Anda di halaman 1dari 50

Sesuai Surat Edaran Kemendikbud No 14 Tahun 2019

i
E-BOOK
Pedoman

Pelatihan Penyusunan RPP 1 Lembar


Jenjang Pendidikan SMA/MA/SMK

Kurikulum 2013

Edisi Kedua
Copyright © 2020

50 hlm

Cetakan ke-1, Semarang, Juli 2020

Penulis
Dewinta Oktaulia Hamzah, S.Pd.

Hak Cipta
e-GURU.ID

“Tidak untuk diperjualbelikan atau digandakan tanpa seizin penulis”

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.. Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan nikmat sehat dan ilmu yang bermanfaat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Ebook Pelatihan Penyusunan RPP 1 Lembar Jenjang Pendidikan
SMA/MA/SMK Kurikulum 2013. Ebook ini penulis susun sebagai pedoman bagi
para Guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Model RPP ini mengacu pada berbagai referensi termasuk pada peraturan
pemerintah tahun 2017 -2019 dan sesuai dengan edaran Kemendikbud No 14 Tahun
2019 mengenai penyusunan RPP terbaru.
Ebook ini merupakan pedoman bagi para peserta pelatihan E-guru selama
mengikuti pelatihan selama 32 jam pelatihan juga dapat digunakan untuk para Guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan demikian guru dapat
memahami, memodifikasi, dan mengembangkannya sesuai kreativitas sekaligus
disesuaikan dengan kondisi sekolah, potensi daerah, serta kebutuhan siswa.
Harapannya ebook pelatihan penyusunan RPP ini dapat membantu kelancaran
dalam Proses pembelajaran di sekolah.
Dalam penyusunan Ebook penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan yang akan datang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan kepada E-Guru semoga jaya selalu.
Semoga harapan kita dalam membenah arah pendidikan menjadi satu bagian
yang selalu diridhoi oleh Allah.

Semarang, 15 Juli 2020

Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN .............................................................................. i


COVER DALAM ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................. iv

BAB I ........................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Gambaran Singkat Isi Ebook ....................................................... 1
1.2 Petunjuk Penggunaan Ebook ....................................................... 2

BAB II ....................................................................................... 3
PELATIHAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR JENJANG SMA/MA/SMK ............... 3
2.1 Landasan Perubahan RPP 1 lembar ............................................... 3
2.2 Perbedaan RPP lama dengan baru ................................................ 8
2.3 Tahapan penyusunan RPP 1 lembar SMA/MA & SMK ............................ 15
2.4 Praktik dan Contoh Penyusunan RPP 1 Lembar SMA/MA & SMK .............. 37

BAB III ...................................................................................... 44


PENUTUP ................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 45

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Singkat Isi Ebook

Ebook merupakan buku panduan yang berisi berbagai macam materi baik materi
pembelajaran, motivasi, psikotes ataupun yang lain. Pada era modern saat ini tentu
ebook bukan lah suatu yang langka. Bahkan, dengan adanya zaman digital sekarang ini
mampu memudahkan para manusia yang ingin banyak belajar dan mengenal dunia.
Kelebihan dari Ebook yaitu harga lebih terjangkau dan praktis karena dapat di bawa
kemana-mana.
Secara khusus ebook ini dibuat untuk semua kalangan Guru baik jenjang
/MA/SMK. Tujuannya yaitu untuk membantu para Guru dalam memahami
penyusunan RPP 1 lembar pada kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan analisis yang kita temui selama ini para
Guru masih bingung dalam menghadapi Kurikulum 2013. Bahkan perbedaan dari tiap
revisi pun mereka masih bingung. Sehingga, dibutuhkan buku panduan untuk para
Guru supaya lebih memahami dalam penyusunan dan memudahkan mereka dalam
membuat perangkat pembelajaran.
Urgensi dari pembuatan E-Book pelatihan ini yaitu : (1) Membantu para Guru
dalam memahami RPP 1 lembar Kurikulum 2013; (2) Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam menyiapkan perangkat pembelajaran; (3)
Mengembangkan kemampuan Guru dalam memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian; (4) Meningkatkan kecakapan Guru dalam mengembangkan
program/kegiatan pembelajaran; dan (5) Mengembangkan nilai-nilai karakter Peserta
Didik.
Mengingat Ebook penyusunan RPP 1 lembar ini masih jarang bahkan belum ada,
oleh karena itu, Penulis berinisiatif untuk membantu para Guru dengan membuatkan
sebuah Ebook sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Atas
kerjasamanya pembaca dilarang menyebarluaskan maupun mencetak untuk
diperjualbelikan.

1
1.2 Petunjuk Penggunaan Ebook
Agar para pembaca berhasil menguasai dan memahami materi ini, lalu dapat
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, maka bacalah dengan
cermat dan ikuti petunjuk berikut.
a. Jika belum memahami materi maka dapat berdiskusi dengan para ahlinya.
b. Dilarang menyebarluaskan/menggandakan Ebook tanpa seizin hak cipta.
c. Gunakan secara maksimal Ebook ini untuk panduan dalam membuat
perangkat pembelajaran.

2
BAB II

PELATIHAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR JENJANG SMA/MA/SMK

2.1 LANDASAN PERUBAHAN RPP 1 LEMBAR

Setiap pendidik pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara


lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran wajib di miliki guru sebagai bagian
dari perangkat mengajar.

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan ataupun lebih.

3
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah pegangan seorang guru dalam
mengajar di dalam kelas. RPP menjadi pedoman bagi guru kelas maupun guru mata
pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai
dengan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). RPP menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran di dalam
mencapai sebuah Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan dalam Kompetensi Inti (KI).

Terkait dengan penyusunan RPP, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem


Makarim, telah mengeluarkan kebijakan baru terkait penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Penyederhanaan RPP merupakan salah satu terobosan baru. Beliau
menyebutkan penyederhanaan RPP ini didedikasikan untuk para guru agar meringankan
beban administrasi guru.

Satu diantara kebijakan “Merdeka Belajar” yang diusung oleh Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim untuk mendukung program
prioritas Presiden RI Joko Widodo dalam upaya meningkatkan pembangunan sumber
daya manusia yang unggul dan bermutu adalah kebijakan tentang penyederhaan RPP.
Kebijakan ini mengangkat tentang penyusunan dan pengembangan RPP yang dapat
dilakukan secara sederhana oleh guru sesuai dengan prinsip efisiensi, efektif, dan
berorientasi pada murid. Sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk
mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Standart format
baku penulisan RPP tidak ada. Guru bebas membuat, memilih, mengembangkan, dan
menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.
Guru dapat tetap menggunakan format RPP yang telah dibuatnya atau dapat pula
memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan
berorientasi kepada murid.

4
Kebijakan penyederhanaan RPP tersebut dimantapkan dengan dikeluarkannya
Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.

Di dalam Surat Edaran tersebut, disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan prinsip


efisien, efektif, dan berorientasi pada peserta didik.
2. Bahwa dari 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menjadi komponen inti adalah:
tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment), sedangkan komponen lainnya bersifat sebagai
pelengkap.
3. Sekolah, kelompok guru mata pelajaran sejenis dalam sekolah, Kelompok Kerja
Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP), dan individu guru secara
bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format
RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya keberhasilan belajar peserta didik.
4. RPP yang telah dibuat tetap dapat didigunakan dan dapat pula disesuaikan
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, dan 3.

5
3.1.1 Dasar Penyerderhanaan RPP

Dasar pertimbangan penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


adalah guru sering diarahkan untuk menulis RPP dengan sangat rinci.
Akibatnya, kegiatan menulis RPP dengan sangat rinci tersebut menghabiskan
waktu, yang seharusnya bisa difokuskan untuk mempersiapkan dan
mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri.

3.1.2 Prinsip Penyederhanaan RPP

Penyusunan RPP harus memperhatikan 3 (tiga) prinsip utama, yaitu efisien,


efektif, dan berorientasi pada peserta didik.

A. Efisien
Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak banyak
menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
B. Efektif
Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
C. Beorientasi pada Peserta Didik
Berorientasi pada Peserta Didik berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta
didik di kelas.

6
3.1.3 Bentuk Penyederhanaan RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bisa saja dibuat hanya satu


halaman, asalkan sesuai dengan prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada
peserta didik. Penyederhaan RPP tidak memerlukan persyaratan jumlah
halaman.

Selain itu, tidak ada standar baku dalam penulisan RPP. Guru bebas
membuat, memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan
prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada peserta didik.

Guru tetap dapat menggunakan format RPP yang sudah dibuat


sebelumnya. Guru juga dapat memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai
dengan prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada peserta didik.

7
2.2 PERBEDAAN RPP LAMA DENGAN BARU

Dalam format RPP lama terdapat 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Semua
komponen tersebut harus ada dalam penyusunan RPP.

Konsep RPP dengan format yang sudah ada selama ini dianggap bersifat kaku.
Selain itu format yang ada terlalu banyak dengan adanya 13 komponen dalam satu
RPP. Kemudian guru menyusun sendiri RPP per Kompetensi Dasar (KD) sesuai bidang
studi yang diampunya. Misalnya jika seorang guru matematika mengajar di kelas VI
dengan total ada 8 Kompetensi Dasar. Setiap Kompetensi Dasar harus dibuat dengan
13 komponen lengkap dalam satu RPP, maka setiap RPP per Kompetensi Dasar jumlah
halamannya bisa lebih dari 20 lembar. Dengan kasus seperti contoh tersebut, maka
akan menghabiskan waktu guru yang sangat banyak. Apalagi ketika adanya
perubahan kurikulum dengan adanya penambahan materi sehingga harus dilakukan
revisi sesuai dengan kebutuhan. Saat itu juga suatu keharusan maka dengan berbagai
cara harus dibuat. Padahal tugas guru bukan hanya melakukan perencanaan
pembelajaran saja melainkan harus melakukan proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.

8
Namun, di tahun 2020 akan menjadi perubahan penting bagi para pendidik
(Guru) saat ini. Dalam penyusunan dan kebijakan baru yang ditetapkan adalah untuk
menyederhanakan dengan memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan baru
tersebut, Guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP.

“Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efekif sehingga guru


memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan
mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja
cukup” kata Mendikbud.

Menanggapi kebijakan baru tersebut, memang patut di apresiasi karena


selama ini beban administrasi yang ditimbulkan dari penyusunan RPP sering
dikeluhkan para guru. Berbagai format RPP mulai sejak kurikulum diterapkan sampai
kurtilas revisi sudah mengalami berbagai perubahan konsep. Istilahnya juga
mengalami berbagai perubahan. Tujuannya tetap sama yaitu perencanaan
pembelajaran sebelum masuk kelas.

Dalam pengembangan RPP lama berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A


Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran,
RPP paling sedikit memuat :

a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Sumber belajar
e. Penilaian

9
SE Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019

10
Sedangkan, di dalam penyederhanaan RPP, hanya ada 3 (tiga) komponen inti,
yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment), sedangkan sisa komponen lainnya hanya sebagai
pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Nadiem, hal itu bisa menjadi fokus membangun pendidikan karakter siswa.

Dalam Pengembangan RPP mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. RPP adalah arti dari ide kurikulum bedasarkan siklus yang dikembangkan pada
tingkat nasional ke dalam rencangan proses pembelajaran untuk direalisasikan
dalam pembelajaran.
b. RPP berkembang sesuai dengan yang telah dinyatakan oleh silabus konsidi
pada pendidikan baik kemampuan awal persertaa didik, motivasi
belajar,potensi, minat, bakat, gaya belajar, serta kemampuan emosi.
c. RPP harus mendorong dan berpartisipasi secara aktif dalam peserta didik.
d. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 agar dapat menghasilkan peserta
didik yang tak berhenti belajar dan mandiri.

11
e. RPP harus dapat mengembangkan budaya baca dan menulis terhadap peserta
didik.
f. Kegiatan belajar dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, serta berekspresi dalam bentuk
tulisan.
g. RPP memiliki ranacangan program pemberian umpan balik positif, remedi,
penguatan, umpan balik, serta pengayaan.
h. RPP dibuat dengan memperhatikan keterpaduan dan keterkaitan antara KD
dan KI, materi pembelajaran, penilaian, sumber belajar, serta kegiatan belajar
dalam keutuhan pengalaman belajar.
i. RPP dibuat dengan pertimbangan pernerapan teknologi komunikasi dan
informasi dengan terintegarasi, sistematis, serta efektif sesuai dengan kondisi
dan situasi.

Berikut adalah Tabel Perbedaan antara RPP Lama dengan RPP 1 Lembar secara Lengkap

12
Mungkin persoalan langkah pembelajaran dan indikator bisa disederhanakan
menjadi beberapa aspek tetapi berbeda dengan assesment. Apakah assesment juga
disederhanakan? Bisa ya bisa tidak karena pada dasarnya assesment harus dirinci sehingga
bisa mengetahui dengan jelas pencapaian kompetensi siswa pada setiap prosesnya. Sebab,
ketika melihat format RPP satu lembar memang jelas yang isinya bisa satu lembar tetapi
lampirannya yang bisa menjadi berlembar-lembar. Pada dasarnya melakukan penilaian
yang mencakup beberapa aspek seperti yang diutarakan oleh Mendikbud membutuhkan
format atau rubrik penilaian, baik sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Poin-poin lain
yang terdapat dalam surat edaran tersebut juga tidak membatasi hanya dengan satu
halaman tetapi bisa menambahkan sesuai dengan kebutuhan. Artinya bahwa guru diberi
kebebasan untuk mengolah sedemikian rupa agar pembelajaran dapat tercapai dengan
prinsip efektif dan efisien.

Secara sepintas, hal ini juga menjadi sesuatu yang harus di waspadai bagi guru
dalam mengukur kualitas proses pembelajaran. Sebab, kebanyakan yang terjadi hingga
keluarnya regulasi ini karena adanya keluhan dari guru terkait beban administrasi. Saat ini
sudah di kurangi menjadi beberapa aspek dengan harapan bisa memaksimalkan apa yang
menjadi harapan tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik agar tidak tertinggal dari
negara lain.

13
Adapun Keuntungan dan Kerugian dari kebijakan ini menurut Versi OPini Guru

KEUNTUNGAN

Guru dibebaskan dari belenggu administrasi karena selama ini RPP Kurikulum 2013
sangat spesifik dalam hal apa yang harus dimasukkan, sehingga tugas guru sebagai
pengajar harus rela membagi tempatnya dengan tugas guru sebagai pembuat RPP.

Guru leluasa "menyontek" format lesson plan yang paling sesuai dengan mata pelajaran
dan karakteristiknya.

KERUGIAN

Begitu banyak format. Bayangkan, satu sekolah ada 40 guru dan tiap guru ingin
menggunakan format masing-masing yang berbeda satu dengan yang lain. Ini bisa
menimbulkan masalah untuk:
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Mereka ingin mengecek RPP guru mereka, tetapi mereka jadi bingung membaca RPPnya
karena format satu guru dan guru lain berbeda.
Guru mapel yang sama
Masalah yang sama seperti nomor 1, tetapi ini bisa dirasakan oleh guru mapel yang
sama ketika pertemuan MGMP.
Guru yang malas akan sangat senang. Tanpa pengawasan yang ketat, guru-guru ini akan
benar-benar membuat RPP satu lembar.

14
2.3 TAHAPAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR SMA/MA & SMK

Dalam pengembangan RPP dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun
pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di
bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik
yang berbeda sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Siswa sebagai pembelajar diberi
berbagai materi dari disiplin ilmu setiap hari sedikitnya menerima tiga atau lebih mata
pelajaran dalam proses pembelajarannya. Seandainya setiap proses pembelajaran itu
terdapat tugas dari berbagai mata pelajaran dengan berbagai variasi bentuknya, maka
ada tiga tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada hari itu. Dengan demikian, hanya
siswa yang aktif, kreatif dan cerdas dapat menyelesaikannya. Tidak menutup
kemungkinan beban tugas ini terpaksa harus dikerjakan di rumah untuk
penyelesaiannya karena waktu yang tersedia di sekolah terbatas.

15
Perlu disadari bahwa perkembangan kemajuan sekarang semakin kompleks dan
global. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan
bagaimana mencapainya. Dengan memperhatikan strategi pengajaran yang kontekstual,
pada saat-saat tertentu dapat dilakukan merancang rencana pembelajaran terintegrasi
lintas bidang studi. Penyusunan program pembelajaran ini berkaitan dengan strategi
pengajaran antara lain berbasis inkuiri, pemodelan, dan proyek/tugas.

Pengumuman "Merdeka Belajar" dari Kemendikbud Nadiem Makarim mungkin


saja mengejutkan bagi para guru. Pengumuman itu mendadak dan berisi hal yang cukup
substansial. Salah satu poin dari pengumuman itu adalah mengenai RPP yang tidak
memiliki banyak komponen wajib seperti biasanya, hanya ada beberapa komponen saja.
Dari penyusutan komponen wajib ini, diberitakan bahwa RPP dibuat dalam satu
halaman.

16
Terdapat 3 (tiga) komponen inti dalam penyederhanaan RPP sesuai dengan
edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019, yaitu:

a. Tujuan pembelajaran
b. Langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan
c. Penilaian pembelajaran (assesment).

Sedangkan komponen lainnya dalam penyusunan RPP bersifat sebagai


pelengkap. Dengan adanya penyederhanaan RPP ini, maka guru bebas membuat,
memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai prinsip efisien, efektif, dan
berorientasi pada peserta didik.

Berikut adalah Tabel Perbedaan Situasi Arahan Kebijakan Mengenai RPP

Oke, mari kita bahas satu per satu komponen. Sebelumnya, kita perlu tahu bahwa RPP itu
mencakup satu unit pembelajaran, bukan hanya satu pertemuan.

17
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembuatan RPP merupakan satu diantara tiga komponen utama yang
harus ada di dalam RPP. Tujuan pembelajaran berfungsi untuk memandu guru
dalam mengaitkan berbagai konsep muatan mata pelajaran melalui berbagai
aktivitas pembelajaran. Cara menyusun tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Indikator yang telah di buat oleh guru. 1 KD bisa terdiri dari
beberapa indikator atau 1 KD = 1 indikator dan 1 indikator = 1 tujuan.
b) Tujuan pembelajaran ditulis sesuai dengan kebutuhan guru,
menyesuaikan kondisi siswa, serta budaya lingkungan.
c) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan indikator yang dibuat
d) Tujuan pembelajaran mengandung 4 unsur ABCD yang saling terikat.
Unsur ini tidak harus urut boleh dibuat secara acak.
➢ (A) Audience = dalam tujuan pembelajaran harus menempatkan
siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran
➢ (B) Behavior = kemampuan yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran
gambaran behavior aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja
operasional
➢ (C) Condition = persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai
➢ (D) Degree = tingkatan/perilaku yang diharapkan adalah tingkat
keberhasilan pencapaian perilaku yang dapat berbentuk kecepatan,
ketepatan, kuantitas, dan/atau kualitas, tetapi bukan nilai karakter.
Contoh : dengan tepat/baik/teliti/benar/dll
e) Tujuan pembelajaran ditambahkan nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan ruang lingkup KD/indikator atau aktivitas pembelajaran yang
direncanakan. Penambahan nilai karakter tersebut, di dasarkan pada
kebutuhan pembelajaran.
f) Di akhir semester perlu dilakukan evaluasi supaya pembelajaran di
semester berikutnya tercapai semua.

18
Contoh Pembuatan Tujuan Pembelajaran:

KD 3.3:
Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

Indikator:

Menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri terkait pengelolaan sampah.

Tujuan:

Melalui kegiatan wawancara, siswa mampu menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola
sendiri terkait pengelolaan sampah dengan tepat.

Audience : Siswa
Behaviour : Menganalisis jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri terkait pengelolaan
sampah
Condition : Melalui kegiatan wawancara
Degree : Dengan tepat

2. Langkah-langkah (kegiatan) Pembelajaran

Di bagian ini guru merencanakan seluruh kegiatan pembelajaran selama


unit berlangsung. Mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup
tiap pertemuan. Pertama, Kegiatan pendahuluan terdiri atas 4 unsur yakni
orientasi, apersepsi, motivasi & pemberian acuan; Kedua, kegiatan inti berisi
model dan metode yang diplih, serta penjabaran proses pelaksaan pembelajaran;
dan Ketiga, kegiatan penutup guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk evaluasi. Jika dalam satu unit/RPP
ada 5 pertemuan, jadi tiap dari 5 pertemuan itu dibuat kegiatan
pembelajarannya.

Langkah-langkah pembelajaran ditulis secara efektif berupa kegiatan


yang dapat secara langsung mencapai Kompetensi Dasar. Meskipun demikian,
kegiatan pembelajaran tetap dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.

19
Contoh:
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada
pemberian topik materi Pemikiran Piagam PBB dengan cara :
rangsangan) → Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Pemikiran Piagam PBB
● Pemberian contoh-contoh materi Pemikiran Piagam PBB untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Pemikiran Piagam PBB

20
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Pemikiran Piagam
PBB
→ Mendengar
Pemberian materi Pemikiran Piagam PBB oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
Pemikiran Piagam PBB
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan
identifikasi akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah) → Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) → Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Pemikiran Piagam PBB yang sedang dipelajari.

→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber


Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Pemikiran Piagam PBB
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

21
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Pemikiran Piagam PBB
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi
dengan rasa percaya diri Pemikiran Piagam PBB sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
Data) dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Pemikiran Piagam PBB
→ Mengolah informasi dari materi Pemikiran Piagam PBB yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Pemikiran Piagam
PBB
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi :
Pemikiran Piagam PBB
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

22
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pemikiran Piagam PBB berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Pemikiran Piagam PBB dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Pemikiran Piagam PBB
→Menjawab pertanyaan tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Pemikiran Piagam PBB
yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pemikiran Piagam PBB yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Pemikiran Piagam PBB berlangsung, guru mengamati sikap siswa
dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Pemikiran Piagam PBB yang baru
dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Pemikiran Piagam PBB yang baru
diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Pemikiran
Piagam PBB
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Pemikiran Piagam PBB kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

23
Di dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diajak untuk berpartisipasi
aktif, memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Setiap langkah
pembelajaran dapat menggunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.

Pada Kegiatan Pendahuluan berisi aktivitas guru dalam menyiapkan


peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa
dalam proses pembelajaran.

Pada Kegiatan Inti dilakukan pengintegrasian kegiatan literasi dan


penguatan pendidikan karakter. Guru juga dapat mengaplikasikan beberapa
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendorong siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran. Misalnya guru menggunakan model NHT, maka dalam
kegiatan inti ini guru dapat menyusun langkah-langkah kegiatan sesuai dengan
sintaks model pembelajaran NHT. Usahakan dalam kegiatan inti memuat 5M
(Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi/ Mencoba, Menalar/
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan).

Pada Kegiatan Penutup, berisi aktivitas bersama antara guru dan siswa
dalam melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas dan
hasil-hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang telah berlangsung,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas serta menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Pada kegiatan penutup guru dapat melakukan:

(1) Mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan;


(2) Memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes
tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali
simpulan yang telah disusun;

24
(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di
luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

ADA BEBERAPA HAL YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM MENGEMBANGKAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN

a. Terintegrasi (lintas KD mapel lain)


Pembelajaran akan lebih bermakna dengan merancang rencana
pembelajaran lintas bidang studi. Merancang rencana pembelajaran
bersama ini memang tidak mudah. Banyak hal yang harus diperhitungkan
seperti waktu, materi pembelajaran, strategi, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan disiplin ilmu masing-masing. Apalagi para guru memiliki sikap yang
berbeda tentunya. Untuk hal yang demikian, guru hendaknya bersikap lebih
profesional, kreatif, inovatif serta memiliki sikap kebersamaan yang tinggi
agar dapat melaksanakannya.
Sebagai hasil jerih payah bersama dalam merancang pengajaran
terintegrasi lintas bidang studi ini terdapat kelebihan apabila dilaksanakan,
antara lain:
1) Rencana pembelajaran dapat disusun secara bersama oleh guru dengan
mata pelajaran yang berbeda.
2) Dapat membantu siswa dalam perjalanan mereka menjadi pembelajar
mandiri yang efektif.

25
3) Tugas yang bervariasi dapat memotivasi siswa menyikapi tugas-tugas
sebagai pekerjaan yang menantang untuk menemukan pemecahannya
sendiri.
4) Seperti kata pepatah, sekali mendayung, dua – tiga pulau terlampuai.
Maksudnya saat siswa mengerjakan tugas suatu mata pelajaran dan
mereka dapat memanfaatkan untuk pembelajarab mata pelajaran
lainnya.
5) Guru dapat mempelajari siswa-siswanya – siapa mereka, apa yang mereka
ketahui, dan bagaimana mereka bekerja.

Di samping kelebihan tentu ada juga kelemahannya, antara lain:


1) Kegiatan ini sangat menyita waktu ketika guru memonitor dan menjaga
siswa agar tetap terlibat pada saat mereka menggunakan pekerjaan kelas
atau pekerjaan rumah .
2) Siswa mudah kehilangan minat bila tugas rutin dan tidak bervariasi.
3) Siswa dapat melakukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila
tugas-tugas itu rutin.

Apakah pembelajaran akan lebih bermakna dengan merancang


rencana pembelajaran terintegrasi lintas bidang studi? Pembelajaran akan
lebih bermakna dengan merancang rencana pembelajaran bersama lintas
bidang studi. Akan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun rancangan bersama ini. Agar tidak menyimpang dari
permasalahan, maka pembahasan masalah dalam rancangan proyek
bersama lintas bidang studi ini mencakup hal-hal berikut:

1) Kapan membuat rancana pembelajaran bersama dilaksanakan?


2) Apa yang dirancang dalam pengajaran terintegrasi lintas bidang studi?
3) Bagaimana strategi pelaksanaan pembelajarannya?

Permasalahan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan persiapan


mengajar guru ketika menyusun program pengajaran baik program tahunan
maupun program semester.

b. 4C (Communication, collaborative, critical thinking, and creativity)


Keterampilan abad ke-21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and

26
Innovation) merupakan kemampuan sesungguhnya ingin dituju dengan
Kurikulum 2013. Berikut penjelasan 4C.
1) Communication (Komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu
melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu
menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan
ataupun sebaliknya.

Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan


sesamanya. Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu hal yang
terpenting dalam peradaban manusia. Tujuan utama komunikasi adalah
mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar dapat dimengerti
oleh penerima pesan. Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan)
yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama
oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif dibutuhkan


teknik berkomunikasi yang tepat. Teknik komunikasi adalah suatu cara
yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke
komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini
diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi
satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.
Beberapa teknik dalam komunikasi :
a) Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda dan utuh.
b) Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
c) Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan
badan, pahami pikiran lawan bicara.
d) Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
e) Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.

27
f) Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima
informasi
g) Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
h) Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan Saudara sebagai model
langsung.
i) Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat
sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
j) Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan
informasi Saudara diterima. Contoh dengan bertanya atau
menyuruh mengulanginya.

2) Collaborative (Kolaborasi)

Kolaborasi Adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama,


saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab;
bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada
tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Kolaborasi juga memiliki
arti mampu menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang
lain; memaklumi kerancuan.

3) Critical Thinking (berpikir kritis dan pemecahan masalah)


Adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga
akhirnya muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu
permasalahan. Critical thinking dimaknai juga kemampuan menalar,
memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi
antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan
menyelesaikan masalah.

4) Creativity (Kreativas)

28
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kreativitas
akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni
proses akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru.
Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru (dan
biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.

c. Literasi baru, numerik, dan karakter


Literasi tidak sekadar pemahaman tentang baca tulis tetapi bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan literasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi dianggap sebagai dan modal utama bagi siswa maupun generasi
muda dalam belajar dan menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Literasi pada awal kemunculannya dimaknai sebagai keberaksaraan atau
melek aksara yang fokus utamanya pada kemampuan membaca dan
menulis, dua keterampilan yang menjadi dasar untuk melek dalam berbagai
hal. Namun selanjutnya, literasi dimaknai sebagai melek membaca, menulis
dan numeric (Priyatni, 2017: 157).

Budaya literasi tentunya sangat penting ditingkatkan di sekolah.


Kemampuan dasar literasi yang berupa kemampuan membaca menulis harus
menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan. Banyak manfaat yang
didapatkan dari hasil membaca. Dengan membaca, kita bisa mendapatkan
informasi dan pengetahuan, misalnya membaca koran atau majalah. Dengan
membaca kita juga bisa mendapatkan hiburan seperti membaca cerpen,
novel, dll. Dengan membaca, kita mampu memenuhi tuntutan intelektual,
meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan mampu meningkatkan
konsentrasi.

29
Pendidikan dan literasi memiliki hubungan yang sangat erat.
Meningkatkan mutu pendidikan dengan membudayakan gerakan literasi,
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal akan sangat
bermanfaat.
Penguasaan terhadap literasi sangat ditentukan dari tingkat pendidikan.
Orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi pasti akan lebih mudah
memahami dan informasi mengaplikasikan pemahaman literasinya dalam
kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan orang dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Sebaliknya, membiasakan akitivitas literasi, akan
membawa pengaruh positif, salah satunya dapat meningkatkan mutu
pendidikan di negara kita karena dengan literasi yang baik, tentu kualitas
intelektualnya juga baik.

Pengertian literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk:


• Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
• Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (sperti
grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis
tersebut untuk memprediksi dan digunakan dalam mengambil
keputusan.

Penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter pada masa


sekarang juga sangat perlu untuk mengatasi krisis moral yang sedang
melanda bangsa ini. Meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan, seperti pencurian,
perampokan, penggunanaan narkoba dan pornografi, serta korupsi sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas. Menghadapi kondisi ini, seluruh komponen masyarakat harus
memiliki tanggung jawab bersama. Dari sekian banyak pilihan, yang dinilai

30
mampu untuk memperbaiki keadaan ini adalah pendidikan paling strategis
untuk melakukan perubahan dalam pembinaan karakter bangsa.

Pendidikan karakter mempunyai beberapa fungsi, yakni:


1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati, berpikiran, dan berperilaku
baik.
2) Sadar akan karakter yang dimiliki oleh setiap manusia, maka ketika
karakter literasi telah ada dalam diri seseorang dan tumbuh berkembang
akan menjadi pembiasaan yang sangat positif.
3) Mampu mencipta banyak karya dalam bentuk tulisan.
4) Seorang literat mampu memberikan contoh teladan yang baik bagi
seseorang, baik dari hasil karya yang diciptakan maupun dalam kehidupan
sehari-harinya.

d. Hots (Higher Order Of Thinking Skill)

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,


logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Higher Order of Thinking Skill (HOTS)

31
atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan
berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja,
namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti
kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah
dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai
materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan
dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya.
Adapun karakteristik pembelajaran pada HOTS (Higher Order of Thinking
Skill) yaitu:
• Berfokus pada pertanyaan
• Menganalisis / menilai argumen dan data
• Mendefinisikan konsep
• Menentukan kesimpulan
• Menggunakan analisis logis
• Memproses dan menerapkan informasi
• Menggunakan informasi untuk memecahkan masalah

Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang
sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang
banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal
tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur
Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki
kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab
pertanyaan dengan baik.

32
Konsep pembelajaran HOTS ini sesuai dengan keterampilan berfikir abad 21, harus
diterapkan sedini mungkin untuk menumbuhkan generasi yang kritis, kreatif dan
kolaboratif dalam segala aspek pembangunan.

e. Heutagogy (self determine learning)


Heutagogy menerapkan pendekatan holistik untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik, dengan belajar sebagai proses aktif dan proaktif,
dan peserta didik melayani sebagai "agen utama dalam pembelajaran

33
mereka sendiri, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman pribadi" (Hase
& Kenyon, dalam Hiryanto, 2017).
Sebuah konsep kunci dalam heutagogy adalah bahwa dari putaran ganda
pembelajaran dan refleksi diri. Dalam putaran ganda pembelajaran, peserta
didik mempertimbangkan masalah dan tindakan yang dihasilkan dan hasil,
selain merefleksikan proses pemecahan masalah dan bagaimana hal itu
mempengaruhi keyakinan dan tindakan pelajar itu sendiri. Heutagogy
menekankan pengembangan kemampuan selain kompetensi.

f. Mengenali potensi kecerdasan majemuk siswa


Ada beberapa hal dalam mengenali potensi kecerdasan majemuk pada
siswa yaitu:

3. Penilaian (asessment)

Terakhir ada penilaian. Penilaian ini mencakup soal, kunci jawaban, rubrik
penilaian, hingga kisi-kisi (kisi-kisi merupakan komponen wajib sebelumnya).

34
Prosedur penilaian pembelajaran dibuat secara sederhana dengan tetap
memperhatikan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar
penilaian.
Guru yang sudah membuat RPP dengan format yang mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah tetap dapat menggunakan
format RPP yang sudah dibuat sebelumnya.
Guru juga dapat memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai dengan
prinsip terbaru dalam penyusunan RPP (efektif, efisien, dan berorientasi pada
peserta didik.
Tujuan adanya penilaian adalah untuk mendeskripsikan kecakapan belajar
siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui
keberhasilan pembelajaran, menentukan tindak lanjut hasil penilaian,
memberikan pertanggung jawaban terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan fungsi dari penilaian, yaitu sebagai alat untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan instruksional, dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar
siswa kepada para orang tua, dan umpan balik bagi perbaikan proses belajar
mengajar. Umpan balik adalah komentar yang diberikan oleh pendidik baik
dalam bentuk tertulis maupun lisan kepada peserta didik dalam kaitannya
dengan kemajuan belajar peserta didik dan pekerjaan peserta didik sebagai hasil
dari tugas yang diberikan oleh pendidik kepadanya.

35
Berikut adalah Contoh Lampiran Penilaian

36
2.4 PRAKTIK DAN CONTOH PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR SMA/MA & SMK

Guru sebelum melaksanakan pembelajaran adalah menyusun seperangkat


persiapan mengajar. RPP merupakan alat kontrol bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. RPP lah yang mengingatkan guru tentang benda apa yang harus
dipersiapkan, alat apa yang harus dibawa, langkah-langkah apa yang akan dikerjakan
siswa. Dengan memperhatikan pemetaan kompetensi dasar, silabus, sistem penilaian,
dan RPP guru dapat merancang pengajaran terintegrasi lintas bidang studi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam merencanakan kolaborasi ini di antaranya: a)
mengidentifikasi kompetensi dasar setiap mata pelajan yang relevan, b) merencanakan
sumber belajar, c) merencanakan metode pembelajaran, dan d) merencanakan waktu
pelaksanaan. Semua itu akan tertuang dalam RPP.

Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan sendiri RPP satu lembar tersebut


dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pengembangan RPP terbaru, yaitu efektif,
efisien, dan berorientasi pada peserta didik.

37
Dalam menentukan alokasi waktu setiap jenis kegiatan pembelajaran bersifat
FLEKSIBEL. Artinya alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
disesuaikan dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan pada silabus, namun biasanya
kegiatan pendahuluan 10 menit, kegiatan penutup 15 menit dan sisanya untuk kegiatan
inti. Sedangkan, dalam penilaian mencakup 3 aspek, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, penjelasannya sebagai berikut:

a. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk


memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku (tindakan) peserta didik dalam
proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Pada penilaian sikap
diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Perilaku
menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses
pembelajaran ditulis dalam jurnal atau catatan pendidik. Apabila tidak ada catatan
perlu bimbingan di dalam jurnal, peserta didik tersebut dikategorikan berperilaku
sangat baik. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar teman.
b. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan
mengumpulkan informasi mengenai penguasaan pengetahuan peserta didik.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
c. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan
mengumpulkan informasi mengenai kemampuan berpikir dan kinestetik peserta
didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian
keterampilan dilakukan dengan teknik penilaian kinerja (praktik/produk), penilaian
proyek, dan/atau portofolio.

38
Instrumen penilaian dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis. Berikut adalah penjelasan
masing-masing jenis instrumen penilaian.

(1) Teknik penilaian, yaitu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan suatu penilaian.
(a) Teknik penilaian sikap dapat berupa non tes.
(b) Teknik penilaian pengetauan dapat berupa tes.
(c) Teknik penilaian keterampilan dapat non tes.
(2) Jenis penilaian yang meliputi:
(a) Jenis penilaian sikap dapat berupa observasi/pengamatan;
(b) Jenis penilaian pengetahuan dapat berupa tes tertulis;
(c) Jenis penilaian keterampilan dapat berupa unjuk kerja,produk, proyek, dan portofilio.
(3) Bentuk Instrumen yang meliputi:
(a) Bentuk instrumen penilaian sikap dapat berupa penilaian diri, penilaian antar teman,
catatan anekdot,dll;
(b) Bentuk instrumen penilaian pengetahuan dapat berupa pilihan ganda, isian, dan
uraian;
(c) Bentuk instrumen penilaian keterampilan dapat berupa rubrik penilaian.

39
a. Format RPP Terbaru sesuai SE Kemendikbud No 14 Tahun 2019

40
Format di atas adalah contoh yang dapat digunakan untuk membuat RPP terbaru
berdasarkan SE Kemendikbud Nomor 14 Tahun 2019. Guru bebas membuat, memilih,
mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi
pada murid, maka format tersebut bisa langsung digunakan atau jika ingin dimodifikasi juga
diperbolehkan asalkan dalam memodifikasi RPP tidak memberatkan guru, sesuai dengan
prinsip-prinsip pembuatan dan penyederhaan RPP, dan mencakup 3 komponen utama. Terkait
desain bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kreativitas masing-masing. Lalu apabila isinya
lebih dari 1 lembar tidak apa-apa. Biasanya ada yang membuat hingga 2 lembar atau 3 lembar
yang terpenting tidak berlembar-lembar seperti RPP dahulu. Sedangkan untuk lampiran lain
seperti materi, penilaian atau yang lain bisa di sertakan setelah RPP sebagai pelengkap.

41
b. Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMKN 1 Pogalan Trenggalek


Tahun Pelajaran : 2019/ 2020
Kelas/Semester : X/ Dua
Mata Pelajaran : Komunikasi Bisnis
Materi Pokok : Rapat
Alokasi Waktu : 225 menit (1 Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran , peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prosedur pelaksanaan rapat dengan baik
2. Mengklasifikasikan kegiatan prapersiapan pelaksanaan rapat dengan baik
3. Membuat administrasi persiapan rapat dengan baik
4. Mempresentasikan prosedur rapat dengan benar
5. Menjelaskan pengandaan dan pendistribusian rapat dengan baik
6. Menyelenggarakan rapat dengan baik

B. Media/alat, bahan dan sumber belajar


Media : Video tentang rapat, Lembar penilaian.
Alat/Bahan : Spidol, papan tulis, laptop, LCD
Sumber belajar : Buku Komunikasi Bisnis dalam Bisnis daring dan Pemasaran SMK Kelas X Oleh Dewi
Gajatri, S.Pd dan Drs. Sugeng Iryanto

C. Langkah-langkah/kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Melakukan Pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran, presensi untuk peserta didik.
Mengaitkan kegiatan pemblajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi
kegiatan sebelumnya yang telah peserta didik pelajari.
Memberikan motivasi tentang kompetensi apa yang akan siswa peroleh setelah belajar.
Menyampaikan KD yang akan dipelajari serta metode belajarnya
Kegiatan inti (195 menit)
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskan
Literasi kembali. Mereka di beri tayangan dan bahan bacaan terkait materi prosedur rapat
di dalam lingkup bisnis
Critical Thinking Guru memberi kesepatan peserta didik untuk mengidentifikasi hal-hal yang
belummerekapahami berkaitan dengan materi rapat mulai dari hal-hal yan sifatnya
factual sampai ke hal yang bersifat hipotetik tetap dalam kaitan dengan materi
prosedur Rapat bisnis.
Collaborasi Peserta didik di bentuk dalam 7 kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi pendapat dan mempresentasikan ulang hasil diskusi kelompok dan saling
bertukar informasi tentang materi Prosedur Rapat bisnis.

42
Comunication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan ditanggapi oleh
kelompok lain dengan menyapaikan pendapat atau tanggapannya.

Creativity Guru dan peserta didik membuat kesipulan tentang hal yang dipelajari terkait
prosedur rapat dan pra persiapan pelaksanaan rapat.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
diahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang hal-hal penting yang muncul selama
pembelajaran dan mengklasifikasikan kegiatan administrative pra pelaksanaan rapat.
Guru melakukan refleksi dan umpan balik atas kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan baik
dari hasil telaah individu maupun kelompok.

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tugas tertulis
3. Penilaian Ketrampilan : Diskusi kelas
Mengetahui, Pogalan, 20 Mei 2020
Kepala SMKN 1 Pogalan Guru Mata Pelajaran

Dra Sriatingingsih, M.Pd Lisa Nurhayati, S.Pd


NIP. 19610426 1986032006 NIP. 19660422 199103 2 004

43
BAB III
PENUTUP

Hal yang penting dalam sebuah RPP bukan tentang penulisannya, melainkan tentang
proses refleksi guru terhadap pembelajaran yang terjadi, dengan RPP itu sendiri guru dapat
melakukan refleksi terhadap pembelajaran di kelas. Selain dapat memperbaiki kinerjanya di
kemudian hari, penyusunan RPP secara efisien dan efektif dilakukan agar guru memiliki banyak
waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. RPP bukan hanya
sekedar administrasi yang perlu dilakukan guru dengan mengisi puluhan halaman. Namun
refleksi yang dimaksud adalah apakah hal yang ingin disampaikan sudah dengan baik
tersampaikan kepada peserta didik atau belum. Pada hakekatnya penulisan RPP dilakukan
secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak negeri.

44
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2016). Silabus dan RPP Bimbingan Konseling SMA. Diunduh dari
http://www.guruamir.com/2016/09/silabus-dan-rpp-bimbingan-konseling-sma.html
Admin. (2019). Format Penyederhanaan RPP Sesuai Program Merdeka Belajar. Diunduh dari
https://dvcodes.com/format-penyederhanaan-rpp-sesuai-program-merdeka-belajar.
Anonim. (2020). Apa keuntungan atau kerugian guru dengan aturan baru RPP 1 lembar di
dunia pendidikan?. Diunduh dari https://id.quora.com/Apa-keuntungan-atau-kerugian-
guru-dengan-aturan-baru-RPP-1-lembar-di-dunia-pendidikan
Anonim. (2020). Buku Saku Tanya Jawab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Anonim. (2019). Model Penilaian Formatif pada Pembelajaran Abad ke-21 untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Anonim. (2018). Modul Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.
Anonim. (2016). Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ariesta, Freddy Widya. (2018). Mengintegrasikan Higher Order of Thinking Skill (Hots) pada
Pembelajaran Sains di SD. Di unduh dari https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/
mengintegrasikan-higher-order-of-thinking-skill-hots-pada-pembelajaran-sains-di-sd/ .
BKD Semarang. RPP Satu Lembar dalam Merdeka Belajar. Diunduh dari
https://bdksemarang.kemenag.go.id/berita/rpp-satu-lembar-dalam-merdeka-belajar .
BKD Kementerian Agama RI
Devianty, Rina. (2019). Manfaat Literasi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Dosen
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Elyhamdan. (2008). Pembelajaran Terintegrasi Lintas Bidang Studi. Diunduh dari
https://elyhamdan.wordpress.com/2008/03/13/pembelajaran-terpadu-2/
Hiryanto. (2017). Pedagogi, Andragogi Dan Heutagogi Serta Implikasinya Dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Vol XXII. No 01.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses.
(2016). Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Priyatni, Endah Tri dan Nurhadi. (2017). Membaca Kritis dan Literasi Kritis. Tangerang: Tira
Smart.

45
Redaksi Florest Post. (2020). Opini | Apakah RPP Satu Lembar dapat Meningkatkan Kualitas
Pendidikan?. Diunduh dari https://www.florespost.co/2020/01/20/apakah-rpp-satu-
lembar-dapat-meningkatkan-kualitas-pendidikan/
Riyanto, Agus. (2020). Contoh RPP Satu Lembar Bahasa Indonesia SMP MTs Tahun 2020.
Diunduh dari https://www.amongguru.com/contoh-rpp-satu-lembar-bahasa-indone sia-
smp-mts-tahun-2020/ . Informasi Seputar Pendidikan, Kesehatan, dan Peristiwa Dunia
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Surat Edaran No 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republi Indonesia
Zuhri, M. (2017). Arti 4C (Communication, Collaborative, Critical Thinking, Dan Creativity).
Diunduh dari https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/05/arti-4c-communication-
collaborative.html

46

Anda mungkin juga menyukai