Anda di halaman 1dari 28

JARINGAN PERIODONTAL (PENYANGGA GIGI)

DISUSUN OLEH :

Afna Dzulfaqor (P17125019002)

Hilda Dianestari(P17125019018)

Lola Amelia (P17125019023)

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

i
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Jaringan Penyangga Gigi”.

Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik
dan saran dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala bentuk usaha kita. Amin…

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfat kepada yang membacanya.

Jakarta, 22 Januari 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Jaringan Periodontal....................................................................................................4
2.2 Bagian – bagian Jaringan Periodontal...........................................................................................5
2.2.1 Gingiva atau gusi......................................................................................................................5
2.2.2 Tulang Alveolar......................................................................................................................12
2.2.3 Ligamentum Periodontal........................................................................................................15
2.2.4 Sementum................................................................................................................................19
BAB III......................................................................................................................................................22
PENUTUP.................................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................22
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anatomi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan / struktur dan bentuk
konsfigurasi gigi, hubungan antara gigi yang satu dengan gigi yang lainnya dan hubungan
antara gigi dengan jaringan lainnya. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
tubuh manusia,berasal dari bahasa yunani yang berarti habis atau keatas dan tomos yang
berarti memotong atau mengiris.

Ilmu yang mempunyai hubungan yang erat dengan anatomi gigi antara lain ilmu
periodontia yaitu ilmu yang mempelajari periodonsium dan penyakit yang berhubungan
dengannya. Untuk lebih jelasnya tentang ilmu periodontia maka di bahaslah dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud jaringan periodontal
2. Bagian – bagian jaringan periodontal
3. Pengertian penyakit periodontal

1.3 Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang jaringan periodontal
2. Mengetahui bagian – bagian jaringan periodontal
3. Mengetahui pengertian penyakit periodontal

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan Periodontal


Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan
melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak
terlepas dari socketnya. Jaringan periodontal terdiri dari gingival, tulang alveolar,
ligamentum periodontaldan sementum. Sementum termasuk dalam jaringan periodontal, oleh
karena sementum bersama – sama dengan tulang alveolar merupakan tempat tertanamnya
serat – serat utama ligamentum periodontal. Setiap jaringan memainkan peran yang penting
dalam memelihara kesehatan dan fungsi dari periodontal. Keadaan jaringan periodontal ini
sangat bervariasi, hal ini tergantung atau dipengaruhi oleh morfologi gigi, fungsi maupun
umur.

5
2.2 Bagian – bagian Jaringan Periodontal
2.2.1 Gingiva atau gusi
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar. Gingival
seringkali dipakai sebagai indikator bila jaringan periodontal terkena penyakit, hal ini
disebabkan karena kebanyakan penyakit periodontal dimulai dari gingival, kadang –
kadang gingiva juga dapat menggambarkan keadaan tulang alveolar yang berada
dibawahnya.
Gingiva merupakan bagian dari membran mukosa mulut tipe mastikasi yang
melekat pada tulang alveolar serta menutupi dan mengelilingi leher gigi. Pada permukaan
rongga mulut, gingival meluas dari puncak marginal gingival sampai ke mukogingival
junction. Mukogingival junction ini merupakan batas antara gingiva dan mukosa mulut
lainnya. Mukosa mulut dapat dibedakan dengan mudah dari gingival, karena warnanya
merah gelp, dan permukaannya licin atau halus mengkilat. Hal ini dijumpai pada
permukaan vestibular mandibula maupun maksila serta permukaan oral mandibula. Pada
permukaan oral maksila, mukogingival junction tidak dijumpai sama sekali, karena
gingiva berbatasan dengan membrane mukosa mulut yang yang menutupi palantum
durum, yang tipenya sama dengan gingival. Antara permukaan oral dan vestibular,
gingiva akan berhubungan satu sama lainnya melalui gingival yang berada diruang
interdental ini.

A. Pembagian gingival
Secara anatomis gingiva dibagi menjadi dua bagian, yaitu unattached
gingiva yang terdiri dari free gingival dan marginal gingiva dan attached gingiva.
Tetapi untuk kepentingan klinis yang khusus, bagian gingiva yang berada di ruang
interdental, dipisahkan secara klinis sebagai suatu bagian khusus dari gingival.
Hal ini disebabkan bagian gingiva tersebut digunakan sebagai indikator yang
paling akurat untuk mengetahui terjadinya penyakit gingival sedini mungkin.
Dengan demikian untuk pembahasan selanjutnya gingiva dibagi menjadi tiga
bagian yaitu : papilla interdental, marginal gingiva dan attached gingiva.

a. Unattached Gingival ( Free gingiva atau Marginal gingiva)


Unattached gingiva atau dikenal juga sebagai free gingival atau marginal
gingival merupakan bagian gingival yang tidak melekat erat pada gigi,
mengelilingi daerah leher gigi, membuat lekukan seperti kulit
kerang.unattached gingival ini mulai dari arah mahkota sampai
sementoenamel junction.
Batas antara marginal gingival dengan attached gingiva merupakan suatu
lekukan dangkal yang dinamai free gingival groove. Free gingival groove ini

6
berjalan sejajar dengan margin gingival. Dalam keadaan normal free gingival
groove ini dapat dipakai sebagai petunjuk dasar sulkus gingiva.
Marginal gingiva ini bentuknya agak condong kearah gigi dan ujung
tepinya tipis serta membulat. Dalam arah mesio-distal gingival margin
menunjukan suatu bentuk lengkungan dan melengkung ke arah apikal (scalloped).
Karena marginal gingiva tidak melekat erat ke gigi, maka dinding lateral dari
margin gingiva ini merupakan dinding dari sulkus gingival. Kedalam sulkus
gingival ini dapat dimasukan sonde atau probe dengan jalan meregangkan gingiva
secara hati – hati.

b. Sulkus Gingiva
Sulkus gingival merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingival.
Celah ini kearah medial akan dibatasi oleh permukaan gigi dan kearah lateral
yang dibatasi oleh epitelium marginal gingiva sebelah dalam. Bagian dalam
celah yang berbentuk seperti huruf V ini dan kedalamannyaberkisar antara 0 –
6 mm, dengan rata – rata 1,8 mm.
Bertambah dalamnya sulkus gingiva dapat terjadi oleh karena adanya
proses pengelupasan yang disebabkan oleh perubahan – perubahan pada
permukaan enamel dan kemunduran dari sel – sel pada dasar sulkus, yang
akan diikuti oleh migrasi sel – sel epitel attachment.
Sulkus gingiva berisi cairan yang berasal dari jaringan pengikat gingival.
Cairan ini merembes keluar melalui epithelium sulkus. Peran cairan ini
berfungsi sebagai pembersih sulkus, pencipta suasana perlekatan epitel
attachment ke gigi karena cairan ini mengandung plasma protein, anti
mikroorganisme, antibody untuk pertahanan gingiva dan medium organisme.
Pada sulkus yang normal cairan ini jumlahnya sangat sedikit. Cairan
gingiva bertambah banyak bila terjadi peradangan pada gingiva, pada

7
penyikatan gigi, masase gingiva dan pada waktu makan makanan yang
berserat.

c. Papil Interdental
Papil imterdental atau gingival interdental merupakan bagian gingival
yang mengisi ruangan interdental yaitu ruangan diantara dua gigi yang
letaknya berdekatan dari daerah akar sampai titik kontak. Gingiva interdental
ini terdiri dari bagian lingual dan bagian fasial. Bagian samping menunjukan
batas yang dibentuk oleh free gingiva odari dua gigi yang berdekatan dan
bagian tengah dari interdental papil dibentuk oleh attached gingiva.

d. Attached Gingiva
Attached gingiva merupakan lanjutan marginal gingiva, meluas dari free
gingiva groove sampai ke mukogingival junction. Attached gingiva ini
melekat erat ke sementum mulai dari sepertiga bagian akar keperiosteum
tulang alveolar.
e. Pada permukaan attached gingiva ini dijumpai bintik – bintik atau
lekukan kecil seperti lesung pipi yang disebut stipling. Stipling ini mengakibatkan
permukaan attached gingiva terlihat seperti kulit jeruk, stipling ini disebabkan
oleh adanya hubungan serat – serat pada jaringan attached gingiva ke sementum
atau tulang.
Fungsi dari attached gingival adalah menahan apabila ada tekanan
mekanik yang terjadi selama pengunyahan, bicara dan sikat gigi. Selain itu
juga berfungsi melindungi lepasnya free gingiva pada saat ada tekanan
yang menuju ke alveolar mucosa.

8
B. Gambaran klinis gingival normal
Gambaran klinis gingival dipakai sebagai dasar untuk mengetahui perubahan
patologis yang terjadi pada gingival yang terjangkit suatu penyakit. Batas – batas
gambaran klinis gingival normal ini tidak mempunyai patokan – patokan yang
jelas, karena gambaran klinis gingiva normal tersebut sangat bervariasi dari
individu yang satu ke individu yang lain.

a. Warna gingiva
Warna gingival normal umumnya berwarna merah jambu (coral pink). Hal
ini diakibatkan oleh adanya suplai darah, tebal dan derajat lapisan keratin
epithelium serta sel – sel pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap orang dan
erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva
biasanya terjadi pada individu yang memiliki warna kulit yang gelap.

9
b. Besar gingiva
Besar gingival ditentukan oleh jumlah elemen seluler, intraselulerdan
suplai darah. Perubahan besar gingiva merupakan gambaran yang paling
sering dijumpai pada penyakit jaringan periodontal.

c. Kontur gingiva
Kontur dan besar gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh :
bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area
kontak proksimal dan dimensi embrasure (interdental) gingival oral maupun
vertibular. Interdental papil menutupi bagian interdental, sehingga tampak
lancip.

d. Konsistensi
Gingival melekat erat ke struktur dibawahnya dan tidak mempunyai
lapisan submukosa sehingga gingival tidak dapat digerakkandan kenyal.

e. Teksture
Permukaan attached gingiva berbintik – bintik seperti kulit jeruk. Bintik –
bintik ini disebut stipiling. Stipiling akan terlihat jelas apabila permukaan
gingiva dikeringkan. Stipiling ini bervariasi dari individu ke individu yang
lain dan pada permukaan yang berbeda pada mulut yang sama. Stipiling akan
lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan
permukaan oral. Pada permukaan marginal gingiva tidak terdapat stipiling.
Stipiling ini terjadi karena ada penonjolan yang berselang seling dengan
lekukan yang disebabkan karena ikatan serat kolagen yang melekat pada
papilla jaringan pengikat attached gingival.

C. Gambaran mikroskopis gingiva


Dari gambaran mikroskopis, anatomi gingiva dibangun oleh stratified
squamous epitelium, seperti halnya epitelial kulit. Epitelium gingival dibagi
menjadi 3 bagian / area yaitu oral epitelium,sulcular epitelium dan junctional

10
epitelium. Oral epitelium adalah epitelium yang menutupi permukaan luar dari
gingival (free dan attached gingiva) meluas dari gingival margin sampai
mucogingival junction. Permukaan luar dari epitel ini ditutupi oleh keratin.
Epitelium ini terdiri dari stratum corneum, stratum granulosum, stanum spinosum
dan stratum basale. Epitelium ini memiliki bagian yang menonjol ke bagian
jaringan pengikat yang disebut rete peg dan diantara rete peg ini akan diisi oleh
jaringan pengikat yang disebut papilla. Dengan adnya jaringan pengikat ini
memungkinkan bagian epitelium yang tidak mempunyai sistem pembuluh darah
mendapat suplai darah yang lebih banyak dari jaringan pengikat yang ada di
bawahnya.
Sel – sel lain yang terdapat dalam epitelium adalah limfosit, kadang –
kadang dijumpai sel plasma dari lekosit polimorfonuklear. Selain itu terdapat sel –
sel dendrit seperti sel langerhans dan melanosit. Melanosit akan membentuk
granulo melanin dan mengirimkan ke sel basal yang mengakibatkan sel basal
mengalami pigmentasi.
Jaringan pengikat gingiva merupakan jaringan pengikat padat yang terdiri
dari serat kolagen dan sedikit serat elastik. Serat – serat reticular beramifikasi
diantara serat kolagen dan meneruskan diri dengan reticular pada dinding
pembuluh darah. Lapisan lamina propianya akan langsung melekat pada
periosteum tulang alveolar.
Seperti halnya gingiva, bagian luar marginal gingiva terdiri dari stratified
epitelium yang mengandung keratin, para keratin serta dijumpai adanya retepeg.
Permukaan luar epitelium ini akan melanjutkan diri dengan epitelium attached
gingiva, sedangkan bagian dalamnya tidak mengandung keratin.
Marginal gingiva membentuk dinding jaringan lunak sulkus gingiva dan
berhubungan dengan gigi pada dasar sulkus melalui epitel attachment. Epitelium
pada sulkus gingiva tidak mengandung keratin serta tidak mempunyai ratepeg.
Epitelium ini meluas dari puncak margin gingiva sampai kebatas koronal epitelial
attachment. Epitelium ini sifatnya permeable sehingga produk mikroorganisme
dapat menembus ke gingiva, demikian pula cairan gingiva dapat merembes ke
sulkus gingiva.
Junctional epithelium dimulai dari dasar sulkus dan menghubungkan
gingiva kearah permukaan gigi. Panjang junction epitelial berkisar antara 0,71 –
1,35 mm, ketebalan terdiri dari 15 – 30 sel pada daerah mahkota dan 4-5 sel
kearah apikal. Junctional epitelium tidak mengandung keratin, sehingga kurang
efektif dalam fungsi perlindungan. Pada daerah ini bakteri atau produk bakteri
mudah masuk kedalam jaringan gingiva. Skema epitel gusi dapat terlihat.
Gambaran mikroskopis dari attached gingival serupa dengan yang telah
dikemukakan terdahulu, yaitu terdiri dari lapisan stratified squamous sel
epithelium.Suplai darah gingiva berasal dari tiga sumber yaitu: arteriol Supra
periosteal, pembuluh darah dari dari ligamentum periodontal dan arteriol yang
11
muncul dari puncak septik interdental.Persarafan gingiva berasal dari serabut
saraf ligamentum periodontal, saraf oral dan Vestibular.

D. Serat - Serat Gingiva

Lamina propia merginal gingiva dibentuk oleh jaringan pengikat padat


yang kolagen dan sedikit sekali mengandung serat elastis.Serat kolagen. Ini
membentuk suatu sistem bundel yang dikenal dengan nama serat-serat gingiva.

Fungsi dari serat-serat gingiva ini antara lain: (1) untuk menciptakan
hubungan marginal dengan permukaan gigi selama ada tekanan pengunyahan,agar
marginal gingiva tidak terpisah dengan permukaan gigi, (2) menyatukan marginal
gingiva dengan sementum dan menjaga hubungan dengan attached gingiva.

Serat-serat gingiva ini dikelompokkan dalam beberapa group yaitu: grup


dentogjngival, group dentoperiostal, grup alveologingival, grup sirkular dan grup
periosteal, intergingival, intersirkuler, interpapilari, transgingival dan transeptal.

Serabut dento gingiva adalah serabut bebas yang melekat pada sementum
dan melebar keluar gingiva dan keatas tepi gingiva untuk bergabung dengan
periosteum dari daerah perlekatan gingival.

Serabut alveolar gingiva atau serabut puncak alveolar yang keluar dari
puncak alveolar dan berjalan koronal gingiva.

Serabut sirkuler adalah serabut yang mengelilingi gigi.Serabut periosteal


gingiva, meluas keasmping dari periosteum tulang alveolar.Seray ini melekatkan
gingiva ke tulang alveolar.

Serabut intergingival meluasdalam arah mesiodistal sepanjang lengkung


gigi dan mengelilingi lengkung molar terakhir. Serabut intersirkuler mengelilingi

12
beberapa gigi, serabut ini berhubungan dengan gigi yang berdekatan dalam
lengkung gigi.

Serabut interpapilar berlokasi di papila bagian mahkota ke bundel serabut


transeptal.Serabut-serabut ini berhubungan pada bagian oral dan Vestibular
interdental pada gigi posterior.

Serabut transgingival meluas dari sementum dekat sementoenamel


junction dan berjalan secara horisontal diantara dua gigi berdekatan.Serabut
transeptal berjalan dari satu gigi kegigi lainnya dikoronal ke septum alveolar.

DG = serat dentogingiva, C = serat sirkuler, AG = serat alveolar gingival,


PG = serat perioseteal gingival, IG = serat intergingival, TG = serat transgingival,
IC = serat interseluler, TS = serat transeptal, IP = serat interpapilari

E. Epitelial attachment

Sulcular epitelium akan meneruskan diri dengan epitelium yang


berhubungan dengan permukaan gigi.Epitel dari epitelium yang berhubungan
dengan permukaan gigi disebut epitelial attachment.

Banyak pendapat para ahli mengenal cara pelekatan epitelial attachment


ke permukaan gigi. Mula-mula dinyatakan tidak ada hubungan antara epitelial
attachment dengan permukaan gigi, diantara attachment epitelium dan permukaan
gigi dijumpai suatu celah yang diberi nama subgingival space.Epitelial attachment
akan berkontak dengan permukaan gigi pada dasar sulkus tepatnya di
sementoenamel junction.Konsep ini dikenal sebagai konsep klasik.

Konsep kedua; dikenal dengan konsep statisml.para ahli berpendapat


selama pembentukan enamel, ameloblast akan menghasilkan suatu lapisan yang
disebut cuticula primer, yang melekatkan ameloblast ke permukaan gigi.Begitu
ameloblast mengalami degenerasi, reduce enamel epitelium akan membentuk
cuticula sekunder. Cuticula sekunder yang mengandung keratin akan membentuk

13
penyatuan organik antara epitelium dengan cuticula primer yang menutupi
permukaan gigi. Dalam kondisi ideal, seluruh. Permukaan epitelium dari gingiva
margin ke sementoenamel junction melekat erat secara organik kepermukaan gigi
melalui cuticula sekunder. Menurut konsep ini dasar sulkus pada mulanya berada
pada permukaan enamel.

Pada konsep dinamis, secara klinis bila marginal gingiva dikuatkan dari
permukaan gigi secepatnya akan melekat kembali ketempat asalnya.Pada
percobaan dengan memasukkan lempeng baja tipis atau strip selulose kedalam
sulkus gingiva, lempeng baja dengan mudah masuk kedalam sulkus gingiva
sampai kedasarnya dan apabila dikeluarkan gingiva akan melekat kembali
keasalnya.Konsep dinamis menyatakan tidak dijumpai adanya penyatuan organik
antara permukaan epitelium dan gigi, serta dasar sulkus terletak pada
sementoenamel junction.Sel epitel yang berdekatan dengan gigi hanya merupakan
kontak yang rapat saja, tidak mempunyai hubungan sama sekali.Kontak disini
terjadi karena peristiwa adesi, Tinus jaringan dan serat-serat gingiva.

2.2.2 Tulang Alveolar


A. Pengertian

Tulang alveolar merupakan bagian maksila dan mandibula yang membentuk


dan mendukung socket gigi. Secara anatomis tidak ada batas yang jelas antara tulang
alveolar dengan maksila maupun mandibula. Bagian tulang alveolar Bone proper ini
akan didukung oleh bagian tulang alveolar lainnya yang dikenal dengan nama
supportinh alveolar Bone. Tulang alveolar membentuk socket yang akan mendukung
dan melindungi akar gigi.

B. pembagian tulang alveolar

Secara anatomis tukang alveolar dibagi menjadi dua bagian; yaitu alveolar
Bone proper dan supporting alveolar Bone. Supporting alveolar Bone ini terdiri
ydua bagian yaitu yang kompak, yang membentuk keeping oral dan Vestibular
dan tulang spongi,yang terletak diantara lempeng cortical dan alveolar Bone
proper. Periosteum adalah lapisan yang menghubungkanjaringan lunak yang
menutupi permukaan luar tulang yang terdiri dari lapisan luar yang terdiri dari
jaringan kolagen dan bagian dalam terdiri dari serabut elastik lempeng cortical
oral maupun Vestibular langsung bersatu dengan maksila maupun mandibula.

Keberadaan tulang alveolar tergantung dari adanya gigi, bila gigi dicabut
tulang alveolar akan mengalami resorpsi. Jika gigi tidak erupsi, tulang alveolar
tidak berkembang.

14
Tulang alveolar terdiri dari tiga bagian, yakni:

a. Plat tulang Vestibular atau eksternal dari tulang kortikal yang dibentuk
oleh tulang haversian dan Lamela tukang yang kompak.
b. Dinding soket berupa tulang kompak tipis yang dinamakan tulang
alveolar utama
c. Trabelkula kanselous yang berada diantara kedua lapisan tulang antara
diatas dan berperan sebagai tulang alveolar pendukung

C. Morphologi Tulang Alveolar

Permukaan luar lempeng cortical (cortical plate) merupakan permukaan


luar tulang alveolar pada daerah Vestibular maupun orang. Pada daerah leher gigi
dimana tulang alveolar akan berakhir, bagian ini akan dibentuk oleh persatuan
alveolar Bone proper dan tulang kompak yang dikenal dengan nama puncak
tulang alveolar. Baik permukaan luar tulang alveolar maupun puncak tulang
alveolar konturnya sangat bervariasi.

Bagian tulang alveolar yang berada diantara dua gigi dikenal dengan nama
septum interdental. Septum interdental ini dibentuk oleh alveolar Bone proper,
permukaan proksimal gigi geligi, tulang spongi dan tulang kompak yang berada
diantara gigi serta puncaknya dibentuk oleh penyatuan alveolar Bone proper
maupun tulang kompak.

15
Garis putus-putus menandakan pembagian Anatar tukang Basal dan tulang
alveolar ( dikutip dari: Ten Cate , aR , oral histology development, artructure, and
function, 4 ™ Ed, St Louis, 1994, mosby.)

D. Kontur Tulang Alveolar

Kontur tulang alveolar dipengaruhi oleh susunan gigi geligi. Hal ini
disebabkan kontur tulang kompak mengikuti bentuk tonjolan-tonjolan akar gigi.
Pada bagian tonjolan akar gigi, tulang alveolar akan menonjol dan diantara dua
gigi,. Tulang alveolar melekuk. Lekukan ini makin menyempit kearah margin
tulang alveolar. Baik penonjolan maupun lekukan ini jelas bila tulang alveolar
tipis,. Sebaliknya bila tulang alveolar tebal kedua-duanya tidak terlihat jelas.

Pada maksila, permukaan luar tulang alveolar banyak dijumpai lubang-


lubang halus, sedangkan pada mandibula lebih padat walaupun kadang-kadang
dijumpai lubang-lubang kecil, lubang-lubang ini merupakan tempat lalunya
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.

Batas oklusal tulang alveolar didekat leher gigi dimana alveolar Bone
proper dan lempeng kortikal bersatu dikenal dengan nama puncak tulang alveolar,
margin tulang alveolar pada daerah puncak sebelah oral maupun Vestibular
bentuknya membulat dan condong kearah gigi. Pada arah mesiodistal, margin
tulang alveolar melengkung kearah apikal.

E. Tebal dan posisi tulang alveolar

16
Umumnya ketebalan tulang alveolar pada maksila lebih tipis deri
mandibula. Tulang alveolar yang paling tebal dijumpai pada daerah premolar dan
molar mandibula, terutama pada permukaan bukal. Pada bagian deoa kedua
rahang, tulang alveolar sangat tipis, sehingga antara alveolar Bone proper dan
lempeng cortical kadang-kadang tidak dijumpai tulang spongi.

Tebal dan posisi tulang alveolar baik pada Permukaan oral maupun
Vestibular dipengaruhi oleh susunan gigi geligi, sudut percabangan akar terhadap
tulang dan tekanan oklusal.

Pengaruh sudut percabangan sudut percabangan akar gigi terhadap tulang


alveolar sangat jelas terlihat pada gigi molar maksila. Pada akar palatinal, sudut
percabangannya sangat besar, tulang alveolanyar tipis dan posisinya lebih
keapikal. Pengaruh tekanan oklusal terhadap tebal tulang alveolar dapat dilihat
pada permukaan bukal. Hal ini diduga sebagai usaha tulang alveolar untuk
mengimbangi tekanan oklusal.

F. Septum Interdental dan Septum Interradikuler

Septum interrradikuler merupakan bagian tulanh alveolar yang berada


diantara dua gigi yang bertetangga. Septum interdental ini dipakai sebagaidasar
untuk menilai keadaan tulang alveolar secara radiografis, baik dalam nilai
kuantitatif maupun kualitatif. Bagian tulang alveolar yang lain sukar dipaki
sebagai dasar penilaian keadaan tulang alveolar secara radiografis, karena
gambaran radiografisnya bertindih dengan gambaran gigi geligi.

Pada Regio gigi belakang baik pada maksila maupun mandibula, puncak
septum interdental ini pada arah oro Vestibular agak rata bila dibandingkan
dengan gigi Regio gigi deoan. Septum interdental ini pun pada Regio gigi
belakang akan lebih tebal dan lebih banyak tulang spongijya dibandingkan dengan
Regio depan. Pada Regio depan, puncak septum interdental ini berbentuk
cembung.

Bentuk puncak septum interdental ini dipengaruhi oleh kontur enamel gigi
yang bertetangga, posisi sementoenamel junction gigi yang bertetangga, derajat
erupsi gigi, posisi gigi dan lebar gigi Oro Vestibular. Septum interrradikuler
merupakan bagian tulang alveolar yang berada diantara percabangan akar gigi,
septum interrradikuler ini sering dipakai untuk menilai perluasan penyakit
periodontal secara radiografis. Selain itu septum interrradikuler merupakan pusat
rotasi gigi yang berakar lebih dari satu.

17
2.2.3 Ligamentum Periodontal
Ligamentum periodontal merupakan jaringan pengikat yang mengisi ruangan antara
permukaan gigi dengan dinding soket, mengelilingi akar gigi bagian koronal dan turut serta
mendukung gingival. kebanyakan penyakit yang mengenai ligamentum periodontal, apabila
tidak dilakukan perawatan dengan baik akhirnya akan menyebabkan hilangnya gigi.

A. Pengertian

Ligamentum periodontal merupakan struktur jaringan penyangga gigi yang


mengelilingi akar gigi dan melekatkannyabke tulang alveolar. Ligamentum ini
melanjutkan diri dengan jaringan ikat gingiva dan berhubungan dengan ruang
sumsum melalui kanalis vaskuler yang ada pada Bone proper.

Jaringan ini disebut membran walaupun sebenarnya jaringan ini tidak sama
dengan membran fibrous, seperti fascia, kapsul organ periosteum. Struktur dan
fungsinya memang mirip dengan jaringan tersebut akan tetapi sebenarnya berada
karena jaringan ini selain berperan sebagai perisementum gigi atau periosteum
tulang alveolar juga berfungsi sebagai pendukung gigi.

Dengan demikian fungsi dari ligamentum periodontal adalah untuk


mendukung gigi, memelihara hubungan fisiologis antara sementum dan tulang,
sebagai pensuplai nutrisi, fungsi formatif atau pembentukan dan fungsi sensori.

B. Gambaran Mikroskopis Ligamentum Periodontal Normal.

Susunan dan fungsi ligamentum periodontal dapat lebih baik dimengerti bila
diamati sejak perkembangannya secara histologis. Ligamentum periodontal
berasal dari dental sac, suatu lapisan sirkuler jaringan pengikat fibrous
disekeliling benih gigi. Ketika gigi sedang berkembang erupsi, jaringan pengikat
longgar detak sac akan berdeferensiasi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan luar
yang dekat ketulang, lapisan dalam sepanjang sementum dan suatu lapisan
intermediat yang terdiri dari serat-serat yang tidak teratur. Serat-serat utama
ligamentum periodontal berasal dari lapisan intermediat. Serat-serat intermediat
ini akan menebal dan tersusun sesuai dengan kebutuhan fungsi ketika gigi
mencapai kontak oklusalnya.

Sebelum gigi susu dan gigi molar tetap erupsi, ligamentum periodontal telah
terbentuk. Kalau gigi tetap yang menggantikan gigi susu, perkembangan
ligamentum terjadi setelah gigi erupsi didalam rongga mulut.

18
C. Serat – serat utama ligamentum periodontal

Serat-serat utama ligamentum periodontal merupakan elemen yang paling


penting dari ligamen periodontal. Serat-serat ini terdiri dari serat-serat kolagen
yang tersusun dalam bundel dan jalannya bergelombang. Ujung-ujungnya
tertanam di dalam sementum dan tulang alveolar tersebut dinamakan serat
sharpey.

Serat – serat utama ini tersusun menjadi beberapa grup, yaitu : grup
transeptal, puncak alveolar, grup horizontal, grup obliq, grup interradikuler dan
grup apical

1. Grup Transeptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan
serat utama ligamentum periodontal. Serat – serat ini meluas pada
permukaan interproximal, diatas puncak septum interdental dan
tertanam pada sementum gigi geligi yang bertetangga. Serat – serat ini
tetap ada walaupun terjadi penyakit dan dijumpainya kerusakan tulang
alveolar, dimana serat ini nantinya akan mengalami perbaikan
kembali.
2. Grup Puncak Alveolar
Serat – serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat
dibawah epithelial attachment dan menuju puncak tulang alveolar
fungsi grup ini menolong menolong menahan gigi didalam socketnya
bila ada tekanan kearah apical dan menahan gigi bila ada tekanan
lateral.
3. Group  Horizontal
serat - serat grup ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang
gigi dari sementum  ke tulang alveolar. fungsi nya sama dengan fungsi
serat grup puncak alveolar.
4. Grup Oblique (Serat-serat miring)

19
Serat - serat  ini merupakan grup yang paling besar diantara grup
serat utama ligamentum periodontal. grup ini meluas dari sementum
kearah coronal secara obliqua dan melekat ke tulang alveolar grup ini
menerima tekanan yang paling besar selama ada tekanan vertikal dan
menyampaikannya berupa tarikan ke tulang alveolar. 
5. Grup Interradikular 
Grup ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke Puncak
sementum interradikular.
6. Grup Apikal
Grup ini menyebar dari regio apikal gigi ke tulang pada fundus
soket gigi.  Susunannya tidak teratur dan tidak akan dijumpai sebelum
pembentukan akar gigi sempurna. serat-serat ini letaknya tegak lurus 
terhadap bundle serat utama, tertanam dalam sementum dan tulang
alveolar pada daerah sepertiga akar cervical dan terlihat di sekeliling
pembuluh darah.  fungsi serat oksitalan ini sempat sekarang belum
diketahui

D. Suplai Darah
Suplai darah    Ligamentum periodontal berasal dari Arteri infra dan
SupraAlveolar.  Arteri ini mencapai ligamentum periodontal melalui dental arteri,
interdental-  interradikular arteri dan anastomose dari pembuluh darah gingiva.
sebelum Masuk ke foramen apikal dentis, Pembuluh darah yang akan mensuplai
pulpa gigi akan bercabang gigi akan bercabang ke   Ligamentum periodontal.
pembuluh pembuluh-pembuluh interdental dan interradikular akan mengirimkan
cabangnya ke ligamentum periodontal melalui kanal-kanal yang ada di dalam
tulang alveolar.

20
E. Pernafasan
Umumnya saraf pada ligamentum periodontal mengikuti jalannya pembuluh
darah baik dari apikal maupun dari interdental dan interradikular. ligamentum
periodontal banyak disuplai oleh saraf sensori yang mampu menyalurkan sensasi
tekanan dan rasa sakit.

F. Fungsi Ligamentum Periodontal 


Ada beberapa fungsi ligamen periodontal, yang dapat dikelompokkan sebagai
fungsi fisik, fungsi formatif,  fungsi nutrisi dan sensori dan fungsi formatif.

Fungsi fisik.
Pada fungsi fisik, Ligamentum  periodontal dapat :
 Menyalurkan tekanan oklusal  ke tulang alveolar
 Melekatkan gigi ke tulang alveolar
 Memelihara hubungan jaringan gingiva ke gigi
 Sebagai peredam tekananan
 Melindungi pembuluh darah dan saraf dari tekanan mekanik

21
Susunan serat – serat utama liogamentum periodontal sama seperti
jembatan gantung. Bila tekanan aksial dikenakan kepada gigi, ada kecendrungan
perpindahan (displacement) akar gigi di dalam soketya. Grup serat – serat utama
pblique merubah bentuknya yang bergelombang menjadi merengang dan
mencapai panjangnya yang maksimum serta menerima beban tekanan aksial yang
paling banyak.

Bila suatu tekanan horizontal atau tiping dikenakan pada gigi, ada dua fase
yang karakteristik terjadi yaitu :
o Gerakan yang dibatasi oleh ligamentum periodontal
o Pergeserab lempeng kortikal oral dan vestibular

Sebagai akibat migrasi fisiologis gigi geligi kemesial, ligamentum


periodontal lebih tipis pada permukaan mesial dibandingkan permukaan distalnya.
Ligamentum periodontal mendukung gigi selama berfungsi demikian pulalah
ketergantungan lingamen periodontal terhadap rangsangan yang dihasilkan fungsi
oklusal untuk memelihara strukturnya.

Dalam batas –batas fisiologis, ligamentum periodontal sanggup menerima


adanya pertambhan fungsi. Dengan adanya pertambahan fungsi ini terlihatlah
adanya perubahan – perubahan, yaitu :

 Lebar dan tebalnya ligamentum periodontal akan bertambah


 Menebalnya bundle serat – serat
 Bertambahnya jumlah dan diameter serat – serat Sharpey
Bila tekanan oklusal melebihi kemampuan ligamentum periodontal
akibatknya akan terjadi kerusakan pada ligamentum periodontal. Bila fungsi
berkurang atau tidak ada sama sekali, ligamentum periodontal akan mengalami
atrofi. Ligamentum periodontal akan menipis, bundle serat – serat utama
berkurang jumlah dan kepadatannya serta tidak teratur dan kadang – kadang
sejajar dengan akar permukaan gigi.

22
Fungsi Formatif

Sel –sel pada ligamentum periodontal dan puncak tulang alveolar terkena
tekanan fisik pada proses pengunyahan, parafungsi, bicara dan tekanan ortodonti.
Elemen seluler pada ligamentum periodontal berpartisipasi pada pembentukan
maupun resorpsi sementum dan tulang yang hasilnya adalah pergeseran gigi
secara fisiologis, penyesuaian lebar periodontal terhadap tekanan oklusal dan pada
proses perbaikan kerusakan.

Seperti bagian jaringan periodontal lainnya, ligamentum periodontal


secara terus – menerus mengalami proses pembentukam kembali. Sel – sel dan
serat –serat yang telah tua dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sel – sel
fibroblast membentuk serat –serat kolagen, dan sisa –sisa sel mesenchyme
berkembang menjadi osteoblast dan sementoblast dengan adanya pembentukan
dan diferensiasi / pematangan osteoblast, sementoblast, dan fibroblast akan
mempengaruhi laju pembentukan kolagen, sementum dan tulang.

Fungsi Nutrisi dan Sensori

Ligamentum periodontal melalui pembuluh darahnya akan mensuplai nutrisi


ke sementum, tulang dan gingiva. Pernafasan ligament periodontal mempunyai
kemampuan mendeteksi dan tekanan yang dikenakan pada gigi dan memegang
peranan penting untuk mengkontrol mekanisme neuromuscular otot – otot
pengunyahan.

2.2.4 Sementum

23
Sementum merupakan suatu lapisan jaringan kalsifikasi yang tipis dan menutupi
permukaan akar gigi. Sementum ini akan berbatasan dengan dentin dan email, maupun
ligament periodontal, strukturnya mempunyai banyak persamaan dengan stuktur tulang.

A. Pengertian dan Kandungan Sementum


Sementum merupakan jaringan mesencymal yang tidak mengandung pembuluh
darah / saraf dan mengalami kalsifikasi serta menutupi permukaan akar gigi anatomis.
Selain melapisi akar gigi, sementum juga berperan didalam mengikatkan gigi ke tulang
alveolar, yaitu dengan adanya serat utama ligamentum periodontalyang tertanam didalam
sementum (Serat Sharpey). Sementum ini tipis pada daerah dekat perbatasannya dengan
enamel dan makin menebal kearah apex gigi. Berdasarkan morphologinya sementum
dibagi menjadi dua tipe yaitu sementum aseluler (sementum primer) dan sementum
seluler (sementum sekunder)

Ada dua sumber serat – serat kolagen pada sementum, yaitu :


1. Serat Sharpey (ekstrinsik) yang merupakan bagian dari serat –
serat utama ligamentum periodontal yang terpendam pada
sementum dan dibentuk oleh fibroblast
2. Serat – serat yang dimiliki oleh matriks sementum (intrinsik) yang
dihasilkan oleh sementoblast.

Sementum aseluler adalah sementum yang pertama kali terbentuk, menutup kurang
lebih sepertiga servikal atau hingga setengah panjang akar, dan tidak mengandung sel –
sel. Sementum ini dibentuk sebelum gigi mencapai bidang oklusal, ketebalannya berkisar
antara 30 – 230 µm. disini serat Shrapey merupakan struktur utamanya, yang peran
utamanya mendukung gigi.

Sementum seluler terbentuk setengah gigi mencapai bidang oklusal, bentuknya


kurang teratur (ireguler) dan mengandung sel – sel (sementosi) pada rongga – rongga
yang terpisah – pisah (lacuna –lakuna) yang berhubungan satu sama lain melalui
anastomosis kanalikuli. Dibandingkan dengan sementum aseluler, sementum
selulerkurang terkalsifikasi dan hanya sedikit mengandung serat sharpey

Sementum aseluler maupun seluler tersusun membentuk lamella – lamella yang


dipisahkan oleh garis – garis incremental yang berjalan parallel dengan sumbu panjang
gigi (gambar 3.20)

Fungsi sementum turut mendukung gigi didalam soketnya, mengimbangi kehilangan


subtansi gigi oleh karena pemakaian.

B. Sementogenesis

24
Selama pembentukan enamel, korona gigi ditutupi oleh epitelium dental, bagian basal
epitelium ini merupakan kantung epithelial Hertwig. Mula – mula kantung ini merupakan
kerangka kemana dentin akan didepositkan, dengan demikian dentin yang mula – mula
sekali dibentuk akan ditutupi oleh epitelium, yang memisahkan dentin dari jaringan
pengikat yang disekitarnya. Mula – mula sekali sementumm dibentuk oleh sel –sel
jaringan pengikat, hal ini tak dapat terjadi kalau dentin masih ditutupi oleh kantung tadi
dan dengan adanya proses degenerasi dan proliferasi jaringan ikat, kantung ini akan
dirusak sehingga akan terjadi kontak antara dentin dengan jaringan pengikat, (sisa – sisa
epitel hertwig kita kenal dengan sebutan sisa epitel malassez) kemudian sementum akan
didepositkan kepermukaan dentin.

Sebelum sementoblast terbentuk, sel – sel jaringan pengikat yang berkontak dengan
permukaan gigi berdeferensiasi menjadi sementoblast. Sel – sel ini akan membentuk
sementum secara bertahap, tahap pertama akan dihasilkan sementoid yang kemudian
sementoid ini akan mengalami kalsifikasi menjadi sementum.

C. Sementoenamel Junction.

Sementum yang berdekatan dengan perbatasan enamel dan sementum penting sekali
diperhatikan sewaktu mengadakan perawatan penyakit periodontal. Ada tiga kemungkinan
hubungan antara sementum dan enamel pada sementoenamel junction yaitu :

a. Sementum menutupi permukaan enamel


b. Ujung sementum dan ujung enamel bertemu satu sama lain
c. Sementum dan enamel tidak bertemu. Bila terjadi resesi gingiva dapat terjadi
hipersensetif pada daerah leher gigi oleh karena adanya dentin yang telanjang.

D. Hipersemtosis

Hipersementosis merupkan suatu penebalan dari sementum. Hipersementosis ini


terlokalisir pada satu gigi atau pada seluruh gigi geligi. Etiologi hipersemntosis tidak begitu
jelas, akan tetapi hipersementosis tipe spike like biasanya disebabkan oleh karena pemakaian
pesawat ortodonti yang berlebihan atau tekanan oklusal. Pada gigi yang kehilangan
antagonisnya, hipersementosis diduga sebagai usaha menahan kecepatan erupsi gigi yang
berlebihan. Pada gigi yang mengalami sedikit iritasi periapikal karena penyakit pulpa,
hipersementosis diduga sebagai kompensasi terhadap kerusakan perlekatan fibrosa terhadap
gigi. Disini sementum didepositkan dekat jaringan periapikal yang mengalami inflamasi.

E. Sementoma

25
Sementoma merupakan suatu masa sementum yang biasanya terletak pada bagian apical
gigi, dapat melekat atau tidak melekat sama sekali. Sementoma ini dianggap sebagai salah
satu neoplasma odontogenik ataupun kelaian pembentukan pada waktu perkembangan.
Sementosa ini banyak terdapat pada wanita daripada laki – laki dan lebih banyak terdapat
pada mandibular daripada maksila. Biasanya sementoma ini tidak berbahaya, tetapi pada
beberapa kasus dapat menyebabkan perubahan bentuk rahang.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jaringan periodontal atau penyangga gigi secara garis besar terbagi menjadi
empat bagian, yaitu : Gingiva, Tulang Alveolar, Ligament Periodontal dan
Sementum.
a. Gingiva dibagi menjadi (a) unattached gingival, (b) sulkus gingiva, (c)
papil interdental dan (d) attached gingiva
b. Tulang Alveolar dibagi menjadi dua, yaitu : alveolar Bone proper dan
supporting alveolar Bone
c. Ligament Periodontal terdiri dari Serat – serat utama ini tersusun menjadi
beberapa grup, yaitu : grup transeptal, puncak alveolar, grup horizontal,
grup obliq, grup interradikuler dan grup apical
d. Sementum dibagi menjadi dua tipe yaitu sementum aseluler (sementum
primer) dan sementum seluler (sementum sekunder).

27
Daftar Pustaka

Emini,dkk.2019./PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT PREVENTIVE DENTISTRY.Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai