Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir pelajaran Bahasa Indonesia Sebagai
Syarat Kelulusan SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon
DISUSUN OLEH:
Nama : Elisabeth Vina Cristina Suprapto
Kelas : XII IPA 1
NIS : 181910036
Tahun Ajaran : 2020/2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala SMA Santa Maria I
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmatnya sehingga penulis boleh menyelesaikan karya ilmiah
berjudul “TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SMA ST. MARIA 1
CIREBON TERHADAP DAMPAK PENGGUNAAN MICROBEADS”
tepat waktu dan baik adanya. Judul ini dipilih karena kurangnya
pemahaman masyarakat Indonesia akan dampak penggunaan microbeads
atau mikroplastik bagi lingkungan.
Selain disusun untuk memenuhi ujian akhir pelajaran bahasa
Indonesia sebagai syarat kelulusan SMA Santa Maria 1 Cirebon, karya
tulis ini juga bertujuan memberi pemahaman terhadap pembaca tentang
dampak penggunaan microbeads.
Pada kesempatan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin
mendapatkan hasil yang baik. Seiring itu pula, penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak di bawah ini,
yang telah terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini.
1. Drs. Ongko Sumedi selaku kepala sekolah SMA Santa Maria 1
Cirebon yang telah membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Oktavianus Yopi Wardana., S.Pd selaku guru pembimbing materi
yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan
secara penuh terkait penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. M.K. Novan Saputra., S.Pd selaku guru pembimbing teknis yang
telah memberikan bantuan, dukungan dan masukan, terkait
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Kristoforus Dion Angga Permana., S.Pd selaku wali kelas XII IPA
1 yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam
penyelesaian karya ilmiah ini.
iii
5. Siswa/i kelas X, XI, dan XII SMA Santa Maria 1 Cirebon selaku
narasumber yang telah mendukung penyusunan karya tulis ilmiah
ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini merupakan hasil pengumpulan informasi dan
data dari hasil penyebaran kuesioner terhadap siswa/i kelas X, XI,
dan XII di SMA Santa Maria 1 Cirebon mengenai “TINGKAT
PEMAHAMAN SISWA SMA ST. MARIA 1 CIREBON
TERHADAP DAMPAK PENGGUNAAN MICROBEADS”
iv
yang merupakan bagian dari kepemerintahan, serta memperkuat
peraturan-peratuan dan undang-undang yang ada.
Selaku penulis meminta maaf atas hasil pembuatan karya
tulis ini, karena di mata pembaca mungkin karya tulis ini memiliki
berbagai kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan karya tulis
ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya
tulis ini. Semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil
dari karya ini.
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................. 3
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Hipotesa .................................................................................................... 4
1.6 Tujuan Masalah ......................................................................................... 5
vi
2.9 Dampak Microbeads ............................................................................... 12
2.9.1 Dampak Positif Microbeads ...................................................................... 12
2.9.2 Dampak Negatif Microbeads .................................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39
5.2 Saran ....................................................................................................... 39
5.2.1 Bagi Siswa/i ............................................................................................... 39
5.2.2 Bagi Sekolah .............................................................................................. 40
5.2.3 Bagi Masyarakat ........................................................................................ 40
5.3 Solusi....................................................................................................... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.17 Diagram No.15 .............................................................................. 37
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
menggunakan produk yang mengandung microbeads, microbeads tersebut
terbawa masuk ke saluran air, sungai, dan akhirnya sampai ke laut.
Menurut penelitian di Inggris, 100,000 partikel plastik dalam bentuk
microbeads terlepas ke saluran air dalam satu kali mandi. Berdasarkan
laporan the UK Parliamentary Office of Science and Technology,
diperkirakan terdapat 16 sampai 86 ton microbeads plastic dari pembersih
muka (facial exfoliant) yang mencemari lingkungan.
Studi juga mengatakan, bahwa ikan yang kita makan telah tercemar
oleh mikroplastik beserta racun-racun yang terbawa oleh mikroplastik
tersebut sehingga dapat membahayakan tubuh manusia (2). Studi lain
menyebutkan bahwa ikan dan jenis makhluk laut lain mengkonsumsi
plastik karena plastik berbau dan terlihat seperti makanan misalnya
plankton(3). Microbeads plastic dengan ukuran yang sangat kecil tentu
saja bisa dengan mudah mencemari lingkungan dan „termakan‟ oleh
hewan-hewan laut dan akan berakhir di meja makan kita.
Riset terbaru di dalam Jurnal Environmental Science &
Technology menyatakan bahwa 90% garam meja / garam laut di dunia
telah tercemar mikroplastik (4). Rata-rata, manusia menelan sebanyak
2,000 mikroplastik setiap tahun hanya dari konsumsi garam, dengan
asumsi konsumsi garam 10 gram per hari (5). Bukti bahwa manusia telah
mengkonsumi mikroplastik terdapat di riset terbaru yang menyatakan
bahwa mikroplastik pertama kali ditemukan di kotoran manusia dalam
bentuk polypropylene (PP), polyethylene-terephthalate (PET) – yang juga
merupakan bahan microbeads. Berdasarkan sampel kotoran manusia, para
ilmuwan menemukan 20 mikroplastik dalam setiap 10 gram kotoran (6).
Terbawa nya microbeads ke laut, merupakan pencemaran yang
berakibat kerusakan lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup. Hal itu tentu melanggar pasal
1 ayat 1 Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, karena laut merupakan lingkungan hidup
yang harus dijaga dan dilindungi.
2
Dari penjelasan singkat diatas, terlihat jelas bahwa microbeads
berbahaya bagi kesehatan dan juga lingkungan. Jika kita paham akan
dampak-dampak yang diberikan microbeads, tentu kita bisa mengurangi
atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Oleh karena itu, penulis
ingin melakukan penelitian mengenai tingkat pemahaman masyarakat
yang diwakilkan siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon mengenai dampak
penggunaan microbeads.
3
1.4 Perumusan Masalah
1. Apakah microbeads memberikan dampak terhadap ekosistem laut dan
kesehatan manusia?
2. Bagaimana dampak microbeads terhadap ekosistem laut dan kesehatan
manusia ?
3. Sejauh manakah pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon
terhadap dampak penggunaan microbeads?
4. Apakah siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon tidak akan
menggunakan produk yang mengandung microbeads setelah
mengetahui dampaknya ?
1.5 Hipotesa
Menurut penulis, microbeads memang bermanfaat sebagai
eksfoliator, tetapi di samping itu microbeads lebih memberikan dampak
buruk terhadap ekosistem laut dan juga kesehatan manusia.
Dampak microbeads terhadap ekosistem adalah, banyak ikan mati
karena pencernaannya tidak lancar, sampah di laut bertambah dan sulit
terurai, manusia berpotensi terkena penyakit akibat memakan ikan yang
mengandung microbeads beserta virus, bakteri, dan sumber penyakit.
Menurut penulis, siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon belum
terlalu paham apa itu microbeads serta dampak penggunaannya.
Tetapi, setelah mereka tahu dan paham, sebagian besar mungkin
akan mengurangi bahkan berhenti menggunakan produk yang
mengandung microbeads di dalamnya.
4
1.6 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan karya
ilmiah ini antara lain :
1. Untuk memberi pengetahuan mengenai dampak penggunaan
microbeads.
2. Mengetahui tingkat pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 kota
Cirebon tentang microbeads.
3. Menghimbau pembaca agar dapat mengontrol penggunaan microbeads.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
6
Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan,
siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:
pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/pedagogis.
7
pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seorang mampu melihat balik
yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau
dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.
8
di prancis abad ke 18
2.1 Tabel Indikator Pemahaman
Sumber: google.com
9
2.8 Ciri Microbeads
Ciri microbeads ialah berukuran kurang dari 5 mm bahkan
menurut blog Mother Jones, yang ditulis oleh Julia Lurie ukuran
microbeads adalah kurang dari 1 mm. Microbeads terbuat dari
polyethylene, polypropylene, atau polystyrene (atau yang sering disebut
sebagai PE, PP, PET, atau nylon).
Ciri lain microbeads ialah sering kita temui dalam produk
perawatan kulit dan tubuh seperti pasta gigi, scrub, sabun muka, sabun
mandi, lulur, dan masih banyak lagi.
Potongan kecil plastik ini telah menjadi tambahan populer untuk
produk kosmetik dan perawatan pribadi, berfungsi sebagai pengelupas
dalam pencuci wajah dan lulur, tetapi juga menambah warna dan tekstur
pada pasta gigi, lip balm, krim pelembab, dan riasan. Satu tabung
pembersih wajah dapat berisi lebih dari 300.000 manik-manik plastik.
Harganya lebih murah daripada pengelupas alami umum lainnya seperti
biji aprikot, sabut kelapa, atau tanah diatom.
10
Berikut adalah panduan tentang produk mana yang mengandung
microbeads dan mengapa konsumen dan politisi mengkhawatirkan mereka.
11
Berikut adalah panduan tentang produk mana yang tidak
mengandung microbeads.
12
dengan eksfoliator alami seperti biji aprikot, gula,
oatmeal, kulit kenari dan lain sebagainya, serta berguna
sebagai eksfoliator buatan yaitu membuang sel kulit mati
pada kulit.
13
yang abrasif (Chang, 2015). Studi terbaru melaporkan
bahwa beberapa produk kosmetik mengandung plastik kira-
kira sama beratnya dengan yang ada di kemasan wadah
plastik (UNEP, 2015). Microbeads dirancang untuk dibuang
melalui infrastruktur pengolahan air limbah. Namun,
fasilitas pengolahan air limbah tidak dirancang untuk
menghilangkan partikel mikroplastik yang diproduksi, yang
berarti bahwa partikel tersebut saat ini dilepaskan ke
ekosistem perairan. Diperkirakan 8 triliun microbeads
dilepaskan ke lingkungan akuatik setiap hari melalui
instalasi pengolahan air limbah (Rochman et al., 2015a).
Department for Environment, Food and Rural Affairs
(Defra) mengatakan, berdasarkan sejumlah bukti yang
ditemukan, pihaknya melarang penggunaan microbeads
pada kosmetik dan semua produk perawatan kulit karena
telah terbukti mencemarkan laut. Menurut penelitian yang
dilakukan di Universitas Plymouth, Inggris, setiap kali
Anda mencuci wajah menggunakan produk kosmetik yang
mengandung scrub, 94.500 “lepas” bersama air limbah.
Larangan tersebut tentu saja tidak mengada-mengada,
karena para ilmuwan telah menemukan bukti yang
mengkhawatirkan, bahwa ikan-ikan menjadi beracun karena
lingkungan mereka tercemar dengan miliaran partikel
plastik kecil yang biasa ditemukan di scrub wajah, sabun
mandi, dan jenis kosmetik lainnya.
Gerakan untuk melarang microbeads benar-benar
memanas karena kekhawatiran tentang pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia. Pada Maret 2014, ahli
kebersihan gigi dan blogger Trish Walraven membunyikan
alarm dengan artikel tentang bagaimana dia menemukan
serpihan plastik biru di mulut pasiennya setiap hari. Plastik
itu, tulisnya, berasal dari pasta gigi Crest, dan menempel di
14
gusi pasien. Sekarang, dokter gigi khawatir mikroba
memerangkap bakteri, kemungkinan menyebabkan radang
gusi. Procter and Gamble, yang membuat pasta gigi,
menegaskan bahwa microbeads aman, tetapi berjanji untuk
menyingkirkan produk Crest dari microbeads plastik pada
Maret mendatang.
Bukti lain microbeads dapat berdampak pada
kesehatan, beberapa ahli gigi mengklaim
bahwa microbeads dapat berkontribusi pada pembentukan
plak, karang gigi, dan radang gigi. Meski begitu, penelitian
belum menemukan apakah microbeads penyebab pasti
gangguan-gangguan kesehatan mulut dan gigi tersebut.
Ada kekhawatiran lain tentang menelan microbeads
baik dari penggunaan produk seperti pasta gigi maupun dari
memakan ikan yang mengandung serpihan plastik.
Kelompok Kerja Lingkungan mencatat bahwa plastik yang
membentuk beberapa microbeads dicurigai sebagai
pengganggu hormon, jadi memakannya saat digoreng tidak
hanya akan memberikan tekstur yang tidak menyenangkan
pada ikan yang dipanggang dengan bir tetapi juga dapat
menambah dosis estrogen yang tidak sehat.
Selain itu, microbeads juga mengandung bahan kimia
beracun yang disebut polybrominated diphenyl eters
(PBDE) yang diketahui bisa menyebabkan masalah
neurologis seperti penurunan fungsi kekebalan tubuh dan
masalah kesuburan. Hasil penelitian itu menunjukkan bawa
12,5 persen PBDE pada mikroba masuk dalam tubuh ikan.
Ini akan menjadi masalah untuk kesehatan apabila ikan
yang sudah tercemar ini dikonsumsi oleh manusia.
Hingga kini penggunaan microbeads telah dilarang di
beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan
Inggris. Para aktivis lingkungan juga terus mendesak
15
perusahaan-perusahaan kosmetik untuk menghentikan
penggunaan microbeads dalam produk-produk mereka.
Tahun 2016, Illinois menjadi negara bagian pertama
yang menindak penjualan produk dengan microbeads
nonbiodegradable. Mereka akan dihentikan secara bertahap
mulai tahun 2017 dan sepenuhnya dilarang pada tahun
2019. Sejak itu, Colorado, Maine, dan New Jersey telah
mengeluarkan undang-undang serupa, dan California,
Michigan, Minnesota, Oregon, Wisconsin, dan Washington
memiliki tagihan di atas meja. Tetapi para pencinta
lingkungan mengatakan bahwa sebagian besar tindakan ini
tidak berjalan cukup jauh, karena meninggalkan celah untuk
plastik yang dapat terurai secara hayati. Selama ini tidak
ada plastik yang secara konsisten terurai di lingkungan laut.
California adalah negara bagian terbaru yang
mempertimbangkan untuk melarang produk dengan
microbeads. Majelis negara bagian California menyetujui
RUU paling ketat sejauh ini. Ini akan melarang microbeads
sintetis dan biodegradable. Jika RUU tersebut menjadi
undang-undang, ini dapat memaksa produsen untuk
mengubah seluruh lini produk mereka untuk menghindari
biaya pembuatan produk bebas mikrobeads hanya untuk
pasar California.
16
Berikut adalah skema proses masuknya microbeads ke
lautan dan berakhir pada sistem pencernaan manusia.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan karakteristik yang menyangkut pada pengaruh yang
ditimbulkan dari penggunaan microbeads. Adapun yang menjadi anggota
unit populasi adalah siswa/i SMA Santa Maria 1 Cirebon kelas X, XI, dan
XII. Seperti yang diketahui bahwa SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon
mempunyai kelas X sebanyak 4 kelas, kelas XI sebanyak 4 kelas, dan XII
sebanyak 5 kelas. Maka, totalnya ada 13 kelas.
Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan teknik sampling randomisasi dengan meminta siswa/i kelas
XII SMA Santa Maria 1 kota Cirebon mengisi survey melalui google form
terkait pertanyaan tentang microbeads. Diketahui bahwa jumlah siswa
SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon kelas X adalah 102, kelas XI adalah
112, dan kelas XII adalah 128 siswa. Maka jumlah seluruhnya ada 342
siswa.
Pada pembuktian penelitian ini, untuk penarikan sampel maksimal
8,77%% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini jumlah sampel diambil
dengan proporsi 8,77% dari jumlah populasi yang ada pada siswa SMA
Santa Maria 1 kota Cirebon. Dengan demikian didapatlah 30 suara siswa
atau pendapat siswa yang dijadikan sampel. Alasan pengambilan unit
sampel dibatasi pada sejumlah itu, karena berbagai keterbatasan baik
waktu, tenaga, dana, dan lain sebagainya.
Keseluruhan unit sampel dengan para anggota sampel tersebut
dianggap dapat mencerminkan usaha penelaahan permasalahan dalam
penelitian ini. Mengingat anggota sampel berada dalam satu sekolah, yang
secara struktural berada dibawah atuan-aturan atau kebijakan yang sama.
Oleh karena itu, pengambilan unit dan anggota sampel sebanyak yang
disebutkan di atas diaggap cukup representatif, karena dianggap dapat
menggambarkan sifat populasi.
19
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yakni memberi gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek
kehidupan tertentu dari masyarakat yang diteliti.
Metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data,
tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Penelitian
deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu
melalui suatu percobaan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis.
Setelah metode ditetapkan, berikutnya ditentukan teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan metode yang dipakai dalam
penelitian ini.
20
5. Kemasan produk
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berdasarkan kepada
survei deskriptif dan eksplanatif yang telah dimodifikasi, yang
menggunakan pertanyaan-pertanyaan dalam media kuisoner.
21
memudahkan analisis data.
c. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat
d. Menghitung frekuensi jawaban/data
e. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap
data yang diperoleh
f. Memvisualkan data dalam bentuk tabel
g. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Presentase Keterangan
0% Tidak ada
1 % - 24 % Sebagian kecil
25 % - 49 % Kurang dari
setengahnya
50% Setengahnya
51 % - 74 % Lebih dari
setengahnya
75 % - 99 % Sebagian besar
100% Seluruhnya
3.1 Tabel Keterangan Presentase
22
2. Tabulasi Silang
Santoso dan Tjiptono (2004, p137) Metode tabulasi silang
digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel.
Variabel yang dianalisa dengan metode ini adalahvariabel yang bersifat
kualitatif, yaitu yang memiliki skala nominal.Tabulasi silang merupakan
cara termudah melihat asosiasi dalam sejumlah data dengan perhitungan
persentase. Tabulasi silang merupakan salah satu alat yang paling berguna
untuk mempelajari hubungan diantara variabel-variabel karena hasilnya
mudah dikomunikasikan.
Selanjutnya tabulasi silang dapat memberikan masukkan atau
pandangan mengenai sifat hubungan, karena penambahan satu atau lebih
variabel pada analisis kualifikasi silang dua arah adalah sama dengan
mempertahankan masing-masing variabel tetap konstan.
Tabulasi silang dapat digunakan jika :
a. Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif
b. Kedua variabel berupa variabel kualitatif.
Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk
kedua variabel yang digunakan. Untuk menginterpretasikan hasil
pengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1) Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut
signifikan atau tidak
2) Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur
tersebut.
Variabel-variabel yang dipaparkan dalam suatu tabel tabulasi silang
berguna untuk :
a. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi.
b. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan.
c. Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.
d. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga
dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan palsu (spurious
relations).
23
e. Untuk mengecekapakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam
kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan (kuisioner).
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25
Pertanyaan 2
Seberapa sering anda mencuci muka?
Pertanyaan 3
Seberapa sering anda memakai scrub atau lulur?
26
Pertanyaan 4
Apa alasan anda mencuci muka atau memakai scrub?
Pertanyaan 5
Apa hal terpenting bagi Anda ketika memilih produk
sabun/scrub?
27
Pertanyaan 6
Apa merk sabun muka yang paling sering anda gunakan?
28
Pertanyaan 7
Apa merk scrub atau lulur yang paling sering anda
gunakan?
29
Pertanyaan 8
Apakah ada Microbeads pada sabun/scrub/pasta gigi
Anda?
30
Pertanyaan 9
Jika ada, mengapa Anda memilih produk tersebut?
31
Pertanyaan 10
Berdasarkan bentuk dan peletakannya pada
sabun/scrub/pasta gigi, menurut anda apa fungsi
microbeads ini?
32
Pertanyaan 11
Menurut Anda, apa komponen utama penyusun
microbeads ?
33
Pertanyaan 12
Menurut anda apakah microbeads berdampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan?
34
Pertanyaan 13
Jika microbeads yang merupakan mikroplastik
memasuki lautan, menurut Anda apakah ada dampak
buruk yang akan terjadi? Jelaskan!
35
Pertanyaan 14
Jika anda mengkonsumsi ikan, dan ikan tersebut
memakan microbeads yang telah terkontaminasi
bakteri, apa dampak buruk yang akan terjadi?
Jelaskan!
36
Pertanyaan 15
Menurut anda, jika dibandingkan, manakah yang lebih
baik untuk digunakan ?
Pertanyaan 16
Apakah Anda tetap akan menggunakan produk yang
mengandung microbeads, jikalau dampak negatif lebih
besar daripada dampak positifnya ?
37
Pertanyaan 17
Menurut Anda, seberapa jauh pengetahuan dan
pemahaman Anda tentang pengertian & dampak
microbeads?
Skala 1 untuk tidak tahu dan tidak paham sama sekali, sedangkan
skala 5 untuk sangat tahu dan paham. Menurut hasil survey, siswa/i SMA
Santa Maria terbagi sebagai berikut : 6 orang tidak paham dan tidak tahu
sama sekali, 11 orang sedikit tahu dan paham, 10 orang lumayan tahu dan
paham, dan 3 orang tahu dan paham.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang “Tingkat
Pemahaman Siswa SMA St. Maria 1 Cirebon Terhadap Dampak
Penggunaan Microbeads” dan sesuai dengan rumusan masalah yang ada,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa microbeads berdampak buruk
terhadap lingkungan terutama ekosistem laut dan juga kesehatan manusia.
Yang kedua, dampak microbeads berupa mencemari lautan,
membuat ikan mati karena pencernaan yang tidak lancar, atau bahkan
manusia jatuh sakit karena memakan mikroplastik yang penuh mikroba
ataupun bakteri.
Yang ketiga, tingkat pemahaman Siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon
terhadap dampak penggunaan microbeads tergolong cukup baik, tetapi
masih perlu ditingkatkan lagi dalam kesadaran penggunaan yang bijak.
Maka dari itu, sebaiknya sebagai siswa, kita harus memperluas
wawasan kita, memilah kandungan dalam berbagai produk, dan
mengurangi penggunaan plastik. Karena jika kita melakukan itu, hal
tersebut sangat berdampak positif dalam kehidupan, terutama dalam
menanggulangi sampah plastik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil survey yang di peroleh dan kesimpulan dari hasil
survey dan analisis data, adapun saran dari penulis bagi berbagai pihak
untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan microbeads
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:
39
dengan bahan alami atau bahan reusable dan hendaknya
senantiasa bijak dalam menggunakan plastik. Karena
pengurangan penggunaan plastik dapat membantu dalam
menjaga keseimbangan ekosistem yang tentunya sangat
berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup.
40
5.2.4 Bagi Produsen
Kepada produsen diseluruh belahan dunia diharapkan
untuk lebih sadar terhadap dampak negatif microbeads yang
sudah terbukti dengan adanya larangan penggunaan
microbeads seperti di Amerika Serikat, Kanada dan Inggris.
Produsen diharapkan bisa mengganti microbeads dengan
eksfoliator alami seperti bulir gula, oat, biji aprikot, ataupun
kopi.
Selain itu, lebih baik tinjau komposisi produk lebih jauh
lagi, berbahaya atau tidak, sebelum memasarkannya ke
khalayak luas.
41
5.3 Solusi
1. Membuat Scrub sendiri dengan bahan alami seperti kopi, gula, biji
aprikot, dsb.
42
2. Meninggalkan produk mengandung microbeads.
43
3. Memakai produk non-microbeads
44
DAFTAR PUSTAKA
Microbeads, https://journal.sociolla.com/bjglossary/microbeads
45
RIWAYAT PENULIS
Pekerjaan : Pelajar
menyanyi
Motivasi hidup : Accept what is. Let go what was. Believe in what
will be
46
LAMPIRAN
Microbeads
47