i
E-BOOK
Pedoman
Kurikulum 2013
Edisi Kedua
Copyright © 2020
50 hlm
Penulis
Dewinta Oktaulia Hamzah, S.Pd.
Hak Cipta
e-GURU.ID
ii
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Gambaran Singkat Isi Ebook ....................................................... 1
1.2 Petunjuk Penggunaan Ebook ....................................................... 2
BAB II ....................................................................................... 3
PELATIHAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR JENJANG SMA/MA/SMK ............... 3
2.1 Landasan Perubahan RPP 1 lembar ............................................... 3
2.2 Perbedaan RPP lama dengan baru ................................................ 8
2.3 Tahapan penyusunan RPP 1 lembar SMA/MA & SMK ............................ 15
2.4 Praktik dan Contoh Penyusunan RPP 1 Lembar SMA/MA & SMK .............. 37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ebook merupakan buku panduan yang berisi berbagai macam materi baik materi
pembelajaran, motivasi, psikotes ataupun yang lain. Pada era modern saat ini tentu
ebook bukan lah suatu yang langka. Bahkan, dengan adanya zaman digital sekarang ini
mampu memudahkan para manusia yang ingin banyak belajar dan mengenal dunia.
Kelebihan dari Ebook yaitu harga lebih terjangkau dan praktis karena dapat di bawa
kemana-mana.
Secara khusus ebook ini dibuat untuk semua kalangan Guru baik jenjang
/MA/SMK. Tujuannya yaitu untuk membantu para Guru dalam memahami
penyusunan RPP 1 lembar pada kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan analisis yang kita temui selama ini para
Guru masih bingung dalam menghadapi Kurikulum 2013. Bahkan perbedaan dari tiap
revisi pun mereka masih bingung. Sehingga, dibutuhkan buku panduan untuk para
Guru supaya lebih memahami dalam penyusunan dan memudahkan mereka dalam
membuat perangkat pembelajaran.
Urgensi dari pembuatan E-Book pelatihan ini yaitu : (1) Membantu para Guru
dalam memahami RPP 1 lembar Kurikulum 2013; (2) Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam menyiapkan perangkat pembelajaran; (3)
Mengembangkan kemampuan Guru dalam memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian; (4) Meningkatkan kecakapan Guru dalam mengembangkan
program/kegiatan pembelajaran; dan (5) Mengembangkan nilai-nilai karakter Peserta
Didik.
Mengingat Ebook penyusunan RPP 1 lembar ini masih jarang bahkan belum ada,
oleh karena itu, Penulis berinisiatif untuk membantu para Guru dengan membuatkan
sebuah Ebook sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Atas
kerjasamanya pembaca dilarang menyebarluaskan maupun mencetak untuk
diperjualbelikan.
1
1.2 Petunjuk Penggunaan Ebook
Agar para pembaca berhasil menguasai dan memahami materi ini, lalu dapat
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, maka bacalah dengan
cermat dan ikuti petunjuk berikut.
a. Jika belum memahami materi maka dapat berdiskusi dengan para ahlinya.
b. Dilarang menyebarluaskan/menggandakan Ebook tanpa seizin hak cipta.
c. Gunakan secara maksimal Ebook ini untuk panduan dalam membuat
perangkat pembelajaran.
2
BAB II
3
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah pegangan seorang guru dalam
mengajar di dalam kelas. RPP menjadi pedoman bagi guru kelas maupun guru mata
pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai
dengan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). RPP menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran di dalam
mencapai sebuah Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan dalam Kompetensi Inti (KI).
4
Kebijakan penyederhanaan RPP tersebut dimantapkan dengan dikeluarkannya
Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
5
3.1.1 Dasar Penyerderhanaan RPP
A. Efisien
Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak banyak
menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
B. Efektif
Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
C. Beorientasi pada Peserta Didik
Berorientasi pada Peserta Didik berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta
didik di kelas.
6
3.1.3 Bentuk Penyederhanaan RPP
Selain itu, tidak ada standar baku dalam penulisan RPP. Guru bebas
membuat, memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan
prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada peserta didik.
7
2.2 PERBEDAAN RPP LAMA DENGAN BARU
Dalam format RPP lama terdapat 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Semua
komponen tersebut harus ada dalam penyusunan RPP.
Konsep RPP dengan format yang sudah ada selama ini dianggap bersifat kaku.
Selain itu format yang ada terlalu banyak dengan adanya 13 komponen dalam satu
RPP. Kemudian guru menyusun sendiri RPP per Kompetensi Dasar (KD) sesuai bidang
studi yang diampunya. Misalnya jika seorang guru matematika mengajar di kelas VI
dengan total ada 8 Kompetensi Dasar. Setiap Kompetensi Dasar harus dibuat dengan
13 komponen lengkap dalam satu RPP, maka setiap RPP per Kompetensi Dasar jumlah
halamannya bisa lebih dari 20 lembar. Dengan kasus seperti contoh tersebut, maka
akan menghabiskan waktu guru yang sangat banyak. Apalagi ketika adanya
perubahan kurikulum dengan adanya penambahan materi sehingga harus dilakukan
revisi sesuai dengan kebutuhan. Saat itu juga suatu keharusan maka dengan berbagai
cara harus dibuat. Padahal tugas guru bukan hanya melakukan perencanaan
pembelajaran saja melainkan harus melakukan proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
8
Namun, di tahun 2020 akan menjadi perubahan penting bagi para pendidik
(Guru) saat ini. Dalam penyusunan dan kebijakan baru yang ditetapkan adalah untuk
menyederhanakan dengan memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan baru
tersebut, Guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP.
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Sumber belajar
e. Penilaian
9
SE Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019
10
Sedangkan, di dalam penyederhanaan RPP, hanya ada 3 (tiga) komponen inti,
yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment), sedangkan sisa komponen lainnya hanya sebagai
pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Nadiem, hal itu bisa menjadi fokus membangun pendidikan karakter siswa.
a. RPP adalah arti dari ide kurikulum bedasarkan siklus yang dikembangkan pada
tingkat nasional ke dalam rencangan proses pembelajaran untuk direalisasikan
dalam pembelajaran.
b. RPP berkembang sesuai dengan yang telah dinyatakan oleh silabus konsidi
pada pendidikan baik kemampuan awal persertaa didik, motivasi
belajar,potensi, minat, bakat, gaya belajar, serta kemampuan emosi.
c. RPP harus mendorong dan berpartisipasi secara aktif dalam peserta didik.
d. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 agar dapat menghasilkan peserta
didik yang tak berhenti belajar dan mandiri.
11
e. RPP harus dapat mengembangkan budaya baca dan menulis terhadap peserta
didik.
f. Kegiatan belajar dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, serta berekspresi dalam bentuk
tulisan.
g. RPP memiliki ranacangan program pemberian umpan balik positif, remedi,
penguatan, umpan balik, serta pengayaan.
h. RPP dibuat dengan memperhatikan keterpaduan dan keterkaitan antara KD
dan KI, materi pembelajaran, penilaian, sumber belajar, serta kegiatan belajar
dalam keutuhan pengalaman belajar.
i. RPP dibuat dengan pertimbangan pernerapan teknologi komunikasi dan
informasi dengan terintegarasi, sistematis, serta efektif sesuai dengan kondisi
dan situasi.
Berikut adalah Tabel Perbedaan antara RPP Lama dengan RPP 1 Lembar secara Lengkap
12
Mungkin persoalan langkah pembelajaran dan indikator bisa disederhanakan
menjadi beberapa aspek tetapi berbeda dengan assesment. Apakah assesment juga
disederhanakan? Bisa ya bisa tidak karena pada dasarnya assesment harus dirinci sehingga
bisa mengetahui dengan jelas pencapaian kompetensi siswa pada setiap prosesnya. Sebab,
ketika melihat format RPP satu lembar memang jelas yang isinya bisa satu lembar tetapi
lampirannya yang bisa menjadi berlembar-lembar. Pada dasarnya melakukan penilaian
yang mencakup beberapa aspek seperti yang diutarakan oleh Mendikbud membutuhkan
format atau rubrik penilaian, baik sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Poin-poin lain
yang terdapat dalam surat edaran tersebut juga tidak membatasi hanya dengan satu
halaman tetapi bisa menambahkan sesuai dengan kebutuhan. Artinya bahwa guru diberi
kebebasan untuk mengolah sedemikian rupa agar pembelajaran dapat tercapai dengan
prinsip efektif dan efisien.
Secara sepintas, hal ini juga menjadi sesuatu yang harus di waspadai bagi guru
dalam mengukur kualitas proses pembelajaran. Sebab, kebanyakan yang terjadi hingga
keluarnya regulasi ini karena adanya keluhan dari guru terkait beban administrasi. Saat ini
sudah di kurangi menjadi beberapa aspek dengan harapan bisa memaksimalkan apa yang
menjadi harapan tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik agar tidak tertinggal dari
negara lain.
13
Adapun Keuntungan dan Kerugian dari kebijakan ini menurut Versi OPini Guru
KEUNTUNGAN
Guru dibebaskan dari belenggu administrasi karena selama ini RPP Kurikulum 2013
sangat spesifik dalam hal apa yang harus dimasukkan, sehingga tugas guru sebagai
pengajar harus rela membagi tempatnya dengan tugas guru sebagai pembuat RPP.
Guru leluasa "menyontek" format lesson plan yang paling sesuai dengan mata pelajaran
dan karakteristiknya.
KERUGIAN
Begitu banyak format. Bayangkan, satu sekolah ada 40 guru dan tiap guru ingin
menggunakan format masing-masing yang berbeda satu dengan yang lain. Ini bisa
menimbulkan masalah untuk:
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Mereka ingin mengecek RPP guru mereka, tetapi mereka jadi bingung membaca RPPnya
karena format satu guru dan guru lain berbeda.
Guru mapel yang sama
Masalah yang sama seperti nomor 1, tetapi ini bisa dirasakan oleh guru mapel yang
sama ketika pertemuan MGMP.
Guru yang malas akan sangat senang. Tanpa pengawasan yang ketat, guru-guru ini akan
benar-benar membuat RPP satu lembar.
14
2.3 TAHAPAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR SMA/MA & SMK
Dalam pengembangan RPP dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun
pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di
bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik
yang berbeda sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Siswa sebagai pembelajar diberi
berbagai materi dari disiplin ilmu setiap hari sedikitnya menerima tiga atau lebih mata
pelajaran dalam proses pembelajarannya. Seandainya setiap proses pembelajaran itu
terdapat tugas dari berbagai mata pelajaran dengan berbagai variasi bentuknya, maka
ada tiga tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada hari itu. Dengan demikian, hanya
siswa yang aktif, kreatif dan cerdas dapat menyelesaikannya. Tidak menutup
kemungkinan beban tugas ini terpaksa harus dikerjakan di rumah untuk
penyelesaiannya karena waktu yang tersedia di sekolah terbatas.
15
Perlu disadari bahwa perkembangan kemajuan sekarang semakin kompleks dan
global. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan
bagaimana mencapainya. Dengan memperhatikan strategi pengajaran yang kontekstual,
pada saat-saat tertentu dapat dilakukan merancang rencana pembelajaran terintegrasi
lintas bidang studi. Penyusunan program pembelajaran ini berkaitan dengan strategi
pengajaran antara lain berbasis inkuiri, pemodelan, dan proyek/tugas.
16
Terdapat 3 (tiga) komponen inti dalam penyederhanaan RPP sesuai dengan
edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran
b. Langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan
c. Penilaian pembelajaran (assesment).
Oke, mari kita bahas satu per satu komponen. Sebelumnya, kita perlu tahu bahwa RPP itu
mencakup satu unit pembelajaran, bukan hanya satu pertemuan.
17
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembuatan RPP merupakan satu diantara tiga komponen utama yang
harus ada di dalam RPP. Tujuan pembelajaran berfungsi untuk memandu guru
dalam mengaitkan berbagai konsep muatan mata pelajaran melalui berbagai
aktivitas pembelajaran. Cara menyusun tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Indikator yang telah di buat oleh guru. 1 KD bisa terdiri dari
beberapa indikator atau 1 KD = 1 indikator dan 1 indikator = 1 tujuan.
b) Tujuan pembelajaran ditulis sesuai dengan kebutuhan guru,
menyesuaikan kondisi siswa, serta budaya lingkungan.
c) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan indikator yang dibuat
d) Tujuan pembelajaran mengandung 4 unsur ABCD yang saling terikat.
Unsur ini tidak harus urut boleh dibuat secara acak.
➢ (A) Audience = dalam tujuan pembelajaran harus menempatkan
siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran
➢ (B) Behavior = kemampuan yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran
gambaran behavior aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja
operasional
➢ (C) Condition = persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai
➢ (D) Degree = tingkatan/perilaku yang diharapkan adalah tingkat
keberhasilan pencapaian perilaku yang dapat berbentuk kecepatan,
ketepatan, kuantitas, dan/atau kualitas, tetapi bukan nilai karakter.
Contoh : dengan tepat/baik/teliti/benar/dll
e) Tujuan pembelajaran ditambahkan nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan ruang lingkup KD/indikator atau aktivitas pembelajaran yang
direncanakan. Penambahan nilai karakter tersebut, di dasarkan pada
kebutuhan pembelajaran.
f) Di akhir semester perlu dilakukan evaluasi supaya pembelajaran di
semester berikutnya tercapai semua.
18
Contoh Pembuatan Tujuan Pembelajaran:
KD 3.3:
Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
Indikator:
Menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri terkait pengelolaan sampah.
Tujuan:
Melalui kegiatan wawancara, siswa mampu menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola
sendiri terkait pengelolaan sampah dengan tepat.
Audience : Siswa
Behaviour : Menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri terkait pengelolaan
sampah
Condition : Melalui kegiatan wawancara
Degree : Dengan tepat
19
Contoh:
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada
pemberian topik materi Pemikiran Piagam PBB dengan cara :
rangsangan) → Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Pemikiran Piagam PBB
● Pemberian contoh-contoh materi Pemikiran Piagam PBB untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Pemikiran Piagam PBB
20
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Pemikiran Piagam
PBB
→ Mendengar
Pemberian materi Pemikiran Piagam PBB oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
Pemikiran Piagam PBB
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan
identifikasi akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah) → Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) → Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang dipelajari.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
21
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Pemikiran Piagam PBB
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi
dengan rasa percaya diri Pemikiran Piagam PBB sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
Data) dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Pemikiran Piagam PBB
→ Mengolah informasi dari materi Pemikiran Piagam PBB yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Pemikiran Piagam
PBB
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi :
Pemikiran Piagam PBB
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
22
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pemikiran Piagam PBB berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Pemikiran Piagam PBB dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
→Menjawab pertanyaan tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Pemikiran Piagam PBB
yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pemikiran Piagam PBB yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Pemikiran Piagam PBB berlangsung, guru mengamati sikap siswa
dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang baru
dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Pemikiran Piagam PBB yang baru
diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Pemikiran
Piagam PBB
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Pemikiran Piagam PBB kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
23
Di dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diajak untuk berpartisipasi
aktif, memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Setiap langkah
pembelajaran dapat menggunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.
Pada Kegiatan Penutup, berisi aktivitas bersama antara guru dan siswa
dalam melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas dan
hasil-hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang telah berlangsung,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas serta menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
24
(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di
luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
25
3) Tugas yang bervariasi dapat memotivasi siswa menyikapi tugas-tugas
sebagai pekerjaan yang menantang untuk menemukan pemecahannya
sendiri.
4) Seperti kata pepatah, sekali mendayung, dua – tiga pulau terlampuai.
Maksudnya saat siswa mengerjakan tugas suatu mata pelajaran dan
mereka dapat memanfaatkan untuk pembelajarab mata pelajaran
lainnya.
5) Guru dapat mempelajari siswa-siswanya – siapa mereka, apa yang mereka
ketahui, dan bagaimana mereka bekerja.
26
Innovation) merupakan kemampuan sesungguhnya ingin dituju dengan
Kurikulum 2013. Berikut penjelasan 4C.
1) Communication (Komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu
melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu
menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan
ataupun sebaliknya.
27
f) Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima
informasi
g) Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
h) Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan Saudara sebagai model
langsung.
i) Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat
sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
j) Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan
informasi Saudara diterima. Contoh dengan bertanya atau
menyuruh mengulanginya.
2) Collaborative (Kolaborasi)
4) Creativity (Kreativas)
28
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kreativitas
akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni
proses akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru.
Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru (dan
biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.
29
Pendidikan dan literasi memiliki hubungan yang sangat erat.
Meningkatkan mutu pendidikan dengan membudayakan gerakan literasi,
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal akan sangat
bermanfaat.
Penguasaan terhadap literasi sangat ditentukan dari tingkat pendidikan.
Orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi pasti akan lebih mudah
memahami dan informasi mengaplikasikan pemahaman literasinya dalam
kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan orang dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Sebaliknya, membiasakan akitivitas literasi, akan
membawa pengaruh positif, salah satunya dapat meningkatkan mutu
pendidikan di negara kita karena dengan literasi yang baik, tentu kualitas
intelektualnya juga baik.
30
mampu untuk memperbaiki keadaan ini adalah pendidikan paling strategis
untuk melakukan perubahan dalam pembinaan karakter bangsa.
31
atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan
berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja,
namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti
kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah
dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai
materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan
dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya.
Adapun karakteristik pembelajaran pada HOTS (Higher Order of Thinking
Skill) yaitu:
• Berfokus pada pertanyaan
• Menganalisis / menilai argumen dan data
• Mendefinisikan konsep
• Menentukan kesimpulan
• Menggunakan analisis logis
• Memproses dan menerapkan informasi
• Menggunakan informasi untuk memecahkan masalah
Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang
sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang
banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal
tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur
Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki
kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab
pertanyaan dengan baik.
32
Konsep pembelajaran HOTS ini sesuai dengan keterampilan berfikir abad 21, harus
diterapkan sedini mungkin untuk menumbuhkan generasi yang kritis, kreatif dan
kolaboratif dalam segala aspek pembangunan.
33
mereka sendiri, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman pribadi" (Hase
& Kenyon, dalam Hiryanto, 2017).
Sebuah konsep kunci dalam heutagogy adalah bahwa dari putaran ganda
pembelajaran dan refleksi diri. Dalam putaran ganda pembelajaran, peserta
didik mempertimbangkan masalah dan tindakan yang dihasilkan dan hasil,
selain merefleksikan proses pemecahan masalah dan bagaimana hal itu
mempengaruhi keyakinan dan tindakan pelajar itu sendiri. Heutagogy
menekankan pengembangan kemampuan selain kompetensi.
3. Penilaian (asessment)
Terakhir ada penilaian. Penilaian ini mencakup soal, kunci jawaban, rubrik
penilaian, hingga kisi-kisi (kisi-kisi merupakan komponen wajib sebelumnya).
34
Prosedur penilaian pembelajaran dibuat secara sederhana dengan tetap
memperhatikan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar
penilaian.
Guru yang sudah membuat RPP dengan format yang mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah tetap dapat menggunakan
format RPP yang sudah dibuat sebelumnya.
Guru juga dapat memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai dengan
prinsip terbaru dalam penyusunan RPP (efektif, efisien, dan berorientasi pada
peserta didik.
Tujuan adanya penilaian adalah untuk mendeskripsikan kecakapan belajar
siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui
keberhasilan pembelajaran, menentukan tindak lanjut hasil penilaian,
memberikan pertanggung jawaban terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan fungsi dari penilaian, yaitu sebagai alat untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan instruksional, dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar
siswa kepada para orang tua, dan umpan balik bagi perbaikan proses belajar
mengajar. Umpan balik adalah komentar yang diberikan oleh pendidik baik
dalam bentuk tertulis maupun lisan kepada peserta didik dalam kaitannya
dengan kemajuan belajar peserta didik dan pekerjaan peserta didik sebagai hasil
dari tugas yang diberikan oleh pendidik kepadanya.
35
Berikut adalah Contoh Lampiran Penilaian
36
2.4 PRAKTIK DAN CONTOH PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR SMA/MA & SMK
37
Dalam menentukan alokasi waktu setiap jenis kegiatan pembelajaran bersifat
FLEKSIBEL. Artinya alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
disesuaikan dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan pada silabus, namun biasanya
kegiatan pendahuluan 10 menit, kegiatan penutup 15 menit dan sisanya untuk kegiatan
inti. Sedangkan, dalam penilaian mencakup 3 aspek, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, penjelasannya sebagai berikut:
38
Instrumen penilaian dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis. Berikut adalah penjelasan
masing-masing jenis instrumen penilaian.
(1) Teknik penilaian, yaitu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan suatu penilaian.
(a) Teknik penilaian sikap dapat berupa non tes.
(b) Teknik penilaian pengetauan dapat berupa tes.
(c) Teknik penilaian keterampilan dapat non tes.
(2) Jenis penilaian yang meliputi:
(a) Jenis penilaian sikap dapat berupa observasi/pengamatan;
(b) Jenis penilaian pengetahuan dapat berupa tes tertulis;
(c) Jenis penilaian keterampilan dapat berupa unjuk kerja,produk, proyek, dan portofilio.
(3) Bentuk Instrumen yang meliputi:
(a) Bentuk instrumen penilaian sikap dapat berupa penilaian diri, penilaian antar teman,
catatan anekdot,dll;
(b) Bentuk instrumen penilaian pengetahuan dapat berupa pilihan ganda, isian, dan
uraian;
(c) Bentuk instrumen penilaian keterampilan dapat berupa rubrik penilaian.
39
a. Format RPP Terbaru sesuai SE Kemendikbud No 14 Tahun 2019
40
Format di atas adalah contoh yang dapat digunakan untuk membuat RPP terbaru
berdasarkan SE Kemendikbud Nomor 14 Tahun 2019. Guru bebas membuat, memilih,
mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi
pada murid, maka format tersebut bisa langsung digunakan atau jika ingin dimodifikasi juga
diperbolehkan asalkan dalam memodifikasi RPP tidak memberatkan guru, sesuai dengan
prinsip-prinsip pembuatan dan penyederhaan RPP, dan mencakup 3 komponen utama. Terkait
desain bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kreativitas masing-masing. Lalu apabila isinya
lebih dari 1 lembar tidak apa-apa. Biasanya ada yang membuat hingga 2 lembar atau 3 lembar
yang terpenting tidak berlembar-lembar seperti RPP dahulu. Sedangkan untuk lampiran lain
seperti materi, penilaian atau yang lain bisa di sertakan setelah RPP sebagai pelengkap.
41
b. Contoh RPP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran , peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prosedur pelaksanaan rapat dengan baik
2. Mengklasifikasikan kegiatan prapersiapan pelaksanaan rapat dengan baik
3. Membuat administrasi persiapan rapat dengan baik
4. Mempresentasikan prosedur rapat dengan benar
5. Menjelaskan pengandaan dan pendistribusian rapat dengan baik
6. Menyelenggarakan rapat dengan baik
C. Langkah-langkah/kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Melakukan Pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran, presensi untuk peserta didik.
Mengaitkan kegiatan pemblajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi
kegiatan sebelumnya yang telah peserta didik pelajari.
Memberikan motivasi tentang kompetensi apa yang akan siswa peroleh setelah belajar.
Menyampaikan KD yang akan dipelajari serta metode belajarnya
Kegiatan inti (195 menit)
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskan
Literasi kembali. Mereka di beri tayangan dan bahan bacaan terkait materi prosedur rapat
di dalam lingkup bisnis
Critical Thinking Guru memberi kesepatan peserta didik untuk mengidentifikasi hal-hal yang
belummerekapahami berkaitan dengan materi rapat mulai dari hal-hal yan sifatnya
factual sampai ke hal yang bersifat hipotetik tetap dalam kaitan dengan materi
prosedur Rapat bisnis.
Collaborasi Peserta didik di bentuk dalam 7 kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi pendapat dan mempresentasikan ulang hasil diskusi kelompok dan saling
bertukar informasi tentang materi Prosedur Rapat bisnis.
42
Comunication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan ditanggapi oleh
kelompok lain dengan menyapaikan pendapat atau tanggapannya.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesipulan tentang hal yang dipelajari terkait
prosedur rapat dan pra persiapan pelaksanaan rapat.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
diahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang hal-hal penting yang muncul selama
pembelajaran dan mengklasifikasikan kegiatan administrative pra pelaksanaan rapat.
Guru melakukan refleksi dan umpan balik atas kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan baik
dari hasil telaah individu maupun kelompok.
43
BAB III
PENUTUP
Hal yang penting dalam sebuah RPP bukan tentang penulisannya, melainkan tentang
proses refleksi guru terhadap pembelajaran yang terjadi, dengan RPP itu sendiri guru dapat
melakukan refleksi terhadap pembelajaran di kelas. Selain dapat memperbaiki kinerjanya di
kemudian hari, penyusunan RPP secara efisien dan efektif dilakukan agar guru memiliki banyak
waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. RPP bukan hanya
sekedar administrasi yang perlu dilakukan guru dengan mengisi puluhan halaman. Namun
refleksi yang dimaksud adalah apakah hal yang ingin disampaikan sudah dengan baik
tersampaikan kepada peserta didik atau belum. Pada hakekatnya penulisan RPP dilakukan
secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak negeri.
44
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2016). Silabus dan RPP Bimbingan Konseling SMA. Diunduh dari
http://www.guruamir.com/2016/09/silabus-dan-rpp-bimbingan-konseling-sma.html
Admin. (2019). Format Penyederhanaan RPP Sesuai Program Merdeka Belajar. Diunduh dari
https://dvcodes.com/format-penyederhanaan-rpp-sesuai-program-merdeka-belajar.
Anonim. (2020). Apa keuntungan atau kerugian guru dengan aturan baru RPP 1 lembar di
dunia pendidikan?. Diunduh dari https://id.quora.com/Apa-keuntungan-atau-kerugian-
guru-dengan-aturan-baru-RPP-1-lembar-di-dunia-pendidikan
Anonim. (2020). Buku Saku Tanya Jawab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Anonim. (2019). Model Penilaian Formatif pada Pembelajaran Abad ke-21 untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Anonim. (2018). Modul Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.
Anonim. (2016). Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ariesta, Freddy Widya. (2018). Mengintegrasikan Higher Order of Thinking Skill (Hots) pada
Pembelajaran Sains di SD. Di unduh dari https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/
mengintegrasikan-higher-order-of-thinking-skill-hots-pada-pembelajaran-sains-di-sd/ .
BKD Semarang. RPP Satu Lembar dalam Merdeka Belajar. Diunduh dari
https://bdksemarang.kemenag.go.id/berita/rpp-satu-lembar-dalam-merdeka-belajar .
BKD Kementerian Agama RI
Devianty, Rina. (2019). Manfaat Literasi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Dosen
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Elyhamdan. (2008). Pembelajaran Terintegrasi Lintas Bidang Studi. Diunduh dari
https://elyhamdan.wordpress.com/2008/03/13/pembelajaran-terpadu-2/
Hiryanto. (2017). Pedagogi, Andragogi Dan Heutagogi Serta Implikasinya Dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Vol XXII. No 01.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses.
(2016). Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Priyatni, Endah Tri dan Nurhadi. (2017). Membaca Kritis dan Literasi Kritis. Tangerang: Tira
Smart.
45
Redaksi Florest Post. (2020). Opini | Apakah RPP Satu Lembar dapat Meningkatkan Kualitas
Pendidikan?. Diunduh dari https://www.florespost.co/2020/01/20/apakah-rpp-satu-
lembar-dapat-meningkatkan-kualitas-pendidikan/
Riyanto, Agus. (2020). Contoh RPP Satu Lembar Bahasa Indonesia SMP MTs Tahun 2020.
Diunduh dari https://www.amongguru.com/contoh-rpp-satu-lembar-bahasa-indone sia-
smp-mts-tahun-2020/ . Informasi Seputar Pendidikan, Kesehatan, dan Peristiwa Dunia
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Surat Edaran No 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republi Indonesia
Zuhri, M. (2017). Arti 4C (Communication, Collaborative, Critical Thinking, Dan Creativity).
Diunduh dari https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/05/arti-4c-communication-
collaborative.html
46