Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH ILMU BAHASA ARAB

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Tarikh al-Ulum al-Arabiyyah

Disusun Oleh:

Dinda Maharani Seknun 11180120000002

Dicky Kurniawan 11180120000024

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan Muslim di
berbagai belahan dunia. Dewasa ini bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150
juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan dua puluh dua negara yang
menjadi anggota Liga Negara-Negara Arab. Di bawah pengaruh Islam, bahasa ini
menentukan bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu, Hausa dan Sawahili. Bahasa Arab
menyumbang 40-60 persen kosakata untuk bahasa-bahasa ini, dan kuat pengaruhnya
pada tata bahasa, ilmu nahwu, dan kesustraannya. Bahasa Arab merupakan bahasa
religius satu milyar Muslim di seluruh dunia, yang diucapkan dalam ibadah sehari-hari.
Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam, yang setidaknya dalam bidang
status pribadi, mendominasi kehidupan semua Muslim. Akhirnya inilah bahasa kebudayaan
Islam yang diajarkan di beribu-ribu sekolah di luar dunia Arab. Dari Sinegal sampai
Filipina, bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan dan pemikiran di
bidang sejarah, etika,hukum dan fiqh, teologi, dan kajian kitab.
Menjadi Muslim yang menyeluruh (kaffah) seringkali diekspresikan dengan
menjadi orang Arab dengan berbagai artibutnya seperti bergamis, bersorba, berjenggot,
berjubah, berjilbab, bernama Arab, bermusik padang pasir, dsb. Sebagai konvensi,
bahasa merupakan kesepakatan sebuah masyarakat. Ia diwariskan secara turun-menurun
oleh generasi pemakainya. Demikian juga tradisi,pemikiran, keyakinan maupun ajaran
agama yang disimbolkannya. Melalui ajaran Islam, bahasa Arab secara tidak langsung
terus mempengaruhi masyarakat muslim dalam cara pandang, berpikir dan bersikap
secara turun temurun. Transformasi ini dilakukan secara sistematis di madrasah,
pesantren dan perguruan tinggi Islam melalui buku-buku berbahasa Arab yang menjadi
literatur utama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah dan ilmu?
2. Bagaimana mengenai Islam dan ilmu-ilmu bahasa Arab?
3. Apa saja faktor-faktor kemunculan dan perkembangan ilmu bahasa Arab?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah dan Ilmu


1. Pengertian Sejarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata Sejarah adalah asal-usul
(keturunan), silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau; riwayat. Sedangkan menurut etimologi, kata ‘sejarah’ berasal dari Bahasa
Arab yaitu shajarah – Syajaratun yang artinya pohon. Akan tetapi secara garis
besar, di Indonesia sejarah yang berarti asal-usul, silsilah, riwayat, dan apabila
dibuat skema akan menyerupai pohon dengan ranting, cabang, serta daun. Dengan
penjelasan di atas bahwa pengertian sejarah bermakna sebagai pertumbuhan
ataupun perkembangan dari pohon, dimana sejarah adalah sebagai akarnya.
Sejarah sangat berperan aktif dalam kehidupan manusia yang pernah terjadi di
masa lampau, agar generasi setiap manusia tidak kehilangan referensinya untuk
hidup dimasa depan.
Beberapa pengertian sejarah menurut para ahli; dari Aristoteles
mengemukakan bahwa sejarah adalah suatu sistem yang mengelola kedalam
penelitian suatu yang pernah terjadi, yang disusun dengan secara teratur, tersusun
serta berbentuk kronologi. Kemudian ariestoteles juga mengatakan bahwa sejarah
adalah kejadian ataupun peristiwa yang menjadi cacatan, record, atau sebagai
bukti nyata yang akurat. Hal ini akan sangat berpengaruh dengan pengertian
sejarah yang dapat menunjang pengetahuan dari segala aspeknya.
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun: Pengertian sejarah adalah sebagai catatan
masyarakat terdahulu tentang masyarakat umum manusia ataupun peradaban
manusia yang terjadi dari watak ataupun sifat masyarakat tersebut.
Menurut Moh Hatta, beliau mengemukakan sejarah dengan artian suatu
perwujudan tentang masa lampu. Disini dikatakan bahwa sejarah bukan hanya
sekedar melahirkan asal mula dari berbagai peristiwa, akan tetapi sebagai bentuk
nyata dari suatu kejadian.
Sejarah merupakan berbagai ilmu pengetahuan yang disusun atas dasar
penyelidikan dari beberapa peristiwa, yang dapat diteliti kebenarannya serta dapat
dibuktikan sebagai bahan kenyataan yang benar-benar terjadi. Hal ini
menjelaskan bahwa sejarah adalah sebuah pondasi dari ilmu pengetahuan yang
didapatkan dari berbagai penyelidikan beberapa peristiwa lampau yang dapat
dicari kebenarannya.
2. Pengertian Ilmu
Dalam KBBI Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau
kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb.
Pendapat para ahli terkait pengertian ilmu; Menurut Mohammad Hatta, ilmu
merupakan pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam
kelompok masalah yang sama, atau posisi mereka yang terlihat secara eksternal
atau internal.
Menurut Thomas Kuhn, ilmu merupakan serangkaian terhadap kegiatan yang
dapat menghasilkan begitu banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan
maupun pengembangan.
Menurut Karl Pearson, ilmu merupakan komprehensif dan informasi yang
stabil tentang fakta dari pengalaman sederhana.
Menurut Poespoprodjo, imlu merupakan proses peningkatan diri terus
menerus yang terdiri atas tes empiris dan pengembangan teori.
Menurut Ashely Montagu, ilmu merupakan pengetahuan dalam sistem yang
berasal dari penelitian. Pengamatan merupakan eksperimen untuk menentukan
alasan tentang sesuatu yang dapat diselidiki.
Dalam khazanah ilmu-ilmu bahasa Arab, dikenal istilah ma‘rifah dan sinā‘ah.
Ma‘rifah memiliki pengertian yang luas, mencakup keseluruhan pengetahuan yang
tidak harus berlandaskan pada sebuah teori yang pasti, sedangkan sinā‘ah adalah
ilmu, dihasilkan dengan latihan-latihan atau kajian yang memiliki panduan dan
argumentasi ilmiah (Hasan, 2000: 57). Secara sederhana, ma‘rifah merupakan
terjemahan dari pengetahuan (knowledge) dan sinā‘ah merupakan terjemahan dari
ilmu (science).

B. Islam dan ilmu-ilmu bahasa Arab


Seperti bahasa Inggris yang menggunakan grammar untuk tata bahasa, dalam
bahasa Arab sangat banyak tata bahasanya. Ada ilmu nahwu, sharaf, balaghah,
mantiq, dan sebagainya. Masing-masing ilmu itu saling berkaitan dalam penggunaan
bahasa Arab yang baik. Karena itu, seseorang yang bisa berbahasa Arab belum tentu
bisa menerjemahkan sebuah tulisan dalam bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia
dengan baik tanpa memiliki ilmu tersebut.
1. Ilmu Nahwu
Ilmu yang menjelaskan tentang hukum-hukum huruf, kata, dan kalimat. ilmu
ini lebih sering menjelaskan bunyi akhir huruf pada setiap kata (lafadz). Inti dari
ilmu nahwu terletak pada pembahasan I’rob (perubahan harakat di akhir huruf).
Pembahasan ini menjadi sangat penting karena berhubungan dengan dampak
yang dihasilkan jika salah menentukan bunyi akhir huruf pada suatu kata atau
kalimat.
2. Ilmu Sharaf
Jika tadi ilmu nahwu hanya membahas harakat di akhir huruf pada kata, maka
ilmu sharaf malah membahas perubahan bentuk seluruh huruf pada suatu kata,
atau membicarakan asal bentuk kata (masdar) dari masdar kita akan mengetahui
bagaimana perubahan bentuk suatu kata kerja dari bentuk lampau, sedang-akan,
dan perintah, perubahan bentuk kata kerja ke kata benda, dan juga perubahan
bentuk kata kerja sesuai pelaku dari perbuatan dan ini tergantung dari wazan asal
kata tsb. Inti dari sharaf adalah tashrif (perubahan bentuk kata).
3. Ilmu Lughah
Ilmu yang menguraikan kata-kata (lafadz) Arab bersamaan dengan maknanya.
Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk
kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pondasi dalam percakapan, pidato, surat-
menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan
baik pula.
4. Ilmu ‘Arudh
Ilmu yang digunakan untuk mengetahui benar atau tidaknya sebuah wazan
syi'ir, dan juga perubahan wazan syi'ir dari beberapa zihaf atau illat. Penggagas
Ilmu 'Arudh menurut qoul masyhur yang pertama kali adalah Imam Kholil bin
Ahmad al Farohidi Al bashri syekh Sibawaih. Ia dilahirkan di bashrah pada tahun
100 H dan meninggal pada tahun 170 H.
5. Ilmu Khat
Ilmu yang membahas tentang bagaimana menulis tulisan Arab yang indah dan
mempunyai nilai seni yang tinggi ilmu khat juga menjelaskan tentang bentuk
huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk halus kasarnya dan seni
menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai dari khat
tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris
karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.
6. Ilmu Insya'
Ilmu bahasa Arab yang mengajarkan tentang mengarang atau menulis surat,
buku, pidato, cerita artikel, features dan sebagainya. Guna mempelajari ilmu ini
juga untuk menjaga kesalahan atau meningkatkan kreatifitas seni menulis.
7. Ilmu Isytiqaq
Secara etimologi, kata ‫ اإلشتقاق‬ialah bentuk infinitive (mashadar) dari kata ‫إشتتت‬
‫ يشتتتت‬- yang berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”. Ma’luf
mencontohkan kata ‫ إشتتت‬yaitu: ‫“ أشتتت المة ت لتتم المة ت‬memperoleh kata dari kata
yang lain”. Dengan demikian, Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asal-usul kata”.
8. Ilmu Mukhadarat
Ilmu yang memberikan pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu
persoalan, untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan
berargumentasi, mahir bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.
9. Ilmu Bayan
Ilmu yang menjelaskan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam kalimat. Penemunya adalah Abu Ubaidah yang
menyusun pengetahuan ini dalam “Mujazu Al-Quran” kemudian berkembang
pada imam Abu Qahir juga disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya
seperti AI-Jahiz, lbnu Mu’taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu
ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan puisi, keindahan sastra Al-
Quran dan Hadist tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai
apalagi memahami isi al Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.
10. Ilmu Badi’
Ilmu yang menjelaskan tentang keindahan suatu kata. Ilmu ini juga
memberikan pengetahuan tentang seni sastra. llmu ini ditujukan untuk menguasai
seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata-
sesuai tempatnya sehingga sedap didengar dan mudah diucapkan.
11. Ilmu Ma’ani
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaidah untuk
pemakaian kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah
disebutkan “Muthabiq Lil /muqtadhal Hali” tujuannya untuk mengetahui I’jaz Al-
Quran, keindahan sastra Al-Quran.
C. Faktor-faktor Kemunculan dan Perkembangan Ilmu Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia. Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang awal mula munculnya bahasa Arab. Teori pertama menyebutkan
bahwa manusia pertama yang melafalkan bahasa Arab adalah Nabi
Adam'alaihissalâm. Analisa yang digunakan Nabi Adam 'alaihissalâm (sebelum turun
ke bumi) adalah penduduk surga, dan dalam suatu riwayat dikatakan bahwa bahasa
penduduk surga adalah bahasa Arab, maka secara otomatis bahasa yang digunakan
oleh Nabi Adam 'alaihissalâm adalah bahasa Arab dan tentunya anak-anak keturunan
Nabi Adam 'alaihissalâm pun menggunakan bahasa Arab, Setelah jumlah keturunan
Nabi Adam 'alaihissalâm bertambah banyak dan tersebar ke pelbagai tempat, bahasa
Arab yang digunakan saat itu berkembang menjadi jutaan bahasa yang berbeda. Teori
ini kurang populer dikalangan ahli bahasa moderen, khususnya di kalangan orientalis,
dengan asumsi bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa Adam
'alaihissalâm menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari.
Sedangkan Schlözer, seorang tokoh orientalis, mengemukakan bahwa bahasa
Arab termasuk rumpun bahasa Semit. Teori ini diambil dari tabel pembagian bangsa-
bangsa di dunia yang terdapat dalam kitab Perjanjian Lama. Tabel ini
menggambarkan bahwa setelah terjadinya banjir nabi Nuh, semua bangsa di dunia
berasal dari tiga orang putera nabi Nuh 'alaihissalâm- yaitu Syam, Ham, dan Yafis.
Nama Semit diambil dari nama Syam, putera Nabi Nuh 'alaihissalâm yang tertua.
Namun teori ini juga mempunyai kelemahan. Tabel penyebaran putera-putera Nuh
'alaihissalâm- yang disebutkan dalam Perjanjian Lama hanya membagi bangsa
berdasarkan pertimbangan politik dan geografis semata, tidak ada sangkut pautnya
dengan bahasa.
Pada masa pra-Islam atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah- bahasa
Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali dengan
keberhasilan orang-orang Arab Badui di bawah pimpinan suku Quraisy menaklukan
penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab dijadikan bahasa utama
dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah kehidupan masyarakat sahara. Hal
lain yang tidak bisa kita pungkiri untuk membuktikan kemajuan bahasa Arab pada
masa jahiliyah adalah kemampuan masyarakat jahiliyah untuk menciptakan syair-
syair indah baik dari segi retorika ataupun makna. Bahkan saat itu telah diadakan
lomba pembuatan syair atau puisi, syair yang menjadi pemenang dalam perlombaan
tersebut nantinya akan dipamerkan di tengah masyarakat dengan cara digantung di
dalam Ka'bah, syair-syair ini dikenal dengan nama syair Mu'allaqât (‫)األشعار المعلقات‬.
Islam datang dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallâhu’alaihi wasallam,
saat itulah al-Qur'an diturunkan, tentu saja menggunakan bahasa Arab yang paling
sempurna/baku (‫ )فصحي‬dengan keindahan retorika dan kedalaman makna yang
tak tertandingi. Allah -Subhânahu wa Ta’âla tidak menjadikan bahasa Arab sebagai
bahasa al- Qur'an melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah
Subhânahu wa ta’âla- berfirman, “Sesungguhnya Kami telah jadikan al-Qur'an dalam
bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” (Yusuf: 2). Allah Subhânahu wa Ta’âla
juga berfirman, “Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh
Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas" (Asy Syu’ara: 192-195).
Keindahan bahasa al-Qur'an juga diakui oleh Janet Holmes, orientalis pemerhati
bahasa. Dia mengatakan bahwa al-Qur'an dilihat dari segi sosiolinguistik atau teori
diglosia dan poliglosia mengandung high variety (varitas kebahasaan yang tinggi).
Diturunkannya al-Qur'an dengan bahasa Arab menandai terjadinya revolusi
fungsi pembelajaran bahasa Arab. Paska diturunkannya al-Qur'an, dorongan untuk
mempelajari bahasa Arab lebih dikarenakan faktor agama daripada faktor-faktor
lainnya (ekonomi, politik dan sastra). Bahkan bisa dikatakan bahwa perkembangan
bahasa Arab berbanding lurus dengan penyebaran agama Islam. Adapun penulisan
huruf Arab telah dimulai jauh lebih dulu dari pada turunnya al-Qur`an. Namun saat
itu huruf Arab belum mengenal titik dan harakat, sehingga paska meninggalnya
Rasulullah -shallallâhu’alaihi wasallam- dan beberapa sahabat, mulai muncul
kesalahan dalam membaca beberapa kata dalam al- Qur'an. Seperti kata ‫ فى تى وا‬yang
bisa dibaca ‫ فت ينوا‬/fatabayyanû/ atau ‫ فتنبثوا‬/fatanabbatsû/. Untuk menghilangakan
kesalahan tersebut maka dibuatlah titik dan harakat. Orang pertama yang menuliskan
titik dan harakat pada bahasa Arab adalah Abu al-Aswad ad- Duali rahimahullâh.
Sepeninggal Nabi Muhammad saw. tepatnya pada masa al-Khulafa al-
Rasyidun banyak wilayah di luar Semenanjung Arabia yang jatuh dan tunduk pada
kekuasaan kaum muslimin, seperti Persia, Romawi, dan India. Interaksi bangsa Arab
dengan orang-orang ‘ajam semakin hari semakin kental. Namun interaksi tersebut
ternyata telah munculkan gejala-gejala kesalahan dalam berbahasa Arab atau yang
dikenal dengan istilah lahn. Menurut Kojin bahwa gejala lahn baru mendapat
perhatian untuk dipecahkan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia bersama
sahabatnya yang bernama Abu al-Aswad ad-Duali memikirkan bahasa Arab yang
sudah rusak karena lidah orang-orang ‘ajam. Oleh karena itu mereka membuat kaidah-
kaidah agar dapat dijadikan pedoman oleh orang-orang ‘ajam tersebut. Langkah
Khalifah Ali dan sahabatnya itu berlangsung sekitar pertengahan abad 1 Hijriah
sampai awal abad 2 Hijriah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejarah dapat diartikan sebagai asal-usul, silsilah, dan riwayat. Sedangkan Ilmu
merupakan sebuah proses pada kegiatan ke dalam situasi di mana akan adanya sebuah
prosedur, alat, metode, hingga dapat digunakan prosedur, sebagai menghasilkan sebuah
ilmu pengetahuan baru bagi manusia.

Dalam khazanah ilmu-ilmu bahasa Arab, dikenal istilah ma‘rifah dan sinā‘ah.
Secara sederhana, ma‘rifah merupakan terjemahan dari pengetahuan (knowledge) dan
sinā‘ah merupakan terjemahan dari ilmu (science).

B. SARAN

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka untuk menyelami tarikh ilmu
bahasa Arab khususnya mengenai konsep dasar sejarah ilmu bahasa Arab secara
mendalam, pemakalah berharap pembaca lebih banyak membaca dan bertanya kepada
sumber dan narasumber yang sudah atau lebih mumpuni di bidang ini.
DAFTAR PUSTAKA

Kojin. 2013. Perkembangan Ilmu Nahwu Melalui Metode Kritik. cert. ke- 1 Tulungagung:

STAIN Tulungagung Press.

Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. 2010. Bunyi Bahasa; ‘Ilm al-Ashwat al-‘Arabiyyah. cet.

ke-1 Jakarta: Amzah.

Huda, Ibnu Samsul. “Sejarah Balagah: antara Ma’rifah dan Sina’ah”. Adabiyyat. vol. 10.

no. 1. 2011.

Wildan. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN BAHASA ARAB: PROSES LITERASI


BAHASA ARAB. PDF

Makalah sejarah bahasa arab / http://boyvirgojogja.blogspot.com/2013/04/makalah-


sejarah-bahasa-arab.html di akses pada 7 april 2020

https://www.romadecade.org/pengertian-sejarah/ diakses pada 06 April 2020

Anda mungkin juga menyukai