alex Sobur, Semiotika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 15.

18
3. Semiotika terapan (applied)

Applied semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang penerapan

semiotika pada bidang atau konteks tertentu, misalnya kaitannya dengan sistem tanda

sosial, sastra, komunikasi, periklanan dan lain sebagainya.

Mansoer Pateda sembilan macam semiotika

1. Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Pierce menyatakan

bahwa semiotik berobjekan tanda dan menganalisisnya dengan ide, objek, dan

makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang

terdapat didalam lambang, yang mengacu pada objek tertentu.

2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperlihatkan sistem tanda yang dapat

kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dulu tetap seperti yang

disaksikan sekarang.

3. Semiotik faunal (zoosemiotic), yakni semiotik yang khusus memperlihatkan sistem

tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk

berkomunikasi antar sesamanya, tetapi yang sering dihasilkan tanda yang dapat

ditafsirkan oleh manusia.

4. Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku

dalam kebudayaan masyarakat tertentu.

5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang

berwujud mitos dan cerita lisan (folklor)

6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan

oleh alam.

7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda –tanda yang

19
dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma misalnya rambu-rambu lalu lintas.

8. Semiotik sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan

oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang

yang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.

9. Semiotik struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dimanifestasikan melalui struktur bahasa.15

C. Semiologi dan Mitologi Roland Barthes

1. Riwayat Hidup Roland Barthes

Roland Barthes adalah salah satu filsuf atau intelektual terpenting, terutama dalam

studi budaya. Kontribusi pemikiran terhadap budaya massa sangat besar. Analisis

budaya yang dikembangkan oleh Barthes, khususnya teori mitos, merupakan kunci

untuk mempelajari budaya yang lebih luas. Barthes berhasil merumuskan teori mitos

yang dapat meneliti budaya yang sudah tampak natural atau alamiah.

Roland Barthes lahir di Cherbourg pada tanggal 12 November tahun 1915 dari

pasangan Louis Barthes dan Henriette Barthes seorang protestan yang taat. Dalam

sejarah hidupnya Barthes tidak mengenal sung sosok sang ayah, sebab belum genap usia

1 tahun sang ayah sudah ditugaskan ke medan perang di Laut utara dan meninggal di

sana.

Pendidikan sarjananya, ia tempuh di Sorbonne. Ia mendapatkan gelar sarjana di

bidang sastra klasik tahun 1939. Semasa kuliah, sekitar tahun 1937, ia sudah menjadi

pemandu bahasa asing di Hungaria. Setahun kemudian ia melakukan penjelajahan ke

Yunani bersama grup teater yang didirikannya, Théâtre Antiqua. Perjalanan ini sangat

15
Nawiroh Vera, Semiotik Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). 3-4

20
mendukung studi sastra klasik yang sedang ditempuhnya. Setelah menyelesaikan

kesarjanaannya di bidang sastra klasik, Barthes kemudian mengajar di Lycée in Biarritz

selama setahun 1939-1940. Tahun berikutnya ia menjadi asisten dan pengajar di Lycée

Voltaire dan Lycée Carnot, Paris. Mengajar di sana juga hanya setahun. Bersamaan

dengan mengajar di Paris ini, Barthes mendapat gelar kesarjanaan lagi dalam studi

Tragedi Yunani. Bulan oktober 1941, Barthes harus bergelut dengan penyakit

tuberkulosis.

2. Semiologi Roland Barthes

Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari

tanda-tanda melalui analisis semiotik. Kita tidak hanya mengetahui bagaimana isi pesan

yang ingin disampaikan, melainkan juga bagaimana pesan dibuat, simbol-simbol apa

yang digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui film yang disusun pada saat

disampaikan kepada khalayak.

Teori Barthes memfokuskan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap, yaitu

denotasi dan konotasi. Denotasi adalah definisi objektif kata tersebut, sedangkan konotasi

adalah makna subjektif atau emosionalnya.(Alex Sobur, 2003 : 263)

Adapun cara kerja atau langkah-langkah model semiotik Roland Barthes dalam

menganalisis makna dapat dipetakan sebagai berikut:

1. Signifier 2. Signified 5. Connotative

(Penanda) (petanda) Signified

(Petanda
3. Denotatif Sign (Tanda Denotatif)

21
4. Connotative Signifier (Penanda

Konotatif) konotatif)

6. Konotatif Sign (tanda konotatif)

Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa denotative (3) terdiri atas penanda (1) dan

Petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga penanda

konotatif (4). Jadi dalam konsep Barthes tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna

tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaannya.

Berdasarkan bagan di atas pemaknaan terjadi dalam dua tahap. Tanda (penanda

dan petanda) pada tahap pertama dan menyatu sehingga dapat membentuk penanda pada

tahap kedua, kemudian pada tahap berikutnya penanda dan petanda yang telah menyatu

ini dapat membentuk petanda baru yang merupakan perluasan makna.

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa terjadi proses yang sama tetapi ada

perbedaannya, yaitu bahwa setelah penanda dan petanda ini menyatu, yang muncul

adalah tahap kedua yang berupa perluasan bentuk. Penanda pada tahap kedua ini menjadi

“ros”. Penanda ini disebutnya metabahasa. Sebenarnya istilah denotasi dan konotasi telah

lama dikenal. Jasa Barthes adalah memperlihatkan proses terjadinya kedua istilah

tersebut sehingga menjadi jelas dari mana datangnya perluasan makna itu.

Semiologi Barthes merupakan hasil transformasi milik de saussure dari sistem

penanda, petanda, dan tanda. Pemaknaan penanda, petanda, dan tanda denotasi dan

konotasi. Barthes menggunakan istilah ekspresi untuk penanda dan content (isi) sebagai

petanda.

22
Pada tahun 1956, Roland Barthes membaca karya milik Saussure Cours de

linguistique générale. Ia melihat adanya kemungkinan penerapan semiotik ke bidang-

bidang lain. Barthes memiliki pandangan berbeda dengan Saussure mengenai

kedudukan linguistik sebagai bagian dari semiotik. Baginya, semiotik merupakan

sebaliknya ia juga bagian dari linguistic karena tanda-tanda dalam bidang tersebut

dapat dipandang sebagai bahasa, yang mengungkapkan gagasan, merupakan unsur

yang terbentuk dari penanda-petanda, dan terdapat di dalam sebuah struktur.16

1. Tanda

Tanda merupakan interaksi makna yang disampaikan kepada orang lain

melalui tanda. Dalam berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan tetapi dengan

tanda-tanda ini kita juga bisa berkomunikasi. Bendera, lirik lagu, kata, keheningan,

gerakan gugup, tersipu, rambut abu-abu, lirik mata semuanya dianggap sebagai

tanda. Agar tanda dipahami dengan benar, diperlukan konsep yang sama agar tidak

terjadi kesalahpahaman.

Teori semiotik Barthes secara harfiah diturunkan dari teori bahasa de

Saussure. Roland mengungkapkan bahwa bahasa merupakan sistem tanda yang

mencerminkan asumsi masyarakat tertentu pada waktu tertentu. Barthes

menggunakan teori Signifier-Signified yang dikembangkan menjadi teori tentang

metabahasa dan konotasi. Istilah Signifikan menjadi ekspresi (E) dan signifikan

menjadi konten (C). Namun demikian, Barthes menyatakan bahwa antara E dan C

harus ada relasi tertentu (R) untuk membentuk suatu tanda (sign, sn). Konsep relasi

ini melahirkan teori tentang lebih dari satu tanda yang isinya sama. Perkembangan

16
Ninuk Lustyantie, Pendekatan Semiotik Model Roland Barthes DalamKaryaSastra Perancis, (Jakarta:
2019), 3.

23
ini disebut sebagai gejala metalinguistik dan membentuk apa yang disebut sinonim

(synonym).

Tanda konotatif adalah tanda yang penandanya memiliki keterbukaan makna

atau makna yang tersirat, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka terhadap

kemungkinan tafsir baru. Dalam semiologi Barthes, denotasi adalah sistem

signifikansi tingkat kedua. Denotasi dapat dikatakan sebagai makna objektif yang

tetap, sedangkan konotasi adalah makna subjektif dan bervariasi

Signifier (penanda) dan Signified (petanda) signifikasi dua tahap ini merupakan

signifikansi pertama di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes

menyebutnya denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah

yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikansi tahap kedua.Hal ini

menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan emosi

dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang

subjektif atau paling tidak intersubjektif. Denotasi yaitu apa yang digambarkan tanda

terhadap sebuah objek sedangkan konotasi merupakan bagaimana

menggambarkannya.17 Tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan,

namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaannya. Tambahan ini merupakan sumbangan Barthes yang amat berharga

atas penyempurnaannya terhadap semiology Saussure, yang hanya berhenti pada

penandaan pada lapis pertama atau pada tataran denotative semata. Dengan membuka

wilayah pemaknaan konotatif ini, ‘pembaca’ teks dapat memahami penggunaan gaya

17
Alex sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis
Framing, (Bandung: PT Remaja ROSDAKARYA, 2018), 128

24
bahasa kiasan dan metafora yang itu tidak mungkin dapat dilakukan pada level

denotatif (Manneke Budiman, dalam Christomy dan Yuwono, 2004: 255).18

2. Simbol

Secara etimologi kata simbol berasal dari bahasa Yunani Symbolon yang berarti

tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata simbol memiliki arti yang sama dengan lamban,

yaitu sesuatu seperti tanda (lukisan dan lencana) yang menyatakan sesuatu hal atau

mengandung maksud tertentu. Dalam bahasa Inggris symbol berarti menggambarkan

suatu yang abstrak, tanda-tanda suatu objek, lambang dan lain-lain.

Adapun pengertian simbol secara terminologi dapat dipahami sebagaimana

penjelasan Peirce. Peirce menjelaskan bahwa simbol adalah tanda yang memiliki

makna berdasarkan konvensi sosial. Misalnya bendera merah di laut merupakan

simbol yang memiliki makna “larangan melewati, bahaya”. Segala tanda baik yang

verbal maupun nonverbal disebut simbol selama maknanya diperoleh berdasarkan

konvensi sosial

Simbol merupakan aspek pengkajian fiksi yang paling khas bersifat struktural,

atau tepatnya menurut konsep barthes, pasca struktural. Hal ini didasarkan pada

gagasan bahwa makna berasal dari oposisi biner atau pembedaan baik dalam taraf

bunyi menjadi fonem dalam proses produksi bicara, maupun pada taraf posisi

psikoseksual yang melalui proses. Misalnya, seorang anak belajar bahwa ibunya dan

ayahnya berbeda satu sama lain dan bahwa perbedaan ini juga membuat anak itu

sama dengan satu diantara keduanya dan berbeda dari yang lain ataupun pada taraf

18
Sam Hermansyah, Pendekatan Warna dengan menggunakan Semiotika Roland Barthes dan Pierce,
Disertasi (Universitas Hasanuddin: 2018), 7-8.

25
pemisahan dunia secara cultural dan primitive menjadi kekuatan dan nilai-nilai yang

berlawanan yang secara mitologis dapat dikodekan. Pada teks verbal, perlawanan

yang bersifat simbolik seperti ini dapat dikodekan melalui istilah-istilah retoris seperti

antithesis, yang merupakan hal yang istimewa dalam kode simbol Barthes.19

Adapun symbol atau simbol dalam kamus Webster (1997) dijelaskan sebagai

berikut :

- Sesuatu yang menunjukkan, mewakili atau memberi kesan mengenai sesuatu yang

lain; sebuah objek digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak; lambang, contoh

merpati adalah lambang dari perdamaian.

- Tanda yang tertulis, tercetak, huruf, singkatan dan lain-lain, mewakili sebuah obyek,

kualitas, proses, kuantitas dan lain-lain, baik di dalam musik, matematika atau

kimia.20

3. Mitos

Pengertian Mitos dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah cerita suatu

bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dulu yang mengandung penafsiran tentang

asal usul alam semesta, manusia dan bangsa itu sendiri yang mengandung arti

mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.21

Sedangkan dalam kamus ilmiah populer, mitos adalah yang berhubungan dengan

kepercayaan primitif tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha manusia

19
Mirnawati, dkk, Simbol Mitologi dalam karya Sastra Teks Al-Barzanji (Analisis Semiotik Roland Barthes
Pada Pasal 4), 474.
20
Afifah Harisah danZulfitriamasiming, PersepsimanusiaTerhadapTanda, Simboldan Spasial, Jurnal
SMARTek, Vol. 6, No. 1, Februari 2008, 30
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 660

26
yang tidak ilmiah dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang nyata untuk

menjelaskan dunia atau alam di sekitarnya.22

Mitos berasal dari bahasa Yunani ethos, yang secara harfiah diartikan sebagai

cerita atau suatu yang dikatakan seseorang. Dalam arti yang lebih luas, mitos berarti

pernyataan, sebuah cerita atau alur suatu drama.23 Dari beberapa pengertian mengenai

mitos di atas bisa ditarik benang merah bahwa mitos adalah suatu alur cerita yang

dituturkan sebagai suatu tanda mengenai alam gaib.

Mitos pada dasarnya bersifat religius, karena memberi rasio pada kepercayaan

dan praktek keagamaan. Masalah yang dibicarakannya adalah masalah-masalah

pokok kehidupan manusia, dari mana asal kita dan segala sesuatu yang ada didunia

ini, mengapa kita disini, dan kemana tujuan kita. Setiap masalah-masalah yang sangat

luas itu dapat disebut mitos. Sedangkan fungsi mitos adalah untuk menerangkan.

memberi gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang teratur, yang

merupakan latar belakang perilaku yang teratur.

Mitos memiliki fungsi tertentu. Diantaranya ialah:

a) proses penyadaran akan kekuatan gaib. Mitos bukan informasi mengenai

kekuatan gaib, tetapi cara mengantisipasinya, mempelajari, dan berelasi

dengannya.

b) Memberi garansi bagi kekinian. Mitos mempresentasikan berbagai

peristiwa yang perna ada, dan mengandung saran serta antisipasi bagi

kekinian.

22
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:Arkola, 2001), 475
23
Robin, Agama dan Mitos: Dari Imajinasi Kreatif Menuju Realitas yang Dinamis, dalam (El-Harakah Jurnal
Budaya Islam, vol.9, no.3, September-Desember 2007). 193

27
c) Mitos merentangkan cakrawala epistemologis dan ontologis tentang

realita. Mitos memberikan penggambaran tentang dunia, tentang asal

mulanya, tetapi bukan seperti ilmu sejarah modern. Ruang dan waktu

mitologis hanyalah konteks untuk berbicara tentang awal dan akhir, atau

asal muasal dan tujuan kehidupan, dan bukan ruang dan waktu faktual.24

Dalam bidang bahasa Myth (mitos) merupakan bagian dari ilmu tanda. Barthes

menerangkan mitos dalam karyanya Mythology bahwa mitos adalah makna sekaligus

bentuk dimana mitos menampilkan nilai tersendiri. Bagi Barthes mitos merupakan

dimensi yang terjadi secara alami dalam kehidupan atau kejadian. Dimana penanda

mitos merupakan makna sekaligus bentuk untuk menerangkan sebuah pesan. Mitos

yang dibawa oleh Barthes ingin menyampaikan pesan yang dapat disampaikan

melalui teks, tulisan, gambar, simbol, dan sebagainya. Simbol menggambarkan

makna yang ingin disampaikan juga gambaran dari sang penulis.

Mitos Barthes muncul disebabkan adanya persepsi dari dirinya sendiri bahwa

tanda-tanda tersebut terdapat makna yang misterius yang akhirnya dapat melahirkan

sebuah mitos. Pada intinya mitos-mitos yang dimaksud oleh Barthes muncul dari

tanda-tanda dalam komunikasi keseharian kita, baik dalam tulisan maupun secara

lisan.25

24
Fransiskus Simon, Kebudayaan dan Waktu Senggang, (Yogyakarta: Jalasutra, 2006). 45
25
Mirnawati, dkk, Simbol Mitologi dalam Karya Sastra Teks al-Barzanji, Jurnal Diskursus Islam, Vol. 4, No. 3,
Makassar: 2016, 470.

28
BAB III

WAFAQ, MAKNA, TANDA, DAN SIMBOL

A. Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Demografi

Kota Banjarmasin berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan,

berbatasan wilayah dengan sebagai berikut:

● Sebelah utara dan barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Barito Kuala

● Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten banjar

Kota Banjarmasin memiliki lima kecamatan yaitu Banjarmasin Selatan,

Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah, dan Banjarmasin Utara,

serta memiliki lima puluh dua kelurahan.

Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3º16’46” hingga 3º2’54” lintang

selatan dan 114º31’40” hingga 114º39’55” bujur timur. Berada pada ketinggian rata-rata

0,16 dibawah permukaan laut daerah yang relatif datar. Pada saat air pasang nyaris semua

wilayah digenangi air.Terkadang dikala musim kemarau, air laut ikut masuk ke sungai-

sungai dan memicu air tawar di sungai menjadi ikut asin.

Adapun wilayah kota Banjarmasin 98,46 km persegi atau 0,26 persen dari seluruh

luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, yang terdiri atas 5 kecamatan dan 52 kelurahan.

Kecamatan Banjarmasin Selatan merupakan kecamatan yang terluas dengan persentase

sebesar 38,87% (38,27 km²). Kota Banjarmasin disebut sebagai “kota seribu sungai”

29
karena banyaknya sungai yang melintas di wilayah kota Banjarmasin. Sungai terpanjang

yang melintasi kota Banjarmasin adalah sungai Martapura dengan panjang 25.066 meter.26

2. Kondisi keberagaman masyarakat

Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan tak hanya dikenal sebagai kota seribu

sungai, tetapi juga dikenal sebagai kota masjid ataupun langgar. Kota ini punya 202

masjid dan ribuan mushalla (langgar).Di Antara masjid yang terkenal di Banjarmasin

adalah Masjid Sultan Suriansyah yang merupakan masjid bersejarah, Masjid Raya Sabilal

Muhtadin dan Masjid Jami Banjarmasin.

Kota Banjarmasin merupakan masyarakat perkotaan yang terdiri dari berbagai etnis

dan agama, penduduknya sangat majemuk dan heterogen. Masyarakat kota terdiri dari

berbagai kumpulan orang yang memiliki background yang berbeda sehingga terbentuk

komunitas yang kompleks. Untuk bidang keagamaan, penduduk perkotaan sangat

menghargai kebebasan dalam memeluk ajaran agama.Dalam hal ini, pemerintah Indonesia

memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memeluk agama berdasarkan keyakinan

masing-masing. Seperti yang tercantum dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi:

“Setiap warga Negara diberi kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai

dengan keinginan masing-masing”. Hal inilah yang menjadi dasar berkembangnya

kehidupan keagamaan yang heterogen dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Adapun

ajaran agama yang ada di Banjarmasin sangat beragam, yaitu: agama Islam, Kristen

Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Konghucu hingga aliran kepercayaan.

Aliran kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat perkotaan telah

berlangsung dalam hidup secara berdampingan dengan agama lain dalam kehidupan

26
BPS Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin dalam Angka 2016, (Banjarmasin: CV. Karya Bintang Musim,
2016), 5.

30
masyarakat. Adapun agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat perkotaan di

Banjarmasin adalah agama Islam.Tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam berupa masjid

dan musholla.Tempat ibadah ini berdiri dengan jumlah yang paling banyak dibandingkan

dengan tempat-tempat ibadah agama lainnya.Tempat-tempat ibadah ini tersebar di seluruh

tempat yang berada di lingkungan perkotaan. Tempat ibadah ini digunakan oleh

masyarakat untuk segala kegiatan keagamaan, seperti: tempat belajar-mengajar,

melakukan shalat berjama’ah, atau dapat pula difungsikan untuk merayakan hari-hari besar

Islam lainnya, seperti: peringatan isra mi’raj, nuzulul qur’an, maulid rasul.

Di Kota Banjarmasin, dalam pelaksanaan ajaran agama Islam terdapat berbagai

organisasi keagamaan yang berkembang, antara lain: Muhammadiyah, Persis, Al-

Washliyah dan Nahdlatul Ulama. Berbagai organisasi keagamaan ini tumbuh dan

berkembang dalam kehidupan masyarakat di perkotaan dengan segala variasinya.Mereka

saling menghargai walaupun dalam beberapa hal terjadi perbedaan.

3. Penggunaan Wafaq bagi Masyarakat Banjarmasin

Kebanyakan masyarakat khususnya kaum milenial Banjarmasin sebagian masih

menggunakan benda atau yang dikenal dengan sebutan wafaq yang dianggap bisa

mendatangkan kebaikan maupun sebaliknya bisa menjauhkan marabahaya bagi mereka

yang menggunakannya. Para pengguna wafak memiliki alasan yang beragam mengapa

mereka masih percaya terhadap kekuatan benda tersebut.

B. Wafaq

1. Pengertian Wafaq

Wafaq (jamak: Aufâq) secara harfiah berarti muwâfiq, setuju, rukun, harmoni,

selaras, atau bahasa lainnya. Yang dimaksud dengan tulisan yang terdiri dari angka

31
dan atau huruf yang disusun secara sistematis mengikuti kaidah yang telah ditentukan

sehingga membentuk pola energi yang diinginkan yang dapat digunakan sebagai

sarana penyembuhan, perlindungan, pengamanan, rezeki dan sebagainya sesuai

dengan niat pembuat wafaq.

Dikutip dari terjemahan kitab durrotul ‘adad karangan seorang ulama iaitu KH.

Ishak Al-Hafidz As-Selojary di dalamnya membahas tentang ilmu wafaq beserta

cara penulisannya. Wafaq merupakan semacam jimat yang cara penulisannya di

kembalikan kepada kesesuaian hitungan dan kebutuhan yang kemudian ditulis dalam

bentuk tertentu. 27

Rajah dan wafaq adalah benda mati yang dibuat seseorang yang mempunyai ilmu

hikmah tingkat tinggi. biasanya berupa tulisan Arab, angka-angka, gambar, huruf-huruf

tertentu atau simbol-simbol yang diketahui hanya oleh yang membuatnya. Rajah umumnya

merupakan sekumpulan huruf-huruf atau kalimat yang terpenggal membentuk suatu

gambar tertentu. Dan wafaq umumnya merupakan sekumpulan angka arab yang berbentuk

pola nxn. Dan jika dijumlahkan tiap kolomnya memiliki jumlah yang sama. Sebagaimana

gambar berikut

27
Ishak Al-Hafidz As-Selojary, Wifiq dan Penulisannya Serta Cara Pengambilan Nama Khodam, (Kediri: t.p.,
t.th), 2.

32
Gambar diatas merupakan contoh wafaq yang menggunakan simbol angka angka

Arab. Kalau kita perhatikan angka-angka tersebut bila dijumlahkan dari semua sisi akan

memiliki jumlah yang sama, yakni 15. Bahkan kalau kita tarik garis dari sudut ke sudut

yang lainnya maka akan menghasilkan jumlah yang sama yakni 15.

2. Jenis Wafaq

a. Jenis pin

Gambar diatas adalah wafaq bentuk pin dengan simbol angka dimana setiap sisinya

apabila dijumlahkan akan menghasilkan angka yang sama yakni 15.

33
b. Jenis gelang

Gambar diatas menunjukan wafaq berbentuk gelang yang digunakan untuk balita.

Sedangkan simbol yang digunakan juga berbentuk angka-angka yang disusun

segiempat dan apabila dijumlahkan dari berbagai sisi akan menghasilkan angka yang

sama.

c. wafaq bentuk emas lantakan

Gambar ini menunjukan bentuk wafaq dengan batangan yang bertuliskan huruf-huruf

Arab. Agak sedikit tidak jelas karena terlalu kecil tulisannya.

2. Kaidah Huruf Abjadiyah

1. Pengertian Kaidah Huruf Abjadiyah

34
Perlu diketahui bahwa hitungan abajadun yang dipakai dalam penulisan wifiq itu

ada dua macam

a) Al-abjadiyah Al-‘arobiyah

400 ‫ت‬ 60 ‫س‬ 8 ‫ح‬ 1 ‫ا‬

500 ‫ث‬ 70 ‫ع‬ 9 ‫ط‬ 2 ‫ب‬

600 ‫خ‬ 80 ‫ف‬ 10 ‫ي‬ 3 ‫ج‬

700 ‫ذ‬ 90 ‫ص‬ 20 ‫ك‬ 4 ‫د‬

800 ‫ض‬ 100 ‫ق‬ 30 ‫ل‬ 5 ‫ھ‬

900 ‫ظ‬ 200 ‫ر‬ 40 ‫م‬ 6 ‫و‬

1000 ‫غ‬ 300 ‫ش‬ 50 ‫ن‬ 7 ‫ز‬

a)

Al-abjadiyah Al-Wafqiyah

22 ‫ت‬ 15 ‫س‬ 8 ‫ح‬ 1 ‫ا‬

23 ‫ث‬ 16 ‫ع‬ 9 ‫ط‬ 2 ‫ب‬

24 ‫خ‬ 17 ‫ف‬ 10 ‫ي‬ 3 ‫ج‬

25 ‫ذ‬ 18 ‫ص‬ 11 ‫ك‬ 4 ‫د‬

26 ‫ض‬ 19 ‫ق‬ 12 ‫ل‬ 5 ‫ھ‬

27 ‫ظ‬ 20 ‫ر‬ 13 ‫م‬ 6 ‫و‬

28 ‫غ‬ 21 ‫ش‬ 14 ‫ن‬ 7 ‫ز‬

3. Makna Simbol Huruf dan Angka

35
Menurut Syibli, sebagaimana dikutip Schimmel, tidak ada sebuah huruf pun yang

tidak memuji Allah dalam suatu bahasa. “Ketika Allah menciptakan huruf-huruf itu, Ia

menyembunyi kan maknanya, dan ketika menciptakan Adam, baru Ia mengungkapkan

maknanya. Namun, Ia tidak mengungkapkan hal itu kepada makhluk mana pun, termasuk

malaikat,” ujar Syibli. Hal ini bisa dihubungkan dengan rangkaian firman Allah dalam

QS Al-Baqarah: 31- 33,di mana Adam mendemonstrasikan makna “al-kalimah” yang

membuat para malaikat takjub kepada Adam.28

Sebuah hasil studi mendalam tentang makna metafisik di balik huruf dan angka

ditulis oleh Franz Carl Endres dalam "Das Mysterium Der Zahl", lalu dikembangkan

lebih dari dan lebih luas oleh Annemarie Schimmel di dalam "The Mystery of Numbers",

yang merangkum misteri di balik huruf alfabet dan nomor pada sejumlah agama dan

kepercayaan, seperti mistisisme Semit, pemikiran Pythagoras, Taoisme, Kabbalah

(Mistisisme Yahudi), Kristen, Hindu, Budha, dan Islam. Di dalam lintasan sejarah

keilmuan sufi juga ditemukan studi mendalam di balik huruf alfabet dan angka-angka

Arab. Salah seorang di antaranya ialah Haydar Amuli yang pernah menyatakan

sebagaimana dikutip oleh Toshihiko Izutsu, "Huruf-huruf yang ditulis dengan tinta tidak

hanya sekedar berwujud sebagai huruf, melainkan huruf-huruf tersebut tidak lain

merupakan pelbagai bentuk yang dimaknai dengan kebiasaan tertentu.”“Yang mewujud

benar-benar ialah tinta (yang menuliskannya) itu. Keterwujudan huruf-huruf itu tidak lain

adalah keberadaan tinta itu, yang juga merupakan kenyataan tersendiri dan unik yang

mengungkapkan diri dalam berbagai bentuk yang berubah-ubah. Pertama kali kita harus

melatih mata untuk melihat kenyataan kesamaan tinta pada semua huruf, kemudian

melihat-huruf-huruf itu dalam begitu banyak untuk yang berubah-ubah dari tinta.”Sebagai
28
https://www.fiqhislam.com Simbolisme Huruf dan Angka, sabtu 31 oktober 2020

36
contoh huruf pertama dalam huruf hijaiyah, abjad Arab, adalah huruf alif.Huruf ini oleh

kalangan mistikus sebagai huruf istimewa yang sarat dengan makna. Huruf alif ini

menunjuk kepada Allah, Sosok yang menghubungkan (allafa) segala sesuatu, namun Ia

tetap terpisah dengan segala sesuatu itu.29

Sebagaimana yang diterangkan dan diterima dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as

berkata :

Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu Amirul

Mukminin Ali bin Abi Thalib asbersama Nabi.Yahudi itu berkata kepada Nabi

Muhammad SAW :“apa faedah dari huruf hijaiyah?”Rasulullah SAW lalu berkata kepada

Ali bin Abi Thalib as, “Jawab lah”.Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali,“ya Allah,

sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”.Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-

pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”.Kemudian Ali berkata :30

1. Adapun huruf alif artinya tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh,

2. Huruf ba artinya tetap ada setelah musnah seluruh makhluk-Nya.

3. Huruf ta, artinya yang maha menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-

Nya,

4. Huruf tsa artinya adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang

mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan

dunia”

5. Huruf jim maksudnya adalah keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh

nama-nama-Nya.

6. Huruf ha adalah Al Haq, Maha hidup dan penyayang.

29
https://www.fiqhislam.com Simbolisme Huruf dan Angka, sabtu 31 oktober 2020
30
10/31/2020 Arti Penting Dari Setiap Huruf Hijaiyah Beserta Rahasia
Maksudnyawww.almunawwar.or.id/arti-penting-dari-setiap-huruf-hijaiyah-beserta-rahasia-maksudnya/

37
7. Huruf Kha maksudnya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-

hamba-Nya.

8. Huruf Dal artinya pemberi balasan pada hari kiamat,

9. Huruf dzal artinya pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

10. Huruf Ra artinya lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.

11. Huruf Zay artinya hiasan penghambaan.

12. Huruf Sin artinya Maha mendengar dan melihat. Syin artinya yang disyukuri oleh

hamba-Nya.

13. Huruf Shad maksudnya adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.

14. Huruf Dhad artinya adalah yang memberikan mudharat dan manfaat.

15. Huruf Tha artinya Yang suci dan mensucikan,

16. Huruf dza artinya Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda.

17. Huruf Ain artinya Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.

18. Huruf Ghain artinya tempat mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya.

19. Huruf Fa artinya yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.

20. Huruf artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya

21. Huruf artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara

dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.

22. Huruf lam maksudnya adalah maha lembut terhadap hamba-nya.

23. Huruf Mim artinya pemilik semua kerajaan.

24. Huruf Nun maksudnya adalah cahaya bagi langit yang bersumber pada cahaya

arasynya.

38
25. Huruf waw artinya adalah, satu, esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak

beranak serta diperanakan.

26. Huruf Ha artinya Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya.

27. Huruf Lam alif artinya tidak ada tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada

sekutu bagi-Nya.

28. Huruf ya artinya tangan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluknya”.Rasulullah

lalu berkata“Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua

makhluknya”.Dan setelah mendengar penjelasan itu maka Yahudi itu masuk Islam.

Nilai Numerik merupakan simbol atau karakter yang digunakan untuk

mewakili sebuah bilangan. Dalam sistem Romawi kita telah mengenal angka 1 yang

disimbolkan dengan huruf I. Dan juga simbol-simbol Romawi untuk angka-angka

lainnya, seperti huruf V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, D = 500, dan M = 1.000.Melalui

perhitungan dengan nilai numerik, dapat menjadi alat bagi kita untuk menemukan

kemukjizatan di dalam ayat-ayat Al Qur’an 31

● Alif: Menghilang kan kebodohan, menguatkan daya tangkap fikiran, mendamaikan

orang, mahabbah, membuka peti, menjaga harta, halimunan.

● Ba: Kemudahan rezeki, menyembuhkan penyakit, mahabbah.

● Taa: Menghilangkan dan mendatangkan khayalan yang menyengsarakan dan

mimpi buruk.

● Tsa: Menghilangkan sakit panas, mahabbah, menyatukan/memisahkan orang.

● Jim: Menaikkan derajat dan kewibawaan, mengangkat beban berat.

● Ha: Menekan musuh dan agar kuat berjalan.


31
https://kanzunqalam.com/2010/04/27/bilangan-numerik-al-quran/10/31/2020(mukjizat) bilangan
numerik al qur’an | kanzunqalam's blog

39
● Khoo: Memisahkan orang yang bersatu dalam kejahatan.

● Dal: Sakit panas, memudahkan orang melahirkan, membuka peti harta.

● Dzal: Mahabbah, meredakan kemarahan.

● Roo: Mahabbah, memudahkan rezeki dan menolak kefakiran.32

C. Wafaq Milenial Kota Banjarmasin

Kebanyakan masyarakat khususnya kaum milenial Banjarmasin sebagian masih

menggunakan benda atau yang dikenal dengan sebutan wafaq yang dianggap bisa

mendatangkan kebaikan maupun sebaliknya bisa menjauhkan marabahaya bagi mereka

yang menggunakannya. Para pengguna wafaq memiliki alasan yang beragam mengapa

mereka masih percaya terhadap kekuatan benda tersebut.

Wafaq atau dikenal juga sebutan Raja masih digunakan atau dimiliki di kalangan

generasi milenial di kota Banjarmasin. Walaupun sebagaian kalangan ada yang

menyatakan bahwa wafaq adalah mitos atau sesuatu yang tidak bisa dibuktikan secara

ilmiah kebenarannya. Terlepas dari pro dan kontra mengenai keberadaan wafaq ataupun

mengenai hukum agama boleh dan tidaknya menggunakan dan mempercayai wafaq

sebagai benda yang akan mendatang kan hal baik bagi pemiliknya, pada kenyataannya di

tengah maju dan berkembangnya teknologi canggih saat ini masih ada beberapa anak

muda dalam hal ini adalah mahasiswa yang mempercayai dan menggunakan wafaq.

Dari beberapa narasumber yang ditetapkan dalam penelitian ini alasan mereka

menggunakan wafaq adalah, sebagai salah satu ikhtiar untuk melindungi diri dari

marabahaya yang datangnya tidak bisa diprediksi. Dari beberapa narasumber yang lain

bahwa wafaq yang dimiliki berfungsi sebagai pemikat rejeki. Selain meminta rezeki dan

32
Rahasia Ilmu huruf (abjad), Rin On Blog

40
pelindungan dari Tuhan (Allah) maka menurut mereka tidak ada salahnya menambah

ihtiyar dengan menggunakan wafaq.

Sebagian besar responden memiliki pandangan bahwa wafaq tidak bertentangan

dengan ajaran Islam, karena wafaq mengandung doa-doa yang ditujukan kepada Allah

dan doa-doa tersebut sebagaimana doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Selain

itu wafaq yang digunakan sebagian juga berisi tulisan-tulisan yang dikutip dari ayat-ayat

Alquran. Ini adalah alasan bagi mereka yang menggunakan wafaq karena diyakini tidak

bertentangan dengan ajaran Islam terutama mengaji ajaran akidah.

Berbagai ragam bentuk wafaq yang digunakan di kalangan milenial kota

banjarmasin. Dari data yang diperoleh di lapangan bahwa wafaq ada yang berbentuk

perhiasan seperti cincin yang terbuat dari tembaga, bentuk lainnya adalah kertas segi

empat atau persegi panjang bahkan ada yang berbentuk lingkaran. Penggunaan kertas ini

juga beragam ada yang dilaminating sehingga bisa disimpan di laci atau dompet dan

dibawa kemana-mana oleh pemiliknya. Sebagian yang berbentuk kertas bisa dilipat dan

dimasukan ke liontin, atau dimasukan ke dompet dan lain sebagainya. Bentuk yang

lainnya adalah liontin yang terbuat dari tembaga. Ada juga yang berbentuk ikat pinggang

dimana ikat pinggang ini terbuat dari kulit sementara kepala ikat pinggangnya terbuat

dari tembaga yang bertuliskan wafaq.

Lalu dari mana mereka mendapatkan wafaq? Menurut pengakuan beberapa

responden mereka mendapatkan wafaq dari guru atau orang yang dianggap berilmu

agama yang bisa membuat rajah atau wafaq. Ada juga pengguna wafaq ini

mendapatkannya dari orang lain secara cuma-cuma. Namun Sebagian responden

mendapatkannya wafaq ini dari jual beli. Di sini bisa kita lihat wafaq milenial juga

41
diperjual belikan. Bahkan menurut pengakuan salah satu responden bahwa ia

mendapatkan wafaq dari perniagaan secara daring atau penjualan online.

Perkembangan wafaq juga ternyata mengalami pergeseran sesuai dengan perkembangan

teknologi. Wafaq dulu hanya diberikan oleh seseorang yang dianggap pintar. Namun

sekarang wafaq bisa diperjualbelikan bahkan jual beli secara daring sebagaimana yang

sedang marak saat ini pasar online yang tumbuh subur di zaman digital ini. Dari hasil

wawancara dengan responden sebagian dari mereka mengakui kalau cara mendapatkan

wafaq dengan cara membeli secara daring. Namun sebagian yang lainnya merupakan

pemberian dari guru atau pemberian orang tua mereka.

1. Tujuan Penggunaan Wafaq

Dari Hasil wawancara dengan responden menunjukankeberagaman tujuan dan

maksud dari penggunaan wafaq tersebut. Sebagian penggunaan wafaq wafaq milenial

bertujuan untuk melindungi diri dari mara bahaya. Penggunaan wafaq ini biasanya

ditempel di pintu rumah untuk mencegah bahaya bagi seisi rumah, seperti masuknya

tamu tak diundang, kebakaran, dan mara bahaya yang lainnya. Biasanya wafaq yang

digunakan untuk melindungi seisi rumah ini wafaq yang berbentuk kertas sehingga

mudah untuk ditempel di dinding rumah maupun ditempel di pintu masuk rumah.

Namun ada juga tujuan menggunakan wafaq adalah untuk melindungi diri dari

marabahaya yang akan mengancam jiwa. Penggunaan wafaq ini dipakai langsung

oleh penggunanya. Biasanya wafaq yang digunakan untuk tujuan ni berbentuk cincin,

liontin, ikat pinggang, maupun yang berbentuk kertas yang diletakan di dompet.

42
Bahkan ada yang menggunakan wafaq dalam bentuk kertas yang bisa dilipat kecil dan

dimasukan ke liontin yang berbentuk khusus.

Para pengguna wafaq milenial percaya bahwa wafaq yang ia gunakan akan

memberikan dampak positif yang akan berdampak pada kesehatan, keselamatan diri.

Untuk itu mereka akan membawa wafaq ke manapun pergi. Penggunaan wafaq

dengan tujuan ini akan memilih wafaq yang nyaman untuk dibawa berpergian, hal ini

sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

2. Isi wafaq

Di atas kita telah membahas mengenai bentuk-bentuk dan tujuan penggunaan wafaq

di kalangan milea. Pada sub judul ini kita akan membahas mengenai isi dari wafaq

yang digunakan oleh para milenial. Isi atau tulisan yang tersemat diwafaq beragam.

Dari foto wafaq yang diberikan kepada peneliti bisa dikategorikan 4 bentuk. Yang

pertama wafaq yang berbentuk tulisan Arab. Wafaq dalam bentuk ini diambil dari

ayat-ayat Alquran, juga diambil dari doa-doa yang tujuannya adalah kepada Allah.

Sebagaimana wafaq yang ditempel di di pintu bertulis kan salawat Nabi Muhammad

SAW. Selain itu ada juga dalam bentuk ayat-ayat Alquran.

Bentuk yang kedua adalah dalam bentuk simbol atau angka-angka dalam bahasa arab.

Dari hasil wawancara dengan responden kebanyakan mereka tidak mengetahui secara

pasti apa maksud dari tulisan yang mereka pergunakan. Mereka hanya mengetahui

kegunaan dari wafaq yang dia miliki.

3. Bentuk-bentuk Wafaq Milenial

Dari hasil wawancara kepada responden yang menggunakan wafaq penulis

menemukan berbagai macam bentuk yang digunakan oleh kaum muda di

43
Banjarmasin. Alasan mereka memilih bentuk wafaq yang beragam karena disesuaikan

dengan kebutuhan dan kemudahan dalam membawa atau menyimpannya. Salah satu

bentuk wafaq yang mudah untuk membawanya adalah wafaq dengan bentuk cincin.

Wafaq bentuk ini tentu sangat praktis karena pengguna tidak perlu menyimpan di

suatu tempat namun pengguna hanya memakai saja di jari. Wafaq bentuk cincin ini

terbuat dari tembaga dengan hiasan huruf-huruf atau angka arab yang mengandung

makna tertentu. Bentuk wafaq ini sebagaimana gambar berikut:

Gambar : wafaq bentuk cincin dengan hiasan huruf dan angka Arab

Wafaq bentuk cincin di atas bertuliskan angka-angka Arab yang ditulis membentuk

segi empat. Angka-angka tersebut bila dijumlahkan dari berbagai sisi akan memiliki

jumlah yang sama yakni 15. Angka 15 secara abajadun melambangkan huruf “sin”.

Wafaq bentuk cincin yang lainnya adalah:

44
Gambar : wafaq bentuk cincin

Wafaq bentuk ini adalah wafaq bentuk cincin dengan jenis lainnya. Tulisan wafaq

melingkari mengikuti bentuk cincin.

Jenis wafaq lainnya adalah wafaq yang berbentuk liontin, yang terbuat dari tembaga

putih. Wafaq bentuk ini berbentuk segi empat memanjang dengan ujung sisinya ada

lubang untuk mengaitkan ring yang digunakan untuk mengait rantai kalung atau tali

kalung. Wafaq bentuk liontin ini biasa dikaitkan ke tasbih ataupun kalung tergantung

selera pengguna dari wafaq tersebut sebagaimana gambar berikut:

45
Gambar : wafaq bentuk liontin yang dikitkan ke tasbih

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa tulisan dalam wafaq tersebut diambil dari dua

kalimat syahadat yakni Asyhadualla Illa ha Illallah wasshadu anna

Muhammaddarasuulullah. Kalimat yang tertulis diliontin tersebut adalah kalimat

penting dalam ajaran Islam, dimana seorang yang telah membaca kalimat tersebut

pertanda dia menerima keimanan kepada Allah dan utusannya.

Wafaq liontin lainnya yang sangat mirip dengan gambar di atas adalah wafaq bentuk

liontin yang bertuliskan simbol-simbol huruf dan angka dari Bahasa Arab.

Sebagaimana gambar berikut:

46
Gambar : wafaq bentuk liontin dengan simbol huruf dan angka Arab

Selain terbuat dari tembaga sebagian wafaq milenial berbentuk kertas. Dimana tulisan

wafaq diaplikasikan ke dalam kertas segi empat. Mengenai ukuran tergantung

penggunanya. Ada yang berukuran kecil berbentuk kartu sehingga muda disimpan

dalam dompet dan dibawa kemana-mana. Biasanya oleh penggunanya wafaq bentuk

ini dilaminating sehingga lebih awet dan muda dimasukan ke dalam dompet. Hal ini

sebagaimana gambar wafaq berikut ini:

47
Gambar : wafaq bentuk kertas dengan simbol angka dan huruf Arab

Gambar wafaq di atas bertulis kan angka-angka yang yang disusun hingga membentuk

segi empat dan setiap angka diberi batasan garis. Selain angka-angka Arab. Wafaq di

atas juga dihiasi tulisan Arab yang mengelilingi tulisan angka yang berbentuk segi

empat, persis seperti hiasan di setiap sisinya. Tulisan Arab tersebut adalah nama-nama

malaikat, yakni: Jibril, mikail, israfil, dan ‘izrail.

48
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Wafaq Milenial di Kota Banjarmasin

Kota Banjarmasin terkenal dengan penduduknya yang sangat religius. Hal ini

dibuktikan dengan ketaatan mereka pada aturan agama. Penduduk Banjarmasiin sangat

menjunjung tinggi nilai-nilai yang berhubungan dengan ajaran agama yang mereka anut.

Disamping ketaatannya pada agama masyarakat juga masih mempercayai kepercayaan

yang berhubungan dengan hal-hal magis sebagaimana yang kita kenal dengan wafaq.

Bagi masyarakat Banjarmasin wafaq merupakan salah satu ihtiyar yang mereka lakukan

untuk melindungi diri dari mara bahaya, majupun untuk memohon pertolongan agar

didatangkan rezeki dan kebahagiaan dari Allah SWT.

Wafaq atau raja masih dipercayai sebagai benda ampuh yang mampu

mengabulkan keinginan penggunanya. Untuk itu walaupun zaman sudah berubah,

kemajuan teknologi begitu pesat berkembang, mereka tetap mempercayai bahwa wafaq

adalah benda sakti sebagai perantara doa-doa yang mereka panjat kan kepada Allah akan

terkabulkan.

Wafaq ini bukan hanya di kalangan orang tua saja penggunanya. Namun wafaq

juga digunakan di kalangan milenial yakni para mahasiswa. Mereka menggunakan wafaq

sebagai benda istimewa yang diyakini mampu memberikan manfaat dan keberkatan. Hal

ini karena wafaq berisi tulisan berupa doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah.

49
Bentuk wafaq yang digunakan oleh kalangan milenial kota banjarmasin sangat

beragam. Hal ini disesuaikan selera para penggunanya. Selain itu bentuk ini disesuaikan

dengan kenyamanan dalam menyimpan atau memakai wafaq tersebut, seperti; wafaq

dengan bentuk liontin. Hal ini akan lebih praktis dan memudahkan penggunanya karena

wafaq bentuk liontin ini mudah digunakan dan otomatis akan terbawa kemana

penggunanya pergi. Selanjutnya wafaq bentuk cincin, sebagaimana bentuk liontin wafaq

bentuk ini juga praktis dan mudah dalam penggunaannya karena bentuknya yang simpel.

Bentuk lainnya adalah logam batangan. Wafaq bentuk ini mukin perlu tempat khusus

untuk menyimpannya. Sedangkan berbentuk lembaran kertas juga banyak digunakan oleh

para milenial banjarmasin. Hal ini karena yang paling banyak digunakan. Bentuk kertas

segi empat lebih fleksibel karena bisa dimasukan dalam dompet maupun ditempel di

pintu maupun dinding.

Mengenai tujuan dalam penggunaan wafaq, para milenial pengguna wafaq hampir

memiliki tujuan yang sama yakni, memohon pelindungan dari mara bahaya serta

memohon dilimpahkan rezeki, jodoh, kewibawaan, dan lain sebagainya. Dan yang paling

penting adalah semua permohonan itu ditujukan hanya kepada Allah saja sebagai

penolong dan pelindung. Sedangkan fungsi wafaq hanyalah perantara dari semua doa-

doanya.

Cara mendapatkan wafaq para milenial ini beragam, namun sebagian besar

mereka mendapatkan dari pemberian orang lain, baik itu teman, orang tua, maupun orang

pintar, yakni guru atau ustadz. Namun ada juga sebagian responden yang

mendapatkannya dengan cara membeli secara daring.

B. Analisis semiotik Roland Barthes

50
1. Makna Denotasi

Makna denotasi disebut makna denotasional, makna konseptual, atau makna

kognitif karena dilihat dari sudut yang lainnya, pada dasarnya sama dengan makna

referensial sebab magna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai magna yang

sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran,

perasaan atau pengalaman yang lainnya. Jadi makna denotasi in i menyangkut

informasi-informasi faktual objektif. Sehingga makna denotasi ini sering disebut

sebagai makna sebenarnya.

Makna denotasi yang terdapat dalam tulisan atau simbol-simbol wafaq milenial

di Banjarmasin terdiri dari beberapa hal. Pertama, simbol atau tulisan tersebut sebagai

menjauhkan pemiliknya dari mara bahaya yang tidak di inginkan atau sebagai simbol

tolak bala. Kedua, dalam tulisan atau simbol-simbol pada wafaq tersebut mengandung

doa atau pengharapan akan keselamatan, rezeki, kebahagiaan, jodoh dan lain

sebagainya. Ketiga, simbol dalam wafaq juga sebagai peringatan kepada manusia

untuk menyembah kepada Allah semata (mentauhidkan Allah)

Salah satu tulisan wafaq Makna Denotasi signifier (Penanda)

yang ditempel dipintu


darkah ya Ahlal madinah ya berkah wahai penduduk Madinah dan wahai

tarim Ahlaha penduduk tarim dan keluarganya

Angka-angka yang apabila Angka 15 dalam abajadun penulisan wafaq

dijumlah dari berbagai sudut sama dengan huruf “sin” yang berarti Maha

berjumlah 15 Mendengar dan Melihat. Syin berarti yang

disyukuri oleh Hamba-Nya

Ashhadu Allahilaaha Illallah Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain

51
wa Ashhadu anna Allah dan aku Bersaksi Bahwa Nabi

Muhammaddarasuulullah Muhammad adalah Utusan Allah

Jibril, Mikail, Izrail, Malik Malaikat jibril penyampai wahyu kepada

Muhammad, Mikail Pengatur rezeki, Izrail

malaikat mencabut Nyawa, dan Malik

malaikat Penjaga pintu neraka

Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut nama Allah yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang

Empat, sembilan, tiga

Tiga, lima, tujuh

Delapan, satu, enam

Laa Ilaaha Illallah Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad

Muhammadarrasulullah utusan Allah

Qaala Musa maa ji’tum Musa berkata “apa yang kamu lakukan itu,

bihissihru Innallaha itulah sihir, sesungguhnya Allah akan

sayubtiluhu, Innallaaha laa menampakkan kepalsuan sihir itu, Sungguh

yuslihu ‘amalal mufsyidziin Allah tidak akan membiarkan terus

berlangsungnya orang yang berbuat

kerusakan. (Yunus:81)

Walaa yauduhu Hifdzuhuma Dan Allah tidak merasa berat memelihara

wa huwal aliiyul adzim keduanya dan Allah Maha Tinggi Lagi

Maha Besar (Albaqarah: 255)

Rabbanaa innaka “Ya Tuhan kami Engkau lah yang

jaamiunnaasi liyaumilla mengumpulkan manusia pada hari yang

52
roiba fiihi Innallaha tidak ada keraguan padanya.” Sungguh

yukhliful mii’aad Allah tidak menyalahi janji. (Alimran:9)

Yuhibbunahum kahubbillah Dan mereka mencintai seperti mencintai

walladzina aamanu Asyaddu Allah. Ada pun orang-orang yang beriman

hubba lillah sangat besar cintanya kepada Allah.

(Albaqarah: 165)

Salaamun, qaula Mirrabbir (kepada mereka), “salam”, sebagai ucapan

Rahimm selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang

(Yasin; 58)

2. Makna Konotasi

Makna Konotasi adalah merupakan kalimat yang memiliki nilai atau gambling/terus

terang karena didalamnya tidak mengandung arti yang sama dengan tulisan. konotasi

biasanya berupa kiasan-kiasan dimana kiasan tersebut bisa bermakna negatif maupun

positif.

Konotasi sebagai suatu sistem, terdiri dari penanda-penanda, petanda-petanda

dan proses yang menyatukan sistem pertama kepada sistem yang kedua (signifikan

si). Penanda-penanda konotasi yang selanjutnya terbentuk dari tanda-tanda

(penyatuan penanda dan petanda) dalam sistem denotativ. Secara alamiah beberapa

tanda denitativ dapat dikelompokan bersama-sama untuk membentuk suatu konotator

tunggal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konotasi berarti tautan

pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan

53
sebuah kata atau bisa juga diartikan sebagai makna yang ditambahkan pada makna

denotasi. Pengertian konotasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat

disederhanakan dengan definisi konotasi adalah makna tambahan, yakni makna di

luar makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna konotasi adalah makna kata yang

bertautan dengan nilai rasa. Konotasi seringkali digunakan pada karya karya sastra

seperti misalnya puisi, prosa, atau juga cerpen.5 Istilah konotasi seringkali

disandingkan dengan istilah denotasi. Denotasi adalah makna kata yang sebenarnya,

makna kata secara wajar, secara apa adanya, atau disebut juga sebagai makna

leksikal, yaitu makna seperti yang terdapat dalam kamus. Dengan kata lain, makna

denotasi adalah makna yang dekat dengan makna harfiah sebuah benda. Ciri-ciri

konotasi:

1. Tidak memiliki makna sebenarnya

2. Makna konseptual sebagai makna tambahan

3. Makna memiliki nilai rasa

Makna konotatif yang terdapat dalam tulisan wafaq milenial kota Banjarmasin

adalah terdapat asmaul husna, nama-nama malaikat, ayat Alquran, dua kalimat

syahadat, simbol angka-angka yang memiliki hitungan dan makna tertentu, dan doa-

doa yang lainnya. Semua tulisan dan simbol dalam wafaq memiliki makna

permohonan pada Allah agar dijauhkan dari mara bahaya dan permohonan untuk

keselamatan, rezeki, dan lain sebagainya.

Salah satu tulisan wafaq Makna Denotasi Makna Konotasi

yang ditempel dipintu signifier Signified

54
(Penanda) (Petanda)
darkah ya Ahlal madinah ya berkah wahai Doa ini untuk

tarim Ahlaha penduduk Madinah penduduk Madinah

dan wahai penduduk dan penduduk Tarim

tarim dan dan seluruh

keluarganya keluarganya dan juga

untuk yang membaca

doanya. Dalam

ajaran Islam barang

siapa yang

mendoakan orang

lain maka sejatinya

doa itu akan kembali

ke dirinya. Maka

berdoa yang baik

untuk orang lain

Angka-angka yang apabila Angka 15 dalam Mengagungkan

dijumlah dari berbagai sudut abajadun penulisan Allah SWT

berjumlah 15 wafaq sama dengan

huruf “sin” yang

berarti Maha

Mendengar dan

Melihat. Syin berarti

yang disyukuri oleh

Hamba-Nya

Ashhadu Allahilaaha Illallah Aku bersaksi bahwa Kalimat tauhid,

55
wa Ashhadu anna tiada Tuhan Selain sebagai pengikrakan

Muhammaddarasuulullah Allah dan aku diri bahwa satu-

Bersaksi Bahwa Nabi satunya Tuhan yang

Muhammad adalah patut disembah

Utusan Allah hanya Allah SWT.

Penguatan bahwa

tidak ada tuhan-lain

yang patut dijadikan

Tuhan sebagai

sesembahan kecuali

Allah. Dan

pengakuan diri

bahwa Muhammad

adalah utusan Allah

yang membawa

risalah untuk seluruh

umat manusia

Jibril, Mikail, Izrail, Malik Malaikat jibril Harapan untuk

penyampai wahyu dijaga keimanan

kepada Muhammad, kepada Allah

Mikail Pengatur sebagaimana

rezeki, Izrail malaikat malaikat Jibril yang

mencabut Nyawa, menyampai kan

dan Malik malaikat wahyu pada

Penjaga pintu neraka Muhammad. Selalu

dilimpahkan rezeki

56
(Mikail), selalu

mengingat kematian

sehingga selalu

berhati-hati dalam

berbuat (izrail), dan

ingat siksa akhirat

apabila berbuat dosa

sehingga terhindar

dari perbuatan yang

mengakibat kan

ancaman api neraka

(Malik)

Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut Mengharapkan

nama Allah yang selalu keridhaan dari

Maha Pengasih lagi Allah atas segala

Maha Penyayang tindakan yang

dilakukan, agar

terbebas dari

tindakan yang sia-sia

Empat, sembilan, tiga Angka-angka ini

Tiga, lima, tujuh menunjukan simbol-

Delapan, satu, enam simbol

Laa Ilaaha Illallah Tiada Tuhan Selain Kalimat tauhid untuk

Muhammadarrasulullah Allah dan menjaga hati agar

Muhammad utusan selalu ingat hanya

Allah meminta

57
pelindungan kepada

Allah dan selalu

mengingat akan

ajaran-ajaran

Rasulullah

Qaala Musa maa ji’tum Musa berkata “apa Mengharap

bihissihru Innallaha yang kamu lakukan pelindungan kepada

sayubtiluhu, Innallaaha laa itu, itulah sihir, Allah dari bahaya

yuslihu ‘amalal mufsidiin sesungguhnya Allah sihir, dan berharap

akan menampakkan Allah akan

kepalsuan sihir itu, menghancurkan para

Sungguh Allah tidak pelaku sihir dan

akan membiarkan membuka penipuan

terus berlangsungnya pada sihir

orang yang berbuat sebagaimana janji

kerusakan. Allah dalam surah

(Yunus:81) Surah Yunus ayat 81

Walaa yauduhu Hifdzuhuma Dan Allah tidak Menghilangkan sihir

wa huwal aliiyul adzim merasa berat

memelihara keduanya

dan Allah Maha

Tinggi Lagi Maha

Besar (Albaqarah:

255)

Rabbanaa innaka “Ya Tuhan kami Dikumpulkannya

jaamiunnaasi liyaumilla Engkau lah yang rezeki sebagaimana

58
roiba fiihi Innallaha mengumpulkan Allah mampu

yukhliful mii’aad manusia pada hari mengumpul kan

yang tidak ada manusia pada hari

keraguan padanya.” akhir. dan tidak ada

Sungguh Allah tidak kesulitan sedikitpun

menyalahi janji. Allah dalam

(Alimran:9) mengumpul kan

rezeki sebagaimana

Allah mengumpul

kan dan mencerai

beraikannya

Yuhibbunahum kahubbillah Dan mereka Mencintai Allah

walladzina aamanu Asyaddu mencintai seperti sehingga Allah pun

hubba lillah mencintai Allah. Ada cinta terhadap

pun orang-orang yang hambanya.

beriman sangat besar Mencintai hamba-

cintanya kepada Nya dan Allah[un

Allah. (Albaqarah: mencintainya.

165)

Salaamun, qaula Mirrabbir (kepada mereka), Berharap

Rahimm “salam”, sebagai keselamatan dunia

ucapan selamat dari dan akhirat

Tuhan yang Maha sebagaimana ucapan

Penyayang (Yasin; Allah kepada seluruh

58) umat manusia, dan

mengharap limpahan

59
kasih sayang Allah

kepada mereka.

Dari makna Konotasi dan Denotasi yang telah dipaparkan di atas, tulisan

berupa huruf, angka, dan ayat Quran pada wafaq milenial ini terdapat beberapa

kandungan sebagaimana berikut

1. Tauhid.

Di mana setiap tulisan baik berupa angka, maupun penggalan tulisan Arab

semua bermakna doa dan pengharapan yang hanya ditujukan kepada Allah semata.

Hal ini bisa kita lihat di salah satu tulisan wafaq yang berisi tulisan dua kalimat

syahadat, Ashhadu Allahilaaha Illallah wa Ashhadu anna Muhammaddarasuulullah.

Dua kalimat syahadat adalah pengakuan kepercayaan kepada Allah dan rasulnya.

Selain itu kandungan tauhid juga bisa dilihat pada tulisan Laa Illaha Illallah

Muhmmaddaarasuulullah, yang artinya Tiada Tuhan selain Allah. Kalimat-kalimat

ini adalah kalimat yang kita kenal dengan sebutan kalimat tauhid, karena kalimat ini

bermakna mengesakan Allah.

Selanjutnya wafaq yang bertuliskan angka-angka yang setiap sisinya apabila

dijumlahkan maka hasilnya akan sama yakni 15. Menurut teknik abjadun angka ini

melambangkan huruf “sin” yang artinya adalah Maha Mendengar dan Melihat. Maha

Mendengar dan Melihat yang dimaksud adalah Allah. Hal ini berarti simbol angka

yang berjumlah 15 adalah untuk memuji kebesaran Allah.

Ada pun wafaq yang bertulis kan para malaikat sebagaimana Jibril, Mikail,

Izraail, Malik. adalah juga menunjukkan ketauhidan Allah. karena para malaikat

merupakan ciptaan Allah yang ghaib namun disebutkan dalam Alquran sebagai

60
ciptaan Allah yang harus diimani oleh hamba-Nya. Bahkan para malaikat termasuk

dalam salah satu rukun Iman yang wajib diimani bagi mereka yang mengaku beriman

kepada Allah.

2. Doa meminta dilapangkan rezeki yang ditujukan kepada Allah

Selain kandungan tauhid yang terdapat dalam tulisan wafaq milenial juga

terdapat kandungan doa memohon rezeki yang ditujukan kepada Allah SWT. Hal ini

sebagaimana bisa dilihat di wafaq yang bertulis kan: Rabbanaa innaka jaamiunnaasi

liyaumillaaroiba fiihi Innallaaha laayuhliful mii’aad.Dengan memakai wafaq yang

bertulis kan doa ini para pemakainya berharap rezeki mereka akan dimudahkan oleh

Allah.

3. Berlindung dari Sihir

Kandungan lainnya adalah mengenai sihir. Tulisan wafaq yang berupa

penggalan ayat-ayat Alquran adalah doa perlinndungan akan bahaya sihir,

sebagaimana tulisan berikut: Walaa yu’duhu Hifdzuhuma waahuwal’aliiyul adzim,

Qaala Musa maa ji’tum bihissihro Innallaha sayubtiluhu, Innallaaha layuslihu

‘amalalmufsyidziin, Salaamun, qaula Mirrabbir Rahimm. Dalam tulisan yang

terdapat dalam wafaq ini menunjukkan bahwa para penggunanya menggunakan

wafaq bertujuan untuk melindungi diri dari bahaya sihir yang mungkin ditujukan

kepadanya.Hal ini mengindikasikan bahwa memang ada sihir di sekitar kita. Untuk

itu para pengguna wafaq percaya bahwa sihir akan kalah dengan kebesaran Allah,

untuk itulah mereka memohon pelindungan kepada Allah.

61
62
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil analisis mengenai wafaq milenial kota Banjarmasin, maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Wafaq Milenial Kota Banjarmasin memiliki Berbagai bentuk yakni cincin, liontin,

gelang, dan kertas berbentuk segi empat yang dilaminating maupun yang bisa dilipat.

Adapun tujuan dari penggunaan wafaq ini adalah untuk mendatangkan rejeki dan

berbagai kebaikan, serta memohon perlindungan kepada Tuhan dari berbagai marabahaya

yang mengancam. Untuk mendapatkan wafaq ini cukup mudah yakni dari pemberian

teman atau guru (orang yang dianggap pintar), bahkan ada pula yang mendapatkannya

dengan cara membeli baik secara langsung maupun secara daring.

2. Analisis semiotik Roland Barthes, makna denotatif pada wafaq milenial kota

Banjarmasin tulisan ayat Alquran yang bermakna sebagaimana yang diterjemahkan

sebagai Firman Allah yang berisi makna tentang kekuasaan Allah. tulisan dua kalimat

syahadat, tulisan para nama malaikat, tulisan yang berbentuk simbol angka yang apabila

dijumlahkan akan menghasilkan angka yang sama yakni 15 yang melambangkan huruf

sin. Sedangkan makna konotatif dari wafaq milenial kota Banjarmasin adalh berupa doa-

doa mohon perlindungan dari Allah atas segala marabahaya yang mengancam, serta

memohon kepada Allah Keselamatan dan rejeki yang berlimpah.

63
B. Saran

Beberapa Saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian antara lain:

1. Perlu pertimbangan yang jeli dalam penggunaan wafaq, serta perlu tahu betul isi dan

makna pada wafaq agar niat untuk memohon kepada Allah atas terhindarnya dari

mara bahaya dan harapan kebaikan dari Allah tidak menjadi hal yang merusak akidah

2. Penelitian tentang wafaq ini masih banyak kekurangan. Untuk itu Perlu penelitian

yang lebih detail dan mencakup sumber yang lebih luas mengenai analisis

matematika terhadap wafaq milenial yang ada di Kota Banjarmasin

64

Anda mungkin juga menyukai