PENDAHULUAN
warga. Suatu kebudayaan yang disebarluaskan secara turun temurun atau dari
mulut ke mulut. Setiap daerah biasanya memiliki sastra lisan yang terus
dijaga. Sastra lisan ini adalah salah satu bagian budaya yang dipelihara oleh
penyampaiannya juga lisan, tetapi yang disampaikan dalam sastra lisan hanya
Sastra lisan ini lebih dulu muncul dan berkembang di masyarakat daripada
sastra tulis. Dalam kehidupan sehari-hari, jenis sastra ini biasanya dituturkan
oleh seorang ibu kepada anaknya, seorang tukang cerita pada para
sering juga disebut sebagai sastra rakyat, karena muncul dan berkembang di
tengah kehidupan rakyat biasa, hal ini ditegaskan oleh Hutomo (1991:4) sastra
lisan hanya mengacu kepada teks-teks yang bernilai sastra, sedangkan tradisi
adat, tarian rakyat, dan makanan rakyat. Sastra lisan hanya terbatas yang
1
berorientasi pada kesusastraan, seperti bahasa rakyat, cerita rakyat, maupun
nyanyian rakyat.
ragam bentuk sastranya. Jambi sendiri adalah sebagai salah satu kelompok
khazanah sastra. Umumnya sastra Melayu Jambi yang kita ketahui berasal dari
nilai-nilai seni dari jaman Hindu-Buddha, yakni kisaran abad ke-14. Budaya
Melayu Jambi sangat kaya akan tradisi lisannya, dimana tradisi lisan
dilisankan saja dari satu individu ke individu lainnya atau bahkan sekelompok
masyarakat ke kelompok masyarakat yang lain. Tradisi lisan tidak akan lepas
dari yang namanya sastra lisan. Tradisi lisan masyarakat budaya Melayu
bentuk yakni, prosa dan puisi. Karya sastra prosa di kalangan keraton yang
berupa tulisan atau naskah adalah hikayat, sejarah berupa tambo dan silsilah,
raja, sedangkan yang berbentuk puisi adalah syair. Kemudian karya sastra di
kalangan rakyat yang berupa lisan adalah mite, legenda, dan dongeng,
2
teki, kata adat atau kata undang, mantra, gurindam, dan lain-lain (Karim,
2015:15).
bentuk puisi rakyat. Sajak atau puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang
sudah tertentu bentuknya, biasanya terdiri atas beberapa deret kalimat, ada
Mantra termasuk ke dalam sastra lama, yang memiliki ciri bersifat anonim
atau pencipta dari sastra lama tersebut tidak diketahui, bersifat tradisional,
penalaran dan logika juga menjadi milik bersama (Karim, 2015). Mantra
dengan hal-hal gaib, sebab dalam kata atau kalimat yang dituturkan penutur
budaya tak benda. Warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage
bersifat tak dapat dipegang (intangible/ abstrak), seperti konsep dan teknologi;
dan sifatnya dapat berlalu dan hilang dalam waktu seiring perkembangan
zaman seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku
3
Dalam hal bahasa sebagai salah satu warisan budaya tak benda, mantra
terdiri dari unsur kata dan kalimat dengan menggunakan bahasa tertentu yang
diucapkan secara lisan. Hal inilah yang menjadi alasan penting peneliti
melakukan kajian terhadap mantra, sebab seperti yang kita ketahui unsur
utama mantra adalah sebuah bahasa yang diciptakan tabib atau dukun yang
kemudian dirangkai menjadi jampi atau doa yang mengandung unsur gaib.
kegunaan, yakni mantra yang digunakan untuk keperluan baik dan mantra
untuk keperluan tidak baik. Mantra untuk keperluan yang baik bersifat positif
dan longgar, yaitu tidak mengandung resiko bila dibacakan atau dituturkan
oleh orang kebanyakan, seperti mantra menuai padi, mengusir tikus, mengusir
Sedangkan mantra untuk keperluan tidak baik dominan bersifat negatif untuk
sudah sangat maju sekarang, keberadaan mantra sudah jarang kita temukan,
tetapi ada saja sebagian orang atau kelompok masyarakat yang percaya akan
4
sebagai media pengobatan, akan tetapi dalam pelaksanaannya pengobatan
yang berdaya gaib atau sihir yang tidak dapat dijelaskan secara rasional. Akan
tetapi masih ada beberapa kelompok masyarakat yang masih percaya dengan
menjadi ibu kota yang berada di provinsi Jambi. Kota Jambi terdiri dari 11
yang terdiri dari kelurahan Legok, Murni, Selamat, Solok Sipin, dan Sungai
Putri. (Somad dalam Maya Febrianti, Yusra D, 2018) juga menjelaskan bahwa
5
pendatang, penduduk yang menetap di daerah Jambi dikategorikan penduduk
asli, yaitu Suku Kubu (Suku Anak Dalam), Suku Bajau, Suku Kerinci dan
Suku Batin, orang Melayu Jambi, orang Penghulu dan Suku Pindah.
kelurahan yang ada di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi, Legok merupakan
salah satu kelurahan yang masih terdapat ritual pengobatan tradisional dengan
Di daerah tersebut diketahui terdapat penduduk asli suku orang Melayu Jambi
mantra melayu Jambi yang diwariskan secara turun menurun lambat laun akan
melayu Jambi hanya bertumpu pada kekuatan dan kemampuan daya ingat
yang sangat terbatas, tidak menutup kemungkinan pengguna mantra lupa akan
mantra dikarenakan nilai-nilai dan sikap hidup yang telah berubah. Hal ini
6
dan membuktikan segala sesuatu dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
berbunyi:
Bismillahirrahmanirrahim
Sawan sentak sawan senti
Betigo rumput saradewo
Bekeno apo si anu saket
Aku datang menawari
Mantra di atas merupakan salah satu mantra yang ditemukan peneliti pada
oleh Nyai atau yang dapat diartikan sebagai nenek, dan merupakan orang yang
Bahasa yang terdapat dalam mantra tersebut adalah bahasa Arab dan bahasa
Melayu Jambi.
dilakukan oleh dosen dan mahasiswa sebelumnya. Novia, Karim, dkk (2017)
tersebut mengunakan campur bahasa, yakni bahasa Bugis dan Makassar. Dari
7
penjelasan jurnal tersebut sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan di
struktural dan semiotik. Sebab sebuah karya sastra tidak terkecuali mantra,
demikian, mantra disusun atas unsur-unsur dan komposisi saling terikat antara
satu sama lain. Oleh karena itu pemahaman atas unsur dan komposisi mantra
sangatlah penting untuk melihat mantra secara lengkap dan rinci. Menurut
pertama sebelum yang lain-lain. Tanpa itu, kebulatan makna intrinsik yang
hanya dapat digali dari karya itu sendiri, tidak akan tertangkap. Makna unsur-
unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar
pemahaman tempat dan fungsi unsur dalam keseluruhan karya sastra. Mantra
yaitu unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan
unsur penutup. Selaras dengan pendapat Nuradyo (2008) bahwa mantra yang
unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur
dalam jenis puisi, karena struktur mantra mengandung unsur dan bercirikan
puisi, yaitu memiliki rima (persamaan bunyi), dan irama saat dibacakan,
8
diksi. Adapun dalam penelitian ini nalisis struktural digunakan untuk
mungkin keterkaitan bermacam faktor seperti, bait dan larik, rima dan irama,
dan diksi.
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan teori semiotik Pierce yang
dengan acuannya kedalam empat jenis hubungan yaitu, ikon, indeks, dan
simbol. Teori semiotika digunakan dalam penelitian kali ini untuk menentukan
makna mantra pengobatan secara semiotik berdasarkan tanda itu sendiri yang
menggunakan teori struktural dan semiotik. Hal ini dilakukan peneliti untuk
9
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagi program studi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi data
10
1.4.2 Manfaat Praktis
mantra pengobatan.
11