Rohmawati Kusumaningtias
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231 rkn.tias@gmail.com
Abstrak
Selama ini laporan keuangan belum mampu untuk menghadirkan informasi pelaporan
aktivitas pemberdayaan lingkungan. Green accounting merupakan suatu upaya untuk
menghubungkan kepentingan ekonomi perusahaan dan pelestarian lingkungan. Dengan
penerapan green accounting, hasil laporan keuangan akan bersifat holistik. Artikel ini
mencoba untuk mereview berbagai literatur pendukung konsep green accounting, cara
pengukuran, dan pelaporan serta implementasi yang telah dilakukan oleh berbagai
perusahaan.
Kata kunci: green accounting, lingkungan, keberlanjutan, manajemen.
Abstract
All the time financial statement has not been able to present environment empowerment
activity information. Green accounting is an attempt to link the interests of the company's
economic and environmental sustainability. By implementing green accounting, the
financial statements will be holistic. This article attempts to review the literature supporting
the concept of green accounting, measurement, reporting and implementation that have
been made by companies.
Keywords: green accounting, environment, sustainability, management.
137
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
138
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
tersebut menjalankan bisnisnya. Selain itu, terhadap kewajiban tersebut dapat dikenai
penelitian yang dilakukan oleh De Beer dan sanksi berupa peringatan tertulis,
Friend (2005) membuktikan bahwa pengungkap- pembatasan, pembekuan, dan pencabutan
an semua biaya lingkungan, baik internal kegiatan dan/atau fasilitas penanaman modal.
maupun eksternal, dan mengalokasikan biaya- 3) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
biaya ini berdasarkan tipe biaya dan pemicu tentang Perseroan Terbatas.
biaya dalam sebuah akuntansi lingkungan yang UU ini mewajibkan bagi perseroan yang terkait
terstruktur akan memberikan kontribusi baik dengan sumber daya alam untuk
pada kinerja lingkungan (Aniela; 2012). memasukkan perhitungan tanggungjawab
Beberapa teori yang mendukung penyam- sosial dan lingkungan sebagai biaya yang
paian laporan pertanggungjawaban sosial dan dianggarkan secara patut dan wajar.
lingkungan adalah legitimacy theory dan stake- Pelanggaran terhadap hal tersebut akan
holder theory (Deegan, 2004: 292). Legitimacy dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
theory menyatakan bahwa perusahaan akan perundang-undangan yang berlaku.
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam 4) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
batasan nilai dan norma yang ada dalam Modal dan Lembaga Keuangan No: KEP-
masyarakat atau lingkungan tempat perusahaan 134/BL/2006 tentang Kewajiban
berada. Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten
bahwa guna melegitimasi aktivitas perusahaan di atau Perusahaan Publik.
mata masyarakat, perusahaan cenderung meng- UU ini mengatur mengenai kewajiban
gunakan kinerja berbasis lingkungan dan peng- laporan tahunan yang memuat Tata Kelola
ungkapan informasi lingkungan. Sedangkan Perusahaan (Corporate Governance) harus
stakeholder theory memperhatikan keseluruhan menguraikan aktivitas dan biaya yang
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan. Stakeholer perusahaan memiliki sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
ekspektasi masing-masing terhadap perusahaan. lingkungan.
Manajemen akan berusaha untuk mengelola dan 5) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
mencapai harapan stakeholder dengan penyam- (PSAK) No. 32 (Akuntansi Kehutanan) dan
paian aktivitas-aktivitas lingkungan dan sosial. No. 33 (Akuntansi Pertambangan Umum).
Kedua PSAK ini mengatur tentang
2.2 Peraturan Yang Terkait Dengan Green kewajiban perusahaan dari sektor
Accounting pertambangan dan pemilik Hak Pengusaha
1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Hutan (HPH) untuk melaporkan item-item
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. lingkungannya dalam laporan keuangan.
UU ini mengatur tentang kewajiban setiap 6) Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005
orang yang berusaha atau berkegiatan untuk tentang Penetapan Peringkat Kualitas Aktiva
menjaga, mengelola, dan memberikan infor- Bagi Bank Umum.
masi yang benar dan akurat mengenai ling- Dalam aturan ini aspek lingkungan menjadi
kungan hidup. Akibat hukum juga telah diten- salah satu syarat dalam pemberian kredit.
tukan bagi pelanggaran yang menyebabkan Setiap perusahaan yang ingin mendapatkan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. kredit perbankan, harus mampu memperlihat-
2) Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang kan kepeduliannya terhadap pengelolaan
Penanaman Modal. lingkungan. Standar pengukur kualitas
Dalam UU ini diatur kewajiban bagi setiap limbah perusahaan yang dipakai adalah
penanam modal berbentuk badan usaha atau PROPER. Dengan menggunakan lima
perorangan untuk melaksanakan tanggung- peringkat (hitam, merah, biru, hijau, dan
jawab sosial perusahaan, menjaga kelestarian emas) perusaahaan akan diperingkat
lingkungan hidup dan menghormati tradisi berdasarkan keberhasilan dalam pengelolaan
budaya masyarakat sekitar. Pelanggaran limbahnya.
139
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
2.3 Jenis Akuntansi Lingkungan tanggung jawab mereka atas akuntabilitas kepada
stakeholder dan secara bersamaan, sebagai
Akuntansi lingkungan dari sisi pengguna
sarana untuk evaluasi yang tepat dari kegiatan
dibedakan menjadi tiga jenis (Fasua, 2011):
pelestarian lingkungan.
1) Laba Akuntansi Nasional
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- 2.5 Sifat Dasar Akuntansi Lingkungan
tansi pendapatan nasional mengacu pada (Fasua, 2011):
akuntansi sumber daya alam, menyajikan infor-
1) Relevan
masi statistik suatu negara tentang kualitas dan
Akuntansi lingkungan harus memberikan
nilai konsumsi sumber daya alam, yang
informasi yang valid terkait dengan manfaat-
terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
biaya pelestarian yang dapat memberikan
2) Akuntansi Keuangan dukungan dalam pengambilan keputusan
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- stakeholder. Namun, pertimbangan harus
tansi keuangan mengacu pada penyusunan diberikan kepada materialitas dan signifikansi
laporan akuntabilitas lingkungan untuk peng- dari relevansi. Dalam akuntansi lingkungan,
guna eksternal disesuaikan dengan prinsip materialitas ditempatkan pada aspek kuantitas
akuntansi berterima umum. dan signifikansi ditempatkan pada aspek
3) Akuntansi Manajemen kualitas. Dari sudut pandang materialitas,
Akuntansi lingkungan dalam konteks akun- perhatian diberikan kepada dampak kuantitatif
tansi manajemen mengacu pada proses bisnis dari data yang dinyatakan dalam nilai moneter
dengan pertimbangan penentuan biaya, atau unit fisik. Sedangkan signifikansi berfokus
keputusan investasi modal, dan evaluasi kinerja pada kualitas informasi dari sudut pandang
yang terkait dengan pelestarian lingkungan. pelestarian lingkungan atau dampak masa
2.4 Fungsi dan Peran Akuntansi depan yang dibawanya.
Lingkungan 2) Handal
Akuntansi lingkungan harus menghilangkan
Fungsi akuntansi lingkungan dibagi data yang tidak akurat atau bias dan dapat
menjadi fungsi internal dan eksternal (Fasua, memberikan bantuan dalam membangun
2011): kepercayaan dan keandalan stakeholder.
1) Fungsi internal Pengungkapan data akuntansi lingkungan harus
Sebagai salah satu langkah dari sistem akurat dan tepat mampu mempresentasikan
informasi lingkungan organisasi, fungsi internal manfaat-biaya serta tidak menyesatkan.
memungkinkan untuk mengelola dan mengana- Pengungkapan informasi akuntansi lingkungan
lisis biaya pelestarian lingkungan yang diban- seharusnya tidak hanya menjadi formalitas
dingkan dengan manfaat yang diperoleh, serta belaka dari sekedar memenuhi persyaratan
mempertimbangkan pelestarian lingkungan yang undang-undang yang berlaku. Bila perlu,
efektif dan efisien melalui pengambilan perusahaan harus menentukan metode yang
keputusan yang tepat. Hal ini sangat diperlukan tepat dan sesuai dengan pengungkapan dan
keberadaan fungsi akuntansi lingkungan sebagai secara akurat dapat menggambarkan kegiatan
alat manajemen bisnis untuk digunakan oleh lingkungan yang sebenarnya sedang dilakukan.
para manajer dan unit bisnis terkait. Dalam hal pengungkapan informasi tersebut
tidak sepenuhnya dikomunikasikan ketika
2) Fungsi eksternal
mengikuti format yang ditetapkan oleh undang-
Dengan mengungkapkan hasil pengukuran
undang yang berlaku, informasi tambahan yang
kegiatan pelestarian lingkungan, fungsi eksternal
diperlukan harus disediakan untuk lebih
memungkinkan perusahaan untuk
menjelaskan realitas secara lengkap. Ruang
mempengaruhi pengambilan keputusan
lingkup akuntansi lingkungan harus diperluas
stakeholder. Diharapkan bahwa publikasi hasil
ke semua hal yang bersifat material dan
akuntansi lingkungan akan berfungsi baik
signifikan untuk semua kegiatan pelestarian
sebagai alat bagi organisasi untuk memenuhi
lingkungan.
140
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
141
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
142
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
atau jasa. Bila perusahaan tidak melaku- Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
kan kegiatan produksi, maka biaya ling- mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara
kungan ini tidak akan muncul. Keadilan sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
ekonomi tidak ada bila terjadinya suatu lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
penurunan fungsi lingkungan oleh suatu interaksinya dengan stakeholder yang melebihi
agen ekonomi (produsen), tetapi harus tanggung jawab di bidang hukum (Handayani,
ditanggung oleh agen ekonomi lain (indi- 2010).
vidu atau masyarakat) yang tidak ikut Implikasi pembangunan berkelanjutan
menikmati manfaat (benefit) dari suatu terhadap CSR adalah bahwa kegiatan CSR
produk yang dihasilkan. Bila biaya ling- sebaiknya diarahkan untuk mendukung tercapai-
kungan ini dibebankan pada produk yang nya pembangunan berkelanjutan. Malovics et al
dihasilkan, maka harga pokok produksinya (2007) menyatakan bahwa kontribusi perusahaan
akan menjadi naik dan pada gilirannya melalui kegiatan CSR dapat berupa sistem dan
harga jualnya tentu akan naik pula (Idris, metode produksi yang lebih efisien dalam
2012). Dalam akuntansi lingkungan, penggunaan sumber daya alam (enerji maupun
terdapat beberapa komponen pembiayaan bahan baku) serta mempengaruhi pola konsumsi
yang harus dihitung, misalnya (Handayani, sehingga tercipta konsumsi yang tidak berlebihan
2010): melainkan berkelanjutan (sustainable consump-
a. Biaya operasional bisnis yang terdiri tion), (Utama, n.d). CSR perusahaan diungkap-
dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, kan dalam laporan yang disebut Sustainability
biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, Reporting. Sustainability reporting adalah pela-
jasa atau fee kontrak untuk menjalankan poran mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan
kegiatan pengelolaan lingkungan, biaya dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan
tenaga kerja untuk menjalankan operasio- produknya di dalam konteks pembangunan
nalisasi fasilitas pengelolaan lingkungan, berkelanjutan (sustainable development). Sustain-
serta biaya kontrak untuk pengelolaan ability Reporting meliputi pelaporan mengenai
limbah (recycling); ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial
terhadap kinerja organisasi (ACCA dalam
b. Biaya daur ulang limbah; Anggraini, 2006). Sustainability Reporting
c. Biaya penelitian dan pengembangan terbagi menjadi tiga kategori (tri bottom line),
(research and development) yang terdiri yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan
dari biaya total untuk material, tenaga kinerja sosial (Darwin, 2004). Selain itu, terdapat
ahli, dan tenaga kerja lain untuk juga standar pelaporan dari Global Reporting
pengembangan material yang ramah Initiative (GRI). GRI merupakan sebuah
lingkungan, produk dan fasilitas pabrik. organisasi independen yang telah mempelopori
pengembangan omitmen untuk terus menerus
5.3 Keterkaitan Green Accounting, Corpo-
melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh
rate Social Responsibility dan Sustainable
dunia. Indikator kinerja GRI yaitu: indikator
Development
kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan
Definisi pembangunan berkelanjutan (sus- hidup, indikator praktek tenaga kerja dan
tainable development) adalah bahwa pemba- pekerjaan yang layak, indikator Hak Asasi
ngunan perlu memenuhi kebutuhan generasi saat Manusia, indikator kinerja masyarakat, indikator
ini sedemikian rupa tanpa harus mengurangi kinerja tanggung jawab produk (Agustin,
kemungkinan generasi masa datang memenuhi 2010). Indikator kinerja lingkungan hidup
kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan perlu dalam sustainabiliy reporting dan GRI mela-
diterapkan karena kegiatan ekonomi saat ini porkan dampak dari produk, jasa dan proses
kemungkinan besar mengurangi pemenuhan perusahaan terhadap lingkungan, komponen dari
kebutuhan di masa datang dengan merusak triple bottom line ini dapat melaporkan
ekosistem global (Utama, n.d). Sedangkan pelepasan polutan ke udara dan air publik,
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau utilisasi sumber daya alam yang dapat di
143
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
perbaharui (renewable) dan tidak dapat diperba- pelaksanaan CSR sesuai dengan tuntutan
harui (nonrenewable), dan pengelolaan sumber undang-undang (bersifat mandatory). Misalnya,
daya alam oleh perusahaan (Amin, 2011). BUMN memiliki kewajiban untuk menyisihkan
sebagian laba yang diperoleh perusahaan untuk
5.4 Penerapan Green Accounting di
menunjang kegiatan sosial, dan perusahaan yang
Indonesia
menjalankan kegiatan usaha di bidang sumber-
Akuntansi lingkungan mengalami kesulitan daya alam atau berkaitan dengan sumberdaya
dalam pengukuran nilai cost and benefit eksterna- alam, diwajibkan untuk melaksanakan CSR
litas yang muncul dari proses industri. Bukan seperti diatur oleh UU RI No. 40 Tahun 2007
hal yang mudah untuk mengukur kerugian yang tentang Perseroan Terbatas Pasal 74.
diterima masyarakat sekitar dan lingkungan Dilihat dari sudut dasar hukum pelaksanaan-
ekologis yang ditimbulkan polusi udara, limbah nya, CSR di Indonesia secara konseptual masih
cair, kebocoran tabung amoniak, kebocoran harus dipilah antara pelaksanaan CSR yang
tabung nuklir atau eksternalitas lain. Pelaporan dilakukan oleh perusahaan besar dan CSR
baik kinerja sosial maupun kinerja lingkungan ini yang dilakukan oleh perusahaan kecil dan
tidak didapati dalam laporan keuangan yang menengah. Selama ini terdapat anggapan yang
konvensional, dimana dalam laporan keuangan keliru bahwa pelaksanaan CSR hanya diperun-
yang konvensional hanya dijumpai laporan tukkan bagi perusahaan besar yang dapat
kinerja ekonomi saja (Idris, 2012). Begitu pula memberikan dampak negatif terhadap masya-
yang terjadi di Indonesia masih sebatas anggapan rakat dan lingkungan, padahal perusahaan kecil
sebagai suatu konsep yang rumit karena dan menengah pun bisa memberikan dampak
kurangnya informasi yang komprehensif bagi negatif terhadap masyarakat dan lingkungan
stakeholder dikhawatirkan akan menimbulkan sekitarnya. Apalagi bila perusahaan kecil dan
efek dari implementasi dan pengeluaran biaya menengah itu banyak jumlahnya, tentu dampak-
tambahan yang diakui sebagai beban yang nya akan terakumulasi dalam jumlah yang
seharusnya tidak perlu dikeluarkan dalam besar dan untuk mengatasinya akan lebih sulit
perspektif akuntansi konvensional (Nurhayati, dibandingkan dampak yang ditimbulkan oleh satu
Brown, dan Tower, 2006 dalam Arisandi dan perusahaan besar.
Frisko, 2011). Bila dilihat dari pelaksanaan CSR di Indo-
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh nesia, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
Gray et. al (1993) dalam Burrit dan Welch (1997) yang telah melaksanakan program CSR dan
bahwa pengungkapan biaya eksternalitas akan membuat laporannya belum bisa dikatakan
mempengaruhi pengambilan keputusan dan sebagai perusahaan yang telah menerapkan
mempengaruhi pertimbangan stakeholder karena akuntansi lingkungan. Hal ini disebabkan
reaksi pasar telah menunjukkan hasil yang karena dalam operasional perusahaan belum
tidak berbeda terhadap aktivitas perusahaan yang memasukkan upaya pelestarian lingkungan
melakukan (atau tidak) kepentingan sosial dan sebagai bagian integral (Idris, 2012). Gray et al.
lingkungan. Sehingga pelaksanaan akuntabilitas (1993) menyimpulkan bahwa mekanisme
lingkungan akan berhasil jika didukung oleh pengungkapan yang bersifat sukarela kurang
peraturan. tepat. Bukti dari Deegan and Rankin (1996)
Menurut Solihin (2008) dalam Idris (2012), menyebutkan bahwa pelaporan akuntansi
pelaksanaan CSR di Indonesia terutama berkaitan lingkungan bersifat bias karena perusahaan
dengan pelaksanaan CSR untuk kategori seringkali tidak melaporkan kabar buruk (bad
discretionary responsibilities, yang dapat dilihat news).
dari dua perspektif yang berbeda. Pertama,
pelaksanaan CSR memang merupakan praktik
5.5 Kendala Yang Dihadapi
bisnis secara sukarela dari inisiatif perusahaan Menurut Utama (n.d) struktur governance
dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut ikut menentukan pelaksanaan pelaporan CSR.
untuk dilakukan perusahan sesuai dengan Seperti dikemukakan oleh Cooper dan Owen
peraturan perundangan yang berlaku. Kedua, (2007), dengan struktur governance yang saat
144
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
ini masih menekankan hanya pada kepentingan cakupannya lebih luas dan lebih bersifat
pemegang saham, maka sulit bagi stakeholders kualitatif (O‟Dwyer, 2001). Dengan demikian
untuk menuntut akuntabilitas perusahaan melalui diperlukan suatu standar assurance yang
mekanisme governance. Hal ini merupakan diterima umum sehingga dapat dijadikan acuan
sesuatu yang wajar karena pemegang sahamlah oleh auditor eksternal dalam melakukan verifikasi
yang berinisiatif mendirikan perusahaan, terhadap laporan CSR (Utama, n.d). Agustin
menempatkan modalnya, dan sebagai residual (2010) melakukan penelitian pada perusahaan
claimant adalah pihak terakhir yang berhak atas ekstraktif yaitu perusahaan yang proses produk-
imbal hasil perusahaan setelah kewajiban sinya diambil langsung dari alam (natural
kepada pihak lain dipenuhi. Sesuai dengan resources) daftar perusahaan ekstraktif pada Bursa
penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) yang Efek Indonesia (BEI) yang melakukan program
meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar dalam lingkungan. Penelitian Agustin (2010) mendu-
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode kung pemikiran sebelumnya. Hasil yang didapat
tahun 2007 sampai dengan 2009, hasilnya bahwa tidak ada pengaruh antara kinerja
menyatakan bahwa praktik pengungkapan CSR lingkungan dan kinerja ekonomi perusahaan.
dipengaruhi oleh profitabilitas (ROA), ukuran Perusahaan yang memiliki standar kualitas mutu
perusahaan dan CG (komite audit dan dewan (ISO 9001 dan ISO 14001) serta melakukan
direksi). program CSR tidak berarti dapat menunjang
Untuk mengkompensasi risiko yang ditang- kinerja ekonomi yang diharapkan lebih baik.
gung pemegang saham, maka mereka diberikan Selain itu Agustin (2010) juga mengungkapkan
hak untuk mengawasi dan mengatur kepe- bahwa tidak ada pengaruh antara alokasi dana
ngurusan perusahaan. Oleh karenanya, yang CSR dengan kinerja lingkungan dan antara
diperlukan adalah menyediakan instrumen kinerja ekonomi dengan alokasi dana CSR. Hal
tambahan dalam struktur governance yang ini berarti tidak adanya standar baku peng-
mendorong terciptakan kegiatan dan pelaporan ungkapan CSR menjadikan perusahaan dapat
CSR, misalnya dibentuknya komite CSR. melaporkan kinerja lingkungan sebatas pada hal
Hingga kini belum ada aturan yang mewajibkan yang memberikan kesan positif kepada masya-
perusahaan untuk memiliki Komite CSR dan rakat dan tidak terkait dengan hasil kinerja
saat ini, sangat jarang perusahaan di Indonesia ekonomi perusahaan. Alasan ini sesuai dengan
memiliki komite CSR. Keberadaan komite CSR penelitian Almilia (2009), yang meneliti penggu-
terutama sangat penting untuk perusahaan yang naan website untuk pengungkapan informasi
berada di sektor yang potensial menimbulkan financial and sustainability report pada perusa-
eksternalitas negatif (misalnya sektor kehutan- haan go publik di Indonesia. Hasilnya
an, pertambangan). Instrumen lainnya untuk menunjukkan bahwa terdapat beragam bentuk
mendukung pelaksanaan CSR adalah keberadaan format laporan nonfinansial. Hal ini dikarena-
jasa assurance atas laporan CSR oleh pihak kan tidak terdapat standar baku, sementara
eksternal dan independen yang berperan untuk standar GRI (Global Reporting Initiative) masih
memberi keyakinan bagi stakeholders bahwa bersifat sukarela.
laporan tersebut telah disusun sesuai dengan Sarumpaet (2005) dalam Almilia dan Wija-
standar pelaporan yang ada. Namun, permasa- yanto (2007), menguji hubungan antara kinerja
lahan lain yang muncul adalah bahwa laporan lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan-
yang telah diverifikasi oleh pihak eksternalpun perusahaan di Indonesia. Kinerja lingkungan
masih perlu dipertanyakan keandalan, konsistensi, yang diteliti diukur dengan mengunakan rating
dan keabsahannya (robustness). Kenyataan ini kinerja lingkungan perusahaan atau PROPER
disebabkan karena hingga kini belum ada standar yang disediakan oleh Bapedal/Kementerian
assurance terkait dengan pelaporan CSR yang Lingkungan Hidup RI, sedangkan kinerja
diterima umum (Adams, 2002; Owen et al., keuangan diukur dengan ROA (Return On
2000), sehingga jasa assurance umumnya meng- Assets). Penelitian tersebut membuktikan bahwa
gunakan standar assurance keuangan, yang tidak ada hubungan yang signifikan antara
kurang tepat untuk laporan CSR karena kinerja lingkungan dan kinerja keuangan
145
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
146
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
dalam melaporkan apa saja yang telah mereka Anggraini, Yunita. 2008. Hubungan Antara Envi-
lakukan untuk memberikan nilai tambah yang ronmental Performance, Environmental
berdampak pada lingkungan. Disclosure dan Return Saham. Skripsi
4) Melakukan audit lingkungan. Universitas Diponegoro.
Sustainability reporting harus disertai de- Aniela, Yoshi. 2012. Peran Akuntansi
ngan audit lingkungan guna meningkatkan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja
kredibilitas pelaporan. Lingkungan Dan Kinerja Keuangan
5) Mengembangkan mekanism Good Corporate Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Governance (GCG) untuk memastikan penerap- Akuntansi – Vol 1, No. 1, Januari 2012.
an kewajiban lingkungan. Arisandi, Desi dan Frisko, Dianne. 2011.
Melalui pembentukan komite CSR dalam Green Rush in Accounting Field of
komponen governance, diharapkan pelaksanaan Indonesia From Different Perspectives.
green accounting dan sustainability reporting akan Papers.ssrn
lebih handal dan mengalami peningkatan.
Armin, Muhammad Isra. 2011. Pengaruh Peng-
hargaan Indonesia Sustainability Reporting
DAFTAR PUSTAKA Awards (ISRA) Terhadap Abnormal Re-
Adams, C. A. 2002. Factors influencing turn dan Volume Perdagangan Saham
corporate social and ethical reporting: (Studi Empiris Pada Perusahaan Peraih
moving on from extant theories, Penghargaan Isra 2009-2010). Skripsi.
Accounting, Auditing & Accountability Universitas Hassanudin.
Journal, Vol. 15 No. 2, 223-250. Bell, F dan Lehman, G. 1999. Recent Trends
Agustin, Triani RR. 2010. Analisis Hubungan in Environment Accounting: How Green
Antara Kinerja Ekonomi dan Kinerja Are Your Account. Accounting Forum .
Lingkungan dengan Alokasi Dana CSR Burrit, Roger L dan Welch, Stephen. 1997.
pada Perusahaan Ekstraktif. Skripsi
Accountability for environmental performance
Universitas Diponegoro.
of the Australian Commonwealth public
Alexopoulus, ilias; Kounetas, Kostas dan sector. Accounting, Auditing &
Tzelepis, Dimitris. 2011. Environmental Accountability Journal, Vol. 10 No. 4,
Performance And Technical Efficiency, Is 1997, pp. 532-561.
There A Link? The Case Of Greek Listed
© MCB University Press, 0951-
Firms. International Journal of Produc-
3574
tivity and Performance Management Vol.
61 No. 1, 2012. pp. 6- 23 . Emerald Group Carolina Verani, Martusa Riki, dan Meythi.
Publishing Limited . 1741-0401. DOI n.d. Akuntansi Lingkungan: Solusi untuk
Problematika Penerapan Corporate Social
10.1108/17410401211187480
Responsibility di Indonesia. Prosiding
Almilia, Luciana Spica. 2009. Analisa Kualitas Isi Seminar Nasional “Problematika Hukum
Financial And Sustainability Reporting dalam Implementasi Bisnis dan Investasi
Pada Website Perusahaan Go Publik Di (Perspektif Multidisipliner)”.
Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Tek-
Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green
nologi Informasi 2009 (SNATI 2009)
Business: An A-to-Z Guide. Thousand
ISSN: 1907-5022. Yogyakarta, 20 Juni Oaks. California: SAGE Publications Inc.
2009.
Cooper, S. M., dan D. L. Owen, 2007,
Almilia, Luciana Spica dan Wijayanto, Dwi. Corporate social reporting and stakeholder
2007. Pengaruh Environmental Perform- accountability: The missing link,
ance Dan Environmental Disclosure Accounting, Organization, and Society, 32,
Terhadap Economic Performance. Proceed- 649- 667.
ings The 1st Accounting Conference.
Darwin A. 2004. Penerapan Sustainability Re-
Depok, 7 – 9 November 2007.
147
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN
EKONOMI NASIONAL
148
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013
Surakarta, 23 Maret 2013
149