Anda di halaman 1dari 472

NO : 12

ISSN : 0261-0811

Buku 1 : Bidang Energi

PROSIDING
Hasil Kegiatan
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL,
BATUBARA DAN PANAS BUMI
Tahun Anggaran 2017

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
2018
Nomor : 12

ISSN : 0261-0811

PROSIDING HASIL KEGIATAN

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI

TAHUN ANGGARAN 2017

BUKU 1

BIDANG ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI

Editor : Ir. Asep Suryana, Fatimah S.T., M.Sc., Ir. Sri Widodo, dan
Ir. Rina Wahyuningsih

Layout & Desain : Eko Suryanto, S.Kom


Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terbitnya prosiding hasil
kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun 2017. Artikel-artikel
yang diterbitkan pada prosiding ini umumnya merupakan hasil kegiatan lapangan pada tahun
2017 yang telah dipresentasikan pada acara Pemaparan Pusat Sumber Daya Mineral,
Batubara dan Panas Bumi tanggal 3 April 2018. Makalah-makalah ini telah ditelaah oleh tim
penyunting/editor.
Prosiding ini terbagi kedalam dua buku. Buku 1 membahas mengenai hasil
penyelidikan di bidang energi, yaitu batubara, gambut, gas metana batubara dan panas bumi.
Buku 2 membahas mengenai hasil penyelidikan di bidang mineral, yaitu mineral logam dan
mineral bukan logam dan batuan.
Buku 1 ini berisi tentang makalah-makalah dari Bidang Batubara berupahasil
penyelidikan potensi batubara, gambut, gas metana batubara sebanyak 17 makalah,
sedangkan hasil penyelidikan Bidang Panas Bumi sebanyak 22 makalah. Makalah hasil
kegiatan Bidang Batubara meliputi survey tinjau gambut di Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Riau. Prospeksi batubara dilaksanakan pada beberapa kabupaten di
Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Barat dan Kalimantan Timur. Sedangkan
penyelidikan batubara pada tahap eksplorasi umum dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan yang berhubungan untuk mengetahui potensi gas metana batubara dan batubara
bawah tanah telah dilakukan dengan cara pengeboran di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan, kemudian survei seismik dilakukan di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan kegiatan non lapangan berupa
penyiapan data neraca sumber daya dan cadangan batubara, gambut dan gas metana
batubara serta penyiapan data dan informasi sumber daya geologi untuk pengusulan Wilayah
Ijin Usaha Pertambangan batubara dan gas metana batubara.
Artikel-artikel hasil kegiatan Bidang Panas Bumi berupa survei pendahuluan geologi
dan geokimia, survei aliran panas, survei terpadu geologi, geokimia dan geofisika, survei
Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic, survei landaian suhu sumur bor yang
dilakukan pada beberapa kabupaten di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara. Sedangkan artikel yang
berasal dari hasil kegiatan non lapangan berupa pemutakhiran data dan neraca sumber daya
panas bumi dan evaluasi data geosain untuk pengusulan Wilayah Kerja Panas Bumi.
Semoga prosiding ini bermanfaat bagi pembaca.
April 2018
Tim Penyunting

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 iii
Daftar Isi

DAFTAR ISI

1. Prospeksi Batubara Daerah Kemumu, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi ..................... 1


2. Survei Tinjau Gambut Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat .................... 15
3. Evaluasi Potensi GMB dan Batubara Bawah Permukaan Dari Bor MJ01, Daerah
Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan .............................. 29
4. Evaluasi Potensi GMB dan Batubara Bawah Permukaan Dari Bor MJ02, Daerah
Sialang Agung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ...................... 39
5. Prospeksi Batubara Daerah Padangbindu dan Sekitarnya, Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan .................................................................... 49
6. Eksplorasi Umum Batubara di Daerah Bonehau, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat .............................................................................................................. 59
7. Prospeksi Batubara Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya, Kabupaten Batanghari,
Provinsi Jambi............................................................................................................... 71
8. Prospeksi Batubara Daerah Tommo dan Sekitarnya, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat .............................................................................................................. 79
9. Prospeksi Batubara Daerah Long Bagun dan Sekitarnya, Kabupaten Mahakam Ulu,
Provinsi Kalimantan Timur ............................................................................................ 91
10. Prospeksi Batubara Daerah Jonggon dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur .......................................................................................... 103
11. Survei Seismik Batubara Daerah Sungai Santan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
Kalimantan Timur ........................................................................................................ 113
12. Survei Seismik Batubara Daerah Sidomakmur dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur ..................................................................... 123
13. Survei Tinjau Gambut, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau ................................... 131
14. Evaluasi Potensi GMB dan Batubara Bawah Permukaan dari Bor MJ01, Daerah
Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ............................ 143
15. Survei Tinjau Gambut, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah........... 153
16. Pemutakhiran Data Sumber Daya dan Cadangan Batubara, Gambut, dan Gas
Metana Batubara Status 2017 ..................................................................................... 163
17. Penyiapan Data dan Informasi Sumber Daya Geologi untuk Pengusulan Wilayah Ijin
Usaha Pertambangan Batubara dan GMB .................................................................. 171
18. Survei Pendahuluan Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Sekko – Rampi,
Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan ..................................................... 183
19. Survei Pendahuluan Awal Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Kabupaten
Pidie, Provinsi Aceh .................................................................................................... 199

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 v
Daftar Isi

20. Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi
Tengah........................................................................................................................ 211
21. Karakteristik Daerah Panas Bumi Lompo Battang- Bawakaraeng, Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan, Berdasarkan Metode Geologi dan Geokimia Awal ............ 225
22. Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Surian, Kabupaten Solok, Provinsi
Sumatera Barat ........................................................................................................... 241
23. Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Gunung Sago, Kabupaten Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat ............................................................................................. 251
24. Survei Terpadu Geologi, Geokimia, dan Geofisika Panas Bumi Daerah Nage,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................................................... 261
25. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Gou Inielika,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................................................... 275
26. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Gimpu,
Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah ................................................................. 287
27. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Barru,
Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan .............................................................. 299
28. Geologi, Geokimia, dan Geofisika Panas Bumi Daerah Pincurak, Kabupaten
Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat ................................................................... 317
29. Identifikasi Sistem Panas Bumi Daerah Surian Berdasarkan Analisis Data Geologi,
Geokimia dan Geofisika .............................................................................................. 337
30. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic Daerah Panas Bumi Nage,
Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ................................................................... 349
31. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic Daerah Panas Bumi
Songa Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ..................... 361
32. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) Daerah
Panas Bumi Maritaing, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................... 371
33. Survei Magnetotelurik Daerah Panas Bumi Gunung Sirung, Kabupaten Alor, Provinsi
Nusa Tenggara Timur ................................................................................................. 381
34. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Elektromagnetik Daerah Panas Bumi
Lokop, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh ............................................................ 393
35. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) Daerah
Panas Bumi Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara ............ 403
36. Landaian Suhu Sumur PNT-1 Daerah Panas Bumi Panti, Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat ............................................................................................. 413
37. Landaian Suhu Sumur PSR-1 Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur ......................................................... 425

vi Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Daftar Isi

38. Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya Energi Panas Bumi ............................ 443
39. Evaluasi Data Geosains untuk Pengusulan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)........... 453

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 vii
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH KEMUMU, KABUPATEN KERINCI


PROVINSI JAMBI

Agus Subarnas, Asep Suryana, dan M. Arif Pinandita


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah Prospeksi termasuk dalam wilayah Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, secara
geografis terletak pada koordinat 101 30 00” - 101 45 00” BT dan 2 00 00” – 2 15’ 00”
LS.
Berdasarkan kerangka tektoniknya, daerah Prospeksi berada pada Cekungan
Mengkarang yang merupakan Cekungan Busur Belakang. Cekungan ini berbatasan dengan
Cekungan Ombilin, Cekungan Sumatra Tengah di bagian Baratlaut, Timurlaut, Cekungan
Bengkulu di Baratdaya dan Cekungan Sumatra Selatan di sebelah Timur.
Terdapat 2 formasi pembawa batubara yaitu Formasi Kumun berumur Miosen-Pliosen
dan Formasi Pengasih berumur Plistosen. Lapisan batubara di dapatkan secara terbatas
sebagai sisipan tipis dan merupakan lensa-lensa batubara yang tidak menerus pada lapisan
batulempung tufaan berwarna abu-abu. Parit Uji dibuat pada 4 lokasi untuk mengetahui tebal
lapisan batubara sesungguhnya dan penerusan lapisan kearah horizontal. Tebal sisipan
batubara pada Formasi Kumun antara 55 cm sampai 65 cm sedangkan sisipan batubara pada
Formasi Pengasih hanya sekitar 2 – 5 cm. Sumber daya batubara hipotetik sebesar 72.150
Ton. Kalori batubara sangat rendah, berkisar antara 3714 – 4046 kal/gram adb dengan
peringkat Lignit.

Kata kunci: batubara, Kerinci, Formasi Kumun, Formasi Pengasih

PENDAHULUAN batubara. Hal ini dilakukan untuk


Batubara merupakan sumber daya menambah data sumber daya batubara
energi yang tidak terbarukan dan sangat dalam rangka menjaga dan memelihara
diperlukan pemanfaatannya untuk kestabilan pasokan energi.
kepentingan di berbagai aspek kehidupan Berdasarkan data sebaran formasi
terutama dalam hal penyediaan pasokan pembawa batubara, penyelidikan geologi
listrik. Kegiatan penyelidikan batubara permukaan dilakukan guna mengetahui
dilakukan sebagai salah satu upaya secara pasti keberadaan endapan
pemerintah menemukan wilayah prospek batubara yang terkandung dalam formasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 1
Buku 1: Bidang Energi

pembawa batubara tersebut. Wilayah Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten


prospek batubara ditunjukkan dengan Kerinci, Provinsi Jambi, yang dibatasi oleh
ditemukannya singkapan batubara. koordinat 101 23 00”- 10138 00” BT dan
Daerah penyelidikan, berada di 01 53 00”- 02 12’ 00” LS (Gambar 1).
wilayah Kemumu dan sekitarnya,

Lokasi
Penyelidikan

Gambar 1. Peta indeks daerah prospeksi batubara (Sumber : Google Map Indonesia)

Gambar 2. Peta administratif Kabupaten Kerinci


(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, 2013)

2 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Gambar 1.2. Peta administratif Kabupaten Kerinci
Buku 1: Bidang Energi
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Kerinci, 2013
Rencana lokasi Prospeksi Batubara

Gambar 1.1. Peta indeks Daerah Prospeksi


Batubara (Sumber : Google Map Indonesia)

Batas koordinat :
101o 23' 00" - 101o 38' 00" BT
1o 53' 00" - 2o 12' 00" LS

Sungai Penuh

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

Jalan

Kota Kecamatan

Keterangan : Danau TNKS Kawasan Kota Kawasan Hutan Adat

Batas Kabupaten Batas Kabupaten


Batas Kecamatan Batas Kecamatan Daerah Prospeksi
Jalan Jalan
Kota Kecamatan Kota Kecamatan

Gambar 1.3 . Peta Lokasi Prospeksi Batubara


Gambar 3. 1.4.
PetaWaktu
lokasi prospeksi
dan batubara
Tataguna
Penyelidikan
dan
lahan, Kab tata guna lahan Kab. Kerinci
Kerinci
(Sumber : Dishut Kab Kerinci, 2015)
(Sumber : Dishut Kab. Kerinci 2015)
Kota Sungai Penuh
Pelaksanaan kegiatan lapangan berlangsung selama 25 hari mulai
tanggal 19 Juli - 12 Agustus 2016 Kawasan Hutan Adat

METODOLOGI untuk mengetahui rank/peringkat batubara,


Sungai Penuh

Kegiatan penyelidikan batubara sedangkan analisis komposisi maseral


dilakukan dengan cara pemetaan geologi berguna untuk mengetahui maseral
skala 1: 50.000 disertai pengambilan conto pembentuk batubara sekaligus mengetahui
pada singkapan batubara serta dengan kandungan pengotor atau mineral matter
channel sampling pada sumuran/paritan. secara mikroskopis.
Untuk mengetahui kualitas batubara Analisis kimia maupun analisis
dilakukan analisis laboratorium terhadap petrografi seluruhnya dilakukan di
conto batubara, yang meliputi analisis Laboratorium Pusat Sumber Daya Mineral,
kimia dan analisis petrografi. Analisis kimia Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP).
yang dilakukan meliputi analisis proksimat
dan ultimat, diantaranya untuk mengetahui GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
kandungan air/Moisture (M), zat Daerah penyelidikan berdasarkan
terbang/Volatile Matter (VM), karbon peta cekungan sedimen Indonesia dari
tertambat/Fix Carbon (FC), kadar abu/Ash, Badan Geologi, termasuk ke dalam
sulfur total, berat jenis batubara dan nilai Cekungan Merangin (Gambar 4),
kalori. sedangkan secara geologi masuk dalam
Analisis petrografi meliputi analisa lembar peta geologi Sungaipenuh dan
reflektansi vitrinit dan analisis komposisi Ketaun (Gambar 5).
maseral. Analisa reflektansi vitrinit berguna

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 3
Buku 1: Bidang Energi

Lokasi
Penyelidikan

Gambar 4. Peta cekungan lokasi prospeksi batubara. (Modifikasi : Simanjuntak,1991 &


Peta Cekungan Sedimen Indonesia, Badan Geologi, 2009)

Gambar 5. Peta geologi dan lintasan penyelidikan.


(Sumber : Kusnama, dkk,1992. Geologi Lb. Sungai penuh & Ketaun)

4 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Secara morfologi daerah aluvium (Gambar 9). Terdapat 2 (dua)


penyelidikan terdiri atas 3 satuan morfologi formasi batuan yang merupakan formasi
yaitu satuan morfologi perbukitan pembawa batubara, yaitu Formasi Kumun
bergelombang terjal, satuan morfologi dan Formasi Pengasih.
perbukitan bergelombang sedang dan
satuan morfologi dataran rendah
(Gambar 6)
Satuan morfologi dataran rendah
menempati hampir 28 % dari luas daerah
penyelidikan yang terletak dibagian tengah,
dengan ketinggian topografi antara 100 -
500 m dpl (Gambar 7).
Satuan morfologi perbukitan Gambar 7. Foto morfologi dataran
bergelombang terjal menempati hampir 60 rendah dengan latar belakang satuan
% wilayah penyelidikan bagian utara, morfologi perbukitan bergelombang
dengan ketinggian topografi antara 800 – sedang.
1000 meter. Wilayah ini dicirikan oleh
perbukitan bergelombang dengan bukit-
bukit terjal yang sangat luas dan sebagian
ditutupi hutan lebat (Gambar 8). Sebagian
daerah ini termasuk ke dalam wilayah
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Satuan morfologi perbukitan
berelief landai berada di bagian paling
Selatan, yakni di Barat Daya dan Gambar 8. Foto morfologi perbukitan
menempati bagian sekitar 12% dari wilayah bergelombang terjal.
penyelidikan, dengan ketinggian topografi
antara 500 - 800 m dpl. Formasi Kumun terdiri atas
Stratigrafi daerah penyelidikan batupasir, konglomerat, breksi, sisipan
terdiri atas 9 (Sembilan) Formasi dan lignit dan tuf. Berumur Miosen-Pliosen.
Satuan Batuan yaitu Formasi Asai, Fotmasi Sedangkan Formasi Pengasih yang
Peneta, Granodiorit Sungai Penuh, berumur Plistosen terdiri atas
Formasi Kumun, Formasi Pengasih, batulempung, batulanau, batupasir
Satuan Gunungapi Rio-Andesit, Satuan berbatuapungan dengan sisipan lignit dan
Andesit-Basal G. Kebongsong, Satuan konglomerat aneka bahan.
Andesit-Basal G. Kunyit dan endapan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 5
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 9. Stratigrafi daerah prospeksi.


(Sumber : Peta Geologi Lb. Sungaipenuh & Ketaun,1992)

Struktur geologi Cekungan Sumatra sesar yang berarah utara-selatan dan barat
tengah dan cekungan sekitarnya memiliki laut-tenggara. Sesar-sesar yang berarah
pola yang hampir sama dengan Cekungan utara-selatan diperkirakan berumur
Sumatra Selatan, dimana pola struktur Paleogen, sedangkan yang berarah barat
utama yang berkembang berupa struktur laut-tenggara diperkirakan berumur
Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan. Neogen Akhir. Kedua set sesar tersebut
Walaupun demikian, struktur berarah berulang kali diaktifkan kembali sepanjang
Utara-Selatan jauh lebih dominan Tersier oleh gaya-gaya yang bekerja
dibandingkan struktur Barat laut– (Eubank & Makki, 1981). Pada skala yang
Tenggara. Pola sesar yang terjadi pada lebih besar yaitu di daerah Kabupaten
Cekungan Merangin ini mempunyai 2 set Kerinci, struktur sinklin dan antiklin

6 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

mempunyai sumbu lipatan umumnya Selama kegiatan lapangan


berarah Baratlaut - Tenggara dimana pada berlangsung di temukan 4 singkapan
beberapa tempat struktur lipatan dan batubara yaitu pada lokasi singkapan
batuan sesar sesar tersebut terpotong oleh KMM-15 dan KMM-18 di sekitar desa
sesar-sesar mendatar berarah relatif Pengasih, KMM-21 di desa Kumun dan
Baratdaya-Timurlaut. Sesar-sesar pada lokasi singkapan KMM-23 di desa
mendatar tersebut memotong formasi Renah Pemetik (Tabel 1). Selain itu
batuan berumur Perem sampai Plistosen dilakukan pula pembuatan sumur uji untuk
dan diperkirakan sesar-sesar tersebut mengetahui ketebalan lapisan batubara
berumur Plistosen. sesungguhnya dan penerusan lapisan ke
arah horizontal pada masing-masing
HASIL PENYELIDIKAN singkapan batubara yang diberi notasi
Target penyelidikan batubara TP01, TP02,TP03 dan TP04.
adalah Formasi Pengasih dan Formasi Lapisan batubara pada kedua
Kumun. Di daerah penyelidikan, Formasi formasi ini didapatkan secara terbatas
Pengasih tersebar sekitar 12 %, litologinya sebagai sisipan tipis pada lapisan
didominasi oleh batulempung, batulanau, batulempung tufaan berwarna abu-abu.
batupasir berbatuapungan, tufa dan Secara umum lapisan batubara di daerah
konglomerat serta sisipan tipis lignit. penyelidikan hanya merupakan lensa-
Sedangkan Formasi Kumun tersebar lensa batubara yang tidak menerus. Tebal
sekitar 15 % dengan litologi yang dominan sisipan lignit pada Formasi Pengasih hanya
berupa batupasir, konglomerat, breksi dan sekitar 2 – 30 cm. Sedangkan sisipan
sisipan batubara dalam lapisan batubara pada Formasi Kumun antara 55
batulempung tufaan. cm sampai 65 cm.

Tabel 1. Data Batubara Daerah Prospeksi


Singkapan Parit Uji Koordinat
No Tebal Tebal Dimensi Deskripsi batubara
Kode Kode
Batubara Batubara Parit Uji BT LS
Singkapan Parit Uji
(m) (m) (P x L x T) m
Lempung karbonan, tidak

o o
menerus, mengandung
1 KMM-15 0.30 TPA-01 0.30 2.0 x 0.7 x 1.0 101 34ʹ 7,69ʺ 2 7ʹ 25,89ʺ
sedikit fragmen batubara,
hitam.
Pita pita Lignit, tidak
2 KMM-18 0.02-0.05 TPA-02 0.02-0.05 2.0 x 0.7x1.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ menerus coklat, kusam,
resin.
Lempung karbonan, tidak
menerus, mengandung
3 KMM-21 0.65 TPA-03 0.65 2.0 x 2.0 x 2.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ
sedikit fragmen batubara,
berwarna hitam, lunak.
Lignit, coklat, kusam, tidak
4 KMM-23 0.55 TPA-04 0.55 2.0 x 0.8 x 1.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ berlapis, tampak jelas jejak
struktur kayu.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 7
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 10. Foto parit uji TP-01, Gambar 13. Foto parit uji TP-04, lokasi
lokasi KMM-15 KMM-23

Analisis laboratorium yang terdiri


atas analisis kimia dan analisis petrografi
menunjukkan hasil seperti terlihat pada
Tabel 2 dan Tabel 3. Secara garis besar
hasil analisi kandungan air dan analisis
proksimat menunjukkan angka sebagai
berikut : kandungan air bebas/Free
Moisture (FM) 5,10% - 58,72%, kandungan
air total/Total Moisture (TM) antara 7,63%
Gambar 11. Foto sumur uji TP-02,
dan 63,17%, kandungan air
lokasi KMM-18
tertambat/Inherrent Moisture (M) antara
2,67% dan 10,77%, kandungan zat
terbang/volatile Matter (VM) berkisar
antara 6,03% dan 42,59%, kandungan
karbon tertambat/Fix Carbon (FC) antara
0,74% dan 39,30%, kandungan abu/Ash
antara 19,91% dan 90,56%, kandungan
sulfur total/Total Sulphur (TS) antara 0,21%
dan 2,19%. Sedangkan nilai kalori berkisar
antara 3714 kal/gr hingga 4046 kal/gr.
Analisis ultimat menunjukkan hasil
sebagai berikut: kandungan karbon (C)
Gambar 12. Foto parit uji TP-03,
berkisar antara 30,36% dan 58,20%,
lokasi KMM-21
kandungan hydrogen (H) antara 4,50% dan

8 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

11,09%, kandungan nitrogen (N) 0,52% - PEMBAHASAN


1,62%, kandungan oksigen (O) 36,75% - Pada penyelidikan batubara di
65,91%, dan kandungan sulfur (S) antara daerah Kemumu, dilakukan pada 2 target
0,41% dan 32,29%. (Tabel 2). formasi pembawa batubara yaitu Formasi
Hasil analisis petrografi Pengasih dan Formasi Kumun.
menunjukkan angka Reflektan Vitrinit (RV) Litologi formasi Pengasih terdiri dari
antara 0,18% dan 0,25%. Kandungan perselingan Batulempung, batulanau,
maseral vitrinit antara 56,4% dan 74,0%, batupasir berbatuapungan, sisipan lignit
maseral inertinit antara 18,8% dan 34,6%, dan konglomerat aneka bahan.Berumur
sedangkan kandungan maseral liptinit Plistosen.
antara 2,8% dan 7,0%. Kandungan Litologi formasi Kumun terdiri dari
material mineral pirit antara 0,6% dan perselingan Batupasir, Konglomerat,
2,6%; sedangkan kandungan mineral Breksi, sisipan lignit dan Tuf. Berumur
lainnya antara 0,6% dan 5,2% (Tabel 3). Miosen-Pliosen.

Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Batubara daerah Kemumu

Tabel 3. Hasil analisis Petrografi Batubara daerah Kemumu


Tabel 4-4. Hasil analisis Petrografi Batubara daerah Kemumu
Material Mineral
Mean Komp. Maseral (%)
No. (%)
Reflektan
Conto
Vitrinit
Vitrinit Inertinit Liptinit Mineral
(%Rvmax)
lain Pirit
TP-01 0.21 56.4 33.0 2.8 5.2 2.6
TP-02 0.19 61.2 27.6 5.8 3.0 2.4
TP-03 0.25 74.0 18.8 4.6 2.0 0.6
TP-04 0.18 57.8 34.6 7.0 0.6 -

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 9
Buku 1: Bidang Energi

Interpretasi lapisan batubara dengan kemiringan lapisan ke arah


Berdasarkan data singkapan dan Baratdaya. Panjang lapisan kearah jurus
pengamatan dari parit uji yang dilakukan diperkirakan tidak lebih dari 500m
yang ada di daerah penyelidikan, maka Hasil analisis kimia batubara
dapat direkonstruksikan bahwa sebaran menunjukan bahwa conto yang signifikan
batubara di daerah penyelidikan mengandung batubara terdapat pada 2
mempunyai arah Utara Baratlaut – Selatan conto yaitu pada conto TP-02 dan TP-04,
tenggara. sedangkan conto TP-01 dan TP-03
Dari hasil rekonstruksi batubara di merupakan lempung batubaraan sehingga
daerah Kemumu, Kabupaten Kerinci, mengakibatkan tingginya kadar abu, yakni
Provinsi Jambi ini diperoleh informasi mencapai 73,04 % sampai 90,56%.
lapisan batubara sebanyak 2 lapisan. Conto yang mengandung batubara
pada conto TP-02 dan TP-04 mempunyai
Lapisan S-2 kalori sangat rendah, antara 3714 – 4046
Lapisan S2 dikorelasikan kal/gram. Kandungan Karbon tertambat
berdasarkan keyakinan arah jurus dan juga relatif rendah, sekitar 39,30 % pada
kemiringan lapisan pada pengamatan parit TP-02 dan 26,73 % pada TP-04. Penyebab
uji TP-02 yaitu N 155o E/20 o. Tebal lapisan lebih tingginya kalori pada conto TP-02
batubara yang dijumpai hanya sekitar 2 cm dibanding conto TP-04 kemungkinan
- 5 cm atau sebagai pita-pita batubara. disebabkan karena kandungan abu yang
Arah penyebaran lapisan S2 tersebut relatif sangat tinggi pada conto TP-04.
Utara Baratlaut – Tenggara Selatan Kandungan air pada conto batubara
dengan kemiringan lapisan ke arah TP-02 dan TP-04 sangat tinggi yaitu antara
Baratdaya. Panjang lapisan kearah jurus 41,23 % dan 58,72 %, kandungan zat
diperkirakan kurang dari 500m. terbang pada umumnya juga relatif rendah
antara 36,70% dan 42,59%, Kandungan
Lapisan S-4 Sulfur pada umumnya mempunyai nilai
Lapisan S4 ditarik berdasarkan lebih kecil dari 1% atau antara 0,31 % dan
keyakinan arah jurus dan kemiringan 0,57%. Hasil analisis ultimat menunjukan
lapisan pada singkapan dan pengamatan bahwa kandungan unsur C, H, O, N dan S
parit uji TP-04 yaitu N 145o E/19 o. Tebal dari masing-masing conto pada umunya
lapisan batubara yang dijumpai hanya tidak jauh berbeda: C (48,01 % - 58,20 %),
sekitar 0,65 m. Arah penyebaran lapisan H ( 4,5 % - 4,71 %), O (0,52 % - 0,83 %)
S2 hampir sama dengan arah umum dan N (36,75 % - 46,28 %).
batuan lain di sekityarnya tersebut yakni
relatif Utara Baratlaut -Tenggara Selatan

10 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Fuel Ratio nyala api pembakarannya sehingga


Kesempurnaan pembakaran semakin efisien dalam penggunaan
batubara ditentukan oleh besar kecilnya batubara.
nilai fuel ratio. Semakin tinggi fuel ratio
maka karbon yang tidak terbakar semakin Sumber Daya Batubara
banyak. Dasar perhitungannya adalah
Kandungan Volatile Matter sangat penyebaran ke arah lateral yang
mempengaruhi kesempurnaan didapatkan dari interpretasi singkapan dan
pembakaran dan intensitas api. Fuel Ratio parit uji yang diamati dengan beberapa
ditentukan oleh jumlah karbon tertambat pembatasan sebagai berikut :
terhadap kandungan zat terbang. Jika Fuel a) Penyebaran ke arah jurus satu
Ratio mempunyai nilai lebih dari 1.2, maka lapisan dihitung berdasarkan singkapan
pengapian akan kurang bagus sehingga yang dapat dikorelasikan dan dibatasi
mengakibatkan kecepatan pembakaran sejauh 250 m dari singkapan terakhir.
ngakibatkan kecepatan
menurun.pembakaran menurun b) Penyebaran ke arah kemiringan

Fixed Carbon lapisan adalah lebar lapisan yang dibatasi


Fuel Ratio = ---------------------
sampai kedalaman 50m dihitung
Volatile Matter
tegaklurus dari permukaan singkapan;
Perhitungan fuel ratio di daerah
lebar singkapan adalah: L = 100/ sin ,
Kemumu dihitung secara rata-rata dari
dimana  adalah sudut kemiringan lapisan
seluruh batubara di daerah tersebut. Hasil
batubara. Tebal adalah tebal rata-rata
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
lapisan batubara yang termasuk dalam
kalori batubara di daerah Kemumu relatif
lapisan tersebut.
rendah dan termasuk dalam katagori
c) Sumberdaya Batubara dalam tiap
pengapian yang cukup bagus dimana nilai
lapisan dapat dihitung dengan rumus:
FR pada conto TP-02 adalah 0,63 dan FR
pada conto TP-04 adalah 1,07 dan dapat di Sumberdaya = { [Panjang (m) x Lebar (m)
artikan bahwa kereaktifan batubara di x Tebal (m)] x Berat jenis (gr/ton) }
daerah Kemumu cukup tinggi dan stabil Berat Jenis adalah berat jenis rata-rata

Tabel 4. Sumber daya Batubara daerah Kemumu


Tabel 4.5. Sumber daya Batubara daerah Kemumu
Lapisan Batubara
Berat Sumber Daya
Lapisan Singkapan Panjang Lebar Tebal
Jenis (Ton)
(m) (m) (m)
Tidak dihitung
S-2 TP-02 500 147 0.02 1,44
t<0,5 m
S-4 TP-04 500 150 0,65 1,48 72.150
Sumber Daya Hipotetik 72.150

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 11
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN kualitas lignit. Sumberdaya hipotetik


Endapan batubara di daerah batubara di daerah ini sangat kecil
Kemumu dan sekitarnya berada dalam sehingga tidak bisa diharapkan untuk
Formasi Pengasih dan Formasi Kumun. dikembangkan lebih lanjut sebagai wilayah
Terdapat 2 lapisan tipis batubara dengan keprospekan batubara.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Geologi., 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia berdasarkan data Gaya Berat dan
Geologi.
Badan Pusat Statistik Kab Kerinci., 2013. Peta administratif Kabupaten Kerinci.
Dahlan Ibrahim., 2011, Penyelidikan Batubara Bersistem Pada Cekungan Sumatera Selatan,
Daerah Sumai dan sekitarnya, Kab Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Pusat
Sumber Daya Geologi.
D.H. Natawidjaja., 1994, The Sumatran Fault Zone—from Source to Hazard, Research Center
for Geotechnology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI).
Darman.,dan Sidi., 2000. Kerangka Tektonik dan Perkembangan Struktur
Cekungan Sumatera Selatan.
De Coster, G.H., 1974.The Geology of the Central and South Sumatera Basin, Indonesia
Petroleum Association, 3 rd Ann. Conv, Proceeding.
ESDM., 1998. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara STANDAR NASIONAL
INDONESIA AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998.
Eubank., dan Makki., 1981. Structural Geology of The Central Sumatra Back-Arc Basin,
Jakarta: Indonesian Petroleum Association.
Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources.,
2016.
Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara STANDAR NASIONAL INDONESIA
AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998.
Koesoemadinata, R.P.,dkk., 1978. Tertiary Coal Basins of Indonesia, Prepared for the 10th.
Ann. Of CCOP, Geology Survey of Indonesia.
Kusnama., R. Pardede.,S. Andi Mangga., Sidarto.,1992. Peta Geologi Lb. Sungaipenuh &
Ketaun.
Neraca Sumber Daya Batubara Indonesia.,2015. Badan Geologi, ESDM Dishut Kab Kerinci.,
2015. Peta Tataguna lahan, Kab Kerinci.
Shell International Petroleum Co. Ltd., 1975. Coal quality parameters and their influence in
coal utilisation.

12 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Mijnbouw, Shell., 1978. Explanatory Notes to the Geological Map of the South Sumatera Coal
Province, Exploration report.
Tobing, S.M., 2011. Penyelidikan Batubara Bersistem Pada Cekungan Sumatera Selatan,
Daerah Tanjung Jabung dan sekitarnya, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi
Jambi.Pusat Sumber Daya Geologi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 13
Buku 1: Bidang Energi

URVEI TINJAU GAMBUT KABUPATEN KUBU RAYA


PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Agus Subarnas, Muhammad Arief Pinandita, dan Sandi Rukhimat


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan Survei Tinjau dilakukan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat. Daerah survei terletak di bagian Baratlaut paparan Sunda dimana sebagian
besar merupakan morfologi endapan kuarter dataran rendah.
Berdasarkan batasan tanggul sungai yang membentuk endapan gambut di daerah ini,
endapan gambut dikelompokan dalam 4 blok yaitu Blok Rasau Jaya, Blok Terentang, Blok
Ambawang dan Blok Padang Tikar. Hasil pengamatan 59 titik pemboran menunjukkan
ketebalan gambut yang bervariasi antara 0,6 m sampai >9 m dengan sebaran gambut seluas
119.384,24 ha. Secara megaskopis gambut di daerah survei berwarna coklat-hitam,
kandungan serat 33% sampai > 67% dengan derajat pembusukan antara H5–H9 atau
pembusukan sedang-tinggi. Gambut di daerah penyelidikan termasuk dalam Ombrogeonus
peat.
Kualitas gambut dalam air dried basis menunjukan nilai kalori antara 4781 dan 5145
cal/gram, Inherrent Moisture antara 7,54 % dan 8,65 %, sulfur antara 0,22 % dan 0,27 %,
kadar abu 2,90% -10,29 %, serta nilai bulk density antara 11 dan 13 ton/m3.
Perhitungan sumberdaya gambut dibagi atas 10 bagian menurut ketebalannya dengan
interval skala 1m, yaitu ketebalan 0-1 m, 1-2 m, 2-3 m, 3-4 m, 4-5 m, 5-6 m, 6-7 m, 7-8 m, 8-9
m dan >9m. Berdasarkan cara perhitungan tersebut sumberdaya hipotetik gambut di daerah
survey sebesar 244.380.257 ton gambut kering.

Kata kunci: gambut, ombrogenous peat, Kubu Raya

PENDAHULUAN berkisar 2362 - 5950 kal/gr (adb) dan


Gambut merupakan salah satu ketebalan antara 1-13 m (ESDM, 2011).
pilihan sumber energi baru yang Sedangkan Balai Litbang Sumber Daya
potensinya sangat besar, hingga tahun Lahan Pertanian (2014) mencatat, lahan
2011 Sumber Daya Gambut Indonesia gambut Indonesia 14.9 juta ha. Sementara
adalah 9.396,54 juta Ton dengan luas itu publikasi dari Survey of Energy
sebaran gambut 2.5 juta ha dengan kalori Resources, World Energy Council (2010)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 15
Buku 1: Bidang Energi

menyebutkan, luas lahan gambut di geografis daerah tersebut dibatasi oleh


Indonesia mencapai 20,7 juta ha dengan koordinat 109º 02ʹ 19,32ʺ - 109º 58ʹ 32,16ʺ
ketebalan 2-15 meter. Potensi Gambut BT dan 00º 13.4ʹ€ 40,83ʺ - 10º 00ʹ€ 53,09ʺ
dengan ketebalan 2 meter dengan luas LS (Gambar 1.1).
7.500 ha dapat menghasilkan listrik
sebesar 120 MW selama 20 tahun (Survey GEOLOGI UMUM
of Energy Resources, World Energy Secara umum daerah survei tinjau
Council, 2010). Dengan demikian maka gambut terletak di paparan Sunda bagian
Indonesia yang mempunyai sebaran Baratlaut di mana sebagian besar
gambut seluas 2.5 juta ha, jika 1/3 bagian merupakan daerah morfologi endapan
dari luas dan 1/3 dari tebal gambut yang kuarter dataran rendah. Berdasarkan studi
ada dimanfaatkan untuk energi, maka literatur menunjukkan bahwa lokasi
Indonesia akan mempunyai potensi listrik penyelidikan termasuk dalam zona dataran
dengan daya 120 MW selama 111,24 rendah dengan ketinggian antara 5 m dan
tahun yang bersumber dari gambut. 50 m dari permukaan laut.
Pusat Sumber Daya Mineral Ke arah barat, dataran rendah ini
Batubara dan Panas Bumi pada tahun berkembang menjadi endapan rawa dan
anggaran 2017 telah melakukan kegiatan endapan pantai, semakin ke arah barat
Survei Tinjau gambut di Kabupaten Kubu endapan gambut sudah tidak terbentuk. Ke
Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Maksud arah utara dan selatan endapan rawa ini
kegiatan ini adalah mengumpulkan data masih berkembang sedangkan ke arah
gambut di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi timur makin berkurang, hal ini dicerminkan
Kalimantan Barat dengan menggunakan oleh keadaan topografinya dimana garis
metode pemetaan geologi permukaan. konturnya menunjukan angka yang makin
Sedangkan tujuan kegiatan in adalah untuk tinggi (>20 m dpl) dan morfologinya
mengetahui sebaran, kualitas, dan menjadi daerah dataran rendah.
sumberdaya gambut di daerah P. Sanyoto dan P.E. Pieter (1993)
penyelidikan serta mendeliniasi wilayah menyebutkan bahwa batuan termuda di
yang berpotensi untuk dilakukan daerah ini adalah alluvium. Endapan
penyelidikan pada tahapan lebih lanjut. gambut berada di atas Formasi Sekayam
Lokasi kegiatan Survei Tinjau (Batupasir Sekayam) yang berumur
Gambut difokuskan di 4 kecamatan yaitu Oligosen, batuannya terdiri dari batupasir
Kecamatan Rasau Jaya, Kecamatan arenit berbutir kasar-kerikilan dan
Terentang, Kecamatan Kubu dan batulumpur. Menurut Anderson (1964), di
Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Secara Barat endapan gambut yang tersebar

16 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

luas ini terbentuk pada zaman Holosen, Analisis Laboratorium dan Pengolahan
yakni setelah Pulau Kalimantan terbentuk Data. Pengumpulan data sekunder yang
dan endapan gambut yang terbentuk ini dilakukan berupa studi literatur yang
menempati zona depresi paralik pantai. kemudian dievaluasi untuk persiapan
Struktur geologi regional di daerah kegiatan lapangan.
Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya Pengumpulan data primer diperoleh
sangat sederhana, hal ini disebabkan melalui kegiatan eksplorasi langsung di
karena daerah ini hampir sebagian besar lapangan antara lain berupa pemetaan
merupakan sedimen berumur Kuarter dan geologi untuk menentukan batas-batas
sebagian tertutup oleh endapan gambut penyebaran endapan gambut; pemboran
atau aluvium. Adapun batuan selain dengan menggunakan alat Bor khusus
endapan Kuarter adalah batuan beku gambut jenis Fikelkarp auger dimana
berumur Oligosen Bawah - Miosen Tengah penentuan lokasi titik bor ditentukan secara
dengan komposisi andesit - andesit basal acak dan diusahakan memotong pusat
yang dikenal sebagai terobosan Sintang. cekungan yang telah diprediksi
Indikasi yang paling khas dari sebelumnya berdasarkan peta topografi
endapan gambut yang terbentuk dan dan peta geologi. Pemboran ini untuk
terlihat pada saat ini diantaranya adalah mengetahui ketebalan endapan gambut,
terdapatnya suatu morfologi dataran mengetahui variasi endapannya. Pemerian
rendah dan biasanya berawa pada suatu conto secara megaskopis dari pemboran
basin yang terbentuk atau dibatasi oleh gambut mencakup kandungan Kayu,
dua tanggul sungai (levee) yang diisi oleh Kandungan Akar, Serat, derajat
sedimen yang sangat kaya organik. pembusukan dan Material lain.
Seringkali aliran sungai yang dilalui oleh Untuk mengetahui kualitas
endapan gambut tersebut berwarna gambut di daerah penyelidikan maka
hitam karena terkontaminasi oleh dilakukan analisis laboratorium terhadap
endapan gambut tersebut. Di daerah conto gambut dengan parameter analisis
survei tinjau, endapan gambut berada sebagai berikut: nilai kalori, kandungan
diantara tanggul S. Kapuas, tanggul S. air, Karbon tertambat, kandungan abu,
Kapuas Kecil, tanggul S. Ambawang dan sulfur, zat terbang, kandungan air,
tanggul S. Kubu. kelembaban, keasaman dan Bulk Density
(Kimia), Komposisi maseral, refleksi
METODOLOGI Vitrinit dan mineral mater.
Secara umum tahapan kegiatan Data yang didapatkan selama
survei ini terdiri dari Pengumpulan Data penyelidikan diolah dan dikompilasikan
Sekunder, Pengumpulan Data Primer, dengan data sekunder dan hasil analisis

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 17
Buku 1: Bidang Energi

penyelidikan pada tahapan lebih lanjut. Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Secara
laboratorium sehingga menjadi satu geografis
petadaerah survei
isopach, petatinjau meliputi seluruh
Geomorfologi dan
1.3 Lokasi Kegiatan Kabupaten Kubu Raya yang dibatasi oleh
Lokasilaporan yang
kegiatan dilengkapi
Survei Tinjau denganGambut peta peta109º
koordinat lintasan penyelidikan.
02ʹ 19,32ʺ - 109º 58ʹ 32,16ʺ BT
terletak di 4geologi
kecamatan
dan yaitu Kecamatan
sebaran endapan Rasaugambut, dan 00º 13.4ʹ�40,83ʺ - 10º 00ʹ�53,09ʺ LS
Jaya, Kecamatan Terentang, Kecamatan Kubu (Gambar 1.1).
dan Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten
(Sumber : Google Map Indonesia)Kubu

Lokasi Survei Tinjau


Gambut
Gambar 1.1. Peta Indeks lokasi Survei Tinjau Gambut
(Sumber : Google Map Indonesia)
dari permukaan laut dan morfologinya menjadi daerah dataran rendah.
Gambar 1.2 Peta administratif Kabupaten Kubu Raya
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, 2013)

k
a
w

r a 0 100 200 400 500 Km
e
s
N
TA
AN
LIM

CEK
CIN
KA

UNG
KU

KETUNGAU AREA AN B UT
ARAT LA
R
SU

Dataran Tinggi
BU


CEKUNGAN KUTAI
MELAWI AREA
Blok Schawner
Daerah Penyelidikan
R
A
S
A

BLOK SCHWANER
K
A
M


T
A

MERATUS
L
E

GRABEN
S

DATARAN BARITO Blok Paternoster SULAWESI

BLOK
PATERNOSTER

DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL

SUB. DIT.INVENTARISASI BATUBARA


PEMBAGIAN BLOK / CEKUNGAN
DI KALIMANTAN
L AU T J A W A
Gb.2


110° 112° 114° 116° 118° 120° 122°

Daerah Survei Tinjau Gambut

Gambar 2.1 Peta Cekungan Kalimantan


(R. Rose et al., 1978)

(
Gambar 1.3 Peta Aliran sungai dan lintasan kegiatan Kab Kubu Raya
(Sumber :Peta Geologi Lb. Pontianak/Nangataman, P.Sanyoto& P.E,Pieter, 1993)

1.4. Waktu Penyelidikan


Kegiatan lapangan berlangsung pada bulan selama 25 hari dari bulan April – Mei 2017.

1.5. Penyelidik Terdahulu

18 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN dengan ketinggian antara 50 m sampai 400


Daerah survei tinjau mempunyai m dari permukaan laut.
ketingian antara 10 m - 50 m diatas Urutan batuan pada lahan gambut
permukaan laut yang dapat dibagi menjadi umumnya berumur kuarter dan sangat
3 (tiga) satuan geomorfologi yaitu : sederhana, urutan tersebut adalah sebagai
Satuan geomorfologi Dataran berikut:
Rendah berada dibagian Utara lembar peta Aluvium, endapan ini dekat dan
menempati sekitar 20 % dari seluruh luas dipinggir sungai sebagai perluasan
yang ada, terutama di bagian Timur, Timur daratan. Endapan aluvium ini terdiri dari
laut dan sebagian kecil di bagian barat material lepas batulempung dan batupasir
daerah survei tinjau. Satuan ini terdiri dari tersingkap di sekitar S. Kapuas dan S.
batupasir kuarsa berbutir sedang Kapuas Kecil (bagian agak ke hulu).
berselingan dengan batulempung. Endapan tanggul (levee) terbentuk
Perlapisan batuan pada satuan ini pada di pinggir sungai dan berfungsi sebagai
umumnya mempunyai kemiringan yang tanggul alam. Endapan ini terbentuk oleh
kecil sekitar 5° dengan arah umum sebaran endapan sungai pada saat banjir yang
Barat – Timur. Diperkirakan satuan ini membawa material-material berukuran
merupakan litologi dari Formasi Sekayam. agak kasar dan kemudian diendapkan
Satuan morfologi dataran rendah ini dipinggir sungai. Pada saat permukaan air
mempunyai ketinggian antara 10 m sampai maksimum, tanggul sungai ini lebih tinggi
50 m dari permukaan laut. dan menjadi pemisah antara dataran banjir
Satuan geomorfologi Endapan dengan sungai. Endapan tanggul terdiri
Rawa. menempati sekitar 75 % dari seluruh dari marterial-material lempung, lanau dan
lokasi dengan ketinggian antara 5 m – 10 pasir.
m diatas permukaan laut. Endapan gambut Endapan organik, terbentuk pada
terdapat pada satuan ini, pada bagian bagian paling akhir dari dataran banjir.
bawah dari endapan gambut umumnya Pada bagian bawah, endapan organik
berupa lapisan batulempung berwarna abu bercampur dengan unsur-unsur anorganik
abu muda. yaitu lempung dan lanau. Pada bagian atas
Satuan geomorfologi Batuan Intrusi, terdapat endapan gambut yang disisipi
menempati sekitar 5 % dari seluruh luas oleh bagian tumbuhan seperti ranting, daun
yang ada, yaitu disekitar perbukitan dan cabang yang telah membusuk yang
Ambawang. Satuan ini terutama terdiri dari disebut humus. Kondisi ini merupakan
batuan intrusi granit Sukadana yang terdiri indikasi umum dari endapan gambut.
atas andesit porfir dan andesit basal Endapan dasar gambut substrate,
umumnya terdiri dari lempung dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 19
Buku 1: Bidang Energi

kandungan partikel-partikel organik, Jumlah titik bor pengamatan gambut


berwarna abu-abu terang sampai gelap, berjumlah sekitar 59 titik yang tersebar di
plastis dan mengandung organik. sekitar Kecamatan Rasau Jaya,
Kecamatan Terentang, Kecamatan
PEMBAHASAN Ambawang dan Kecamatan Padang Tikar,
Pengendapan gambut di daerah oleh karenanya Sumberdaya endapan
survei tinjau terbentuk antara 2 tanggul gambut pada surver tinjau ini dikelompokan
sungai besar diantaranya tanggul S. dalam 4 blok, yaitu Blok Rasau Jaya, Blok
Kapuas, tanggul S. Kapuas Kecil, tanggul Ambawang, Blok Terentang dan Blok
S. Ambawang, tanggul S. Kubu, S. Padang Tikar.
Mandowak dan tanggul S. Padang Tikar.
Secara megaskopis endapan gambut di Blok Rasau Jaya
daerah Survei Tinjau memiliki kandungan Endapan Gambut pada Blok Rasau
air umumnya di atas 80% (84,22-93,26 %), Jaya terbentuk antara tanggul S. Kapuas
kandungan serat antara 30% dan > 60%, dan tanggul S. Kapuas Kecil. Pada Blok
serta derajat pembusukan berkisar antara Rasau Jaya sebaran gambut cukup luas
H5 – H9. Gambut yang terdapat di dekat dengan ketebalan gambut antara 0,5 m s/d
permukaan mempunyai derajat > 6,5 m. Luas sebaran gambut di daerah
pembusukan yang rendah (H5), sedangkan Rasau Jaya (tidak termasuk pemukiman
gambut yang dekat dengan dasarnya dan infra struktur lainnya) yang terpetakan
mempunyai derajat pembusukan tinggi pada survei tinjau ini kurang lebih seluas
(H9). 489.135.000,00 m2 atau 48.913,5 ha.
Tebal endapan gambut di daerah
Survei Tinjau berkisar antara 0,6m - >9 m.

Gambar 4.2. Foto Satuan Morfologi endapan rawa yang


ditempati endapan gambut

Gambar 4.1. Peta Satuan Gemorfologi Daerah Survei Tinjau


(Sumber : Google Map Indoneia)

20 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 4.1 Stratigrafi Daerah Survei Tinjau Gambut


(Sumber :Peta Geologi Lembar Pontianak/Nangataman,
P.Sanyoto & P.E,Pieter, 1993)

UMUR FORMASI LITOLOGI KETERANGAN

KUARTER
HOLOSEN
ALUVIUM Lumpur, pasir, kerikil, sisa tumbuhan, gambut
(Qa)
PLISTOSEN

PLIOSEN
T ER S I E R

ATAS
MIOSEN

TENGAH
BATUAN
BAWAH TEROBOSAN
Granit
SINTANG
Sukadana Andesit Porfirr

(Kus)
(Toms)
ATAS
OLIGOSEN

BATUPASIR Arenit litos abu-abu kehijauan, setempat


SEKAYAM kerikilan berselingan dengan batulumpur
BAWAH (Tos)
TEBIDAH Perselingan Wake litos dan batulumpur
(Tot)

Tabel 2.1 Stratigrafi daerah rencana Survei Tinjau Gambut


4.1.3 Struktur Geologi daerah Survei Tinjau

Gambar 4.5. Foto batas litologi antara gambut dan lempung Gambar 4.6. Foto Batas kedalaman gambut pada
pada kedalaman 4.8 m lokasi KBR-07 Rasau Jaya kedalaman 3.5 m Lokasi KBR-44

Blok Ambawang terpetakan pada survei tinjau ini kurang


Endapan gambut pada blok lebih seluas 217.513.000,00 m2 atau
Ambawang ini terbentuk antara tanggul S. 21.751,3 ha.
Kapuas dengan tanggul S. Ambawang dan
dan S. Kubu. Ketebalan endapan gambut Blok Terentang
bervariasi mulai dengan ketebalan gambut Endapan gambut pada blok
antara 0,5 m sampai 4,0 m. Luas sebaran Terentang ini terbentuk antara tanggul S.
gambut di Blok Ambawang (tidak termasuk Kapuas dengan tanggul S. Mandowak dan
pemukiman dan infra struktur lainnya) yang dan S. Kubu. Endapan gambut di Blok

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 21
Buku 1: Bidang Energi

Terentang memiliki ketebalan bervariasi pada Blok Terentang sebesar 18,69%


mulai 0,5 m – 5,0 m. Luas sebaran gambut sedangkan kandungan abu terendah
di lok ini (tidak termasuk pemukiman dan terdapat pada Blok Padang Tikar yaitu
infra struktur lainnya) yang terpetakan pada hanya sebesar 1,45%.
survei tinjau ini kurang lebih seluas Kandungan Karbon tertambat pada
389.746.000,00 m atau 38.974,6 ha.
2
4 Blok tersebut tidak berbeda jauh, Karbon
Tertambat paling kecil terdapat pada Blok
Blok Padang Tikar Terentang hanya sekitar 23,39% dan
Endapan gambut pada Blok tertinggi terdapat pada Blok Padang Tikar
Padang Tikar ini terbentuk antara tanggul yaitu sebesar 34,58%.
S. Mandowak dengan P. Padang Tikar. Pada conto KBR-34 hasil analisis
Ketebalan gambut bervariasi mulai dari 0,5 menunjukan hasil yang sangat berbeda
m sampai >9,0m. Luas sebaran gambut di dari seluruh conto yang dianalisis, dimana
Blok Padang Tikar (tidak termasuk Lembab Nisbi hanya 77,43%, Lembab
pemukiman dan infra struktur lainnya) yang Jumlah 78,73 %, Inherent Moisture 5,76 %,
terpetakan pada survei tinjau ini kurang Volatile Matter 34,89 % dan Calorific Value
lebih seluas 97.448.400,00 m 2
atau hanya 2879 Cal/gr, hasil ini jauh di bawah
9.744,84 ha. hasil analisis conto lainnya. Sementara
kandungan abu 42,43% dan Bulk Density
Interpretasi Hasil Analisis Laboratorium 0,22% jauh lebih tinggi dari conto lainnya.
Hasil analisis kimia gambut di Lokasi pengambilan conto KBR-34 berada
Kabupaten Kubun Raya (Tabel 1), tidak pada lahan gambut yang pernah terbakar.
memperlihatkan perbedaan yang mencolok Kandungan unsur Carbon,
terutama pada kandungan Inherent Hidrogen, Nitrogen, Sulfur dan Oksigen
Moisture yaitu 7,54% pada Blok Padang dari analisis ultimate menunjukkan hasil
Tikar, 7,68% pada Blok Terentang, 7,93% yang relatif sama dimana Carbon antara
pada Blok Ambawang dan 8,65% pada 61,21% - 61,73%, Hidrogen antara 4,99% -
Blok Rasau Jaya dengan keasaman 5,61%, Nitrogen antara 1,13% - 1,25%,
hampir sama yaitu 3,5. Sulfur antara 0,22% - 0,27% dan Oksigen
Nilai kalori gambut cukup tinggi antara 31,13% - 31,71%.
berkisar antara 4781-5145 cal/gram (adb). Pentingnya mengetahui nilai karbon
Kalori tertinggi terdapat pada Blok Padang dan hidrogen antara lain dapat digunakan
Tikar yaitu 5468 cal/gram dan terendah untuk menentukan jumlah oksigen (udara)
pada Blok Terentang yakni 4340 cal/gram. yang diperlukan dalam proses pembakaran
Kadar abu, yakni antara 2,90% sampai dan untuk perhitungan efisiensi proses
10,29%, kandungan abu tertinggi terdapat pembakaran, karbon dan hidrogen juga

22 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

dapat digunakan dalam perhitungan pembakaran dan intensitas api. Fuel Ratio
material balance, reaktivitas dan hasil ditentukan oleh Jumlah karbon tertambat
produk yang relevan dengan proses terhadap kandungan zat terbang seperti
konversi gambut dan dapat digunakan pada rumus berikut ini. Jika Fuel Ratio
dalam perhitungan material balance yang mempunyai nilai lebih dari 1.2, maka
digunakan untuk tujuan perhitungan emisi. pengapian akan kurang bagus sehingga
Pada penggunaan gambut sebagai mengakibatkan kecepatan pembakaran
bahan bakar, kesempurnaan pembakaran menurun.
gambut ditentukan oleh besar kecilnya nilai Fixed Carbon
Fuel Ratio :
fuel ratio. Semakin tinggi fuel ratio maka Volatile Matter
karbon yang tidak terbakar semakin
banyak. Kandungan Volatile Matter sangat
mempengaruhi kesempurnaan

Tabel 1. Hasil analisis kimia gambut Kubu Raya


KISARAN
PARAMETER UNIT BASIS RASAU PADANG
JAYA TERENTANG AMBAWANG TIKAR
Lembab Nisbi % ar 83.84-92.56 86.60-91.45 85.52-89.54 82.81-89.46
Lembab Jenuh % ar 85.10-93.26 87.58-92.21 86.56-90.45 84.22-90.22
PROXIMATE
Moisture % adb 7.78-9.45 6.61-8.90 7.15-8.72 6.82-8.21
Volatile Matter % adb 53.61-62.36 50.52-60.99 49.75-60.11 55.55-61.41
Fixed Carbon % adb 24.92-32.21 23.39-29.96 2945-30.08 29.07-34.58
Ash % adb 0.55-13.69 0.16-18.69 1.09-13.65 1.45-8.18
Total Sulphur % adb 0.16-0.17 0.13-0.41 0.06-0.34 0.15-0.36
Bulk Density adb 0.07-0.18 0.07-0.15 0.13 0.11-0.17
PH adb 3-4 3-4 3 3-4
Calorific Value Cal/gr adb 4548-5305 4340-5441 4707-5141 4923-5468
ULTIMATE
Carbon % daf 60.79-62.66 59.19-64.07 61.31-63.48 60.86-63.04
Hydrogen % daf 5.14-5.80 5.26-5.82 4.99-5.00 4.82-5.48
Nitrogen % daf 1.00-1.59 0.88-1.49 1.21-1.30 0.93-1.50
Sulphur % daf 0.18-0.35 0.14-0.36 0.07-0.37 0.17-0.39
Oxigene % daf 30.30-32.05 28.71-33.79 30.16-32.11 30.09-32.52

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 23
Buku 1: Bidang Energi

Perhitungan fuel ratio di daerah 7,53%. Mineral matter terdiri dari Mineral
Kubu Raya di hitung secara rata-rata dari lempung (45,66% - 65,7%), oksida besi
seluruh gambut di daerah tersebut. Hasil 1,35% – 2,88%) dan Pirit (0,03% - 0,13%)
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Nilai reflektan vitrinit antara 0,10% dan
gambut di daerah Kubu Raya termasuk 0,23% yang menunjukan bahwa gambut di
dalam katagori pengapian yang cukup daerah penyelidikan mempunyai tingkat
bagus dimana nilai FR = 0.51 yang dapat kematangan rendah.
diartikan bahwa kereaktifan gambut di
daerah Kubu Raya cukup tinggi dan Sumber Daya Gambut
semakin stabil nyala api pembakarannya Sumberdaya gambut dihitung
sehingga semakin efisien dalam dengan perkalian antara luas sebaran
penggunaan gambut tersebut. gambut dengan ketebalan rata-rata antara
Analisis Petrografi Organik dua isopach. Luas sebaran gambut dibagi
dilakukan terhadap 19 conto gambut untuk menjadi sepuluh bagian menurut
mengetahui maseral pembentuk gambut ketebalannya, yaitu sebaran gambut
sekaligus mengetahui kandungan pengotor dengan ketebalan antara 0-1 m, 1-2 m, 2-3
atau mineral matternya secara m, 3-4 m, 4-5 m, 5-6 m, 6-7 m, 7-8 m, 8-9
mikroskopis. Hasil analisis (Tabel 2) m dan >9m. Ketebalan gambut rata-rata
menunjukan bahwa komponen organik ialah ketebalan antara dua isopah yang
gambut di daerah Kubu Raya didominasi dibagi menjadi dua bagian. Hasil
oleh kandungan Vitrinit (24,7% - 47,6%). perhitungan sumberdaya gambut pada
Kandungan maseral Liptinit antara 0,53% - daerah penyelidikan disajikan pada
2,60%, sedangkan inertinit antara 3,13% - Tabel 3.

Tabel 2. Hasil analisis Petrografi Gambut Kubu Raya


KISARAN
PARAMETER UNIT RASAU TEREN AMBA PADANG
JAYA TANG WANG TIKAR
Reflektan Vitrinit % 0.12-0.23 0,10-0.22 0.15-0.19 0.15-0.18
Vitrinit % 29.8-44.2 25.4-50.4 13.2-42.2 26.4-58.0
Inertinit % 0.8-4.8 0.8-9.4 1.4-15.6 2.0-13.4
Liptinit % 0.2-1.6 0.6-5.6 0.4-1.8 0.2-0.8
Lempung % 51.0-65.4 43.8-86.4 55.6-73.8 26.8-67.8
Oksida Besi % 0.4-3.4 0.6-6.2. 0.4-2.4 0.4-3.6
Pirit % 0.0-0.4 0.0-0.2 00-0.8 0.0-0.4

24 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel Tabel
4-11.3.Sumberdaya
Sumber Daya Gambut
Gambut
Blok Rasau Jaya
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 160.800.000,00 0,5 0,12 9.648.000,00
1- 2m 213.100.000,00 1,5 0,12 38.358.000,00
2- 3m 79.330.000,00 2,5 0,12 23.799.000,00
3- 4m 14.400.000,00 3,5 0,12 6.048.000,00
4- 5m 10.240.000,00 4,5 0,12 5.529.600,00
5- 6m 5.540.000,00 5,5 0,12 3.656.400,00
6- 7m 5.725.000,00 6,5 0,12 4.465.500,00
Total 489.135.000,00 91.504.500,00
Blok Terentang
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 147.500.000,00 0,5 0,11 8.112.500,00
1- 2m 119.500.000,00 1,5 0,11 19.717.500,00
2- 3m 93.390.000,00 2,5 0,11 25.682.250,00
3- 4m 23.960.000,00 3,5 0,11 9.224.600,00
4- 5m 5.396.000,00 4,5 0,11 2.671.020,00
Total 389.746.000,00 65.407.870,00
Blok Ambawang
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 99.670.000,00 0,5 0,13 6.478.550,00
1- 2m 75.460.000,00 1,5 0,13 14.714.700,00
2- 3m 37.210.000,00 2,5 0,13 12.093.250,00
3- 4m 5.173.000,00 3,5 0,13 2.353.715,00
Total 217.513.000,00 35.640.215,00
Blok Padang Tikar
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m
1- 2m 67.820.000,00 1,5 0,13 13.224.900,00
2- 3m 18.230.000,00 2,5 0,13 5.924.750,00
3- 4m 6.440.000,00 3,5 0,13 2.930.200,00
4- 5m 2.064.000,00 4,5 0,13 1.207.440,00
5- 6m 1.125.000,00 5,5 0,13 804.375,00
6- 7m 589.300,00 6,5 0,13 497.958,50
7- 8m 365.200,00 7,5 0,13 356.070,00
8- 9m 294.300,00 8,5 0,13 325.201,50
>9m 520.600,00 9,5 0,13 642.941,00
Total 97.448.400,00 25.913.836,00

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 25
Buku 1: Bidang Energi

Sumberdaya gambut pada keempat diolah menjadi bentuk bongkah-bongkah


blok daerah penyelidikan sebesar yang disebut sebagai Sod Peat atau
1.830.647.200 meter3 atau 244.380.257 berbentuk serbuk yang disebut Milled peat.
Ton gambut kering (nilai bulk density Menurut kajian dari Survey of Energy
antara 11-13 ton/m3) dengan penyebaran Resources, World Energy Council, 2010,
gambut seluas 1.193.842.400 m2. Sumber ketebalan gambut 2 meter dengan luas
Daya gambut tersebut masih bersifat 7.500 ha dapat menghasilkan listrik
sementara dan kemungkinan dapat sebesar 120 MW selama 20 tahun.
bertambah besar jika dilakukan Berdasarkan asumsi tersebut maka daerah
penyelidikan yang lebih rinci. survei tinjau dengan luas sebaran gambut
sebesar 1.193.842.400 m2 atau 119.384,24
Prospek Pemanfaatan Gambut ha dan tebal rata-rata 3.375 m apabila 10
Penilaian Prospeksi gambut % dari luas tersebut dimanfaatkan untuk
bergantung dari hasil analisis laboratorium, bahan baku Pembangkit Tenaga Listrik
luas sebaran serta ketebalan endapan maka daerah Kubu Raya dapat
gambut. Berdasarkan hasil pengamatan di menghasilkan energi listrik sebesar 120
lapangan, keberadaan sebaran gambut MW selama 53.73 tahun.
sangat luas, ketebalan lapisan gambut juga
cukup tebal, yaitu >0.6m di bagian tanggul KESIMPULAN DAN SARAN
sungai dan menebal ke arah pusat Endapan gambut didaerah
cekungan mencapai > 9 m, maka secara penyelidikan diklasifikasikan sebagai
kuantitatif gambut di daerah survei tinjau Ombrogenous Peat atau gambut dataran
sangat menarik untuk dilanjutkan pada rendah. Berdasarkan kandungan serat,
tahap eksplorasi selanjutnya. abu, keasaman dan tingkat
Lahan gambut dengan ketebalan pembusukannya, gambut di daerah Kubu
antara 2- >4 m dapat digunakan untuk raya terdiri dari 3 jenis yaitu Fabric, Fabric-
bahan bakar tenaga uap dan diharapkan Hemic dan Hemic. Luas sebaran gambut
dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pada 4 blok di daerah survey tinjau sebesar
pembangkit listrik lokal atau pembangkit 119.384,24 ha menghasilkan sumberdaya
listrik di mulut tambang. sebesar 244.380.257 Ton gambut kering
Eksploitasi/pemanenan gambut untuk dengan kalori antara 4.781 cal/gr - 5.145
bahan bakar, dilakukan dengan cara cal/gr.
pengeringan lahan gambut dengan Berdasarkan luas endapan gambut,
membuat kanal-kanal dan kemudian peningkatan tahap penyelidikan dari
pengeringan oleh sinar matahari. penyelidikan Survei Tinjau ke tahap
Selanjutnya dilakukan penambangan dan Prospeksi disarankan pada Blok Rasau

26 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Jaya dan Blok Terentang. Sedangkan bila disarankan pada Blok Padang Tikar dan
mempertimbangkan nilai kalori, Blok Rasau Jaya.
peningkatan tahap penyelidikan

DAFTAR PUSTAKA
Soebakti, A.D. (1986): Laporan penyelidikan pendahuluan endapan gambut di daerah
Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, Sub Direktorat Batubara dan Gambut, Tidak
dipublikasikan.
Agus Subarnas., 2002, Inventarisasi
Endapan Gambut di daerah Lintas Provinsi daerah Kendawangan dan sekitarnya Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi
Kalimantan Tengah.
Anderson J.A.B. and Muller S., 1975, Polynological study of a Holocene peat and Miocene
coal deposit from NW Borneo
Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya., 2013, Buku putih sanitasi Kabupaten Kubu Raya,
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Rose, R. dan Hartono, P., 1978, Geological evolution of the Tertiary Kutei-Melawi Basin,
Kalimantan, Indonesia, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 7th Annual
Convention, 225-252.
Sanyoto. P., Pieter, P.E., 1993, P3G, Peta Geologi Lembar Pontianak/Nangataman
Kalimantan
Supardi., 1984, Detail Exploration on the proposed peat production area I, Rasau Jaya West
Kalimantan, DMR
Truman Wijaya., 1991, Endapan Gambut di daerah Kendawangan Propinsi Kalimantan Barat,
Sub Dit Batubara dan Gambut
Wetlands International-Indonesia Programme., 2004, Peatland Distrubution Area and
Carbon Conten in Kalimantan.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 27
Buku 1: Bidang Energi

EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ01,
DAERAH SUKAJAYA, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

M. A. Ibrahim, S. B. Rahmat, R. M. Ulfa, A. Suryana, dan Priyono


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional sebagai energi masa depan. Potensi GMB didukung oleh sumber daya dan
cadangan batubara Indonesia yang cukup besar. Selain itu potensi tambang dalam
(underground mine) atau tambang batubara bawah permukaan Indonesia belum terinventarisir
dengan baik. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada lapisan
batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan (deep seated coal) pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ01 berada di
Desa Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total kedalaman bor
MJ01 420 meter, terdapat 15 lapisan batubara, dengan tebal antara 0,41 – 13,50 meter.
Analisis rekahan batubara dilakukan pada lokasi ini.
Nilai kalori batubara dari bor MJ01 antara 4.711 – 6.115 kal/gr (adb), dan nilai
reflektansi vitrinit antara 0,24 – 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga subbituminus.
Kandungan gas dari bor MJ01 antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton, dengan
komposisi gas metana rata-rata antara 1,90 – 52,31%.

Kata kunci: batubara, deep seated coal, GMB, CBM, deep drilling, Mangunjaya

PENDAHULUAN diantaranya tambang dalam (underground


Indonesia memiliki sumber daya mine), mengubahnya menjadi gas melalui
batubara yang cukup signifikan, tetapi Underground Coal Gasification (UCG),
batubara yang terdapat pada kedalaman maupun diekstraksi kandungan gas
lebih dari 100 meter (deep seated coal) metananya (GMB).
masih banyak yang belum tereksplorasi. Kegiatan pengeboran dan
Batubara bawah permukaan memiliki pengukuran gas pada lapisan batubara
banyak potensi yang dapat dikembangkan, bawah permukaan, merupakan upaya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 29
Buku 1: Bidang Energi

menghimpun dan menyediakan data awal Telisa masuk dalam fasa transgresi.
potensi batubara bawah permukaan dan Kelompok Palembang yaitu Formasi
potensi gas yang terkandung di dalam Airbenakat (Palembang Bawah),
lapisan batubara, terutama pada Muaraenim (Palembang Tengah), dan
kedalaman lebih dari 100 meter, untuk Kasai (Palembang Atas) masuk dalam fasa
pengembangan batubara tambang dalam regresi (Indonesian Basin Summaries,
(underground coal mine), UCG, dan GMB. 2006).
Maksud kegiatan ini untuk Struktur geologi yang ada
mengumpulkan data dan informasi merupakan bagian dari fasa tektonik
mengenai potensi batubara untuk GMB kompresi Plio-Pleistosen yang membentuk
dan batubara bawah permukaan dengan sesar-sesar dan antiklinorium pada batuan
metode pengeboran dalam. Sedangkan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
tujuan kegiatan ini yaitu menyediakan data Terdapat antiklin dan sinklin yang saling
potensi batubara yang disertai dengan data berhubungan dengan arah sumbu lipatan
kandungan dan komposisi gas, serta baratlaut – tenggara. Jurus lapisan batuan
sumber daya batubara dan GMB di daerah berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
tersebut. – baratdaya, dengan kemiringan lapisan
Lokasi bor MJ01 berada di daerah batuan mengikuti sayap lipatan. Sesar
Desa Sukajaya, Kecamatan Plakat Tinggi, berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi – baratdaya.
Sumatera Selatan. Secara geografis
terletak antara koordinat 02°52’47,7” LS METODOLOGI
dan 103°33’04,0” BT, dengan elevasi bor Secara keseluruhan tahap kegiatan
58 mdpl. dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
persiapan berupa pengumpulan data
GEOLOGI REGIONAL sekunder, tahap penyelidikan lapangan,
Secara regional daerah tahap analisis laboratorium, dan tahap
penyelidikan termasuk dalam Cekungan pengolahan data dan penyusunan laporan.
Sumatera Selatan. Cekungan ini terbentuk Pada tahap penyelidikan lapangan, metode
pada Pra-Tersier hingga Tersier Awal pada yang dilakukan mencakup pemetaan
saat fasa ekstensi barat – timur (Darman geologi permukaan, pengeboran,
dan Sidi, 2000). pengukuran kandungan dan komposisi
Stratigrafi Tersier Cekungan gas, dan geophysical logging.
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua Pemetaan geologi permukaan
sekuen, yaitu fasa transgresi dan regresi. dilakukan untuk mengetahui gambaran
Kelompok Telisa yaitu Formasi Gumai atau geologi daerah penyelidikan dan juga

30 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

sebagai acuan dalam penentuan lokasi titik menggunakan mobile laboratory yang
bor. Pemetaan difokuskan pada Formasi didalamnya terdapat peralatan pengukuran
Muara Enim sebagai formasi pembawa gas chromatography (GC), water bath,
batubara. kanister, gelas ukur, dan peralatan
Pengeboran dilakukan untuk pendukung lainnya.
mengetahui urutan lapisan secara vertical
dan ketebalan dari tiap lapisan. Target HASIL PENYELIDIKAN DAN
pengeboran yaitu mencapai kedalaman PEMBAHASAN
500 meter dengan metode pengeboran inti
(full coring). Pada kegiatan pengeboran ini Data Pengeboran
dilakukan deskripsi sampel batuan inti bor, Pengeboran MJ01 memiliki total
pengambilan sampel batubara untuk kedalaman 420 meter. Seri rangkaian
pengukuran kandungan dan komposisi batang bor HQ digunakan hingga
gas, serta sampel batubara untuk analisis kedalaman 299 meter, kemudian
di laboratorium. Loging geofisika dilakukan dilanjutkan dengan seri rangkaian batang
setelah selesai pengeboran. Pengeboran bor NQ hingga kedalaman 420 meter.
menggunakan mesin bor Atlas Copco seri Pengeboran dibantu casing HW hingga
Christensen CS10 disertai peralatan kedalaman 108 meter, dan casing NW
pendukungnya berupa pompa pembilas, hingga kedalaman 398,50 meter. Sketsa
pompa pengantar, wire line, penginti core rangkaian bor MJ01 disajikan pada
barrel ukuran HQ dan NQ, dan mata bor. Gambar 2. Mata bor dan casing shoe
Alat logging menggunakan peralatan dari menggunakan jenis diamond. Pengeboran
Robertson Geologging dan peralatan menggunakan air sebagai bahan utama
pendukungnya (Gambar 1). fluida pengeboran.
Pengukuran kandungan dan
komposisi gas pada saat di lokasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 31
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Kegiatan pengeboran dan pengukuran gas di lokasi MJ01.

Gambar 2. Seri rangkaian bor MJ01.

32 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Kegiatan logging dilakukan satu kali kecoklatan, kusam (10% bright), gores
pengukuran pada kedalaman 0 – 299 coklat kehitaman, mengotori tangan,
meter dengan hasil yang tidak berbeda terdapat resin dan pirit, masih terlihat sisa
dengan hasil deksripsi batuan pada batuan tumbuhan, pengotor pada beberapa bagian
inti MJ01. berupa batubara lempungan dan batupasir
kasar, pecahan subkonkoidal, rekahan
Data Batubara (cleat) kadang terlihat, keras, rapuh, batas
Bor MJ01 menembus 15 lapisan kontak gradasi hingga tegas.
batubara dari Formasi Muaraenim yang Lapisan batubara diberi notasi A, B,
berumur Miosen. Ketebalan batubara C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, dan O.
antara 0,41 dan 13,50 meter, dengan Kedalaman tiap lapisan batubara disajikan
kemiringan lapisan antara 5° dan 15°. pada Tabel 1. Lapisan-lapisan batubara
Singkapan batuan mempunyai jurus relatif tersebut diinterpretasikan merupakan
baratlaut – tenggara dengan kemiringan ke lapisan batubara anggota M4 yaitu lapisan
arah timurlaut. Penyebaran batubara Benakat (lapisan A) dan Kebon (lapisan E),
secara lateral diperkirakan hingga 35 km anggota M3 yaitu lapisan Benuang (lapisan
searah jurus perlapisan. J) dan Burung (lapisan K), serta anggota
Batubara secara megaskopis M2 yaitu lapisan Mangus (lapisan O).
mempunyai kenampakan berwarna hitam

Gambar 3. Litologi log batubara lapisan O / Mangus pada MJ01.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 33
Buku 1: Bidang Energi

Arah rekahan batubara utama yang Hasil analisis ultimat batubara yaitu
menerus (face cleat) mempunyai arah kandungan karbon antara 67,% dan
timurlaut – baratdaya, sedangkan arah 72,45% (daf), kandungan hidrogen antara
rekahan yang tidak menerus (butt cleat) 4,72% dan 5,63% (daf), kandungan
mempunyai arah yang hampir tegak lurus nitrogen antara 0,61% dan 1,48% (daf),
terhadap arah rekahan batubara utama, kandungan sulfur antara 0,12% dan 3,23%
yaitu arah baratlaut – tenggara. (daf), serta kandungan oksigen antara
19,78% dan 25,88% (daf).
Tabel 1. Kedalaman batubara dari bor Hasil analisis petrografi organik
MJ01. memiliki nilai reflektansi vitrinit antara
0,24% dan 0,36%. Komposisi maseral
didominasi oleh maseral vitrinit antara
56,2% dan 97,4%, maseral inertinit antara
0,4% dan 31,3%, serta maseral liptinit
antara 0,4% dan 28,0%. Mineral lain
berupa mineral lempung antara 0,4% dan
35,8%, oksida besi antara 0,2% dan 1,6%,
serta mineral pirit antara 0,2% dan 6,4%.
Berdasarkan peringkat batubara
ASTM dan dari nilai fuel ratio, maka
batubara daerah penyelidikan termasuk
Hasil analisis proksimat dan nilai dalam batubara peringkat lignit hingga
kalori batubara dari bor MJ01 yaitu subbituminus.
kandungan karbon tertambat (Fix Carbon)
antara 26,99 – 42,11% (adb), kandungan Data Gas Metana Batubara
air (Moisture) antara 9,83 – 12,80% (adb), Analisis kandungan dan komposisi
zat terbang (Volatile Matter) antara 39,54 –
gas dalam batubara dilakukan dengan
49,78% (adb), kandungan abu (Ash) antara metode desorpsi menggunakan kanister.
2,63 – 20,56% (adb), kandungan sulfur Analisis komposisi gas menggunakan alat
(Total Sulphur) antara 0,10 – 1,83% (adb), gas kromatografi. Total gas yang keluar
dan berat jenis antara 1,33 – 1,49 (adb). (Qtotal) merupakan penjumlahan dari
Nilai kalori batubara (calorific value) antara kondisi gas saat Q1 + Q2 + Q3.
4.711 kal/gram dan 6.115 kal/gram (adb) Terdapat 23 kanister hasil
atau 6.489 – 7.078 kal/gram (daf). pengeboran MJ01. Kandungan gas Q1
antara 13,6 ml dan 73,9 ml, kandungan gas

34 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Q2 antara 12 ml dan 701,5 ml, dan bor MJ01 sebesar 467.937.230 ton,
kandungan gas Q3 atau gas residu hasil sedangkan sumber daya batubara dalam /
penghancuran 0 ml pada semua sampel. deep seated coal (100 – 500 meter)
Kandungan gas total dalam batubara hasil sebesar 1.991.630.762 ton.
pengeboran MJ01 antara 12 ml dan 761,20 Sumber daya gas metana batubara
ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton (Tabel 2). dihitung dari lapisan batubara yang
Komposisi gas metana rata-rata antara mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
1,90% dan 52,31%. Kandungan gas batubara >1 meter, dan kandungan gas
metana antara 0,01 scf/ton dan 13,12 >10 scf/ton. Hanya lapisan batubara O atau
scf/ton (Tabel 3). lapisan Mangus yang masuk kriteria
Kandungan gas dalam batubara tersebut pada titik bor MJ01.
meningkat dengan semakin dalamnya Lapisan Mangus dihitung dari
lapisan batubara. Komposisi gas metana kedalaman 300 hingga 700 meter. Sumber
juga memperlihatkan hasil yang meningkat daya batubara untuk gas metana batubara
seiring dengan bertambahnya kedalaman pada Lapisan Mangus sebesar
lapisan batubara. 358.896.809 ton, sedangkan sumber daya
gas metana batubaranya antara
Sumber Daya Batubara dan Gas 4.662.069.551 hingga 9.647.146.230 scf.
Sumber daya batubara tambang
terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi

Tabel 2. Kandungan gas dari bor MJ01.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 35
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 3. Komposisi gas dari bor MJ01.

Prospek Pemanfaatan dan dapat mengembangkan potensi GMB di


Pengembangan Batubara dan GMB daerah penyelidikan.
Batubara Formasi Muaraenim
mempunyai nilai kalori yang rendah. KESIMPULAN
Batubara formasi ini penyebarannya Bor MJ01 menembus 15 lapisan
secara lateral menerus, tebal, dan memiliki batubara dengan tebal antara 0,41 meter
lapisan yang banyak, sehingga berpotensi dan 13,50 meter, nilai kalori batubara
untuk dikembangkan lebih lanjut terutama antara 4.711 kal/gr dan 6.115 kal/gr (adb),
untuk tambang dalam (underground mine), dengan nilai reflektansi vitrinit antara
pengembangan UCG, maupun GMB. 0,24% dan 0,36%. Berdasarkan peringkat
Kandungan gas di daerah batubara ASTM dan nilai fuel ratio,
penyelidikan relatif kecil tetapi terdapat termasuk dalam batubara peringkat lignit
kecenderungan peningkatan kandungan hingga subbituminus.
gas seiring dengan bertambahnya Arah rekahan batubara face cleat
kedalaman batubara, sehingga pada mempunyai arah timurlaut – baratdaya,
kedalaman target 700 meter kemungkinan sedangkan butt cleat mempunyai arah
kandungan gas sudah bernilai ekonomis baratlaut – tenggara.
(>50 scf/ton). Persentase metana yang Kandungan gas dari bor MJ01
lebih dari 50% mempunyai harapan untuk antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88

36 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

scf/ton, dengan komposisi gas metana Sumber daya batubara untuk gas
rata-rata antara 1,90 – 52,31%. metana batubara pada Lapisan Mangus
Sumber daya batubara tambang sebesar 358.896.809 ton, sedangkan
terbuka (0 – 100 meter) dari titik bor MJ01 sumber daya gas metana batubaranya
sebesar 467.937.230 ton, sedangkan antara 4.662.069.551 hingga
sumber daya batubara tambang dalam 9.647.146.230 scf.
(100 – 500 meter) sebesar 1.991.630.762
ton.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 37
Buku 1: Bidang Energi

EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ02,
DAERAH SIALANG AGUNG, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

M. A. Ibrahim, S. B. Rahmat, R. M. Ulfa, A. Suryana, dan Priyono


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional yang terdapat pada lapisan batubara berupa gas metana dari proses
pembentukan batubara. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada
lapisan batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan pada kedalaman lebih dari 100 meter. Potensi tambang dalam atau tambang
batubara bawah permukaan Indonesia juga belum terinventarisir dengan baik.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim yang berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ02
berada di Desa Sialang Agung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total
kedalaman bor MJ02 adalah 485 meter, menembus 11 lapisan batubara, dengan tebal antara
0,36 m dan 14,35 m.
Nilai kalori batubara dari bor MJ02 antara 4.509 dan 6.035 kal/gr (adb), sedangkan
nilai reflektansi vitrinit antara 0,24% dan 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga
subbituminus. Kandungan gas dari bor MJ02 antara 51,50 ml dan 1156,96 ml atau 1,03 –
33,33 scf/ton, dengan komposisi gas metana rata-rata antara 4,34% dan 85,78%. Berdasakan
hasil bor MJ01 dan MJ02 lapisan batubara O merupakan lapisan yang paling berpotensi untuk
GMB dan batubara bawah permukaan.

Kata kunci: batubara, pengeboran, GMB, CBM, metana, Mangunjaya

PENDAHULUAN dapat dikembangkan, diantaranya


Indonesia memiliki sumber daya tambang dalam (underground mine),
batubara yang cukup signifikan, tetapi underground coal gasification (UCG),
batubara yang terdapat pada kedalaman maupun kandungan gas metananya
lebih dari 100 meter masih banyak yang (GMB).
belum tereksplorasi. Batubara bawah Kegiaran pengeboran dan
permukaan memiliki banyak potensi yang pengukuran gas pada lapisan batubara

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 39
Buku 1: Bidang Energi

bawah permukaan (deep seated coal), Airbenakat (Palembang Bawah), Formasi


merupakan upaya menghimpun dan Muaraenim (Palembang Tengah), dan
menyediakan data awal potensi batubara Formasi Kasai (Palembang Atas) masuk
bawah permukaan dan potensi gas yang dalam fasa regresi (Indonesian Basin
terkandung di dalam lapisan batubara. Summaries, 2006).
Maksud kegiatan ini untuk Struktur geologi yang ada
mengumpulkan data dan informasi merupakan bagian dari fasa tektonik
mengenai potensi batubara untuk GMB kompresi Plio-Pleistosen yang membentuk
dan batubara bawah permukaan dengan sesar-sesar dan antiklinorium pada batuan
metode pengeboran dalam. Sedangkan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
tujuan kegiatan ini yaitu menyediakan data Terdapat antiklin dan sinklin yang saling
potensi batubara yang disertai dengan data berhubungan dengan arah sumbu lipatan
kandungan dan komposisi gas, serta baratlaut – tenggara. Jurus lapisan batuan
sumber daya batubara dan GMB di daerah berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
tersebut. – baratdaya, dengan kemiringan lapisan
Lokasi bor MJ02 berada di daerah batuan mengikuti sayap lipatan. Sesar
Desa Sialang Agung, Kecamatan Plakat berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, – baratdaya.
Provinsi Sumatera Selatan. Secara
geografis terletak antara koordinat METODOLOGI
02°56’32.2” LS dan 103°37’15.0” BT, Secara keseluruhan tahap kegiatan
dengan elevasi bor 64 mdpl. dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
persiapan berupa pengumpulan data
GEOLOGI REGIONAL sekunder, tahap penyelidikan lapangan,
Secara regional daerah tahap analisis laboratorium, dan tahap
penyelidikan termasuk dalam Cekungan pengolahan data dan penyusunan laporan.
Sumatera Selatan. Cekungan ini terbentuk Pada tahap penyelidikan lapangan, metode
pada Pra-Tersier hingga Tersier Awal pada yang dilakukan mencakup pemetaan
saat fasa ekstensi barat – timur (Darman geologi permukaan, pengeboran,
dan Sidi, 2000). pengukuran kandungan dan komposisi
Stratigrafi Tersier Cekungan gas, dan geophysical logging.
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua Pemetaan geologi permukaan
sekuen, yaitu fasa transgresi dan regresi. dilakukan untuk mengetahui gambaran
Kelompok Telisa yaitu Formasi Gumai atau geologi daerah penyelidikan dan juga
Telisa masuk dalam fasa transgresi. sebagai acuan dalam penentuan lokasi titik
Kelompok Palembang yaitu Formasi bor. Pemetaan difokuskan pada Formasi

40 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Muara Enim sebagai formasi pembawa menggunakan mobile laboratory yang


batubara. didalamnya terdapat peralatan pengukuran
Pengeboran dilakukan untuk gas chromatography (GC), water bath,
mengetahui urutan lapisan secara vertical kanister, gelas ukur, dan peralatan
dan ketebalan dari tiap lapisan. Target pendukung lainnya.
pengeboran yaitu mencapai kedalaman
500 meter dengan metode pengeboran inti HASIL PENYELIDIKAN DAN
(full coring). Pada kegiatan pengeboran ini PEMBAHASAN
dilakukan deskripsi sampel batuan inti bor,
pengambilan sampel batubara untuk Data Pengeboran
pengukuran kandungan dan komposisi Pengeboran MJ02 memiliki total
gas, serta sampel batubara untuk analisis kedalaman 485 meter. Seri rangkaian
di laboratorium. Loging geofisika dilakukan batang bor HQ digunakan hingga
setelah selesai pengeboran. Pengeboran kedalaman 266 meter, kemudian
menggunakan mesin bor Atlas Copco seri dilanjutkan dengan seri rangkaian batang
Christensen CS10 disertai peralatan bor NQ hingga kedalaman 485 meter.
pendukungnya berupa pompa pembilas, Pengeboran dibantu oleh casing HW
pompa pengantar, wire line, penginti core hingga kedalaman 266 meter, dan casing
barrel ukuran HQ dan NQ, dan mata bor. NW hingga kedalaman 306 meter. Gambar
Alat logging menggunakan peralatan dari 2 memperlihatkan rangkaian pemboran
Robertson Geologging dan peralatan yang diterapkan pada titik bor MJ02. Mata
pendukungnya (Gambar 1). bor dan casing shoe menggunakan jenis
Pengukuran kandungan dan diamond. Pengeboran menggunakan air
komposisi gas pada saat di lokasi sebagai bahan utama fluida pengeboran.

Gambar 1. Kegiatan pengeboran dan pengukuran gas di lokasi MJ02.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 41
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Seri rangkaian bor MJ02

Kegiatan logging dilakukan empat kali 15°. Singkapan batuan mempunyai jurus
pengukuran, pertama kedalaman 0 – 249 relatif baratlaut – tenggara dengan
m untuk memberi gambaran litologi yang kemiringan ke arah timurlaut. Penyebaran
ditembus oleh pengeboran sebelum batubara secara lateral hingga 35 km
mengganti seri rangkaian batang bor dari searah jurus perlapisan.
HQ ke NQ. Pengukuran kedua kedalaman Batubara secara megaskopis
0 – 287 m untuk memastikan lapisan mempunyai kenampakan warna hitam
batubara karena lapisan batubara pada kecoklatan, kusam (10% bright), gores
kedalaman 260,46 meter bersifat mudah coklat kehitaman, mengotori tangan,
hancur. Pengukuran ketiga dan keempat terdapat resin dan pirit, masih terlihat sisa
kedalaman 0 – 435 m merupakan tumbuhan, pengotor pada beberapa bagian
pengukuran akhir dengan hasil log yang berupa batubara lempungan dan batupasir
tidak berbeda dengan hasil deksripsi kasar, pecahan subkonkoidal, rekahan
batuan pada batuan inti pengeboran MJ02. (cleat) kadang terlihat, keras, rapuh, batas
kontak gradasi hingga tegas.
Data Batubara Lapisan batubara diberikan notasi
Hasil bor MJ02 terdapat 11 lapisan E, F, G, I, J, K, L, M, N, O, dan P. Lapisan
batubara dari Formasi Muaraenim berumur batubara diinterpretasikan merupakan
Miosen. Ketebalan batubara antara 0,36 – anggota M4 yaitu lapisan Kebon (lapisan
14,35 meter, dengan kemiringan antara 5 – E), anggota M3 yaitu lapisan Benuang

42 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

(lapisan J) dan Burung (lapisan K), serta batubara memiliki perbedaan unsur
anggota M2 yaitu lapisan Mangus (lapisan penyusun pada tiap kedalaman yang
O) dan Suban (lapisan P). ditunjukkan dengan persentase pita terang
Analisis litotip dilakukan pada yang berbeda.
lapisan batubara N, O, dan P dari titik bor
MJ02 dengan kandungan pita terang Tabel 1. Kedalaman batubara dari bor
antara 5,3 – 22,2%, rata-rata 13,3%, atau MJ02.
clarain kusam. Lapisan batubara N
memiliki kandungan pita terang 10,7%
termasuk clarain kusam. Lapisan batubara
O memiliki kandungan pita terang antara
5,3 – 22,2% termasuk durain – clarain
kusam. Lapisan batubara P memiliki
kandungan pita terang antara 9,2 – 11,2%
termasuk durain – clarain kusam. Lapisan

Gambar 3. Litologi log batubara lapisan O / Mangus pada MJ02.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 43
Buku 1: Bidang Energi

Hasil analisis proksimat dan nilai kalori Hasil analisis petrografi organik
batubara dari bor MJ02 yaitu kandungan memiliki nilai reflektansi vitrinit antara 0,24
karbon tertambat (Fix Carbon) antara 28,71 – 0,36%. Komposisi maseral didominasi
– 42,84% (adb), kandungan air (Moisture) oleh maseral vitrinit antara 51,4 – 92,6%,
antara 9,22 – 12,92% (adb), zat terbang maseral inertinit antara 1,8 – 40,2%, dan
(Volatile Matter) antara 36,78 – 48,66% maseral liptinit antara 0,8 – 13,2%. Mineral
(adb), kandungan abu (Ash) antara 2,85 – lain berupa mineral lempung antara 0,8 –
25,29% (adb), dan berat jenis antara 1,32 16,8%, oksida besi antara 0,2 – 0,8%, dan
– 1,49 (adb). Nilai kalori batubara antara mineral pirit antara 0,4 – 25,0%.
4.509 – 6.035 kal/gram (adb) atau 6.669 – Nilai kalori batubara bertambah
7.054 kal/gram (daf). seiring bertambahnya kedalaman
Hasil analisis ultimat batubara yaitu batubara, sedangkan nilai reflektansi vitrinit
kandungan karbon antara 69,49 – 74,28% cenderung stabil pada setiap lapisan
(daf), kandungan hidrogen antara 4,85 – batubara. Berdasarkan peringkat batubara
5,57% (daf), kandungan nitrogen antara ASTM dan dari nilai fuel ratio, maka
1,04 – 1,60% (daf), kandungan sulfur batubara daerah penyelidikan termasuk
antara 0,19 – 4,49% (daf), dan kandungan dalam batubara peringkat lignit hingga
oksigen antara 17,31 – 23,24% (daf). subbituminus.

Gambar 4. Korelasi lapisan batubara pada kedua titik bor.

44 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 2. Nilai kalori batubara dan reflektansi vitrinit tiap lapisan batubara.

Data Gas Metana Batubara scf/ton. Komposisi gas metana rata-rata


Analisis kandungan dan komposisi antara 4,34 – 85,78%. Kandungan gas
gas dalam batubara dilakukan dengan metana antara 0,04 – 17,95 scf/ton.
metode desorpsi menggunakan kanister. Kandungan gas dalam batubara
Analisis komposisi gas menggunakan alat meningkat dengan semakin dalamnya
gas kromatografi. Total gas yang keluar lapisan batubara, begitu juga dengan
(Qtotal) merupakan penjumlahan dari komposisi gas metana. Hal ini sama
kondisi gas saat Q1 + Q2 + Q3. dengan hasil bor MJ01. Berdasarkan dua
Terdapat 25 kanister hasil titik bor MJ01 dan MJ02, lapisan batubara
pengeboran MJ02. Kandungan gas Q1 O atau lapisan Mangus merupakan lapisan
antara 17 – 197,96 ml, kandungan gas Q2 batubara yang paling berpotensi dengan
antara 51,5 – 973 ml, dan kandungan gas kandungan gas yang paling besar dan
Q3 atau gas residu 0 ml pada semua komposisi metana paling baik. Lapisan
sampel. batubara ini juga memiliki tebal >10 meter,
Kandungan gas total dalam serta peringkat batubara yang lebih baik
batubara hasil pengeboran MJ02 antara dibandingkan lapisan batubara lain.
51,50 – 1156,96 ml atau 1,03 – 33,33

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 45
Buku 1: Bidang Energi

Sumber Daya Batubara dan Gas Sumber daya gas metana batubara
Sumber daya batubara tambang dihitung dari lapisan batubara yang
terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
bor MJ02 sebesar 363.644.126 ton, batubara >1 meter, dan kandungan gas
sedangkan sumber daya batubara >10 scf/ton. Lapisan batubara O atau
tambang dalam (100 – 500 meter) sebesar lapisan Mangus dan lapisan batubara P
1.219.760.918 ton. atau lapisan Suban yang masuk kriteria
pada titik bor MJ02.

Tabel 3. Kandungan gas dari bor MJ02.

Tabel 4. Komposisi gas dari bor MJ02.

46 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 5. Rata-rata kandungan gas dan komposisi metana tiap lapisan.

Lapisan Mangus dihitung dari kedalaman Batubara formasi ini penyebarannya


271,10 – 700 meter. Sumber daya secara lateral menerus, tebal, dan memiliki
batubara untuk gas metana batubara pada lapisan yang banyak, sehingga berpotensi
Lapisan Mangus sebesar 326.167.927 ton, untuk dikembangkan lebih lanjut terutama
sedangkan sumber daya gas metana untuk tambang dalam, pengembangan
batubaranya antara 4.236.921.368 hingga UCG, maupun GMB.
8.767.393.870 scf. Kandungan gas di daerah
Lapisan Suban dihitung dari penyelidikan relatif kecil tetapi terdapat
kedalaman 282,80 – 700 meter. Sumber kecenderungan peningkatan kandungan
daya batubara untuk gas metana batubara gas seiring dengan bertambahnya
pada Lapisan Suban sebesar 25.281.795 kedalaman batubara, sehingga pada
ton, sedangkan sumber daya gas metana kedalaman target 700 meter kemungkinan
batubaranya antara 598.167.270 hingga kandungan gas sudah bernilai ekonomis
842.642.227 scf. (>50 scf/ton). Persentase metana yang
lebih dari 50% mempunyai harapan untuk
Prospek Pemanfaatan dan dapat mengembangkan potensi GMB di
Pengembangan Batubara dan GMB daerah penyelidikan.
Batubara Formasi Muaraenim
mempunyai nilai kalori yang rendah.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 47
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN sedangkan total sumber daya batubara


Titik bor MJ02 menembus 11 tambang dalam (100 – 500 meter) sebesar
lapisan batubara pada Formasi Muaraenim 3.211.391.680 ton. Total sumber daya
yang berumur Miosen. Tebal batubara batubara untuk gas metana batubara di
antara 0,36 – 14,35 meter, dengan nilai daerah penyelidikan sebesar 710.346.531
kalori batubara antara 4.509 – 6.035 kal/gr ton, sedangkan total sumber daya gas
(adb), serta nilai reflektansi vitrinit antara metana batubara antara 9.497.158.189
0,24 – 0,36%. Berdasarkan peringkat hingga 19.257.182.327 scf.
batubara ASTM dan nilai fuel ratio, maka Lapisan batubara O atau lapisan
termasuk dalam batubara peringkat lignit Mangus merupakan lapisan batubara yang
hingga subbituminus. paling berpotensi karena cukup tebal (>10
Kandungan gas dari bor MJ02 meter), memiliki kandungan gas yang
antara 51,50 – 1156,96 ml atau 1,03 – paling besar, serta memiliki komposisi
33,33 scf/ton, dengan komposisi gas metana paling baik. Total sumber daya
metana rata-rata antara 4,34 – 85,78%. batubara lapisan ini sebesar 685.064.736
Total sumber daya batubara ton, dengan sumber daya gas metana
tambang terbuka (0 – 100 meter) daerah batubara sebesar 8.898.990.919 hingga
penyelidikan sebesar 831.581.356 ton, 18.414.540.100 scf.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

48 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH PADANGBINDU DAN SEKITARNYA, KABUPATEN


OGAN KOMERING ULU, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Wawang Sri Purnomo, Penny Oktaviani, R. Maria Ulfa, dan Fatimah


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan prospeksi batubara dilakukan di Daerah Padangbindu dan sekitarnya yang
termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Lengkiti,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis daerah
penyelidikan dibatasi oleh koordinat 104°00’00” – 104°15’00” BT dan 4°10’00” – 4°25’00” LS.
Secara geologi daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan.
Batubara di lokasi penyelidikan mempunyai ketebalan yang bervariasi antara 0,30 m
dan 2,10 m pada Formasi Muaraenim dan Formasi Air Benakat. Secara megaskopis batubara
berwarna hitam, berlapis, gores hitam, bright, brittle, setempat banyak kekar dengan
kemiringan landai. Batubara terdapat dalam tiga blok daerah prospek yaitu Blok Batuputih,
Blok Kungkilan dan Blok Penyandingan.

Kata kunci: batubara, Formasi Muaraenim, Ogan Komering Ulu

PENDAHULUAN dan kualitatif. Sedangkan tujuannya adalah


Kegiatan prospeksi batubara di untuk menyiapkan wilayah keprospekan
daerah Padangbindu dan sekitarnya, batubara di daerah penyelidikan.
Kabupaten Ogan Komering Ulu, dilakukan Secara administratif wilayah
sebagai tindak lanjut dari kegiatan survey penyelidikan termasuk dalam Kecamatan
tinjau yang pernah dilakukan sebelumnya Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan
(Cahyono dkk, 2001). Kegiatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
penyelidikan prospeksi batubara ini Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1.).
dimaksudkan untuk mencari dan Secara geografis daerah penyelidikan
mengumpulkan data endapan batubara dibatasi oleh koordinat 104°00’00” -
yang terdapat pada Formasi Muaraenim 104°15’00” B.T. dan 4°10’00” - 4°25’00”
dan Formasi Airbenakat secara kuantitatif L.S.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 49
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

METODOLOGI GEOLOGI UMUM


Tahapan yang dilakukan pada Secara regional daerah
kegiatan prospeksi batubara ini adalah : penyelidikan termasuk dalam Cekungan
• Tahap Persiapan; berupa Sumatera Selatan (Gambar 2) yang
pengumpulan data sekunder dan terletak di sebelah timur dari Bukit Barisan
pembuatan peta dasar berskala dan menerus ke timurlaut hingga bagian
1:50.000 (peta topografi dan peta lepas pantai. Cekungan ini merupakan
geologi) cekungan belakang busur (Darman dan
• Tahap Kegiatan Lapangan; yaitu Sidi, 2000). Cekungan Sumatera Selatan
pengumpulan data primer berupa data dibatasi oleh Tinggian Palembang dan
detil singkapan batubara dan batuan Lampung di sebelah selatan. Tinggian ini
lainnya, fenomena geologi yang juga memisahkan Cekungan Sumatera
terdapat di daerah penyelidikan, serta Selatan dengan Cekungan Sunda dan
pengambilan percontoh batubara. membatasi penyebaran batuan sedimen
• Tahap Analisis Laboratorium; dengan dari sumbernya pada saat Mesozoikum
berbagai parameter analisis yaitu hingga Tersier. Pada bagian utara,
analisis analisis proksimat, ultimat, cekungan ini dibatasi oleh Pegunungan
nilai kalori batubara dan petrografi Tigapuluh yang memisahkannya dari
organik Cekungan Sumatera Tengah. Pada bagian
• Tahap Pengolahan data dan barat, cekungan ini dibatasi oleh
penyusunan laporan hasil penyelidikan Pegunungan Barisan berumur Plio-
Pleistosen (Bishop, 2001).

50 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Tektonik Cekungan Sumatera Selatan (Bishop, 2001).

Geologi daerah penyelidikan • Formasi Talangakar (Tomt) berumur


merujuk pada peta geologi Lembar Oligosen pada bagian bawah disusun
Baturaja (Gafoer dkk, 1993) seperti yang oleh perlapisan batupasir karbonan,
disajikan pada Gambar 3. Formasi batuan kayu terkersikkan dengan
di daerah ini dari tua ke muda adalah konglomerat dan batulanau
sebagai berikut: mengandung moluska, ke arah atas
• Formasi Kikim (Tpok) berumur berkembang menjadi perselingan
Paleosen-Oligosen awal, merupakan antara serpih tufaan dan
batuan gunungapi yang terdiri dari batugamping.
breksi gunungapi, tuf, lava, batupasir
dan batulempung.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 51
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta geologi daerah Padangbindu dan sekitarnya


(sebagian peta geologi lembar Baturaja (Gafoer dkk., 1993)).

• Formasi Baturaja (Tmb), berumur • Formasi Gumai (Tmg) berumur


Miosen Awal dibentuk oleh batu Miosen Awal, terdiri dari serpih
gamping terumbu, kalkarenit berselingan dengan batupasir
dengan sisipan serpih gampingan halus, sisipan napal dan
dan napal. Formasi Baturaja batugamping.
diendapkan selaras di atas Formasi • Formasi Airbenakat (Tma) berumur
Talangakar. Miosen Tengah, terdiri dari

52 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

perselingan batulempung dan lapangan dan ditunjang morfografi dan


batupasir, sisipan konglomerat morfometri. Satuan geomorfologi di daerah
gampingan, batulanau, napal, dan Padangbindu dibagi menjadi tiga satuan,
batubara. yaitu satuan morfologi perbukitan
• Formasi Muaraenim (Tmpm) bergelombang, morfologi perbukitan
berumur Miosen, lingkungan landai, dan morfologi dataran rendah
pengendapan laut dangkal hingga (Gambar 4).
darat, terdiri dari batupasir, selingan Satuan Morfologi Perbukitan
batupasir tufan dan batulempung, Bergelombang menempati sekitar 40%
sisipan batubara. Fosil kayu dan daerah penyelidikan. Satuan ini menempati
foraminifera air tawar dapat wilayah baratdaya daerah penyelidikan,
dijumpai pada formasi ini. memiliki kemiringan lereng berkisar antara
• Formasi Kasai (QTk) berumur Plio- 4°- 8° dan ketinggian 150 - 500 mdpl yang
Pleistosen, lingkungan tersusun oleh batuan sedimen. Pola
pengendapan darat yaitu dari fluvial pengaliran sungai dendritik pada sungai-
dan kipas aluvial, terdiri dari tuf, tuf sungai intermittent dengan bentuk sungai
berbatuapung sisipan batupasir “U” dengan stadium erosi tua. Daerah ini
tufan, batulempung tufan, setempat umumnya merupakan hutan, perkebunan
konglomerat, dan kayu jagung, karet, dan pemukiman.
tersilisifikasi. Satuan Morfologi Perbukitan Landai
• Aluvium (Qa) berumur Holosen, menempati 30% daerah penyelidikan.
terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, dan Satuan ini menempati wilayah tenggara
lempung. daerah penyelidikan. Morfologi ini disusun
Struktur yang terdapat pada daerah oleh batuan sedimen, konglomerat, dan
penyelidikan berupa lipatan yang berarah aluvium, dengan kemiringan lereng
baratlaut - tenggara yang merupakan berkisar antara 2°- 4° dan ketinggian 100
produk dari aktivitas tektonik berupa gerak hingga 150 mdpl. Pola aliran sungai
kompresional pada Pliosen - Plistosen. dendritik pada sungai-sungai intermittent
dan anastomotik pada sungai utama yaitu
HASIL PENYELIDIKAN Way Komering. Tata guna lahan pada
Morfologi morfologi ini sebagian besar dimanfaatkan
Morfologi daerah penyelidikan untuk perkebunan jagung, persawahan dan
dikelompokkan berdasarkan pengamatan permukiman.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 53
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Peta Geomorfologi daerah Padangbindu dan sekitarnya.

Satuan Morfologi Dataran Rendah Stratigrafi


menempati 30% daerah penyelidikan. Stratigrafi daerah penyelidikan
Morfologi pedataran ini menempati wilayah terdiri dari Batuan Gunungapi, Batuan
utara daerah penyelidikan, memiliki Sedimen, Batuan Terobosan Granit Garba,
kemiringan lereng berkisar antara 0° - 2° dan Endapan Permukaan.
dengan ketinggian 50 hingga 100 mdpl. Batuan Gunungapi meliputi
Disusun oleh batupasir halus, Formasi Kikim yang disusun oleh breksi
batulempung, batubara, dan aluvium. Pola gunungapi, tuff padu, lava, batupasir, dan
pengaliran sungai yang terbentuk batulempung. Sedangkan Batuan Sedimen
menunjukkan pola anastomotik pada meliputi Formasi Talangakar, Formasi
sungai-sungai utama seperti Air Baturaja, Formasi Gumai, Formasi
Lengkayap, Air Manau Besar, Air Airbenakat, Formasi Muaraenim, dan
Kungkilan, dan Air Laya. Tata guna lahan Formasi Kasai. Formasi Airbenakat dan
pada morfologi ini digunakan untuk Muaraenim merupakan formasi pembawa
pemukiman, perkebunan jagung, batubara di daerah penyelidikan.
perkebunan karet, dan hutan.

54 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Batuan Terobosan Granit Garba setempat banyak kekar dengan kemiringan


terdiri dari granit dan Endapan Permukaan landai.
terdiri dari Aluvium (Qa) berumur Holosen, Blok Kungkilan terletak di Desa
terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, dan Kungkilan, Kecamatan Sosoh Buay Rayap,
lempung. Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi
Sumatera Selatan. Terdapat pada Formasi
Struktur Geologi Airbenakat (Tma) dan Formasi Muara Enim
Daerah penyelidikan dipengaruhi (Tmpm) sebagai formasi pembawa
struktur lipatan. Struktur lipatan berupa batubara. Terdapat tiga lapisan batubara
sinklin berarah relatif utara - selatan utama dengan ketebalan batubara
dengan kemiringan lapisan 5°- 8°. bervariasi antara 0,5 m sampai 1,1 m.
Secara megaskopis batubara berwarna
PEMBAHASAN hitam, berlapis, gores hitam, bright, brittle,
Daerah Prospek Batubara setempat banyak kekar dengan kemiringan
Endapan batubara di daerah landai.
penyelidikan terdapat dalam 3 blok Blok Penyandingan terletak di Desa
prospek, yaitu Blok Batuputih, Blok Penyandingan, Kecamatan Sosoh Buay
Kungkilan, dan Blok Penyandingan Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
(Gambar 5.). Provinsi Sumatera Selatan. Terdiri dari
Blok Batuputih terletak di Desa Batu Formasi Airbenakat (Tma) dan Formasi
Putih, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Muara Enim (Tmpm) sebagai formasi
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi pembawa batubara. Terdapat tiga lapisan
Sumatera Selatan. Terdapat pada Formasi batubara utama dengan ketebalan
Airbenakat (Tma) dan Formasi Muara Enim batubara bervariasi antara 0,50 m sampai
(Tmpm). Terdapat tiga lapisan batubara 1 m. Secara megaskopis batubara
utama dengan ketebalan batubara berwarna hitam, berlapis, gores hitam,
bervariasi antara 1,7 m s.d 2,1 m. Secara bright, brittle, setempat banyak kekar
megaskopis batubara berwarna hitam, dengan kemiringan landai (Gambar 6).
berlapis, gores hitam, bright, brittle,

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 55
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta geologi dan sebaran batubara daerah penyelidikan.

Gambar 6. Singkapan batubara di daerah penyelidikan.

56 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Kualitas Endapan Batubara sampai 73,40%, kandungan inertinit


Hasil analisis laboratorium berkisar antara 18,80% sampai 30,40%
untukpercontoh batubara setiap blok dan kandungan liptinit berkisar antara
adalah sebagai berikut: 1,00% sampai 5,80%.
Blok Batuputih; batubara pada Blok Penyandingan; batubara
blok ini memiliki nilai kandungan total pada blok ini memiliki nilai kandungan total
moisture berkisar antara 50,92% s.d moisture berkisar antara 49,83% s.d
53,04%, volatile matter berkisar antara 53,37%, volatile matter berkisar antara
44,58% s.d 49,15%, fixed carbon berkisar 38,41% s.d 43,88%, fixed carbon berkisar
antara 33,73% s.d 34,32%, kandungan abu antara 22,73% s.d 32,74%, kandungan abu
(ash) berkisar antara 5,05% s.d 9,38%, (ash) berkisar antara 9,38% s.d 9,98%,
total sulphur berkisar antara 0,5% s.d total sulphur berkisar antara 0,54% s.d
1,44%, sedangkan nilai kalori (CV) berkisar 1,64%. Sedangkan nilai kalori (CV)
antara 5.102 kal/gr sampai 5.585 kal/gr berkisar antara 4.174 kal/gr s.d 5.125
(adb). Hasil analisis petrografi kal/gr (adb). Hasil analisis petrografi
menunjukkan nilai vitrinit reflektan berkisar menunjukkan nilai vitrinit reflektan berkisar
antara 0,24% sampai 0,25% (lignit) dengan antara 0,23% sampai 0,31% (lignit) dengan
kandungan vitrinit berkisar antara 57,80% kandungan vitrinit berkisar antara 52,60%
sampai 70,60%, kandungan inertinit sampai 74,00%, kandungan inertinit
berkisar antara 21,00% sampai 34,60% berkisar antara 18,80% sampai 34,20%
dan kandungan liptinit berkisar antara dan kandungan liptinit berkisar antara
3,40% sampai 7,00%. 2,80% sampai 8,20%.
Blok Kungkilan; batubara pada
blok ini memiliki nilai kandungan total Sumber Daya Batubara
moisture berkisar antara 49,24% s.d Sumber daya batubara hipotetik di
60,35%, volatile matter berkisar antara daerah penyelidikan dihitung sampai
28,74% s.d 44,79%, fixed carbon berkisar kedalaman 100 meter. Blok Batuputih
antara 20,37% s.d 35,13%, kandungan abu memiliki sumberdaya sebesar 19.870.740
(ash) berkisar antara 7,12% s.d 22,69%, Ton; Blok Kungkilan sebesar 5.270.463
total sulphur berkisar antara 0,5% s.d Ton; sedangkan Blok Penyandingan
5,07%. Sedangkan nilai kalori (CV) sumberdaya batubaranya sebesar
berkisar antara 3.895 kal/gr s.d 5.294 kal/gr 6.616.400 Ton.
(adb). Hasil analisis petrografi
menunjukkan nilai vitrinit reflektan berkisar KESIMPULAN
antara 0,23% sampai 0,27% (lignit) dengan Terdapat tiga daerah prospek
kandungan vitrinit berkisar antara 56,40% batubara di daerah penyelidikan, yaitu Blok

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 57
Buku 1: Bidang Energi

Batuputih, Blok Kungkilan, dan Blok ketiga blok memperlihatkan nilai yang
Penyandingan dengan total sumberdaya hampir mirip, dengan peringkat batubara
hipotetik batubara dari ketiga blok tersebut termasuk dalam lignit
sebesar 31.757,603 ton. Kualitas batubara

DAFTAR PUSTAKA
Bishop, M., G. (2001): South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat / Talang Akar-
Cenozoic Total Petroleum System, United State Geological Survey, Colorado.
Cook, A. C. (1982): The Origin and Petrology of Organic Matter in Coal, Oil Shales and
Petroleum Source Rocks, Un4ersity of Wollongong, Wollongong, New South Wales.
Cahyono, E. B., dkk. (2001): Survei Tinjau Batubara Daerah Kotanegara, Kabupaten Oku,
Propinsi Sumatera Selatan, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F., H. (2000): An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Daulay, B. (2001): Pengenalan batubara, Diklat teknisi eksplorasi batubara, Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Amin, T. C., dan Pardede, R. (1993): Peta Geologi Lembar Baturaja, Sumatera,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Patra Nusa Data (2006): Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Perrodon, A. (1983): Dynamics of Oil and Gas Accumulations, Bulletin des Centres de
Recherches Exploration-Production Elf Aquitaine Memoir 5, Pau, 53-62.
Shell Mijnbow (1978): Explanatory notes to the Geological Map of the South Sumatra Coal
Province.
Waples, D. W. (1985): Geochemistry in Petroleum Exploration, International Human
Resources Development Corporation, Boston.

58 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

EKSPLORASI UMUM BATUBARA DI DAERAH BONEHAU, KABUPATEN MAMUJU,


PROVINSI SULAWESI BARAT

Rahmat Hidayat, Didi Kusnadi, dan Eska Putra Dwitama


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Formasi pembawa batubara di daerah Bonehau yaitu Formasi Toraja berumur Eosen
Tengah-Akhir. Batubara merupakan sisipan dalam perselingan batulempung dan batulanau
dengan ketebalan antara 0,1-3 m dan kemiringan lapisan landai-curam (15-67o). Terdapat 16
seam batubara yang terbagi ke dalam 4 blok prospek yaitu Bonehau Utara (1 seam), Blok
Tamalea Atas (6 seam), Blok Tamalea Bawah (4 seam) dan Blok Taruya (5 seam). Batubara
daerah Bonehau diklasifikasikan sebagai batubara kalori sedang (Blok Tamalea Bawah, rata-
rata 5.607 kal/ g, adb), kalori tinggi (Blok Tamalea Atas, rata-rata 6.764 kal/ g, adb ; Taruya,
rata-rata 6.281 kal/ g, adb) dan sangat tinggi (Blok Bonehau Utara, rata-rata 7.346 kal/ g, adb).
Peringkat batubara pada umumnya merupakan batubara high volatile bituminous dengan
kandungan sulfur yang relatif tinggi (rata-rata 2,09-5,26 % berat, daf). Sumberdaya batubara
daerah Bonehau mencapai 7,4 juta ton yang terbagi ke dalam sumberdaya tereka 0,87 juta
ton (Blok Tamalea Bawah) dan sumberdaya hipotetik 6,53 juta ton (Blok Bonehau Utara,
Tamalea Atas dan Taruya).

Kata kunci: batubara high volatile bituminous, Bonehau, Formasi Kalumpang, Formasi Toraja

PENDAHULUAN teknis wilayah kerja. Maksud kegiatan


Kegiatan eksplorasi umum penyelidikan ini adalah dalam rangka
batubara dilakukan di Daerah Bonehau, inventarisasi potensi endapan batubara
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi untuk mencari dan mengumpulkan data
Barat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut endapan batubara secara kualitatif dan
dari kegiatan prospeksi batubara di daerah kuantitatif. Tujuannya untuk mendapatkan
yang sama untuk meningkatkan status wilayah prospek endapan batubara dan
sumberdaya batubara yang telah diketahui estimasi sumberdaya tereka di daerah
sebelumnya. Selain itu, kegiatan ini penyelidikan dan melengkapi data dan
diharapkan dapat membantu dalam neraca sumber daya batubara nasional.
menyiapkan data dukung potensi batubara Secara administrative, kegiatan
sebagai pertimbangan dalam rekomendasi penyelidikan berada pada wilayah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 59
Buku 1: Bidang Energi

Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, kemiringan dan ketebalan lapisan batubara


Provinsi Sulawesi Barat; sedangkan secara maupun batuan lainnya, mengamati aspek-
geografis, terletak pada koordinat aspek geologi lainnya (hubungan satuan
1191700” – 1192100” BT dan 22700” – stratigrafi, struktur geologi, kandungan
231’00” LS (Gambar 1). mineralogi dan fosil) yang dapat
menunjang penafsiran bentuk geometris
METODOLOGI dari endapan batubara. Pada singkapan
Kegiatan Eksplorasi Umum batubara dan inti bor dilakukan
Batubara di Daerah Bonehau diawali pemercontoan batubara untuk keperluan
dengan pengumpulan data sekunder yaitu analisis laboratorium sebagai upaya
mengumpulkan informasi yang diperlukan mengetahui gambaran kualitas batubara
mengenai daerah penyelidikan misalnya daerah penyelidikan.
geologi regional, geologi endapan
batubara, akses dan kesampaian daerah. GEOLOGI
Kegiatan penyelidikan lapangan terdiri atas Secara regional daerah
pemetaan geologi dan pengeboran penyelidikan termasuk dalam Cekungan
batubara. Pemetaan geologi difokuskan Lariang-Karama dengan batuan berumur
pada formasi pembawa batubara dengan Mesozoikum menjadi batuan dasar pada
mencari lokasi singkapan, mengukur Cekungan ini (Gambar 2). Batuan berumur
kedudukan lapisan, mengamati dan Kenozoikum secara tidak selaras
mendeskripsikan singkapan batubara dan terendapkan di atas batuan dasar.
lapisan pengapitnya, mengamati aspek- Terdapat tiga sekuen besar yang ditandai
aspek geologi lainnya (stratigrafi, struktur dengan adanya ketidak selarasan utama,
geologi, morfologi) dan dokumentasi data. yaitu Kelompok Toraja berumur Eosen
Pengeboran batubara dilakukan pada 4 Tengah – Oligosen Tengah, Kelompok
(empat) titik dengan kedalaman masing- Lariang berumur Miosen Tengah – Akhir
masing lubang bor 100 m. Untuk setiap titik dan Formasi Pasangkayu berumur Plio –
pengeboran dilakukan pengamatan dan Plistosen (Calvert, 1999).
deskripsi inti bor (core), mengukur

60 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan (sumber: mamujukab.bps.go.id)

Gambar 2. Stratigrafi dan Tektonik Cekungan Lariang-Karama (Calvert, 2003)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 61
Buku 1: Bidang Energi

Bagian terbawah pada Kelompok arah selatan. Kelompok Lariang


Toraja adalah lapisan napal dari Formasi mempunyai lingkungan pengendapan laut
Bonehau, diendapkan pada lingkungan laut hingga paparan, termasuk didalamnya
terbuka. Diatasnya terendapkan Formasi terdapat material sedimen berumur Miosen
Kalumpang terdiri dari batulempung, lanau, dan sebelum Neogen (Calvert, 1999).
batubara, batupasir kuarsa dan sedimen Kelompok Lariang telah terdeformasi dan
vulkanik, diendapkan pada lingkungan terdorong naik sebelum Formasi
payau dan fluvial. Diatasnya terendapkan Pasangkayu terendapkan pada Plio –
lapisan napal dari lingkungan laut, Plistosen. Formasi Pasangkayu
batugamping numulites dan perselingan diendapkan pada cekungan muka busur
batulumpur dari Formasi Rantepao. Pada dengan bahan sedimen dari jalur orogenik
bagian atas terdapat lapisan napal dari yang naik pada bagian timur. Bentuk
lingkungan laut berumur Oligosen Tengah cekungan dipengaruhi oleh sesar berarah
dari Formasi Batio. Kelompok Toraja baratlaut-tenggara, pergerakkan ini
didominasi lingkungan pengendapan laut, mendeformasi konglomerat yang ada
terjadi pada saat bagian barat Sulawesi (Calvert, 1999).
rifting dari Kalimantan (Calvert, 1999).
Formasi batuan yang lebih muda HASIL PENYELIDIKAN
berumur Oligosen Akhir - Miosen Tengah Stratigrafi daerah Bonehau
terendapkan oleh bahan olahan. Sedimen tersusun dari tiga formasi, dari tua ke muda
berumur Miosen Tengah – Akhir dari yaitu Formasi Toraja (Tet) berumur Eosen,
Kelompok Lariang terendapkan secara Formasi Sekala (Tmps) yang menjemari
tidak selaras diatas Kelompok Toraja. dengan Batuan Gunungapi Talaya (Tmtv)
Formasi Tabiora berumur Miosen Tengah – berumur Miosen – Pliosen. Penamaan
Akhir didominasi oleh napal. Formasi Lisu formasi merujuk pada peta geologi Lembar
berumur Miosen Akhir menunjukkan Mamuju, Sulawesi, oleh Ratman dan
penambahan sedimen klastik kasar Atmawinata, 1993 (Gambar 3).
dengan komponen material vulkanik ke

62 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Bonehau dan Sekitarnya


(modifikasi dari Ratman dan Atmawinata, 1993)

Di daerah Bonehau, sebaran batubara ditemukan mineral pirit, kalkopirit,


batubara ditemukan di daerah Tamalea kalsit yang mengisi rekahan dan resin.
dan Taruya pada Formasi Toraja yang Lapisan batubara diinterpretasikan
berasosiasi dengan litologi dominan menerus, di beberapa tempat
batulempung dan batulanau. Karakteristik menunjukkan penipisan atau terubah
batubara secara megaskopis mempunyai menjadi batulempung batubaraan atau
warna hitam-hitam kecoklatan, agak kusam berlaminasi dengan batulempung
hingga mengkilap, gores garis coklat menyerpih atau batupasir halus. Ketebalan
hingga hitam, keras, getas (brittle) dan batubara antara 0,25 meter hingga 3,0
belahan konkoidal (Gambar 4). Pada meter.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 63
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Singkapan Batubara (a) Blok Tamalea Bawah, (b) Blok Tamalea Atas, (c) Blok
Taruya dan (d) Pengeboran batubara di Blok Tamalea Bawah

Pengeboran batubara dilakukan PEMBAHASAN


untuk mendapatkan conto batubara yang Sebaran dan bentuk geometri
masih segar di bawah permukaan, endapan batubara dipengaruhi oleh
sekaligus untuk mengetahui struktur, di mana adanya struktur sinklin
kesinambungan suatu lapisan batubara atau antiklin memisahkan dan membagi
berdasarkan rekonstruksi singkapan endapan batubara di daerah penyelidikan
batubara yang ada di permukaan. kedalam 4 blok prospek batubara yaitu
Pengeboran dilakukan pada 4 (empat) titik Blok Bonehau Utara, Blok Tamalea Atas,
bor dengan kedalaman masing-masing Blok Tamalea Bawah dan Blok Taruya.
lebih kurang sekitar 100 meter. Kegiatan Selain struktur lipatan, terdapat indikasi
pengeboran difokuskan pada Blok adanya sesar di Blok Tamalea Atas dan
Tamalea Bawah dengan ketebalan Taruya. Secara stratigrafi, teridentifikasi
batubara bervariasi antara 0,1-0,9 m. perubahan ketebalan lapisan batubara

64 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

secara cepat, baik ke arah downdip kandungan zat terbang/volatile matter,


maupun secara lateral. Ketebalan batubara karbon tertambat/fixed carbon dan kadar
menjadi lebih tipis disertai perubahan abu/Ash (Speight, 2005). Unsur zat terbang
litologi menjadi batulempung karbonan, dalam batubara merupakan kadar unsur-
shally coal atau coally clay pada bagian unsur ringan yang dibebaskan selama
roof dan floor. Perubahan ini jelas terlihat dekomposisi termal batubara. Karbon
pada Blok Tamalea Bawah yang tertambat merupakan unsur residu setelah
teridentifikasi dari hasil pengeboran penentuan kandungan abu, unsur zat
batubara. Berdasarkan hasil korelasi terbang dan kelengasan. Di daerah
terdapat 1 lapisan batubara pada Blok penyelidikan, unsur zat terbang
Bonehau Utara, 6 lapisan batubara pada menunjukkan nilai lebih kecil dari karbon
Blok Tamalea Atas, 5 lapisan batubara tertambatnya. Nilai rata-rata unsur zat
pada Blok Taruya dan 4 lapisan batubara terbang untuk setiap blok relatif sama yaitu
pada Blok Tamalea Bawah (Gambar 5). pada kisaran 36,53% - 36,68 % (adb) pada
Korelasi lapisan batubara berdasarkan Blok Tamalea Atas, Tamalea Bawah dan
data singkapan, kecuali pada Blok Taruya, sedangkan nilai rata-rata unsur zat
Tamalea Bawah didukung oleh data terbang untuk Blok Bonehau Utara
pengeboran. mencapai 41,01 % (adb). Nilai rata-rata
Kualitas batubara dapat dilihat karbon tertambat untuk Blok Bonehau
melalui parameter analisis batubara Utara yaitu 49,98 % (adb), Blok Tamalea
berdasarkan analisis proksimat, ultimat dan Atas 50,53% (adb), Blok Tamalea Bawah
petrografi organik (Tabel 1). Tiga 39,42% (adb) dan Blok Taruya 46,73 %
parameter analisis proksimat penting yang (adb).
menunjukkan kualitas batubara yaitu

Tabel 1. Hasil Analisis Batubara Daerah Bonehau

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 65
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Bonehau dan Sekitarnya

Abu dihasilkan sebagai residu Taruya 11,8 % (adb). Batubara Blok


pembakaran batubara pada kondisi Bonehau Utara dan Tamalea Atas memiliki
tertentu, tersusun terutama oleh senyawa kandungan abu rendah (<10%),
oksida dan sulfat. Kandungan abu dapat sedangkan batubara Blok Taruya dan
menunjukkan mutu (grade) batubara. Tamalea Bawah memiliki kandungan abu
Batubara mutu tinggi ditunjukkan oleh sedang (~ < 20%).
rendahnya kandungan material anorganik Kualitas batubara dapat dilihat dari
dan tingginya kandungan material organik kandungan sulfur total. Sulfur hadir sebagai
(Ruiz dan Crelling, 2008). Bentuk material carbonaceous (organik) atau
representasi material anorganik pada menjadi bagian unsur mineral sulfat atau
batubara selain kandungan abu yaitu sulfida. Angka 1% kandungan sulfur
material mineral. Kandungan abu rata-rata merupakan batasan nilai yang dipakai oleh
untuk Blok Bonehau Utara yaitu 6,65 % banyak negara pengguna batubara di
(adb), Blok Tamalea Atas 8,75% (adb), dunia. Kandungan sulfur total rata-rata
Blok Tamalea Bawah 20,1% (adb) dan Blok daerah penyelidikan cenderung tinggi (>

66 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

1%, adb), pada Blok Bonehau Utara yaitu bersesuaian dengan kekuatan dan
4,79 % (adb), Blok Tamalea Atas 3,25% porositas suatu batubara kokas yang
(adb), Blok Tamalea Bawah 3,16% (adb) diperlukan (Goodwin dan Blayden, 1982).
dan blok Taruya 1,75 % (adb). Kualitas batubara berdasarkan
Nilai kalori merupakan pengukuran analisis ultimat dapat ditentukan dari
langsung nilai panas (nilai energi) kandungan karbon yang tinggi dan
batubara. Nilai kalori batubara daerah kandungan sulfur, hidrogen, oksigen dan
Bonehau bervariasi dari batubara kalori nitrogen yang rendah. Hasil analisis ultimat
sedang (5.100 kal/g – 6100 kal/gr, adb) menunjukkan batubara di daerah
sampai sangat tinggi (>7.100 kal/g, adb). penyelidikan memiliki kandungan unsur
Batubara kalori tinggi-sangat tinggi berasal karbon rata-rata pada Blok Bonehau Utara
dari Blok Bonehau Utara, Blok Tamalea 76,29 % (daf), Blok Tamalea Atas 78,32 %
Atas, Blok Tamalea Bawah dan Blok (daf), Blok Tamalea Bawah 75,77 % (daf)
Taruya, sedangkan batubara kalori sedang dan Blok Taruya 76,16 % (daf). Kandungan
berasal dari Blok Tamalea Bawah. sulfur dapat menjadi salah satu kriteria
Analisis Free Swelling Index (FSI) dalam penggunaan batubara karena sulfur
dilakukan untuk mengetahu sifat caking dapat dianggap sebagai kontaminan baik
yaitu perilaku yang menggambarkan selama proses pembakaran maupun
kemampuan batubara untuk menggumpal bahaya bagi lingkungan. Batubara dengan
(aglutinasi) dan mengembang (swollen) kandungan sulfur rendah menunjukkan
pada saat dipanaskan dengan tingkat tingkat kemurnian batubara. Hasil analisis
pemanasan yang cepat dan kembali menunjukkan batubara daerah
membentuk residu yang koheren setelah penyelidikan, umumnya memiliki
mendingin. Hasil uji FSI menunjukkan kandungan unsur sulfur yang tinggi yaitu
batubara Blok Bonehau Utara memiliki nilai pada Blok Bonehau Utara 5,26 % berat
FSI 3 (coherent, low swelling coal), Blok (daf), Blok Tamalea Atas 3,72 % berat
Tamalea atas memiliki nilai FSI 0-2½ (non- (daf), Blok Tamalea Bawah 4,15 % berat
caking - coherent but non-swollen), Blok (daf) dan Blok Taruya 2,09 % berat (daf).
Tamalea Bawah memiliki memiliki nilai FSI Peringkat batubara menurut
0-2 (non-caking - coherent but non- klasifikasi ASTM mengkorelasikan
swollen) dan Blok Taruya memiliki memiliki parameter zat terbang, nilai kalori dan nilai
nilai FSI 0-3 (non-caking, coherent but reflektan vitrinit. Dari ketiga parameter
non-swollen dan coherent low swelling tersebut, nilai reflektan vitrinit lebih banyak
coal). Batubara yang akan membentuk dipakai sebagai dasar menentukan
padatan kokas yang baik harus memiliki peringkat batubara, karena hanya
kemampuan swelling yang tinggi (FSI > 6), ditentukan berdasarkan pengamatan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 67
Buku 1: Bidang Energi

pantulan maseral. Berdasarkan Sumber daya Batubara


pengukuran nilai vitrinit, peringkat batubara Sumber daya batubara di daerah
daerah Bonehau umumnya merupakan Bonehau mengacu kepada klasifikasi
batubara high volatile bituminous. sumberdaya dan cadangan batubara
Peringkat batubara Blok Bonehau Utara Amandemen 1-SNI 13- 5014, 1998. Total
dan Tamalea Bawah dikategorikan sebagai sumberdaya batubara daerah penyelidikan
batubara high volatile bituminous B (Ro% mencapai 7,4 juta ton yang terbagi ke
0,53-0,68). Peringkat batubara Blok dalam sumberdaya tereka mencapai 0,87
Tamalea Atas didominasi oleh batubara juta ton berasal dari Blok Tamalea Bawah
high volatile bituminous C-B (Ro% 0,49- dan sumberdaya hipotetik mencapai 6,53
0,67), sebagian kecil merupakan batubara juta ton yang berasal dari Blok Bonehau
sub-bituminous (Ro% 0,45) dan batubara Utara, Tamalea Atas dan Taruya.
high volatile bituminous A (Ro% 0,70).
Batubara Blok Taruya berperingkat high KESIMPULAN
volatile bituminous C-B Ro% (0,48-0,65). Batubara terdapat pada Formasi
Komposisi maseral daerah Kalumpang, yang merupakan bagian dari
Bonehau didominasi oleh vitrinit. Kelompok Formasi Toraja, sebagai sisipan
Kandungan intertinit yang relatif rendah (< dalam perselingan batulempung dan
6%) menunjukkan proses oksidasi yang batulanau dengan ketebalan antara 0,1-3
jarang terjadi. Kehadiran maseral liptinit m dan kemiringan lapisan landai-curam
yang cukup signifikan (hingga 32,8 %) di (15-67o). Batubara daerah Boneahu
Blok Taruya menunjukkan adanya didominasi oleh batubara kalori tinggi-
kontribusi komponen tumbuhan tinggi asal sangat tinggi dengan kandungan sulfur
darat. Hermiyanto, dkk (2010) yang relatif tinggi (rata-rata 2,09-5,26 %
menganalisis kehadiran kelompok maseral berat, daf), umumnya merupakan batubara
liptinit pada batubara Formasi Kalumpang high volatile bituminous C-A (Ro% 0,49-
yang mengandung sporinit, kutinit, resinit 0,67). Uji sifat caking batubara daerah
dan liptodetrinit. Lingkungan pengendapan penyelidikan menunjukan nilai FSI rendah
batubara Formasi Kalumpang berdasarkan (< 3) yang menunjukkan batubara dengan
nilai GI dan TPI diinterpretasikan karakter non-caking – coherent-low
diendapkan pada zona peralihan limno- swelling coal yang tidak sesuai untuk
telmatik di lingkungan wet forest swamp, batubara kokas. Sumberdaya batubara
dimana aktivitas organisme dan pengaruh daerah penyelidikan mencapai 7,4 juta ton
pasang surut muka air laut atau variasi yang terbagi kedalam sumberdaya tereka
muka airtanah ikut berperan. mencapai 0,87 juta ton dan sumberdaya
hipotetik mencapai 6,53 juta ton.

68 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 1998, Amandemen 1 - SNI 13-5014-1998 Klasifikasi
Sumberdaya dan Cadangan Batubara, BSN Jakarta
Calvert, S.J., 1999, The Cenozoic Evolution of the Lariang and Karama Basins, Sulawesi,
Proceedings 27th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum Association,
Jakarta.
Calvert, S.J. dan Hall, R., 2003, The Cenozoic Geology of the Lariang and Karama Regions,
Western Sulawesi: New Insight Into The Evolution of the Makassar Straits Region,
Proceedings 29th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum Association,
Jakarta.
Goodwin, P. W. & Blayden, I. D., 1982, Coal Basin Exploration – Strategies, Methods,
Analytical Programmes and Case Histories, Clutha Development Pty, Narellan-NSW.
Hermiyanto, M. H., Mangga, S. A. dan Koesnama, 2010, Lingkungan Pengendapan Batubara
Formasi Kalumpang di Daerah Mamuju, Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 20, Bandung.
Ratman, N. dan Atmawinata, S., 1993, Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ruiz dan Crelling, 2008, Applied Coal Petrology: The Role of Petrology in Coal Utilization.
Amsterdam: Elsevier / Academic Press.
Speight, J.G., 2005, Handbook of Coal Analysis, John Wiley & Son, Hoboken-New Jersey.
BPS Kabupaten Mamuju, Mamuju dalam Angka 2016, https://mamujukab.bps.go.id diunduh
pada 23 Desember 2016.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 69
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH SUNGAI RENGAS DAN SEKITARNYA,


KABUPATEN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI

Didi Kusnadi, Rahmat Hidayat, dan Muhammad Arief Pinandita


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan Prospeksi Batubara Daerah Sungai Rengas, Kabupaten Batanghari, Provinsi
Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi batubara di daerah tersebut. Secara administratif,
daerah prospeksi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Secara
geografis terletak antara 010 27’00” – 010 42’00” LS dan 1030 00’00” – 1030 15̓ 00ˮ BT.
Terdapat empat lapisan batubara dari Formasi Muaraenim pada blok Danau Embat
dengan ketebalan antara 0,25 - 1,5 meter dengan arah jurus antara N3200/19E sampai N 3250/
25 E dan kemiringan lapisan berkisar antara 190 - 250. Batubara memiliki kenampakan
megaskopis berwarna cokelat kehitaman, kilap kusam, keras, getas, mudah patah dan pecah
dan masih terlihat struktur kayu di beberapa tempat. Hasil analisis laboratorium menunjukkan
batubara dari daerah penyelidikan memiliki nilai kalori 4.338 kal/g - 5.372 kal/g (adb), kadar
abu (ash) 6,25% - 52,33% (adb), kelengasan total (Total Moisture) 43,24% - 67,09 % (adb)
dan sulfur total 0,12% - 3,14% (adb). Sumberdaya batubara dari blok Danau Embat berjumlah
1.484.831 ton.

Kata kunci: batubara lignit, Danau Embat, Formasi Muaraenim, Sungai Rengas

PENDAHULUAN Palembang; sedangkan untuk Sub


Cekungan Sumatra Selatan dikenal Cekungan Jambi belum banyak dilakukan
sebagai cekungan batubara yang sangat kegiatan penyelidikan prospeksi batubara.
potensial, di mana lebih dari 70% potensi Pada tahun anggaran 2017, Pusat Sumber
sumberdaya batubara Indonesia terdapat Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi
pada cekungan ini. Hamparan cekungan ini melakukan kegiatan Prospeksi Batubara
meliputi wilayah Provinsi Sumatra Selatan, Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya,
Provinsi Jambi dan sebagian Provinsi Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi,
Lampung. Kegiatan prospeksi batubara di sebagai tindak lanjut dari kegiatan survey
Cekungan Sumatra Selatan telah dimulai tinjau yang pernah dilakukan sebelumnya
sejak akhir tahun 1997 namun sebagian yang berada sekitar 5 km sebelah
besar terfokus pada Sub Cekungan baratdaya daerah penyelidikan. Sebaran

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 71
Buku 1: Bidang Energi

data kegiatan survey tinjau tersebut dan mendeskripsikan singkapan batubara


diinterpretasikan menerus ke arah daerah dan lapisan pengapitnya, mengamati
penyelidikan. aspek-aspek geologi lainnya (stratigrafi,
Maksud kegiatan prospeksi struktur geologi, morfologi) dan
batubara ini adalah untuk mengumpulkan dokumentasi data. Selain pengamatan
informasi mengenai geologi endapan singkapan, juga dilakukan pembuatan parit
batubara di daerah penyelidikan. Tujuan uji, yang merupakan salah satu metoda
kegiatannya adalah untuk mengetahui untuk mengetahui ketebalan absolut
potensi sumberdaya batubara di daerah batubara. Paritan dibuat searah dengan
penyelidikan dan melengkapi database down dip singkapan batubara (secara
potensi batubara Indonesia yang dapat horizontal), berdimensi lebar ± 0,5 -1 m
dimanfaatkan baik untuk kepentingan dengan kedalaman parit tergantung dari
penyusunan kebijakan pemerintah maupun posisi kontak antara lapisan penutup
untuk kepentingan investasi. dengan batubara, sedangkan panjang
Daerah Sungai Rengas dan paritan disesuaikan dengan kebutuhan di
sekitarnya termasuk dalam wilayah lapangan. Selama kegiatan pemetaan juga
Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten melakukan pemercontoan batubara untuk
Batanghari, Provinsi Jambi. Secara keperluan analisis laboratorium guna
geografis, daerah penyelidikan terletak membantu mengetahui gambaran kualitas
antara 01027’00” - 01º42’00” LS. dan batubara di daerah penyelidikan.
103 00’00” - 103 15’00ʺ BT (Gambar 1).
0 0
Percontoh diperoleh dari singkapan dan
parit uji batubara.
METODOLOGI
Kegiatan Propseksi Batubara
GEOLOGI
Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya
Secara regional, daerah
diawali dengan pengumpulan data
penyelidikan berada pada batas Cekungan
sekunder yaitu mengumpulkan informasi
Sumatra Selatan dan Cekungan Sumatra
yang diperlukan mengenai daerah
Tengah. Dalam tatanan tektonik Pulau
penyelidikan antara lain geologi regional,
Sumatra kedua cekungan ini merupakan
geologi endapan batubara, akses dan
backdeep basin atau cekungan
kesampaian daerah. Kegiatan penyelidikan
pendalaman belakang (Koesoemadinata
lapangan, merupakan kegiatan
1976). Batas kedua cekungan ini tidak
pengambilan data primer berupa pemetaan
begitu jelas namun sebagian penulis
geologi yang difokuskan pada formasi
memperkirakan batasnya adalah suatu
pembawa batubara. Kegiatan pemetaan
tinggian batuan dasar yang dikenal sebagai
meliputi pencarian lokasi singkapan,
Bukit Tigapuluh.
mengukur kedudukan lapisan, mengamati

72 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

Gambar 2. TatananTektonik Sumatera (Darman dan Sidi, 2000)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 73
Buku 1: Bidang Energi

Informasi geologi regional daerah berumur Jura hingga Kuarter, terdiri dari
penyelidikan antara lain diperoleh dari pluton granit, pegmatit, diorit, granodiorit,
publikasi Peta Geologi Lembar dasit dan syenit.
Muarabungo, Sumatra, skala 1 : 250.000
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Simandjuntak dkk., 1991). Secara
Hasil Penyelidikan
regional, stratigrafi daerah penyelidikan
Daerah Sungai Rengas tersusun
tersusun oleh batuan yang berasosiasi
oleh formasi dengan urutan dari tua ke
dengan Cekungan Sumatra Selatan pada
muda yaitu Formasi Airbenakat, Formasi
sub-Cekungan Jambi dan sebagian kecil
Muaraenim, Formasi Kasai dan Aluvium
berasosiasi dengan Cekungan Sumatra
(Simandjuntak dkk., 1991) (Gambar 3).
Tengah. Urutan stratigrafi dapat
Formasi Airbenakat (Tma), terdiri
dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu
dari batulempung menjari berwarna putih
Pra-Tersier, Tersier dan Kuarter. Urutan
kelabu dengan sisipan batupasir halus,
Pra-Tesier berumur mulai Karbon Awal -
batupasir abu-abu hitam kebiruan
Perm Tengah terdiri atas Formasi
glaukonitan, setempat mengandung lignit.
Terantam (Karbon Awal), Formasi
Di bagian atas setempat tufaan dan di
Gangsal, Formasi Pengabuhan, Formasi
bagian tengah berfosil dengan ketebalan
Mentulu (ketiganya berumur Permokarbon,
lebih dari 450 m.
dikelompokkan sebagai Kelompok
Formasi Muaraenim (Tmpm),
Tigapuluh), Formasi Mengkarang (Perm
tersusun atas batupasir tufaan berbutir
Awal) dan Formasi Pelepat (Perm Awal -
sedang, batulempung tufaan pasiran, dan
Tengah).
batulempung berfosil berwana kuning abu-
Urutan Tersier terdiri atas Formasi
abu, bersisipan lignit berwarna coklat
Lahat (Eosen – Oligosen Awal), Formasi
kehitaman, mengandung oksida besi
Kelesa (Eosen – Oligosen Awal), Formasi
berupa konkresi dan lapisan tipis serta
Talangakar (Oligosen Akhir – Miosen
mempunyai ketebalan lebih dari 600 m.
Awal), Formasi Lakat (Oligosen Akhir –
Formasi Kasai (Qtk), tersusun atas
Miosen Awal), Formasi Gumai (Miosen
tuf berbutir halus hingga kasar dan tuf
Awal – Tengah), Formasi Airbenakat
pasiran dengan lensa rudit mengandung
(Miosen Tengah - Akhir), Formasi
kepingan batuapung dan tuf, berwarna
Muaraenim (Miosen Akhir – Pliosen Awal)
abu-abu hingga abu-abu kekuningan,
dan Formasi Kasai (Plio Plistosen).
banyak dijumpai sisa tumbuhan, lapisan
Endapan Kuarter tersusun oleh batuan
tipis lignit dan kayu terkersikkan dengan
produk gunungapi, endapan undak sungai,
ketebalan sekitar 400 m. Aluvium (Qa),
endapan rawa dan aluvium. Disamping itu,
terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir,
terdapat batuan - batuan terobosan yang
lumpur dengan sisa tumbuhan.

74 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Sungai Rengas dan sekitarnya


(modifikasi dari Simanjuntak dkk., 1991)

Sebaran batubara di daerah Sungai jendela yang muncul ke permukaan akibat


Rengas umumnya ditemukan pada bagian dari erosi sungai pada daerah yang rendah.
selatan, berada disekitar Sungai Secara megaskopis, batubara Formasi
Batanghari dan bagian rendahan di daerah Muaraenim yang terdapat di Sungai
penyelidikan. Batubara yang ditemukan Rengas dan sekitarnya berwarna coklat
diinterpretasikan merupakan batubara dari kehitaman, kilap kusam, keras, getas dan
Formasi Muaraenim, ditemukan sebagai sebagian masih menampakkan struktur
lapisan yang tidak menerus dan kayu (Gambar 4).
dibeberapa tempat merupakan singkapan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 75
Buku 1: Bidang Energi

Pembahasan yaitu Lapisan 1, 2, 3 dan 4 (Gambar 5).


Berdasarkan lokasi sebarannya, Selain itu ditemukan 2 lokasi indikasi
batubara ditemukan pada Blok Danau batubara, berdasarkan informasi dari
Embat. Ditemukan 7 (tujuh) singkapan warga, pada 2 lokasi indikasi batubara
batubara yang terukur jurus dan tersebut, pernah dilakukan pengeboran
kemiringannya dengan ketebalan 0,25 - minyak bumi oleh pihak swasta dan
1,50 meter, yang diinterpretasikan ditemukan lapisan batubara pada
membentuk 4 (empat) lapisan batubara kedalaman 2 - 10 meter.

Gambar 4. Singkapan Batubara Daerah Sungai Rengas pada Blok Danau Embat

Gambar 5. Peta Geologi dan Sebaran Batubara


Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya

76 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Hasil analisis laboratorium belerang (total sulfur) memiliki nilai 0,12 %


menunjukkan bahwa batubara di daerah - 3,14 % (adb) dan berat jenis (SG/RD) 1,40
Sungai Rengas memiliki kandungan lengas – 1,80 gr/cm3 (adb).
bebas (Free moisture) 35,38 % - 63,01 % Batubara Sungai Rengas memiliki
(adb), lengas total (Total Moisture) 43,24 % nilai kalori berkisar antara 4.338 kal/g dan
- 67,09 % (adb) dan lengas nisbi (Inherrent 5.372 kal/g (adb). Satu conto batubara
Moisture)10,48 % - 14,30 % (adb). memiliki nilai kalori yang sangat rendah,
Kandungan zat terbang (volatile matter) nilai kalori rendah ini diperkirakan kerena
25,99 % - 45,86 % (adb). Sedangkan banyaknya pengotor dari batu lempung
kandungan karbon tertambat (fixed carbon) primer dan sekunder. Berdasarkan
sebesar 10,64 % - 36,75 % (adb). klasifikasi ASTM, batubara daerah
Kandungan abu (ash) yaitu 6,25% - 52,33 penyelidikan termasuk ke dalam batubara
% (adb). Conto batubara yang memiliki peringkat lignit. Hasil analisis kimia
kandungan abu tinggi diperkirakan banyak batubara daerah Sungai Rengas dan
mengandung lempung. Kandungan sekitarnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Kimia Batubara Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya


Unit Kode Conto
Analysis
(basis) SR 21 SR 22A SR 22B SR 22C SR 23A SR 23B SR 29A SR 29B SR 30

FM % (ar) 35.38 42.2 39.78 38.02 44.05 44.34 42.78 4491 63.01
TM % (ar) 43.24 48.81 48.39 45.58 51.8 50.17 48.79 50.88 67.09
Proximate
Moisture % (adb) 12.17 11.43 14.3 12.19 13.85 10.48 10.53 10.83 11.04
Volatile M % (adb) 33.11 45.86 41.23 41.56 43.32 45.5 42.47 41.49 25.99
F. Carbon % (adb) 33.08 35.96 34.71 35.08 36.58 36.75 27.73 36.25 10.64
Ash % (adb) 21.64 6.75 9.76 11.17 6.25 7.27 19.27 11.43 52.33
T. Sulphur % (adb) 3.14 0.3 0.29 0.31 0.29 0.26 0.22 1.44 0.12
SG/RD adb 1.56 1.43 1.43 1.46 1.4 1.43 1.5 1.44 1.8
Si adb 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cal value kal/g (adb) 4338 5228 4801 4719 5245 5372 4390 5020 1823
Ultimate
Carbon % (daf) 66.2 68.63 68.4 67.13 70.1 68.48 66.76 68.25 56
Hidrogen % (daf) 4.98 4.98 4.91 4.72 4.98 5.03 5.03 5.03 6.48
Nitrogen % (daf) 1.71 1.19 1.16 1.14 1.23 1.24 0.94 1.02 0.76
Sulphur % (daf) 4.75 0.37 0.38 0.41 0.36 0.32 0.31 0.48 0.33
Oxsigen % (daf) 22.7 24.84 25.15 26.61 23.32 23.92 26.69 25.22 36.39

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 77
Buku 1: Bidang Energi

Berdasarkan hasil analisis petrografi, nilai di daerah Sungai Rengas dan sekitarnya
reflektan vitrinit rata-rata batubara di adalah sebesar 1.484.831 ton. Namun jika
daerah penyelidikan yaitu 0,25 – 0,31 %. mengacu pada SNI yang membatasi
Kandungan maseral didominasi oleh vitrinit perhitungan sumberdaya pada batubara
dengan (32,4% –78,4 %). Sisanya kalori rendah dengan kalori <5.100 kal/g
merupakan maseral lainnya yaitu inertinit (adb) dengan ketebalan minimum 1 meter,
(1,8% - 37,8%) dan liptinit dengan maka sumberdaya hipotetik pada daerah
kandungan yang lebih kecil (0,4% -4,4%). penyelidikan yang masuk dalam kriteria
Berdasarkan nilai reflektan vitrinit rata-rata SNI adalah sebesar 631.577 ton.
(mean % Rv), batubara daerah Sungai
Rengas tergolong batubara peringkat lignit. KESIMPULAN
Hasil analisis petrografi batubara daerah Batubara daerah Sungai Rengas
Sungai Rengas dan sekitarnya dapat dilihat dan sekitarnya berada pada Formasi
pada Tabel 2. Muara Enim. Wilayah yang
Potensi sumber daya batubara direkomendasikan sebagai wilayah
dihitung berdasarkan rekonstruksi prospek batubara yaitu Blok Danau Embat
singkapan batubara di daerah penyelidikan dengan potensi batubara sebesar
dengan kriteria perhitungan dalam kondisi 1.484.831 ton. Batubara yang terdapat
geologi sederhana. Total sumberdaya pada blok prospek ini merupakan batubara
hipotetik batubara pada Blok Danau Embat lignit.

Tabel 2. Analisis Petrografi Batubara Daerah Sungai Rengas dan Sekitarnya


Kode Kisaran % Mean % % Maseral % Mineral
No.
Conto Rv Rv Vitrinite Liptinite Inertinite Clay Oks. besi Pirit

1 SR-21 0,27 – 0,33 0,30 74,1 3,8 1,8 13,9 - 6,4


2 SR-22A 0,24 – 0,35 0,30 83,4 4,4 8,4 3,0 - 0,8
3 SR-22B 0,20 – 0,29 0,25 64,4 2,0 25,8 6,8 - 1,0
4 SR-22C 0,28 – 0,34 0,31 66,8 0,6 28,6 10,0 0,4 3,6
5 SR-23A 0,26 – 0,31 0,28 78,4 2,4 15,0 3,6 - 0,6
6 SR-23B 0,29 – 0,33 0,31 55,4 2,6 37,8 4,0 - 0,2
7 SR- 29A 0,24 – 0,28 0,26 60,2 0,4 17,4 18,8 0,4 2,8
8 SR- 29B 0,27 – 0,31 0,29 68,6 1,4 19,4 10,0 - 0,6
9 SR-30 0,21 – 0,31 0,26 32,4 - 8,6 53,2 1,0 4,8

DAFTAR PUSTAKA
Darman, H., and Sidi, F. H., (2000): An Outline of the Geology of Indonesia, Indonesian
Association of Geologist.
Koesoemadinata, R. P. (1976): Tertiary Coal Basins of Indonesia, Prepare for the 10th Annual
of CCOP, Geology Survey of Indonesia.
Simandjuntak, T. O., Surono, Gafoer, S., dan Amin, T. C. (1991): Geologi Lembar Muara
Bungo, Sumatra, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

78 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TOMMO DAN SEKITARNYA,


KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

Soleh Basuki Rahmat, Robert L. Tobing, dan Asep Suryana


Bidang Batubara, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan prospeksi batubara dilakukan di daerah Tommo dan sekitarnya, Kabupaten
Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis daerah penyelidikan terletak pada
koordinat 1192100” – 1193600” BT dan 20600” – 221’00” LS.
Daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Lariang-Karama. Secara umum
daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yaitu satuan morfologi
pedataran, dan satuan morfologi perbukitan curam. Formasi pembawa batubara di daerah
penyelidikan adalah Formasi Gunung Api Talaya yang berumur Miosen - Pliosen.
Batubara yang ditemukan secara megaskopis berwarna hitam kecoklatan, kilap terang,
getas, tough, setempat kusam. Singkapan batubara yang ditemukan sebagian berupa
perlapisan tipis berketebalan 10 cm dengan sebaran kurang lebih 2 m dan sebagian lagi
berupa bongkahan berukuran kerakal hingga bongkah (skala Wentworth, 1922) yang
menyebar secara acak dan tidak memiliki perlapisan yang menerus. Hal ini diperkuat oleh
hasil paritan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa batubara yang ditemukan
memiliki nilai kalori yang berkisar antara 7100 – 7600 kal/gr (adb), sedangkan nilai reflektansi
vitrinit acak (random vitrinite reflectance, vr) antara 0,32 – 0,52%.
Hasil interpretasi menunjukkan bahwa lapisan batubara di daerah penyelidikan
terbatas penyebarannya, yang hanya setempat-setempat. Paritan yang dibuat di sekeliling
singkapan batubara menunjukkan bahwa singkapan ini hanya berupa bongkah dan tidak ada
kemenerusannya. Kemungkinan besar batubara yang ada merupakan hasil rework pada
Formasi Toraja.

Kata kunci: batubara rework, Formasi Toraja, Formasi Gunungapi Talaya, Tommo

PENDAHULUAN Mamuju, Provinsi Sulawesi Selatan.


Badan Geologi melalui Pusat Secara geografis daerah tersebut terletak
Sumberdaya Mineral Batubara dan pada koordinat 1192100” – 1193600” BT
Panasbumi (PSDMBP), pada tahun 2017 dan 20600” – 221’00” LS (Gambar 1).
telah melaksanakan kegiatan prospeksi Maksud dari kegiatan prospeksi batubara
batubara di wilayah Tommo, Kabupaten ini adalah untuk mengungkap potensi dan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 79
Buku 1: Bidang Energi

wilayah keprospekan sumber daya pengukuran singkapan batubara dan


batubara di daerah Tommo dan sekitarnya lapisan pengapit yang difokuskan pada
di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi formasi pembawa batubara, yaitu Batuan
Barat. Sedangkan tujuannya adalah untuk Gunungapi Talaya (Tmtv). Pekerjaan yang
mencari data geologi batubara melalui dilakukan diantaranya adalah pencarian
kegiatan pemetaaan geologi permukaan lokasi singkapan batuan pada formasi
yang dibantu dengan paritan atau sumur uji pembawa batubara, pengukuran posisi
pada formasi pembawa batubara yang ada. singkapan (dengan GPS), arah jurus,
kemiringan dan tebal lapisan batubara,
METODOLOGI serta pengambilan conto batubara untuk
Pelaksanaan kegiatan penyelidikan keperluan analisis dengan metode grab
prospeksi batubara diawali dengan sampling dan parit uji.
pengumpulan data sekunder yang Percontoh batubara kemudian
digunakan sebagai acuan kegiatan dianalisis di laboratorium, yang mencakup
lapangan. Pembuatan rencana lintasan analisis proksimat, ultimat, pengujian fisika,
pemetaan geologi dilakukan untuk pengujian mechanical properties, thermal
membantu kelancaran kerja, serta properties, analisis abu dan analisis
pembuatan peta – peta yang diperlukan petrografi yang dilaksanakan di
seperti peta topografi, peta geomorfologi Laboratorium Pusat Sumber Daya Mineral,
dan peta geologi. Batubara dan Panasbumi (PSDMBP),
Pada kegiatan pemetaan di Badan Geologi, Bandung.
lapangan, dilakukan pengamatan dan

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

80 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI UMUM mandala barat Pulau Sulawesi yang


Hall dan Wilson (2000) membagi berisikan jalur magmatik batuan vulkanik
Sulawesi menjadi empat Mandala berumur Kenozoikum dan batuan plutonik.
berdasarkan litotektoniknya, yaitu Mandala Secara regional daerah
barat (West & North Sulawesi Plutono- penyelidikan juga termasuk dalam
Vulcanic Arc), Mandala tengah (Central Cekungan Lariang-Karama (Gambar 3).
Sulawesi Metamorphic Belt), Mandala Formasi batuan dalam cekungan tersebut
timur (East Sulawesi Ophiolite Belt), dan sejak Miosen Awal berhubungan dengan
Fragmen Benua Banggai-Sula dan Tukang pergerakan lateral sistem sesar Palu-Koro,
Besi (Banggai-Sula and Tukang Besi Talaya, dan Karama, menutup sedimen
Blocks) seperti yang terlihat pada Gambar Paleogen pada graben-graben (Indonesian
2. Daerah penyelidikan termasuk dalam Basin Summaries, 2006).

Gambar 2. Peta Geologi Sulawesi yang disederhanakan (Hall and Wilson, 2000)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 81
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Lokasi Cekungan Lariang-Karama (modifikasi dari Badan Geologi, 2009)

Berdasarkan Calvert dan Hall batubara, batupasir kuarsa, dan sedikit


(2007) stratigrafi daerah penyelidikan sedimen vulkanik, diendapkan pada
tersusun dari batuan berumur Mesozoikum lingkungan payau dan fluvial (Calvert,
yang menjadi batuan dasar pada 1999; Calvert and Hall, 2003).
Cekungan Lariang-Karama (Gambar 4). Sementara itu, dengan merujuk
Batuan berumur Kenozoikum secara tidak pada peta geologi 1: 250.000 Lembar
selaras terendapkan di atas batuan dasar, Mamuju, Sulawesi (Ratman and
terdapat tiga sekuen besar yang ditandai Atmawijaya, 1993) stratigrafi daerah
dengan adanya ketidakselarasan utama, penyelidikan dari yang tertua sampai ke
yaitu Kelompok Toraja berumur Eosen muda tersusun atas: Formasi Latimajong
Tengah – Oligosen Tengah, Kelompok (Kls) yang berumur Kapur; Formasi Sekala
Lariang berumur Miosen Tengah – Akhir, (Tmps) berumur Miosen; Batuan
dan Formasi Pasangkayu berumur Plio – Gunungapi Talaya (Tmtv) yang menjemari
Plistosen. Batubara terdapat pada Formasi dengan Formasi Sekala berumur Miosen –
Kalumpang yang merupakan bagian dari Pliosen; serta Formasi Lariang (Tmpl)
Kelompok Toraja. Formasi Kalumpang ini berumur Miosen – Pliosen.
terdiri dari batulempung dan lanau,

82 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Stratigrafi dan tektonik Cekungan Lariang-Karama (Calvert and Hall, 2007)

HASIL PENYELIDIKAN Satuan ini terutama tersusun oleh aluvium,


Secara umum daerah penyelidikan Formasi Lariang dan sebagian kecil
dapat dibagi menjadi 2 satuan morfologi, Formasi Gunung api Talaya. Kebanyakan
yaitu satuan morfologi pedataran, dan daerah pada morfologi ini dipergunakan
satuan morfologi perbukitan curam. untuk pertanian sawah dan kebun,
Satuan morfologi daerah pedataran terutama kebun sawit. Satuan ini memiliki
(Gambar 5), berada di bagian Barat Laut ketinggian antara 75 - 200 meter di atas
daerah penyelidikan. Pola aliran sungai muka air laut rata-rata. Satuan ini
yang berkembang adalah pola aliran menempati sekitar 20% dari daerah
sungai dendritik sampai anastomatik. penyelidikan.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 83
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Morfologi pedataran dengan latar belakang morfologi perbukitan curam dilihat
dari Kampung Leling Raya kearah sebelah selatan

Satuan Morfologi Perbukitan Curam Formasi Latimajong (Kls) berumur


merupakan morfologi yang mendominasi Kapur, terdiri dari batusabak, kuarsit, filit,
daerah penyelidikan. Satuan ini menempati batupasir kuarsa malih, batulanau malih,
hampir seluruh daerah penyelidikan. Pola dan pualam, setempat batulempung malih.
aliran sungai yang berkembang adalah Batuan Gunungapi Talaya (Tmtv)
pola aliran sungai dendritik hingga paralel. menjemari dengan Formasi Sekala
Satuan ini terutama disusun oleh Formasi berumur Miosen – Pliosen, terdiri dari
Lariang, Formasi Sekala, Formasi Batuan breksi gunungapi, konglomerat, tuf dan
Gunung api Talaya, dan Formasi lava bersusunan andesit-basal, dengan
Latimojong. Ketinggian dari satuan ini sisipan batupasir dan napal, setempat
antara 200 - 1.800 m dari permukaan laut batubara. Batuan Gunungapi Talaya juga
rata-rata. Satuan ini menempati sekitar 80 menjadi target penyelidikan batubara.
% daerah penyelidikan. Formasi Sekala (Tmps) berumur
Sementara secara stratigrafi, Miosen, terdiri dari batupasir hijau,
daerah penyelidikan tersusun oleh formasi grewake, napal, batulempung dan tuf,
batuan dengan urutan dari tua ke muda sisipan lava bersusunan andesit basalt.
yaitu Formasi Latimojong, Formasi Batuan Formasi Lariang (Tmpl) berumur
Gunungapi Talaya, Formasi Sekala, Miosen – Pliosen, terdiri atas batupasir
Formasi Lariang dan Aluvium (Gambar 6). gampingan, dan mikaan, batulempung
bersisipan kalkarenit, konglomerat dan tuff.

84 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Stratigrafi daerah Tommo, Kabupaten Mamuju


(modifikasi dari Ratman dan Atmawinata, 1993)

Endapan Batubara cm dan penyebaran sekitar 10 m.


Selama kegiatan penyelidikan yang Kenampakan batubara berwarna coklat
telah dilaksanakan di daerah Tommo dan kehitaman, kilap kusam – agak terang,
sekitarnya ditemukan singkapan batubara getas, dapat diremas, mengotori tangan.
dan singkapan batuan lainnya di 35 lokasi. Sementara singkapan yang berupa
Singkapan batubara ditemukan di 5 lokasi, bongkah berukuran boulder ditemukan
sementara sisanya adalah batuan lain pada singkapan BB 01, BB 02, BB 03
selain batubara. Singkapan batubara di (Gambar 7) dan sebagai komponen pada
daerah penyelidikan tersingkap breksi berukuran kerakal sampai boulder
kepermukaan berupa perlapisan maupun (Gambar 8). Secara fisik kenampakan
bongkah. Singkapan batubara yang berupa batubara berwarna hitam kecoklatan, kilap
perlapisan (MJU 01) dengan ketebalan 10 terang, getas, tough, setempat kusam.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 85
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Boulder batubara yang ditemukan di lokasi BB-04 di daerah Tamesasang.

Gambar 8. Batubara berukuran kerakal pada breksi


yang ditemukan di jalan menuju Tamessasang.

Kualitas Batubara Hasil analisis proksimat


Batubara yang diperoleh dari hasil menunjukkan bahwa dari lima conto yang
penyelidikan lapangan kemudian dilakukan dianalisis, terdapat 2 (dua ) conto yaitu
analisis laboratorium yang mencakup conto MJU 01 dan BB 03 memiliki
analisis proksimat, ultimat, pengujian fisika, kandungan abu yang sangat besar yaitu
pengujian mechanical properties, thermal 57,18% dan 55,27% (adb), dengan nilai
properties, analisis abu dan analisis kalori 2100 – 2600 cal/gr (adb). Sementara
petrografi. Sebanyak 5 (lima) conto conto yang lain memiliki nilai kandungan
batubara telah dikirim untuk dianalisis di abu 2,64 – 5,81% (adb) dengan nilai kalori
laboratorium Pusat Sumber Daya Mineral, sebesar 5600-7600 cal/gr (adb).
Batubara dan Panas Bumi. Kemungkinan besar perbedaan ini

86 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

disebabkan karena conto MJU 01 dan BB 57,8 – 61,2%, maseral inertinit 27,6 –
03 didominasi oleh coally clay. Oleh karena 34,6%, dan maseral liptinit 2,8 – 7,0%.
itu, kedua conto tersebut dikategorikan Kehadiran mineral pirit pada beberapa
bukan batubara dan tidak akan dibahas conto batubara seperti pada conto BB01
lebih lanjut. dan BB 02 diperkirakan berhubungan
Tiga conto batubara yaitu BB01, dengan adanya pengaruh lingkungan laut
BB02 dan BB 04 menunjukkan kandungan pada saat batubara tersebut diendapkan.
karbon tertambat (FC) 47 – 53% (adb), Hasil analisis petrografi dapat dilihat pada
kandungan air (M) 2,9 – 10,9% (adb), dan Tabel 2.
zat terbang (VM) 35,4 – 41,9% (adb).
Sementara itu, hasil analisis ultimate EVALUASI HASIL PENYELIDIKAN
menunjukkan kandungan Karbon di atas Data singkapan batubara dan parit
60%, Hidrogen dibawah 6,4%, Nitrogen di uji/sumuran yang diperoleh dari hasil
bawah 2% dan Oksigen 9 – 31% (daf). penyelidikan, kemudian digunakan untuk
Selain ultimate dan proksimat, pengujian melakukan rekonstruksi agar dapat
lain yang dilakukan adalah pengujian mengetahui sebaran lapisan batubara yang
Spesific Gravity (SG), Hardgrove index terdapat di daerah ini. Hasil rekonstruksi
(HGI) dan Swelling Index (SI). Nilai SG 1,26 menunjukkan bahwa batubara yang
– 1,39 kg/cm3, nilai HGI 46 – 55 dan nilai SI terdapat di daerah penyelidikan
antara 0 dan 1. Hasil analisis laboratorium sebarannya tidak luas dan hanya
pada nilai kalori, analisis ultimate, setempat-setempat. Perlapisan yang
kandungan SG dan HGI menunjukkan ditemukan hanya memiliki panjang 10 m
kemiripan dengan batubara Formasi Toraja dengan ketebalan 10 cm (MJU 01).
yang memiliki umur lebih tua (Ibrahim dan Sementara singkapan batubara yang
Ramdhani, 2015). Sementara hasil dari SI lainnya hanya berupa bongkahan yang
yang berada di bawah nilai 1 (satu), letaknya acak, tidak beraturan. Hasil
mengindikasikan bahwa batubara di paritan yang dibuat di sekeliling singkapan
daerah penyelidikan kurang cocok untuk batubara juga menunjukkan bahwa
dijadikan batubara kokas. Hasil singkapan yang ada (BB 01, BB 02, BB 03)
selengkapnya dapat dilihat pada Error! hanya berupa bongkah dan tidak ada
Reference source not found. 1. kemenerusannya. Paritan lain yang di buat
Hasil analisis petrografi organik sekitar 10 sampai 25 m dari lokasi
terhadap conto batubara di daerah Tommo singkapan searah dengan arah yang
memiliki nilai reflektansi vitrinit 0,32 – diperkirakan merupakan arah jurusnya pun
0,52%. Komposisi maseral didominasi oleh tidak menemukan kemenerusan dari
maseral vitrinit. Komposisi maseral vitrinit batubara yang ada.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 87
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 1. Hasil analisis laboratorium untuk batubara di daerah Tommo dan sekitarnya.
Sample Code
ANALYSIS UNIT BASIS
MJU-01 BB 01 BB 02 BB 03 BB 04
Free Moisture % ar 8.44 5.45 8.73 40.05 54.55
Total Moisture % ar 11.47 8.18 13.21 45.13 59.52
PROXIMATE
Moisture % adb 3.31 2.89 4.91 8.48 10.93
Volatile Matter % adb 20.42 41.97 39.45 22.19 35.54
Fixed Carbon % adb 19.09 52.35 53.00 14.06 47.72
Ash % adb 57.18 2.79 2.64 55.27 5.81
ULTIMATE
Carbon % daf 60.61 80.57 78.60 60.11 74.20
Hydrogen % daf 6.35 5.72 5.28 5.69 4.55
Nitrogen % daf 1.77 1.38 1.55 0.97 1.24
Sulphur % daf 14.51 2.47 1.46 1.97 0.81
Oxygen % daf 16.76 9.86 13.12 31.27 19.21
PHYSICAL PROPERTIES
Spesific Gravity (SG) adb 1.85 1.26 1.30 1.86 1.39
Swelling Index (SI) adb - 1.00 - - -
MECHANICAL PROPERTIES
HGI adb 84.14 46.14 48.90 78.62 55.12
THERMAL PROPERTIES
Calorivic Value cal/gr adb 2,653.00 7,660.00 7,148.00 2,113.00 5,781.00

Tabel 2. Hasil analisis petrografi organic untuk batubara daerah Tommo dan sekitarnya

Kemungkinan besar, keberadaan 1993), letusannya diperkirakan membuat


batubara pada Formasi Batuan Gunung api batuan yang telah terendapkan
Talaya ini merupakan hasil rework dari sebelumnya (termasuk batubara pada
formasi yang lebih tua yaitu Formasi Formasi Toraja yang berumur Eosen)
Toraja. Berdasarkan Ratman and mengalami perubahan dan ikut
Atmawijaya (1993), Formasi Toraja dihamburkan untuk kemudian diendapkan
memiliki kandungan batubara dan kembali menjadi bagian dari Formasi
merupakan formasi pembawa batubara. Batuan Gunung api Talaya. Batubara ini
Ketika Gunung Talaya meletus pada kemudian diendapkan sebagai komponen
Miosen Atas (Ratman and Atmawijaya,

88 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

dari breksi dan konglomerat pada Formasi Sumber daya Batubara


Batuan Gunung api Talaya. Sumber daya batubara di daerah
Hasil analisis laboratorium dari penyelidikan tidak dapat dihitung
batubara Formasi Batuan Gunung api dikarenakan batubara yang ditemukan
Talaya juga menunjukkan kemiripan hanya berupa bongkahan yang acak,
dengan batubara Formasi Toraja hasil dari bukan berupa perlapisan seperti batubara
penyelidikan Ibrahim dan Ramdhani (2015) pada umumnya.
di daerah Bonehau. Conto batubara BB 01
dan BB 02 yang merupakan bongkah pada KESIMPULAN
Formasi Batuan Gunung api Talaya Batubara di daerah penyelidikan
memiliki kisaran nilai kalori 7100 – 7600 ditemukan berupa bongkah yang
cal/gr (adb), hal ini memiliki kemiripan berukuran kerakal hingga boulder pada
dengan nilai kalori pada Formasi Toraja di Formasi Batuan Gunung api Talaya.
daerah Bonehau yang berada di sebelah Endapan batubara tidak berkembang
selatannya. Peringkat batubara pun sama dengan baik dan diduga merupakan bagian
yaitu pada kisaran high volatile bituminous. dari Formasi Toraja yang terendapkan
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, kembali (rework) pada saat pembentukan
maka diduga bongkah batubara yang Formasi Batuan Gunung api Talaya.
ditemukan di daerah penyelidikan Walaupun batubara di daerah penyelidikan
merupakan hasil rework, bukan insitu, dari berperingkat cukup bagus yaitu sub
Formasi Toraja yang terbawa dan bituminous hingga high volatile bituminous
terendapkan kembali pada saat C namun penyebarannya sangat terbatas
pembentukan Formasi Batuan Gunungapi sehingga daerah ini tidak prospek untuk
Talaya. dikembangkan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
BPS Kab. Mamuju, 2017. Mamuju Dalam Angka 2016.
BPS Kab Mamuju, 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju [WWW Document]. URL
https://mamujukab.bps.go.id/ (accessed 4.12.17).
Calvert, S.J., 1999. The Cenozoic Evolution of the Lariang and Karama Basins, Sulawesi.
Indones. Pet. Assoc.
Calvert, S.J., Hall, R., 2007. Cenozoic evolution of the Lariang and Karama regions, North
Makassar Basin, western Sulawesi, Indonesia. Pet. Geosci. 13, 353–368.
https://doi.org/10.1144/1354-079306-757
Calvert, S.J., Hall, R., 2003. THE CENOZOIC GEOLOGY OF THE LARIANG AND KARAMA
REGIONS, WESTERN SULAWESI: NEW INSIGHT INTO THE EVOLUTION OF THE

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 89
Buku 1: Bidang Energi

MAKASSAR STRAITS REGION. Indones. Pet. Assoc.


Darman, H., Sidi, F.H. (Eds.), 2000. An Outline of the Geology of Indonesia. Indonesian
Association of Geologists.
Hall, R., Wilson, M.E.J., 2000. Neogene sutures in eastern Indonesia. J. Asian Earth Sci. 18,
781–808. https://doi.org/10.1016/S1367-9120(00)00040-7
Ibrahim, M.A., Ramdhani, M.R., 2015. PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH BONEHAU
DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT. Bandung.
Indonesian Basin Summaries, 2006. . Patra Nusa Data, Jakarta.
International Energy Agency, 2015. Key Coal Trends, IEA Report.
Ratman, N., Atmawijaya, S., 1993. Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi. Pusat Survey
Geologi, Bandung.
Speight, J.G., 2005. Handbook on coal analysis. John Wiley & Sons, Ltd.

90 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH LONG BAGUN DAN SEKITARNYA,


KABUPATEN MAHAKAM ULU - PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Robet L. Tobing, Sandi Rukhimat, dan Hans Elmaury Siregar


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan prospeksi batubara di daerah Mahakam Ulu dilakukan untuk mendapatkan
wilayah prospek batubara dan melengkapi data neraca sumber daya batubara nasional.
Kegiatan prospeksi dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi, pembuatan
paritan/sumur uji dan analisis laboratorium.
Formasi pembawa batubara di daerah penyelidikan yaitu Formasi Batu Ayau berumur
Eosen Akhir. Hasil rekonstruksi data lapangan menunjukkan terdapatnya 9 (sembilan) lapisan
batubara dan diberi notasi seam A, seam B, seam C, seam D, seam E, seam F, seam G, seam
H dan seam I dengan ketebalan berkisar antara 0,15 hingga 2,15 meter. Keberadaan lapisan
batubara tersebut terdapat pada dua blok, yaitu Blok 1 dan Blok 2.
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa batubara di daerah penyelidikan
memiliki nilai kalori berkisar antara 3035 cal/gr dan 8255 cal/gr (adb) dan diklasifikasikan
sebagai batubara berperingkat Sub Bituminous B – High Volatile Bitumious B. Diperkirakan
sumberdaya batubara tereka di daerah Long Bagun dan sekitarnya sebesar 4.065.600 ton.

Kata kunci: batubara, Long Bagun, Formasi Batu Ayau, Sub Bituminous B, High Volatile
Bituminous B

PENDAHULUAN Kegiatan ini dimaksudkan untuk


Kegiatan prospeksi batubara memperoleh informasi yang lebih rinci
merupakan kegiatan lanjutan dari hasil tentang dimensi endapan batubara yang
Survei Tinjau Endapan Batubara di daerah meliputi lokasi, jurus dan kemiringan,
Long Bagun dan Sekitarnya, Kabupaten ketebalan serta kualitas dan kuantitas
Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, endapan batubara di daerah penyelidikan
PSDMBP, Tahun 2016. Secara geografis, pada Formasi Batu Ayau dengan metode
lokasi kegiatan berada pada koordinat pemetaan geologi, pembuatan sumuran/
11514–11529 BT dan 0024–0039 LU parit uji. Tujuan dilakukannya kegiatan ini
dengan luas daerah penyelidikan seluas adalah untuk mengetahui potensi serta
80.000 hektar. prospek pengembangan batubara di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 91
Buku 1: Bidang Energi

daerah Long Bagun dan sekitarnya, • Pembuatan parit uji dilakukan pada 4
Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi (empat) titik dengan panjang parit
Kalimantan Timur di masa yang akan disesuaikan dengan keadaan masing-
datang. masing lapisan batubara. Untuk setiap
titik parit uji dilakukan pengamatan dan
METODOLOGI deskripsi lapisan batubara serta jurus
Kegiatan yang dilakukan pada dan mengukur kemiringan serta
Penyelidikan Prospeksi Batubara di ketebalan lapisan batubara maupun
Daerah Long Bagun, Kabupaten Mahakam batuan lainnya. Mengamati aspek-
Hulu diantaranya adalah : aspek geologi lainnya (hubungan
• Pengumpulan data sekunder yaitu satuan stratigrafi, struktur geologi,
mengumpulkan informasi yang kandungan mineralogi dan fosil) yang
diperlukan mengenai daerah dapat menunjang penafsiran bentuk
penyelidikan terutama hasil geometris dari endapan batubara.
penyelidikan tahun sebelumnya untuk Pada singkapan batubara dan parit uji
dijadikan acuan dalam tahap dilakukan pemercontoan batubara
penyelidikan prospeksi. untuk keperluan analisis laboratorium
• Pengumpulan data primer dengan sebagai upaya mengetahui gambaran
melakukan kegiatan penyelidikan kualitas batubara daerah penyelidikan.
lapangan terdiri atas pemetaan geologi
batubara dan pembuatan parit uji. GEOLOGI REGIONAL
Pemetaan geologi batubara difokuskan Secara geologi, daerah
pada lokasi temuan singkapan penyelidikan berada pada Cekungan Kutai.
batubara sebelumnya, untuk kemudian Cekungan Kutai di bagian barat dibatasi
dilakukan pemetaan batubara ke arah oleh Tinggian Kucing, di bagian utara oleh
jurus perlapisan batubara agar Tinggian Mangkaliat, di bagian selatan oleh
diketahui kemenerusan lapisan Cekungan Barito dan di bagian timur oleh
batubara tersebut. Pada singkapan Selat Makasar. Urutan regresif di
batubara kemudian dilakukan Cekungan Kutai terdiri dari lapisan-lapisan
pengukuran kedudukan lapisan, klastik deltaik hingga paralik yang
mengamati dan mendeskripsikan mengandung banyak lapisan-lapisan
singkapan batubara dan lapisan batubara dan lignit. Sistem delta yang
pengapitnya, mengamati aspek-aspek berumur Miosen Tengah berkembang
geologi lainnya (stratigrafi, struktur secara cepat ke arah timur dan ke arah
geologi, morfologi) dan dokumentasi tenggara yaitu Formasi Pulubalang dan
data. Balikpapan. Progradasi ke arah timur dan

92 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

tumbuhnya delta berlangsung terus Kelompok Embaluh (KTe), Batupasir Haloq


sepanjang waktu diselang-selingi oleh fase dan Formasi Batu Kelau (Teh+Tek),
genang laut secara lokal. Batupasir Haloq (Teh), Formasi Batu Kelau
Kegiatan prospeksi di daerah (Tek), Formasi Batu Ayau (Tea), Anggota
penyelidikan mengacu pada Peta Geologi Batupasir Lenmuring (Tol), Anggota
Lembar Long Pahangai (Abidin, dkk., 1993) Batugamping Batu Belah (Tob), Formasi
seperti yang disajikan pada Gambar 1. Ujoh Bilang (Tou), Batuan Gunungapi
Secara umum stratigrafi regional daerah Metulang (TmQm) dan Endapan Aluvial
prospeksi dari tua ke muda (Gambar 2), (Qa) (Abidin, dkk., 1993).
terdiri atas Formasi Selangkai (Kse),

Gambar 1. Peta geologi daerah penyelidikan (modifikasi dari Abidin, dkk., 1993)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 93
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN Daerah penyelidikan secara umum


Daerah penyelidikan tersusun oleh dicirikan oleh satuan morfologi pedataran
batuan pra-Tersier yang menempati bagian dan perbukitan bergelombang. Satuan
tengah wilayah penyelidikan. Batuan morfologi pedataran umumnya menempati
Tersier terdiri dari batuan sedimen klastik sekitar 45% daerah penyelidikan yang
dan batuan gamping berfosil yang berumur berada di bagian tengah dan tenggara.
Eosen hingga Miosen. Endapan Kuarter Satuan morfologi ini terdiri dari endapan
berupa endapan undak dan aluvial yang aluvial pantai, sungai dan endapan undak.
tersingkap di bagian barat wilayah Pola aliran sungai di lokasi ini memiliki pola
penyelidikan (Gambar 1). aliran subparalel dan dendritik.

Gambar 2. Kolom stratigrafi daerah penyelidikan (modifikasi dari Abidin, dkk., 1993).

94 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Satuan morfologi perbukitan sisipan batubara dan lignit, biasanya


bergelombang, umumnya terdapat pada gampingan dan karbonan umumnya
bagian utara dan selatan daerah berlapis baik, umurnya Eosen Akhir.
penyelidikan. Morfologi perbukitan • Formasi Ujoh Bilang (Tou), litologinya
bergelombang menempati sekitar 55% terdiri dari batulumpur, batupasir,
daerah penyelidikan. Satuan morfologi ini sebagian gampingan dan karbonan,
terdiri dari endapan batulempung, setempat tufaan; batulumpur: coklat
batulempung pasiran dari Formasi sedang sampai gelap, berlapis sampai
Batupasir Haloq di bagian Utara dan pejal umumnya menyerpih, bioturbasi,
Formasi Batu Ayau dan Formasi Ujoh kongkresi oksida besi, batupasir:
Bilang di bagian Selatan. Sungai yang kelabu muda sampai coklat, berbutir
mengalir di daerah ini mempunyai pola halus, kaya kuarsa sampai litik, terpilah
aliran subparalel dan dendritik. baik, struktur cetakan, umurnya Eosen
Secara umum stratigrafi daerah Akhir – Oligosen Awal.
penyelidikan dari urutan tua ke muda • Anggota Batugamping Batu belah
(Gambar 2) terdiri atas Kelompok (Tob), litologinya terdiri batu gamping
Selangkai (Kse) , Formasi Batupasir Haloq berfosil kelabu sampai kelabu
(Teh) Formasi Batu Kelau (Tek), Formasi kecoklatan, pejal sampai berlapis buruk
Batu Ayau (Tea) Anggota Batupasir dengan umur Oligosen Awal.
Lenmuring (Tol), Anggota batugamping • Endapan Alluvial (Qa) litologinya terdiri
batu belah (Tob), Formasi Ujoh Bilang lumpur, pasir, krikil dan sisa tumbuhan
(Tou), Alluvial (Qa). dengan umur Quarter.
• Kelompok Selangkai (Kse), serpih, Struktur geologi yang berkembang
batulumpur, batupasir, konglomerat, di daerah penyelidikan berdasarkan data
batugamping berfosil, jarang batubara, hasil pengamatan/pengukuran perlapisan
umumnya karbonan dan gampingan. batuan di lapangan dan studi literatur dari
• Batupasir Haloq (Teh), litologinya terdiri peta geologi Lembar Pahangai adalah
dari batupasir kuarsa, sedikit struktur lipatan dan sesar naik dengan arah
konglomerat dan batulumpur, jarang relatif baratdaya-timurlaut. Struktur lipatan
gamping. memiliki kemiringan berkisar 11º hingga
• Formasi Batu Kelau (Tek), litologinya 52º.
terdiri dari serpih, batulumpur,
batulanau dan sedikit batupasir. PEMBAHASAN
• Formasi Batu Ayau (Tea), litologinya Berdasarkan pemetaan geologi
terdiri dari batupasir, batulumpur, lapangan ditemukan 9 lokasi singkapan
batulanau umumnya karbonan dan batubara dan 26 lokasi singkapan batuan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 95
Buku 1: Bidang Energi

lain. Singkapan batubara yang ditemukan Batubara Blok 1 berada di sebelah


di daerah penyelidikan memiliki ketebalan utara daerah penyelidikan memiliki 3 (tiga)
berkisar 0,15 hingga 2,15 meter. Di bagian lapisan batubara dengan notasi seam A,
atas endapan batubara ditutupi oleh seam B dan seam C. Batubara pada blok
batulempung berwarna abu-abu ini memiliki sebaran relatif berarah barat-
kekuningan-kecoklatan dan di bagian timur dan kemiringan relatif berarah
bawah dialasi oleh batulempung karbonan selatan. Batubara pada blok ini di
berwarna abu-abu kehitaman. deskripsikan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil rekonstruksi data • Seam A (lapisan batubara A)
yang diperoleh dari lapangan, endapan merupakan singkapan batubara yang
batubara di lokasi penyelidikan ditemukan di lokasi OBB-01. Secara
diperkirakan terdiri dari 9 (sembilan) megaskopis batubara yang ditemukan
lapisan batubara dan diberi notasi seam A, berwarna hitam, mengkilat dan keras.
seam B, seam C, seam D, seam E, seam Ketebalan batubara setebal 1,10 meter
F, seam G, seam H dan seam I. Sembilan dengan arah jurus /kemiringan sebesar
lapisan batubara tersebut di bagi menjadi N 83º E/30º. Pelamparan batubara ke
dua blok, yaitu Blok 1 dan Blok 2 arah lateral di perkirakan 1000 meter.
(Gambar 3).

Blok-1

Blok-2

Gambar 3. Peta lintasan dan lokasi blok lapisan batubara daerah di penyelidikan

96 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

• Seam B (lapisan batubara B) N 215º E/11º. Pelamparan batubara ke


merupakan singkapan batubara yang arah lateral di perkirakan sejauh 1000
ditemukan di lokasi OBB-02. Secara meter.
megaskopis batubara yang ditemukan • Seam E (lapisan batubara E)
berwarna hitam, mengkilat dan keras. merupakan singkapan batubara yang
Ketebalan batubara setebal 0,20 meter ditemukan di lokasi OBB-05. Secara
dengan arah jurus/kemiringan sebesar megaskopis batubara yang ditemukan
N 73º E/23º. Pelamparan batubara ke berwarna hitam, mengkilat dan keras.
arah lateral di perkirakan sejauh 500 Ketebalan batubara setebal 0,50 meter
meter. dengan arah jurus/kemiringan sebesar
• Seam C (lapisan batubara C) N 232º E/14º. Pelamparan batubara ke
merupakan singkapan batubara yang arah lateral di perkirakan sejauh 1000
ditemukan di lokasi OBB-03. Secara meter.
megaskopis batubara yang ditemukan • Seam F (lapisan batubara F)
berwarna hitam, mengkilat dan keras. merupakan singkapan batubara yang
Ketebalan batubara setebal 0,15 meter ditemukan di lokasi OBB-06. Secara
dengan arah jurus/kemiringan sebesar megaskopis batubara yang ditemukan
N 76º E/23º. Pelamparan batubara ke berwarna hitam, mengkilat dan keras.
arah lateral di perkirakan sejauh 500 Ketebalan atubara setebal 2,15 meter
meter. dengan arah jurus/kemiringan sebesar
Batubara Blok 2 berada di sebelah N 230º E/41º. Pelamparan batubara ke
timur daerah penyelidikan memiliki 6 arah lateral di perkirakan sejauh 1000
(enam) lapisan batubara dan diberi notasi meter.
seam D, seam E, seam F, seam G, seam H • Seam G (lapisan batubara G)
dan seam I. Batubara pada blok ini memiliki merupakan singkapan batubara yang
sebaran relatif berarah baratdaya-timurlaut ditemukan di lokasi OBB-07. Secara
dengan kemiringan relatif berarah megaskopis batubara yang ditemukan
baratlaut. Batubara pada blok ini di berwarna hitam, mengkilat dan keras.
deskripsikan sebagai berikut: Ketebalan batubara setebal 1,20 meter
• Seam D (lapisan batubara D) dengan arah jurus/kemiringan sebesar
merupakan singkapan batubara yang N 215º E/42º. Pelamparan batubara ke
ditemukan di lokasi OBB-04. Secara arah lateral di perkirakan sejauh 1000
megaskopis batubara yang ditemukan meter.
berwarna hitam, mengkilat dan keras. • Seam H (lapisan batubara H)
Ketebalan batubara setebal 1,15 meter merupakan singkapan batubara yang
dengan arah jurus/kemiringan sebesar ditemukan di lokasi OBB-08. Secara

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 97
Buku 1: Bidang Energi

megaskopis batubara yang ditemukan Berdasarkan hasil analisis


berwarna hitam, mengkilat dan keras. proksimat/ultimat conto batubara di daerah
Ketebalan batubara setebal 0,60 meter penyelidikan (Tabel 1) memiliki kandungan
dengan arah jurus/kemiringan sebesar air bebas (FM,ar) berkisar 0,51 – 10,06%;
N 212º E/50º. Pelamparan batubara ke kandungan air total (TM,ar) berkisar 1,26 –
arah lateral di perkirakan sejauh 1000 13,94%; kandungan air terikat (M,adb)
meter. berkisar 0,59 – 4,31%; Kandungan gas
• Seam I (lapisan batubara I) merupakan terbang (VM, adb) berkisar 20,15 –
singkapan batubara yang ditemukan di 48,86%; Karbon tertambat (FC, adb)
lokasi OBB-09. Secara megaskopis berkisar 14,24 - 51,53%; Kandungan abu
batubara yang ditemukan berwarna (Ash, adb) berkisar 4,02 – 65,02%; Kadar
hitam, mengkilat dan keras. Ketebalan Sulfur Total (TS, adb) berkisar 0,47 –
batubara setebal 0,30 meter dengan 4,72%; Berat Jenis (SG, adb) berkisar 1,25
arah jurus/kemiringan sebesar N 235º - 1,84 gr/cm3; dan Nilai Kalori (CV, adb)
E/52º. Pelamparan batubara ke arah berkisar 3035 - 8255 cal/gr.
lateral di perkirakan sejauh 500 meter. Hasil analisis petrografi organik
Sebanyak 18 conto batubara dari conto batubara di daerah penyelidikan
daerah penyelidikan dilakukan analisis (Table 2) diketahui komposisi maseralnya
proksimat/ ultimat dan analisis petrografi terdiri dari maseral vitrinit berkisar 14,2 –
organik. Conto batubara yang dianalisis 77,6%, liptinit berkisar 8,2 – 34,4% dan
berasal dari 9 (sembilan) lokasi maceral inertinit berkisar 0,8 – 28,2%. Nilai
singkapan/sumuran/parit uji. Lapisan reflektansi vitrinit berkisar 0,34 - 0,68%
batubara dengan ketebalan >1 meter, mengindikasikan bahwa batubara daerah
pengambilan conto batubaranya dilakukan penyelidikan dikategorikan sebagai
secara komposit dan terpisah (bagian atas, batubara berperingkat Sub Bituminous B –
tengah dan bawah). Conto-conto batubara High Volatile Bitumious B.
yang di analisis secara komposit dan Hasil analisis proksimat/ ultimat dan
terpisah tersebut di beri notasi OBB-01, petrografi organik (Tabel 2) menunjukkan
OBB-01A, OBB-01B, OBB-04, OBB-04A, bahwa kode conto OBB-01B (batubara
OBB-04B, OBB-06, OBB-06A, OBB-06B, seam A bagian bawah) memilki nilai kalori
OBB-06C, OBB-07, OBB-07A dan OBB- rendah (3035 cal/gr), kandungan abu tinggi
07B. Analisis laboratorium dilakukan di (65,02%), vitrinit (14.2%) dan lempung
laboratorium Pusat Sumber Daya Mineral, (41,6%). Rendahnya nilai kalori dan
Batubara dan Panasbumi (PSDMBP), tingginya kandungan abu pada kode conto
Bandung. tersebut diduga disebabkan tercampurnya
endapan batubara dengan endapan

98 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

lempung sebagai lapisan pengapit di adalah berat jenis rata-rata sebesar


bagian bawah batubara tersebut pada saat 1,40 gr/cm³.
pengambilan conto batubara. • Sumber daya batubara di daerah
Penghitungan sumberdaya penyelidikan dihitung dengan
batubara diperoleh dari data lapangan dan menggunakan persamaan sebagai
data laboratorium. Data lapangan yang berikut:
diperlukan untuk mengetahui jumlah
sumber daya adalah tebal, kemiringan dan Sumber Daya = { [Panjang (m) x Lebar
panjang sebaran lapisan batubara, (m) x Tebal (m)] x Berat Jenis (ton/m³) }
sedangkan data laboratorium yang
diperlukan adalah berat jenis batubara Dari hasil penghitungan sumber
(SG). daya batubara di daerah penyelidikan
Berdasarkan Klasifikasi dengan menggunakan persamaan di atas,
Sumberdaya dan Cadangan Batubara maka diketahui besarnya sumber daya
Standar Nasional Indonesia (SNI) batubara daerah penyelidikan sebesar
amandemen 1-SNI SNI 13-6011-1999 dari 4.065.600 ton (Tabel 3) dengan kategori
Badan Standarisasi Nasional, sumberdaya sumber daya tereka.
batubara di daerah Long Bagun dan Berdasarkan data hasil analisis
sekitarnya dapat dikelompokkan kedalam laboratorium, batubara di daerah Long
sumberdaya tereka. Kriteria-kriteria Bagun dan sekitarnya menunjukkan bahwa
penghitungan sumber daya batubara di batubara di daerah tersebut merupakan
daerah penyelidikan adalah sebagai batubara dengan kalori hingga 8255 cal/gr.
berikut: Batubara dengan kalori yang cukup tinggi
• Tebal minimal lapisan batubara yang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
dihitung adalah 0,5 meter thermal coal dan cooking coal.
• Panjang sebaran batubara (Blok 1 dan Penghitungan sumber daya
Blok 2) ke arah jurus dibatasi sejauh batubara di daerah penyelidikan dilakukan
1000 meter dari singkapan paling akhir. berdasarkan data-data singkapan dan
• Lebar yang dihitung kearah kemiringan sumuran/parit uji yang telah dilakukan.
pada Blok 1 dibatasi sampai kedalaman Diperkirakan sumber daya di daerah Long
50 meter dan kedalaman 100 meter Bagun dan sekitarnya sebesar 4.065.600
pada Blok 2. ton dengan kategori sumber daya tereka.
• Berat jenis (SG) yang dipergunakan
dalam penghitungan sumber daya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 99
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 1. Data analisis proksimat dan ultimat batubara daerah penyelidikan.

Tabel 2. Data analisis petrografi organik batubara daerah penyelidikan.

Tabel 3. Penghitungan sumber daya batubara tereka di daerah penyelidikan.

100 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN daerah penyelidikan dengan tiga lapisan


Endapan batubara terdapat pada batubara yaitu seam A, seam B dan seam
Formasi Batu Ayau yang berumur Oligosen C dengan ketebalan berkisar 0,15 hingga
Atas. Interpretasi data lapangan 1,10 meter. Blok 2 berada di bagian timur
menunjukkan 9 lapisan batubara yang daerah penyelidikan dengan enam lapisan
diberi notasi seam A, seam B, seam C, batubara yaitu seam D, seam E, seam F,
seam D, seam E, seam F, seam G, seam H seam G, seam H, seam I berketebalan 0,30
dan seam I. Keberadaan batubara hingga 2,15 meter. Potensi sumber daya
terkonsentrasi di dua Blok yaitu Blok 1 dan batubara di daerah penyelidikan sebesar
Blok 2. Blok 1 terdapat di bagian utara 4.065.600 ton.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z (GRDC), Peiters, P.E dan Sudana, D (GRDC), 1993; Peta Geologi Lembar Long
Pahangai, Kalimantan Timur; Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Bachtiar, A., 2006; Slide Kuliah Geologi Indonesia, Prodi Teknik Geologi, FIKTM-ITB.
Cahyono, E B dkk., 2010; Inventarisasi Batubara Daerah Tering, Kabupaten Kutai Barat,
Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Priyono, dkk., 2016; Survey Tinjau Batubara di Daerah Long Bagun dan sekitarnya Kabupaten
Mahakam Hulu, Provinsi Kalimantan Timur, PSDMBP, Bandung.
Portal Resmi Kabupaten Mahakam Hulu, Kalimantan Timur, 2014.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 101
Buku 1: Bidang Energi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH JONGGON DAN SEKITARNYA,


KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Agus Maryono1, Rahmat Hidayat1, Eska P Dwitama1, dan Nelly Susana2


1
Bidang Batubara dan 2 Laboratorium
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah penyelidikan secara administratif terletak di daerah Jonggon dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis berada pada
koordinat 0o35’00”– 0o50’00” LS dan 116o35’00”– 116o50’00” BT. Maksud dan tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data endapan batubara secara kualitatif
dan kuantitatif serta mendapatkan wilayah prospek batubara di daerah tersebut.
Secara geologi lokasi penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai. Formasi
pembawa batubara pada daerah ini adalah Formasi Pamaluan (Tomp) berumur Oligosen –
Miosen awal, Formasi Pulobalang (Tmpb) berumur Miosen tengah – Miosen Akhir, dan
Formasi Balikpapan (Tmbp) berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir.
Di daerah Jonggon dan sekitarnya terdapat 8 lapisan batubara dengan ketebalan 0,4
– 3.3 meter, termasuk dalam batubara Subbituminous C – Subbituminous B dengan nilai kalori
> 7000 kal/gr (daf) dan nilai reflektan vitrinit berkisar 0,36 – 0,45. Hasil perhitungan didapat
Sumberdaya batubara sebesar 2.699.442 ton.

Kata kunci: Batubara, Cekungan Kutai, Subbituminous, Jonggon

PENDAHULUAN untuk kepentingan di berbagai aspek


Batubara masih merupakan salah kehidupan terutama dalam hal penyediaan
satu sumber energi primer di dunia pasokan listrik. Pemerintah melakukan
dikarenakan kemudahan dalam kegiatan penyelidikan batubara sebagai
penggunaannya. Hal ini menyebabkan salah satu upaya untuk menemukan
batubara di dunia, termasuk Indonesia, wilayah prospek batubara. Maksud
terus dieksploitasi untuk memenuhi kegiatan penyelidikan batubara dilakukan
kebutuhan energi yang semakin untuk menambah data sumber daya
meningkat. Batubara juga merupakan batubara dalam rangka menjaga dan
sumber daya energi yang tidak terbarukan memelihara kestabilan pasokan energi.
dan sangat diperlukan pemanfaatannya Secara administratif daerah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 103
Buku 1: Bidang Energi

penyelidikan termasuk wilayah Kabupaten pembuatan sumur uji / parit uji. Adapun
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan tahapan nya sebagai berikut :
Timur. Secara geografis tercakup dalam 1. Kegiatan pra lapangan meliputi
lembar peta Samarinda oleh S Supriatna. persiapan dan pengumpulan data-
dkk, 1995, batas koordinat lokasi data sekunder.
penyelidikan berada pada 0 35’00”–
o
2. Kegiatan lapangan, meliputi
0o50’00” LS dan 116o35’00”–116o50’00” BT pengambilan data primer melalui
(Gambar 1). pemetaan geologi permukaan,
pembuatan sumur uji dan
METODOLOGI pengambilan conto.
Metode yang digunakan dalam 3. Analisis laboratorium dan
pelaksanaan kegiatan prospeksi ini adalah Pengolahan data.
pemetaan geologi yang dibantu dengan 4. Pembuatan Laporan.

Sepinang
Muara Wahau

TA
N
R Sangkulirang 1° LU
KA
LIM
AN
U
IM
Tanah Merah

Tabang
T Tanjung Bengalun
N
A Sangkinah
T
N
A
IM
BONTANG
Muara Kaman
L 0°
Adas A
K Tenggarong Muara Badak
SAMARINDA
Jonggon
R

Pulung
A
S
A
K
A
M

Muara Payang
BALIK PAPAN 1° LS
T

Penajam
A

Belimbing
L
E
S

Longikis

115° BT 116° BT TANAH GROGOT 117° BT 118° BT

Lokasi Penyelidikan

Gambar 1. Peta indek lokasi penyelidikan.

104 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI UMUM Pengembangan Geologi dengan skala


Informasi geologi regional daerah 1:250.000. Stratigrafi daerah penyelidikan,
penyelidikan diperoleh dari publikasi Peta seperti yang disajikan pada Gambar 2, dari
Geologi Lembar Samarinda, skala 1 : yang tertua sampai ke muda tersusun oleh
250.000 (Supriatna dkk., 1995) dan Formasi Pamaluan (Tomp) berumur
beberapa hasil penyelidikan lainnya yang Oligosen – Miosen awal, Formasi Pulo
pernah dilakukan. Balang (Tmpb) berumur Miosen tengah –
Secara regional daerah Miosen Akhir dan Formasi Balikpapan
penyelidikan termasuk dalam Cekungan (Tmbp) berumur Miosen Tengah – Miosen
Kutai. Cekungan Kutai ini sebelah barat Akhir.
dibatasi oleh Tinggian Kucing, sebelah Struktur regional di daerah
utara oleh Tinggian Mangkalihat, sebelah penyelidikan berupa perlipatan dengan
selatan oleh Cekungan Barito dan sebelah arah barat daya – timur laut. Pada lembar
timur oleh Selat Makasar (Darman dan Sidi, peta ini, sesar naik berada di luar area
2000). penyelidikan yaitu di sebelah timur daerah
Stratigrafi daerah penyelidikan penyelidikan. Struktur sinklin dan antiklin
merujuk pada peta geologi Lembar ditemukan di bagian tengah dan bagian
Samarinda oleh Supriatna dkk., 1995, yang timur daerah penyelidikan.
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan

ENDAPAN LINGKUNGAN
MASA ZAMAN KALA LITOLOGI
SEDIMEN PENGENDAPAN

K
U HOLOSEN Formasi Balikpapan Delta
A (Tmbp) : Batupasir,
R batulempung,
K batulgamping dan
T
E PLISTOSEN batubara
E
N
R
O Formasi Pulobalang
Z (Tmbp) : Batupasir, Laut dangkal
O PLIOSEN Batupasir grewake dan
I Batupasir kuarsa, batu
K T lempung dan batubara
U E M AHIR Tmbp

M R I Tmpb
S O
I S TENGAH
E E Formasi Pamaluan (Tomp)
R N : Batupasir kuarsa,
AWAL Tomp
Laut dangkal
sisipan batu lempung,
serpih batu lempung dan
batu lanau
PLISTOSEN

Gambar 2. Stratigrafi daerah penyelidikan.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 105
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN terletak di bagian tengah mengarah ke


Berdasarkan kenampakan bentuk timur bagian atas daerah penyelidikan,
bentang alam daerah penyelidikan secara menempati sekitar 35%, ketinggian
umum dapat dibedakan atas dua satuan topografi berkisar antara 50 m – 500 m di
morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan atas permukaan laut.
terjal menempati bagian barat daerah Berdasarkan hasil pemetaan
penyelidikan dengan luas sekitar 65%, geologi (Gambar 3), pada daerah
ketinggian topografi berkisar dari 150 m – penyelidikan tersusun oleh tiga Formasi
1500 m di atas permukaan laut dengan yang seluruhnya merupakan formasi
pembentukan dipengaruhi struktur geologi pembawa batubara, ketiga formasi tersebut
berupa perlipatan yang membentuk sinklin adalah Formasi Balikpapan (Tmbp),
dengan arah sumbu sinklin Baratdaya – Formasi Pulobalang (Tmpb), dan Formasi
Timurlaut. Pamaluan (Tomp).
Satuan morfologi perbukitan landai
dengan tingkat kemiringan lereng sedang

Gambar 3. Peta geologi dan sebaran batubara daerah Jonggon dan sekitarnya.

106 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Formasi Balikpapan (Tmbp) terdiri sejajar. Batugamping berwarna putih-


dari batupasir, batulempung, batugamping, kekuningan, keras, mengadung foram
dan batubara. Batupasir berwarna abu-abu besar. Batulanau berwarna abu tua –
- kecoklatan, berbutir halus-sedang, kehitaman, carbonan, pasiran. Batubara
membundar tanggung - menyudut berwarna hitam, mengkilat, keras, hancur,
tanggung, berselingan dengan goresan hitam , sedikit dull, resinan,
batulempung tipis kontak bawah batubara rekahan kecil-kecil.
kontak atas tanah. Batulempung berwarna Struktur geologi yang berkembang
abu-abu, lunak, plastis, terdapat oksida di daerah penyelidikan berupa perlipatan
besi pada rekahannya. Batugamping membentuk sinklin dan antiklin dengan
berwarna putih – kekuningan, keras, arah Baratdaya – Timurlaut.
pasiran, mengandung foram besar.
Batubara berwarna hitam, keras, goresan Potensi Endapan Batubara
hitam mengkilap dengan sedikit kusam, Berdasarkan hasil penyelidikan
pecahan blocky, terlihat getah damar, yang telah dilakukan, dijumpai singkapan
even. batubara sebanyak 29 (dua puluh
Formasi Pulobalang (Tmpb) terdiri sembilan) singkapan batubara yang
dari batupasir, batupasir grewake, dan diinterpretasikan menjadi 8 (delapan)
batupasir kuarsa, batulempung dan lapisan batubara dengan ketebalan
batubara. Batupasir: pada umumnya berkisar antara 0,5 meter - 3,3 meter.
memperlihatkan butiran halus sampai Lapisan batubara memiliki arah jurus relatif
kasar dengan bentuk butir menyudut Timurlaut-Baratdaya dengan kemiringan
sampai menyudut tanggung, kuarsaan dan antara 80 – 220, membentuk struktur
gampingan. Batulempung: abu-abu, lipatan.
plastis, karbonan, sisipan batubara. Lapisan Batubara I, merupakan
Batubara: Hitam, agak keras, goresan hasil penarikan dari singkapan JGN-02
hitam, blocky, bright dengan sedikit dull, dengan arah jurus dan kemiringan lapisan
setempat terdapat resin. N2500E/110, mempunyai ketebalan 40 cm,
Formasi Pamaluan (Tomp) terdiri secara megaskopis batubara berwarna
dari batupasir, batugamping, batulanau hitam, keras, goresan hitam, kilap bright
dan batubara. Batupasir berwarna putih- dengan sedikit dull, sedikit mengotori
kecoklatan, berbutir halus – sedang, tangan, teramati sedikit getah damar,
membulat –membulat tanggung-menyudut, pecahan blocky, kontak bawah tegas
agak keras, hancur, kuarsaan, gampingan, dengan batulempung dan kontak atas
lempungan, dan karbonan, laminasi dengan tanah/soil.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 107
Buku 1: Bidang Energi

Lapisan Batubara II, merupakan N 2400E/100, singkapan ini mempunyai


hasil korelasi dari singkapan JGN–03 ketebalan 50 cm. Secara megaskopis
dengan arah jurus dan kemiringan lapisan batubara berwarna hitam, agak keras,
N 2450E/8 dan JGN-14 dengan arah jurus goresan hitam kilap bright dengan sedikit
dan kemiringan lapisan N 430E/18, dull, sedikit mengotori tangan, teramati
membentuk struktur lipatan berupa sinklin. sedikit getah damar, pecahan
Secara megaskopis batubara berwarna blocky,kontak bawah tegas dengan
hitam, agak keras, goresan hitam, bright batulempung dan kontak atas dengan
dengan sedikit dull, pecahan blocky, kontak tanah/soil.
atas tegas dengan batupasir, kontak Lapisan Batubara VI, merupakan
bawah tegas dengan batulempung, hasil korelasi dari singkapan JGN–09
ketebalan batubara di kedua singkapan itu dengan arah jurus dan kemiringan lapisan
masing-masing 50 cm. N2500E/130, tebal batubara 50 cm dan
Lapisan Batubara III, merupakan JGN-20 dengan arah jurus dan kemiringan
hasil korelasi dari singkapan JGN–04, lapisan N450E/180 , tebal batubara 80 cm,
JGN-01 dan JGN-12, membentuk struktur Secara megaskopis batubara di kedua
lipatan berupa sinklin. Secara megaskopis singkapan berwarna hitam, agak keras,
batubara di ketiga singkapan berwarna goresan hitam, bright dengan sedikit dull,
hitam, agak keras, goresan hitam, bright pecahan blocky, kontak atas tegas dengan
dengan sedikit dull, pecahan blocky, kontak batupasir, kontak bawah tegas dengan
atas tegas dengan batupasir, kontak batulempung.
bawah dengan batulempung memiliki tebal Lapisan Batubara VII, merupakan
0,4 – 0,5 m. hasil penarikan dari singkapan JGN–19
Lapisan Batubara IV, merupakan dengan arah jurus dan kemiringan lapisan
hasil korelasi dari singkapan JGN–05 dan N 2550E/5 , ketebalan lapisan batubara 50
JGN-13, membentuk struktur lipatan cm. Secara megaskopis batubara
sinklin, dengan ketebalan lapisan batubara berwarna hitam, agak keras-agak lunak,
50 cm. Secara megaskopis batubara di dull-bright, goresan coklat - hitam, terdapat
kedua singkapan berwarna hitam, keras, lensa-lensa batulempung dan batupasir.
bright dengan sedikit dull, blocky, goresan Lapisan Batubara VIII, merupakan
hitam, kontak atas soil kontak bawah tegas hasil penarikan dari singkapan JGN–16
dengan batulempung, teramati cleat yang dengan arah jurus dan kemiringan lapisan
cukup berkembang. N 100E/220 , dengan ketebalan batubara
Lapisan Batubara V, merupakan 3,3 m. Secara megaskopis batubara
hasil penarikan dari singkapan JGN–07 berwarna hitam, agak keras, goresan
dengan arah jurus dan kemiringan lapisan

108 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

hitam, blocky, bright dengan sedikit dull, sulfur total (Total Sulphur) 0,67% - 3,38%
setempat teramati resin. (adb). Nilai kalori batubara di daerah
penyelidikan sebesar 6690 kal/gr – 7545
Kualitas Endapan Batubara kal/gr (adb) yang dapat dikategorikan
Batubara yang diperoleh dari hasil sebagai batubara kalori tinggi.
penyelidikan lapangan kemudian dilakukan Hasil analisis petrografi organik
analisis laboratorium yang meliputi analisis (Tabel 2) dalam bentuk analisis reflektansi
proksimat, ultimat, pengujian fisika, vitrinit (Rv) menunjukkan bahwa batubara
pengujian mechanical properties, thermal di daerah penyelidikan sebagian besar
properties, analisis abu dan analisis merupakan batubara peringkat rendah (Rv
petrografi. Berdasarkan hasil analisis < 0,5%). Hanya dua contoh (JGN-16 dan
proksimat (Tabel 1) diketahui bahwa JGN-28) yang menunjukkan nilai Rv >
lapisan batubara daerah Jonggon memiliki 0,5%. Nilai Reflektansi Vitrinit batubara
kandungan air (Inherent Moisture) 3,45% - daerah Jonggon memiliki nilai terendah
7,03% (adb), kandungan zat terbang 0,25% dan nilai tertinggi 1,13 % dan
(Volatile Matter) 43,58% - 48,01% (adb), sebagian besar berada pada rentang 0,36
kandungan karbon tertambat (Fix Carbon) – 0,45%.
43,59% - 47,60% (adb), kandungan abu
(Ash) 2,10% - 5,38% (adb), kandungan

Tabel 1. Hasil analisis kimia


SAMPLE CODE
ANALYSIS UNIT BASIS JGN-05 JGN-07 JGN-09 JGN-12
JGN-01 JGN-02 JGN-03 JGN-04
FREE MOISTURE % ar 1.92 8.51 1.92 1.27 6.52 4.04 2.48 4.56
TOTAL MOISTURE % ar 3.56 14.94 6.16 4.68 11.82 9.05 6.92 9.66

PROXIMAT
MOISTURE % adb 1.67 7.03 4.32 3.45 5.68 5.22 4.55 5.34

VOLATILE MATTER % adb 25.18 44.22 44.65 46.58 46.56 48.01 45.17 43.58
FIXED CARBON % adb 12.52 46.65 48.05 44.59 46.37 43.59 46.87 47.60
ASH % adb 60.63 2.10 2.98 5.38 2.39 3.18 3.41 3.48
TOTAL SULFUR % adb 0.47 0.76 1.36 3.38 0.67 2.24 1.17 1.63
SG/RD adb 1.69 1.26 1.21 1.26 1.27 1.27 1.26 1.27

HGI adb 78.62 46.83 65.49 49.59 46.83 56.50 53.74 34.39
SI* adb 1/2 0 1 1 1/2 1 1 1

CALORIFIC VALUE Cal/g adb 3100 6690 7545 7492 7112 7168 7468 7126

ULTIMATE
CARBON % daf 74.09 75.93 81.15 79.87 78.27 77.62 80.91 78.69
HY DROGEN % daf 7.89 5.36 6.02 6.13 5.93 6.03 6.10 5.76

NITROGEN % daf 1.30 1.99 2.31 1.96 2.02 1.79 2.05 1.75

SULPHUR % daf 1.23 0.84 1.46 3.71 0.72 2.44 1.27 1.79

OXY GEN % daf 15.49 15.87 9.07 8.33 13.05 12.12 9.67 12.01

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 109
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 2. Hasil analisis petrografi batubara.


MEAN KOMP. MATERIAL
MASERAL MINERAL
Kode REFLEKTAN KISARAN STANDARD (%) (%)
No Litologi N
Conto VITRINIT (%) DEVIASI
Mineral
(% Rv V I L Pirit
Lain
random)
1 JGN-01 BB 0,25 0,18-0,32 0,04 102 68,0 1,4 0,2 29,8 0,6
2 JGN-02 BB 0,33 0,26-0,45 0,04 100 67,6 26,4 5,6 0,4 -
3 JGN-03 BB 0,45 0,39-0,53 0,04 100 87,0 6,6 5,6 0,8 -
4 JGN-04 BB 0,36 0,26-0,45 0,04 100 87,2 10,0 1,6 1,2 -
5 JGN-05 BB 0,36 0,25-0,46 0,05 100 93,8 3,2 1,6 1,4 -
6 JGN-07 BB 0,41 0,35-0,49 0,04 100 88,6 5,0 5,2 0,4 0,8
7 JGN-09 BB 0,41 0,33-0,49 0,05 100 86,4 8,0 3,2 2,4 -
8 JGN-12 BB 0,45 0,36-0,51 0,04 100 89,8 7,8 0,8 1,0 0,6
9 JGN-13 BB 0,43 0,35-0,52 0,04 103 87,8 9,6 1,6 0,2 0,8
10 JGN-14 BB 0,44 0,37-0,55 0,04 100 85,2 12,4 0,4 1,4 0,6
11 JGN-16 BB 1,13 1,05-1,19 0,04 100 83,6 13,6 1,8 1,0 -
12 JGN-19 BB 0,42 0,34-0,50 0,04 100 87,6 3,8 0,4 7,8 0,4
13 JGN-20 BB 0,38 0,26-0,47 0,04 100 90,6 7,4 0,4 1,6 -
14 JGN-23 BB 0,37 0,32-0,47 0,05 100 84,8 2,6 0,6 11,4 0,6
15 JGN-24 BB 0,36 0,29-0,48 0,05 100 95,8 1,2 1,0 2,0 -
16 JGN-28 BB 0,65 0,56-0,73 0,05 100 92,8 5,0 0,6 1,6 -

Sumber Daya Batubara KESIMPULAN


Berdasarkan kriteria perhitungan Hasil penyelidikan di daerah
sumber daya menurut SNI 13-5014-1998 Jonggon dan sekitarnya ditemukan 8
sumberdaya hipotetik batubara di daerah lapisan batubara dengan ketebalan 0,40 –
Jonggon dan sekitarnya sebesar 2.699.442 3,30 meter, termasuk batubara kalori tinggi
ton Sumber daya tersebut tersebar dalam dengan nilai kalori berkisar antara 6690
tiga blok prospek yaitu di area Blok I kal/gr – 7545 kal/gr (adb) dan nilai reflektan
memiliki sumber daya sebesar 1.686.870 vitrinit berkisar 0,36 – 0,45%. Total sumber
ton, Blok II memiliki sumber daya sebesar daya batubara di daerah Jonggon sebesar
472.725 ton dan Blok III memiliki sumber 2.699.442 ton, yang terbagi dalam 3 (tiga)
daya batubara sebesar 539.847 ton. wilayah prospek batubara yaitu Blok I, II
dan III, dengan sumber daya pada blok I
sebesar 1.686.870 ton, pada blok II
sebesar 472.725 ton dan pada blok III
sebesar 539.847 ton.

110 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Supriatna, S.,Sukardi dan E. Rustandi., 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan,
skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Ibrahim, D. 2006, Pemboran Dalam Batubara Dan Pengukuran Packer Test Daerah Loa Lepu
Kabupaten Kutai KartanegaraProvinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Triono, U., 2010, Penyelidikan Batubara Daerah Samboja Kuala, Kab. Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
STANDAR NASIONAL INDONESIA AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998 ICS 73.020,
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Badan - Standarisasi.
https://ondeondesaka.files.wordpress.com/2016/03/508cc-1.png?w=478&h=583 di unduh
tanggal 1 Mei 2017
Slagging dan Fouling : https://imambudiraharjo.wordpress.com/.../slagging-dan-fouling/ di
unduh tanggal 3 Mei 2017
Slagging and Fouling Indices
www.coaltech.com.au/LinkedDocuments/Slagging%20&%20Fouling.pdf di unduh tanggal 3
Mei 2017

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 111
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI SEISMIK BATUBARA DAERAH SUNGAI SANTAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR,


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Hans E. A. Siregar, Asep Suryana, dan Untung Triono


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan survei seismik batubara dilakukan di Sungai Santan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0°00” - 0°15” LU dan 117°10” - 117°25” BT.
Daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Kutai. Survei seismik dilakukan untuk
mengetahui konfigurasi bawah permukaan lapisan batubara di daerah ini baik untuk
menunjang kegiatan eksplorasi gas metana batubara maupun batubara tambang dalam.
Metode seismik dapat mendeliniasi lapisan batubara yang ketebalannya di bawah atau sama
dengan resolusi vertikal gelombang seismik. Terdapat empat lintasan seismik pada suvey ini
dengan keseluruhan lintasan berada pada area sekitar sumbu sinklin, dengan arah timur-barat
untuk lintasan 1 dan 4 dan barat-timur untuk lintasan 2 dan 3. Keempat penampang ini
menunjukan kemiringan yang sama dengan kemiringan antara 7-10°. Hasil interpretasi
seismic menunjukkan terdapatnya empat lapisan batubara yaitu L4, C-6, C-9 dan C-13 yang
berada pada kedalaman lebih dari 300 m. Berdasarkan data log bor dan penampang seismik,
daerah di bagian barat lintasan 1 dan bagian timur lintasan 3 direkomendasikan untuk
dilakukan pengeboran dalam batubara untuk gas metana batubara dan tambang dalam.

Kata kunci: batubara, seismik batubara, gas metana batubara, tambang dalam.

PENDAHULUAN kemenerusan masing-masing lapisan yang


Survei seismik batubara dilakukan telah diketahui dari penelitian tersebut
di daerah Sungai Santan, Kabupaten Kutai maka dilakukan survei seismik refleksi.
Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara Maksud dari kegiatan survei seismik
geografis daerah survey terdapat pada refleksi ini adalah untuk menambah
koordinat 0°00” - 0°15” LU dan 117°10” - informasi data bawah permukaan di daerah
117°25” BT. Sumaatmadja dan Nanan tersebut guna menunjang evaluasi wilayah
(2002) menginformasikan bahwa lapisan prospek batubara bawah permukaan dan
batubara di daerah ini terdapat pada gas metana batubara (GMB). Sedangkan
Formasi Pulubalang dan Formasi tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengetahui
Balikpapan. Untuk mengetahui pola sebaran, ketebalan lapisan, serta

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 113
Buku 1: Bidang Energi

bentuk geometris dari endapan batubara persiapan, tahap penyelidikan lapangan,


pada kedalaman lebih dari 100 meter di tahap pengolahan data serta tahap
daerah Sungai Santan dan sekitarnya. pembahasan dan penyusunan laporan.
Pada tahap persiapan dilakukan
METODOLOGI studi pendahuluan berupa pengumpulan
Kegiatan survei dan penelitian data sekunder yang diperlukan untuk
seismik refleksi batubara daerah Sungai mengetahui keadaan geologi regional
Santan dilakukan dengan metode seismik daerah penyelidikan. Hal ini dilakukan
refleksi. Metoda Seismik Refleksi untuk menentukan lintasan seismik di
merupakan metoda geofisika yang daerah penyelidikan.
memanfaatkan gelombang pantul (refleksi) Tahap penyelidikan lapangan
dari batuan bawah permukaan. Hal ini diawali dengan penentuan arah lintasan.
dapat dilakukan dengan cara mengirimkan Pembuatan titik-titik ukur dan desain
sinyal (gelombang) ke dalam bumi, lintasan seismik dilakukan oleh ahli survei
kemudian sinyal tersebut akan dipantulkan topografi untuk mendapatkan titik koordinat
oleh batas antara dua lapisan, dan dengan jarak yang rinci. Setelah titik-titik
selanjutnya sinyal pantulan direkam oleh ukur dan unit perekam geode sudah siap
geopon di permukaan. Data yang dan diberi tanda, maka dilakukan
dimanfaatkan dari gelombang pantul ini pembentangan kabel dan pemasangan
ialah waktu datang, yang akan memberikan geofon. Jarak antar geofon sepanjang 15
informasi kecepatan rambat gelombang meter. Perekaman dilakukan dengan
(velocity) pada lapisan batuan tersebut. melakukan penembakan pada titik ukur
Gelombang sebagian akan terefleksikan menggunakan alat getar vibroseis dan
kembali ke permukaan dan sebagian mengaktifkan unit perekam geode dengan
diteruskan merambat di bawah permukaan jumlah channel yang aktif disesuaikan
bumi. dengan hasil tes parameter yang
Pemetaan geologi permukaan pada dilakukan. Kegiatan akuisisi data seismik
formasi pembawa batubara dan evaluasi dilakukan dengan membuat sumber getar
terhadap penyelidik terdahulu dilakukan buatan seperti vibroseis, kemudian
untuk menentukan lintasan seismik mendeteksi dan merekamnya ke suatu alat
tersebut. Peta dasar yang digunakan pada penerima seperti geofon. Getaran akan
survey ini adalah peta geologi lembar menembus ke dalam permukaan bumi dan
Sangatta (Sukardi, dkk, 1995) dan sebagian dari sinyal tersebut akan
Geological Map of Samarinda Area diteruskan dan sebagian akan dipantulkan
(Supriatna, dkk., 1995). Tahap kegiatan kembali oleh reflektor. Sinyal yang
dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap dipantulkan kembali akan direkam oleh alat

114 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

perekam di permukaan yaitu geode penyelidikan berkisar dari 20 meter hingga


sedangkan sinyal yang menembus 100 meter di atas permukaan laut.
permukaan bumi akan dipantulkan kembali Stratigrafi daerah penyelidikan dari tua ke
oleh bidang refleksi yang kedua sinyalnya muda dapat dilihat pada Gambar 1.
akan diterima kembali oleh alat perekam Nanan (2006) dan Sumaatmadja
dan seterusnya hingga ke alat perekam (2002) menyatakan bahwa terdapat 12
yang terakhir. Alat perekam akan lapisan batubara dalam Formasi
menghasilkan data berupa trace seismik. Balikpapan, 19 lapisan batubara dalam
Tahap pengolahan data dilakukan Formasi Pulubalang dan 7 lapisan
untuk menganalisis dan mengolah data batubara dalam Formasi Pamaluan.
yang didapatkan pada tahap penyelidikan Ketebalan lapisan batubara berkisar mulai
lapangan. Penggunaan software dilakukan puluhan centimeter sampai 6 meter lebih
untuk mengurangi noise yang terdapat dengan kemiringan berkisar antara 7° dan
pada hasil rekaman data. Interpretasi juga 10°.
dilakukan untuk melihat konfigurasi lapisan Struktur geologi yang berkembang
batuan bawah permukaan. Tahap proses di daerah penyelidikan berupa perlipatan
data seismik refleksi dibagi menjadi tiga dan sesar, berarah umum utara - selatan
yaitu pre-prosesing, prosesing dan post- dan timurlaut - baratdaya. Sayap - sayap
prosesing. Selain data lapangan dalam struktur antiklin dan sinklin umumnya
format SEG (SEG-Y, SEG-D, SEG-B), membentang asimetris. Struktur perlipatan
perlu dipersiapkan juga data pendukung dalam batuan Tersier berupa sinklin,
lainnya seperti observer report, koordinat terdapat di bagian tengah dan tenggara
shot point (SP) dan koordinat geofon. daerah penyelidikan, mempunyai sumbu
Pada tahap pembahasan dilakukan berarah timurlaut-baratdaya dan utara-
Interpretasi geologi terhadap lapisan selatan melipat batuan yang berada pada
batuan bawah permukaan diperoleh dari Formasi Pulubalang dan Formasi
penampang seismik hasil kegiatan Balikpapan, sedangkan struktur antiklin
lapangan yang didukung oleh adanya hasil yang ada di tengah daerah penyelidikan
pengeboran bersistem batubara dan mempunyai sumbu berarah hampir utara-
korelasi lapisan batuan dari penyelidik selatan, melipat batuan sedimen pada
terdahulu dan data bor PT Indominco yang Formasi Pamaluan dan Formasi
koordinatnya di sekitar lintasan seismik. Pulubalang. Struktur sesar lainnya yang
terbentuk adalah sesar naik dan sesar
GEOLOGI normal, mempunyai sumbu berarah hampir
Daerah penyelidikan merupakan utara-selatan, timurlaut-baratdaya dan
daerah dataran. Ketinggian di daerah baratlaut–tenggara, sesar naik yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 115
Buku 1: Bidang Energi

terdapat disekitar S.Santan berarah hampir yang terdapat pada Formasi Pamaluan,
utara-selatan, mengoyak satuan Pulubalang dan Balikpapan. Sesar-sesar
batulempung, batupasir dan batulanau tersebut diduga terjadi akibat adanya
pada Formasi Pamaluan dan Pulubalang, tektonik Plio-Plistosen.
sedangkan sesar normal yang terdapat di
sebelah timurlaut, tenggara dan tengah HASIL DAN PEMBAHASAN
daerah penyelidikan berarah timurlaut- Lintasan seismik terdiri dari 4
baratdaya dan baratlaut-tenggara, lintasan yang masing-masing memiliki arah
mengoyak satuan batupasir, batulempung tertentu. (Gambar 2).
dan batulanau dengan sisipan batubara
Tabel 1. Stratigrafi daerah Sungai Santan dan sekitarny a.
LITO TEBAL LINGKUNGAN
UMUR KETERANGAN
LOGI (m) PENGENDAPAN

ALUVIAL (Qa), berupa lempung dan lanau, pasir dan


HOLOSEN Qa - Sungai
kerikil, merupakan endapan pantai dan sungai.
K
U
A
R PLISTOSEN
T
E
R
PLIOSEN

FORMASI BALIKPAPAN (Tmbp) terdiri dari pasir


T Akhir lepas, lempung, lanau, tuf dan batubara, struktur
M Tmbp
silang silur dan perarian, setempat sisipan batubara 2000 Muka daratan - Delta
E dengan ketebalan 20-40cm.
I
Tengah
O FORMASI PULUBALANG (Tmpb) terdiri dari
R
Tmpb perselingan batupasir dengan batulempung dan
batulanau, setempat sisipan tipis lignit, batugamping - Pro delta
S S
atau batupasir gampingan.
I E
Tmbe FORMASI BEBULU (Tmbe) terdiri batugamping
Awal
E N dengan sisipan batulempung, batulanau, batupasir -
dan napal.
R
Tmp FORMASI PEMALUAN (Tmp) terdiri batulempung
dengan sisipan napal, batupasir dan batubara, kearah - Neritik (dangkal - dalam)
bawah gampingan.

Gambar 1. Stratigrafi Cekungan Kalimantan (modifikasi Nanan, 2002).

116 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta Lintasan Seismik dan Lapisan Batubara Daerah Sungai Santan.

Penampang Lintasan 1 (A ke B) dan seam C6 dengan kemiringan dan


memanjang dengan arah timur – barat dari ketebalannya relatif seragam dengan arah
dalam Blok Ulakan, dengan panjang kemiringan relatif ke barat. Berdasarkan
lintasan 2.500 meter (Gambar 3). Pada data seismik, diduga kemiringan lapisan
penampang ini dapat dilihat dengan jelas dari shot point ke 1 hingga shot point 40
keberadaan dan pola kemenerusan lapisan adalah 10° sedangkan dari shot point 40
batuan yang diinterpretasikan sebagai terdapat beberapa undulasi lapisan dengan
lapisan batubara. Berdasarkan hasil kemiringan relatif datar. Berdasarkan hasil
interpretasi, diduga terdapat tiga lapisan penampang seismik, seam C1 diduga
batubara yang tebalnya bervariasi dari 1 menerus sampai kedalaman 150 meter,
meter – 3 meter yang ditandai dengan seam L4 diduga menerus sampai
garis tegas dan garis putus-putus. Ketiga kedalaman 300 meter, seam C6 diduga
lapisan tersebut adalah seam C1, seam L4, menerus sampai kedalaman 350 meter.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 117
Buku 1: Bidang Energi

Penampang Lintasan 2 (C ke D) relatif seragam dengan arah kemiringan


memanjang dengan arah barat – timur dari relatif ke timur. Berdasarkan data seismik,
dalam Blok Ulakan, dengan panjang diduga kemiringan lapisan adalah 7°. Seam
lintasan 1860 meter (Gambar 4). Daerah ini U1 diduga menerus sampai kedalaman
melewati jalan di pinggir rawa menuju seam 110 meter dan seam C2 diduga menerus
terluar. Pada shot ke 64-74 (CDP 4270- sampai kedalaman 225 meter.
4285) tidak dilakukan penembakan Penampang Lintasan 3 (E – F)
sehingga ada data yang kosong pada memanjang dengan arah timur – barat dari
penampang seismik. Berdasarkan hasil dalam Blok Ulakan, dengan panjang
interpretasi, diduga terdapat dua lapisan lintasan 1080 meter (Gambar 5). Pada
batubara yang tebalnya bervariasi dari 1,72 SHOT 53-60 (CDP 6102-6122) tidak
meter sampai 5,6 meter. Kedua lapisan dilakukan penembakan sehingga ada data
tersebut adalah seam U1 dan seam C2 yang kosong pada penampang seismik.
dengan kemiringan dan ketebalannya

Gambar 3. Interpretasi Penampang Seismik Lintasan 1.

Gambar 4. Interpretasi Penampang Seismik Lintasan 2.

118 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Berdasarkan hasil interpretasi, diduga diduga menerus sampai kedalaman 430


terdapat empat lapisan batubara yang meter.
tebalnya bervariasi dari 1,1 meter sampai 2 Lintasan 4 (G – H) memanjang
meter. Keempat lapisan tersebut adalah dengan arah timurlaut – baratdaya dari
seam C4, seam C5, seam C9 dan seam dalam Blok Ulakan, dengan panjang
C13 dengan kemiringan dan ketebalannya lintasan 2010 meter (Gambar 6). Daerah ini
relatif seragam dengan arah kemiringan melewati trace jalan ke arah TPA sampah.
relatif ke timur. Berdasarkan data seismik, Pada SHOT 61-72 (CDP 8103-8113) tidak
diduga kemiringan lapisan adalah 8°. Seam dilakukan penembakan sehingga ada data
C4 dan C5 diduga tidak ditemukan lagi yang kosong pada penampang seismik.
pada kedalaman kurang dari 70 meter. Berdasarkan data seismik, diduga terdapat
Berdasarkan hasil penampang seismik, dua lapisan batubara dengan arah
seam C4 diduga menerus sampai kemiringan relatif ke barat-baratlaut yaitu
kedalaman 115 meter, seam C5 diduga seam C8 dan seam C11. Pola dan
menerus sampai kedalaman 155 meter, kemenerusan seam C8 dan C11 seragam
seam C9 diduga menerus sampai dengan kedalaman mencapai 150 meter
kedalaman 295 meter dan seam C13 dan 200 meter.

Gambar 5. Interpretasi Penampang Seismik Lintasan 3

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 119
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Interpretasi Penampang Seismik Lintasan 4.

KESIMPULAN DAN SARAN lintasan 1 dan lintasan 3 seismik untuk


Seismik refleksi di daerah mencapai batubara dengan kedalaman
penyelidikan dilakukan sebanyak empat lebih dari 300 meter.
lintasan. Penyebaran batubara dari seluruh Pada beberapa lokasi, pengerjaan
lintasan menunjukkan batubara merupakan kegiatan survei seismik di daerah Sungai
lapisan homoklin dengan ketebalan Santan dilakukan di atas wilayah
bervariasi. Untuk membuktikan reklamasi, sehingga energi seismik banyak
keberadaan seam-seam batubara tersebut yang terserap (absorb). Untuk
diperlukan pengeboran sedangkan untuk mengantisipasi hal ini maka tim
mengetahui kualitas batubara diperlukan menyarankan untuk membawa sumber
analisis laboratorium. getar yang dapat menghasilkan energi
Untuk titik “bor dalam” batubara dan yang lebih besar dan mudah dimobilisasi di
CBM akan optimal jika dilakukan di antara lapangan.

120 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, dkk., 1995, Peta Geologi Lembar Sangata, skala 1 : 250.000, PPPG, Bandung.
Supriatna, S., Sukardi, dan Rustandi, E., 1995, Geological Map of Samarinda Area, 1:250000
and its statement book, PPPG, Bandung, Indonesia.
Nanan, K.S., 2002, Inventarisasi Batubara Bersistem di daerah Sungai Santan dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur (dalam Kumpulan Makalah, no. 21,
ISSN.
Sumaatmadja, E.R., 2002, Inventarisasi Batubara Bersistem di daerah Bontang dan
sekitarnya, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 121
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI SEISMIK BATUBARA DAERAH SIDOMAKMUR DAN SEKITARNYA,


KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Wawang Sri Purnomo, M. Rizki Ramdhani, dan Hans E. A. Siregar


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kegiatan survei seismik batubara terletak di Daerah Sidomakmur dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis daerah
penyelidikan dibatasi oleh koordinat 00°10’00” – 00°25’00” LS dan 117°00’00” – 117°15’00”
BT. Daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Kutai.
Formasi Balikpapan menjadi formasi pembawa batubara yang berpotensi di daerah
Sidomakmur.Terdapat tiga lapisan batubara yang menjadi target dari survei seismik ini yaitu
S-12, S-10 dan S-09 yang berada pada kedalaman lebih dari 100 m.
Survei seismik refleksi di daerah penyelidikan dilakukan sebanyak tiga lintasan
dengan arah Barat-Timur. Dari tiga penampang ini menunjukan pola kemiringan yang sama
yaitu kemiringan 0-50 dan cenderung naik ke arah timur, Hal ini disebabkan lintasan seismik
berada di sekitar sumbu sinklin.
Berdasarkan data log bor dan penampang seismik, Sayap sinklin bagian barat
menjadi bagian paling berpotensi di daerah penyelidikan untuk dilakukan rekomendasi lokasi
pengeboran dalam batubara untuk tambang dalam dan CBM.

Kata kunci: batubara, seismic batubara, Formasi Balikpapan, Sidomakmur

PENDAHULUAN potensi Gas Metana Batubara (GMB) dan


Kegiatan survei seismik ini batubara bawah permukaan di wilayah
dilakukan dalam rangka mengetahui dan Sidomakmur dan sekitarnya.
mendapatkan data konfigurasi batuan di Lokasi kegiatan berada di daerah
bawah permukaan, terutama untuk Sidomakmur dan sekitarnya, Kabupaten
mengetahui pola sebaran, ketebalan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan
lapisan serta bentuk geometris endapan Timur. Secara geografis terletak pada
batubara pada kedalaman lebih dari 100 koordinat 00°10’00” – 00°25’00” LS dan
meter. Data ini diperlukan untuk penentuan 117°00’00” – 117°15’00” BT (Gambar 1).
titik “bor dalam” dalam rangka evaluasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 123
Buku 1: Bidang Energi

Lokasi Penyelidikan

Gambar 1. Lokasi penyelidikan.

METODOLOGI • Pengukuran dan pemberiaan tanda


Metode yang digunakan dalam terhadap koordinat titk tembak
kegiatan survei seismik batubara adalah dan receiver oleh tim topografi
metode pengukuran dengan menggunakan sambil melakukan pembukaan
peralatan seismik refleksi. akses jalan, serta memindahkan
Tahapan kegiatan survei seismik di titik tembak jika ditemukan
daerah Sidomakmur adalah sebagai penghambat dalam survei.
berikut: • Pembentangan kabel dan
1. Studi pustaka untuk menentukan pemasangan geofon untuk kondisi
daerah potensi batubara dan permukaan yang kering dan
pembatasan luasan wilayah. hidrofon untuk kondisi berair.
2. Pelaksanaan survei seismik • Perekaman dengan melakukan
• Melakukan tes parameter akuisisi penembakan shot point dan
agar survei optimal. mengaktifkan receiver dengan
• Pembuatan desain survei koordinat jumlah channel yang aktif
teoritik dari titik-titk tembak dan disesuaikan dengan hasil tes
receiver. parameter yang dilakukan.

124 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

• Kontrol kualitas data rekaman, • Formasi Pamaluan (Tomp) berumur


untuk memastikan data telah Oligosen – Miosen awal, terdiri dari
memenuhi syarat atau perlu batupasir kuarsa dengan sisipan
dilakukan penembakan ulang. batulempung, serpih, batugamping,
• Penyimpanan data. dan batulanau serta batubara.
3. Pengolahan dan interpretasi data • Formasi Bebuluh (Tmb) berumur
lapangan. Miosen Awal – Miosen Tengah, dari
4. Pembuatan laporan. batugamping terumbu dengan
sisipan batugamping pasiran dan
GEOLOGI serpih.
Secara regional daerah • Formasi Pulau Balang (Tmpb)
penyelidikan termasuk dalam Cekungan berumur Miosen tengah – Miosen
Kutai yang terbentuk sebelum Eosen dan Akhir, terdiri dari perselingan antara
selama kurun waktu antara Eosen – greywake dan batupasir kuarsa
Oligosen Bawah telah terjadi penurunan dengan sisipan batugamping,
cekungan sehingga menyebabkan batulempung, batubara dan tuf
terjadinya genang laut yang terjadi dari dasit.
arah Timur ke Barat. Peristiwa genang laut • Formasi Balikpapan (Tmbp)
yang cukup lama ini menjadikan cekungan berumur Miosen Tengah – Miosen
Kutai merupakan cekungan yang Akhir, terdiri dari perselingan
mempunyai endapan sedimen yang tebal batupasir dan batulempung dengan
dan luas. sisipan lanau, serpih, batugamping
Proses sedimentasi yang terjadi dan batubara.
pada cekungan ini mempunyai kontinuitas
yang tidak pernah terhenti sejak Jaman Struktur regional di daerah
Tersier hingga kini (Jaman Kuarter). penyelidikan berdasarkan peta geologi
Proses Regresi mempunyai trend ke arah regional Lembar Samarinda (S. Supriatna
Timur dan terjadi diantara rentang panjang dkk, 1995) berupa sesar naik dan
siklus transgresi. perlipatan. Struktur lipatan umumnya
Stratigrafi daerah penyelidikan mempunyai arah sumbu Timur laut – Barat
merujuk pada peta geologi Lembar Daya. Pada sebagian besar Formasi
Samarinda (Supriatna, dkk., 1993) yang Pamaluan, Bebuluh dan Balikpapan
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan umumnya terlipat kuat dengan kemiringan
Pengembangan Geologi dengan skala antara 40° –73°, sedangkan pada batuan
1:250.000. Stratigrafi daerah penyelidikan yang lebih muda seperti pada formasi
dari yang tertua ke muda yaitu: Kampungbaru umumnya terlipat lemah.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 125
Buku 1: Bidang Energi

Sesar naik berada di sebelah Timur daerah penampang diperkirakan pola sinklin
penyelidikan. dengan sayap sinklin barat dan timur.

Indikasi Endapan Batubara HASIL PENYELIDIKAN


Subarnas (2003) dan Cahyono Survei seismik daerah Sidomakmur
(2007) menyatakan bahwa ketebalan dan sekitarnya dilakukan tiga lintasan
lapisan batubara berkisar mulai puluhan seismik yaitu lintasan satu dengan panjang
centimeter sampai 8 meter lebih dengan lintasan 4,000 m, lintasan dua dengan
sudut kemiringan umumnya berkisar panjang lintasan 3.440 m dan lintasan tiga
antara 15o dan 30o. Terdapat enam lapisan dengan panjang lintasan 2,600 m dengan
batubara Formasi Balikpapan yang total panjang lintasan adalah 10,040 m
menjadi target pengukuran yaitu Lapisan (Gambar 2). Ketiga Lintasan berarah relatif
S-9, S-10, S-12, S-13, S-15 dan S-17. Barat masuk di desa Bukiut Pariaman dan
Kegiatan dilakukan dengan 3 lintasan desa Embalut kecamtan Tengarong
seismik yaitu lintasan 1, 2, dan 3. Dari hasil Seberang Kabupaten Kutai Kertanegara
Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 2. Peta lintasan seismik dan lapisan batubara daerah Sidomakmur.

126 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN dilakukan setelah penampang seismik


Untuk melakukan Interpretasi sudah dalam domain kedalaman (meter).
seismik, penampang seismik harus diubah
domain ke “Depth Section” (penampang Interpretasi Seismik Lintasan 1
kedalaman) yang merupakan hasil akhir Penampang ini (Gambar 3) berarah
pengolahan data yang dihasilkan dari Barat -Timur dengan panjang lintasan 4
konversi penampang migrasi dalam km. Pada penampang ini dapat dilihat
domain waktu. Penampang kedalaman ini dengan jelas keberadaan dan pola
cukup menggambarkan konfigurasi kemenerusan lapisan batuan yang
perlapisan batuan bawah permukaan diinterpretasikan sebagai lapisan batubara.
daerah Sidomakmur. Walaupun tidak Pada penampang lintasan 1 ini dapat
menunujukan posisi lapisan batubara diinterpretasikan terdapat adanya 4 lapisan
secara langsung, penampang ini dapat batubara dengan kemiringan yang relatif
menggambarkan konfigurasi perlapisan datar dan cenderung naik ke arah Timur.
batuan bawah permukaan dan dapat Interpretasi lapisan batubara ini ditentukan
dianalisis kemenerusan lapisan batubara, berdasarkan data sumur (PMG-02) yang
karena lapisan batubara selaras dengan berada di sebelah utara lintasan 1 (Garis
lapisan formasi pembawanya. hitam) dan lokasi singkapan terdekat
Proses interpretasi seismik dengan lintasan seismik. Empat lapisan
dilakukan dengan cara menganalisis yang diinterpretasikan sebagai batubara
kemenerusan dari amplitudo yang sama adalah S-13, S-12, S-10 dan S-9.
(walaupun ada yang terputus-putus) dan Pada penampang lintasan 1 ini
kecerahan tampilannya yang kemudian hanya lapisan S-13 dan S-12 yang dapat
dibandingkan dengan hasil penafsiran terekam oleh seismik. Lapisan S-13 dan S-
penampang geologi daerah penyelidikan. 12 berada pada kedalaman 100-200 m
Dikarenakan batubara memiliki densitas (garis biru dan hijau). Lapisan S-10 dan S-
dan kecepatan gelombang P yang rendah, 9 kemungkinan berada pada kedalaman
maka pada rekaman seismik, batubara 300-400m (garis putus-putus merah dan
akan menimbulkan respon amplitudo yang kuning). Interpretasi lapisan-lapisan ini
mencolok (Bright Amplitude). berdasarkan data log bor PMG-02 dan
Proses Interpretasi kali ini dilakukan beberapa singkapan disekitar lintasan
berdasarkan keterdapatan data sumur penyelidikan.
terdahulu dan peta geologi sebaran
batubara. Proses pengikatan data sumur Interpretasi Seismik Lintasan 2
tersebut pada data penampang seismik Penampang ini (Gambar 4) berarah
Barat -Timur dengan panjang lintasan 3,45

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 127
Buku 1: Bidang Energi

km. Penampang ini memiliki kualitas yang naik ke arah Timur. Interpretasi lapisan
kurang baik jika dibandingkan dengan batubara ini ditentukan berdasarkan data
lintasan 1 dan 3, hal ini disebabkan lintasan sumur terdahulu yang dilintasi oleh lintasan
ini memiliki noise yang banyak dan 2 (Garis Hitam) yaitu sumur KM-39, KM-40
frekuensi yang bervariasi. Keberadaan dan KM-41.
lapisan yang dapat diinterpretasikan Berdasarkan data 3 log bor
sebagai lapisan batubara pada lintasan ini yang dilintasi, didapat ketebalan lapisan
dapat dilihat dengan munculnya amplitudo batubara yang bervariasi. Pada ketiga
yang cukup kuat dan menerus. Pada sumur ini diduga terdapat lapisan batubara
penampang lintasan 2 ini dapat S-13 (garis biru) dengan ketebalan 1 meter
diinterpretasikan terdapat 4 lapisan pada kedalaman 70 meter.
batubara yang relatif datar dan cenderung

Gambar 3. Interpretasi penampang seismik Lintasan 1.

Gambar 4. Interpretasi penampang seismik Lintasan 2.

128 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Interpretasi Seismik Lintasan 3 berdasarkan ekstrapolasi singkapan yang


Penampang ini (Gambar 5) berarah berada di sebelah barat lintasan
Barat -Timur dengan panjang lintasan 2,6 penyelidikan.
km. Pada penampang ini dapat dilihat
dengan jelas keberadaan dan pola KESIMPULAN DAN SARAN
kemenerusan lapisan batuan yang Survei seismik refleksi di daerah
diinterpretasikan sebagai lapisan batubara. penyelidikan dilakukan di tiga lintasan pada
Pada penampang lintasan 3 ini dapat Formasi Balikpapan dengan arah Barat-
diinterpretasikan terdapat 6 lapisan Timur. Ketiga penampang ini menunjukan
batubara dengan kemiringan yang relatif pola kemiringan yang sama yaitu
datar dan cenderung naik ke arah timur. kemiringan 0-50 dan cenderung naik
Interpretasi lapisan batubara ini ditentukan kearah timur. Hal ini disebabkan lintasan
berdasarkan data sumur terdahulu yang seismik berada di sekitar sumbu sinklin.
dilintasi oleh lintasan 3 (Garis hitam) yaitu Berdasarkan data log bor dan penampang
sumur KT-6A KT-62, KT-02 dan KT-01. seismik, sayap sinklin bagian barat menjadi
Berdasarkan data 3 log bor KT-01, bagian paling berpotensi di daerah
KT-02 dan KT-6A yang diikat dengan penyelidikan untuk dilakukan rekomendasi
penampang seismik 3, maka dapat dilihat lokasi pengeboran dalam batubara untuk
dan diinterpretasikan 3 lapisan batubara tambang dalam dan evaluasi Gas Metana
yang terekam dengan jelas yaitu S-22, S- Batubara/Coal Bed Methane. Pengeboran
17 dan S-15. Lapisan batubara yang dalam batubara (deep drilling coal) dapat
menjadi target (S-12, S-10 dan S-09) tidak dilakukan di daerah sayap barat sinklin
terekam dengan jelas pada penampang Sidomakmur di desa Embalut dan desa
seismik 3 ini (garis putus-putus). Bukit Pariaman.
Interpretasi lapisan S-12, S-10 dan S-09

Gambar 5. Interpretasi penampang seismik Lintasan 3.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 129
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, E., B., dkk. (2007): Pengukuran Kandungan Gas Dalam Lapisan Batubara Daerah
Buanajaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F., H. (2000): An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Eddy R. Sumaatmadja. (2002): Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Bontang dan
Sekitarnya, Kabupaten Kutai Timur, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Bandung.
Subarnas. (2003): Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Buana Jaya dan Sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Ibrahim, D., dkk. (2006): Pemboran Dalam Batubara dab Pengukuran Packer Test Daerah Loa
Lepu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.

130 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TINJAU GAMBUT KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

Priyono, Asep Suryana, Ibnu Sina, dan Fatimah


Bidang Batubara
Pusat Sumberdaya Mineral, Batubara dan Panasbumi

SARI
Endapan gambut yang terdapat pada Endapan Rawa (Qac) diperkirakan berumur
Quarter dan berada pada Cekungan Sumatera Tengah. Secara geografis, daerah
penyelidikan dibatasi koordinat 102°35’00” - 103°50’00” B.T. dan 00°30’00” L.U. - 00°55’00”
L.S.
Pengeboran dilakukan di 35 titik lokasi bor yang tersebar pada Endapan Rawa (Qac)
sebagai formasi pembawa endapan gambut dan menghasilkan 3 (tiga) blok prospek yaitu
Blok.Sungai Gaung, Blok Sungai Gaung Anak Serka dan Blok Kempas Jaya, dengan
ketebalan endapan gambut berkisar antara 1,00 m dan 3,00 m.
Analisis laboratorium menunjukkan bahwa nilai rata-rata kalori endapan gambut untuk
masing-masing blok didaerah penyelidikan sebagai berikut : Blok Sungai Gaung 4.754 kal/g,
Blok Sungai Gaung Anak Serka 4.519 kal/g dan Blok Kempas Jaya 4.547 kal/g.
Sumberdaya hipotetik endapan gambut untuk ketiga blok tersebut sebesar
539.461.903 Ton gambut kering, dengan luas sebaran endapan gambut 1.550.691.243 m2
atau sekitar 155.069 hektar

Kata kunci: Endapan gambut, endapan rawa, Indragiri Hilir

PENDAHULUAN Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP),


Gambut merupakan endapan sesuai dengan tugas dan fungsinya,
bahan organik berasal dari tumbuh- melaksanakan Survei Tinjau Gambut di
tumbuhan, yang merupakan cikal bakal Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
pembentukan lapisan batubara. Oleh Maksud penyelidikan ini adalah
karena itu, gambut juga dapat untuk mengetahui sebaran, ketebalan,
dikategorikan sebagai salah satu bahan sumberdaya, dan bentuk endapan, serta
energi. Indonesia merupakan salah satu kondisi geologi endapan gambut.
Negara yang memiliki potensi gambut Sedangkan tujuannya adalah untuk
dengan sebaran yang luas. mendapatkan daerah prospek gambut
Untuk pengelolaan gambut sebagai potensial yang dapat dikembangkan lebih
bahan energi, Pusat Sumber Daya Mineral lanjut.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 131
Buku 1: Bidang Energi

Daerah penyelidikan secara rencana lintasan pemetaan geologi


administratif termasuk dalam wilayah dilakukan untuk membantu kelancaran
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau kerja, serta pembuatan peta – peta yang
dengan ibu kota kabupaten berada di diperlukan seperti peta topografi, peta
daerah Tembilahan. Secara geografis geomorfologi dan peta geologi.
daerah penyelidikan berada pada koordinat Selanjutnya, pada kegiatan
102°35’00” - 103°50’00” B.T. dan 00°30’00” pemetaan di lapangan, dilakukan
L.U. - 00°55’00” L.S (Gambar 1). pembuatan lintasan penyelidikan untuk
membantu penentuan titik pemboran
METODOLOGI gambut, pengambilan conto gambut
Pelaksanaan kegiatan penyelidikan dengan bor tangan untuk mengetahui
survey tinjau gambut ini dilakukan dengan ketebalan gambut serta untuk keperluan
metode pemetaan geologi, yang dibantu analisis laboratorium, dan selanjutnya
dengan pengeboran gambut. penentuan koordinat lokasi pengambilan
Pengumpulan data sekunder hasil conto gambut Conto gambut yang diambil
penyelidik terdahulu digunakan sebagai kemudian dianalisis di laboratorium Pusat
acuan untuk kemudian dievaluasi, Sumber Daya Mineral, Batubara dan
sehingga dapat memudahkan kegiatan Panas Bumi (PSDMBP).
penyelidikan di lapangan. Pembuatan

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan (Suwarna, dkk., 1995).

132 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI dan sisa tumbuhan yang berumur


Geologi daerah penyelidikan Plistosen, sedangkan unit satuan endapan
mengacu pada Peta Geologi Lembar rawa berupa lempung halus dan endapan
Rengat skala 1:250.000 (Suwarna N, dkk., gambut yang berwarna cokelat tua, pada
1995) seperti yang terlihat pada Gambar. 2. bagian bawah mengandung serat kayu dan
Batuan yang terdapat di daerah akar tanaman yang berumur Holosen
penyelidikan, hanyalah berupa unit satuan (Tabel 1).
endapan aluvial berupa kerikil, pasir, lanau,

Gambar 2. Peta geologi daerah penyelidikan (Suwarna dkk., 1995).

Tabel 1. Stratigrafi daerah penyelidikan (modifikasi dari ( Suwarna N, dkk., 1995).


UMUR UNIT SATUAN LINGKUNGAN
Holosen Gambut lempung Endapan rawa
KUARTER Lanau Endapan aluvial dan
Plistosen
pasir kerikil pantai

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 133
Buku 1: Bidang Energi

Secara umum struktur geologi yang umumnya kurang subur, meranggas,


berhubungan dengan kegiatan tektonik kering, dan mudah terbakar. Endapan
pada endapan gambut di daerah gambut yang mempunyai ketebalan kurang
penyelidikan tidak dijumpai. Hal tersebut dari satu meter, umumnya masih dijumpai
bisa dilihat dengan adanya struktur pada pemukiman penduduk dan
sedimen yang berupa perlapisan sejajar perkebunan tanaman keras seperti kelapa
dan relatif tidak mengalami gangguan sawit, sedangkan pada endapan gambut
tektonik. Adapun kenampakan morfologi yang mempunyai ketebalan lebih dari satu
tinggian dan lembah bukan disebabkan meter, umumnya ditumbuhi oleh tanaman
oleh adanya gejala struktur geologi, namun semak seperti resam dan tanaman liar.
disebabkan oleh adanya faktor erosi
permukaan karena penurunan permukaan HASIL PENYELIDIKAN
air laut. Morfologi daerah penyelidikan
Indikasi endapan gambut di termasuk morfologi dataran rendah dengan
lapangan, umumnya ditandai adanya elevasi antara 2 dan 25 meter di atas
morfologi bentang alam pedataran, permukaan air laut (Gambar 3). Sungai
terdapat rawa-rawa dengan air berwarna Gaung yang terdapat pada bagian utara
cokelat tua sampai kehitaman. Pola aliran daerah penyelidikan mengalir dari arah
air umumnya meander dan mempunyai barat ke arah timur, demikian pula dengan
ketinggian permukaan yang hampir sama Sungai Indragiri sebagai sungai utama
dengan permukaan air laut. Kondisi tanah yang mengalir dari arah barat ke arah timur
di daerah ini umumnya berwarna cokelat serta sungai Gaung Anak Serka yang
tua, sangat lunak, dan mudah ditusuk- merupakan anak Sungai Indragiri.
tusuk, sedangkan tanah di daerah tersebut

Gambar 3. Morfologi pedataran di daerah penyelidikan

134 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Secara stratigrafi, daerah Kegiatan pengeboran gambut


penyelidikan hampir seluruhnya dilakukan di 35 lokasi titik bor dengan jarak
merupakan pedataran yang ditutupi oleh titik bor antara 3000 meter hingga 5.000
endapan aluvial yang merupan formasi meter. Sebanyak 14 lokasi titik bor terletak
pembawa gambut. Berdasarkan hasil pada Sungai Gaung (Gambar.4), 10 titik
penyelidikan lapangan endapan aluvial ini bor terletak di Sungai Anak Serka, serta 11
terdiri atas kerikil, pasir, lanau, dan sisa titik bor terletak di Kempas Jaya. Hasil
tumbuhan, sedangkan unit satuan endapan pemetaan lapangan menunjukkan
rawa berupa lempung halus dan endapan endapan gambut di daerah penyelidikan
gambut yang berwarna cokelat tua, pada memiliki ketebalan yang bervariasi antara
bagian bawah mengandung serat kayu dan 0,50 meter hingga 3,00 meter.
akar tanaman.

Gambar 4. Pengambilan conto gambut dengan metode pengeboran tangan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 135
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN mempunyai tingkat pembusukan sedang.


Pemerian endapan gambut
didasarkan pada beberapa parameter Kandungan kayu (W), kandungan
antara lain: warna, derajat pembusukkan, kayu dalam satu sekuen dari atas sampai
kandungan kayu, kandungan akar, dan ke bawah dalam suatu endapan gambut
kandungan air. Kenampakan fisik endapan tidak homogen. Kandungan kayu dijumpai
gambut di daerah penyelidikan adalah pada bagian bawah dalam jumlah yang
sebagai berikut : relatif tinggi dibandingkan pada bagian
Warna, warna endapan gambut atas. Hal ini dipengaruhi oleh faktor derajat
yang terdapat dekat permukaan, setempat pembusukan serta kecepatan
dijumpai berwarna cokelat muda sampai pembentukan gambut, biasanya kayu yang
kehitaman. Warna hitam diperkirakan terdapat di bawah muka air tanah, lebih
karena pengaruh dari terbakarnya material cepat mengalami proses penggambutan,
pembentuk gambut di permukaan, derajat sedangkan kayu yang terdapat di atas
pembusukan, dan kandungan zat organik. muka air tanah mengalami pembusukan.
Selanjutnya di bagian tengah, umumnya Kandungan kayu di daerah penyelidikan
endapan gambut berwarna cokelat berkisar dari 5% sampai 10%.
kemerahan, warna ini bergradasi menjadi Kandungan Akar (R), umumnya
cokelat kehitaman bila semakin dekat dijumpai pada bagian atas dalam endapan
dengan dasar sedimentasi. Dasar gambut, tetapi jumlahnya tidak besar, yaitu
sedimentasi umumnya berupa endapan berkisar dari 10% sampai 15%. Akar ini
lempung dan lanau, berwarna abu-abu diperkirakan berasal dari tumbuhan baru
terang, dengan sisipan tipis berupa yang baru tumbuh di atas tanaman lama
laminasi dari karbonan sisa tumbuh- yang sudah hancur.
tumbuhan. Kandungan Air (M), kandungan air
Derajat Pembusukan (H), derajat atau kelembaban berkaitan erat dengan
pembusukan endapan gambut di daerah kondisi muka air tanah. Gambut yang
penyelidikan, terutama yang dekat terdapat di atas muka air tanah biasanya
permukaan, mempunyai tingkat mempunyai kelembaban sekitar 80%
pembusukan relatif rendah, sedangkan sampai 90%, sedangkan yang terdapat
untuk daerah yang mendekati dasar dibawah muka air tanah biasanya
cekungan mempunyai derajat pembusukan mempunyai kelembaban lebih besar dari
tinggi. Namun, secara umum sebaran ke 90%. Kondisi kandungan air tersebut juga
arah horisontal tidak memperlihatkan dipengaruhi oleh keadaan cuaca pada saat
perubahan perbedaan yang mencolok, pengambilan contoh di lapangan.
terutama pada bagian tengah yang

136 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Pengamatan megaskopis Berdasarkan pengamatan


menunjukkan bahwa secara umum lapangan, keterdapatan endapan gambut
endapan gambut daerah penyelidikan dapat dibagi 3 dalam (tiga) blok prospek
berwarna cokelat kehitaman dengan yaitu Blok.Sungai Gaung, Blok Sungai
derajat pembusukan relatif sedang. Gaung Anak Serka dan Blok Kempas Jaya.
Kandungan kayu dan akar dalam satu Data lapangan dikorelasikan untuk
sekuen dari atas sampai ke bawah tidak mengetahui ketebalan endapan gambut
homogen dan kandungan air atau daerah penyelidikan, kemudian dibuat peta
kelembaban cukup besar. isopach ketebalan gambut dengan interval
Secara fisik, berdasarkan derajat kontur 0,50 meter. Berdasarkan peta
pembusukan dan kandungan seratnya isopah tersebut diketahui bahwa endapan
(ASTM D4427-92 dan Van Vost, 1926), gambut di daerah penyelidikan mempunyai
gambut dapat digolongkan menjadi 3 jenis model endapan berbentuk kubah dengan
yaitu: ketinggian sekitar 4,00 meter di atas muka
- Fibric adalah gambut dengan air laut dan mempunyai ketebalan hingga
kandungan serat >67% dan derajat 3,00 meter.
pembusukan rendah.
- Hemic gambut dengan kandungan Sumber daya Gambut.
serat 33% - 67% dan derajat Perhitungan Sumberdaya hipotetik
pembusukan sedang. pada ketiga blok (Blok Sungai Gaung, Blok
- Safric adalah gambut matang Sungai Gaung anak Serka dan Blok
dengan kandungan serat <33% dan Kempas Jaya) hanya dilakukan pada
derajat pembusukan tinggi. endapan gambut dengan ketebalan lebih
besar dari satu meter (Gambar 5).
Berdasarkan derajat pembusukan Sumberdaya endapan gambut
dan kandungan seratnya, endapan gambut kering diperoleh dari hasil perkalian volume
di daerah penyelidikan digolongkan gambut basah dengan besaran berat jenis
kedalam gambut matang (safric) gambut (bulk density). Sedangkan volume
merupakan gambut yang sudah lapuk, gambut basah diperoleh dari hasil
memiliki kandungan serat <15% berwarna perkalian antara luas antar isopach
coklat muda sampai dengan kehitaman ketebalan sebaran gambut dengan
dan relatif halus. ketebalan rata-rata gambut antar isopach.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 137
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta Isopach ketebalan gambut daerah penyelidikan

Sumber daya hipotetik endapan Analisis Laboratorium


gambut dari ketiga blok di daerah Sebanyak 17 conto endapan
penyelidikan adalah sebesar 422.146.371 gambut dianalisis di laboratorium. Conto
ton gambut kering dengan luas sebaran yang dianalisis merupakan conto yang
endapan gambut 1.550.691.243 m2 atau dianggap dapat mewakili daerah penelitian
sekitar 155.069 hektar. yaitu dari Blok Sungai Gaung sebanyak 7
(tujuh) conto (Tabel 2), 4 (empat) conto dari
Blok sungai Gaung Anak Serka (Tabel 3)
dan 6 (enam) conto dari Blok Kempas Jaya
(Tabel 4).

138 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 2. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Sungai Gaung.


SAMPLE CODE
ANALYSIS UNIT BASIS
GT-01 GT-02 GT-03 GT-05 GT-06 GT-07 GT-13
Free Moisture % ar 83,67 86,01 86,71 88,46 87,82 86,53 87,86
Total Moisture % ar 85,09 87,28 87,76 89,72 89,26 87,99 89,06
PROXIMATE
Moisture % adb 8,67 9,10 7,91 10,90 11,80 10,86 9,87
Volatile Matter % adb 59,10 53,71 51,46 52,01 55,31 55,41 57,70
Fixed Carbon % adb 29,56 27,80 22,91 27,03 30,19 29,19 31,14
Ash % adb 2,67 9,39 17,72 10,06 2,70 4,54 1,29
Total Sulphur % adb 0,24 0,67 0,43 0,37 0,34 0,30 0,24
Bulk Density adb 0,17 0,13 0,12 0,10 0,10 0,12 0,11
pH adb 4,22 4,42 4,04 4,63 4,20 4,00 6,30
Calorific value cal/g adb 5.178 4.580 4.382 4.452 4.823 4.767 5.099

Tabel 3. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Sungai Gaung Anak Serka.
SAMPLE CODE
ANALYSIS UNIT BASIS
GTB-04 GTB-05 GTB-09 GTB-10
Free Moisture % ar 86,30 83,72 84,60 87,47
Total Moisture % ar 87,73 84,96 86,20 88,77
PROXIMATE
Moisture % adb 10,43 7,63 10,38 10,40
Volatile Matter % adb 57,54 38,76 57,30 56,44
Fixed Carbon % adb 30,44 15,76 30,93 30,84
Ash % adb 1,59 37,85 1,39 2,32
Total Sulphur % adb 0,19 0,85 0,22 0,38
Bulk Density adb 0,11 0,14 0,14 0,11
pH adb 4,23 5,03 3,97 3,95
Calorific value cal/g adb 5.004 3.098 5.053 4.922

Hasil analisis petrografi (Tabel 5), merupakan maseral yang dominan disertai
menunjukkan bahwa gambut di daerah sedikit inertinite dan liptinite. Mineral matter
penyelidikan memiliki nilai reflektansi vitrinit terdiri dari mineral lempung, oksida besi,
<0.2% yang memang merupakan dan pirit sebagai butir individual atau
karakteristik gambut. Mikrolitotipe dari pengisi rekahan dalam maseral huminit.
gambut adalah vitrit, dimana huminit

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 139
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 4. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Kempas Jaya.


SAMPLE CODE
ANALYSIS UNIT BASIS
GTC-03 GTC-04 GTC-05 GTC-06 GTC-07 GTC-08
Free Moisture % ar 81,30 85,48 87,13 88,33 83,32 86,47
Total Moisture % ar 83,83 86,10 88,51 89,61 84,89 87,88
PROXIMATE
Moisture % adb 13,55 10,46 10,70 10,99 9,42 10,42
Volatile Matter % adb 46,52 56,69 54,33 57,09 43,06 57,22
Fixed Carbon % adb 23,56 30,59 30,57 29,78 21,71 31,22
Ash % adb 16,37 2,26 4,40 2,14 25,81 1,14
Total Sulphur % adb 1,03 0,31 0,22 0,43 0,75 0,20
Bulk Density adb 0,17 0,14 0,13 0,13 0,19 0,12
pH adb 3,54 3,88 3,61 3,84 4,13 4,16
Calorific value cal/g adb 3.933 5.017 4.796 4.921 3.619 5.001

Tabel 5. Hasil analisis petrografi organik gambut Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
Mean Komp. Maseral (%) Material Mineral (%)
Reflektan Kisaran Standar
No Conto
Vitrinit (%) Deviasi N V I L Clay OB Pyrite
(%Rv)
1 GT -01 0,07 0,02-0,13 0,03 100 71 4,80 2,00 22,00 - 0,20
2 GT - 02 0,09 0,05-0,13 0,02 100 57,8 2,60 1,60 37,6,0 - 0,40
3 GT -03 0,08 0,00-0,15 0,04 99 43,8 5,80 - 46,00 3,20 1,20
4 GT -05 0,12 0,07-0,17 0,02 100 45,6 3,00 0,60 42,60 6,60 1,60
5 GT -06 0,15 0,06-0,22 0,04 100 56,2 3,40 0,80 36,20 2,20 1,20
6 GT -07 0,10 0,05-0,18 0,02 100 50,00 4,60 0,20 35,80 7,40 2,00
7 GT -13 0,07 0,03-0,12 0,02 100 19,4 0,20 - 60,40 11,40 8,60
8 GTB-04*
9 GTB-05 0,10 0,04-0,17 0,03 100 43,6 0,60 0,40 54,20 0,60 0,60
10 GTB-09*
11. GTB-10 0,17 0,10-0,23 0,04 30 90,80 2,20 1,60 5 0,40
12. GTC-03 0,14 0,07-0,19 0,03 100 50,00 3,20 0,40 43,4 0,60 2,40
13. GTC-04 0,1 0,07-0,14 0,02 50 82,40 3,40 - 11,6 1,60 1,00
14. GTC-05 0,11 0,04-0,18 0,03 100 57,80 27,60 - 10,2 2,00 2,40
15. GTC-06 0,10 0,06-0,14 0,02 100 52,00 2,40 0,60 41,6 1,00 2,40
16. GTC-07 0,08 0,03-0,14 0,03 100 37,80 25,00 - 35,8 0,60 0,80
17. GTC-08 0,12 0,08-0,15 0,02 30 89,20 1,50 5,60 2,2 1,20 0,20

Keterangan : *Karena kendala teknis analisis petrografi conto GTB 04 dan GTB 09 tidak
dapat dilakukan

140 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN gambut 0.5-2.75 m; dan Blok Kempas Jaya


Endapan gambut di daerah dengan ketebalan gambut 0.5-2.25 m.
penyelidikan terdapat dalam Endapan Sumberdaya hipotetik gambut di daerah
Rawa (Qac) yang berumur Holosen penyelidikan adalah sebesar 422.146.371
dengan ciri megaskopis berwarna cokelat ton gambut kering yang tersebar pada area
kehitaman, tingkat pembusukan tinggi seluas 1.550.691.243 m2 atau sekitar
(sapric), namun masih terdapat serat kayu 155.069 hektar. Nilai kalori gambut relatif
(<15%) dan kandungan air umumnya tinggi yaitu mencapai 5000 kal/gr, adb.
cukup tinggi. Endapan gambut di daerah Berdasarkan pertimbangan ketebalan,
penyelidikan dapat dibagi kedalam 3 Blok besarnya sumberdaya dan nilai kalori,
prospek yaitu: Blok Sungai Gaung dengan maka ketiga blok prospek tersebut layak
ketebalan gambut 0.5-2.75 m; Blok Sungai untuk diselidiki pada tahapan lebih lanjut.
Gaung Anak Serka. Blok dengan ketebalan

DAFTAR PUSTAKA
Suwarna, N., Budhitrisna, T., Santosa, S., dan Mangga, A. (1995): Peta Geologi Lembar
Rengat, Sumatra, P3G, Bandung.
Tjahjono, J. A. E. (2006), Inventarisasi endapan gambut dan pengukuran waterpas di daerah
Sungai Kampar Utara, Provinsi Riau, Pusat Sumber Daya Geologi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 141
Buku 1: Bidang Energi

EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ01,
DAERAH SUKAJAYA, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

M. A. Ibrahim, S. B. Rahmat, R. M. Ulfa, A. Suryana, dan Priyono


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional sebagai energi masa depan. Potensi GMB didukung oleh sumber daya dan
cadangan batubara Indonesia yang cukup besar. Selain itu potensi tambang dalam
(underground mine) atau tambang batubara bawah permukaan Indonesia belum terinventarisir
dengan baik. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada lapisan
batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan (deep seated coal) pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ01 berada di
Desa Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total kedalaman bor
MJ01 420 meter, terdapat 15 lapisan batubara, dengan tebal antara 0,41 – 13,50 meter.
Analisis rekahan batubara dilakukan pada lokasi ini.
Nilai kalori batubara dari bor MJ01 antara 4.711 – 6.115 kal/gr (adb), dan nilai
reflektansi vitrinit antara 0,24 – 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga subbituminus.
Kandungan gas dari bor MJ01 antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton, dengan
komposisi gas metana rata-rata antara 1,90 – 52,31%.

Kata kunci: batubara, deep seated coal, GMB, CBM, deep drilling, Mangunjaya

PENDAHULUAN diantaranya tambang dalam (underground


Indonesia memiliki sumber daya mine), mengubahnya menjadi gas melalui
batubara yang cukup signifikan, tetapi Underground Coal Gasification (UCG),
batubara yang terdapat pada kedalaman maupun diekstraksi kandungan gas
lebih dari 100 meter (deep seated coal) metananya (GMB).
masih banyak yang belum tereksplorasi. Kegiatan pengeboran dan
Batubara bawah permukaan memiliki pengukuran gas pada lapisan batubara
banyak potensi yang dapat dikembangkan, bawah permukaan, merupakan upaya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 143
Buku 1: Bidang Energi

menghimpun dan menyediakan data awal Telisa masuk dalam fasa transgresi.
potensi batubara bawah permukaan dan Kelompok Palembang yaitu Formasi
potensi gas yang terkandung di dalam Airbenakat (Palembang Bawah),
lapisan batubara, terutama pada Muaraenim (Palembang Tengah), dan
kedalaman lebih dari 100 meter, untuk Kasai (Palembang Atas) masuk dalam fasa
pengembangan batubara tambang dalam regresi (Indonesian Basin Summaries,
(underground coal mine), UCG, dan GMB. 2006).
Maksud kegiatan ini untuk Struktur geologi yang ada
mengumpulkan data dan informasi merupakan bagian dari fasa tektonik
mengenai potensi batubara untuk GMB kompresi Plio-Pleistosen yang membentuk
dan batubara bawah permukaan dengan sesar-sesar dan antiklinorium pada batuan
metode pengeboran dalam. Sedangkan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
tujuan kegiatan ini yaitu menyediakan data Terdapat antiklin dan sinklin yang saling
potensi batubara yang disertai dengan data berhubungan dengan arah sumbu lipatan
kandungan dan komposisi gas, serta baratlaut – tenggara. Jurus lapisan batuan
sumber daya batubara dan GMB di daerah berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
tersebut. – baratdaya, dengan kemiringan lapisan
Lokasi bor MJ01 berada di daerah batuan mengikuti sayap lipatan. Sesar
Desa Sukajaya, Kecamatan Plakat Tinggi, berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi – baratdaya.
Sumatera Selatan. Secara geografis
terletak antara koordinat 02°52’47,7” LS METODOLOGI
dan 103°33’04,0” BT, dengan elevasi bor Secara keseluruhan tahap kegiatan
58 mdpl. dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
persiapan berupa pengumpulan data
GEOLOGI REGIONAL sekunder, tahap penyelidikan lapangan,
Secara regional daerah tahap analisis laboratorium, dan tahap
penyelidikan termasuk dalam Cekungan pengolahan data dan penyusunan laporan.
Sumatera Selatan. Cekungan ini terbentuk Pada tahap penyelidikan lapangan, metode
pada Pra-Tersier hingga Tersier Awal pada yang dilakukan mencakup pemetaan
saat fasa ekstensi barat – timur (Darman geologi permukaan, pengeboran,
dan Sidi, 2000). pengukuran kandungan dan komposisi
Stratigrafi Tersier Cekungan gas, dan geophysical logging.
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua Pemetaan geologi permukaan
sekuen, yaitu fasa transgresi dan regresi. dilakukan untuk mengetahui gambaran
Kelompok Telisa yaitu Formasi Gumai atau geologi daerah penyelidikan dan juga

144 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

sebagai acuan dalam penentuan lokasi titik gas chromatography (GC), water bath,
bor. Pemetaan difokuskan pada Formasi kanister, gelas ukur, dan peralatan
Muara Enim sebagai formasi pembawa pendukung lainnya.
batubara.
Pengeboran dilakukan untuk HASIL PENYELIDIKAN DAN
mengetahui urutan lapisan secara vertical PEMBAHASAN
dan ketebalan dari tiap lapisan. Target
pengeboran yaitu mencapai kedalaman Data Pengeboran
500 meter dengan metode pengeboran inti Pengeboran MJ01 memiliki total
(full coring). Pada kegiatan pengeboran ini kedalaman 420 meter. Seri rangkaian
dilakukan deskripsi sampel batuan inti bor, batang bor HQ digunakan hingga
pengambilan sampel batubara untuk kedalaman 299 meter, kemudian
pengukuran kandungan dan komposisi dilanjutkan dengan seri rangkaian batang
gas, serta sampel batubara untuk analisis bor NQ hingga kedalaman 420 meter.
di laboratorium. Loging geofisika dilakukan Pengeboran dibantu casing HW hingga
setelah selesai pengeboran. Pengeboran kedalaman 108 meter, dan casing NW
menggunakan mesin bor Atlas Copco seri hingga kedalaman 398,50 meter. Sketsa
Christensen CS10 disertai peralatan rangkaian bor MJ01 disajikan pada
pendukungnya berupa pompa pembilas, Gambar 2. Mata bor dan casing shoe
pompa pengantar, wire line, penginti core menggunakan jenis diamond. Pengeboran
barrel ukuran HQ dan NQ, dan mata bor. menggunakan air sebagai bahan utama
Alat logging menggunakan peralatan dari fluida pengeboran.
Robertson Geologging dan peralatan Kegiatan logging dilakukan satu kali
pendukungnya (Gambar 1). pengukuran pada kedalaman 0 – 299
Pengukuran kandungan dan meter dengan hasil yang tidak berbeda
komposisi gas pada saat di lokasi dengan hasil deksripsi batuan pada batuan
menggunakan mobile laboratory yang inti MJ01.
didalamnya terdapat peralatan pengukuran

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 145
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Kegiatan pengeboran dan pengukuran gas di lokasi MJ01.

Gambar 2. Seri rangkaian bor MJ01.

146 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Data Batubara (cleat) kadang terlihat, keras, rapuh, batas


Bor MJ01 menembus 15 lapisan kontak gradasi hingga tegas.
batubara dari Formasi Muaraenim yang Lapisan batubara diberi notasi A, B,
berumur Miosen. Ketebalan batubara C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, dan O.
antara 0,41 dan 13,50 meter, dengan Kedalaman tiap lapisan batubara disajikan
kemiringan lapisan antara 5° dan 15°. pada Tabel 1. Lapisan-lapisan batubara
Singkapan batuan mempunyai jurus relatif tersebut diinterpretasikan merupakan
baratlaut – tenggara dengan kemiringan ke lapisan batubara anggota M4 yaitu lapisan
arah timurlaut. Penyebaran batubara Benakat (lapisan A) dan Kebon (lapisan E),
secara lateral diperkirakan hingga 35 km anggota M3 yaitu lapisan Benuang (lapisan
searah jurus perlapisan. J) dan Burung (lapisan K), serta anggota
Batubara secara megaskopis M2 yaitu lapisan Mangus (lapisan O).
mempunyai kenampakan berwarna hitam Arah rekahan batubara utama yang
kecoklatan, kusam (10% bright), gores menerus (face cleat) mempunyai arah
coklat kehitaman, mengotori tangan, timurlaut – baratdaya, sedangkan arah
terdapat resin dan pirit, masih terlihat sisa rekahan yang tidak menerus (butt cleat)
tumbuhan, pengotor pada beberapa bagian mempunyai arah yang hampir tegak lurus
berupa batubara lempungan dan batupasir terhadap arah rekahan batubara utama,
kasar, pecahan subkonkoidal, rekahan yaitu arah baratlaut – tenggara.

Gambar 3. Litologi log batubara lapisan O / Mangus pada MJ01.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 147
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 1. Kedalaman batubara dari bor MJ01.

Hasil analisis proksimat dan nilai Hasil analisis petrografi organik


kalori batubara dari bor MJ01 yaitu memiliki nilai reflektansi vitrinit antara
kandungan karbon tertambat (Fix Carbon) 0,24% dan 0,36%. Komposisi maseral
antara 26,99 – 42,11% (adb), kandungan didominasi oleh maseral vitrinit antara
air (Moisture) antara 9,83 – 12,80% (adb), 56,2% dan 97,4%, maseral inertinit antara
zat terbang (Volatile Matter) antara 39,54 – 0,4% dan 31,3%, serta maseral liptinit
49,78% (adb), kandungan abu (Ash) antara antara 0,4% dan 28,0%. Mineral lain
2,63 – 20,56% (adb), kandungan sulfur berupa mineral lempung antara 0,4% dan
(Total Sulphur) antara 0,10 – 1,83% (adb), 35,8%, oksida besi antara 0,2% dan 1,6%,
dan berat jenis antara 1,33 – 1,49 (adb). serta mineral pirit antara 0,2% dan 6,4%.
Nilai kalori batubara (calorific value) antara Berdasarkan peringkat batubara
4.711 kal/gram dan 6.115 kal/gram (adb) ASTM dan dari nilai fuel ratio, maka
atau 6.489 – 7.078 kal/gram (daf). batubara daerah penyelidikan termasuk
Hasil analisis ultimat batubara yaitu dalam batubara peringkat lignit hingga
kandungan karbon antara 67% dan 72,45% subbituminus.
(daf), kandungan hidrogen antara 4,72%
dan 5,63% (daf), kandungan nitrogen Data Gas Metana Batubara
antara 0,61% dan 1,48% (daf), kandungan Analisis kandungan dan komposisi
sulfur antara 0,12% dan 3,23% (daf), serta gas dalam batubara dilakukan dengan
kandungan oksigen antara 19,78% dan metode desorpsi menggunakan kanister.
25,88% (daf). Analisis komposisi gas menggunakan alat

148 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

gas kromatografi. Total gas yang keluar Sumber Daya Batubara dan Gas
(Qtotal) merupakan penjumlahan dari Sumber daya batubara tambang
kondisi gas saat Q1 + Q2 + Q3. terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi
Terdapat 23 kanister hasil bor MJ01 sebesar 467.937.230 ton,
pengeboran MJ01. Kandungan gas Q1 sedangkan sumber daya batubara dalam /
antara 13,6 ml dan 73,9 ml, kandungan gas deep seated coal (100 – 500 meter)
Q2 antara 12 ml dan 701,5 ml, dan sebesar 1.991.630.762 ton.
kandungan gas Q3 atau gas residu hasil Sumber daya gas metana batubara
penghancuran 0 ml pada semua sampel. dihitung dari lapisan batubara yang
Kandungan gas total dalam batubara hasil mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
pengeboran MJ01 antara 12 ml dan 761,20 batubara >1 meter, dan kandungan gas
ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton (Tabel 2). >10 scf/ton. Hanya lapisan batubara O atau
Komposisi gas metana rata-rata antara lapisan Mangus yang masuk kriteria
1,90% dan 52,31%. Kandungan gas tersebut pada titik bor MJ01.
metana antara 0,01 scf/ton dan 13,12 Lapisan Mangus dihitung dari
scf/ton (Tabel 3). kedalaman 300 hingga 700 meter. Sumber
Kandungan gas dalam batubara daya batubara untuk gas metana batubara
meningkat dengan semakin dalamnya pada Lapisan Mangus sebesar
lapisan batubara. Komposisi gas metana 358.896.809 ton, sedangkan sumber daya
juga memperlihatkan hasil yang meningkat gas metana batubaranya antara
seiring dengan bertambahnya kedalaman 4.662.069.551 hingga 9.647.146.230 scf.
lapisan batubara.

Tabel 2. Kandungan gas dari bor MJ01.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 149
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 3. Komposisi gas dari bor MJ01.

Prospek Pemanfaatan dan dapat mengembangkan potensi GMB di


Pengembangan Batubara dan GMB daerah penyelidikan.
Batubara Formasi Muaraenim
mempunyai nilai kalori yang rendah. KESIMPULAN
Batubara formasi ini penyebarannya Bor MJ01 menembus 15 lapisan
secara lateral menerus, tebal, dan memiliki batubara dengan tebal antara 0,41 meter
lapisan yang banyak, sehingga berpotensi dan 13,50 meter, nilai kalori batubara
untuk dikembangkan lebih lanjut terutama antara 4.711 kal/gr dan 6.115 kal/gr (adb),
untuk tambang dalam (underground mine), dengan nilai reflektansi vitrinit antara
pengembangan UCG, maupun GMB. 0,24% dan 0,36%. Berdasarkan peringkat
Kandungan gas di daerah batubara ASTM dan nilai fuel ratio,
penyelidikan relatif kecil tetapi terdapat termasuk dalam batubara peringkat lignit
kecenderungan peningkatan kandungan hingga subbituminus.
gas seiring dengan bertambahnya Arah rekahan batubara face cleat
kedalaman batubara, sehingga pada mempunyai arah timurlaut – baratdaya,
kedalaman target 700 meter kemungkinan sedangkan butt cleat mempunyai arah
kandungan gas sudah bernilai ekonomis baratlaut – tenggara.
(>50 scf/ton). Persentase metana yang Kandungan gas dari bor MJ01
lebih dari 50% mempunyai harapan untuk antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88

150 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

scf/ton, dengan komposisi gas metana Sumber daya batubara untuk gas
rata-rata antara 1,90 – 52,31%. metana batubara pada Lapisan Mangus
Sumber daya batubara tambang sebesar 358.896.809 ton, sedangkan
terbuka (0 – 100 meter) dari titik bor MJ01 sumber daya gas metana batubaranya
sebesar 467.937.230 ton, sedangkan antara 4.662.069.551 hingga
sumber daya batubara tambang dalam 9.647.146.230 scf.
(100 – 500 meter) sebesar 1.991.630.762
ton.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 151
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TINJAU GAMBUT, KABUPATEN PULANG PISAU,


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Untung Triono, Wawang Sri Purnomo, Muh. Rizki Ramdhani, dan Ibnu Sina
Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Survei tinjau gambut dilakukan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau dengan luas area
sebesar 8.997 km2. Secara geologi daerah penyelidikan termasuk pada Cekungan Barito.
Secara stratigrafi endapan aluvium dan gambut terletak di atas Formasi Dahor. Endapan
gambut di daerah penyelidikan dapat dikategorikan sebagai ombrogenus peat yang terletak
pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai Low Land peat (gambut dataran rendah,
ketinggian 20 m di atas muka air laut ), dengan derajat pembusukan H6-H9 (hemik-saprik) dan
berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
Pengamatan pada 20 titik pemboran menunjukkan ketebalan gambut yang bervariasi
antara 0,5 m sampai 6 m dengan luas sebaran gambut sebesar 146.445,08 ha. Secara
megaskopis gambut di daerah penyelidikan berwarna coklat-hitam, kandungan serat 33%
sampai > 67% dengan derajat pembusukan antara H5–H9 atau pembusukan sedang-tinggi.
Sumber daya gambut berketabalan 2-3 m adalah 149,34 juta ton gambut kering dengan nilai
kalori berkisar antara 2216 kal/gr hingga 5108 kal/gr (adb). Pemanfaatan gambut diharapkan
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif, yaitu sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga uap dan briket gambut.

Kata kunci: Endapan gambut, Pulang Pisau, ombrogenous peat, hemik, saprik

PENDAHULUAN kuntitatif dan kualitatif endapan gambut


Pusat Sumber Daya Mineral dan mendapatkan wilayah prospek
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) endapan gambut di Kabupaten Pulang
sesuai tugas pokok dan fungsinya (PerMen Pisau. Lebih lanjut, survei tinjau endapan
ESDM No. 13 Tahun 2016), pada tahun gambut ini diharapkan mampu
anggaran 2017 ini melakukan Survey mempersiapkan pilihan strategis guna
Tinjau Gambut Kabupaten Pulang Pisau menetapkan teknologi yang paling tepat,
Provinsi Kalimantan Tengah. baik dilihat dari segi keekonomiannya,
Maksud dan Tujuan penyelidikan ini investasi, dampak lingkungan dan
adalah untuk mengidentifikasi potensi kemampuan pengusahaanya bila endapan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 153
Buku 1: Bidang Energi

gambut ini akan dikembangkan kemudian 03°15’00” LS. (Gambar 1). Kegiatan
hari. penyelidikan gambut meliputi 4 kecamatan
Wilayah penyelidikan mencakup yaitu Kecamatan Jabiren, Kecamatan
seluruh wilayah Kabupaten Pulang Pisau Kahayan Hilir, Kecamatan Maliku dan
yang terletak pada koordinat 113°30’30” BT Kecamatan Sebangau.
– 114°15’00” BT dan 01°30’00” dan

Gambar 1. Lokasi survei gambut di Kabupaten Pulang Pisau

154 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI UMUM Amuntai ini adalah Formasi Tanjung (Tet)


Geologi umum daerah penyelidikan yang berumur Eosen; Formasi Berai
merujuk pada Peta Geologi Lembar (Tomb) berumur Oligosen; Formasi
Amuntai (Heryanto, dkk., 1994). Secara Warukin (Tmw) yang berumur Miosen
geologi daerah penyelidikan termasuk Tengah sampai Miosen Akhir; Anggota
pada Cekungan Barito. Cekungan ini Layang Formasi Dahor (TQdt) yang
terletak sepanjang batas tenggara berumur Pliosen; dan Formasi Dahor (TQd)
Pegunungan Schwaner di bagian tenggara yang berumur Plio - Plistosen Awal.
Pulau Kalimantan yang dibatasi oleh Di atas Formasi Dahor terendapkan
Pegunungan Meratus di bagian timur dan batuan aluvial (Qa) terdiri atas
terpisah dari Cekungan Kutai di bagian batulempung kaolinit dan batulanau
utara oleh suatu zona flexure dari Sesar bersisipan pasir, gambut, kerakal dan
Adang. Awal terbentuknya Cekungan bongkahan lepas, merupakan endapan
Barito pada Kapur Akhir – Paleo-Eosen sungai dan endapan rawa. Endapan
pasca kolisi mikro-benua antara gambut yang berasal dari berbagai jenis
Pegunungan Schwaner dan mikro-benua tetumbuhan yang mati dan terakumulasi
Paternoster. Pada Paleogen terjadi pada daerah-daerah pedataran rendah dan
deformasi ekstensional sebagai akibat lembah-lembah dalam cekungan dengan
konvergensi oblik yang menghasilkan kondisi dan lingkungan yang basah relatip
rangkaian rifting berarah baratlaut- stabil dan tenang, terjadi terus menerus
tenggara. berulang-ulang pada waktu yang lama.
Batuan Pra Tersier yang Endapan sungai terdiri atas partikel-partikel
terdapat pada Peta Geologi Lembar batulempung, batulanau, batupasir halus
Amuntai menurut Heryanto, dkk., (1994) sampai kasar dan bahan-bahan organik.
tersusun dari Batuan Malihan (Mm), Endapan sungai umumnya terjadi dan
berumur Jura, Batuan Granit Belawayan terbentuk pada waktu sungai-sungai banjir
(Kgr) berumur Kapur Awal, Batugamping dan meluap serta membawa komponen-
Batununggal (Klb) berumur Kapur Awal, komponen sedimen tersebut ke arah hilir
Batuan Gunungapi Haruyan (Kvh) berumur dan diendapkan pada daerah sepanjang
Kapur Akhir yang menjemari dengan alirannya dan pada pedataran-pedataran
Formasi Pitap yang tersusun oleh sekitar yang cukup luas.
batulanau kersikan, batupasir kersikan dan Merujuk pada Peta Geologi Lembar
konglomerat aneka bahan, setempat Amuntai (Heryanto, dkk., 1994) endapan
gampingan. gambut diduga tersebar hampir di seluruh
Sedangkan batuan Tersier wilayah Kabupaten Pulang Pisau. Indikasi
yang terdapat pada Peta Geologi Lembar endapan gambut diantaranya terdapat di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 155
Buku 1: Bidang Energi

daerah Jabiren, Maliku, Kahayan dan membantu penentuan titik pemboran


Sebangau. gambut, pengambilan conto gambut
dengan bor tangan untuk mengetahui
METODOLOGI ketebalan gambut serta untuk keperluan
Pelaksanaan kegiatan penyelidikan analisis laboratorium. Conto gambut
survey tinjau gambut ini dilakukan dengan kemudian dianalisis di laboratorium Pusat
metode pemetaan geologi, yang dibantu Sumber Daya Mineral, Batubara dan
dengan pengeboran gambut. Panas Bumi (PSDMBP).
Pengumpulan data sekunder hasil
penyelidik terdahulu digunakan sebagai HASIL PENYELIDIKAN
acuan untuk kemudian dievaluasi, Daerah penyelidikan merupakan
sehingga dapat memudahkan kegiatan dataran rendah dengan elevasi antara 2-
penyelidikan di lapangan. Pembuatan 25 meter di atas permukaan air laut
rencana lintasan pemetaan geologi (Gambar 2). Sungai yang besar di daerah
dilakukan untuk membantu kelancaran ini adalah Sungai Sebangau di sebelah
kerja, serta pembuatan peta – peta yang barat dan Sungai Kahayan di sebelah
diperlukan seperti peta topografi, peta timur, keduanya bermuara di Laut Jawa.
geomorfologi dan peta geologi. Sungai-sungai ini membentuk meander
Selanjutnya, pada kegiatan dibeberapa tempat yang mencirikan bentuk
pemetaan di lapangan, dilakukan sungai tua.
pembuatan lintasan penyelidikan untuk

Gambar 2. Morfologi di Kabupaten Pulang Pisau

156 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Batuan yang terdapat di daerah gambut pada blok ini dibatasi oleh Sungai
penyelidikan merupakan Alluvium yang Sebangau dan Sungai Kahayan. Blok
terbentuk dekat dan dipinggir sungai Jabiren memiliki potensi yang paling baik
sebagai pelopor perluasan daratan. jika dibandingkan dengan blok yang
Endapan aluvial ini terdiri dari partikel lainnya berdasarkan ketebalan dan
lempung, lanau dan batupasir. Endapan ini lokasinya yang sangat dekat dengan aliran
terbentuk oleh air sungai (pada waktu sungai besar yaitu Sungai Kahayan.
banjir) yang membawa material yang agak Sebagian lapisan gambut ketebalannya
kasar dan diendapkan di pinggir sungai. berkurang akibat adanya drainase dan
Terdapat batupasir berwarna abu-abu peristiwa kebakaran lahan gambut yang
keputihan yang ditemukan di Daerah melanda di daerah Jabiren.
Maliku dan lempung berwarna abu-abu.
Berdasarkan kandungan seratnya, Blok Kahayan Hilir
terdapat dua jenis gambut di daerah Blok ini berada di Timur dari Blok
penyelidikan yaitu gambut saprik (Serat < Jabiren. Sebaran gambut pada blok ini
30 %) dan Hemik (serat 30-60 %). memiliki ketebalan yang bervariasi dari 0,5
m hingga 4,05 m. Berbeda dengan Blok
PEMBAHASAN Jabiren, sebaran gambut pada Blok
Berdasarkan daerah aliran sungai Kahayan Hilir tidak berkembang dengan
dan tanggul sungai yang membentuk baik. Hal ini disebabkan pada daerah
cekungan gambut maka endapan gambut Kahayan Hilir sudah banyak perkebunan
di daerah Survei Tinjau dibagi menjadi 2 sawit. Jenis gambut pada blok ini
Blok yaitu Blok Jabiren-Maliku dan Blok didominasi dengan jenis Gambut Hemik.
Kahayan Hilir. Endapan gambut tidak
ditemukan di sebelah utara lokasi Analisis Laboratorium
penyelidikan. Untuk mengetahui kualitas gambut,
dilakukan analisis laboratorium terhadap
Blok Jabiren - Maliku 18 conto gambut yaitu PP 02, PP 05-PP 13,
Blok ini memiliki sebaran gambut PP 14, PP 15, PP 17-P 22. Conto ini
yang paling luas dan memiliki ketebalan berasal dari titik pengamatan gambut yang
hingga 6 meter. Blok Ini dibatasi oleh memiliki ketebalan minimal 0,5 m (Gambar
sungai Kahayan dan Sungai Sebangau. 3). Adapun analisis yang dilakukan terdiri
Jenis gambut pada blok ini didominasi jenis dari Analisis Kimia gambut (Proksimat dan
Gambut Saprik berwarna cokelat tua Ultimat), analisis abu dan analisis fisika
dengan kandungan serat kurang dari 30 % (Petrografi organik). Dari analisis proksimat
dan derajat pembusukan H5-H8. Sebaran dapat diketahui : Kadar air (M), Karbon

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 157
Buku 1: Bidang Energi

Tertambat (Fix Carbon / FC), Zat Terbang Hilir. Nilai kalori gambut berkisar antara
(Volatile matter / VM), Sulfur Total (S), 3866 dan 4231 cal/gram (adb). Nilai kalori
sedangkan analisis ultimat untuk tertinggi terdapat pada Blok Jabiren-Maliku
mengetahui komposisi unsur-unsur C, H, yaitu 5108 cal/gram dan terendah pada
O, N dan S total. Blok yang sama yakni 2216 cal/gram.
Hasil analisis kimia gambut di Kadar abu, yakni antara 12,36 % sampai
Kabupaten Pulang Pisau (Tabel 1 dan 17,98 %, nilai kandungan abu tertinggi dan
Tabel 2), menunjukan bahwa pada terendah terdapat pada Blok Jabiren-
umumnya gambut di daerah survei tinjau Maliku. Kandungan Karbon tertambat
tidak memperlihatkan perbedaan yang kedua Blok tersebut tidak berbeda jauh
mencolok terutama pada kandungan yaitu 27,21 % pada blok Jabiren-Maliku
Moisture yaitu 11,46 % pada Blok Jabiren- dan 24,76 % pada blok Kahayan Hilir.
Maliku dan 11,71 % pada Blok Kahayan

Tabel 1. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Jabiren - Maliku.


PARAMETER UNIT BASIS KISARAN
LEMBAB NISBI % ar 79.09-90.66
LEMBAB JUMLAH % ar 80.53-91.83
PROXIMATE
MOISTURE % adb 6.87-13.51
VOLATILE MATTER % adb 29.06-58.2
FIXED CARBON % adb 14.02-34.48
ASH % adb 0.35-49.35
TOTAL SULPHUR % adb 0.11-0.77
pH adb 4-4.5
BULK DENSITY adb 0.1-0.26
CALORIFIC VALUE Cal/gram adb 2216-5108
ULTIMATE
CARBON % daf 50.4-63.49
HYDROGEN % daf 4.57-5.6
NITROGEN % daf 0.82-1.33
SULPHUR % daf 0.13-0.92
OXYGEN % daf 30.84-42.43

Gambar 3. Conto gambut di Lokasi Penyelidikan

158 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Pada conto PP 17 hasil analisis pembakaran, karbon dan hydrogen juga


menunjukan hasil yang sangat berbeda dapat digunakan dalam perhitungan
dengan seluruh conto yang dianalisis, material balance, reaktivitas dan hasil
dimana Lembab Nisbi hanya 79,09 %, produk yang relevan dengan proses
Lembab total 80,53 %, Inherent Moisture konversi gambut dan dapat digunakan
6,87 %, Volatile Matter 29,06 % dalam perhitungan material balance yang
,kandungan abu 49,35 % dan Calorific digunakan untuk tujuan perhitungan emisi.
Value hanya 2663 Cal/gr, hasil ini jauh Analisis Petrografi dilakukan
dibawah hasil analisis conto lainnya. Lokasi terhadap 18 conto gambut menunjukan
pengambilan conto PP 17 berada pada bahwa nilai vitrinit reflektan berkisar antara
lahan gambut yang pernah terbakar dan 0,14% dan 0,2% (Tabel 3). Hal ini
disekitar perkebunan sawit. menunjukan bahwa gambut di daerah
Hasil analisis ultimate, kandungan penyelidikan mempunyai tingkat
unsur Carbon, Hidrogen, Nitrogen, Sulfur kematangan rendah.
dan Oksigen, menunjukkan hasil yang Hasil analisa maseral menunjukan
relatif sama dimana kandungan Karbon bahwa gambut di daerah Pulang Pisau di
berkisar antara 57,2% dan 60,53 %, dominasi oleh kandungan Vitrinit yaitu
Hidrogen antara 4,99% dan 5,08%, antara 46,36% dan 50,5%. Kandungan
Nitrogen antara 0,82% dan 1,03%, Sulfur maseral Liptinit antara 0,2% dan 1,2%,
antara 0,29% dan 3,2% dan Oksigen sedangkan kandungan inertinit antara
antara 33,04% dan 33,77%. 7,6% dan 13,15%. Kandungan mineral
Pentingnya mengetahui nilai karbon matter terdiri dari mineral lempung sebesar
dan hydrogen antara lain dapat digunakan 34,2% - 37,22%, oksida besi sebesar 0,6%
untuk menentukan jumlah oksigen (udara) - 1,65% serta kandungan sebesar Pirit
yang diperlukan dalam proses pembakaran 4,4% - 5,11%.
dan untuk perhitungan efisiensi proses

Tabel 2. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Kahayan Hilir.

PARAMETER UNIT BASIS KISARAN


LEMBAB NISBI % ar 81.22-89.49
LEMBAB JUMLAH % ar 83.22-90.78
PROXIMATE
MOISTURE % adb 11.2-12.23
VOLATILE MATTER % adb 37.08-53.99
FIXED CARBON % adb 18.6-30.93
ASH % adb 2.85-33.12
TOTAL SULPHUR % adb 0.3-3.38
pH adb 3

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 159
Buku 1: Bidang Energi

PARAMETER UNIT BASIS KISARAN


BULK DENSITY adb 0.11-0.2
CALORIFIC VALUE Cal/gram adb 2769-4963
ULTIMATE
CARBON % daf 51.18-63.22
HYDROGEN % daf 4.98-5
NITROGEN % daf 0.72-0.93
SULPHUR % daf 0.35-6.08
OXYGEN % daf 30.52-37.02

Tabel 3. Hasil analisis petrografi conto gambut Daerah Pulang Pisau.

BLOK JABIREN-MALIKU
PARAMETER KISARAN
REFLEKTAN VITRINIT 0.14-0.2
KOMPOSISI MASERAL
VITRINIT 30.8-64
INERTINIT 0.2-27.8
LIPTINIT 0.2-1.2
KOMPOSISI MINERAL
CLAY 15.2-63
OKSIDA BESI 0.2-7.6
PIRIT 0.6-34.8
BLOK KAHAYAN HILIR
ANALISIS PETROGRAFI
PARAMETER KISARAN
REFLEKTAN VITRINIT 0.17-0.18
KOMPOSISI MASERAL
VITRINIT 41.4-59.6
INERTINIT 1-14.2
LIPTINIT
KOMPOSISI MINERAL
CLAY 22.4-52
OKSIDA BESI 0.6
PIRIT 3.2-5.6

Sumber daya Gambut. Tonase sumberdaya endapan


Sumber daya gambut dihitung gambut kering dari hasil perkalian volume
dengan perkalian antara luas sebaran gambut basah dengan besaran berat jenis
gambut dengan ketebalan rata-rata antara gambut (bulk density). Sumberdaya
dua isopach (Gambar 4). Sumber daya hipotetik endapan gambut dari kedua blok
dihitung terpisah berdasarkan Blok di daerah penyelidikan adalah sekitar
Jabiren-Maliku dan Blok Kahayan Hilir. 581.645.086 ton gambut kering dengan

160 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

luas sebaran endapan gambut sekitar H8 terurai sedang sampai mendekati


146.445,08 ha. sempurna. Terdapat dua daerah prospek
endapan gambut yaitu Blok Jabiren –
KESIMPULAN Maliku dan Blok Kahayan Hilir dengan
Secara megaskopis endapan ketebalan endapan gambut berkisar dari
gambut di daerah penyelidikan dapat 0.5 hingga 6 meter. Sumberdaya gambut
diklasifikasikan sebagai Gambut Safric adalah 581,645,086 ton dengan luas
Ombrogen dengan tingkat kematangan 146,445 ha.dan nilai kalori mencapai 5108
Hemic-Safric atau gambut dataran rendah cal/gr adb (termasuk tinggi untuk ukuran
dengan derajat pembusukan sekitar H3 – gambut di Indonesia.

Gambar 4. Peta Isopach Gambut Daerah Pulang Pisau

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 161
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat Swamps Of Serawak
And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18, 1964.
Widjaya T, (2008) : Inventarisasi dan Eksplorasi Gambut daerah Tumbang Nusa dan
Sekitarnya, Kab.Pulang Pisau Kalimantan.Laporan Penyelidikan., PSDG, Bandung.
Sieffermann, G., Triutomo, S., Sadelman, M.T., Kristijono, A. and Parhadimulyo, S.A.,
1987:The peat genesis in the lowlands of Central Kalimantan province, The respective
influence of podzolisation and bad drainage, the two main processes of peat genesis
in Kalimantan, International Peat Congress, Yogyakarta, ORSTOM, Yogyakarta: 17 pp
R Heryanto., Sanyoto P. (1994), Peta Geologi Lembar Amuntai.P3G Bandung
Satyana, A.H., Imanhardjo, D.N., and Surantoko,. (1999). Tectonic Controls on the
Hydrocarbon Habitats of the Barito, Kutei and Tarakan Basin, Eastern Kalimantan
Indonesia, major dissimilarities in adjoining basins. Journal of Asian Earth Sciences 17,
hal. 99-122.
Pertamina BPPKA, (1997).Petroleum Geology of Indonesia Basin,priciples, methods &
application.Vol X : Barito Basin.
Oldeman R., Batjes N., Van Engelen.(1975).Development of global databases for environment
research.Transactions 15th World Congress of Soil Science Mexico, Vol.6a, 40-5

162 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMUTAKHIRAN DATA SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA,


GAMBUT, DAN GAS METANA BATUBARA STATUS 2017

Penny Oktaviani, Arya Juarsa, dan Raden Maria Ulfa


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Pemutakhiran data dan neraca sumber daya energi mengakomodir perubahan dan
atau penambahan data yang terjadi setiap tahun, meliputi komoditas batubara, gas metana
batubara (GMB) dan gambut. Pada tahun 2017, sumber daya batubara Indonesia (0-100m)
tecatat sebesar 125,18 milyar ton dengan cadangan batubara sebesar 24,23 milyar ton dan
sumber daya batubara untuk tambang dalam (kedalaman lebih dari 100m) sebesar 43,08
milyar ton. Sumber daya gambut hasil penyelidikan Badan Geologi sebesar 10,32 milyar ton.
Sumber daya prospektif GMB Indonesia yang tercatat hingga tahun 2017 adalah
sebesar 72,4876 Tcf. Hingga tahun 2017 belum terdapat WK GMB Indonesia yang telah
mencapai tahap produksi.

Kata kunci: Sumber daya, cadangan, energi, batubara, gambut, gas metana batubara.

PENDAHULUAN internal maupun eksternal (publik) sebagai


Pusat Sumber Daya Mineral bahan referensi mengenai potensi
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) telah batubara, gambut, dan GMB secara
melakukan penyusunan basis database nasional. Agar dapat dijadikan dasar acuan
dan neraca sumber daya cadangan untuk perencanaan pengembangan komoditas
mendukung pengembangan informasi energi untuk pembangunan skala daerah
yang cepat, akurat dan memadai mengenai ataupun nasional.
keterdapatan batubara, gambut, dan Gas
Metana Batubara (GMB) yang sangat METODOLOGI
diperlukan untuk mendukung pemenuhan Sistematika Pekerjaan yang
kebutuhan energi. dilakukan antara lain: inventarisasi dan
Maksud dan tujuan dari pengelompokan data, Pengisian formulir
pemutakhiran data sumber daya dan isian basis data, pemasukan data dari
cadangan beberapa komoditas energi di formulir ke sistem basis data, verifikasi,
atas adalah sebagai media informasi yang Integrasi data tekstual dan spasial menjadi
dapat dipergunakan bagi kepentingan sistem informasi geografis (SIG), uploading

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 163
Buku 1: Bidang Energi

pada internet sistem web-database, dan berdasarkan tahapan eksplorasinya yaitu


output berupa tabel neraca dan peta. sumber daya hipotetik, tereka, tertunjuk
Data berasal dari laporan dan terukur. Tahapan eksplorasi
penyelidikan PSDMBP, rekapitulasi data mencerminkan tingkat keyakinan geologi
sumber daya dan cadangan perusahaan dari data teknis yang digunakan pada
pemegang PKP2B dan IUP yang didapat proses estimasi sumber daya batubara
dari Direktorat Jenderal Mineral dan (Amandemen 1 – SNI – 13-5014-1998).
Batubara, dan rekapitulasi data sumber
daya GMB dari Direktorat Jenderal Minyak Gambut
dan Gas. Kategori sumber daya gambut dapat di
Data yang telah terkumpul klasifikasikan menjadi sumber daya
dikelompokkan berdasarkan kriteria hipotetik, tereka, terukur, pralayak, dan
penambahan data baru atau pembaharuan kelayakan. Sedangkan untuk cadangan
data lama untuk semua komoditi baik terbagi menjadi terkira dan terbukti.
batubara, gambut, dan GMB berdasarkan
kategorinya. Gas Metana Batubara
Data yang sudah dikelompokkan Klasifikasi sistem managemen sumber
kemudian disusun dalam bentuk tabel daya GMB terbagi menjadi Prospective
neraca yang secara umum dipisahkan Resource, Contingent Rexources dan
berdasarkan lokasi administratifnya. Setiap Reserve.
jenis energi memiliki tabel neraca dengan Sumberdaya prospektif merupakan
format tersendiri. Format disesuaikan klasifikasi sumberdaya paling rendah,
dengan karakteristik data dari masing- mengingat beberapa hal belum diketahui.
masing jenis energi. Memiliki syarat rendah untuk keberadaan
batubara (singkapan, tambang, lubang
KLASIFIKASI SUMBER DAYA DAN pemboran sebelumnya, dll), distribusi
CADANGAN batubara, kelas dan kualitas batubara, dan
Sumberdaya dan cadangan untuk kandungan gas. Pada pengukuran Original
setiap komoditi memiliki klasifikasi masing- Gas in Place akan mengalami
masing dengan sumber rujukan yang pengurangan yang cukup besar bila di
berbeda. Berikut uraian klasifikasi setiap hitung pada sumberdaya prospektif,
komoditi: bergantung pada ketersediaan dan
keandalan dari data kunci.
Batubara Badan Geologi dalam
Sumber daya batubara penghitungan sumber daya GMB hanya
dikelompokkan menjadi empat kelas menghitung prospective resources

164 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

berdasarkan titik pengeboran dan Sumber daya batubara Indonesia


dikorelasikan dengan singkapan batubara (hingga kedalaman 100m) terdiri dari:
yang ada. Adapun luas daerah ▪ Sumber daya batubara hipotetik
penghitungan sumberdaya tergantung 4,52 Milyar ton
pada tingkat keyakinan sejauh mana ▪ Sumber daya batubara tereka
pelamparan batubara tersebut, dilihat dari 43,53 Milyar ton
data geologi regional dan data bawah ▪ Sumber daya batubara terunjuk
permukaan. 37,450 Milyar ton
▪ Sumber daya batubara terukur
HASIL KEGIATAN 39,67 Miyar ton
Sumber Daya Batubara Cadangan batubara Indonesia (0-100
Hingga tahun 2017, basis data m) terdiri dari Cadangan Terkira sebesar
batubara terdiri dari 1068 lokasi yang 11,69 milyar ton dan Cadangan Terbukti
tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa sebesar 12,55 milyar ton.
bagian barat, Pulau Kalimantan, Pulau Sumber daya batubara untuk
Sulawesi bagian selatan, Maluku, dan tambang dalam yaitu batubara dengan
Pulau Papua. kedalaman lebih dari 100 meter adalah
sebesar 43,08 milyar ton.

Tabel 1. Sumber Daya dan Cadangan Batubara Per Provinsi Tahun 2017
Sumberdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)
No. Pulau Provinsi
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total Terkira Terbukti Total
1 Banten 5,47 38,98 23,59 24,47 92,51 0,00 0,00 0,00
2 JAWA Jawa Tengah 0,00 0,82 0,00 0,00 0,82 0,00 0,00 0,00
3 Jawa Timur 0,00 0,08 0,00 0,00 0,08 0,00 0,00 0,00
4 Aceh 0,00 98,22 149,81 572,53 820,56 95,30 321,38 416,68
5 Sumatera Utara 0,00 7,00 1,84 5,78 14,62 0,00 0,00 0,00
6 Riau 3,86 298,62 808,85 668,78 1.780,11 73,66 447,41 521,07
7 Sumatera Barat 1,19 329,15 77,08 148,38 555,80 6,54 60,24 66,78
SUMATERA
8 Jambi 138,75 1212,14 973,97 1051,04 3.375,90 626,47 417,92 1.044,39
9 Bengkulu 0,00 84,16 73,70 43,08 200,95 7,59 62,36 69,95
10 Sumatera Selatan 3.322,74 11.612,68 11.915,85 12.328,29 39.179,56 4.898,15 2.880,34 7.778,50
11 Lampung 0,00 30,00 8,21 3,53 41,74 11,74 0,00 11,74
12 Kalimantan Barat 2,26 375,69 6,85 3,70 388,50 0,00 0,00 0,00
13 Kalimantan Tengah 22,54 11396,47 3940,54 2858,59 18.218,14 882,60 1110,90 1993,51
14 KALIMANTAN Kalimantan Selatan 0,00 6.094,63 5.544,47 5.569,54 17.208,63 1.902,99 2.094,07 3997,06
15 Kalimantan Timur 868,92 11058,61 13370,59 15490,61 40.788,73 2669,64 4695,91 7365,55
16 Kalimantan Utara 25,79 829,46 547,08 904,58 2.306,91 517,06 457,67 974,73
17 Sulawesi Barat 8,13 15,13 0,78 0,16 24,20 0,00 0,00 0,00
18 Sulawesi Selatan 10,66 13,90 7,63 0,44 32,63 0,00 0,00 0,00
SULAWESI
19 Sulawesi Tenggara 0,64 0,00 0,00 0,00 0,64 0,00 0,00 0,00
20 Sulawesi Tengah 0,52 1,98 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00
21 MALUKU Maluku Utara 8,22 0,00 0,00 0,00 8,22 0,00 0,00 0,00
22 Papua Barat 93,66 32,82 0,00 0,00 126,48 0,00 0,00 0,00
PAPUA
23 Papua 7,20 2,16 0,00 0,00 9,36 0,00 0,00 0,00
TOTAL INDONESIA 4.520,55 43.532,70 37.450,84 39.673,51 125.177,59 11.691,75 12.548,21 24.239,96

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 165
Buku 1: Bidang Energi

Sumber Daya Gambut pembaruan format. Sumber daya GMB


Sumber daya Gambut berdasarkan Indonesia pada tahun ini sebesar 72,4876
hasil penyelidikan SDM/DIM/PSDG, hingga Tcf, terdiri dari 0,1508 Tcf hasil kegiatan
tahun 2017 sebesar 10,32 Milyar ton PSDMBP dan 72,3368 Tcf merupakan data
gambut kering dengan nilai kalori berkisar rekapitulasi sumber daya Wilayah Kerja
dari 1405 – 5950 kal/gram. Sumber daya GMB terbaru yang didapat dari SKK Minyak
tersebut didapat dari 65 loksi, tersebar di dan Gas Bumi.
Pulau Sumatera sebanyak 27 lokasi, Pulau Sumber daya GMB hasil kegiatan
Kalimantan sebanyak 37 lokasi, dan PSDMBP memiliki nilai yang rendah
Sulawesi satu lokasi. karena pada proses penghitungannya
belum dilengkapi dengan data seismik
Sumber Daya Gas Metana Batubara sehingga coverage area-nya belum luas
(GMB) atau belum mencakup satu cekungan.
Pada tahun 2017, tabel sumber
daya GMB mengalami penambahan dan

Tabel 2. Sumber Daya Gambut Status Tahun 2017


NILAI KALORI LUAS VOLUME SUMBERDAYA
No. Provinsi
( kal / gr ) ( ha ) ( juta m3 ) ( juta ton )

1 Aceh 1545 - 5035 57.700 2.260,00 239,82

2 Sumatera Utara 3958 -5540 27.041 30.966,00 166,76

3 Riau 3940 - 5950 872.129 28.099,52 2.959,75

4 Jambi 1405 - 5220 260.407 13.393,00 1.648,68

5 Sumatera Selatan 3018 - 5540 281.557 12.962,20 1.094,61

Pulau Sumatera 1.498.833,63 87.680,72 6.109,62

6 Kalimantan Barat 3210 - 5670 540.547 7.902,54 970,86

7 Kalimantan Tengah 3346 - 5950 508.075 26.154,32 2.975,93

8 Kalimantan Selatan 2362 - 5320 250.963,00 1.267,83 223,07

9 Kalimantan Timur 3400 - 5480 16.579 442,37 42,48

Pulau Kalimantan 1.316.163,54 35.767,06 4.212,34

10 Sulawesi Selatan 4680 - 5220 1.250 9,50 1,25

Pulau Sulawesi 1.250,00 9,50 1,25

Total Sumberdaya Gambut Indonesia 2.816.247,17 123.457,28 10.323,20

166 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Penurunan sumber daya GMB tidak tertutup oleh harga jual batubara dan
pada tahun 2017 sebagian besar adanya penerapan database untuk neraca
dikarenakan pembaruan tabulasi yang sumberdaya dan cadangan batubara tahun
dilakukan oleh SKK Migas terhadap WK 2017 mengacu pada IUP Clean and Clear
GMB, walaupun terdapat perhitungan dan IUP yang terdapat pada Sistem
ulang sumber daya menjadi lebih besar Informasi Geografis (SIG).
terhadap lokasi – lokasi penyelidikan Sumber daya batubara untuk
PSDMBP pada tahun ini. tambang dalam sebesar 43,08 milyar ton.
Pada saat ini batubara tambang dalam
KESIMPULAN belum dimanfaatkan, kedepannya
Sumber daya batubara Indonesia batubara ini diharapkan dapat
terdiri dari sumber daya hipotetik 4,52 dimanfaatkan untuk gas metana batubara,
Milyar ton, sumber daya tereka 43,53 undeground coal gasification, dan tambang
Milyar ton, sumber daya terunjuk 37,450 dalam.
Milyar ton, sumber daya batubara terukur Sumber daya gambut Indonesia
39,67 Miyar ton. Cadangan batubara tahun 2017 adalah sebesar 10,33 Milyar
Indonesia (0-100 m) terdiri dari cadangan ton. Hingga saat ini pemanfaatan gambut
terkira sebesar 11,69 milyar ton dan untuk energi di Indonesia belum
cadangan terbukti sebesar 12,55 milyar terealisasikan. Masih diperlukan berbagai
ton. studi dan regulasi untuk dapat
Penurunan jumlah sumber daya memanfaatkan gambut sebagai energi di
dan cadangan batubara dari tahun lalu Indonesia.
diperkirakan sebagai akibat dari Sumber daya prospektif GMB
berkurangnya kegiatan eksplorasi untuk Indonesia tahun 2017 adalah sebesar
menemukan sumber daya baru karena 72,4876 Tcf. Hingga tahun 2017 belum
harga batubara masih lemah. Hal ini terdapat WK GMB Indonesia yang telah
mengakibatkan biaya eksplorasi menjadi mencapai tahap produksi
.Tabel 3. Sumber daya GMB Status 2017.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 167
168
Tabel 4. Sumber Daya GMB Hasil Penyelidikan Badan Geologi.

Ketebalan Kedalaman Luas Daerah Potensi


Cekungan Lokasi Peringkat Batubara Kandungan Gas (scf/ton) Sumber Daya Gas (Scf)
Batubara (meter) Batubara (meter) Potensi (km2) Batubara (ton)
Buku 1: Bidang Energi

Min Avrg Max Min Avrg Max


Tanjung Enim (2009) Sub-Bituminus 1.3 - 5 121 - 700 20.52 315,663,070 1,71 24,47 47,23 1,485,731,064 2.729.535.501 3,896,109,749
Nibung (2010) Lignit - Sub-Bituminus 1 - 13.64 300 - 700 3 1.011.119.598 2,26 26,48 50,7 - - 39.996.473.593
Muara Lawai (2012) Sub-Bituminus 0.75 - 22 0 - 700 4 84.734.859 0,69 - 56.25 - - 1.031.504.260
Sumatera Selatan Bayung Lencir (2012) Lignit 1 - 4.25 335 - 355.35 23 213.010.425 6,08 - 12,4 - - 2.159.152.524
Muara Kilis (2013) Lignit 1 - 1.7 300 - 700 23.86 87,091,200 6.77 - 13.83 - - 976.743.936
Srijaya Makmur (2014) Sub-Bituminus 1 - 1.9 300 - 700 3 340.030.016 4,74 17,84 30,93 - - 6.456.017.796
Mangunjaya (2017) Lignit - Sub-Bituminus 1.5 - 9.8 271.1 - 700 49 710.346.531 12,99 23,16 33,33 9.497.158.189 13.277.514.948 19.257.182.327
Total Sumsel 69.877.074.436

Air Dingin (2009) High Volatile Bituminus 1.75 - 13.56 369.75 - 500 1 20.804.407 197,03 197,03 457.25 5.023.911.902 7.073.640.271 8.985.723.639
Ombilin
Bukit Sibantar (2011) High Volatile Bituminus 0.4 - 4.2 166 - 405 5 26.528.549 3,15 55,33 107,5 314.201.709 1.602.830.632 1.848.090.939
Total Ombilin 10.833.814.578

Berau Tanjung Redep (2013) Sub-Bituminus - High Volatile Bituminus 1 - 9.6 305.6 - 494.35 55 353.375.915 0,43 11,27 22,11 1.381.018.377 2.050.348.689 2.957.836.398
Total Kutai 2.957.836.398

Jangkang (2010) Lignit - Sub-Bituminus 1 - 2.58 192.9 - 700 4 18,616,000 6.8 - 12.8 - - 207.084.800
Balangan (2012) Sub-Bituminus 16,7 203.3 - 500 1 31.237.434 13.98 44.04 72.21 436.699.320 1,375,783,342 2.255.655.073
Paser (2014) Sub-Bituminus - High Volatile Bituminus 0.3 - 1.28 0 - 700 54 275.184.317 2,28 42,60 82,92 - - 15.007.955.791
Barito
Upau (2015) Sub-Bituminus 1.11 - 37.25 12.3 - 470.45 4 2.374.204.950 6,85 29,95 53,04 - - 47.170.560.996
Tamiang Layang (2015) High Volatile Bituminus 2,72 190 - 700 8 29,927,938 24.82 36.56 48.6 742.811.429 1.094.225.281 1.454.497.802
Ampah (2016) Lignit 1 - 1.5 0 - 700 90 396.365.349 0,34 3,54 6,74 156.612.075 554.113.412 1.008.277.484
Total Barito 67.104.031.946

TOTAL 150.772.757.357

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Tim Pemutakhiran data dan neraca Sumber daya energi. 2017. Laporan Pemutakhiran data
dan neraca Sumber daya energi. Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas
Bumi. Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 169
Buku 1: Bidang Energi

PENYIAPAN DATA DAN INFORMASI SUMBER DAYA GEOLOGI UNTUK PENGUSULAN


WILAYAH IJIN USAHA PERTAMBANGAN BATUBARA DAN GMB

Fatimah, R Maria Ulfa, Eska P Dwitama, M. A. Ibrahim, dan M. Arief Pinandita


Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 menyatakan bahwa Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara diperoleh dengan cara lelang. Wilayah
yang akan dilelang sebelumya telah dipersiapkan dengan melalui proses evaluasi teknis.
Dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan
Mineral dan Batubara pada Pasal 12 dinyatakan bahwa evaluasi teknis kandidat WIUP
dilakukan oleh Tim Penyiapan WIUP yang beranggotakan salah satunya adalah Badan
Geologi. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) (mewakili Badan
Geologi) telah melakukan evaluasi di bidang sumberdaya batubara dan memberikan
pertimbangan rekomendasi teknis baik itu untuk WIUP batubara maupun Wilayah Kerja (WK)
GMB. Terdapat 10 wilayah prospek batubara yang direkomendasikan kepada Ditjen Minerba
dan satu rekomendasi wilayah prospek GMB kepada Ditjen Migas.

Kata kunci: Wilayah Prospek, Batubara, Gas Metana Batubara

PENDAHULUAN Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2011


Latar Belakang tentang Tata Cara Penetapan Wilayah
Peraturan Pemerintah No. 23 Usaha Pertambangan dan Sistem
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Informasi Wilayah Pertambangan Mineral
Usaha Pertambangan Mineral dan dan Batubara pada Pasal 12 dinyatakan
Batubara menyatakan bahwa Wilayah Ijin bahwa evaluasi teknis kandidat WIUP
Usaha Pertambangan (WIUP) mineral dilakukan oleh Tim Penyiapan WIUP yang
logam dan batubara diperoleh dengan cara beranggotakan perwakilan dari Direktorat
lelang. Wilayah yang akan dilelang Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen
sebelumya telah dipersiapkan dengan Minerba), Badan Geologi, Badan Penelitian
melalui proses evaluasi teknis. dan Pengembangan Energi dan Sumber
Sebagaimana yang tercantum Daya Mineral (Balitbang ESDM),
dalam Peraturan Menteri Energi dan Sekertariat Jenderal Kementerian Energi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 171
Buku 1: Bidang Energi

dan Sumber Daya Mineral (SekJen dan WK GMB. Sedangkan tujuan dari
KESDM), instansi terkait dan Pemerintah pelaksanaan kegiatan ini yaitu tersedianya
Daerah. usulan wilayah-wilayah prospek batubara
Pusat Sumber Daya Mineral dan GMB berdasarkan pengolahan data
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) sekunder.
sebagai salah satu anggota dari Tim
Penyiapan WIUP (mewakili Badan METODOLOGI
Geologi), pada tahun anggaran 2017 ini Metode yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan Penyiapan Data pelaksanaan kegiatan tim ini adalah
dan Informasi Sumber Daya Geologi untuk dengan melakukan evaluasi terhadap data
Pengusulan Wilayah Keprospekan sekunder. Sumber data yang digunakan
Batubara dan Gas Metana Batubara (GMB) berasal dari hasil penyelidikan PSDMB,
untuk mendukung pelaksanaan Penetapan hasil penyelidikan Pemerintah Daerah,
WIUP sesuai dengan PerMen ESDM No. ataupun hasil penyelidikan perusahaan
12 tahun 2011. Hal ini berkaitan juga batubara. Tahapan yang dilakukan pada
dengan tugas dan fungsi PSDMBP kegiatan ini dimulai dari inventarisasi data,
diantaranya yaitu melakukan evaluasi di evaluasi data dan kemudian menetapkan
bidang sumberdaya batubara dan rekomendasi wilayah prospek.
memberikan pertimbangan rekomendasi
teknis baik itu untuk WIUP batubara HASIL KEGIATAN
maupun Wilayah Kerja (WK) GMB sesuai Terdapat 10 wilayah yang dianggap
dengan Peraturan Menteri Energi Sumber memiliki potensi untuk direkomendasikan
Daya Mineral No. 13 tahun 2016 tentang sebagai WIUP batubara dan satu
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian rekomendasi wilayah prospek GMB.
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rekomendasi WIUP Batubara
Maksud dan Tujuan Blok Penyandingan
Maksud kegiatan penyelidikan Usulan WIUP Batubara Blok
adalah menginventarisasi data yang Penyandingan terletak di Desa
berkaitan dengan prospek keterdapatan Penyandingan, Kecamatan Sosoh Buay
batubara dan GMB di Indonesia, Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
melakukan evaluasi dan delineasi daerah Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1).
prospek batubara dan GMB, Luas daerah Blok Penyandingan sekitar
merekomendasikan usulan wilayah 12,92 km2 atau 1292 ha. Formasi pembawa
prospek batubara yang telah dievaluasi batubara di Blok Penyandingan yaitu
untuk diusulkan menjadi WIUP batubara Formasi Airbenakat, Formasi Muara Enim

172 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

dan Formasi Kasai. Terdapat tiga lapisan (adb). Jumlah sumberdaya hipotetik
batubara utama dengan ketebalan batubara sampai dengan kedalaman 100 m
batubara bervariasi antara 0,50 m sampai adalah 19.870.740 Ton.
1 m dengan nilai kalori (Calorific Value)
berkisar antara 4.174 kal/gr s.d 5.125 kal/gr Blok Kungkilan
(adb). Jumlah sumberdaya hipotetik Usulan WIUP Batubara Blok
batubara sampai dengan kedalaman 100 m Kungkilan terletak di Desa Kungkilan,
adalah 6.616.400 Ton. Kecamatan Sosoh Buay Rayap,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi
Blok Batuputih Sumatera Selatan (Gambar 3). Luas
Usulan WIUP Batubara Blok Batu Daerah Blok Kungkilan sekitar 13,73 Km2
Putih, terletak di Desa Batu Putih, atau 1373 ha. Potensi batubara Blok
Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kungkilan terdapat pada Formasi
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Airbenakat dan Formasi Muara Enim.
Sumatera Selatan (Gambar 2). Luas Terdapat tiga lapisan batubara utama
daerah Blok Batu Putih sekitar 23,59 Km2 dengan ketebalan batubara bervariasi
atau 2359 ha. Potensi batubara Blok Batu antara 0,5 m sampai 1,1 m dengan nilai
Putih terdapat pada Formasi Airbenakat kalori (Calorific Value) berkisar antara
dan Formasi Muara Enim. Terdapat tiga 3.895 kal/gr s.d 5.294 kal/gr. Jumlah
lapisan batubara utama dengan ketebalan sumberdaya hipotetik batubara sampai
batubara bervariasi antara 1,7 m s.d 2,1 m dengan kedalaman 100 m adalah
dengan nilai kalori (Calorific Value) berkisar 5.270.463 Ton.
antara 5.102 kal/gr sampai 5.585 kal/gr

Gambar 1. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Panyandingan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 173
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Batuputih

Gambar 3. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Kungkilan

Blok Bonehau batulempung dan batulanau Formasi


Lokasi usulan WIUP Batubara Blok Toraja yang berumur Eosen Tengah
Bonehau secara administrasi terletak pada dengan ketebalan antara 0,1-3 m dan
Desa Tamalea, Kecamatan Bonehau, kemiringan lapisan yang bervariasi dari
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi landai-curam (15-67o) dengan nilai kalori
Barat (Gambar 4) dengan luas daerah berkisar 5.607 - 7.346 kal/g (adb).
prospek Bonehau keseluruhan sebesar Sumberdaya batubara pada Blok
1.032 Ha. Batubara pada daerah ini Kalumpang sebesar 7,4 juta ton.
merupakan sisipan dalam perselingan

174 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Bonehau

Blok Kalumpang Blok Bungo


Lokasi usulan WIUP Batubara Blok Secara administratif, wilayah
Kalumpang secara administrasi terletak prospek terletak di Kecamatan Rantau
pada wilayah Kecamatan Kalumpang, Pandan, Kabupaten Bungo, Propinsi Jambi
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi dengan luas 3.322 Ha. (Gambar 6).
Barat dengan luas daerah prospek sebesar Batubara terdapat pada Formasi Rantauikil
1.521 Ha (Gambar 5). Batubara terdapat yang berumur Miosen Awal sampai Miosen
pada Formasi Toraja berumur Eosen tengah dengan lingkungan pengendapan
dengan lima lapisan batubara utama. alluvial sampai rawa. Berdasarkan studi
Lapisan batubara memiliki ciri lapisan yang kelayakan yang dilakukan oleh PT. NTC
banyak (multiseam) dengan ketebalan tahun 2013, diketahui bahwa pada wilayah
lapisan batubara antara 0,4 hingga 4,4 prospek terdapat 3 (tiga) lapisan utama
meter. Jurus lapisan batubara mempunyai batubara yang diberi notasi Seam C, Seam
arah relatif timurlaut – baratdaya, dengan D dan Seam E. Semua lapisan ini
kemiringan antara 30° – 44°. Hasil analisis ditemukan pada satuan perselingan
memperlihatkan nilai kalori batubara yang batupasir dan batulempung dengan sisipan
tinggi berkisar antara 7527 – 7628 kal/gr batubara dari Formasi Rantauikil. Nilai
(adb). Sumberdaya batubara pada Blok Kalori bartubara pada wilayah prospek
Kalumpang sebesar 753.397 ton. berkisar 4707 – 6232 kal/gr (adb). Total
sumberdaya pada wilayah Blok Bungo
sebesar 45.335.200 ton dan Cadangan
sebesar 31.175.245 ton.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 175
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Kalumpang

Gambar 6. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Bungo

Blok Tanjung Dalam Batubara tedapat pada Formasi Muara


Secara administratif, wilayah Enim yang diendapkan pada lingkungan
keprospekan terletak di Desa Dawas, Desa laut dangkal hingga darat, didominasi oleh
Tanjung Dalam dan Desa Srigunung, Desa perselingan batupasir tufan dan
Mekar Jaya dan Desa Keluang, Kecamatan batulempung dan sisipan batubara.
Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, Korelasi data singkapan dan data
Provinsi Sumatera Selatan dengan luasan pengeboran menunjukkan adanya 15
total sebesar 8.064 Ha (Gambar 7). lapisan batubara dengan ketebalan mulai

176 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

dari 1,1 m hingga 4 m. Lapisan batubara Lapisan Anggota M3, 2 Lapisan Anggota
yang ditemukan merupakan Anggota M3, M2 dan 2 Lapisan Anggota M1
M2 dan M1 dari Formasi Muara Enim. Pada berketebalan antara 1 m dan 24 m dengan
Anggota M3, nilai kalori berkisar antara nilai kalori 5120 – 5610 kal/gr (adb). Total
6516 – 6590 cal/gr (daf), sedangkan pada sumberdaya batubara pada wilayah
Anggota M2 memiliki nilai kalori berkisar prospek Blok Rawas adalah sebesar
6526 – 6743 cal/gr (daf). Lapisan batubara 174.058.631 ton.
pada Anggota M1 tidak dilakukan analisis
Blok Batanghari Leko
laboratorium. Total sumberdaya batubara
Wilayah prospek Batanghari Leko
pada wilayah prospek Blok Tanjung Dalam
terletak di Kecamatan Babattoman,
adalah sebesar 15.923.325 ton.
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Blok Rawas Sumatera Selatan dengan luas 19.954 Ha
Secara administratif, usulan WIUP (Gambar 9). Batubara terdapat pada
Batubara Blok Rawas terletak di Formasi Muara Enim yang diendapkan
Kecamatan Nibung, Rawas Ilir, dan pada lingkungan laut dangkal hingga darat.
Babattoman, Kabupaten Musi Banyuasin Data terdahulu menunjukkan terdapatnya 5
dan Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Lapisan Batubara dari Anggota M3,
Selatan dengan luas 17.779 Ha (Gambar Anggota M2 dan Anggota M1 berketebalan
8). Batubara terdapat pada Formasi Muara 1 – 12,30 meter dengan nilai kalori 5255 –
Enim yang diendapkan pada lingkungan 6035 kal/gr (adb). Total sumberdaya
laut dangkal hingga darat. Berdasarkan batubara pada wilayah prospek Blok
data terdahulu, pada Blok Rawas terdapat Batanghari Leko adalah sebesar
9 Lapisan Batubara yang terdiri dari 5 65.232.179 ton.

Gambar 7. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Tanjung Dalam

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 177
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Rawas

Gambar 9. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Batanghari Leko

Blok Pauh Blok Batanghari Leko terdapat 4 Lapisan


Wilayah Prospek Pauh terletak di Batubara dari Anggota M3, Anggota M2
Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, dan Anggota M1 berketebalan 1,50 – 12,30
Provinsi Jambi dengan luas sebesar 5.963 meter dengan nilai kalori 5290 – 5730 kal/gr
Ha (Gambar 10). Batubara terdapat pada (adb). Total sumberdaya batubara pada
Formasi Muara Enim yang diendapkan wilayah prospek Blok Pauh adalah sebesar
pada lingkungan laut dangkal hingga darat. 32.862.871 ton.
Data terdahulu menunjukkan bahwa pada

178 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Rekomendasi WIUP GMB selain Formasi Petani dengan coal Zone A


Blok Pelalawan dan Zone B nya, terdapat 2 coal zone yang
Wilayah Keprospekan GMB daerah berada di Formasi Lakat dan Formasi
Pelalawan berada di Kabupaten Tualang yang berumur Oligo-Miosen yang
Pelalawan, Provinsi Riau (Gambar 11). berada pada kedalaman >670 m
Potensi Batubara terdapat pada Formasi (kedalaman ideal cbm antara 300-1.000).
Petani yang berumur Miosen Tengah – Hanya disayangkan bahwa PSDMBP tidak
Miosen Akhir yang sangat penting memiliki data lebih lanjut mengenai
keberadaannya untuk suatu system GMB batubara dari kedua formasi tersebut. Akan
di wilayah prospek. Ketebalan batubara tetapi, ini menunjukkan bahwa daerah
pada Formasi Petani mencapai 3,20 m evaluasi memiliki potensi lainnya selain
dengan nilai kalori < 6.100 kal/g (Hidayat, dari formasi batubara yang tersingkap di
2016). Data lapangan menunjukkan arah permukaan.
kemiringan perlapisan Baratlaut - tenggara,
dengan kemiringan yang cukup landai ke KESIMPULAN
arah timurlaut. Hal ini juga ditunjang oleh Sepuluh wilayah prospek batubara
data evaluasi geofisika. Ini berarti makin ke direkomendasikan menjadi WIUP Batubara
arah daerah prospek, kedudukan lapisan yang tersebar di berbagai wilayah di
batubara pada formasi pembawa batubara Sumatera dan Sulawesi. Selain itu terdapat
akan semakin dalam (asumsi lapisan 1 wilayah prospek yang direkomendasikan
batubara menerus), sekitar 100-500 m. menjadi WK GMB yang berlokasi di
Kedalaman ini cocok untuk CBM. Provinsi Riau.
Berdasarkan data dari Dirjen Migas (2015),

Gambar 10. Peta Usulan Wilayah Prospek Batubara Blok Pauh

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 179
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Peta Usulan Wilayah Prospek CBM Blok Pelalawan

DAFTAR PUSTAKA
Amarullah, D., dkk., 1999. Pengkajian Batubara Bersistem di Daerah Sungai Lilin, Kabupaten
Musibanyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.
Barber, A.J., at. all. 2005. Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution. Geological
Society, London, Memoirs, 31. Gelogical Society, London
Badan Geologi, 2009, Peta Cekungan Sedimen Indonesia, Badan Geologi, Bandung.
Cahyono, E., B., dkk. 2001. Survei Tinjau Batubara Daerah Kotanegara, Kabupaten Oku,
Propinsi Sumatera Selatan, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Calvert, S.J. dan Hall, R., 2003, The Cenozoic Geology of the Lariang and Karama Regions,
Western Sulawesi: New Insight Into The Evolution of the Makassar Straits Region,
Proceedings 29th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum
Association, Jakarta.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
de Coster, G.L. 1974. The Geology of The Central and South Sumatera Basin, Proceeding.
3rd Annual Convention IPA, Juni 1974, Jakarta.
Eubank, R.T., Makki, A. C., 1981, Structural geology of the Central Sumatera back-arc basin,
Proceedings Indonesian Petroleum Association, 10th Annual Convention.
Flores, R.M., 2014. Coal and coalbed gas; Fueling The Future. Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-396972-9.01001-6.
Gafoer, S., Amin, T.C., dan Pardede, R., 1993. Peta Geologi Lembar Baturaja, Sumatera,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

180 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gafoer, S., Burhan, G,. Dan Purnomo, J., 1995. Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera
Selatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heidrick, T.L. and Aulia, K, 1993. A structural and tectonic model of the coastal plains block,
Central Sumatera Basin, Indonesia. Chevron Petroleum Technology Company
Technical Memorandum, 31p.
Hidayat, R., Kusnadi, D., Pinandita, M.A., dan Setiawan, W., 2016, Prospeksi batubara daerah
Pangkalan Lesung dan sekitarnya, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung, tidak dipublikasikan.
Hidayat, R., Kusnadi, D. dan Dwitama, E.P., 2017, Eksplorasi Umum Batubara di Daerah
Bonehau, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya Mineral
Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Ibrahim, M.A. dan Ramdhani, M.R., 2015, Laporan Penyelidikan Batubara Daerah Bonehau
dan sekitarnya, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Kementerian Kehutanan, 2009, Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2009 tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan, Kementerian
Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Moore, T.A., 2012. Coalbed methane: A review. Int. J. Coal Geol., 101, 36–81.
https://doi.org/10.1016/j.coal.2012.05.011.
O’Keefe, J.M.K., Bechtel, A., Christanis, K., Dai, S., DiMichele, W. a., Eble, C.F., Esterle, J.S.,
Mastalerz, M., Raymond, A.L., Valentim, B. V., Wagner, N.J., Ward, C.R., Hower, J.C.,
2013, On the fundamental difference between coal rank and coal type. Int. J. Coal
Geol., 118, 58–87. https://doi.org/10.1016/j.coal.2013.08.007.
Patra Nusa Data. 2006. Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Peraturan Menteri ESDM no. 35 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran
Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 13 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
PT. Nusantara Termal Coal., Laporan Revisi Studi Kelayakan Batubara PT. Nusantara Termal
Coal., 2013

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 181
Buku 1: Bidang Energi

Purnomo, W.S., Fatimah, Oktaviani P., Ulfa M., dan Rukhimat, S., 2017. Prospeksi Batubara
Daerah Padangbindu dan Sekitarnya, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi
Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Ratman, N. dan Atmawinata, S., 1993, Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Rosidi, H.M.D., Tjokrosapoetro,S., Pendowo. B., Gafoer. S., dan Suharsono., 1996. Peta
Geologi Lembar Painan dan Bagian Timur Muarasiberut, Sumatera, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Sumaatmadja, dkk., 2001. Laporan Pengkajian Batubara Bersistem dalam Cekungan
Sumatera Selatan di Daerah Nibung dan sekitarnya Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin dan Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan.
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Tobing, R.L., Priyono., Triono, U., dan Setiawan, W., 2016, Laporan Prospeksi Bitumen Padat
Daerah Dusun Panjang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Wibowo, R.A., 1995, Pemodelan Termal Sub-Cekungan Aman Utara Sumatera Tengah,
Bidang Studi Ilmu Kebumian – Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung,
tidak dipublikasikan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_produksi diunduh pada November 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Permenhut_Nomor_50_tahun_2009 diunduh pada November
2017
Satyana, A., 2014, Sulawesi: Pulau Terbalik?, http://smiagiung.blogspot.com/2014/09/
sulawesi-pulau-terbalik.html, diunduh pada Januari 2015.

182 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI SEKKO –


RAMPI, KABUPATEN LUWU UTARA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Mochamad Nur Hadi, Dede Iim Setiawan, dan Yantho Nusowi


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif daerah survei Sekko dan Rampi berada di wilayah Kabupaten
Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Manifestasi panas bumi yang terbentuk berupa air
panas dengan temperatur mencapai 60 °C dan juga dijumpai batuan ubahan sebagai
indikasi terbentuknya sistem panas bumi. Daerah survei secara tatanan geologi terletak
pada segmen sesar Palu Koro yang memanjang dari daerah Palu hingga Teluk Bone.
Sistem panas bumi yang terbentuk di daerah Sekko diperkirakan berhubungan
dengan sistem non vulkanik. Geologi di sekitarnya tersusun oleh batuan vulkanik tua
andesit-basal dan tubuh granit, yang ditindih oleh batuan sedimen pengisi depresi dengan
jenis batupasir dan batulempung. Munculnya manifestasi diduga berasal dari pemanasan
dari aktifitas panas sisa tubuh granit yang memanaskan air meteorik yang terperangkap di
permukaan. Sesuai plotting diagram segitiga Na-K-Mg menunjukkan bahwa air hangat
Sekko berada di tepian peripheral water sebagai ciri air permukaan dengan tipe bikarbonat.
Sedangkan airpanas Rampi dengan tipe sulfat diduga berhubungan dengan aktivitas fluida
magmatik dari reservoir.
Dari hasil perhitungan, daerah panas bumi Sekko mempunyai nilai geotermometer
90°C termasuk dalam entalpi rendah dengan luas < 1 km2 dengan rapat daya sebesar 5
MWe. Daerah Rampi dengan nilai geotermometer 140°C yang termasuk dalam entalpi
menengah dengan luas < 2 km2 dengan rapat daya sebesar 20 MWe, kedua lokasi termasuk
dalam potensi sumber daya spekulatif.

Kata kunci: Panas bumi, Survei, Sekko Rampi, granit kambuno, nonvulkanik

PENDAHULUAN satu harapan yang juga dapat


Kebutuhan energi selain energi dimanfaatkan untuk pemanfaatan
fosil dirasakan semakin mendesak bagi langsung seperti untuk pengeringan hasil-
pemenuhan energi listrik di dalam negeri. hasil perkebunan, misalnya pengeringan
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik kopra. Daerah survei panas bumi kali ini
tersebut, energi panas bumi menjadi salah dilaksanakan di daerah Kecamatan Sekko

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 183
Buku 1: Bidang Energi

dan Kecamatan Rampi, termasuk dalam HASIL PENYELIDIKAN


Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi
Selatan. (Gambar 1). DAERAH SEKKO
Kegitan survei dilakukan di
lapangan, laboratorium dan juga data Geologi
sekunder lain. Metode geologi dilakukan Penyelidik terdahulu yang juga
dengan melakukan pemetaan batuan, melakukan penyelidikan di daerah ini
distribusi manifestasi panas bumi dan adalah N.Rahman (1993) Lembar peta
struktur geologi serta aspek lain seperti geologi Mamuju, yang mengelompokan
morfologi. Formasi Batuan menjadi Komplek
Metode geokimia dilaksanakan Pompangeo, Meta Batugamping, Formasi
untuk mengetahui karakteristik fluida Latimojong yang berumur Pra Terier dan
panas pada areal manifestasi serta Batuan Gunungapi Lamasi, Tineba, Tuff
anomali Hg, CO2 dan pendugaan Rampi, Granit Kambuno yang berumur
temperatur reservoir di kedalaman yang Tersier, Tuf Barupu Batuan Gunungapi
mempengaruhi sistem panas bumi di Masamba berumur Kuarter. Serta
daerah Sekko dan Rampi. penelitian oleh pihak Dinas serta Dinas
Pertambangan Daerah Kab.Luwu Utara
(2009).
Daerah Sekko berada pada elevasi
1000 s.d. 1500 mdpl dengan bentukan
morfologi yang dibagi menjadi perbukitan
curam yang didominasi batuan granit,
perbukitan bergelombang yang terisi oleh
batuan sedimen dan pedataran yang terisi
oleh batuan konglomerat dan
batulempung yang juga merupakan areal
pemukiman (Gambar 2).

Gambar 1. Peta indeks survei

184 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geomorfologi Sekko

Stratigrafi tertindih oleh satuan granit yang


Satuan batuan di daerah Sekko menerobos, dicirikan dengan
dapat dibagi menjadi: satuan lava basal, ditemukannya efek bakar (backing effect)
granit, konglomerat yang berumur Tersier di sekitar Busak. Kesebandingan regional
dan satuan batupasir, dan lempung yang satuan ini berumur Tersier Formasi
berumur Kuarter (Gambar 3). Gunungapi Lamasi
Satuan Lava, dengan jenis basal Satuan Konglomerat, berwarna
warna abu – abu kehitaman, afanitik, abu-abu kecoklatan, keras, terpilah buruk,
keras, terdapat lubang vesicular. Tersusun kemas terbuka, bentuk komponen
oleh mineral plagioklas dan piroksen. membundar tanggung sampai
Satuan lava diduga merupakan batuan membundar. Komponen tersusun oleh
tertua yang tersingkap di daerah Sekko, granit, batuan silika dengan mineral
dikarenakan secara posisi stratigrafi ampibol di sekitar matrik yang tersusun

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 185
Buku 1: Bidang Energi

oleh batupasir kasar berwarna kecoklatan. terpilah baik, poros dan non karbonatan.
Granit berwarna putih kehitaman, faneritik, Ditindih konglomerat berwarna kecoklatan
keras dan tersusun oleh mineral fesdspar dengan komponen kuarsit, granit dan
dan kuarsa. Silika membentuk seperti basal, ukuran kerikil hingga kerakal,
kuarsit dengan ukuran kerakal. membundar tanggung.
Satuan Granit, berwarna abu putih Satuan ini diduga sebagai hasil
kehitaman, faneritik lapuk di bagian luar erosi dari satuan yang lebih tua,
sehingga membentuk struktur mengulit berdasarkan data lapangan menunjukan
bawang, menunjukan pelapukan cukup umur yang masih relatif muda, Kuarter
intensif di sekitar lokasi penyelidikan. Akhir.
Satuan ini telah terdeformasi, terkekarkan Struktur geologi yang tampak dari
(shear joint). Kesebandingan regional data di lapangan berupa zona kekar dan
satuan granit ini disebandingkan dengan dari analisis landsat menunjukan pola
Formasi Terobosan yang berumur Miosen kelurusan berarah barat laut – tenggara
– Pliosen. yang diduga sesar yang mengontrol
Satuan Batupasir dengan jenis munculnya manifestasi air hangat Sekko,
batupasir kasar, selang seling dengan data tersebut didukung oleh ditemukannya
batupasir halus. Warna abu abu zona kekar di sekitar manifestasi Sekko.
kecoklatan, tebal mencapai 5 m. batupasir
kasar, terpilah buruk, kemas terbuka, Manifestasi Panas Bumi
permeabilitas baik, porositas buruk, Manifestasi berupa mata air hangat
teroksidasi kemerahan dan terdapat di Desa Padang Balua. membentuk kolam
struktur cross laminasi dan parallel 1x1,5 meter. Temperatur air terukur
laminasi. Batupasir halus terpilah baik sebesar 40oC pada temperatur udara 25,6
dengan sorting baik, permeabilitas baik, o
C, debit 1 liter/detik, pH 7,84, dan daya
porositas buruk, non karbonatan, hantar listrik 240 µS/cm. Air hangat
diendapkan di lingkungan darat, dan memiliki karakteristik fisik air yang jernih,
berumur Kuarter. tidak berasa, dan tidak berbau.
Satuan Batulempung, ditemukan di Perhitungan di atas nilai kehilangan panas
bagian pedataran dan ditindih oleh tidak besar, hanya 60 kW thermal.
konglomerat alas yang masih loose.
Singkapan berwarna abu abu muda,

186 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta geologi daerah Sekko

GEOKIMIA merupakan air permukaan. Berdasarkan


Analisis Kimia Air diagram segi tiga Cl-Li-B (Gambar 4.b) air
Hasil analisis kimia anion dan hangat dan air dingin berada di bagian sisi
kation mata air hangat dan air dingin kanan segi tiga, yaitu persis berada pada
menempatkan sampel air hangat Sekko garis hubungan antara Cl dengan B, tanpa
dalam diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3 ada pengaruh kehadiran unsur Li.
(Gambar 4.a) berada di daerah antara Dengan tidak hadirnya unsur Li
klorida (Cl) dengan bikarbonat (HCO3). mengindikasikan bahwa kedua air hampir
Tidak hadirnya sulfat (SO4) dan nilai rasio tidak berhubungan dengan interaksi
Cl/HCO3 lebih kecil dalam sampel air batuan magmatik dengan fluida panas di
hangat tersebut menempatkan air hangat kedalaman. Hal ini semakin menguatkan
Sekko termasuk dalam air bertipe dugaan bahwa air hangat Sekko
bikarbonat. Air hangat Sekko yang bertipe merupakan air meteorik yang terpanaskan
bikarbonat memiliki kosentrasi HCO3 yang selama perjalanannya hingga menuju
lebih dominan terhadap konsentrasi Li, permukaan.
Na, K, F, Cl, B, dan SO4 diperkirakan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 187
Buku 1: Bidang Energi

a b

c d

Gambar 4. Analisis Kimia Air Sekko-Rampi a. Diagram Tipe Air


b. Diagram Cl – Li – B ; c. Diagram Na-K-Mg ; d. Isotop air

Dalam diagram Na-K-Mg (Gambar Grafik isotop pada sampel air


4.c) bahwa air hangat Sekko dan air menunjukkan posisi yang berdekatan
dingin Sekko berada pada zona immature dengan garis meteoric water line (MWL).
waters, tepatnya berada di bagian pojok Plotting tersebut memperkuat dugaan
Mg. Air pada zona ini mengindikasikan sumber air hangat hanya berasal dari air
bahwa interaksi antara fluida panas pemukaan (Gambar 4.d).
dengan batuan di bawah permukaan tidak Analisis Hg dan CO2 Udara Tanah
mencapai kesetimbangan, baik Konsentrasi Hg tanah (Gambar 5)
kesetimbangan sebagian (partial pada umumnya sangat rendah setelah
equilibrium) maupun kesetimbangan dikoreksi oleh nilai konsentrasi H2O- dan
seluruhnya (full equilibrium). Tidak bervariasi mulai dari konsentrasi 10 ppb
tercapainya kesetimbangan antara unsur- sampai dengan konsentrasi 73 ppb.
unsur di dalam batuan dengan unsur- Variasi Hg tanah memberikan nilai
unsur dalam fluida panas salah satunya background 49 ppb, nilai threshold 64,9
sebagai akibat dari sangat rendahnya ppb, dan nilai rata-rata 33,6 ppb.
temperatur fluida saat berinteraksi. Konsentrasi Hg tertinggi yang berada di

188 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

atas nilai anomali hanya berada di lokasi konsentrasi tertinggi 1,24%. Variasi CO2
SK-3 yaitu sebesar 73 ppb. udara tanah memberikan nilai background
Konsentrasi CO2 (Gambar 6) 0,7%, nilai threshold 0,95 %, dan nilai
dalam udara tanah tidak banyak bervariasi rata-rata 0,46%.
dan konsentrasinya sangat rendah,
yaitu dari terendah 0,16% sampai dengan

Gambar 5. Peta distribusi Hg Sekko

Gambar 6. Peta distribusi CO2 Sekko

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 189
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Peta Geologi daerah Rampi

DAERAH RAMPI Stratigrafi


Geologi Secara stratigrafi, daerah Rampi lebih
Daerah Rampi terletak pada didominasi oleh batuan vulkanik dan juga
ketinggian 900 s.d. 1500 mdpl membentuk terdapat tuf yang mencirikan adanya
morfologi perbukitan curam yang tersusun indikasi erupsi gunungapi pada masa
oleh batuan vulkanik, perbukitan lampau.
bergelombang terisi oleh konglomerat dan Satuan lava basal , Warna abu
lava serta perbukitan landai yang kehitaman, porfiritik, keras dan tersusun
didominasi batulempung dan batupasir oleh mineral plagioklas dan piroksen, di
(Gambar 7). beberapa tepat telah terkekarkan namun

190 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

belum terisi oleh mineral kuarsa atau buruk dengan kemas terbuka, tersusun
kalsit. Satuan ini disebandingkan dengan oleh komponen kuarsit, lava andesit
produk gunungapi Formasi Tineba yang dengan bentuk membundar hingga
terbentuk di laut dengan ketebalan ± 500 membundar tanggung. Ukuran mencapai
m berumur Oligosen – Miosen. kerakal hingga bolder non karbonatan dan
Satuan Tuf silisifikasi, Berwarna berupa batupasir kecoklatan. Satuan ini
putih kekuningan, keras, dan telah disebandingkan dengan konglomerat pada
mengalami deformasi berupa kekar yang Formasi Bone – Bone yang berumur
terisi oleh mineral silika. Ukuran butir Miosen Akhir hingga Pliosen.
halus, permeabilitas buruk dikarenakan Struktur geologi tampak jelas dari
telah tersilisifikasi, terdapat mineralisasi analisis topografi dan landsat maupun
berupa pirit, kalkoprit dan mineral alterasi. SRTM bahwa daerah ini berada di
Satuan ini disebandingkan dengan segmen sesar Palu Koro yang berarah
Formasi Tuff Rampi yang berumur baratlaut – tenggara dan sesar itu pula
Miosen. yang kemungkinan memfasilitasi muncul-
nya air panas Rampi.
Satuan Batulempung
Batulempung ini menindih lava Manifestasi Panas Bumi
basal dan ditindih oleh batupasir putih Pemunculan manifestasi berupa
kemerahan. Diduga satuan ini temasuk mata air panas dan rembesan air panas
kedalam Formasi Bone Bone yang dengan temperatur berkisar antara 50 oC
berumur Miosen – Pliosen. sampai 61 oC dan batuan alterasi. Mata air
Satuan Batupasir, Berwarna coklat panas Rampi-1, temperatur 61 oC pada
kemerahan hingga keputihan, permeable, temperatur udara 28,7 o
C, debit 0,5
tidak nampak perlapisan yang jelas, liter/detik, pH 8,89 dan daya hantar listrik
ukuran butir sedang sampai kasar, terpilah 634 µS/cm. Air panasnya sangat jernih,
baik, non-karbonatan, diendapkan selaras tidak berasa, dan sedikit berbau belerang.
dengan satuan batulempung, membentuk Mata air panas mengeluarkan bualan uap
perbukitan bergelom-bang. Diduga satuan air bertekanan rendah dan tidak menerus.
ini termasuk dalam Formasi Bone Bone Air panas Rampi-2 60 oC pada temperatur
yang berumur Miosen – Pliosen. udara 28,6 oC, debit 1 liter/detik, pH 8,64
Satuan Konglomerat, Satuan ini dan daya hantar listriknya sebesar 636
tersebar di bagian timur daerah µS/cm. Air panasnya sangat jernih, tidak
penyelidikan. Singkapan berupa berasa, dan sedikit berbau belerang,
konglomerat berwarna kelabu kecoklatan, mengeluarkan banyak bualan uap air yang
kurang padat hingga kompak, terpilah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 191
Buku 1: Bidang Energi

tidak menerus dengan tekanan yang sampel air panas Rampi mendekati pojok
sangat rendah. Li, sementara air dinginnya berada pada
Batuan ubahan yang terbentuk di garis Cl/B. Kondisi tersebut sangat
daerah Rampi sebagai indikasi dipengaruhi oleh kehadiran unsur Li
terbentuknya sistem panas bumi disana sebagai indikasi bahwa adanya proses
ditunjukan oleh munculnya beberapa interaksi antara batuan magmatik dengan
mineral lempung pada batuan dengan fluida panas di kedalaman. Fluida panas
jenis illite, kaolinite, yang terbentuk pada bumi hasil proses interaksi antara batuan
pH asam dengan temperatur < 200 °C magmatik dengan fluida panas di
serta smektite, klorit dan silika yang kedalaman biasanya terwakili oleh
terbentuk pada pengeruh pH fluida netral kehadiran unsur Li secara bersamaan
dengan temperature pembentukan < 150 akan membawa gas magmatik seperti HCl
°C. dan H2S terlarut.
Berdasarkan perhitungan Sesuai diagram segitiga Na-K-Mg
kehilangan panas pada kedua manifestai (gambar 4c) pada air panas Rampi berada
diperoleh nilai 195 kW. pada zona kesetimbangan sebagian
(partial equilibrium) dan batas antara zona
GEOKIMIA kesetimbangan sebagian dengan zona
Analisis Air immature waters. Hal ini menunjukkan
Diagram Segi Tiga Cl-SO4-HCO3 bahwa setidaknya air panas Rampi
(gambar 4a) pada air panas Rampi mengalami proses kesetimbangan
terletak di daerah antara sulfat (SO4) sebagian unsur-unsur penyusun
dengan bikarbonat (HCO3). Air panas batuannya dengan unsur-unsur dalam
bertipe sulfat umumnya berhubungan fluida panas yang terjadi ketika
dengan fluida panas dari sistem gunung berlangsungnya interaksi diantara
api (volcanic waters). Air panas Rampi keduanya. Sementara air dingin Rampi
diperkirakan sebagai air panas yang berada tepat di bagian pojok Mg
berasal dari reservoir panas bumi yang (immature waters), sebagai indikasi bahwa
bersifat netral, namun seiring dengan air dinginnya tidak mengalami interaksi
perjalanan-nya fluida panas tersebut dari atau proses kesetimbangan dengan
reservoir menuju ke permukaan, fluida batuan.
panasnya berinteraksi dengan batuan, Grafik hubungan antara isotop
tanah, atau lapisan air permukaan. oksigen-18 (δ O) terhadap deuterium
18

Hasil plotting diagram segitiga Cl- (δ2H) (Gambar 4d) dengan persamaan air
Li-B (Gambar 4b) dengan perbandingan meteorik lokal (meteoric water line) δD =
konsentrasi Cl, Li, dan B terlihat kedua 8δ18O + 14 memperlihatkan posisi air

192 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

panas Rampi sedikit berada di sebelah konsentrasi Hg terendah pada 2,3 ppb dan
kanannya garis persamaan air meteorik tertinggi pada 108,2 ppb. Variasi Hg tanah
lokal, artinya air panas tersebut memberikan nilai background 37,8 ppb,
mengalami pengkayaan oksigen-18 dari nilai threshold 58,2 ppb, dan nilai rata-rata
air asalnya, yaitu air dingin Rampi. 17,3 ppb. Konsentrasi Hg tertinggi dan
Sampel air panas Rampi lebih besar dari nilai ambang atau anomali
merupakan air panas yang berasal dari Hg tinggi hanya berada di lokasi RP-1
reservoir panas bumi yang bersifat netral yaitu sebesar 108,2 ppb.
dan telah mengalami kesetimbangan Variasi konsentrasi CO2 (Gambar
sebagian (partial equilibrium), sehingga 9) dalam udara tanah dari terendah 0,15%
perkiraan temperatur fluida panas bawah sampai dengan konsentrasi tertinggi
permukaan pada sistem panas bumi 12,8%. Variasi CO2 udara tanah
Rampi dapat dilakukan dengan memberikan nilai background 6,4%, nilai
pendekatan geotermometer Na-K-Mg. threshold 10,3 %, dan nilai rata-rata 2,6%.
Berdasarkan hasil perhitungan Peta distribusi nilai CO2 udara tanah
geotermometer Na-K-Mg tersebut memperlihatkan anomali tinggi lebih besar
diperoleh bahwa temperatur reservoir dari 10,3% hanya setempat di lokasi RP-
panas buminya sebesar 140 oC. 22 saja,yaitu sebesar 12,8%. Hadirnya
Konsentrasi Hg tanah Rampi nilai anomali CO2 tinggi pada lokasi
(Gambar 8) umumnya sangat rendah tersebut tidak memperlihatkan korelasinya
setelah dikoreksi oleh nilai konsentrasi dengan kehadiran manifestasi panas bumi
H2O-, namun di beberapa titik di permukaan.
menunjukkan nilai yang tinggi. Variasi nilai

Gambar 8. Peta distribusi Hg daerah Rampi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 193
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 9. Peta distribusi CO2 daerah Rampi

PEMBAHASAN Hipotesa tersebut tampak dari


Sistem Panas Bumi karakteristik kimia air yang cenderung
Sekko memiliki nilai daya hantar listrik yang
Sistem panas bumi yang terbentuk rendah (240 µS/cm) dan kandungan SiO2
di daerah Sekko diperkirakan yang rendah (39,88 mg/L). Plotting pada
berhubungan dengan sistem non vulkanik diagram segitiga Na-K-Mg menunjukkan
yang berada di kaki Sulawesi bagian bahwa air hangat Sekko berada di tepian
Barat. Sistem non vulkanik tersebut peripheral water sebagai ciri air
didasari oleh kondisi geologi di daerah permukaan dengan tipe bikarbonat.
tersebut yang tersusun oleh batuan Berdasarkan data lapangan tersebut
vulkanik tua dan tubuh granit, yang ditindih diduga sistem panas bumi yang terbentuk
oleh batuan sedimen pengisi depresi di Sekko tidak menunjukkan sebagai deep
dengan jenis batupasir dan batulempung. sirkulasi reservoir sistem seperti daerah
Daerah Sekko hanya ditemukan panas bumi yang dikembangkan di daerah
manifestasi dengan jenis air panas gunungapi.
dengan temperatur sedang dan tidak Naiknya air panas Sekko ke
ditemukan bukti aktifitas hidrotermal lain, permukaan berhubungan dengan
sehingga pendugaan munculnya air terbentuknya rekahan di sekitarnya, di
hangat tersebut berasal dari aktifitas lapangan ditunjukan dengan kelurusan
panas sisa tubuh granit yang yang berarah barat laut – tenggara pada
memanaskan air meteorik yang batuan konglomerat. Air yang ada pada
terperangkap di permukaan. batuan sedimen yang berfungsi sebagai
aquifer dangkal langsung naik

194 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

kepermukaan dan tidak mengalami utara selatan, sehingga perpotongan


shifting yang berarti, sehingga kontak antara kedua sesar tersebut menjadi
antara fluida dan batuanpun tidak daerah permeable yang terisi oleh fluida
terbentuk. Batuan granit yang diduga panas.
sebagai sumber panas sedikit Berdasarkan kenampakan di
memanaskan fluida di akifer tersebut lapangan tidak ditemukan batuan sumber
tanpa melalui proses shealing / perangkap panas seperti intrusi ataupun gunungapi
(cap rock). Hipotesa ini tentunya masih aktif, oleh karena itu kemungkinan
perlu dibuktikan dengan penyelidikan hipotesa awal sumber panas dari sistem
geofisika untuk mengetahui kondisi bawah panas bumi Rampi berasal dari aktifitas
permukaannya. sesar yang memanjang dalam segmen
sesar Palu - Koro hingga ke teluk Bone.
Rampi Batuan penudung sebagai shield dari
Daerah Rampi berada di timur laut reservoir diduga berasal dari aktifitas
dari Sekko. Daerah ini juga termasuk ke hidrotermal lampau berupa shelf shealing
dalam lingkungan non vulkanik yang pada silisifikasi tufa yang merupakan tipe
secara tatanan geologi berada di zona alterasi argilik dan batuan reservoir
inter-kontinen dengan batuan penyusun kemungkinan berada di bawah lapisan
berupa batuan vulkanik tua, dan batuan impermeable tersebut.
sedimen, namun kaitannya dengan panas Data kimia pada komposisi air
bumi di daerah Rampi, ditemukan pula panas dan daya hantar listriknya
batuan yang telah mengalami proses menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari
ubahan dan mineralisasi dimana pada daerah Sekko. Air panas rampi memiliki
umumnya digunakan sebagai petunjuk nilai DHL (570 µs/cm) yang biasanya
telah terbentuknya proses hidrotermal di diinterpretasikan sebagai besarnya proses
masa lampau. Manifestasi panas bumi pelarutan yang terbentuk pada fluida dan
yang ada di daerah Rampi berupa batuan sehingga nilai DHL semakin tinggi
airpanas dengan temperatur mencapai 60 merefleksikan semakin besarnya
°C dan juga batuan ubahan. Kehadirannya intensitas pelarutannya. Nilai SiO2 rendah
di lokasi menunjukkan proses geotermal (63,27 mg/L) pada manifestasi air panas
masih berlangsung hingga saat ini. biasanya tidak berhubungan dengan
Air panas dan batuan ubahan aktifitas vulkanik, namun posisi plotting air
muncul di permukaan sebagai akibat dari panas Rampi pada diagram segitiga Na-K-
celah atau rekahan yang terbentuk Mg berada pada tipe sulfat yang
berarah barat laut tenggara yang menunjukkan bahwa fluida kemungkinan
terpotong oleh kelurusan sesar berarah berasal dari aktivitas vulkanisme dimana

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 195
Buku 1: Bidang Energi

fluida berada dipermukaan terpanaskan (MWe/km2), sedangkan luas prospek


oleh uap panas (steam heated) oleh dapat diperkirakan dari penyebaran
aktifitas uap panas yang mengandung gas manifestasi permukaan dan pelamparan
(H2SO4) hingga melarutkan batuan di struktur geologinya secara global.
sampingnya. Dari hasil perhitungan, daerah
Berdasarkan analisis kimia air, panas bumi Sekko mempunyai nilai
tingginya konsentrasi Na pada air panas geotermometer 90°C yang termasuk
Rampi disertai juga dengan tingginya dalam entalpi rendah dengan luas < 1 km2
konsentrasi Cl dan F pada hasil analisis dengan rapat daya 5 MW.
anion dan kationnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa fluida panas Rampi
tersebut memang merupakan fluida panas Perhitungan potensi panas bumi
dari reservoir yang memiliki temperatur daerah Rampi pada tahap survei awal ini
cukup tinggi. Karena umumnya fluida didasarkan pada luas daerah prospek
panas bertemperatur tinggi akan memiliki (Gambar 11) dan temperatur fluida bawah
kandungan K, Na, Cl, dan F yang tinggi permukaan dengan metode rapat daya.
sebagai volatil magmatik dalam bentuk Temperatur bawah permukaan digunakan
KCl dan NaCl atau KF dan NaFdimana untuk mengasumsikan nilai rapat daya
isotop menunjukkan adanya shifting O18 (MWe/km2), sedangkan luas prospek
walaupun tidak terlalu signigfikan. dapat diperkirakan dari penyebaran
manifestasi permukaan dan pelamparan
Potensi Panas Bumi struktur geologinya secara global.
Sekko Dari hasil perhitungan, daerah
Perhitungan potensi panas bumi panas bumi Rampi mempunyai nilai
didasarkan pada luas daerah prospek geotermometer 140°C yang termasuk
(gambar 10) dan temperatur fluida bawah dalam entalpi menengah dengan luas < 2
permukaan. Temperatur bawah km2 dengan rapat daya sebesar 20 MWe.
permukaan digunakan untuk
mengasumsikan nilai rapat daya

196 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 10. Peta Kompilasi Sekko

Gambar 11. Peta Kompilasi Rampi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 197
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN kemungkinan berasal dari batuan plutonik.


Daerah Sekko dan Rampi memiliki Adapun pendugaan potensi pada daerah
potensi panas bumi yang dicirikan dengan ini adalah sekitar 5 MW.
munculnya manifestasi air panas. Air Daerah Rampi dengan manifestasi
hangat di Sekko dengan temperatur 40°C berupa air panas dengan temperature
dengan tipe bikarbonat memiliki perkiraan 61°C dan alterasi menunjukkan bahwa
nilai geotermometer sebesar 90°C (silika) telah terbentuk sistem panas bumi dengan
termasuk kedalam entalpi rendah. temperatur reservoir diduga sebesar
Daerah Sekko tidak menunjukan 140°C termasuk kedalam entalpi
sebagai fluida yang berasal dari reservoir, menengah, dengan potensi sumber daya
namun hanya air permukaan yang spekulatif sebesar 20 MW.
terpanaskan oleh sumber panas yang

DAFTAR PUSTAKA
Giggenbach, Werner F, and Rodrigo Corrales Soto, 1992, "Isotopic and Chemical
Composition of Water and Steam Discharges from Volcanic-Magmatic-Hydrothermal
Systems of the Guanacaste Geothermal Province, Costa Rica." Applied
Geochemistry 7, 309-32.
Lawless, J., 1995.Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short Course.Unocal
Ltd. Jakarta
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Ratman, N. dan S. Atmawinata, 1993, Peta Geologi Regional Lembar Mamuju, Sulawesi,
Publikasi P3G, Bandung.
Simandjuntak, T.O, E. Rusmana, Surono, dan J.B Supandjono, 1991, Peta Geologi Regional
Lembar Malili, Sulawesi, Publikasi P3G, Bandung
Simandjuntak, T.O, Surono, dan J.B Supandjono, 1997, Peta Geologi Regional Lembar
Poso, Sulawesi, Publikasi P3G, Bandung.
Wohletz, K.H., dan Heiken, G., 1992. Tephra Stratigraphy: Geometry and Depth of Reservoir
Rocks, Volcanology and Geothermal Energy University of California Press.

198 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI PENDAHULUAN AWAL GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI


KABUPATEN PIDIE, PROVINSI ACEH

Nizar Muhamad Nurdin, Candra, dan Dede Iim Setiawan


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Kabupaten Pidie memiliki 2 (dua) lokasi potensi panas bumi, yaitu daerah Alue
Calong dan Pulo Seunong yang secara administratif terletak di Kecamatan Tangse,
Kabupaten Pidie. Potensi panas bumi daerah tersebut dicirikan dengan keberadaan
manifestasi berupa air panas bertemperatur 48-83°C. Daerah survei berada pada segmen
sesar besar sumatera dan secara geologi berada pada lingkungan non-vulkanik.
Daerah panas bumi Alue Calong tersusun atas litologi metavulkanik, vulkanik Pra-
Tersier, dan sedimen Kuarter. Fluida pada air panas Alue Calong bertipe klorida dan berada
pada zona kesetimbangan sebagian (partial equilibrium). Perhitungan geotermometer
sebesar 150°C dengan luas daereah prospek 6 km2. Potensi sumber daya panas bumi
spekulatif adalah 60 MWe. Daerah panas bumi Pulo Seunong tersusun atas litologi vulkanik
Pra-Tersier dan metamorf. Fluida pada air panas Pulo Seunong bertipe sulfat dan berada
pada zona kesetimbangan sebagian (partial equilibrium). Perhitungan geotermometer
sebesar 130°C dengan luas daerah prospek 1 km2. Potensi sumber daya panas bumi
spekulatif adalah 10 MWe.

Kata kunci: Panas bumi, Pidie, Alue Calong, Pulo Seunong, Aceh

PENDAHULUAN Kabupaten ini memiliki 2 (dua) lokasi


Kebutuhan energi di Indonesia potensi panas bumi, yaitu daerah Alue
terus meningkat seiring dengan Calong dan Pulo Seunong yang terletak di
pertumbuhan laju penduduk. Energi panas Kecamatan Tangse (Gambar 1). Badan
bumi merupakan energi alternatif yang Geologi melalui Pusat Sumber Daya
diharapkan bisa untuk memenuhi Mineral Batubara dan Panas bumi
kebutuhan. Salah satu daerah yang melakukan penyelidikan pendahuluan
memiliki potensi panas bumi terletak di awal untuk mengungkap kebaradaan
Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. sistem dan potensi panas bumi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 199
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Sebaran Manifestasi Panas Bumi Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh

METODOLOGI petrografi. Seluruh hasil analisis


Penyelidikan ini menggunakan laboratorium diinterpretasi, agar dapat
metodologi yang meliputi studi literatur, diketahui pembentukan sistem panas bumi
pengamatan di lapangan, pengambilan daerah Alue Calong dan Pulo Seunong
conto dan analisis laboratorium serta secara jelas.
interpretasi data. Studi literatur dilakukan
terhadap hasil penyelidik terdahulu yang HASIL PENYELIDIKAN
memiliki relevansi dengan penyelidikan di DAERAH ALUE CALONG
Kabupaten Pidie. Untuk mengetahui Geologi
morfologi, sebaran batuan, gejala struktur, Daerah Alue Calong berada pada
dan karakteristik fisik manifestasi panas elevasi 200-950 mdpl dengan Lereng
bumi diperlukan pengamatan lapangan dengan relief kasar hingga halus berbukit
yang detil, termasuk pengambilan conto curam sampai datar. Pola pengaliran
yang berupa conto batuan dan air. sungai yang berkembang anastomotik,
Selanjutnya, dilakukan analisis di dendritik, dan pararel.
laboratorium terhadap conto batuan dan Secara regional daerah survei
air yang telah diperoleh dari lapangan, termasuk kedalam Lembar Banda Aceh
berupa analisis geokimia air dan (Bannet, dkk., 1981). Berdasarkan hasil

200 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

survei, stratigrafi daerah Alue Calong Struktur sesar utama berarah


tersusun oleh satuan metavulkanik baratlaut-tenggara tersebut diikuti oleh
berumur Jura-Kapur, satuan lava basal sesar-sesar antitetiknya berarah relatif
berumur Kapur, satuan lava andesit barat-timur yang mengontrol kehadiran
berumur Oligosen, sedimen berumur mata air panas.
kuarter, dan endapan permukaan berumur
holosen (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Alue Calong

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 201
Buku 1: Bidang Energi

Manifestasi kandungan sulfat tinggi. Air panas


Daerah ini memiliki 2 (dua) Beungga yang diperkirakan semula
kelompok manifestasi berupa air panas, merupakan air klorida dari kedalaman
yaitu : Air Panas Alue Calong dan Air yang mengalami pengkayaan sulfat dari
Panas Beungga. Air Panas Alue Calong batuan sulfida di sekitarnya, namun air
bertemperatur 83°C pada temperatur panasnya mengalami percampuran
udara 28°C, pH 8.7, debit 0,2 L/detik, dan dengan air meteorik sesaat sebelum
DHL 1350 µS/cm. Air panas muncul dari muncul di permukaan, sehingga senyawa
batuan beku, jernih, tidak berbau, dan bikarbonatnya hadir lebih signifikan.
tidak berasa. Air Panas Beungga berada Dengan demikian, dapat diperkirakan juga
di sebelah selatan air panas Alue Calong bahwa air panas Alue Calong berada di
bertemperatur 46,4°C pada temperatur daerah sekitar upflow, sementara air
udara 30,2°C, pH 9.4, debit 0,1 L/detik, panas Beungga berada pada daerah yang
dan DHL 743 µS/cm. Air panas muncul di lebih lebih jauh atau bahkan outflow.
pinggiran Sungai Baro, jernih, tidak Berdasarkan diagram segitiga Cl-
berbau, dan berasa. Hasil perhitungan Li-B (Gambar 4) air panas Alue Calong
nilai kehilangan panas seebesar 3260 berada di bagian tengah segitiga dengan
kWthermal. dominan menuju sudut Cl/100, sedangkan
air panas Beungga berada di bagian
Geokimia kanan segitiga dengan dominan menuju
Hasil analisis kimia anion dan ke arah sudut B/4. Air panas Alue Calong
kation sampel air panas dan air dingin yang dominan Cl menunjukkan bahwa
menempatkan sampel air panas Alue proses penyerapan gas magmatik dengan
Calong pada diagram segitiga Cl-SO4- rasio B/Cl rendah, sehingga unsur non
HCO3 (Gambar 4) berada didaerah klorida volatil Cl pada air panasnya lebih tinggi.
(Cl) sedangakan air panas Beungga Hal tersebut memperlihatkan bahwa air
berada didaerah sulfat (SO4). Air panas panas Alue Calong berada dekat atau
Alue Calong merupakan air bertipe klorida persis berada pada aliran utama dari
yang memiliki kandungan sulfat tinggi dan sistem panas bumi di daerah ini (upflow).
ber-pH netral diperkirakan sebagai air Sedangkan air panas Beungga yang
panas hasil pencampuran antara air berada di bagian kanan segitiga dan
klorida yang berasal dari kedalaman (deep berdekatan dengan sisi absorption of high
waters) dengan air sulfat hasil proses B/Cl steam menunjukkan bahwa proses
kondensasi gas magmatik dan dalam penyerapan gas magmatik dengan rasio
perjalanan menuju permukaan mengalami B/Cl yang tinggi, sehingga konsentrasi Cl
interaksi dengan batuan dengan pada air panasnya lebih rendah. Kondisi

202 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

tersebut memberikan indikasi bahwa air lokal diindikasikan sebagai air permukaan
panas Beungga berada di zona tepi dari (Gambar 4). Berdasarkan perhitungan
sistem panas bumi di daerah ini atau geotermometer Na-K (Giggenbach),
berada cukup jauh dari aliran utama temperatur fluida di bawah permukaan
sistem panas buminya (outflow). sebesar 150°C.
Diagram Na-K-Mg (Gambar 4) Konsentrasi Hg tanah pada
memperlihatkan bahwa air panas Alue umumnya sangat rendah setelah dikoreksi
Calong dan air panas Beungga berada oleh nilai konsentrasi H2O- dan bervariasi
dalam zona kesetimbangan sebagian mulai dari konsentrasi 27 ppb sampai
(partial equilibrium). Kondisi ini dengan konsentrasi 33 ppb. Variasi Hg
memberikan gambaran bahwa telah terjadi tanah memberikan nilai background 31
kesetimbangan sebagian antara unsur- ppb dan nilai threshold 32 ppb.
unsur dalam fluida panas dengan batuan Konsentrasi CO2 dalam udara tanah tidak
di reservoir. Tercapainya kesetimbangan banyak bervariasi dan konsentrasinya
sebagian pada air panas tersebut sangat rendah, yaitu dari terendah 0,62%
diperkirakan berlangsung pada temperatur sampai dengan konsentrasi tertinggi
reservoir sebesar 150°C. Namun untuk air 15,3%. Variasi CO2 udara tanah
panas Beungga, meskipun diperkirakan memberikan nilai background 13,1% dan
berasal dari reservoir yang sama dengan nilai threshold 0,95%.
air panas Alue Calong, karena dalam
perjalanannya dari reservoir ke DAERAH PULO SEUNONG
permukaan mengalami proses Geologi
percampuran oleh air permukaan, maka Daerah Pulo Seunong berada
air panas Beungga terlihat lebih dominan pada elevasi 400-1000 mdpl dengan
menuju sudut Mg. Lereng dengan relief kasar hingga halus
Grafik hubungan antara isotop berbukit curam sampai datar. Pola
oksigen-18 (δ18O) dan deuterium (δ2H) pengaliran sungai yang berkembang
dengan persamaan air meteorik lokal anastomotik dan dendritik.
(meteoric water line) δD = 8δ O + 14, 18
Secara regional daerah survei
memperlihatkan bahwa semua sampel air termasuk kedalam Lembar Banda Aceh
panas berada sepanjang garis persamaan (Bannet, dkk., 1981). Berdasarkan hasil
air meteorik lokal. Hanya sampel air panas Pulo Seunong, stratigrafi daerah survei
Alue Calong yang terlihat bergerak sedikit tersusun oleh satuan granodiorit berumur
ke arah kanan dari garis persamaan air Paleosen-Eosen, satuan serpentinit
meteorik lokal Sementara air panas berumur Miosen-Pliosen, satuan lava
Beungga yang berada pada garis meteorik

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 203
Buku 1: Bidang Energi

andesit berumur Tersier, dan endapan Geokimia


permukaan berumur holosen (Gambar 3). Hasil analisis kimia anion dan kation
Struktur geologi yang terlihat dari sampel air panas dan air dingin Pulo
data lapangan berupa zona kekar dan Seunong memiliki konsentrasi sulfat (SO4)
berdasarkan analisis landsat menunjukan yang dominan dibandingkan dengan Cl
pola kelurusan struktur berarah baratlaut- dan HCO3, sehingga dalam diagram
tenggara dan antitetiknya berarah segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gambar 4) air
timurlaut-baratdaya. Pola struktur ini panasnya berada di bagian pojok SO4. Air
diindikasikan sebagai pengontrol panas Pulo Seunong merupakan air
kemunculan manifestasi berupa mata air bertipe sulfat ber-pH 7,1 (netral). Pada air
panas. panas Pulo Seunong yang bertipe sulfat
dengan konsentrasi bikarbonat yang
Manifestasi rendah, hanya sebesar 15,2 mg/L, maka
Air Panas Pulo Seunong karbonat yang hadir diperkirakan bukan
bertemperatur 48°C pada temperatur dominan hasil kondensasi uap panas di
udara 24°C, pH 7.1, debit 0,3 L/detik, dan zona vados, melainkan ada kemungkinan
DHL 989 µS/cm. Air panas muncul dari lain seperti kehadiran batuan yang kaya
batuan beku, jernih, tidak berbau, dan unsur sulfat.
tidak berasa. Hasil perhitungan nilai
kehilangan panas sebesar 550 kWthermal.

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Pulo Seunong

204 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. (a) Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, (b) Diagram segitian Cl-Li-B, (c) Diagram
segitia Na-K-Mg, (d) Grafik isotop δ18O terhadap δ2H manifestasi panas bumi daerah
Kabupaten Pidie

Berdasarkan diagram segitiga Cl- berinteraksi dengan batuan yang kaya


Li-B (Gambar 4) air panas Pulo Seunong sulfat selama perjalanannya. Jika
berada di bagian tengah segitiga dengan dibandingkan dengan konsentrasi Cl-Li-B
dominan menuju sudut B/4. Rendahnya pada air panas Alue Calong, terlihat
konsentrasi Cl, Li, dan B juga bahwa mata air panas Pulo Seunong
memberikan gambaran bahwa air panas memiliki kluster yang berbeda, sehingga
Pulo Seunong kemungkinan tidak diperkirakan air panasnya berasal dari
berhubungan dengan sistem hidrotermal sistem panas bumi yang berbeda dengan
pada umumnya, mungkin hanya sebagai Alue Calong.
sirkulasi air pada zona struktur dalam dan Diagram segitiga yang
mengalami peningkatan temperatur membandingkan konsentrasi Na, K, dan
sejalan dengan meningkatnya gradien Mg air panas Pulo Seunong (Gambar 4)
temperatur bumi, kemudian kembali berada dalam zona kesetimbangan
muncul di permukaan sebagai air hangat sebagian (partial equilibrium). Air panas
dan konsentrasi unsur sulfatnya telah yang berada dalam posisi ini memberikan
mengalami pengkayaan ketika gambaran bahwa telah terjadi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 205
Buku 1: Bidang Energi

kesetimbangan sebagian antara unsur- memberikan nilai background 6,4% dan


unsur dalam fluida panas dengan batuan nilai threshold 10,3%.
di reservoir. Tercapainya kesetimbangan
sebagian pada air panas tersebut PEMBAHASAN
diperkirakan berlangsung pada temperatur DAERAH ALUE CALONG
reservoir kurang dari 130 °C. Sistem Panas Bumi Alue Calong
Grafik hubungan antara isotop Sistem panas bumi Alue Calong
oksigen-18 (δ18O) dan deuterium (δ2H) merupakan sistem panas bumi non-
dengan persamaan air meteorik lokal vulkanik yang berada pada struktur
(meteoric water line) δD = 8δ18O + 14, depresi graben memanjang berarah
memperlihatkan bahwa semua sampel air baratlaut-tenggara dengan kemungkinan
panas berada sepanjang garis persamaan sumber panasnya berasosiasi dengan sisa
air meteorik lokal (Gambar 4). Air panas panas batuan plutonik atau aktivitas
Pulo Seunong berasal dari air meteorik magmatisme (sistem tektono-magmatik).
yang mengalami peningkatan temperatur Fluida panas bumi pada air panas Alue
selama perjalannanya sebagai akibat dari calong mengindikasikan hal yang sama
bertambahnya gradien panas pada bumi. akan kehadiran fluida magmatik, bahwa
Selama perjalanannya air tersebut tidak setidaknya terdapat konsentrasi Cl yang
dipengaruhi panas oleh panas dari fluida tinggi disertai dengan kehadiran Na tinggi,
magmatik. Berdasarkan perhitungan K dan Li cukup signifikan. Kehadiran mata
geotermometer Na-K (Giggenbach), air panas Alue Calong di permukaan,
temperatur fluida di bawah permukaan lokasinya diperkirakan berada di zona
sebesar 130°C. upflow dari sistem panas bumi Alue
Konsentrasi Hg tanah pada Calong dan mata air panas Beungga
umumnya sangat rendah setelah dikoreksi berada di daerah yang lebih jauh atau
oleh nilai konsentrasi H2O- dan bervariasi outflow.
mulai dari konsentrasi 1 ppb sampai
dengan konsentrasi 81 ppb. Variasi Hg Potensi Panas Bumi
tanah memberikan nilai background 46 Potensi panas bumi didasarkan
ppb dan nilai threshold 68 ppb. pada luas daerah prospek panas bumi dan
Konsentrasi CO2 dalam udara tanah tidak temperatur fluida bawah permukaan. luas
banyak bervariasi dan konsentrasinya prospek di Daerah Alue Calong dihitung
sangat rendah, yaitu dari terendah 0,2% berdasarkan penyebaran manifestasi
sampai dengan konsentrasi tertinggi permukaan dan pelamparan atau kontrol
13,1%. Variasi CO2 udara tanah struktur geologi, dan berdasarkan anomali
temperatur dan Hg tinggi dalam tanah

206 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

yang berada di sekitar mata air panas kontribusi sebagai sumber panas yang
Alue Calong. Berdasarkan batasan tinggi. Batuan magmatik di daerah ini
tersebut, daerah prospek panas bumi Alue dianggap sudah tidak memiliki sisa panas
Calong adalah seluas 6 km2 (Gambar 5). yang cukup untuk menghasilkan fluida
Perkiraan temperatur bawah permukaan sistem panas bumi di Pulo Seunong. Air
pada sistem panas bumi Alue Calong panas Pulo Seunong diperkirakan bukan
adalah sebesar 150°C, sehingga besarnya sebagai air panas bumi dari reservoir
nilai rapat daya berdasarkan SNI 13-6171- panas bumi (deep water), melainkan
1999 adalah sebesar 10 MWe/km2. hanya air panas hasil sirkulasi air
Dengan luas daerah prospek permukaan di sepanjang sesar yang
panas bumi seluas 6 km2 dan besarnya dalam, kemudian mengalami peningkatan
nilai rapat daya sebesar 10 MWe/km2, temperatur airnya sejalan dengan
maka potensi energi panas bumidi daerah penambahan gradien temperatur bumi.
panas bumi Alue Calong adalah sebesar Penentuan besarnya nilai
60 MWe pada kelas sumber daya temperatur bawah permukaan berguna
spekulatif. dalam menentukan asumsi besarnya nilai
rapat daya di daerah ini. Dengan nilai
DAERAH PULO SEUNONG temperatur bawah permukaan hasil
perhitungan adalah sebesar 130°C, maka
Sistem Panas Bumi Pulo Seunong besarnya nilai rapat daya berdasarkan SNI
Luas prospek panas bumi di 13-6171-1999 adalah sebesar 10
daerah panas bumi Pulo Seunong dihitung MWe/km2.
hanya berdasarkan penyebaran
manifestasi permukaan dan pelamparan Potensi Panas Bumi
atau kontrol struktur geologi berupa sesar Dengan luas daerah prospek
di lapangan. Berdasarkan batasan- panas bumi seluas1 km2dan besarnya nilai
batasan tersebut, maka daerah prospek rapat daya sebesar 10 MWe/km2, maka
panas bumi Pulo Seunong adalah seluas potensi energi panas bumidi daerah panas
1 km (Gambar 6). Kehadiran batuan beku
2
bumi Pulo Seunong adalah sebesar 10
granodiorit dan andesit di daerah ini MWe pada kelas sumber daya spekulatif.
diperkirakan tidak mampu memberikan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 207
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia Daerah Alue Calong

Gambar 6. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia Daerah Pulo Seunong

208 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN 150°C. Potensi sumber daya panas bumi


Daerah Alue Calong dan Pulo 60 MWe pada kelas sumber daya
Seunong memeliki potensi panas bumi spekulatif. Air panas Pulo Seunong
yang dicirikan dengan kebaradaan bertemperatur 48°C dengan tipe sulfat.
manifestasi air panas. Air panas Alue Luas prospek 1 km2 dengan temperatur
Calong bertemperatur 83°C dengan tipe bawah permukaan 130°C. Potensi sumber
air panas klorida. Luas prospek 6 km2 daya panas bumi 10 MWe pada kelas
dengan temperatur bawah permukaan sumber daya spekulatif.

DAFTAR PUSTAKA
Bennett, J. D., dkk. 1981. Peta Geologi Lembar Banda Aceh, Sumatra. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Huggett, R. J. 2007. Fundamental of Geomorphology (2nd edition). USA and Canada:
Routledge
Nicholson, Keith, 1993, Geothermal Fluids, Chemistry and Exploration Techniques.
Truesdell, A.H., 1991, Effects of physical processes on geothermal fluids, Application of
Geochemistry in Geothermal, Roma, UNITAR, 71-92

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 209
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI, KABUPATEN TOLITOLI,


PROVINSI SULAWESI TENGAH

Yadi Supriyadi, Dedi Kusnadi, dan Nizar M. Nurdin


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara Panas Bumi

SARI
Secara administratif Kabupaten Tolitoli terletak di bagian utara pulau Sulawesi yang
berbatasan dengan Laut Sulawesi di sebelah utara, Kabupaten Buol sebelah timur, Kabupaten
Donggala dan Parigi Moutong sebelah selatan dan Selat Makassar. Keberadaan manifestasi
panas bumi berada di lingkungan non vulkanik, yang secara geologi Daerah penyelidikan
termasuk kedalam mandala barat bagian utara, struktur regional yang terbentuk berupa sesar
mendatar dan sesar normal. Kabupaten Tolitoli memiliki 5 lokasi keberadaan manifestasi
panas bumi, yaitu daerah panas bumi Tinigi, Lorenz, Malala, Luok Manipi, dan Lemba
Harapan. Manifestasi panas bumi berupa mata air panas bertipe bikarbonat dan sulfat dengan
temperatur 42°C hingga 58°C.
Kemunculan manifestasi ini dikontrol kebaradaan struktur geologi yang pada umumnya
berarah baratdaya-timurlaut akibat kegiatan tektonik regional pada proses pembentukan Pulau
Sulawesi. Litologi penyusun di sekitar manifestasi berupa lava, batusabak, granit, dan
endapan permukaan. Luas prospek masing-masing dari 0,5 sampai 1,5 km2 dengan
temperatur bawah permukaan antara 150 s.d 170 °C.

Kata Kunci: Sistem panas bumi non vulkanik, Mandala barat.

PENDAHULUAN hasil perkebunan, misalnya pengeringan


Pengembangan pemanfaatan kopra.
energi panas bumi di Indonesia khususnya Salah satu daerah yang mempunyai
di kawasan Indonesia bagian Timur baik potensi untuk dikembangkan adalah
untuk pemanfaatan langsung maupun tidak Kabupaten Tolitoli, Secara geografis
langsung saat ini sedang ditingkatkan. Kabupaten Tolitoli berada dalam koordinat
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi 0,35°-1,20° Lintang Utara dan 120°-
listrik nasional, energi panas bumi juga 122,09° Bujur Timur dengan luas 4.079,77
dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan km2, secara administratif, termasuk
langsung seperti untuk pengeringan hasil- kedalam Provinsi Sulawesi Tengah
(Gambar 1). Maksud dari penyelidikan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 211
Buku 1: Bidang Energi

pendahuluan ini adalah untuk pola aliran sungai), stratigrafi (penyebaran


mengumpulkan data geologi dan geokimia dan hubungan satuan batuan, profil
yang berkaitan dengan aspek singkapan batuan), struktur geologi,
kepanasbumian di Kabupaten Tolitoli, manifestasi, hidrologi serta
Provinsi Sulawesi Tengah. kegunungapian. Metode geokimia meliputi
parameter sifat fisika dan kimia pada
METODOLOGI manifestasi, data hasil analisis kimia air,
Metodologi yang digunakan dalam gas, Hg tanah, dan CO2 udara tanah.
penelitian ini berupa metode geologi dan Setelah seluruh hasil analisis laboratorium
geokimia, yaitu dengan melakukan diperoleh, dilakukan interpretasi dan
pengamatan di lapangan, pengambilan kompilasi data untuk memperoleh
conto, analisis laboratorium, dan informasi geosains tentang sistem panas
interpretasi data. Metode geologi meliputi bumi Tolitoli.
parameter geomorfologi (bentang alam,

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

212 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENELITIAN daerah ini adalah pedataran hingga


Kenampakan gejala panas bumi di perbukitan dengan elevasi antara 0-1200
daerah Kabupaten Tolitoli berupa mdpl, relief kasar hingga halus, dengan
beberapa mata air panas yang muncul di 5 kemiringan lereng datar hingga sangat
(lima) lokasi (gambar 2), yaitu : Air Panas curam. Geomorfologi dikelompokan
Tinigi (Kecamatan Galang), Air Panas menjadi 3 (tiga) satuan (Gambar 3), yaitu :
Lorenz (Kecamatan Baolan), Air Panas • Satuan geomorfologi pedataran, pada
Malala dan Air Panas Luok Manipi peta ditunjukan oleh warna hijau.
(Kecamatan Dondo), serta Air Panas Kemiringan lereng antara 0 - 5° dengan
Lemba Harapan (Kecamatan Dampal elevasi antara 0 - 450 mdpl .
Selatan). Temperatur terukur sebesar • Satuan perbukitan agak curam, pada
42oC s.d. 58oC. peta ditunjukan dengan warna kuning.
Kemiringan lereng antara 10-20°
Geologi dengan elevasi sekitar 500-900 mdpl.
Pembagian satuan geomorfologi • Satuan perbukitan curam, pada peta
daerah panas bumi Kabupaten Tolitoli ditunjukan oleh warna merah.
menggunakan pendekatan morfografi dan Kemirigan lereng berkisar 20-40°
morfometri. Secara umum morfologi dengan elevasi antara 850-1200 mdpl.

Gambar 2. Peta Sebaran manifestasi permukaan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 213
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3 . Peta Geomorfologi

Pemetaan geologi dilakukan di 5 geologi lembar Tolitoli (Ratman, 1976) (


(lima) daerah, yaitu daerah Tinigi, Lorenz, Gambar 4 ).
Malala, Luok Manipi, dan Lemba Harapan. Satuan Batusabak berada di lokasi
Batuan yang berada di daerah penyelidikan daerah panas bumi, Lorenz dan Malala,
terdiri dari 4 (empat) satuan dengan urutan sedangkan satuan Lava menempati
tua ke muda yaitu, Satuan Batusabak daerah panas bumi Lorenz, Malala dan
Formasi Tinombo Ahlburg berumur Luok Manipi. Untuk Satuan Intrusi Granit
Oligosen, Satuan Lava Formasi Batuan berada hampir di semua daerah pemetaan
Gunungapi berumur Oligosen, satuan yaitu daerah : panas bumi Tinigi, Malala,
Intrusi Granit berumur Miosen Akhir, dan Luok Manipi dan Lemba Harapan.
endapan permukaan (Alluvium) berumur Endapan permukaan ( Aluvium ) berada di
Holosen. Stratigarfi Mengacu pada peta semua daerah pemetaan ( Gambar 5 ).

214 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4 . Peta Geologi Regional

Daerah Panas Bumi Tinigi Daerah Panas Bumi Lorenz

Daerah Panas Bumi Malala

Daerah Panas Bumi Luok Manipi

Daerah Panas Bumi Lemba Harapan

Gambar 5. Peta Geologi daerah panas bumi Tolitoli

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 215
Buku 1: Bidang Energi

Secara regional struktur geologi 4) Air panas Luok Manipi (APLM) berada
yang berkembang di Pulau Sulawesi di Desa Luok Manipi, Kecamatan
sangat kompleks, hal ini diakibatkan oleh Dondo, Kabupaten Tolitoli.
tektonik kuat dari pertemuan 3 (tiga) 5) Air panas Lemba Harapan (APLH)
lempeng dalam pembentukan Pulau berada di Desa Lemba Harapan
Sulawesi. Daerah penyelidikan termasuk kecamatan Dampal Selatan,
kedalam mandala barat bagian utara, Kabupaten Tolitoli.
struktur regional yang terbentuk berupa 6) Air dingin Tinigi ( ADT) merupakan air
sesar mendatar dan sesar normal. Struktur sungai yang berada di Desa Tinigi,
geologi yang berkembang di daerah Kecamatan Galang, Kabupaten
penyelidikan pada umumnya relatif berarah Tolitoli.
baratlaut-tenggara sebagai sesar utama. 7) Air dingin Lorenz (ADL) merupakan air
Keberadaan sesar tersebut diperkirakan sungai yang berada di Desa Buntuna,
menjadi pengontrol kemunculan Kecamatan Baolan, Kabupaten
manifestasi di Kabupaten Tolitoli. Tolitoli.
8) Air Danau Bolano Toga (ADBT)
Manifestasi Panas Bumi merupakan air danau yang berada di
Keterdapatan manifestasi panas Desa Malala, Kecamatan Dondo,
bumi di Kabupaten Tolitoli berada di Kabupaten Tolitoli.
Kecamatan Galang, Kecamatan Baolan, 9) Air dingin Malulu (ADM) merupakan
Kecamatan Dondo, serta Kecamatan rembesan air dingin yang disertai
Dampal Selatan. Kenampakan gejala gelembung gas berada di Desa
panas bumi Tolitoli berupa sumber mata air Malulu, Kecamatan Dondo, Kabupaten
panas dan Mata air dingin yang muncul Tolitoli.
dibeberapa lokasi, yaitu : 10) Air dingin Lemba Harapan (ADLH)
1) Air panas Tinigi (APT), di Desa Tinigi, merupakan mata air dingin yang
Kecamatan Galang, Kabupaten berada di Desa Lemba Harapan,
Tolitoli. Kecamatan Dampal Selatan,
2) Air panas Lorenz (APL), berada di Kabupaten Tolitoli.
Desa Buntuna, Kecamatan Baolan,
Kabupaten Tolitoli. Perhitungan Kehilangan panas
3) Air panas Malala (APM) berada di Penghitungan kehilangan energi
Desa Malala Kecamatan Dondo, panas alamiah atau natural heat loss
Kabupaten Tolitoli, dimaksudkan untuk memperhitungkan
besarnya energi panas yang dilepas oleh
suatu sistem panas bumi.

216 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Perhitungannya dilakukan berdasarkan signifikan, sedangkan air panas Malala


proses terjadinya transfer panas ketika termasuk tipe bikarbonat dengan
fluida berinteraksi dengan batuan di konsentrasi klorida cukup signifikan dan
sekitarnya yang mengakibatkan penurunan sulfat lebih rendah, sedangkan air panas
temperatur fluida panas bumi ketika Luok Manipi, Lemba Harapan dan air
mencapai permukaan bumi. Panas yang dingin Malulu, termasuk tipe sulfat.
hilang ditransfer ke tanah secara konduktif Pada diagram segitiga Na-K-Mg
atau ke udara secara konvektif. Hasil (Gambar 7), semua sampel air semua air
perhitungan kehilangan panas di daerah panas dan air dingin pH asam, terletak
panas bumi Kabupaten Tolitoli yang pada zona immature water. Pada diagram
dilakukan pada manifestasi air panas segitiga Cl, Li, B (Gambar 8) posisi air
ditunjukkan pada Tabel 1. panas Tinigi cenderung dikeseimbangan
antara pada Cl, Li, dan Boron, air panas
Geokimia Lemba harapan dan Lorenz cenderung ke
Plotting air panas pada diagram arah Cl dan Boron, air panas Malala
segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gambar 6), cenderung kearah Cl dan Li, sedangkan air
menunjukkan Air panas Tinigi dan Lorenz, panas Luok Manipi dan air dingin Malulu
termasuk tipe bikarbonat dengan cenderung ke sudut Boron.
konsentrasi klorida dan sulfat cukup

Tabel 1. Kehilangan Panas Alamiah Daerah Panas Bumi Kabupaten Tolitoli

Gambar 6. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 217
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 8. Diagram segitiga Cl-Li-B

Analisis isotop pada grafik δD Bola Toga adanya oksige 18 shifted


terhadap δ O (Gambar 9), mencerminkan
18
disebabkan oleh evaporasi pada air danau.
semua air panas, dan air dingin yaitu air Dari hasil geotermometri Na-K,
panas Tinigi, Lorenz, Malala, Luok Manipi, diperkirakan temperatur bawah permukaan
dan Lemba Harapan, serta air dingin daerah panas bumi Tinigi sekitar 150°C,
Malulu, terletak mendekati garis Meteoric daerah panas bumi Lorenz 150°C, daerah
Water (MWL). Hal ini menunjukkan bahwa panas bumi Malala bertemperatur 170°C,
mata air panas yang muncul ke permukaan daerah panas bumi Luok Manipi
didominasi air meteorik atau air permukaan bertemperatur 140°C, dan daerah panas
tidak ada indikasi pengayaan 18O dari hasil bumi Lemba Harapan bertemperatur 160°C
interaksi fluida panas dengan batuan semua daerah termasuk tipe temperatur
sebelum muncul ke permukaan, medium.
sedangkan air Malulu dan posisi air danau

218 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Dari hasil analisis tanah dan udara terendah di daerah panas bumi Lorenz
tanah secara umum untuk daerah Panas (L010) 0,1% sampai dengan konsentrasi
bumi Tolitoli didapatkan bahwa konsentrasi tertinggi di daerah panas bumi Malala
CO2 sangat bervariasin (Gambar 10) dari (DD13)23,14%.

Gambar 9. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H (Deuterium)

PETA DISTRIBUSI CO2

Gambar 10. Peta sebaran CO2 udara tanah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 219
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Peta Distribusi Hg

PEMBAHASAN miosen batuan granit menerobos batuan


Sistem Panas Bumi yang lebih tua, hal ini diperkirakan sebagai
Sistem panas bumi Di Kabupaten sumber panas pada keterbentukan sistem
Tolitoli berada pada lingkungan non- panas bumi tersebut. Jejak-jejak
vulkanik yang secara tatanan geologi mineralisasi di daerah ini yang terlihat pada
berada di zona mandala barat bagian utara batuan tersier memberikan gambaran
pada proses tektonik pembentukan Pulau bahwa setidaknya pernah terjadi aktivitas
Sulawesi. Struktur sesar utama pada hidrotermal di daerah ini.
umumnya berarah baratdaya-timurlaut Manifestasi panas bumi di daerah
yang mengontrol keberadaan mata air penyelidikan Kabupaten Tolitoli berupa air
panas. Daerah ini tersusun oleh batuan panas dan air hangat, yang muncul pada
berupa batuan metamorf berjenis kelompok Daerah Panas Bumi Tinigi,
batusabak dan kuarsit serta batuan gunung Lorenz, Malala, Luok Manipi, dan Lemba
api tua berjenis andesit-basal yang Harapan.
berumur oligosen. Kemudian pada kala

220 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN pembentukan Pulau Sulawesi. Litologi


Daerah Kabupaten tolitioli memiliki penyusun disekitar manifestasi berupa
potensi panas bumi yang dicirikan dengan lava, batusabak, granit, dan endapan
kemunculan manifestasi air panas di lima permukaan.
lokasi, yaitu : Potensi panas bumi di Kabupaten
• Air Panas Tinigi bertemperatur Tolitoli ( Gambar 12 ), yaitu : Daerah Tinigi
42,70°C bertipe bikarbonat (15MWe dengan luas 1,5km2), Daerah
• Air Panas Lorenz bertemperatur Lorenz (5 MWe - 0,5km2), Daerah Malala
42,69°C bertipe bikarbonat (15MWe - 1,5km2), Daerah Luok Manipi
• Air Panas Malala bertemperatur (10MWe - 1km2), dan Daerah Lemba
43,14°C bertipe bikarbonat harapan (15MWe - 1,5km2). Potensi panas
• Air Panas Luok Manipi bumi termasuk kedalam kelas sumber daya
bertemperatur 58,28°C bertipe spekulatif dengan temperatur reservoir
sulfat medium-rendah.

• Air Panas Lemba Harapan


bertemperatur 45,32°C bertipe UCAPAN TERIMA KASIH

sulfat Penulis mengucapkan terima kasih

Fluida panas bumi yang terbentuk kepada seluruh tim survei geologi dan

di reservoir dan naik kepermukaan geokimia daerah panas bumi Tolitoli dan

didaerah ini telah mengalami percampuran Bidang Panas Bumi, Pusat Sumber Mineral

dengan air meteorik. Kemunculan Batubara dan Panas Bumi, serta seluruh

manifestasi ini dikontrol kebaradaan instansi terkait yang telah banyak

struktur geologi yang pada umumnya membantu dalam proses penelitian hingga

berarah baratdaya-timurlaut akibat terselesaikannya tulisan ini.

kegiatan tektonik regional pada proses

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 221
Buku 1: Bidang Energi

PETA ZONA PROSPEK

Daerah Panas Bumi Tinigi Daerah Panas Bumi Lorenz

Daerah Panas Bumi Malala Daerah Panas Bumi Luok Manipi

Daerah Panas Bumi Lemba Harapan

Gambar 12. Peta Zona Prospek

222 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Kajian Sumber Daya Panas Bumi Daerah Non Vulkanik , Wilayah Indonesia
Timur Studi Kasus di Sulawesi Bagian Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya
Geologi.
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems With
Volcanic Heat Sources, dalam: Sigurdsson, H. (ed) Encyclopedia of Volcanoes,
Academic Press, hal. 834-855.
Le Bas, M.J, Le Maitre, R.W., Streckeisen, A and Zanettin, B, 1986, A Chemical Classification
of Vulcanic Rocks based on Total Alkila-Silica. Diagram Journal of Petrology Oxford
vol 27, p. 745-750
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Standard Nasional Indonesia, 1998: Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta. hal. 1-12.
Sukido, Sukarna, D., dan Sutisna, K., 1993, Peta Geologi Lembar Pasangkayu, Sulawesi
Skala 1:250.000, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Nizar Muhamad Nurdin, Dedi kusnadi.
2017, Survei Pendahuluan Awal Daerah Panas Bumi Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi
Tengah. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 223
Buku 1: Bidang Energi

KARAKTERISTIK DAERAH PANAS BUMI LOMPO BATTANG- BAWAKARAENG,


KABUPATEN GOWA, PROVINSI SULAWESI SELATAN,
BERDASARKAN METODE GEOLOGI DAN GEOKIMIA AWAL

Edy Purwoto, Anna Yushantarti, dan Santia Ardi Mustofa


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara Dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif daerah panas bumi Lompo Battang- Bawakaraeng termasuk
wilayah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah survei didominasi oleh batuan
vulkanik dan sedimen yang berumur Tersier hingga Kuarter, Tersusun dari satuan batuan
tua ke muda, terdiri dari: Breksi, Batupasir, Batupasir Karbonatan, Breksi Tufa, Lava Andesit,
Batulempung Tufaan, Lava Andesit Trakhitik, Batugamping, Lava Andesit Basaltik, Kolovium
dan Aluvim.
Sistem panas bumi Lompo Battang - Bawakaraeng termasuk daerah pada
lingkungan vulkanik, dimana di Lompo Battang – Bawakaraeng yang ada hanya mata air
panas Pencong.
Air panas Pencong Kabupaten Gowa, bertemperatur rendah (49,2oC), keluar melalui
rekahan yang dikontrol oleh sesar normal, debit air panas 0,3 L/detik. Tipe air bikarbonat,
pada zona masih berada dalam zona batas bawah partial equilibrium, temperatur reservoir
diperkirakan 120oC dari geotermometer Na/K, luas area prospek 1 km2, diperkirakan potensi
sumber daya hipotetis panas bumi sekitar 5 MWe.

Kata kunci: Gn. Lompo Battang- Gn. Bawakaraeng, panas bumi, Vulkanik.

PENDAHULUAN kebutuhan energi tinggi seperti


Panas bumi sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan energi listrik.
energi alternatif yang memiliki banyak Kegiatan penyelidikan pendahuluan
kelebihan untuk dikembangkan. Selain geologi dan geokimia didaerah panas
cadangan yang sangat besar di Indonesia bumi Gunung Lompo Battang, Gunung
panas bumi merupakan energi yang Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Provinsi
ramah lingkungan dan relatif kompetitif Sulawesi Selatan, merupakan realisasi
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tahun anggaran 2017 dilingkungan Badan
listrik terutama bagi daerah yang memiliki Geologi, terutama Pusat Sumber Daya
Mineral Batubara dan Panas Bumi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 225
Buku 1: Bidang Energi

Secara administratif daerah panas geologi dan geokimia yang berkaitan


bumi Lompo Battang- Bawakaraeng, dengan aspek kepanasbumian di Lompo
termasuk wilayah Kabupaten Gowa, Battang-Bawakaraeng, Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan Provinsi Sulawesi Selatan.
bagian dari Lembar Unjung Pandang, Survei pendahuluan panas bumi ini
Benteng dan Sinjai. Daerah penyelidikan bertujuan untuk mengetahui karakteristik
berada pada koordinat 119°39' 28" s.d. batuan, karakteristik fluida panas bumi,
120°16' 6" BT dan 5°32'32" s.d. 5°2'33" dan potensi panas bumi yang diharapkan
LS. akan menjadi usulan wilayah prospek
Daerah penyelidikan termasuk kedalam panas bumi yang ada di kompleks
Kabupaten Gowa (Gambar 1). vulkanik Lompo Battang-Bawakaraeng,
Maksud penyelidikan pendahuluan Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
ini adalah untuk mengumpulkan data Selatan.

Gambar 1. Peta lokasi daerah Penyelidikan

226 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI a. Satuan Geomorfologi Perbukitan


Geomorfologi daerah Lompo Curam susunan litologi batuan andesit
Battang- Bawakaraeng Sulawesi Selatan dengan kesetaraan geologi regional
dikelompokkan menjadi 3 bagian daerah berumur Tersier – Miosen awal.
morfologi, yaitu 1.Morfologi daerah b. Satuan Geomorfologi Perbukitan
Gunung Lompo Battang, 2. Morfologi Bergelombang satuan yang
daerah Gunung Bawakaraeng, 3.Morfologi menempati adalah batuan Basalt
daerah Air panas Pencong. (theoleiitic basalt) dan Diorit yang
1.Gunung Lompo Batang terdiri: berumur dengan kesetaraan regional
a. Satuan Geomorfologi Tubuh Gunung yaitu Tersier -Miosen Akhir.
Curam dengan batuan penyusun c. Satuan Geomorfologi Perbukitan
Vulkanik terdiri batuan Andesit, batuan Landai Satuan ini menempati batuan
Porfiri Riolit. sedimen batugamping dan Basalt yang
b. Satuan Geomorfologi Kaki Gunung berumur Miosen Awal –Ologsen.
Agak Curam dengan penyusun batuan (Gambar 4)
Aliran Piroklastis diataraya Scoria, Tuff Daerah panas bumi Pencong
Vitrik. (Gambar 2) tersusun oleh batuan lava bertipe andesit-
2.Gunung Bawakaraeng terdiri: basal, diorit, batupasir, dan batugamping.
a. Satuan geomorfologi lereng gunung Stratigrafi daerah Lompo Batang disusun
curam tersusun oleh litologi batuan oleh batuan vulkanik adesit, batuan
vulkanik (Basal) umur kuarter. Scoria/Tuf dan batuan Porfiri Riolit
b. Satuan geomorfologi gunung curam (Gambar 3).
tersusun oleh batuan-batuan vulkanik Stratigrafi daerah Bawakaraeng
berupa lava, aliran piroklastik, serta disusun oleh batuan vulkanik batuan
material-materal lepas akibat mega andesit terbreksikan, batuan basal, batuan
longsor pada tahun 2004. (Gambar. 3) Jatuhan piroklastik (Tuf) dan Endapan
3. Panas Bumi Pencong terdiri: Kolovium. (Gambar 5).

Gambar 2. Peta geomorfologi Lompo Batang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 227
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta geologi daerah LompoBattang

Gambar 4. Peta geomorfologi Bawakaraeng

Gambar 5. Peta geologi Bawakaraeng

228 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Peta geomorfologi daerah Pencong

Stratigrafi daerah Pencong disusun tidak terdapat adanya manifestasi panas


oleh batuan Gunungapi yang terdiri bumi hanya muncul danau biru yang
andesit, batuan basalt, batuan Porfiri Diorit airnya sedikit berbau belerang dimana
serta batuan sedimen batuan batupasir akibat erupsi sejak zaman kuarter.
dan batugamping (Gambar 7). Sedangkan daerah Bawakaraeng hasil
Struktur geologi yang penyelidikan di lapangan, dan peta
berkembang berdasarkan analisis peta topografi, serta terhadap gejala-gejala
DEM (digital elevation mode), daerah struktur di permukaan seperti pemunculan
Lompo Battang hasil penyelidikan di danau Taanralili, kelurusan lembah dan
lapangan, dan peta topografi, serta punggungan, kekar-kekar, bidang sesar,
terhadap gejala-gejala struktur di dan zona hancuran batuan, maka di
permukaan seperti pemunculan danau daerah penyelidikan teramati pola struktur
biru, kelurusan lembah dan punggungan, yang berkembang adalah sesar arah
kekar-kekar, bidang sesar, dan zona baratlaut-tenggara, berupa yaitu sesar
hancuran batuan, maka di daerah normal seperti biasa karena dampak dari
penyelidikan teramati pola struktur yang sesar tidak terdapat adanya manifestasi
berkembang adalah sesar arah baratdaya- panas bumi hanya muncul danau Tanralili
timur laut, berupa yaitu sesar normal yang airnya sedikit jernih dimana akibat
seperti biasa karena dampak dari sesar longsoran besar dimana sebelumnya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 229
Buku 1: Bidang Energi

belum terjadi danau sejak zaman kuarter. timurlaut, berupa yaitu sesar normal
Dan untuk daerah air panas Pencong hasil seperti biasa karena dampak dari sesar
penyelidikan di lapangan, dan peta telah terdapat adanya manifestasi panas
topografi, serta terhadap gejala-gejala bumi hanya muncul di lereng yang
struktur di permukaan seperti pemunculan berdekatan Sungai Karelo, oleh karena itu
mata air panas, kelurusan lembah dan sesar tersebut yang mengontrol
punggungan, kekar-kekar, bidang sesar, munculnya manifestasi air panas Pencong
dan zona hancuran batuan.Struktur yang (Gambar 7).
berkembang adalah sesar arah baratdaya-

Gambar 7. Peta geologi daerah Pencong

230 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

MANIFESTASI PANAS BUMI pada batuan aluvial, airnya jernih, jarak


Manifestasi panas bumi di daerah sekitar 2 km dari air hangat Pencong.
Lompo Batang - bawakaraeng tersebar Air hangat Parangloe-2, berada
berupa air panas Pencong-1, air panas pada koordinat 803616 mT dan 9390877
Pencong- 2, dan air hangat Parangloe-1 mU dengan elevasi 186 mdpl, temperatur
serta air hangat Parangloe-2. Sedangkan air hangat terukur sebesar 34,4oC pada
di Lompo Battang –Bawakaraeng sendiri temperatur udara 26oC, debit 0,1
tidak ditemukan air panas. liter/detik, pH 9,53 dan daya hantar listrik
Air panas Pencong-1, terletak pada 363 µS/cm. Mata air panas muncul pada
kordinat (UTM), koordinat 803616 mT dan batuan aluvial, airnya jernih, jarak sekitar
9390877 mU dengan elevasi 177 mdpl, 100 m dari air hangat Parangloe-1. Mata
temperatur air hangat terukur sebesar air hangat Parangloe-2 ini tidak diambil
49,2oC pada temperatur udara 23,9oC, conto airnya.
debit 0,3 liter/detik, pH 7,91 dan daya
hantar listrik 309 µS/cm. berbau sedkit PERHITUNGAN KEHILANGAN PANAS
belerang, tidak berwarna, tidak berasa, Air panas naik ke permukaan
endapan sinter karbonat yang tipis. terjadi transfer panas melalui media fluida
Air panas Pencong-2, terletak dan batuan disekitarnya. Panas yang
terletak pada kordinat (UTM), 803622 mT hilang, ditransfer baik secara konduktif
dan 9390871 mU dengan elevasi 177 melalui batuan dan tanah maupun ke
mdpl, temperatur air hangat terukur udara sehingga seiring dengan kehilangan
sebesar 49oC pada temperatur udara panas dan suhu air panas yang
23,9oC, debit 0,3 liter/detik, pH 7,92 dan berkurang. Total kehilangan panas dari
daya hantar listrik 311 µS/cm. Mata air hasil perhitungan adalah sekitar 63,06
panas muncul pada batuan lava, airnya kwth.
jernih, jarak sekitar 10 m dari air hangat
Pencong-1, di sekitar air hangat terdapat GEOKIMIA
endapan sinter karbonat yang sangat tipis. Kimia air panas, air hangat, dan air
Air hangat Parangloe-1, terletak dingin panas bumi Pencong terdiri dari: air
pada kordinat (UTM), 804362 mT dan panas Pencong 1, air panas Pencong 2,
9387251 mU dengan elevasi 129 mdpl, dan air hangat Parangloe 1, air hangat
temperatur air hangat terukur sebesar Parangloe 2.
35 C pada temperatur udara 26 C, debit
o o
Air panas Pencong sesuai dengan
0,1 liter/detik, pH 7,81 dan daya hantar temperatur, dan debitnya yang rendah,
listrik 317 µS/cm. Mata air panas muncul mengandung beberapa senyawa kimia,
terutama air panas Pencong 1, yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 231
Buku 1: Bidang Energi

bertemperatur paling tinggi 49,2oC, dan umum air hangat kelompok Pencong
debit 0,3 L/detik, pH 7,91 mengandung berada pada batas bawah zona partial
Silika 74,75 mg/l, dan konsentrasi Cl, SO4, equilibrium. Hal ini mengindikasikan
dan F- relatif rendah. bahwa interaksi antara fluida panas
Plotting pada diagram segitiga dengan batuan di bawah permukaan telah
(Gambar 8), semua air panas dan air menghasilkan fluida berkarakteristik baru
hangat bertipe HCO3 relatif rendah, hasil proses kesetimbangan sebagian dari
indikasi pengaruh air permukaan yang unsur yang terdapat dalam batuan dengan
mengalami pencampuran. unsur penyusun fluida panas. Atau bisa
Plotting pada diagram Na-K-Mg diindikasikan pengenceran atau ada
(gambar 9), air panas Pencong 1, dan percampuran dengan air permukaan.
Pencong 2, berada terlihat bahwa secara

Gambar 8. Plotting pada diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3.

Gambar 9. Plotting pada diagram segi tiga Na-K-Mg.

232 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 10. Plotting pada diagram segi tiga Cl, Li, dan B

Pada diagram Cl-Li-B (gambar 10), air akan mengalami proses penambahan
panas Pencong, yaitu klorida (Cl) dan isotop oksigen-18 dari air asalnya, dalam
boron (B). Hal ini dimungkinkan karena hal ini adalah air meteorik (Craig, 1963
litium merupakan logam alkali yang dalam Nicholson, 1993). Sedangkan
kemungkinan besar paling sedikit perubahan isotop deuterium tidak akan
dipengaruhi oleh proses sekunder terjadi karena batuan pada umumnya
(Giggenbach, 1991). memiliki konsentrasi hidrogen yang
Berdasarkan diagram segi tiga Cl- rendah. Melihat karakteristik manifestasi
Li-B, air hangat Pencong-1, Pencong-2, panas bumi di permukaan, maka air
dan Parangloe-1 berada di zona Boron. hangat di Pencong bisa merupakan air
Isotop oksigen-18 (δ O) terhadap
18
dari reservoir panas bumi yang telah
deuterium (δ2H) dengan persamaan air mengalami pengenceran oleh air
meteorik lokal di jawa (meteoric water line) permukaan, atau bisa saja intensitas
δD = 8δ18O + 14, global meteorik waterline interaksi air dan batuan dalam reservoir
δD = 8δ O + 10, menunjukkan bahwa
18
tidak signifikan karena sistem
hampir semua air hangat di daerah bertemperatur rendah (Gambar 11).
Pencong tersebar relatif di sebelah kiri Geotermometer silika conductive cooling
garis air meteorik atau relatif tidak ada dan adiabatic cooling, dari air panas
atau sedikit penambahan isotop oksigen- Pencong, sekitar 121-128oC, temperatur
18. Pada umumnya fluida panas bumi rendah, karena pengaruh pendinginan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 233
Buku 1: Bidang Energi

percampuran dengan air permukaan sampel, menunjukkan temperatur sekitar


sebagaimana diindikasikan dari hasil 25,4 -34,9oC; pH tanah sekitar 5,29-7,98;
analisis pada diagram segitiga tipe air CO2 udara tanah sekitar 0,00-1,22%; Hg
panas yang menunjukkan sampel air tanah setelah dikoreksi nilai H2O-berkisar
panas bertipe bikarbonat pH netral. 1,07-79,18 ppb.
Geotermometer Na-K berkisar 120- Peta distribusi CO2 Udara tanah
128oC, maka temperatur reservoir di (gambar 12), memperlihatkan anomali
daerah penyelidikan Pencong, sekitar 120 tinggi > 1 % hanya tiga titik saja sekitar
C. Tanah dan udara tanah dari 30
o
barat laut air hangat Pencong.

Gambar 11. Plotting isotop δD vs δ18O

Gambar 12. Peta distribusi CO2 udara tanah.

234 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Peta distribusi nilai Hg tanah penyebaran manifestasi panas bumi aktif


(gambar 13), memperlihatkan anomali dan batasan struktur geologi, yaitu 1 km2.
relatif tinggi >39 ppb di bagian selatan air Temperatur reservoirnya berasal dari
hangat Pencong saja dengan luas sekitar perhitungan geotermometer yang
± (0,25x1) km2. menghasilkan temperatur rendah 120°C
Berdasarkan tinjauan geologi, (medium entaphy).
karakteristik kimia air panas serta lokasi Sehingga perhitungan Estimasi
pemunculan manifestasi maka daerah Potensi Panas Bumi dengan
prospek panas bumi di daerah menggunakan metode rapat daya panas
penyelidikan dibagi menjadi 1 daerah Estimasi adalah 5 MWe (Gambar 14).
prospek. Luas prospek diperkirakan dari

Gambar 13. Peta distribusi Hg tanah

Gambar 14. Peta Keprospekan daerah panas bumi Pencong Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 235
Buku 1: Bidang Energi

DISKUSI Pencong hanyalah air hangat Pencong-1


Didaerah payelidikan Lompo dan air hangat Pencong-2, temperatur air
Batang didominasi batuan vulakanik hangat terukur sebesar 49,2oC pada
berumur Kuarter, tidak ditemukan temperatur udara 23,9oC, debit 0,3
manifestasi panas bumi yang aktif. Akan liter/detik, pH 7,91, dan daya hantar listrik
tetapi dari nilai Hg tanah dibanding daerah 309 µS/cm. Hasil analisis laboratorium air
Bawakaraeng dan Pencong mempunyai hangat Pencong juga relatif rendah,
nilai relatif tinggi dibanding yang lain. Bisa bertipe bikarbonat (150-176 mg/l), berada
saja ada indikasi blind geothermal system, pada batas bawah zona partial
dengan indikasi adanya danau biru equilibrium, hasil analisa isotop oksigen-
Lurraya yang bertipe asam, meski tidak 18 (δ18O) terhadap deuterium (δ2H) tidak
terlihat adanya alterasi fosil di sekitar terlihat penambahan isotop oksigen-18
daerah ini. Dengan demikian tidak bisa yang signifikan. Temperatur reservoir
ditentukan temperatur reservoir dan diperkirakan sekitar 120-128 o
C
mungkin bisa dilakukan metode aliran (geotermometer Na-K Giggenbach),
panas dangkal atau metode geofisika termasuk sistem temperatur rendah.
awal. Morfologi daerah Lompo Batang
Didaerah Gunung Bawakaraeng terdiri dari Tubuh Gunung Curam dan Kaki
juga hampir satuan batuan didominasi Gunung Agak Curam dengan batuan
oleh batuan vulkanik yang berumur sama penyusun vulkanik.
yaitu Kurater tidak ada manifestasi panas Morfologi daerah Gunung
bumi yang aktif ditemukan di daerah Bawakaraeng terdiri dari Lereng Gunung
penyelidikan ini. Nilai Hg tanah juga Curam dan Gunung Curam dengan
sangat rendah. Meskipun ada jejak batuan penyusun vulkanik.
magmatisme di Gunung Bawakaraeng ini. Morfologi daerah Pencong terdiri
Bisa saja ada indikasi blind geothermal dari Perbukitan Curam dan Perbukitan
system, meski tidak terlihat adanya bergelombang serta Perbukitan landai
alterasi fosil di sekitar daerah ini. Dengan satuan penyusun batuannya gunungapi
demikian tidak bisa ditentukan temperatur dan batuan sedimen.
reservoir dan mungkin bisa dilakukan Stratigrafi daerah Lompo Batang disusun
metode aliran panas dangkal atau metode oleh batuan vulkanik adesit, batuan
geofisika awal. Scoria/Tuf dan batuan Porfiri Riolit.
Daerah Pencong umumnya satuan Stratigrafi daerah Bawakaraeng
batuan didominasi batuan gunungapi yang disusun oleh batuan vulkanik batuan
berumur Miosen tengah – Miosen awal – andesit terbreksikan, batuan basal, batuan
Tersier. Manifestasi panas bumi di daerah

236 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Jatuhan piroklastik (Tuf) dan Endapan vulaknik tidak memiliki manifestasi air
Kolovium. panas hanya mempunyai air dingin yang
Stratigrafi daerah Pencong disusun berada di Danau biru dan danau Tanralili
oleh batuan Gunungapi yang terdiri sedangkan daerah Pencong mempunyai.
andesit, batuan basalt, batuan Porfiri Diorit Daerah Lompo batang dan Bawakaraeng
serta batuan sedimen batuan batupasir dicirikan dengan batuan vulkanik berupa
dan batugamping. Andesit dan Porfiri Riolit serta Scorea/ Tuff
Struktur geologi yang berkembang yang berumur Kuarter- Plistosen,
di daerah penyelidikan didominasi oleh sedangkan Bawakaraeng didominan
sesar normal yang berarah barat – timur, batuan Basalt, Andesit terbreksikan dan
timurlaut – baratdaya, dan yang berarah Jatuhan Piroklatis serta Endapan
baratlaut-tenggara hingga utara – selatan, Kolovium yang sampai saat ini masih
dan sesar-sesar mendatar yang berarah berlangsung yang berumur Kuater.
baratlaut-tenggara hingga utara – selatan. Sistem panas bumi Pencong
Plotting kandungan kimia air panas pada memiliki dua pemunculan manifestasi
diagram Giggenbach 1988, menunjukkan yaitu dengan jarak sekitar 10 meter.
bahwa air panas Pencong bertipe Daerah Pencong dicirikan oleh batuan
bikarbonat-sulfat. vulkanik berupa satuan batuan Andesit
Air panas Pencong terletak pada di zona dan Diorit, serta Basalt yang berumur
immature water. Miosen akhir - Miosen Awal - Tersier dan
Distribusi temperatur dan pH tanah satuan Batupasir serta batugamping yang
tidak memperlihatkan tidak adanya berumur Miosen-awal hingga akhir
anomali, di daerah Pencong dengan (Tersier).
memperlihatkan Konsentrasi Hg tanah Morfologi daerah Lompo Batang
pada umumnya rendah setelah dikoreksi terdiri dari Tubuh Gunung Curam dan
oleh nilai konsentrasi H2O- dan bervariasi morfologi Kaki Gunung agak Curam.
mulai dari konsentrasi 1,07 ppb sampai Morfologi ini ditempati oleh andesit dan
dengan konsentrasi 79,18 ppb. Scoria / Tuff Vitrik serta Porfiri Riolit.
Konsentrasi tertinggi 79 ppb ada di PC-8 Morfologi daerah Bawakaraeng terdiri
saja, umumnya anomali Hg terletak di Lereng Gunung Curam dan morfologi
sekitar air panas Pencong dan membuka Gunung Curam. Batuan penyusun terdiri
ke selatan, sedangkan Hg >39 ppb dari satuan Vulkanik, Andesit, Basalt
tersebar merata ke arah selatan daerah batuan Jatuhan Piroklastis dan endapan di
penyelidikan. akibatkan longsoran besar berupa
Daerah Gunung Lompo Batang Endapan Kolovium.
dan Gunung Bawakaraeng daerah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 237
Buku 1: Bidang Energi

Morfologi daerah Pencong terdiri dalam berumur Tersier Atas dan tektonik
dari Pebukitan curam yang menempati regional yang bekerja di sekitarnya.
satuan batuan andesit yang berumur Pola struktur yang berkembang terdiri dari
Tersier - Miosen Awal, dan Morfologi 2 pola struktur, yaitu;
Perbukitan bergelombang menempati 1) Arah barat daya – timur laut dan Arah
satuan Basalt (theoleitic basalt), dan Diorit Baratlaut-Tenggara yang membentuk
yang berumur Tersier - Miosen akhir serta sesar normal.
Morfologi Perbukitan Landai menempatai 2) Daerah penyelidikan diperkirakan
satuan batuan sedimen batugamping dan dibentuk oleh sistem panas bumi, yaitu;
Basalt yang berumur miosen Awal - Sistem panas bumi Pencong dengan
Ologosen. proses tektonik yang memunculkan sesar
Batuan tertua di daerah Pencong normal
adalah batuan sedimen yaitu satuan 3) Total energi panas yang hilang (heat
batupasir (Tmp) dan batugamping (Tmg) loss) di daerah penyelidikan adalah
yang termasuk Formasi Camba (Tmc) didaerah Pencong sebesar 63,06 kWth.
berumur Miosen- Tengah sampai Miosen 4) Temperatur bawah permukaan yang
akhir, yang tersingkap bagian selatan dari diperkirakan berhubungan dengan
penyelidikan. Kemudian Formasi Camba reservoir panas bumi daerah Pencong
ini termasuk batuan sedimen laut yang adalah 120 oC.
beselingan batuan gunungapi, batupasir 5) Potensi panas bumi spekulatif daerah
tufaan batupasir dan batugamping, lava Pencong adalah sebesar 5 MWe.
yang berkomposisi andesit dan basalt
serta diorit yang berumur Miosen Tengah UCAPAN TERIMAKASIH
samapai Miosen akhir. Terima kasih penulis ucapkan
kepada Kapala Subbidang Ekplorasi
KESIMPULAN Panas Bumi, kepada pimpinan Istitusi
Sistem panas bumi di daerah Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan
penyelidikan dibangun oleh batuan Panas Bumi, Badan Geologi, dan kepada
Gunungapi, sedimen, beku vulkanik dan semua pihak yang mendukung proses
batuan beku. Sistem panas bumi daerah penulisan ini, atas akses data yang
ini berasosiasi dengan intrusi batuan beku diperlukan serta saran-saran dan
koreksinya.

238 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA.
Arif Munandar., dkk. (2007), dalam Survei Panas Bumi Terpadu (Geologi, Geokimia, dan
Geofisika) Daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Badan Geologi, 2016. Peta Potensi Panas Bumi Indonesia. Badan Geologi - Pusat Sumber
Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Bemmelen, R.W. Van. 1949.The Geology of Indonesia.
BPS Kabupaten Gowa, 2016, Kabupaten Gowa Dalam Angka 2016, BPS Kabupaten Gowa.
Giggenbach, W.F.,1988. Geothermal Solute Equilibria.Derivation of Na-Mg-Ca Geoindicator.
Kementerian Kehutanan, 2015, Peta Tata Guna Lahan, Jakarta.
Kooten, Gerald. K van, (1987), Geothermal Exploration Using Surface Mercury
Geochemestry, Journal of Volcanology and Geothermal Research.
Rab Sukamto, Rab.dan Supriatna, Sam. 1982, Peta Geologi Lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai, Sulawesi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Standar Nasional SNI 13-6482-2000. Angka Parameter Dalam Estimasi Potensi Energi
Panas Bumi. Badan Standarisasi Nasional.
Wibowo, A. E. A., Nanlohi, F., Bakrun. 2007. Survey Panas Bumi Terpadu (Geologi,
Geokimia, dan Geofisika) Daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai, Provinsi
Sulawesi Selatan. Pusat Sumber Daya Geologi.
Wohletz, K. and Heiken, G, 1992. Volcanology and Geothermal Energy: Berkeley, University
of California Press.
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”, John
Willey & Sons, New York.
Sumintadireja P., 2005. Vulkanologi dan Geotermal, Teknik Geologi, Institut Teknologi
Bandung.
Standar Nasional SNI 13-6171-1999, Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, Badan
Standarisasi Nasiona.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 239
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI SURIAN, KABUPATEN SOLOK,


PROVINSI SUMATERA BARAT

Moch. Budiraharja, Edi Purwoto, dan Winda Nirmala


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar normal yang
berarah relatif baratlaut-tenggara dan sesar lainnya berarah baratdaya-timurlaut.
Pemunculan manifestasi mata air panas, di bawah lereng akibat longsoran dengan
temperatur 40,8°C. Sumber panas (heat sources) diperkirakan berkaitan dengan adanya
struktur normal dan tubuh intrusi yang muncul pada batuan granodiorit di permukaan, di
mana tubuh tersebut berperan sebagai sumber panas yang memanasi air bawah permukaan
yang kemudian naik melalui celah-celah dan rekahan akibat kegiatan tektonik dan
terperangkap dalam reservoir panas bumi.
Pengukuran temperatur dasar lubang memperlihatkan temperatur berkisar antara
20,90°C hingga 33,26°C, dengan luas daerah anomali mencapai ± 3,30 km2.
Nilai gradien termal permukaan yang terukur berkisar antara 0,02 hingga 2,66°C/m
dengan total luas zona anomali adalah ± 1,20 km2. Nilai aliran panas (heat flow) permukaan
daerah survei berkisar antara 0,04 hingga 7,13 W/m2 dengan total luas zona anomali adalah
±1,03 km2. Luas daerah anomali hasil kompilasi anomali temperatur dasar lubang, anomali
gradien termal, dan anomali aliran panas adalah ±3,25 km2.
Zona anomali berada di sebelah barat laut-utara dan timur dari daerah lokasi
penyelidikan di mana batuannya didominasi oleh batuan vulkanik berupa batuan lava andesit
dan granodiorit yang telah mengalami kegiatan tektonik dalam jangka waktu yang panjang
antara Pra Tersier hingga Kuarter sehingga terjadi fracturing/rekahan-rekahan yang intensif
yang memungkinkan fluida bersarang pada formasi batuan tersebut.

Kata kunci: struktur, manifestasi, sumber panas, intrusi, gradient, kompilasi, aliran panas,
anomali, fracturing.

PENDAHULUAN Solok, Provinsi Sumatera Barat, terletak


Secara administratif daerah panas pada koordinat geografis antara 01o 20’
bumi Surian termasuk dalam wilayah 27” dan 01o 20’ 39” Lintang Selatan dan
Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten 100o 25’ 00” dan 100o 33’ 43” Bujur Timur

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 241
Buku 1: Bidang Energi

atau 702000 -715400 mU dan 9856000 – struktur serta semua parameter geologi
9868000 mT memiliki luas wilayah daerah yang berperan dalam pembentukan
sekitar 12 x 10 km2 (Gambar 1). sistem panas bumi dengan tujuan untuk
Maksud survei aliran panas di mengetahui dan memastikan sebaran
daerah panas bumi Surian ini adalah aliran panas secara vertikal dan horizontal
untuk memetakan aliran panas secara dengan membandingkan karakteristik
vertikal dan horizontal dengan melakukan batuan dan fluida dalam sistem panas
kajian morfologi, satuan batuan, pola bumi.

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survei

242 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

LANDASAN TEORI perlipatan) akan membentuk rekahan-


Suatu sistem panas bumi rekahan (fractures) sebagai permeabilitas
(hidrotermal) terdiri dari beberapa batuan reservoir. Aliran fluida panas
parameter geologi, yaitu sumber panas, muncul ke permukaan melalui suatu
zona reservoir, zona penudung, saluran yang dapat berupa struktur
struktur/patahan, sumber fluida dan siklus geologi atau bidang perlapisan batuan,
hidrologi. Sumber panas yang dimaksud membentuk manifestasi panas bumi
adalah massa panas pada aliran fluida seperti mata air panas, solfatara, dan
panas atau pembawa panas ke fumarola, serta batuan ubahan hasil
permukaan yang akan berinteraksi interaksi antara fluida panas dengan
dengan sistem air tanah bawah batuan di sekitarnya.
permukaan dan terperangkap dalam zona
reservoir yang permeabel. Pada umumnya SURVEI TERDAHULU
massa panas berbentuk aliran konduksi Dari hasil penyelidikan terdahulu
atau konveksi yang berhubungan dengan litologi daerah Surian terdiri dari batuan
kontak sentuh hasil kegiatan vulkanisme. sedimen, gunungapi, metamorf, batuan
Perangkap fluida panas pada umumnya beku, batuan ultrabasa dan endapan
berupa lapisan batuan yang karena permukaan. Batuan-batuan penyusun
pengaruh tektonik atau perubahan gaya tersebut terbentuk mulai jaman Perm
gerak struktur geologi (sesar dan sampai sekarang (Gambar 2).

KOLOM STRATIGRAFI

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Surian (Ernowo dkk, 2011)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 243
Buku 1: Bidang Energi

Batuan tertua adalah Formasi Sesar mendatar merupakan sesar yang


Barisan (Pb) dan anggota batugamping membentuk hulu aliran Sungai Batanghari
Formasi Barisan (Pbl) yang diendapkan dengan arah umum baratdaya-tenggara.
pada jaman Perm. Sesar normal membentuk lereng-lereng
Pada jaman Jura - Kapur terjal (gawir) pada daerah sekitarnya
diendapkan Formasi Siguntur (Ps) yang (Gambar 3).
tersusun oleh kuarsit pejal sedikit terubah,
serpih, batulanau dan anggota METODOLOGI
batugamping Formasi Siguntur (Jsl). Secara garis besar metode survei
Pada jaman Kapur terbentuk aliran panas dangkal terdiri dari study
batuan ultrabasa (Kub) yang diikuti literatur, pengeboran lubang dengan
terobosan-terobosan batuan granit (Kgr) kedalaman antara 5 – 10 m, pengambilan
dan diorit (Dio). Pada jaman Tersier kala sample batuan/tanah, pengukuran
Miosen diendapkan batuan sedimen temperatur dasar lubang dengan
Formasi Ombilin (Tmo) yang tersusun oleh menggunakan thermometer digital,
batulempung pasiran, batupasir tufan, pengukuran konduktivitas batuan/tanah
batupasir kuarsa, batupasir glokonitan, dan pembuatan peta sebaran temperatur
batulempung napalan dan konglomerat dasar lubang, peta sebaran gradien
dengan komposisi andesitan yang diikuti temperatur permukaan dan peta sebaran
terobosan batuan granodiorit (Tgdr). aliran panas permukaan.
Batuan gunungapi kuarter terdiri
dari batuan gunungapi asam yang tak HASIL SURVEI
terpisahkan (Qou), batuan gunungapi Pengeboran dilakukan dengan
yang tak terpisahkan (Qyu), lava (Qol) dan menggunakan mesin bor portabel dan
batuan gunungapi andesit-basal (Qv). hand auger sebanyak 54 lubang bor
Selanjutnya terbentuk endapan dengan kedalaman antara 5-10 meter
permukaan hasil erosi pada dataran banjir berdiameter 2½”. Penyebaran lubang bor
sungai (Qa). terlihat pada (Gambar 4).
Struktur geologi yang berkembang
di daerah Surian berdasarkan analisis
hillshade DEM (Ernowo dkk, 2011)
berupa sesar normal dan sesar mendatar.

244 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Struktur Geologi Daerah Panas Bumi Surian berdasarkan Analisis Hillshade
DEM (Ernowo dkk, 2011)

Gambar 4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Aliran Panas daerah Panas Bumi Surian

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 245
Buku 1: Bidang Energi

Dari hasil pengukuran, diketahui berkisar antara 0,02 hingga 2,66oC/m


temperatur dasar lubang berkisar antara dengan rata–rata 0,27oC/m.
20,90oC hingga 33,26oC dengan nilai rata- Nilai aliran panas (heat flow)
rata 24,90oC. berkisar antara 0,03 hingga 4,31 W/m2,
Hasil pengukuran nilai dengan rata-rata 0,42 W/m2.
konduktivitas panas (k) menunjukkan
bahwa rata-rata nilai konduktivitas adalah Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor
1,57 W/m.K dengan kisaran nilai antara Penghitungan statistik terhadap
1,12 hingga 3,54 W/m.K. Pada umumnya temperatur dasar lubang dengan
nilai konduktivitas batuan akan semakin menggunakan grafik probabilitas diperoleh
tinggi pada batuan yang masih segar nilai ambang sebesar 26,87 oC, sehingga
kondisinya selain itu batuan yang temperatur yang mempunyai nilai lebih
mengandung mineral mafik tinggi (basa tinggi dari nilai ambang tersebut adalah
dan ultrabasa) umumnya mempunyai nilai temperatur anomali. Penyebaran zona
k lebih tinggi dari pada batuan anomali temperatur terpusat di sekitar
berkomposisi asam, hal ini karena manifestasi air panas dan di timurlaut
kandungan mineral mafik yang tersusun manifestasi. Luas daerah anomali
oleh unsur logam magnesium (Mg) dan temperatur dasar lubang bor mencapai ±
besi (Fe). Nilai gradien termal yang terukur 3,30 km2 (garis putus-putus merah
Gambar 5).

Gambar 5. Peta Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor Daerah Panas Bumi Surian

246 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Sebaran Gradien Temperatur Sebaran Aliran Panas Permukaan


Permukaan Zona anomali aliran panas terpusat
Nilai gradien temperatur di sekitar manifestasi mata air panas
permukaan yang terukur berkisar antara Surian dan di bagian timur daerah
0,02 hingga 2,66oC/m dengan rata – rata penyelidikan. Zona ini berasosiasi dengan
0,27 C/m.
o
Penyebaran zona anomali lingkungan geologi batuan vulkanik dan
terdapat di daerah manifestasi air panas batuan sedimen sedangkan sekitar mata
Surian dan sedikit arah tenggara di mana air panas Surian berasosiasi dengan
daerah tersebut hampir keseluruhannya lingkungan geologi batuan lava dan
didominasi oleh batuan vulkanik yaitu lava batuan granodiorit.
basal dan granodiorit. Dengan mengambil Nilai aliran panas (heat flow)
nilai latar 0,67oC/m didapatkan luas zona berkisar antara 0,03 hingga 4,31 W/m2,
anomali gradien temperatur permukaan di dengan rata-rata 0,42 W/m2. Dengan
daerah survei ± 1,20 km2, mencapai ± menggunakan nilai latar 1,10 W/m2 luas
3,95 km2 (garis merah putus-putus pada zona anomali aliran panas mencapai 1,03
Gambar 6). km2 (garis merah putus-putus pada
Gambar 7).

Gambar 6. Peta Sebaran Gradient Temperatur Daerah Panas Surian

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 247
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Peta Sebaran Aliran Panas Permukaan Daerah Panas Bumi Way Selabung

PEMBAHASAN rekahan-rekahan intensif yang


Hasil pengukuran temperatur dasar memungkinkan fluida untuk bersarang
sumur, gradien temperatur permukaan pada formasi batuan tersebut. Di samping
dan aliran panas permukaan di daerah itu batuan granit dan granodiorit
survei menunjukkan bahwa seluruh zona berpermeabilitas tinggi sehingga
anomali berada di sekitar pemunculan memungkinkan air meteorik melakukan
mata air panas Surian yang lingkungan penetrasi melalui zona struktur sesar.
geologinya berada pada batuan batuan
lava andesit dan garodiorit KESIMPULAN
Distribusi aliran panas Dari hasil survei aliran panas
menunjukkan nilai yang dianggap anomali permukaan diperoleh beberapa
muncul di sekitar air panas. Pola anomali kesimpulan sebagai berikut :
membentuk pola melingkar dan terbentuk • Pengukuran temperatur dasar lubang
juga di luar area manifestasi air panas ke memperlihatkan temperatur berkisar
timur dengan nilai aliran panas < 4,31 antara 20,90oC hingga 33,26oC dengan
W/m2. nilai rata-rata 24,90oC.
Batuan lava dan granit yang telah • Nilai gradien termal permukaan yang
mengalami kegiatan tektonik dalam jangka terukur berkisar antara 1,12 W/m.K
waktu yang panjang (antara Oligo - hingga 3,54 W/m.K dengan rata-rata
Miosen) sehingga terjadi fracturing/ 1,57 W/m.K.

248 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

• Nilai aliran panas (heat flow) daerah tersebut dikarenakan


permukaan daerah survei berkisar pengambilan contoh dan pengukuran
antara 0,03 hingga 4,31 W/m2, dengan temperatur hanya dilakukan pada
rata-rata 0,42 W/m2. kedalaman 5 – 10 meter.
• Meskipun terdapat konsistensi zona
anomali hasil pengukuran temperatur UCAPAN TERIMA KASIH
dasar lubang, gradien termal dan aliran Ucapan terima kasih kami
panas kesemuanya terkonsentrasi di sampaikan kepada semua pihak yang
sekitar pemunculan manifestasi air telah membantu serta memberi
panas Surian, namun hal ini tidak dapat kemudahan dalam mengakses data yang
memberikan gambaran secara pasti diperlukan dalam pembuatan tulisan ini.
mengenai area prospek panas bumi di

DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey
& Sons, New York.
Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na – K - Mg – Ca Geo
Indicators, Geochemica Acta 52, 2749 – 2765.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal System, Academic Press, Inc.
Orlando.
Stuwe, K. (2007), Geodinamics of The Lithosphere, 2th edition, Springer Berlin.
Tim Pengembangan Metode Termal (1997), Pengukuran Aliran Panas Daerah Guci- Jawa
Tengah, PPPTMGB “LEMIGAS”.
Tim Survei MT (2011), Survei Magnetotellurik Daerah Panas Bumi Way Selabung,
Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2011), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Lainea,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2011), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Kampala,
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Bittuang,
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Suwawa,
Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Lompio-Tambu,
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Pusat Sumber Daya Geologi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 249
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI GUNUNG SAGO


KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

Edi Purwoto, Prisca Ayu Wastuwidyarani, dan M. Budiraharja


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif lokasi penyelidikan aliran panas Gunung Sago termasuk ke
dalam Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat Sistem panas bumi Gunung Sago
berada di lingkungan dominan batuan Vulkanik.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar normal yang
berarah relatif baratlaut-tenggara sesar lainnya berarah baratdaya - timurlaut. Tidak
ditemukan pemunculan manifestasi pada daerah penyelidikan Gunung Sago. Sumber panas
(heat sources) diperkirakan berkaitan dengan sisi aktivitas vulkanisme pembentukan Gunung
Sago. Keberadaan anomali panas di daerah ini berdasarkan hasil analisis citra landsat.
Dari hasil survei aliran panas di daerah panas bumi Gunung Sago temperatur dasar
lubang berkisar antara 19,96°C hingga 33,07°C, dengan luas daerah anomali mencapai ±
4,56 km2. Sebaran nilai gradien temperatur permukaan berkisar antara 0,01 hingga 0,34°C/m
dengan total luas zona anomali adalah ± 2,15 km2. Sebaran nilai aliran panas (heat flow)
berkisar antara 0,01 hingga 0,35 W/m2 dengan total luas zona anomali adalah ± 1,48 km2.
Hasil kompilasi dari anomali gradien termal, anomali temperatur dasar lubang,
anomali aliran panas menunjukkan luas anomali ± 6 Km2.

Kata kunci: struktur, manifestasi, sumber panas, intrusi, gradient, kompilasi, aliran panas,
anomali.

PENDAHULUAN Selatan dan 100° 37’ 31” – 100° 44’ 03”


Daerah penyelidikan masuk ke Bujur Timur dengan luas area
dalam 2 wilayah kabupaten, sebagian penyelidikan sekitar 12x10 km
masuk wilayah Kabupaten Lima Puluh (Gambar 1).
Kota, Provinsi Sumatera Barat dan Maksud penyelidikan aliran panas
sebagian di wilayah selatan masuk ke ini adalah melakukan identifikasi sebaran
dalam Kabupaten Tanah Datar, Provinsi panas dan aliran panas secara vertikal
Sumatera Barat. Secara geografis terletak maupun horizontal di daerah panas bumi
antara 0° 17’ 50,6” – 0° 23’ 14,5” Lintang Gunung Sago. Penyelidikan ini bertujuan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 251
Buku 1: Bidang Energi

untuk mengetahui dan memastikan Pada umumnya massa panas


sebaran aliran panas dengan berbentuk aliran konduksi atau konveksi
membandingkan karakteristik batuan dan yang berhubungan dengan kontak sentuh
fluida dalam sistem panas bumi daerah hasil kegiatan vulkanisme. Perangkap
Gunung Sago. fluida panas pada umumnya berupa
lapisan batuan yang karena pengaruh
LANDASAN TEORI tektonik atau perubahan gaya gerak
Suatu sistem panas bumi struktur geologi (sesar dan perlipatan)
(hidrotermal) terdiri dari beberapa akan membentuk rekahan-rekahan
parameter geologi, yaitu sumber panas, (fractures) sebagai permeabilitas batuan
zona reservoir, zona penudung, reservoir. Aliran fluida panas muncul ke
struktur/patahan, sumber fluida dan siklus permukaan melalui suatu saluran yang
hidrologi. Sumber panas yang dimaksud dapat berupa struktur geologi atau bidang
adalah massa panas pada aliran fluida perlapisan batuan, membentuk
panas atau pembawa panas ke manifestasi panas bumi seperti mata air
permukaan yang akan berinteraksi dengan panas, solfatara, dan fumarola, serta
sistem air tanah bawah permukaan dan batuan ubahan hasil interaksi antara fluida
terperangkap dalam zona reservoir yang panas dengan batuan di sekitarnya.
permeabel.

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survei

252 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DATA GEOSAINS Sesar Semangko yang mempunyai arah


Dari hasil penyelidikan terdahulu, Baratlaut tenggara, sesar ini memotong
stratigrafi di daerah penyelidikan (Gambar batuan Anggota Filit dan Serpih Formasi
2) dapat dikelompokkan ke dalam 6 Kuantan, dan batuan vulkanik (Silitonga
satuan batuan, urutan dari yang paling tua P.H., dan Kastowo, 1995).
ke yang muda adalah Formasi Kuantan Salah satu pendekatan yang
anggota batugamping yang berumur digunakan untuk menentukan lokasi
Permian-Karbon, Formasi Kuantan penyelidikan adalah melalui metode
anggota filit dan serpih yang berumur penginderaan jauh. Pada penyelidikan
Permian-Karbon, Satuan Batuan Filit aliran panas daerah penyelidikan
batupasir meta (kuarsit) batulanau meta, digunakan teknik brightness temperature
Satuan Batuan Granodiorit yang berumur untuk mendapatkan perkiraan temperatur
Trias, Satuan Batuan Andesit Gunung permukaan. Analisis dilakukan dengan
Malintang yang berumur Kuarter, Satuan menggunakan citra Landsat-7 pada Band
batuan Tuf batuapung yang berumur 6 atau saluran Thermal Infra Red.
Kuarter (Silitonga P.H., dan Kastowo, Berdasarkan analisis tersebut (Gambar 3)
1995). terdapat beberapa titik anomali temperatur
Struktur yang terdapat di wilayah di puncak Guunung Sago yang menjadi
ini berupa sesar, patahan dan perlipatan. acuan dalam penentuan target utama
Sesar utama merupakan bagian dari survei aliran panas.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Panas Bumi Gunung Sago


(Modifikasi dari Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera, 1995)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 253
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta Estimasi Suhu Permukaan (Analisis dari Citra Landsat-7 dengan
Metode‘Brightness Temperature’)

METODOLOGI menggunakan hand auger dan mesin bor


Secara garis besar metode survei Hydril Tasco, dari hasil survei diperoleh
aliran panas dangkal terdiri dari studi jumlah lubang sebanyak 41 lubang bor
literatur, pengeboran lubang dengan yang mempunyai kedalaman rata-rata
kedalaman antara 5 – 10 m, pengambilan antara 5 s.d. 7 meter dengan diameter
conto batuan/tanah, pengukuran lubang berukuran 2 ½”. Penyebaran
temperatur dasar lubang dengan lubang bor terlihat pada (Gambar 4).
menggunakan termometer digital, Hasil pengukuran nilai
pengukuran konduktivitas batuan/tanah konduktivitas panas (k) menunjukkan
dan pembuatan peta sebaran temperatur bahwa rata-rata nilai konduktivitas adalah
dasar lubang, peta sebaran gradien 2,13 W/m.K dengan kisaran nilai antara
temperatur permukaan dan peta sebaran 1,20 hingga 2,93 W/m.K. Pada umumnya
aliran panas permukaan. nilai konduktivitas batuan akan semakin
tinggi pada batuan yang masih segar
HASIL SURVEI kondisinya.
Proses pengeboran dalam
penyelidikan aliran panas ini

254 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Aliran Panas daerah Panas Bumi Gunung Sago

Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor didaerah bagian tengah penyelidikan.


Dari hasil pengukuran, diketahui Daerah tersebut terdapat batuan
temperatur dasar lubang berkisar antara pelapukan dari lava dan batuan Andesit
19,96°C hingga 33,07°C dengan nilai rata- serta sedikit mengenai batuan lempung
rata 25,45°C. Distribusi temperatur dasar yang arah utara. Luas areal daerah
lubang di daerah penyelidikan terlihat anomali temperatur dasar lubang bor
pada (gambar 5). Hasil perhitungan secara keseluruhan mencapai ± 4,56 km2.
statistik dengan menggunakan grafik
probabilitas diperoleh nilai ambang atau Sebaran Gradien Temperatur
background sebesar 28,68 C, dengan nilai
o
Permukaan
treshold sekitar 31,91°C, sehingga Nilai gradien temperatur yang
temperatur yang mempunyai nilai lebih terukur berkisar antara 0,01 hingga
tinggi dari 28,68oC adalah temperatur 0,34oC/m dengan rata – rata 0,10oC/m.
anomali (garis putus-putus merah). Distribusi nilai landaian suhu permukaan
Pada gambar 5 terlihat bahwa di daerah penyelidikan terlihat pada
penyebaran zona anomali temperatur gambar 6, dengan menggunakan metode
lebih dari 28,68oC berada pada lokasi di grafik probabilitas didapatkan nilai latar
sekitar arah keselatan tenggara menuju atau background sebesar 0,19oC/m, Nilai
desa Balaitengah dan sebagian ada sepot threshold 0,28°C, maka daerah yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 255
Buku 1: Bidang Energi

mempunyai nilai di atas 0,19°C/m nilai 0,27oC/m. Luas zona anomali gradien
gradien termal tersebut merupakan daerah temperatur di daerah penyelidikan dengan
anomali. Nilai gradien temperatur mengambil nilai latar 0,19oC/m dari hasil
permukaan yang terukur berkisar antara hitungan maka mencapai ± 2,15 km2 (garis
0,02 hingga 2,66oC/m dengan rata – rata merah putus-putus pada gambar 6).

Gambar 5. Peta Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor Daerah Panas Bumi Gunung Sago

Gambar 6. Peta Sebaran Gradien Temperatur Daerah Panas Bumi Gunung Sago

256 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Sebaran Aliran Panas Permukaan sekitar bawah dataran Gunung Sago dan
Peta distribusi nilai aliran panas sebagian berada diluar bagian selatan
(heat flow) di lokasi penyelidikan terlihat tenggara daerah penyelidikan. Zona ini
pada gambar 7. Dengan menggunakan berasosiasi dengan lingkungan geologi
metode grafik probabilitas didapat nilai batuan vulkanik dan batuan Dasit, breksi
0,18 W/m 2
sebagai nilai latar andesit dan basal serta aglomerat
(background), Nilai treshold 0,26 W/m2 sedangkan sekitar Gunung Sago
maka daerah yang mempunyai nilai aliran berasosiasi dengan lingkungan geologi
panas lebih dari 0,18 W/m2 termasuk batuan lava dan batuan Andesit dan
daerah anomali. Nilai aliran panas (heat basalt.
flow) berkisar antara 0,01 hingga 0,35 Total luas zona anomali aliran
W/m2, dengan rata-rata 0,10 W/m2. panas (heat flow) di daerah penyelidikan
Gambar 7 memperlihatkan bahwa zona dengan mengambil nilai latar 0,18oW/m
anomali aliran panas permukaan muncul mencapai ± 1,48 km2 (garis merah putus-
di daerah penyelidikan yang berada di putus pada Gambar 7).

Gambar 7. Peta Sebaran Aliran Panas Permukaan Daerah Panas Bumi Gunung Sago

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 257
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Peta kompilasi aliran panas daerah Gunung Sago, Kabupaten Tanah Datar,
Provinsi Sumatera Barat

PEMBAHASAN yang berarah barat laut- tenggara, dimana


Pola sebaran aliran panas di lapisan batuan mengalami suatu
daerah penyelidikan tersebar di wilayah pelapukan. Tidak ada tanda tanda adanya
sekitar Gunung Sago dengan luas 12 x batuan alterasi, hanya ada tubuh intrusi
10 km .
2
Distribusi aliran panas batuan vulkanik yang muncul di
menunjukkan nilai yang dianggap anomali permukaan yaitu batuan andesit yang
muncul di bawah dataran sekitar Gunung berumur kuarter.
Sago dan sedikit dibagian luar Gunung Terbentuknya sejumlah struktur
Sago tepatnya di bagian selatan tenggara, sesar yang minor ternyata diikuti oleh
yaitu di Jorong Bukit, desa Alur tengah, aktifitas magmatik yang menghasilkan
Kecamatan Litau. Anomali yang muncul di tubuh-tubuh intrusi batuan beku. Tidak
daerah penyelidikan berada di lingkungan adanya manifestasi di permukaan sekitar
dengan sebaran batuan lava andesit dan Gunung Sago diperkirakan terjadi karena
basalt. Anomali ini diperkirakan terjadi tertimbun longsoran batuan vulkanik yaitu
karena adanya struktur minor batuan endapan lahar lava.

258 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN • Hasil kompilasi dari beberapa zona


Dari hasil survei aliran panas permukaan anomali yaitu, anomali gradien
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai temperatur, anomali temperatur dasar
berikut : lubang, anomali aliran panas,
• Pengukuran temperatur dasar lubang menunjukkan zona tersebut berada di
memperlihatkan temperatur berkisar bagian tengah dan selatan - tengara
antara 19,96°C hingga 33,07°C dengan Gunung Sago.
nilai rata-rata 25,45°C.
• Nilai gradien termal permukaan yang UCAPAN TERIMA KASIH
terukur berkisar antara 0,01 hingga Ucapan terima kasih kami
0,34oC/m dengan rata – rata 0,10oC/m. sampaikan kepada semua pihak yang
• Nilai aliran panas (heat flow) telah membantu serta memberi
permukaan daerah survei berkisar kemudahan dalam mengakses data yang
antara 0,01 hingga 0,35 W/m2, dengan diperlukan dalam pembuatan tulisan ini.
rata-rata 0,10 W/m2.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N 1972, Inventarisasi dan Penyelidikan Pendahuluan Gejala Panas Bumi di Daerah
Sumatera Barat, Bagian Proyek Survei Energi Geothermal, Dinas Vulkanologi,
Direktorat Geologi, Bandung.
Bemmelen, van R.W, 1949, “The Geology of Indonesia”, Vol. IA, The Hague, Netherland.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar, 2015, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi
Sumatera Barat.
Kastowo, dkk. (1995), Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera. Direktorat Geologi.
Silitonga P.H., dan Kastowo, (1995), Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera. Direktorat
Geologi.
Tim Terpadu (2013), Survei Terpadu Panas Bumi daerah Talago Biru, Kabupaten Tanah
Datar, Provinsi Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Identifiksi Galodo (2014) Gunung Sago Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera
Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Barat.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 259
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA PANAS BUMI


DAERAH NAGE, KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Sukaesih, Dedi Kusnadi, Asep Sugianto, dan Dudi Hermawan


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Panas bumi Daerah Nage secara administratif berada di Kabupaten Ngada, Provinsi
Nusa Tenggara Timur, berada pada lingkungan geologi vulkanik berumur Tersier-Kuarter.
Daerah ini terbagi lima periode vulkanisme, yaitu vulkanisme Tua berumur Tersier,
vulkanisme Pra-Kaldera, vulkanisme Post-Kaldera, vulkanisme Cynder Cone, dan
vulkanisme Gunung Inerie. Struktur geologi berupa struktur rim kaldera collapse, rim kawah,
dan struktur sesar berarah baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara dan utara-selatan yang
mengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di permukaan.
Karakteristik manifestasi panas bumi berupa mataair panas dengan temperatur
antara 35°C hingga 80°C, ber-pH asam, kecuali Mataair panas Keli dan Bena dan bertipe
sulfat-klorida. Fumarola di Wolo Puti bertemperatur 98°C. Geotermometer menunjukkan
temperatur resrvoir sebesar 230°C.
Pemodelan gaya berat menunjukkan sebaran densitas sedang (<2,55 gr/cm3)
berbentuk ellips berarah baratlaut-tenggara di sekitar mata air panas Nage dan Keli diduga
sebagai zona amblasan yang memiliki permeabilitas tinggi berasosiasi dengan dengan
aktivitas vulkanik post kaldera. Hasil permodelan AMT 2D menunjukkan adanya lapisan
konduktif (<20 Ohm.m) dari dekat permukaan hingga kedalam 500 m, di sekitar mata air
panas Nage dan Keli yang berasosiasi dengan mineral ubahan,diinterpretasikan sebagai
lapisan penudung. Di bawah lapisan konduktif tersebut, terdapat nilai tahanan jenis sedang
(20-100 ohm.m) yang ditafsirkan sebagai batuan bertemperatur tinggi hingga kedalaman 600
m diduga sebagai zona reservoir panas bumi Daerah Nage.
Beradasarkan penyelidikan panas bumi dengan metode gabungan geologi, geokimia
dan geofisika, diperoleh area prospek panas bumi yang berada di sekitar Mataair Panas
Nage dan Keli dengan luas sekitar 7,5 km2. Estimasi potensi energi panas bumi di Daerah
Nage sekitar 30 MWe (kelas sumber daya hipotetis).

Kata kunci: Kab. Ngada, Panas Bumi, Daerah Prospek, Potensi Panas Bumi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 261
Buku 1: Bidang Energi

PENDAHULUAN literatur, penyelidikan lapangan


Secara geografis, lokasi (penyebaran manifestasi panas bumi,
penyelidikan terletak pada posisi 8°49’ - morfologi, satuan batuan, struktur geologi
8°57’ Lintang Selatan dan 120°55’ - dan pengukuran heat loss), pengolahan
121°02’ Bujur Timur atau pada koordinat data dan analisis laboratorium.
271.700 - 285.028 mT dan 9.009.379 – Metode geokimia meliputi
9.026.580 mS (UTM WGS 84, zona 51 S penyelidikan terhadap karakteristik kimia
(Gambar 1). dari jenis manifestasi panas bumi,
Penyelidikan ini dimaksudkan konsentrasi senyawa kimia terlarut dan
untuk mengetahui sistem panas bumi terabsorpsi dalam fluida panas yang
yang berhubungan dengan munculnya terkandung dalam conto air, dan sebaran
manifestasi dan memperoleh data anomali horizontal merkuri (Hg) pada
keprospekan panas bumi di daerah Nage tanah dan udara tanah (CO2) pada
dan sekitarnya. kedalaman satu meter.
Metode geofisika meliputi
METODE PENYELIDIKAN pengukuran gaya berat (di titik ukur,
Metode survei terpadu pengolahan data, pengambilan conto
menggunakan metode geologi, geokimia batuan dan pemodelan) dan
dan geofisika. Metode geologi terdapat menggunakan metode audio
beberapa tahapan kegiatan, yaitu studi magnetotelluric (AMT).

Gambar 1. Lokasi daerah penyelidikan

262 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN Wolo Piu, Satuan Vulkanik Bena, Satuan


Geologi Vulkanik Wolo Nawa, Satuan
Morfologi daerah Nage dan VulkanikWolo Hoboliba, Satuan Vulkanik
sekitarnya terbagi menjadi 7 satuan, yaitu Wolo Kapa, Satuan Vulkanik Wolo Bobo,
: Satuan Puncak Gunungapi Inie Rie, Satuan Vulkanik Gunungapi Inie Rie dan
Satuan Tubuh Gunungapi Inie Rie, satuan endapan aluvium.
Satuan Kaki Gunungapi Inie Rie, Satuan Struktur geologi yang teramati di
Cinder Cone, Satuan Kaldera, Satuan lapangan berupa: Rim Kaldera
Vulkanik Semu, Satuan Kaki Atagae. berdiameter sekitar 6 km, Rim Kawah,
Stratigrafi daerah Nage dan terdapat 22 rim, 18 rim kawah cinder cone,
sekitarnya disusun berdasarkan hubungan 4 rim berupa kawah tua, dan Struktur
relatif antara masing-masing batuan sesar, terdiri dari sesar normal berarah
produk vulkanik dan dipisahkan utara-selatan, baratlaut-tenggara dan
berdasarkan pusat erupsinya, terbagi baratdaya-timurlaut, dan sesar obliq
menjadi 22 satuan batuan vulkanik dari (sisnistral) berarah baratlaut-tenggara
tua ke muda yaitu satuan Vulkanik Wolo dikaki sebelah timur G. Inie Rie.
Kenowe, satuan Vulkanik Wolo Atagae, Sebaran batuan dan struktur
Satuan Vulkanik Wolo Deru, Satuan geologi daerah penyelidikan terdapat
Vulkanik Wolo Batulaba, Satuan Vulkanik dalam Gambar 2.

Gambar 2. Peta geologi Daerah Panas Bumi Nage, Ngada, NTT.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 263
Buku 1: Bidang Energi

Manifestasi Panas Bumi Nage 1, Nage 2, dan Keli 2, bertipe sulfat-


Manifestasi panas bumi di Daerah klorida (indikasi air vulkanik), Air Panas
Nage dan sekitarnya berupa mataair Keli 1, Borani, Boba dan Air dingin Wae
panas, mataair hangat, mataair dingin, Puti bertipe air sulfat (indikasi steam
dan fumarol (Tabel 1): heated water), sedangkan Air Hangat
Berdasarkan asosiasi dan Bena, bertipe air bikarbonat (indikasi
keterdapatan mineral ubahan di daerah tercampur air permukaan lebih dominan
penyelidikan terbagi menjadi 4 zona dari pada air yang berasal dari fluida
alterasi, yaitu Zona Alterasi Argilik lanjut panas).
(Grup Kaolin), Zona Alterasi Argilik Lanjut Pada diagram segitiga Na-K-Mg
(Grup Silika), Zona Alterasi Argilik Lanjut (Gambar 4), semua air panas terletak
(Grup Al-K) dan Zona Alterasi Subpropilitik pada zona immature water (indikasi
(Grup Zeolit). tercampur air permukaan lebih dominan
Geokimia dari pada air fluida panas).
Berdasarkan diagram segitiga Cl-
SO4-HCO3, (Gambar 3) sampel Air Panas

Tabel 1. Manifestasi panas bumi daerah Nage

264 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Diagram segitiga tipe air panas daerah panas bumi Nage

Gambar 4. Diagram segitiga tipe air panas daerah panas bumi Nage

Pada diagram segitiga Cl, Li, B pemunculan Mataair Panas Nage dan
(Gambar 5), posisi mataair panas berada sekitarnya berada di lingkungan vulkanik
pada zona pojok tengah diagram segitiga yang diimbangi oleh pencampuran dengan
yang menunjukkan bahwa keterdapatan sedimen, terutama letak Air Panas Boba

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 265
Buku 1: Bidang Energi

yang ada di pojok boron sebagai indikasi pengaruh sedimennya lebih dominan.
Pada Gambar 6, semua sampel air panas, elevasi yang berbeda, tetapi posisi isotop
air hangat, dan air dingin di daerah Nage hampir berimpit pada titik yang sama
dan sekitarnya (Air Panas Nage 1, Air mendekati garis MWL.Hal ini menunjukkan
Panas Nage 2, Air Panas Keli 1, Air Panas bahwa air tersebut didominasi air meteorik
Keli 2, Air Panas Borani, Air Panas Bena, atau air permukaan.
Air Panas Boba), yang terletak pada

Gambar 5. Diagram segitiga kandungan relatif Cl, Li, B daerah panas bumi Nage

40
δD = 8δ18O + 14
20
APN1
0 APN2
APK1
APK2
δD (‰)

-20 APBR
APB
APBO
-40 ADB
ADWP
-60 smow
Linear (mwl)

-80
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4
δ18O (‰)

Gambar 6. Plotting Isotop 18O dan Deuterium air panas bumi Nage.

266 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Peta sebaran merkuri (Hg) dalam terendah 0,15% s.d 5,79% (WP2). Peta
tanah (Gambar 7) berkisar 4ppb s.d 6413 distribusi nilai CO2 Udara tanah (Gambar
ppB. Terdapat anomali kadar merkuri 8) memperlihatkan anomali tinggi >2%
>800 ppb, terletak di sebelah timurlaut dari berada di sebelah timurlaut dari lokasi
lokasi G. Inerie atau di sekitar Fumarola Fumarola Wolo Puti, yang terdistribusi
Wolo Puti. secara terpisah berarah baratlaut-
Sebaran CO2 tanah di daerah tenggara.
penyelidikan Nage sangat bervariasi dari

Gambar 7. Peta sebaran Hg tanah daerah panas bumi Nage.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 267
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Distribusi Hg dalam tanah dan distribusi CO2

Geofisika gaya berat rendah berasosiasi dengan


Survei geofisika di daerah Nage batuan piroklastik produk dari kerucur
dan sekitarnya menggunakan metode Cynder yang penyebarannya bagian barat
gaya berat dan metode audio daerah penyelidikan dan terdistribusi
magnetiktelurik (AMT). Nilai gaya berat berarah barat–timur bagian barat air
(Gambar 9) densitas tinggi panas Nage. Kontras densitas tinggi dan
diinterpretasikan sebagai batuan intrusif, rendah mengindikasikan adanya struktur
membentuk pola kelurusan yang sesar sebagai pembatas antara aktivitas
berasosiasi dengan struktur sesar geologi vulkanik dan aktivitas kerucut cinder.
berarah utara selatan, sedangkan nilai

268 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Sebaran nilai tahanan jenis pada reservoir. Nilai tahanan jenis di daerah
berbagai kedalaman (Gambar 10), 200 m, tersebut terus meninggi seiring
300 m, 400 m, dan 500 m, pada bertambahnya kedalaman. Pada
kedalaman 200 m – 500 m menunjukkan kedalaman 1250 m, di daerah tersebut
nilai tahanan jenis rendah (<20 Ohm.m) tersebar nilai tahanan jenis tinggi (>100
berada di sebelah utara mataair panas Ohm.m) yang berasosiasi dengan batuan
Nage, menerus melewati Mataair Panas resistif yang diduga berupa batuan intrusi
Keli hingga ke zona Fumarol Wolo Puti. pembentuk aktivitas vulkanik di Wolo Piu
Pada kedalaman 500 m tersebar nilai dan Wolo Deru.
tahanan jenis sedang (10-50 Ohm.m) Berdasarkan hasil pemodelan gaya
diduga sebagai zona transisi antara berat dan AMT, (Gambar 11) zona
lapisan penudung dan zona bertemperatur prospek panas bumi Nage diperkirakan
tinggi (reservoir). Pada kedalaman 600 m, terletak di sekitar Mataair panas Keli dan
tersebar nilai tahanan jenis rendah (<20 Mataair panas Nage dengan pola menerus
ohm.m) di sekitar matair panas Keli ke arah timur. Zona prospek tersebut
menerus ke utara melawati zona Fumarol dicirikan dengan sebaran anomali densitas
Wolo Puti, sedangkan di sekitar air panas sedang (<2,55 gr/cm3) dan sebaran nilai
Nage nilai tahanan jenis sedang (20-100 tahanan jenis sedang (20-100 Ohm.m).
Ohm.m) diinterpretasikan sebagai zona

Gambar 9. Model gaya berat 3D daerah Nage,


(a) Model gaya berat 3d disayat memotong manifestasi dari baratlaut
ke bagian tengah hingga ke timur, (b) Model gaya berat 3D dilihat dari atas.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 269
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 10. Peta tahanan jenis AMT di kedalaman tertentu.

Gambar 11. Peta tahanan jenis AMT di kedalaman tertentu.

PEMBAHASAN Manifestasi fumarola Wolo Puti


Pembentukan sistem panas bumi merupakan gas magmatik.
di daerah Nage dan sekitarnya sangat Sumber panas sistem panas bumi
dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik. Nage diperkirakan adalah sisa panas yang
Manifestasi yang muncul di permukaan berasosiasi dengan vulkanisme berumur
memiliki indikasi adanya pengaruh fluida Kuarter yaitu vulkanisme Wolo Piu dan
magmatik yang tidak ada hubungan nya Bena.
dengan aktivitas vulkanik Gunung Inie Rie. Batuan yang diperkirakan sebagai
Karakteristik tatanan geologi, komposisi pembentuk reservoir diduga adalah
kimia fluida manifestasi dan data geofisika batuan produk Vulkanik Tua berumur
menunjukkan bahwa terdapat satu sistem Tersier, dikarenakan batuan telah
terbentuknya panas bumi di Daerah Nage. mengalami deformasi dan berupa zona

270 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

hancuran yang sehingga memiliki upflow diduga berada di sekitar Mataair


permeabilitas yang baik. Reservoir pada Panas Keli dan Mataair panas Nage.
sistem panas bumi Nage terdapat di Daerah Prospek
kedalaman 600 m yang memanjang dari Sebaran area prospek panas bumi
bawah manifestasi Nage sampai ke di Daerah Nage dan sekitarnya (Gambar
manifestasi Keli. 12) berdasarkan hasil survei geologi,
Sebaran batuan ubahan yang geokimia dan geofisika berada di sekitar
cukup luas terutama di bagian tengah Mataair panas Nage dan Keli.
kaldera depresi diduga sebagai lapisan Berdasarkan kompilasi data geosain, luas
penudung/clay cap yang menghalangi daerah prospek sekitar 7,5 km2.
keluarnya fluida ke permukaan. Berdasarkan hasil perhitungan potensi
Zona upflow berkaitan dengan dengan menggunakan metode volumetrik,
munculnya manifestasi seperti Air Panas daerah panas bumi Nage memiliki potensi
Keli dan Air Panas Nage dengan tipe energi sebesar 30 MWe (termasuk pada
sulfat. Berdasarkan data lapangan, zona kelas sumber daya hipotetis).

Gambar 12. Peta kompilasi geosains panas bumi Daerah Nage dan sekitarnya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 271
Buku 1: Bidang Energi

Estimasi Potensi Energi KESIMPULAN


Panas bumi Daerah Nage Daerah panas bumi Nage dan
mempunyai total luas wilayah prospek sekitarnya terletak di sekitar air panas
sekitar 7,5 km2 Temperatur reservoir Nage dan Keli dengan luas 7,5 km2.
diduga sebesar 230°C, sehingga Temperatur reservoir sekitar 230°C, hasil
temperatur cut-off sebesar 180°C. Dengan perhitungan potensi dengan
menggunakan metode penghitungan menggunakan metode volumetrik,
volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu diperkirakan potensi energi sebesar 30
tebal reservoir = 1 km, recovery factor = MWe dan termasuk pada kelas sumber
25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime = daya hipotetis.
30 tahun. Hasil perhitungan potensi
dengan menggunakan metode volumetrik, UCAPAN TERIMA KASIH
diperkirakan potensi energi sebesar 30 Ucapan terima kasih kami
MWe termasuk pada kelas sumber daya sampaikan kepada semua pihak yang
hipotetis. telah membantu dalam pembuatan tulisan
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Browne, P. R. L., 1989, Contrasting Alteration Styles of Andesitic and Rhyolitic Rocks in
Geothermal Fields of The Taupo Volcanic Zone. Proceeding 11th New Zealand
Geothermal Workshop, New Zealand.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52.
Muraoka, H., Nasution, A., Urai, M., Takahashi, M., Takashima, I.,1999, Regional
Geothermal Geology of The Ngada District, Central Flores, Indonesia. 1998 Interim
Report. Research Cooperation Project on the Exploration of Small Scale Geothermal
Resources in The Eastern Part of Indonesi, Geology Survey Japan,17-46
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids, Chemistry and Exploration Techniques, Springer
Verlag Inc.
Pirttijärvi, M. ,2004, GRABLOX: Gravity interpretation and modelling software based on 3D
block model. User’s guide. Archive Report, Q 16.2/2004/2, Geological Survey of
Finland, 39 pp.
Rodi, W. & Mackie, R.L., 2001. Nonlinear Conjugate Gradients Algorithm for 2-D
Magnetotelluric Inversions, Geophysics, 66, 174–187Sitorus, K dan Aswin, D., 2003,
Potensi Energi Panas Bumi di Provinsi Nusa tenggara Timur dan evaluasi Lapangan
Panas Bumi Mataloko. Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.

272 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Standar Nasional SNI 13-6171-1999. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi. Badan
Standarisasi Nasional.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990. Applied Geophyisics,
Cambridge University Press, London
Wohletz, K. and Heiken, G, 1992, Volcanology and Geothermal Energy: Berkeley, University
of California Press.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 273
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA


DAERAH PANAS BUMI GOU INIELIKA,
KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Ahmad Zarkasyi, Lano Adhitya Permana, dan Anna Yushantarti


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Ditetapkannya Pulau Flores sebagai pulau panas bumi Indonesia menjadikan area-
area berpotensi panas bumi di pulau ini sebagai pioritas utama dalam penyelidikan
keprospekan. Daerah Gou Inielika merupakan salah satu titik potensi panas bumi di Pulau
Flores dengan indikasi potensi berupa batuan ubahan dan mata air bertemperatur 37 oC
sampai dengan 48 oC. Untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi Gou-Inielika
dilakukan penyelidikan terpadu menggunakan metode geologi, geokimia dan geofisika.
Kompilasi ketiga metode akan dianalisis untuk mendapatkan keprospekan panas bumi.
Interpretasi ketiga metode mendapatkan bahwa sistem panas bumi diperkirakan berasosiasi
dengan aktivitas vulkanik termuda Kompleks Gunung Inielika yang masih menyimpan sisa
panas dari dapur magma dengan temperatur reservoir 200 – 230 oC. Prospek diperkirakan
berada di sekitar manifestasi air panas dengan luas 14 km2 dan potensi energi panas bumi
sekitar 37 MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.

Kata kunci: Panas Bumi, Pulau Flores, Potensi, Prospek

PENDAHULUAN dimanfaatkan saat ini baru Ulumbu dan


Pada tahun 2017 Pemerintah telah Mataloko dengan total kapasitas
menetapkan Flores, Nusa Tenggara Timur terpasang 12,5 MW (EBTKE per
(NTT) sebagai Pulau Panas Bumi desember 2017).
(Keputusan Menteri ESDM nomor 2268 Daerah Gou Inielika merupakan
K/30/MEM/2017). Penetapan Flores ini salah satu titik potensi panas bumi di
karena pulau tersebut memiliki potensi Flores. Daerah ini berada di Kabupaten
untuk dikembangkan sebagai sumber Ngada, PulauFlores, Nusa Tenggara
listrik maupun sumber non-listrik. Saat ini Timur (Gambar 1). Potensi panas bumi di
Flores memiliki potensi panas bumi yang daerah Gou Inielika diindikasikan dengan
tersebar di 16 titik (Badan Geologi, per 1 manifestasi panas bumi berupa mata air
Desember 2017). Potensi yang telah panas dan batuan alterasi di beberapa

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 275
Buku 1: Bidang Energi

titik. Hasil penelitian terdahulu (Hochstein & Browne, 2000). Sistem ini
menyebutkan, bahwa daerah Gou Inielika dapat ditemukan di daerah dengan
dan Mengeruda diduga merupakan satu landaian suhu normal atau lebih tinggi,
sistem panas bumi. Daerah Mengeruda seperti batas antara pelat bumi/lempeng,
diduga merupakan outflow dari sistem dimana landaian panas bumi bisa lebih
panas bumi tersebut (Muraoka dkk, 2005). tinggi dari nilai rata-rata (Dickson &
Pada tahun 2017, Pusat Sumber Fanelli, 2004). Ada tiga unsur utama
Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, dalam sistem panas bumi, yaitu batuan
Badan Geologi telah melakukan kegiatan reservoir permeabel, air untuk membawa
survei terpadu geologi, geokimia dan panas dari reservoir ke permukaan bumi,
geofisika panas bumi di daerah Gou dan sumber panas (Goff & Janik, 2000).
Inielika. Kegiatan ini dimaksudkan untuk Metode penelitian di daerah panas
melengkapi data geosain panas bumi di bumi Gou Inielika menggunakan 3 metode
daerah Gou Inielika dan sekitarnya. ilmu kebumian yaitu geologi, geokimia dan
Dengan informasi geologi, geokimia, dan geofisika. metode geologi untuk
geofisika yang lengkap diharapkan memetakan manifestasi, morfologi, satuan
karakteristik sistem panas bumi dapat batuan dan struktur. Metode geokimia
diketahui. untuk mengetahui komposisi kimia
manifestasi sebagai indikasi bentuk alur
METODE PENELITIAN hidrologi, jenis manifestasi dan
Untuk mengetahui karakteristik karakteristik kimiawi. Metode geofisika
sistem panas bumi perlu dilakukan terdiri dari gaya berat dan audio
penelitian dengan berbagai disiplin ilmu magnetotelurik (AMT) yang bertujuan
kebumian. Sistem panas bumi sendiri untuk pemetaan sebaran daerah prospek
adalah perpindahan panas alami dari dan struktur lapisan bawah permukaan.
kerak bumi dalam satuan volume

Gambar 1. Lokasi Penyelidikan

276 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL diikuti oleh kegiatan vulkanisme dan


Setiap metode penelitian yang menghasilkan litologi berupa aliran lava,
dilakukan memberikan informasi tentang aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik.
tentang sistem panas bumi sesuai dengan Pada Kala Plistosen Akhir terjadi peristiwa
disiplin keilmuannya. Berikut hasil dari pengangkatan kembali dan membentuk
setiap metode (Aditya, dkk, 2017). daratan dengan diikuti oleh pengaktifan
kembali struktur-struktur geologi yang
Geologi telah ada (reaktivasi), sehingga
Secara tektonik, daerah Gou menimbulkan pola-pola struktur tua pada
Inielika berada pada jalur busur vulkanik satuan yang lebih muda.
dan termasuk zona subduksi. Litologi batuan Gou Inielika
Pembentukan litologi dimulai sekitar (Gambar 2) tersusun oleh batuan vulkanik,
Miosen yang diperkirakan area berada di batuan sedimen dan endapan permukaan.
Cekungan Belakang Busur (Back Arc Batuan sedimen yang tersingkap di
Basin) sebagai bagian dari tatanan permukaan yaitu batupasir dan breksi
tektonik zona subduksi. Hal ini didukung yang menyusun satuan morfologi
oleh keberadaan batuan sedimen perbukitan bergelombang. Batuan vulk
(batupasir) sebagai litologi tertua. Struktur anik didaerah penyelidikan diperkirakan
sesar timurlaut-baratdaya dan baratlaut- berasal dari produk erupsi 19 kerucut
tenggara terbentuk pada Kala Miosen gunungapi yang terdapat didaerah
Akhir akibat aktivitas tektonik dan diikuti penyelidikan. Endapan permukaan berupa
proses penurunan dan pengendapan aluvium dan lahar yang mengisi zona
litologi breksi. Aktivitas tektonik regional pedataran.
terus berlanjut hingga Plistosen yang

Gambar 2. Peta geologi (dimodifikasi dari peta geologi Aditya, dkk, 2017)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 277
Buku 1: Bidang Energi

Geokimia Diagram segi tiga Na, K, dan Mg terlihat


Terdapat 7 kelompok manifestasi bahwa semua air panasnya berada pada
air hangat yang diidentifikasi, yaitu: Gou, zona immature.
Tukapela, Piga, Mengeruda, Loa, Mata Pendugaan temperatur reservoir
Kota, dan Ae Bulu (Tabel 1). dipertimbangkan dengan kondisi beberapa
Hasil analisis air menunjukkan hal. Pertimbangan itu antara lain sumber
bahwa dalam diagram segi tiga Cl-SO4- panas dari sisa panas dapur magma
HCO3 (Gambar 3) menunjukkan air kompleks gunung api Inielika, alterasi dari
hangat Gou, Tukapela, Piga, dan kawah Wawo Muda, Menge, dan
Mengeruda betipe asam sulfat sedangkan sekitarnya serta hasil analisa laboratorium
air hangat Ae Bulu, Mata Kota, dan Loa berupa mineral ubahan hidrotermal berupa
bertipe bikarbonat. Diagram segi tiga Cl- mineral silika dan mineral lempung.
Li-B menunjukkan air hangat Gou, Piga, Mineral-mineral hidrotermal lempung
Mengeruda berada di zona klorida (Cl) berupa kaolinite yang terjadi karena
dan mengelompok. Sedangkan air hangat temperatur fluida hidrotermal sekitar 200
Ae Bulu, Mata Kota, dan Loa berada zona 0
C sehingga perkiraan temperatur fluida
arah Klorida-Boron dan untuk air hangat reservoir panas bumi di Gou Inielika
Ae Bulu lebih cenderung ke arah zona B. berkisar antar 200-230 0C.

Tabel 1. Data maniestasi panas bumi (Aditya, dkk, 2017)

278 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Diagram segi tiga geokimia (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)

Geofisika cenderung tidak rapat sebagai indikasi


Anomali gaya berat Bouguer seperti area cekungan dan kontrol sesar
(Gambar 4) menunjukkan pola yang terhadap aliran produk lava.
mengindikasikan adanya struktur komplek Pola struktur komplek vulkanik
vulkanik di sekitar Gunung Gou-Inielika. dengan beberapa produk kerucut sebagai
Indikasi adanya komplek vulkanik tersebut indikasi kuat akan adanya aktivitas
terihat dari beberapa spot anomali rendah vulkanik. Aktivitas ini diperkirakan
tertutup sebagai indikasi beberapa produk membentuk sistem panas bumi di Gou-
letusan (massa kosong/collaps). Anomali Inielika. Kelurusan pola anomali gaya
gaya berat juga menunjukkan kontrol berat di bagian tengah merupakan indikasi
sesar berarah baratdaya-timurlaut yang adanya sesar geologi berarah baratdaya-
begitu dominan. Di bagian tengah terlihat timurlaut. Sesar tersebut yang diduga
liniasi dan kerapatan kontur yang jarang sebagai jalur fluida panas muncul ke
dengan liniasi cendrung baratdaya- permukaan dan menghubungkan dengan
timurlaut. Nilai anomali yang rendah dan manifetasi yang ada di Mangeruda.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 279
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Anomali gaya berat (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)

Metode AMT menunjukkan adanya Gou-Inielika. Indikasi tersebut terlihat pada


nilai tahanan jenis rendah (Gambar 5 dan pola sebaran tahanan jenis yang menyatu
6) di sekitar manifestasi di sisi timur pada kedalaman 500 m. Pernyataan ini
Gunung Gou-Inielika. Anomali tahanan tetap harus diperjelas dengan metode
jenis rendah ini mengindikasikan kuat penelitian lainnya. Hal ini disebabkan
akan adanya batuan teralterasi fluida kurva AMT yang diperoleh masih dalam
panas. Anomaly ini konsisten termodelkan frekuensi maksimal 1 Hz. Pada frekuensi
sampai kedalaman 1000 meter. ini pada lingkungan sedimen penetrasi
Sedangkan tahanan jenis rendah akibat yang diperoleh masih dangkal dan tren
pengaruh fluida panas di Mangeruda kurva resistiviti masih menurun.
sukar dipisahkan dengan tahanan jenis Kedalaman model resistiviti yang
rendah respon dari batuan sedimen. diperoleh diperkirakan masih pada lapisan
Fluida panas yang muncul di penudung atau belum dapat lapisan
Mangeruda terindikasi merupakan bagian resevoir.
dari sistem panas bumi yang terbentuk di

280 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Sebaran tahanan jenis semu (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)

Gambar 6. Sebaran model tahanan jenis (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 281
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Penampang model tahanan jenis (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)

DISKUSI system. Sumber panas sistem berasal dari


Sistem panas bumi yang terbentuk yaitu tubuh-tubuh kerucut Kompleks
di daerah Gou Inielika diduga terkait Gunung Inielika yang berumur Resen.
dengan aktivitas vulkanik termuda Litologi pembentuk reservoir diduga
Kompleks Gunung Inielika yang masih merupakan batuan sedimen dengan
menyimpan sisa panas dari dapur magma. kedalaman puncak reservoir yang belum
Kehadiran Gunung Inielika pada sistem diketahui secara pasti (data AMT belum
panas bumi daerah Gou Inielika cukup memperlihatkan puncak reservoir).
menjadikan daerah tersebut dapat Batuan penudung sistem diperkirakan
dikelompokkan dalam sistem panas bumi berupa batuan vulkanik yang mengalami
pada lingkungan vulkanik high terrain. ubahan akibat kontak antara fluida panas
Kondisi fluida yang bersifat asam menjadi dengan batuan sekitarnya.
pertimbangan tersendiri dalam interpretasi Sebaran tahanan jenis rendah
sistem panas buminya. yang diinterpretasikan sebagai batuan
Berdasarkan data geologi, penudung tersebar di sekitar mata air
geokimia dan geofisika (Gambar 8) panas Gou dan mata air panas Tukapela.
kemungkinan sistem panas bumi Gou Sebaran nilai tahanan jenis rendah
berada pada fase transisi antara volcanic tersebut tersebar dari dekat permukaan
geothermal system dan hydrothermal hingga kedalaman sekitar 1000 m atau

282 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

lebih (?). Kompilasi data geosain Potensi energi panas bumi


menunjukkan bahwa daerah prospek dilakukan dengan menggunakan metode
panas bumi Gou Inielika berada di bagian Monte Carlo. Asumsi yang digunakan
timur kompleks Gunung Inielika, tepatnya antara lain ketebalan resevoir sekitar 750-
berada di sekitar mata air panas Gou dan 1000 meter, densitas resevoir berkisar
mata air panas Tukapela. 2350- 2500 kg/m3, recovery factor
Daerah prospek panas bumi sebesar 25 %, life time selama 30 tahun,
(Gambar 9) diperoleh berdasarkan data temperatur resevoir sekitar 200 - 230 0C
anomali CO2 tinggi yang didukung oleh dan temperatur cut off berkisar 150-180 0C
data geologi seperti munculnya serta luas prospek 14 km2. Potensi panas
manifestasi panas bumi dan pola struktur bumi (Tabel 2) di daerah Gou Inielika
geologi serta diperkuat oleh data anomali sekitar 37 Mwe pada kelas sumberdaya
tahanan jenis rendah. Luas area prospek hipotetik ((Aditya, dkk, 2017).
pada daerah panas bumi Gou Inielika
sekitar 14 km2 .

Gambar 8. Model tentatif panas bumi (Aditya, dkk, 2017)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 283
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 9. Deliniasi zona prospek (Aditya, dkk, 2017)

Tabel 2. Penghitungan potensi panas bumi

KESIMPULAN panas bumi sekitar 37 MWe pada kelas


Sistem panas bumi daerah Gou sumber daya hipotetik.
Inielika diperkirakan berasosiasi dengan
aktivitas vulkanik termuda Kompleks UCAPAN TERIMAKASIH
Gunung Inielika yang masih menyimpan Ucapan terima kasih tim penulis
sisa panas dari dapur magma. Sebaran hantarkan kepada para staf Pusat Sumber
daerah prospek diperkirakan berada Daya Mineral Batubara dan Panas bumi,
disekitar mata air panas Gou, mata air bidang panas bumi yang telah berperan
panas Tukapela dan zona batuan ubahan serta memberi masukan dalam penulisan
yang meliputi luas areal prospek sebesar ini dalam bentuk diskusi.
14 km2 dengan estimasi potensi energi

284 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Laporan Penyelidikan Geologi dan Heatloss Daerah Panas Bumi Gou,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas
Bumi, Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000a, Laporan Penyelidikan Geokimia Daerah Panas Bumi Gou, Kabupaten
Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi,
Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000b, Laporan Penyelidikan Gayaberat dan Geolistrik Panas Bumi Gou,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas
Bumi, Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000c, Laporan Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Gou, Kabupaten Ngada,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi, Direktorat
Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Aditya,dkk., 2017, Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan geofisika daerah Panas Bumi Gou
Inielika, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung (laporan tidak publis).
Dickson, M.H., Fanelli, M., 2004. What is Geothermal Energy. Pisa: Instituto di Geoscienze e
Georisorse.
Ellis, A.J., and Mahon, W.A.J., 1977, Chemistry and Geothermal Systems, Academic Press,
New York, 392 hal.
Giggenbach, W.F., 1991, Chemical Techniques in Geothermal Exploration. In: D’Amore, F.
(coordinator), Application of geochemistry in geothermal reservoir development,
UNITAR/UNDP, Rome, 119-142.
Goff, Janik, C.J., 2000. Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Hochstein, M.P, and Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems
with Volcanic Heat Sources, Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press, New York.
Kusnadi, D., 2002, Geochemistry of Geothermal Manifestations Around Inielika Volcano,
Central Flores, Indonesia, Bulletin of The Geological Survey of Japan p 217-230.
Muraoka, H., Nasution, A., Simanjuntak, J., Dwipa, S., Takahashi, T., Takahashi, H.,
Matsuda, K., dan Sueyoshi, Y., 2005, Geology and Geothermal Systems in the
Bajawa Volcanic Rift Zone, Flores, Eastern Indonesia. Proceedings World
Geothermal Congress, Turkey-0629.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 285
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA


DAERAH PANAS BUMI GIMPU, KABUPATEN SIGI, PROVINSI SULAWESI TENGAH

Dedi Kusnadi, Asep Sugianto, dan Mochamad Nur Hadi


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah survei terpadu Gimpu berada di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pada tatanan geologi Mandala Sulawesi bagian tengah, tepat berada pada jalur sesar besar
Sulawesi yang dikenal sebagai sesar Palu – Koro.
Geologi daerah Gimpu diawali oleh pembentukan batuan metamorfik yang berumur
Pra-Tersier merupakan batuan dasar. Batuan metamorf derajat rendah terbentuk di bagian
tengah dengan jenis skis, sabak dan di bagian timur terdapat filit dengan kenampakan yang
massif dan tersebar luas di sepanjang Sungai Halu Bola.
Sistem panas bumi dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan
temperatur tertinggi 67,54°C, pH netral. Fluida bertipe klorida dan bikarbonat temperatur
reservoir sekitar 150°C (temperatur medium).
Luas daerah prospek hasil kompilasi sekitar 8 km2, diperkirakan terbagi dua di sekitar
mata air panas Langkapa dengan pola melebar ke arah tenggara, dan sekitar mata air panas
Karani dan Bola. Kedua prospek tersebut dicirikan dengan zona tahanan jenis rendah dan
magnitudo gradient horizontal yang maksimum, potensi sumber daya hipotetis sekitar 14
Mwe.

Kata kunci: panas bumi, Gimpu, prospek, medium temperatur, non vulkanik.

PENDAHULUAN sehingga diperoleh batasan dan


Sumber daya alam yang dimiliki parameter dalam penentuan karakteristik
lndonesia sangatlah beragam dari mulai reservoir dan luas prospek panas bumi
batubara, minyak dan gas bumi, mineral Gimpu.
dan energi alternatif lainnya. Salah
satunya adalah energi panas bumi. Manifestasi Panas Bumi
Daerah Gimpu terletak pada jalur struktur Sebaran manifestasi panas bumi di
Palu-Koro. daerah Gimpu terdapat 10 lokasi air
Survei terpadu ini menggunakan panas, air hangat, dan air dingin, seperti
metode geologi, geokimia dan geofisika pada (tabel 1). Batuan alterasi ditemukan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 287
Buku 1: Bidang Energi

di empat titik pengamatan yang masing air panas Karani dengan jenis
masing memiliki karakter fisik yang montmorilonit. Di sekitar air panas
berbeda, namun pada umumnya Halubola terdapat Illit, jarosit dan
didominasi oleh ubahan mineral lempung. paligorskit serta di bagian selatan pada
Lokasi ditemukannya batuan terubah batuan metamorf berupa montmorilonit
berada di sekitar air panas mahue dan dan kalsit.
karani dengan jenis monrmorilonit, sekitar

Lokasi Penyelidikan

Gambar 1. Peta Indeks Penyelidikan

288 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 1. Data manifestasi panas bumi daerah Gimpu


T.man T. ud pH debit EC
No. Lokasi
(oC) (oC) (L/det) (µS/cm)
1 Ap. Karani 1 55,50 26,56 8,96 1 600
2 Ap. Karani 2 59,45 28,5 9,13 1 588
3 Ap. Karani 3 60,33 31,84 9,18 1 513
4 Ap. Bola 67,54 26.57 9,3 2 555
5 Ah. Bola 34,16 25,8 8,14 20 260
6 Ap. Langkapa 60,45 25,65 9,40 0,5 1000
7 Ap. Mahue 53,45 26,56 9,12 2 350
8 Ah. Pilma 35,11 25,56 8,00 0,5 680
9 Ap. Kaya 64,04 24,48 8,98 0,5 466
10 Ad. Karani 26,83 25,60 8,31 3 150

GEOLOGI dengan luas mencapai 6 %. Satuan


Satuan geomorfologi di daerah Vulkanik Kamampuaho menempati bagian
Gimpu dibagi menjadi empat satuan, yaitu timur daerah survei, membentuk morfologi
satuan morfologi perbukitan terjal, perbukitan terjal hingga curam dengan
morfologi perbukitan curam, morfologi luas areal sekitar 5 %. Satuan Batupasir
perbukitan bergelombang, dan morfologi tersebar di bagian barat laut daerah
pedataran. penyelidikan dengan luas sekitar 1 %.
Sratigrafi daerah panas bumi Satuan breksi tersebar di sepanjang sesar
Gimpu dari umur tertua hingga muda, di bagian tengah lokasi survei dengan luas
terdiri dari: Satuan batuan Metamorf di mencapai 2 %. Aluvium menempati sekitar
bagian timur dan barat laut disertai 7% dari total areal survei, dan mengisi
singkapan berada di dasar sungai seperti pedataran di sektiar Gimpu.
di daerah OO dan Tomoa dengan luas 15 Struktur geologi berkembang
%. Satuan Metagranit tersebar di bagian berdasarkan analisis dan penarikan pola
barat dengan luas 8%. Satuan Granit kelurusan pada peta digital elevation
menempati bagian besar lokasi hingga model (DEM) didominasi oleh arah
mencapai 50 %. tegasan baratlaut-tenggara dan timurlaut-
Satuan Rioliti terbentuk di bagian baratdaya sebagai sesar utama yang
selatan dengan luas hanya mencapai 1 % berhubungan dengan pola sesar Palu-
saja. Satuan Vulkanik Halubola tersebar di Koro. Keberadaan sesar diperkirakan
bagian timur daerah survei, luas 1 %. mengontrol keterbentukan zona depresi
Satuan vulkanik Tempuhu menempati pada bagian tengah daerah penyelidikan
bagian selatan daerah survei dengan luas dengan pola memanjang berarah utara -
sekitar 1 %. Satuan Vulkanik Kababaru selatan.. Zona tersebut diduga
menempati bagian timur daerah survei berhubungan dengan daerah recharge

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 289
Buku 1: Bidang Energi

dan permeable sebagai tempat masuknya klorida, indikasi deep water, sedangkan
air permukaan ke dalam aquifer yang lainnya bertipe bikarbonat, terjadi
(Gambar 2). pencampuran air permukaan terhadap
GEOKIMIA fluida panas dari sistem panas bumi.
Pada diagram Cl-SO4-HCO3,
(Gambar 3), air panas Langkapa bertipe

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Gimpu

Gambar 3. Diagram Cl-SO4-HCO3 Daerah Panas Bumi Gimpu

290 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Pada diagram Na-K-Mg (Gambar Gambar 6 mencerminkan air panas, air


4), air panas terletak pada zona immature hangat dan air dingin yaitu air panas
water, indikasi pengaruh air permukaan Karani 1, air panas Karani 2, air panas
tercampur dengan fluida panas pada Karani 3, air panas Bola, air panas
pembentukan air panas. Langkapa, air panas Mahue, air panas
Pada diagram segitiga Cl-Li-B Kaya, air hangat Bola, air hangat Pilma,
(Gambar 5), posisi semua mata air panas dan air dingin Karani terletak mendekati
cenderung ke arah Cl-B, indikasi air panas garis MWL. Semua air ke permukaan
berinteraksi dengan batuan sedimen tercampur oleh air meteorik, tidak ada
sebelum ke permukaan. pengkayaan 18
O hasil interaksi fluida
Isotop 18
O dan D, pada grafik panas dengan batuan yang dilaluinya.
menggunakan meteoric water Line (MWL):
D = 818O +17.

Gambar 4. Diagram Na-K-Mg Daerah Panas Bumi Gimpu

Gambar 5. Diagram Cl-Li-B Daerah Panas Bumi Gimpu

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 291
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Grafik Isotop 18O&2H Daerah Panas Bumi Gimpu

Gambar 7. Peta Distribusi Hg TanahDaerah Gimpu

292 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Peta distribusi Hg tanah (Gambar tenggara. Anomali residual


7), memperlihatkan anomali Hg > 50 ppb memperlihatkan sebaran anomali rendah
tidak terlalu tinggi, terletak di bagian di bagian tengah dan berkorelasi dengan
tengah, barat daya dan timur laut daerah graben Gimpu, sehingga anomali rendah
survei. Geotermometer Na/K tersebut diinterpretasikan sebagai respon
bertemperatur 147 C dan SiO2 114 C,
o o
dari batuan pengisi graben Gimpu. Di
sehingga temperatur bawah permukaan sebelah barat dan timur zona graben
panas bumi Gimpu sekitar 150oC, tersebut terdapat anomali tinggi yang
termasuk temperatur medium. diduga berkorelasi dengan batuan granit
Kambuno di sebelah barat dan batuan
GAYA BERAT metamorf di sebelah timur. Pola anomali
Gaya berat di daerah Gimpu dalam residual juga membentuk kelurusan
bentuk Peta Anomali Bouguer, Anomali berarah baratlaut-tenggara yang
Regional, dan Anomali Residual (Gambar berkorelasi dengan struktur sesar palu-
8), dihitung menggunakan densitas Koro.
Bouguer 2,6 g/cm3. Anomali Bouguer Model gaya berat 3D (Gambar 9)
membentuk pola kelurusan berarah memperlihatkan adanya batuan
baratlaut-tenggara dengan anomali tinggi berdensitas rendah (< 2,55 g/cm3) yang
berada di sebelah barat dan anomali terletak di antara air panas Langkapa dan
rendah di sebelah timur. Anomali regional air panas Karani. Batuan berdensitas
membentuk lineasi baratdaya-timurlaut rendah berkorelasi dengan zona graben
dengan anomali tinggi berada di sebelah Gimpu, diinterpretasikan sebagai batuan
baratlaut dan anomali rendah di sebelah pengisi zona graben.

Gambar 8. Peta anomali gaya berat daerah panas bumi Gimpu

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 293
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 9. Visualisasi model gaya berat 3D, Daerah panas Bumi Gimpu

AUDIO MAGNETOTELLURIK dan terkumpul dalam reservoir yang


AMT dalam bentuk peta tahanan diduga di bawah air panas Langkapa (Cl
jenis dan model tahanan jenis 2D seperti 98 mg/L) sebagai upflow. Air panas
pada Gambar 10. Pada kedalaman 200 m, lainnya seperti Ap. Karani dan Bola
terdapat sebaran nilai tahanan jenis (< 40 berupa air permukaan yang terpanaskan,
Ohm.m) di sekitar air panas Langkapa tidak masuk melalui deep sirculation
dengan pola memanjang ke arah selatan system. Batuan reservoir berada pada
dan melebar ke arah timur (sekitar mata batuan metamorfik berderajat rendah yang
air panas Karani). Zona konduktif tersebut terpotong oleh sesar Palu-Koro
cenderung mengecil pada kedalaman 400 membentuk zona permeabel, batuan
m, bahkan menghilang di kedalaman 600 penudung dijumpai adanya ubahan di
m dan 800 m. Zona konduktif di sekitar sekitar lokasi Ap.Bola dan Ap. Karani pada
mata air panas Langkapa diperkirakan batuan granit dengan intensitas rendah.
berasosiasi dengan batuan ubahan yang Sumber panas berasal dari
terbentuk akibat adanya interaksi fluida aktivitas vulkanik terakhir pada produk
panas dengan batuan di sekitarnya. vulkanik Kamampuho atau berupa batuan
intrusive di kedalaman sesuai hasil
PEMBAHASAN analisis gaya berat tepat di bawah depresi
Air panas yang terbentuk akibat Gimpu.
infiltrasi air permukaan dari zona resapan

294 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Batuan penudung ini identik berasosiasi dengan zona konduktifnya.


dengan clay cap, namun berdasarkan data Zona tersebut menghilang pada
lapangan di sekitar airpanas Langkapa kedalaman > 600 m, diduga reservoir
tidak nampak adanya ubahan dengan berada pada kedalaman tersebut.
intensitas tinggi, namun yang ditemui Fluida panas muncul di permukaan
adalah mineral silika berupa urat –urat dan merepresentasikan fluida reservoir
kuarsa pada batuan metamorfik dengan hanya ditunjukkan oleh nilai kimia unsur
jenis filit dan kuarsit. pada air panas Langkapa dengan
Batuan sarang dan permeabel konsentrasi Cl 98 mg/l dan silika 64 mg/l.
terbentuk di daerah Gimpu, dari Audio Sistem panas bumi Gimpu yang terpusat
magnetotellurik, Hg tanah, dan struktur di Langkapa bertipe klorida dan tepat
geologi memotong lokasi air panas berada pada zona partial equilibrium
Langkapa dan sesar Palu-Koro. digunakan sebagai temperatur bawah
Perpotongan tersebut membuat batuan di permukaan 150 °C termasuk dalam
kedalaman menjadi terekahkan dan temperatur medium (Gambar 11).
menampung fluida. Nilai tahanan jenis <
40 ohmm berarti ubahan terbentuk sangat
lemah bahkan tidak terjadi ubahan diduga

Gambar 10. Peta dan model tahanan jenis AMT daerah panas bumi Gimpu

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 295
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Model Tentatif Daerah Panas Bumi Gimpu

Estimasi Potensi Panas Bumi Menggunakan metode volumetrik, melalui


Luas daerah prospek Gimpu asumsi tebal reservoir 1 km, recovery
(Gambar 12), sekitar 8 Km2 (sumberdaya factor = 25%, faktor effisiensi = 7 %, dan
hipotetis), temperatur reservoir sekitar lifetime = 30 tahun, potensi sumber daya
150°C, temperatur cut-off 120°C. hipotetis daerah Gimpu diperoleh 14 Mwe.

Gambar 12. Peta Kompilasi Daerah Panas Bumi Gimpu

296 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN pada kedalaman > 600 m. Dengan potensi


Sistem panas bumi di daerah energi sebesar 14 MWe termasuk sumber
Gimpu berada pada lingkungan non- daya hipotetis.
vulkanik dicirikan dengan kemunculan air
panas dengan temperatur sekitar 67°C. UCAPAN TERIMA KASIH
Temperatur reservoir diperkirakan 150°C Penyusunan makalah ini tentulah
termasuk temperatur medium. Daerah berkaitan dengan informasi dan data yang
prospek terletak di sekitar mata air panas telah tersedia di instansi pemerintah. Oleh
Langkapa dengan luas sekitar 8 km2. karena itu penulis mengucapkan terima
Sistem panas bumi daerah ini diperkirakan kasih yang sebesar-besarnya atas
berhubungan dengan daerah sesar Palu – digunakan-nya data - data dari Bidang
Koro, dan sirkulasi fluida pada kedalaman, Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Mineral
tidak nampak batuan penudung dengan Batubara Dan Panas Bumi, Bandung.
jenis lempung dan kemungkinan reservoir

DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hadi, M.N, 2017, Laporan Survei Terpadu Daerah Panas Bumi Gimpu, Kabupaten Sigi,
Provinsi Sulawesi Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya Mineral Batubara Dan
Panas Bumi.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics. John Willey and
son Ltd.
Standard Nasional Indonesia, 1999: Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, SNI-13-
6171-1999, BSN.
Standar Nasional Indonesia, 2000: Angka parameter dalam estimasi potensi energy panas
bumi, SNI 13-6482-2000, BSN.
Standar Nasional Indonesia 6009, 2017: Klasifikasi sumber daya dan cadangan energi
panas bumi Indonesia, BSN.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 297
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI


BARRU, KABUPATEN BARRU, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Mochamad Nur Hadi, Anna Yushantarti, dan Ahmad Zarkasyi


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif daerah panas bumi Barru termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei panas bumi di daerah ini dilakukan untuk
mengetahui potensi sumber daya panas bumi dengan menggunakan metode gabungan
geologi, geokimia dan geofisika (gaya berat dan audio magnetotelurik/ AMT).
Sistem panas bumi daerah ini berhubungan dengan lingkungan non-vulkanik. Manifestasi
hanya berupa mata air hangat dengan temperatur antara 30°C hingga 50°C. Berdasarkan
data geokimia, geotermometer diperkirakan sebesar 115°C dan termasuk ke dalam
golongan temperatur rendah.
Pengukuran tahanan jenis dengan nilai rendah <15 Ohmm terdapat di area bagian
tengah/zona depresi sedangkan nilai menengah 25-50 Ohmm mendominasi area timur.
Kedua area tersebut tersusun oleh batuan sedimen.
Munculnya batuan beku ultrabasa dan diorit yang muncul di bagian baratdaya
direspon oleh metode AMT dengan nilai tahanan jenis yang tinggi >150 ohmm.
Batuan yang diduga sebagai batuan penudung adalah lapisan batuan sedimen dengan jenis
lempung. Hasil kompilasi data geosain yang dinyatakan sebagai pendugaan areal prospek
adalah sekitar 3 km2 dengan potensi energi sebesar 3 MWe dan termasuk pada kelas
sumber daya hipotetis.

Kata kunci: Panas bumi, Potensi, Kabupaten Barru, non vulkanik, prospek

PENDAHULUAN dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan


Pengembangan energi panas bumi langsung seperti untuk pengeringan hasil-
di Indonesia khususnya di kawasan hasil perkebunan, misalnya pengeringan
Indonesia bagian Timur baik untuk kopra. Kegiatan eksplorasi panas bumi
pemanfaatan langsung maupun tidak dilaksanakan untuk menunjang peran
langsung saat ini sedang ditingkatkan. pemerintah dalam rangka inventarisasi
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi data dengan melakukan penyelidikan
listrik nasional, energi panas bumi juga terpadu geologi, geokimia, dan geofisika di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 299
Buku 1: Bidang Energi

daerah panas bumi Barru, Kabupaten untuk mengetahui karateristik fluida panas
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada areal manifestasi serta anomali Hg,
(Gambar 1). CO2 dan pendugaan temperatur reservoir
Penyelidikan ini bertujuan untuk di kedalaman. Metode geofisika dibagi
mengetahui sistem panas bumi yang menjadi pengukuran dan analisis gaya
berhubungan dengan munculnya berat untuk mengetahui densitas dan
manifestasi di daerah Barru dengan struktur dikedalaman serta pengukuran
metode geologi melalui pemetaan batuan, dan analisis audiomagnetotellurik (AMT)
distribusi manifestasi panas bumi dan untuk mengetahui pola sebaran tahanan
struktur geologi serta aspek lain seperti jenis batuan yang mempengaruhi sistem
bentang alam dan penentuan zonasi panas bumi di daerah Barru.
hidrologi. Metode geokimia dilaksanakan

Gambar 1. Peta Indeks Penyelidikan

300 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN pengukuran langsung terhadap gejala-


Geologi Regional gejala geologi yang hadir di lapangan.
Penyelidik terdahulu yang telah Bentangalam yang terbentuk di daerah
melakukan penyelidikan di daerah panas bumi Barru merupakan hasil
Kabupaten Barru, Propinsi Sulawesi rombakan dari gaya eksogen seperti
Selatan adalah Rab Sukamto, 1982 dalam kegiatan tektonik dan proses erosi yang
Peta Geologi Lembar Pangkajene dan membentuk perbukitan – perbukitan
Watampone, Sulawesi Selatan yang terisolasi, memanjang dan mengelompok
menyebutkan bahwa daerah penyelidikan dengan ketinggian 25 m dpl s.d. 1200 m
terdiri dari Aluvium (Qac), Formasi Camba dpl. Penamaan satuan morfologi, yang
(Tmc), Batugamping Formasi Tonasa terbagi menjadi perbukitan terjal di bagian
(Temt), Batuan gunungapi Formasi timur dengan kontrol batuan vulkanik,
Camba (Tmcv), Batuan Diorit (d) dan satuan perbukitan curam di bagian selatan
Batuan Ultrabasa (Ub), yang masing- di dominasi peridotit dan di tengah
masing bersentuhan regional secara didominasi batupasir, perbukitan terisolasi
struktur. curam pada batuan diorit dan dasit,
perbukitan ber-gelombang di bagian
Geologi Rinci tengah pada batugamping dan batupasir
Stratigrafi serta pedataran yang terisi oleh alluvium
Survei geologi yang dilakukan (Gambar 2).
meliputi pengamatan, penyelidikan, dan

Gambar 2. Peta Geomorfologi daerah Barru

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 301
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta Geologi daerah Barru

Susunan stratigrafi daerah Barru Satuan Batugamping, tersingkap di


berdasarkan urutan batuan tertua hingga sekitar Bulu Songkowe, batu gamping
termuda dilakukan dengan penamaan terumbu, beberapa nampak cangkang
litostratigrafi seperti pada Gambar 3. foram terdapat urat-urat kalsit. Satuan ini
Satuan Peridotit, berada di bagian disebandingkan dengan batuan Formasi
barat daya dengan morfologi curam dan Tonasa yang diendapkan di lingkungan
dijumpai penambangan kromit. Satuan ini litoral yang berumur Tersier Eosen.
tersusun oleh singkapan batuan ultramafik Satuan Konglomerat, menempati
(peridotit dan serpentin), termalihkan, área bagian barat di sekitar Bulu
terkekarkan, sebagian sudah Matatinco. Morfologi yang terbentuk
terserpentinisasi, terdapat butiran - butiran berupa perbukitan bergelombang.
mineral logam. Diduga sebagai batuan Singkapan berupa batupasir kasar
dasar dan disebandingkan sebagai batuan berukuran kerakal, konglomerat berukuran
ultrabasa dengan perkiraan umur Pra – bolder membundar tanggung sampai
Tersier. membundar tersusun oleh komponen
batuan beku dengan matrik batupasir

302 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

kasar Satuan ini disebandingkan dengan perlipatan antiklin dan juga kekar kekar
batupasir Formasi Campa yang berumur yang terisi mineral lempung dan oksida
Tersier Miosen. besi. Beberapa terisi oleh kalsit dan
Satuan Dasit, terletak di bagian karbonat. Satuan ini disebandingkan
baratdaya membentuk morfologi dengan batupasir pada Fomasi Campa
perbukitan curam, tersusun oleh dasit yang berumur Miosen, yang terbentuk di
yang mengalami proses deformasi yang lingkungan laut dangkal.
ditunjukkan oleh munculnya kekar dengan Satuan Napal, mengisi bagian
jenis shear joint. Satuan ini di celah di sekitar Muara Mapela. Singkapan
sebandingkan dengan Batuan Gunungapi napal, berwarna abu-abu kekuningan,
Formasi Camba yang berumur Tersier. berbutiran sangat halus hingga ke
Satuan Batulempung, menempati bagian lempung, bersifat karbonatan, nampak di
selatan di sekitar Galung membentuk sekitar munculnya air hangat
morfologi bergelombang dengan litologi Pangisorenge. Satuan ini disebandingkan
penyusun jenis batulempung, warna abu- dengan Napal Formasi Camba yang
abu kekuningan, karbonatan. Menyerpih berumur Miosen dan selaras dengan
dan terdapat nodul batupasir dengan batupasir dan batulempung.
kekar yang terisi oleh oksida besi. Satuan Satuan Breksi Vulkanik, pada
ini disebandingkan dengan Formasi tepian bagian timur daerah survei.
Camba yang berumur Miosen Awal. Membentuk perbukitan terjal dengan
Satuan Batupasir, menempati singkapan berupa breksi lava, masif dan
sebagian besar areal survei, singkapan sangat kompak. Matrik berupa batu pasir
perselingan batupasir dengan kasar dengan pemilahan buruk. Sesuai
batulempung, berarah N 5o E/ 5o. dengan kesebandingan regional maka
Batupasir, tampak abu-abu kecoklatan, daerah ini disebandingkan dengan formasi
kemas terbuka, terpilah buruk, disusun Campa produk gunungapi yang berumur
oleh butiran-butiran kuarsa, berukuran Miosen.
hingga 2 mm, fragmen andesit, dalam Satuan Andesit, berada di Bulu
semen yang sudah teroksidasi berasosiasi Lapance membentuk kubah dome yang
dengan mineral lempung, bersifat tersusun oleh lava andesit, sangat
karbonatan. Batulempung, tampak abu- kompak, ubahan terdiri dari lempung dan
abu kekuningan, berbutir sangat halus. Ke klorit. Satuan ini diduga merupakan salah
arah selatan didominasi oleh batupasir satu batuan konduktif yang
berwarna kuning, kemas tertutup, terpilah menghantarkan panas ke sekitar air
baik. Berselingan dengan singkapan hangat. Berdasarkan kesebandingan
breksi. Terdeformasi dengan bentuk

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 303
Buku 1: Bidang Energi

regional diduga sebagai batuan terobosan Sesar dibagi sesuai arah barat laut
yang berumur Miosen Tengah. tenggara dan baratdaya timurlaut. Sesar
Satuan Diorit Alipan; berupa intrusi dengan arah barat laut tenggara
diorit yang menjulang di sekitar daerah ditunjukkan oleh keberadaan sesar
Alipan, muncul diduga sebgai akibat zona Lakepo dan Kaerange yang menunjukan
lemah yang terbentuk oleh sesar Alipan. tinggian horst nya di sisi timur dan bagian
Berdasarkan kesebandingan regional turunnya di sisi barat membentuk
batuan ini disebandingkan dengan intrusi pedataran. Sesar Kemara memotong
granodiorit yang berumur Miosen Tengah. batuan paling tua pada peridotite dan
Satuan Diorit Maraung; menempati bagian serpentinit, nampak sekali rekahan yang
selatan daerah survei membentuk intensif dengan terisi mineral oksida.
morfologi perbukitan terisolir yang Sesar Kalompi merupakan sesar yang
menerobos batuan gamping dan mengontrol munculnya air hangat di
batulempung. Singkapan berupa diorit. sekitar Pangisorenge dan Kalompie. Sesar
Terdapat xenolit lava andesit. Pangie mengontrol pola kelurusan dari
Berdasarkan kesebandingan regional pengendapan batugamping dan sesar
diduga satuan ini sebagai salah satu Lapanca kemungkinan mengontrol
batuan yang menghantarkan panas yang munculnya terbososan basal dan juga
berumur lebih muda dari lava andesit dan merupakan pola yang terbentuk pada
berumur Miosen Tengah. batuan vulkanik di puncak. Sesar dengan
Aluvium; merupakan satuan arah barat daya timur laut ditunjukkan oleh
termuda dan didominasi oleh endapan Sesar Bangkalae dan Sesar Kemiri.
fluvial lepas seperti bongkah, pasir, lumpur Keduanya diduga sebagai antitetik atau
dan material lepas lainnya. Membentuk pasangan dari sesar utama yang berarah
pola sungai sand bar dan meandering. sebaliknya. Sesar ini kemungkinan
berjenis sesar mendatar dengan arah
Struktur Geologi sinistral.
Struktur geologi yang berkembang
di daerah penyelidikan didominasi oleh Manifestasi
arah tegasan baratlaut-tenggara dan utara Manifestasi panas bumi yang
- selatan sebagai sesar utama yang terdapat di daerah penyelidikan berupa
terbentuk di Sulawesi Selatan. mata air hangat. Kelompok manifestasi
Keberadaan sesar tersebut diperkirakan terdiri atas 3 kelompok, yaitu kelompok
mengontrol munculnya manifestasi di manifestasi Kalompie, kelompok
daerah survei. manifestasi Galung,dan kelompok
manifestasi Kaerange.

304 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Kelompok Manifestasi Kalompie, Kecamatan Barru. Mata air hangat


terdiri atas air hangat yang terletak di Galung berada pada koordinat 281671 mT
dusun Kalompie, desa Galung, dan 9033968 mU dengan elevasi 145
Kecamatan Barru. Mata air hangat mdpl, temperatur air hangat 36,8oC pada
Kalompie-1, berada pada koordinat temperatur udara 26,3oC, debit 0,3
801595 mT dan 9515566 mU dengan liter/detik, pH 9,43 dan daya hantar listrik
elevasi 91 mdpl, temperatur 49,2oC pada 224 µS/cm. Mata air hangat muncul pada
temperatur udara 25,1oC, debit 1 batupasir, airnya jernih, dan berbau
liter/detik, pH 9,45, dan daya hantar listrik belerang
301 µS/cm, muncul pada batuan gamping, Kelompok Manifestasi Kaerange,
mengalir di pinggir sungai Wae Mapela, terdiri atas 2 titik air hangat, terletak di
airnya jernih, sedikit berbau belerang, di dusun Kaerange, desa Palakka,
sekitar air hangat terdapat alterasi sinter Kecamatan Barru. Mata air hangat
karbonat yang sangat tipis. Mata air Kaerange-1, berada pada koordinat
hangat Kalompie-2, berada pada koordinat 800871 mT dan 9509030 mU dengan
801209 mT dan 9515159 mU dengan elevasi 74 mdpl, temperatur air hangat
elevasi 76 mdpl, temperatur air hangat terukur sebesar 39,1oC pada temperatur
37oC pada temperatur udara 28,4oC, debit udara 26oC, debit 0,4 liter/detik, pH 6,91,
0,3 liter/detik, pH 9,42 dan daya hantar dan daya hantar listrik 1086 µS/cm. Mata
listrik 435 µS/cm. Mata air hangat muncul air hangat muncul pada rekahan batuan
pada batuan napal, airnya jernih, jarak gamping, ditampung di bak ukuran sekitar
sekitar 500 m arah barat daya dari air (1x1) m, airnya jernih, mengalir di pinggi
hangat Kalompie-1. sungai Wae Leba dengan temperatur air
Mata air hangat Pangisorenge, sungai 26,5 o
C, mata air hangat
muncul sekitar 300 m dari air hangat Kaerange-2, berada pada koordinat
Kalompie-2, berada pada koordinat 801022 mT dan 9508757 mU dengan
801429 mT dan 9514708mU dengan elevasi 78 mdpl, temperatur air hangat
elevasi 51 mdpl, temperatur air hangat terukur sebesar 33oC pada temperatur
terukur sebesar 33,9oC pada temperatur udara 25,8oC, debit 0,3 liter/detik, pH 6,81
udara 28,4oC, debit 0,5 liter/detik, pH 9,71, dan daya hantar listrik 736 µS/cm. Mata
dan daya hantar listrik 706 µS/cm. Mata air hangat muncul pada rekahan
air hangat muncul pada rekahan batuan batupasir, airnya jernih, di pinggi sungai
lava, airnya jernih, berbau belerang. Selo Jambu, tidak berasa.
Manifestasi air hangat Galung, Estimasi kehilangan panas dari
terdiri atas satu titik air hangat dan terletak hasil perhitungan pada enam lokasi air
di dusun Galung, Desa Galung, hangat, yang mengalir (tidak ada yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 305
Buku 1: Bidang Energi

berupa kolam). Berdasarkan hasil Pange bertipe bikarbonat. Manifestasi ini


perhitungan, nilai total kehilangan panas di diduga merupakan fluida reservoir yang
daerah Barru dan sekitarnya adalah 160.5 telah mengalami banyak percampuran.
kWth. Konsentrasi HCO3 dikomplek air hangat
Kaerange sekitar 243-300 mg/l, dan pada
GEOKIMIA kelompok Kalompie sekitar 128-274 mg/l,
Hasil analisis air ditunjukkan sementara di air hangat Galung dan
dengan nilai ion balance untuk air hangat Pange sekitar 97-113 mg/l. Konsentrasi
Kalompie-1, Kalompie-2, Galung, klorida yang tertinggi didapati pada air
Kaerange-1, Pange, dan air dingin hangat Kaerange-1 (115 mg/l), kemudian
diperoleh kurang dari -5% sampai 5%, air hangat Pangisorenge (67 mg/l) dan air
namun untuk air hangat Pangisorenge hangat Kaerange-2 (60mg/l). Air bertipe
dan Kaerange-2 <-5% dan >5%. Conto air bikarbonat biasanya menunjukkan
hangat Kalompie, Galung, Kaerange, dan karakteristik pen-campuran air permukaan
Pange mempunyai konsentrasi HCO3 yang dominan dan diduga berasosiasi
yang lebih dominan daripada konsentrasi dengan proses naiknya fluida panas bumi
yang lainnya. yang mengandung gas terutama CO2 yang
Diagram Segi Tiga Cl-SO4-HCO3 kemudian mengalami kondensasi di dalam
(Gambar 4a) memperlihatkan bahwa air akuifer dangkal atau bisa karena
hangat Kalompie, Galung, Kaerange, dan pencampuran dengan air permukaan.

a. b.

d.
c.

Gambar 4. a. Diagram tipe air ; b. Diagram Na-K-Mg ; c. Diagram Cl-Li-B;


d. Diagram Isotop Air

306 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Diagram Segi Tiga Cl-Li-B, kesetimbangan sebagian dari unsur yang


(Gambar 4b) berdasarkan diagram segi terdapat dalam batuan dengan unsur
tiga Cl-Li-B, air hangat Kaerange, berada penyusun fluida panas dengan
di zona klorida (Cl) dan mengelompok, diindikasikan pengenceran atau
sedangkan air hangat Pange berada di percampuran dengan air permukaan
tengah zona Cl-B,dan air hangat Galung sangat besar.
berada di zona Boron. Berdasarkan hasil Pengambilan sampel isotop air
perbandingan Cl-Li-B, munculnya air (Gambar 4d) dilakukan pada air hangat
hangat berada pada litologi batuan dan air dingin. Grafik hubungan antara
sedimen berupa batulanau dan isotop oksigen-18 (δ18O) terhadap
batugamping. deuterium (δ2H) dengan persamaan air
Berdasarkan perbandingan Cl/B, meteorik lokal di jawa (meteoric water line)
untuk menentukan common source δD= 8δ18O + 14, global meteorik waterline
reservoir secara umum (Nicholson, 1993), δD= 8δ18O + 10, menunjukkan bahwa
kecenderungan terbagi menjadi 4 hampir semua air hangat di daerah Barru
kelompok, yaitu kelompok Kalompie tersebar relatif di garis air meteorik,
(Kalompie-1, Kalompie-2, dan diperolehlah hasil plotting yang
Pangisorenge), kelompok Galung, menunjukkan air hangat tersebut
kelompok Kaerange, dan kelompok merupakan air dari reservoir panas bumi
Pange. Cl/B yang rendah diduga yang telah mengalami pengenceran oleh
merupakan zona upflow dari suatu sistem. air permukaan, atau bisa saja intensitas
Diagram segitiga Na-K-Mg, interaksi air dan batuan dalam reservoir
(Gambar 4c) dalam diagram segitiga yang tidak signifikan karena sistem
membandingkan konsentrasi Na, K, dan bertemperatur rendah.
Mg terlihat bahwa secara umum air hangat
kelompok Kalompie (Kalompie-1 dan Pendugaan Temperatur Bawah
Pangisorenge) berada pada zona partial Permukaan
equilibrium, air hangat Galung, Pange dan Perhitungan temperatur reservoir
Kalompie-2 ada pada batas bawah zona yang berkaitan dengan sistem panas bumi
partial equilibrium, sementara air hangat Barru untuk kelompok Kalompie-Galung
Kaerange dan Galung semuanya berada sebesar 113-115oC dengan perhitungan
di pojok Mg (zona immature waters). Hal geotermometer Silika dan Na-K
ini mengindikasikan bahwa interaksi (Giggenbach) dan untuk kelompok
antara fluida panas dengan batuan di Kaerange- sekitar 135oC (dengan Na-K
bawah permukaan telah menghasilkan Fournier) serta manifestasi Pange sebesar
fluida berkarakteristik baru, hasil proses

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 307
Buku 1: Bidang Energi

117oC dengan perhitungan daerah penyelidikan, umumnya nilai


geotermometer Na-K (Giggenbach). anomali Hg tanah > 100 ppb berada di
Mempertimbangkan air hangat bagian selatan dan barat daya air hangat
Pangisorenge dan Kalompie-1 masih Kaerange mengikuti pola struktur regional
berada pada zona partial equilibrium dan geologi yang ada berarah barat laut-
perhitungan geotermometer Silika dan Na- tenggara dan sesuai dengan jejak
K (Giggenbach) cenderung sama, maka kemungkinan sumber panas untuk sistem
perkiraan temperatur reservoir pada ini. Peta distribusi nilai Hg tanah
sistem panas bumi Kelompok Kalompie memperlihatkan anomali relatif tinggi >150
(air hangat Kalompie, Pangisorenge, dan ppb di sekitar air hangat Kaerange dan
Galung) sekitar 113-115oC. masih membuka ke arah barat daya.
Hasil Analisis Tanah dan Udara Sebaran CO2 udara tanah
Tanah, Pengambilan conto tanah dan (Gambar 6) dengan konsentrasi CO2
udara tanah dilakukan pada kedalaman 1 dalam udara tanah Peta distribusi nilai
meter pada lokasi titik amat. Sebaran CO2 udara tanah memperlihatkan anomali
Merkuri (Hg) (Gambar 5) dengan tinggi >2,7 % hanya setempat-setempat
konsentrasi tertinggi 548 ppb ada di dekat dan sekitar air hangat Kaerange saja.
air hangat Kaerange-2 di sebelah selatan

Gambar 5. Peta distribusi Hg Gambar 6. Peta Distribusi CO2

308 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOFISIKA Anomali regional (Gambar 8);


Survei geofisika di daerah Barru Korelasi anomali regional dengan geologi
menggunakan dua metode yaitu metode adalah informasi anomali regional
gaya berat dan audio magnetotellurik berasosiasi dengan kondisi geologi umum
(AMT). yang dominan pada daerah penelitian.
Gayaberat, penentuan densitas Anomali residual (Gambar 9)
dengan metode Parasnis hasil memperlihatkan sebaran anomali residual
penghitungan densitas batuan dari 7 conto daerah panas bumi Barru dengan
lapangan menunjukkan variasi densitas menggunakan densitas 2,2 gr/cm3 yang
2,58 – 2,95 gr/cm3. Anomali Bouguer dikompilasi sesar geologi. Interpretasi
komplit dilakukan dengan pendekatan anomali residual mirip dengan anomali
struktur regional di daerah ini, orde 2 dan Bouguer. Anomali tinggi di baratdaya
dan orde 3 memiliki pola yang paling diinterpretasikan sebagai blok batuan
mendekati ke struktur geologi daerah ini. berdensitas tinggi berupa batuan
Sebaran anomali Bouguer (Gambar 7) ultrabasa. Anomali tinggi di utara sebagai
menunjukkan rentang anomali sebesar 28 respon batuan beku diorit. Sedangkan
mGal, sebagian besar nilainya (>65 mGal) anomali tinggi di tenggara sebagai respon
mengindikasi-kan dominan pengaruh dari satuan batuan batupasir dan breksi
susunan batuan dan liniasi sesar geologi. tua yang telah kompak dan masif.
Sedangkan nilai rendah sampai medium Anomali tinggi bernilai moderat muncul di
(<65 mGal) mengisi area sempit di bagian beberapa spot. Pada anomali residual
tengah. terdapat anomali bernilai -2 mGal sampai
Kontras nilai anomali dan liniasi dengan 3 mGal (moderat). Pada sisi
kontur menjadi indikasi batas litologi atau baratdaya, anomali moderat ini muncul
sesar geologi sesuai arah baratlaut- pada satuan batuan beku diorit. Satuan
tenggara yang merupakan sesar utama ini muncul bersebelahan dengan satuan
dan aktif di daerah ini. Di sisi timur batuan ultrabasa. Posisi muncul yang
terdapat liniasi yang bersesuaian dengan berdekatan dengan batuan ultrabasa ini
penarikan sesar geologi di area yang membuat kontras nilainya menjadi kurang
sama. Diperkirakan sesar-sesar terlihat dibandingkan dengan satuan
baratdaya-timurlaut ini sebagai sesar batuan sedimen.
sekunder yang aktif di daerah ini.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 309
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Anomali Bouguer

Gambar 8. Anomali Regional

Gambar 9. Anomali Residual

310 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Area sekitar mata air hangat di baik sebanyak 20 %. Sedangkan yang


bagian tengah memiliki nilai anomali berkualitas cukup baik sebanyak 10 %.
moderat. Lingkungan di sekitar air hangat Sebaran tahanan jenis (Gambar
tersusun oleh batuan batupasir dan napal. 10) bernilai rendah (<15 Ohmm)
Nilai anomali moderat yang muncul di mendominasi area bagian tengah dan
lingkungan batuan sedimen ini adalah area sekitar munculnya mata air hangat.
sesuatu yang unik. Perkiraan anomali ini Sebaran tahanan jenis bernilai moderat
sebagai indikasi adanya blok batuan 20-50 Ohmm mengisi sisi perbukitan
berdensitas tinggi (intrusi). bagian timur. Sedangkan nilai tahanan
jenis relatif tinggi >50 Ohmm,
Audiomagnetotelurik (AMT) mendominasi bagian selatan pada
Jumlah pengukuran AMT yang morfologi perbukitan baratdaya dan
dilakukan sebanyak 63 pengukuran tenggara. Tahanan jenis rendah muncul di
dengan durasi pengukuran setiap titik bagian tengah konsisten mulai kedalaman
sekitar 2,5 sampai dengan 4 jam. Jarak dangkal 250 meter sampai ke kedalaman
antar titik ukur secara umum sekitar 1000 1250 meter. Tahanan jenis rendah di
sampai dengan 1250 meter. Kualitas data bagian tengah diinterpretasikan sebagai
AMT yang diperoleh mayoritas berkualitas respon batuan sedimen yang mengisi
sangat baik. Berdasarkan analisis kurva zona depresi begitu pula di area sekitar
data, diperoleh sebanyak 70 % data AMT mata air hangat Kalompe juga memiliki
berkualitas sangat baik. Data berkualiatas tahanan jenis bernilai rendah <10 Ohmm.

Gambar 10. Peta Tahanan Jenis per kedalaman

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 311
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Penampang Model Tahanan Jenis 2D

Sebaran tahanan jenis bernilai diinterpretasikan sebagai respon


moderat 20-50 Ohmm mengisi sisi batugamping. Area kedua bernilai <15
perbukitan bagian timur dan barat dengan Ohmm di bagian tengah berkorelasi
liniasi selaras dengan sesar geologi. dengan endapan permukaan dan
Tahanan jenis bernilai moderat di area ini batupasir dibawahnya. Area ketiga di sisi
kemungkinan disebabkan karena batuan timurlaut bernilai moderat 25-50 Ohmm.
sedimen (batupasir) yang lebih keras. Sisi Penampang L4, L5 dan L6 juga
baratdaya dan tenggara memiliki tahanan masih memotong satuan batugamping dan
jenis tinggi >50 Ohmm. Jika melihat batuan beku di sisi baratdaya, endapan
susunan batuan di area tersebut maka permukaan di bagian tengah dan
dipastikan nilai tinggi tersebut merupakan batupasir-napal di sisi timurlaut. Pada
respon batuan beku ultrabasa (bagian lintasan L4 terdapat lokasi mata air hangat
baratdaya) dan breksi yang telah kompak bertahanan jenis tinggi >50 Ohmm.
dan masif (di sisi tenggara). Area mata air hangat ini masih
Pemodelan tahanan jenis data satu kelompok dengan mata air hangat
AMT penampang L1, L2 dan L3 dapat pada penampang L3. Nilai tinggi di ujung
dipetakan menjadi tiga area (Gambar 11). timurlaut diperkirakan sebagai respon batu
Sisi baratdaya bernilai 25-100 Ohmm vulkanik breksi.

312 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Penampang L7, L8 dan L9 merupakan tiga batuan ultrabasa yang kemenerusan dari
lintasan pemodelan di selatan dan batuan pada lintasan L7.
memotong litologi batuan ultramafik,
endapan permukaan dan batupasir-breksi. PEMBAHASAN
Lintasan L7, L8 dan L9 berada pada celah Sistem Panas Bumi
sempit di antara morfologi perbukitan Daerah Barru dan sekitarnya
curam di baratdaya dan tenggara. berada pada kondisi lingkungan panas
Hasil pemodelan memperlihatkan bumi non vulkanik yang di dominasi oleh
keberadaan nilai tahanan jenis rendah batuan sedimen. Morfologi daerah
berada di bagian tengah diapit oleh nilai Kalompie dan sekitarnya berada pada
tahanan jenis tinggi di sisi baratdaya dan peralihan antara perbukitan terjal (1000
tenggara. Pada Penampang L7, tahanan mdpl) ke perbukitan landai (150 mdpl)
jenis tinggi di baratdaya diinterpretasikan hingga pedataran. Berdasarkan
sebagai respon batuan ultramafik. pembagian zonasi hidrologi, daerah
Tahanan jenis bernilai tinggi di bagian munculnya air hangat ini juga berada pada
tenggara diinterpretasikan sebagai zona lepasan yang merupakan kumulasi
batupasir dan breksi yang telah akuifer dangkal utamanya di daerah
terkompaksi dan masif. Kalompie, Galung, Pange dan Kaerange.
Tahanan jenis tinggi di sisi Anomali struktur ditunjukkan dengan
baratdaya dan tenggara juga termodelkan beberapa kelurusan dan kekar-kekar di
pada lintasan L8 dan L9. Nilai tahanan sekitar air hangat menunjukkan telah
jenis tinggi di baratdaya pada kedua terbentuknya permeable zone di
lintasan diinterpretasikan sebagai satuan permukaan. (Gambar 12).

Gambar 12. Model Tentatif Panas Bumi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 313
Buku 1: Bidang Energi

Munculnya air hangat dijelaskan perpaduan keduanya menambah nilai dari


melalui mekanisme masuknya air gradient termal normal.
permukaan ke dalam akuifer melalui Reservoir berdasarkan data
celah-celah rekahan dan sesar hingga geologi menunjukan batuan permeable
terakumulasi di akuifer di kedalaman di seperti terbentuknya kekar ataupun
bawah watertable. Kumulasi fluida yang rekahan yang intensif terdapat pada lava
masuk seiring pertambahan kedalaman basal produk Batulapance di permukaan
mengalami pemanasan secara normal yang ditindih secara selaras oleh batuan
3°/100 m dan ditunjang oleh terdapatnya sedimen. Sedangkan batuan basement
batuan vulkanik (Batulapance) yang seperti peridotit telah terisi oleh mineral
mungkin masih menyimpan panas hingga mineral kuarsa yang bersifat interlocking
menambah nilai gradien termal normal. sehingga kemungkinan tidak terbentuk
Data kimia yang menyatakan bahwa zona permeabel. Sementara data bawah
perbandingan Cl/B yang relatif kecil permukaan dari nilai tahanan jenis masih
sebagai indikasi sebagai zona upflow dari menunjukkan nilai yang rendah hingga ke
suatu sistem panas bumi maka nilai air kedalaman 1250 mdpl.
hangat Kalompie bisa digunakan sebagai Dengan kondisi data yang ada
indikator terbentuknya zona uplow maka kemungkinan reservoir di sekitar
walaupun kandungan kimia unsurnya munculnya air hangat tidak terbentuk di
relatif lebih tinggi dari air hangat bagian atas atau kemungkinan malah
disekitarnya. Selain itu posisi di partial lebih dalam dari 1250 mdpl.
equilibriumpun menjadi penunjang untuk Batuan penudung sifatnya
memperkuat hipotesa tersebut sehingga impermeable seperti munculnya batuan
estimasi temperature reservoir diambil dari napal yang sifatnya impermeable dan juga
data air hangat Kalompie diperoleh kaya akan mineral lempung. Dari data
sebesar 115°C yang merupakan tahanan jenis nilai tahanan jenis <15
temperatur rendah. ohmm mendominasi dari permukaan
Sumber panas di daerah survei hingga kedalaman 1250 mdpl yang diduga
dimungkinkan oleh kehadiran tubuh berupa batuan sedimen dengan jenis
batuan intrusi diorit sebagai batuan napal atau lempung.
konduktif dan batuan vulkanik dengan Fluida panas bumi ditunjukkan
jenis basal. Komposisi batuan intrusi asam dengan data isotop yang berada pada
s.d. menengah dengan kandungan kuarsa garis Meteoric Water Line MWL sebagai
yang lebih banyak akan menghantarkan indikasi air permukaan dan posisi pada
panaslebih baik, sedangkan batuan basal diagram segitiga tipe air, Na- K – Mg yang
lebih mampu menahan panas, sehingga berada di pojok bikarbonat dan pojok Mg,

314 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

sehingga dari data tersebut kemungkinan geologi, geokimia, dan geofisika berada di
fluida di reservoir tidak terakumulasi dan sekitar munculnya air hangat kelompok
hanya sebatas masuk ke dalam Kalompie ke arah timur. Dari kompilasi
permukaan dan naik lagi setelah ketiga metode tersebut (Gambar 13)
terpanaskan secara konduktif dan didapat estimasi luas area prospek panas
konvektif oleh sumber panas seiring bumi sekitar 3 km2 untuk kelas sumber
kedalaman landaian suhu, sehingga di daya hipotetis. Dengan menggunakan
asumsikan fluida bukan berasal dari metode penghitungan volumetric, melalui
reservoir dalam (deep water). beberapa asumsi yaitu tebal reservoir
sebesar 1km, recovery factor = 25%,
Daerah prospek faktor effisiensi 4 %, dan lifetime 30 tahun
Sebaran area prospek maka potensi sumber daya hipotetisnya
berdasarkan hasil penelitian metode adalah 3 MWe pada temperatur rendah.

Gambar 13. Peta Kompilasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 315
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN kedalaman 1250 m masih memiliki nilai


Berdasarkan data geokimia, tahanan jenis rendah. Hasil kompilasi data
temperatur reservoir diperkirakan sebesar geosain menunjukkan dugaan sebagai
115°C dan termasuk kedalam kategori areal prospek adalah sekitar 3 km2 dengan
entalpi rendah. Batuan yang diduga potensi energi sebesar 3 MWe dan
sebagai batuan penudung adalah lapisan termasuk pada kelas sumber daya
batuan sedimen dengan jenis lempung hipotetis.
sedangkan batuan reservoir pada

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Kabupaten Barru dalam Angka, Badan Pusat Statistik,
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Burger, H.R., 1992: Exploration Geophysics of shallow Sub Surface, Prentice Hall
Cooper, G.R.J., 2002, “GeoModel Method”, School of Geosciences, the Witwatersrand
Johanesburg, South Africa.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems With
Volcanic Heat Sources, dalam: Sigurdsson, H. (ed) Encyclopedia of Volcanoes,
Academic Press, hal. 834-855.
Jaya, A. 2014. Tectonic Evolution of South Sulawesi, Indonesia: Recontstruction by Analysis
of Deformation Structures, Akita University, Japan.
Kadir, W.G.A., 2000, Eksplorasi Gaya Berat dan Magnetik, Jurusan Teknik Geofisika,
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung
Lawless, J., 1995.Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short Course.Unocal
Ltd. Jakarta.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics.John Willey and son
Ltd.
Sukamto, R., dkk., 1982, Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat,
Sulawesi, Skala1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Standard Nasional Indonesia, 1998: Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta. hal. 1-12.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990, Applied Geophysics.
Second Edition, Cambridge University Press, London.

316 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA PANAS BUMI DAERAH PINCURAK,


KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

Dede Iim Setiawan, Lano Adhitya Permana, dan Wiwid Joni


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Tektonisme pada pertengahan Tersier mengakibatkan deformasi pada batuan
malihan, batuan intrusi, dan batuan vulkanik, serta menghasilkan struktur patahan segmen
Sesar Besar Sumatera berarah baratlaut-tenggara berikut sesar antitetik yang berarah
timurlaut-baratdaya di Daerah Pincurak. Tektonisme Kala Pliosen-Plistosen diikuti oleh
aktivitas vulkanik Gunung Malintang yang menghasilkan batuan magmatik generasi paling
muda. Batuan magmatik ini diharapkan memiliki sisa panas dari dapur magma di bawah
Gunung Malintang yang dapat berperan sebagai sumber panas dalam sistem panas bumi
Pincurak. Tektonisme terakhir yang terjadi pada Plistosen Akhir bahkan sampai sekarang,
mengakibatkan teraktifkannya kembali sesar-sesar sebelumnya yang kemudian mengontrol
kehadiran manifestasi panas bumi di permukaan, seperti yang terlihat juga dalam anomali
batuan berdensitas rendah berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut di lokasi
mata air panas Sosopan.
Keberadaan mata air panas Sosopan yang bertipe klorida dan kaya sulfat dengan pH
netral serta kemiripan karateristik kimia air panas Sosopan-2 dan air dingin Danau Laut
Tinggal yang bertipe sulfat dan pH asam, menjadikan komplek air panas Sosopan
diperkirakan merupakan bagian outflow atau setidaknya berada pada bagian ujung dari zona
upflow dari sistem panas bumi Pincurak yang didominasi oleh kehadiran mata air panas
bertemperatur 80°C. Fluida panas buminya mengindikasikan sistem panas bumi temperatur
cukup tinggi sekitar 220°C, diperkirakan berasosiasi dengan gas magmatik dari aktivitas
vulkanik Gunung Malintang.
Sistem panas bumi Pincurak diperkirakan berasosiasi dengan batuan magmatik
muda Gunung Malintang sebagai sumber panasnya. Reservoir sistem panas buminya
diduga merupakan sistem kekar pada batuan metamorf dengan puncak reservoir mulai
kedalaman 750 hingga 1250 meter dan lapisan penudung (clay cap) berupa lapisan lempung
hasil ubahan dari batuan vulkanik. Sebaran daerah prospek diperkirakan berada di sekitar
mata air panas Sosopan yang meliputi luas areal 2 km2. Estimasi potensi energi panas
buminya sebesar 11 MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.

Kata kunci: panas bumi Pincurak, Sosopan, potensi panas bumi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 317
Buku 1: Bidang Energi

PENDAHULUAN analisis sifat fisika dan kimia manifestasi


Daerah panas bumi Pincurak panas bumi, analisis kimia anion dan
termasuk dalam Wilayah Kecamatan kation air, analisis gas, serta untuk
Gunung Tule, Kabupaten Pasaman Barat, mengetahui indikasi keterdapatan sumber
Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). daya panas bumi melalui penyelidikan
Daerahnya berada pada gugusan tanah dan udara tanah yang meliputi
pegunungan batuan malihan, vulkanik, analisis kandungan Hg tanah dan CO2
dan batuan intrusi tua dalam segmen udara tanah pada kedalaman satu meter.
Struktur Besar Sumatera yang berasosiasi Penyelidikan geofisika terdiri dari
pula dengan kehadiran gunungapi muda metode gaya berat dan metode audio
Gunung Malintang yang berumur magnetotelluric (AMT). Metode
Plistosen (Rock, N.M.S dkk., 1983). penyelidikan gaya berat dilakukan melalui
pengukuran gaya berat pada beberapa
METODOLOGI titik yang berjarak antara 250 meter
Metode penyelidikan panas bumi di hingga 500 meter dengan sistem poligon
Daerah Pincurak terdiri dari 3 metode, tertutup. Pengukuran gaya berat di
yaitu metode geologi, geokimia, dan lapangan menghasilkan data berupa nilai
metode geofisika. Metode penyelidikan bacaan alat, waktu pengukuran, dan data
geologi digunakan untuk mengenali gejala koreksi medan (inner terrain). Nilai
tektonik, mengetahui karakteristik serta densitas batuannya ditentukan
sebaran batuan, dan karakteristik fisik berdasarkan hasil pengukuran densitas
manifestasi panas bumi di permukaan sampel batuan terpilih serta dengan
melalui kegiatan pemetaan morfologi, metode Parasnis. Koreksi terhadap data
satuan batuan, struktur geologi, zonasi gaya berat menghasilkan anomali gaya
hidrogeologi, dan manifestasi panas bumi, berat Bouguer yang kemudian dipisahkan
sehingga dapat mengetahui hubungan menjadi anomali Bouguer regional dan
antara semua parameter geologi yang anomali Bouguer sisa. Interpretasi
berperan dalam pembentukan sistem terhadap nilai anomali tersebut dilakukan
panas bumi di daerah tersebut. kemudian dengan membuat model bawah
Penyelidikan geokimia dilakukan untuk permukaan berdasarkan nilai anomali
mengetahui karakteristik fluida panas bumi sisa. Pemodelan gaya berat dilakukan
dan memperkirakan kondisi reservoir menggunakan teknik inversi 3 Dimensi
panas buminya melalui kegiatan menggunakan perangkat lunak Grablox
penyelidikan jenis manifestasi, konsentrasi dari Pirttijarvi (2003). Pemodelan ini
senyawa kimia terlarut dan terabsorpsi bertujuan untuk menentukan kontras
dalam fluida panas bumi yang meliputi model densitas dalam bentuk 3 dimensi

318 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

dari variasi densitas dengan anomali diukur pada permukaan bumi pada posisi
Bouguer lengkap (CBA) sebagai input tertentu. Survei metode AMT
data. menghasilkan kurva tahanan jenis
Penyelidikan dengan metode AMT terhadap frekuensi, tahanan jenis semu
memiliki rentang frekuensi antara 0,1 Hz lateral terhadap frekuensi, dan
sampai dengan 10 kHz. Metode ini penampang model tahanan jenis hasil
merupakan metode eksplorasi inversi 1D dan 2D.
elektromagnetik untuk mengukur respon Kompilasi ketiga metode tersebut
bumi dalam besaran medan listrik dan diharapkan dapat menghasilkan model
medan magnet terhadap medan tentatif sistem panas bumi yang baik,
elektromagnetik alam. Respon tersebut sebaran daerah prospek dan potensi
berupa komponen horizontal medan panas buminya.
magnet serta medan listrik bumi yang

Gambar 1. Lokasi daerah penyelidikan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 319
Buku 1: Bidang Energi

MANIFESTASI PANAS BUMI 1240 µS/cm hingga 1243 µS/cm. Airnya


Daerah Pincurak memiliki jernih, tidak berasa, sedikit berbau
manifestasi panas bumi berupa mata air belerang, dan memiliki endapan lumpur
panas, danau kawah asam, dan batuan belerang tipis.
ubahan (alterasi). Besarnya energi panas yang hilang
Terdapat lebih dari 10 titik secara alamiah (natural heat loss) dari
pemunculan mata air panas di Sungai manifestasi panas bumi berupa mata air
Sosopan dengan temperatur air panas panas di Daerah Pincurak adalah sebesar
berkisar antara 54 C hingga 80
o o
C, 62,7 kW thermal.
sehingga aliran Sungai Sosopan menjadi Manifestasi danau kawah asam
hangat. Conto air panas yang diambil dari (acid crater lake) terdapat di bagian
mata air panas Sosopan-1, Sosopan-3, puncak Gunung Malintang, yaitu berupa
Sosopan-4 dan Sosopan-6 menunjukkan danau air dingin bertemperatur 21 oC, pH
pH 6,1 hingga 7,2, debit 0,03 liter/detik 2,8 dan daya hantar listrik 1433 µS/cm.
sampai 0,1 liter/detik, dan daya hantar Danau yang populer disebut Danau Laut
listrik sebesar 2320 µS/cm hingga 3440 Tinggal ini memiliki air yang jernih, sedikit
µS/cm. Sedangkan air panas Sosopan-2 berbau belerang dan terasa sedikit asam.
bersifat asam dengan nilai pH sebesar 3,1 Manifestasi panas bumi berupa batuan
dan memiliki nilai daya hantar listrik 1140 ubahan hanya terdapat di sekitar mata air
µS/cm. Seluruh air panasnya secara panas Sosopan. Ubahan yang terbentuk
umum terlihat jernih, tidak berasa hingga bertipe argilik dengan asosiasi mineral
sedikit kesat dan sedikit asam, sedikit berupa muskovit-klorit-monmorilonit.
berbau belerang hingga tidak berbau,
beberapa memiliki sinter silika hingga GEOLOGI
sinter karbonat yang tipis dan memiliki Kondisi geologi Daerah Pincurak
endapan lumpur belerang. Terdapat sangat komplek, yang ditunjukkan oleh
bualan gas yang kecil dan menerus pada adanya singkapan batuan yang beraneka
mata air panas Sosopan-4. ragam, seperti batuan malihan, batuan
Mata air panas lainnya terdapat di intrusi, dan batuan vulkanik, dengan
bagian baratdaya Pincurak, yaitu di rentang umur mulai dari Karbon hingga
Sungai Sitabu. Air panas keluar dari mata Holosen. Secara tektonik, daerahnya
air panas Sitabu-1 dengan temperatur berada pada segmen jalur Sesar Besar
29,4 o
C dan debit 0,1 liter/detik serta Sumatera.
Sitabu-2 yang bertemperatur 29,6 oC dan Pembentukan litologi di daerah
debit 1,2 liter/detik. Air panasnya memiliki Pincurak dimulai sekitar Zaman Karbon,
pH 6,6 sampai 6,8, daya hantar listrik yaitu berupa Satuan Batuan Malihan 1

320 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

(Pm) yang terdiri dari batusabak, filit, dan Pada Zaman Kuarter bagian awal
metakuarsa arenit serta Satuan Batuan aktivitas vulkanisme berlangsung di
Malihan 2 (Jkm) berjenis serpentinit, sekis, daerah survei, ditandai oleh aktivitas
dan metabatugamping. Batuan malihan Gunung Malintang yang menghasilkan
tersebut diperkirakan sebagai bagian dari litologi berupa aliran lava, breksi vulkanik,
batuan bancuh (melange) hasil peristiwa dan aliran lahar. Secara berurutan
tektonik berupa penunjaman pada Zaman menurut proses terbentuknya adalah
Jura – Kapur. Kehadiran batuan-batuan Satuan Lava Malintang Tua 1 (Qlmt1)
tersebut dapat di sebandingkan dengan berupa lava berjenis andesit-basaltik.
melange Kelompok Woyla (Rock, N.M.S Setempat di lokasi air panas Sosopan,
dkk., 1983). satuan ini mengalami ubahan. Mengacu
Memasuki Tersier bagian awal, pada peta geologi regional (Rock, N.M.S
kegiatan magmatisme ditandai oleh dkk., 1983), batuan ini merupakan produk
aktivitas vulkanik yang menghasilkan Gunung Malintang yang berumur
litologi tuff dari Satuan Tuff (Tmt) dan Plistosen. Dilanjutkan oleh Satuan Breksi
juga adanya intrusi granit berupa Satuan Malintang Tua 1 (Qbmt1) berupa endapan
Granit (Tmg). Satuan tuff diwakili oleh tuf material produk erupsi yang banyak
berwarna putih, berbutir sangat halus, dijumpai mengisi lembah. Breksinya
lunak hingga getas. Menurut disusun oleh fragmen batuan yang
kesebandingan dengan peta geologi berkompisisi andesitik-basaltik, berukuran
regional (Rock, N.M.S dkk., 1983), batuan kerakal-bongkah, dan kompak. Menurut
ini merupakan batuan vulkanik yang hubungan relatif dengan satuan batuan
belum/tidak terbedakan dengan umur lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
Miosen. Satuan Granit terdiri dari granit Plistosen. Satuan Lava Malintang Tua 2
berwarna putih kehitaman, tekstur (Qlmt2) adalah batuan yang selanjutnya
faneritik, holokristalin dan memiliki kemas terbentuk. Satuan ini terdiri dari lava
equigranular. Menurut kesebandingan dengan komposisi andesitik
dengan peta geologi regional (Rock, (Rock,N.M.S.,dkk, 1983). Menurut
N.M.S dkk., 1983), batuan ini merupakan hubungan relatif dengan satuan batuan
granit yang berumur Miosen. Aktivitas ini lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
dilanjutkan pada pertengahan Tersier Plistosen. Erupsi Gunung Malintang
berupa peristiwa tektonik deformasi yang selanjutnya menghasilkan batuan gunung
menghasilkan pola struktur sesar api lebih muda, yaitu berupa Satuan Lava
mendatar dan sesar normal yang berarah Malintang Muda 1 (Qlmm1) tang terdiri
baratlaut-tenggara. dari lava dengan komposisi andesitik-
basaltik berwarna abu-abu kehitaman;

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 321
Buku 1: Bidang Energi

Satuan Lava Malintang Muda 2 (Qlmm2) pemunculan mata air panas, kelurusan
berupa lava dengan komposisi andesit- lembah dan punggungan, serta kekar-
basaltik, berwarna abu-abu kehitaman kekar. Struktur geologi yang berkembang
dengan tekstur afanitik-fanerik; Satuan berupa struktur tepi kawah, sesar, dan
Breksi Malintang Muda 2 (Qbmm2) yang kelurusan berarah relatif baratlaut-
tersusun oleh endapan material produk tenggara dan timurlaut-baratdaya. Pola
erupsi dengan fragmen batuan berupa struktur geologi yang berarah relatif
lava yang berkompisisi andesit-basatik, baratlaut-tenggara dan timurlaut-
berukuran kerikil-bongkah; Satuan Lava baratdaya diperkirakan sebagai sesar
Malintang Muda 3 (Qlmm3) berupa lava mendatar dan sesar normal yang diduga
berkomposisi andesit-, berwarna abu-abu berasosiasi dengan pola struktur Sesar
agak kehitaman, bertekstur porfiritik Besar Sumatera. Keberadaan struktur
dengan fenokris terdiri dari plagioklas, geologi tersebut diduga sebagai
biotit dan piroksen; Satuan Lava Malintang pengontrol keberadaan manifestasi panas
Muda 4 (Qlmm4) merupakan produk bumi berupa mata air panas di daerah
terakhir dari erupsi Gunung Malintang survei.
yang terdiri dari lava berkomposisi
andesitik-basaltik, berwarna abu-abu GEOKIMIA
kehitaman dan memiliki tekstur porfiritik Kimia Air
dengan fenokris plagioklas dan biotit. Hasil analisis kimia anion dan
Berdasarkan hubungan relatif dengan kation memperlihatkan konsentrasi yang
satuan batuan lainnya dan mengacu pada menarik pada air panas Sosopan-2 dan air
peta geologi regional (Rock, N.M.S dkk., dingin Danau Laut Tinggal terhadap air
1983), semua satuan batuan tersebut panas Sosopan lainnya. Kedua air
berumur Plistosen. Proses selanjutnya di tersebut sama-sama bersifat asam, yaitu
sekitar Gunung Malintang adalah memiliki nilai pH mencapai 2,8. Meskipun
pembentukan Lahar Gunung Malintang kedua air tersebut memiliki konsentrasi
(Qel), yaitu berupa produk sekunder hasil Na, K, Li, Cl, B, SiO2, dan SO4 relatif
pencampuran material produk Gunung tinggi, namun konsentrasinya lebih kecil
Malintang sebelumnya dan kemudian jika dibandingkan dengan air panas
telah mengalami proses litifikasi. Sosopan lainnya. Bahkan nilai konsentrasi
Indikasi keberadaan struktur bikarbonat (HCO3) pada air panas
geologi di daerah survei diperoleh Sosopan sangat tinggi mencapai 448 mg/l,
berdasarkan analisis peta DEM (Digital ternyata pada air panas Sosopan-2 dan air
Elevation Model), analisis peta topografi, Danau Laut Tinggal bikarbonatnya tidak
dan gejala struktur di permukaan seperti terdeteksi sama sekali (Tabel 1). Air

322 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

seperti ini biasanya berupa air sulfat yang proses oksidasi, sedangkan bikarbonat
sangat dipengaruhi oleh gas-gas biasanya tidak ada sama sekali atau hadir
magmatik. Pada kondisi demikian, dalam konsentrasi yang sangat kecil
biasanya mengandung klorida dari sisa sekali.

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Pincurak

Tabel 1. Hasil analisis kimia anion kation sampel air Pincurak


Air Panas Air Panas Air Panas Air Panas Air Panas Air Panas Air Dingin Air Dingin Air Dingin
NAMA SAMPEL
Sosopan-1 Sosopan-2 Sosopan-3 Sosopan-4 Sosopan-6 Sitabu-1 Sosopan Sitabu Laut Tinggal
(KODE)
(APS-1) (APS-2) (APS-3) (APS-4) (APS-6) (APT-1) (ADS) (ADT) (ADL)

pH 7,2 3,1 6,9 6,5 6,1 6,8 7,8 8,4 2,8


DHL (µs/c 3280 1140 3440 3150 2320 1240 104 103 1433
SiO2 (mg/L)
m) 149,08 116,18 138,08 131,67 117,89 31,92 17,07 25,43 28,14
B (mg/L) 17,00 4,04 12,32 12,71 9,28 3,85 0,46 0,19 2,16
Al3+ (mg/L) 0,05 12,76 0,07 0,05 0,06 4,70 0,01 0,04 0,07
Fe3+ (mg/L) 0,05 0,13 0,01 0,01 0,01 5,56 0,03 0,25 0,08
Ca2+ (mg/L) 80,30 19,58 173,86 147,55 47,80 8,43 7,23 7,49 158,98
Mg2+ (mg/L) 11,01 4,32 17,34 16,09 9,32 6,98 9,57 4,85 64,30
Na+ (mg/L) 517,00 128,69 476,44 492,13 385,00 13,27 2,51 8,45 197,01
K+ (mg/L) 61,12 14,57 56,34 58,78 42,18 2,90 0,82 1,37 17,49
Li+ (mg/L) 2,21 0,39 2,06 2,12 1,62 0,01 0,00 0,00 0,91
As3+ (mg/L) 0,20 0,00 0,20 0,00 0,20 0,00 0,00 0,00 0,20
NH4+ (mg/L) 1,98 0,98 1,70 3,55 1,83 0,59 0,70 0,77 0,88
F- (mg/L) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08 0,00 0,00
Cl- (mg/L) 482,92 85,73 411,52 445,81 360,08 17,68 0,26 0,27 197,76
SO42- (mg/L) 438,64 340,34 536,06 618,59 338,78 245,55 44,05 2,31 224,87
HCO3- (mg/L) 342,21 0,00 448,48 397,71 157,54 391,07 0,00 66,70 0,00
CO3= (mg/L) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Ion Balance (%) 1,81 -3,62 4,07 0,20 3,73 -65,55 17,38 3,65 37,24

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 323
Buku 1: Bidang Energi

Air panas Sosopan-1, Sosopan-3, dengan air permukaan yang kemudian


Sosopan-4, dan Sosopan-6 dengan mengalami pengenceran oleh air
konsentrasi Na, K, Li, Cl, B, dan SiO2 permukaan yang intensif selama
tinggi dan memiliki pH netral kemungkinan perjalanannya secara lateral sebelum
berhubungan dengan fluida reservoir akhirnya muncul sebagai mata air bawah
panas bumi temperatur tinggi. Sementara tanah yang netral. Oleh karena itu, semua
kemiripan konsentrasi air panas Sosopan- air panas Sosopan diperkirakan
2 dan air dingin Danau Laut Tinggal, setidaknya berada pada batas area atau
dengan nilai pH air yang sama-sama berjarak tidak jauh dari area upflow.
bersifat asam, diperkirakan sebagai air Sedangkan air panas Sitabu-1
asam sulfat (acid-sulphate water) hasil diperkirakan sebagai air hasil aliran secara
kondensasi gas panas bumi dengan air lateral atau sebagai bagian outflow.
permukaan di dekat permukaan. Berdasarkan diagram segi tiga Cl-
Konsentrasi anion dan kation pada Li-B (Gambar 4) air panas di Daerah
kelompok air panas Sosopan dan air Pincurak terbagi menjadi 2 kluster, yaitu
panas Sitabu menempatkan sampel- kelompok air panas yang berada di bagian
sampel air tersebut ke dalam air panas tengah segi tiga dan air panas di bagian
bertipe klorida-sulfat, sulfat, dan air panas pojok B. Kluster air panas di bagian
bertipe bikarbonat Gambar 3. Air panas tengah yang terdiri dari 5 sampel air panas
Sosopan-1, Sosopan-3, Sosopan-4, dan Sosopan, membuktikan bahwa hadirnya
Sosopan-6 yang bertipe klorida-sulfat klorida tinggi pada air panas Sosopan
diduga sebagai air dari reservoir panas berhubungan erat dengan batuan
bumi di kedalaman (deep waters) yang magmatik yang ditandai oleh hadirnya
kemudian mengalami pencampuran di unsur Li yang tinggi pada semua air
dekat permukaan dengan air sulfat hasil panasnya. Air panas Sosopan yang
kondensasi gas atau uap dengan air konsentrasi kloridanya sangat tinggi,
permukaan. Air panas Sosopan-2 yang penyerapan gas magmatik dengan rasio
bertipe sulfat dengan konsentrasi klorida B/Cl yang rendah, sehingga unsur non
tinggi tetapi nihil bikarbonat diduga volatil Cl pada air panasnya menjadi lebih
sebagai air panas yang berasal dari tinggi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
kondensasi gas-gas magmatik pada air panas Sosopan berada dekat atau
temperatur yang tinggi di kedalaman, persis berada pada aliran utama dari
sehingga menghasilkan air panas bersifat sistem panas bumi di daerah ini (upflow).
asam. Air panas Sitabu-1 yang bertipe Sedangkan air panas Sitabu-1 yang
bikarbonat-sulfat diduga sebagai air sulfat konsentrasi bikarbonatnya lebih tinggi,
hasil proses kondensasi gas dan uap berada pada sisi absorption of high B/Cl

324 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

steam yang menunjukkan bahwa proses panasnya sudah mengalami perubahan


penyerapan gas magmatik dengan rasio konsentrasi Na, K, dan Mg akibat adanya
B/Cl yang tinggi, sehingga konsentrasi Cl pengaruh percampuran dengan air
pada air panasnya lebih rendah. Kondisi permukaan. Ketika tidak terjadi
tersebut memberikan indikasi bahwa air kesetimbangan dalam air panas tersebut
panas Sitabu-1 berada cukup jauh dari atau adanya proses lain yang
aliran utama sistem panas buminya mengakibatkan fluida dari reservoir
(outflow). menjadi mengalami perubahan
Hadirnya 2 kluster air panas dalam konsentrasi unsur-unsurnya, maka
segitiga Cl-Li-B juga diikuti oleh besarnya estimasi temperatur bawah permukaan
perbedaan rasio konsentrasi Cl/B antara pun tidak dapat dilakukan.
kedua kluster tersebut. Nilai rasio Cl/B air
panas Sosopan jauh lebih besar Kimia Gas
dibandingkan dengan air panas Sitabu-1. Hasil analisis kimia terhadap 2
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat sampel gas yang berasal dari gelembung
diduga bahwa air panas Sosopan berasal gas (gas bubble) yang terdapat pada mata
dari reservoir yang berbeda dengan air air panas Sosopan-4 memperlihatkan
panas Sitabu. bahwa hanya terdapat konsentrasi gas
Diagram segi tiga Na, K, dan Mg He, H2, O2, Ar, N2, CH4, dan gas CO2 yang
(Gambar 5) memperlihatkan bahwa terdeteksi. Gas utama lain yang sering
semua air panasnya berada di daerah muncul dalam gas panas bumi, yaitu H2S
sekitar pojok Mg atau berada pada zona tidak terdeteksi. Gas CO2 merupakan gas
immature water. Hal ini mengindikasikan yang dominan terkandung dalam sampel
bahwa semua air panas tersebut unsur- gas tersebut, mencapai 82,7%mol, diikuti
unsurnya tidak mengalami proses oleh gas-gas minor berupa N2 yang
kesetimbangan ketika terjadi interaksi mencapai 19,7%mol, dan CH4 yang
dengan batuan atau semua sampel air mencapai 9,6%mol (Tabel 2).

Gambar 3. Diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 4. Diagram segi tiga Cl-Li-B

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 325
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Diagram segi tiga Na-K-Mg

Tabel 2. Hasil analisis kimia sampel gas Pincurak


Kandungan APS-4A APS-4B
Gas (%mol) (%mol)
He 0,0042 0,0019
H2 0,0400 0,0100
O2 0,6000 0,0500
Ar 0,1700 0,1800
N2 19,7300 12,6600
CH4 9,6100 4,3800
CO tt tt
CO2 69,8500 82,7100
H2S tt tt
HCl tt tt
NH3 tt tt
N2/Ar 116 70
He/Ar 0,025 0,010
CH4/Ar 56,53 24,33
CO2/H2 1746,25 8271,00
H2/Ar 0,235 0,056
CO2/Ar 410,88 459,50
CO2/N2 3,54 6,53

326 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Kandungan N2 yang mencapai konsentrasi gas CO2 (Gambar 7) gasnya


19,7%mol dapat berasal dari dua berada pada daerah antara gas magmatik
kemungkinan, yaitu dapat berasal dari gas dengan gas dari udara atau rasio N2/Ar
yang terlarutkan dalam recharge air mendekati nilai 84. Sampel gas APS-4B
meteorik atau dapat juga berasal dari gas terlihat lebih banyak terpengaruh oleh
magmatik. Kedua sampelnya tidak udara dalam air meteorik daripada gas
memperlihatkan konsentrasi H2S, APS-4A. Oleh karena itu, tingginya
melainkan hanya unsur H2 saja. Padahal konsentrasi CO2 pada sampel gas
konsentrasi gas H2S dalam fluida panas tersebut lebih dominan sebagai hasil dari
bumi dapat berasal dari gas-gas magmatik interaksi antara gas atau uap panas bumi
atau berasal dari proses alterasi batuan di dengan air meteorik.
reservoir yang umumnya berhubungan Pendugaan Temperatur Bawah
dengan sistem panas bumi temperatur Permukaan
tinggi. Sampel gas didominasi oleh gas Hasil perhitungan geotermometer
CO2 yang mencapai 82,7%mol. Hal ini zat terlarut, setidaknya reservoir panas
dapat memberikan indikasi gas CO2 bumi Pincurak memiliki temperatur
merupakan hasil proses kondensasi gas minimal sebesar 150oC berdasarkan
dan uap menjadi mata air bawah tanah geotermometer kuarsa dan maksimal
yang miskin oksigen (outflow) atau sebesar 240 C o
jika berdasarkan
mungkin juga sebagai gas magmatik yang geotermometer Na/K (Giggenbach).
hadir bersamaan dengan N2. Mengingat kehadiran Na dan K yang

Meningkatnya rasio CO2/H2S tinggi, perkiraan temperatur reservoir


dengan pendekatan geotermometer Na
menunjukkan peningkatan migrasi dari
dan K terlarut pun dapat dipertimbangkan,
sumbernya atau outflow (Nicholson,
dengan asumsi kedua unsur adalah hasil
1993).
proses kesetimbangan.
Dalam segi tiga hubungan antara
Pendekatan hubungan konsentrasi
rasio N2-He-Ar (Gambar 6) terlihat kedua
gas H2, Ar, dan gas CO2 memperlihatkan
gasnya berada di bagian tengah antara
bahwa hubungan rasio H2/Ar dengan
area gas magmatik (N2) dengan air
CO2/Ar sedikitnya mendukung hasil
meteorik (Ar). Hal ini mengindikasikan
perhitungan geotermometer zat terlarut.
bahwa gas tersebut berasal dari gas
Grafik hubungan nilai log CO2/Ar dengan
magmatik yang kemudian mengalami
log H2/Ar seperti terlihat dalam Gambar 8
kondensasi ketika terjadi kontak dengan
memberikan gambaran bahwa temperatur
air meteorik sesaat sebelum hadir reservoir panas bumi Pincurak
bersama air panas Sosopan-4. diperkirakan sebesar 216 o
C, dengan
Jika N2 dan Ar pada air panas asumsi terjadi proses kesetimbangan.
tersebut dibandingkan juga dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 327
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6 Diagram segi tiga gas N2-He-Ar Gambar 7 Diagram segi tiga gas N2-CO2-Ar

Gambar 8 Grafik hubungan gas H2-CO2-Ar

Isotop Oksigen-18 dan Deuterium meskipun airnya dingin terlihat sedikit


(18O dan 2H) mengalami pengkayaan isotop oksigen-18
Grafik hubungan antara isotop dari air meteoriknya. Nilai isotop oksigen-
oksigen-18 (δ18O) dan deuterium (δ2H) 18 dan deuteurium sampel air danau lebih
dengan persamaan air meteorik lokal besar jika dibandingkan dengan air panas
(meteoric water line) δD = 8δ18O + 14, Sosopan maupun Sitabu, sebagai
memperlihatkan bahwa air panas Sosopan gambaran bahwa Danau Laut Tinggal
berada lebih ke kanan dari garis air termasuk manifestasi panas bumi, yaitu
meteorik lokal (Gambar 9), artinya berupa danau kawah asam (acid crater
mengalami pengkayaan oksigen-18. lake). Sementara air panas Sitabu-1
Menurut Craig (1963) di dalam berada dalam satu garis atau kelompok
Nicholson (1993), fluida panas bumi dengan sampel isotop air dinginnya.
umumnya akan mengalami proses
penambahan isotop oksigen-18 dari air Survei Tanah dan Udara Tanah
asalnya, dalam hal ini adalah air meteorik. Analisis temperatur, kandungan
Sampel air dingin Danau Laut Tinggal, Hg, pH tanah, dan CO2 udara tanah tidak

328 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

memperlihatkan nilai anomali yang diperkirakan tidak berhubungan dengan


memiliki hubungan dengan kehadiran daerah berpermeabilitas tinggi dalam
sistem panas bumi Pincurak. Nilai anomali sistem panas bumi Pincurak, melainkan
Hg tanah di atas 103 ppb hanya terdapat berasosiasi dengan sistem hidrotermal
pada satu titik jauh di bagian barat mata fosil atau terdapatnya mineralisasi di
air panas Sosopan dan terinterpolasi pada lokasi tersebut.
satu titik tersebut (Gambar 10). Anomali ini

Gambar 9. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H (Deuterium) conto air Pincurak

Gambar 10. Peta distribusi Hg tanah Daerah Pincurak

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 329
Buku 1: Bidang Energi

GEOFISIKA anomali rendah dan anomali tinggi juga


Gaya Berat masih konsisten berada di bagian timur
Hasil anomali Bouguer lengkap yang diduga akibat perbedaan elevasi
(Gambar 11) menggunakan nilai densitas yang cukup signifikan. Nilai anomali tinggi
2,6 gr/cm3 menunjukkan nilai anomali tersebut kemungkinan lain akibat respon
rendah berada di sekitar manifestasi batuan granit yang berada di bagian timur
Sosopan dan merendah ke arah barat menyusup ke arah barat, namun tidak
atau ke arah Gunung Malintang, serta tersingkap ke permukaan. Anomali FHD
merendah ke arah timurlaut dan tenggara. (Gambar 11) menunjukkan anomali tinggi
Nilai anomali rendah juga terdapat di di bagian timur berarah baratlaut-tenggara
sekitar manifestasi Sitabu dan dan baratdaya-timurlaut yang diduga
kemungkinan masih menerus ke arah sebagai sesar pengontrol manifestasi
Gunung Malintang. Sebaran anomali Sosopan.
rendah dari manifestasi Sosopan ke arah Pemodelan gaya berat 3D disayat
baratdaya sepanjang struktur berarah dari arah barat ke titik mata air panas
baratlaut-tenggara diduga merupakan Sosopan hingga ke arah selatan daerah
respon zona depresi sepanjang struktur penelitian (Gambar 12). Nilai densitas
tersebut. Nilai anomali sedang hingga rendah < 2,5 gr/cm3 dibawah titik B (mata
tinggi terdapat di bagian selatan air panas Sosopan) menerus ke arah
manifestasi Sosopan terlihat tegas barat atau ke arah Gunung Malintang,
membatasi zona rendah yang berada di diinterpretasikan sebagai batuan yang
sekitar manifestasi Sosopan yang kemungkinan telah terubahkan oleh fluida
merendah ke arah barat. Nilai anomali panas yang naik ke permukaan dan
tinggi terdapat di bawah manifestasi berfungsi sebagai lapisan penudung dari
Sosopan diduga merupakan efek sistem panas bumi Pincurak. Nilai
perbedaan elevasi yang cukup signifikan densitas > 2,8 gr/cm3 yang berada dari
terhadap titik ukur yang berada di bagian posisi mata air panas Sosopan ke arah
timurnya. selatan (B-C) memiliki batuan yang lebih
Anomali Bouguer residual (Gambar kompak dan masif yang diinterpretasikan
11) menunjukkan sebaran anomali rendah sebagai batuan dasar berupa malihan
masih konsisten berada di sekitar yang ditindih oleh batuan lava produk
manifestasi Sosopan dan merendah ke Gunung Malintang atau mungkin juga
arah Gunung Malintang yang diduga sebagai respon batuan granit yang
berasosiasi dengan zona rekahan menerus dari bagian timur yang tidak
sehingga densitasnya menjadi lebih tersingkap di permukaan.
rendah terhadap batuan sekitarnya. Nilai

330 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Peta sebaran anomali gaya berat

Gambar 12. Penampang model 3D gaya berat

Audiomagnetotellurik (AMT) m kecuali di titik AMTP-09 yang masih


Anomali tahanan jenis pemodelan mengklosur rendah <15 Ohm-m. Sebaran
2-D (Gambar 13) menunjukkan sebaran tahanan jenis di sekitar manifestasi
anomali tahanan jenis rendah <15 Ohm-m Sosopan secara keseluruhan menjadi
hingga kedalaman 300 m berada di sekitar anomali sedang <60 Ohm-m yang dapat
manifestasi Sosopan dan merendah ke diduga perubahan anomali tahanan jenis
arah barat atau ke arah Gunung Malintang tersebut mengindikasikan adanya aktivitas
dan terlihat tegas keberadaannya dibatasi fluida panas bumi sehingga
oleh struktur geologi berarah baratlaut- mempengaruhi sifat fisis batuan di
tenggara. Pada kedalaman 500 hingga lingkungan tersebut.
750 m, sebaran tahanan jenis tersebut Berdasarkan hasil pemodelan 2-D
semakin mengecil atau dapat dikatakan data AMT pada lintasan 2 dan 3 (Gambar
hanya konsisten rendah <15 Ohm-m di ke 14) dapat disimpulkan bahwa zona top
arah Gunung Malintang. Pada kedalaman reservoir berada pada kedalaman
1000 m, sebaran tahanan jenis di sekitar bervariasi antara 750 hingga 1250 m.
manifestasi Sosopan meninggi <60 Ohm-

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 331
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 13. Peta tahanan jenis pada kedalaman 200,300, 500, 750, 1000, dan 1250 meter

Gambar 14. Interpretasi penampang tahanan jenis pada lintasan 2 dan 3

PEMBAHASAN sebagai sumber panas pada sistem panas


Keberadaan Gunung Malintang bumi Pincurak.
yang berumur paling muda (Plistosen), Litologi pembentuk reservoir
diperkirakan masih memiliki sisa panas diduga merupakan batuan metamorf
dari dapur magma yang dapat berperan dengan puncak reservoir bervariasi

332 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

mulai kedalaman 750 m hingga 1250 m. yang terbentuk pada air panas Sosopan-2
Permeabilitas cukup baik pada batuan dan air Danau Tinggal Laut.
metamorf terbentuk oleh sistem rekahan Manifestasi danau kawah asam di
akibat aktivitas tektonik yang intensif. puncak Gunung Malintang diperkirakan
Batuan penudung diperkirakan memiliki hubungan erat dengan
berupa batuan vulkanik terubah hasil manifestasi panas bumi di Sosopan, hal ini
interaksi antara fluida panas dengan didukung oleh keberadaan struktur sesar
batuan. Berdasarkan data AMT, sebaran berarah baratlaut-tenggara yang
tahanan jenis rendah yang berada menghubungkan kedua daerah tersebut.
disekitar mata air panas Sosopan dan Zona perpotongan sesar tersebut dengan
merendah ke arah Gunung Malintang sesar berarah timurlaut-baratdaya di
diinterpretasikan sebagai batuan sekitar Sosopan, diduga sebagai struktur
penudung. Sebaran nilai tahanan jenis pengontrol kehadiran mata air panas
rendah tersebut memiliki ketebalan mulai Sosopan. Keberadaan mata air panas
dari 500 m hingga 1000 m. Sosopan yang bertipe klorida dan kaya
Fluida panas bumi dalam sistem sulfat dengan pH netral serta mata air
panas bumi di Daerah Pincurak panas Sosopan-2 dan air dingin Danau
diperkirakan dipengaruhi oleh fluida Laut Tinggal yang bertipe sulfat dan pH
magmatik yang berasosiasi dengan asam, menjadikan komplek air panas
magmatisme terakhir Gunung Malintang. Sosopan diperkirakan berada pada zona
Kontrol struktur sesar di daerah Sosopan outflow atau setidaknya merupakan
telah mengakibatkan hadirnya mata air bagian ujung dari zona upflow dalam
panas Sosopan bertipe klorida dan sistem panas bumi Pincurak(?)
memiliki konsentrasi sulfat (SO4) tinggi.
Proses pendidihan di reservoir (boiling POTENSI ENERGI PANAS BUMI
chloride water) mengakibatkan Dengan asumsi ketebalan resevoir
terbentuknya uap panas yang 1000 meter, densitas resevoir 2500 kg/m3,
mengandung gas yang kaya akan H2S. recovery factor sebesar 25 %, life time
Uap panas yang berinteraksi dengan air selama 30 tahun, temperatur resevoir 220
permukaan atau air meteorik pada zona 0
C, temperatur cut off 150 0C, dan luas
bawah permukaan di atas muka air tanah daerah prospek 2 km2, maka diperoleh
(zona vados) membentuk air sulfat seperti potensi panas bumi Pincurak sebesar 11
MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 333
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 15. Model tentatif sistem panas bumi Pincurak

Gambar 16. Peta kompilasi gesosains daerah panas bumi Pincurak

334 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN permukaan (steam heated water) pada air


Sistem panas bumi Pincurak panas Sosopan-2 dan air Danau Laut
diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Tinggal.
vulkanik termuda Gunung Malintang yang Daerah prospek panas bumi
masih menyimpan sisa panas dari dapur tersebut memiliki potensi untuk
magma. Sedangkan, lapisan penudung dikembangkan sebagai pembangkit listrik
(clay cap) diduga berasal dari batuan tenaga panas bumi maupun digunakan
vulkanik yang telah mengalami ubahan. untuk pemanfaatan langsung (direct use)
Reservoir panas bumi diduga terbentuk seperti pengeringan hasil pertanian.
pada batuan metamorf dengan kedalaman
puncak reservoir yang bervariasi, yaitu SARAN
mulai kedalaman 750 hingga 1250 m. Untuk mengetahui gambaran
Fluida panas buminya sistem panas bumi lebih detail serta
mengindikasikan sistem panas bumi besaran potensi yang terkandung di
temperatur cukup tinggi yang diperkirakan dalamnya, perlu dilakukan survei geosains
berasosiasi dengan gas magmatik dari lanjutan berupa survei geofisika dengan
aktivitas vulkanik Gunung Malintang. metode magnetotellurik (MT), terutama
Interaksi fluida panas bumi dengan air untuk area di sekitar daerah prospek dan
permukaan menghasilkan air klorida kaya area yang menghubungkan manifestasi
akan sulfat yang disertai kehadiran air Sosopan dengan Danau Kawah Laut
bikarbonat pada air panas Sosopan, serta Tinggal.
air sulfat hasil kondensasi uap pada air

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2000. Angka Parameter Dalam Estimasi Potensi energi
Panas Bumi, SNI 13-6482-2000.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, Geothermal System: Principles and Case Histories. John
Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc.
Orlando.
Nicholson, K., 1993.Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique. Springer Verlag,
In. Berlin.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 335
Buku 1: Bidang Energi

Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics. John Willey and
Son Ltd.
Rock, N.M.S., dkk. 1983. Peta Geologi Regional Bersistem Lembar Lubuk Sikaping,
Sumatera, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990, Applied Geophysics.
Second Edition. Cambridge University Press, London.
Tim Survei Pendahuluan, 2010. Survei Pendahuluan Panas Bumi Daerah Pasaman Barat,
Provinsi Sumatera Barat. Pusat Sumber Daya Geologi. Badan Geologi, Bandung.

336 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

IDENTIFIKASI SISTEM PANAS BUMI DAERAH SURIAN BERDASARKAN ANALISIS


DATA GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA

Lano Adhitya Permana, Dedi Kusnadi, dan Toni Rahadinata


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara Panas Bumi

SARI
Daerah Surian terletak pada zona depresi yang berasosiasi dengan Sesar Sumatra.
Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan adanya manifestasi permukaan
berupa mataair panas. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi sekaligus mengetahui
karakteristik pembentukan sistem panas bumi di daerah Surian dengan menggunakan
metode geologi, geokimia dan geofisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah Surian
didominasi oleh batuan intrusi berupa granit-granodiorit yang berumur Kapur serta terdapat
satu kelompok mata air panas dengan tipe air bikarbonat dan bersifat immature water.
Keberadaan struktur geologi yang terdapat di daerah Surian umumnya berarah baratlaut-
tenggara. Hal tersebut didukung oleh data gaya berat yang menunjukkan adanya pola lineasi
berarah baratlaut-tenggara yang diduga berkaitan erat dengan zona sesar sumatera.
Intensitas rekahan banyak dijumpai pada bagian barat daerah penelitian yang
mengindikasikan adanya zona permeable. Sistem panas bumi daerah Surian dipengaruhi oleh
adanya gradient thermal yang diduga merupakan faktor yang dapat memanaskan fluida
meteorik pada struktur sesar yang sangat dalam, sehingga pada saat menuju permukaan
melalui kontrol patahan, fluida tersebut mampu menyapu panas dan muncul dipermukaan
sebagai mata air panas.

Kata kunci: Surian, Sistem panas bumi, Zona Sesar Sumatera

PENDAHULUAN Pulau Sumatera, salah satunya di daerah


Keberadaan tektonik di Pulau Surian. Akbar, dkk (1972) menyebutkan
Sumatera memiliki keterkaitan dengan bahwa di daerah Surian terdapat
adanya tumbukan antara Lempeng Indo- manifestasi panas bumi berupa mata air
Australia dan Lempeng Eurasia yang panas dengan temperatur 57oC. Secara
menghasilkan sesar regional sepanjang Administratif, daerah Surian termasuk
Pulau Sumatera. Keterdapatan sesar dalam Kabupaten Solok, Provinsi
regional tersebut dapat memfasilitasi Sumatera Barat (Gambar 1).
munculnya manifestasi panas bumi di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 337
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

Rosidi, dkk (1996) menyebutkan METODOLOGI


bahwa secara geologi regional, formasi Penelitian yang dilakukan di daerah
batuan di daerah Surian terdiri dari Formasi Surian menggunakan metode geologi,
Barisan (Pb), Anggota Batugamping geokimia dan geofisika, yaitu dengan
Formasi Barisan (Pbl), Formasi Siguntur melakukan studi literatur, pengamatan dan
(Jsl), Intrusi Granit (Kgr), Batuan Gunung pengambilan conto di lapangan, analisis
Api Asam yang Tak Terpisahkan (Qou) dan laboratorium dan interpretasi data. Studi
Lava (Qol). Sedangkan, struktur literatur dilakukan terhadap hasil penyelidik
geologinya berupa struktur patahan dan terdahulu yang memiliki relevansi dengan
kelurusan berarah relatif baratlaut – daerah penelitian. Sedangkan, untuk
tenggara. Sesar utama yang terdapat di mengetahui sebaran batuan dan gejala
daerah penelitian merupakan bagian dari struktur terutama ditinjau dari karakteristik
Sesar Sumatera yang berupa sesar geser rekahan serta keterdapatan sifat-sifat fisik
menganan dan sesar normal yang berarah manifestasi panas bumi diperlukan
baratlaut – tenggara. Kedudukan struktur pengamatan lapangan yang detil, termasuk
geologi ini diperkirakan mempengaruhi pengambilan conto batuan dan air.
pola sebaran batuan di permukaan. Selanjutnya, conto batuan dan air yang
Penelitian ini bertujuan untuk telah diperoleh dari lapangan akan
mengidentifikasi sekaligus mengetahui dilakukan analisis di laboratorium. Seluruh
karakteristik pembentukan sistem panas hasil analisis laboratorium akan
bumi di daerah Surian. diinterpretasi sehingga dapat diketahui
karakteristik pembentukan sistem panas
bumi di daerah penelitian.

338 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENELITIAN daerah Surian dengan menggunakan


Geologi metode fracture fault density dan windows
Secara umum, daerah penelitian scan (Gambar 3), menyebutkan bahwa
tersusun oleh batuan vulkanik, batuan nilai anomali tinggi dengan menggunakan
metamorf dan batuan intrusi dengan urutan fracture fault density terdapat di bagian
yang berumur tua hingga ke muda barat daerah penelitian dan terletak pada
(Gambar 2), yaitu Satuan Batusabak- litologi lava dan granit. Hal tersebut
Metabatugamping (Pb), Satuan didukung oleh adanya morfologi perbukitan
Batugamping (Pbgp), Satuan Batumarmer sebagai hasil proses deformasi yang
(Jm), Satuan Granit-Granodiorit (Kgr), memiliki banyak rekahan, sehingga dapat
Satuan Lava Ranting (Qlr), Satuan Lava menjadi media untuk munculnya mata air
Boleng (Qlb) dan Satuan Breksi (Qbr). panas di daerah penelitian sekaligus dapat
Sedangkan, struktur geologi di daerah berperan sebagai recharge area.
penelitian berupa sesar mendatar dengan Lebih lanjut, Arini dan Permana
pergerakan menganan dan sesar normal (2017) menyebutkan bahwa untuk
yang berarah baratlaut – tenggara serta penggunaan metode windows scan di
kelurusan berarah relatif utara–selatan dan daerah Surian, menunjukkan adanya
timurlaut-baratdaya. Struktur utama yang distribusi panjang rekahan yang berkaitan
berarah baratlaut - tenggara diperkirakan dengan kontrol struktur geologi. Struktur-
mempengaruhi pola sebaran batuan di struktur tersebut akan mereaktivasi
permukaan, sedangkan sesar mendatar rekahan-rekahan sehingga memiliki
menganan diperkirakan sebagai dimensi ukuran yang lebih panjang. Dalam
pengontrol kehadiran manifestasi panas hal ini, Sesar Sumatra diperkirakan
bumi berupa mata air panas di daerah merupakan salah satu faktor yang
Surian. Secara umum, pada daerah mereaktivasi rekahan dan sesar yang telah
penelitian ditemukan banyak rekahan- ada di lokasi penelitian.
rekahan kekar pada setiap litologi yang Kedua metode tersebut
ada. Rekahan-rekahan tersebut dapat menunjukkan bahwa intensitas rekahan
diamati lebih detil untuk diketahui yang sering ditemukan berada pada bagian
karakteristik, hubungan dan pengaruhnya barat daerah penelitian. Kehadiran
terhadap kemunculan manifestasi panas intensitas rekahan tersebut dapat
bumi di daerah Surian. mengindikasikan adanya zona permeable
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pada daerah Surian (Arini dan Permana,
Arini dan Permana (2017) mengenai 2017).
karakteristik rekahan yang terdapat di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 339
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geologi daerah penelitian

Gambar 3. Peta fracture fault density dan lokasi pengukuran windows scan
(Arini dan Permana, 2017)

Manifestasi 41,39°C °C. Karakteristik mata air panas


Daerah Surian memiliki manifestasi dan air dingin yang terdapat di daerah
permukaan berupa mata air panas dengan penelitian terangkum dalam tabel 1.
temperatur berkisar 40,56°C hingga

340 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 1. Karakteristik manifestasi daerah penelitian

Geokimia yang mengindikasikan adanya pengaruh


Dalam penelitian menggunakan atau kotaminasi dengan air permukaan. Hal
metode geokimia, karakteristik dan tipe air tersebut didukung oleh hasil plotting pada
panas di daerah penelitian dapat diketahui diagram segitiga Na-K-Mg yang
dengan melakukan plotting komposisi menunjukkan bahwa mata air panas
kimia dari mata air panas pada diagram Sapan-1 dan 2 terletak pada zona
segitiga Cl-SO4 - HCO3, Na-K-Mg dan Cl-Li- immature water, sehingga semakin
B (Giggenbach, 1988). memperkuat dugaan bahwa kedua air
Kandungan relatif Cl-SO4-HCO3 panas tersebut telah mengalami
(Gambar 4) menunjukkan bahwa tipe air pencampuran dengan air permukaan yang
panas Sapan 1 dan 2 bertipe bikarbonat begitu dominan (Gambar 5).

Gambar 4. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 5. Diagram segitiga Na-K- Mg

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 341
Buku 1: Bidang Energi

Diagram Cl-Li-B (Gambar 6), dalam Nicholson, 1993) dengan


memperlihatkan bahwa mata air panas menggunakan formulasi T =
Sapan 1 dan 2 terletak pada posisi boron- 1390/[log(Na/K)+1,750]-273. Berdasarkan
klorida dan tergolong dalam cluster yang hasil perhitungan tersebut, diperkirakan
sama, sehingga mata air panas Sapan 1 temperatur bawah permukaan di daerah
dan Sapan 2 diduga berasal dari satu Surian sekitar 1350C.
sumber yang sama.
Grafik hubungan antara isotop Geofisika
oksigen-18 terhadap deuterium Peta anomali Bouguer (Gambar
(Craig,1961 dalam Nicholson,1993) 8.A), memperlihatkan bahwa nilai anomali
dengan persamaan air meteorik lokal tinggi terletak di bagian barat, sedangkan
(meteoric water line) δD = 8δ18O + 14, nilai anomali rendah berada di bagian timur
memperlihatkan bahwa semua air panas di dari daerah penelitian. Pola kelurusan
daerah penelitian relatif pada garis air anomali Bouguer di daerah penelitian
meteorik lokal (Gambar 7). Hal tersebut memiliki arah baratlaut-tenggara dan
mengindikasikan bahwa kedua mata air diperkirakan berasosiasi dengan
panas yang muncul ke permukaan, diduga terbentuknya zona depresi yang
berasal dari air permukaan atau telah memanjang pada bagian tengah daerah
mengalami pengenceran oleh air meteorik, penelitian.
sehingga diperkirakan tidak ada Anomali regional di daerah
pengkayaan 18
O dari hasil interaksi fluida penelitian dihasilkan dari pemisahan
panas dengan batuan sebelum muncul ke dengan metode polynominal fitting orde 2
permukaan. terhadap anomali Bouguer lengkap.
Kondisi temperatur bawah Gambar 8.B menunjukkan pola lineasi
permukaan di daerah penelitian dapat berarah baratlaut-tenggara dan diduga
diketahui dengan melakukan perhitungan berkaitan erat dengan sistem sesar
geotermometer Na-K (Fournier, 1979 sumatera.

Gambar 6. Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 7. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H

342 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Berdasarkan peta anomali residual nilai tahanan jenis pada kedalaman 250 m,
(Gambar 8.C), kontras antara anomali 500 m, 750 m dan 1000 m (Gambar 9),
tinggi dan anomali rendah memperlihatkan menunjukkan bahwa pada kedalaman 250
pola kelurusan yang berarah baratlaut- meter dan 500 meter, terlihat sebaran
tenggara di bagian timur dan berarah anomali tahanan jenis sedang di hampir
hampir barat-timur di bagian selatan dari seluruh daerah penelitian dan
daerah penelitian. Kelurusan - kelurusan diinterpretasikan sebagai batuan vulkanik
tersebut diduga berasosiasi dengan berupa lava dan lapukan dari batuan granit.
keberadaan sesar Sumatera dan Sedangkan pada kedalaman 750 meter
antitetiknya. Keberadaan sesar-sesar dan 1000 meter mempelihatkan nilai
tersebut diduga mengontrol kemunculan tahanan jenis tinggi yang memanjang dari
mata air panas di permukaan. baratlaut ke arah tenggara. Nilai tahanan
Hasil pemodelan gaya berat 3D, jenis tinggi ini diinterpretasikan sebagai
menggunakan teknik pemodelan batuan granit yang juga bertindak sebagai
kebelakang 3D dengan perangkat lunak basement dari daerah ini. Sementara itu,
Grablox (Pirttijarvi, 2004), seperti yang nilai tahanan jenis sedang yang terdapat di
tampak pada gambar 8.D, memperlihatkan bagian timur daerah penelitian diduga
bahwa nilai densitas tinggi (>2,6 g/cm3) merupakan respon dari batuan gamping.
yang diperkirakan merupakan respon Kontras tahanan jenis yang terlihat
batuan beku berupa granit, menyebar berarah relatif barat-timur pada kedalaman
hampir diseluruh daerah penelitian. dangkal (500 meter) dan berarah baratlaut-
Sedangkan, kelompok densitas sedang tenggara pada kedalaman yang lebih
(2.2 s/d 2.5 g/cm3) berada di bagian timur dalam sebagai cerminan adanya pengaruh
dengan bentuk memanjang searah sesar dari pola sesar Sumatera. Hasil pemodelan
Sumatera. Keberadaan nilai densitas data AMT di daerah surian ini tidak bisa
sedang tersebut, diduga merupakan zona menggambarkan keberadaan sistem
rekahan yang berhubungan dengan sistem panas bumi di daerah surian, karena tidak
panas bumi di daerah Surian. terdapat zona tahanan jenis rendah yang
Pemodelan data biasanya mengindikasikan keberadaan
Audiomagnettotellutik (AMT) daerah panas caprock atau zona ubahan. Hal ini mungkin
bumi Surian dilakukan dengan metode dikarenakan intensitas ubahan di daerah
inversi 2D yang menggunakan algoritma surian tidak terlalu kuat sehingga tidak bisa
Non Linear Conjugate Gradient (Rodi dan tergambarkan dengan metode AMT.
Mackie, 2001). Hasil data AMT terhadap

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 343
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. A) Peta Anomali Bouguer, B) Peta Anomali Regional, C) Peta Anomali Residual
D) Hasil interpretasi pemodelan gaya berat 3D

Gambar 9. Peta tahanan jenis pada kedalaman 250, 500, 750, dan 1000 meter

344 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN menyebutkan bahwa mekanisme heat


Goff dan Janik, 2000 menyebutkan sweep dapat terjadi pada daerah tektonik
bahwa terdapat tiga komponen penting aktif yang memiliki tatanan hidrologi yang
dalam pembentukan panas bumi, yaitu dapat memicu terjadinya “forced
sumber panas, reservoir dan fluida. Kondisi convection”. Berdasarkan hal tersebut,
geologi yang memungkinkan untuk menjadi fluida panas pada sistem panas bumi
sumber panas di daerah Surian diduga Surian tidak terakumulasi terlebih dahulu di
berasal dari intrusi batuan granit- reservoir seperti pada umumnya, namun
granodiorit. Namun demikian, dikarenakan langsung menuju ke permukaan bumi
pembentukan batuan granit-granodiorit melalui kontrol struktur sesar disertai
yang sudah sangat lama yaitu sekitar bantuan tekanan yang dimiliki oleh fluida
zaman Kapur, menimbulkan dugaan tersebut.
bahwa panas yang terkandung dalam Akibat fluida panas tidak
intrusi batuan granit-granodiorit sebagai terakumulasi terlebih dahulu di reservoir
sisa panas hasil aktivitas magmatik panas bumi dan adanya perkiraan
diperkirakan sudah sangat berkurang. temperatur fluida panas di bawah
Secara umum, reservoir panas permukaan yang rendah di daerah Surian,
bumi biasanya merupakan suatu sistem maka diperkirakan proses terjadinya
kekar atau rekahan yang mengakibatkan interaksi antara fluida panas dan batuan
batuan tersebut memiliki nilai permeabilitas untuk membentuk batuan ubahan sebagai
lebih baik, sehingga dapat berperan cikal bakal hadirnya lapisan penudung
sebagai tempat untuk menampung fluida diduga sangat sulit.
panas bumi yang telah dipanaskan oleh Fluida pada sistem panas bumi
batuan sumber panas. Namun demikian, daerah Surian berasal dari air meteorik
sistem panas bumi daerah Surian yang meresap ke bawah permukaan
diperkirakan tidak memiliki reservoir seperti kemudian mengalami kontak dengan
sistem panas bumi umumnya. Dalam hal batuan melalui mekanisme heat sweep,
ini, adanya pengaruh thermal gradient yang sehingga dapat muncul di permukaan
terdapat di daerah penelitian, diduga sebagai manifestasi panas bumi berupa
merupakan faktor yang dapat mata air panas. Selama proses menuju
memanaskan fluida meteorik hasil permukaan, fluida panas tersebut
penetrasi pada struktur sesar yang sangat diperkirakan mengalami percampuran
dalam, sehingga selama perjalanan dengan air permukaan yang sangat
menuju permukaan melalui kontrol dominan, hal tersebut terlihat dari hasil
patahan, fluida tersebut mampu menyapu plotting pada diagram segitiga Na-K-Mg
panas (heat sweep). Hochstein (2013), dan grafik isotop 18O dan deuterium.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 345
Buku 1: Bidang Energi

Keberadaan sistem panas bumi di daerah penelitian terutama disekitar


daerah Surian lebih terlihat dari hasil kemunculan mata air panas, yang dapat
pengolahan dan pemodelan data gaya mengindikasikan adanya zona permeable.
berat. Dalam hal ini, nilai densitas sedang Sementara itu, nilai densitas sedang yang
berada disekitar kemunculan manifestasi berada di bagian timur dan membentuk
air panas Surian dengan bentuk klosur pola memanjang berarah baratlaut-
menutup diantara nilai densitas tinggi. Zona tenggara diinterpretasikan sebagai zona
ini diinterpretasikan sebagai zona yang rekahan yang berhubungan dengan
memiliki permeabilitas tinggi. Hal tersebut, keberadaan struktur sesar sumatera.
didukung oleh hasil analisis fracture fault Hasil interpretasi geologi, geokimia
density dan windows scan yang dilakukan dan geofisika, menunjukkan bahwa sistem
oleh Arini dan Permana (2017), yang panas bumi di daerah penelitian
menjelaskan bahwa intensitas rekahan dipengaruhi oleh adanya thermal gradient,
banyak ditemukan pada bagian barat seperti yang tampak pada gambar 10.

Gambar 10. Model konseptual panas bumi daerah penelitian

346 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Karakteristik sistem panas bumi di Ucapan terima kasih ditujukan
daerah penelitian dipengaruhi oleh adanya kepada Kepala Bidang Panas Bumi yang
gradient thermal yang diduga merupakan telah memberikan izin penggunaan data
faktor yang dapat memanaskan fluida untuk penulisan makalah ini. Penulis juga
meteorik pada struktur sesar yang sangat mengucapkan terima kasih kepada rekan-
dalam, sehingga selama perjalanan rekan bidang panas bumi atas diskusi dan
menuju permukaan melalui kontrol saran selama pembuatan makalah ini.
patahan, fluida tersebut mampu menyapu
panas dan muncul dipermukaan sebagai
mata air panas.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N., 1972, Laporan Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan terhadap gejala-gejala
panas bumi di daerah Sumatera Barat, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi,
Direktorat Vulkanologi, Bandung.
Arini, A.B dan Permana, L.A, 2017, The Fracture’s Characteristic Study as Indicators the
Permeable Zone in Surian, Solok Regency of West Sumatera, Proceeding The 5 th

Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition, INAGA – EBTKE,


Jakarta.
Giggenbach, W.F.,1988. Geothermal Solute Equilibria. Derivation of Na-Mg-Ca Geoindicator.
Geochemica Acta, 52. pp. 2749 – 2765.
Hochstein, M.P, Zheng K, Pasvanoglu,S., dan Vivian-Neal.P, 2013, Advective (Heat Sweep)
Geothermal Systems, Proceeding Thirty Eight Workshop on Geothermal Reservoir
Engineering, Standford University, California.
Nicholson,K., 1993, Geothermal Fluid Chemistry and Exploration Tecniques.Springer-Verlag,
Berlin, 263 hal.
Pirttijärvi, M., 2004. BLOXER. Interactive Visualization and Editing Software for 3-D Block
Models, Version 1.5, User’s Guide, Geophysical Survey of Finland, Report
Q16.2/2004/1.
Rodi, W.L. and Mackie, R.L. (2001) Nonlinear Conjugate Gradients Algorithm for 2-D
Magnetotelluric Inversion. Geophysics, 66, 174-187.
Rosidi, H.M.D., Tjokrosapoetro, S., Pendowo, B., Gafoer, S dan Suharsono, 1996, Peta
Geologi Lembar Painan dan Bagian Timurlaut Lembar Muarasuberut, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 347
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAN TIME DOMAIN ELECTROMAGNETIC


DAERAH PANAS BUMI NAGE, KABUPATEN NGADA, NUSA TENGGARA TIMUR

Asep Sugianto, Yadi Supriyadi, dan Arif Munandar


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM) telah
dilakukan di daerah panas bumi Nage Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan tujuan untuk lebih menegaskan keprospekan panas bumi di daerah tersebut. Survei
ini merupakan kelanjutan dari kegiatan survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika (gaya
berat dan audio magnetotellurik) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Daerah panas
bumi Nage terletak di lingkungan vulkanik kompleks yang secara umum terbagi kedalam
lima periode vulkanisme, yaitu Vulkanisme Tersier, Vulkanisme Pra-Kaldera, Vulkanisme
Post-Kaldera, Vulkanisme Kerucut Sinder, dan Vulkanisme Gunungapi Inierie.
Hasil survei MT dan TDEM memperlihatkan adanya sebaran nilai tahanan jenis
rendah (<20 Ohm.m) di sekitar mata air panas Nage dan Keli dari dekat permukaan hingga
kedalaman 800 m dengan tebal rata-rata 500 m. Zona tahanan jenis rendah (konduktif) juga
terlihat di sekitar fumarol Wolo Puti dengan pola melebar ke arah utara. Zona konduktif yang
terletak di sekitar mata air panas Nage dan Keli diinterpretasikan sebagai batuan ubahan
yang berfungsi sebagai batuan penudung. Di bawah zona konduktif terdapat zona tahanan
jenis sedang (20-100 Ohm.m) yang diinterpretasikan sebagai zona bertemperatur tinggi atau
zona reservoir. Puncak dari reservoir diperkirakan terletak pada kedalaman 600 m.
Berdasarkan hasil kompilasi data geosains (geologi, geokimia, dan geofisika) daerah
prospek panas bumi Nage terletak di sekitar mata air panas Nage dan Keli dengan luas
sekitar 7 km2. Daerah prospek tersebut dibatasi oleh kontras nilai tahanan jenis dan struktur
sesar berarah baratdaya-timurlaut dan sesar berarah utara-selatan.

Kata kunci: magnetotellurik, time domain electromagnetic, panas bumi, Nage, Nusa
Tenggara Timur

PENDAHULUAN baratdaya dari Pembangkit Listrik Tenaga


Daerah panas bumi Nage terletak Panas Bumi (PLTP) Mataloko yang
di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa dikelola oleh PT. PLN (Gambar 1). Secara
Tenggara Timur dan berada di sebelah geologi, daerah panas bumi Nage terletak

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 349
Buku 1: Bidang Energi

pada lingkungan vulkanik kompleks yang panas bumi Nage yang dilaksanakan pada
masih aktif hingga saat ini dan dicirikan bulan Maret 2017.
dengan munculnya fumarol, mata air
panas, dan batuan ubahan. Penelitian Geologi dan Manifestasi Permukaan
kepanasbumian di daerah ini telah banyak Daerah Panas Bumi Nage terletak
dilakukan di antaranya oleh Munandar, pada lingkungan vulkanik kompleks yang
dkk. (1997), Andan, dkk. (1997), Muraoka, secara umum terbagi ke dalam lima
dkk. (1998 dan 2000), Takahashi, dkk. periode vulkanisme, yaitu Vulkanisme
(1999), Nasution, dkk. (1996 dan 2000), Tersier yang menghasilkan produk
Sitorus dan Aswin (2003), dan Sukaesih, vulkanik Wolo Kenowe dan vulkanik Wolo
dkk. (2017). Atagae, Vulkanisme Pra-Kaldera berumur
Survei magnetotellurik (MT) dan Kuarter yang menghasilkan produk
Time Domain Electromagnetic (TDEM) di vulkanik Wolo Deru dan vulkanik Wolo
daerah panas bumi Nage dilakukan untuk Batulaba, Vulkanisme Post-Kaldera
lebih menegaskan keprospekan (letak, berumur Kuarter yang menghasilkan
delineasi, kedalaman dan besarnya produk vulkanik Wolo Piu dan Bena,
potensi) dari tinjauan data geofisika Vulkanisme cinder cone menghasilkan
sehingga diperoleh peningkatan status produk kerucut piroklastik Wolo Nawa,
potensinya. Survei tersebut merupakan Wolo Hobolida, Wolo Kapa, dan Wolo
kelanjutan dari kegiatan survei terpadu Bobo, dan Vulkanisme gunungapi Inierie
geologi, geokimia, dan geofisika (gaya yang aktivitas vulkaniknya masih aktif
berat dan audio magnetotellurik) di daerah sampai sekarang (Sukaesih, dkk., 2017)
(Gambar 2).

Gambar 1. Peta indeks lokasi survei MT dan TDEM

350 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Nage (Sukaesih, dkk., 2017)

Struktur geologi yang berkembang kelurusan berarah utara-selatan dan


di daerah survei umumnya berupa Rim baratlaut-tenggara. Selain itu, terdapat
Kaldera yang terdapat di bagian timur juga sesar normal berarah utara-selatan,
wilayah survei dengan diameter 6 km, Rim baratlaut-tenggara dan baratdaya-
Kawah yang terdapat di sekitar Wolo timurlaut, yang diindikasikan dari
Deru, Wolo Batulaba, Wolo Piu, dan Bena, banyaknya torehan-torehan topografi yang
dan Rim Kawah Kerucut Sinder yang cukup dalam, kemunculan batuan tua,
terdapat di bagian utara dan timurlaut kelurusan manifestasi, dan kelurusan
daerah survei dengan pola membentuk

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 351
Buku 1: Bidang Energi

pusat erupsi gunungapi (Sukaesih, dkk. reservoir. Menurut Johnston, dkk (1992)
2017). batuan penudung memiliki nilai tahanan
Manifestasi panas bumi di daerah jenis yang sangat rendah (<10 Ohm.m),
Nage secara umum terdiri atas fumarol, sedangkan reservoir panas bumi memiliki
mata air panas, dan batuan ubahan. nilai tahanan jenis yang lebih tinggi (20-80
Fumarol terdapat di sekitar Wolo Puti Ohm.m). Pada survey ini, metode TDEM
dengan temperatur antara 96-98oC dan digunakan untuk koreksi statik data MT
tercium bau H2S yang sangat kuat. Mata karena data MT yang terukur di lapangan
air panas terdapat di beberapa lokasi dan umumnya mengalami distorsi, seperti
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yang telah dibahas oleh Sugianto dan
yaitu kelompok mata air panas Nage Grandis (2014), Jones (1988), dan
dengan temperatur antara 73-79oC, Sternberg, dkk. (1988)
kelompok mata air panas Keli dengan Pengukuran MT dan TDEM
temperatur 46-67oC, kelompok mata air dilakukan pada 44 titik ukur, yang tersebar
panas Bena dengan temperatur sekitar dalam 9 lintasan berarah baratdaya-
35oC, dan kelompok mata air panas timurlaut dengan jarak antar titik sekitar
Borani dengan temperatur sekitar 45 C. o
1000 m. Distribusi titik ukur MT dan TDEM
Keempat kelompok mata air panas didesain untuk mendetailkan hasil survei
tersebut umumnya memiliki pH asam, terpadu pada tahun 2017 (Gambar 3).
kecuali mata air panas Bena dan mata air Pemodelan data MT dilakukan
panas Keli 1. Batuan ubahan umumnya dengan menggunakan algoritma
terlihat di sekitar Wolo Puti, mata air pemodelan inversi 2D Non Linear
panas Nage dan mata air panas Keli Conjugate Gradient dari Rodi dan Mackie
(Sukaesih, dkk., 2017). (2001) yang tersedia dalam perangkat
lunak WinGlink. Pemodelan dilakukan
METODE pada 9 lintasan yang berarah baratdaya-
Metode yang digunakan pada timurlaut dengan parameter smoothing
survei ini adalah metode magnetotellurik operator (tau) = 0,1, data error dan error
dan time domain electromagnetic (TDEM). floor untuk rho dan phase masing-masing
Metode MT merupakan salah satu metode 5 dan 10. Parameter tersebut merupakan
geofisika yang sering dan umum kombinasi parameter yang memberikan
digunakan dalam survei ataupun hasil optimum untuk data AMT maupun
eksplorasi panas bumi karena hasil dari MT di daerah Nage berdasarkan
metode tersebut dapat menggambarkan percobaan terhadap berbagai kombinasi
sifat fisika dari suatu sistem panas bumi parameter.
berupa lapisan penudung dan batuan

352 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Peta distribusi titik ukur MT dan TDEM di daerah panas bumi Nage

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 353
Buku 1: Bidang Energi

HASIL DAN INTERPRETASI Pada lintasan 1 sampai lintasan 4, lapisan


Penampang Model MT 2D konduktif tersebut diinterpretasikan
Hasil pengolahan dan pemodelan sebagai batuan ubahan yang terbentuk
data MT dan TDEM disajikan dalam akibat adanya aktivitas vulkanik berupa
bentuk penampang model 2D dan peta cinder cone. Lapisan konduktif pada
tahanan jenis pada kedalaman tertentu. lintasan 5 diduga sebagai respon dari
Model tahanan jenis MT 2D dari lintasan 1 batuan ubahan yang terbentuk akibat
sampai lintasan 8 secara umum aktivitas vulkanik dan aktivitas hidrotermal.
memperlihatkan lapisan konduktif dengan Lapisan konduktif pada lintasan 6, 7, dan
nilai tahanan jenis <20 Ohm.m (Gambar 8 diinterpretasikan sebagai batuan ubahan
4). Lapisan konduktif tersebut terletak di yang berbentuk akibat aktivitas
dekat permukaan dengan ketebalan yang hidrotermal dan berfungsi sebagai batuan
bervariasi dari 500 m sampai dengan 1000 penudung pada sistem panas bumi di
m. Lapisan konduktif tersebut daerah Nage. Interpretasi tersebut juga
diinterpretasikan sebagai batuan ubahan didukung dengan ditemukan beberapa
yang terbentuk akibat adanya aktivitas singkapan batuan ubahan di sekitar mata
vulkanik ataupun aktivitas hidroternal. air panas Nage dan mata air panas Keli.

Gambar 4. Penampang model MT 2D di daerah panas bumi Nage

354 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Zona resistif dengan nilai tahanan kelompok yang terpisahkan. Kelompok


jenis >100 Ohm.m umumnya terlihat di pertama terletak di sekitar fumarol Wolo
bagian bawah pada semua lintasan. Pada Puti dan menerus ke utara dengan pola
lintasan 1, 2, 3, dan 4, zona resistif diduga membuka ke arah utara. Zona konduktif
sebagai respon dari batuan beku sisa tersebut diduga berasosiasi dengan
aktivitas cinder cone kompleks Wolo Bobo batuan ubahan yang terbentuk akibat
dan sekitarnya. Zona resistif yang terlihat adanya aktivitas vulkanik kerucut sinder di
pada lintasan 5, 6, 7, dan 8 diduga Wolo Bobo dan sekitarnya. Kelompok
sebagai respon dari batuan beku sisa zona konduktif yang kedua terletak di
aktivitas vulkanik post-kaldera yang sekitar mata air panas Keli dan menerus
membentuk Kawah Bena dan Kawah ke arah mata air panas Bena dan mata air
Wolo Piu. panas Nage dengan pola membuka ke
Nilai tahanan jenis sedang (20-100 arah selatan, timur dan timurlaut. Zona
Ohm.m) terletak di antara zona konduktif konduktif kelompok kedua tersebut
dan zona resistif. Nilai tahanan jenis diperkirakan berasosiasi dengan batuan
sedang yang terlihat pada lintasan 1, 2, 3, ubahan yang terbentuk akibat aktivitas
dan 4 diperkirakan hanya sebagai zona hidrotermal. Interpretasi tersebut didukung
transisi antara lapisan konduktif dengan dengan ditemukannya beberapa
zona resistif. Sedangkan zona tahanan singkapan batuan ubahan di sekitar mata
jenis sedang yang terlihat pada lintasan 5 air panas Keli dan mata air panas Nage.
sampai lintasan 8 diperkirakan berasosiasi Peta tahanan jenis pada
dengan zona bertemperatur kedalaman 400 m dan 600 m secara
tinggi/reservoir panas bumi. Berdasarkan umum memiliki pola sebaran yang hampir
model tahanan jenis pada lintasan 6 dan sama, yaitu didominasi oleh sebaran nilai
7, puncak dari reservoir panas bumi tahanan jenis rendah (<20 Ohm.m). Nilai
diperkirakan terletak pada kedalaman 500- tahanan jenis rendah tersebut hampir
600 m, sedangkan batuan penudung melingkupi seluruh daerah survei, kecuali
tersebar dari dekat permukaan dengan di sekitar mata air panas Keli dan mata air
ketebalan sekitar 500 m. panas Nage. Nilai tahanan jenis rendah
tersebut diinterpretasikan sebagai batuan
Peta Tahanan Jenis MT 2D ubahan yang terbentuk akibat aktivitas
Secara umum peta tahanan jenis vulkanik dan/atau hidrotermal. Di sekitar
pada kedalaman 200 m, 400 m, 600 m, mata air panas Keli dan mata air panas
800 m, 1000 m, 1250 m, 1500 m, dan Nage tersebar nilai tahanan jenis sedang
2000 m memliki pola sebaran yang yang diduga berasosiasi dengan zona
berbeda (Gambar 5). Pada kedalaman reservoir. Penyebaran nilai tahanan jenis
200 m, nilai tahanan jenis rendah (<20 sedang pada kedalaman 600 m
Ohm.m) tersebar membentuk dua cenderung lebih luas jika dibandingkan
pada kedalaman 400 m.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 355
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta tahanan jenis MT pada kedalaman tertentu

Peta tahanan jenis pada baratdaya fumarol Wolo Puti dan di sekitar
kedalaman 800 m dan 1000 m umumnya mata air panas Nage, Keli, dan Bena
memperlihatkan pola yang berbeda. Pada mulai terlihat adanya sebaran nilai
kedalaman 800 m, nilai tahanan jenis tahanan jenis tinggi. Zona resistif yang
rendah masih tersebar cukup luas, yaitu di terletak di sebelah baratlaut fumarol Wolo
sekitar fumarol Wolo Puti dan menerus ke Puti diperkirakan berasosiasi dengan
arah utara, timur, dan baratdaya. batuan beku sisa aktivitas Wolo Bobo dan
Sedangkan pada kedalaman 1000 m, nilai sekitarnya, sedangkan zona resistif di
tahanan jenis rendah hanya terlihat di sekitar mata air panas Nage, Keli, dan
sebelah utara fumarol Wolo Puti. Sebaran Bena diperkirakan berasosiasi dengan
nilai tahanan jenis sedang pada batuan beku sisa aktivitas vulkanik
kedalaman 800 m terlihat di sekitar mata pembentuk Kawah Wolo Piu dan Kawah
air panas Nage dan mata air panas Keli Bena.
dengan pola penyebaran yang lebih luas Peta tahanan jenis pada
jika dibandingkan pada kedalaman 600 m. kedalaman 1250 m, 1500 m, dan 2000 m
Selain itu, pada kedalaman 800 m juga secara umum didominasi oleh sebaran
terlihat adanya sebaran nilai tahanan jenis nilai tahanan jenis sedang (20-100
sedang di sebelah baratlaut fumarol Wolo Ohm.m) dan nilai tahanan jenis tinggi
Puti. Pada kedalaman 1000 m, di sebelah (>100 Ohm.m). Pada kedalaman 1250 m,

356 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

sebaran nilai tahanan jenis sedang naiknya fluida magmatik berupa gas ke
cenderung lebih dominan, sedangkan permukaan yang berasal dari sistem
pada kedalaman 1500 m dan 2000 m vulkanik di kedalaman. Sistem kedua
cenderung lebih didominasi oleh sebaran berupa sistem hidrotermal yang
nilai tahanan jenis tinggi. Nilai tahanan keberadaannya dicirikan oleh karakteristik
jenis tinggi umumnya tersebar di antara fluida manifestasi mata air panas Nage
fumarol Wolo Puti dan mata air panas dan Keli.
Borani dan di sekitar mata air panas Nage, Fluida panas yang berasal dari
Keli, dan Bena, kecuali pada kedalaman sistem hidrotermal ataupun sistem
1500 m dan 2000 m, nilai tahanan jenis vulkanik di kedalaman akan berinteraksi
tinggi juga terlihat di sekitar fumarol Wolo dengan batuan di sekitarnya, sehingga
Puti. Penyebaran nilai tahanan jenis tinggi batuan tersebut terubah. Keberadaan
tersebut cenderung meluas seiring batuan ubahan tersebut tersingkap di
bertambahnya kedalaman. Bahkan pada sekitar mata air panas Nage, Keli, dan
kedalaman 2000 m, sebaran nilai tahanan Bena dan juga di sekitar fumarol Wolo Puti
jenis tinggi tersebut cenderung menerus (Sukaesih, dkk., 2017). Keberadaan
dan bersatu dari selatan-sekitar mata air batuan ubahan di bawah permukaan juga
panas Bena-hingga ke utara melewati dicirikan dengan sebaran nilai tahanan
fumarol Wolo Puti. jenis rendah (<20 Ohm.m) yang terlihat
dari dekat permukaan hingga kedalaman
PEMBAHASAN sekitar 800 m. Pada sistem hidrotermal,
Daerah panas bumi Nage terletak batuan ubahan tersebut dapat berfungsi
di lingkungan vulkanik komplek, sehingga sebagai batuan penudung karena bersifat
pembentukan sistem panas bumi sangat permeabel sehingga dapat menyebabkan
dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik yang terperangkapnya fluida panas dalam suatu
terjadi di daerah tersebut. Berdasarkan reservoir. Berdasarkan penampang model
hasil survei terpadu oleh Sukaesih, dkk MT 2D lintasan 6 dan 7, batuan penudung
(2017), di daerah Nage terbentuk dua tersebut tersebar dari dekat permukaan
sistem yang berbeda. Sistem pertama hingga kedalaman sekitar 500 m dengan
berasosiasi dengan vulkanisme di bawah ketebalan rata-rata 500 m. Reservoir
kompleks kerucut sinder Wolo Bobo yang panas bumi umumnya memiliki nilai
masih intensif, sehingga reservoir panas tahanan jenis yang lebih tinggi dari pada
bumi di kompleks tersebut diduga belum batuan ubahan/batuan penudung
terbentuk. Manifestasi fumarol Wolo Puti (Johnston, 1992). Berdasarkan hasil
yang muncul diperkirakan tidak berasal pemodelan MT 2D, reservoir panas bumi
dari reservoir panas bumi, melainkan dari diperkirakan terletak di sekitar mata air

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 357
Buku 1: Bidang Energi

panas Nage dan Keli pada kedalaman konduktif yang terletak di sekitar mata air
sekitar 600 m. panas Nage dan Keli diinterpretasikan
Berdasarkan peta kompilasi sebagai batuan ubahan yang berfungsi
geosains data geologi, geokimia, dan sebagai batuan penudung. Di bawah zona
geofisika (gaya berat, AMT, dan MT), konduktif terdapat zona tahanan jenis
daerah prospek panas bumi Nage sedang (20-100 Ohm.m) yang
diperkirakan berada pada zona tahanan diinterpretasikan sebagai zona
jenis sedang (data AMT dan MT) dan zona bertemperatur tinggi atau zona reservoir.
densitas rendah dari model gaya berat Puncak dari reservoir diperkirakan terletak
yang terletak di sekitar mata air panas pada kedalaman 600 m. Berdasarkan
Nage dan Keli (Gambar 6). Daerah hasil kompilasi geosains data geologi,
prospek tersebut dibatasi oleh kontras nilai geokimia, dan geofisika, daerah prospek
tahanan jenis dan struktur sesar berarah panas bumi Nage terletak di sekitar mata
baratdaya-timurlaut dan sesar berarah air panas Nage dan Keli dengan luas
utara-selatan. Daerah prospek tersebut sekitar 7 km2, yang dibatasi oleh kontras
diperkirakan memiliki luas sekitar 7 km2 nilai tahanan jenis dan struktur sesar
dan termasuk pada kelas cadangan berarah baratdaya-timurlaut dan sesar
terduga. berarah utara-selatan.

KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Hasil survei magnetotellurik (MT) Penulis menyampaikan apresiasi
dan Time Domain Electromagnetic yang setinggi-tingginya kepada seluruh
(TDEM) memperlihatkan adanya sebaran anggota tim survei MT dan TDEM daerah
nilai tahanan jenis rendah (<20 Ohm.m) di panas bumi Nage. Penulis juga
sekitar mata air panas Nage dan Keli dari mengucapkan terima kasih yang sebesar-
dekat permukaan hingga kedalaman 800 besarnya kepada rekan-rekan di Bidang
m dengan tebal rata-rata 500 m. Zona Panas Bumi atas kesediaannya untuk
tahanan jenis rendah (konduktif) juga berdiskusi dengan penulis.
terlihat di sekitar fumarol Wolo Puti
dengan pola melebar ke arah utara. Zona

358 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Peta kompilasi geosains daerah panas bumi Nage

DAFTAR PUSTAKA
Andan, A., Siswanto, E., Elfan, P and Suryakusumah, D, 1997. Laporan Penyelidikan
Geofisika daerah Mataloko Kab.Ngada, NTT, Unpublished report
Johnston, J.M., Pellerin, L., dan Hohmann, G.W., 1992. Evaluation of Electromagnetic
Methods for Geothermal Reservoir Detection. Geothermal Resources Council
Transactions, 16. 241 – 245.
Jones, A.G., 1988. Static Shift of Magnetotelluric Data and its Removal in a Sedimentary
Basin Environment, Geophysics, 53, 967-978.
Munandar, A., Kusdaryanto, dan Sumaryadi, M., 1997. Peta Geologi Gunung Api Inie Rie
skala 1:25.000, Kabupaten Ngada, Nusa tenggara Timur, Direktorat Vulkanologi,
Bandung.
Muraoka, H., Nasution, A., Urai,M. and Takashima, I., 2000. Regional Geothermal Geology
of the Ngada Distric, Central Flores, Indonesia. In Muraoka, H. and Uchida, T (eds)
1998 Interim Rept., “Research Cooperation Project on Exploration of Small scale

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 359
Buku 1: Bidang Energi

Geothermal Resources in Eastern Part of Indonesia”, Geological Survey of Japan. pp.


17-46.
Muraoka,H., Nasution, A., Urai, M. and Takahashi, M., 1998. A Start of the “Research
Cooperation Project on Exploration of Small scale Geothermal Resources in Remote
Islands in Indonesia”. Chishitsu (Geological ) News, No.521, pp.34-48 (in Japanese).
Nasution, A. and Aswin, D., 1996. Prospect of Flores Geothermal Field, East Nusa Tenggara
Viewed From Its Volcanism and Hotwater Geochemis try. Proceeding of The 1st
Indonesian Geothermal Association Annual Convention.
Nasution, A., Takashima I., Muraoka, H., Takahashi, H, Matsuda, K., Akasako, H.
Futagoishi, M., Kusanadi, D., Nanlohi, F., 2000. The geology and Geochemestry of
Mataloko-Nage-Bobo Geothermal Areas, Central Flores, Indonesia. Proceedings
World Geothermal Congress, Kyushu-Tohoku, Japan.
Rodi, W. & Mackie, R.L., 2001. Nonlinear Conjugate Gradients Algorithm for 2-D
Magnetotelluric Inversions, Geophysics, 66, 174–187.
Sitorus, K dan Aswin, D., 2003. Potensi Energi Panas Bumi di Provinsi Nusa tenggara Timur
dan evaluasi Lapangan Panas Bumi Mataloko. Kolokium Direktorat Inventarisasi
Sumberdaya Mineral.
Sternberg, B.K., Washburne, J.C., Pellerin, L., 1988. Correction for the static shift in
magnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, 53, 1459-
1468.
Sugianto, A. dan Grandis, H., 2014. A New Alternative Technique for Decomposition of
Magnetotelluric Impedance Tensor, Proceedings, PIT HAGI 39, Solo.
Sukaesih, Kusnadi, D., Sugianto, A., dan Hermawan, D., 2017. Laporan Survei Terpadu
Daerah Panas Bumi Nage, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pusat
Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Badan Geologi, Bandung.
Takahashi, M., Urai, M., Yasukawa, K., Muraoka, H., Matsuda, K., Akasako, H., Koseki, T.,
Hisatani, K., Kusanadi, D., Sulaeman, B., Nasution, A.,1999. Geochemestry of
hotspring water at Bajawa area, Central Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Interim Report. Research Cooperation Project on the Exploration of Small Scal e
Geothermal Resources in The Eastern Part of Indonesi, Geology Survey Japan,47-
58.

360 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAN TIME DOMAIN ELECTROMAGNETIC


DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN,
PROVINSI MALUKU UTARA

Wiwid Joni, Iqbal Takodama, dan Iwan Nursahan


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah panas bumi Songa Wayaua berada di wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan, Provinsi Maluku Utara. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai oleh
adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas, fumarol, tanah panas, batuan
alterasi dengan temperatur 65 - 103.5 0C. Keberadaan G. Pele dan Bukit Langsa berupa
formasi satuan lava berumur kuarter diduga sebagai sumber panas dari sistem panas bumi
tersebut. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM) merupakan
kelanjutan dari survei terpadu 3-G (geologi, geokimia dan geofisika) pada tahun 2006.
Hasil model inversi 2D data MT menunjukkan bahwa sebaran tahanan jenis rendah
<30 Ohm-m yang berada di sekitar manifestasi Pado-Pado, Pele-Pele, hingga Babale
Langsa diinterpretasikan sebagai respon zona alterasi mulai dari permukaan hingga
kedalaman 1250 m, sedangkan keberadaan top reservoir diduga berada mulai kedalaman
750 dan/atau 1000 m. Luas area keprospekan daerah panas bumi Songa Wayaua sekitar 8
km2 dengan potensi sebesar 42 MWe untuk kelas cadangan terduga.

Kata kunci: manifestasi, tahanan jenis, alterasi, reservoir

PENDAHULUAN Survei MT dan TDEM di daerah


Secara administratif, daerah panas panas bumi Songa Wayaua telah
bumi Songa Wayaua berada di Kabupaten dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara Mineral Batu Bara dan Panas Bumi pada
(Gambar 1). Daerah panas bumi Songa tahun 2017 yang merupakan kelanjutan
Wayaua berada pada lingkungan vulkanik dari penyelidikan terpadu 3-G (geologi,
yang ditandai oleh adanya produk lava G. geokimia, dan geofisika) pada tahun 2006.
Pele dan Bukit Langsa dan diduga Kegiatan survei MT dan TDEM ini
sebagai sumber panas sistem panas bumi diharapkan mencitrakan struktur tahanan
di daerah penelitian ini. jenis bawah permukaan lebih dalam,
sehingga dapat mendeliniasi keberadaan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 361
Buku 1: Bidang Energi

sistem panas bumi di daerah Songa dengan terbentuknya produk jatuhan


Wayaua yang berkaitan dengan piroklastik G. Pele, lava Bukit Langsa, lava
keprospekan panas bumi (letak, deliniasi, G. Pele, gamping terumbu, koluvium, dan
dan potensi). terakhir satuan aluvium (Gambar 2).

Tinjuan Data Geosains


Secara stratigrafi, satuan batuan
malihan berumur Pra-Tersier yang berada
di bagian barat dengan puncak tertinggi di
G. Sibela diduga sebagai formasi batuan
dasar di daerah penelitian ini. Kegiatan
vulkanik pada zaman Tersier diawali oleh
kegiatan gunung api berupa produk
vulkanik tua, terobosan granit Tawa, dan
aliran piroklastik G. Pele yang berada
hampir di bagian utara daerah penelitian.
Kemudian, pada zaman kuarter diawali Gambar 1. Peta lokasi survei

Gambar 2. Peta geologi daerah Songa Wayaua, Maluku Utara (Survei Terpadu, 2006)

362 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Berdasarkan diagram Cl-SO4-HCO3 Pada hasil diagram isotop O dan


18

ditunjukkan bahwa seluruh manifestasi deuterium menunjukkan bahwa manifestasi


bertipe klorida. Diagram Na-K-Mg Songa Wayaua menjauhi garis meteorik
menunjukkan bahwa manifestasi Pele-Pele, (Gambar 3). Berdasarkan hasil pendugaan
dan Pado-Pado berada pada zona partial temperatur reservoir menggunakan
equilibrium, sedangkan manifestasi Babale geotermometer SiO2 (conductive cooling),
Langsa berada pada zona immature water. diperoleh temperatur hingga 230°C pada
Dan diagram Li-Cl-B menunjukkan bahwa mata air panas Pele-Pele.
seluruh manifestasi berada pada zona Cl
(terkontaminasi air laut).
Cl Na/1000
Ma

80
tur

80
ew

% Na K
at
er

60 Full equilibrium
s

60
rs

HCO3/Cl 160°
te

T Km 10
0 °

wa

% Cl T Kn 22
nic

Cl 40
40
l ca

Ph

Partial equilibrium
Vo

x
er

bo
eir
iph

w
er

20 SO4 HCO3 20
al

Immature waters
wa
ter

ROCK
Steam heated waters
s

SO4 % SO4 HCO3 K/100 20 40 60 % Mg 80 Mg


20 40 60 80

Cl/100
Low B/Cl steam
Absorption of

80

60

on
pti
40 or
bs
la
te

rC
oli

so
hy

les
R

lt
Li sa
Ba
Ab
20 so
Lo rptio
wB n
/Cl of
ste
am

Li 20 40 60 80 B/4

Gambar 3. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg, Li-Cl-B, dan isotop 18O vs Deuterium
(Survei Terpadu, 2006)

METODE DAN TEORI melokalisasi keberadaan sistem panas


Metode geofisika yang digunakan bumi di daerah Songa Wayaua.
yaitu MT dan TDEM. Metode MT bertujuan
untuk mencitrakan struktur tahanan jenis Magnetotelurik
bawah permukaan, sedangkan metode Metode MT adalah metode yang
TDEM berfungsi sebagai koreksi memanfaatkan medan elektromagnetik
pergeseran statik (static shift) untuk data sebagai sumber gelombang, sehingga
MT. Kedua metode tersebut diharapkan dapat mencitrakan kondisi struktur
dapat mendeliniasi struktur tahanan jenis tahanan jenis batuan di bawah permukaan
bawah permukaan yang bertujuan untuk bumi. Akuisisi data dilakukan dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 363
Buku 1: Bidang Energi

mengukur variasi medan listrik (E) dan menggunakan sumber buatan dengan
medan magnet (H) di permukaan bumi mengukur peluruhan tegangan transien
secara simultan sebagai fungsi periode. sebagai fungsi waktu. Pengukuran TDEM
Metode MT ini menggunakan rentang menggunakan metoda central-loop,
frekuensi 0.0003 Hz hingga 320 Hz. kumparan berupa loop diletakkan di
Dengan menggunakan pemodelan permukaan tanah dan ditransmisikan arus
struktur 2-D, medan listrik dan medan konstan di dalam loop untuk
magnet akan saling ortogonal. Medan menggerakkan medan magnet. Setelah
listrik yang sejajar dengan struktur hanya arus dimatikan, perubahan medan magnet
akan menginduksi medan magnet yang akan menginduksi arus pusar (eddy
tegak lurus terhadap struktur dan bidang, current) di dalam tanah. Hasil distribusi
sedangkan medan magnet yang sejajar arus pusar ini akan menghasilkan
terhadap struktur hanya akan menginduksi peluruhan medan magnet sekunder
medan listrik yang tegak lurus terhadap terhadap waktu yang terukur dalam bentuk
struktur dan bidang. Dengan demikian, tegangan transien.
modus pengukuran dapat dipisahkan Faktor yang berperan penting
menjadi modus TE dan TM. Kedua modus dalam pengukuran TDEM meliputi: ukuran
tersebut akan menghasilkan nilai tahanan current looping, arus yang diberikan,
jenis (𝜌𝜌𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝜌𝜌𝑦𝑦𝑦𝑦 ), dan nilai fase (∅𝑥𝑥𝑥𝑥 , ∅𝑦𝑦𝑦𝑦 ). tahanan jenis bawah permukaan, dan
Hasil data MT yang terukur berupa rasio sinyal terhadap noise. Kedalaman
medan listrik dan medan magnet terhadap penetrasi tergantung pada waktu respon
waktu akan dikonversi menggunakan TDEM dan tahanan jenis bawah
perangkat lunak SSMT2000 akan permukaan.
menghasilkan nilai tahanan jenis Metode TDEM relatif tidak

(𝜌𝜌𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝜌𝜌𝑦𝑦𝑦𝑦 ), dan nilai fase (∅𝑥𝑥𝑥𝑥 , ∅𝑦𝑦𝑦𝑦 ). terpengaruh oleh heterogenitas lokal dekat
permukaan dan faktor topografi karena
Kedua nilai yang diperoleh akan dilakukan
hanya mengukur peluruhan medan
proses editing (QC) dan hasilnya
merupakan input data bagi pemodelan magnet sekunder terhadap waktu. Metode

inversi 2D menggunakan perangkat lunak MT dapat terdistorsi oleh kedua penyebab

WinGLink untuk menghasilkan sebaran di atas akibat medan listrik yang terukur

nilai tahanan jenis secara vertikal dan oleh metode MT mengalami akumulasi

lateral. muatan listrik sehingga menyebabkan


gangguan terhadap medan listrik yang
terukur secara kontinyu. Dengan
Time Domain Electromagnetic
demikian, metode TDEM dapat menjadi
Metode TDEM adalah salah satu
koreksi static shift terhadap data MT.
metode elektromagnetik aktif yang

364 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL Hasil akhir data MT dan TDEM


Total pengukuran MT di daerah diantaranya adalah pseudosection hasil
panas bumi Songa Wayaua sebanyak 45 inversi 2D berjumlah 9 lintasan berarah
titik ukur, sedangkan TDEM sebanyak 41 baratlaut-tenggara pada setiap lintasan.
titik ukur (Gambar 4). Pengukuran metode Hasil gabungan semua lintasan dipotong
MT menggunakan dua buah alat MT secara lateral untuk menghasilkan peta
Phoenix system jenis MTU-5A seri 1941 sebaran tahanan jenis secara lateral pada
dan jenis V8 seri 2965. kedalaman yang bervariasi.
Dalam pengolahan data MT ini Hasil model lintasan 1 memiliki
hanya menggunakan frekuensi 0.01 s.d. lapisan tahanan jenis rendah <30 Ohm-m
320 Hz. Kualitas akusisi data MT yang hingga ketebalan 2000 m yang diduga
dihasilkan sekitar 38% sangat baik sebagai respon air dari Teluk Lapan
(hampir tidak ada error bar), 40% baik sehingga menjadi lebih konduktif. Model
(error bar pada frekuensi 0.01 s.d. 0.1 Hz), lintasan 2, 3, dan 4 yang hampir
22% cukup (error bar 0.01 s.d. 1 Hz). memotong manifestasi Songa Wayaua
memiliki lapisan tahanan jenis rendah
dengan ketebalan bervariasi 500 hingga
1000 m yang diperkirakan berasosiasi
dengan batuan ubahan akibat fluida panas
naik ke permukaan. Model lintasan 5
memiliki nilai tahanan jenis rendah di
sepanjang lintasan dengan ketebalan 600
hingga 1250 m. Lapisan tahanan rendah
ini kemungkinan masih merupakan bagian
dari batuan ubahan yang terbentuk akibat
adanya aktivitas hidrotermal. Pola
kemenerusan tahanan jenis rendah ke
arah tenggara lintasan ini diduga sebagai
efek intrusi air laut sehingga lebih
konduktif (Gambar 5).
Hasil model lintasan 6 dan 7 juga
memiliki lapisan tahanan jenis rendah
dengan ketebalan bervariasi dari 500
hingga 1250 m. Kedua body bertahanan
Gambar 4. Peta sebaran titik ukur MT dan jenis tinggi, ini bersesuaian dengan kedua
TDEM struktur geologi berarah baratdaya -

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 365
Buku 1: Bidang Energi

timurlaut yang memotong lintasan 6 dan 7. lapisan tahanan jenis rendah kedua
Hasil model lintasan 8 dan 9 hampir lintasan tersebut merupakan suatu
memiliki pola sebaran tahanan jenis kemenerusan (Gambar 6).
rendah yang sama, sehingga diduga

AP
Pele-Pele
Pesisir

Tanah Panas AP
AP
Longsoran Babale
Pele-Pele
Langsa
Besar

Gambar 5. Model tahanan jenis 2-D pada lintasan 1, 2,3, 4, dan 5

Gambar 6. Model tahanan jenis 2-D pada lintasan 6, 7, 8, dan 9

366 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Hasil gabungan semua lintasan geologi. Pada kedalaman 1000 m,


dipotong untuk memetakan sebaran sebaran tahanan jenis sedang >30 Ohm-m
tahanan jenis secara lateral. Hasil sebaran semakin meluas di sekitar mata mata air
tahanan jenis pada kedalaman 250 m, panas Pele-Pele Pesisir, Pele-Pele Besar
sebaran tahanan jenis rendah <30 Ohm-m hingga ke bibir tanah panas. Keberadaan
terkonsentrasi di sekitar manifestasi di tanah panas berupa longsoran ini berada
pinggir pantai yang mencakup mata air di sekitar bibir puncak G. Pele. Namun
panas Pado-Pado, Pele-Pele Pesisir, sebaran tahanan jenis rendah di sekitar
Pele-Pele Besar, dan tanah panas yang mata air panas Babale Langsa masih
berada di bibir puncak G. Pele. Sebaran konsisten rendah. Dengan dekimian dapat
tahanan jenis rendah ini juga meluas ke diasumsikan bahwa keberadan zona
arah tenggara daerah penelitian. Pada alterasi disekitar manifestasi hingga
kedalaman 500 m, sebaran tahanan jenis kedalaman 750 m diduga sebagai lapisan
rendah ini mulai meninggi di sekitar mata penudung, sedangkan keberadaan puncak
air panas Pele-Pele Pesisir, namun reservoir berada mulai kedalaman 750
sebaran tahanan rendah tersebut meluas dan/atau 1000 m. Pada kedalaman 2000
ke arah mata iar panas Babale Langsa. m, sebaran tahanan jenis tinggi berada
Pada kedalaman 750 m, sebaran tahanan diantara G. Pele dan Bukit Langsa
jenis rendah ini semakin meninggi dan diinterpretasikan sebagai sumber panas
meluas ke arah mata air panas Pele-Pele dari sistem panas bumi Songa Wayaua
Besar dengan pola sejajar struktur (Gambar 7).

Gambar 7. Peta sebaran tahanan jenis pada kedalaman bervariasi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 367
Buku 1: Bidang Energi

DISKUSI adanya endapan garam NaCl yang diduga


Sistem panas bumi Songa Wayaua berasosiasi dengan brine water.
berada pada lingkungan vulkanik. Temperatur reservoirnya cukup tinggi
Berdasarkan hasil geologi permukaan, mencapai 230°C atau termasuk ke dalam
zona reservoir terletak di zona medium hingga high enthalphy, serta
permeabilitas tinggi berada pada satuan dapat dikategorikan sebagai zona up-flow
malihan yang berumur Pra-Tersier, serta dari sistem panas bumi Songa Wayaua.
satuan vulkanik tua, dan aliran piroklastik Hasil deliniasi keprospekan daerah
yang berumur Tersier yang telah terkena panas bumi Songa Wayaua diperoleh
patahan. Berdasarkan hasil data MT, berdasarkan hasil kompilasi struktur
keberadaan puncak reservoir berada pada geologi, anomali tahanan jenis sedang
kedalaman 750 dan/atau 1000 m. Sumber hasil data MT sebagai indikasi reservoir,
panas berasal dari kantung magma di kontras liniasi tahanan jenis sebagai
bawah intrusi G. Pele dan/atau Bukit indikasi batas, anomali gaya berat rendah
Langsa yang berdasarkan hasil MT diduga sebagai dugaan batuan telah terubahkan,
mulai kedalaman 2000 m yang berada di anomali CO2 dan anomali Hg. Hasil
antara G. Pele dan Bukit Langsa. Fluida kompilasi geosains tersebut menghasilkan
panas yang berada di bawah manifestasi area keprospekan dengan luas sekitar 8
Pele-Pele, dan Pado-Pado secara km2 (Gambar 7). Estimasi potensi panas
konvektif teralirkan naik ke permukaan bumi Songa Wayaua dihasilkan dengan
melalui rekahan batuan (zona patahan), menggunakan metode volumetrik (Lump
dan muncul kepermukaan sebagai mata Parameter) dan mengacu ke SNI 13-6171-
air panas dengan pH relatif netral. 1999. Hasil dari penghitungan ini
Berdasarkan hasil diagram Cl-SO4- kemudian dikonversi ke dalam satuan
HCO3, manifestasi Pele-Pele dan Pado- MWe. Dengan menggunakan asumsi tebal
Pado mengindikasikan fluida panas reservoir 1250 m, recovery factor sebesar
berasal dari deep water atau langsung 25%, faktor konversi 10%, dan lifetime
berasal dari magma. Namun, selama 30 tahun, temperatur reservoir
ketidakpastian muncul dari hasil diagram diduga sebesar 230°C berdasarkan hasil
Li-Cl-B yang menunjukkan bahwa seluruh geothermometer SiO2 (conductive
manifestasi telah terkontaminasi oleh cooling), dan temperatur cut-off sebesar
intrusi air laut sehingga kadar Cl menjadi 180°C, diperoleh hasil perhitungan potensi
lebih tinggi. Namun dengan adanya daerah Songa Wayaua sebesar 42 MWe
fumarol di sekitar Pele-Pele Besar yang dan termasuk pada kelas cadangan
didominasi oleh uap air dan dijumpai terduga.

368 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Kompilasi geosains daerah panas Bumi Songa Wayaua

KESIMPULAN panas dari sistem panas bumi Songa


Daerah panas bumi Songa Wayaua berada diantara G. Pele dan
Wayaua memiliki area keprospekan Bukit Langsa yang terdeteksi mulai
seluas 8 km2 dengan potensi sebesar 42 kedalaman 2000 m berdasarkan hasil data
MWe yang termasuk pada kelas cadangan MT.
terduga. Berdasarkan hasil data MT, UCAPAN TERIMA KASIH
lapisan tahanan jenis rendah <30 Ohm-m Ucapan terima kasih tim penulis
yang berada di sekitar manifestasi Songa hantarkan kepada para staf Pusat Sumber
Wayaua diduga sebagai zona alterasi atau Daya Mineral Batubara dan Panas bumi
sebagai lapisan penudung. Keberadaan bidang panas bumi yang telah berperan
puncak reservoir berada mulai kedalaman serta dalam penulisan makalah ini.
750 dan/atau 1000 m, sedangkan sumber

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 369
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Herry Sundhoro, dkk. (2006). Penyelidikan geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas
bumi Songa Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung
Simpson, F., dan Bahr, K. (2005). Practical Magnetotellurics, Cambridge University Press
Stenberg, B.K., Washburne, J.C., dan Pellerin, L. (1988): Correction for the static shift in
magnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, Vol 53
No 11
deGroot-Hedlin, C. (1991): Short Note, Removal of static shift in two dimensions by
regularized inversion, Geophysics, Vol 56, No 12

370 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELLURIK (MT)


DAN TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETICS (TDEM)
DAERAH PANAS BUMI MARITAING, KABUPATEN ALOR,
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Tony Rahadinata, Ahmad Zarkasyi, dan Ratna Dewi


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah panas bumi Maritaing berada di wilayah Kabupaten Alor, Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Indikasi panas bumi di daerah ini dicirikan dengan munculnya mata air
panas di daerah Kura dan sekitarnya dengan temperatur sekitar 58 s.d. 81 oC. Survei
Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) merupakan kelanjutan dari
survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika yang dilakukan pada tahun 2015.
Pengukuran MT dan TDEM lebih difokuskan di sekitar daerah prospek hasil survei terpadu.
Hasil survei memperlihatkan bahwa daerah prospek panas bumi daerah Maritaing
terletak di sekitar kemunculan manifestasi air panas dengan luas 3 km2. Cap rock dari sistem
panas bumi ini ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm.m yang tersebar di area
manifestasi. Zona transisi nilai tahanan jenis rendah ke sedang 20 s.d. 150 Ohm.m
diperkirakan merupakan reservoir sistem panas bumi yang terletak mulai pada kedalaman
750 meter. Sumber panasnya berasal dari magmatisme terakhir di sekitar Karitemang.
Dengan menggunakan perhitungan volumetri potensi panas bumi daerah Maritaing sebesar
10 MWe pada kelas cadangan mungkin.

Kata kunci: MT, TDEM, tahanan jenis, Prospek panas bumi, Maritaing

PENDAHULUAN Penyelidikan terpadu geologi,


Daerah panas bumi Maritaing geokimia dan geofisika pada tahun 2015
secara adiminstratif berada di Kabupaten memperlihatkan hasil bahwa daerah
Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur prospek panas bumi di daerah Maritaing,
(Gambar 1). Daerah ini terletak di sebelah Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara
timur daerah panas bumi Bukapiting Timur berada di sekitar mata air panas
dengan jarak kurang lebih 84 km dari Kura di dalam zona kawah Karitemang
Kalabahi (ibu kota Kabupaten Alor). seluas 4 km2. Model bawah
permukaannya memperlihatkan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 371
Buku 1: Bidang Energi

kemungkinan tebal batuan penudung dari 1.2) adalah Satuan Lava Andesit Katuwusi
sistem panas buminya sekitar 300 meter (Tmaa), Piroklastik Katuwusi (Tmpa), Lava
dan puncak reservoir pada kedalaman 750 Andesit Worakena (Tmaw), Lava Andesit
meter (anonim-2, 2015). Berdasarkan Koya-Koya (Tmak), Aliran Piroklastik
hasil tersebut perlu dilakukan survei rinci Koya-Koya (Tmpk), Lava Andesit
MT dan TDEM yang telah dilaksanakan Inukumang (Tmai), Lava Andesit Pakmana
pada tahun 2017 dengan maksud untuk (Tmap), Lava Andesit Meriaka (Tmam),
mendapatkan data bawah permukaan Aliran Piroklastik Kunatena (Tppk), Lava
yang berkaitan dengan keprospekan Andesit Bulamaka (Tpab), Lava Dasit
panas bumi (letak, deliniasi, dan potensi) Karitemang (Tpdk), Endapan Danau
di daerah Maritaing. (TQd), Aliran Piroklastik Karitemang-1
(Qppk1), Aliran Piroklastik Karitemang-2
Geologi Daerah Penyelidikan (Qppk2), Konglomerat (Qk), Batugamping
Daerah panas bumi Maritaing (Qg), dan Aluvium (Qa) (Anonim -1, 2015)
secara umum tersusun oleh batuan Pola struktur geologi yang
sedimen, batuan vulkanik, dan endapan berkembang di Daerah Maritaing
permukaan (anonim-1, 2015). Batuan didasarkan pada hasil analisis dari
sedimen yang tersingkap di lapangan penarikan pola kelurusan struktur geologi
berupa konglomerat dan batugamping pada peta digital elevation model (DEM).
terumbu. Batuan vulkanik merupakan Pola struktur geologi di daerah
batuan penyusun yang paling dominan di penyelidikan umumnya berupa kelurusan
daerah ini, meliputi lava dan piroklastik. berarah baratlaut-tenggara yang
Endapan permukaan berupa aluvium, dan berasosiasi dengan sesar pembentuk
endapan danau. Berdasarkan urutan Depresi Maritaing dan kelurusan berarah
stratigrafinya dari satuan batuan berumur baratdaya-timurlaut sebagai sesar
tertua sampai ke paling muda (Gambar antitetiknya (Gambar 2).

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survei

372 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Maritaing (Tim Survei Terpadu, 2015)

METODE DAN TEORI Magnetotelurik


Metode geofisika yang digunakan Metode ini memanfaatkan medan
yaitu magnetotellurik (MT) dan Time elektromagnet alam pada rentang
domain electromagnetics (TDEM). frekuensi 0,1 s.d. 10000 Hz (Telford,
Metode MT digunakan untuk mencari 1982). Medan EM (medan magnet dan
informasi bawah permukaan berdasarkan medan listrik) diukur secara bersamaan
variasi nilai tahanan jenis batuan, pada rentang waktu tertentu. Hubungan
sedangkan metode TDEM digunakan antara medan listrik dan medan magnet
untuk melakukan koreksi statik pada data tersebut menghasilkan nilai tahanan jenis
MT. Kedua metode tersebut diharapkan semu dan phase.
dapat memberikan gambaran mengenai Nilai tahanan jenis semu dihitung
struktur bawah permukaan yang berdasarkan perbandingan antara medan
berhubungan dengan sistem panas bumi listrik dan medan magnet yang dikenal
(Ranganayaki, 1984). dengan persamaan Cagniard, yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 373
Buku 1: Bidang Energi

dihasilkan dari persamaan Maxwell Pengukuran TDEM menggunakan


dengan asumsi gelombang bidang metoda central-loop, kumparan berupa
(simpson dan Bahr, 2005). Tahanan jenis loop diletakkan di permukaan tanah dan
semu terdiri dari dua buah kurva, yaitu kuat medan magnet di sekitar area
kurva Rho-xy dan kurva Rho-yx. digerakkan oleh transmisi arus konstan di
Pengukuran titik AMT dilakukan dalam loop. Setelah arus dimatikan maka
pada titik-titik ukur yang telah ditentukan. peluruhan medan magnet akan
Kemudian dilakukan setting pengukuran menginduksi arus listrik di dalam tanah.
dan setelah siap baru dilakukan Arus yang terdistribusi pada bawah
pengukuran data. Pengukuran data tanah akan menginduksi peluruhan medan
dilakukan dengan tiga band, band 1 magnet sekunder terhadap waktu.
dengan range frekuensi antara 256-8192 Peluruhan tingkat medan magnet ini dapat
Hz, band 2 dengan range frekuensi 3-192 dimonitor dengan mengukur tegangan
Hz dan band 3 dengan range frekuensi induksi pada receiver coil (loop yang kecil)
0.09-8 Hz. Setelah data tersebut pada pusat transmitter loop.
diperoleh, kemudian dilakukan quality Pendistribusian arus dan peluruhan
control (QC) dengan menggunakan medan magnet sekunder tergantung pada
perangkat lunak MTEdit. Kemudian jika struktur tahanan jenis bawah permukaan.
dirasa sudah bagus datanya, kemudian Kedalaman penetrasi pada metode central
dilakukan pemodelan data menggunakan loop ini tergantung pada berapa lama
perangkat lunak WingLink untuk induksi di dalam receiver coil dapat
mendapatkan model penampang 2D dan menginjeksi di dalam tanah sebelum mati
sebaran tahanan jenis pada berbagai oleh noise. Pada akhirnya, tegangan
kedalaman. induksi hasil dari receiver coil akan
menghasilkan lapisan homogen dengan
Time Domain Elektromagnetics nilai konduktivitas σ (Arnason, 1989).
Metode TDEM (Time Domain
Electromagnetic) atau kadang disebut juga HASIL DAN PEMBAHASAN
TEM (Transient Electro Magnetic) adalah Secara keseluruhan jumlah
salah satu metode geofisika yang pengukuran MT di daerah Maritaing ini
memanfaatkan medan elektromagnetik dilakukan pada 42 titik ukur (Gambar 3).
untuk mengetahui struktur tahanan jenis Sebaran titik ukur didesain sedemikian
bawah permukaan. Metode ini rupa agar dapat melingkupi seluruh
menggunakan sumber buatan dengan daerah yang diperkirakan memiliki
mengukur peluruhan tegangan transient prospek panas bumi berdasarkan hasil-
sebagai fungsi waktu. hasil yang direkomendasikan penelitian

374 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

terdahulu. Untuk pengukuran TDEM statik menggunakan kombinasi data


dilakukan sebanyak 42 titik dengan TDEM dan juga pada saat pemodelan.
distribusi didesain agar dapat Hasil pemodelan disajikan dalam bentuk
dimanfaatkan sebagai koreksi data MT. peta tahanan jenis berbagai kedalaman
Pengukuran magnetotellurik ini dan penampang model tahanan jenis 2D.
menggunakan dua alat dari Phoenix tipe Kompilasi sebaran nilai tahanan
MTU5A3054 dan MTU5A1041 dengan jenis pada berbagai kedalaman
menggunakan enam buah koil magnetik diperlihatkan oleh Gambar 4 dengan
(Hx, Hy dan Hz) dan 2 komponen medan kedalaman 100 m, 250 m, 500 m, 750 m,
listrik (Ex dan Ey). 1000 m dan 2000 m. Daerah yang diduga
zona menarik ditandai dengan sebuah
Interpretasi struktur tahanan jenis poligon di sekitar manifestasi air panas
dilakukan terhadap hasil pemodelan Maritaing.
tahanan jenis 2D dari data MT. Koreksi

Gambar 3. Peta Sebaran Titik Ukur MT dan TDEM

Gambar 4. Peta Tahanan jenis Per kedalaman

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 375
Buku 1: Bidang Energi

Zona konduktif (<10 Ohm.m) pada kedalaman 750 meter dan meluas
kedalaman 100 dan 250 meter terlihat di sebarannya pada kedalaman 1000 meter.
sekitar pemunculan manifestasi air panas Nilai tahanan jenis sedang ini diduga
Maritaing dengan pola menutup dan merupakan reservoir dari sistem panas
memanjang berarah baratdaya-timurlaut bumi di daerah Maritaing, sedangkan nilai
sesuai dengan struktur geologi yang tahanan jenis rendah sebagai respon dari
diduga sebagai pengontrol kemunculan batuan sedimen formasi Laka masih
manifestasi di daerah survei. Zona konsisten terlihat di bagian timur area
konduktif ini diduga sebagai cap rock dari survei pada kedalaman 750 dan 1000
sistem panas bumi di daerah Maritaing. meter. Kontras nilai tahanan jenis pada
Sedangkan nilai tahanan jenis rendah di kedalaman 500 s.d. 1000 meter terlihat
bagian selatan dan timur pada kedalaman berarah baratdaya-timurlaut.
250 meter diduga merupakan respon dari Pada kedalaman 2000 meter mulai
batuan sedimen yang tidak tersingkap di terlihat nilai tahanan jenis tinggi (>200
permukaan. Nilai tahanan jenis sedang di Ohm.m). Lokasi zona resistif ini sama
sekitar zona konduktif diduga merupakan dengan kemunculan bodi berdensitas
respon dari batuan lava koya-koya. tinggi pada hasil pemodelan gaya berat
Struktur tahanan jenis yang tahun 2015 yaitu di bawah kelompok
ditandai dengan adanya kontras nilai manifestasi air panas. Zona resistif ini
tahanan jenis terlihat berarah baratdaya- diduga merupakan respon dari batuan
timurlaut yang diduga sebagai struktur intrusif yang mungkin bertindak sebagai
pengontrol sistem panas bumi Maritaing sumber panas dari sistem panas bumi di
dan berarah baratlaut-tenggara yang daerah Maritaing.
diduga sebagai struktur depresi Maritaing. Zona manifestasi daerah ini
Pada kedalaman 500 meter, terlewati oleh penampang tahanan jenis
sebagian zona konduktif di sekitar lintasan 3 dan 4. Model penampang ini
manifestasi mulai berubah menjadi zona diperlihatkan oleh Gambar 5. Kedua
nilai yang lebih tinggi. Pada kedalaman ini lintasan ini memperlihatkan adanya
diduga merupakan zona transisi antara lapisan konduktif (<10 Ohm.m), tepat di
cap rock dan reservoir. Nilai tahanan jenis sepanjang kemunculan manifestasi air
rendah di bagian timur semakin meluas panas dengan ketebalan sekitar 500 meter
sebarannya dan diduga masih berasosiasi dari permukaan. Zona konduktif ini diduga
dengan batuan sedimen dari formasi Laka. sebagai cap rock dari sistem panas bumi
Nilai tahanan jenis sedang (20 s.d. Maritaing. Tepat di bawah zona konduktif,
150 Ohm.m) mulai muncul sepenuhnya di mulai dari kedalaman 750 meter muncul
sekitar manifestasi air panas pada nilai tahanan jenis sedang (20-150

376 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Ohm.m) yang diduga sebagai reservoir (Anonim-1, 2015). Top reservoir dari
dari sistem panas bumi Maritaing dengan sistem panas bumi Maritaing berdasarkan
ketebalan sekitar 1000 meter. Nilai hasil MT terletak pada kedalaman 750
tahanan jenis sedang diluar dari zona meter dengan ketebalan sekitar 1000
prospek tersebut diduga merupakan meter.
respon dari lava dan/atau piroklastik Koya- Sebaran area prospek panas bumi
Koya. Zona konduktif di sekitar daerah Maritaing ini didasarkan pada hasil
manifestasi dibatasi oleh struktur tahanan penyelidikan geologi, geokimia, geofisika
jenis yang diduga merupakan respon dari pada tahun 2015 dan magnetotelurik saat
struktur depresi Maritaing dan struktur ini terdapat di sekitar kemunculan
kawah Karitemang. manifestasi air panas dengan pola
memanjang mengikuti struktur berarah
DISKUSI baratdaya-timurlaut yang diduga bertindak
Sistem panas bumi yang terbentuk sebagai pengontrol kemunculan
di Maritaing diperkirakan berasosiasi manifestasi (Gambar 6). Daerah tersebut
dengan aktivitas magmatik muda pada diambil berdasarkan dengan nilai tahanan
zona lemah depresi Maritaing yang jenis rendah (<10 Ohm.m) yang
terusun oleh batuan gunungapi yang menandakan zona ubahan (cap rock) dan
memiliki sistem kekar intensif, serta nilai densitas rendah yang diduga sebagai
didukung oleh suplai fluida yang cukup zona lemah (fracturing zone).
baik di bagian utara dan selatan depresi Perhitungan potensi panas bumi
pada setting medium terrain. Air meteorik dilakukan dengan menggunakan metode
yang melakukan penetrasi pada daerah volumetri (Monte Carlo) dan mengacu ke
tangkapan air hujan di bagian utara dan SNI 13-6171-1999. Untuk klasifikasi
selatan Depresi Maritaing melalui zona sumber daya dan cadangan panas bumi
permeabel, pada kedalaman tertentu air mengacu pada SNI terbaru, yaitu SNI
tersebut terpanaskan oleh batuan 6009-2017. Dengan menggunakan asumsi
magmatik yang memiliki sisa panas di tebal reservoir 1 km, densitas 2500 kg/m3 ,
sekitar Bukit Karitemang sehingga recovery factor sebesar 25% dan life time
membentuk fluida panas yang selama 30 tahun. Dengan menggunakan
terakumulasi dalam reservoir panas bumi. temperatur reservoir sebesar 200ºC ,
Interaksi antara fluida panas dengan temperatur cut-off 150ºC dan luas prospek
batuan di sekitarnya menghasilkan batuan sekitar 3 km2 didapat potensi panas bumi
terubah (alterasi) yang kemudian di daerah Maritaing sebesar 10 MWe pada
berperan sebagai lapisan penudung (cap kelas cadangan terduga.
rock) dalam sistem panas bumi Maritaing.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 377
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Model tahanan jenis MT

Gambar 6.4 Kompilasi Geosains Daerah Maritaing

378 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN terakhir di sekitar Karitemang. Dengan


Daerah prospek panas bumi menggunakan perhitungan volumetri
daerah Maritaing terletak di sekitar potensi panas bumi daerah Maritaing
kemunculan manifestasi air panas dengan sebesar 10 MWe pada kelas cadangan
luas 3 km2. Cap rock dari sistem panas mungkin.
bumi ini ditunjukkan dengan nilai tahanan
jenis <10 Ohm.m yang tersebar di area UCAPAN TERIMA KASIH
manifestasi. Zona transisi rendah ke Ucapan terima kasih tim penulis
sedang 20 s.d. 150 Ohm.m diperkirakan hantarkan kepada para staff Pusat
merupakan reservoir dan sistem panas Sumber Daya Mineral Batubara dan
bumi yang terletak di bawahnya mulai Panas bumi bidang panas bumi yang telah
pada kedalaman 750 meter. Sumber berperan serta dalam penulisan makalah
panasnya berasal dari magmatisme ini.

DAFTAR PUSTAKA
Geothermal Departement, Basic Concept of Magnetotellurik Survey in Geothermal Fields.,
West Japan Engineerring Consultants, Inc.
Ranganayaki, R.P., 1984, An Interpretive Analysis of Magnetotelluric Data, Geophysics, Vol.
49, pp. 1730-1748.
Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.
Anonim-1. 2015. Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Panas Bumi Daerah Maritaing
Kabupaten Alor,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya Geologi.
Anonim-2. 2015. Survei Gaya Berat dan Audiomagnetotellurik Daerah Panas Bumi Maritaing
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya Geologi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 379
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG SIRUNG,


KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Ahmad Zarkasyi, Ratna Dewi, dan Rina Wahyuningsih


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Survei potensi panas bumi di daerah Gunung Sirung telah dilakukan sejak tahun
2015. Metode survei yang dilakukan berupa geologi, geokimia, gaya berat dan Audio
Magnetotellurik (AMT). Survei magnetotelurik pertama dilakukan pada tahun 2016.
Rekomendasi keprospekan panas bumi berdasarkan penyelidikan terakhir berada di utara
Gunung Sirung dan membuka ke baratlaut dengan luas 24 km2. Survei MT dilanjutkan
kembali pada tahun 2017 dengan perluasan ke arah rekomendasi.Data tahun 2016
digabungkan dengan data 2017.Total data MT yang diproses berjumlah 93 titik. Data
pengukuran diproses menggunakan algoritma Robust kemudian setelah dilakukan analisis
strike dan data editing. Pemodelan data MT tahun 2016 menggunakan teknik inversi 2
dimensi. Pendekatan model bumi 3 dimensi dilakukan pada data MT gabungan yaitu dengan
melakukan pemodelan inversi 3 dimensi bertujuan mendapatkan hasil model yang lebih
detail dan lebih berkualitas. Interpretasi hasil MT inversi 3 dimensi menunjukkan prospek
panas bumi Gunung Sirung/Pulau Pantar berada di sebelah utara dan timurlaut dari komplek
vulkanik Gunung Sirung dengan luas sekitar 12 km2.

Kata kunci: magnetotelurik, panas bumi, Gunung Sirung

PENDAHULUAN
Daerah panas bumi Gunung Sirung Beberapa penyelidikan kebumian
berada diPulau Pantar, Kabupaten Alor, telah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Propinsi Nusa Tenggara Timur (Gambar Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP)
1). Keberadaan sistem panas bumi di dengan tujuan untuk mendapatkan
daerah ini tampak dengan adanya informasi yang rinci mengenai keberadaan
manifestasi panas bumi berupaair panas potensi panas bumi. Penyelidikan
bertemperatur mencapai 98 C, fumarol,0
komprehensif dimulai pada tahun 2015
solfatara, tanah panas dan batuan dengan metode geologi, geokimia dan
teralterasi. geofisika.Penyelidikan dilanjutkan kembali

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 381
Buku 1: Bidang Energi

pada tahun 2016 dengan metode berada di tepi zona prospek. Hal ini
magnetotelurik (MT) sebanyak 57 titik. menjadi dasar pelaksanaan survei MT
Berdasarkan laporan penyelidikan lanjutan di daerah Gunung
tahun 2015-2016 diperkirakan area Sirung.PSDMBP melakukan kembali
keprospekan panas bumiberada di sisi survei magnetotelurik di daerah panas
utara dan timurlaut Gunung Sirung atau bumi Gunung Sirung pada tahun 2017 di
sekitar munculnya manifestasi panas bumi bagian utara dan barat dari survei
hingga Bukit Beang (Hadi, dkk, sebelumnya.
2015).Luas daerah prospek diperkirakan Proses pengolahan data MT
24 km2 dengan potensi panas bumi dilakukan dengan teknik inversi 3 dimensi
sebesar 152 MWe (Rahadinata, dkk, (3D). Pemodelan tahanan jenis pada
2016). Area keprospekan dan potensi tahun 2016 masih menggunakan inversi 2
panas bumi ini mungkin bias lebih besar dimensi (2D).Model bumi yang berbentuk
atau lebih kecil.Dugaan ini diindikasikan 3 D menjadikan proses pemodelan inversi
dengan data geosain berupa anomali 2D kurang optimal. Pada paper ini penulis
rendah yang membuka ke daerah bagian melakukan proses pemodelan tahanan
barat dan baratlaut. jenis dengan teknik inversi 3D. Dengan
Rekomendasi hasil penyelidikan jumlah data yang lebih banyak dan
terakhir menjadi acuan dalam pemodelan 3D diharapkan sistem panas
penambahan data MT. Cakupan area bumi dapat dianalisis lebih detail dan
survei MT tahun 2016 diduga masih komprehensif.

Gambar 1. Peta lokasi Gunung Sirung-Pulau Pantar, NTT

382 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SISTEM PANAS BUMI DAN TATANAN Daerah Gunung Sirung didominasi


GEOLOGI GUNUNG SIRUNG oleh batuan vulkanik (Hadi dkk,
Sistem panas bumi adalah 2015).Stratigrafi batuan (Gambar 2)
perpindahan panas alami dari kerak bumi tersusun oleh produk erupsi vulkanik dan
dalam satuan volume (Hochstein & batuan sedimen. Batuan tertua terbentuk
Browne, 2000).Sistem panas bumi dapat pada Tersier Akhir berupa vulkanik di
ditemukan di daerah dengan gradien suhu pesisir pantai utara dan timur, yang diiringi
normal atau lebih tinggi, seperti batas oleh pengendapan batuan sedimen
antarpelat, dimana gradien panas bumi (batugamping terumbu di bagian
bisa lebih tinggi dari nilai rata-rata tengah).Struktur geologi memisahkan
(Dickson & Fanelli, 2004).Ada tiga unsur kedua produk vulkanik tua tersebut
utama dalam sistem panas bumi, yaitu dengan arah hampir utara selatan.
batuan reservoir permeabel, air untuk Produk vulkanik selanjutnya adalah
membawa panas dari reservoir ke pembentukan Pra Kaldera Sirung yang
permukaan bumi, dan sumber panas (Goff diisi oleh produk vulkanik di bagian
& Janik, 2000). selatan. Sedangkan produk Sirung tua
Sistem panas bumi Gunung Sirung menempati bagian tengah ke timur hingga
dapat dimasukkan dalam sistem panas pantai Beang.
bumi pada lingkungan vulkanik high Produk vulkanik yang lebih muda
terrainberpotensi besar.Hal ini karena dihasilkan dari proses erupsi besar
sumber panas berasal dari aktifitas bersifat eksplosif dengan diselingi
vulkanik di sekitar Kawah Sirungmembuat piroklastik dan lava basal di bagian tengah
transfer panas terjaga. Kondisi ini antara puncak Sirung Tua dan Boyali.
didukung suplai fluida cukup besar dari Produk termuda dari komplek Sirung
siklus hidrologi yaitu curah hujan adalah lava Sirung muda yang berada di
tinggiyang meresap melalui zona bagian tengah kawah Sirung.
permeabel ke dalam sistem akuifer dalam Struktur geologi didominasi oleh
danbercampur dengan fluida panas dizona tegasan berarah utara-selatansebagai
reservoir. sesar utama.Pola tersebut berhubungan
Zona upflow berada di bagian dengan arah tektonik regional yang
puncak ke arah Bukit Beang kemudian ke berkembang di daerah Pantar-Alor.
timur laut hingga sekitar Air Mama.Zona Kejadian vulkanisme di daerah Pantar
outflow berada di lereng utara kearah dapat dikenali dari produk letusannya
airpanas Tube yang bertipe bikarbonat seperti kaldera vulkanik Sirung yang
dan air panas Beang yang muncul di terbentuk di sekitarpuncak Gunung Sirung
bagian timur dari Puncak Sirung(Hadi, yang berpola linear dengan diameter
dkk, 2015). mencapai 2 km.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 383
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geologi (dimodifikasi dari peta geologi Hadi, dkk, PSDMBP, 2015)

METODE MT gelombang elektromagnetik dengan


Informasi bawah permukaan sangat rentang frekuensi yang sangat lebar yaitu
diperlukan untuk menginterpretasi sistem antara 10-5-104 Hz (Daud, 2013).Fluktuasi
panas bumi.Informasi ini dapat diperoleh medan magnet menyebabkan arus listrik
dengan menggunakan metode sedangkan variasi konduktivitas listrik
geofisika.Dalam eksplorasi panas bumi berarah lateral dan vertikal di kerak
metode MT sering digunakan untuk disebabkanoleh adanya ion atau benda
menggambarkan distribusi tahanan jenis konduktif padat(Zhdanov, 2002).
bawah permukaan. Tahanan jenis diperoleh dari
Metode MT mengukur variasi waktu perbandingan besarnya medan listrik dan
medan magnetikdi permukaan medan magnet yang dikenal dengan
bumi.Metode MT ini memanfaatkan variasi persamaan Cagniard (Cagniard, 1953).
medan magnet bumi yang dihasilkan dari Persamaan ini dihasilkan dari persamaan
kilat, aktivitas ionosfer dan solar wind. Maxwell dengan asumsi gelombang
Sumber tersebut menghasilkan bidang.

384 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

kualitas lebih baik lagi dibandingkan


inversi 2D. Salah satu faktornya adalah
model bumi yang berbentuk 3D maka
a : tahanan jenis semu (Ohm-m)
model 2D kurang maksimal dalam
f : frekuensi (Hz)
menjelaskan kondisi yang kompleks
E : Besarnya medan listrik (mV/km)
secara 3D (Siripunvaraporn, 2012).
H : Besarnya medan magnet (nT)
Kedalaman efektif dalam metode
AKUISISI DAN PENGOLAHAN
MT bergantung kepada tahanan jenis
DATA
batuan dan frekuensi yang digunakan.
Total data MT yang diproses
Penetrasi kedalaman efektif dapat
berjumlah 93 stasiun (Gambar 3). Lama
ditentukan dengan menggunakan
pengukuran data time series MT ini
persamaan (Zhdanov, 2009) di bawah ini :
bervariasi antara 8-18 jam. Rentang data
yang diperoleh mulai frekuensi 300 Hz
sampai dengan 0,01 Hz. Data time

 : skin depth (m) seriesMTyang diperoleh pada masing-


masing stasiun diproses menggunakan
 : frekuensi sudut
statistically robust algorithms (Jones et al,
 : konduktivitas (S/m)
1989).
 :permeabilitas magnet (H/m)
Komponen yang diukur dalam
Ketika tahanan jenis berubah
akuisisi data yaitu medan magnet (Hx dan
terhadap kedalaman, maka tahanan jenis
Hy) dan komponen medan listrik (Ex dan
semu akan berubah terhadap frekuensi,
Ey) menggunakan dua alat dari Phoenix
karena frekuensi tinggi tidak memiliki
tipe MTU-5A dan V8. Kemudian dilakukan
penetrasi yang cukup dalam, sedangkan
pengeditan data dengan caraseleksi
frekuensi rendah memiliki penetrasi lebih
crosspower. Koreksi statis dilakukan
dalam.
dengan menggunakan metode rata-rata
Pemodelan dapat menggunakan
statistik (Sulistyo, A. 2011 dan Vozoff, K.,
inversi 1D, 2D dan 3D.Pemodelan inversi
1991).
1D dapat memberikan gambaran kasar
Pemodelan tahanan jenis inversi
mengenai penyebaran resistivitas bawah
3D menggunakan kode WSINV3DMT
permukaan namun dengan batas tepi
(Siripunvaraporn et al 2005a). Input data
yang masih belum akurat dan sempurna
untuk inversi 3D MT adalah data real dan
(Cumming and Mackie, 2010). Pemodelan
imajiner dari tensor impedansi (Zxx.real,
inversi 2D dapat memberikan gambaran
Zxx.imag,Zxy.real, Zxy.imag, Zyx.real,
resistivitas lebih baik., sedangkan
Zyx.imag, Zyy.real, Zyy.imag). Jumlah
pemodelan dengan inversi 3D memiliki

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 385
Buku 1: Bidang Energi

total data (N) tergantung jumlah stasiun, terakhir adalah nilai tahanan jenis tinggi
frekuensi, dan elemen tensor impedansi. yaitu nilai lebih besar dari 25 Ohmm.
Total jumlah (N) adalah 93 stasiun, 12 Tahanan jenis semu bernilai <10
frekuensi dengan rentang 100-0,01 Hz Ohmm mengisi zona manifestasi panas
dan 8 komponen tensor impedansi. Jadi bumi. Nilai rendah ini merupakan indikasi
total data adalah 93 x 12 x 8 atau 8928. kuat akan keberadaan zona alterasi.
Setelah dilakukan analisis, editing Derajat alterasi batuan juga diindikasikan
dan koreksi statik, maka diperoleh nilai dengan nilai tahanan jenis. Area
tahanan jenis semu dan nilai tahanan jenis manifestasi Air Mama-Kuaralau-Beang
hasil pemodelan. Hasilnyadisajikan dalam memiliki nilai sangat rendah <4Ohmm dan
bentuk sebaran tahanan jenis semu dan konsisten sebagai area dengan nilai
model tahanan jenis secara lateral dan terendah dibandingkan area lain.
vertikal. Diperkirakan area tersebutmerupakan
zona batuan teralterasi dengan tingkat
HASIL yang lebih dibandingkan area lain.
Tahanan jenis moderat (10 sampai
Tahanan jenis semu invarian dengan 25 Ohmm) dan tinggi (>25 Ohmm)
Tahanan jenis semu dicuplik pada 6 mendominasi area perbukitan baik di sisi
frekuensi yaitu 300, 100, 10, 1, 0,1 dan barat, timur dan selatan.Nilai tinggi
0,01 Hz (Gambar 4). Berdasarkan analisis tersebut diperkirakan sebagai nilai
terhadap sebaran tahanan jenis pada tahanan jenis batuan vulkanik dan batu
rekuensi tersebut maka nilai tahanan jenis gamping di utara.Pada frekuensi rendah
semu invarian dikelompokkan menjadi (kedalaman) nilai tahanan jenis berpola
empat.Kelompok pertama nilai tahanan homogen.Nilai tinggi ini diperkirakan
jenis semu <4 Ohmm.Kelompok tahanan karena batuan vulkanik yang menyusun
jenis rendah dengan nilai 6 s.d. 10 lebih kompak dan masif.
Ohmm.Kelompok moderat yaitu nilai
tahanan jenis 10 s.d. 25 Ohmm.Kelompok

386 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Sebaran titik ukur dan lintasan pemodelan

Gambar 4. Tahanan Jenis Semu

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 387
Buku 1: Bidang Energi

Model Tahanan Jenis kedalaman semakin tegas.Jika pada


Hasil pemodelan inversi 3D kedalaman 100 s.d. 750 m sebaran
ditampilkan dengan sebaran tahanan jenis tahanan jenis berpola cukup kompleks
yang dicuplik pada kedalaman tertentu terutama di bagian tengah maka pada
dan juga pada lintasan tertentu.Sebaran kedalaman di bawah 750 meter pola
tahanan jenis ditampilkan pada kedalaman sebaran tahanan jenis mulai seragam.
100, 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500, dan Nilai tinggi diperbukitan selatan
1750 meter (Gambar 5 dan 6). diperkirakan respon batuan vulkanik (lava)
Tahanan jenis rendah (<10 Ohmm) yang menyusun komplek Gunung
yang diperkirakan berkorelasi dengan Sirung,sama halnya dengan tahanan jenis
aktivitas hidrotermal muncul dari tinggi di bagian barat yang diduga sebagai
kedalaman dangkal (100 meter) di sekitar respon batuan vukanik tua, sedangkan
manifestasi Air Mama, TP Kualarau, TP yang di sisi utara diperkirakan sebagai
Puriali, AP Bukit Beang dan Tubbe. Zona respon batuan vulkanik tua dan
alterasi ini meluas ke arah Gunung Sirung gamping.Untuk nilai tahanan jenis di
(TP Bukit Beang) pada kedalaman 250 m bagian tengah yang didominasi oleh nilai
dengan nilai yang juga semakin rendah tahanan jenis rendah hingga moderat
(<4 Ohmm). diperkirakan berkorelasi dengan satuan
Derajat alterasi batuan tertinggi batuan vulkanik berupa piroklastik dari
berada pada kedalaman 250 s.d. 500 m berbagai produk.
yaitu di sekitar TP Bukit Beang, Puriali dan Model penampang ditarik berarah
Air Mama.Hal ini diindikasikan dengan barat-timur sebanyak 5 lintasan (Gambar
nilai sangat rendah(<2 Ohmm).Pada 7).Lapisan reservoir di Gunung Sirung
kedalaman 500-750 m tahanan jenis di diperkirakan berada sepanjang sesar
sekitarAir Mama, Puriali dan Bukit Beang baratdaya-timurlaut dengan nilai tahanan
menunjukkan tren meninggi (10-15 jenis sekitar 15 s.d. 50 Ohmm.Pada
Ohmm).Tren ini berada pada suatu sistem panas bumi Sirung/Pantar, lapisan
kelurusan liniasi berarah baratdaya- reservoir ini diperkirakan terbentuk
timurlaut.Sedangkan area selatan dari sepanjang jalur sesar baratdaya-
kelurusan itu masih bernilai rendah kearah timurlaut.Keberadaan lapisan konduktif
AP Beang. Diperkirakan pada area ini bernilai tahanan jenis <10 Ohmm
proses alterasi oleh fluida panas masih diinterpretasikan sebagai lapisan batuan
intensif. teralterasi oleh aktivitas sistem panas
Pola struktur tahanan jenis yang bumi.
terlihat pada kedalaman 750 m ke

388 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Model sebaran tahanan jenis per kedalaman 100-750 meter

Gambar 6. Model sebaran tahanan jenis per kedalaman 1000-1750 meter

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 389
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Model penampang tahanan jenis

DISKUSI zona batuan yang mengalami alterasi


Zona reservoir berada pada akibat interaksi fluida panas terhadap
kedalaman yang bervariasi.Puncak batuan sekitarnya.
reservoir berada pada kedalaman sekitar Area prospek panas bumi
750 s.d. 1500 meter.Kedalaman reservoir diperkirakan berada di zona sesar berarah
terdangkal diperkirakan di bagian selatan baratdaya-timurlaut.Kompilasi anomali
atau mendekati komplek vulkanik Gunung berbagai metode menunjukkan
Sirung (PI dan P2).Sedangkan di area konsentrasi anomali berada pada sekitar
manifestasi Air Mama-Kuaralau kelurusan manifestasi Bukit Beang –
kedalaman reservoir diperkirakan sekitar Puriali – Kualarau - Air Mama. Anomali
1000 s.d.1250 meter. yang muncul berupa konsentrasi Hg dan
Sebaran tahanan jenis CO2 tinggi, anomali gaya berat tinggi,
menunjukkan adanya liniasi baratdaya - fraktur densitas yang tinggi dan tahanan
timurlaut yang mempertegas adanya sesar jenis rendah. Deliniasi dari berbagai
pengkontruksi manifestasi panas anomali tersebut didapat luas
bumi.Hasil MT juga memperlihatkan rekomendasi area prospek panas bumi
anomali tahanan jenis rendah sebagai Gunung Sirung sekitar 12 km2.

390 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Rekomendasi keprospekan panas bumi Gunung Sirung

KESIMPULAN sekitar 15-50 Ohm.m.Kedalaman puncak


Area prospek panas bumi seluas 12 lapisan reservoir bervariasi mulai dari 750-
km dideliniasi dari hasil inversi 3D 93 data
2
1500 m dengan puncak terdangkal di
MT di daerah Gunung Sirung.Zona bagian selatan.
prospek berada di utara-timurlaut dari
komplek vulkanik Gunung Sirung. Deliniasi UCAPAN TERIMA KASIH
prospek mencakup manifestasi Bukit Ucapan terima kasih tim penulis
Beang – Puriali – Kualarau - Air Mama hantarkan kepada para staf Pusat Sumber
mengikuti sesar geologi berarah Daya Mineral Batubara dan Panas bumi
baratdaya-timurlaut. bidang panas bumi yang telah berperan
Lapisan penudung pada sistem serta dalam penulisan ini. Kegiatan diskusi
panas bumi Pantar memiliki tahanan jenis terutama tentang informasi geologi dan
<10 Ohmmyang tersebar di sepanjang geokmia daerah Gunung Sirung.
zona sesar.Lapisan reservoir dicirikan
dengan tahanan jenis batuan bernilai

DAFTAR PUSTAKA
Cagniard, L. (1953). Basic theory of the magnetotelluric method of geophysical prospecting.
Geophysics 18: 605–645.
Cumming, & Mackie, R., 2010. Resistivity Imaging of Geothermal Resources Using 1D, 2D
and 3D MT Inversion and TDEM Static Shift Correction Illustrated by a Glass
Mountain Case History, Proceeding World Geothermal Congress, 2010.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 391
Buku 1: Bidang Energi

Daud, Yunus. 2010, Diktat kuliah: Metode Magnetotelluric (MT), Laboratorium Geofisika,
FMIPA Universitas Indonesia.
Dickson, M.H., Fanelli, M., 2004.What is Geothermal Energy. Pisa: Instituto di Geoscienze e
Georisorse.
Gang Yu, 2008, Exploring for geothermal reservoirs using broadband 2-D MT and gravity
survey in Hungary, 19th IAGA WG 1.2 Workshop on Electromagnetic Induction in the
Earth Beijing, China, October 23-29, 2008.
Goff, Janik, C.J., 2000. Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Hadi,dkk., 2015, Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan geofisika daerah Panas Bumi Pulau
Pantar, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. Hochstein, Browne, P.R., 2000.
Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Heditama, 2012, 3-D Inversion of MT Data Using MT3Dinv-X Software, Proceeding The 12th
Annual Indonesian Geothermal Association Meeting & Conference, Bandung.
Jones, A. G., A. D. Chave, G. Egbert, D. Auld, and K. Bahr, 1989: A comparison of
techniques for magnetotelluric response function estimation. J. Geophys. Res., 94,
14201-14213, doi: 10.1029/jb094ib10p14201.
Siripunvaraporn, W., G. Egbert, Y. Lenbury, and M. Uyeshima, 2005a: Three-dimensional
magnetotelluric inversion: Data-space method. Phys. Earth Planet. Inter., 3D
Resisvitity Structure in the Chingshui Geothermal Area 281 150, 3-14, doi:
10.1016/j.pepi.2004.08.023.
Siripunvaraporn, Weerachai. (2012). Three-Dimensional Magnetotelluric Inversion: An
Introductory Guide for Developers and Users. Surv Geophys (2012) 33:5-27
Suharmanto, Puji, Fahmi F, Daud Y, Zarkasyi A, Sugianto A, Suhanto E, 2015, Delineation of
Geothermal System at Prospect Area ‘P’ by Using Multi-Dimensional Modeling of
Magnetotelluric Data Integrated Geological and Geochemistry Data, Proceedings
Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition.
Rahadinata, Tony,dkk., 2016, Survei Magnetotelurik dan TDEM daerah Panas Bumi Pulau
Pantar, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Vozoff, K., 1991, The Magnetotellruic Method, Chapter 8, Electromagnetic method in applied
geophysics-Applications part A and part B, edit by Corbett, J.D., published by Scociety
of Exploration Geophysicists, p.641-711.
Zhdanov, M.S., 2002. Geophysical Inverse Theory and Regularization Problems.
Amsterdam: Elsevier.
Zhdanov, M.S., 2009. Geophysical Electromagnetic Theory and Methods. Amsterdam:
Elsevier.

392 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAN TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETIK


DAERAH PANAS BUMI LOKOP, KABUPATEN ACEH TIMUR, PROVINSI ACEH

Iqbal Takodama, Wiwid Joni, dan Dikdik Risdianto


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Keberadaan sistem panas bumi daerah Lokop, kabupaten Aceh Timur, provinsi Aceh,
ditandai oleh keberadaan mata air panas Lokop dengan temperatur 51,8 – 93,5 0 dan batuan
alterasi. Survei magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetik (TDEM) dilakukan
untuk mendeliniasi zona prospek panas bumi berdasarkan struktur tahanan jenis. Sebaran
titik ukur MT dan TDEM dengan jumlah titik ukur masing-masing 45 dan 42 titik ukur
membentuk 8 buah lintasan dengan jarak antar titik 1000 m.
Zona nilai tahanan jenis rendah < 60 Ohm.m berada di sekitar mata air panas yang
dibatasi oleh dua struktur berarah hampir utara-selatan dan baratlaut-tenggara. Zona rendah
ini diduga berasosiasi dengan batuan teralterasi yang berfungsi sebagai lapisan penudung
dari sistem panas bumi. Peningkatan nilai tahanan jenis mulai dari kedalaman 800 – 900 m
mengindikasikan bahwa pada kedalaman ini diperkirakan sebagai top reservoir dari sistem
ini.
Zona keprospekan dari daerah panas bumi Lokop ini mempunyai luas sekitar 6 km2
dengan estimasi besarnya potensi energi panas bumi sebesar 29 MWe.

Kata Kunci: Lokop, panas bumi, magnetotellurik, time domain elektromagnetik, tahanan
jenis

PENDAHULUAN eksplorasi panas bumi telah banyak


Metode magnetotellurik (MT) dilakukan diantaranya oleh Newman dkk
merupakan salah satu metode geofisika (2008), Khalid dkk (2015), Sugianto dkk
yang dapat digunakan dalam eksplorasi (2015) dan Zarkasy dkk (2015).
panas bumi. Metode MT ini memanfaatkan Daerah prospek panas bumi
hubungan antara medan magnet dan umumnya berada pada kawasan hutan,
medan listrik yang pertama kali perbukitan dan pegunungan dengan
diperkenalkan oleh Cagniard (1953). topografi yang curam. Perbedaan elevasi
Beberapa penyelidikan yang telah yang sangat tinggi dari lembah hingga ke
mengaplikasikan metode MT dalam puncak serta heterogenitas permukaan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 393
Buku 1: Bidang Energi

mengakibatkan distorsi pada data MT Timur, provinsi Aceh (Gambar 1) yang


berupa pergeseran statik (static shift secara geologi merupakan lingkungan
effect) pada kurva tahanan jenis semu non-vulkanik. Keberadaan sistem panas
(Arnason, 2015). Efek static shift tersebut bumi di daerah ini ditandai oleh adanya
dapat mengakibatkan kesalahan dalam mata air panas Lokop yang bertemperatur
melakukan interpretasi data MT. Metode 51,8 – 93,5 0C. Survei MT dan TDEM
Time Domain Electromagnetic (TDEM) dilakukan untuk mengetahui struktur
digunakan untuk mengkoreksi efek static tahanan jenis bawah permukaan yang
shift tersebut karena metode ini berkorelasi dengan sistem panas bumi di
memanfaatkan medan magnet sekunder daerah ini. Hasil dari survei ini kemudian
yang relatif tidak dipengaruhi oleh akan dijadikan salah satu data dukung
perbedaan topografi dan heterogenitas dalam melakukan evaluasi keprospekan
permukaan (Irfan, dkk, 2010). panas bumi di daerah ini.
Daerah panas bumi Lokop berada
di kecamatan Serbajadi, kabupaten Aceh

Gambar 1. Lokasi kegiatan survei MT dan TDEM

394 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

METODE peluruhan tegangan transient, sebagai


Metode MT merupakan salah satu fungsi waktu. Metode ini juga hanya
metode geofisika yang mengukur respon melibatkan pengukuran medan magnet
bumi dalam medan listrik (E) dan medan sekunder akibat induksi medan magnet
magnet (H) terhadap medan primer. Oleh karena itu data TDEM relatif
elektromagnetik (EM) alam. Respon tidak terpengaruh oleh heterogenitas lokal
tersebut berupa komponen horizontal permukaan maupun topografi.
yang diukur pada permukaan bumi pada Pengukuran TDEM menggunakan
posisi tertentu. Sumber medan EM yang metode in-loop dengan koil yang
digunakan dalam pengukuran MT ini diletakkan di bagian tengah dari kabel
bersumber dari kilat atau petir yang transmisi loop. Kuat medan magnet di
memiliki frekuensi tinggi dan aktivitas sekitar area digerakkan oleh transmisi
ionosfer yang memiliki frekuensi rendah. arus konstan di dalam loop. Setelah arus
Pengukuran MT menggunakan dimatikan maka peluruhan medan magnet
koil/magnetometer untuk merekam medan akan menginduksi arus listrik di dalam
magnet sedangkan medan listrik direkam tanah. Arus yang mengalir di dalam tanah
oleh kabel dipole yang terhubung dengan akan menginduksi peluruhan medan
elektroda potensial dalam bentuk magnet sekunder terhadap waktu. Pada
porouspot di bagian ujungnya. Sinyal akhirnya tegangan induksi ini akan
medan magnet dan listrik ini kemudian menghasilkan lapisan homogen dengan
terhubung dengan receiver dan disimpan nilai konduktivitas σ (Arnason, 2015).
dalam format time series. Data dalam
HASIL
bentuk domain waktu ini kemudian
Pengukuran data MT di daerah
ditransformasikan ke dalam domain
Lokop dilakukan dengan menggunakan
frekuensi yang menghasilkan kurva dua set alat dari Phoenix System tipe
tahanan jenis semu dan phase terhadap MTU-5A dan tipe V8 Multifunction. Jumlah
frekuensi (data sounding MT). Data MT ini pengukuran titik MT sebanyak 48 titik
umumnya mengalami distorsi (static shift) dengan jarak antar titik kurang lebih 1000
akibat heterogenitas permukaan dan meter (Gambar 2). Pengukuran data
faktor topografi. Oleh sebab itu data MT TDEM dilakukan dengan menggunakan
yang terdistorsi ini dapat dikoreksi dengan satu unit alat dari Phoenix System tipe V8
menggunakan data TDEM. Multifunctions. Jumlah titik pengukuran

Metode TDEM merupakan metode TDEM sebanyak 42 titik. Distribusi titik


ukur MT dan TDEM ini membentuk 8 buah
geofisika aktif yang memanfaatkan medan
lintasan yang berarah baratdaya-timurlaut
EM. Metode ini menggunakan sumber
yang memotong struktur-struktur
tegangan buatan dengan mengukur
pengontrol manifestasi panas bumi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 395
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta sebaran titik ukur MT dan TDEM

Kualitas data pengukuran MT Kurva yang dihasilkan dalam pengukuran


bervariasi dan terbagi ke dalam tiga MT terdiri dari dari dua kurva yakni kurva
kategori, yakni sangat baik, baik dan tahanan jenis semu dan phase xy (ρxy) dan
cukup baik. Data yang sangat baik adalah kurva tahanan jenis semu dan phase yx
data dengan trend kurva yang sangat (ρyx) (Gambar 3). Dalam kasus 2-Dimensi,
halus dan tidak ada error bar. Data yang data MT ini terdiri dari modus TE
baik memiliki trend kurva yang sangat (transverse electric mode) dan modus TM
halus dari frekuensi 320 Hz hingga (transverse magnetic mode). Medan listrik
frekuensi 0,1 Hz, namun pada frekuensi searah dengan geoelectrical strike dan
yang lebih rendahnya tidak terlalu halus medan magnet tegak lurus dengan
dan mempunyai error bar. Dan data yang geoelectrical strike disebut modus TE.
cukup baik memiliki trend kurva yang Sedangkan modus TM jika medan listrik
halus dari frekuensi 320 Hz hingga tegak lurus dengan geoelectrical strike
frekuensi 0,1, namun pada frekuensi yang dan medan magnet searah dengan
lebih rendah kurvanya tidak terlalu smooth geological strike.
dan memiliki error bar yang cukup besar.

396 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Contoh kurva data MT

Pemodelan data MT di daerah ini batasan error antara data observasi


dilakukan dengan menggunakan terhadap data kalkulasi. Besarnya data
perangkat lunak WinGLink. Pada error dan error floor untuk tahanan jenis
perangkat lunak ini algoritma yang (rho) 5 % sedangkan untuk fasa 10 %.
digunakan adalah algoritma Non-Linear Model awal untuk setiap lintasan dianggap
Conjugate Gradient (NLCG) yang homogen dengan nilai tahanan jenis 50
dikembangkan oleh Rodi dan Mackie Ohm.m yang diperkirakan dari rata-rata
(2001). Algoritma ini akan meminimumkan nilai tahanan jenis batuan di daerah ini.
fungsi objektif dan menjaga
kekonvergennya selalu stabil pada setiap Penampang Tahanan Jenis
iterasi (Rodi dan Mackie, 2001). Lintasan 1 berada di bagian utara
Parameter-parameter yang memiliki lapisan tahanan jenis rendah < 60
digunakan dalam proses pemodelan data Ohm.m dengan ketebalan hingga 500
diantaranya parameter regularisasi (τ), meter di bawah titik ukur MTLK-03 dan
data error dan error floor. Paremeter MTLK-04. Dibagian baratdaya mempunyai
regularisasi berperan sebagai lapisan tahan jenis sedang hingga tinggi
penyeimbang dalam proses inversi untuk sedangkan di bagian timurlaut bertahanan
menghasilkan model yang optimum. Nilai jenis tinggi > 500 Ohm.m mulai dari
parameter regularisasi yang digunakan kedalaman 1000 hingga 2500 meter.
adalah 0,1 untuk semua lintasan. Data Lapisan bertahanan jenis rendah pada
error dan error floor berfungsi memberikan lintasan dua berada dibawah titik ukur

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 397
Buku 1: Bidang Energi

MTLK-08 hingga MTLK-11. Tahanan jenis tahanan jenis sedang yang menerus ke
sedang mendominasi di sepanjang arah baratdaya, sedangkan lapisan
lintasan dari kedalaman 500 meter. Pada tahanan jenis tinggi berada di bagian
lintasan 3 lapisan tahanan jenis rendah timurlaut. Pada lintasan 6 lapisan tahanan
relatif berada di sepanjang lintasan dari jenis rendah berada di bagian tengah
permukaan hingga kedalaman 750 meter. lintasasn dengan ketebalan kurang dari
Lapisan tahanan jenis sedang berada di 500 m dan tebal 750 m di bagian
bawahnya dan meninggi dibagian baratdaya. Nilai tahanan jenis tinggi
timurlaut. Lapisan tahanan jenis rendah berada di bagian tengah lintasan mulai
berada pada lintasan 4 dibawah titik ukur dari kedalaman 1000 m. Pada lintasan 7
MTLK-20 hingga MTLK-22 dengn lapisan tahanan jenis rendah berada di
ketebalan 1000 meter. Zona rendah ini ini sekitar permukaan dengan ketebalan
mengisi zona depresi di daerah hampir 1000 meter di sepanjang lintasan.
penyelidikan dan menipis mendekati Nilai tahanan jenis tinggi berada di tengah
manifestasi Lokop. Lapisan tahanan jenis lintasan yang diperkirakan merupakan
sedang berada dibagian baratdaya kemenerusan dari zona tahanan jenis
sedangkan lapisan tahanan jenis tinggi tinggi pada lintasan 6. Body tinggi ini terus
berada di bagian timurlaut. menerus hingga ke lintasan 8 begitupun
Pada lintasan 5 lapisan tahanan dengan lapisan tahanan jenis rendah yang
jenis rendah dengan ketebalan 500 m berada di sepanjang lintasan dengan
berada dibawah titik ukur MTLK-26 hingga ketebalan 750 meter (Gambar 4).
MTLK-28. Dibawahnya terdapat lapisan

Gambar 4. Model Penampang Tahanan Jenis dari Data MT

398 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Peta Sebaran Tahanan Jenis (zona depresi) semakin mengecil. Nilai


Pada kedalaman dangkal (300 m) tahanan jenis sedang di bagian selatan
zona tahanan jenis rendah terkonsentrasi semakin meninggi dan membentuk pola
di bagian tengah penyelidikan di sekitar berarah utara-selatan. Sebaran tahanan
manifestasi panas bumi yang berpola jenis sedang di bagian utara juga semakin
utara-selatan (Gambar 5). Zona rendah meninggi nilainya yang membentuk pola
juga muncul di bagian selatan dengan berarah baratdaya-timurlaut. Pada
pola hampir berarah baratdaya-timurlaut. kedalaman dibawahnya hingga kedalaman
Pada bagian yang lebih dalam (kedalaman 1500 m, zona tahanan jenis rendah
600 m) zona tahanan jenis rendah di dibagian tengah menjadi relatif sedang
bagian tengah cenderung berada di zona yang dibatasi oleh zona tahanan jenis
depresi di sekitar manifestasi panas bumi tinggi di bagian utara dengan pola berarah
dan membuka ke arah baratdaya. baratdaya-timurlaut dan bagian selatan
Sedangkan di bagian selatan-tenggara dengan pola berarah utara-selatan. Pada
masih di dominasi zona tahanan jenis bagian yang lebih dalam cenderung
rendah. Kedua zona tahanan jenis rendah didominasi oleh dua zona tahanan jenis,
ini dibatasi oleh zona tahanan jenis yakni tahanan jenis yang berada di bagian
sedang. Pada bagian utara daerah tengah dengan pola berarah relatif utara-
penyelidikan didominasi oleh nilai tahanan selatan dan juga di bagian tenggara. Zona
jenis sedang. tahanan jenis tinggi mengapit kedua zona
Pada kedalaman 900 m, zona sedang tersebut dengan pola relatif utara-
tahanan jenis rendah di sekitar manifestasi selatan.

Gambar 5. Sebaran tahanan jenis pada kedalaman tertentu

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 399
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN ini diperkirakan sebagai zona reservoir


Sistem panas bumi di daerah yang menampung fluida panas dari sistem
Lokop berada pada lingkungan non- panas bumi Lokop.
vulkanik dengan batuan malihan diduga Deliniasi zona keprospekan daerah
merupakan batuan dasar dari depresi panas bumi Lokop didasarkan data MT
Lokop yang berarah utara-selatan (dan dikompilasikan dengan hasil
(Anonim-1, 2013). Hal ini didukung oleh penyelidikan sebelumnya. Dari kompilasi
data tahanan jenis tinggi pada kedalaman zona tahanan jenis sedang yang
lebih dari 1500 m yang berpola relatif diindikasikan sebagai reservoir, kontras
berarah utara selatan pada zona depresi tahanan jenis, struktur geologi, anomaly
Lokop. Terjadinya kegiatan magmatisme gaya berat rendah, anomaly FFD (Fault
pada awal tersier yang menghasilkan Fractures Density), anomaly Hg dan CO2
produk granit dan diorite di luar daerah mendapatkan luas keprospekan panas
survei namun memungkinkan kegiatan bumi sekitar 6 km2 di sekitar manifestasi
magmatisme tersebut menyusup hingga Lokop.
ke daerah survey, namun tidak muncul ke Penghitungan estimasi potensi
permukaan dan diduga sebagai sumber panas bumi dengan menggunakan
panas bumi dari sistem panas bumi metode volumetric dengan asumsi tebal
Lokop. Hal ini juga didukung oleh data reservoir 1 km, recovery factor 25%,
gaya berat yang menunjukkan nilai tinggi temperatur reservoir 210 0
C (Anonim-1,
dibagian baratdaya lokasi survei (Anonim- 2013) dan luas prospek 6 km2.
2, 2013). Berdasarkan parameter-parameter
Dari hasil pemodelan inversi 2-D tersebut didapatkan besarnya potensi
pada lintasan 4 yang memotong panas bumi daerah Lokop sekitar 29
manifestasi panas bumi dan lintasan 5 MWe.
menunjukkan adanya lapisan bertahanan
jenis rendah dengan ketebalan hingga 600 KESIMPULAN
m di bagian tengah lintasan yang dibatasi Lapisan tahanan jenis rendah yang
oleh struktur geologi. Lapisan tahanan diduga sebagai lapisan penudung dari
jenis rendah ini diinterpretasikan sebagai sistem panas bumi Lokop berada di
lapisan penudung (cap rock) dari sistem sekitar manifestasi Lokop dengan
panas bumi lokop. Pada kedalaman 900 ketebalan 600 meter. Zona transisi
m, lapisan rendah ini menjadi lebih tinggi tahanan jenis sedang-tinggi yang berada
yang mengindikasikan adanya aktifitas pada kedalaman 900 m diperkirakan
fluida panas yang mempengaruhi batuan sebagai zona reservoir dari sistem panas
di sekitarnya. Zona tahanan jenis sedang bumi Lokop. Zona keprospekan panas

400 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

bumi Lokop mempunyai luas sekitar 6 km2 pegawai Pusat Sumber Daya Mineral
dengan estimasi potensi pada kelas Batubara dan Panas Bumi khususnya di
cadangan terduga sebesar 29 MWe. Bidang Panas Bumi atas terlaksananya
kegiatan survei MT dan TDEM di daerah
UCAPAN TERIMA KASIH Lokop.
Penulis sangat mengapresiasi
seluruh dukungan dan bantuan dari para
baratdaya timurlaut

baratdaya timurlaut

Gambar 6. Interpretasi model penampang lintasan 4 dan 5

Gambar 7 Daerah keprospekan panas bumi Lokop

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 401
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1. (2013). Laporan Penyelidikan Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Lokop,
Kabupaten Aceh Timur, Provinsi NAD. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
Anonim-2. (2013). Laporan Penyelidikan Geofisika Daerah Panas Bumi Lokop. Bandung:
Pusat Sumber Daya Geologi.
Arnason, K. (2015). The Static Shift Problem in MT Soundings. Proceeding World
Geothermal Congress. Melbourne.
Cagniard, L. (1953). Basic theory of magnetotelluric method of geophysical prospecting.
Geophysics 18, 605-645.
Irfan, R., Kamah, Y., Gaffar, E., & Winarso, T. (2010). Magnetotelluric Static Shift Correction
Using Time Domain Electromagnetics Case Study : Indonesian Geothermal Rough
Fields. Proceedings World Geothermal Congress. Bali.
Khalid, M., Widodo, S., & Rezky, Y. (2015). 2D Inversion of Magnetotelluric Data from
Wapsalit Geothermal Field, Indonesia. Proceedings World Geothermal Congress.
Melbourne.
Newman, G. A., Gasperikova, E., Hoversten, G. M., & Wannamaker, P. E. (2008). Three-
dimensional magnetotelluric characterization of the Coso geothermal field.
Geothermics 37, 369-399.
Rodi, W., & Mackie, R. L. (2001). Nonlinear conjugate gradients algorithm for 2-D
magnetotelluric inversion. Geophysics Vol. 66, 174-187.
Sugianto, A., Suhanto, E., Widodo, S., Munandar, A., & Risdianto, D. (2015). Resistivity
Structures of Bonjol Geothermal Prospect, Indonesia, Derived from Magnetotelluric
Data. Proceedings World Geothermal Congress. Melbourne.
Zarkasy, A., Rahadinata, T., Suhanto, E., & Widodo, S. (2015). Investigation of Geothermal
Structures of the Kadidia Area, Indonesia, using the Magnetotelluric Method.
Proceedings World Geothermal Congress. Melbourne.

402 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

SURVEI MAGNETOTELLURIK (MT) DAN TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETICS (TDEM)


DAERAH PANAS BUMI SIPOHOLON, KABUPATEN TAPANULI UTARA,
PROVINSI SUMATERA UTARA

Tony Rahadinata, Dikdik Risdianto, Sri Widodo, dan Juju Jaenudin


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Daerah panas bumi Sipoholon berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi
Sumatera Utara. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan manifestasi
panas bumi berupa air panas dengan temperatur 38 s.d. 65ºC. Survei MT dan TDEM
merupakan kelanjutan dari survei terpadu geologi, geokimia dan geofisika yang dilakukan
pada tahun 2005 serta survei Magnetotellurik pada tahun 2010.
Hasil survei MT ini memperlihatkan bahwa daerah prospek panas bumi daerah
Sipoholon terletak di bagian barat depresi Tarutung yaitu sekitar manifestasi Sipoholon-Ria-
Ria dengan luas sekitar 12 km2 dan di bagian timur di sekitar kemunculan manifestasi air
panas Penabungan dengan luas 10 km2. Cap rock dari sistem panas bumi ini ditunjukkan
dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm.m yang tersebar di sekitar area manifestasi. Zona
transisi tahanan jenis rendah ke sedang 30 s.d 120 Ohm.m diperkirakan merupakan
reservoir sistem panas bumi dengan kedalaman yang bervariasi mulai 500 s.d. 1250 m.
Sumber panasnya diduga berasal dari aktivitas vulkanik dari Dolok Martimbang. Dengan
menggunakan perhitungan volumetri potensi panas bumi daerah Sipoholon sebesar 18 MWe
untuk bagian barat dan 16 MWe untuk bagian timur pada kelas cadangan mungkin.

Kata Kunci: MT, TDEM, Tahanan jenis, Prospek panas bumi, Sipoholon

PENDAHULUAN berupa daerah prospek yang belum


Daerah panas bumi Sipoholon tergambarkan dengan bagus. Sehingga
secara adiminstratif berada di Kabupaten perlu dilakukan survei penambahan titik
Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara MT dan TDEM yang telah dilaksanakan
(Gambar 1). Daerah panas bumi pada tahun 2017 dengan maksud untuk
Sipoholon meliputi pemunculan kelompok mendapatkan data bawah permukaan
manifestasi panas bumi permukaan Ria- yang berkaitan dengan keprospekan
Ria, Hutabarat dan Tapian Nauli. panas bumi (letak, deliniasi, dan potensi)
Penyelidikan rinci MT telah di daerah Sipoholon.
dilakukan pada tahun 2011 dengan hasil

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 403
Buku 1: Bidang Energi

D.I. Aceh
P. Sumatera

Lokasi

Penelitian

Riau

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survei

Geologi Daerah Penyelidikan berupa satuan batuan aluvium (Aspden


Aktivitas tektonik daerah ini secara dan Kartiwa, 1982). Batuan vulkanik yang
regional dipengaruhi oleh kegiatan tersingkap termasuk jenis vulkanik tua
tektonik pergerakan lempeng-lempeng berumur Tersier dan mempunyai
utama yaitu Eurasia di bagian utara dan penyebaran yang luas, sedang dari produk
Hindia Australia di bagian selatan yang vulkanik muda Toba mendominasi hampir
membentuk busur magmatik, terlihat dari seluruh daerah panas bumi Sipoholon.
adanya sabuk gunungapi berumur Batuan tua berumur Tersier yang
Paleogen sampai Resen yang terbentuk di tersingkap dibagian barat maupun yang
atas zona Benioff (Akbar, 1972). Sabuk dibagian timur diperkirakan sebagai
gunungapi ini membentang dari ujung batuan alas (basement).
utara Sumatera sampai Teluk Semangko Litologi batuan daerah panas bumi
di bagian selatan. Sipoholon mulai dari yang tertua sampai
Batuan-batuan vulkanik di daerah termuda adalah (Gambar 2): satuan aliran
Sipoholon diperkirakan berasal dari 5 lava Jorbing (Tmlj), satuan aliran lava
buah pusat titik erupsi yang berbeda, yaitu Siborboron (Tmlsb), satuan piroklastik
Dolok Martimbang, Dolok Palangka Toba 1 (Qvt), satuan piroklastik Toba 2
Gading, Gunung Api Tua Toba, Dolok (Qvt), satuan aliran lava Palangka Gading
Siborboron dan Dolok Jorbing. Batuan (Qvpg), satuan kubah lava Martimbang
sedimennya berupa endapan karbonat (Qvma), sinter karbonat (Qgs) dan aluvial
sinter, sedangkan endapan permukaan (Qal). (Anonim-1, 2005)

404 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Sipoholon (Anonim-1, 2005)

Struktur geologi daerah ini secara informasi bawah permukaan berdasarkan


regional termasuk dalam zona Sesar variasi nilai tahanan jenis batuan,
Sumatera yang melintang mulai dari sedangkan metode TDEM digunakan
Sabang di utara sampai Teluk Semangko untuk melakukan koreksi statik pada data
di selatan. Struktur geologi yang MT (sternberg et all, 1988). Kedua metode
berkembang di daerah penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan
didominasi oleh sesar-sesar normal gambaran mengenai struktur bawah
dengan arah umum baratlaut–tenggara, permukaan yang berhubungan dengan
sehingga membentuk zona depresi sistem panas bumi (Ranganayaki, 1984).
Tarutung yang mengontrol pemunculan
manifestasi air panas ke permukaan. Magnetotellurik
Metode ini memanfaatkan medan
METODE DAN TEORI elektromagnet alam pada rentang
Metode geofisika yang digunakan frekuensi 0.1 s.d. 10000 Hz. Medan EM
yaitu Magnetotellurik (MT) dan Time (medan magnet dan medan listrik) diukur
Domain Electromagnetics (TDEM). secara bersamaan pada rentang waktu
Metode MT digunakan untuk mencari tertentu. Hubungan antara medan listrik

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 405
Buku 1: Bidang Energi

dan medan magnet tersebut menghasilkan untuk mengetahui struktur tahanan jenis
nilai tahanan jenis semu dan phase. bawah permukaan. Metode ini
Nilai tahanan jenis semu dihitung menggunakan sumber buatan dengan
berdasarkan perbandingan antara medan mengukur peluruhan tegangan transient
listrik dan medan magnet yang dikenal sebagai fungsi waktu (zhdanov. 2009).
dengan persamaan Cagniard, yang Pengukuran TDEM menggunakan
dihasilkan dari persamaan Maxwell metoda central-loop, kumparan berupa
dengan asumsi gelombang bidang loop diletakan di permukaan tanah dan
(simpson dan bahr, 2005). Tahanan jenis kuat medan magnet di sekitar area
semu terdiri dari dua buah kurva, yaitu digerakan oleh transmisi arus konstan di
kurva Rho-xy dan kurva Rho-yx. dalam loop. Setelah arus dimatikan maka
Pengukuran AMT dilakukan pada peluruhan medan magnet akan
titik-titik ukur yang telah ditentukan. menginduksi arus listrik di dalam tanah.
Kemudian dilakukan setting pengukuran Arus yang terdistribusi pada bawah
dan setelah siap baru dilakukan tanah akan menginduksi peluruhan medan
pengukuran data. Pengukuran data magnet sekunder terhadap waktu.
dilakukan dengan tiga band, band 1 Peluruhan tingkat medan magnet ini dapat
dengan rentang frekuensi antara 256 s.d. dimonitor dengan mengukur tegangan
8192 Hz, band 2 dengan rentang frekuensi induksi pada receiver coil (loop yang kecil)
3 s.d. 192 Hz dan band 3 dengan rentang pada pusat transmitter loop.
frekuensi 0.09 s.d. 8 Hz. Setelah data Pendistribusian arus dan peluruhan
tersebut diperoleh, kemudian dilakukan medan magnet sekunder tergantung pada
quality control (QC) dengan menggunakan struktur tahanan jenis bawah permukaan.
perangkat lunak MTEdit. Jika dirasa sudah Kedalaman penetrasi pada metode central
bagus datanya, kemudian dilakukan loop ini tergantung pada berapa lama
pemodelan data menggunakan perangkat induksi di dalam receiver coil dapat
lunak WingLink untuk mendapatkan model menginjeksi di dalam tanah sebelum mati
penampang 2D dan sebaran tahanan jenis oleh noise. Pada akhirnya, tegangan
pada berbagai kedalaman. induksi hasil dari receiver coil akan
menghasilkan lapisan homogen dengan
Time Domain Elektromagnetics nilai konduktivitas σ (Arnason, 1989).
Metode TDEM (Time Domain
Electromagnetic) atau kadang disebut juga HASIL DAN PEMBAHASAN
TEM (Transient Electro Magnetic) adalah Secara keseluruhan jumlah
salah satu metode geofisika yang pengukuran MT di daerah Sipoholon ini
memanfaatkan medan elektromagnetik dilakukan pada 47 titik ukur (Gambar 3).

406 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Sebaran titik ukur didesain sedemikian Kompilasi sebaran nilai tahanan


rupa agar dapat melingkupi seluruh jenis pada berbagai kedalaman
daerah yang diperkirakan memiliki diperlihatkan oleh Gambar 4 dengan
prospek panas bumi berdasarkan hasil- kedalaman 250 m, 500 m, 750 m, 1000 m,
hasil yang direkomendasikan penelitian 1500 m dan 2000 m. Daerah yang diduga
terdahulu. Untuk Pengukuran TDEM sebagai zona menarik ditandai dengan
dilakukan sebanyak 47 titik dengan empat poligon, 2 poligon di bagian barat
distribusi didesain agar dapat (sekitar manifestasi Sipoholon dan Ugan)
dimanfaatkan sebagai koreksi data MT. dan 2 poligon di bagian timur (sekitar
Pengukuran magnetotellurik ini manifestasi penabungan dan Hutabarat).
menggunakan dua alat dari Phoenix tipe Zona nilai tahanan jenis rendah kurang
MTU5A3054 dan MTU5A1041 dengan dari 10 Ohm.m pada kedalaman 250 m
menggunakan enam buah koil magnetik secara umum tersebar di bagian barat
(Hx, Hydan Hz) dan 2 komponen medan area penyelidikan. Zona rendah yang
listrik (Ex dan Ey). berada di sekitar manifestasi panas bumi
Interpretasi struktur tahanan jenis diduga berhubungan dengan dengan
dilakukan terhadap hasil pemodelan aktivitas hidrotermal berupa air panas
tahanan jenis 2D dari data MT. Koreksi Sipoholon, Ugan, Airsoda, Hutabarat, dan
statik menggunakan kombinasi data Sitompul. Sedangkan nilai tahanan jenis di
TDEM dan juga pada saat pemodelan. sekitar Penabungan bernilai sedang,
Hasil pemodelan disajikan dalam bentuk diduga merupakan respon dari batuan
peta tahanan jenis berbagai kedalaman piroklastik.
dan penampang model tahanan jenis 2D.

Gambar 3. Peta Sebaran Titik Ukur MT dan TDEM

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 407
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Peta Tahanan jenis per kedalaman

Pada kedalaman 500 m, nilai nilai tahanan jenis rendah yang diduga
tahanan jenis rendah sebarannya semakin sebagai respon dari batuan ubahan yang
meluas. Di sekitar manifestasi Hutabarat- berfungsi sebagai caprock di daerah
Sitompul, nilai tahanan jenis sedang mulai Penabungan. Untuk poligon barat di
muncul dengan pola membuka ke arah sekitar air panas Sipoholon mulai muncul
tenggara (Sarulla). Nilai tahanan jenis nilai tahanan jenis sedang yang diduga
sedang ini diduga merupakan top reservoir sebagai respon dari reservoir atau zona
untuk daerah Hutabarat-Sitompul. Daerah transisi antara caprock dan reservoir di
bagian barat masih didominasi oleh nilai daerah tersebut. Sedangkan untuk poligon
tahanan jenis rendah. Begitupun di sekitar baratdaya (Martimbang-Ugan) masih
manifestasi Penabungan yang masih didominasi oleh nilai tahanan jenis rendah.
menunjukan nilai tahanan jenis sedang. Hal ini menunjukan bahwa caprock di
Pada kedalaman 750 meter, nilai tahanan bagian baratdaya ini kemungkinan lebih
jenis sedang di sekitar manifestasi tebal daripada di bagian lainnya.
Hutabarat-Sitompul (tenggara) semakin Pada kedalaman 1000 meter,
jelas terlihat, sebarannya meluas dengan sebaran tahanan jenis pada umumnya
pola melidah dan membuka ke arah masih sama dengan kedalaman
Sarulla. Diduga kedua manifestasi ini sebelumnya. Hanya saja di sekitar air
masih berhubungan dengan sistem panas panas Sipoholon nilai tahanan jenis
bumi di Sarulla. Di sekitar manifestasi sedang, sebarannya meluas ke arah
Penabungan (poligon timur) mulai muncul selatan, diduga top reservoir di daerah ini

408 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

berada pada kedalaman 1000 meter. Zona manifestasi daerah ini


Pada kedalaman 1500 meter, nilai terlewati oleh penampang tahanan jenis
tahanan jenis sedang mulai muncul di lintasan 3,7, dan 8. Model penampang ini
poligon bagian timur (Penabungan) dan diperlihatkan oleh Gambar 5. Ketiga model
baratdaya (Martimbang-Ugan). Nilai penampang ini melewati beberapa
tahanan jenis sedang ini berasosiasi manifestasi panas bumi seperti air panas
dengan top reservoir di kedua daerah Sipoholon, Penabungan, Ugan dan
tersebut. Hutabarat. Daerah menarik pada ketiga
Pada kedalaman 2000 meter pada lintasan ini terletak di bagian baratdaya
umumnya nilai tahanan jenis yang muncul dan timurlaut, ditandai dengan munculnya
sudah bernilai sedang-tinggi. Dari peta nilai tahanan jenis rendah (<10 Ohm.m)
sebaran tahanan jenis per kedalaman yang membentuk pola updome sehingga
dapat dilihat perbedaan kedalaman diduga sebagai pola caprock dari sistem
lapisan yang diuga reservoir untuk sistem panas bumi di daerah ini. Nilai tahanan
panas bumi di daerah Sipoholon. Zona jenis sedang (30 s.d. 120 Ohm.m) muncul
paling dangkal terletak di bagian tenggara tepat di bawah nilai tahanan jenis rendah,
(Hutabarat- Sitompul) yang muncul mulai nilai tahanan jenis rendah ini diduga
kedalaman 500 meter, kemudian diikuti di sebagai reservoir dari sistem panas bumi
bagian baratlaut (Sipoholon) yang muncul daerah Sipoholon. Kedalaman reservoir di
pada kedalaman 1000 meter, yang paling daerah ini muncul bervariasi dari yang
dalam adalah dibagian timur paling dangkal muncul mulai di kedalaman
(Penabungan) dan baratdaya 500 m dan paling dalam muncul mulai
(Martimbang-Ugan) yang muncul pada kedalaman 1250 m.
kedalaman 1500 meter. Ketiga model menunjukkan adanya
Keberadaan struktur ditandai kontras nilai tahanan jenis di bagian
dengan adanya nilai kontras resistivitas tengah yang diduga sebagai pembatas
yang terlihat di beberapa kedalaman. antara manifestasi di bagian baratdaya
Kontras berarah baratlaut-tenggara yang dan manifestasi di bagian timurlaut,
mencerminkan sesar besar Sumatera seperti juga terlihat pada peta tahanan
terlihat pada kedalaman 250 meter. jenis per kedalaman. Hal ini memperkuat
Kemudian sesar kontras berarah dugaan dari tim survei terpadu bahwa
baratdaya-timurlaut yang diduga sebagai manifestasi di bagian baratdaya memiliki
struktur pemisah antara manifestasi sifat air yang berbeda dengan manifestasi
Hutabarat dan penabungan mulai terlihat di bagian timurlaut.
jelas pada kedalaman 1000 meter.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 409
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Model tahanan jenis MT

DISKUSI hasil penyelidikan geologi, geokimia,


Sebaran area prospek panas bumi geofisika (Anonim-1, 2005), MT (Anonim-
daerah Sipoholon ini didasarkan pada 2, 2011), serta MT lanjutan saat ini

410 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

terdapat di dua lokasi yaitu di bagian barat sumber daya dan cadangan panas bumi
di sepanjang manifestasi Sipoholon mengacu pada SNI terbaru, yaitu SNI
dengan luas 12 km2, dan di bagian timur 6009-2017. Asumsi yang dimasukkan
yaitu di sekitar manifestasi air panas dalam perhitungan adalah ketebalan
Penabungan dengan luas 10 km2. resevoir sebesar 1000 meter, densitas
Kelompok manifestasi di sekitar resevoir sebesar 2500 kg/m3, recovery
Martimbang tidak termasuk ke dalam factor sebesar 25%, dan life time selama
daerah prospek, dikarenakan karakteristik 30 tahun. Dengan menggunakan
kimianya tidak terlalu bagus. Untuk temperatur resevoir antara 165oC sampai
manifestasi Hutabarat-Sitompul pun tidak dengan 190oC (Anonim-1, 2015),
dimasukkan ke dalam area prospek temperatur cut off sebesar 150oC, luas
dikarenakan dari hasil MT memperlihatkan zona prospek 12 km2 untuk daerah
pola membuka ke arah Sarulla (Gambar Sipoholon dan 10 km2 untuk daerah
6). Panabungan, dan efisiensi listrik sebesar
Perhitungan potensi panas bumi 7% (Moon dan Zarrouk, 2012), maka
dilakukan dengan menggunakan metode potensi panas bumi di daerah prospek
volumetri (Monte Carlo) dan mengacu ke Sipoholon sebesar 18 MWe dan di daerah
SNI 13-6171-1999. Untuk klasifikasi prospek Panabungan sebesar 16 Mwe.

Gambar 6. 4 Kompilasi Geosains Daerah Sipoholon

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 411
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN paling dalam mulai kedalaman 1250 m.


Zona prospek panas bumi daerah Sumber panasnya berasal dari aktivitas
Sipoholon terletak di bagian barat depresi vulkanik dari Dolok Martimbang. Dengan
Tarutung yaitu sekitar manifestasi menggunakan perhitungan volumetri
Sipoholon Ria-Ria dengan luas sekitar 12 potensi panas bumi daerah Sipoholon
km 2
dan di bagian timur di sekitar sebesar 18 MWe untuk bagian barat dan
kemunculan manifestasi air panas 16 MWe untuk bagian timur pada kelas
Penabungan dengan luas 10 km2. cadangan mungkin.
Caprock dari sistem panas bumi ini
ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis <10 UCAPAN TERIMA KASIH
Ohm.m yang tersebar di area manifestasi. Ucapan terima kasih tim penulis
Zona transisi nilai tahanan jenis rendah ke hantarkan kepada para staff Pusat
sedang 30 s.d. 120 Ohm.m diperkirakan Sumber Daya Mineral Batubara dan
merupakan reservoir dari sistem panas Panas bumi bidang panas bumi yang telah
bumi dengan kedalaman yang bervariasi berperan serta dalam penulisan makalah
dari yang paling dangkal mulai 500 m dan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1, 2005. Penyelidikan terpadu geologi, geokimia dan geofisika daerah panas bumi
Sipoholon Siria-ria, Kab. Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Laporan.
Anonim-2, 2010. Survei Magnetotellurik Daerah Panas Bumi Sipoholon Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Aspden, J.A. dan Kartiwa, W.. 1982. Peta Geologi Lembar Padangsidempuan dan Sibolga,
Sumatera Utara, Skala 250.000.
Akbar, Nikmatul. 1972. Inventarisasi gejala kenampakan panas bumi Sumatera. Direktorat
Vulkanologi
Ranganayaki, R. P. (1984). An interpretative analysis of magnetotelluric data. Geophysics
49: 1730–1748.
Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.
Sternberg, B.K., Washburne, J.C., Pellerin, L., 1988, Correction for the static shift in
magnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, 53, 1459-
1468.
Zhdanov, M.S., 2009, Geophysical Electromagnetic Theory and Methods. Elsevier

412 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

LANDAIAN SUHU SUMUR PNT-1 DAERAH PANAS BUMI PANTI,


KABUPATEN PASAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT

Robertus S. L. Simarmata, Widya Asoka S, dan Andri Eko Ari Wibowo


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif daerah panas bumi Panti termasuk Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat. Daerah survei berjarak sekitar 200 km dari Kota Padang dan
sekitar 30 km dari Ibu Kota Kabupaten Pasaman yaitu Lubuk Sikaping.
Kedalaman akhir (total depth) sumur PNT-1 adalah 534,10 m dengan susunan litologi
terdiri dari perselingan Breksi Tuff, Basalt, Andesit dan Granit/Granodiorit dan mineral
ubahan pada sumur PNT-1 berintensitas lemah – sedang, bertipe argilik dan argilik lanjut
dan didominasi oleh proses argilitisasi, silisifikasi, oksidasi, karbonatisasi, kloritisasi dan
piritisasi.
Temperatur formasi masing-masing pada kedalaman 151, 422 dan 534 m adalah
75,56 C, 80,84 C dan 112,15 C. Akibat adanya influx air panas bertemperatur ± 77 °C
dan debit ± 60 lpm menyebabkan landaian suhu sumur PNT-1 tidak dapat ditentukan secara
akurat tetapi diperkirakan temperatur formasi lebih tinggi dari temperatur formasi yang
terukur sekarang.
Dari hasil survei landaian suhu ini maka diinterpretasikan bahwa batas atas reservoir
pada PNT-1 lebih dalam dari 500 m dan litologi yang menjadi zona resevoir pada daerah
panas bumi Panti adalah satuan batuan Granit/Granodiorit yang diperkirakan mempunyai
permeabilitas yang baik akibat dari aktivitas sesar besar Sumatera.

Kata kunci: Panti, panas bumi, landaian suhu

PENDAHULUAN Pasaman, Propinsi Sumatera Barat, atau


Secara administratif sumur PNT-1, secara geografis terletak pada posisi
daerah panas bumi Lilli - Sepporaki koordinat UTM 741527 mT dan 9645790
termasuk dalam wilayah Desa Lilli, mS pada zona 50 S dengan elevasi 204
Kecamatan Matangnga, Kabupaten mdpl.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 413
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 1. Peta Lokasi Titik Bor PNT-1 Daerah Panas Bumi Panti

Satuan litologi di daerah Panti antitetiknya dan sesar dengan arah relatif
didominasi oleh granit yang menyebar dari utara-selatan. Pola baratlaut-tenggara
ujung timur laut hingga tenggara daerah ditunjukan oleh sesar Panti, Kuburanduo,
penyelidikan dan aluvium yang mengisi Ujungpadang, Tadungkumbang, dan
bagian tengah zona depresi Panti. Satuan Rimbosalak. Sesar Panti merupakan sesar
batuan lain yang terdapat di daerah Panti yang mengontrol dari keberadaan
adalah satuan metasedimen (sabak- manfestasi air panas Panti dan
kuarsit), metagamping, metavulkanik, keterbentukan zona depresi (graben) di
diorit, dasit-silisifikasi, basal, breksi polimix lokasi penyelidikan.
(ignimbrit), laharik, dan konglomerat. Kenampakan gejala panas bumi
Pembagian jenis sesar di daerah Panti berupa sumber mata air panas dan
Panti dibagi menjadi tiga pola kelurusan, alterasi. Mata air panas terletak di dalam
yaitu sesar dengan arah baratlaut- kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti
tenggara yang merupakan pola utama, (tengah), Ujung Padang (tenggara), dan
kemudian sesar dengan pola baratdaya- Lundar (timur). Alterasi batuan muncul di
timurlaut yang diduga merupakan sekitar manifestasi air panas Panti dan

414 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Ujungpadang. Alterasi yang ditemukan batuan ubahan diperkirakan terletak di


berupa soil dengan kenampakan fisik yang sekitar mata air panas Panti dan melebar
berwarna abu kehijaun, lunak, sticky. ke arah timur sekitar MTPT-14 dan MTPT-
Hasil analisis sampel mata air 25. Batuan ubahan yang berperan sebagai
panas di daerah Panti memperlihatkan batuan penudung ini tersebar dari dekat
bahwa air panas Panti bertipe sulfat permukaan hingga kedalaman sekitar 500
sebagai indikasi air vulkanik, sedangkan m. Nilai tahanan jenis sedang (20-100
air panas lainnya (Ujung Padang dan Ohm.m) yang tersebar di bawah batuan
Lundar) yang memiliki temperatur lebih ubahan diinterpretasikan sebagai zona
rendah dan muncul pada elevasi yang bertemperatur tinggi atau zona reservoir.
hampir sama bertipe bikarbonat sebagai Zona reservoir tersebut terletak di sekitar
indikasi tercampur air permukaan. Pada mata air panas Panti pada kedalaman
diagram segi tiga Na-K-Mg, air panas sekitar 500 m hingga 1500 m dengan
Panti dan air panas Ujung Padang 1, ketebalan rata-rata 1000 m.
terletak pada zona partial equilibrium, Hasil pemodelan MT
sebagai indikasi telah terjadi ditumpangsusunkan dengan hasil survei
keseimbangan sebagian yang diakibatkan terpadu tahun 2016 (Hadi, dkk, 2016)
oleh terjadinya kontak batuan dengan membentuk peta kompilasi geosains
fluida panas pada pembentukan air panas panas bumi daerah Panti. Berdasarkan
Panti. Sedangkan air panas Ujung Padang peta kompilasi tersebut daerah prospek
2 dan air panas Lundar terletak pada zona panas bumi diperkirakan terletak pada
immature water yang mengindikasikan air zona tahanan jenis sedang, anomali gaya
panas tersebut tercampur air permukaan berat residual tinggi, anomali temperatur
secara dominan. Pada diagram segi tiga tinggi, anomali Hg tinggi, dan zona struktur
Cl, Li, B, posisi mata air panas terletak sesar yang terletak di sekitar mata air
pada zona atas klorida mengarah ke panas Panti. Daerah prospek tersebut
tengah yang menunjukkan pemunculan dibatasi oleh kontras nilai tahanan jenis di
mata air panas berada di lingkungan sebelah utara dan selatan, dan dibatasi
vulkanik, tetapi dipengaruhi oleh oleh struktur sesar geologi di sebelah
pencampuran air permukaan. Hasil barat dan timur dengan luas sekitar 11
penghitungan dengan geotermometer km2 dan termasuk pada kelas cadangan
Na/K, temperatur reservoir panas bumi terduga. Sesar berarah baratlaut –
diperkirakan sebesar 180 C. o
Tenggara yang memotong mata air panas
Berdasarkan peta tahanan jenis Panti diduga sebagai pengontrol utama
MT per kedalaman, sebaran nilai tahanan sistem panas bumi di daerah ini.
jenis rendah yang berasosiasi dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 415
Buku 1: Bidang Energi

METODOLOGI survei landaian suhu adalah untuk


Melakukan pengeboran sumur mendapatkan data - data bawah
PNT-1 sedalam 534,10 m untuk permukaan (sub surface) yang meliputi
mengetahui serta mempertegas batas landaian suhu (thermal gradient), litologi,
zona prospek di daerah panas bumi Panti, mineral ubahan, intensitas, dan tipe
khususnya dalam rencana penentuan ubahan, serta sebagai pembuktian dari
lokasi sumur eksplorasi atau sumur hasil penyelidikan terpadu sebelumnya.
eksploitasi tahap berikutnya dengan tujuan

Gambar 2. Peta Kompilasi daerah panas bumi Panti, Pasaman, Sumatera Barat.

Ruang lingkup pekerjaan sumur pengukuran logging temperatur pada


PNT-1 meliputi kegiatan pengeboran, kedalaman 155, 422 dan 534 m.
geologi sumur (wellsite geology), dan

416 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

HASIL PENYELIDIKAN Jenis Ubahan PNT-1


Geologi Sumur Hasil analisis megaskopis dari inti
Litologi sumur PNT-1 berdasarkan bor sumur PNT-01 menunjukkan bahwa
analisis megaskopis dari conto batuan batuan umumnya terubah akibat ubahan
serbuk bor (cutting) dan inti bor (core) hidrotermal. Mineral-mineral ubahan yang
disusun oleh : Soil, dijumpai dari muncul antara lain :
permukaan hingga kedalaman 8.00 m, Mineral lempung (1 – 20% dari
Breksi Tuff Terubah, dijumpai dari total mineral), dijumpai hampir di semua
kedalaman 8.00- 224.00 m; 237.00-280.00 kedalaman dalam jumlah yang cukup
m; 286.00 -305.00 m; 328.00 – 354.00 m banyak (dominan), terdiri dari jenis
dan 360.00 – 399.15 m berupa breksi kaolinit, saponit, illite dan montmorilonit
vulkanik yang merupakan berwarna abu- (grup smektit).
abu terang, bertekstuk porfiritik dengan Oksida besi (1 – 10% dari total
komponen didominasi oleh basalt dan mineral), dijumpai hampir di semua
andesit, Basalt, dijumpai pada kedalaman kedalaman, terkadang hadir pada bidang -
224.00 – 237.00 m dan 280.00 – 286,00 m bidang rekahan, merupakan hasil ubahan
berupa basalt, berwarna hijau kehitaman, dari mineral piroksen, plagioklas, dan
afanitik, fenokris berupa piroksen, gelas vulkanik.
hornblenda, kuarsa, biotit, dan klorit. Urat Kuarsa sekunder (1 – 5% dari
kalsit dijumpai pada kedalaman 233.00- total mineral), dijumpai hampir di semua
237.00 m sedangkan urat kuarsa pada kedalaman, hadir sebagai replacement
235.00-237.00 m, Andesit, dijumpai pada dari plagioklas dan sebagai hasil
kedalaman 305.00 – 328.00m; 354.00-360 devitrifikasi terhadap gelas vulkanik.
m dan 399.15 -463.75 m berwarna abu- Banyak dijumpai juga sebagai pengisi
abu terang, profiritik, rekahan didominasi rekahan/urat halus (veins).
oleh mineral kalsit, banyak dijumpai Karbonat (1 – 5% dari total
mineral mika pada zona yang diduga mineral), berwarna putih dan hadir mengisi
merupakan zona lemah atau struktur dan urat/rekahan tipis sekitar 1-2 mm.
yang terakhir adalah Granit/Granodiorit, Klorit (1 – 3 % dari total mineral),
dijumpai pada kedalaman 463.75 sampai berwarna hijau, mulai tampak dari
dengan 534.10, berwarna abu-abu terang kedalaman 8.00 m , dan mendominasi
sampai putih, dijumpai mineral seperti sampai kedalaman 534.10 m. Klorit hadir
klorit, hematit, epidot, kuarsa dan oksida sebagai ubahan dari piroksen.
besi pada 494.20 dan mika banyak di Pirit (1 – 2% dari total mineral),
jumpai pada kedalaman 484.00 m. dijumpai hampir di semua kedalaman
dengan porsi kecil. Pirit hadir sebagai hasil

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 417
Buku 1: Bidang Energi

ubahan (replacement) dari mineral gelap Secara keseluruhan litologi sumur


seperti piroksen, hornblenda, dan gelas landaian suhu PNT-1 mulai dari
vulkanik, biasanya sebagai pengisi urat kedalaman 122,50 – 534.10 m telah
halus dan mengisi rongga bersamaan mengalami ubahan hidrotermal bertipe
dengan kehadiran kuarsa sekunder. argilik yang didominasi oleh kehadiran
Pada umumnya batuan di sumur mineral lempung grup smektit, yaitu
PNT-1 telah dipengaruhi oleh proses berupa montmorilonit, saponit dan kaolinit.
hidrotermal, dengan intensitas ubahan Batuan ubahan ini diperkirakan
bervariasi dari lemah hingga sedang-kuat merupakan bagian dari batuan penudung
(SM/TM = 5 – 70%) Mineral ubahan pada (clay cap).
sumur PNT-1 berintensitas lemah – kuat, Beberapa jenis mineral ubahan
bertipe argilik dan didominasi oleh proses dalam contoh batuan yang berhasil
argilitisasi, oksidasi, silisifikasi, piritisasi diidentifikasi oleh Portable Infrared Mineral
dan karbonatisasi. Analyzer (PIMA) dan TSG-PRO adalah:

Tabel 1. Tabel Hasil Identifikasi contoh batuan


No Kode Sampel Mineral Ubahan

1 PNT-1 122,45 Montmorilonit, Paragonit, Paligorskit

2 PNT-1 161,70 Montmorilonit, Paragonit

3 PNT-1 198,78 Ilit, Muskovit

4 PNT-1 247 Montmorilonit

5 PNT-1 273 Montmorilonit

6 PNT-1 279,50 Kalsit, Riebekit

7 PNT-1 305,15 Montmorilonit, Ilit, Kalsit

8 PNT-1 341,50 Montmorilonit, Haloisit

9 PNT-1 422 Montmorilonit, Paragonit

10 PNT-1 422,45 Montmorilonit, Paragonit

11 PNT-1 498,10 Kalsit, Ilit, Klorit, Epidot

12 PNT-1 506,60 Ilit, Phengit, Ankerit

13 PNT-1 507,47 Ilit, Phengit

14 PNT-1 532,80 Ilit, Fe-Klorit

418 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Sebanyak 3 conto batuan dari kedalaman akhir pada 534.10 m m terjadi


sumur PNT-1 dipilih untuk selanjutnya 1 kali hilang sirkulasi lumpur pembilas total
dianalisis laboratorium dengan (TLC) Hilang sirkulasi lumpur pembilas
menggunakan metode konduktivitas sebagian terjadi pada kedalaman 227,50
panas, yaitu pada kedalaman 151, 422 m, 432,00 m, dan 501,15 m yaitu
dan 534 m. Data konduktivitas panas ini sebanyak 20-30 liter per menit. Hilang
akan dipakai untuk menghitung temperatur sirkulasi lumpur pembilas total terjadi pada
formasi dengan menggunakan metode kedalaman 293.00 m sebesar >60 liter per
Horner Plot dari data logging temperatur di menit. Pada interval kedalaman tersebut
masing-masing kedalaman. Hasil banyak dijumpai kekar-kekar gerus,
darianalisis tersebut adalah sebagai rekahan-rekahan yang sebagian terisi oleh
berikut : kuarsa sekunder, serta retas-retas andesit
Kond. Termal yang diperkirakan bahwa pada kedalaman
No Kode Kedalaman
(W/mk)
tersebut merupakan zona struktur.
1 PNT-1 151 m 1,904
Hasil analisis batuan secara
2 PNT-1 422 m 2,635
3 PNT-1 534 m 3,369
megakospis dan beberapa parameter bor
disajikan dalam Composite Log.

Berdasarkan hasil analisis


petrografi dari 9 conto yang dipilih, maka Logging Temperatur

diketahui nama-nama batuan dan mineral- Hasil pengukuran logging

mineral penyusun batuan tersebut. Nama temperatur lubang sumur bor PNT-1 pada

batuan hasil analisis petrografi tersebut kedalaman 151 meter, T0 = 69,7 °C, T151

adalah batuan intrusif berupa granit sebelum direndam = 73.6 °C dan setelah

terubah dan batuan vulkanik berupa direndam ± 12 jam T151 = 74,90°C. Hasil

perselingan breksi tufa terubah, andesit pengukuran logging temperatur pada

terubah dan basal terubah yang sebagian kedalaman 422 meter, T0 = 72,9 °C, T422

mengalami ubahan hidrotermal menjadi sebelum direndam = 83,8 °C dan setelah

mineral-mineral sekunder, seperti: mineral direndam ± 12 jam T422 = 84,8°C. Hasil

lempung (montmorillonit dan illit yang pengukuran logging temperatur pada

mengubah K-feldspar dan plagioklas), kedalaman 534 meter, T0 = 62 °C, T534

kuarsa sekunder, kalsit, klorit dan mineral sebelum direndam = 91,6 °C dan setelah

opak. direndam ± 15 jam T422 = 95,6°C.

Selama kegiatan pengeboran


sumur landaian suhu PNT-01 sampai

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 419
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 3. Composite Log sumur PNT-1, daerah panas Panti, Pasaman, Sumatera Barat

Gambar 4. Data logging temperatur sumur PNT-1

420 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN yang muncul dimana yang lebih tua


Dari hasil pengeboran sumur PNT- adalah andesit kemudian muncul basalt,
1 sampai dengan kedalaman akhir di dapat diinterpretasikan bahwa
534,10 m pada survei landaian suhu kemungkinan terjadi perubahan komposisi
daerah panas bumi Panti ini, mulai dari kimia pada dapur magma di gunungapi
permukaan hingga kedalaman 8,00 m tersebut. Apabila disebandingkan dengan
disusun oleh soil, hasil dari lapukan breksi hasil survei terpadu sebelumnya maka
tuff yang kemudian breksi tuff yang agak perselingan breksi tuf dengan basalt dan
segar berseling dengan andesit dan basalt andesit dapat dimasukkan ke dalam
mulai dari kedalaman 8,00 – 463,75 m. satuan breksi polimik dan satuan basalt
Basalt mulai muncul di kedalaman 224,.00 (Anonim, 2016). Batuan tertua yang
– 237,00 m dan 280,00 – 286,00 m, muncul pada sumur PNT-1 adalah
sedangkan andesit muncul di kedalaman granit/granodiorit pada kedalaman 463,75
305,00 – 329,00 m; 354,00 – 360,00 m sampai dengan 534,10 m dan merupakan
dan 399,15 – 463,75 m. Melihat data batuan dasar pada horst dan graben di
tersebut, daerah panas bumi Panti pernah daerah Panti (Cameron et al., 1980).
mengalami aktivitas vulkanik berupa Melihat dari penampang geologi di peta
erupsi gunungapi berjenis effusive yang geologi hasil survei terpadu tahun 2016,
menghasilkan aliran lava (andesit dan maka seharusnya dijumpai batuan
basalt) ataupun explosive yang metamorf tetapi ternyata yang dijumpai
membentuk aliran piroklastik (breksi tuf) adalah granit/granodiorit sehingga perlu
walaupun pada saat sekarang bentuk dilakukan koreksi pada penampang
gunungapinya sendiri sudah tidak geologi tersebut.
kelihatan. Melihat adanya dua jenis lava

A B

Gambar 5. Penampang Geologi sebelum survei landaian suhu (A)


dan sesudah landaian suhu (B)

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 421
Buku 1: Bidang Energi

Mineral ubahan akibat aktifitas fluida asam sampai relatif netral pada
hidrotermal mulai muncul dari kedalaman temperatur kurang dari 240°C.
8,00 sampai dengan kedalaman 534,10 m Kehadiran mineral ubahan yang
dengan intensitas ubahan mulai dari pembentukannya pada temperatur yang
lemah sampai kuat (SM/TM = 10 – 50%) cukup tinggi seperti Epidot, Ilit, Triphylit,
yang diakibatkan oleh proses ubahan Ankerit, dan Paragonit di bandingkan
argilitisasi, silisifikasi (devitrifikasi), dengan hasil penghitungan temperatur
karbonatisasi, oksidasi, kloritisasi, dan formasi pada sumur PNT-1 yang berada
piritisasi, dimana ubahan hidrotermal dibawah dari temperatur pembentukan
bertipe argilik sampai argilik lanjut. mineral - mineral tersebut menunjukkan
Ubahan bertipe argilik dicirikan oleh bahwa sumur PNT-1 telah mengalami
asosiasi mineral silika, kaolinit, pendinginan dan mineral – mineral
montmorillonit, haloisit, illit, dan siderit, tersebut merupakan fosil.
yang terbentuk pada lingkungan berfluida Data hasil rendam T-Logging Tool
sedikit asam sampai relatif netral dengan pada kedalaman 151, 422 dan 534 meter
temperatur maksimum 200°C. Ubahan selanjutnya dianalisis dan dilakukan
bertipe argilik lanjut dicirikan oleh asosiasi perhitungan temperatur formasi dengan
mineral silika, alunit, alunogen, kaolinit, menggunakan metoda Horner Plot.
opal, haloisit,dan andalusit yang umumnya Berdasarkan perhitungan tersebut
terbentuk pada kondisi lingkungan dengan diperoleh harga temperatur formasi pada
fluida relatif lebih asam dan bertemperatur kedalaman 151 m = 75,56 C, temperatur
maksimum sebesar 220°C. Batuan formasi pada kedalaman 422 m = 80,84
ubahan hidrotermal yang terbentuk pada C dan terakhir temperatur formasi pada
litologi breksi, lava andesit dan basalt di kedalaman 534 m = 112,15 C. Hasil
sumur PNT-1 ini diperkirakan sebagai logging temperatur ini sangat di pengaruhi
bagian dari batuan penudung (caprock) oleh influx air panas yang mempunyai
sistem panas bumi Panti yang terbentuk temperatur saat muncul ke permukaan
ketika terjadi interaksi batuan dengan sebesar ± 77 C dengan debit ± 60 lpm.

422 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Penghitungan temperatur formasi menggunakan metode Horner Plot

Berdasarkan temperatur formasi dalam atau temperatur formasi yang


pada posisi kedalaman pengukuran 534 sebenarnya lebih tinggi dibandingkan
m, diperoleh harga landaian suhu sebesar temperatur formasi yang sekarang.
12,4°C/100 meter tetapi karena terkena Dari hasil survei landaian suhu ini
pengaruh dari influx air panas bisa maka di interpretasikan bahwa batas atas
disimpulkan bahwa landaian suhu tersebut reservoir pada PNT-1 lebih dalam dari 500
tidak valid tetapi dari temperatur formasi m dan litologi yang menjadi zona resevoir
yang ada bahwa temperatur air panas pada daerah panas bumi Panti adalah
relatif lebih dingin dibandingkan dengan satuan batuan Granit/Granodiorit yang
temperatur formasi maka dapat diperkirakan mempunyai permeabilitas
diinterpretasikan bahwa air panas tersebut yang baik akibat dari aktifitas sesar besar
telah ikut mendinginkan formasi yang lebih Sumatera

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 423
Buku 1: Bidang Energi

KESIMPULAN terukur sekarang. Dari hasil survei


Kedalaman akhir sumur PNT-1 landaian suhu ini maka diinterpretasikan
adalah 534,10 m dan tersusun dari bahwa batas atas reservoir pada PNT-1
perselingan Breksi Tuf Terubah, Andesit lebih dalam dari 500 m dan litologi yang
Terubah, Basal Terubah dan menjadi zona resevoir pada daerah panas
Granit/Granodiorit. Mineral ubahan pada bumi Panti adalah satuan batuan
sumur PNT-1 berintensitas lemah – Granit/Granodiorit yang diperkirakan
sedang, bertipe argilik dan argilik lanjut mempunyai permeabilitas yang baik akibat
dan didominasi oleh proses argilitisasi, dari aktifitas sesar besar Sumatera.
silisifikasi, oksidasi, karbonatisasi,
kloritisasi dan piritisasi. Landaian suhu UCAPAN TERIMA KASIH
sumur PNT-1 sampai dengan kedalaman Ucapan terima kasih kami ucapkan
534 m tidak bisa dihitung karena lubang kepada semua pihak yang membantu
bor dipengaruhi oleh influx air panas yang dalam pembuatan tulisan ini, yang telah
mempunyai debit ± 60 lpm dan temperatur memberi kemudahan dalam mengakses
± 77 °C tetapi diperkirakan temperatur data yang diperlukan.
formasi lebih tinggi dari temperatur yang

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N dkk, 1972.Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan terhadap gejala-gejala
panas bumi di daerah Sumatera Barat.
Bemmelen, R.W. Van, 1949.The Geology of Indonesia .
Hadi, M. Nur, dkk., 2016. Survei Terpadu (Geologi, Geokimia, Geofisika) Daerah Panas
Bumi Daerah Panti, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat
Rock, N.M.S dkk., 2011. Geologi Lembar Lubuksikaping Sumatera, Departemen
Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Sugianto, dkk., 2016. Survei Magnetotelurik Daerah Panas Bumi Daerah Panti, Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

424 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

LANDAIAN SUHU SUMUR PSR-1 DAERAH PANAS BUMI PANTAR-GUNUNG SIRUNG,


KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Santia Ardi Mustofa, Dudi Hermawan, dan Yuanno Rezky


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Secara administratif sumur landaian suhu PSR-1 termasuk dalam daerah panas bumi
Pantar-Gunung Sirung, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumur landaian
suhu PSR-1 terletak pada koordinat 124° 09' 6.8730" BT dan 8° 27' 6.5789" LS dengan
elevasi 247 m di atas permukaan laut.
Litologi penyusun sumur PSR-1 sampai kedalaman akhir (704,50 m) merupakan
produk dari aktivitas vulkanik Gunung Sirung berupa batuan tuf dan breksi vulkanik yang
telah mengalami ubahan dengan intensitas lemah sampai sangat kuat. Mineral ubahan yang
terbentuk dapat dikelompokkan ke dalam jenis ubahan argilik sampai propilitik yang
berfungsi sebagai lapisan penudung (clay cap) pada sistem panas bumi Pantar-Gunung
Sirung.
Zona hilang sirkulasi (TLC dan PLC) teramati pada beberapa interval kedalaman
mulai dari kedalaman 29,30 m sampai kedalaman akhir yang mengindikasikan bahwa sumur
PSR-1 terletak pada zona rekahan yang intensif.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Horner Plot diperoleh temperatur
formasi sebesar 78,1 oC pada kedalaman 538 m, dengan nilai landaian suhu (thermal
gradient) sebesar 10,5 oC/100 m atau sekitar 3,5 kali lebih besar dari gradien rata-rata bumi
(± 3°C/100 m).

Kata kunci : sumur PSR-1, ubahan, hilang sirkulasi, landaian suhu

PENDAHULUAN aktivitas vulkanik Gunung Sirung yang


Daerah panas bumi Pantar-Gunung berumur Kuarter, sehingga diperkirakan
Sirung merupakan daerah panas bumi masih memiliki panas yang berpotensi
vulkanik yang sampai saat ini belum untuk dikembangkan lebih lanjut.
dikembangkan baik untuk pemanfaatan Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu
langsung maupun tidak langsung (energi daerah ini diketahui memiliki daerah
listrik). Sistem panas bumi Pantar-Gunung prospek seluas 24 km2, ((Hadi & Kusnadi,
Sirung diperkirakan berasosiasi dengan 2015)) dengan potensi cadangan terduga

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 425
Buku 1: Bidang Energi

sebesar 152 MWe ((Rahadinata & sumur eksploitasi tahap berikutnya.


Ruyatno, 2016)). Adapun tujuannya adalah untuk
Untuk membuktikan keterdapatan mendapatkan data-data bawah
potensi energi panas bumi ini, maka pada permukaan (sub surface) yang meliputi
tahun anggaran 2017, Pusat Sumber landaian suhu (thermal gradient), litologi,
Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, mineral ubahan, intensitas, dan tipe
Badan Geologi, Kementerian Energi dan ubahan, serta sebagai pembuktian dari
Sumber Daya Mineral melakukan hasil penyelidikan terpadu sebelumnya.
pengeboran landaian suhu di daerah Secara administratif sumur landaian
prospek panas bumi Pantar-Gunung suhu PSR-1 termasuk dalam wilayah
Sirung, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Aramaba, Kecamatan Pantar
Maksud dari pengeboran landaian Tengah, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa
suhu Pantar-Gunung Sirung adalah untuk Tenggara Timur (Gambar 1), pada
mengetahui serta mempertegas zona koordinat 124° 09' 6.8730" BT dan 8° 27'
prospek di lapangan panas bumi Pantar- 6.5789" LS dengan elevasi 247 m di atas
Gunung Sirung, khususnya dalam rencana permukaan laut (Gambar 2).
penentuan lokasi sumur eksplorasi atau

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung

426 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 2. Peta Kompilasi Geosains Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung


dan Lokasi Sumur PSR-1

OPERASI PENGEBORAN 40,50 m. Casing Shoe selubung 6” diset


Operasi pengeboran sumur pada kedalaman 38,00 m dan selubung
landaian suhu PSR-1 dilakukan dalam disemen.
beberapa trayek/tahapan, yaitu trayek
selubung 6”, trayek selubung 4”, trayek Trayek Selubung 4” (5 5/8” Hole)
NW, dan trayek open hole. Operasi Bor semen menggunakan DB HQ
pengeboran menggunakan mata bor (ukuran 3 4/5”) dari kedalaman 36,85 m
Tricone Bit (TB) ukuran 7 5/8”, 5 5/8”, s.d. 40,50 m. Bor formasi dari kedalaman
Diamond Bit (DB) ukuran 3 4/5”, dan 3” 40,50 s.d. 45,60 m. Terjadi hilang sirkulasi
(Gambar 3). Secara lebih rinci kegiatan sebagian atau Partial Loss Circulation
pengeboran diuraikan seperti berikut. (PLC) 40 s.d. 50 liter per menit (lpm).
Diatasi dengan memasukkan bola-bola N-
Trayek Selubung 6” (Lubang 7 5/8”) Seal dan Diamond Seal. Bor formasi
Pengeboran diawali dengan bor dilanjutkan hingga kedalaman 47,10 m.
formasi (coring) menggunakan DB ukuran terjadi hilang sirkulasi total atau Total Loss
3 5/8” hingga kedalaman 40,50 m. Circulation (TLC), diatasi dengan semen
Perbesaran lubang menggunakan TB 7 sumbat. Bor formasi dilanjutkan hingga
5/8” dari permukaan hingga kedalaman kedalaman 50,60 dan terjadi PLC sebesar

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 427
Buku 1: Bidang Energi

10 lpm, diatasi dengan memasukkan bola- kedalaman 257,60 m sd. 258,10 m, terjadi
bola N-Seal dan Diamond Seal. Lanjut bor TLC. Diatasi dengan memasukkan bola-
formasi hingga kedalaman 92,60 m, terjadi bola bentonit dan N Seal. Bor formasi dari
TLC, diatasi dengan memasukkan bola- kedalaman 258,10 m s.d.275,60 m, terjadi
bola N-Seal dan Diamond Seal. Lanjut bor PLC sebesar 40 s.d. 62 lpm. Dilakukan
foemasi sampai kedalaman 95,60 m, semen sumbat interval 250 m s.d. 275,60
terjadi TLC. Diatasi dengan membuat m. Bor semen kedalaman 53,60 s.d.
semen sumbat. Bor formasi dilanjutkan 275,60 m. Bor formasi (coring) kedalaman
hingga kedalaman 96,80, terjadi TLC lagi. 275,60 s.d. 277,65 m, terdapat PLC 50
Perbesar lubang dengan TB 5 5/8” lpm. Dilakukan semen sumbat interval 250
kedalaman 38,50 s.d. 96,80 m. dilanjutkan m s.d. 277,65 m. Bor semen dari
dengan bor formasi (non-coring) hingga kedalaman 232,60 m s.d. 277,65 m. Bor
kedalaman 152,50 m (casing point), terjadi formasi dari kedalaman 277,65 s.d. 359,60
PLC 12 lpm. Lakukan pengukuran m, terjadi TLC yang diawali dengan hilang
(logging) temperatur di kedalaman 150,50 sirkulasi sebagian (PLC = 5-30 lpm) mulai
m. Kondisikan lubang dan casing shoe kedalaman 277,65 m. Dilakukan semen
selubung 4“ diset pada kedalaman 150,00 sumbat interval 340 s.d 359,60 m. Bor
m. Semen selubung. formasi dari kedalaman 359,60 s.d. 368,60
m, terjadi TLC. Lakukan semen sumbat
Trayek NW (3 4/5” Hole) interval 340 s.d. 368,60 m. Bor semen dari
Bor semen menggunakan DB HQ kedalaman 302,60 s.d. 368,60 m. Bor
(3 4/5”) dari kedalaman 105,85 s.d. 152,50 formasi dari kedalaman 368,60 m s.d.
m. Bor formasi (coring) dari kedalaman 369,50 m, terjadi TLC. Hilang sirkulasi
152,50 s.d. 250,80 m, terdapat PLC antara diatasi dengan turun casing NW hingga
7 s.d. 25 lpm. Diatasi dengan kedalaman 369,50 m (casing shoe).
memasukkan bola-bola N-Seal dan Bor formasi menggunakan DB NQ
Diamond Seal. Bor formasi dilanjutkan dari dari kedalaman 369,50 s.d. 386,50 m,
kedalaman 250,80 s.d. 254,60 m, terdapat terjadi hilang PLC 10-30 lpm, Diatasi
TLC, diatasi dengan semen sumbat. Bor dengan memasukkan bola-bola N-Seal
semen dari kedalaman 134,60 m s.d. dan Diamond Seal. Bor formasi
254,60 m. Bor formasi dari 254,60 s.d. menggunakan DB NQ dari kedalaman
255,90 m, terdapat TLC, diatasi dengan 386,50 s.d. m, terjadi hilang PLC 10-30
memasukkan bola-bola N Seal. Bor lpm. Lanjut bor formasi dari kedalaman
formasi dari kedalaman 255,90 m s.d. 398,50 m s.d. 471,50 m, pada interval
257,60 m, terjadi TLC, diatasi dengan kedalaman ini terdapat TLC dari
memompakan N Seal. Bor formasi dari kedalaman 398,50 serta terdapat drilling

428 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

break sepanjang 0,50 m pada interval (logging) temperatur di kedalaman 675 m


kedalaman 415,25 s.d. 415,75 m. Lakukan di dalam pipa NQ dikarenakan terdapat
pengukuran (logging) temperatur di runtuhan formasi pada kedalaman 676,50
kedalaman 471,50 m dengan diantar oleh m.
Open End Drilling Pipe (OEDP) hingga
kedalaman 469,50 m. GEOLOGI SUMUR
Perbesar lubang dengan DB HQ Berdasarkan analisis megakospis
dari kedalaman 368,50 s.d. 471,50 m. dari conto inti bor, litologi sumur PSR-1
dilanjutkan bor formasi dari kedalaman disusun oleh beberapa satuan batuan (),
471,50 s.d. 494,60 m. Casing shoe NW antara lain:
diset pada kedalaman 495 m setelah Soil, dijumpai pada interval
diputar sedalam 0,40 m dari kedalaman kedalaman 0 m hingga 3 m berwarna
akhir. kecoklatan sampai kemerahan, abu-abu
Bor formasi (coring) dari kehitaman dan sedikit keputih-putihan.
kedalaman 494,60 sd. 503,35 m Terdiri dari butiran lepas, berupa detritus
menggunakan DB NQ, casing NW klastik, batuan berkomposisi andesitik,
merosot dan disambung hingga basaltik, berukuran maksimum 10 cm,
kedalaman 504 m. Bor formasi (coring) bentuk membulat sampai membulat
dari kedalaman 503,35 s.d. 516 m tanggung. Satuan ini telah mengalami
menggunakan DB NQ, casing NW pelapukan dan teroksidasi sangat kuat,
merosot dan disambung hingga bersifat lengket dan terhancurkan. Satuan
kedalaman 510 m. Bor formasi (coring) ini merupakan lapisan penutup, dan tidak
dari kedalaman 516 sd. 539,50 m mengalami ubahan hidrotermal.
menggunakan DB NQ, casing NW Tuf, dijumpai pada interval
merosot. Lakukan pengukuran (logging) kedalaman 3 m hingga 24,20 m dengan
temperatur di kedalaman 538 m. Perdalam kenampakan berwarna coklat kemerahan,
casing NW dari kedalaman 510 s.d. abu-abu, keputih-putihan, sedikit
525,00 m dengan reaming. kekuningan dan kehitaman. Terdiri dari
berbagai komponen andesitik, basaltik,
Trayek Open Hole 3” berukuran halus - kerikil, bentuk membulat
Bor formasi (coring) dengan DB - membulat tanggung. Umumnya batuan
NQ dari kedalaman 539,50 s.d. 638,50 m, sudah lapuk dan teroksidasi kuat, di
terjadi PLC 27-60 lpm. Lanjut bor formasi beberapa bagian keras (terlaskan) dan
dari 638,50 s.d 704,50 m (kedalaman dijumpai urat-urat halus batuan yang diisi
akhir). terjadi hilang sirkulasi sebagian oleh mineral lempung. Urat ditemukan
PLC 60-100 lpm. Lakukan pengukuran

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 429
Buku 1: Bidang Energi

pada kedalaman 13 m, 17 m, 18,5 m, dan (kaolinit/smektit), SQ, IO, Gyp, Ca.


19,45 m. terdapat struktur berupa graded bedding,
Breksi Tuf, dijumpai pada interval laminasi sejajar, dan laminasi silang siur.
kedalaman 24,20 m hingga 159,20 m. Urat ditemukan pada satuan ini dengan
Intensitas ubahan sedang hingga sangat material pengisi berupa mineral lempung
kuat (SM/TM = 30% s.d. 85%), berwarna dan kalsit.
abu-abu kehitaman, keputih-putihan, Breksi ditemukan pada interval
kecoklatan, sedikit kekuningan. Terdiri dari kedalama 189,30 m s.d. 249,6 m dengan
fragmen lepas batuan berkomposisi intensitas aleterasi sedang (SM/TM 40%).
andesitik, basaltik, skoria dan pumice, Satuan ini memiliki ciri-ciri berwarna abu-
keras, berukuran 0,5 - 7 cm, kompak. abu kehitaman, keputih-putihan, kehijauan
Breksi tersusun oleh komponen fragmen sedikit kemerahan, agak keras, tersusun
berupa batuan andesitik, basaltik, skoria, atas oleh komponen andesitik, basaltik,
pumis, berukuran lapili hingga blok, bentuk dasitik, pumis, berukuran <0.5 cm, bentuk
menyudut - menyudut tanggung, kemas menyudut-menyudut tanggung, matriks
terbuka, sortasi buruk. Matriks terdiri dari berukuran halus-pasir, batuan terubah
pecahan andesit berukuran < lapili. sedang menjadi mineral lempung
Sebagian dari batuan telah terubah (kaolinit/smektit), SQ, Ca, Gyp, banyak
hidrotermal menjadi mineral lempung dijumpai urat/rekahan yang diisi kalsit.
(kaolinit, smektit / monmorilonit), oksida Terdapat struktur berupa graded bedding,
besi, kuarsa sekunder, dan gipsum. Urat laminasi sejajar, dan laminasi silang siur.
ditemukan pada satuan ini dengan Urat ditemukan pada satuan ini dengan
material pengisi berupa mineral lempung, material pengisi berupa mineral lempung
kuarsa sekunder, dan kalsit. dan kalsit.
Breksi Terubah, ditemukan pada Breksi Andesit Terubah, dijumpai
interval 159,20 m s.d. 189,30 m dengan pada interval kedalaman 249,60 m hingga
intensitas alterasi sedang (SM/TM 40%). 486,75 m, intensitas ubahan sedang
Ciri-ciri satuan ini berwarna abu-abu sampai sangat kuat (SM/TM = 35 s.d.
kehitaman, keputih-putihan, kehijauan, 45%), berwarna abu-abu, kehitaman,
sedikit kemerahan, agak keras, getas, kehijauan, keputih-putihan, kemerahan.
tersusun atas fragmen andesitik, basaltik, Breksi disusun oleh komponen batuan
pumis, dasitik, berukuran <3cm, bentuk berkomposisi andesitik dan basaltik,
menyudut-menyudut tanggung, matriks berukuran pasir sampai bongkah, bentuk
berukuran pasir-erikil, terdapat urat kalsit menyudut sampai menyudut tanggung,
pada beberapa kedalaman, Batuan kemas terbuka, sorting buruk, dijumpai
terubah menjadi mineral lempung ada komponen berongga/berlubang (Vug).

430 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Matriks terdiri dari material vulkanik, (gelas vulkanaik) berukuran debu. Batuan
berukuran halus sampai pasir, batuan terubah hidrotermal menjadi mineral
kompak dan keras. Batuan telah lempung (kaolin, smektit/monmorilonit)
mengalami ubahan hidrotermal menjadi kalsit, klorit, kuarsa sekunder, oksida besi,
mineral-mineral sekunder, yaitu mineral dan pirit. Batuan terkekarkan, urat halus/
lempung (kaolin, smektit/ monmorilonit), rekahan batuan terisi kalsit dan kuarsa.
kuarsa sekunder, kalsit, oksida besi, Beberapa conto batuan dari sumur
gypsum dan anhidrit. Rekahan, urat halus PSR-1 dianalisis di laboratorium untuk
dan lubang (vug) batuan diisi oleh asosiasi mengukur sifat fisik batuan yang terdiri
mineral kuarsa, kalsit, anhidrit dari analisis konduktivitas panas dan
dengan/tanpa mineral lempung. densitas batuan. Hasil analisis
Breksi Tuf Terubah, dijumpai menunjukkan nilai konduktivitas panas
pada kedalaman 486,75 s.d. 687,5 m berkisar antara 0,822 s.d. 2,451 W/mK,
dengan intensitas alterasi sangat kuat dan densitas berkisar antara 2,36 s.d. 2,41
(SM/TM 75%), berwarna abu-abu, keputih- gr/cm3. Nilai konduktivitas panas dan
putihan, kehijauan, kehitaman, sedikit densitas batuan ini nantinya akan
kemerahan, berukuran pasir s.d. digunakan dalam koreksi temperatur
berangkal, bentuk butir menyudut sampai formasi menggunakan metode Horner
membundar tanggung, kemas terbuka, Plot.
pemilahan buruk, komponen polimik Kehadiran struktur geologi pada
berkomposisi andesitik, basaltik, dasitik, sumur pengeboran panas bumi dapat
kalsit, kuarsa, mineral lempung (diduga diidentifikasi dari beberapa ciri struktur
merupakan ubahan dari skoria), lunak, seperti sifat fisik batuan (hadirmnya
masif. slicken side dan rekahan) yang
Breksi Polimik, dijumpai pada dikombinasikan dengan data pengeboran
kedalaman 687,5 m s.d. kedalaman akhir seperti adanya hilang sirkulasi
704,5 m dengan intensitas alterasi sedang (total/sebagian) dan terjadinya drilling
(SM/TM 45%), berwarna kehijauan, break.
kehitaman, coklat kemerahan, keputih- Sumur landaian suhu PSR-1
putihan, kehijauan, agak keras, getas, disusun oleh batuan yang telah
kompak, berukuran kerakal - pasir, terkekarkan akibat proses tektonik yang
dijumpai komponen polimik (matrix intensif. Rekahan-rekahan pada batuan di
supported) diduga berkomposisi andesitik, beberapa interval kedalaman telah terisi
basaltik, kuarsa, bentuk menyudut- oleh mineral-mineral sekunder berupa
menyudut tanggung, kemas terbuka, urat-urat, akan tetapi di interval kedalaman
pemilahan buruk, matriks material vulkanik lain berupa zona hancuran (belum terisi

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 431
Buku 1: Bidang Energi

oleh mineral sekunder). Zona hancuran ini sampai kedalaman akhir (704,50 m)
mengakibatkan sering terjadinya hilang berkisar antara Tin sebesar 26,2°C s.d.
sirkulasi baik itu berupa PLC maupun 39°C dan Tout sebesar 26,5°C s.d.
TLC. Dari data-data tersebut di atas 39,2C, dengan selisih temperatur masuk
terlihat bahwa sumur PSR-1 terletak pada dan keluar sebesar -0,6 s.d. 5,4C.
zona struktur yang intensif. Hasil analisis batuan secara
Hasil pengukuran temperatur megakospis dan beberapa parameter bor
lumpur masuk (Tin) dan temperatur keluar disajikan dalam Composite Log pada
(Tout) sumur PSR-1 dari permukaan Gambar 4.

Gambar 3. Konstruksi sumur landaian suhu PSR-1,


Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung

432 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Composite Log sumur PSR-1, Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung

LOGGING TEMPERATUR sebesar 68,5 o


C (Gambar 7). Pada
Pengukuran logging temperatur kedalaman 675 m temperatur terukur
lubang sumur bor landaian suhu PSR-1 sebesar 66,4 o
C, dengan temperatur
dilakukan sebanyak empat kali pada rendam maksimum sebesar 69,5 o
C
kedalaman 150,5 m, 471 m, 538 m, dan (Gambar 8).
675 m.
Hasil pengukuran logging PEMBAHASAN
temperatur menunjukkan temperatur Litologi sumur landaian suhu PSR-
terukur di kedalaman 150,5 m sebesar 1 telah mengalami ubahan hidrotermal
37,4 C,
o
dengan temperatur rendam yang didominasi oleh ubahan tipe argilik-
maksimum sebesar 39,5 C (Gambar 5).
o
argilik lanjut (dicirikan oleh himpunan
Pada kedalaman 470 m, temperatur mineral lempung seperti smektit, alunit,
terukur sebesar 56,9 o
C, dengan dan kaolinit) hingga tipe propilitik (dicirikan
temperatur rendam maksimum sebesar oleh himpunan mineral aktinolit, dolomit,
58,4 C (Gambar 6). Pada kedalaman 538
o
karbonat, klorit, kuarsa, kalsit, dan zeolit),
m temperatur terukur sebesar 67,4 o
C, serta ubahan tipe sub-propilitik (dicirikan
dengan temperatur rendam maksimum oleh himpunan mineral smektit, kaolinit-

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 433
Buku 1: Bidang Energi

smektit, klorit, zeolite, illit) (Corbett & temperature). Berdasarkan hasil


Leach, 1997) yang berfungsi sebagai perhitungan tersebut, diperoleh nilai
batuan penudung (clay cap) pada sistem temperatur formasi pada kedalaman 150,5
panas bumi Pantar-Gunung Sirung. m sebesar 43,81 °C (Gambar 9), pada
Secara umum, pada sumur PSR-1 kedalaman 471 m sebesar 75,77 °C
memperlihatkan adanya penurunan (Gambar 10), pada kedalaman 538 m
temperatur atau pendinginan dari kondisi sebesar 78,21 °C (Gambar 11), dan pada
paleotemperatur yang berkisar 100 °C s.d. kedalaman 675 m sebesar 73,51 °C
300 °C (berdasarkan temperatur (Gambar 12). Temperatur formasi pada
pembentukan mineral ubahan) (Morrison, kedalaman 675 m lebih rendah dari
1997) ke kondisi temperatur pada saat temperatur formasi pada kedalaman 538
logging yaitu sebesar 71°C (pengukuran m disebabkan pada saat pengukuran
T-logging sumur PSR-1 pada kedalaman temperatur di kedalaman 675 m, kondisi
538 m). Hal ini kemungkinan disebabkan sumur PSR-1 dalam keadaan terjepit,
oleh adanya penurunan temperatur pada sehingga sebelum dilakukan pengukuran
sumber panas yang membentuk sistem kondisi sumur dalam keadaan yang tidak
panas bumi Gunung Sirung ini. ideal (pengukuran dilakukan di dalam
Hadirnya mineral-mineral ubahan rangkaian NQ dan terdapat cairan pelepas
pada sumur PSR-1 yang diindikasikan jepitan di dalam sumur).
sebagai lapisan penudung (clay cap) Berdasarkan nilai initial
mendukung data survei MT yang temperature pada kedalaman 538 m
menunjukkan bahwa hingga kedalaman diperoleh nilai landaian suhu (gradient
1.000 m (perkiraan top reservoir) thermal) sebesar 10,5 °C/100 m, atau
merupakan lapisan batuan dengan sekitar ± tiga kali landaian suhu bumi rata-
tahanan jenis rendah (< 10 ohm.m) rata (±3°C/100m). Sedangkan temperatur
(Rahadinata & Ruyatno, 2016). formasi pada kedalaman logging terakhir
Pada pengukuran logging (675 m) menunjukkan temperatur 73,51 °C
temperatur dilakukan perhitungan dengan dengan rata-rata nilai landaian suhu 8,5
metode Horner Plot untuk mengetahui °C/100 m (Gambar 13).
perkiraan temperatur awal formasi (initial

434 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Grafik temperatur vs kedalaman sumur landaian suhu PSR-1


di kedalaman 150,50 m

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 435
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 6. Grafik temperatur vs kedalaman sumur landaian suhu PSR-1


di kedalaman 470 m

436 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 7. Grafik temperatur vs kedalaman sumur landaian suhu PSR-1


di kedalaman 538 m

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 437
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Grafik temperatur vs kedalaman sumur landaian suhu PSR-1


di kedalaman 675 m

438 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 9. Grafik Analisis Temperatur Formasi di Kedalaman 150,50 m


dengan Metode Horner Plot

Gambar 10. Grafik Analisis Temperatur Formasi di Kedalaman 470 m


dengan Metode Horner Plot.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 439
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 11. Grafik Analisis Temperatur Formasi di Kedalaman 538 m


dengan Metode Horner Plot.

Gambar 12. Grafik Analisis Temperatur Formasi di Kedalaman 675 m


dengan Metode Horner Plot

440 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 13. Thermal gradient (landaian suhu) sumur PSR-1

KESIMPULAN DAN SARAN Nilai logging pada kedalaman 538


Sumur landaian suhu PSR-1 m memberikan nilai akhir 78,1 °C dengan
mempunyai kedalaman akhir 704,50 m nilai landaian suhu 10,5 °C/100 m.
yang berada pada lingkungan batuan Kecilnya nilai landaian suhu ini,
vulkanik produk vulkanisme Gunung diperkirakan karena lokasi titik bor sumur
Sirung yang sebagian telah mengalami PSR-1 terletak di batas zona prospek atau
ubahan hidrotermal dengan intensitas sedikit di luar zona prospek.
ubahan sedang hingga sangat kuat Untuk itu pengembangan daerah
(SM/TM= 30% s.d. 85%). Ubahan yang panas bumi Gunung Sirung di masa
terbentuk menunjukkan tipe ubahan sub mendatang, disarankan untuk melakukan
propilitik, propilitik, dan argilik-argilik lanjut pengeboran eksplorasi dengan target area
yang berfungsi sebagai lapisan penudung di sebelah selatan sumur PSR-1 atau di
pada sistem panas bumi Gunung Sirung. sebelah selatan Desa Aramaba mengarah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 441
Buku 1: Bidang Energi

ke Desa Beang untuk membuktikan suhu daerah panas bumi Pantar-Gunung


keterdapatan fluida temperatur tinggi pada Sirung, masyarakat Kecamatan Pantar
sistem panas bumi Gunung Sirung. Tengah, khususnya Desa Aramaba, dan
seluruh instansi terkait yang telah
UCAPAN TERIMA KASIH memberikan dukungan dan bantuannya
Penulis mengucapkan terima kasih dalam kegiatan pengeboran landaian suhu
kepada seluruh tim pengeboran landaian sumur PSR-1.

DAFTAR PUSTAKA
Corbett, G., & Leach, T. (1997). Short course manual: Southwest Pacific Rim Gold-Copper
Systems: Structure, Alteration, and Mineralization.
Hadi, M. N., & Kusnadi, D. (2015). Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas
Bumi Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Morrison, K. (1997). Important Hydrothermal Minerals and their Significance. Mineral
Services.
Rahadinata, T., & Ruyatno. (2016). Survei Magnetotelurik (MT) dan Time Domain
Electromagnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Bandung

442 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI PANAS BUMI

Iwan Nursahan, Rina Wahyuningsih, dan Lano Adhitya Permana


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Pemutakhiran data dan neraca sumber daya panas bumi dimaksudkan untuk
menyediakan data potensi dan neraca sumber daya dan cadangan serta informasi panas
bumi yang lebih baru dan lebih akurat. Data panas bumi yang termutakhirkan dan lebih
akurat ini ditujukan sebagai informasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan
panas bumi pada umumnya serta khususnya sebagai bahan dan masukan kepada
pemerintah dalam menyusun kebijakan pengembangan energi panas bumi untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
Pemutakhiran data dan neraca panas bumi 2017 mengacu pada SNI 6009-2017
tentang Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi Indonesia. Pemutakhiran data
dan neraca ini menghasilkan penambahan sebelas lokasi prospek baru. Prospek baru
tersebut terdiri atas delapan lokasi hasil survei pendahuluan awal, dua lokasi survei rinci
terpadu 3G, dan satu lokasi Penugasan Survei Pendahuluan (PSP). Hasil kegiatan
pemutakhiran hingga Desember 2017 didapatkan data potensi energi panas bumi kelas
sumber daya spekulatif sebesar 6617 MWe, sumber daya hipotetik 4456 MWe, cadangan
mungkin 11975 MWe, cadangan terduga sebesar 2498 MWe, cadangan terbukti sebesar
2967 MWe dan kapasitas terpasang 1808,5 MWe.

Kata kunci: pemutakhiran, neraca, panas bumi.

PENDAHULUAN Seiring dengan menurunnya


Sektor energi memiliki peran yang produksi minyak bumi Indonesia,
sangat penting dalam pembangunan peningkatan kebutuhan energi dalam
nasional, terutama dalam mendukung negeri membuat pemerintah Indonesia
perekonomian nasional serta sebagai harus membuat kebijakan untuk
sumber penerimaan negara. Ketersediaan mengembangkan energi alternatif sebagai
sumber daya energi mutlak diperlukan pengganti minyak bumi. Oleh karena itu
dalam seluruh kegiatan industri yang pada pemerintah menetapkan Kebijakan Energi
akhirnya akan meningkatkan penerimaan Nasional (KEN) pada tanggal 17 Oktober
negara dan kesejahteraan masyarakat. 2014 melalui Peraturan Pemerintah

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 443
Buku 1: Bidang Energi

Nomor 79 Tahun 2014, dan telah Pemutakhiran data dan neraca


menyusun sasaran Program Bauran sumber daya energi panas bumi ini
Energi untuk tahun 2015-2050. Pada dilakukan untuk menyediakan data potensi
tahun 2015 kontribusi Energi baru dan dan neraca sumber daya dan cadangan
terbarukan (EBT) baru mencapai 5%, serta informasi panas bumi yang lebih
sedangkan target I bauran energi tahun baru dan lebih akurat. Pemutakhiran data
2025 kontribusi EBT mencapai 23% dan dan informasi panas bumi dalam bentuk
31% untuk tahun 2050 (gambar 1). tekstual dan spasial yang terdapat di
Panas bumi merupakan salah satu dalam sistem basis data panas bumi serta
energi terbarukan yang memiliki potensi pemutakhiran sumber daya panas bumi,
berlimpah di Indonesia, tetapi baik dari hasil dari kegiatan penyelidikan
pemanfaatannya masih minim. internal PSDMBP maupun pihak lain
Berdasarkan Undang-undang No. 21 melalui data hasil Penugasan Survei
Tahun 20014 tentang Panas Bumi Pendahuluan (PSP) atau Penugasan
dijelaskan peran pemerintah untuk Survei Pendahuluan dan Eksplorasi
menyediakan data melalui kegiatan (PSPE).
eksplorasi untuk mempercepat investasi di Tujuannya adalah untuk
bidang panas bumi. Sesuai Peraturan tersedianya data dan neraca sumber daya
Menteri ESDM No. 13 Tahun 2016 tentang dan cadangan energi panas bumi yang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian termutakhirkan, yang dilengkapi dengan
ESDM, diuraikan bahwa Pusat Sumber peta sebaran potensi panas bumi dan
Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi tabulasi data neraca sumber daya panas
(PSDMBP) memiliki salah satu tugas dan bumi yang diharapkan dapat dijadikan
fungsi untuk menyelenggarakan sebagai masukan kepada pemerintah
penelitian, penyelidikan dan pelayanan di dalam menyusun kebijakan
bidang sumber daya panas bumi dan pengembangan energi panas bumi untuk
menyusun neraca sumber daya panas pembangunan yang berkelanjutan.
bumi.

444 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Energi Baru dan Terbarukan


Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara

Kondisi Saat Ini Tahun 2025

5% 23%
30%
31%
̴ 400
194
MTOE
MTOE 46%

25%
18%
22%

Gambar 1. Diagram Bauran Energi

METODE a. Inventarisasi data mencakup:


Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data dari laporan hasil
kegiatan pemutakhiran data neraca panas kegiatan survei/eksplorasi
bumi ini dilakukan melalui proses Pemerintah maupun dari
pengisian formulir basis data panas bumi pengusahaan panas bumi, terutama
dari laporan kegiatan penyelidikan tahun hasil penugasan survei pendahuluan
2016 sebanyak 16 laporan dan satu dan pengawasan pengusahaan
laporan penugasan survei pendahuluan energi panas bumi.
(PSP) dengan melakukan verifikasi data b. Pengolahan data mencakup: analisis
dan koordinat lokasi potensi panas bumi peta dasar bagi penyediaan
serta pemutakhiran perhitungan potensi informasi sumber daya panas bumi
dari hasil penyelidikan tahun 2017. seluruh lokasi potensi panas bumi
Pekerjaan yang dilakukan meliputi: seluruh Indonesia beserta informasi
inventarisasi data, Pengolahan Data, data digital untuk setiap lokasi.
Evaluasi data, integrasi data, verifikasi Kemudian dilakukan pengisian
data dan penyusunan peta dan laporan. formulir database, editing fitur,
Secara rinci sebagai berikut (gambar 2): penentuan batas poligon dan titik,
dan pembuatan layout peta digital.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 445
Buku 1: Bidang Energi

Di samping pengolahan peta, juga d. Integrasi data merupakan pekerjaan


dilakukan pembuatan ringkasan spasial dalam Sistem Informasi
geosain pada lokasi – lokasi Geografis (SIG), berisi peta-peta
survei/eksplorasi baru. digital tematik panas bumi, yang
c. Evaluasi data: pengolahan data informasinya mencakup
kemudian dijadikan dasar untuk keterdapatan, sumber daya dan
melakukan evaluasi, dimulai dari titik cadangan sumber daya energi.
sebaran, keterdapatan wilayah izin panas bumi
Panas Bumi dan izin pertambangan e. Verifikasi data ini dilakukan agar
lainnya, hingga besaran sumber pemutakhiran data terverifikasi
daya atau cadangannya. secara baik.
f. Penyusunan peta dan laporan

Gambar 2. Diagram alir pekerjaan pemutakhiran data


dan neraca sumber daya panas bumi

446 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

NERACA SUMBER DAYA DAN tersebut, diperoleh status potensi energi


CADANGAN PANAS BUMI panas bumi Indonesia hingga akhir
Hasil pemutakhiran data Desember 2017 sebesar 11.073 MWe
penyelidikan panas bumi tahun 2017 pada kelas sumber daya, 17.435 MWe
memperoleh penambahan sumber daya pada kelas cadangan, dengan jumlah
spekulatif hasil survei pendahuluan, lokasi potensi panas bumi sebanyak 342
peningkatan status sumber daya spekulatif hasil penambahan 11 lokasi baru dari 331
menjadi hipotetik hasil survei rinci 3G dan lokasi pada tahun 2016. Kapasitas
peningkatan status sumber daya hipotetik terpasang energi panas bumi hingga akhir
menjadi cadangan mungkin dari hasil tahun 2017 sebesar 1808,5 MWe atau
survei magnetotelurik. Sehingga terdapat 11% dari total cadangan yang
peningkatan persentasi lokasi yag telah dibangkitkan dari 12 wilayah kerja panas
dilakukan penyelidikan rinci menjadi 40% bumi (WKP), dengan penambahan
atau bertambah 1% dibandingkan dengan kapasitas pada tahun 2017 sebesar dari
status tahun 2016 (gambar 3). 55 MWe dari WKP Ulubelu dan 2x110
Berdasarkan pemutakhiran MWe dari WKP Sarrulla (gambar 4 dan
database dan potensi panas bumi tabel 1 dan tabel 3).

Gambar 3. Tahapan Penyelidikan Potensi Panas Bumi Status 2017

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 447
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 4. Peta Distribusi Daerah dan Potensi Panas Bumi Status Tahun 2017

Tabel 1. Status Potensi Panas Bumi Tahun 2017

Energi (MWe)
Terpasang
No Pulau No Lokasi Sumber Daya Cadangan
Spekulatif Hipotetis Mungkin Terduga Terbukti
1 Sumatera 98 2817 1917 5065 930 917 452
2 Jawa 73 1410 1689 3949 1373 1865 1224
3 Bali 6 70 22 122 110 30 0
4 Nusa Tenggara 28 225 395 901 0 15 12.5
5 Kalimantan 14 152 17 13 0 0 0
6 Sulawesi 87 1308 325 1248 80 140 120
7 Maluku 33 560 91 677 0 0 0
8 Papua 3 75 0 0 0 0 0

Total 342 6617 4456 11975 2493 2967 1808.5

11073 17435

Tabel 2. Perkembangan Status Potensi Energi Panas Bumi Tahun 2013-2017


Jumlah
Tahun Spekulatif Hipotesis Mungkin Terduga Terbukti Terpasang
Lokasi
2013 312 7377 4973 13449 823 2288 1341
2014 320 7326 5217 13413 823 2288 1401
2015 330 7054 4943 14435 823 2288 1438.5
2016 331 6596 4477 12046 2493 2967 1533.5
2017 342 6617 4456 11975 2493 2967 1808.5

448 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 3. Hasil Pemutakhiran Data Base Lokasi Dan Potensi Panas Bumi 2017
TERPAS
POTENSI 2017
KABU- ANG
KETERANGAN LOKASI
PATEN SPEKUL HIPOT MUNG TERD TERB
ATIF ETIS KIN UGA UKTI
Alue
Update
Calong - Pidie - - - - -
Potensi 60
Beungga
Update Pulo
Pidie - - - - -
Potensi Seunong 10
Lokasi
Tinigi Tolitoli - - - - -
Baru 15
Lokasi
Lorenz Tolitoli - - - - -
Baru 5
Lokasi
Malala Tolitoli - - - - -
Baru 15
Penda-huluan
Lokasi
Luok Manipi Tolitoli - - - - -
Baru 10
Lokasi Lemba
Tolitoli - - - - -
Baru Harapan 15
Lokasi Luwu
Seko - - - - -
Baru Utara 5
Lokasi Luwu
Rampi - - - - -
Baru Utara 20
Pencong-
Lokasi Bantaen
Lompo - - - - -
Baru g 5
Battang
Update Mandailin
Pincurak
Potensi g Natal 39 11 - - - -
Update
Baru Baru 22 - - - -
Potensi 3
Terpadu Update Gou -
Ngada - 37 - - - -
(Rinci) Potensi Inelika
Lokasi
Gimpu Sigi - 14 - - - -
Baru
Lokasi
Nage Ngada - 2 28 - - -
Baru
Update Tanatoraj
Bituang - 29 - - -
Potensi a 34
Update Pasaman
Cubadak
Evaluasi Potensi Barat - - 66 - - -
Keprospekan Update Manggar
Wae Sano - 106 - - -
Potensi ai Barat 45
Update Alor Timur-
Alor - - -
Potensi Maritaing 173 7 10
Update Aceh
Lokop 5 - - -
MT Potensi Tamiang 16 29
Update Sipoholon, Tapanuli

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 449
Buku 1: Bidang Energi

TERPAS
POTENSI 2017
KABU- ANG
KETERANGAN LOKASI
PATEN SPEKUL HIPOT MUNG TERD TERB
ATIF ETIS KIN UGA UKTI
Potensi Ria-Ria Utara - - 35 - - -
Halmahe
Update Songa -
ra - - 42 - - -
Potensi Wayaua
Selatan
Lokasi Empat
PSP 2015 Lawang - - - - -
Baru Lawang 55
Update Tapanuli
Sarulla
Kapasitas Potensi Utara - 100 200 - 80 220
Terpasang Update Tenggam
Ulu Belu
Potensi us - 156 145 70 185 220

Penambahan 11 lokasi baru metode penyelidikan geofisika dan kajian


potensi panas bumi di tahun 2017 yang atau evaluasi keprospekan. Sesuai hasil
berasal dari delapan lokasi hasil survei pemutakhiran dan verifikasi maka pada
pendahuluan di Kabupaten Luwu Utara tahun 2017 terdapat kenaikan 21 MWe
(Sekko dan Rampi), Kabupaten Bantaeng sumber daya spekulatif, namun juga
(Pencong-Lompo Battang), Provinsi terdapat penurunan sumber daya hipotetis
Sulawesi Selatan dan Kabupaten Toli-toli, sebesar 21 MWe dibandingkan tahun
Provinsi Sulawesi Tengah dengan total 2016, sehingga total sumber daya tahun
potensi sumberdaya spekulatif 90 MWe, 2017 tidak ada kenaikan. Hal ini karena
dua lokasi baru hasil survei rinci pada pada tahun 2017 dilakukan survei
daerah Gimpu, Kabupaten Sigi, Sulawesi pendahuluan pada lokasi-lokasi data
tengah dengan potensi pada kelas inventarisasi terdahulu yang memiliki nilai
sumberdaya hipotetis sebesar 14 MWe potensi kurang akurat, dan sesuai hasil
dan daerah Nage, Kabupaten Ngada, survei tersebut, diperoleh daerah prospek
Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan yang lebih akurat.
potensi cadangan mungkin sebesar 28 Sementara itu, untuk jumlah
MWe serta hasil penugasan Penugasan cadangan panas bumi di tahun 2017
Survei Pendahuluan (PSP) daerah mengalami penurunan cadangan sebesar
Lawang, Kabupaten Empat Lawang, 71 MWe dibandingkan dengan pada tahun
Sumatera Selatan sebesar 55 MWe pada 2016. Hal tersebut, disebabkan oleh

kelas Cadangan Mungkin (gambar 5). adanya reevaluasi potensi beberapa


wilayah panas bumi pada cadangan
Pemutakhiran nilai potensi energi
mungkin karena kebutuhan pengusulan
panas bumi tahun 2017 berasal dari data
Wilayah Kerja Panas Bumi serta
hasil verifikasi penghitungan potensi baru
penerapan metode efisiensi 7% pada
dari penambahan lokasi baru, peningkatan

450 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

sistem panas bumi temperatur medium. berasal dari PSP yaitu dari daerah
Pemutakhiran data dan neraca panas panas bumi Lawang, kabupaten
bumi 2017 ini telah mengacu pada SNI Empat lawang, Sumatera Selatan
terbaru, yaitu SNI 6009-2017 tentang mempunyai cadangan mungkin
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan sebesar 55 MWe.
Panas Bumi Indonesia. b. Penentuan daerah prospek sumber
Berdasarkan perbandingan daya hipotetik dan cadangan
cadangan energi panas bumi tahun 2015 mungkin lebih akurat dengan
– 2017, perlu adanya peningkatan kualitas metoda survei rinci dengan
data melalui survei rinci terpadu untuk menggunakan metode geologi,
meningkatkan status sumber daya geokimia, geofisika serta
menjadi cadangan (gambar 6). Dalam Penurunan nilai Cadangan
penyiapan wilayah kerja minimal harus mungkin sebesar 71 MWe karena
didukung oleh data geosain dan status penerapan metode efisiensi 7%
potensi kelas cadangan mungkin. Data pada temperatur medium.
dan informasi panas bumi yang akurat c. Diperlukan koordinasi yang lebih
hasil kegiatan pemutakhiran diharapkan intensif dengan instansi terkait,
dapat menjadi acuan dalam perencanaan terutama dengan Direktorat Panas
dan pembuatan kebijakan pemerintah di Bumi, Ditjen EBTKE mengenai
bidang energi, khususnya untuk informasi aktual dari pihak swasta
optimalisasi pengembangan energi panas yang sedang melakukan PSP
bumi. ataupun pengeboran eksplorasi,
sehingga dapat menambah data
PENUTUP dan informasi pada kelas
Pemutakhiran data dan potensi cadangan, terutama cadangan
panas bumi tahun 2017 diperoleh : terduga dan cadangan terbukti.
a. Terdapat pemutakhiran data
terhadap sebelas lokasi baru, yaitu UCAPAN TERIMA KASIH
terdiri dari delapan lokasi dari hasil Penulis menyampaikan Terima
survei pendahuluan yang berasal kasih kepada Kepala PSDMBP yang telah
dari kabupaten Gowa, Kabupaten memberikan pengarahan dalam
Luwu Utara dan Kabupaten Toli- penyusunan neraca ini. Selain itu terima
toli. Sedangkan untuk dua lokasi kasih juga disampaikan kepada semua
baru berasal dari daerah panas pihak yang terlibat dalam penyusunan
bumi Barru dan Gimpu memiliki laporan Pemutakhiran data dan neraca
total sumber daya hipotetis sumber daya panas bumi dalam
sebesar 44 MWe. Sementara itu memberikan masukan dalam penulisan
untuk satu lokasi baru yang makalah ini.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 451
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 5. Peta Lokasi Baru Hasil Penyelidikan Panas Bumi tahun 2017

Potensi Panas Bumi 2013-2017


16000
14000
Spekulatif
12000
Hipotesis
10000
Mungkin
8000
6000 Terduga
4000 Terbukti
2000 Terpasang
0
2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 6. Perbandingan Status sumber daya dan cadangan energi Panas Bumi
2013 – 2017

DAFTAR PUSTAKA
PSDMBP, 2017, Laporan Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber daya panas Bumi tahun
2017, Badan Geologi, Bandung.
Standar Nasional SNI 6009:2017, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Energi Panas
Bumi Indonesia, Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional SNI 13-5012-1998, Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standarisasi Nasional.

452 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

EVALUASI DATA GEOSAINS UNTUK PENGUSULAN


WILAYAH KERJA PANAS BUMI (WKP)

Iwan Nursahan, Asep Sugianto, dan Ratna Dewi


Bidang Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

SARI
Dalam rangka percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia, pemerintah
melalui Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi-Badan Geologi melakukan
evaluasi data geosains untuk pengusulan WKP. Adapun daerah yang dievaluasi sebanyak 3
lokasi, yaitu: Waesano (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Sumani (Provinsi Sumatera Barat),
dan Cubadak-Panti-Simisuh (Provinsi Sumatera Barat). Kegiatan ini meliputi pengumpulan
dan evaluasi data geosains, penentuan zona prospek, besarnya potensi panas bumi, dan
pembuatan peta usulan WKP. Ketiga daerah tersebut memiliki kelengkapan data dan potensi
yang cukup untuk diusulkan menjadi WKP. Berdasarkan hasil evaluasi geosains, usulan
WKP Waesano seluas 421 km2 dengan estimasi potensi cadangan terduga sebesar 45 MWe
dan luas daerah prospek sekitar 5 km2. Usulan WKP Sumani seluas 150 km2 dengan
estimasi potensi cadangan terduga sebesar 52 MWe dengan luas daerah prospek terduga
15 km2. Sedangkan usulan WKP Cubadak-Panti-Simisuh seluas 155 km2 dengan estimasi
potensi cadangan terduga sebesar 66 MWe untuk daerah Cubadak, 10 MWe untuk daerah
Panti, 27 MWe untuk daerah Simisuh dan Luas daerah prospek untuk masing-masing lokasi
adalah 12 km2 untuk daerah Cubadak, 4 km2 untuk daerah panti, dan 10 km2 untuk daerah
Simisuh, dan luas area usulan WKP Cubadak-Panti-Simisuh adalah 155 km2.

Kata kunci: Evaluasi data geosains, Usulan WKP, Waesano, Sumani, Cubadak-Panti-
Simisuh

PENDAHULUAN lebih jauh dalam Permen ESDM No.37


Berdasarkan Undang-Undang No. Tahun 2017 tentang Penetapan Wilayah
21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, Kerja Panas Bumi, di mana
untuk penyediaan wilayah prospek panas pelaksanaannya didasarkan pada data
bumi bagi pemanfaatan tidak langsung dan informasi panas bumi hasil dari Survei
(listrik), Pemerintah mempunyai Pendahuluan, Survei Pendahuluan dan
wewenang untuk menetapkan Wilayah Eksplorasi yang dilakukan oleh
Kerja Panas Bumi (WKP). Hal ini diatur pemerintah, dalam hal ini Badan Geologi,

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 453
Buku 1: Bidang Energi

maupun Badan Usaha lain yang ditunjuk Penugasan Eksplorasi hingga


oleh permerintah, serta Evaluasi hasil Pengembangan ke BUMN Panas Bumi.
Pengusahaan Panas Bumi dari Wilayah Kementerian ESDM telah
Kerja yang dikembalikan (gambar 1). menetapkan Rencana Program Jangka
Menurut Peraturan Menteri Energi Menengah dalam pengembangan panas
dan Sumber Daya Mineral No.13 Tahun bumi dengan sasaran rekomendasi
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Kerja yang tertuang dalam
Kementerian Energi dan Sumber Daya Renstra KESDM Tahun 2015 – 2019.
Mineral, pasal 675, Pusat Sumber Daya Dalam renstra tersebut, pada tahun 2017
Mineral Batubara dan Panas Bumi ditargetkan ada 4 WKP yang
(PSDMBP), Badan Geologi, mempunyai direkomendasikan.
salah satu tugas dan fungsi untuk Penyiapan data dan informasi
melakukan penelitian, penyelidikan, dan sumber daya geologi untuk usulan WKP
pelayanan sumber daya panas bumi. Oleh tahun 2017 dilakukan untuk mengevaluasi
karena itu, PSDMBP-Badan Geologi data dan informasi kepanasbumian
berperan untuk memberikan rekomendasi terutama data geosains dan kelayakan
untuk pengusulan Wilayah Kerja Panas teknis dari segi sumber daya secara
Bumi ke Menteri ESDM. Rekomendasi menyeluruh. Kegiatan ini bertujuan untuk
juga diberikan kepada Direktorat Jenderal tersedianya usulan rekomendasi WKP
EBTKE dalam bentuk rekomendasi yang memuat rekomendasi wilayah
wilayah-wilayah prospek panas bumi prospek, potensi, dan hasil kajian potensi
untuk wilayah Penugasan Survei kebencanaan, informasi wilayah
Pendahuluan, wilayah Penugasan Survei kehutanan, dan infrastruktur penunjang
Pendahuluan & Eksplorasi, dan wilayah pengembangan panas bumi lainnya.

Gambar 1. Proses evaluasi sumberdaya panas bumi Badan Geologi untuk menghasilkan
output rekomendasi-rekomendasi dan pelayanan data dan neraca panas bumi.

454 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

PEMBAHASAN DATA GEOSAINS • Sumani (Provinsi Sumatera Barat)


Berdasarkan hasil kegiatan • Cubadak, Panti, dan Simisuh
penyiapan data dan informasi sumber (Provinsi Sumatera Barat)
daya geologi untuk usulan WKP, maka Capaian kinerja kegiatan ini
pada tahun 2017 telah dilakukan evaluasi dengan keluaran berupa usulan
geosains terhadap tiga lokasi daerah rekomendasi 3 WK panas bumi beserta
prospek untuk usulan wilayah kerja, yaitu: potensi cadangan mungkin (mengacu SNI
• Waesano (Provinsi Nusa Tenggara No. 6009/2017 Klasifikasi sumber daya
Timur) dan cadangan panas bumi) (Tabel 1).

Tabel 1. Usulan WKP Tahun 2017


Luas Data Cadangan
No Usulan WKP
(km2) Geosain Mungkin (MWe)
Waesano, Kabupaten GL,GK,GF,
1 421 45
Manggarai Barat, Provinsi NTT MT,LS
Sumani, Kabupaten Solok, GL,GK,GF,
2 150 52
Provinsi Sumatera Barat MT, LS
Cubadak-Panti-Simisuh,
GL,GK,GF,
3 Kabupaten Pasaman, Provinsi 155 103
MT, LS
Sumatera Barat

Gambar 2. Peta Lokasi Prospek untuk Rekomendasi WKP 2017

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 455
Buku 1: Bidang Energi

Prospek Panas Bumi Waesano Estimasi potensi panas bumi


Berdasarkan hasil penelitian dilakukan dengan mengacu ke SNI 13-
metode geologi, geokimia dan geofisika 6171-1999 menggunakan metode
area prospek panas bumi Waesano volumetrik, dengan luas wilayah prospek
berada tepat di bawah Danau Sano sekitar 5 km2. Temperatur reservoir diduga
Nggoang, sekitar air panas dan alterasi di sebesar 240°C, sehingga temperatur cut-
Waesano ke arah tenggara. Daerah off sebesar 180°C. Dengan menggunakan
prospek tersebut dibatasi oleh anomali metode penghitungan volumetrik (Monte
nilai tahanan jenis di sisi sebelah barat, Carlo), melalui beberapa asumsi yaitu
timur dan selatan, serta dibatasi oleh tebal reservoir = 1 km, recovery factor =
sesar Taal di sisi sebelah utara. Luas 25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime =
minimum daerah prospek tersebut seluas 30 tahun, maka perhitungan potensi panas
4 km2, mostlikely 5 km2, maksimum 9 km2 bumi 45 Mwe kelas cadangan mungkin.
dan termasuk pada kelas cadangan Berdasarkan pertimbangan kriteria
mungkin. (Sugianto, dkk, 2016) Penentuan WKP (Tabel 2) maka WKP
(gambar 3). Waesano diusulkan seperti pada
gambar 4.

Gambar 3. Peta Kompilasi Geosains Daerah Panas Bumi Waesano


(Sugianto, dkk, 2016)

456 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 2. Kriteria penentuan usulan WKP Waesano


No. Kriteria Perkiraan Letak/Lokasi Keterangan
1. Heat Sources Aktivitas vulkanik Sanonggoang Masuk dalam wilayah usulan WKP
2. Top Reservoir Di bagian tenggara danau Sano Nggoang sda
sekitar 1000 mdpl
3. Daerah resapan Meliputi lereng Mbeliling dan Poco Dedeng sda
4. Kemungkinan Di bagian utara kearah Werang sda
pengembangan

Gambar 4. Peta Usulan WKP Waesano

Gambar 5. Peta kompilasi geosains daerah panas bumi Sumani

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 457
Buku 1: Bidang Energi

Prospek Panas Bumi Sumani usulan WKP (Tabel 3) maka WKP Sumani
Daerah prospek panas bumi diusulkan seperti pada gambar 6.
Sumani diperkirakan berada di sekitar
manifestasi panas bumi Karambia, Lawi, Prospek Panas Bumi Cubadak, Panti,
Tubatiah, dan Lakuak. Zona prospek ini dan Simisuh
diindikasikan dengan nilai anomali Hg Penentuan daerah prospek
tinggi, nilai anomali CO2 tinggi, anomali dilakukan berdasarkan hasil
Bouguer tinggi, zona demagnetitasi, dan penggabungan data geologi, geokimia dan
nilai tahanan jenis rendah <10 Ohmm, dan geofisika, maka diperoleh batasan daerah
indikasi lapisan batuan yang mengalami di sekitar lokasi manifestasi panas bumi
alterasi, serta ditunjukkan oleh zona Cubadak dan daerah alterasi. Penentuan
rekahan hasil dari interpretasi geologi daerah prospek didasarkan data nilai
(metode fault fracture density) yang tahanan jenis rendah, anomali Hg dan
ditandai dengan garis hijau. Luas CO2 digabungkan dengan struktur
perkiraan area prospek hasil kompilasi permukaan dan bawah permukaan,
sekitar 15 km2 (Anonim-1, 2014). kontras densitas, serta alterasi batuan.
Sehingga diperoleh luas daerah prospek
Estimasi potensi panas bumi dilakukan Cubadak adalah sekitar 12 km2 di sekitar
dengan menggunakan metode volumetri airpanas Cubadak hingga ke Sawah
mengacu ke SNI 13-6171-1999. Dengan Mudik (Anonim-2, 2012).
asumsi-asumsi dalam perhitungan adalah Estimasi potensi panas bumi
ketebalan resevoir 1000 meter, densitas dilakukan dengan menggunakan metode
resevoir sebesar 2500 kg/m3, recovery penghitungan volumetrik, melalui
factor sebesar 25%, dan life time selama beberapa asumsi yaitu tebal reservoir = 1
30 tahun. Dengan menggunakan km, recovery factor = 25 %, faktor konversi
temperatur resevoir 190 oC, temperatur cut = 10%, dan lifetime = 30 tahun (SNI 13-
off sebesar 150 0C, luas prospek 15 km2, 6171-1999), nilai temperatur sebesar 220
dan efisiensi listrik sebesar 10%, maka °C yang termasuk ke dalam temperatur
potensi panas bumi di daerah Sumani, sedang, sehingga temperatur cut off – nya
Kabupaten Solok, Sumatera Barat adalah adalah 150 °C (SNI 13-6009-1999).
52 MWe, kelas cadangan mungkin. Untuk Berdasarkan data asumsi tersebut,
tipe panas bumi medium temperatur diperoleh nilai perhitungan potensi energi
sebaiknya dalam perhitungan potensi panas bumi Cubadak sebesar 66 MWe
menggunakan asumsi efisiensi listrik 7 %, pada kelas cadangan mungkin
sehingga diperoleh estimasi potensi 36 Sebaran area prospek panas bumi
MWe. Berdasarkan pertimbangan kriteria Panti berdasarkan hasil survei geologi,

458 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

geokimia, dan geofisika terletak di sekitar tahun, maka potensi panas bumi Panti
mata air panas Panti, dengan didukung adalah sebesar 11 MWe kelas cadangan
oleh keberadaan struktur sesar, anomali mungkin.
temperatur tinggi, anomali Bouguer Zona prospek panas bumi Simisuh diperoleh dari
kompilasi geosains hasil tim survei terpadu (Anonim-3,
residual tinggi, dan sebaran nilai tahanan
2012) dan magnetotelurik (Anonim-4, 2012). Hasil
jenis rendah dan sedang. Sehingga penarikan zona prospek berdasarkan kompilasi geosain
menunjukkan daerah prospek panas bumi Simisuh berada
diperoleh luas daerah prospek panas bumi
di zona depresi yang dibatasi bagian utara dan selatannya
sekitar 4 km2 (Sugianto, dkk, 2016). oleh sesar normal berarah baratlaut-tenggara. Luas
Dengan menggunakan metode daerah prospek daerah Simisuh dan Sejahtera dengan
luas sekitar 10 km2. Dengan menggunakan metode
penghitungan volumetrik, melalui
penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu
beberapa asumsi yaitu temperatur temperatur reservoir diduga sebesar 150°C, sehingga

reservoir diduga sebesar 180°C, sehingga temperatur cut-off sebesar 120°C, tebal reservoir = 1 km,
recovery factor = 25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime
temperatur cut-off sebesar 150°C, tebal
= 30 tahun, maka besar potensi adalah 27 MWe, kelas
reservoir = 1km, recovery factor = 25%, cadangan mungkin. Berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut (Tabel 4), maka WKP Cubadak-
faktor konversi = 10%, dan lifetime = 30
Panti-Simisuh diusulkan seperti pada Gambar 8.

Tabel 3. Kriteria penentuan usulan WKP Sumani


No. Kriteria Perkiraan Letak/Lokasi Keterangan
1. Heat Sources Di bawah komplek Tinjau Laut Masuk dalam wilayah usulan WKP
2. Top Reservoir Di bagian timurlaut Komplek Tinjau Laut sda
pada kedalaman sekitar 1250 - 1500 m
3. Daerah resapan Meliputi perbukitan bagian barat dan timur sda
4. Kemungkinan Ke arah baratdaya (ke arah kaldera Tinjau sda
pengembangan Laut)

Gambar 6. Peta Usulan WKP Sumani

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 459
Buku 1: Bidang Energi

Tabel 4. Kriteria penentuan usulan Wilayah Kerja Panas Bumi


daerah panas bumi Cubadak Panti-Simisuh
No. Kriteria Perkiraan Letak/Lokasi Keterangan
1. Heat Sources - Sisa Aktivitas vulkanik Bk.Tombangpinang dan intrusi di Masuk
bawah airpanas Cubadak (gravity) dalam
- Batuan intrusi granit yang dicirikan dengan anomali gaya wilayah
berat tinggi di sebelah baratdaya mata air panas Panti usulan WK
- Adanya kubah lava andesit berumur Plistosen di sekitar
mata air panas Simaroken
2. Top Reservoir - Puncak reservoir di Cubadak pada kedalaman 1500 m. sda
- Puncak reservoir di Panti pada kedalaman 500-750 m.
- Puncak reservoir di Simisuh pada kedalaman 1000-1200 m.
3. Daerah resapan Meliputi lereng di sekitar Cubadak, Panti dan Simisuh sda

4. Kemungkinan Sekitar Depresi Cubadak dan Depresi Rao (di bagian selatan sda
pengembangan untuk daerah Panti dan di bagian utara untuk daerah Simisuh)

Gambar 7. Peta kompilasi daerah prospek panas bumi


Cubadak (a), Panti (b) Simisiuh (c)

460 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi

Gambar 8. Peta Usulan wilayah kerja panas bumi Cubadak-Panti-Simisuh

KESIMPULAN 3. Usulan WKP Cubadak-Panti-


Berdasarkan evaluasi data Simisuh seluas 155 km2 dengan
geosains dan Kriteria Teknis penentuan estimasi potensi cadangan terduga
Wilayah Kerja Panas Bumi, maka Usulan sebesar 66 MWe untuk daerah
Wilayah Kerja Panas Bumi 2017, meliputi: Cubadak, 10 MWe untuk daerah
1. Usulan WKP Waesano seluas 421 Panti, 27 MWe untuk daerah
km2 dengan estimasi potensi Simisuh dan Luas daerah prospek
cadangan terduga sebesar 45 untuk masing-masing lokasi adalah
MWe dan luas daerah prospek 12 km2 untuk daerah Cubadak, 4
sekitar 5 km2. km2 untuk daerah panti, dan 10
2. Usulan WKP Sumani seluas 150 km2 untuk daerah Simisuh, dan
km2 dengan estimasi potensi luas area usulan WKP Cubadak-
cadangan terduga sebesar 52 Panti-Simisuh adalah 155 km2.
MWe dengan luas daerah prospek
terduga 15 km2.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 461
Buku 1: Bidang Energi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Sumani,
Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-2, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Cubadak,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-3, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Simisuah,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-4, 2014. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM)
Daerah Panas Bumi Daerah Panas Bumi Simisuah, Kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Sugianto, Asep, dan Dewi, Ratna, 2016. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain
Electromagnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Daerah Panti, Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi,
Bandung.
Sugianto, Asep, Takodama, Iqbal, dan Dewi, Ratna., 2016, Survei Lanjutan Magnetotelurik
(MT) Daerah Panas Bumi Waesano, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung
Standar Nasional SNI 6009:2017, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Energi Panas
Bumi Indonesia, Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional SNI 13-5012-1998, Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standarisasi Nasional.

462 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung 40254
Telepon: 022 - 5202698, 5226270
Faximilie: 022 - 5226263, 5206164
Website : http://psdg.geologi.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai