beranda
Tentang Surat Kabar Guru Belajar
Sekolah
Surat Kabar Lawan
#KerjaBarenganLawanCorona dan
#SekolahLawanCorona adalah kolaborasi
antara Kampus Guru Cikal, Komunitas Guru
Belajar, Sekolah.mu, Keluarga Kita dan Semua
Murid Semua Guru.
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 3
kontributor
penyunting
penyunting
penyunting
penyunting
M. Rizky Satria Kristijorini Umi Kalsum Ratno Kumar Jaya
KGB Tangerang Selatan KGB Surakarta KGB Bandung KGB Pemalang
Sekolah Cikal TK Kr. Widya Wacana Pasar Legi Aurora SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan
@rizky_satria Rizky Satria @kristijorini Kristiyorini @kak_umi @ratno_kumar Ratno Kumar Jaya
Wibowo
penyunting
penyunting
desainer
desainer
grafis
grafis
grafis
grafis
Yusuf Muamar Khadafi Lukman Hakim Virandy Putra Rizqy Rahmat Hani
KGB Tegal KGB Pekalongan KGB Belitung KGB Pekalongan
SMPNU 01 BERBASIS PESANTREN SMA Islam Kota Pekalongan SMAN 1 Sijuk Kampus Guru Cikal
BOJONG TEGAL
@ymkhadafi Muamar @ukluk_hakim Lukman @virandhyp Virandy Putra @rizqyrahmat Rizqy Rahmat Hani
Khadafi Hakim
desainer
desainer
desainer
grafis
grafis
grafis
SEKOLAH
ketidakpastian dalam penyelenggaraan pendidikan.
Berbagai isu utama harus diselesaikan; resiko
LAWAN
kesehatan dan keamanan murid dan keluarga,
guru dan tenaga kependidikan, penyediaan akses
instruksional pendidikan (di lembaga formal maupun
CORONA
non formal), kedua hal ini sudah mulai menjadi
perhatian, namun kondisi pelaksanaannya masih
jauh dari harapan. Dua isu utama lainnya berkait
penjaminanmutu pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian, juga potensi masalah SDM dan operasional
Najelaa Shihab tampaknya sama sekali belum sempat terjamah.
‘‘
Banyak contoh kerja barengan lawan corona yang
sudah ditunjukkan oleh begitu banyak pemangku
kepentingan pendidikan. Di Kampus Guru Cikal dan
Komunitas Guru Belajar, berbagai kolaborasi dengan
Sekolah.mu dalam gerakan Sekolah Lawan Corona,
begitu banyak praktik baik telah berhasil ditunjukkan
dalam jangka waktu relatif pendek. Modal kemerdekaan
belajar yang ditumbuhkan bertahun-tahun dalam
jaringan, keahlian profesional dalam menerapkan 5M “... menjadi bagian
dalam pembelajaran, yang dilengkapi dengan teknologi
belajar, menghasilkan solusi-solusi dalam jangka kecil dari mereka
pendek yang insya Allah menjadi bagian dari sejarah
perubahan yang terjadi pada pendidikan kita karena yang memilih
corona. Kemerdekaan berkarya, saling mendukung
pemenuhan kebutuhan murid dimanapun ia bersekolah ambil peran,
di seluruh Nusantara, ditunjukkan oleh berbagai
program belajar-mengajar yang dibuat bersama lewat mempraktikkan
platform ataupun proses belajar LIVE di sosial media.
prinsip kerja
Kemerdekaan berkolaborasi, saling percaya bahwa
ada proses kurasi dan tanggungjawab profesi untuk barengan dengan
menggunakan hasil perencanaan, pembelajaran dan
penilaian bersama sebagai bagian dari pembelajaran standard yang selalu
murid-murid kita. Saya selalu bangga berada dari
jaringan ini, tetapi diantara kabar buruk maupun tinggi, adalah salah
kekhawatiran tentang virus corona dan penyakit covid
19, menjadi bagian kecil dari mereka yang memilih satu hikmah yang
ambil peran, mempraktikkan prinsip kerja barengan
dengan standard yang selalu tinggi, adalah salah satu akan selalu saya
hikmah yang akan selalu saya syukuri. Membaca tulisan-
tulisan di surat kabar guru belajar kali ini, saya yakin syukuri”
teman-teman akan merasakan harapan yang sama -
pengalaman Corona dan melaluinya dengan kekuatan
bersama, akan jadi modal penting transformasi
pendidikan Indonesia. Najelaa Shihab
penulis
Najelaa Shihab
Pendiri Sekolah Cikal, Kampus Guru Cikal,
IniBudi.Org, Keluarga Kita, Islamedu,
SekolahMu dan penggagas Pesta
Pendidikan.
@NajelaaShihab
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 7
dari redaksi
MESKI KONDISI
DARURAT, TETAP
MERDEKA BELAJAR
Awal Maret, murid Sekolah Cikal diliburkan. Sementara, kantor
saya dibersihkan dan protokol kesehatan disiapkan dan diterapkan.
Saya pun masuk kantor sudah harus melewati deteksi suhu tubuh.
Masker masih jadi kewajiban buat yang sakit. Tanda peringatan dan
pembersih tangan semprot dipasang di tempat strategis.
Corona Dengan Cara Pembelajaran 5M. Kondisi Percayalah, Anda bukan seorang diri yang pusing
genting, bergerak cepat menjadi penting. menghadapi pembelajaran jarak jauh, tapi Anda
termasuk sedikit guru yang merdeka belajar,
Ditulis ringkas begini kesannya seolah prosesnya menghadapi kepusingan dengan belajar cara
mudah. Pada kenyataannya, usulan ide, diskusi, baru. Silahkan optimalkan pengalaman guru,
penajaman ide, salah ketik, revisi lagi, kekeliruan tawaran program dan tautan beragam sumber
dalam penayangan dan banyak proses lagi terjadi belajar di Surat Kabar Guru Belajar ini.
pada pola komunikasi yang dinamis, dari multi
arah. Ide kedua, berupa program kelas pembelajaran
jarak jauh bagi guru merdeka belajar yang
Meski prosesnya demikian, tetap takjub dengan rencananya akan diluncurkan pada pertengahan
sejumlah guru yang antusias untuk bergabung April.
baik di Sekolah Lawan Corona maupun di Kerja
Barengan Lawan Corona. Bayangkan, mereka Bekerja dan belajar di rumah bukan alasan
sebagai guru pada dasarnya mempunyai menghentikan kemerdekaan belajar kita.
kekhawatiran yang sama terhadap penularan
virus corona dan kepusingan yang sama dalam Ayo #SekolahLawanCorona!
menyiapkan pembelajaran jarak jauh untuk
muridnya, tapi mereka masih saja ada energi untuk Padukan 3 kekuatan: keahlian, komunitas dan
dadakan kerja barengan. teknologi
Keahlian guru dan orangtua
Untuk semua guru yang terlibat SLC dan KBLC, Kekuatan jejaring komunitas
saya salut dan mengucapkan terima kasih karena Kecanggihan teknologi belajar
memilih untuk berjuang bersama.
Tetap Merdeka Belajar!
Sebagaimana tradisi merdeka belajar, tidak ada
pelajaran tanpa refleksi atas aksi yang dilakukan.
Meski setiap saat bisa dilakukan penyesuaian, tapi Bukik Setiawan M
kami melakukan refleksi setiap minggu. Ada dua
ide besar yang lahir. Pertama, Surat Kabar Guru
Belajar Edisi Khusus Sekolah Lawan Corona yang #KerjaBarenganLawanCorona dan
berisi pengalaman guru dalam mempraktikkan #SekolahLawanCorona adalah kolaborasi antara
pembelajaran jarak jauh. Kedua, penataan Kampus Guru Cikal, Komunitas Guru Belajar,
ulang program SLC agar lebih fokus dan intensif Sekolah.mu, Keluarga Kita dan Semua Murid
mendampingi guru. Semua Guru.
‘‘
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
“Saya mengamati
pembelajaran jarak jauh ini
memberikan kesempatan pada
orangtua untuk lebih banyak
menghabiskan waktu bersama
ABK mereka. “
LISZA MEGASARI
Membaca Ujaran), maka nama bilangan ini bisa mempererat hubungan orangtua
diberikan kepada murid tuli lengkap dan anak. Anak diizinkan secara mandiri
dengan tulisan, cara membaca, isyarat, dan menentukan ukuran dan warna kartu.
membaca ujaran (dahulu disebut baca bibir). Ketika saya meminta orangtua berefleksi
tentang proses pembuatan kartu, mayoritas
Seluruh proses yang disebutkan di atas, berkata bahwa malah anak-anak tuli mereka
yang biasanya dilakukan murid setiap yang memberitahu orangtua bagaimana
hari di kelas, saya tuangkan dalam video membuat kartu yang benar. Hal ini terjadi
mengajar pertama saya di sesi Belajar Live! karena memang seluruh media di kelas
SekolahMu dengan link https://youtu.be/ saya merupakan hasil karya bersama murid.
FUl182L2iCg Link video ini saya share ke murid tahu benar bagaimana kartu-kartu
grup whatsapp (wa) kelas saya. Sebelum tersebut dibuat. Begitu pula ketika orangtua
wabah Covid19, kelas kami memang sudah membimbing cara menggunakan kartu.
memiliki grup wa sehingga tidak perlu Menurut orangtua, anak-anak tuli mereka
membuat grup lagi. yang malah bersemangat mengajarkan
tahapan penggunaan kartu kepada
Para orangtua memberikan apresiasi besar orangtuanya.
terhadap video itu.
“Ifa senang sekali melihat bu Ega di Keenam murid saya memiliki pencapaian
youtube”, ujar Mama Ifa di chat grup, yang berbeda. Anton, Ifa, dan
“Berkali-kali ditontonnya, Bu”. Zaid (ketiganya memiliki hambatan
“Kami sudah subscribe youtube bu Ega ya. pendengaran/ tuli saja) sudah memahami
Alif yang minta”, ujar Mama Alif. konsep hari dan tanggal. Mereka bahkan
“Diupayakan untuk nonton bersama anak sudah mulai mengenal konsep bulan. Pada
kita ya Bu. Lalu mohon dibuat kartu-kartu orangtua mereka, saya meminta agar papan
yang ada di video itu. Setiap hari, latih Ayo Pasang Hari ini tetap dilakukan setiap
kartunya bersama anak, seperti di video itu”, hari, namun penekanannya adalah kepada
saran saya kepada para orangtua. pengucapan nama hari, tanggal dan bulan
dengan tepat. Zaid sudah menguasai
Saya meminta orangtua untuk membuat membilang 1-20. Untuknya, saya mohon
kartu bersama anak. Proses membuat kartu, kepada orangtuanya untuk mulai fokus pada
menggunting, melipat dan mewarnai kartu menulis nama bilangan. Sedangkan untuk
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 13
Anton dan Ifa yang masih menguasai membilang
1-10, saya berpesan agar lanjut dilatih membilang
11-20. Boleh diajarkan menulis, namun jangan terlalu
fokus pada menulis.
Merdeka Belajar
dengan Ajak Murid
Memilih Tantangan
S
eperti yang sudah diketahui bersama bahwa wabah
virus corona atau yang sering didengar dengan nama
covid-19 sudah menyebar di berbagai negara, tidak
terkecuali Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah dengan sangat cepat untuk mencegah
penyebaran virus yang semakin meluas. Efek dari adanya
virus ini sangat berpengaruh di semua sektor kehidupan,
salah satunya di dunia pendidikan. Sesuai arahan dari
pemerintah bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah
untuk sementara waktu ditiadakan, serta dianjurkan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh.
tersendiri bagi saya untuk mengemas dan netral. Saya memberikan kesempatan
pembelajaran jarak jauh yang menarik dan kepada murid untuk menjawab selama 20
bermakna untuk murid. Otak saya langsung menit dan mereka berusaha dengan cepat
berputar dengan cepat, lalu saya menemukan untuk menjawabnya.
ide untuk memberdayakan konteks tentang
virus corona. Saya mengambil tema social “Jawaban Pro : Saya setuju dengan adanya
distancing untuk materi belajar debat di kelas social distancing itu perlu karena dapat
X. meminimalisir penularan virus corona.”
Sebelum memulai pembelajaran, saya “Kontra : Saya tidak setuju dengan adanya
mengabsen murid untuk memastikan social distancing karena dapat menghambat
mereka online dijam tersebut dan mengikuti pekerjaan orang tua yang melakukan aktivitas
pembelajaran. Saya memulai pembelajar di luar rumah, sehingga dikhawatirkan akan
tersebut dengan memberikan pertanyaan berdampak pada kebangkrutan dan tidak bisa
reflektif ke murid secara bertahap dan memenuhi kehidupan sehari-hari.”
mengajaknya berdiskusi. Dimulai dari mengapa
saat ini pembelajaran di sekolah ditiadakan, “Netral : Sebenarnya tergantung dengan
bagaimana cara mencegah virus corona, apa individu yang menanggapinya tentang perihal
itu social distancing dan apa saja bentuk dari social distancing itu sendiri.”
social distancing. Saat itu murid begitu antusias
untuk menjawabnya. Setelah semuanya Melihat jawaban dari murid yang sangat
berusaha menjawab, saya meluruskan jawaban bervariasi membuat saya terkagum, ini
dari mereka yang sekiranya masih kurang benar-benar diluar dugaan saya. Setelah
tepat. Selanjutnya saya menyampaikan ke itu, saya mengajak murid untuk melakukan
murid bahwa saat ini kita sedang belajar refleksi bersama. Banyak dari mereka yang
materi debat, lalu saya meminta mereka untuk mengatakan tertarik dengan pembelajaran
memberikan pendapat terkait social distancing jarak jauh seperti ini karena tidak monoton,
itu perlu atau tidak ? dengan memberikan 3 mereka juga belajar berpendapat dari berbagai
sudut pandang pendapat ya yaitu pro, kontra sudut pandang mengenai social distancing.
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 17
Sketsa yang dibuat murid
Setelah murid melakukan refleksi saya mengakhiri
pembelajaran jarak jauh dan melanjutkannya lagi di
pertemuan berikutnya.
Sebuah Inisiasi
Membantu
Pembelajaran
Jarak Jauh
Rizqy Rahmat Hani
Bob Marley percaya bisa menyembuhkan Di masa seperti ini ketika virus corona
rasisme dan kebencian dengan menyuntikan menyebar, membuat aktivitas manusia banyak
musik dan cinta kepada manusia. yang harus dilakukan di rumah. Bekerja, belajar
dan beribadah harus dilakukan di rumah. Virus
Suatu hari ia dijadwalkan tampil di sebuah membuat semuanya berubah. Kalau dalam
konser damai, seorang penembak mendatangi kalimat Bob Marley yang saya kutip di depan,
rumahnya dan mencoba membunuhnya.Dua virus ibarat orang-orang yang ingin membuat
hari kemudian, ia naik panggung dan bernyanyi. dunia ini lebih buruk. Tapi seperti Bob Marley
Kemudian seseorang bertanya, yang terus bernyanyi dan menyampaikan salam
cinta dan damai, banyak inisiasi yang dilakukan
“Kenapa Kamu terus bernyanyi padahal banyak banyak orang dan organisasi di saat seperti ini.
orang yang membahayakan dan mencoba Orang-orang bergerak untuk tidak berhenti
membunuhmu?” menerangi kegelapan,
‘‘
konfirmasi kehadiran anak2 melalui orangtua. Kmudian
saya berikan gambar2 tentang corona dan meminta
anak2 orangtua untuk mendiskusikan gambar2 tesebut
dengan anak2. Jadi perintah bnyak diberikan kpada
orangtua yg nantinya bisa disampaikan kpada anak2.
Sya tunjuk bberapa siswa untuk mengshare hasil diskusi
bersama orngtua mereka via VN/ pesan suara. Di akhir
sesi saya minta mereka untuk membuat video pendek
..yang berusaha
cara memcuci tangan dengan benar. Dan hasilnya
saya minta untuk share di story WA orangtua masing.
membuat dunia
Dan saya beri feedback melalui Wapri dengan cara
berkomentar pada story WA”
tidak pernah
Yang kita percaya, pendidikan itu hak semua
Yang kita percaya, pendidikan itu perlu merdeka
berhenti,
belajar, berkolaborasi dan berkarya
Yang kita percaya, #belajartanpabatas
bagaimana aku
Yang kita percaya #mengajartanpabatas
Yang kita percaya #selaluadapilihan
menerangi
Virus Corona mengancam kesehatan kita
Virus Corona membatasi sekolah dan sebagian
kegelapan?”
kegiatannya
Ayo #SekolahLawanCorona!
Padukan 3 kekuatan: keahlian, komunitas dan teknologi
ikut diskusi di
bit.ly/DaftarTPSpesial
sekolah.mu/tanpabatas
Daftar Grup
bit.ly/JoinGrupSLC
Unduh RPP
bit.ly/RPPHSLC
Unduh
bit.ly/TipsSLC
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 23
Testimoni Tim
Sekolah Lawan Corona
Pembuat
sama. Salinh belajar dari satu sama lain dan terus menebar manfaat
bersama, serta manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain adalah hal yang
luar biasa. Terima kasih
Abdulaziz Hafidhurrahman
KGB Depok
Hawtn Edukasi/Creativa
Bekerja dengan tim #SLC yang luar biasa membuat saya berada pada
zona bertumbuh, membuat saya paham apa yang bisa saya lakukan
untuk ikut berjuang melawan pandemi ini, walau tidak terjun langsung
Pembuat
Program
saya merasa terbantukan dengan adanya RPP yang disusun oleh tim SLC
Konten
bukan saya tapi semua guru terbantukan di KGB Daerah pada khususnya
Yulia Rahmawati
KGB Probolinggo
SD Negeri Krejengan
Di tim inilah keyakinan bahwa belajar tanpa batas dan mengajar tanpa
batas serta selalu ada pilihan semakin kuat, Dan semakin meyakini
bahwa saya tidak sendiri, di KGBN banyak tangan yang selalu siap untuk
membantu . Terimakasih untuk kerja barengan ini
Erni Marlina
KGB Makassar
SMK Negeri 7 Makassar
24 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
Testimoni Tim
Sekolah Lawan Corona
Adelia octoryta
KGB Gowa
Rumah Sekolah Cendekia
Penyebar
Konten
Choifah
KGB Jepara
MA Walisongo
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 25
Testimoni Tim
Sekolah Lawan Corona
Penyebar
Senang dan terharu. Pekerjaan yang tadinya terasa tidak mungkin, akan
Konten
Bukan hal yang mudah untuk menyiapkan RPP untuk siswa selama
belajar di rumah dengan menggunakan media teknologi.
Dengan adanya RPP dari Sekolah Lawan Corona, saya menjadi sangat
terbantu dan terinspirasi untuk memberikan hak belajar kepada siswa
dengan cara yang menyenangkan dan bisa dipertanggung jawabkan.
Terimakasih Sekolahmu.
Karomah Zidnil - KGB Pekalongan
@rizkamamalia
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 27
Praktik Baik Pembelajaran
Belajar di Rumah
Belajar dalam
Kehidupan
Belajar di rumah sebagai pengganti kata libur sering
diucapkan guru. Namun, guru dan murid sendiri sudah cukup
mafhum, “belajar di rumah” hanya basa-basi. Di rumah,
jarang murid yang benar-benar belajar. Guru pun tak pernah
memonitor apakah murid memang belajar atau melakukan
aktivitas lain. Selesai melaksanakan libur, tak ada tagihan
guru, atau setidaknya guru bertanya, “Apa yang kalian
pelajari selama libur?”.
sementara guru perlu merancang materi dan pembantu Anak-anak home service adalah
model yang sesuai , sehingga pembelajaran anak-anak yang menuntut untuk dilayani untuk
dalam model ini menyenangkan, baik bagi berbagai keperluan sehari-hari. Generasi
murid ,maupun untuk orang tua. seperti ini tumbuh karena terhapusnya
Persiapan yang sebelumnya pernah saya pendidikan dalam keluarga.
rancang sebelum kebijakan libur itu benar-
benar terealisasi, akhirnya diterapkan, dengan Bagaimana melihat keterkaitan pembelajaran
melakukan penyesuaian yang diperlukan. ini dengan kurikulum ? Khususnya
Ide untuk merancang strategi dan konten dengan pembelajaran Bahasa Indonesia ?
pembelajaran saya peroleh dari Kampus pembelajaran bahasa Indonesia menjadikan
Guru Cikal melalui Program Sekolah Melawan teks sebagai bahan pembelajaran. Ada
Corona (SLC) juga berbagai konten yang berbagai jenis teks yang terdapat dalam
Terdapat dalam “Sekolahmu” , dan juga kurikulum, seperti teks narasi, teks persuasi,
melalui TPS (Temu Pendidik Spesial) yang teks prosedur dan teks laporan. Aktivitas murid
dilaksanakan setiap minggu melalui telegram. dalam pendidikan keluarga itu kemudian oleh
Tema ini “Belajar dalam Kehidupan “ ini pun murid dituliskan berbagai teks yang sudah
dijadikan materi Temu Pendidik Spesial. Saya dipelajari. Sehingga jelas terdapat keterkaitan
menamai model pembelajaran yang saya antara kurikulum pembelajaran dengan
laksanakan dengan nama “Belajar dalam aktivitas mereka selama libur.
Kehidupan”. Belajar dalam kehidupan ini, Saya menyusun rancangan pembelajaran
bermaksud mengembalikan pendidikan dalam dengan urutan sebagai berikut :
lingkungan keluarga. Pendidikan terbaik adalah
pendidikan dalam keluarga. Terkait dengan Hari Pertama
pendidikan keluarga, maka aktivitas yang Mencuci baju sendiri dilanjutkan dengan
dilaksanakan para murid adalah aktivitas rutin membuat karangan dalam bentuk teks
sehari-hari para. Ada beberapa aktivitas belajar prosedur dan narasi, dilanjutkan membuat
yang dilaksanakan dalam keluarga, yakni refleksi.
mengepel, mencuci pakaian, mencuci piring, Hari kedua
maupun pekerjaan rumahnya. murid menonton video social distance.
Memahami tujuan belajar di rumah sebagai
Lalu, dimanakah letak proses pembelajaran upaya menangkal penyebaran virus korona.
dalam situasi ini ? Bagaimana pula dengan Membuat teks persuasi terkait pentingnya
ketercapaian kurikulum ? Proses pembelajaran melakukan gerakan untuk penyelamatan.
yang terjadi dalam lingkungan rumah adalah, Hari ketiga
menempatkan ayah atau ibu sebagai guru dan Belajar Pentingnya kebersihan lingkungan
narasumber. Saat melaksanakan pekerjaan rumah.
rumah itu, para murid sedang belajar Melakukan kegiatan membersihkan lingkungan
“kecakapan hidup” sebuah keterampilan yang rumah, mengepel, membuang sampah,
harus mereka miliki sebagai bekal menuju dan menyapu. murid menulis teks persuasi
kemandirian. Ayah atau ibunya akan mengajari pengalaman melakukan kebersihan dan
mereka bagaimana mencuci pakaian, mengajak menjaga kebersihan lingkungan
memasak, dan mengepel, tugas-tugas sepele sekitar.
yang tak pernah di mereka peroleh di bangku Hari keempat
sekolah. Belajar berempati.
murid bercengkrama dengan ayah dan ibu.
Lewat pekerjaan rumah itu, ada keuntungan murid menempatkan ayah atau ibunya yang
yang bisa diperoleh ,baik oleh murid maupun bekerja mencari nafkah. Ayah atau Ibu sebagai
orang tua. Bagi orang tua, bantuan anak narasumber menceritakan jenis pekerjaan
dapat meringankan beban pekerjaan harian dan bagaimana suka duka bekerja. murid
yang menumpuk. Bagi murid, terutama yang menuliskan cerita ayah atau ibu dalam bentuk
belum terbiasa dengan pekerjaan sehari- laporan atau narasi. murid mengajak untuk
hari, tentu merupakan sebuah pengalaman menghormati dan menghargai ayah atau
baru. Penguasaan keterampilan seperti ini ibunya yang bekerja.
membantu murid untuk tidak jadi generasi Hari kelima
home service. Belajar memasak
murid bekerja bersama ibunya untuk.
Generasi home service adalah anak-anak memasak masakan yang akan disajikan untuk
yang sangat bergantung pada orang tua atau makan keluarga. murid belajar salah satu jenis
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 29
Untuk menunjang itu, saya memiliki dua grup Apalagi, tema tentang Covid-19 bukan hanya
whatsapp (WA) untuk berkomunikasi. Pertama, materi untuk murid. Namun bisa digunakan
grup WA saya bersama orangtua dan yang untuk pendidikan keluarga. Mengingat virus ini
kedua, grup WA saya dengan murid. Dari dua sendiri memang masih benar-benar baru dan
grup inilah saya berkomunikasi dengan murid belum banyak diketahui, baik proses penularan
dan orangtua. maupun vaksinnya.
Seperti yang saya pelajari di Temu Pendidik Karena itu, dalam grup WA orangtua, selain
Spesial (TPS) Komunitas Guru Belajar tanggal membahas praktik ini, kami juga aktif berbagi.
18 Maret 2020. Dalam diskusi melalui grup Termasuk berdiskusi tentang keadaan daerah
telegram berjudul “Murid Belajar di Rumah, masing-masing.
Bagaimana Guru Memandu Murid Belajar Jarak
Jauh?” dengan narasumber bu Alfi Lailatin dan Seperti anjuran dalam Panduan pembelajaran
bu Dina Irdhina, saya memahami bagaimana Jarak Jauh #SekolahLawanKorona yang
saya sebagai guru harus menjadi teman belajar bisa diunduh di tautan https://bit.ly/
yang baik. Guru harus adaptif dan mengerti PanduanSLC5M, pengumpulan informasi
kondisi yang ada. Sehingga komunikasi yang tentang kesiapan orangtua merupakan
baik dengan orangtua dan murid sangat salah satu prioritas. Karena jangan sampai
diperlukan. Dalam hal ini, saya menggunakan pembelajaran yang kita lakukan justru
dua grup WA ini sebagai sarana. menyulitkan. Semua harus didasarkan kondisi
di lingkungan setempat.
Di grup orangtua, kami membahas kesiapan
mereka dalam proyek ini. Sedangkan di grup Informasi ini sangat bermanfaat. Saya
murid, kami membahas tentang rencana menggunakannya untuk menjabarkan kondisi
pelaksanaan serta apa saja referensi yang di sekitar rumah mereka. Mulai dari keadaan
dibutuhkan. rumahnya, jauh dekatnya dengan apotek,
hingga bagaimana kesiapan mereka melakukan
Saya menyadari untuk murid kelas 5 SD, tentu praktik pembelajaran jarak jauh.
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 33
cara mencuci tangan dan membuat hand juga melakukan refleksi dengan tepat. “Berarti
sanitizer, karena sejumlah pertimbangan. Tidak aku harus lebih hati-hati dan alhamdulillah
semua rumah murid dekat dengan apotek. ya bu, stok hand sanitizer kita jadi banyak.”
Begitu pun dengan fakta bahwa dengan Mendapat reaksi itu, sang ibu berkata ia jadi
merebaknya korona, bahan-bahan untuk terharu. Ternyata dari praktik membuat hand
membuat hand sanitizer seperti alkohol cukup sanitizer saja, si anak bisa mengambil hikmah
sulit didapatkan. Jadi opsi membuat hand dari kegagalan yang dia lakukan sendiri. Saya
sanitizer hanya untuk mereka yang siap saja. terharu.
Sementara yang kesulitan mencari bahan bisa
membuat video tentang mencuci tangan. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini, saya
Dengan kedua pilihan tersebut murid dapat pun bisa mengambil kesimpulan bahwa belajar
memberikan hasil tutorial dalam bentuk video memang tak mengenal tempat dan waktu.
yang akan dibagikan ke saya dan whatsapp Anak-anak tetap bisa belajar di rumah dengan
stories. Karya video inilah yang akan digunakan baik walau tak lagi bertatap muka langsung.
untuk berbagi dan mengedukasi yang lainnya. Bahwa mereka atau kita harus sedikit kesulitan
menyesuaikan diri dalam prosesnya, tentu saja.
Di luar ekspektasi saya, dengan kolaborasi Tetapi banyak cara agar pembelajaran tetap
yang baik, ternyata ada murid yang ingin lebih bisa dilaksanakan.
bermakna untuk sekitarnya. Ia tahu bahwa
hand sanitizer langka. Makanya, bukan hanya Dengan maraknya Covid-19, langkah antisipatif,
menyelesaikan tugasnya, dia juga membuat yakni dengan ‘meliburkan’ murid akhirnya
hand sanitizer dalam jumlah banyak untuk memang jadi pilihan kebijakan. Tapi apakah
dibagikan ke tetangga sekitar komplek murid harus berhenti belajar karena mereka tak
rumahnya. lagi berada di sekolah? Tentu tidak. Gerakan
untuk terus menggaungkan semangat belajar,
Sementara yang lain, ada juga yang selalu bukan hanya bisa terdengar di sekolah. Di
mengingatkan orang tuanya soal kebersihan tempat les, di jalanan, di mal, di rumah, bahkan
dan kewaspadaan untuk mencegah penularan di ponsel-ponsel kita, semangat itu bisa kita
korona. Di antaranya untuk selalu mencuci tularkan selalu. Salam Merdeka Belajar!
tangan dan membuka pintu dengan siku.
*Sebagai dokumentasi, saya menyimpan video
Meski namanya anak-anak, saya pun mendapat anak-anak ini dalam kompilasi di Youtube
cerita lucu. Ada orangtua yang berbagi bahwa Channel http://bit.ly/videoDevy
anaknya mengaku kesulitan mengunci pintu.
Karena seperti praktik membuka pintu, si anak
berusaha mengunci pintu dengan sikunya.
“Buk…Buk, gimana ini ngunci pintunya kalau
pakai siku? Nggak bisa-bisa,” keluh si anak
dengan wajah serius seperti yang diceritakan
ibunya. Sang ibu pun tertawa mendengarnya
sambil memberi pemahaman bahwa tidak
semua aktivitas harus pakai siku. Yang penting,
sang ibu memberi nasihat, bahwa setelah
beraktivitas maka mencuci tanganlah dengan
benar.
PENYESUAIAN DIRI
DI TENGAH PANDEMI
K
etika Pemerintah Kota Surakarta mengumumkan
kebijakan untuk meliburkan murid-murid dari tanggal
16 Maret 2020 hingga 28 Maret 2020, timbul kepanikan
orang tua murid dan murid-murid. Menghadapi situasi
ini, WhatsApp grup yang biasanya berisi candaan dengan
laporan kegiatan murid di sekolah berubah menjadi curhatan
penuh ketakutan.
Kepanikan pertama yang mereka alami adalah membujuk
murid untuk tetap di dalam rumah, belajar di rumah, bermain
di rumah, dan beribadah di rumah. Apalagi orang tua
memiliki kebiasaan liburan di luar kota. Jika ada waktu luang
setelah pulang sekolah, mereka biasa pergi ke supermarket
untuk sekedar belanja maupun bermain.
Jadwal kegiatan belajar yang sudah saya mulai dapat ceria kembali. Murid dan orang tua
bagikan sejak hari Jumat, saya ubah. Tidak dapat bercanda dalam grup seperti biasa lagi.
mungkin saya memaksakan kegiatan belajar Tidak tampak kecemasan yang berarti meski
di sekolah dilakukan di rumah. Orang tua ada orang tua atau murid yang sakit, namun
bukan guru. Maka saya menyesuaikan kegiatan kami jadi saling menguatkan satu dengan
di rumah yang menyenangkan, yang ringan lainnya.
namun tetap bermakna. Tentu saja kegiatan ini
didiskusikan juga dengan orang tua dan murid- Minggu berikutnya saya dan orang tua
murid. mencoba melakukan pembelajaran dengan
menggunakan video call. Belajar bersama
Hari pertama, saya lebih fokus pada tujuan melalui video call. Ternyata kegiatan tidak
murid belajar di rumah. Kebetulan video berjalan seperti yang kami harapkan. Mereka
tentang covid-19 sudah banyak beredar. Saya rindu dengan teman-temannya. Hal ini
tinggal memilih video yang mudah dipahami membuat mereka menangis bersamaan.
oleh murid usia 3-4 tahun melalui whatsApp Alhasil, gagal sudah belajar menggunakan
grup. Murid-murid tetap melakukan kegiatan video call.
berdoa, berjemur dengan olahraga ringan,
makan bergizi, bermain di rumah, membantu “Mau ketemu Sae!” Khafka menangis
orang tua serta latihan cuci tangan yang benar. berguling-guling di kasurnya.
Kegiatan ini di foto ataupun di video oleh “Mau tiup lilin sama Sae dan memberi hadiah
orang tua sebagai bagian dari kegiatan belajar pada Sae!” Aldrik juga langsung menangis
di rumah. histeris.
“Ayo ke sekolah main sama teman-teman!”
Hari kedua, kami sepakat untuk melakukan Oim merengek pada mamanya yang sedang
hal yang sama. Saya bagikan juga gambar sakit kepala.
virus corona. Murid-murid boleh menggambar Dan saya juga rindu dengan murid-murid serta
ataupun membentuk sesuai imajinasi murid. orang tuanya.
Sengaja saya tidak memaksa murid melakukan
kegiatan yang sudah kami rancang ini. Jika Terpaksa kami memulai dari awal lagi dengan
mereka melakukan hal yang lain, saya memberi kegiatan yang menyenangkan seperti minggu
mereka pujian yang sama dengan teman yang lalu namun saya menambahkan video atau
melakukan kegiatan sesuai kesepakatan. Setiap gambar yang sesuai tema. Tugas untuk
kali kegiatan murid-murid di rumah dibagikan berdoa, berjemur, makan bergizi, bermain
dalam grup, kami saling menanggapi dengan dan membantu orang tua adalah kegiatan
gembira. yang selalu dilakukan setiap hari. Kegiatan
yang sesuai tema hanya saya berikan satu saja.
Hari-hari selanjutnya selama satu minggu itu Misalkan tema api, murid-murid mengamati
kami lakukan dengan kegiatan yang mudah api. Orang tua tinggal memfotonya dan
menyenangkan dan tidak memberatkan orang dikirimkan dalam grup. Menariknya, murid-
tua. Sebab orang tua dan murid-murid sedang murid dan orang tua punya cara sendiri untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang tidak memahami tentang api.
mudah. Murid mulai nyaman dan orang tua
38 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
Puisi untuk
Planet Bumi
“Listen to my voice
And take a moment to sit back and relax
…..
Once you feel completely relaxed
Start to bring yourself to one of your favourite peaceful,
beautiful places”
anak-anak berdiskusi dengan orang tua “To a farm. And infected a pig, then to
dan meminta pendapat mereka, sehingga human” Seorang murid menuliskan.
orang tua dilibatkan sepanjang proses
belajar. Selanjutnya, saya memfokuskan Dilanjutkan oleh murid yang lain:
pembelajaran dengan penanaman konsep “So, Ms, this isn’t only about washing hands.
dan membangun keberlanjutan dengan This is about people destroying nature”
masukan-masukan sepanjang proses
pembelajaran juga asesmen yang otentik Diskusi mulai memanas. Saya biarkan
dan terukur. perasaan mereka semakin muncul ke
permukaan. Dan perasaan inilah yang
Di hari pertama PJJ, melalui video nantinya akan menimbulkan empati dan
conference, saya berikan anak-anak trailer menciptakan kekuatan dalam puisinya. Saya
film tersebut. lanjutkan lagi dengan menunjukan mereka
perubahan beberapa daerah di bumi dalam
“Wow, that looks real to me, Ms. Speaking rentang waktu tertentu menggunakan
of the situation today.” aplikasi Google Earth Engine.
“So scary, how come it can be so true at the
moment” “This was Ancol beach back in 1984 and
here was the satellite image of Ancol beach
Kurang lebih, itu tanggapan mereka ketika in 2018”
saya minta mereka menyampaikan apa yang
mereka lihat dan rasakan. Lalu, saya berikan Saya menunjukan pada mereka, tempat
cuplikan ‘endingnya’, memberikan efek favorit saya di Jakarta dan bagaimana
pause di beberapa bagian, dan membiarkan tempat tersebut telah banyak kehilangan
anak-anak mencerna apa yang mereka lahan hijau dan keasriannya. Kami
tonton. Setelah selesai, saya minta mereka melanjutkan virtual field trip kami ke
menceritakan apa yang mereka lihat. beberapa wilayah di dunia, dan di sana
anak-anak tidak henti-hentinya berdecak
“Is that the company cutting the trees and kesal campur sedih melihat betapa
the bats gone?” hancurnya muka bumi Indonesia akibat ulah
destruktif manusia. Sebagai penutup, saya
Seorang murid menuliskan di kolom grup berikan mereka cuplikan video Sonia Shah
chat. yang bicara tentang pandemik dan saving
the wildlife, juga video Greta Thunberg,
Saya merespon: “Yes, they are gone. Anyone seorang aktivis climate change yang masih
knows why and where they went?” remaja dan juga dikenal anak-anak. Di video
tersebut, Greta Thunberg bicara tentang
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 43
sudah dikunjungi, dan tidak harus yang ada saja, dan kita turut andil di sana.
di luar negeri. Saya mencontohkan tempat
favorit saya adalah Pantai Ancol. Ketika Membuat anak-anak mengkoneksikan
mereka sudah puas bertualang melalui hubungan mereka dengan tempat yang
Google Earth dan Street View, saya minta mereka anggap favorit benar-benar
mereka untuk mulai merangkai puisinya membuat mereka merasa terberdayakan
sesuai dengan perasaan dan kepedulian secara akal dan perasaan. Ketika anak-
mereka terhadap tempat tersebut dari anak mampu mengidentifikasi emosi
ancaman perubahan iklim yang semakin inilah yang membuat mereka sadar bahwa
tampak nyata. krisis perubahan iklim semakin dekat
menghancurkan bumi. Emosi ini juga yang
Anak-anak diajak memberdayakan konteks saya harapkan akan membuat puisi mereka
berupa permasalahan dunia dari kacamata semakin memiliki kekuatan, kekuatan untuk
seorang pelajar dengan menggunakan membuat orang-orang semakin sadar dan
semua pengetahuan yang sudah mereka bisa bersama-sama melakukan sesuatu yang
pelajari. Ditambah dengan buncahan emosi nyata.
dan perasaan yang mendalam terhadap
tempat favorit mereka dan membayangkan Proyek pembelajaran ini belum selesai,
apa yang akan terjadi atau bahkan sudah setelah ini anak-anak akan saya tantang
terjadi akibat ulah segelintir manusia. membacakan puisinya dengan diiringi
potongan-potongan gambar atau video
Dengan bantuan platform belajar, yang menampilkan keindahan tempat favorit
saya membantu anak-anak dari rumah, mereka atau juga tempat-tempat indah
membimbing mereka dan memberikan seluruh dunia. Bertujuan untuk menambah
masukan-masukan konstruktif dalam kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menciptakan hasil karya yang penuh melestarikan alam demi keberlangsungan
kekuatan. Hal yang saya pikir akan menjadi kehidupan. Puisi untuk Planet ini lebih
kendala berarti, ternyata tidak saya temui. dari sekedar materi dalam pembelajaran
Anak-anak tetap antusias, merespon dan Bahasa Inggris. Puisi untuk Planet adalah
menuangkan isi pikiran, bertanya dan ikut satu dari berbagai cara untuk menyuarakan
berdiskusi. Saya merasakan luapan emosi kekhawatiran. Setidaknya bagi murid-
mereka atas permasalahan bumi menjadi murid saya, para penerus bangsa, efeknya
semakin nyata di tengah pandemik ini yang melekat dan memberi kekuatan dahsyat ke
membuat mereka harus tetap di rumah. dalam pikiran untuk menjadi generasi yang
Keadaan ini seakan menambah gambaran lebih baik dari pada para pendahulunya,
nyata bahwa bumi memang tidak baik-baik dan menjadi inspirasi bagi generasi di
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 45
46 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 47
48 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
B
erita kebijakan kegiatan belajar di rumah baru
diberikan sehari sebelum kebijakan dilakukan.
Ada rasa panik dan kebingungan tentang
bagaimana nanti anak belajar dan bagaimana orang tua
memfasilitasi anak belajar. Walaupun RPP untuk minggu
tersebut sudah jadi, saya tetap harus menyesuaikan agar
kegiatan tersebut dapat dilakukan anak bersama orang
tuanya. Saya menyederhanakan kegiatan yang akan
diberikan ke orang tua, yaitu berupa jadwal harian yang
bisa dilakukan anak, opsi kegiatan terkait pengenalan
COVID-19, cara-cara hidup sehat, dan referensi video
untuk membantu anak belajar tentang materi tersebut.
RPP sudah jadi, langsung diberikan ke orang tua. Saya
tidak membuat kesepakatan di awal tentang bagaimana
memfasilitasi anak, teknis menyampaikan hasil belajar ke
guru, dan bagaimana membantu anak berefleksi.
yang lebih terperinci bagaimana orang sarana prasarana yang dibutuhkan untuk
tua dan anak dapat melakukan kegiatan memfasilitasi anak belajar juga menjadi
tersebut. RPP sudah jadi, lalu saya salah satu tantangan. Ada orang tua yang
berdiskusi dengan rekan kerja. Dari hasil tidak bisa mencetak lembar kerja karena
diskusi, ternyata RPP yang saya buat masih tidak ada printer di rumah. Ketersediaan
seperti kegiatan yang akan dilakukan di alat bahan belajar atau mainan tertentu
sekolah. Padahal kenyataannya mungkin juga salah satu tantangan. Tidak semua
ada orang tua belum bisa memfasilitasi anak juga memiliki mainan yang bisa
kegiatan yang direncanakan guru, dan ada digunakan sebagai alat bantu belajar.
beberapa alat bahan yang mungkin tidak Selain itu, jika pembelajaran perlu akses
ada di rumah. internet, saya juga belum menanyakan
apakah semua orang tua bisa dan memiliki
Banyak hal yang menjadi tantangan ketika kuota yang cukup untuk mengakses
menyusun kegiatan belajar di rumah untuk internet.
anak TK. Instruksi kegiatan yang kurang
jelas membuat orang tua kebingungan Proses memperbaiki RPP tidak hanya
bagaimana memfasilitasi anak belajar. dari berdiskusi saja, rekan saya juga
Kegiatan yang saya tuliskan dalam RPP menyarankan untuk membaca Panduan
juga membutuhkan waktu luang bagi pembelajaran Jarak Jauh (PPJJ) dan
orang tua untuk memfasilitasi anaknya. mengikuti Temu Pendidik Spesial (TPS).
Sedangkan tidak semua orang tua bisa Dari membaca PPJJ dan menyimak TPS,
meluangkan waktu. Ada orang tua masih saya mendapat beberapa inspirasi terkait
bekerja hingga malam, ada orang tua yang menyusun RPP kegiatan belajar di rumah.
tetap harus bekerja dari rumah, ada juga Karena kegiatan yang akan di lakukan
orang tua yang di rumah namun harus tentang makanan dan minuman sehat,
menemani 3 anaknya, dan juga orang tua khususnya sayur dan buah. Sebelum
masih harus melakukan rutinitas di rumah membuat RPP saya menanyakan dulu
seperti bersih-bersih dan memasak. Selain ke orang tua tentang pemahaman anak
waktu untuk memfasilitasi anak belajar, tentang makanan & minuman sehat,
50 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
MENGEMBALIKAN
FITRAH BELAJAR
YANG MERDEKA
mengalihkan tugas sekolah kepada mereka. kesempatan saya untuk mengulik fitrah
Oleh karena itu saya harus mengadopsi kemandirian anak dengan rentang usia 8 -9
sebagian besar inti dari RPP Pembelajaran tahun (kelas 2 MI). Seringkali saya melihat
Jarak Jauh Sekolah rawan Corona ini dan orang tua sekarang lebih cenderung
mengemasnya sesuai dengan potensi dan menginginkan nilai akademis yang baik tapi
kekuatan peserta didik dan orang tuanya mengesampingkan kemandirian anak atau life
menjadi pembelajaran yang berkesan dan skill yang dibutuhkan anak sebagai bekal masa
bermakna untuk bekal mereka. dewasanya nanti. Sehingga nilai kemandirian,
sosial dan spiritual selalu saya sematkan pada
School at Home memang tidak begitu agenda harian wajib anak selama belajar di
diinginkan oleh semua orang. Tetapi jika rumah, dengan menambahkan poin RPP yang
hal tersebut adalah pilihan sebagai langkah disediakan oleh Tim Sekolah Rawan Corona ini.
pencegahan penyebaran virus maka hal ini
harus kita dukung bersama dengan cara Hari pertama, Senin tanggal 17 Maret 2020
mengambil hikmah dibalik musibah ini. merupakan hari pertama anak – anak belajar
Diantaranya adalah sebagai media refleksi di rumah bersama orang tuanya. Saya
belajar bagi guru, orang tua dan anak. menggunakan Link http://bit.ly/SLC16Maret
Mengembalikan makna belajar yang merdeka di hari pertama dan kedua sebagai salah
tanpa berbatas ruang dan waktu. Semua itu satu referensi bahan ajar saya, pun di hari –
berasal dari rumah sebagai sekolah pertama hari berikutnya. Tujuan pada pembelajaran
anak. Mereka bisa bermain, ngobrol, dan pertama saya adalah mengajak anak berpikir
beraktivitas bersama keluarganya sehingga dengan sadar mengapa mereka sekarang
bonding antara anak dan orang tua yang harus belajar di rumah, tidak di sekolah. Oleh
hampir kita lupakan kembali terbangun, karena itu materi yang saya ambil adalah
lekat, dekat, hangat, bersahabat dan menjadi materi Life Skill- Kemandirian dan mengikuti
penguat karakter dan kepercayaan diri anak. RPP, yakni menjelaskan tentang Covid-19 serta
pencegahannya dengan bantuan orang tua di
Karena dasar itulah momen ini menjadi rumah.
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 55
Kelas saya mulai jam 08.00 setelah ada Ada yang sudah terbiasa merapikan tempat
pemberitahuan sebelumnya. Sehingga anak dan tidurnya, maka level aktivitas bisa ditingkatkan.
orang tua sudah siap dan pekerjaan domestik Misal dengan mencuci piring makannya sendiri,
orang tua sudah selesai. Langkah pertama adalah mencuci bajunya sendiri dan lain – lain.
membuka pelajaran dan memotivasi anak dan 2. Peka terhadap masalah di sekitarnya.
orang tua dengan cara menyapa dan melakukan Menanyakan kabar melalui telepon seluler atau
presensi online. Dengan tujuan mengetahui video call menjadi pilihan kegiatan hari kedua.
respon dan kehadiran peserta didik dalam Kegiatan ini belajar ini bertujuan untuk melatih
pembelajaran online. Karena tidak semua orang komunikasi anak dan menumbuhkan rasa empati
tua memiliki akses internet. Hal ini terbukti dari anak kepada keluarga yang sedang berada di
19 murid ada 4 yang belum bisa hadir pada luar kota atau daerah.
pembelajaran hari pertama. Alhamdulillah 3. Menambah pengetahuan sesuai dengan
setelah menelusuri kendalanya di hari ke 3 semua materi yang ada di sekolah.
orang tua sudah bisa terhubung dengan jaringan Pada poin ini saya mengambil ide dari RPP yang
internet. tersedia di grup telegram Sekolah Melawan
Corona.
Langkah kedua – materi #1 adalah memberi
penjelasan tentang pentingnya melatih anak Banyak hal yang menarik pada momen Merdeka
kemandirian anak, dimulai dengan memberi belajar VS Melawan Corona ini. di hari kedua
tanggung jawab pada anak untuk merapikan hati ini meleleh melihat potret kemandirian
tempat tidurnya. Poin kemandirian ini akan anak – anak di rumah yang mulai bangkit, binar
menjadi Challenge anak selama belajar di mereka dan keluarga yang dihubungi menambah
rumah setiap hari dimulai hari esok. Selama 30 aura kebahagiaan keluarga di rumah, Output
menit kami sharing dengan orang tua tentang video cuci tangan dengan berbagai macam lagu
kebiasaan anak sebelumnya dan meminta dan juga indahnya melihat variasi cara belajar
komitmen orang tua untuk bisa mendukung dan yang dilakukan bersama dengan orang tuanya.
bekerjasama dalam hal kemandirian anak. Contoh saja di hari – hari berikutnya, anak - anak
mengenal pecahan dengan berbagai media. Ada
Setelah tuntas dan sepakat materi #1, saya yang menggunakan kertas origami, daun yang
lanjutkan pada materi berikutnya. Yakni disobek, buah apel atau agar – agar yang diiris.
tentang Corona dengan cara menjelaskan Sungguh indah melihat cara mereka belajar dan
dan mengirim gambar yang saya peroleh memahami konsep pecahan dengan cara yang
dari Grup Guru Belajar. Sebagai feedback menarik dan menyenangkan. Begitu jaga dengan
pembelajaran, saya menanyakan perasaan atau materi Bahasa Indonesia, saya memberikan
ungkapan dari anak tentang Corona melalui kebebasan orang tua dan anak untuk membaca
tulisan/ chat pada wag kelas. Setelah itu kami buku cerita yang mereka sukai, dengan rule tugas
lanjutkan materi tentang pentingnya menjaga mengambil dari RPP PJJ, yakni menjelaskan kata
diri dengan cara mencuci tangan dengan baik sapaan dan menuliskannya di buku tugas.
dan benar. Dengan menonton video pada
link http://www.sekolah.mu/lagucucitangan. Terbantu sekali dengan link http://www.sekolah.
Dan memperagakannya di rumah. Orang tua mu sebagai referensi bahan ajar baik materi
membantu mendokumentasikan aksi anak dan maupun media dan juga kerjasama dari orang
diposting di wa status agar bisa saya lihat dan tua dalam memfasilitasi anak – anak belajar di
apresiasi. rumah. Semoga dengan kebebasan ini anak –
anak bisa menemukan cara belajar yang gue
Ucapan terima kasih kepada anak dan orang tua banget untuk mengenal potensinya.
menjadi kegiatan penutup pembelajaran hari
itu dan menitipkan kepada orang tua untuk bisa
mendampingi anak – anak melakukan sholat 5
waktu di rumah.
Berselancar
dengan
Trigonometri
Semua orang pasti tidak pernah mengira akan mengalami
keadaan seperti sekarang ini, dimana semua harus berubah
sejauh 180 derajat dari yang biasa dijalani. Semua orang
panik dengan keadaan ini, cerita mengenai hebatnya
penyebaran virus korona terus disebarkan oleh berbagai
media. Dunia pendidikan pun terkena dampak dari keadaan
ini. Sekolah-sekolah ditutup, anak-anak harus belajar dari
rumah, tenaga pendidik dan kependidikan harus tetap
bekerja dari rumah, dan kita tidak tahu kapan keadaan ini
akan berakhir.
“Muridku beranggapan
matematika sebagai
pelajaran yang sulit dan
layak untuk dihindari.”
Nadia Cassine
dengan guru.
Sayangnya saya tidak mendapat dukungan. Setiap kali kita mencoba sesuatu yang baru,
Akhirnya dengan bantuan dari beberapa orang selalu ada proses pembelajaran yang harus
murid, saya membuat video pendek yang isinya dilalui. Saya yang tidak terlalu menguasai
tentang penyelesaian soal. Video itu digunakan teknologi harus banyak belajar untuk bisa
oleh murid kelas XII untuk latihan di rumah saat mengajar dengan cara live streaming seperti
menjelang ujian. itu. Dengan dibantu oleh anak-anak saya di
rumah dan tim “Kerja Barengan Lawan Korona”
Pertengahan bulan Maret lalu saya akhirnya saya bisa mengajar secara live,
mendengar kabar bahwa sekolah ditutup walaupun sesekali masih terasa gugup saat
dan pembelajaran dilakukan dari rumah, saya bicara sendiri di depan kamera laptop.
langsung berpikir untuk mengoptimalkan sosial
media yang selama ini saya gunakan sebagai Materi terakhir yang saya sampaikan adalah
media pendukung pembelajaran di kelas. tentang nilai perbandingan trigonometri untuk
Tapi….. lagi-lagi saya tidak terlalu yakin dengan sudut istimewa. Di video itu saya menjelaskan
ide itu, mengingat materi dan pembahasan tentang trik mencari nilai perbandingan
soal yang sudah saya posting di youtube dan trigonometri, karena pada saat anak-anak
blog pribadi saya tidak terlalu banyak. Maka belajar di kelas jarang dibahas cara seperti itu.
sebagai langkah awal saya hanya mengikuti Pada saat mengajar, saya selalu menanamkan
anjuran kurikulum untuk menggunakan google pemahaman konsep, bukan menghafal. Untuk
classroom sebagai media belajar. contoh, saya perlihatkan video dokumentasi
pembelajaran yang pernah saya lakukan,
Ketika ada kesempatan untuk berkontribusi dimana saya mengajak anak-anak untuk
membantu murid belajar di rumah dengan belajar di lapangan dan mempraktekan materi
cara live dari tempat tinggal sendiri, dimana trigonometri dalam kegiatan nyata.
sekolah.mu menjadi inisiator, saya langsung
bergabung. Yang ada di pikiran saya saat itu Materi trigonometri yang saya bahas di video
adalah, saya mendapat media yang tepat untuk itu adalah permintaan dari salah satu anak
mengajar murid saya, dan dalam waktu yang kelas X di tempat saya mengajar yang sengaja
bersamaan, saya juga bisa berkontribusi untuk mengirimkan pesan pribadi di instagram.
anak-anak lain yang membutuhkan. Kabar Kebetulan materi itu sesuai dengan tugas
gembira itu langsung saya sampaikan ke murid yang saya berikan di google classroom,
yang saya ajar, dan mereka menyambutnya tapi saya juga tidak menutup kemungkinan
dengan antusias. Maka saya mulai merancang untuk menerima permintaan dari anak lain
tugas yang linier dengan materi yang akan saya yang menonton video pembelajaran saya di
sampaikan pada saat live streaming nanti. youtube. Maka pada saat trigonometri saya
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 59
DARING JANGAN
JADI PUSING
gawai untuk bisa bergabung di grup WA. Dari berdaya dan bermakna untuk mereka dalam
20 anak yang masuk dalam grup wa paguyuban suasana yang seperti sekarang.
kelas hanya 15 anak, “Jalan saja dulu pasti
nanti ada jalannya” saya selalu mencoba Saya menggunakan RPP sekolah lawan
berpikir positif. corona di wa grup dengan menyapa anak-
anak dan orang tua terlebih dahulu di RPP
Hari pertama anak-anak belajar dari rumah tersebut sangat memudahkan saya untuk
kami tetap di sekolah. Bapak dan Ibu guru yang menyampaikan penjelasan kepada para orang
lain mulai sibuk dengan grup WA kelas masing- tua tentang mengapa sekolah diliburkan?,
masing demikian juga saya., “wes tak ke’i tugas mengapa ada belajar daring? dan sebagainya,
murid-murid ku, wes tak fotokno soal, tapi kok dan mulai membuat kesepakatan dengan anak
mulai mau mung siji sing bales wa grup yo?( dan orang tua selama belajar dari rumah.
sudah saya beri tugas anak-anak, sudah saya
fotokan soal, tapi kok mulai dari tadi yang balas Setelah menyapa dan mengabsen anak-
hanya 1 orang saja di grup ya?”, salah satu anak saya beri link video yang ada di RPP
teman guru bercerita kendalanya. karena saya tentang penyebaran virus convid-19 selama
sudah bergabung dengan tim sekolah lawan 10 menit selama anak-anak melihat video
corona saya membagikan RPP tetapi masing salah satu kesepakatan kami bersama adalah
ada beberapa teman yang beranggapan ”ah membuka tutup wa grup dengan pengaturan
ribet difotokan soal sudah beres”. “oke saatnya hanya admin saja yang bisa mengirim pesan
saya bergerak membuktikan dulu kepada bertujuan untuk anak tetap berkonsentrasi
teman-teman dengan mempraktekan RPP”, dan tertib ketika berdiskusi dengan orang tua.
tantangan yang saya hadapi bukan dengan Setelah menonton video saya mempersilahkan
anak-anak saja tapi dengan bapak dan ibu anak dan orang tua berdiskusi tentang video
guru mengajak mereka untuk memanusiakan yang mereka tonton lalu hasil dari diskusi
hubungan dengan anak dan orang tua agar tersebut direkam menggunakan voice note
66 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
‘‘
Dari RPP saya mencoba mengembangkan memberi
dan memilih tantangan kepada anak yaitu yang
pertama membuat poster tentang convid-19
yang kedua membuat video menjelaskan tentang
convid-19, semua menjawab “siiapp bu”, ada
yang bertanya “kapan dikumpulkan bu?”, saya
balik bertanya “kira-kira anak-anak kapan bisa
Dari RPP saya mengumpulkan?” hampir semua murid “nanti
malam ya bu?” oke, dan saya menyampaikan
mencoba kendala yang saya hadapi daring hari ini “anak-anak
bagaimana dengan 5 teman yang tidak bergabung
mengembangkan dengan kita hari ini ya?”, salah satu dari orang
tua menelpon saya menyampaikan “saya siap
memberi membantu bu kebetulan rumahnya berdekatan saya
yang akan menyampaikan kepada orang tuanya”,
dan memilih wahh sangat berterimakasih sekali.
tantangan kepada Dari antusias anak dan orang tua tantangan yang
anak yaitu yang saya berikan tidak sampai malam hari siang hari
sudah ramai wa grup dengan video dan gambar-
pertama membuat gambar poster hasil karya mereka hampir semua
anak mengumpulkan dari 5 anak yang belum
poster tentang bergabung sudah mulai bergabung dengan yang
lain, lalu bagaimana caranya dengan bapak dan
convid-19 yang ibu guru yang lain yang hanya memberi soal saja?,
saya mencoba strategi “tebar manfaat di story wa
kedua membuat dan media sosial FB” hasil belajar anak-anak mulai
saya posting dan mulai ada yang penasaran dan
video menjelaskan bertanya-tanya bagaimana cara mengarahkan anak-
anak?. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
tentang convid-19. Story dan FB menjadikan teman-teman lain tahu
apa yang saya praktikan bersama anak-anak dan
satu bonus lagi yaitu orang tua antusias dan
bersemangat mendampingi anak belajar karena
melihat anak senang dan tidak dibebani oleh tugas
Yulia Rahmawati dan soal-soal, bahkan setelah saya mengakhiri
kelas daring refleksi bersama anak ada yang
menganggapi “saya sebagai orang tua senang
biasanya saya mendampingi anak hanya di meja
belajar saja hari ini saya belajar menjadi fotografer
bu”. Senang sekali rasanya ada yang bertanya
“besok belajar dan buat apalagi bu?”, “besok
mulainya jam berapa bu?, pagi-pagi saja ya bu, seru
bu”.
pembelajaran jarak jauh. Di satu sisi, murid pun menyetujui bahwa akan ada jadwal yang
berkebutuhan khusus yang saya pegang, masih dipersonalisasi sesuai kebutuhan mereka. Saya
bagian dari kelas sehingga mereka perlu ikut pun memberikan keterbukaan untuk mereka
dalam aktivitas kelas. Di sisi lain, saya harus memilih apa yang ingin mereka selesaikan
memastikan apa yang mereka kerjakan sudah lebih dulu.
sesuai instruksi. Pada minggu itu, semua
pelajaran melaksanakan sumatif. Perubahan rencana tersebut membuat saya
harus mengkomunikasikan dengan orang tua.
Semua pelajaran mengharuskan adanya produk Harapan saya, agar pembelajaran selaras dan
yang dihasilkan. Masalah yang dialami murid dapat didukung oleh orang tua di rumah,
saya rata-rata adalah keterampilan belajar mengingat saya tidak bisa menemani setiap
yang belum matang dan manajemen waktu menit, seperti ketika di sekolah. Saya pun
yang kurang baik. Bisa bayangkan dengan menyampaikan strategi-strategi yang akan saya
lingkungan baru yang masih dipelajari murid, lakukan untuk murid dalam menghadapi
serta tugas yang kian menumpuk jika tidak pembelajaran jarak jauh. Tidak disangka-
mulai dikerjakan, apa yang terjadi selanjutnya? sangka, ternyata respon yang saya dapat
Pada hari pertama, hasilnya nihil. Tidak ada cukup berbeda dari ekspektasi saya. Merujuk
progress signifikan yang dihasilkan murid pada Panduan pembelajaran Jarak Jauh,
tersebut. saya tidak terlebih dahulu mengumpulkan
informasi tentang kesiapan orangtua dalam
Melihat kondisi hari pertama, saya pun mendampingi murid, mengingat pola kerja
langsung memutar otak untuk hari kedua. orang tua. Orang tua menjadi tidak menerima
Saya berusaha membuat perencanaan belajar pembelajaran jarak jauh dilakukan.
dengan memahami karakteristik anak dengan
keterampilan belajar yang belum matang. Menurut orang tua, bahwa saya sebagai guru
Saya memprediksi kemungkinan murid-murid seharusnya mengetahui karakteristik anaknya
kehilangan arah untuk menentukan langkah yang memang belum siap. Jika ditanya hati
apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya kecil saya, yap saya tahu karakter anak tersebut.
pun mengkomunikasikan rencana dengan guru Memang pembelajaran jarak jauh tidak begitu
kelas. Pembicaraan tersebut membuahkan hasil cocok untuknya. Namun keadaan wabah
bahwa murid harus memiliki jadwal pelajaran lebih tidak bisa dikontrol sehingga keputusan
sendiri agar target terevaluasi dan terkontrol sekolah memang tidak bisa diganggu
secara berkala. Hasil ini pun didiskusikan gugat. Menghadapi orang tua yang sedang
dengan murid sembari merefleksikan hambatan emosional, tentu tidak bisa dibalas dengan
yang dialaminya. Memang masalahnya adalah emosi juga. Selain murid, ternyata saya pun
ia merasa kewalahan sehingga tidak dapat harus memahami orang tuanya. Memikirkan
memutuskan apa yang harus dilakukan lebih tidak hanya untuk kebaikan murid tetapi juga
dulu. Mendengar hal tersebut, dalam hati saya orang tua, sebagai penyokong. Di situlah saya
sudah berdetak, “Tuh kan, kejadian, anak- benar-benar menghadapi tantangan dalam
anak pasti overwhelmed”. Akhirnya, murid memanusiakan hubungan.
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 71
Benar bahwa dulu saya juga sangat tidak suka apabila saya
Elvrida Rosalia Indraswari mendapatkan sebuah tugas namun tidak diberikan feedback
KGB Semarang oleh guru saya. Apalagi pembelajaran yang saya jalani tidak
School of Life Lebah Putih berkelanjutan, saya bingung jadinya. Jadi, tantangannya
adyrosa70@gmail.com
ada dua Ros, konsisten memberikan feedback di setiap
‘‘
74 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
sebuah gambar virus corona yang pernah mereka. Saya mengajak murid-murid saling
digambar salah seorang murid saya dan mengapresiasi ide-ide yang tercetus sambil
sebuah komik yang saya download dari grup sedikit membahas tahap per tahap pembuatan
SLC. Keduanya itu saya tunjukkan ke murid- project. Akhirnya “Apa itu Corona” saya jadikan
murid, kemudian saya mengajak murid-murid project kelas hari ini dan murid-murid boleh
berdiskusi. memakai media apapun dalam mengekspresikan
gagasan mereka, diferensiasi intinya.Pada akhir
“Apa penjelasan gambar dan komik tersebut sesi kami merefleksi bersama pembelajaran
bisa kamu pahami? Sulit nggak?” kami hari ini, “Kakak tunggu ya projectnya, dan
“Jadi, apakah teman-teman takut dengan virus tunggu juga feedback dari kakak”. Obrolan
Corona? Mengapa?” masih terus berlanjut di grup whatsapp, dan
kali ini dengan para orangtua. Entah apa yang
Kembali, murid-murid bersahut-sahutan dalam merasuki saya begitu salut dengan semangat
menjawab dan memaparkan jawaban mereka. para orangtua dalam mendampingi ananda
Semakin sore dan keseruan di grup semakin belajar.
tergambar. Cuci tangan kak! Pekik salah satu
murid ketika membahas salah satu upaya “Bikin guest teacher online yuk bund?” tanya
pencegahan virus corona, ya. Benar bahwa kita saya.
harus mencuci tangan dengan benar. Bagaimana
caranya? Lantas saya berikan sebuah link ke “Ayok kak, lewat zoom aja ya, nanti saya
grup dan murid-murid langsung klik https:// moderator deh. Gimana kalau bunda Vera sama
www.sekolah.mu/lagucucitangan. Dalam video bunda Desi jadi narasumber?”, jawab salah satu
tersebut Dr. Nahla Shihab berbagi cara mencuci orangtua.
tangan yang benar. Bertanyalah kembali saya “Wah cocok tuh mbak dokter. Jadi kapan nih
usai murid-murid menyaksikan video tersebut. rencananya kak?”
Siapa yang dapat menjelaskan bagian mana saja Deal!
yang harus dibersihkan saat mencuci tangan. Kami sepakati bahwa hari Jumat menjadi
Sangat seru! hari guest teacher bagi Altostratus dengan
menggandeng Bunda Vera dan bunda Desi yang
“Kak, jadi lebih tahu banyak tentang Corona. berprofesi dokter sebagai narasumber yang
Boleh bikin poster pencegahan Corona?” akan berbagi informasi lebih lanjut mengenai
“Ih aku mau juga bikin komik.” Corona. Asyik! Kerja barengan ini semakin
“Aku juga pengen belajar bikin hand sanitizer keren saja. Pagi harinya sudah ada beberapa
sama bunda dan tak share, Kak.” notifikasi link yang teman-teman kirimkan
melalui grup. Tak disangka benar kompak kelas
Seketika mata berbinar melihat ide-ide ini, orangtua dan ananda saling mengapresiasi
76 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona
karya teman, saling memberikan like bahwa Lebah Putih terletak di Salatiga. Para orangtua
saling subscribe. Satu demi satu terkumpul memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke
project karya murid Altostratus dan saya beberapa RS seperti RS Aryo Wirawan dan
lanjutkan untuk memberikan feedback Puri Asih kemudian. Sedangkan donasi lainnya
atau tanggapan kepada murid atas hasil disalurkan pada para pedagang-pedagang
kerja mereka yang sangat keren. Ada yang kecil dan pekerja serabutan yang terkena
membuat presentasi powerpoint kemudian dampak dari covid-19 ini.
ayah bundanya merekamkan saat dia “Terimakasih Kak Rosa, atas kesempatannya
mempresentasikan, membuat komik tentang buat ngisi guest teacher Altostratus,” kata
corona dan pencegahannya, membuat video perwakilan orangtua.
pembuatan hand sanitizer dan masih banyak Alhamdulillah pada minggu kedua
karya menakjubkan dari mereka semua. Selain pembelajaran jarak jauh ini terkumpul donasi
feedback, kebiasaan saya selanjutnya adalah yang cukup banyak dan dapat disalurkan
memberikan apresiasi berupa piagam canva kepada yang membutuhkan. “Kebajikan
bertuliskan “outstanding performance atau terbesar adalah mereka yang paling
excellent” dan alasan mereka memperolehnya. bermanfaat bagi orang lain”, semuanya terasa
Betapa senangnya mereka menerima itu, membahagiakan.
tergambar dari balasan voice note yang pembelajaran jarak jauh yang membangun
mereka kirimkan. keberlanjutan. pembelajaran ini membuat
“Terimakasih Kak Rosa feedbacknya. Aku akan saya belajar tentang memandu murid
belajar lebih giat lagi.” mengalami rute pengalaman belajar yang
Saya merasakan angin sejuk yang melintas terarah dan berkelanjutan melalui feedback.
di hati karena balasan voice note dari murid- Menumbuhkan rasa bahagia dan melahirkan
murid. Pada Kamisnya saya melanjutkan kebermanfaatan.
diskusi dengan murid-murid tentang gagasan Ini cerita saya, seorang Tim Sekolah Lawan
pokok. Saya ambilkan teksnya dari karya Corona, seorang fasilitator School of Life
murid yang membuat tulisan pada powerpoint Lebah Putih, dan seorang yang selalu belajar
tentang covid-19. Pembahasan sore ini tidak dan berefleksi.
kalah seru dan sebagai hadiahnya kami Salam Merdeka Belajar!
melaksanakan videocall WA secara bergantian
tujuh kloter. Siapa sangka bahwa saya melepas
rindu sembari memberi feedback langsung
lewat video call. Mereka tersenyum lebar,
Alhamdulillah.
Hari Jumat pun tiba.
Tahu kan sekarang jadwalnya apa? Ya,
guest teacher orangtua. Orangtua yang
menyediakan room, memoderatori, menjadi
narasumber dan memfasilitasi murid-
murid belajar tentang covid-19, hingga
pencegahan dengan bahagia. Sempat
dibahas juga mengenai dampak covid-19
terhadap perekonomian masyarakat sekitar
yang kurang mampu, dan menggantungkan
rezekinya dari berjualan hingga serabutan.
Saat ini mereka harus rela tidak berjualan
dan kesulitan menafkahi keluarga. Akhirnya,
orangtua mencetuskan program “Masker
Cinta” dan donasi, menggerakkan para
orangtua Lebah Putih lainnya untuk
berdonasi membantu relawan kesehatan
yang membutuhkan sejumlah uluran tangan
demi merawat sejumlah pasien covid-19
yang terus bertambah di sejumlah RS di
Salatiga, ya. Sekolah saya, School of Life
Surat Kabar Guru Belajar - Edisi Spesial Sekolah Lawan Corona 77
resensi buku
Judul Buku
Literasi Menggerakkan Negeri
Penulis
Jumlah halaman
308 Halaman
Penerbit
Literati
“Gimana, Pak… kegiatan literasi di kelas berjalan diajak menelusuri perjalanan literasi yang berawal
lancar?” dan berakhir pada murid. Anda diajak mengenal
praktik pembelajaran literasi yang mendukung
“Saya sudah menjalankan program membaca kemampuan belajar pada lintas pelajaran. Anda
setiap pagi, Bu. Tapi kok kurang efektif ya, Bu…” diajak memahami praktik literasi yang mendaya-
gunakan potensi yang ada di sekitar sekolah. Dan
“Lho, bukannya dari laporan anak-anak sudah pada akhirnya, Anda diajak menyaksikan praktik
bisa baca ya? Berarti berhasil kan?” pembelajaran literasi yang membantu murid un-
tuk berdaya dan produktif sebagai warga negara.
“Iya, Bu. Anak-anak sudah bisa baca. Tapi waktu
saya tanya tentang bacaan mereka enggak bisa Penulis buku ini adalah guru yang bergabung di
jawab Bu” Komunitas Guru Belajar. Penulis yang memang
mendalami dan melakukan praktik pembelajaran
Dalam 10 tahun terakhir, literasi hadir dari sepo- literasi tentu menjanjikan tulisan yang renyah,
tong istilah menjadi sebuah gerakan yang menye- mudah dipahami namun tetap esensial. Praktik
bar ke berbagai penjuru. Sayangnya, di tengah pembelajaran literasi yang dipaparkan dapat
keriuhan literasi masih jarang upaya refleksi terha- dipelajari, diadaptasi dan dimodifikasi sesuai
dap kerja keras mengembangkan literasi, apalagi kebutuhan murid dan potensi di sekitar sekolah.
upaya mempromosikan praktik baik pembelaja- Karena kami percaya bahwa menyebarkan praktik
ran literasi. Apakah upaya pengembangan literasi baik literasi adalah cara menggerakkan negeri.
sudah efektif dan terlihat dampaknya pada
murid? Mana praktik pembelajaran literasi yang
baik, bisa direplikasi dan disebarkan? Buku bisa didapatkan di :
KAUS
Bit.ly/KontakGuruPromotor
S
aya paham bahwa budaya berliterasi di Indonesia memang
dirasa kurang jika dibandingkan dengan negara-negara
tetangga.
Surat Masalah
Kabar Guru Belajar literasi tersebut
- Edisi Spesial memang
Sekolah 79
sudah sangat
Lawan Corona
mahfum bagi pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Program 15 menit membaca buku menjadi salah satu
fokus pemerintah untuk meningkatkan budaya membaca di sekolah.
Tahap persiapan. Tahap ini bagi saya adalah tahap yang paling
menantang. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena saya harus
mencari calon penerima surat serta harus menghubungi pihak kantor
pos. Dan bagi saya untuk menemukan penerima surat tidaklah
mudah, karena target saya adalah di luar daerah atau pulau.