Anda di halaman 1dari 3

Pneumonia Interstitial akut

1. Definisi

Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang


disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh
penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.

2. Patogenesis

3. Penyebab

Pneumonitis hipersensitivitas biasanya merupakan penyakit akibat pekerjaan,


dimana terjadi pemaparan terhadap debu organik ataupun jamur, yang
menyebabkan penyakit paru akut maupun kronik. Pemaparan juga bisa
terjadi di rumah, yaitu dari jamur yang tumbuh dalam alat pelembab udara,
sistem pemanas maupun AC.

Penyakit akut bisa terjadi dalam waktu 4-6 jam setelah pemaparan, yaitu
pada saat penderita keluar dari daerah tempat ditemukannya alergen.
Penyakit kronik disertai perubahan pada foto rontgen dada bisa terjadi pada
pemaparan jangka panjang. Penyakit kronik bisa menyebabkan terjadinya
fibrosis paru (pembentukan jaringan parut pada paru).

4. Gejala

- batuk,
- demam,
- menggigil,
- sesak nafas, dan
- merasa tidak enak badan.

5. Diagnosa

6. Terapi
Spirometry

Spirometri tergantung dari usaha pasien; jika pasien tidak dapatmemberikan


usaha yang maksimal, uji spirometri ini dinilai kurangberhasil. Untuk
menerapkan uji ini, kebanyakan pasien perlu diberikandemonstrasi akan teknik
yang tepat dan tuntunan selama uji denganmaksud pasien dengan maksimal
melakukan usahanya pada tes ini.Pasien menghembuskan nafas terlebih dahulu
kemudia menghirup udarasemaksimal mungkin dan menghembuskan sekuat dan
secepat mungkin,berlanjut penghembusan udara selama mungkin untuk
meyakinkan bahwavolume max telah terukur. Uji ini dapat diulang sampai
mendapat hasilyang konsisten. Spirometri sangatlah aman dan tidak
beresikomenimbulkan komplikasi. Kesalahan yang biasa terjadi pada tes ini adalah
saat menghembuskan secepat-cepatnya dan kesalahan saat menghembuskan
napas selama mungkin.

Spirometri dapat membantu mendiferensiasi penyakit obstruksi parudan penyakit


restriksi paru(table 3). PPOK (bronchitis kronik atauemfisema) dan asma
adalah yang paling biasa menyebabkan polaobstruktif spirometri. Pola
restriktif dapat disebabkan oleh factorekstrapulmoner, seperti kegemukan,
abnormalitas skeletal, seperti kifosisdan skoliosis; efusi pleura, dan oleh penyakit
neuromuscular, sepertimultiple sklerosis dan distrofi otot. Beberapa penyakit
sistemik, sepertirematoid arthritis, sistemik lupus erimatosus dan sarkoidosis,
dapatmenyebabkan penyakit interstisial paru, yang mana dapat menimbulkanpola
restriktif pada uji spirometri. Penyebab lain dari penyakit interstisialparu misalnya
adalah pneumokoniasis, keganasan, fibrosis yangdikarenakan efek dari medikasi
(misal: kemoterapi, amiodarone danidiopatik fibrosis).

Anda mungkin juga menyukai