Anda di halaman 1dari 57

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SMA ST.

MARIA 1 CIREBON TERHADAP DAMPAK


PENGGUNAAN MICROBEADS
Karya Ilmiah
SISWA KELAS XII IPA I SMA SANTA MARIA I CIREBON
TAHUN AJARAN 2020/2021

Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir pelajaran Bahasa Indonesia Sebagai
Syarat Kelulusan SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon

DISUSUN OLEH:
Nama : Elisabeth Vina Cristina Suprapto
Kelas : XII IPA 1
NIS : 181910036
Tahun Ajaran : 2020/2021

Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


SMA Santa Maria 1 Cirebon
Jl. Sisingamangaraja No. 22 Cirebon, Jawa Barat
Telp. (0231) 243480, Cirebon 45112
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah yang berjudul “ Tingkat Pemahaman Siswa SMA


St.Maria 1 Cirebon Terhadap Dampak Penggunaan Microbeads” disusun
oleh :
Nama : Elisabeth Vina Cristina Suprapto
NIS : 181910036
Telah diperiksa dan disetujui sebagai pemenuhan ujian akhir
pelajaran bahasa Indonesia sebagai syarat kelulusan SMA Santa Maria 1
Cirebon pada
Hari : Selasa
Tanggal : 19 Januari 2021.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Oktavianus Yopi Wardana., S.Pd M.K Novan Saputra., S.Pd

Mengetahui,
Kepala SMA Santa Maria I

Drs. Ongko Sumedi

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmatnya sehingga penulis boleh menyelesaikan karya ilmiah
berjudul “TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SMA ST. MARIA 1
CIREBON TERHADAP DAMPAK PENGGUNAAN MICROBEADS”
tepat waktu dan baik adanya. Judul ini dipilih karena kurangnya
pemahaman masyarakat Indonesia akan dampak penggunaan microbeads
atau mikroplastik bagi lingkungan.
Selain disusun untuk memenuhi ujian akhir pelajaran bahasa
Indonesia sebagai syarat kelulusan SMA Santa Maria 1 Cirebon, karya
tulis ini juga bertujuan memberi pemahaman terhadap pembaca tentang
dampak penggunaan microbeads.
Pada kesempatan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin
mendapatkan hasil yang baik. Seiring itu pula, penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak di bawah ini,
yang telah terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini.
1. Drs. Ongko Sumedi selaku kepala sekolah SMA Santa Maria 1
Cirebon yang telah membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Oktavianus Yopi Wardana., S.Pd selaku guru pembimbing materi
yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan
secara penuh terkait penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. M.K. Novan Saputra., S.Pd selaku guru pembimbing teknis yang
telah memberikan bantuan, dukungan dan masukan, terkait
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Kristoforus Dion Angga Permana., S.Pd selaku wali kelas XII IPA
1 yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam
penyelesaian karya ilmiah ini.

iii
5. Siswa/i kelas X, XI, dan XII SMA Santa Maria 1 Cirebon selaku
narasumber yang telah mendukung penyusunan karya tulis ilmiah
ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini merupakan hasil pengumpulan informasi dan
data dari hasil penyebaran kuesioner terhadap siswa/i kelas X, XI,
dan XII di SMA Santa Maria 1 Cirebon mengenai “TINGKAT
PEMAHAMAN SISWA SMA ST. MARIA 1 CIREBON
TERHADAP DAMPAK PENGGUNAAN MICROBEADS”

Selain membahas sejauh mana pemahaman siswa/i kelas X,


XI, dan XII di SMA Santa Maria 1 Cirebon terhadap dampak
penggunaan microbeads karya tulis ini juga membahas mengenai
pengetahuan dan pendapat siswa/i kelas X, XI, dan XII di SMA
Santa Maria 1 Cirebon tentang dampak penggunaan microbeads
pada kehidupan sehari-hari.
Karya tulis ini juga dilengkapi dengan solusi atau saran bagi
pembaca agar dapat mengurangi microbeads dan sampah plastik
lainnya, terutama pada produk perawatan pribadi.
Limbah plastik saat ini sangat mengkhawatirkan. Maka dari
itu, penulis mengangkat topik yang berkaitan dengan plastik.
Penulis berharap dapat meningkatkan kesadaran terhadap
kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh sampah plastik,
sehingga dapat menggunakan plastik secara bijak dan mampu
mengurangi penggunaannya.
Dengan adanya karya tulis ini dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam pentingnya mengurangi penggunaan
microbeads dan jenis plastik lainnya sekali. Dengan begitu maka
keseimbangan ekosistem akan lebih terjamin, sehingga bumi dan
isinya dapat terjaga kelestariannya. Penulis juga mengharapkan
kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas

iv
yang merupakan bagian dari kepemerintahan, serta memperkuat
peraturan-peratuan dan undang-undang yang ada.
Selaku penulis meminta maaf atas hasil pembuatan karya
tulis ini, karena di mata pembaca mungkin karya tulis ini memiliki
berbagai kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan karya tulis
ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya
tulis ini. Semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil
dari karya ini.

Cirebon, 19 Januari 2021

Elisabeth Vina C.S

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................. 3
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Hipotesa .................................................................................................... 4
1.6 Tujuan Masalah ......................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pengertian Pemahaman Siswa .................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut KBBI ............................................ 6
2.1.2 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut Para Ahli ..................................... 6
2.1.3 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut Wikipedia ................................... 6
2.2 Jenis Pemahaman Siswa ........................................................................... 7
2.3 Tingkat Pemahaman Siswa ....................................................................... 7
2.4 Indikator Pemahaman ............................................................................... 8
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa ....................................... 9
2.6 Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa ......................................... 9
2.7 Pengertian Microbeads.............................................................................. 9
2.8 Ciri Microbeads ...................................................................................... 10

vi
2.9 Dampak Microbeads ............................................................................... 12
2.9.1 Dampak Positif Microbeads ...................................................................... 12
2.9.2 Dampak Negatif Microbeads .................................................................... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 18
3.2 Tempat dan waktu penelitian .................................................................. 18
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 18
3.4 Metode Penelitian ................................................................................... 20
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 20
3.6 Teknik Analisis Data............................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Tabel Hasil Penelitian ............................................................................. 25

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39
5.2 Saran ....................................................................................................... 39
5.2.1 Bagi Siswa/i ............................................................................................... 39
5.2.2 Bagi Sekolah .............................................................................................. 40
5.2.3 Bagi Masyarakat ........................................................................................ 40
5.3 Solusi....................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45


RIWAYAT PENULIS ......................................................................................... 46
LAMPIRAN ......................................................................................................... 47

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Microbeads ................................................................................... 9

Gambar 2.2 Produk yang mengandung microbeads ......................................... 11

Gambar 2.3 Produk tanpa microbeads ............................................................. 12

Gambar 2.4 Skema Pengaruh Microbeads ....................................................... 17

Gambar 4.1 Diagram No.1 ............................................................................... 25

Gambar 4.2 Diagram No.2 ................................................................................ 26

Gambar 4.3 Diagram No.3 ................................................................................ 26

Gambar 4.4 Diagram No.4 ................................................................................ 27

Gambar 4.5 Diagram No.5 ................................................................................ 27

Gambar 4.6 Diagram No.6 ................................................................................ 28

Gambar 4.7 Mother Jones ................................................................................. 28

Gambar 4.8 Diagram No.7 ................................................................................ 29

Gambar 4.9 Diagram No.8 ................................................................................ 30

Gambar 4.10 Diagram No.9 ............................................................................... 31

Gambar 4.11 Diagram No.9 ................................................................................ 31

Gambar 4.12 Diagram No.10 .............................................................................. 32

Gambar 4.13 Diagram No.11 .............................................................................. 33

Gambar 4.14 Diagram No.12 .............................................................................. 34

Gambar 4.15 Diagram No.13 .............................................................................. 35

Gambar 4.16 Diagram No.14 .............................................................................. 36

viii
Gambar 4.17 Diagram No.15 .............................................................................. 37

Gambar 4.18 Diagram No.16 .............................................................................. 37

Gambar 4.19 Diagram No.17 .............................................................................. 38

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Indikator Pemahaman ................................................................ 8

Tabel 3.1 Tabel Keterangan Presentase ................................................................ 22

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Microbeads adalah butiran-butiran halus yang terbuat dari partikel
kecil plastik (biasanya polyethylene) dengan diameter kurang dari 5 mm.
Saking kecilnya, kita sering tidak dapat merasakan partikel ini saat
bersentuhan dengan kulit, oleh karena itu microbeads sering diklaim oleh
produsen sebagai “gentle exfoliants“.
Sebagai “gentle exfoliants” yang fungsinya meluruhkan sel-sel
kulit mati dengan membantu membuang lapisan teratas kulit atau jaringan,
microbeads diproduksi secara massal untuk berbagai perawatan. Biasanya,
microbeads dapat kita temukan dalam produk personal care seperti scrub,
sabun cuci muka, pasta gigi, hand sanitizer, kosmetik, dan sabun mandi.
Itu berarti kita semua, baik pria, wanita, atau anak-anak mungkin pernah
menggunakan produk yang mengandung microbeads.
Microbeads memiliki berbagai macam nama dalam tabel kemasan
produk. Nama-nama microbeads :
1. Polyethylene (PE)
2. Polyethylene Glycol (PEG)
3. Polypropylene (PPp)
4. Polyethylene Terephthalate (PET)
5. Polymethyl Methacrylate (PMMA)
6. Polyamides atau Nylon
7. Atau nama-nama lain seperti copolymer
Fungsi microbeads adalah meluruhkan sel-sel kulit mati dengan
membuang lapisan teratas kulit. Walau banyak klaim aman untuk
perawatan beberapa bagian tubuh, microbeads memberikan dampak buruk
bagi lingkungan, terutama ekosistem laut. Selain itu, microbeads juga
dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Dampak buruk microbeads bagi ekosistem laut terjadi dikarenakan
ukuran microbeads yang sangat mudah terbawa aliran air. Setelah kita

1
menggunakan produk yang mengandung microbeads, microbeads tersebut
terbawa masuk ke saluran air, sungai, dan akhirnya sampai ke laut.
Menurut penelitian di Inggris, 100,000 partikel plastik dalam bentuk
microbeads terlepas ke saluran air dalam satu kali mandi. Berdasarkan
laporan the UK Parliamentary Office of Science and Technology,
diperkirakan terdapat 16 sampai 86 ton microbeads plastic dari pembersih
muka (facial exfoliant) yang mencemari lingkungan.
Studi juga mengatakan, bahwa ikan yang kita makan telah tercemar
oleh mikroplastik beserta racun-racun yang terbawa oleh mikroplastik
tersebut sehingga dapat membahayakan tubuh manusia (2). Studi lain
menyebutkan bahwa ikan dan jenis makhluk laut lain mengkonsumsi
plastik karena plastik berbau dan terlihat seperti makanan misalnya
plankton(3). Microbeads plastic dengan ukuran yang sangat kecil tentu
saja bisa dengan mudah mencemari lingkungan dan „termakan‟ oleh
hewan-hewan laut dan akan berakhir di meja makan kita.
Riset terbaru di dalam Jurnal Environmental Science &
Technology menyatakan bahwa 90% garam meja / garam laut di dunia
telah tercemar mikroplastik (4). Rata-rata, manusia menelan sebanyak
2,000 mikroplastik setiap tahun hanya dari konsumsi garam, dengan
asumsi konsumsi garam 10 gram per hari (5). Bukti bahwa manusia telah
mengkonsumi mikroplastik terdapat di riset terbaru yang menyatakan
bahwa mikroplastik pertama kali ditemukan di kotoran manusia dalam
bentuk polypropylene (PP), polyethylene-terephthalate (PET) – yang juga
merupakan bahan microbeads. Berdasarkan sampel kotoran manusia, para
ilmuwan menemukan 20 mikroplastik dalam setiap 10 gram kotoran (6).
Terbawa nya microbeads ke laut, merupakan pencemaran yang
berakibat kerusakan lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup. Hal itu tentu melanggar pasal
1 ayat 1 Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, karena laut merupakan lingkungan hidup
yang harus dijaga dan dilindungi.

2
Dari penjelasan singkat diatas, terlihat jelas bahwa microbeads
berbahaya bagi kesehatan dan juga lingkungan. Jika kita paham akan
dampak-dampak yang diberikan microbeads, tentu kita bisa mengurangi
atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Oleh karena itu, penulis
ingin melakukan penelitian mengenai tingkat pemahaman masyarakat
yang diwakilkan siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon mengenai dampak
penggunaan microbeads.

1.2 Identifikasi Masalah


Microbeads akan menjadi sampah setelah selesai digunakan.
Meskipun ukurannya sangat kecil, tetapi perlu diingat kembali bahwa
menurut penelitian di Inggris, 100,000 partikel plastik dalam bentuk
microbeads terlepas ke saluran air dalam satu kali mandi. Hal itu belum
termasuk produk perawatan seperti scrub, sabun cuci muka, lulur dan
produk yang mengandung microbeads lainnya.
Pada tahun 2020, semakin banyak brand kecantikan, baik yang
terkenal maupun yang tidak, mereka menggunakan microbeads pada
beberapa produk mereka dan tetap laku terjual.
Itu berarti tidak semua orang paham dan mengerti apa itu
microbeads dan dampaknya. Sekarang, masyarakat sedang gencar-
gencarnya mengurangi sampah plastik dalam bentuk apapun, dan tanpa
disadari microbeads merupakan mikroplastik sekali pakai yang dapat
berdampak buruk, terutama pada ekosistem laut yang akhirnya akan
berdampak pada kesehatan manusia.

1.3 Pembatasan Masalah


Penulis akan melakukan penelitian mengenai seberapa jauh tingkat
pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon tentang dampak
penggunaan microbeads.
Penulis juga akan mencoba membuat produk berupa scrub muka
tanpa microbeads. Sebagai gantinya, penulis akan menggunakan bahan
eksfoliator alami yang ramah lingkungan.

3
1.4 Perumusan Masalah
1. Apakah microbeads memberikan dampak terhadap ekosistem laut dan
kesehatan manusia?
2. Bagaimana dampak microbeads terhadap ekosistem laut dan kesehatan
manusia ?
3. Sejauh manakah pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon
terhadap dampak penggunaan microbeads?
4. Apakah siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon tidak akan
menggunakan produk yang mengandung microbeads setelah
mengetahui dampaknya ?

1.5 Hipotesa
Menurut penulis, microbeads memang bermanfaat sebagai
eksfoliator, tetapi di samping itu microbeads lebih memberikan dampak
buruk terhadap ekosistem laut dan juga kesehatan manusia.
Dampak microbeads terhadap ekosistem adalah, banyak ikan mati
karena pencernaannya tidak lancar, sampah di laut bertambah dan sulit
terurai, manusia berpotensi terkena penyakit akibat memakan ikan yang
mengandung microbeads beserta virus, bakteri, dan sumber penyakit.
Menurut penulis, siswa SMA Santa Maria 1 kota Cirebon belum
terlalu paham apa itu microbeads serta dampak penggunaannya.
Tetapi, setelah mereka tahu dan paham, sebagian besar mungkin
akan mengurangi bahkan berhenti menggunakan produk yang
mengandung microbeads di dalamnya.

4
1.6 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan karya
ilmiah ini antara lain :
1. Untuk memberi pengetahuan mengenai dampak penggunaan
microbeads.
2. Mengetahui tingkat pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 kota
Cirebon tentang microbeads.
3. Menghimbau pembaca agar dapat mengontrol penggunaan microbeads.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pemahaman Siswa


2.1.1 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut KBBI
Menurut KBBI, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan.
Sedangkan siswa menurut KBBI ialah murid (terutama pada
tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar.
Maka dapat disimpulkan, bahwa berdasarkan KBBI, pemahaman
siswa adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan
sesuatu oleh murid atau pelajar.

2.1.2 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut Para Ahli


1. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran (Sardiman)
2. Pemahaman mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari
(Winkel)
3. Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha
meningkatkan kualitas dirinya dengan melalui proses
pendidikan tertentu (UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat
mendefinisikan sesuatu dan mengusai hal tersebut dengan
memahami makna tersebut.

2.1.3 Pengertian Pemahaman Siswa Menurut Wikipedia


Pemahaman adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kepahaman terhadap suatu hal, yang
dimaksud adalah meningkatkan kepahaman siswa terhadap
suatu materi atau topik.

6
Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan,
siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:
pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/pedagogis.

2.2 Jenis Pemahaman Siswa


Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:
1. Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang
terkandung di dalamnya.
2. Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep
yangberbeda.
3. Pemahaman estra polasi yakni kesanggupan melihat di balik yang
tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluaskan
wawasan.

2.3 Tingkat Pemahaman Siswa


Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana juga mengelompokkan
pemahaman ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat terendah
Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan.
2. Tingkat kedua
Pemahaman penafsiran adalah menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3. Pemahaman tingkat ketiga
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah

7
pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seorang mampu melihat balik
yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau
dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.

2.4 Indikator Pemahaman


Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan
pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud
secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna
dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman,
seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga
mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang
dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut
No. Kategori proses Contoh
kognitif
(Memahami)

1. Mengartikan Menguraikan dengan kata-kata sendiri


dalam pidato
2. Memberikan contoh Memberikan contoh macam-macam gaya
lukisan artistic
3. Mengklasifikasi Mengamati atau menggambarkan kasus
kekacauan mental
4. Menyimpulkan Menulis kesimpulan dari kejadian yang
ditayangkan video
5. Menduga Mengambil kesimpulan dasar-dasar
contoh dari pembelajaran bahasa asing
6. Membandingkan Membandingkan peristiwa-peristiwa
sejarah dengan situasi sekarang
7. Menjelaskan Menjelaskan penyebab peristiwa penting

8
di prancis abad ke 18
2.1 Tabel Indikator Pemahaman
Sumber: google.com

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa


1. Diri Sendiri
2. Tingkat membaca rendah
3. Proses pengajaran di sekolah

2.6 Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa


1. Meningkatkan minat membaca siswa
2. Diberikan materi dalam proses pengajaran

2.7 Pengertian Microbeads

Gambar 2.1 Microbeads


Sumber: popsi.com
Microbeads, menurut Greenpeace, adalah butir plastik yang
sangat kecil (kurang dari 5 mm) yang ada dalam produk sehari-hari yang
kita pakai.
Sedangkan menurut Sociolla, microbeads adalah butiran-butiran
halus yang terbuat dari partikel kecil plastik (biasanya polyethylene)
dengan diameter kurang dari 5 mm.

9
2.8 Ciri Microbeads
Ciri microbeads ialah berukuran kurang dari 5 mm bahkan
menurut blog Mother Jones, yang ditulis oleh Julia Lurie ukuran
microbeads adalah kurang dari 1 mm. Microbeads terbuat dari
polyethylene, polypropylene, atau polystyrene (atau yang sering disebut
sebagai PE, PP, PET, atau nylon).
Ciri lain microbeads ialah sering kita temui dalam produk
perawatan kulit dan tubuh seperti pasta gigi, scrub, sabun muka, sabun
mandi, lulur, dan masih banyak lagi.
Potongan kecil plastik ini telah menjadi tambahan populer untuk
produk kosmetik dan perawatan pribadi, berfungsi sebagai pengelupas
dalam pencuci wajah dan lulur, tetapi juga menambah warna dan tekstur
pada pasta gigi, lip balm, krim pelembab, dan riasan. Satu tabung
pembersih wajah dapat berisi lebih dari 300.000 manik-manik plastik.
Harganya lebih murah daripada pengelupas alami umum lainnya seperti
biji aprikot, sabut kelapa, atau tanah diatom.

10
Berikut adalah panduan tentang produk mana yang mengandung
microbeads dan mengapa konsumen dan politisi mengkhawatirkan mereka.

Gambar 2.2 Produk yang mengandung microbeads


Sumber: motherjones.com

11
Berikut adalah panduan tentang produk mana yang tidak
mengandung microbeads.

Gambar 2.3 Produk tanpa microbeads


Sumber: motherjones.com

2.9 Dampak Microbeads


2.9.1 Dampak Positif Microbeads
Penggunaan microbeads dapat menghasilkan
keuntungan dan juga kerugian. Tetapi jika dibandingkan,
terdapat lebih banyak kerugian daripada keuntungan dari
penggunaan microbeads tersebut.
Sisi positif dari microbeads adalah mudah di produksi
secara massal, harganya relatif lebih murah dibandingkan

12
dengan eksfoliator alami seperti biji aprikot, gula,
oatmeal, kulit kenari dan lain sebagainya, serta berguna
sebagai eksfoliator buatan yaitu membuang sel kulit mati
pada kulit.

2.9.2 Dampak Negatif Microbeads


Sisi negatif dari penggunaan microbeads dapat dilihat
dari aspek kesehatan dan lingkungan, karena sebagai
polutan, microbeads yang berukuran kurang dari 5
milimeter ini bisa masuk ke rantai makanan, mengotori laut
dan sungai, dan pada akhirnya masuk ke pencernaan
manusia dan mengganggu kesehatan.
Dampak negatif microbeads terhadap lingkungan
adalah ukuran mikrobeads sangat kecil sehingga tidak
tertangkap oleh sebagian besar pabrik pengolahan air,
sehingga terbawa ke danau, sungai, dan lautan. Menurut
laporan dari jaksa agung New York, sebanyak 19 ton
mikrobeads dapat dibuang ke saluran air negara bagian
setiap tahun. Dengan asumsi semua orang Amerika
membuang mikrobeads pada tingkat itu, 300 ton per tahun
berakhir di perairan AS.
Microbeads, yang menyerupai telur ikan, disalahartikan
sebagai makanan dan tertelan oleh ikan dan hewan laut
lainnya. Plastik juga bertindak seperti spons yaitu menyerap
racun, menyerap pestisida, ftalat, dan logam berat dan
membawanya melalui rantai makanan. Tuna dan ikan todak
sering ditemukan dalam keadaan mati dengan microbeads di
perut mereka.
Microbeads semakin banyak diproduksi (untuk
menggantikan bahan pengelupas alami, termasuk batu
apung, oatmeal, dan kulit kenari) untuk kosmetik sekali
pakai, seperti pembersih pengelupasan kulit dan pasta gigi

13
yang abrasif (Chang, 2015). Studi terbaru melaporkan
bahwa beberapa produk kosmetik mengandung plastik kira-
kira sama beratnya dengan yang ada di kemasan wadah
plastik (UNEP, 2015). Microbeads dirancang untuk dibuang
melalui infrastruktur pengolahan air limbah. Namun,
fasilitas pengolahan air limbah tidak dirancang untuk
menghilangkan partikel mikroplastik yang diproduksi, yang
berarti bahwa partikel tersebut saat ini dilepaskan ke
ekosistem perairan. Diperkirakan 8 triliun microbeads
dilepaskan ke lingkungan akuatik setiap hari melalui
instalasi pengolahan air limbah (Rochman et al., 2015a).
Department for Environment, Food and Rural Affairs
(Defra) mengatakan, berdasarkan sejumlah bukti yang
ditemukan, pihaknya melarang penggunaan microbeads
pada kosmetik dan semua produk perawatan kulit karena
telah terbukti mencemarkan laut. Menurut penelitian yang
dilakukan di Universitas Plymouth, Inggris, setiap kali
Anda mencuci wajah menggunakan produk kosmetik yang
mengandung scrub, 94.500 “lepas” bersama air limbah.
Larangan tersebut tentu saja tidak mengada-mengada,
karena para ilmuwan telah menemukan bukti yang
mengkhawatirkan, bahwa ikan-ikan menjadi beracun karena
lingkungan mereka tercemar dengan miliaran partikel
plastik kecil yang biasa ditemukan di scrub wajah, sabun
mandi, dan jenis kosmetik lainnya.
Gerakan untuk melarang microbeads benar-benar
memanas karena kekhawatiran tentang pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia. Pada Maret 2014, ahli
kebersihan gigi dan blogger Trish Walraven membunyikan
alarm dengan artikel tentang bagaimana dia menemukan
serpihan plastik biru di mulut pasiennya setiap hari. Plastik
itu, tulisnya, berasal dari pasta gigi Crest, dan menempel di

14
gusi pasien. Sekarang, dokter gigi khawatir mikroba
memerangkap bakteri, kemungkinan menyebabkan radang
gusi. Procter and Gamble, yang membuat pasta gigi,
menegaskan bahwa microbeads aman, tetapi berjanji untuk
menyingkirkan produk Crest dari microbeads plastik pada
Maret mendatang.
Bukti lain microbeads dapat berdampak pada
kesehatan, beberapa ahli gigi mengklaim
bahwa microbeads dapat berkontribusi pada pembentukan
plak, karang gigi, dan radang gigi. Meski begitu, penelitian
belum menemukan apakah microbeads penyebab pasti
gangguan-gangguan kesehatan mulut dan gigi tersebut.
Ada kekhawatiran lain tentang menelan microbeads
baik dari penggunaan produk seperti pasta gigi maupun dari
memakan ikan yang mengandung serpihan plastik.
Kelompok Kerja Lingkungan mencatat bahwa plastik yang
membentuk beberapa microbeads dicurigai sebagai
pengganggu hormon, jadi memakannya saat digoreng tidak
hanya akan memberikan tekstur yang tidak menyenangkan
pada ikan yang dipanggang dengan bir tetapi juga dapat
menambah dosis estrogen yang tidak sehat.
Selain itu, microbeads juga mengandung bahan kimia
beracun yang disebut polybrominated diphenyl eters
(PBDE) yang diketahui bisa menyebabkan masalah
neurologis seperti penurunan fungsi kekebalan tubuh dan
masalah kesuburan. Hasil penelitian itu menunjukkan bawa
12,5 persen PBDE pada mikroba masuk dalam tubuh ikan.
Ini akan menjadi masalah untuk kesehatan apabila ikan
yang sudah tercemar ini dikonsumsi oleh manusia.
Hingga kini penggunaan microbeads telah dilarang di
beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan
Inggris. Para aktivis lingkungan juga terus mendesak

15
perusahaan-perusahaan kosmetik untuk menghentikan
penggunaan microbeads dalam produk-produk mereka.
Tahun 2016, Illinois menjadi negara bagian pertama
yang menindak penjualan produk dengan microbeads
nonbiodegradable. Mereka akan dihentikan secara bertahap
mulai tahun 2017 dan sepenuhnya dilarang pada tahun
2019. Sejak itu, Colorado, Maine, dan New Jersey telah
mengeluarkan undang-undang serupa, dan California,
Michigan, Minnesota, Oregon, Wisconsin, dan Washington
memiliki tagihan di atas meja. Tetapi para pencinta
lingkungan mengatakan bahwa sebagian besar tindakan ini
tidak berjalan cukup jauh, karena meninggalkan celah untuk
plastik yang dapat terurai secara hayati. Selama ini tidak
ada plastik yang secara konsisten terurai di lingkungan laut.
California adalah negara bagian terbaru yang
mempertimbangkan untuk melarang produk dengan
microbeads. Majelis negara bagian California menyetujui
RUU paling ketat sejauh ini. Ini akan melarang microbeads
sintetis dan biodegradable. Jika RUU tersebut menjadi
undang-undang, ini dapat memaksa produsen untuk
mengubah seluruh lini produk mereka untuk menghindari
biaya pembuatan produk bebas mikrobeads hanya untuk
pasar California.

16
Berikut adalah skema proses masuknya microbeads ke
lautan dan berakhir pada sistem pencernaan manusia.

Gambar 2.4 Skema Pengaruh Microbeads


Sumber : https://shopee.co.id/inspirasi-
shopee/microbeads-bahaya-bagi-lingkungan-yuk-kurangi-
pemakaian-produk-yang-mengandung-microbeads/

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka
dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon terhadap dampak penggunaan
microbeads, memberi pengetahuan bagi pembaca tentang dampak
microbeads, menghimbau pembaca agar bijak dalam menggunakan
microbeads, serta mendapatkan pengganti microbeads sebagai solusi yang
tepat.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan dengan membuat survey dengan google form
untuk 30 siswa SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon, serta pembuatan produk
dengan eksfoliator alami berupa scrub dengan bahan utama kopi. Dalam
penelitian ini membutuhkan peralatan dan bahan yang dikerjakan dirumah.
Maka dari itu, agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan
dapat menghasilkan hasil yang maksimal, penelitian ini akan dilaksanakan
di Jalan Panorama 3 Blok L 6 No.5 Permata Harjamukti, Kota Cirebon,
Provinsi Jawa Barat.
Waktu Penelitian ini berlangsung kurang lebih 2 bulan, mulai bulan
November 2020 s.d bulan Januari 2021. Dimulai dengan pengumpulan
data, pembuatan produk, dan membuat kesimpulan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian dampak penggunaan microbeads adalah
siswa/i SMA Santa Maria 1 Cirebon. Ini mengacu kepada batasan bahwa
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun
pengurangan, kuantitatif atau kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

18
Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan karakteristik yang menyangkut pada pengaruh yang
ditimbulkan dari penggunaan microbeads. Adapun yang menjadi anggota
unit populasi adalah siswa/i SMA Santa Maria 1 Cirebon kelas X, XI, dan
XII. Seperti yang diketahui bahwa SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon
mempunyai kelas X sebanyak 4 kelas, kelas XI sebanyak 4 kelas, dan XII
sebanyak 5 kelas. Maka, totalnya ada 13 kelas.
Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan teknik sampling randomisasi dengan meminta siswa/i kelas
XII SMA Santa Maria 1 kota Cirebon mengisi survey melalui google form
terkait pertanyaan tentang microbeads. Diketahui bahwa jumlah siswa
SMA Santa Maria 1 Kota Cirebon kelas X adalah 102, kelas XI adalah
112, dan kelas XII adalah 128 siswa. Maka jumlah seluruhnya ada 342
siswa.
Pada pembuktian penelitian ini, untuk penarikan sampel maksimal
8,77%% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini jumlah sampel diambil
dengan proporsi 8,77% dari jumlah populasi yang ada pada siswa SMA
Santa Maria 1 kota Cirebon. Dengan demikian didapatlah 30 suara siswa
atau pendapat siswa yang dijadikan sampel. Alasan pengambilan unit
sampel dibatasi pada sejumlah itu, karena berbagai keterbatasan baik
waktu, tenaga, dana, dan lain sebagainya.
Keseluruhan unit sampel dengan para anggota sampel tersebut
dianggap dapat mencerminkan usaha penelaahan permasalahan dalam
penelitian ini. Mengingat anggota sampel berada dalam satu sekolah, yang
secara struktural berada dibawah atuan-aturan atau kebijakan yang sama.
Oleh karena itu, pengambilan unit dan anggota sampel sebanyak yang
disebutkan di atas diaggap cukup representatif, karena dianggap dapat
menggambarkan sifat populasi.

19
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yakni memberi gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek
kehidupan tertentu dari masyarakat yang diteliti.
Metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data,
tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Penelitian
deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu
melalui suatu percobaan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis.
Setelah metode ditetapkan, berikutnya ditentukan teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan metode yang dipakai dalam
penelitian ini.

3.5 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu microbeads (X)
sebagai variabel bebas dan pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 Kota
Cirebon (Y) sebagai variabel terikat.
Dalam melakukan penelitian ini, digunakan 3 instrumen, yaitu:
1. Kuisoner untuk pemahaman siswa terhadap microbeads
mengenai pengertian, kegunaan, dan dampaknya.
2. Kuisoner untuk pendapat siswa terhadap produk scrub tanpa
microbeads.
3. Karena keterbatasan dana, maka setelah pengisian kuisoner
akan diberikan produk scrub alami tanpa microbeads
kepada 10 orang sampel , sedangkan 20 lainnya hanya akan
diberi resep scrub tanpa microbeads sebagai sarana edukasi
tentang dampak microbeads.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat scrub alami
tanpa mirobeads:
1. Kopi
2. Brown sugar
3. Olive oil
4. Madu

20
5. Kemasan produk
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berdasarkan kepada
survei deskriptif dan eksplanatif yang telah dimodifikasi, yang
menggunakan pertanyaan-pertanyaan dalam media kuisoner.

3.6 Teknik Analisis Data


Menurut Lexy J. Moleong dalam Hasan (2004:29) yang dimaksud
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.
Tujuan analisis data antara lain untuk memecahkan masalah-
masalah penelitian, memperlihatkan hubungan antara fenomena yang
terdapat dalam penelitian, memberikan jawaban terhadap hipotesis yang
diajukan dalam penelitian, dan bahan untuk membuat kesimpulan serta
implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian
selanjutnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik persentase dan tabulasi silang.
1. Teknik persentase
Analisis persentase adalah suatu cara yang digunakan untuk
melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban
responden dan fenomena-fenomena dilapangan. Langkah ini juga
dilakukan untuk melihat besar kecilnya proporsi dari setiap jawaban pada
setiap pertanyaan sehingga data yang diperolah selanjutnya mudah untuk
dianalisa.
Teknik persentase dengan melalui prosedur di bawah ini :
a. Pemeriksaan data
Memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrumen
penelitian dengan mengecek kelengkapan jawaban responden.
b. Klasifikasi data
Menggolongkan data berdasarkan kriteria yang ditentukan agar

21
memudahkan analisis data.
c. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat
d. Menghitung frekuensi jawaban/data
e. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap
data yang diperoleh
f. Memvisualkan data dalam bentuk tabel
g. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Teknik persentase yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑃 = 𝐹/𝑛 𝑥 100%
Keterangan : P = besaran persentase
F = frekuensi jawaban
N = jumlah total responden
Setelah dipersentasekan maka nilai tersebut dimasukan ke dalam
kriteria perhitungan persentase. Kriteria ini diungkapkan oleh
Effendi dan Manning (1989:263).

Presentase Keterangan
0% Tidak ada
1 % - 24 % Sebagian kecil
25 % - 49 % Kurang dari
setengahnya
50% Setengahnya
51 % - 74 % Lebih dari
setengahnya
75 % - 99 % Sebagian besar
100% Seluruhnya
3.1 Tabel Keterangan Presentase

22
2. Tabulasi Silang
Santoso dan Tjiptono (2004, p137) Metode tabulasi silang
digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel.
Variabel yang dianalisa dengan metode ini adalahvariabel yang bersifat
kualitatif, yaitu yang memiliki skala nominal.Tabulasi silang merupakan
cara termudah melihat asosiasi dalam sejumlah data dengan perhitungan
persentase. Tabulasi silang merupakan salah satu alat yang paling berguna
untuk mempelajari hubungan diantara variabel-variabel karena hasilnya
mudah dikomunikasikan.
Selanjutnya tabulasi silang dapat memberikan masukkan atau
pandangan mengenai sifat hubungan, karena penambahan satu atau lebih
variabel pada analisis kualifikasi silang dua arah adalah sama dengan
mempertahankan masing-masing variabel tetap konstan.
Tabulasi silang dapat digunakan jika :
a. Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif
b. Kedua variabel berupa variabel kualitatif.
Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk
kedua variabel yang digunakan. Untuk menginterpretasikan hasil
pengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1) Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut
signifikan atau tidak
2) Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur
tersebut.
Variabel-variabel yang dipaparkan dalam suatu tabel tabulasi silang
berguna untuk :
a. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi.
b. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan.
c. Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.
d. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga
dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan palsu (spurious
relations).

23
e. Untuk mengecekapakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam
kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan (kuisioner).

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Tabel Hasil Penelitian


 Pertanyaan 1
Berapa usia anda ?

Gambar 4.1 Diagram No.1


Sumber: google form
Menurut hasil survey, mayoritas dari 30 orang responden adalah
63,3% (19 orang) berusia kurang dari 17 tahun. Sedangkan sisanya, 30%
(9 orang) berusia 17 tahun dan 6,7% (2 orang) berusia lebih dari 17 tahun.

25
 Pertanyaan 2
Seberapa sering anda mencuci muka?

Gambar 4.2 Diagram No.2


Sumber: google form
Sebanyak 80% responden atau 24 orang mencuci wajah mereka 2x
sehari, sedangkan 20% sisanya atau 6 orang responden mencuci wajahnya
lebih dari 2x dalam sehari.

 Pertanyaan 3
Seberapa sering anda memakai scrub atau lulur?

Gambar 4.3 Diagram No.3


Sumber: google form
Sebanyak 56,7% (17 orang) responden menjawab bahwa mereka
memakai scrub atau lulur 2x dalam seminggu, sedangkan 43,3% sisanya
tidak pernah memakai scrub atau lulur.

26
 Pertanyaan 4
Apa alasan anda mencuci muka atau memakai scrub?

Gambar 4.4 Diagram No.4


Sumber: google form
Alasan utama responden mencuci muka adalah membersihkan
kotoran serta mencegah penumpukan sel kulit mati, alasan lainnya adalah
untuk membersihkan make up, menghindari jerawat, dan mengurangi
minyak di muka.

 Pertanyaan 5
Apa hal terpenting bagi Anda ketika memilih produk
sabun/scrub?

Gambar 4.5 Diagram No.5


Sumber: google form
Hal terpenting menurut responden dalam memilih produk sabun atau
scrub adalah komposisi (22 suara) dan reviewnya(20 suara), baru setelah
itu kemasan(3 suara), kecocokan dengan pemakaian(1 suara),
keharumannya(1 suara), dan juga harganya (1 suara).

27
 Pertanyaan 6
Apa merk sabun muka yang paling sering anda gunakan?

Gambar 4.6 Diagram No.6


Sumber: google form
Menurut hasil survey, sebanyak 20% (6 responden) menggunakan
merk clean & clear dan 13,3% (4 responden) menggunakan merk garnier.
Sedangkan 66,7% (20 responden) sisanya menggunakan merk lain seperti
cosrx, innisfree, acnes, derma, cethapil, senka, emina, fair&lovely, the
body shop, wardah, dsb. Menurut gambar dibawah yang dikutip dari
artikel Mother Jones, merk clean & clear, garnier dan nivea berpotensi
mengandung microbeads. Sedangkan yang lain terpantau aman. Terbukti
bahwa siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon masih menggunakan produk
yang mengandung microbeads.

Gambar 4.7 Produk mengandung microbeads


Sumber: Mother Jones

28
 Pertanyaan 7
Apa merk scrub atau lulur yang paling sering anda
gunakan?

Gambar 4.8 Diagram No.7


Sumber: google form
Hasil survey mengatakan bahwa 43,3% responden(13 orang) tidak
memakai scrub, 20%(6 orang) memakai scrub St.Ives yang aman dan tidak
mengandung microbeads, 10%(3 orang) memakai clean & clear yang
berpotensi mengandung microbeads, dan 30% sisanya memakai merk lain
seperti Scarlett whitening, Hanasui, Shinzui, dan Jafra.

29
 Pertanyaan 8
Apakah ada Microbeads pada sabun/scrub/pasta gigi
Anda?

Gambar 4.9 Diagram No.8


Sumber: google form
Sebanyak 50% responden (15 orang) menjawab bahwa tidak ada
microbeads pada produk perawatannya, dan 50% sisanya menjawab bahwa
ada microbeads pada produk perawatan mereka.
Dari 50% pengguna microbeads terbagi lagi berdasarkan jumlah
kadar microbeads dalam produk seperti ini : 36,7% (11 orang) menjawab
bahwa ada sedikit microbeads dalam produk perawatannya, dan sebanyak
13,3% (4 orang) menjawab bahwa produk perawatannya mengandung
banyak sekali microbeads.

30
 Pertanyaan 9
Jika ada, mengapa Anda memilih produk tersebut?

Gambar 4.10 Diagram No.9


Sumber: google form

Gambar 4.11 Diagram No.9


Sumber: google form
Alasan responden tetap memilih produk dengan kandungan
microbeads didalamnya adalah karena dapat mengangkat kotoran,
produk tersebut sudah cocok dengan mereka, tidak menyebabkan iritasi,
terasa lebih bersih, dan karena merknya terkenal bagus. Terlihat
pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon terhadap dampak
penggunaan microbeads cukup baik tetapi kesadaran dalam pengurangan
pemakaiannya masih sangat kurang.

31
 Pertanyaan 10
Berdasarkan bentuk dan peletakannya pada
sabun/scrub/pasta gigi, menurut anda apa fungsi
microbeads ini?

Gambar 4.12 Diagram No.10


Sumber: google form
90% responden (27 orang) paham dengan menjawab bahwa fungsi
microbeads ialah sebagai eksfoliator buatan. Sedangkan 10% sisanya (3
orang) mengatakan microbeads tidak ada fungsinya. Terlihat pemahaman
siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon terhadap fungsi microbeads
tergolong cukup baik.

32
 Pertanyaan 11
Menurut Anda, apa komponen utama penyusun
microbeads ?

Gambar 4.13 Diagram No.11


Sumber: google form
Berdasarkan hasil survey, hanya 9 dari 30 orang yang tahu betul
bahwa microbeads terbuat dari plastik, sisanya tidak tahu dan menjawab
salah. Artinya hanya 30% orang yang tahu terbuat dari apakah microbeads
itu. Terlihat pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon terhadap
dampak pengggunaan microbeads masih tergolong rendah.

33
 Pertanyaan 12
Menurut anda apakah microbeads berdampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan?

Gambar 4.14 Diagram No.12


Sumber: google form
Menurut hasil survey, hanya 56,7% responden (17 orang) yang
tahu bahwa microbeads berdampak buruk terhadap lingkungan dan
kesehatan. 36,7% responden (11 orang) tidak tahu dan 6,7% (2 orang)
sisanya menjawab microbeads tidak memberi dampak buruk terhadap
lingkungan dan kesehatan. Terlihat pemahaman siswa SMA Santa Maria
1 Cirebon terhadap dampak pengggunaan microbeads masih tergolong
rendah.

34
 Pertanyaan 13
Jika microbeads yang merupakan mikroplastik
memasuki lautan, menurut Anda apakah ada dampak
buruk yang akan terjadi? Jelaskan!

Gambar 4.15 Diagram No.13


Sumber: google form
25 dari 30 jawaban menjawab dengan tepat bahwa laut bisa
tercemar, microbeads yang terkontaminasi bisa dimakan ikan dan hewan
laut lainnya dan mungkin akan berakhir dikonsumsi oleh manusia. Namun
diantara 5 jawaban yang kurang tepat ada yang menjawab “Tidak ada
dampaknya” Terlihat pemahaman siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon
terhadap dampak pengggunaan microbeads masih tergolong rendah.

35
 Pertanyaan 14
Jika anda mengkonsumsi ikan, dan ikan tersebut
memakan microbeads yang telah terkontaminasi
bakteri, apa dampak buruk yang akan terjadi?
Jelaskan!

Gambar 4.16 Diagram No.14


Sumber: google form
2 dari 30 responden menjawab bahwa microbeads tidak
mengganggu kesehatan. Terlihat pemahaman siswa SMA Santa Maria 1
Cirebon terhadap dampak pengggunaan microbeads cukup baik tetapi
masih ada yang tidak tahu dampaknya.

36
 Pertanyaan 15
Menurut anda, jika dibandingkan, manakah yang lebih
baik untuk digunakan ?

Gambar 4.17 Diagram No.15


Sumber: google form
96,7% responden atau 29 orang dari 30 orang menjawab bahwa
butiran gula, kopi, oatmeal, biji aprikot yang merupakan eksfoliator alami
lebih baik dibandingkan dengan microbeads. Terlihat pemahaman siswa
SMA Santa Maria 1 Cirebon bagus dalam membandingkan microbeads.

 Pertanyaan 16
Apakah Anda tetap akan menggunakan produk yang
mengandung microbeads, jikalau dampak negatif lebih
besar daripada dampak positifnya ?

Gambar 4.18 Diagram No.16


Sumber: google form
29 orang menjawab tidak akan memakai produk yang dampak
negatifnya lebih banyak daripada dampak positifnya, sedangkan 1 orang
sisanya memilih tetap memakainya. Terlihat pemahaman dan kepedulian
siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon terhadap dampak pengggunaan
microbeads tergolong cukup tinggi.

37
 Pertanyaan 17
Menurut Anda, seberapa jauh pengetahuan dan
pemahaman Anda tentang pengertian & dampak
microbeads?

Gambar 4.19 Diagram No.17


Sumber: google form

Skala 1 untuk tidak tahu dan tidak paham sama sekali, sedangkan
skala 5 untuk sangat tahu dan paham. Menurut hasil survey, siswa/i SMA
Santa Maria terbagi sebagai berikut : 6 orang tidak paham dan tidak tahu
sama sekali, 11 orang sedikit tahu dan paham, 10 orang lumayan tahu dan
paham, dan 3 orang tahu dan paham.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang “Tingkat
Pemahaman Siswa SMA St. Maria 1 Cirebon Terhadap Dampak
Penggunaan Microbeads” dan sesuai dengan rumusan masalah yang ada,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa microbeads berdampak buruk
terhadap lingkungan terutama ekosistem laut dan juga kesehatan manusia.
Yang kedua, dampak microbeads berupa mencemari lautan,
membuat ikan mati karena pencernaan yang tidak lancar, atau bahkan
manusia jatuh sakit karena memakan mikroplastik yang penuh mikroba
ataupun bakteri.
Yang ketiga, tingkat pemahaman Siswa SMA Santa Maria 1 Cirebon
terhadap dampak penggunaan microbeads tergolong cukup baik, tetapi
masih perlu ditingkatkan lagi dalam kesadaran penggunaan yang bijak.
Maka dari itu, sebaiknya sebagai siswa, kita harus memperluas
wawasan kita, memilah kandungan dalam berbagai produk, dan
mengurangi penggunaan plastik. Karena jika kita melakukan itu, hal
tersebut sangat berdampak positif dalam kehidupan, terutama dalam
menanggulangi sampah plastik.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil survey yang di peroleh dan kesimpulan dari hasil
survey dan analisis data, adapun saran dari penulis bagi berbagai pihak
untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan microbeads
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Siswa/i


Kepada para siswa diharapkan untuk lebih
meningkatkan kesadaran dalam mengurangi penggunaan
microbeads atau jenis plastik lainnya, serta menggantinya

39
dengan bahan alami atau bahan reusable dan hendaknya
senantiasa bijak dalam menggunakan plastik. Karena
pengurangan penggunaan plastik dapat membantu dalam
menjaga keseimbangan ekosistem yang tentunya sangat
berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup.

5.2.2 Bagi Sekolah


Sekolah hendaknya mensosialisasikan penggunaan
microbeads kepada para siswa. Dikarenakan kebanyakan
para siswa belum begitu paham dan mengerti akan
penggunaan dan dampak dari microbeads. Sehingga mereka
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Juga
diharapkan dengan adanya sosialisasi, maka akan
meningkatkan kesadaran para siswa untuk bijaksana dalam
menggunakan plastik dan mengurangi penggunaan plastik.

5.2.3 Bagi Masyarakat


Kepada masyarakat umum diharapkan untuk lebih sadar
serta peduli dalam memperhatikan keadaan ekosistem kita
sekarang ini, sehingga sebagai manusia yang bertanggung
jawab atas keberlangsungan kehidupan alam ini, dapat
mengetahui seberapa pentingnya menjaga alam kita.
Masyarakat juga diharapkan bisa mengajak sesamanya
untuk mendukung pengurangan penggunaan microbeads
dan jenis plastik lainnya, sehingga penyebaraannya cepat
meluas. Sebagai manusia harus bisa memperlakukan alam
dengan baik agar menghasilkan timbal balik yang baik pula.
Sekecil apapun tindakan baik yang kita lakukan terhadap
alam, sungguh sangat berarti sebagai usaha menjaga
keseimbangan ekosistem kita. Meskipun dampaknya tidak
langsung terlihat secara signifikan, tetapi akan terlihat
seiring berjalannya waktu terutama untuk anak dan cucu
kita nanti.

40
5.2.4 Bagi Produsen
Kepada produsen diseluruh belahan dunia diharapkan
untuk lebih sadar terhadap dampak negatif microbeads yang
sudah terbukti dengan adanya larangan penggunaan
microbeads seperti di Amerika Serikat, Kanada dan Inggris.
Produsen diharapkan bisa mengganti microbeads dengan
eksfoliator alami seperti bulir gula, oat, biji aprikot, ataupun
kopi.
Selain itu, lebih baik tinjau komposisi produk lebih jauh
lagi, berbahaya atau tidak, sebelum memasarkannya ke
khalayak luas.

41
5.3 Solusi
1. Membuat Scrub sendiri dengan bahan alami seperti kopi, gula, biji
aprikot, dsb.

42
2. Meninggalkan produk mengandung microbeads.

43
3. Memakai produk non-microbeads

44
DAFTAR PUSTAKA

Microbeads, https://journal.sociolla.com/bjglossary/microbeads

Sanksi membuang limbah ke


laut,https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5bc2bcf68f29f/sanksi-
membuang-limbah-ke-lingkungan-laut-tanpa-izin/

Bahaya microbeads bagi kesehatan manusia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-


hidup/20190422160025-284-388525/bahaya-mikroplastik-untuk-kesehatan-
manusia

Bahaya microbeads bagi kesehatan, https://www.klikdokter.com/info-


sehat/read/3226735/bahaya-microbeads-untuk-kesehatan

Bahaya microbeads bagi lingkungan, https://sustaination.id/mikroplastik/

What are microbeads and why should we ban them?


https://storage.googleapis.com/gpuk-archive/blog/oceans/what-are-plastic-
microbeads-and-why-should-we-ban-them-20160114.html

Microbeads Bahaya bagi Lingkungan? Yuk, Kurangi Pemakaian Produk yang


Mengandung Microbeads https://shopee.co.id/inspirasi-shopee/microbeads-
bahaya-bagi-lingkungan-yuk-kurangi-pemakaian-produk-yang-mengandung-
microbeads/

45
RIWAYAT PENULIS

Nama lengkap : Elisabeth Vina Cristina Suprapto

Nama panggilan : Vina

Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 12 Mei 2003

Alamat : Jl. Panorama 3 Blok L 6 No.5, Permata


Harjamukti Cirebon 45142, Jawa Barat

Pekerjaan : Pelajar

Status : Belum menikah

Hobi : Berkebun, mendengarkan musik, memasak dan

menyanyi

Motivasi hidup : Accept what is. Let go what was. Believe in what
will be

46
LAMPIRAN

Microbeads

47

Anda mungkin juga menyukai