Anda di halaman 1dari 13

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2

DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013


Surakarta, 23 Maret 2013

GREEN ACCOUNTING, MENGAPA DAN BAGAIMANA?

Rohmawati Kusumaningtias
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231 rkn.tias@gmail.com

Abstrak
Selama ini laporan keuangan belum mampu untuk menghadirkan informasi pelaporan
aktivitas pemberdayaan lingkungan. Green accounting merupakan suatu upaya untuk
menghubungkan kepentingan ekonomi perusahaan dan pelestarian lingkungan. Dengan
penerapan green accounting, hasil laporan keuangan akan bersifat holistik. Artikel ini
mencoba untuk mereview berbagai literatur pendukung konsep green accounting, cara
pengukuran, dan pelaporan serta implementasi yang telah dilakukan oleh berbagai
perusahaan.
Kata kunci: green accounting, lingkungan, keberlanjutan, manajemen.

Abstract
All the time financial statement has not been able to present environment empowerment
activity information. Green accounting is an attempt to link the interests of the company's
economic and environmental sustainability. By implementing green accounting, the
financial statements will be holistic. This article attempts to review the literature supporting
the concept of green accounting, measurement, reporting and implementation that have
been made by companies.
Keywords: green accounting, environment, sustainability, management.

1) Pendahuluan Pada era pergerakan perusahaan kearah


green company, kalangan industri tidak hanya
Dengan tujuan untuk peningkatan produk- dituntut untuk sebatas pengolahan limbah,
tivitas dan efisiensi, berbagai usaha dilakukan tetapi tuntutan masyarakat-konsumen lebih jauh
oleh perusahaan, di antaranya berproduksi lagi yaitu agar proses produksi suatu barang
menggunakan teknologi modern, pengurangan mulai dari pengambilan bahan baku sampai ke
biaya, melakukan merger dan akuisisi, dan pembuangan suatu produk setelah dikonsumsi
penggunaan sumber daya yang lebih murah. (digunakan) tidak merusak lingkungan (Idris,
Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk membe- n.d). Dalam upaya pelestarian lingkungan, ilmu
rikan hasil maksimal bagi stockholder. Saat ini, akuntansi berperan melalui pengungkapan
perusahaan dituntut tidak hanya mengutamakan sukarela dalam laporan keuangannya terkait
pemilik dan manajemen, tetapi juga seluruh dengan biaya lingkungan atau environmental
pihak yang yang terkait, seperti karyawan, costs. Sistem akuntansi yang di dalamnya
konsumen, serta masyarakat dan lingkungan. Hal terdapat akun-akun terkait dengan biaya ling-
ini karena keberadaan perusahaan tidak terlepas kungan ini disebut sebagai green accounting
dari kepentingan dari berbagai pihak. Salah atau environmental accounting (Aniela, 2012).
satunya adalah dukungan lingkungan. Seringkali Secara internal, peran dari green accounting
usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi dapat memberikan sebuah motivasi bagi manajer
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, untuk mengurangi biaya lingkungan yang
berupa pencemaran udara, air, dan pengurangan ditimbulkan, yang akan berpengaruh terhadap
fungsi tanah. Pelestarian lingkungan di samping keputusan yang akan menjadi dasar eksistensi
bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga perusahaan di masa mendatang (Sahasrakirana,
bermanfaat bagi perusahaan secara jangka n.d).
panjang.

137
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

Konsep green (environmental) accounting- perkembangan masa. Metode-metode pembu-


akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai kuan juga terus berkembang mengikuti kom-
berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. pleksitas bisnis yang semakin tinggi. Ketika
Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan peme- kepedulian terhadap lingkungan mulai mendapat
rintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan perhatian masyarakat, akuntansi berbenah diri
di kalangan masyarakat yang mendesak agar agar siap menginternalisasi berbagai eksternalitas.
perusahaan- perusahaan bukan sekedar berke- Belkoui dan Ronald (1991) dalam Idris (2012)
giatan industri demi bisnis saja, tetapi juga menjelaskan bahwa budaya merupakan faktor
menerapkan pengelolaan lingkungan. Tujuannya utama yang mempengaruhi perkembangan
adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan struktur bisnis dan lingkungan sosial, yang pada
lingkungan dengan melakukan penilaian kegiat- akhirnya akan mempengaruhi akuntansi. Konse-
an lingkungan dari sudut pandang biaya kuensi dari wacana akuntansi sosial dan
(environmental costs) dan manfaat atau efek lingkungan ini pada akhirnya memunculkan
(economic benefit), serta menghasilkan efek konsep Socio Economic Environmental
perlindungan lingkungan (environmental pro- Accounting (SEEC) yang sebenarnya merupakan
tection) (Almilia dan Wijayanto, 2007). Secara penjelasan singkat pengertian Triple Bottom
singkat, green accounting dapat memberikan Line, yaitu pelaporan akuntansi ke publik tidak
informasi mengenai sejauh mana organisasi atau saja mencakup kinerja ekonomi tetapi juga
perusahaan memberikan kontribusi positif kinerja lingkungan dan sosialnya.
maupun negatif terhadap kualitas hidup Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan
manusia dan lingkungannya (Belkaoui, 2000 akuntansi lingkungan sebagai :
dalam Komar ,2004). “Green accounting is one of the contemporary
Istilah lain yang terkait dengan green concepts in accounting that support the green
accounting adalah Sustainability Accounting movement in the company or organization by
(McHugh, 2008); Environmental Accounting recognizing, quantifying, measuring and dis-
Disclosure (Lindrianasari, 2007); Social and closing the contribution of the environment to
Environmental Reporting (Susilo, 2008); Social the business process”.
Responsibility Accounting (Harahap, 2002); Berdasarkan definisi green accounting di
Selain itu, green accounting juga dikaitkan atas maka bisa dijelaskan bahwa green account-
dengan Triple Bottom Line Reporting (Raar, ing merupakan akuntansi yang di dalamnya
2002). mengidentifikasi, mengukur, menilai, dan meng-
Dengan berkembangnya konsep green ungkapkan biaya-biaya terkait dengan aktivitas
accounting, maka artikel ini bertujuan untuk perusahaan yang berhubungan dengan ling-
mendiskusikan (1) jenis dan sifat green kungan (Aniela, 2012). Sedangkan aktivitas
accounting, (2) dasar hukum yang digunakan dalam green accounting dijelaskan oleh Cohen
sebagai pedoman penyajian green accounting, dan Robbins (2011:190) sebagai berikut:
(3) alasan dan keuntungan penerapan green “Environmental accounting collects, analyzes, as-
accounting, (4) perlakuan biaya lingkungan pada sesses, and prepares reports of both environ-
sistem penyajian informasi keuangan beserta mental and financial data with a view toward
kendala yang dihadapi, (5) penerapan dan reducing environmental effect and costs. This
peran akuntan. Penulis akan menggunakan studi form of accounting is central to many aspects of
kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan governmental policy as well. Consequently,
menganalisa artikel-artikel terkait. environmental accounting has become a key
aspect of green business and responsible
2) Green Accounting economic development”.
Melalui penerapan green accounting maka
2.1 Definisi diharapkan lingkungan akan terjaga kelestarian-
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang nya, karena dalam menerapkan green accounting
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya. maka perusahaan akan secara sukarela mamatuhi
Eksistensinya tidak bebas nilai terhadap kebijakan pemerintah tempat perusahaan

138
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

tersebut menjalankan bisnisnya. Selain itu, terhadap kewajiban tersebut dapat dikenai
penelitian yang dilakukan oleh De Beer dan sanksi berupa peringatan tertulis,
Friend (2005) membuktikan bahwa pengungkap- pembatasan, pembekuan, dan pencabutan
an semua biaya lingkungan, baik internal kegiatan dan/atau fasilitas penanaman modal.
maupun eksternal, dan mengalokasikan biaya- 3) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
biaya ini berdasarkan tipe biaya dan pemicu tentang Perseroan Terbatas.
biaya dalam sebuah akuntansi lingkungan yang UU ini mewajibkan bagi perseroan yang terkait
terstruktur akan memberikan kontribusi baik dengan sumber daya alam untuk
pada kinerja lingkungan (Aniela; 2012). memasukkan perhitungan tanggungjawab
Beberapa teori yang mendukung penyam- sosial dan lingkungan sebagai biaya yang
paian laporan pertanggungjawaban sosial dan dianggarkan secara patut dan wajar.
lingkungan adalah legitimacy theory dan stake- Pelanggaran terhadap hal tersebut akan
holder theory (Deegan, 2004: 292). Legitimacy dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
theory menyatakan bahwa perusahaan akan perundang-undangan yang berlaku.
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam 4) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
batasan nilai dan norma yang ada dalam Modal dan Lembaga Keuangan No: KEP-
masyarakat atau lingkungan tempat perusahaan 134/BL/2006 tentang Kewajiban
berada. Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten
bahwa guna melegitimasi aktivitas perusahaan di atau Perusahaan Publik.
mata masyarakat, perusahaan cenderung meng- UU ini mengatur mengenai kewajiban
gunakan kinerja berbasis lingkungan dan peng- laporan tahunan yang memuat Tata Kelola
ungkapan informasi lingkungan. Sedangkan Perusahaan (Corporate Governance) harus
stakeholder theory memperhatikan keseluruhan menguraikan aktivitas dan biaya yang
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan. Stakeholer perusahaan memiliki sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
ekspektasi masing-masing terhadap perusahaan. lingkungan.
Manajemen akan berusaha untuk mengelola dan 5) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
mencapai harapan stakeholder dengan penyam- (PSAK) No. 32 (Akuntansi Kehutanan) dan
paian aktivitas-aktivitas lingkungan dan sosial. No. 33 (Akuntansi Pertambangan Umum).
Kedua PSAK ini mengatur tentang
2.2 Peraturan Yang Terkait Dengan Green kewajiban perusahaan dari sektor
Accounting pertambangan dan pemilik Hak Pengusaha
1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Hutan (HPH) untuk melaporkan item-item
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. lingkungannya dalam laporan keuangan.
UU ini mengatur tentang kewajiban setiap 6) Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005
orang yang berusaha atau berkegiatan untuk tentang Penetapan Peringkat Kualitas Aktiva
menjaga, mengelola, dan memberikan infor- Bagi Bank Umum.
masi yang benar dan akurat mengenai ling- Dalam aturan ini aspek lingkungan menjadi
kungan hidup. Akibat hukum juga telah diten- salah satu syarat dalam pemberian kredit.
tukan bagi pelanggaran yang menyebabkan Setiap perusahaan yang ingin mendapatkan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. kredit perbankan, harus mampu memperlihat-
2) Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang kan kepeduliannya terhadap pengelolaan
Penanaman Modal. lingkungan. Standar pengukur kualitas
Dalam UU ini diatur kewajiban bagi setiap limbah perusahaan yang dipakai adalah
penanam modal berbentuk badan usaha atau PROPER. Dengan menggunakan lima
perorangan untuk melaksanakan tanggung- peringkat (hitam, merah, biru, hijau, dan
jawab sosial perusahaan, menjaga kelestarian emas) perusaahaan akan diperingkat
lingkungan hidup dan menghormati tradisi berdasarkan keberhasilan dalam pengelolaan
budaya masyarakat sekitar. Pelanggaran limbahnya.

139
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

2.3 Jenis Akuntansi Lingkungan tanggung jawab mereka atas akuntabilitas kepada
stakeholder dan secara bersamaan, sebagai
Akuntansi lingkungan dari sisi pengguna
sarana untuk evaluasi yang tepat dari kegiatan
dibedakan menjadi tiga jenis (Fasua, 2011):
pelestarian lingkungan.
1) Laba Akuntansi Nasional
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- 2.5 Sifat Dasar Akuntansi Lingkungan
tansi pendapatan nasional mengacu pada (Fasua, 2011):
akuntansi sumber daya alam, menyajikan infor-
1) Relevan
masi statistik suatu negara tentang kualitas dan
Akuntansi lingkungan harus memberikan
nilai konsumsi sumber daya alam, yang
informasi yang valid terkait dengan manfaat-
terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
biaya pelestarian yang dapat memberikan
2) Akuntansi Keuangan dukungan dalam pengambilan keputusan
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- stakeholder. Namun, pertimbangan harus
tansi keuangan mengacu pada penyusunan diberikan kepada materialitas dan signifikansi
laporan akuntabilitas lingkungan untuk peng- dari relevansi. Dalam akuntansi lingkungan,
guna eksternal disesuaikan dengan prinsip materialitas ditempatkan pada aspek kuantitas
akuntansi berterima umum. dan signifikansi ditempatkan pada aspek
3) Akuntansi Manajemen kualitas. Dari sudut pandang materialitas,
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- perhatian diberikan kepada dampak kuantitatif
tansi manajemen mengacu pada proses bisnis dari data yang dinyatakan dalam nilai moneter
dengan pertimbangan penentuan biaya, atau unit fisik. Sedangkan signifikansi berfokus
keputusan investasi modal, dan evaluasi kinerja pada kualitas informasi dari sudut pandang
yang terkait dengan pelestarian lingkungan. pelestarian lingkungan atau dampak masa
2.4 Fungsi dan Peran Akuntansi depan yang dibawanya.
Lingkungan 2) Handal
Akuntansi lingkungan harus menghilangkan
Fungsi akuntansi lingkungan dibagi data yang tidak akurat atau bias dan dapat
menjadi fungsi internal dan eksternal (Fasua, memberikan bantuan dalam membangun
2011): kepercayaan dan keandalan stakeholder.
1) Fungsi internal Pengungkapan data akuntansi lingkungan harus
Sebagai salah satu langkah dari sistem akurat dan tepat mampu mempresentasikan
informasi lingkungan organisasi, fungsi internal manfaat-biaya serta tidak menyesatkan.
memungkinkan untuk mengelola dan mengana- Pengungkapan informasi akuntansi lingkungan
lisis biaya pelestarian lingkungan yang diban- seharusnya tidak hanya menjadi formalitas
dingkan dengan manfaat yang diperoleh, serta belaka dari sekedar memenuhi persyaratan
mempertimbangkan pelestarian lingkungan yang undang-undang yang berlaku. Bila perlu,
efektif dan efisien melalui pengambilan perusahaan harus menentukan metode yang
keputusan yang tepat. Hal ini sangat diperlukan tepat dan sesuai dengan pengungkapan dan
keberadaan fungsi akuntansi lingkungan sebagai secara akurat dapat menggambarkan kegiatan
alat manajemen bisnis untuk digunakan oleh lingkungan yang sebenarnya sedang dilakukan.
para manajer dan unit bisnis terkait. Dalam hal pengungkapan informasi tersebut
tidak sepenuhnya dikomunikasikan ketika
2) Fungsi eksternal
mengikuti format yang ditetapkan oleh undang-
Dengan mengungkapkan hasil pengukuran
undang yang berlaku, informasi tambahan yang
kegiatan pelestarian lingkungan, fungsi eksternal
diperlukan harus disediakan untuk lebih
memungkinkan perusahaan untuk
menjelaskan realitas secara lengkap. Ruang
mempengaruhi pengambilan keputusan
lingkup akuntansi lingkungan harus diperluas
stakeholder. Diharapkan bahwa publikasi hasil
ke semua hal yang bersifat material dan
akuntansi lingkungan akan berfungsi baik
signifikan untuk semua kegiatan pelestarian
sebagai alat bagi organisasi untuk memenuhi
lingkungan.

140
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

3) Mudah dipahami Kinerja lingkungan merupakan salah satu


Dengan tujuan pengungkapan data akuntansi pengukuran penting dalam menunjang
lingkungan yang mudah untuk dipahami, akun- keberhasilan perusahaan. Beberapa alasan yang
tansi lingkungan harus menghilangkan setiap dapat mendukung pelaksanaan akuntansi ling-
kemungkinan timbulnya penilaian yang keliru kungan antara lain (Fasua, 2011):
tentang kegiatan perlindungan lingkungan
1) Biaya lingkungan secara signifikan dapat
perusahaan. Untuk memastikan bahwa informasi
dikurangi atau dihilangkan sebagai hasil
yang diungkapkan mudah dipahami bagi para
dari keputusan bisnis, mulai dari perubah-
pemangku kepentingan, kata-kata harus dibuat
an dalam operasional dan pemeliharaan
sesederhana mungkin. Tidak peduli seberapa
untuk diinvestasikan dalam proses yang
kompleks kandungan informasinya, sangat perlu
berteknologi hijau serta untuk perancang-
untuk mengungkapkan semua hal yang dianggap
an kembali produk yang dihasilkan.
penting.
2) Biaya lingkungan jika tidak mendapatkan
4) Dapat dibandingkan perhatian khusus akan menjadi tidak jelas
Akuntansi dapat dibandingkan dari tahun ke dan masuk dalam akun overhead atau
tahun bagi sebuah perusahaan dan juga dapat bahkan akan diabaikan.
d i b a n d i n g k a n antarperusahaan yang berbeda 3) Banyak perusahaan telah menemukan
di sektor yang sama. Adalah penting untuk bahwa biaya lingkungan dapat diimbangi
memastikan keterbandingan agar tidak dengan menghasilkan pendapatan melalui
menciptakan kesalahpahaman antara stakeholder. penjualan limbah sebagai suatu produk.
Namun, karena fakta bahwa pengungkapan 4) Pengelolaan biaya lingkungan yang lebih
akuntansi lingkungan bersifat independen dan baik dapat menghasilkan perbaikan kinerja
berbeda-beda, perbandingan yang sederhana pun lingkungan dan memberikan manfaat
sulit dilakukan ketika terdapat perbedaan sektor yang signifikan bagi kesehatan manusia
bisnis dan jenis operasi. Oleh karena itu, dalam serta keberhasilan perusahaan.
kasus-kasus di mana metode yang kompleks 5) Memahami biaya lingkungan dan kinerja
telah dipilih dan ditetapkan dalam suatu proses dan produk dapat mendorong
pedoman untuk digunakan sebagai dasar untuk penetapan biaya dan harga produk lebih
perbandingan, isi dari metode tersebut harus akurat dan dapat membantu perusahaan
dinyatakan dengan jelas dan ketelitian harus dalam mendesain proses produksi, barang
dilakukan agar tidak menghasilkan kesalah- dan jasa yang lebih ramah lingkungan
pahaman antara stakeholder. untuk masa depan.
5) Dapat dibuktikan 6) Perusahaan mempunyai keunggulan
Data akuntansi lingkungan harus diverifikasi kompetitif yang didapat dari proses, barang,
dari sudut pandang objektif. Informasi yang dapat dan jasa yang bersifat ramah lingkungan.
dibuktikan adalah hasil yang sama dapat Brand image yang positif akan diberikan
diperoleh bila menggunakan tempat, standar, oleh masyarakat karena keberhasilan
dan metode yang persis sama dengan yang perusahaan dalam memproduksi barang
digunakan oleh pihak yang menciptakan data. dan jasa dengan konsep ramah lingkungan
5 . 1 Alasan Penerapan Green Accounting (Schaltegger dan Burritt, 2000 dalam
Arisandi dan Frisko, 2011). Hal ini
Aktivitas-aktivitas dalam pelaksanaan green
berdampak pada segi pendapatan produk,
accounting tentunya mengeluarkan biaya.
yaitu memungkinkan perusahaan tersebut
Aktivitas tersebut merupakan biaya yang harus
untuk menikmati diferensiasi pasar,
dibebankan\ oleh perusahaan yang timbul
konsumen memiliki kecenderungan untuk
bersamaan dengan penyediaan barang dan jasa
bersedia membayar harga yang mahal
kepada konsumen. Dengan beban yang telah
untuk produk yang berorientasi lingkungan
dialokasikan diharapkan akan membentuk
dengan harga premium (Aniela, 2012).
lingkungan yang sehat dan terjaga kelestariannya.
7) Akuntansi untuk biaya lingkungan dan

141
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

kinerja lingkungan dapat mendukung per- Akuntansi keuangan konvensional menurut


kembangan perusahaan dan operasi dari Idris (2012) belum dapat menyajikan informasi
sistem manajemen lingkungan secara asset, liabilitas, pendapatan dan beban atau biaya
keseluruhan. Sistem seperti ini akan segera yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Hal
menjadi keharusan bagi perusahaan yang ini disebabkan karena PSAK yang dijadikan
bergerak dalam perdagangan internasional sebagai pedoman belum mengatur secara jelas
karena adanya persetujuan berlakunya dan tegas kewajiban menyajikan informasi terkait
standar internasional ISO 14001. dengan pelestarian lingkungan. Pernyataan
8) Pengungkapan biaya lingkungan akan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
meningkatkan nilai dari pemegang saham (Revisi Tahun 2009) tentang penyajian laporan
karena kepedulian perusahaan terhadap keuangan, paragraf 14 menyatakan bahwa :
pelestarian lingkungan. Pemegang saham “Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari
perusahaan dapat lebih mudah dan cepat laporan keuangan, laporan tambahan seperti
mendapatkan informasi dari pengungkapan laporan mengenai lingkungan hidup dan
tersebut sehingga dapat mempermudah laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di
pengambilan keputusan (Arisandi dan mana faktor lingkungan hidup memegang
Frisko, 2011). peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok
Selain itu, Alexopoulus et al. (2011) menun-
pengguna laporanyang memegang peranan
jukkan bahwa perbaikan kinerja lingkungan
penting. Laporan tambahan tersebut di luar
adalah potensi sumber keunggulan kompetitif
ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan”.
yang mengarah ke proses yang lebih efisien,
Bila dikaitkan dengan tanggung jawab
peningkatan produktivitas, biaya kepatuhan
entitas dalam upaya pelestarian lingkungan,
lebih rendah dan peluang pasar baru. Dengan
maka PSAK tersebut belum mengakomodasinya
demikian, mengintegrasikan akuntansi lingkung-
secara totalitas. Ada dua hal penting yang perlu
an ke dalam sistem informasi akuntansi perusa-
didiskusikan, yaitu:
haan sangat penting. Memiliki sistem akuntansi
lingkungan yang tepat akan memungkinkan
1) Pengungkapan masih bersifat sukarela.
Perusahaan terlebih dahulu akan
manajemen untuk membuat keputusan yang
mempertimbangkan manfaat dan biaya atas
lebih tepat mengenai hal-hal tersebut. Sistem ini
pengungkapan informasi lingkungan. Jika
memberikan analisis yang lebih baik atas biaya
manfaat yang diperoleh lebih besar dari
lingkungan dan dapat mengungkapkan peluang
biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan
yang mungkin bisa meningkatkan pendapatan
dengan sukarela akan mengungkapkan
antara lain seperti daur ulang dari bahan baku,
informasi tersebut (Darwin, 2004). Hal ini
desain produk dan proses manufaktur yang lebih
berimplikasi pula pada luas dan kedalaman
baik. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
pengungkapan informasi lingkungan. Jika
menekankan pentingnya akuntansi lingkungan
informasi tersebut bersifat „bad news‟ maka
dalam suatu organisasi dan untuk bangsa -
perusahaan mempertimbangkan untuk tidak
sebaiknya bersikap 'green' - bahwa minimisasi
mengungkapkan hal tersebut.
limbah dan skema efisiensi energi dapat dan
akan menghasilkan manfaat ekonomi yang besar 2) Akuntansi lingkungan belum dianggap
bagi organisasi. sebagai bagian integral dalam operasional
perusahaan, sehingga beban lingkungan
5.2 Biaya Perlindungan Lingkungan yang timbul tidak diperlakukan sebagai
Pengungkapan akuntansi lingkungan di keba- tambahan harga pokok produksi dan atau
nyakan negara, termasuk Indonesia masih bersifat tambahan biaya operasional tidak langsung.
voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajib- Padahal, pada hakekatnya biaya lingkungan
kan seperti halnya pada penerbitan financial adalah biaya yang muncul akibat kegiatan
reporting (Utama, 2006 dalam Suryono dan proses produksi yang dilakukan oleh suatu
Prastiwi,2011). perusahaan untuk menghasilkan barang

142
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

atau jasa. Bila perusahaan tidak melaku- Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
kan kegiatan produksi, maka biaya ling- mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara
kungan ini tidak akan muncul. Keadilan sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
ekonomi tidak ada bila terjadinya suatu lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
penurunan fungsi lingkungan oleh suatu interaksinya dengan stakeholder yang melebihi
agen ekonomi (produsen), tetapi harus tanggung jawab di bidang hukum (Handayani,
ditanggung oleh agen ekonomi lain (indi- 2010).
vidu atau masyarakat) yang tidak ikut Implikasi pembangunan berkelanjutan
menikmati manfaat (benefit) dari suatu terhadap CSR adalah bahwa kegiatan CSR
produk yang dihasilkan. Bila biaya ling- sebaiknya diarahkan untuk mendukung tercapai-
kungan ini dibebankan pada produk yang nya pembangunan berkelanjutan. Malovics et al
dihasilkan, maka harga pokok produksinya (2007) menyatakan bahwa kontribusi perusahaan
akan menjadi naik dan pada gilirannya melalui kegiatan CSR dapat berupa sistem dan
harga jualnya tentu akan naik pula (Idris, metode produksi yang lebih efisien dalam
2012). Dalam akuntansi lingkungan, penggunaan sumber daya alam (enerji maupun
terdapat beberapa komponen pembiayaan bahan baku) serta mempengaruhi pola konsumsi
yang harus dihitung, misalnya (Handayani, sehingga tercipta konsumsi yang tidak berlebihan
2010): melainkan berkelanjutan (sustainable consump-
a. Biaya operasional bisnis yang terdiri tion), (Utama, n.d). CSR perusahaan diungkap-
dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, kan dalam laporan yang disebut Sustainability
biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, Reporting. Sustainability reporting adalah pela-
jasa atau fee kontrak untuk menjalankan poran mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan
kegiatan pengelolaan lingkungan, biaya dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan
tenaga kerja untuk menjalankan operasio- produknya di dalam konteks pembangunan
nalisasi fasilitas pengelolaan lingkungan, berkelanjutan (sustainable development). Sustain-
serta biaya kontrak untuk pengelolaan ability Reporting meliputi pelaporan mengenai
limbah (recycling); ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial
terhadap kinerja organisasi (ACCA dalam
b. Biaya daur ulang limbah; Anggraini, 2006). Sustainability Reporting
c. Biaya penelitian dan pengembangan terbagi menjadi tiga kategori (tri bottom line),
(research and development) yang terdiri yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan
dari biaya total untuk material, tenaga kinerja sosial (Darwin, 2004). Selain itu, terdapat
ahli, dan tenaga kerja lain untuk juga standar pelaporan dari Global Reporting
pengembangan material yang ramah Initiative (GRI). GRI merupakan sebuah
lingkungan, produk dan fasilitas pabrik. organisasi independen yang telah mempelopori
pengembangan omitmen untuk terus menerus
5.3 Keterkaitan Green Accounting, Corpo-
melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh
rate Social Responsibility dan Sustainable
dunia. Indikator kinerja GRI yaitu: indikator
Development
kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan
Definisi pembangunan berkelanjutan (sus- hidup, indikator praktek tenaga kerja dan
tainable development) adalah bahwa pemba- pekerjaan yang layak, indikator Hak Asasi
ngunan perlu memenuhi kebutuhan generasi saat Manusia, indikator kinerja masyarakat, indikator
ini sedemikian rupa tanpa harus mengurangi kinerja tanggung jawab produk (Agustin,
kemungkinan generasi masa datang memenuhi 2010). Indikator kinerja lingkungan hidup
kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan perlu dalam sustainabiliy reporting dan GRI mela-
diterapkan karena kegiatan ekonomi saat ini porkan dampak dari produk, jasa dan proses
kemungkinan besar mengurangi pemenuhan perusahaan terhadap lingkungan, komponen dari
kebutuhan di masa datang dengan merusak triple bottom line ini dapat melaporkan
ekosistem global (Utama, n.d). Sedangkan pelepasan polutan ke udara dan air publik,
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau utilisasi sumber daya alam yang dapat di

143
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

perbaharui (renewable) dan tidak dapat diperba- pelaksanaan CSR sesuai dengan tuntutan
harui (nonrenewable), dan pengelolaan sumber undang-undang (bersifat mandatory). Misalnya,
daya alam oleh perusahaan (Amin, 2011). BUMN memiliki kewajiban untuk menyisihkan
sebagian laba yang diperoleh perusahaan untuk
5.4 Penerapan Green Accounting di
menunjang kegiatan sosial, dan perusahaan yang
Indonesia
menjalankan kegiatan usaha di bidang sumber-
Akuntansi lingkungan mengalami kesulitan daya alam atau berkaitan dengan sumberdaya
dalam pengukuran nilai cost and benefit eksterna- alam, diwajibkan untuk melaksanakan CSR
litas yang muncul dari proses industri. Bukan seperti diatur oleh UU RI No. 40 Tahun 2007
hal yang mudah untuk mengukur kerugian yang tentang Perseroan Terbatas Pasal 74.
diterima masyarakat sekitar dan lingkungan Dilihat dari sudut dasar hukum pelaksanaan-
ekologis yang ditimbulkan polusi udara, limbah nya, CSR di Indonesia secara konseptual masih
cair, kebocoran tabung amoniak, kebocoran harus dipilah antara pelaksanaan CSR yang
tabung nuklir atau eksternalitas lain. Pelaporan dilakukan oleh perusahaan besar dan CSR
baik kinerja sosial maupun kinerja lingkungan ini yang dilakukan oleh perusahaan kecil dan
tidak didapati dalam laporan keuangan yang menengah. Selama ini terdapat anggapan yang
konvensional, dimana dalam laporan keuangan keliru bahwa pelaksanaan CSR hanya diperun-
yang konvensional hanya dijumpai laporan tukkan bagi perusahaan besar yang dapat
kinerja ekonomi saja (Idris, 2012). Begitu pula memberikan dampak negatif terhadap masya-
yang terjadi di Indonesia masih sebatas anggapan rakat dan lingkungan, padahal perusahaan kecil
sebagai suatu konsep yang rumit karena dan menengah pun bisa memberikan dampak
kurangnya informasi yang komprehensif bagi negatif terhadap masyarakat dan lingkungan
stakeholder dikhawatirkan akan menimbulkan sekitarnya. Apalagi bila perusahaan kecil dan
efek dari implementasi dan pengeluaran biaya menengah itu banyak jumlahnya, tentu dampak-
tambahan yang diakui sebagai beban yang nya akan terakumulasi dalam jumlah yang
seharusnya tidak perlu dikeluarkan dalam besar dan untuk mengatasinya akan lebih sulit
perspektif akuntansi konvensional (Nurhayati, dibandingkan dampak yang ditimbulkan oleh satu
Brown, dan Tower, 2006 dalam Arisandi dan perusahaan besar.
Frisko, 2011). Bila dilihat dari pelaksanaan CSR di Indo-
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh nesia, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
Gray et. al (1993) dalam Burrit dan Welch (1997) yang telah melaksanakan program CSR dan
bahwa pengungkapan biaya eksternalitas akan membuat laporannya belum bisa dikatakan
mempengaruhi pengambilan keputusan dan sebagai perusahaan yang telah menerapkan
mempengaruhi pertimbangan stakeholder karena akuntansi lingkungan. Hal ini disebabkan
reaksi pasar telah menunjukkan hasil yang karena dalam operasional perusahaan belum
tidak berbeda terhadap aktivitas perusahaan yang memasukkan upaya pelestarian lingkungan
melakukan (atau tidak) kepentingan sosial dan sebagai bagian integral (Idris, 2012). Gray et al.
lingkungan. Sehingga pelaksanaan akuntabilitas (1993) menyimpulkan bahwa mekanisme
lingkungan akan berhasil jika didukung oleh pengungkapan yang bersifat sukarela kurang
peraturan. tepat. Bukti dari Deegan and Rankin (1996)
Menurut Solihin (2008) dalam Idris (2012), menyebutkan bahwa pelaporan akuntansi
pelaksanaan CSR di Indonesia terutama berkaitan lingkungan bersifat bias karena perusahaan
dengan pelaksanaan CSR untuk kategori seringkali tidak melaporkan kabar buruk (bad
discretionary responsibilities, yang dapat dilihat news).
dari dua perspektif yang berbeda. Pertama,
pelaksanaan CSR memang merupakan praktik
5.5 Kendala Yang Dihadapi
bisnis secara sukarela dari inisiatif perusahaan Menurut Utama (n.d) struktur governance
dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut ikut menentukan pelaksanaan pelaporan CSR.
untuk dilakukan perusahan sesuai dengan Seperti dikemukakan oleh Cooper dan Owen
peraturan perundangan yang berlaku. Kedua, (2007), dengan struktur governance yang saat

144
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

ini masih menekankan hanya pada kepentingan cakupannya lebih luas dan lebih bersifat
pemegang saham, maka sulit bagi stakeholders kualitatif (O‟Dwyer, 2001). Dengan demikian
untuk menuntut akuntabilitas perusahaan melalui diperlukan suatu standar assurance yang
mekanisme governance. Hal ini merupakan diterima umum sehingga dapat dijadikan acuan
sesuatu yang wajar karena pemegang sahamlah oleh auditor eksternal dalam melakukan verifikasi
yang berinisiatif mendirikan perusahaan, terhadap laporan CSR (Utama, n.d). Agustin
menempatkan modalnya, dan sebagai residual (2010) melakukan penelitian pada perusahaan
claimant adalah pihak terakhir yang berhak atas ekstraktif yaitu perusahaan yang proses produk-
imbal hasil perusahaan setelah kewajiban sinya diambil langsung dari alam (natural
kepada pihak lain dipenuhi. Sesuai dengan resources) daftar perusahaan ekstraktif pada Bursa
penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) yang Efek Indonesia (BEI) yang melakukan program
meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar dalam lingkungan. Penelitian Agustin (2010) mendu-
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode kung pemikiran sebelumnya. Hasil yang didapat
tahun 2007 sampai dengan 2009, hasilnya bahwa tidak ada pengaruh antara kinerja
menyatakan bahwa praktik pengungkapan CSR lingkungan dan kinerja ekonomi perusahaan.
dipengaruhi oleh profitabilitas (ROA), ukuran Perusahaan yang memiliki standar kualitas mutu
perusahaan dan CG (komite audit dan dewan (ISO 9001 dan ISO 14001) serta melakukan
direksi). program CSR tidak berarti dapat menunjang
Untuk mengkompensasi risiko yang ditang- kinerja ekonomi yang diharapkan lebih baik.
gung pemegang saham, maka mereka diberikan Selain itu Agustin (2010) juga mengungkapkan
hak untuk mengawasi dan mengatur kepe- bahwa tidak ada pengaruh antara alokasi dana
ngurusan perusahaan. Oleh karenanya, yang CSR dengan kinerja lingkungan dan antara
diperlukan adalah menyediakan instrumen kinerja ekonomi dengan alokasi dana CSR. Hal
tambahan dalam struktur governance yang ini berarti tidak adanya standar baku peng-
mendorong terciptakan kegiatan dan pelaporan ungkapan CSR menjadikan perusahaan dapat
CSR, misalnya dibentuknya komite CSR. melaporkan kinerja lingkungan sebatas pada hal
Hingga kini belum ada aturan yang mewajibkan yang memberikan kesan positif kepada masya-
perusahaan untuk memiliki Komite CSR dan rakat dan tidak terkait dengan hasil kinerja
saat ini, sangat jarang perusahaan di Indonesia ekonomi perusahaan. Alasan ini sesuai dengan
memiliki komite CSR. Keberadaan komite CSR penelitian Almilia (2009), yang meneliti penggu-
terutama sangat penting untuk perusahaan yang naan website untuk pengungkapan informasi
berada di sektor yang potensial menimbulkan financial and sustainability report pada perusa-
eksternalitas negatif (misalnya sektor kehutan- haan go publik di Indonesia. Hasilnya
an, pertambangan). Instrumen lainnya untuk menunjukkan bahwa terdapat beragam bentuk
mendukung pelaksanaan CSR adalah keberadaan format laporan nonfinansial. Hal ini dikarena-
jasa assurance atas laporan CSR oleh pihak kan tidak terdapat standar baku, sementara
eksternal dan independen yang berperan untuk standar GRI (Global Reporting Initiative) masih
memberi keyakinan bagi stakeholders bahwa bersifat sukarela.
laporan tersebut telah disusun sesuai dengan Sarumpaet (2005) dalam Almilia dan Wija-
standar pelaporan yang ada. Namun, permasa- yanto (2007), menguji hubungan antara kinerja
lahan lain yang muncul adalah bahwa laporan lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan-
yang telah diverifikasi oleh pihak eksternalpun perusahaan di Indonesia. Kinerja lingkungan
masih perlu dipertanyakan keandalan, konsistensi, yang diteliti diukur dengan mengunakan rating
dan keabsahannya (robustness). Kenyataan ini kinerja lingkungan perusahaan atau PROPER
disebabkan karena hingga kini belum ada standar yang disediakan oleh Bapedal/Kementerian
assurance terkait dengan pelaporan CSR yang Lingkungan Hidup RI, sedangkan kinerja
diterima umum (Adams, 2002; Owen et al., keuangan diukur dengan ROA (Return On
2000), sehingga jasa assurance umumnya meng- Assets). Penelitian tersebut membuktikan bahwa
gunakan standar assurance keuangan, yang tidak ada hubungan yang signifikan antara
kurang tepat untuk laporan CSR karena kinerja lingkungan dan kinerja keuangan

145
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

perusahaan, akan tetapi ukuran perusahaan, menemukan bahwa rata-rata pengungkapan


listing di BEJ dan ISO 14001 berhubungan informasi lingkungan hidup relatif rendah,
secara signifikan terhadap kinerja lingkungan. yaitu hanya 8.3 dari maksimum skor 30;
Rakhiemah dan Agustia (n.d) melakukan demikian pula rata-rata pengungkapan sistem
penelitian pada perusahaan manufaktur yang manajemen lingkungan hidup yang juga rendah,
terdaftar (go-public) di Bursa Efek Indonesia yaitu 2.6 dari maksimum skor 7.
pada tahun 2004 hingga 2006 yang telah Rendahnya pengungkapan informasi
mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja lingkungan dan sosial juga dikemukakan oleh
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Darwin (2006):
Hidup (PROPER). Hasil penelitian ini menun- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kompartemen
jukkan bahwa CSR disclosure tidak memiliki Akuntansi Manajemen setiap tahun mengadakan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Indonesian Sustainability Reporting Awards
finansial perusahaan. Selain itu, perusahaan (ISRA), yang menemukan bahwa hanya sekitar
dengan tingkat CSR disclosure score tertinggi 10% dari perusahaan publik di Indonesia
hanya mengungkapkan 42 item yang tentunya mengungkapkan informasi lingkungan dan sosial
masih jauh dibawah standar bila dibandingkan dalam laporan tahunan 2004. Bahkan hanya
dengan 78 item yang seharusnya diungkapkan. beberapa perusahaan yang membuat laporan
Selanjutnya, Handayani (2010) meneliti pada khusus tentang lingkungan dan sosial.
perusahaan yang sama pada tahun 2005-2007.
6) Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa environ-
mental performance tidak berpengaruh secara Dampak aktivitas perusahaan perlu
signifikan terhadap environmental disclosure dan dilaporkan sebagai perwujudan tanggung jawab
economic performance. Serta environmental perusahaan kepada stakeholder. Rendahnya
disclosure tidak berpengaruh secara signifikan kesadaran pelaporan dampak lingkungan dise-
terhadap economic performance. Selain itu babkan oleh beberapa kendala pelaporannya.
perusahaan dengan tingkat CSR disclosure score Pentingnya akuntansi lingkungan perlu dilakukan
tertinggi hanya mengungkapkan 27 item yang upaya untuk meningkatkan penerapannya.
tentunya masih jauh dibawah standar bila Berikut ini beberapa usaha meningkatkan
dibandingkan dengan 74 item yang seharusnya pelaporan akuntansi lingkungan:
diungkapkan. 1) Menyusun standar akuntansi lingkungan.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Dalam upaya keseragaman dan memenuhi
kesadaran perusahaan perusahaan publik di fungsi keterbandingan, Ikatan Akuntan Indonesia
Indonesia saat ini baru sampai pada batas (IAI) diharapkan dapat menyusun pedoman
memenuhi kewajiban yang bersifat mandatory, Sustainability Reporting.
dalam artian perusahaan-perusahaan tersebut 2) Mewajibkan untuk menerapkan pedoman pela-
baru mengimplementasikan CSR pada kategori poran yang sudah ada.
social obligation, yakni implementasi CSR hanya Karena keseluruhan aktivitas perusahaan
sekedar untuk memenuhi persyaratan minimal akan berdampak pada masyarakat dan lingkungan
yang ditentukan oleh pemerintah dan ada kesan dalam jangka panjang demi menjaga
terpaksa (Susanto, 2003 dalam Wibisono, 2007: pembangunan yang berkelanjutan, maka
52-53). Hartanti (2007) dalam Utama (n.d) Sustainability Reporting yang Sustainability
melakukan penelitian menggunakan daftar yang Reporting bersifat mandatory diperlukan.
didasarkan pada Global Reporting Initiative 3) Memberikan penghargaan atas perusahaan
(GRI) Guideline. Pengungkapan dibagi menjadi yang telah menyelenggarakan Sustainability Re-
dua yaitu pengungkapan informasi lingkungan porting.
hidup dan pengungkapan sistem manajemen Penyelenggaraan menyelenggarakan Indone-
lingkungan hidup. Sampel yang digunakan adalah sia Sustainability Reporting Award (ISRA) oleh
81 perusahaan manufaktur BUMN dan terbuka Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akun-
yang pernah menerima PROPER dari kementrian tan Manajemen diharapkan akan meningkatkan
lingkungan hidup 14. Hartanti (2007) reputasi perusahaan dan kemudian kesadarannya

146
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

dalam melaporkan apa saja yang telah mereka Anggraini, Yunita. 2008. Hubungan Antara Envi-
lakukan untuk memberikan nilai tambah yang ronmental Performance, Environmental
berdampak pada lingkungan. Disclosure dan Return Saham. Skripsi
4) Melakukan audit lingkungan. Universitas Diponegoro.
Sustainability reporting harus disertai de- Aniela, Yoshi. 2012. Peran Akuntansi
ngan audit lingkungan guna meningkatkan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja
kredibilitas pelaporan. Lingkungan Dan Kinerja Keuangan
5) Mengembangkan mekanism Good Corporate Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Governance (GCG) untuk memastikan penerap- Akuntansi – Vol 1, No. 1, Januari 2012.
an kewajiban lingkungan. Arisandi, Desi dan Frisko, Dianne. 2011.
Melalui pembentukan komite CSR dalam Green Rush in Accounting Field of
komponen governance, diharapkan pelaksanaan Indonesia From Different Perspectives.
green accounting dan sustainability reporting akan Papers.ssrn
lebih handal dan mengalami peningkatan.
Armin, Muhammad Isra. 2011. Pengaruh Peng-
hargaan Indonesia Sustainability Reporting
DAFTAR PUSTAKA Awards (ISRA) Terhadap Abnormal Re-
Adams, C. A. 2002. Factors influencing turn dan Volume Perdagangan Saham
corporate social and ethical reporting: (Studi Empiris Pada Perusahaan Peraih
moving on from extant theories, Penghargaan Isra 2009-2010). Skripsi.
Accounting, Auditing & Accountability Universitas Hassanudin.
Journal, Vol. 15 No. 2, 223-250. Bell, F dan Lehman, G. 1999. Recent Trends
Agustin, Triani RR. 2010. Analisis Hubungan in Environment Accounting: How Green
Antara Kinerja Ekonomi dan Kinerja Are Your Account. Accounting Forum .
Lingkungan dengan Alokasi Dana CSR Burrit, Roger L dan Welch, Stephen. 1997.
pada Perusahaan Ekstraktif. Skripsi
Accountability for environmental performance
Universitas Diponegoro.
of the Australian Commonwealth public
Alexopoulus, ilias; Kounetas, Kostas dan sector. Accounting, Auditing &
Tzelepis, Dimitris. 2011. Environmental Accountability Journal, Vol. 10 No. 4,
Performance And Technical Efficiency, Is 1997, pp. 532-561.
There A Link? The Case Of Greek Listed
© MCB University Press, 0951-
Firms. International Journal of Produc-
3574
tivity and Performance Management Vol.
61 No. 1, 2012. pp. 6- 23 . Emerald Group Carolina Verani, Martusa Riki, dan Meythi.
Publishing Limited . 1741-0401. DOI n.d. Akuntansi Lingkungan: Solusi untuk
Problematika Penerapan Corporate Social
10.1108/17410401211187480
Responsibility di Indonesia. Prosiding
Almilia, Luciana Spica. 2009. Analisa Kualitas Isi Seminar Nasional “Problematika Hukum
Financial And Sustainability Reporting dalam Implementasi Bisnis dan Investasi
Pada Website Perusahaan Go Publik Di (Perspektif Multidisipliner)”.
Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Tek-
Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green
nologi Informasi 2009 (SNATI 2009)
Business: An A-to-Z Guide. Thousand
ISSN: 1907-5022. Yogyakarta, 20 Juni Oaks. California: SAGE Publications Inc.
2009.
Cooper, S. M., dan D. L. Owen, 2007,
Almilia, Luciana Spica dan Wijayanto, Dwi. Corporate social reporting and stakeholder
2007. Pengaruh Environmental Perform- accountability: The missing link,
ance Dan Environmental Disclosure Accounting, Organization, and Society, 32,
Terhadap Economic Performance. Proceed- 649- 667.
ings The 1st Accounting Conference.
Darwin A. 2004. Penerapan Sustainability Re-
Depok, 7 – 9 November 2007.

147
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL

porting di Indonesia. Konvensi Nasional Komar, Seful. 2004. Akuntansi Pertanggung-


Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan, jawaban Sosial (Social Responsibility
Yogyakarta, 13-15 Desember 2004. Accounting) dan Korelasinya dengan
Darwin, A., 2006, Akuntabilitas, kebutuhan, Akuntansi Islam. Media Akuntansi. Edisi
pelaporan dan pengungkapan CSR bagi 42/Tahun XI, hal. 54-58
perusahaan di Indonesia, Economics Busi- Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja
ness Accounting Review, Departemen Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan
Akuntansi FEUI, Edisi III, 83-95. Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi
De Beer, P., dan F. Friend. 2005. Environmental Perusahaan di Indonesia. JAAI. Vol 11.
Accounting: A Management Tool for En- No2.
hancing Corporate Environmental and Eco- McHugh, J. 2008. Accountants have key role in
nomic Performance, Ecological Economics sustainability. Public Finance; Dec 14,
58 (2006) 548– 560. Academic Research Library.
Deegan, Craig. 2004. Financial Accounting The- Nurhayati, R., Brown, A., & Tower, G. 2006.
ory. Australia: McGraw-Hill Natural Environment Disclosures of
Deegan, C. and Rankin, M. 1996. Do Australian Indonesia Listed Companies. AFAANZ
companies report environmental news ob- Conference. Wellington.
jectively?. Accounting, Auditing and Ac- O‟Dywer, B. 2001. The legitimacy of
countability Journal, Vol. 9 No. 2, pp. 50- accountants‟ participation in social and
67. ethical accounting, auditing, and reporting,
Fasua, Kayode Olushola. 2011. Environmental Business Ethics: A European Review,
Accounting: Concept and Principles. Certi- Vol 10 No. 1, 27-39.
fied National Accountant Volume 19 Num- Owen, D. L., T. A. Swift, C. Humphrey, dan
ber 2 April - June, 2011. M. Bowerman. 2000. The new social
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. audits: accountability, management
Semarang: Badan Penerbit Undip. caputure or the agenda of social
Gray, R., Kouhy, R. and Lavers S. (1995). Corpo- champions?, European Accounting
rate Social and Environmental Reporting: A Review, Vol. 9 No. 1, 81-98.
Review of the Literature and a Longitudinal Raar, J. 2002 . Environmental initiatives: Towards
Study of UK Disclosure. Accounting, triple-bottom line reporting. Corporate
Auditing & Accountability Journal, Vol. 8, Communications. Bradford: Vol.7, Iss. 3;
47-77. pg. 169, 15 pgs.
Handayani, Ari Retno. 2010. Pengaruh Environ- Rakhiemah, Adilla Noor dan Agustia, Dian.
mental Performance Terhadap Environ- n.d. Pengaruh Kinerja Lingkungan
mental Disclosure Dan Economic Perfor- Terhadap Corporate Social Responsibility
mance Serta Environmental Disclosure (CSR) Disclosure Dan Kinerja Finansial
Terhadap Economic Performance (Studi Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Bursa Efek Indonesia.
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Susi Sarumpaet . 2005 . The Relationship
Skripsi. Universitas Diponegoro. Between Environmental Performance and
Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Financial Performance of Indonesian
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Companies., Jurnal Akuntansi &
Keuangan, vol. 7, no.2, Nopember hal.
Idris. 2012. Akuntansi Lingkungan Sebagai
89-98, Jurusan Ekonomi Akuntansi,
Instrumen Pengungkapan Tanggung Jawab
Fakultas Ekonomi –Universitas Kristen
Perusahaan Terhadap Lingkungan Di Era
Petra.
Green Market. Universitas Negeri Padang/
idris_unp@yahoo.co.id Sahasrakirana, Galuh Widya. n.d. Evaluasi Peran
Akuntansi Lingkungan Untuk Mendukung

148
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013

Keputusan Manajemen Lingkungan Utama, 2006. Praktek Pengungkapan Sosial


Dalam Mencapai Sustainability Perusa- pada Laporan Tahunan Perusahaan di
haan (PT Sahabat Mewah Dan Makmur). Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
Skripsi Universitas Bina Nusantara. 3, 2000.
Schaltegger, S. dan Burritt, R. 2000. Con- Utama, Sidharta. n.d. Evaluasi Infrastruktur
temporary Environmental Accounting. Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab
Greenleaf Publishing Limited. Sosial dan Lingkungan di Indonesia.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Res- Pidato pengukuhan guru besar Universitas
ponsibility, Fom chairty to sustainability. Indonesia.
Penerbit Salemba Empat: Jakarta Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep &
Suryono, Hari dan Prastiwi, Andri. 2011. Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan
Corporate Governance(CG) Terhadap BIOGRAFI PENULIS
Praktik Pengungkapan Sustainability
Penulis adalah dosen di Jurusan Akuntansi
Report (SR) ( Studi Pada Perusahaan –
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Perusahaan Yang Listed (Go-Public) DI
Surabaya, Indonesia. Beliau mendapatkan
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-
gelar Magister Sains Akuntansi, dari
2009 ). Simposium Nasional Akuntansi 14.
Universitas Brawijaya, Malang, pada tahun
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
2008. Fokus pengajaran dan penelitiannya
Susilo, Joko. 2008. Green Accounting Di adalah pada akuntansi syariah dan akuntansi
Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi manajemen (CSR dan GCG). Untuk
Kasus Antara Kabupaten Sleman Dan informasi lebih lanjut, beliau dapat
Kabupaten Bantul. JAAI Volume 12 No. dihubungi melaluirkn.tias@gmail.com.
2, Desember 2008: 149-165.

149

Anda mungkin juga menyukai