ISSN : 0261-0811
PROSIDING
Hasil Kegiatan
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL,
BATUBARA DAN PANAS BUMI
Tahun Anggaran 2017
ISSN : 0261-0811
BUKU 1
BIDANG ENERGI
Editor : Ir. Asep Suryana, Fatimah S.T., M.Sc., Ir. Sri Widodo, dan
Ir. Rina Wahyuningsih
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terbitnya prosiding hasil
kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun 2017. Artikel-artikel
yang diterbitkan pada prosiding ini umumnya merupakan hasil kegiatan lapangan pada tahun
2017 yang telah dipresentasikan pada acara Pemaparan Pusat Sumber Daya Mineral,
Batubara dan Panas Bumi tanggal 3 April 2018. Makalah-makalah ini telah ditelaah oleh tim
penyunting/editor.
Prosiding ini terbagi kedalam dua buku. Buku 1 membahas mengenai hasil
penyelidikan di bidang energi, yaitu batubara, gambut, gas metana batubara dan panas bumi.
Buku 2 membahas mengenai hasil penyelidikan di bidang mineral, yaitu mineral logam dan
mineral bukan logam dan batuan.
Buku 1 ini berisi tentang makalah-makalah dari Bidang Batubara berupahasil
penyelidikan potensi batubara, gambut, gas metana batubara sebanyak 17 makalah,
sedangkan hasil penyelidikan Bidang Panas Bumi sebanyak 22 makalah. Makalah hasil
kegiatan Bidang Batubara meliputi survey tinjau gambut di Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Riau. Prospeksi batubara dilaksanakan pada beberapa kabupaten di
Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Barat dan Kalimantan Timur. Sedangkan
penyelidikan batubara pada tahap eksplorasi umum dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan yang berhubungan untuk mengetahui potensi gas metana batubara dan batubara
bawah tanah telah dilakukan dengan cara pengeboran di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan, kemudian survei seismik dilakukan di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan kegiatan non lapangan berupa
penyiapan data neraca sumber daya dan cadangan batubara, gambut dan gas metana
batubara serta penyiapan data dan informasi sumber daya geologi untuk pengusulan Wilayah
Ijin Usaha Pertambangan batubara dan gas metana batubara.
Artikel-artikel hasil kegiatan Bidang Panas Bumi berupa survei pendahuluan geologi
dan geokimia, survei aliran panas, survei terpadu geologi, geokimia dan geofisika, survei
Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic, survei landaian suhu sumur bor yang
dilakukan pada beberapa kabupaten di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara. Sedangkan artikel yang
berasal dari hasil kegiatan non lapangan berupa pemutakhiran data dan neraca sumber daya
panas bumi dan evaluasi data geosain untuk pengusulan Wilayah Kerja Panas Bumi.
Semoga prosiding ini bermanfaat bagi pembaca.
April 2018
Tim Penyunting
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 iii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 v
Daftar Isi
20. Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi
Tengah........................................................................................................................ 211
21. Karakteristik Daerah Panas Bumi Lompo Battang- Bawakaraeng, Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan, Berdasarkan Metode Geologi dan Geokimia Awal ............ 225
22. Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Surian, Kabupaten Solok, Provinsi
Sumatera Barat ........................................................................................................... 241
23. Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Gunung Sago, Kabupaten Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat ............................................................................................. 251
24. Survei Terpadu Geologi, Geokimia, dan Geofisika Panas Bumi Daerah Nage,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................................................... 261
25. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Gou Inielika,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................................................... 275
26. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Gimpu,
Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah ................................................................. 287
27. Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Barru,
Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan .............................................................. 299
28. Geologi, Geokimia, dan Geofisika Panas Bumi Daerah Pincurak, Kabupaten
Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat ................................................................... 317
29. Identifikasi Sistem Panas Bumi Daerah Surian Berdasarkan Analisis Data Geologi,
Geokimia dan Geofisika .............................................................................................. 337
30. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic Daerah Panas Bumi Nage,
Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ................................................................... 349
31. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Electromagnetic Daerah Panas Bumi
Songa Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ..................... 361
32. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) Daerah
Panas Bumi Maritaing, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur ..................... 371
33. Survei Magnetotelurik Daerah Panas Bumi Gunung Sirung, Kabupaten Alor, Provinsi
Nusa Tenggara Timur ................................................................................................. 381
34. Survei Magnetotellurik dan Time Domain Elektromagnetik Daerah Panas Bumi
Lokop, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh ............................................................ 393
35. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) Daerah
Panas Bumi Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara ............ 403
36. Landaian Suhu Sumur PNT-1 Daerah Panas Bumi Panti, Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat ............................................................................................. 413
37. Landaian Suhu Sumur PSR-1 Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur ......................................................... 425
vi Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Daftar Isi
38. Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya Energi Panas Bumi ............................ 443
39. Evaluasi Data Geosains untuk Pengusulan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)........... 453
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 vii
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah Prospeksi termasuk dalam wilayah Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, secara
geografis terletak pada koordinat 101 30 00” - 101 45 00” BT dan 2 00 00” – 2 15’ 00”
LS.
Berdasarkan kerangka tektoniknya, daerah Prospeksi berada pada Cekungan
Mengkarang yang merupakan Cekungan Busur Belakang. Cekungan ini berbatasan dengan
Cekungan Ombilin, Cekungan Sumatra Tengah di bagian Baratlaut, Timurlaut, Cekungan
Bengkulu di Baratdaya dan Cekungan Sumatra Selatan di sebelah Timur.
Terdapat 2 formasi pembawa batubara yaitu Formasi Kumun berumur Miosen-Pliosen
dan Formasi Pengasih berumur Plistosen. Lapisan batubara di dapatkan secara terbatas
sebagai sisipan tipis dan merupakan lensa-lensa batubara yang tidak menerus pada lapisan
batulempung tufaan berwarna abu-abu. Parit Uji dibuat pada 4 lokasi untuk mengetahui tebal
lapisan batubara sesungguhnya dan penerusan lapisan kearah horizontal. Tebal sisipan
batubara pada Formasi Kumun antara 55 cm sampai 65 cm sedangkan sisipan batubara pada
Formasi Pengasih hanya sekitar 2 – 5 cm. Sumber daya batubara hipotetik sebesar 72.150
Ton. Kalori batubara sangat rendah, berkisar antara 3714 – 4046 kal/gram adb dengan
peringkat Lignit.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 1
Buku 1: Bidang Energi
Lokasi
Penyelidikan
Gambar 1. Peta indeks daerah prospeksi batubara (Sumber : Google Map Indonesia)
2 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Gambar 1.2. Peta administratif Kabupaten Kerinci
Buku 1: Bidang Energi
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Kerinci, 2013
Rencana lokasi Prospeksi Batubara
Batas koordinat :
101o 23' 00" - 101o 38' 00" BT
1o 53' 00" - 2o 12' 00" LS
Sungai Penuh
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Jalan
Kota Kecamatan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 3
Buku 1: Bidang Energi
Lokasi
Penyelidikan
4 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 5
Buku 1: Bidang Energi
Struktur geologi Cekungan Sumatra sesar yang berarah utara-selatan dan barat
tengah dan cekungan sekitarnya memiliki laut-tenggara. Sesar-sesar yang berarah
pola yang hampir sama dengan Cekungan utara-selatan diperkirakan berumur
Sumatra Selatan, dimana pola struktur Paleogen, sedangkan yang berarah barat
utama yang berkembang berupa struktur laut-tenggara diperkirakan berumur
Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan. Neogen Akhir. Kedua set sesar tersebut
Walaupun demikian, struktur berarah berulang kali diaktifkan kembali sepanjang
Utara-Selatan jauh lebih dominan Tersier oleh gaya-gaya yang bekerja
dibandingkan struktur Barat laut– (Eubank & Makki, 1981). Pada skala yang
Tenggara. Pola sesar yang terjadi pada lebih besar yaitu di daerah Kabupaten
Cekungan Merangin ini mempunyai 2 set Kerinci, struktur sinklin dan antiklin
6 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
o o
menerus, mengandung
1 KMM-15 0.30 TPA-01 0.30 2.0 x 0.7 x 1.0 101 34ʹ 7,69ʺ 2 7ʹ 25,89ʺ
sedikit fragmen batubara,
hitam.
Pita pita Lignit, tidak
2 KMM-18 0.02-0.05 TPA-02 0.02-0.05 2.0 x 0.7x1.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ menerus coklat, kusam,
resin.
Lempung karbonan, tidak
menerus, mengandung
3 KMM-21 0.65 TPA-03 0.65 2.0 x 2.0 x 2.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ
sedikit fragmen batubara,
berwarna hitam, lunak.
Lignit, coklat, kusam, tidak
4 KMM-23 0.55 TPA-04 0.55 2.0 x 0.8 x 1.0 101o 34ʹ 7,69ʺ 2o 7ʹ 25,89ʺ berlapis, tampak jelas jejak
struktur kayu.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 7
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 10. Foto parit uji TP-01, Gambar 13. Foto parit uji TP-04, lokasi
lokasi KMM-15 KMM-23
8 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 9
Buku 1: Bidang Energi
10 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 11
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Geologi., 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia berdasarkan data Gaya Berat dan
Geologi.
Badan Pusat Statistik Kab Kerinci., 2013. Peta administratif Kabupaten Kerinci.
Dahlan Ibrahim., 2011, Penyelidikan Batubara Bersistem Pada Cekungan Sumatera Selatan,
Daerah Sumai dan sekitarnya, Kab Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Pusat
Sumber Daya Geologi.
D.H. Natawidjaja., 1994, The Sumatran Fault Zone—from Source to Hazard, Research Center
for Geotechnology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI).
Darman.,dan Sidi., 2000. Kerangka Tektonik dan Perkembangan Struktur
Cekungan Sumatera Selatan.
De Coster, G.H., 1974.The Geology of the Central and South Sumatera Basin, Indonesia
Petroleum Association, 3 rd Ann. Conv, Proceeding.
ESDM., 1998. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara STANDAR NASIONAL
INDONESIA AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998.
Eubank., dan Makki., 1981. Structural Geology of The Central Sumatra Back-Arc Basin,
Jakarta: Indonesian Petroleum Association.
Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources.,
2016.
Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara STANDAR NASIONAL INDONESIA
AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998.
Koesoemadinata, R.P.,dkk., 1978. Tertiary Coal Basins of Indonesia, Prepared for the 10th.
Ann. Of CCOP, Geology Survey of Indonesia.
Kusnama., R. Pardede.,S. Andi Mangga., Sidarto.,1992. Peta Geologi Lb. Sungaipenuh &
Ketaun.
Neraca Sumber Daya Batubara Indonesia.,2015. Badan Geologi, ESDM Dishut Kab Kerinci.,
2015. Peta Tataguna lahan, Kab Kerinci.
Shell International Petroleum Co. Ltd., 1975. Coal quality parameters and their influence in
coal utilisation.
12 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Mijnbouw, Shell., 1978. Explanatory Notes to the Geological Map of the South Sumatera Coal
Province, Exploration report.
Tobing, S.M., 2011. Penyelidikan Batubara Bersistem Pada Cekungan Sumatera Selatan,
Daerah Tanjung Jabung dan sekitarnya, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi
Jambi.Pusat Sumber Daya Geologi.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 13
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan Survei Tinjau dilakukan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat. Daerah survei terletak di bagian Baratlaut paparan Sunda dimana sebagian
besar merupakan morfologi endapan kuarter dataran rendah.
Berdasarkan batasan tanggul sungai yang membentuk endapan gambut di daerah ini,
endapan gambut dikelompokan dalam 4 blok yaitu Blok Rasau Jaya, Blok Terentang, Blok
Ambawang dan Blok Padang Tikar. Hasil pengamatan 59 titik pemboran menunjukkan
ketebalan gambut yang bervariasi antara 0,6 m sampai >9 m dengan sebaran gambut seluas
119.384,24 ha. Secara megaskopis gambut di daerah survei berwarna coklat-hitam,
kandungan serat 33% sampai > 67% dengan derajat pembusukan antara H5–H9 atau
pembusukan sedang-tinggi. Gambut di daerah penyelidikan termasuk dalam Ombrogeonus
peat.
Kualitas gambut dalam air dried basis menunjukan nilai kalori antara 4781 dan 5145
cal/gram, Inherrent Moisture antara 7,54 % dan 8,65 %, sulfur antara 0,22 % dan 0,27 %,
kadar abu 2,90% -10,29 %, serta nilai bulk density antara 11 dan 13 ton/m3.
Perhitungan sumberdaya gambut dibagi atas 10 bagian menurut ketebalannya dengan
interval skala 1m, yaitu ketebalan 0-1 m, 1-2 m, 2-3 m, 3-4 m, 4-5 m, 5-6 m, 6-7 m, 7-8 m, 8-9
m dan >9m. Berdasarkan cara perhitungan tersebut sumberdaya hipotetik gambut di daerah
survey sebesar 244.380.257 ton gambut kering.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 15
Buku 1: Bidang Energi
16 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
luas ini terbentuk pada zaman Holosen, Analisis Laboratorium dan Pengolahan
yakni setelah Pulau Kalimantan terbentuk Data. Pengumpulan data sekunder yang
dan endapan gambut yang terbentuk ini dilakukan berupa studi literatur yang
menempati zona depresi paralik pantai. kemudian dievaluasi untuk persiapan
Struktur geologi regional di daerah kegiatan lapangan.
Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya Pengumpulan data primer diperoleh
sangat sederhana, hal ini disebabkan melalui kegiatan eksplorasi langsung di
karena daerah ini hampir sebagian besar lapangan antara lain berupa pemetaan
merupakan sedimen berumur Kuarter dan geologi untuk menentukan batas-batas
sebagian tertutup oleh endapan gambut penyebaran endapan gambut; pemboran
atau aluvium. Adapun batuan selain dengan menggunakan alat Bor khusus
endapan Kuarter adalah batuan beku gambut jenis Fikelkarp auger dimana
berumur Oligosen Bawah - Miosen Tengah penentuan lokasi titik bor ditentukan secara
dengan komposisi andesit - andesit basal acak dan diusahakan memotong pusat
yang dikenal sebagai terobosan Sintang. cekungan yang telah diprediksi
Indikasi yang paling khas dari sebelumnya berdasarkan peta topografi
endapan gambut yang terbentuk dan dan peta geologi. Pemboran ini untuk
terlihat pada saat ini diantaranya adalah mengetahui ketebalan endapan gambut,
terdapatnya suatu morfologi dataran mengetahui variasi endapannya. Pemerian
rendah dan biasanya berawa pada suatu conto secara megaskopis dari pemboran
basin yang terbentuk atau dibatasi oleh gambut mencakup kandungan Kayu,
dua tanggul sungai (levee) yang diisi oleh Kandungan Akar, Serat, derajat
sedimen yang sangat kaya organik. pembusukan dan Material lain.
Seringkali aliran sungai yang dilalui oleh Untuk mengetahui kualitas
endapan gambut tersebut berwarna gambut di daerah penyelidikan maka
hitam karena terkontaminasi oleh dilakukan analisis laboratorium terhadap
endapan gambut tersebut. Di daerah conto gambut dengan parameter analisis
survei tinjau, endapan gambut berada sebagai berikut: nilai kalori, kandungan
diantara tanggul S. Kapuas, tanggul S. air, Karbon tertambat, kandungan abu,
Kapuas Kecil, tanggul S. Ambawang dan sulfur, zat terbang, kandungan air,
tanggul S. Kubu. kelembaban, keasaman dan Bulk Density
(Kimia), Komposisi maseral, refleksi
METODOLOGI Vitrinit dan mineral mater.
Secara umum tahapan kegiatan Data yang didapatkan selama
survei ini terdiri dari Pengumpulan Data penyelidikan diolah dan dikompilasikan
Sekunder, Pengumpulan Data Primer, dengan data sekunder dan hasil analisis
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 17
Buku 1: Bidang Energi
penyelidikan pada tahapan lebih lanjut. Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Secara
laboratorium sehingga menjadi satu geografis
petadaerah survei
isopach, petatinjau meliputi seluruh
Geomorfologi dan
1.3 Lokasi Kegiatan Kabupaten Kubu Raya yang dibatasi oleh
Lokasilaporan yang
kegiatan dilengkapi
Survei Tinjau denganGambut peta peta109º
koordinat lintasan penyelidikan.
02ʹ 19,32ʺ - 109º 58ʹ 32,16ʺ BT
terletak di 4geologi
kecamatan
dan yaitu Kecamatan
sebaran endapan Rasaugambut, dan 00º 13.4ʹ�40,83ʺ - 10º 00ʹ�53,09ʺ LS
Jaya, Kecamatan Terentang, Kecamatan Kubu (Gambar 1.1).
dan Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten
(Sumber : Google Map Indonesia)Kubu
4°
k
a
w
2°
r a 0 100 200 400 500 Km
e
s
N
TA
AN
LIM
CEK
CIN
KA
UNG
KU
KETUNGAU AREA AN B UT
ARAT LA
R
SU
Dataran Tinggi
BU
0°
CEKUNGAN KUTAI
MELAWI AREA
Blok Schawner
Daerah Penyelidikan
R
A
S
A
BLOK SCHWANER
K
A
M
2°
T
A
MERATUS
L
E
GRABEN
S
BLOK
PATERNOSTER
4°
DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL
6°
110° 112° 114° 116° 118° 120° 122°
(
Gambar 1.3 Peta Aliran sungai dan lintasan kegiatan Kab Kubu Raya
(Sumber :Peta Geologi Lb. Pontianak/Nangataman, P.Sanyoto& P.E,Pieter, 1993)
18 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 19
Buku 1: Bidang Energi
20 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
KUARTER
HOLOSEN
ALUVIUM Lumpur, pasir, kerikil, sisa tumbuhan, gambut
(Qa)
PLISTOSEN
PLIOSEN
T ER S I E R
ATAS
MIOSEN
TENGAH
BATUAN
BAWAH TEROBOSAN
Granit
SINTANG
Sukadana Andesit Porfirr
(Kus)
(Toms)
ATAS
OLIGOSEN
Gambar 4.5. Foto batas litologi antara gambut dan lempung Gambar 4.6. Foto Batas kedalaman gambut pada
pada kedalaman 4.8 m lokasi KBR-07 Rasau Jaya kedalaman 3.5 m Lokasi KBR-44
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 21
Buku 1: Bidang Energi
22 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
dapat digunakan dalam perhitungan pembakaran dan intensitas api. Fuel Ratio
material balance, reaktivitas dan hasil ditentukan oleh Jumlah karbon tertambat
produk yang relevan dengan proses terhadap kandungan zat terbang seperti
konversi gambut dan dapat digunakan pada rumus berikut ini. Jika Fuel Ratio
dalam perhitungan material balance yang mempunyai nilai lebih dari 1.2, maka
digunakan untuk tujuan perhitungan emisi. pengapian akan kurang bagus sehingga
Pada penggunaan gambut sebagai mengakibatkan kecepatan pembakaran
bahan bakar, kesempurnaan pembakaran menurun.
gambut ditentukan oleh besar kecilnya nilai Fixed Carbon
Fuel Ratio :
fuel ratio. Semakin tinggi fuel ratio maka Volatile Matter
karbon yang tidak terbakar semakin
banyak. Kandungan Volatile Matter sangat
mempengaruhi kesempurnaan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 23
Buku 1: Bidang Energi
Perhitungan fuel ratio di daerah 7,53%. Mineral matter terdiri dari Mineral
Kubu Raya di hitung secara rata-rata dari lempung (45,66% - 65,7%), oksida besi
seluruh gambut di daerah tersebut. Hasil 1,35% – 2,88%) dan Pirit (0,03% - 0,13%)
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Nilai reflektan vitrinit antara 0,10% dan
gambut di daerah Kubu Raya termasuk 0,23% yang menunjukan bahwa gambut di
dalam katagori pengapian yang cukup daerah penyelidikan mempunyai tingkat
bagus dimana nilai FR = 0.51 yang dapat kematangan rendah.
diartikan bahwa kereaktifan gambut di
daerah Kubu Raya cukup tinggi dan Sumber Daya Gambut
semakin stabil nyala api pembakarannya Sumberdaya gambut dihitung
sehingga semakin efisien dalam dengan perkalian antara luas sebaran
penggunaan gambut tersebut. gambut dengan ketebalan rata-rata antara
Analisis Petrografi Organik dua isopach. Luas sebaran gambut dibagi
dilakukan terhadap 19 conto gambut untuk menjadi sepuluh bagian menurut
mengetahui maseral pembentuk gambut ketebalannya, yaitu sebaran gambut
sekaligus mengetahui kandungan pengotor dengan ketebalan antara 0-1 m, 1-2 m, 2-3
atau mineral matternya secara m, 3-4 m, 4-5 m, 5-6 m, 6-7 m, 7-8 m, 8-9
mikroskopis. Hasil analisis (Tabel 2) m dan >9m. Ketebalan gambut rata-rata
menunjukan bahwa komponen organik ialah ketebalan antara dua isopah yang
gambut di daerah Kubu Raya didominasi dibagi menjadi dua bagian. Hasil
oleh kandungan Vitrinit (24,7% - 47,6%). perhitungan sumberdaya gambut pada
Kandungan maseral Liptinit antara 0,53% - daerah penyelidikan disajikan pada
2,60%, sedangkan inertinit antara 3,13% - Tabel 3.
24 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Tabel Tabel
4-11.3.Sumberdaya
Sumber Daya Gambut
Gambut
Blok Rasau Jaya
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 160.800.000,00 0,5 0,12 9.648.000,00
1- 2m 213.100.000,00 1,5 0,12 38.358.000,00
2- 3m 79.330.000,00 2,5 0,12 23.799.000,00
3- 4m 14.400.000,00 3,5 0,12 6.048.000,00
4- 5m 10.240.000,00 4,5 0,12 5.529.600,00
5- 6m 5.540.000,00 5,5 0,12 3.656.400,00
6- 7m 5.725.000,00 6,5 0,12 4.465.500,00
Total 489.135.000,00 91.504.500,00
Blok Terentang
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 147.500.000,00 0,5 0,11 8.112.500,00
1- 2m 119.500.000,00 1,5 0,11 19.717.500,00
2- 3m 93.390.000,00 2,5 0,11 25.682.250,00
3- 4m 23.960.000,00 3,5 0,11 9.224.600,00
4- 5m 5.396.000,00 4,5 0,11 2.671.020,00
Total 389.746.000,00 65.407.870,00
Blok Ambawang
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m 99.670.000,00 0,5 0,13 6.478.550,00
1- 2m 75.460.000,00 1,5 0,13 14.714.700,00
2- 3m 37.210.000,00 2,5 0,13 12.093.250,00
3- 4m 5.173.000,00 3,5 0,13 2.353.715,00
Total 217.513.000,00 35.640.215,00
Blok Padang Tikar
Zona Ketebalan
Luas (m2) Tebal Rata - Rata (m) Bulk Density Sumberdaya (Ton)
0- 1m
1- 2m 67.820.000,00 1,5 0,13 13.224.900,00
2- 3m 18.230.000,00 2,5 0,13 5.924.750,00
3- 4m 6.440.000,00 3,5 0,13 2.930.200,00
4- 5m 2.064.000,00 4,5 0,13 1.207.440,00
5- 6m 1.125.000,00 5,5 0,13 804.375,00
6- 7m 589.300,00 6,5 0,13 497.958,50
7- 8m 365.200,00 7,5 0,13 356.070,00
8- 9m 294.300,00 8,5 0,13 325.201,50
>9m 520.600,00 9,5 0,13 642.941,00
Total 97.448.400,00 25.913.836,00
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 25
Buku 1: Bidang Energi
26 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Jaya dan Blok Terentang. Sedangkan bila disarankan pada Blok Padang Tikar dan
mempertimbangkan nilai kalori, Blok Rasau Jaya.
peningkatan tahap penyelidikan
DAFTAR PUSTAKA
Soebakti, A.D. (1986): Laporan penyelidikan pendahuluan endapan gambut di daerah
Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, Sub Direktorat Batubara dan Gambut, Tidak
dipublikasikan.
Agus Subarnas., 2002, Inventarisasi
Endapan Gambut di daerah Lintas Provinsi daerah Kendawangan dan sekitarnya Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi
Kalimantan Tengah.
Anderson J.A.B. and Muller S., 1975, Polynological study of a Holocene peat and Miocene
coal deposit from NW Borneo
Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya., 2013, Buku putih sanitasi Kabupaten Kubu Raya,
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Rose, R. dan Hartono, P., 1978, Geological evolution of the Tertiary Kutei-Melawi Basin,
Kalimantan, Indonesia, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 7th Annual
Convention, 225-252.
Sanyoto. P., Pieter, P.E., 1993, P3G, Peta Geologi Lembar Pontianak/Nangataman
Kalimantan
Supardi., 1984, Detail Exploration on the proposed peat production area I, Rasau Jaya West
Kalimantan, DMR
Truman Wijaya., 1991, Endapan Gambut di daerah Kendawangan Propinsi Kalimantan Barat,
Sub Dit Batubara dan Gambut
Wetlands International-Indonesia Programme., 2004, Peatland Distrubution Area and
Carbon Conten in Kalimantan.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 27
Buku 1: Bidang Energi
EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ01,
DAERAH SUKAJAYA, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional sebagai energi masa depan. Potensi GMB didukung oleh sumber daya dan
cadangan batubara Indonesia yang cukup besar. Selain itu potensi tambang dalam
(underground mine) atau tambang batubara bawah permukaan Indonesia belum terinventarisir
dengan baik. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada lapisan
batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan (deep seated coal) pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ01 berada di
Desa Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total kedalaman bor
MJ01 420 meter, terdapat 15 lapisan batubara, dengan tebal antara 0,41 – 13,50 meter.
Analisis rekahan batubara dilakukan pada lokasi ini.
Nilai kalori batubara dari bor MJ01 antara 4.711 – 6.115 kal/gr (adb), dan nilai
reflektansi vitrinit antara 0,24 – 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga subbituminus.
Kandungan gas dari bor MJ01 antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton, dengan
komposisi gas metana rata-rata antara 1,90 – 52,31%.
Kata kunci: batubara, deep seated coal, GMB, CBM, deep drilling, Mangunjaya
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 29
Buku 1: Bidang Energi
menghimpun dan menyediakan data awal Telisa masuk dalam fasa transgresi.
potensi batubara bawah permukaan dan Kelompok Palembang yaitu Formasi
potensi gas yang terkandung di dalam Airbenakat (Palembang Bawah),
lapisan batubara, terutama pada Muaraenim (Palembang Tengah), dan
kedalaman lebih dari 100 meter, untuk Kasai (Palembang Atas) masuk dalam fasa
pengembangan batubara tambang dalam regresi (Indonesian Basin Summaries,
(underground coal mine), UCG, dan GMB. 2006).
Maksud kegiatan ini untuk Struktur geologi yang ada
mengumpulkan data dan informasi merupakan bagian dari fasa tektonik
mengenai potensi batubara untuk GMB kompresi Plio-Pleistosen yang membentuk
dan batubara bawah permukaan dengan sesar-sesar dan antiklinorium pada batuan
metode pengeboran dalam. Sedangkan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
tujuan kegiatan ini yaitu menyediakan data Terdapat antiklin dan sinklin yang saling
potensi batubara yang disertai dengan data berhubungan dengan arah sumbu lipatan
kandungan dan komposisi gas, serta baratlaut – tenggara. Jurus lapisan batuan
sumber daya batubara dan GMB di daerah berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
tersebut. – baratdaya, dengan kemiringan lapisan
Lokasi bor MJ01 berada di daerah batuan mengikuti sayap lipatan. Sesar
Desa Sukajaya, Kecamatan Plakat Tinggi, berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi – baratdaya.
Sumatera Selatan. Secara geografis
terletak antara koordinat 02°52’47,7” LS METODOLOGI
dan 103°33’04,0” BT, dengan elevasi bor Secara keseluruhan tahap kegiatan
58 mdpl. dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
persiapan berupa pengumpulan data
GEOLOGI REGIONAL sekunder, tahap penyelidikan lapangan,
Secara regional daerah tahap analisis laboratorium, dan tahap
penyelidikan termasuk dalam Cekungan pengolahan data dan penyusunan laporan.
Sumatera Selatan. Cekungan ini terbentuk Pada tahap penyelidikan lapangan, metode
pada Pra-Tersier hingga Tersier Awal pada yang dilakukan mencakup pemetaan
saat fasa ekstensi barat – timur (Darman geologi permukaan, pengeboran,
dan Sidi, 2000). pengukuran kandungan dan komposisi
Stratigrafi Tersier Cekungan gas, dan geophysical logging.
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua Pemetaan geologi permukaan
sekuen, yaitu fasa transgresi dan regresi. dilakukan untuk mengetahui gambaran
Kelompok Telisa yaitu Formasi Gumai atau geologi daerah penyelidikan dan juga
30 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
sebagai acuan dalam penentuan lokasi titik menggunakan mobile laboratory yang
bor. Pemetaan difokuskan pada Formasi didalamnya terdapat peralatan pengukuran
Muara Enim sebagai formasi pembawa gas chromatography (GC), water bath,
batubara. kanister, gelas ukur, dan peralatan
Pengeboran dilakukan untuk pendukung lainnya.
mengetahui urutan lapisan secara vertical
dan ketebalan dari tiap lapisan. Target HASIL PENYELIDIKAN DAN
pengeboran yaitu mencapai kedalaman PEMBAHASAN
500 meter dengan metode pengeboran inti
(full coring). Pada kegiatan pengeboran ini Data Pengeboran
dilakukan deskripsi sampel batuan inti bor, Pengeboran MJ01 memiliki total
pengambilan sampel batubara untuk kedalaman 420 meter. Seri rangkaian
pengukuran kandungan dan komposisi batang bor HQ digunakan hingga
gas, serta sampel batubara untuk analisis kedalaman 299 meter, kemudian
di laboratorium. Loging geofisika dilakukan dilanjutkan dengan seri rangkaian batang
setelah selesai pengeboran. Pengeboran bor NQ hingga kedalaman 420 meter.
menggunakan mesin bor Atlas Copco seri Pengeboran dibantu casing HW hingga
Christensen CS10 disertai peralatan kedalaman 108 meter, dan casing NW
pendukungnya berupa pompa pembilas, hingga kedalaman 398,50 meter. Sketsa
pompa pengantar, wire line, penginti core rangkaian bor MJ01 disajikan pada
barrel ukuran HQ dan NQ, dan mata bor. Gambar 2. Mata bor dan casing shoe
Alat logging menggunakan peralatan dari menggunakan jenis diamond. Pengeboran
Robertson Geologging dan peralatan menggunakan air sebagai bahan utama
pendukungnya (Gambar 1). fluida pengeboran.
Pengukuran kandungan dan
komposisi gas pada saat di lokasi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 31
Buku 1: Bidang Energi
32 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Kegiatan logging dilakukan satu kali kecoklatan, kusam (10% bright), gores
pengukuran pada kedalaman 0 – 299 coklat kehitaman, mengotori tangan,
meter dengan hasil yang tidak berbeda terdapat resin dan pirit, masih terlihat sisa
dengan hasil deksripsi batuan pada batuan tumbuhan, pengotor pada beberapa bagian
inti MJ01. berupa batubara lempungan dan batupasir
kasar, pecahan subkonkoidal, rekahan
Data Batubara (cleat) kadang terlihat, keras, rapuh, batas
Bor MJ01 menembus 15 lapisan kontak gradasi hingga tegas.
batubara dari Formasi Muaraenim yang Lapisan batubara diberi notasi A, B,
berumur Miosen. Ketebalan batubara C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, dan O.
antara 0,41 dan 13,50 meter, dengan Kedalaman tiap lapisan batubara disajikan
kemiringan lapisan antara 5° dan 15°. pada Tabel 1. Lapisan-lapisan batubara
Singkapan batuan mempunyai jurus relatif tersebut diinterpretasikan merupakan
baratlaut – tenggara dengan kemiringan ke lapisan batubara anggota M4 yaitu lapisan
arah timurlaut. Penyebaran batubara Benakat (lapisan A) dan Kebon (lapisan E),
secara lateral diperkirakan hingga 35 km anggota M3 yaitu lapisan Benuang (lapisan
searah jurus perlapisan. J) dan Burung (lapisan K), serta anggota
Batubara secara megaskopis M2 yaitu lapisan Mangus (lapisan O).
mempunyai kenampakan berwarna hitam
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 33
Buku 1: Bidang Energi
Arah rekahan batubara utama yang Hasil analisis ultimat batubara yaitu
menerus (face cleat) mempunyai arah kandungan karbon antara 67,% dan
timurlaut – baratdaya, sedangkan arah 72,45% (daf), kandungan hidrogen antara
rekahan yang tidak menerus (butt cleat) 4,72% dan 5,63% (daf), kandungan
mempunyai arah yang hampir tegak lurus nitrogen antara 0,61% dan 1,48% (daf),
terhadap arah rekahan batubara utama, kandungan sulfur antara 0,12% dan 3,23%
yaitu arah baratlaut – tenggara. (daf), serta kandungan oksigen antara
19,78% dan 25,88% (daf).
Tabel 1. Kedalaman batubara dari bor Hasil analisis petrografi organik
MJ01. memiliki nilai reflektansi vitrinit antara
0,24% dan 0,36%. Komposisi maseral
didominasi oleh maseral vitrinit antara
56,2% dan 97,4%, maseral inertinit antara
0,4% dan 31,3%, serta maseral liptinit
antara 0,4% dan 28,0%. Mineral lain
berupa mineral lempung antara 0,4% dan
35,8%, oksida besi antara 0,2% dan 1,6%,
serta mineral pirit antara 0,2% dan 6,4%.
Berdasarkan peringkat batubara
ASTM dan dari nilai fuel ratio, maka
batubara daerah penyelidikan termasuk
Hasil analisis proksimat dan nilai dalam batubara peringkat lignit hingga
kalori batubara dari bor MJ01 yaitu subbituminus.
kandungan karbon tertambat (Fix Carbon)
antara 26,99 – 42,11% (adb), kandungan Data Gas Metana Batubara
air (Moisture) antara 9,83 – 12,80% (adb), Analisis kandungan dan komposisi
zat terbang (Volatile Matter) antara 39,54 –
gas dalam batubara dilakukan dengan
49,78% (adb), kandungan abu (Ash) antara metode desorpsi menggunakan kanister.
2,63 – 20,56% (adb), kandungan sulfur Analisis komposisi gas menggunakan alat
(Total Sulphur) antara 0,10 – 1,83% (adb), gas kromatografi. Total gas yang keluar
dan berat jenis antara 1,33 – 1,49 (adb). (Qtotal) merupakan penjumlahan dari
Nilai kalori batubara (calorific value) antara kondisi gas saat Q1 + Q2 + Q3.
4.711 kal/gram dan 6.115 kal/gram (adb) Terdapat 23 kanister hasil
atau 6.489 – 7.078 kal/gram (daf). pengeboran MJ01. Kandungan gas Q1
antara 13,6 ml dan 73,9 ml, kandungan gas
34 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Q2 antara 12 ml dan 701,5 ml, dan bor MJ01 sebesar 467.937.230 ton,
kandungan gas Q3 atau gas residu hasil sedangkan sumber daya batubara dalam /
penghancuran 0 ml pada semua sampel. deep seated coal (100 – 500 meter)
Kandungan gas total dalam batubara hasil sebesar 1.991.630.762 ton.
pengeboran MJ01 antara 12 ml dan 761,20 Sumber daya gas metana batubara
ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton (Tabel 2). dihitung dari lapisan batubara yang
Komposisi gas metana rata-rata antara mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
1,90% dan 52,31%. Kandungan gas batubara >1 meter, dan kandungan gas
metana antara 0,01 scf/ton dan 13,12 >10 scf/ton. Hanya lapisan batubara O atau
scf/ton (Tabel 3). lapisan Mangus yang masuk kriteria
Kandungan gas dalam batubara tersebut pada titik bor MJ01.
meningkat dengan semakin dalamnya Lapisan Mangus dihitung dari
lapisan batubara. Komposisi gas metana kedalaman 300 hingga 700 meter. Sumber
juga memperlihatkan hasil yang meningkat daya batubara untuk gas metana batubara
seiring dengan bertambahnya kedalaman pada Lapisan Mangus sebesar
lapisan batubara. 358.896.809 ton, sedangkan sumber daya
gas metana batubaranya antara
Sumber Daya Batubara dan Gas 4.662.069.551 hingga 9.647.146.230 scf.
Sumber daya batubara tambang
terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 35
Buku 1: Bidang Energi
36 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
scf/ton, dengan komposisi gas metana Sumber daya batubara untuk gas
rata-rata antara 1,90 – 52,31%. metana batubara pada Lapisan Mangus
Sumber daya batubara tambang sebesar 358.896.809 ton, sedangkan
terbuka (0 – 100 meter) dari titik bor MJ01 sumber daya gas metana batubaranya
sebesar 467.937.230 ton, sedangkan antara 4.662.069.551 hingga
sumber daya batubara tambang dalam 9.647.146.230 scf.
(100 – 500 meter) sebesar 1.991.630.762
ton.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 37
Buku 1: Bidang Energi
EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ02,
DAERAH SIALANG AGUNG, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional yang terdapat pada lapisan batubara berupa gas metana dari proses
pembentukan batubara. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada
lapisan batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan pada kedalaman lebih dari 100 meter. Potensi tambang dalam atau tambang
batubara bawah permukaan Indonesia juga belum terinventarisir dengan baik.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim yang berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ02
berada di Desa Sialang Agung, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total
kedalaman bor MJ02 adalah 485 meter, menembus 11 lapisan batubara, dengan tebal antara
0,36 m dan 14,35 m.
Nilai kalori batubara dari bor MJ02 antara 4.509 dan 6.035 kal/gr (adb), sedangkan
nilai reflektansi vitrinit antara 0,24% dan 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga
subbituminus. Kandungan gas dari bor MJ02 antara 51,50 ml dan 1156,96 ml atau 1,03 –
33,33 scf/ton, dengan komposisi gas metana rata-rata antara 4,34% dan 85,78%. Berdasakan
hasil bor MJ01 dan MJ02 lapisan batubara O merupakan lapisan yang paling berpotensi untuk
GMB dan batubara bawah permukaan.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 39
Buku 1: Bidang Energi
40 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 41
Buku 1: Bidang Energi
Kegiatan logging dilakukan empat kali 15°. Singkapan batuan mempunyai jurus
pengukuran, pertama kedalaman 0 – 249 relatif baratlaut – tenggara dengan
m untuk memberi gambaran litologi yang kemiringan ke arah timurlaut. Penyebaran
ditembus oleh pengeboran sebelum batubara secara lateral hingga 35 km
mengganti seri rangkaian batang bor dari searah jurus perlapisan.
HQ ke NQ. Pengukuran kedua kedalaman Batubara secara megaskopis
0 – 287 m untuk memastikan lapisan mempunyai kenampakan warna hitam
batubara karena lapisan batubara pada kecoklatan, kusam (10% bright), gores
kedalaman 260,46 meter bersifat mudah coklat kehitaman, mengotori tangan,
hancur. Pengukuran ketiga dan keempat terdapat resin dan pirit, masih terlihat sisa
kedalaman 0 – 435 m merupakan tumbuhan, pengotor pada beberapa bagian
pengukuran akhir dengan hasil log yang berupa batubara lempungan dan batupasir
tidak berbeda dengan hasil deksripsi kasar, pecahan subkonkoidal, rekahan
batuan pada batuan inti pengeboran MJ02. (cleat) kadang terlihat, keras, rapuh, batas
kontak gradasi hingga tegas.
Data Batubara Lapisan batubara diberikan notasi
Hasil bor MJ02 terdapat 11 lapisan E, F, G, I, J, K, L, M, N, O, dan P. Lapisan
batubara dari Formasi Muaraenim berumur batubara diinterpretasikan merupakan
Miosen. Ketebalan batubara antara 0,36 – anggota M4 yaitu lapisan Kebon (lapisan
14,35 meter, dengan kemiringan antara 5 – E), anggota M3 yaitu lapisan Benuang
42 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
(lapisan J) dan Burung (lapisan K), serta batubara memiliki perbedaan unsur
anggota M2 yaitu lapisan Mangus (lapisan penyusun pada tiap kedalaman yang
O) dan Suban (lapisan P). ditunjukkan dengan persentase pita terang
Analisis litotip dilakukan pada yang berbeda.
lapisan batubara N, O, dan P dari titik bor
MJ02 dengan kandungan pita terang Tabel 1. Kedalaman batubara dari bor
antara 5,3 – 22,2%, rata-rata 13,3%, atau MJ02.
clarain kusam. Lapisan batubara N
memiliki kandungan pita terang 10,7%
termasuk clarain kusam. Lapisan batubara
O memiliki kandungan pita terang antara
5,3 – 22,2% termasuk durain – clarain
kusam. Lapisan batubara P memiliki
kandungan pita terang antara 9,2 – 11,2%
termasuk durain – clarain kusam. Lapisan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 43
Buku 1: Bidang Energi
Hasil analisis proksimat dan nilai kalori Hasil analisis petrografi organik
batubara dari bor MJ02 yaitu kandungan memiliki nilai reflektansi vitrinit antara 0,24
karbon tertambat (Fix Carbon) antara 28,71 – 0,36%. Komposisi maseral didominasi
– 42,84% (adb), kandungan air (Moisture) oleh maseral vitrinit antara 51,4 – 92,6%,
antara 9,22 – 12,92% (adb), zat terbang maseral inertinit antara 1,8 – 40,2%, dan
(Volatile Matter) antara 36,78 – 48,66% maseral liptinit antara 0,8 – 13,2%. Mineral
(adb), kandungan abu (Ash) antara 2,85 – lain berupa mineral lempung antara 0,8 –
25,29% (adb), dan berat jenis antara 1,32 16,8%, oksida besi antara 0,2 – 0,8%, dan
– 1,49 (adb). Nilai kalori batubara antara mineral pirit antara 0,4 – 25,0%.
4.509 – 6.035 kal/gram (adb) atau 6.669 – Nilai kalori batubara bertambah
7.054 kal/gram (daf). seiring bertambahnya kedalaman
Hasil analisis ultimat batubara yaitu batubara, sedangkan nilai reflektansi vitrinit
kandungan karbon antara 69,49 – 74,28% cenderung stabil pada setiap lapisan
(daf), kandungan hidrogen antara 4,85 – batubara. Berdasarkan peringkat batubara
5,57% (daf), kandungan nitrogen antara ASTM dan dari nilai fuel ratio, maka
1,04 – 1,60% (daf), kandungan sulfur batubara daerah penyelidikan termasuk
antara 0,19 – 4,49% (daf), dan kandungan dalam batubara peringkat lignit hingga
oksigen antara 17,31 – 23,24% (daf). subbituminus.
44 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 2. Nilai kalori batubara dan reflektansi vitrinit tiap lapisan batubara.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 45
Buku 1: Bidang Energi
Sumber Daya Batubara dan Gas Sumber daya gas metana batubara
Sumber daya batubara tambang dihitung dari lapisan batubara yang
terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
bor MJ02 sebesar 363.644.126 ton, batubara >1 meter, dan kandungan gas
sedangkan sumber daya batubara >10 scf/ton. Lapisan batubara O atau
tambang dalam (100 – 500 meter) sebesar lapisan Mangus dan lapisan batubara P
1.219.760.918 ton. atau lapisan Suban yang masuk kriteria
pada titik bor MJ02.
46 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 47
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
48 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan prospeksi batubara dilakukan di Daerah Padangbindu dan sekitarnya yang
termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Lengkiti,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis daerah
penyelidikan dibatasi oleh koordinat 104°00’00” – 104°15’00” BT dan 4°10’00” – 4°25’00” LS.
Secara geologi daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan.
Batubara di lokasi penyelidikan mempunyai ketebalan yang bervariasi antara 0,30 m
dan 2,10 m pada Formasi Muaraenim dan Formasi Air Benakat. Secara megaskopis batubara
berwarna hitam, berlapis, gores hitam, bright, brittle, setempat banyak kekar dengan
kemiringan landai. Batubara terdapat dalam tiga blok daerah prospek yaitu Blok Batuputih,
Blok Kungkilan dan Blok Penyandingan.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 49
Buku 1: Bidang Energi
50 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 51
Buku 1: Bidang Energi
52 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 53
Buku 1: Bidang Energi
54 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 55
Buku 1: Bidang Energi
56 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 57
Buku 1: Bidang Energi
Batuputih, Blok Kungkilan, dan Blok ketiga blok memperlihatkan nilai yang
Penyandingan dengan total sumberdaya hampir mirip, dengan peringkat batubara
hipotetik batubara dari ketiga blok tersebut termasuk dalam lignit
sebesar 31.757,603 ton. Kualitas batubara
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, M., G. (2001): South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat / Talang Akar-
Cenozoic Total Petroleum System, United State Geological Survey, Colorado.
Cook, A. C. (1982): The Origin and Petrology of Organic Matter in Coal, Oil Shales and
Petroleum Source Rocks, Un4ersity of Wollongong, Wollongong, New South Wales.
Cahyono, E. B., dkk. (2001): Survei Tinjau Batubara Daerah Kotanegara, Kabupaten Oku,
Propinsi Sumatera Selatan, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F., H. (2000): An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Daulay, B. (2001): Pengenalan batubara, Diklat teknisi eksplorasi batubara, Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Amin, T. C., dan Pardede, R. (1993): Peta Geologi Lembar Baturaja, Sumatera,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Patra Nusa Data (2006): Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Perrodon, A. (1983): Dynamics of Oil and Gas Accumulations, Bulletin des Centres de
Recherches Exploration-Production Elf Aquitaine Memoir 5, Pau, 53-62.
Shell Mijnbow (1978): Explanatory notes to the Geological Map of the South Sumatra Coal
Province.
Waples, D. W. (1985): Geochemistry in Petroleum Exploration, International Human
Resources Development Corporation, Boston.
58 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Formasi pembawa batubara di daerah Bonehau yaitu Formasi Toraja berumur Eosen
Tengah-Akhir. Batubara merupakan sisipan dalam perselingan batulempung dan batulanau
dengan ketebalan antara 0,1-3 m dan kemiringan lapisan landai-curam (15-67o). Terdapat 16
seam batubara yang terbagi ke dalam 4 blok prospek yaitu Bonehau Utara (1 seam), Blok
Tamalea Atas (6 seam), Blok Tamalea Bawah (4 seam) dan Blok Taruya (5 seam). Batubara
daerah Bonehau diklasifikasikan sebagai batubara kalori sedang (Blok Tamalea Bawah, rata-
rata 5.607 kal/ g, adb), kalori tinggi (Blok Tamalea Atas, rata-rata 6.764 kal/ g, adb ; Taruya,
rata-rata 6.281 kal/ g, adb) dan sangat tinggi (Blok Bonehau Utara, rata-rata 7.346 kal/ g, adb).
Peringkat batubara pada umumnya merupakan batubara high volatile bituminous dengan
kandungan sulfur yang relatif tinggi (rata-rata 2,09-5,26 % berat, daf). Sumberdaya batubara
daerah Bonehau mencapai 7,4 juta ton yang terbagi ke dalam sumberdaya tereka 0,87 juta
ton (Blok Tamalea Bawah) dan sumberdaya hipotetik 6,53 juta ton (Blok Bonehau Utara,
Tamalea Atas dan Taruya).
Kata kunci: batubara high volatile bituminous, Bonehau, Formasi Kalumpang, Formasi Toraja
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 59
Buku 1: Bidang Energi
60 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 61
Buku 1: Bidang Energi
62 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 63
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Singkapan Batubara (a) Blok Tamalea Bawah, (b) Blok Tamalea Atas, (c) Blok
Taruya dan (d) Pengeboran batubara di Blok Tamalea Bawah
64 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 65
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 5. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Bonehau dan Sekitarnya
66 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
1%, adb), pada Blok Bonehau Utara yaitu bersesuaian dengan kekuatan dan
4,79 % (adb), Blok Tamalea Atas 3,25% porositas suatu batubara kokas yang
(adb), Blok Tamalea Bawah 3,16% (adb) diperlukan (Goodwin dan Blayden, 1982).
dan blok Taruya 1,75 % (adb). Kualitas batubara berdasarkan
Nilai kalori merupakan pengukuran analisis ultimat dapat ditentukan dari
langsung nilai panas (nilai energi) kandungan karbon yang tinggi dan
batubara. Nilai kalori batubara daerah kandungan sulfur, hidrogen, oksigen dan
Bonehau bervariasi dari batubara kalori nitrogen yang rendah. Hasil analisis ultimat
sedang (5.100 kal/g – 6100 kal/gr, adb) menunjukkan batubara di daerah
sampai sangat tinggi (>7.100 kal/g, adb). penyelidikan memiliki kandungan unsur
Batubara kalori tinggi-sangat tinggi berasal karbon rata-rata pada Blok Bonehau Utara
dari Blok Bonehau Utara, Blok Tamalea 76,29 % (daf), Blok Tamalea Atas 78,32 %
Atas, Blok Tamalea Bawah dan Blok (daf), Blok Tamalea Bawah 75,77 % (daf)
Taruya, sedangkan batubara kalori sedang dan Blok Taruya 76,16 % (daf). Kandungan
berasal dari Blok Tamalea Bawah. sulfur dapat menjadi salah satu kriteria
Analisis Free Swelling Index (FSI) dalam penggunaan batubara karena sulfur
dilakukan untuk mengetahu sifat caking dapat dianggap sebagai kontaminan baik
yaitu perilaku yang menggambarkan selama proses pembakaran maupun
kemampuan batubara untuk menggumpal bahaya bagi lingkungan. Batubara dengan
(aglutinasi) dan mengembang (swollen) kandungan sulfur rendah menunjukkan
pada saat dipanaskan dengan tingkat tingkat kemurnian batubara. Hasil analisis
pemanasan yang cepat dan kembali menunjukkan batubara daerah
membentuk residu yang koheren setelah penyelidikan, umumnya memiliki
mendingin. Hasil uji FSI menunjukkan kandungan unsur sulfur yang tinggi yaitu
batubara Blok Bonehau Utara memiliki nilai pada Blok Bonehau Utara 5,26 % berat
FSI 3 (coherent, low swelling coal), Blok (daf), Blok Tamalea Atas 3,72 % berat
Tamalea atas memiliki nilai FSI 0-2½ (non- (daf), Blok Tamalea Bawah 4,15 % berat
caking - coherent but non-swollen), Blok (daf) dan Blok Taruya 2,09 % berat (daf).
Tamalea Bawah memiliki memiliki nilai FSI Peringkat batubara menurut
0-2 (non-caking - coherent but non- klasifikasi ASTM mengkorelasikan
swollen) dan Blok Taruya memiliki memiliki parameter zat terbang, nilai kalori dan nilai
nilai FSI 0-3 (non-caking, coherent but reflektan vitrinit. Dari ketiga parameter
non-swollen dan coherent low swelling tersebut, nilai reflektan vitrinit lebih banyak
coal). Batubara yang akan membentuk dipakai sebagai dasar menentukan
padatan kokas yang baik harus memiliki peringkat batubara, karena hanya
kemampuan swelling yang tinggi (FSI > 6), ditentukan berdasarkan pengamatan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 67
Buku 1: Bidang Energi
68 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 1998, Amandemen 1 - SNI 13-5014-1998 Klasifikasi
Sumberdaya dan Cadangan Batubara, BSN Jakarta
Calvert, S.J., 1999, The Cenozoic Evolution of the Lariang and Karama Basins, Sulawesi,
Proceedings 27th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum Association,
Jakarta.
Calvert, S.J. dan Hall, R., 2003, The Cenozoic Geology of the Lariang and Karama Regions,
Western Sulawesi: New Insight Into The Evolution of the Makassar Straits Region,
Proceedings 29th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum Association,
Jakarta.
Goodwin, P. W. & Blayden, I. D., 1982, Coal Basin Exploration – Strategies, Methods,
Analytical Programmes and Case Histories, Clutha Development Pty, Narellan-NSW.
Hermiyanto, M. H., Mangga, S. A. dan Koesnama, 2010, Lingkungan Pengendapan Batubara
Formasi Kalumpang di Daerah Mamuju, Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 20, Bandung.
Ratman, N. dan Atmawinata, S., 1993, Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ruiz dan Crelling, 2008, Applied Coal Petrology: The Role of Petrology in Coal Utilization.
Amsterdam: Elsevier / Academic Press.
Speight, J.G., 2005, Handbook of Coal Analysis, John Wiley & Son, Hoboken-New Jersey.
BPS Kabupaten Mamuju, Mamuju dalam Angka 2016, https://mamujukab.bps.go.id diunduh
pada 23 Desember 2016.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 69
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan Prospeksi Batubara Daerah Sungai Rengas, Kabupaten Batanghari, Provinsi
Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi batubara di daerah tersebut. Secara administratif,
daerah prospeksi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Secara
geografis terletak antara 010 27’00” – 010 42’00” LS dan 1030 00’00” – 1030 15̓ 00ˮ BT.
Terdapat empat lapisan batubara dari Formasi Muaraenim pada blok Danau Embat
dengan ketebalan antara 0,25 - 1,5 meter dengan arah jurus antara N3200/19E sampai N 3250/
25 E dan kemiringan lapisan berkisar antara 190 - 250. Batubara memiliki kenampakan
megaskopis berwarna cokelat kehitaman, kilap kusam, keras, getas, mudah patah dan pecah
dan masih terlihat struktur kayu di beberapa tempat. Hasil analisis laboratorium menunjukkan
batubara dari daerah penyelidikan memiliki nilai kalori 4.338 kal/g - 5.372 kal/g (adb), kadar
abu (ash) 6,25% - 52,33% (adb), kelengasan total (Total Moisture) 43,24% - 67,09 % (adb)
dan sulfur total 0,12% - 3,14% (adb). Sumberdaya batubara dari blok Danau Embat berjumlah
1.484.831 ton.
Kata kunci: batubara lignit, Danau Embat, Formasi Muaraenim, Sungai Rengas
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 71
Buku 1: Bidang Energi
72 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 73
Buku 1: Bidang Energi
Informasi geologi regional daerah berumur Jura hingga Kuarter, terdiri dari
penyelidikan antara lain diperoleh dari pluton granit, pegmatit, diorit, granodiorit,
publikasi Peta Geologi Lembar dasit dan syenit.
Muarabungo, Sumatra, skala 1 : 250.000
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Simandjuntak dkk., 1991). Secara
Hasil Penyelidikan
regional, stratigrafi daerah penyelidikan
Daerah Sungai Rengas tersusun
tersusun oleh batuan yang berasosiasi
oleh formasi dengan urutan dari tua ke
dengan Cekungan Sumatra Selatan pada
muda yaitu Formasi Airbenakat, Formasi
sub-Cekungan Jambi dan sebagian kecil
Muaraenim, Formasi Kasai dan Aluvium
berasosiasi dengan Cekungan Sumatra
(Simandjuntak dkk., 1991) (Gambar 3).
Tengah. Urutan stratigrafi dapat
Formasi Airbenakat (Tma), terdiri
dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu
dari batulempung menjari berwarna putih
Pra-Tersier, Tersier dan Kuarter. Urutan
kelabu dengan sisipan batupasir halus,
Pra-Tesier berumur mulai Karbon Awal -
batupasir abu-abu hitam kebiruan
Perm Tengah terdiri atas Formasi
glaukonitan, setempat mengandung lignit.
Terantam (Karbon Awal), Formasi
Di bagian atas setempat tufaan dan di
Gangsal, Formasi Pengabuhan, Formasi
bagian tengah berfosil dengan ketebalan
Mentulu (ketiganya berumur Permokarbon,
lebih dari 450 m.
dikelompokkan sebagai Kelompok
Formasi Muaraenim (Tmpm),
Tigapuluh), Formasi Mengkarang (Perm
tersusun atas batupasir tufaan berbutir
Awal) dan Formasi Pelepat (Perm Awal -
sedang, batulempung tufaan pasiran, dan
Tengah).
batulempung berfosil berwana kuning abu-
Urutan Tersier terdiri atas Formasi
abu, bersisipan lignit berwarna coklat
Lahat (Eosen – Oligosen Awal), Formasi
kehitaman, mengandung oksida besi
Kelesa (Eosen – Oligosen Awal), Formasi
berupa konkresi dan lapisan tipis serta
Talangakar (Oligosen Akhir – Miosen
mempunyai ketebalan lebih dari 600 m.
Awal), Formasi Lakat (Oligosen Akhir –
Formasi Kasai (Qtk), tersusun atas
Miosen Awal), Formasi Gumai (Miosen
tuf berbutir halus hingga kasar dan tuf
Awal – Tengah), Formasi Airbenakat
pasiran dengan lensa rudit mengandung
(Miosen Tengah - Akhir), Formasi
kepingan batuapung dan tuf, berwarna
Muaraenim (Miosen Akhir – Pliosen Awal)
abu-abu hingga abu-abu kekuningan,
dan Formasi Kasai (Plio Plistosen).
banyak dijumpai sisa tumbuhan, lapisan
Endapan Kuarter tersusun oleh batuan
tipis lignit dan kayu terkersikkan dengan
produk gunungapi, endapan undak sungai,
ketebalan sekitar 400 m. Aluvium (Qa),
endapan rawa dan aluvium. Disamping itu,
terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir,
terdapat batuan - batuan terobosan yang
lumpur dengan sisa tumbuhan.
74 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 75
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Singkapan Batubara Daerah Sungai Rengas pada Blok Danau Embat
76 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
FM % (ar) 35.38 42.2 39.78 38.02 44.05 44.34 42.78 4491 63.01
TM % (ar) 43.24 48.81 48.39 45.58 51.8 50.17 48.79 50.88 67.09
Proximate
Moisture % (adb) 12.17 11.43 14.3 12.19 13.85 10.48 10.53 10.83 11.04
Volatile M % (adb) 33.11 45.86 41.23 41.56 43.32 45.5 42.47 41.49 25.99
F. Carbon % (adb) 33.08 35.96 34.71 35.08 36.58 36.75 27.73 36.25 10.64
Ash % (adb) 21.64 6.75 9.76 11.17 6.25 7.27 19.27 11.43 52.33
T. Sulphur % (adb) 3.14 0.3 0.29 0.31 0.29 0.26 0.22 1.44 0.12
SG/RD adb 1.56 1.43 1.43 1.46 1.4 1.43 1.5 1.44 1.8
Si adb 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cal value kal/g (adb) 4338 5228 4801 4719 5245 5372 4390 5020 1823
Ultimate
Carbon % (daf) 66.2 68.63 68.4 67.13 70.1 68.48 66.76 68.25 56
Hidrogen % (daf) 4.98 4.98 4.91 4.72 4.98 5.03 5.03 5.03 6.48
Nitrogen % (daf) 1.71 1.19 1.16 1.14 1.23 1.24 0.94 1.02 0.76
Sulphur % (daf) 4.75 0.37 0.38 0.41 0.36 0.32 0.31 0.48 0.33
Oxsigen % (daf) 22.7 24.84 25.15 26.61 23.32 23.92 26.69 25.22 36.39
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 77
Buku 1: Bidang Energi
Berdasarkan hasil analisis petrografi, nilai di daerah Sungai Rengas dan sekitarnya
reflektan vitrinit rata-rata batubara di adalah sebesar 1.484.831 ton. Namun jika
daerah penyelidikan yaitu 0,25 – 0,31 %. mengacu pada SNI yang membatasi
Kandungan maseral didominasi oleh vitrinit perhitungan sumberdaya pada batubara
dengan (32,4% –78,4 %). Sisanya kalori rendah dengan kalori <5.100 kal/g
merupakan maseral lainnya yaitu inertinit (adb) dengan ketebalan minimum 1 meter,
(1,8% - 37,8%) dan liptinit dengan maka sumberdaya hipotetik pada daerah
kandungan yang lebih kecil (0,4% -4,4%). penyelidikan yang masuk dalam kriteria
Berdasarkan nilai reflektan vitrinit rata-rata SNI adalah sebesar 631.577 ton.
(mean % Rv), batubara daerah Sungai
Rengas tergolong batubara peringkat lignit. KESIMPULAN
Hasil analisis petrografi batubara daerah Batubara daerah Sungai Rengas
Sungai Rengas dan sekitarnya dapat dilihat dan sekitarnya berada pada Formasi
pada Tabel 2. Muara Enim. Wilayah yang
Potensi sumber daya batubara direkomendasikan sebagai wilayah
dihitung berdasarkan rekonstruksi prospek batubara yaitu Blok Danau Embat
singkapan batubara di daerah penyelidikan dengan potensi batubara sebesar
dengan kriteria perhitungan dalam kondisi 1.484.831 ton. Batubara yang terdapat
geologi sederhana. Total sumberdaya pada blok prospek ini merupakan batubara
hipotetik batubara pada Blok Danau Embat lignit.
DAFTAR PUSTAKA
Darman, H., and Sidi, F. H., (2000): An Outline of the Geology of Indonesia, Indonesian
Association of Geologist.
Koesoemadinata, R. P. (1976): Tertiary Coal Basins of Indonesia, Prepare for the 10th Annual
of CCOP, Geology Survey of Indonesia.
Simandjuntak, T. O., Surono, Gafoer, S., dan Amin, T. C. (1991): Geologi Lembar Muara
Bungo, Sumatra, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
78 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan prospeksi batubara dilakukan di daerah Tommo dan sekitarnya, Kabupaten
Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis daerah penyelidikan terletak pada
koordinat 1192100” – 1193600” BT dan 20600” – 221’00” LS.
Daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Lariang-Karama. Secara umum
daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yaitu satuan morfologi
pedataran, dan satuan morfologi perbukitan curam. Formasi pembawa batubara di daerah
penyelidikan adalah Formasi Gunung Api Talaya yang berumur Miosen - Pliosen.
Batubara yang ditemukan secara megaskopis berwarna hitam kecoklatan, kilap terang,
getas, tough, setempat kusam. Singkapan batubara yang ditemukan sebagian berupa
perlapisan tipis berketebalan 10 cm dengan sebaran kurang lebih 2 m dan sebagian lagi
berupa bongkahan berukuran kerakal hingga bongkah (skala Wentworth, 1922) yang
menyebar secara acak dan tidak memiliki perlapisan yang menerus. Hal ini diperkuat oleh
hasil paritan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa batubara yang ditemukan
memiliki nilai kalori yang berkisar antara 7100 – 7600 kal/gr (adb), sedangkan nilai reflektansi
vitrinit acak (random vitrinite reflectance, vr) antara 0,32 – 0,52%.
Hasil interpretasi menunjukkan bahwa lapisan batubara di daerah penyelidikan
terbatas penyebarannya, yang hanya setempat-setempat. Paritan yang dibuat di sekeliling
singkapan batubara menunjukkan bahwa singkapan ini hanya berupa bongkah dan tidak ada
kemenerusannya. Kemungkinan besar batubara yang ada merupakan hasil rework pada
Formasi Toraja.
Kata kunci: batubara rework, Formasi Toraja, Formasi Gunungapi Talaya, Tommo
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 79
Buku 1: Bidang Energi
80 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta Geologi Sulawesi yang disederhanakan (Hall and Wilson, 2000)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 81
Buku 1: Bidang Energi
82 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Stratigrafi dan tektonik Cekungan Lariang-Karama (Calvert and Hall, 2007)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 83
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 5. Morfologi pedataran dengan latar belakang morfologi perbukitan curam dilihat
dari Kampung Leling Raya kearah sebelah selatan
84 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 85
Buku 1: Bidang Energi
86 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
disebabkan karena conto MJU 01 dan BB 57,8 – 61,2%, maseral inertinit 27,6 –
03 didominasi oleh coally clay. Oleh karena 34,6%, dan maseral liptinit 2,8 – 7,0%.
itu, kedua conto tersebut dikategorikan Kehadiran mineral pirit pada beberapa
bukan batubara dan tidak akan dibahas conto batubara seperti pada conto BB01
lebih lanjut. dan BB 02 diperkirakan berhubungan
Tiga conto batubara yaitu BB01, dengan adanya pengaruh lingkungan laut
BB02 dan BB 04 menunjukkan kandungan pada saat batubara tersebut diendapkan.
karbon tertambat (FC) 47 – 53% (adb), Hasil analisis petrografi dapat dilihat pada
kandungan air (M) 2,9 – 10,9% (adb), dan Tabel 2.
zat terbang (VM) 35,4 – 41,9% (adb).
Sementara itu, hasil analisis ultimate EVALUASI HASIL PENYELIDIKAN
menunjukkan kandungan Karbon di atas Data singkapan batubara dan parit
60%, Hidrogen dibawah 6,4%, Nitrogen di uji/sumuran yang diperoleh dari hasil
bawah 2% dan Oksigen 9 – 31% (daf). penyelidikan, kemudian digunakan untuk
Selain ultimate dan proksimat, pengujian melakukan rekonstruksi agar dapat
lain yang dilakukan adalah pengujian mengetahui sebaran lapisan batubara yang
Spesific Gravity (SG), Hardgrove index terdapat di daerah ini. Hasil rekonstruksi
(HGI) dan Swelling Index (SI). Nilai SG 1,26 menunjukkan bahwa batubara yang
– 1,39 kg/cm3, nilai HGI 46 – 55 dan nilai SI terdapat di daerah penyelidikan
antara 0 dan 1. Hasil analisis laboratorium sebarannya tidak luas dan hanya
pada nilai kalori, analisis ultimate, setempat-setempat. Perlapisan yang
kandungan SG dan HGI menunjukkan ditemukan hanya memiliki panjang 10 m
kemiripan dengan batubara Formasi Toraja dengan ketebalan 10 cm (MJU 01).
yang memiliki umur lebih tua (Ibrahim dan Sementara singkapan batubara yang
Ramdhani, 2015). Sementara hasil dari SI lainnya hanya berupa bongkahan yang
yang berada di bawah nilai 1 (satu), letaknya acak, tidak beraturan. Hasil
mengindikasikan bahwa batubara di paritan yang dibuat di sekeliling singkapan
daerah penyelidikan kurang cocok untuk batubara juga menunjukkan bahwa
dijadikan batubara kokas. Hasil singkapan yang ada (BB 01, BB 02, BB 03)
selengkapnya dapat dilihat pada Error! hanya berupa bongkah dan tidak ada
Reference source not found. 1. kemenerusannya. Paritan lain yang di buat
Hasil analisis petrografi organik sekitar 10 sampai 25 m dari lokasi
terhadap conto batubara di daerah Tommo singkapan searah dengan arah yang
memiliki nilai reflektansi vitrinit 0,32 – diperkirakan merupakan arah jurusnya pun
0,52%. Komposisi maseral didominasi oleh tidak menemukan kemenerusan dari
maseral vitrinit. Komposisi maseral vitrinit batubara yang ada.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 87
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 1. Hasil analisis laboratorium untuk batubara di daerah Tommo dan sekitarnya.
Sample Code
ANALYSIS UNIT BASIS
MJU-01 BB 01 BB 02 BB 03 BB 04
Free Moisture % ar 8.44 5.45 8.73 40.05 54.55
Total Moisture % ar 11.47 8.18 13.21 45.13 59.52
PROXIMATE
Moisture % adb 3.31 2.89 4.91 8.48 10.93
Volatile Matter % adb 20.42 41.97 39.45 22.19 35.54
Fixed Carbon % adb 19.09 52.35 53.00 14.06 47.72
Ash % adb 57.18 2.79 2.64 55.27 5.81
ULTIMATE
Carbon % daf 60.61 80.57 78.60 60.11 74.20
Hydrogen % daf 6.35 5.72 5.28 5.69 4.55
Nitrogen % daf 1.77 1.38 1.55 0.97 1.24
Sulphur % daf 14.51 2.47 1.46 1.97 0.81
Oxygen % daf 16.76 9.86 13.12 31.27 19.21
PHYSICAL PROPERTIES
Spesific Gravity (SG) adb 1.85 1.26 1.30 1.86 1.39
Swelling Index (SI) adb - 1.00 - - -
MECHANICAL PROPERTIES
HGI adb 84.14 46.14 48.90 78.62 55.12
THERMAL PROPERTIES
Calorivic Value cal/gr adb 2,653.00 7,660.00 7,148.00 2,113.00 5,781.00
Tabel 2. Hasil analisis petrografi organic untuk batubara daerah Tommo dan sekitarnya
88 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kab. Mamuju, 2017. Mamuju Dalam Angka 2016.
BPS Kab Mamuju, 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju [WWW Document]. URL
https://mamujukab.bps.go.id/ (accessed 4.12.17).
Calvert, S.J., 1999. The Cenozoic Evolution of the Lariang and Karama Basins, Sulawesi.
Indones. Pet. Assoc.
Calvert, S.J., Hall, R., 2007. Cenozoic evolution of the Lariang and Karama regions, North
Makassar Basin, western Sulawesi, Indonesia. Pet. Geosci. 13, 353–368.
https://doi.org/10.1144/1354-079306-757
Calvert, S.J., Hall, R., 2003. THE CENOZOIC GEOLOGY OF THE LARIANG AND KARAMA
REGIONS, WESTERN SULAWESI: NEW INSIGHT INTO THE EVOLUTION OF THE
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 89
Buku 1: Bidang Energi
90 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan prospeksi batubara di daerah Mahakam Ulu dilakukan untuk mendapatkan
wilayah prospek batubara dan melengkapi data neraca sumber daya batubara nasional.
Kegiatan prospeksi dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi, pembuatan
paritan/sumur uji dan analisis laboratorium.
Formasi pembawa batubara di daerah penyelidikan yaitu Formasi Batu Ayau berumur
Eosen Akhir. Hasil rekonstruksi data lapangan menunjukkan terdapatnya 9 (sembilan) lapisan
batubara dan diberi notasi seam A, seam B, seam C, seam D, seam E, seam F, seam G, seam
H dan seam I dengan ketebalan berkisar antara 0,15 hingga 2,15 meter. Keberadaan lapisan
batubara tersebut terdapat pada dua blok, yaitu Blok 1 dan Blok 2.
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa batubara di daerah penyelidikan
memiliki nilai kalori berkisar antara 3035 cal/gr dan 8255 cal/gr (adb) dan diklasifikasikan
sebagai batubara berperingkat Sub Bituminous B – High Volatile Bitumious B. Diperkirakan
sumberdaya batubara tereka di daerah Long Bagun dan sekitarnya sebesar 4.065.600 ton.
Kata kunci: batubara, Long Bagun, Formasi Batu Ayau, Sub Bituminous B, High Volatile
Bituminous B
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 91
Buku 1: Bidang Energi
daerah Long Bagun dan sekitarnya, • Pembuatan parit uji dilakukan pada 4
Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi (empat) titik dengan panjang parit
Kalimantan Timur di masa yang akan disesuaikan dengan keadaan masing-
datang. masing lapisan batubara. Untuk setiap
titik parit uji dilakukan pengamatan dan
METODOLOGI deskripsi lapisan batubara serta jurus
Kegiatan yang dilakukan pada dan mengukur kemiringan serta
Penyelidikan Prospeksi Batubara di ketebalan lapisan batubara maupun
Daerah Long Bagun, Kabupaten Mahakam batuan lainnya. Mengamati aspek-
Hulu diantaranya adalah : aspek geologi lainnya (hubungan
• Pengumpulan data sekunder yaitu satuan stratigrafi, struktur geologi,
mengumpulkan informasi yang kandungan mineralogi dan fosil) yang
diperlukan mengenai daerah dapat menunjang penafsiran bentuk
penyelidikan terutama hasil geometris dari endapan batubara.
penyelidikan tahun sebelumnya untuk Pada singkapan batubara dan parit uji
dijadikan acuan dalam tahap dilakukan pemercontoan batubara
penyelidikan prospeksi. untuk keperluan analisis laboratorium
• Pengumpulan data primer dengan sebagai upaya mengetahui gambaran
melakukan kegiatan penyelidikan kualitas batubara daerah penyelidikan.
lapangan terdiri atas pemetaan geologi
batubara dan pembuatan parit uji. GEOLOGI REGIONAL
Pemetaan geologi batubara difokuskan Secara geologi, daerah
pada lokasi temuan singkapan penyelidikan berada pada Cekungan Kutai.
batubara sebelumnya, untuk kemudian Cekungan Kutai di bagian barat dibatasi
dilakukan pemetaan batubara ke arah oleh Tinggian Kucing, di bagian utara oleh
jurus perlapisan batubara agar Tinggian Mangkaliat, di bagian selatan oleh
diketahui kemenerusan lapisan Cekungan Barito dan di bagian timur oleh
batubara tersebut. Pada singkapan Selat Makasar. Urutan regresif di
batubara kemudian dilakukan Cekungan Kutai terdiri dari lapisan-lapisan
pengukuran kedudukan lapisan, klastik deltaik hingga paralik yang
mengamati dan mendeskripsikan mengandung banyak lapisan-lapisan
singkapan batubara dan lapisan batubara dan lignit. Sistem delta yang
pengapitnya, mengamati aspek-aspek berumur Miosen Tengah berkembang
geologi lainnya (stratigrafi, struktur secara cepat ke arah timur dan ke arah
geologi, morfologi) dan dokumentasi tenggara yaitu Formasi Pulubalang dan
data. Balikpapan. Progradasi ke arah timur dan
92 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 1. Peta geologi daerah penyelidikan (modifikasi dari Abidin, dkk., 1993)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 93
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Kolom stratigrafi daerah penyelidikan (modifikasi dari Abidin, dkk., 1993).
94 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 95
Buku 1: Bidang Energi
Blok-1
Blok-2
Gambar 3. Peta lintasan dan lokasi blok lapisan batubara daerah di penyelidikan
96 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 97
Buku 1: Bidang Energi
98 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 99
Buku 1: Bidang Energi
100 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z (GRDC), Peiters, P.E dan Sudana, D (GRDC), 1993; Peta Geologi Lembar Long
Pahangai, Kalimantan Timur; Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Bachtiar, A., 2006; Slide Kuliah Geologi Indonesia, Prodi Teknik Geologi, FIKTM-ITB.
Cahyono, E B dkk., 2010; Inventarisasi Batubara Daerah Tering, Kabupaten Kutai Barat,
Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Priyono, dkk., 2016; Survey Tinjau Batubara di Daerah Long Bagun dan sekitarnya Kabupaten
Mahakam Hulu, Provinsi Kalimantan Timur, PSDMBP, Bandung.
Portal Resmi Kabupaten Mahakam Hulu, Kalimantan Timur, 2014.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 101
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah penyelidikan secara administratif terletak di daerah Jonggon dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis berada pada
koordinat 0o35’00”– 0o50’00” LS dan 116o35’00”– 116o50’00” BT. Maksud dan tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data endapan batubara secara kualitatif
dan kuantitatif serta mendapatkan wilayah prospek batubara di daerah tersebut.
Secara geologi lokasi penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai. Formasi
pembawa batubara pada daerah ini adalah Formasi Pamaluan (Tomp) berumur Oligosen –
Miosen awal, Formasi Pulobalang (Tmpb) berumur Miosen tengah – Miosen Akhir, dan
Formasi Balikpapan (Tmbp) berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir.
Di daerah Jonggon dan sekitarnya terdapat 8 lapisan batubara dengan ketebalan 0,4
– 3.3 meter, termasuk dalam batubara Subbituminous C – Subbituminous B dengan nilai kalori
> 7000 kal/gr (daf) dan nilai reflektan vitrinit berkisar 0,36 – 0,45. Hasil perhitungan didapat
Sumberdaya batubara sebesar 2.699.442 ton.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 103
Buku 1: Bidang Energi
penyelidikan termasuk wilayah Kabupaten pembuatan sumur uji / parit uji. Adapun
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan tahapan nya sebagai berikut :
Timur. Secara geografis tercakup dalam 1. Kegiatan pra lapangan meliputi
lembar peta Samarinda oleh S Supriatna. persiapan dan pengumpulan data-
dkk, 1995, batas koordinat lokasi data sekunder.
penyelidikan berada pada 0 35’00”–
o
2. Kegiatan lapangan, meliputi
0o50’00” LS dan 116o35’00”–116o50’00” BT pengambilan data primer melalui
(Gambar 1). pemetaan geologi permukaan,
pembuatan sumur uji dan
METODOLOGI pengambilan conto.
Metode yang digunakan dalam 3. Analisis laboratorium dan
pelaksanaan kegiatan prospeksi ini adalah Pengolahan data.
pemetaan geologi yang dibantu dengan 4. Pembuatan Laporan.
Sepinang
Muara Wahau
TA
N
R Sangkulirang 1° LU
KA
LIM
AN
U
IM
Tanah Merah
Tabang
T Tanjung Bengalun
N
A Sangkinah
T
N
A
IM
BONTANG
Muara Kaman
L 0°
Adas A
K Tenggarong Muara Badak
SAMARINDA
Jonggon
R
Pulung
A
S
A
K
A
M
Muara Payang
BALIK PAPAN 1° LS
T
Penajam
A
Belimbing
L
E
S
Longikis
Lokasi Penyelidikan
104 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
ENDAPAN LINGKUNGAN
MASA ZAMAN KALA LITOLOGI
SEDIMEN PENGENDAPAN
K
U HOLOSEN Formasi Balikpapan Delta
A (Tmbp) : Batupasir,
R batulempung,
K batulgamping dan
T
E PLISTOSEN batubara
E
N
R
O Formasi Pulobalang
Z (Tmbp) : Batupasir, Laut dangkal
O PLIOSEN Batupasir grewake dan
I Batupasir kuarsa, batu
K T lempung dan batubara
U E M AHIR Tmbp
M R I Tmpb
S O
I S TENGAH
E E Formasi Pamaluan (Tomp)
R N : Batupasir kuarsa,
AWAL Tomp
Laut dangkal
sisipan batu lempung,
serpih batu lempung dan
batu lanau
PLISTOSEN
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 105
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Peta geologi dan sebaran batubara daerah Jonggon dan sekitarnya.
106 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 107
Buku 1: Bidang Energi
108 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
hitam, blocky, bright dengan sedikit dull, sulfur total (Total Sulphur) 0,67% - 3,38%
setempat teramati resin. (adb). Nilai kalori batubara di daerah
penyelidikan sebesar 6690 kal/gr – 7545
Kualitas Endapan Batubara kal/gr (adb) yang dapat dikategorikan
Batubara yang diperoleh dari hasil sebagai batubara kalori tinggi.
penyelidikan lapangan kemudian dilakukan Hasil analisis petrografi organik
analisis laboratorium yang meliputi analisis (Tabel 2) dalam bentuk analisis reflektansi
proksimat, ultimat, pengujian fisika, vitrinit (Rv) menunjukkan bahwa batubara
pengujian mechanical properties, thermal di daerah penyelidikan sebagian besar
properties, analisis abu dan analisis merupakan batubara peringkat rendah (Rv
petrografi. Berdasarkan hasil analisis < 0,5%). Hanya dua contoh (JGN-16 dan
proksimat (Tabel 1) diketahui bahwa JGN-28) yang menunjukkan nilai Rv >
lapisan batubara daerah Jonggon memiliki 0,5%. Nilai Reflektansi Vitrinit batubara
kandungan air (Inherent Moisture) 3,45% - daerah Jonggon memiliki nilai terendah
7,03% (adb), kandungan zat terbang 0,25% dan nilai tertinggi 1,13 % dan
(Volatile Matter) 43,58% - 48,01% (adb), sebagian besar berada pada rentang 0,36
kandungan karbon tertambat (Fix Carbon) – 0,45%.
43,59% - 47,60% (adb), kandungan abu
(Ash) 2,10% - 5,38% (adb), kandungan
PROXIMAT
MOISTURE % adb 1.67 7.03 4.32 3.45 5.68 5.22 4.55 5.34
VOLATILE MATTER % adb 25.18 44.22 44.65 46.58 46.56 48.01 45.17 43.58
FIXED CARBON % adb 12.52 46.65 48.05 44.59 46.37 43.59 46.87 47.60
ASH % adb 60.63 2.10 2.98 5.38 2.39 3.18 3.41 3.48
TOTAL SULFUR % adb 0.47 0.76 1.36 3.38 0.67 2.24 1.17 1.63
SG/RD adb 1.69 1.26 1.21 1.26 1.27 1.27 1.26 1.27
HGI adb 78.62 46.83 65.49 49.59 46.83 56.50 53.74 34.39
SI* adb 1/2 0 1 1 1/2 1 1 1
CALORIFIC VALUE Cal/g adb 3100 6690 7545 7492 7112 7168 7468 7126
ULTIMATE
CARBON % daf 74.09 75.93 81.15 79.87 78.27 77.62 80.91 78.69
HY DROGEN % daf 7.89 5.36 6.02 6.13 5.93 6.03 6.10 5.76
NITROGEN % daf 1.30 1.99 2.31 1.96 2.02 1.79 2.05 1.75
SULPHUR % daf 1.23 0.84 1.46 3.71 0.72 2.44 1.27 1.79
OXY GEN % daf 15.49 15.87 9.07 8.33 13.05 12.12 9.67 12.01
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 109
Buku 1: Bidang Energi
110 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Supriatna, S.,Sukardi dan E. Rustandi., 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan,
skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Ibrahim, D. 2006, Pemboran Dalam Batubara Dan Pengukuran Packer Test Daerah Loa Lepu
Kabupaten Kutai KartanegaraProvinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Triono, U., 2010, Penyelidikan Batubara Daerah Samboja Kuala, Kab. Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
STANDAR NASIONAL INDONESIA AMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998 ICS 73.020,
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Badan - Standarisasi.
https://ondeondesaka.files.wordpress.com/2016/03/508cc-1.png?w=478&h=583 di unduh
tanggal 1 Mei 2017
Slagging dan Fouling : https://imambudiraharjo.wordpress.com/.../slagging-dan-fouling/ di
unduh tanggal 3 Mei 2017
Slagging and Fouling Indices
www.coaltech.com.au/LinkedDocuments/Slagging%20&%20Fouling.pdf di unduh tanggal 3
Mei 2017
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 111
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan survei seismik batubara dilakukan di Sungai Santan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0°00” - 0°15” LU dan 117°10” - 117°25” BT.
Daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Kutai. Survei seismik dilakukan untuk
mengetahui konfigurasi bawah permukaan lapisan batubara di daerah ini baik untuk
menunjang kegiatan eksplorasi gas metana batubara maupun batubara tambang dalam.
Metode seismik dapat mendeliniasi lapisan batubara yang ketebalannya di bawah atau sama
dengan resolusi vertikal gelombang seismik. Terdapat empat lintasan seismik pada suvey ini
dengan keseluruhan lintasan berada pada area sekitar sumbu sinklin, dengan arah timur-barat
untuk lintasan 1 dan 4 dan barat-timur untuk lintasan 2 dan 3. Keempat penampang ini
menunjukan kemiringan yang sama dengan kemiringan antara 7-10°. Hasil interpretasi
seismic menunjukkan terdapatnya empat lapisan batubara yaitu L4, C-6, C-9 dan C-13 yang
berada pada kedalaman lebih dari 300 m. Berdasarkan data log bor dan penampang seismik,
daerah di bagian barat lintasan 1 dan bagian timur lintasan 3 direkomendasikan untuk
dilakukan pengeboran dalam batubara untuk gas metana batubara dan tambang dalam.
Kata kunci: batubara, seismik batubara, gas metana batubara, tambang dalam.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 113
Buku 1: Bidang Energi
114 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 115
Buku 1: Bidang Energi
terdapat disekitar S.Santan berarah hampir yang terdapat pada Formasi Pamaluan,
utara-selatan, mengoyak satuan Pulubalang dan Balikpapan. Sesar-sesar
batulempung, batupasir dan batulanau tersebut diduga terjadi akibat adanya
pada Formasi Pamaluan dan Pulubalang, tektonik Plio-Plistosen.
sedangkan sesar normal yang terdapat di
sebelah timurlaut, tenggara dan tengah HASIL DAN PEMBAHASAN
daerah penyelidikan berarah timurlaut- Lintasan seismik terdiri dari 4
baratdaya dan baratlaut-tenggara, lintasan yang masing-masing memiliki arah
mengoyak satuan batupasir, batulempung tertentu. (Gambar 2).
dan batulanau dengan sisipan batubara
Tabel 1. Stratigrafi daerah Sungai Santan dan sekitarny a.
LITO TEBAL LINGKUNGAN
UMUR KETERANGAN
LOGI (m) PENGENDAPAN
116 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta Lintasan Seismik dan Lapisan Batubara Daerah Sungai Santan.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 117
Buku 1: Bidang Energi
118 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 119
Buku 1: Bidang Energi
120 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, dkk., 1995, Peta Geologi Lembar Sangata, skala 1 : 250.000, PPPG, Bandung.
Supriatna, S., Sukardi, dan Rustandi, E., 1995, Geological Map of Samarinda Area, 1:250000
and its statement book, PPPG, Bandung, Indonesia.
Nanan, K.S., 2002, Inventarisasi Batubara Bersistem di daerah Sungai Santan dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur (dalam Kumpulan Makalah, no. 21,
ISSN.
Sumaatmadja, E.R., 2002, Inventarisasi Batubara Bersistem di daerah Bontang dan
sekitarnya, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 121
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kegiatan survei seismik batubara terletak di Daerah Sidomakmur dan sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis daerah
penyelidikan dibatasi oleh koordinat 00°10’00” – 00°25’00” LS dan 117°00’00” – 117°15’00”
BT. Daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Kutai.
Formasi Balikpapan menjadi formasi pembawa batubara yang berpotensi di daerah
Sidomakmur.Terdapat tiga lapisan batubara yang menjadi target dari survei seismik ini yaitu
S-12, S-10 dan S-09 yang berada pada kedalaman lebih dari 100 m.
Survei seismik refleksi di daerah penyelidikan dilakukan sebanyak tiga lintasan
dengan arah Barat-Timur. Dari tiga penampang ini menunjukan pola kemiringan yang sama
yaitu kemiringan 0-50 dan cenderung naik ke arah timur, Hal ini disebabkan lintasan seismik
berada di sekitar sumbu sinklin.
Berdasarkan data log bor dan penampang seismik, Sayap sinklin bagian barat
menjadi bagian paling berpotensi di daerah penyelidikan untuk dilakukan rekomendasi lokasi
pengeboran dalam batubara untuk tambang dalam dan CBM.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 123
Buku 1: Bidang Energi
Lokasi Penyelidikan
124 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 125
Buku 1: Bidang Energi
Sesar naik berada di sebelah Timur daerah penampang diperkirakan pola sinklin
penyelidikan. dengan sayap sinklin barat dan timur.
126 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 127
Buku 1: Bidang Energi
km. Penampang ini memiliki kualitas yang naik ke arah Timur. Interpretasi lapisan
kurang baik jika dibandingkan dengan batubara ini ditentukan berdasarkan data
lintasan 1 dan 3, hal ini disebabkan lintasan sumur terdahulu yang dilintasi oleh lintasan
ini memiliki noise yang banyak dan 2 (Garis Hitam) yaitu sumur KM-39, KM-40
frekuensi yang bervariasi. Keberadaan dan KM-41.
lapisan yang dapat diinterpretasikan Berdasarkan data 3 log bor
sebagai lapisan batubara pada lintasan ini yang dilintasi, didapat ketebalan lapisan
dapat dilihat dengan munculnya amplitudo batubara yang bervariasi. Pada ketiga
yang cukup kuat dan menerus. Pada sumur ini diduga terdapat lapisan batubara
penampang lintasan 2 ini dapat S-13 (garis biru) dengan ketebalan 1 meter
diinterpretasikan terdapat 4 lapisan pada kedalaman 70 meter.
batubara yang relatif datar dan cenderung
128 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 129
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, E., B., dkk. (2007): Pengukuran Kandungan Gas Dalam Lapisan Batubara Daerah
Buanajaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
Darman, H. dan Sidi, F., H. (2000): An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Eddy R. Sumaatmadja. (2002): Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Bontang dan
Sekitarnya, Kabupaten Kutai Timur, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Bandung.
Subarnas. (2003): Inventarisasi Batubara Bersistem Daerah Buana Jaya dan Sekitarnya,
Kabupaten Kutai Kartanegara Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Ibrahim, D., dkk. (2006): Pemboran Dalam Batubara dab Pengukuran Packer Test Daerah Loa
Lepu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
130 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Endapan gambut yang terdapat pada Endapan Rawa (Qac) diperkirakan berumur
Quarter dan berada pada Cekungan Sumatera Tengah. Secara geografis, daerah
penyelidikan dibatasi koordinat 102°35’00” - 103°50’00” B.T. dan 00°30’00” L.U. - 00°55’00”
L.S.
Pengeboran dilakukan di 35 titik lokasi bor yang tersebar pada Endapan Rawa (Qac)
sebagai formasi pembawa endapan gambut dan menghasilkan 3 (tiga) blok prospek yaitu
Blok.Sungai Gaung, Blok Sungai Gaung Anak Serka dan Blok Kempas Jaya, dengan
ketebalan endapan gambut berkisar antara 1,00 m dan 3,00 m.
Analisis laboratorium menunjukkan bahwa nilai rata-rata kalori endapan gambut untuk
masing-masing blok didaerah penyelidikan sebagai berikut : Blok Sungai Gaung 4.754 kal/g,
Blok Sungai Gaung Anak Serka 4.519 kal/g dan Blok Kempas Jaya 4.547 kal/g.
Sumberdaya hipotetik endapan gambut untuk ketiga blok tersebut sebesar
539.461.903 Ton gambut kering, dengan luas sebaran endapan gambut 1.550.691.243 m2
atau sekitar 155.069 hektar
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 131
Buku 1: Bidang Energi
132 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 133
Buku 1: Bidang Energi
134 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 135
Buku 1: Bidang Energi
136 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 137
Buku 1: Bidang Energi
138 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 3. Hasil analisis kimia conto gambut Blok Sungai Gaung Anak Serka.
SAMPLE CODE
ANALYSIS UNIT BASIS
GTB-04 GTB-05 GTB-09 GTB-10
Free Moisture % ar 86,30 83,72 84,60 87,47
Total Moisture % ar 87,73 84,96 86,20 88,77
PROXIMATE
Moisture % adb 10,43 7,63 10,38 10,40
Volatile Matter % adb 57,54 38,76 57,30 56,44
Fixed Carbon % adb 30,44 15,76 30,93 30,84
Ash % adb 1,59 37,85 1,39 2,32
Total Sulphur % adb 0,19 0,85 0,22 0,38
Bulk Density adb 0,11 0,14 0,14 0,11
pH adb 4,23 5,03 3,97 3,95
Calorific value cal/g adb 5.004 3.098 5.053 4.922
Hasil analisis petrografi (Tabel 5), merupakan maseral yang dominan disertai
menunjukkan bahwa gambut di daerah sedikit inertinite dan liptinite. Mineral matter
penyelidikan memiliki nilai reflektansi vitrinit terdiri dari mineral lempung, oksida besi,
<0.2% yang memang merupakan dan pirit sebagai butir individual atau
karakteristik gambut. Mikrolitotipe dari pengisi rekahan dalam maseral huminit.
gambut adalah vitrit, dimana huminit
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 139
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 5. Hasil analisis petrografi organik gambut Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
Mean Komp. Maseral (%) Material Mineral (%)
Reflektan Kisaran Standar
No Conto
Vitrinit (%) Deviasi N V I L Clay OB Pyrite
(%Rv)
1 GT -01 0,07 0,02-0,13 0,03 100 71 4,80 2,00 22,00 - 0,20
2 GT - 02 0,09 0,05-0,13 0,02 100 57,8 2,60 1,60 37,6,0 - 0,40
3 GT -03 0,08 0,00-0,15 0,04 99 43,8 5,80 - 46,00 3,20 1,20
4 GT -05 0,12 0,07-0,17 0,02 100 45,6 3,00 0,60 42,60 6,60 1,60
5 GT -06 0,15 0,06-0,22 0,04 100 56,2 3,40 0,80 36,20 2,20 1,20
6 GT -07 0,10 0,05-0,18 0,02 100 50,00 4,60 0,20 35,80 7,40 2,00
7 GT -13 0,07 0,03-0,12 0,02 100 19,4 0,20 - 60,40 11,40 8,60
8 GTB-04*
9 GTB-05 0,10 0,04-0,17 0,03 100 43,6 0,60 0,40 54,20 0,60 0,60
10 GTB-09*
11. GTB-10 0,17 0,10-0,23 0,04 30 90,80 2,20 1,60 5 0,40
12. GTC-03 0,14 0,07-0,19 0,03 100 50,00 3,20 0,40 43,4 0,60 2,40
13. GTC-04 0,1 0,07-0,14 0,02 50 82,40 3,40 - 11,6 1,60 1,00
14. GTC-05 0,11 0,04-0,18 0,03 100 57,80 27,60 - 10,2 2,00 2,40
15. GTC-06 0,10 0,06-0,14 0,02 100 52,00 2,40 0,60 41,6 1,00 2,40
16. GTC-07 0,08 0,03-0,14 0,03 100 37,80 25,00 - 35,8 0,60 0,80
17. GTC-08 0,12 0,08-0,15 0,02 30 89,20 1,50 5,60 2,2 1,20 0,20
Keterangan : *Karena kendala teknis analisis petrografi conto GTB 04 dan GTB 09 tidak
dapat dilakukan
140 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Suwarna, N., Budhitrisna, T., Santosa, S., dan Mangga, A. (1995): Peta Geologi Lembar
Rengat, Sumatra, P3G, Bandung.
Tjahjono, J. A. E. (2006), Inventarisasi endapan gambut dan pengukuran waterpas di daerah
Sungai Kampar Utara, Provinsi Riau, Pusat Sumber Daya Geologi.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 141
Buku 1: Bidang Energi
EVALUASI POTENSI GMB DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DARI BOR MJ01,
DAERAH SUKAJAYA, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SARI
Gas metana batubara (GMB) atau CBM (coalbed methane) merupakan energi non-
konvensional sebagai energi masa depan. Potensi GMB didukung oleh sumber daya dan
cadangan batubara Indonesia yang cukup besar. Selain itu potensi tambang dalam
(underground mine) atau tambang batubara bawah permukaan Indonesia belum terinventarisir
dengan baik. Kegiatan pengeboran dalam (deep drilling) dan pengukuran gas pada lapisan
batubara merupakan upaya menghimpun data awal potensi GMB dan batubara bawah
permukaan (deep seated coal) pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Secara regional daerah penyelidikan berada di Cekungan Sumatera Selatan. Formasi
Muaraenim berumur Miosen menjadi formasi pembawa batubara. Lokasi bor MJ01 berada di
Desa Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Total kedalaman bor
MJ01 420 meter, terdapat 15 lapisan batubara, dengan tebal antara 0,41 – 13,50 meter.
Analisis rekahan batubara dilakukan pada lokasi ini.
Nilai kalori batubara dari bor MJ01 antara 4.711 – 6.115 kal/gr (adb), dan nilai
reflektansi vitrinit antara 0,24 – 0,36%, dengan peringkat batubara lignit hingga subbituminus.
Kandungan gas dari bor MJ01 antara 12 – 761,20 ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton, dengan
komposisi gas metana rata-rata antara 1,90 – 52,31%.
Kata kunci: batubara, deep seated coal, GMB, CBM, deep drilling, Mangunjaya
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 143
Buku 1: Bidang Energi
menghimpun dan menyediakan data awal Telisa masuk dalam fasa transgresi.
potensi batubara bawah permukaan dan Kelompok Palembang yaitu Formasi
potensi gas yang terkandung di dalam Airbenakat (Palembang Bawah),
lapisan batubara, terutama pada Muaraenim (Palembang Tengah), dan
kedalaman lebih dari 100 meter, untuk Kasai (Palembang Atas) masuk dalam fasa
pengembangan batubara tambang dalam regresi (Indonesian Basin Summaries,
(underground coal mine), UCG, dan GMB. 2006).
Maksud kegiatan ini untuk Struktur geologi yang ada
mengumpulkan data dan informasi merupakan bagian dari fasa tektonik
mengenai potensi batubara untuk GMB kompresi Plio-Pleistosen yang membentuk
dan batubara bawah permukaan dengan sesar-sesar dan antiklinorium pada batuan
metode pengeboran dalam. Sedangkan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
tujuan kegiatan ini yaitu menyediakan data Terdapat antiklin dan sinklin yang saling
potensi batubara yang disertai dengan data berhubungan dengan arah sumbu lipatan
kandungan dan komposisi gas, serta baratlaut – tenggara. Jurus lapisan batuan
sumber daya batubara dan GMB di daerah berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
tersebut. – baratdaya, dengan kemiringan lapisan
Lokasi bor MJ01 berada di daerah batuan mengikuti sayap lipatan. Sesar
Desa Sukajaya, Kecamatan Plakat Tinggi, berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi – baratdaya.
Sumatera Selatan. Secara geografis
terletak antara koordinat 02°52’47,7” LS METODOLOGI
dan 103°33’04,0” BT, dengan elevasi bor Secara keseluruhan tahap kegiatan
58 mdpl. dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
persiapan berupa pengumpulan data
GEOLOGI REGIONAL sekunder, tahap penyelidikan lapangan,
Secara regional daerah tahap analisis laboratorium, dan tahap
penyelidikan termasuk dalam Cekungan pengolahan data dan penyusunan laporan.
Sumatera Selatan. Cekungan ini terbentuk Pada tahap penyelidikan lapangan, metode
pada Pra-Tersier hingga Tersier Awal pada yang dilakukan mencakup pemetaan
saat fasa ekstensi barat – timur (Darman geologi permukaan, pengeboran,
dan Sidi, 2000). pengukuran kandungan dan komposisi
Stratigrafi Tersier Cekungan gas, dan geophysical logging.
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua Pemetaan geologi permukaan
sekuen, yaitu fasa transgresi dan regresi. dilakukan untuk mengetahui gambaran
Kelompok Telisa yaitu Formasi Gumai atau geologi daerah penyelidikan dan juga
144 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
sebagai acuan dalam penentuan lokasi titik gas chromatography (GC), water bath,
bor. Pemetaan difokuskan pada Formasi kanister, gelas ukur, dan peralatan
Muara Enim sebagai formasi pembawa pendukung lainnya.
batubara.
Pengeboran dilakukan untuk HASIL PENYELIDIKAN DAN
mengetahui urutan lapisan secara vertical PEMBAHASAN
dan ketebalan dari tiap lapisan. Target
pengeboran yaitu mencapai kedalaman Data Pengeboran
500 meter dengan metode pengeboran inti Pengeboran MJ01 memiliki total
(full coring). Pada kegiatan pengeboran ini kedalaman 420 meter. Seri rangkaian
dilakukan deskripsi sampel batuan inti bor, batang bor HQ digunakan hingga
pengambilan sampel batubara untuk kedalaman 299 meter, kemudian
pengukuran kandungan dan komposisi dilanjutkan dengan seri rangkaian batang
gas, serta sampel batubara untuk analisis bor NQ hingga kedalaman 420 meter.
di laboratorium. Loging geofisika dilakukan Pengeboran dibantu casing HW hingga
setelah selesai pengeboran. Pengeboran kedalaman 108 meter, dan casing NW
menggunakan mesin bor Atlas Copco seri hingga kedalaman 398,50 meter. Sketsa
Christensen CS10 disertai peralatan rangkaian bor MJ01 disajikan pada
pendukungnya berupa pompa pembilas, Gambar 2. Mata bor dan casing shoe
pompa pengantar, wire line, penginti core menggunakan jenis diamond. Pengeboran
barrel ukuran HQ dan NQ, dan mata bor. menggunakan air sebagai bahan utama
Alat logging menggunakan peralatan dari fluida pengeboran.
Robertson Geologging dan peralatan Kegiatan logging dilakukan satu kali
pendukungnya (Gambar 1). pengukuran pada kedalaman 0 – 299
Pengukuran kandungan dan meter dengan hasil yang tidak berbeda
komposisi gas pada saat di lokasi dengan hasil deksripsi batuan pada batuan
menggunakan mobile laboratory yang inti MJ01.
didalamnya terdapat peralatan pengukuran
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 145
Buku 1: Bidang Energi
146 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 147
Buku 1: Bidang Energi
148 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
gas kromatografi. Total gas yang keluar Sumber Daya Batubara dan Gas
(Qtotal) merupakan penjumlahan dari Sumber daya batubara tambang
kondisi gas saat Q1 + Q2 + Q3. terbuka (0 – 100 meter) dari titik informasi
Terdapat 23 kanister hasil bor MJ01 sebesar 467.937.230 ton,
pengeboran MJ01. Kandungan gas Q1 sedangkan sumber daya batubara dalam /
antara 13,6 ml dan 73,9 ml, kandungan gas deep seated coal (100 – 500 meter)
Q2 antara 12 ml dan 701,5 ml, dan sebesar 1.991.630.762 ton.
kandungan gas Q3 atau gas residu hasil Sumber daya gas metana batubara
penghancuran 0 ml pada semua sampel. dihitung dari lapisan batubara yang
Kandungan gas total dalam batubara hasil mempunyai kedalaman >200 meter, tebal
pengeboran MJ01 antara 12 ml dan 761,20 batubara >1 meter, dan kandungan gas
ml atau 0,23 – 26,88 scf/ton (Tabel 2). >10 scf/ton. Hanya lapisan batubara O atau
Komposisi gas metana rata-rata antara lapisan Mangus yang masuk kriteria
1,90% dan 52,31%. Kandungan gas tersebut pada titik bor MJ01.
metana antara 0,01 scf/ton dan 13,12 Lapisan Mangus dihitung dari
scf/ton (Tabel 3). kedalaman 300 hingga 700 meter. Sumber
Kandungan gas dalam batubara daya batubara untuk gas metana batubara
meningkat dengan semakin dalamnya pada Lapisan Mangus sebesar
lapisan batubara. Komposisi gas metana 358.896.809 ton, sedangkan sumber daya
juga memperlihatkan hasil yang meningkat gas metana batubaranya antara
seiring dengan bertambahnya kedalaman 4.662.069.551 hingga 9.647.146.230 scf.
lapisan batubara.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 149
Buku 1: Bidang Energi
150 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
scf/ton, dengan komposisi gas metana Sumber daya batubara untuk gas
rata-rata antara 1,90 – 52,31%. metana batubara pada Lapisan Mangus
Sumber daya batubara tambang sebesar 358.896.809 ton, sedangkan
terbuka (0 – 100 meter) dari titik bor MJ01 sumber daya gas metana batubaranya
sebesar 467.937.230 ton, sedangkan antara 4.662.069.551 hingga
sumber daya batubara tambang dalam 9.647.146.230 scf.
(100 – 500 meter) sebesar 1.991.630.762
ton.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017, Kecamatan Plakat Tinggi Dalam Angka 2017, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
Gafoer, S., Burhan, G., Purnomo, J., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ilyas, S., Ibrahim, D., Fatimah, 2000, Pengkajian Endapan Batubara Bersistem Dalam
Cekungan Sumatera Selatan Di Daerah Sekayu – Mangunjaya, Direktorat Sumber
daya Mineral, Bandung.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Suhada, D.I., Ramdhani, M.R., Siregar, H.E., 2016, Survei Seismik Batubara Daerah
Mangunjaya, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Tim kajian CRRES, 2007-2011, Pemutakhiran Data Coal Resources and Reserves Evaluation
System, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 151
Buku 1: Bidang Energi
Untung Triono, Wawang Sri Purnomo, Muh. Rizki Ramdhani, dan Ibnu Sina
Bidang Batubara
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi
SARI
Survei tinjau gambut dilakukan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau dengan luas area
sebesar 8.997 km2. Secara geologi daerah penyelidikan termasuk pada Cekungan Barito.
Secara stratigrafi endapan aluvium dan gambut terletak di atas Formasi Dahor. Endapan
gambut di daerah penyelidikan dapat dikategorikan sebagai ombrogenus peat yang terletak
pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai Low Land peat (gambut dataran rendah,
ketinggian 20 m di atas muka air laut ), dengan derajat pembusukan H6-H9 (hemik-saprik) dan
berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
Pengamatan pada 20 titik pemboran menunjukkan ketebalan gambut yang bervariasi
antara 0,5 m sampai 6 m dengan luas sebaran gambut sebesar 146.445,08 ha. Secara
megaskopis gambut di daerah penyelidikan berwarna coklat-hitam, kandungan serat 33%
sampai > 67% dengan derajat pembusukan antara H5–H9 atau pembusukan sedang-tinggi.
Sumber daya gambut berketabalan 2-3 m adalah 149,34 juta ton gambut kering dengan nilai
kalori berkisar antara 2216 kal/gr hingga 5108 kal/gr (adb). Pemanfaatan gambut diharapkan
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif, yaitu sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga uap dan briket gambut.
Kata kunci: Endapan gambut, Pulang Pisau, ombrogenous peat, hemik, saprik
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 153
Buku 1: Bidang Energi
gambut ini akan dikembangkan kemudian 03°15’00” LS. (Gambar 1). Kegiatan
hari. penyelidikan gambut meliputi 4 kecamatan
Wilayah penyelidikan mencakup yaitu Kecamatan Jabiren, Kecamatan
seluruh wilayah Kabupaten Pulang Pisau Kahayan Hilir, Kecamatan Maliku dan
yang terletak pada koordinat 113°30’30” BT Kecamatan Sebangau.
– 114°15’00” BT dan 01°30’00” dan
154 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 155
Buku 1: Bidang Energi
156 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Batuan yang terdapat di daerah gambut pada blok ini dibatasi oleh Sungai
penyelidikan merupakan Alluvium yang Sebangau dan Sungai Kahayan. Blok
terbentuk dekat dan dipinggir sungai Jabiren memiliki potensi yang paling baik
sebagai pelopor perluasan daratan. jika dibandingkan dengan blok yang
Endapan aluvial ini terdiri dari partikel lainnya berdasarkan ketebalan dan
lempung, lanau dan batupasir. Endapan ini lokasinya yang sangat dekat dengan aliran
terbentuk oleh air sungai (pada waktu sungai besar yaitu Sungai Kahayan.
banjir) yang membawa material yang agak Sebagian lapisan gambut ketebalannya
kasar dan diendapkan di pinggir sungai. berkurang akibat adanya drainase dan
Terdapat batupasir berwarna abu-abu peristiwa kebakaran lahan gambut yang
keputihan yang ditemukan di Daerah melanda di daerah Jabiren.
Maliku dan lempung berwarna abu-abu.
Berdasarkan kandungan seratnya, Blok Kahayan Hilir
terdapat dua jenis gambut di daerah Blok ini berada di Timur dari Blok
penyelidikan yaitu gambut saprik (Serat < Jabiren. Sebaran gambut pada blok ini
30 %) dan Hemik (serat 30-60 %). memiliki ketebalan yang bervariasi dari 0,5
m hingga 4,05 m. Berbeda dengan Blok
PEMBAHASAN Jabiren, sebaran gambut pada Blok
Berdasarkan daerah aliran sungai Kahayan Hilir tidak berkembang dengan
dan tanggul sungai yang membentuk baik. Hal ini disebabkan pada daerah
cekungan gambut maka endapan gambut Kahayan Hilir sudah banyak perkebunan
di daerah Survei Tinjau dibagi menjadi 2 sawit. Jenis gambut pada blok ini
Blok yaitu Blok Jabiren-Maliku dan Blok didominasi dengan jenis Gambut Hemik.
Kahayan Hilir. Endapan gambut tidak
ditemukan di sebelah utara lokasi Analisis Laboratorium
penyelidikan. Untuk mengetahui kualitas gambut,
dilakukan analisis laboratorium terhadap
Blok Jabiren - Maliku 18 conto gambut yaitu PP 02, PP 05-PP 13,
Blok ini memiliki sebaran gambut PP 14, PP 15, PP 17-P 22. Conto ini
yang paling luas dan memiliki ketebalan berasal dari titik pengamatan gambut yang
hingga 6 meter. Blok Ini dibatasi oleh memiliki ketebalan minimal 0,5 m (Gambar
sungai Kahayan dan Sungai Sebangau. 3). Adapun analisis yang dilakukan terdiri
Jenis gambut pada blok ini didominasi jenis dari Analisis Kimia gambut (Proksimat dan
Gambut Saprik berwarna cokelat tua Ultimat), analisis abu dan analisis fisika
dengan kandungan serat kurang dari 30 % (Petrografi organik). Dari analisis proksimat
dan derajat pembusukan H5-H8. Sebaran dapat diketahui : Kadar air (M), Karbon
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 157
Buku 1: Bidang Energi
Tertambat (Fix Carbon / FC), Zat Terbang Hilir. Nilai kalori gambut berkisar antara
(Volatile matter / VM), Sulfur Total (S), 3866 dan 4231 cal/gram (adb). Nilai kalori
sedangkan analisis ultimat untuk tertinggi terdapat pada Blok Jabiren-Maliku
mengetahui komposisi unsur-unsur C, H, yaitu 5108 cal/gram dan terendah pada
O, N dan S total. Blok yang sama yakni 2216 cal/gram.
Hasil analisis kimia gambut di Kadar abu, yakni antara 12,36 % sampai
Kabupaten Pulang Pisau (Tabel 1 dan 17,98 %, nilai kandungan abu tertinggi dan
Tabel 2), menunjukan bahwa pada terendah terdapat pada Blok Jabiren-
umumnya gambut di daerah survei tinjau Maliku. Kandungan Karbon tertambat
tidak memperlihatkan perbedaan yang kedua Blok tersebut tidak berbeda jauh
mencolok terutama pada kandungan yaitu 27,21 % pada blok Jabiren-Maliku
Moisture yaitu 11,46 % pada Blok Jabiren- dan 24,76 % pada blok Kahayan Hilir.
Maliku dan 11,71 % pada Blok Kahayan
158 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 159
Buku 1: Bidang Energi
BLOK JABIREN-MALIKU
PARAMETER KISARAN
REFLEKTAN VITRINIT 0.14-0.2
KOMPOSISI MASERAL
VITRINIT 30.8-64
INERTINIT 0.2-27.8
LIPTINIT 0.2-1.2
KOMPOSISI MINERAL
CLAY 15.2-63
OKSIDA BESI 0.2-7.6
PIRIT 0.6-34.8
BLOK KAHAYAN HILIR
ANALISIS PETROGRAFI
PARAMETER KISARAN
REFLEKTAN VITRINIT 0.17-0.18
KOMPOSISI MASERAL
VITRINIT 41.4-59.6
INERTINIT 1-14.2
LIPTINIT
KOMPOSISI MINERAL
CLAY 22.4-52
OKSIDA BESI 0.6
PIRIT 3.2-5.6
160 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 161
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat Swamps Of Serawak
And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18, 1964.
Widjaya T, (2008) : Inventarisasi dan Eksplorasi Gambut daerah Tumbang Nusa dan
Sekitarnya, Kab.Pulang Pisau Kalimantan.Laporan Penyelidikan., PSDG, Bandung.
Sieffermann, G., Triutomo, S., Sadelman, M.T., Kristijono, A. and Parhadimulyo, S.A.,
1987:The peat genesis in the lowlands of Central Kalimantan province, The respective
influence of podzolisation and bad drainage, the two main processes of peat genesis
in Kalimantan, International Peat Congress, Yogyakarta, ORSTOM, Yogyakarta: 17 pp
R Heryanto., Sanyoto P. (1994), Peta Geologi Lembar Amuntai.P3G Bandung
Satyana, A.H., Imanhardjo, D.N., and Surantoko,. (1999). Tectonic Controls on the
Hydrocarbon Habitats of the Barito, Kutei and Tarakan Basin, Eastern Kalimantan
Indonesia, major dissimilarities in adjoining basins. Journal of Asian Earth Sciences 17,
hal. 99-122.
Pertamina BPPKA, (1997).Petroleum Geology of Indonesia Basin,priciples, methods &
application.Vol X : Barito Basin.
Oldeman R., Batjes N., Van Engelen.(1975).Development of global databases for environment
research.Transactions 15th World Congress of Soil Science Mexico, Vol.6a, 40-5
162 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Pemutakhiran data dan neraca sumber daya energi mengakomodir perubahan dan
atau penambahan data yang terjadi setiap tahun, meliputi komoditas batubara, gas metana
batubara (GMB) dan gambut. Pada tahun 2017, sumber daya batubara Indonesia (0-100m)
tecatat sebesar 125,18 milyar ton dengan cadangan batubara sebesar 24,23 milyar ton dan
sumber daya batubara untuk tambang dalam (kedalaman lebih dari 100m) sebesar 43,08
milyar ton. Sumber daya gambut hasil penyelidikan Badan Geologi sebesar 10,32 milyar ton.
Sumber daya prospektif GMB Indonesia yang tercatat hingga tahun 2017 adalah
sebesar 72,4876 Tcf. Hingga tahun 2017 belum terdapat WK GMB Indonesia yang telah
mencapai tahap produksi.
Kata kunci: Sumber daya, cadangan, energi, batubara, gambut, gas metana batubara.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 163
Buku 1: Bidang Energi
164 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 1. Sumber Daya dan Cadangan Batubara Per Provinsi Tahun 2017
Sumberdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)
No. Pulau Provinsi
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total Terkira Terbukti Total
1 Banten 5,47 38,98 23,59 24,47 92,51 0,00 0,00 0,00
2 JAWA Jawa Tengah 0,00 0,82 0,00 0,00 0,82 0,00 0,00 0,00
3 Jawa Timur 0,00 0,08 0,00 0,00 0,08 0,00 0,00 0,00
4 Aceh 0,00 98,22 149,81 572,53 820,56 95,30 321,38 416,68
5 Sumatera Utara 0,00 7,00 1,84 5,78 14,62 0,00 0,00 0,00
6 Riau 3,86 298,62 808,85 668,78 1.780,11 73,66 447,41 521,07
7 Sumatera Barat 1,19 329,15 77,08 148,38 555,80 6,54 60,24 66,78
SUMATERA
8 Jambi 138,75 1212,14 973,97 1051,04 3.375,90 626,47 417,92 1.044,39
9 Bengkulu 0,00 84,16 73,70 43,08 200,95 7,59 62,36 69,95
10 Sumatera Selatan 3.322,74 11.612,68 11.915,85 12.328,29 39.179,56 4.898,15 2.880,34 7.778,50
11 Lampung 0,00 30,00 8,21 3,53 41,74 11,74 0,00 11,74
12 Kalimantan Barat 2,26 375,69 6,85 3,70 388,50 0,00 0,00 0,00
13 Kalimantan Tengah 22,54 11396,47 3940,54 2858,59 18.218,14 882,60 1110,90 1993,51
14 KALIMANTAN Kalimantan Selatan 0,00 6.094,63 5.544,47 5.569,54 17.208,63 1.902,99 2.094,07 3997,06
15 Kalimantan Timur 868,92 11058,61 13370,59 15490,61 40.788,73 2669,64 4695,91 7365,55
16 Kalimantan Utara 25,79 829,46 547,08 904,58 2.306,91 517,06 457,67 974,73
17 Sulawesi Barat 8,13 15,13 0,78 0,16 24,20 0,00 0,00 0,00
18 Sulawesi Selatan 10,66 13,90 7,63 0,44 32,63 0,00 0,00 0,00
SULAWESI
19 Sulawesi Tenggara 0,64 0,00 0,00 0,00 0,64 0,00 0,00 0,00
20 Sulawesi Tengah 0,52 1,98 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00
21 MALUKU Maluku Utara 8,22 0,00 0,00 0,00 8,22 0,00 0,00 0,00
22 Papua Barat 93,66 32,82 0,00 0,00 126,48 0,00 0,00 0,00
PAPUA
23 Papua 7,20 2,16 0,00 0,00 9,36 0,00 0,00 0,00
TOTAL INDONESIA 4.520,55 43.532,70 37.450,84 39.673,51 125.177,59 11.691,75 12.548,21 24.239,96
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 165
Buku 1: Bidang Energi
166 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Penurunan sumber daya GMB tidak tertutup oleh harga jual batubara dan
pada tahun 2017 sebagian besar adanya penerapan database untuk neraca
dikarenakan pembaruan tabulasi yang sumberdaya dan cadangan batubara tahun
dilakukan oleh SKK Migas terhadap WK 2017 mengacu pada IUP Clean and Clear
GMB, walaupun terdapat perhitungan dan IUP yang terdapat pada Sistem
ulang sumber daya menjadi lebih besar Informasi Geografis (SIG).
terhadap lokasi – lokasi penyelidikan Sumber daya batubara untuk
PSDMBP pada tahun ini. tambang dalam sebesar 43,08 milyar ton.
Pada saat ini batubara tambang dalam
KESIMPULAN belum dimanfaatkan, kedepannya
Sumber daya batubara Indonesia batubara ini diharapkan dapat
terdiri dari sumber daya hipotetik 4,52 dimanfaatkan untuk gas metana batubara,
Milyar ton, sumber daya tereka 43,53 undeground coal gasification, dan tambang
Milyar ton, sumber daya terunjuk 37,450 dalam.
Milyar ton, sumber daya batubara terukur Sumber daya gambut Indonesia
39,67 Miyar ton. Cadangan batubara tahun 2017 adalah sebesar 10,33 Milyar
Indonesia (0-100 m) terdiri dari cadangan ton. Hingga saat ini pemanfaatan gambut
terkira sebesar 11,69 milyar ton dan untuk energi di Indonesia belum
cadangan terbukti sebesar 12,55 milyar terealisasikan. Masih diperlukan berbagai
ton. studi dan regulasi untuk dapat
Penurunan jumlah sumber daya memanfaatkan gambut sebagai energi di
dan cadangan batubara dari tahun lalu Indonesia.
diperkirakan sebagai akibat dari Sumber daya prospektif GMB
berkurangnya kegiatan eksplorasi untuk Indonesia tahun 2017 adalah sebesar
menemukan sumber daya baru karena 72,4876 Tcf. Hingga tahun 2017 belum
harga batubara masih lemah. Hal ini terdapat WK GMB Indonesia yang telah
mengakibatkan biaya eksplorasi menjadi mencapai tahap produksi
.Tabel 3. Sumber daya GMB Status 2017.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 167
168
Tabel 4. Sumber Daya GMB Hasil Penyelidikan Badan Geologi.
Air Dingin (2009) High Volatile Bituminus 1.75 - 13.56 369.75 - 500 1 20.804.407 197,03 197,03 457.25 5.023.911.902 7.073.640.271 8.985.723.639
Ombilin
Bukit Sibantar (2011) High Volatile Bituminus 0.4 - 4.2 166 - 405 5 26.528.549 3,15 55,33 107,5 314.201.709 1.602.830.632 1.848.090.939
Total Ombilin 10.833.814.578
Berau Tanjung Redep (2013) Sub-Bituminus - High Volatile Bituminus 1 - 9.6 305.6 - 494.35 55 353.375.915 0,43 11,27 22,11 1.381.018.377 2.050.348.689 2.957.836.398
Total Kutai 2.957.836.398
Jangkang (2010) Lignit - Sub-Bituminus 1 - 2.58 192.9 - 700 4 18,616,000 6.8 - 12.8 - - 207.084.800
Balangan (2012) Sub-Bituminus 16,7 203.3 - 500 1 31.237.434 13.98 44.04 72.21 436.699.320 1,375,783,342 2.255.655.073
Paser (2014) Sub-Bituminus - High Volatile Bituminus 0.3 - 1.28 0 - 700 54 275.184.317 2,28 42,60 82,92 - - 15.007.955.791
Barito
Upau (2015) Sub-Bituminus 1.11 - 37.25 12.3 - 470.45 4 2.374.204.950 6,85 29,95 53,04 - - 47.170.560.996
Tamiang Layang (2015) High Volatile Bituminus 2,72 190 - 700 8 29,927,938 24.82 36.56 48.6 742.811.429 1.094.225.281 1.454.497.802
Ampah (2016) Lignit 1 - 1.5 0 - 700 90 396.365.349 0,34 3,54 6,74 156.612.075 554.113.412 1.008.277.484
Total Barito 67.104.031.946
TOTAL 150.772.757.357
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pemutakhiran data dan neraca Sumber daya energi. 2017. Laporan Pemutakhiran data
dan neraca Sumber daya energi. Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas
Bumi. Bandung.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 169
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 menyatakan bahwa Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara diperoleh dengan cara lelang. Wilayah
yang akan dilelang sebelumya telah dipersiapkan dengan melalui proses evaluasi teknis.
Dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan
Mineral dan Batubara pada Pasal 12 dinyatakan bahwa evaluasi teknis kandidat WIUP
dilakukan oleh Tim Penyiapan WIUP yang beranggotakan salah satunya adalah Badan
Geologi. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) (mewakili Badan
Geologi) telah melakukan evaluasi di bidang sumberdaya batubara dan memberikan
pertimbangan rekomendasi teknis baik itu untuk WIUP batubara maupun Wilayah Kerja (WK)
GMB. Terdapat 10 wilayah prospek batubara yang direkomendasikan kepada Ditjen Minerba
dan satu rekomendasi wilayah prospek GMB kepada Ditjen Migas.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 171
Buku 1: Bidang Energi
dan Sumber Daya Mineral (SekJen dan WK GMB. Sedangkan tujuan dari
KESDM), instansi terkait dan Pemerintah pelaksanaan kegiatan ini yaitu tersedianya
Daerah. usulan wilayah-wilayah prospek batubara
Pusat Sumber Daya Mineral dan GMB berdasarkan pengolahan data
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) sekunder.
sebagai salah satu anggota dari Tim
Penyiapan WIUP (mewakili Badan METODOLOGI
Geologi), pada tahun anggaran 2017 ini Metode yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan Penyiapan Data pelaksanaan kegiatan tim ini adalah
dan Informasi Sumber Daya Geologi untuk dengan melakukan evaluasi terhadap data
Pengusulan Wilayah Keprospekan sekunder. Sumber data yang digunakan
Batubara dan Gas Metana Batubara (GMB) berasal dari hasil penyelidikan PSDMB,
untuk mendukung pelaksanaan Penetapan hasil penyelidikan Pemerintah Daerah,
WIUP sesuai dengan PerMen ESDM No. ataupun hasil penyelidikan perusahaan
12 tahun 2011. Hal ini berkaitan juga batubara. Tahapan yang dilakukan pada
dengan tugas dan fungsi PSDMBP kegiatan ini dimulai dari inventarisasi data,
diantaranya yaitu melakukan evaluasi di evaluasi data dan kemudian menetapkan
bidang sumberdaya batubara dan rekomendasi wilayah prospek.
memberikan pertimbangan rekomendasi
teknis baik itu untuk WIUP batubara HASIL KEGIATAN
maupun Wilayah Kerja (WK) GMB sesuai Terdapat 10 wilayah yang dianggap
dengan Peraturan Menteri Energi Sumber memiliki potensi untuk direkomendasikan
Daya Mineral No. 13 tahun 2016 tentang sebagai WIUP batubara dan satu
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian rekomendasi wilayah prospek GMB.
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rekomendasi WIUP Batubara
Maksud dan Tujuan Blok Penyandingan
Maksud kegiatan penyelidikan Usulan WIUP Batubara Blok
adalah menginventarisasi data yang Penyandingan terletak di Desa
berkaitan dengan prospek keterdapatan Penyandingan, Kecamatan Sosoh Buay
batubara dan GMB di Indonesia, Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
melakukan evaluasi dan delineasi daerah Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1).
prospek batubara dan GMB, Luas daerah Blok Penyandingan sekitar
merekomendasikan usulan wilayah 12,92 km2 atau 1292 ha. Formasi pembawa
prospek batubara yang telah dievaluasi batubara di Blok Penyandingan yaitu
untuk diusulkan menjadi WIUP batubara Formasi Airbenakat, Formasi Muara Enim
172 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
dan Formasi Kasai. Terdapat tiga lapisan (adb). Jumlah sumberdaya hipotetik
batubara utama dengan ketebalan batubara sampai dengan kedalaman 100 m
batubara bervariasi antara 0,50 m sampai adalah 19.870.740 Ton.
1 m dengan nilai kalori (Calorific Value)
berkisar antara 4.174 kal/gr s.d 5.125 kal/gr Blok Kungkilan
(adb). Jumlah sumberdaya hipotetik Usulan WIUP Batubara Blok
batubara sampai dengan kedalaman 100 m Kungkilan terletak di Desa Kungkilan,
adalah 6.616.400 Ton. Kecamatan Sosoh Buay Rayap,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi
Blok Batuputih Sumatera Selatan (Gambar 3). Luas
Usulan WIUP Batubara Blok Batu Daerah Blok Kungkilan sekitar 13,73 Km2
Putih, terletak di Desa Batu Putih, atau 1373 ha. Potensi batubara Blok
Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kungkilan terdapat pada Formasi
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Airbenakat dan Formasi Muara Enim.
Sumatera Selatan (Gambar 2). Luas Terdapat tiga lapisan batubara utama
daerah Blok Batu Putih sekitar 23,59 Km2 dengan ketebalan batubara bervariasi
atau 2359 ha. Potensi batubara Blok Batu antara 0,5 m sampai 1,1 m dengan nilai
Putih terdapat pada Formasi Airbenakat kalori (Calorific Value) berkisar antara
dan Formasi Muara Enim. Terdapat tiga 3.895 kal/gr s.d 5.294 kal/gr. Jumlah
lapisan batubara utama dengan ketebalan sumberdaya hipotetik batubara sampai
batubara bervariasi antara 1,7 m s.d 2,1 m dengan kedalaman 100 m adalah
dengan nilai kalori (Calorific Value) berkisar 5.270.463 Ton.
antara 5.102 kal/gr sampai 5.585 kal/gr
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 173
Buku 1: Bidang Energi
174 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 175
Buku 1: Bidang Energi
176 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
dari 1,1 m hingga 4 m. Lapisan batubara Lapisan Anggota M3, 2 Lapisan Anggota
yang ditemukan merupakan Anggota M3, M2 dan 2 Lapisan Anggota M1
M2 dan M1 dari Formasi Muara Enim. Pada berketebalan antara 1 m dan 24 m dengan
Anggota M3, nilai kalori berkisar antara nilai kalori 5120 – 5610 kal/gr (adb). Total
6516 – 6590 cal/gr (daf), sedangkan pada sumberdaya batubara pada wilayah
Anggota M2 memiliki nilai kalori berkisar prospek Blok Rawas adalah sebesar
6526 – 6743 cal/gr (daf). Lapisan batubara 174.058.631 ton.
pada Anggota M1 tidak dilakukan analisis
Blok Batanghari Leko
laboratorium. Total sumberdaya batubara
Wilayah prospek Batanghari Leko
pada wilayah prospek Blok Tanjung Dalam
terletak di Kecamatan Babattoman,
adalah sebesar 15.923.325 ton.
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Blok Rawas Sumatera Selatan dengan luas 19.954 Ha
Secara administratif, usulan WIUP (Gambar 9). Batubara terdapat pada
Batubara Blok Rawas terletak di Formasi Muara Enim yang diendapkan
Kecamatan Nibung, Rawas Ilir, dan pada lingkungan laut dangkal hingga darat.
Babattoman, Kabupaten Musi Banyuasin Data terdahulu menunjukkan terdapatnya 5
dan Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Lapisan Batubara dari Anggota M3,
Selatan dengan luas 17.779 Ha (Gambar Anggota M2 dan Anggota M1 berketebalan
8). Batubara terdapat pada Formasi Muara 1 – 12,30 meter dengan nilai kalori 5255 –
Enim yang diendapkan pada lingkungan 6035 kal/gr (adb). Total sumberdaya
laut dangkal hingga darat. Berdasarkan batubara pada wilayah prospek Blok
data terdahulu, pada Blok Rawas terdapat Batanghari Leko adalah sebesar
9 Lapisan Batubara yang terdiri dari 5 65.232.179 ton.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 177
Buku 1: Bidang Energi
178 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 179
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Amarullah, D., dkk., 1999. Pengkajian Batubara Bersistem di Daerah Sungai Lilin, Kabupaten
Musibanyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.
Barber, A.J., at. all. 2005. Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution. Geological
Society, London, Memoirs, 31. Gelogical Society, London
Badan Geologi, 2009, Peta Cekungan Sedimen Indonesia, Badan Geologi, Bandung.
Cahyono, E., B., dkk. 2001. Survei Tinjau Batubara Daerah Kotanegara, Kabupaten Oku,
Propinsi Sumatera Selatan, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Calvert, S.J. dan Hall, R., 2003, The Cenozoic Geology of the Lariang and Karama Regions,
Western Sulawesi: New Insight Into The Evolution of the Makassar Straits Region,
Proceedings 29th Annual Convention and Exhibition, Indonesian Petroleum
Association, Jakarta.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Jakarta.
de Coster, G.L. 1974. The Geology of The Central and South Sumatera Basin, Proceeding.
3rd Annual Convention IPA, Juni 1974, Jakarta.
Eubank, R.T., Makki, A. C., 1981, Structural geology of the Central Sumatera back-arc basin,
Proceedings Indonesian Petroleum Association, 10th Annual Convention.
Flores, R.M., 2014. Coal and coalbed gas; Fueling The Future. Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-396972-9.01001-6.
Gafoer, S., Amin, T.C., dan Pardede, R., 1993. Peta Geologi Lembar Baturaja, Sumatera,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
180 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gafoer, S., Burhan, G,. Dan Purnomo, J., 1995. Peta Geologi Lembar Palembang, Sumatera
Selatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heidrick, T.L. and Aulia, K, 1993. A structural and tectonic model of the coastal plains block,
Central Sumatera Basin, Indonesia. Chevron Petroleum Technology Company
Technical Memorandum, 31p.
Hidayat, R., Kusnadi, D., Pinandita, M.A., dan Setiawan, W., 2016, Prospeksi batubara daerah
Pangkalan Lesung dan sekitarnya, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung, tidak dipublikasikan.
Hidayat, R., Kusnadi, D. dan Dwitama, E.P., 2017, Eksplorasi Umum Batubara di Daerah
Bonehau, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya Mineral
Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Ibrahim, M.A. dan Ramdhani, M.R., 2015, Laporan Penyelidikan Batubara Daerah Bonehau
dan sekitarnya, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Kementerian Kehutanan, 2009, Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2009 tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan, Kementerian
Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Moore, T.A., 2012. Coalbed methane: A review. Int. J. Coal Geol., 101, 36–81.
https://doi.org/10.1016/j.coal.2012.05.011.
O’Keefe, J.M.K., Bechtel, A., Christanis, K., Dai, S., DiMichele, W. a., Eble, C.F., Esterle, J.S.,
Mastalerz, M., Raymond, A.L., Valentim, B. V., Wagner, N.J., Ward, C.R., Hower, J.C.,
2013, On the fundamental difference between coal rank and coal type. Int. J. Coal
Geol., 118, 58–87. https://doi.org/10.1016/j.coal.2013.08.007.
Patra Nusa Data. 2006. Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Peraturan Menteri ESDM no. 35 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran
Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 13 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
PT. Nusantara Termal Coal., Laporan Revisi Studi Kelayakan Batubara PT. Nusantara Termal
Coal., 2013
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 181
Buku 1: Bidang Energi
Purnomo, W.S., Fatimah, Oktaviani P., Ulfa M., dan Rukhimat, S., 2017. Prospeksi Batubara
Daerah Padangbindu dan Sekitarnya, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi
Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Ratman, N. dan Atmawinata, S., 1993, Peta Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Rosidi, H.M.D., Tjokrosapoetro,S., Pendowo. B., Gafoer. S., dan Suharsono., 1996. Peta
Geologi Lembar Painan dan Bagian Timur Muarasiberut, Sumatera, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Sumaatmadja, dkk., 2001. Laporan Pengkajian Batubara Bersistem dalam Cekungan
Sumatera Selatan di Daerah Nibung dan sekitarnya Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin dan Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan.
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Tobing, R.L., Priyono., Triono, U., dan Setiawan, W., 2016, Laporan Prospeksi Bitumen Padat
Daerah Dusun Panjang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Wibowo, R.A., 1995, Pemodelan Termal Sub-Cekungan Aman Utara Sumatera Tengah,
Bidang Studi Ilmu Kebumian – Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung,
tidak dipublikasikan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_produksi diunduh pada November 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Permenhut_Nomor_50_tahun_2009 diunduh pada November
2017
Satyana, A., 2014, Sulawesi: Pulau Terbalik?, http://smiagiung.blogspot.com/2014/09/
sulawesi-pulau-terbalik.html, diunduh pada Januari 2015.
182 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif daerah survei Sekko dan Rampi berada di wilayah Kabupaten
Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Manifestasi panas bumi yang terbentuk berupa air
panas dengan temperatur mencapai 60 °C dan juga dijumpai batuan ubahan sebagai
indikasi terbentuknya sistem panas bumi. Daerah survei secara tatanan geologi terletak
pada segmen sesar Palu Koro yang memanjang dari daerah Palu hingga Teluk Bone.
Sistem panas bumi yang terbentuk di daerah Sekko diperkirakan berhubungan
dengan sistem non vulkanik. Geologi di sekitarnya tersusun oleh batuan vulkanik tua
andesit-basal dan tubuh granit, yang ditindih oleh batuan sedimen pengisi depresi dengan
jenis batupasir dan batulempung. Munculnya manifestasi diduga berasal dari pemanasan
dari aktifitas panas sisa tubuh granit yang memanaskan air meteorik yang terperangkap di
permukaan. Sesuai plotting diagram segitiga Na-K-Mg menunjukkan bahwa air hangat
Sekko berada di tepian peripheral water sebagai ciri air permukaan dengan tipe bikarbonat.
Sedangkan airpanas Rampi dengan tipe sulfat diduga berhubungan dengan aktivitas fluida
magmatik dari reservoir.
Dari hasil perhitungan, daerah panas bumi Sekko mempunyai nilai geotermometer
90°C termasuk dalam entalpi rendah dengan luas < 1 km2 dengan rapat daya sebesar 5
MWe. Daerah Rampi dengan nilai geotermometer 140°C yang termasuk dalam entalpi
menengah dengan luas < 2 km2 dengan rapat daya sebesar 20 MWe, kedua lokasi termasuk
dalam potensi sumber daya spekulatif.
Kata kunci: Panas bumi, Survei, Sekko Rampi, granit kambuno, nonvulkanik
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 183
Buku 1: Bidang Energi
184 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 185
Buku 1: Bidang Energi
oleh batupasir kasar berwarna kecoklatan. terpilah baik, poros dan non karbonatan.
Granit berwarna putih kehitaman, faneritik, Ditindih konglomerat berwarna kecoklatan
keras dan tersusun oleh mineral fesdspar dengan komponen kuarsit, granit dan
dan kuarsa. Silika membentuk seperti basal, ukuran kerikil hingga kerakal,
kuarsit dengan ukuran kerakal. membundar tanggung.
Satuan Granit, berwarna abu putih Satuan ini diduga sebagai hasil
kehitaman, faneritik lapuk di bagian luar erosi dari satuan yang lebih tua,
sehingga membentuk struktur mengulit berdasarkan data lapangan menunjukan
bawang, menunjukan pelapukan cukup umur yang masih relatif muda, Kuarter
intensif di sekitar lokasi penyelidikan. Akhir.
Satuan ini telah terdeformasi, terkekarkan Struktur geologi yang tampak dari
(shear joint). Kesebandingan regional data di lapangan berupa zona kekar dan
satuan granit ini disebandingkan dengan dari analisis landsat menunjukan pola
Formasi Terobosan yang berumur Miosen kelurusan berarah barat laut – tenggara
– Pliosen. yang diduga sesar yang mengontrol
Satuan Batupasir dengan jenis munculnya manifestasi air hangat Sekko,
batupasir kasar, selang seling dengan data tersebut didukung oleh ditemukannya
batupasir halus. Warna abu abu zona kekar di sekitar manifestasi Sekko.
kecoklatan, tebal mencapai 5 m. batupasir
kasar, terpilah buruk, kemas terbuka, Manifestasi Panas Bumi
permeabilitas baik, porositas buruk, Manifestasi berupa mata air hangat
teroksidasi kemerahan dan terdapat di Desa Padang Balua. membentuk kolam
struktur cross laminasi dan parallel 1x1,5 meter. Temperatur air terukur
laminasi. Batupasir halus terpilah baik sebesar 40oC pada temperatur udara 25,6
dengan sorting baik, permeabilitas baik, o
C, debit 1 liter/detik, pH 7,84, dan daya
porositas buruk, non karbonatan, hantar listrik 240 µS/cm. Air hangat
diendapkan di lingkungan darat, dan memiliki karakteristik fisik air yang jernih,
berumur Kuarter. tidak berasa, dan tidak berbau.
Satuan Batulempung, ditemukan di Perhitungan di atas nilai kehilangan panas
bagian pedataran dan ditindih oleh tidak besar, hanya 60 kW thermal.
konglomerat alas yang masih loose.
Singkapan berwarna abu abu muda,
186 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 187
Buku 1: Bidang Energi
a b
c d
188 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
atas nilai anomali hanya berada di lokasi konsentrasi tertinggi 1,24%. Variasi CO2
SK-3 yaitu sebesar 73 ppb. udara tanah memberikan nilai background
Konsentrasi CO2 (Gambar 6) 0,7%, nilai threshold 0,95 %, dan nilai
dalam udara tanah tidak banyak bervariasi rata-rata 0,46%.
dan konsentrasinya sangat rendah,
yaitu dari terendah 0,16% sampai dengan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 189
Buku 1: Bidang Energi
190 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
belum terisi oleh mineral kuarsa atau buruk dengan kemas terbuka, tersusun
kalsit. Satuan ini disebandingkan dengan oleh komponen kuarsit, lava andesit
produk gunungapi Formasi Tineba yang dengan bentuk membundar hingga
terbentuk di laut dengan ketebalan ± 500 membundar tanggung. Ukuran mencapai
m berumur Oligosen – Miosen. kerakal hingga bolder non karbonatan dan
Satuan Tuf silisifikasi, Berwarna berupa batupasir kecoklatan. Satuan ini
putih kekuningan, keras, dan telah disebandingkan dengan konglomerat pada
mengalami deformasi berupa kekar yang Formasi Bone – Bone yang berumur
terisi oleh mineral silika. Ukuran butir Miosen Akhir hingga Pliosen.
halus, permeabilitas buruk dikarenakan Struktur geologi tampak jelas dari
telah tersilisifikasi, terdapat mineralisasi analisis topografi dan landsat maupun
berupa pirit, kalkoprit dan mineral alterasi. SRTM bahwa daerah ini berada di
Satuan ini disebandingkan dengan segmen sesar Palu Koro yang berarah
Formasi Tuff Rampi yang berumur baratlaut – tenggara dan sesar itu pula
Miosen. yang kemungkinan memfasilitasi muncul-
nya air panas Rampi.
Satuan Batulempung
Batulempung ini menindih lava Manifestasi Panas Bumi
basal dan ditindih oleh batupasir putih Pemunculan manifestasi berupa
kemerahan. Diduga satuan ini temasuk mata air panas dan rembesan air panas
kedalam Formasi Bone Bone yang dengan temperatur berkisar antara 50 oC
berumur Miosen – Pliosen. sampai 61 oC dan batuan alterasi. Mata air
Satuan Batupasir, Berwarna coklat panas Rampi-1, temperatur 61 oC pada
kemerahan hingga keputihan, permeable, temperatur udara 28,7 o
C, debit 0,5
tidak nampak perlapisan yang jelas, liter/detik, pH 8,89 dan daya hantar listrik
ukuran butir sedang sampai kasar, terpilah 634 µS/cm. Air panasnya sangat jernih,
baik, non-karbonatan, diendapkan selaras tidak berasa, dan sedikit berbau belerang.
dengan satuan batulempung, membentuk Mata air panas mengeluarkan bualan uap
perbukitan bergelom-bang. Diduga satuan air bertekanan rendah dan tidak menerus.
ini termasuk dalam Formasi Bone Bone Air panas Rampi-2 60 oC pada temperatur
yang berumur Miosen – Pliosen. udara 28,6 oC, debit 1 liter/detik, pH 8,64
Satuan Konglomerat, Satuan ini dan daya hantar listriknya sebesar 636
tersebar di bagian timur daerah µS/cm. Air panasnya sangat jernih, tidak
penyelidikan. Singkapan berupa berasa, dan sedikit berbau belerang,
konglomerat berwarna kelabu kecoklatan, mengeluarkan banyak bualan uap air yang
kurang padat hingga kompak, terpilah
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 191
Buku 1: Bidang Energi
tidak menerus dengan tekanan yang sampel air panas Rampi mendekati pojok
sangat rendah. Li, sementara air dinginnya berada pada
Batuan ubahan yang terbentuk di garis Cl/B. Kondisi tersebut sangat
daerah Rampi sebagai indikasi dipengaruhi oleh kehadiran unsur Li
terbentuknya sistem panas bumi disana sebagai indikasi bahwa adanya proses
ditunjukan oleh munculnya beberapa interaksi antara batuan magmatik dengan
mineral lempung pada batuan dengan fluida panas di kedalaman. Fluida panas
jenis illite, kaolinite, yang terbentuk pada bumi hasil proses interaksi antara batuan
pH asam dengan temperatur < 200 °C magmatik dengan fluida panas di
serta smektite, klorit dan silika yang kedalaman biasanya terwakili oleh
terbentuk pada pengeruh pH fluida netral kehadiran unsur Li secara bersamaan
dengan temperature pembentukan < 150 akan membawa gas magmatik seperti HCl
°C. dan H2S terlarut.
Berdasarkan perhitungan Sesuai diagram segitiga Na-K-Mg
kehilangan panas pada kedua manifestai (gambar 4c) pada air panas Rampi berada
diperoleh nilai 195 kW. pada zona kesetimbangan sebagian
(partial equilibrium) dan batas antara zona
GEOKIMIA kesetimbangan sebagian dengan zona
Analisis Air immature waters. Hal ini menunjukkan
Diagram Segi Tiga Cl-SO4-HCO3 bahwa setidaknya air panas Rampi
(gambar 4a) pada air panas Rampi mengalami proses kesetimbangan
terletak di daerah antara sulfat (SO4) sebagian unsur-unsur penyusun
dengan bikarbonat (HCO3). Air panas batuannya dengan unsur-unsur dalam
bertipe sulfat umumnya berhubungan fluida panas yang terjadi ketika
dengan fluida panas dari sistem gunung berlangsungnya interaksi diantara
api (volcanic waters). Air panas Rampi keduanya. Sementara air dingin Rampi
diperkirakan sebagai air panas yang berada tepat di bagian pojok Mg
berasal dari reservoir panas bumi yang (immature waters), sebagai indikasi bahwa
bersifat netral, namun seiring dengan air dinginnya tidak mengalami interaksi
perjalanan-nya fluida panas tersebut dari atau proses kesetimbangan dengan
reservoir menuju ke permukaan, fluida batuan.
panasnya berinteraksi dengan batuan, Grafik hubungan antara isotop
tanah, atau lapisan air permukaan. oksigen-18 (δ O) terhadap deuterium
18
Hasil plotting diagram segitiga Cl- (δ2H) (Gambar 4d) dengan persamaan air
Li-B (Gambar 4b) dengan perbandingan meteorik lokal (meteoric water line) δD =
konsentrasi Cl, Li, dan B terlihat kedua 8δ18O + 14 memperlihatkan posisi air
192 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
panas Rampi sedikit berada di sebelah konsentrasi Hg terendah pada 2,3 ppb dan
kanannya garis persamaan air meteorik tertinggi pada 108,2 ppb. Variasi Hg tanah
lokal, artinya air panas tersebut memberikan nilai background 37,8 ppb,
mengalami pengkayaan oksigen-18 dari nilai threshold 58,2 ppb, dan nilai rata-rata
air asalnya, yaitu air dingin Rampi. 17,3 ppb. Konsentrasi Hg tertinggi dan
Sampel air panas Rampi lebih besar dari nilai ambang atau anomali
merupakan air panas yang berasal dari Hg tinggi hanya berada di lokasi RP-1
reservoir panas bumi yang bersifat netral yaitu sebesar 108,2 ppb.
dan telah mengalami kesetimbangan Variasi konsentrasi CO2 (Gambar
sebagian (partial equilibrium), sehingga 9) dalam udara tanah dari terendah 0,15%
perkiraan temperatur fluida panas bawah sampai dengan konsentrasi tertinggi
permukaan pada sistem panas bumi 12,8%. Variasi CO2 udara tanah
Rampi dapat dilakukan dengan memberikan nilai background 6,4%, nilai
pendekatan geotermometer Na-K-Mg. threshold 10,3 %, dan nilai rata-rata 2,6%.
Berdasarkan hasil perhitungan Peta distribusi nilai CO2 udara tanah
geotermometer Na-K-Mg tersebut memperlihatkan anomali tinggi lebih besar
diperoleh bahwa temperatur reservoir dari 10,3% hanya setempat di lokasi RP-
panas buminya sebesar 140 oC. 22 saja,yaitu sebesar 12,8%. Hadirnya
Konsentrasi Hg tanah Rampi nilai anomali CO2 tinggi pada lokasi
(Gambar 8) umumnya sangat rendah tersebut tidak memperlihatkan korelasinya
setelah dikoreksi oleh nilai konsentrasi dengan kehadiran manifestasi panas bumi
H2O-, namun di beberapa titik di permukaan.
menunjukkan nilai yang tinggi. Variasi nilai
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 193
Buku 1: Bidang Energi
194 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 195
Buku 1: Bidang Energi
196 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 197
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Giggenbach, Werner F, and Rodrigo Corrales Soto, 1992, "Isotopic and Chemical
Composition of Water and Steam Discharges from Volcanic-Magmatic-Hydrothermal
Systems of the Guanacaste Geothermal Province, Costa Rica." Applied
Geochemistry 7, 309-32.
Lawless, J., 1995.Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short Course.Unocal
Ltd. Jakarta
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Ratman, N. dan S. Atmawinata, 1993, Peta Geologi Regional Lembar Mamuju, Sulawesi,
Publikasi P3G, Bandung.
Simandjuntak, T.O, E. Rusmana, Surono, dan J.B Supandjono, 1991, Peta Geologi Regional
Lembar Malili, Sulawesi, Publikasi P3G, Bandung
Simandjuntak, T.O, Surono, dan J.B Supandjono, 1997, Peta Geologi Regional Lembar
Poso, Sulawesi, Publikasi P3G, Bandung.
Wohletz, K.H., dan Heiken, G., 1992. Tephra Stratigraphy: Geometry and Depth of Reservoir
Rocks, Volcanology and Geothermal Energy University of California Press.
198 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Kabupaten Pidie memiliki 2 (dua) lokasi potensi panas bumi, yaitu daerah Alue
Calong dan Pulo Seunong yang secara administratif terletak di Kecamatan Tangse,
Kabupaten Pidie. Potensi panas bumi daerah tersebut dicirikan dengan keberadaan
manifestasi berupa air panas bertemperatur 48-83°C. Daerah survei berada pada segmen
sesar besar sumatera dan secara geologi berada pada lingkungan non-vulkanik.
Daerah panas bumi Alue Calong tersusun atas litologi metavulkanik, vulkanik Pra-
Tersier, dan sedimen Kuarter. Fluida pada air panas Alue Calong bertipe klorida dan berada
pada zona kesetimbangan sebagian (partial equilibrium). Perhitungan geotermometer
sebesar 150°C dengan luas daereah prospek 6 km2. Potensi sumber daya panas bumi
spekulatif adalah 60 MWe. Daerah panas bumi Pulo Seunong tersusun atas litologi vulkanik
Pra-Tersier dan metamorf. Fluida pada air panas Pulo Seunong bertipe sulfat dan berada
pada zona kesetimbangan sebagian (partial equilibrium). Perhitungan geotermometer
sebesar 130°C dengan luas daerah prospek 1 km2. Potensi sumber daya panas bumi
spekulatif adalah 10 MWe.
Kata kunci: Panas bumi, Pidie, Alue Calong, Pulo Seunong, Aceh
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 199
Buku 1: Bidang Energi
200 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 201
Buku 1: Bidang Energi
202 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
tersebut memberikan indikasi bahwa air lokal diindikasikan sebagai air permukaan
panas Beungga berada di zona tepi dari (Gambar 4). Berdasarkan perhitungan
sistem panas bumi di daerah ini atau geotermometer Na-K (Giggenbach),
berada cukup jauh dari aliran utama temperatur fluida di bawah permukaan
sistem panas buminya (outflow). sebesar 150°C.
Diagram Na-K-Mg (Gambar 4) Konsentrasi Hg tanah pada
memperlihatkan bahwa air panas Alue umumnya sangat rendah setelah dikoreksi
Calong dan air panas Beungga berada oleh nilai konsentrasi H2O- dan bervariasi
dalam zona kesetimbangan sebagian mulai dari konsentrasi 27 ppb sampai
(partial equilibrium). Kondisi ini dengan konsentrasi 33 ppb. Variasi Hg
memberikan gambaran bahwa telah terjadi tanah memberikan nilai background 31
kesetimbangan sebagian antara unsur- ppb dan nilai threshold 32 ppb.
unsur dalam fluida panas dengan batuan Konsentrasi CO2 dalam udara tanah tidak
di reservoir. Tercapainya kesetimbangan banyak bervariasi dan konsentrasinya
sebagian pada air panas tersebut sangat rendah, yaitu dari terendah 0,62%
diperkirakan berlangsung pada temperatur sampai dengan konsentrasi tertinggi
reservoir sebesar 150°C. Namun untuk air 15,3%. Variasi CO2 udara tanah
panas Beungga, meskipun diperkirakan memberikan nilai background 13,1% dan
berasal dari reservoir yang sama dengan nilai threshold 0,95%.
air panas Alue Calong, karena dalam
perjalanannya dari reservoir ke DAERAH PULO SEUNONG
permukaan mengalami proses Geologi
percampuran oleh air permukaan, maka Daerah Pulo Seunong berada
air panas Beungga terlihat lebih dominan pada elevasi 400-1000 mdpl dengan
menuju sudut Mg. Lereng dengan relief kasar hingga halus
Grafik hubungan antara isotop berbukit curam sampai datar. Pola
oksigen-18 (δ18O) dan deuterium (δ2H) pengaliran sungai yang berkembang
dengan persamaan air meteorik lokal anastomotik dan dendritik.
(meteoric water line) δD = 8δ O + 14, 18
Secara regional daerah survei
memperlihatkan bahwa semua sampel air termasuk kedalam Lembar Banda Aceh
panas berada sepanjang garis persamaan (Bannet, dkk., 1981). Berdasarkan hasil
air meteorik lokal. Hanya sampel air panas Pulo Seunong, stratigrafi daerah survei
Alue Calong yang terlihat bergerak sedikit tersusun oleh satuan granodiorit berumur
ke arah kanan dari garis persamaan air Paleosen-Eosen, satuan serpentinit
meteorik lokal Sementara air panas berumur Miosen-Pliosen, satuan lava
Beungga yang berada pada garis meteorik
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 203
Buku 1: Bidang Energi
204 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. (a) Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, (b) Diagram segitian Cl-Li-B, (c) Diagram
segitia Na-K-Mg, (d) Grafik isotop δ18O terhadap δ2H manifestasi panas bumi daerah
Kabupaten Pidie
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 205
Buku 1: Bidang Energi
206 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
yang berada di sekitar mata air panas kontribusi sebagai sumber panas yang
Alue Calong. Berdasarkan batasan tinggi. Batuan magmatik di daerah ini
tersebut, daerah prospek panas bumi Alue dianggap sudah tidak memiliki sisa panas
Calong adalah seluas 6 km2 (Gambar 5). yang cukup untuk menghasilkan fluida
Perkiraan temperatur bawah permukaan sistem panas bumi di Pulo Seunong. Air
pada sistem panas bumi Alue Calong panas Pulo Seunong diperkirakan bukan
adalah sebesar 150°C, sehingga besarnya sebagai air panas bumi dari reservoir
nilai rapat daya berdasarkan SNI 13-6171- panas bumi (deep water), melainkan
1999 adalah sebesar 10 MWe/km2. hanya air panas hasil sirkulasi air
Dengan luas daerah prospek permukaan di sepanjang sesar yang
panas bumi seluas 6 km2 dan besarnya dalam, kemudian mengalami peningkatan
nilai rapat daya sebesar 10 MWe/km2, temperatur airnya sejalan dengan
maka potensi energi panas bumidi daerah penambahan gradien temperatur bumi.
panas bumi Alue Calong adalah sebesar Penentuan besarnya nilai
60 MWe pada kelas sumber daya temperatur bawah permukaan berguna
spekulatif. dalam menentukan asumsi besarnya nilai
rapat daya di daerah ini. Dengan nilai
DAERAH PULO SEUNONG temperatur bawah permukaan hasil
perhitungan adalah sebesar 130°C, maka
Sistem Panas Bumi Pulo Seunong besarnya nilai rapat daya berdasarkan SNI
Luas prospek panas bumi di 13-6171-1999 adalah sebesar 10
daerah panas bumi Pulo Seunong dihitung MWe/km2.
hanya berdasarkan penyebaran
manifestasi permukaan dan pelamparan Potensi Panas Bumi
atau kontrol struktur geologi berupa sesar Dengan luas daerah prospek
di lapangan. Berdasarkan batasan- panas bumi seluas1 km2dan besarnya nilai
batasan tersebut, maka daerah prospek rapat daya sebesar 10 MWe/km2, maka
panas bumi Pulo Seunong adalah seluas potensi energi panas bumidi daerah panas
1 km (Gambar 6). Kehadiran batuan beku
2
bumi Pulo Seunong adalah sebesar 10
granodiorit dan andesit di daerah ini MWe pada kelas sumber daya spekulatif.
diperkirakan tidak mampu memberikan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 207
Buku 1: Bidang Energi
208 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, J. D., dkk. 1981. Peta Geologi Lembar Banda Aceh, Sumatra. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Huggett, R. J. 2007. Fundamental of Geomorphology (2nd edition). USA and Canada:
Routledge
Nicholson, Keith, 1993, Geothermal Fluids, Chemistry and Exploration Techniques.
Truesdell, A.H., 1991, Effects of physical processes on geothermal fluids, Application of
Geochemistry in Geothermal, Roma, UNITAR, 71-92
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 209
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif Kabupaten Tolitoli terletak di bagian utara pulau Sulawesi yang
berbatasan dengan Laut Sulawesi di sebelah utara, Kabupaten Buol sebelah timur, Kabupaten
Donggala dan Parigi Moutong sebelah selatan dan Selat Makassar. Keberadaan manifestasi
panas bumi berada di lingkungan non vulkanik, yang secara geologi Daerah penyelidikan
termasuk kedalam mandala barat bagian utara, struktur regional yang terbentuk berupa sesar
mendatar dan sesar normal. Kabupaten Tolitoli memiliki 5 lokasi keberadaan manifestasi
panas bumi, yaitu daerah panas bumi Tinigi, Lorenz, Malala, Luok Manipi, dan Lemba
Harapan. Manifestasi panas bumi berupa mata air panas bertipe bikarbonat dan sulfat dengan
temperatur 42°C hingga 58°C.
Kemunculan manifestasi ini dikontrol kebaradaan struktur geologi yang pada umumnya
berarah baratdaya-timurlaut akibat kegiatan tektonik regional pada proses pembentukan Pulau
Sulawesi. Litologi penyusun di sekitar manifestasi berupa lava, batusabak, granit, dan
endapan permukaan. Luas prospek masing-masing dari 0,5 sampai 1,5 km2 dengan
temperatur bawah permukaan antara 150 s.d 170 °C.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 211
Buku 1: Bidang Energi
212 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 213
Buku 1: Bidang Energi
214 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 215
Buku 1: Bidang Energi
Secara regional struktur geologi 4) Air panas Luok Manipi (APLM) berada
yang berkembang di Pulau Sulawesi di Desa Luok Manipi, Kecamatan
sangat kompleks, hal ini diakibatkan oleh Dondo, Kabupaten Tolitoli.
tektonik kuat dari pertemuan 3 (tiga) 5) Air panas Lemba Harapan (APLH)
lempeng dalam pembentukan Pulau berada di Desa Lemba Harapan
Sulawesi. Daerah penyelidikan termasuk kecamatan Dampal Selatan,
kedalam mandala barat bagian utara, Kabupaten Tolitoli.
struktur regional yang terbentuk berupa 6) Air dingin Tinigi ( ADT) merupakan air
sesar mendatar dan sesar normal. Struktur sungai yang berada di Desa Tinigi,
geologi yang berkembang di daerah Kecamatan Galang, Kabupaten
penyelidikan pada umumnya relatif berarah Tolitoli.
baratlaut-tenggara sebagai sesar utama. 7) Air dingin Lorenz (ADL) merupakan air
Keberadaan sesar tersebut diperkirakan sungai yang berada di Desa Buntuna,
menjadi pengontrol kemunculan Kecamatan Baolan, Kabupaten
manifestasi di Kabupaten Tolitoli. Tolitoli.
8) Air Danau Bolano Toga (ADBT)
Manifestasi Panas Bumi merupakan air danau yang berada di
Keterdapatan manifestasi panas Desa Malala, Kecamatan Dondo,
bumi di Kabupaten Tolitoli berada di Kabupaten Tolitoli.
Kecamatan Galang, Kecamatan Baolan, 9) Air dingin Malulu (ADM) merupakan
Kecamatan Dondo, serta Kecamatan rembesan air dingin yang disertai
Dampal Selatan. Kenampakan gejala gelembung gas berada di Desa
panas bumi Tolitoli berupa sumber mata air Malulu, Kecamatan Dondo, Kabupaten
panas dan Mata air dingin yang muncul Tolitoli.
dibeberapa lokasi, yaitu : 10) Air dingin Lemba Harapan (ADLH)
1) Air panas Tinigi (APT), di Desa Tinigi, merupakan mata air dingin yang
Kecamatan Galang, Kabupaten berada di Desa Lemba Harapan,
Tolitoli. Kecamatan Dampal Selatan,
2) Air panas Lorenz (APL), berada di Kabupaten Tolitoli.
Desa Buntuna, Kecamatan Baolan,
Kabupaten Tolitoli. Perhitungan Kehilangan panas
3) Air panas Malala (APM) berada di Penghitungan kehilangan energi
Desa Malala Kecamatan Dondo, panas alamiah atau natural heat loss
Kabupaten Tolitoli, dimaksudkan untuk memperhitungkan
besarnya energi panas yang dilepas oleh
suatu sistem panas bumi.
216 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 217
Buku 1: Bidang Energi
218 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Dari hasil analisis tanah dan udara terendah di daerah panas bumi Lorenz
tanah secara umum untuk daerah Panas (L010) 0,1% sampai dengan konsentrasi
bumi Tolitoli didapatkan bahwa konsentrasi tertinggi di daerah panas bumi Malala
CO2 sangat bervariasin (Gambar 10) dari (DD13)23,14%.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 219
Buku 1: Bidang Energi
220 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Fluida panas bumi yang terbentuk kepada seluruh tim survei geologi dan
di reservoir dan naik kepermukaan geokimia daerah panas bumi Tolitoli dan
didaerah ini telah mengalami percampuran Bidang Panas Bumi, Pusat Sumber Mineral
dengan air meteorik. Kemunculan Batubara dan Panas Bumi, serta seluruh
struktur geologi yang pada umumnya membantu dalam proses penelitian hingga
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 221
Buku 1: Bidang Energi
222 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Kajian Sumber Daya Panas Bumi Daerah Non Vulkanik , Wilayah Indonesia
Timur Studi Kasus di Sulawesi Bagian Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya
Geologi.
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems With
Volcanic Heat Sources, dalam: Sigurdsson, H. (ed) Encyclopedia of Volcanoes,
Academic Press, hal. 834-855.
Le Bas, M.J, Le Maitre, R.W., Streckeisen, A and Zanettin, B, 1986, A Chemical Classification
of Vulcanic Rocks based on Total Alkila-Silica. Diagram Journal of Petrology Oxford
vol 27, p. 745-750
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Standard Nasional Indonesia, 1998: Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta. hal. 1-12.
Sukido, Sukarna, D., dan Sutisna, K., 1993, Peta Geologi Lembar Pasangkayu, Sulawesi
Skala 1:250.000, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Nizar Muhamad Nurdin, Dedi kusnadi.
2017, Survei Pendahuluan Awal Daerah Panas Bumi Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi
Tengah. Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 223
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif daerah panas bumi Lompo Battang- Bawakaraeng termasuk
wilayah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah survei didominasi oleh batuan
vulkanik dan sedimen yang berumur Tersier hingga Kuarter, Tersusun dari satuan batuan
tua ke muda, terdiri dari: Breksi, Batupasir, Batupasir Karbonatan, Breksi Tufa, Lava Andesit,
Batulempung Tufaan, Lava Andesit Trakhitik, Batugamping, Lava Andesit Basaltik, Kolovium
dan Aluvim.
Sistem panas bumi Lompo Battang - Bawakaraeng termasuk daerah pada
lingkungan vulkanik, dimana di Lompo Battang – Bawakaraeng yang ada hanya mata air
panas Pencong.
Air panas Pencong Kabupaten Gowa, bertemperatur rendah (49,2oC), keluar melalui
rekahan yang dikontrol oleh sesar normal, debit air panas 0,3 L/detik. Tipe air bikarbonat,
pada zona masih berada dalam zona batas bawah partial equilibrium, temperatur reservoir
diperkirakan 120oC dari geotermometer Na/K, luas area prospek 1 km2, diperkirakan potensi
sumber daya hipotetis panas bumi sekitar 5 MWe.
Kata kunci: Gn. Lompo Battang- Gn. Bawakaraeng, panas bumi, Vulkanik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 225
Buku 1: Bidang Energi
226 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 227
Buku 1: Bidang Energi
228 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 229
Buku 1: Bidang Energi
belum terjadi danau sejak zaman kuarter. timurlaut, berupa yaitu sesar normal
Dan untuk daerah air panas Pencong hasil seperti biasa karena dampak dari sesar
penyelidikan di lapangan, dan peta telah terdapat adanya manifestasi panas
topografi, serta terhadap gejala-gejala bumi hanya muncul di lereng yang
struktur di permukaan seperti pemunculan berdekatan Sungai Karelo, oleh karena itu
mata air panas, kelurusan lembah dan sesar tersebut yang mengontrol
punggungan, kekar-kekar, bidang sesar, munculnya manifestasi air panas Pencong
dan zona hancuran batuan.Struktur yang (Gambar 7).
berkembang adalah sesar arah baratdaya-
230 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 231
Buku 1: Bidang Energi
bertemperatur paling tinggi 49,2oC, dan umum air hangat kelompok Pencong
debit 0,3 L/detik, pH 7,91 mengandung berada pada batas bawah zona partial
Silika 74,75 mg/l, dan konsentrasi Cl, SO4, equilibrium. Hal ini mengindikasikan
dan F- relatif rendah. bahwa interaksi antara fluida panas
Plotting pada diagram segitiga dengan batuan di bawah permukaan telah
(Gambar 8), semua air panas dan air menghasilkan fluida berkarakteristik baru
hangat bertipe HCO3 relatif rendah, hasil proses kesetimbangan sebagian dari
indikasi pengaruh air permukaan yang unsur yang terdapat dalam batuan dengan
mengalami pencampuran. unsur penyusun fluida panas. Atau bisa
Plotting pada diagram Na-K-Mg diindikasikan pengenceran atau ada
(gambar 9), air panas Pencong 1, dan percampuran dengan air permukaan.
Pencong 2, berada terlihat bahwa secara
232 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 10. Plotting pada diagram segi tiga Cl, Li, dan B
Pada diagram Cl-Li-B (gambar 10), air akan mengalami proses penambahan
panas Pencong, yaitu klorida (Cl) dan isotop oksigen-18 dari air asalnya, dalam
boron (B). Hal ini dimungkinkan karena hal ini adalah air meteorik (Craig, 1963
litium merupakan logam alkali yang dalam Nicholson, 1993). Sedangkan
kemungkinan besar paling sedikit perubahan isotop deuterium tidak akan
dipengaruhi oleh proses sekunder terjadi karena batuan pada umumnya
(Giggenbach, 1991). memiliki konsentrasi hidrogen yang
Berdasarkan diagram segi tiga Cl- rendah. Melihat karakteristik manifestasi
Li-B, air hangat Pencong-1, Pencong-2, panas bumi di permukaan, maka air
dan Parangloe-1 berada di zona Boron. hangat di Pencong bisa merupakan air
Isotop oksigen-18 (δ O) terhadap
18
dari reservoir panas bumi yang telah
deuterium (δ2H) dengan persamaan air mengalami pengenceran oleh air
meteorik lokal di jawa (meteoric water line) permukaan, atau bisa saja intensitas
δD = 8δ18O + 14, global meteorik waterline interaksi air dan batuan dalam reservoir
δD = 8δ O + 10, menunjukkan bahwa
18
tidak signifikan karena sistem
hampir semua air hangat di daerah bertemperatur rendah (Gambar 11).
Pencong tersebar relatif di sebelah kiri Geotermometer silika conductive cooling
garis air meteorik atau relatif tidak ada dan adiabatic cooling, dari air panas
atau sedikit penambahan isotop oksigen- Pencong, sekitar 121-128oC, temperatur
18. Pada umumnya fluida panas bumi rendah, karena pengaruh pendinginan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 233
Buku 1: Bidang Energi
234 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 14. Peta Keprospekan daerah panas bumi Pencong Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 235
Buku 1: Bidang Energi
236 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Jatuhan piroklastik (Tuf) dan Endapan vulaknik tidak memiliki manifestasi air
Kolovium. panas hanya mempunyai air dingin yang
Stratigrafi daerah Pencong disusun berada di Danau biru dan danau Tanralili
oleh batuan Gunungapi yang terdiri sedangkan daerah Pencong mempunyai.
andesit, batuan basalt, batuan Porfiri Diorit Daerah Lompo batang dan Bawakaraeng
serta batuan sedimen batuan batupasir dicirikan dengan batuan vulkanik berupa
dan batugamping. Andesit dan Porfiri Riolit serta Scorea/ Tuff
Struktur geologi yang berkembang yang berumur Kuarter- Plistosen,
di daerah penyelidikan didominasi oleh sedangkan Bawakaraeng didominan
sesar normal yang berarah barat – timur, batuan Basalt, Andesit terbreksikan dan
timurlaut – baratdaya, dan yang berarah Jatuhan Piroklatis serta Endapan
baratlaut-tenggara hingga utara – selatan, Kolovium yang sampai saat ini masih
dan sesar-sesar mendatar yang berarah berlangsung yang berumur Kuater.
baratlaut-tenggara hingga utara – selatan. Sistem panas bumi Pencong
Plotting kandungan kimia air panas pada memiliki dua pemunculan manifestasi
diagram Giggenbach 1988, menunjukkan yaitu dengan jarak sekitar 10 meter.
bahwa air panas Pencong bertipe Daerah Pencong dicirikan oleh batuan
bikarbonat-sulfat. vulkanik berupa satuan batuan Andesit
Air panas Pencong terletak pada di zona dan Diorit, serta Basalt yang berumur
immature water. Miosen akhir - Miosen Awal - Tersier dan
Distribusi temperatur dan pH tanah satuan Batupasir serta batugamping yang
tidak memperlihatkan tidak adanya berumur Miosen-awal hingga akhir
anomali, di daerah Pencong dengan (Tersier).
memperlihatkan Konsentrasi Hg tanah Morfologi daerah Lompo Batang
pada umumnya rendah setelah dikoreksi terdiri dari Tubuh Gunung Curam dan
oleh nilai konsentrasi H2O- dan bervariasi morfologi Kaki Gunung agak Curam.
mulai dari konsentrasi 1,07 ppb sampai Morfologi ini ditempati oleh andesit dan
dengan konsentrasi 79,18 ppb. Scoria / Tuff Vitrik serta Porfiri Riolit.
Konsentrasi tertinggi 79 ppb ada di PC-8 Morfologi daerah Bawakaraeng terdiri
saja, umumnya anomali Hg terletak di Lereng Gunung Curam dan morfologi
sekitar air panas Pencong dan membuka Gunung Curam. Batuan penyusun terdiri
ke selatan, sedangkan Hg >39 ppb dari satuan Vulkanik, Andesit, Basalt
tersebar merata ke arah selatan daerah batuan Jatuhan Piroklastis dan endapan di
penyelidikan. akibatkan longsoran besar berupa
Daerah Gunung Lompo Batang Endapan Kolovium.
dan Gunung Bawakaraeng daerah
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 237
Buku 1: Bidang Energi
Morfologi daerah Pencong terdiri dalam berumur Tersier Atas dan tektonik
dari Pebukitan curam yang menempati regional yang bekerja di sekitarnya.
satuan batuan andesit yang berumur Pola struktur yang berkembang terdiri dari
Tersier - Miosen Awal, dan Morfologi 2 pola struktur, yaitu;
Perbukitan bergelombang menempati 1) Arah barat daya – timur laut dan Arah
satuan Basalt (theoleitic basalt), dan Diorit Baratlaut-Tenggara yang membentuk
yang berumur Tersier - Miosen akhir serta sesar normal.
Morfologi Perbukitan Landai menempatai 2) Daerah penyelidikan diperkirakan
satuan batuan sedimen batugamping dan dibentuk oleh sistem panas bumi, yaitu;
Basalt yang berumur miosen Awal - Sistem panas bumi Pencong dengan
Ologosen. proses tektonik yang memunculkan sesar
Batuan tertua di daerah Pencong normal
adalah batuan sedimen yaitu satuan 3) Total energi panas yang hilang (heat
batupasir (Tmp) dan batugamping (Tmg) loss) di daerah penyelidikan adalah
yang termasuk Formasi Camba (Tmc) didaerah Pencong sebesar 63,06 kWth.
berumur Miosen- Tengah sampai Miosen 4) Temperatur bawah permukaan yang
akhir, yang tersingkap bagian selatan dari diperkirakan berhubungan dengan
penyelidikan. Kemudian Formasi Camba reservoir panas bumi daerah Pencong
ini termasuk batuan sedimen laut yang adalah 120 oC.
beselingan batuan gunungapi, batupasir 5) Potensi panas bumi spekulatif daerah
tufaan batupasir dan batugamping, lava Pencong adalah sebesar 5 MWe.
yang berkomposisi andesit dan basalt
serta diorit yang berumur Miosen Tengah UCAPAN TERIMAKASIH
samapai Miosen akhir. Terima kasih penulis ucapkan
kepada Kapala Subbidang Ekplorasi
KESIMPULAN Panas Bumi, kepada pimpinan Istitusi
Sistem panas bumi di daerah Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan
penyelidikan dibangun oleh batuan Panas Bumi, Badan Geologi, dan kepada
Gunungapi, sedimen, beku vulkanik dan semua pihak yang mendukung proses
batuan beku. Sistem panas bumi daerah penulisan ini, atas akses data yang
ini berasosiasi dengan intrusi batuan beku diperlukan serta saran-saran dan
koreksinya.
238 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA.
Arif Munandar., dkk. (2007), dalam Survei Panas Bumi Terpadu (Geologi, Geokimia, dan
Geofisika) Daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Badan Geologi, 2016. Peta Potensi Panas Bumi Indonesia. Badan Geologi - Pusat Sumber
Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung.
Bemmelen, R.W. Van. 1949.The Geology of Indonesia.
BPS Kabupaten Gowa, 2016, Kabupaten Gowa Dalam Angka 2016, BPS Kabupaten Gowa.
Giggenbach, W.F.,1988. Geothermal Solute Equilibria.Derivation of Na-Mg-Ca Geoindicator.
Kementerian Kehutanan, 2015, Peta Tata Guna Lahan, Jakarta.
Kooten, Gerald. K van, (1987), Geothermal Exploration Using Surface Mercury
Geochemestry, Journal of Volcanology and Geothermal Research.
Rab Sukamto, Rab.dan Supriatna, Sam. 1982, Peta Geologi Lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai, Sulawesi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Standar Nasional SNI 13-6482-2000. Angka Parameter Dalam Estimasi Potensi Energi
Panas Bumi. Badan Standarisasi Nasional.
Wibowo, A. E. A., Nanlohi, F., Bakrun. 2007. Survey Panas Bumi Terpadu (Geologi,
Geokimia, dan Geofisika) Daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai, Provinsi
Sulawesi Selatan. Pusat Sumber Daya Geologi.
Wohletz, K. and Heiken, G, 1992. Volcanology and Geothermal Energy: Berkeley, University
of California Press.
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”, John
Willey & Sons, New York.
Sumintadireja P., 2005. Vulkanologi dan Geotermal, Teknik Geologi, Institut Teknologi
Bandung.
Standar Nasional SNI 13-6171-1999, Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, Badan
Standarisasi Nasiona.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 239
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar normal yang
berarah relatif baratlaut-tenggara dan sesar lainnya berarah baratdaya-timurlaut.
Pemunculan manifestasi mata air panas, di bawah lereng akibat longsoran dengan
temperatur 40,8°C. Sumber panas (heat sources) diperkirakan berkaitan dengan adanya
struktur normal dan tubuh intrusi yang muncul pada batuan granodiorit di permukaan, di
mana tubuh tersebut berperan sebagai sumber panas yang memanasi air bawah permukaan
yang kemudian naik melalui celah-celah dan rekahan akibat kegiatan tektonik dan
terperangkap dalam reservoir panas bumi.
Pengukuran temperatur dasar lubang memperlihatkan temperatur berkisar antara
20,90°C hingga 33,26°C, dengan luas daerah anomali mencapai ± 3,30 km2.
Nilai gradien termal permukaan yang terukur berkisar antara 0,02 hingga 2,66°C/m
dengan total luas zona anomali adalah ± 1,20 km2. Nilai aliran panas (heat flow) permukaan
daerah survei berkisar antara 0,04 hingga 7,13 W/m2 dengan total luas zona anomali adalah
±1,03 km2. Luas daerah anomali hasil kompilasi anomali temperatur dasar lubang, anomali
gradien termal, dan anomali aliran panas adalah ±3,25 km2.
Zona anomali berada di sebelah barat laut-utara dan timur dari daerah lokasi
penyelidikan di mana batuannya didominasi oleh batuan vulkanik berupa batuan lava andesit
dan granodiorit yang telah mengalami kegiatan tektonik dalam jangka waktu yang panjang
antara Pra Tersier hingga Kuarter sehingga terjadi fracturing/rekahan-rekahan yang intensif
yang memungkinkan fluida bersarang pada formasi batuan tersebut.
Kata kunci: struktur, manifestasi, sumber panas, intrusi, gradient, kompilasi, aliran panas,
anomali, fracturing.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 241
Buku 1: Bidang Energi
atau 702000 -715400 mU dan 9856000 – struktur serta semua parameter geologi
9868000 mT memiliki luas wilayah daerah yang berperan dalam pembentukan
sekitar 12 x 10 km2 (Gambar 1). sistem panas bumi dengan tujuan untuk
Maksud survei aliran panas di mengetahui dan memastikan sebaran
daerah panas bumi Surian ini adalah aliran panas secara vertikal dan horizontal
untuk memetakan aliran panas secara dengan membandingkan karakteristik
vertikal dan horizontal dengan melakukan batuan dan fluida dalam sistem panas
kajian morfologi, satuan batuan, pola bumi.
242 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
KOLOM STRATIGRAFI
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Surian (Ernowo dkk, 2011)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 243
Buku 1: Bidang Energi
244 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Struktur Geologi Daerah Panas Bumi Surian berdasarkan Analisis Hillshade
DEM (Ernowo dkk, 2011)
Gambar 4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Aliran Panas daerah Panas Bumi Surian
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 245
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 5. Peta Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor Daerah Panas Bumi Surian
246 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 247
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 7. Peta Sebaran Aliran Panas Permukaan Daerah Panas Bumi Way Selabung
248 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey
& Sons, New York.
Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na – K - Mg – Ca Geo
Indicators, Geochemica Acta 52, 2749 – 2765.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal System, Academic Press, Inc.
Orlando.
Stuwe, K. (2007), Geodinamics of The Lithosphere, 2th edition, Springer Berlin.
Tim Pengembangan Metode Termal (1997), Pengukuran Aliran Panas Daerah Guci- Jawa
Tengah, PPPTMGB “LEMIGAS”.
Tim Survei MT (2011), Survei Magnetotellurik Daerah Panas Bumi Way Selabung,
Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2011), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Lainea,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2011), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Kampala,
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Bittuang,
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Suwawa,
Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Survei Aliran Panas (2012), Survei Aliran Panas Daerah Panas Bumi Lompio-Tambu,
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Pusat Sumber Daya Geologi.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 249
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif lokasi penyelidikan aliran panas Gunung Sago termasuk ke
dalam Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat Sistem panas bumi Gunung Sago
berada di lingkungan dominan batuan Vulkanik.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar normal yang
berarah relatif baratlaut-tenggara sesar lainnya berarah baratdaya - timurlaut. Tidak
ditemukan pemunculan manifestasi pada daerah penyelidikan Gunung Sago. Sumber panas
(heat sources) diperkirakan berkaitan dengan sisi aktivitas vulkanisme pembentukan Gunung
Sago. Keberadaan anomali panas di daerah ini berdasarkan hasil analisis citra landsat.
Dari hasil survei aliran panas di daerah panas bumi Gunung Sago temperatur dasar
lubang berkisar antara 19,96°C hingga 33,07°C, dengan luas daerah anomali mencapai ±
4,56 km2. Sebaran nilai gradien temperatur permukaan berkisar antara 0,01 hingga 0,34°C/m
dengan total luas zona anomali adalah ± 2,15 km2. Sebaran nilai aliran panas (heat flow)
berkisar antara 0,01 hingga 0,35 W/m2 dengan total luas zona anomali adalah ± 1,48 km2.
Hasil kompilasi dari anomali gradien termal, anomali temperatur dasar lubang,
anomali aliran panas menunjukkan luas anomali ± 6 Km2.
Kata kunci: struktur, manifestasi, sumber panas, intrusi, gradient, kompilasi, aliran panas,
anomali.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 251
Buku 1: Bidang Energi
252 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 253
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Peta Estimasi Suhu Permukaan (Analisis dari Citra Landsat-7 dengan
Metode‘Brightness Temperature’)
254 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Peta Sebaran Titik Pengeboran Aliran Panas daerah Panas Bumi Gunung Sago
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 255
Buku 1: Bidang Energi
mempunyai nilai di atas 0,19°C/m nilai 0,27oC/m. Luas zona anomali gradien
gradien termal tersebut merupakan daerah temperatur di daerah penyelidikan dengan
anomali. Nilai gradien temperatur mengambil nilai latar 0,19oC/m dari hasil
permukaan yang terukur berkisar antara hitungan maka mencapai ± 2,15 km2 (garis
0,02 hingga 2,66oC/m dengan rata – rata merah putus-putus pada gambar 6).
Gambar 5. Peta Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor Daerah Panas Bumi Gunung Sago
Gambar 6. Peta Sebaran Gradien Temperatur Daerah Panas Bumi Gunung Sago
256 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Sebaran Aliran Panas Permukaan sekitar bawah dataran Gunung Sago dan
Peta distribusi nilai aliran panas sebagian berada diluar bagian selatan
(heat flow) di lokasi penyelidikan terlihat tenggara daerah penyelidikan. Zona ini
pada gambar 7. Dengan menggunakan berasosiasi dengan lingkungan geologi
metode grafik probabilitas didapat nilai batuan vulkanik dan batuan Dasit, breksi
0,18 W/m 2
sebagai nilai latar andesit dan basal serta aglomerat
(background), Nilai treshold 0,26 W/m2 sedangkan sekitar Gunung Sago
maka daerah yang mempunyai nilai aliran berasosiasi dengan lingkungan geologi
panas lebih dari 0,18 W/m2 termasuk batuan lava dan batuan Andesit dan
daerah anomali. Nilai aliran panas (heat basalt.
flow) berkisar antara 0,01 hingga 0,35 Total luas zona anomali aliran
W/m2, dengan rata-rata 0,10 W/m2. panas (heat flow) di daerah penyelidikan
Gambar 7 memperlihatkan bahwa zona dengan mengambil nilai latar 0,18oW/m
anomali aliran panas permukaan muncul mencapai ± 1,48 km2 (garis merah putus-
di daerah penyelidikan yang berada di putus pada Gambar 7).
Gambar 7. Peta Sebaran Aliran Panas Permukaan Daerah Panas Bumi Gunung Sago
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 257
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 8. Peta kompilasi aliran panas daerah Gunung Sago, Kabupaten Tanah Datar,
Provinsi Sumatera Barat
258 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N 1972, Inventarisasi dan Penyelidikan Pendahuluan Gejala Panas Bumi di Daerah
Sumatera Barat, Bagian Proyek Survei Energi Geothermal, Dinas Vulkanologi,
Direktorat Geologi, Bandung.
Bemmelen, van R.W, 1949, “The Geology of Indonesia”, Vol. IA, The Hague, Netherland.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar, 2015, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi
Sumatera Barat.
Kastowo, dkk. (1995), Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera. Direktorat Geologi.
Silitonga P.H., dan Kastowo, (1995), Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera. Direktorat
Geologi.
Tim Terpadu (2013), Survei Terpadu Panas Bumi daerah Talago Biru, Kabupaten Tanah
Datar, Provinsi Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya Geologi.
Tim Identifiksi Galodo (2014) Gunung Sago Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera
Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Barat.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 259
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Panas bumi Daerah Nage secara administratif berada di Kabupaten Ngada, Provinsi
Nusa Tenggara Timur, berada pada lingkungan geologi vulkanik berumur Tersier-Kuarter.
Daerah ini terbagi lima periode vulkanisme, yaitu vulkanisme Tua berumur Tersier,
vulkanisme Pra-Kaldera, vulkanisme Post-Kaldera, vulkanisme Cynder Cone, dan
vulkanisme Gunung Inerie. Struktur geologi berupa struktur rim kaldera collapse, rim kawah,
dan struktur sesar berarah baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara dan utara-selatan yang
mengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di permukaan.
Karakteristik manifestasi panas bumi berupa mataair panas dengan temperatur
antara 35°C hingga 80°C, ber-pH asam, kecuali Mataair panas Keli dan Bena dan bertipe
sulfat-klorida. Fumarola di Wolo Puti bertemperatur 98°C. Geotermometer menunjukkan
temperatur resrvoir sebesar 230°C.
Pemodelan gaya berat menunjukkan sebaran densitas sedang (<2,55 gr/cm3)
berbentuk ellips berarah baratlaut-tenggara di sekitar mata air panas Nage dan Keli diduga
sebagai zona amblasan yang memiliki permeabilitas tinggi berasosiasi dengan dengan
aktivitas vulkanik post kaldera. Hasil permodelan AMT 2D menunjukkan adanya lapisan
konduktif (<20 Ohm.m) dari dekat permukaan hingga kedalam 500 m, di sekitar mata air
panas Nage dan Keli yang berasosiasi dengan mineral ubahan,diinterpretasikan sebagai
lapisan penudung. Di bawah lapisan konduktif tersebut, terdapat nilai tahanan jenis sedang
(20-100 ohm.m) yang ditafsirkan sebagai batuan bertemperatur tinggi hingga kedalaman 600
m diduga sebagai zona reservoir panas bumi Daerah Nage.
Beradasarkan penyelidikan panas bumi dengan metode gabungan geologi, geokimia
dan geofisika, diperoleh area prospek panas bumi yang berada di sekitar Mataair Panas
Nage dan Keli dengan luas sekitar 7,5 km2. Estimasi potensi energi panas bumi di Daerah
Nage sekitar 30 MWe (kelas sumber daya hipotetis).
Kata kunci: Kab. Ngada, Panas Bumi, Daerah Prospek, Potensi Panas Bumi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 261
Buku 1: Bidang Energi
262 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 263
Buku 1: Bidang Energi
264 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Diagram segitiga tipe air panas daerah panas bumi Nage
Gambar 4. Diagram segitiga tipe air panas daerah panas bumi Nage
Pada diagram segitiga Cl, Li, B pemunculan Mataair Panas Nage dan
(Gambar 5), posisi mataair panas berada sekitarnya berada di lingkungan vulkanik
pada zona pojok tengah diagram segitiga yang diimbangi oleh pencampuran dengan
yang menunjukkan bahwa keterdapatan sedimen, terutama letak Air Panas Boba
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 265
Buku 1: Bidang Energi
yang ada di pojok boron sebagai indikasi pengaruh sedimennya lebih dominan.
Pada Gambar 6, semua sampel air panas, elevasi yang berbeda, tetapi posisi isotop
air hangat, dan air dingin di daerah Nage hampir berimpit pada titik yang sama
dan sekitarnya (Air Panas Nage 1, Air mendekati garis MWL.Hal ini menunjukkan
Panas Nage 2, Air Panas Keli 1, Air Panas bahwa air tersebut didominasi air meteorik
Keli 2, Air Panas Borani, Air Panas Bena, atau air permukaan.
Air Panas Boba), yang terletak pada
Gambar 5. Diagram segitiga kandungan relatif Cl, Li, B daerah panas bumi Nage
40
δD = 8δ18O + 14
20
APN1
0 APN2
APK1
APK2
δD (‰)
-20 APBR
APB
APBO
-40 ADB
ADWP
-60 smow
Linear (mwl)
-80
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4
δ18O (‰)
Gambar 6. Plotting Isotop 18O dan Deuterium air panas bumi Nage.
266 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Peta sebaran merkuri (Hg) dalam terendah 0,15% s.d 5,79% (WP2). Peta
tanah (Gambar 7) berkisar 4ppb s.d 6413 distribusi nilai CO2 Udara tanah (Gambar
ppB. Terdapat anomali kadar merkuri 8) memperlihatkan anomali tinggi >2%
>800 ppb, terletak di sebelah timurlaut dari berada di sebelah timurlaut dari lokasi
lokasi G. Inerie atau di sekitar Fumarola Fumarola Wolo Puti, yang terdistribusi
Wolo Puti. secara terpisah berarah baratlaut-
Sebaran CO2 tanah di daerah tenggara.
penyelidikan Nage sangat bervariasi dari
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 267
Buku 1: Bidang Energi
268 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Sebaran nilai tahanan jenis pada reservoir. Nilai tahanan jenis di daerah
berbagai kedalaman (Gambar 10), 200 m, tersebut terus meninggi seiring
300 m, 400 m, dan 500 m, pada bertambahnya kedalaman. Pada
kedalaman 200 m – 500 m menunjukkan kedalaman 1250 m, di daerah tersebut
nilai tahanan jenis rendah (<20 Ohm.m) tersebar nilai tahanan jenis tinggi (>100
berada di sebelah utara mataair panas Ohm.m) yang berasosiasi dengan batuan
Nage, menerus melewati Mataair Panas resistif yang diduga berupa batuan intrusi
Keli hingga ke zona Fumarol Wolo Puti. pembentuk aktivitas vulkanik di Wolo Piu
Pada kedalaman 500 m tersebar nilai dan Wolo Deru.
tahanan jenis sedang (10-50 Ohm.m) Berdasarkan hasil pemodelan gaya
diduga sebagai zona transisi antara berat dan AMT, (Gambar 11) zona
lapisan penudung dan zona bertemperatur prospek panas bumi Nage diperkirakan
tinggi (reservoir). Pada kedalaman 600 m, terletak di sekitar Mataair panas Keli dan
tersebar nilai tahanan jenis rendah (<20 Mataair panas Nage dengan pola menerus
ohm.m) di sekitar matair panas Keli ke arah timur. Zona prospek tersebut
menerus ke utara melawati zona Fumarol dicirikan dengan sebaran anomali densitas
Wolo Puti, sedangkan di sekitar air panas sedang (<2,55 gr/cm3) dan sebaran nilai
Nage nilai tahanan jenis sedang (20-100 tahanan jenis sedang (20-100 Ohm.m).
Ohm.m) diinterpretasikan sebagai zona
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 269
Buku 1: Bidang Energi
270 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 12. Peta kompilasi geosains panas bumi Daerah Nage dan sekitarnya
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 271
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Browne, P. R. L., 1989, Contrasting Alteration Styles of Andesitic and Rhyolitic Rocks in
Geothermal Fields of The Taupo Volcanic Zone. Proceeding 11th New Zealand
Geothermal Workshop, New Zealand.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52.
Muraoka, H., Nasution, A., Urai, M., Takahashi, M., Takashima, I.,1999, Regional
Geothermal Geology of The Ngada District, Central Flores, Indonesia. 1998 Interim
Report. Research Cooperation Project on the Exploration of Small Scale Geothermal
Resources in The Eastern Part of Indonesi, Geology Survey Japan,17-46
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids, Chemistry and Exploration Techniques, Springer
Verlag Inc.
Pirttijärvi, M. ,2004, GRABLOX: Gravity interpretation and modelling software based on 3D
block model. User’s guide. Archive Report, Q 16.2/2004/2, Geological Survey of
Finland, 39 pp.
Rodi, W. & Mackie, R.L., 2001. Nonlinear Conjugate Gradients Algorithm for 2-D
Magnetotelluric Inversions, Geophysics, 66, 174–187Sitorus, K dan Aswin, D., 2003,
Potensi Energi Panas Bumi di Provinsi Nusa tenggara Timur dan evaluasi Lapangan
Panas Bumi Mataloko. Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.
272 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Standar Nasional SNI 13-6171-1999. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi. Badan
Standarisasi Nasional.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990. Applied Geophyisics,
Cambridge University Press, London
Wohletz, K. and Heiken, G, 1992, Volcanology and Geothermal Energy: Berkeley, University
of California Press.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 273
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Ditetapkannya Pulau Flores sebagai pulau panas bumi Indonesia menjadikan area-
area berpotensi panas bumi di pulau ini sebagai pioritas utama dalam penyelidikan
keprospekan. Daerah Gou Inielika merupakan salah satu titik potensi panas bumi di Pulau
Flores dengan indikasi potensi berupa batuan ubahan dan mata air bertemperatur 37 oC
sampai dengan 48 oC. Untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi Gou-Inielika
dilakukan penyelidikan terpadu menggunakan metode geologi, geokimia dan geofisika.
Kompilasi ketiga metode akan dianalisis untuk mendapatkan keprospekan panas bumi.
Interpretasi ketiga metode mendapatkan bahwa sistem panas bumi diperkirakan berasosiasi
dengan aktivitas vulkanik termuda Kompleks Gunung Inielika yang masih menyimpan sisa
panas dari dapur magma dengan temperatur reservoir 200 – 230 oC. Prospek diperkirakan
berada di sekitar manifestasi air panas dengan luas 14 km2 dan potensi energi panas bumi
sekitar 37 MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 275
Buku 1: Bidang Energi
titik. Hasil penelitian terdahulu (Hochstein & Browne, 2000). Sistem ini
menyebutkan, bahwa daerah Gou Inielika dapat ditemukan di daerah dengan
dan Mengeruda diduga merupakan satu landaian suhu normal atau lebih tinggi,
sistem panas bumi. Daerah Mengeruda seperti batas antara pelat bumi/lempeng,
diduga merupakan outflow dari sistem dimana landaian panas bumi bisa lebih
panas bumi tersebut (Muraoka dkk, 2005). tinggi dari nilai rata-rata (Dickson &
Pada tahun 2017, Pusat Sumber Fanelli, 2004). Ada tiga unsur utama
Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, dalam sistem panas bumi, yaitu batuan
Badan Geologi telah melakukan kegiatan reservoir permeabel, air untuk membawa
survei terpadu geologi, geokimia dan panas dari reservoir ke permukaan bumi,
geofisika panas bumi di daerah Gou dan sumber panas (Goff & Janik, 2000).
Inielika. Kegiatan ini dimaksudkan untuk Metode penelitian di daerah panas
melengkapi data geosain panas bumi di bumi Gou Inielika menggunakan 3 metode
daerah Gou Inielika dan sekitarnya. ilmu kebumian yaitu geologi, geokimia dan
Dengan informasi geologi, geokimia, dan geofisika. metode geologi untuk
geofisika yang lengkap diharapkan memetakan manifestasi, morfologi, satuan
karakteristik sistem panas bumi dapat batuan dan struktur. Metode geokimia
diketahui. untuk mengetahui komposisi kimia
manifestasi sebagai indikasi bentuk alur
METODE PENELITIAN hidrologi, jenis manifestasi dan
Untuk mengetahui karakteristik karakteristik kimiawi. Metode geofisika
sistem panas bumi perlu dilakukan terdiri dari gaya berat dan audio
penelitian dengan berbagai disiplin ilmu magnetotelurik (AMT) yang bertujuan
kebumian. Sistem panas bumi sendiri untuk pemetaan sebaran daerah prospek
adalah perpindahan panas alami dari dan struktur lapisan bawah permukaan.
kerak bumi dalam satuan volume
276 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta geologi (dimodifikasi dari peta geologi Aditya, dkk, 2017)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 277
Buku 1: Bidang Energi
278 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Diagram segi tiga geokimia (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 279
Buku 1: Bidang Energi
280 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 5. Sebaran tahanan jenis semu (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)
Gambar 6. Sebaran model tahanan jenis (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 281
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 7. Penampang model tahanan jenis (dimodifikasi dari Aditya, dkk, 2017)
282 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 283
Buku 1: Bidang Energi
284 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Laporan Penyelidikan Geologi dan Heatloss Daerah Panas Bumi Gou,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas
Bumi, Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000a, Laporan Penyelidikan Geokimia Daerah Panas Bumi Gou, Kabupaten
Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi,
Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000b, Laporan Penyelidikan Gayaberat dan Geolistrik Panas Bumi Gou,
Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas
Bumi, Direktorat Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Anonim, 2000c, Laporan Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Gou, Kabupaten Ngada,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi, Direktorat
Vulkanologi, Bandung (laporan tidak publis).
Aditya,dkk., 2017, Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan geofisika daerah Panas Bumi Gou
Inielika, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung (laporan tidak publis).
Dickson, M.H., Fanelli, M., 2004. What is Geothermal Energy. Pisa: Instituto di Geoscienze e
Georisorse.
Ellis, A.J., and Mahon, W.A.J., 1977, Chemistry and Geothermal Systems, Academic Press,
New York, 392 hal.
Giggenbach, W.F., 1991, Chemical Techniques in Geothermal Exploration. In: D’Amore, F.
(coordinator), Application of geochemistry in geothermal reservoir development,
UNITAR/UNDP, Rome, 119-142.
Goff, Janik, C.J., 2000. Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Hochstein, M.P, and Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems
with Volcanic Heat Sources, Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press, New York.
Kusnadi, D., 2002, Geochemistry of Geothermal Manifestations Around Inielika Volcano,
Central Flores, Indonesia, Bulletin of The Geological Survey of Japan p 217-230.
Muraoka, H., Nasution, A., Simanjuntak, J., Dwipa, S., Takahashi, T., Takahashi, H.,
Matsuda, K., dan Sueyoshi, Y., 2005, Geology and Geothermal Systems in the
Bajawa Volcanic Rift Zone, Flores, Eastern Indonesia. Proceedings World
Geothermal Congress, Turkey-0629.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 285
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah survei terpadu Gimpu berada di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pada tatanan geologi Mandala Sulawesi bagian tengah, tepat berada pada jalur sesar besar
Sulawesi yang dikenal sebagai sesar Palu – Koro.
Geologi daerah Gimpu diawali oleh pembentukan batuan metamorfik yang berumur
Pra-Tersier merupakan batuan dasar. Batuan metamorf derajat rendah terbentuk di bagian
tengah dengan jenis skis, sabak dan di bagian timur terdapat filit dengan kenampakan yang
massif dan tersebar luas di sepanjang Sungai Halu Bola.
Sistem panas bumi dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan
temperatur tertinggi 67,54°C, pH netral. Fluida bertipe klorida dan bikarbonat temperatur
reservoir sekitar 150°C (temperatur medium).
Luas daerah prospek hasil kompilasi sekitar 8 km2, diperkirakan terbagi dua di sekitar
mata air panas Langkapa dengan pola melebar ke arah tenggara, dan sekitar mata air panas
Karani dan Bola. Kedua prospek tersebut dicirikan dengan zona tahanan jenis rendah dan
magnitudo gradient horizontal yang maksimum, potensi sumber daya hipotetis sekitar 14
Mwe.
Kata kunci: panas bumi, Gimpu, prospek, medium temperatur, non vulkanik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 287
Buku 1: Bidang Energi
di empat titik pengamatan yang masing air panas Karani dengan jenis
masing memiliki karakter fisik yang montmorilonit. Di sekitar air panas
berbeda, namun pada umumnya Halubola terdapat Illit, jarosit dan
didominasi oleh ubahan mineral lempung. paligorskit serta di bagian selatan pada
Lokasi ditemukannya batuan terubah batuan metamorf berupa montmorilonit
berada di sekitar air panas mahue dan dan kalsit.
karani dengan jenis monrmorilonit, sekitar
Lokasi Penyelidikan
288 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 289
Buku 1: Bidang Energi
dan permeable sebagai tempat masuknya klorida, indikasi deep water, sedangkan
air permukaan ke dalam aquifer yang lainnya bertipe bikarbonat, terjadi
(Gambar 2). pencampuran air permukaan terhadap
GEOKIMIA fluida panas dari sistem panas bumi.
Pada diagram Cl-SO4-HCO3,
(Gambar 3), air panas Langkapa bertipe
290 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 291
Buku 1: Bidang Energi
292 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 293
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 9. Visualisasi model gaya berat 3D, Daerah panas Bumi Gimpu
294 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 10. Peta dan model tahanan jenis AMT daerah panas bumi Gimpu
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 295
Buku 1: Bidang Energi
296 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hadi, M.N, 2017, Laporan Survei Terpadu Daerah Panas Bumi Gimpu, Kabupaten Sigi,
Provinsi Sulawesi Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya Mineral Batubara Dan
Panas Bumi.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics. John Willey and
son Ltd.
Standard Nasional Indonesia, 1999: Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, SNI-13-
6171-1999, BSN.
Standar Nasional Indonesia, 2000: Angka parameter dalam estimasi potensi energy panas
bumi, SNI 13-6482-2000, BSN.
Standar Nasional Indonesia 6009, 2017: Klasifikasi sumber daya dan cadangan energi
panas bumi Indonesia, BSN.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 297
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif daerah panas bumi Barru termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei panas bumi di daerah ini dilakukan untuk
mengetahui potensi sumber daya panas bumi dengan menggunakan metode gabungan
geologi, geokimia dan geofisika (gaya berat dan audio magnetotelurik/ AMT).
Sistem panas bumi daerah ini berhubungan dengan lingkungan non-vulkanik. Manifestasi
hanya berupa mata air hangat dengan temperatur antara 30°C hingga 50°C. Berdasarkan
data geokimia, geotermometer diperkirakan sebesar 115°C dan termasuk ke dalam
golongan temperatur rendah.
Pengukuran tahanan jenis dengan nilai rendah <15 Ohmm terdapat di area bagian
tengah/zona depresi sedangkan nilai menengah 25-50 Ohmm mendominasi area timur.
Kedua area tersebut tersusun oleh batuan sedimen.
Munculnya batuan beku ultrabasa dan diorit yang muncul di bagian baratdaya
direspon oleh metode AMT dengan nilai tahanan jenis yang tinggi >150 ohmm.
Batuan yang diduga sebagai batuan penudung adalah lapisan batuan sedimen dengan jenis
lempung. Hasil kompilasi data geosain yang dinyatakan sebagai pendugaan areal prospek
adalah sekitar 3 km2 dengan potensi energi sebesar 3 MWe dan termasuk pada kelas
sumber daya hipotetis.
Kata kunci: Panas bumi, Potensi, Kabupaten Barru, non vulkanik, prospek
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 299
Buku 1: Bidang Energi
daerah panas bumi Barru, Kabupaten untuk mengetahui karateristik fluida panas
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada areal manifestasi serta anomali Hg,
(Gambar 1). CO2 dan pendugaan temperatur reservoir
Penyelidikan ini bertujuan untuk di kedalaman. Metode geofisika dibagi
mengetahui sistem panas bumi yang menjadi pengukuran dan analisis gaya
berhubungan dengan munculnya berat untuk mengetahui densitas dan
manifestasi di daerah Barru dengan struktur dikedalaman serta pengukuran
metode geologi melalui pemetaan batuan, dan analisis audiomagnetotellurik (AMT)
distribusi manifestasi panas bumi dan untuk mengetahui pola sebaran tahanan
struktur geologi serta aspek lain seperti jenis batuan yang mempengaruhi sistem
bentang alam dan penentuan zonasi panas bumi di daerah Barru.
hidrologi. Metode geokimia dilaksanakan
300 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 301
Buku 1: Bidang Energi
302 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
kasar Satuan ini disebandingkan dengan perlipatan antiklin dan juga kekar kekar
batupasir Formasi Campa yang berumur yang terisi mineral lempung dan oksida
Tersier Miosen. besi. Beberapa terisi oleh kalsit dan
Satuan Dasit, terletak di bagian karbonat. Satuan ini disebandingkan
baratdaya membentuk morfologi dengan batupasir pada Fomasi Campa
perbukitan curam, tersusun oleh dasit yang berumur Miosen, yang terbentuk di
yang mengalami proses deformasi yang lingkungan laut dangkal.
ditunjukkan oleh munculnya kekar dengan Satuan Napal, mengisi bagian
jenis shear joint. Satuan ini di celah di sekitar Muara Mapela. Singkapan
sebandingkan dengan Batuan Gunungapi napal, berwarna abu-abu kekuningan,
Formasi Camba yang berumur Tersier. berbutiran sangat halus hingga ke
Satuan Batulempung, menempati bagian lempung, bersifat karbonatan, nampak di
selatan di sekitar Galung membentuk sekitar munculnya air hangat
morfologi bergelombang dengan litologi Pangisorenge. Satuan ini disebandingkan
penyusun jenis batulempung, warna abu- dengan Napal Formasi Camba yang
abu kekuningan, karbonatan. Menyerpih berumur Miosen dan selaras dengan
dan terdapat nodul batupasir dengan batupasir dan batulempung.
kekar yang terisi oleh oksida besi. Satuan Satuan Breksi Vulkanik, pada
ini disebandingkan dengan Formasi tepian bagian timur daerah survei.
Camba yang berumur Miosen Awal. Membentuk perbukitan terjal dengan
Satuan Batupasir, menempati singkapan berupa breksi lava, masif dan
sebagian besar areal survei, singkapan sangat kompak. Matrik berupa batu pasir
perselingan batupasir dengan kasar dengan pemilahan buruk. Sesuai
batulempung, berarah N 5o E/ 5o. dengan kesebandingan regional maka
Batupasir, tampak abu-abu kecoklatan, daerah ini disebandingkan dengan formasi
kemas terbuka, terpilah buruk, disusun Campa produk gunungapi yang berumur
oleh butiran-butiran kuarsa, berukuran Miosen.
hingga 2 mm, fragmen andesit, dalam Satuan Andesit, berada di Bulu
semen yang sudah teroksidasi berasosiasi Lapance membentuk kubah dome yang
dengan mineral lempung, bersifat tersusun oleh lava andesit, sangat
karbonatan. Batulempung, tampak abu- kompak, ubahan terdiri dari lempung dan
abu kekuningan, berbutir sangat halus. Ke klorit. Satuan ini diduga merupakan salah
arah selatan didominasi oleh batupasir satu batuan konduktif yang
berwarna kuning, kemas tertutup, terpilah menghantarkan panas ke sekitar air
baik. Berselingan dengan singkapan hangat. Berdasarkan kesebandingan
breksi. Terdeformasi dengan bentuk
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 303
Buku 1: Bidang Energi
regional diduga sebagai batuan terobosan Sesar dibagi sesuai arah barat laut
yang berumur Miosen Tengah. tenggara dan baratdaya timurlaut. Sesar
Satuan Diorit Alipan; berupa intrusi dengan arah barat laut tenggara
diorit yang menjulang di sekitar daerah ditunjukkan oleh keberadaan sesar
Alipan, muncul diduga sebgai akibat zona Lakepo dan Kaerange yang menunjukan
lemah yang terbentuk oleh sesar Alipan. tinggian horst nya di sisi timur dan bagian
Berdasarkan kesebandingan regional turunnya di sisi barat membentuk
batuan ini disebandingkan dengan intrusi pedataran. Sesar Kemara memotong
granodiorit yang berumur Miosen Tengah. batuan paling tua pada peridotite dan
Satuan Diorit Maraung; menempati bagian serpentinit, nampak sekali rekahan yang
selatan daerah survei membentuk intensif dengan terisi mineral oksida.
morfologi perbukitan terisolir yang Sesar Kalompi merupakan sesar yang
menerobos batuan gamping dan mengontrol munculnya air hangat di
batulempung. Singkapan berupa diorit. sekitar Pangisorenge dan Kalompie. Sesar
Terdapat xenolit lava andesit. Pangie mengontrol pola kelurusan dari
Berdasarkan kesebandingan regional pengendapan batugamping dan sesar
diduga satuan ini sebagai salah satu Lapanca kemungkinan mengontrol
batuan yang menghantarkan panas yang munculnya terbososan basal dan juga
berumur lebih muda dari lava andesit dan merupakan pola yang terbentuk pada
berumur Miosen Tengah. batuan vulkanik di puncak. Sesar dengan
Aluvium; merupakan satuan arah barat daya timur laut ditunjukkan oleh
termuda dan didominasi oleh endapan Sesar Bangkalae dan Sesar Kemiri.
fluvial lepas seperti bongkah, pasir, lumpur Keduanya diduga sebagai antitetik atau
dan material lepas lainnya. Membentuk pasangan dari sesar utama yang berarah
pola sungai sand bar dan meandering. sebaliknya. Sesar ini kemungkinan
berjenis sesar mendatar dengan arah
Struktur Geologi sinistral.
Struktur geologi yang berkembang
di daerah penyelidikan didominasi oleh Manifestasi
arah tegasan baratlaut-tenggara dan utara Manifestasi panas bumi yang
- selatan sebagai sesar utama yang terdapat di daerah penyelidikan berupa
terbentuk di Sulawesi Selatan. mata air hangat. Kelompok manifestasi
Keberadaan sesar tersebut diperkirakan terdiri atas 3 kelompok, yaitu kelompok
mengontrol munculnya manifestasi di manifestasi Kalompie, kelompok
daerah survei. manifestasi Galung,dan kelompok
manifestasi Kaerange.
304 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 305
Buku 1: Bidang Energi
a. b.
d.
c.
306 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 307
Buku 1: Bidang Energi
308 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 309
Buku 1: Bidang Energi
310 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 311
Buku 1: Bidang Energi
312 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Penampang L7, L8 dan L9 merupakan tiga batuan ultrabasa yang kemenerusan dari
lintasan pemodelan di selatan dan batuan pada lintasan L7.
memotong litologi batuan ultramafik,
endapan permukaan dan batupasir-breksi. PEMBAHASAN
Lintasan L7, L8 dan L9 berada pada celah Sistem Panas Bumi
sempit di antara morfologi perbukitan Daerah Barru dan sekitarnya
curam di baratdaya dan tenggara. berada pada kondisi lingkungan panas
Hasil pemodelan memperlihatkan bumi non vulkanik yang di dominasi oleh
keberadaan nilai tahanan jenis rendah batuan sedimen. Morfologi daerah
berada di bagian tengah diapit oleh nilai Kalompie dan sekitarnya berada pada
tahanan jenis tinggi di sisi baratdaya dan peralihan antara perbukitan terjal (1000
tenggara. Pada Penampang L7, tahanan mdpl) ke perbukitan landai (150 mdpl)
jenis tinggi di baratdaya diinterpretasikan hingga pedataran. Berdasarkan
sebagai respon batuan ultramafik. pembagian zonasi hidrologi, daerah
Tahanan jenis bernilai tinggi di bagian munculnya air hangat ini juga berada pada
tenggara diinterpretasikan sebagai zona lepasan yang merupakan kumulasi
batupasir dan breksi yang telah akuifer dangkal utamanya di daerah
terkompaksi dan masif. Kalompie, Galung, Pange dan Kaerange.
Tahanan jenis tinggi di sisi Anomali struktur ditunjukkan dengan
baratdaya dan tenggara juga termodelkan beberapa kelurusan dan kekar-kekar di
pada lintasan L8 dan L9. Nilai tahanan sekitar air hangat menunjukkan telah
jenis tinggi di baratdaya pada kedua terbentuknya permeable zone di
lintasan diinterpretasikan sebagai satuan permukaan. (Gambar 12).
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 313
Buku 1: Bidang Energi
314 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
sehingga dari data tersebut kemungkinan geologi, geokimia, dan geofisika berada di
fluida di reservoir tidak terakumulasi dan sekitar munculnya air hangat kelompok
hanya sebatas masuk ke dalam Kalompie ke arah timur. Dari kompilasi
permukaan dan naik lagi setelah ketiga metode tersebut (Gambar 13)
terpanaskan secara konduktif dan didapat estimasi luas area prospek panas
konvektif oleh sumber panas seiring bumi sekitar 3 km2 untuk kelas sumber
kedalaman landaian suhu, sehingga di daya hipotetis. Dengan menggunakan
asumsikan fluida bukan berasal dari metode penghitungan volumetric, melalui
reservoir dalam (deep water). beberapa asumsi yaitu tebal reservoir
sebesar 1km, recovery factor = 25%,
Daerah prospek faktor effisiensi 4 %, dan lifetime 30 tahun
Sebaran area prospek maka potensi sumber daya hipotetisnya
berdasarkan hasil penelitian metode adalah 3 MWe pada temperatur rendah.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 315
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Kabupaten Barru dalam Angka, Badan Pusat Statistik,
Bemmelen, V., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Hague. Netherlands.
Burger, H.R., 1992: Exploration Geophysics of shallow Sub Surface, Prentice Hall
Cooper, G.R.J., 2002, “GeoModel Method”, School of Geosciences, the Witwatersrand
Johanesburg, South Africa.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L., 2000, Surface Manifestations of Geothermal Systems With
Volcanic Heat Sources, dalam: Sigurdsson, H. (ed) Encyclopedia of Volcanoes,
Academic Press, hal. 834-855.
Jaya, A. 2014. Tectonic Evolution of South Sulawesi, Indonesia: Recontstruction by Analysis
of Deformation Structures, Akita University, Japan.
Kadir, W.G.A., 2000, Eksplorasi Gaya Berat dan Magnetik, Jurusan Teknik Geofisika,
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung
Lawless, J., 1995.Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short Course.Unocal
Ltd. Jakarta.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics.John Willey and son
Ltd.
Sukamto, R., dkk., 1982, Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat,
Sulawesi, Skala1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Standard Nasional Indonesia, 1998: Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta. hal. 1-12.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990, Applied Geophysics.
Second Edition, Cambridge University Press, London.
316 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Tektonisme pada pertengahan Tersier mengakibatkan deformasi pada batuan
malihan, batuan intrusi, dan batuan vulkanik, serta menghasilkan struktur patahan segmen
Sesar Besar Sumatera berarah baratlaut-tenggara berikut sesar antitetik yang berarah
timurlaut-baratdaya di Daerah Pincurak. Tektonisme Kala Pliosen-Plistosen diikuti oleh
aktivitas vulkanik Gunung Malintang yang menghasilkan batuan magmatik generasi paling
muda. Batuan magmatik ini diharapkan memiliki sisa panas dari dapur magma di bawah
Gunung Malintang yang dapat berperan sebagai sumber panas dalam sistem panas bumi
Pincurak. Tektonisme terakhir yang terjadi pada Plistosen Akhir bahkan sampai sekarang,
mengakibatkan teraktifkannya kembali sesar-sesar sebelumnya yang kemudian mengontrol
kehadiran manifestasi panas bumi di permukaan, seperti yang terlihat juga dalam anomali
batuan berdensitas rendah berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut di lokasi
mata air panas Sosopan.
Keberadaan mata air panas Sosopan yang bertipe klorida dan kaya sulfat dengan pH
netral serta kemiripan karateristik kimia air panas Sosopan-2 dan air dingin Danau Laut
Tinggal yang bertipe sulfat dan pH asam, menjadikan komplek air panas Sosopan
diperkirakan merupakan bagian outflow atau setidaknya berada pada bagian ujung dari zona
upflow dari sistem panas bumi Pincurak yang didominasi oleh kehadiran mata air panas
bertemperatur 80°C. Fluida panas buminya mengindikasikan sistem panas bumi temperatur
cukup tinggi sekitar 220°C, diperkirakan berasosiasi dengan gas magmatik dari aktivitas
vulkanik Gunung Malintang.
Sistem panas bumi Pincurak diperkirakan berasosiasi dengan batuan magmatik
muda Gunung Malintang sebagai sumber panasnya. Reservoir sistem panas buminya
diduga merupakan sistem kekar pada batuan metamorf dengan puncak reservoir mulai
kedalaman 750 hingga 1250 meter dan lapisan penudung (clay cap) berupa lapisan lempung
hasil ubahan dari batuan vulkanik. Sebaran daerah prospek diperkirakan berada di sekitar
mata air panas Sosopan yang meliputi luas areal 2 km2. Estimasi potensi energi panas
buminya sebesar 11 MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 317
Buku 1: Bidang Energi
318 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
dari variasi densitas dengan anomali diukur pada permukaan bumi pada posisi
Bouguer lengkap (CBA) sebagai input tertentu. Survei metode AMT
data. menghasilkan kurva tahanan jenis
Penyelidikan dengan metode AMT terhadap frekuensi, tahanan jenis semu
memiliki rentang frekuensi antara 0,1 Hz lateral terhadap frekuensi, dan
sampai dengan 10 kHz. Metode ini penampang model tahanan jenis hasil
merupakan metode eksplorasi inversi 1D dan 2D.
elektromagnetik untuk mengukur respon Kompilasi ketiga metode tersebut
bumi dalam besaran medan listrik dan diharapkan dapat menghasilkan model
medan magnet terhadap medan tentatif sistem panas bumi yang baik,
elektromagnetik alam. Respon tersebut sebaran daerah prospek dan potensi
berupa komponen horizontal medan panas buminya.
magnet serta medan listrik bumi yang
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 319
Buku 1: Bidang Energi
320 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
(Pm) yang terdiri dari batusabak, filit, dan Pada Zaman Kuarter bagian awal
metakuarsa arenit serta Satuan Batuan aktivitas vulkanisme berlangsung di
Malihan 2 (Jkm) berjenis serpentinit, sekis, daerah survei, ditandai oleh aktivitas
dan metabatugamping. Batuan malihan Gunung Malintang yang menghasilkan
tersebut diperkirakan sebagai bagian dari litologi berupa aliran lava, breksi vulkanik,
batuan bancuh (melange) hasil peristiwa dan aliran lahar. Secara berurutan
tektonik berupa penunjaman pada Zaman menurut proses terbentuknya adalah
Jura – Kapur. Kehadiran batuan-batuan Satuan Lava Malintang Tua 1 (Qlmt1)
tersebut dapat di sebandingkan dengan berupa lava berjenis andesit-basaltik.
melange Kelompok Woyla (Rock, N.M.S Setempat di lokasi air panas Sosopan,
dkk., 1983). satuan ini mengalami ubahan. Mengacu
Memasuki Tersier bagian awal, pada peta geologi regional (Rock, N.M.S
kegiatan magmatisme ditandai oleh dkk., 1983), batuan ini merupakan produk
aktivitas vulkanik yang menghasilkan Gunung Malintang yang berumur
litologi tuff dari Satuan Tuff (Tmt) dan Plistosen. Dilanjutkan oleh Satuan Breksi
juga adanya intrusi granit berupa Satuan Malintang Tua 1 (Qbmt1) berupa endapan
Granit (Tmg). Satuan tuff diwakili oleh tuf material produk erupsi yang banyak
berwarna putih, berbutir sangat halus, dijumpai mengisi lembah. Breksinya
lunak hingga getas. Menurut disusun oleh fragmen batuan yang
kesebandingan dengan peta geologi berkompisisi andesitik-basaltik, berukuran
regional (Rock, N.M.S dkk., 1983), batuan kerakal-bongkah, dan kompak. Menurut
ini merupakan batuan vulkanik yang hubungan relatif dengan satuan batuan
belum/tidak terbedakan dengan umur lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
Miosen. Satuan Granit terdiri dari granit Plistosen. Satuan Lava Malintang Tua 2
berwarna putih kehitaman, tekstur (Qlmt2) adalah batuan yang selanjutnya
faneritik, holokristalin dan memiliki kemas terbentuk. Satuan ini terdiri dari lava
equigranular. Menurut kesebandingan dengan komposisi andesitik
dengan peta geologi regional (Rock, (Rock,N.M.S.,dkk, 1983). Menurut
N.M.S dkk., 1983), batuan ini merupakan hubungan relatif dengan satuan batuan
granit yang berumur Miosen. Aktivitas ini lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
dilanjutkan pada pertengahan Tersier Plistosen. Erupsi Gunung Malintang
berupa peristiwa tektonik deformasi yang selanjutnya menghasilkan batuan gunung
menghasilkan pola struktur sesar api lebih muda, yaitu berupa Satuan Lava
mendatar dan sesar normal yang berarah Malintang Muda 1 (Qlmm1) tang terdiri
baratlaut-tenggara. dari lava dengan komposisi andesitik-
basaltik berwarna abu-abu kehitaman;
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 321
Buku 1: Bidang Energi
Satuan Lava Malintang Muda 2 (Qlmm2) pemunculan mata air panas, kelurusan
berupa lava dengan komposisi andesit- lembah dan punggungan, serta kekar-
basaltik, berwarna abu-abu kehitaman kekar. Struktur geologi yang berkembang
dengan tekstur afanitik-fanerik; Satuan berupa struktur tepi kawah, sesar, dan
Breksi Malintang Muda 2 (Qbmm2) yang kelurusan berarah relatif baratlaut-
tersusun oleh endapan material produk tenggara dan timurlaut-baratdaya. Pola
erupsi dengan fragmen batuan berupa struktur geologi yang berarah relatif
lava yang berkompisisi andesit-basatik, baratlaut-tenggara dan timurlaut-
berukuran kerikil-bongkah; Satuan Lava baratdaya diperkirakan sebagai sesar
Malintang Muda 3 (Qlmm3) berupa lava mendatar dan sesar normal yang diduga
berkomposisi andesit-, berwarna abu-abu berasosiasi dengan pola struktur Sesar
agak kehitaman, bertekstur porfiritik Besar Sumatera. Keberadaan struktur
dengan fenokris terdiri dari plagioklas, geologi tersebut diduga sebagai
biotit dan piroksen; Satuan Lava Malintang pengontrol keberadaan manifestasi panas
Muda 4 (Qlmm4) merupakan produk bumi berupa mata air panas di daerah
terakhir dari erupsi Gunung Malintang survei.
yang terdiri dari lava berkomposisi
andesitik-basaltik, berwarna abu-abu GEOKIMIA
kehitaman dan memiliki tekstur porfiritik Kimia Air
dengan fenokris plagioklas dan biotit. Hasil analisis kimia anion dan
Berdasarkan hubungan relatif dengan kation memperlihatkan konsentrasi yang
satuan batuan lainnya dan mengacu pada menarik pada air panas Sosopan-2 dan air
peta geologi regional (Rock, N.M.S dkk., dingin Danau Laut Tinggal terhadap air
1983), semua satuan batuan tersebut panas Sosopan lainnya. Kedua air
berumur Plistosen. Proses selanjutnya di tersebut sama-sama bersifat asam, yaitu
sekitar Gunung Malintang adalah memiliki nilai pH mencapai 2,8. Meskipun
pembentukan Lahar Gunung Malintang kedua air tersebut memiliki konsentrasi
(Qel), yaitu berupa produk sekunder hasil Na, K, Li, Cl, B, SiO2, dan SO4 relatif
pencampuran material produk Gunung tinggi, namun konsentrasinya lebih kecil
Malintang sebelumnya dan kemudian jika dibandingkan dengan air panas
telah mengalami proses litifikasi. Sosopan lainnya. Bahkan nilai konsentrasi
Indikasi keberadaan struktur bikarbonat (HCO3) pada air panas
geologi di daerah survei diperoleh Sosopan sangat tinggi mencapai 448 mg/l,
berdasarkan analisis peta DEM (Digital ternyata pada air panas Sosopan-2 dan air
Elevation Model), analisis peta topografi, Danau Laut Tinggal bikarbonatnya tidak
dan gejala struktur di permukaan seperti terdeteksi sama sekali (Tabel 1). Air
322 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
seperti ini biasanya berupa air sulfat yang proses oksidasi, sedangkan bikarbonat
sangat dipengaruhi oleh gas-gas biasanya tidak ada sama sekali atau hadir
magmatik. Pada kondisi demikian, dalam konsentrasi yang sangat kecil
biasanya mengandung klorida dari sisa sekali.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 323
Buku 1: Bidang Energi
324 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 4. Diagram segi tiga Cl-Li-B
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 325
Buku 1: Bidang Energi
326 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 327
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 6 Diagram segi tiga gas N2-He-Ar Gambar 7 Diagram segi tiga gas N2-CO2-Ar
328 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 9. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H (Deuterium) conto air Pincurak
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 329
Buku 1: Bidang Energi
330 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 331
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 13. Peta tahanan jenis pada kedalaman 200,300, 500, 750, 1000, dan 1250 meter
332 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
mulai kedalaman 750 m hingga 1250 m. yang terbentuk pada air panas Sosopan-2
Permeabilitas cukup baik pada batuan dan air Danau Tinggal Laut.
metamorf terbentuk oleh sistem rekahan Manifestasi danau kawah asam di
akibat aktivitas tektonik yang intensif. puncak Gunung Malintang diperkirakan
Batuan penudung diperkirakan memiliki hubungan erat dengan
berupa batuan vulkanik terubah hasil manifestasi panas bumi di Sosopan, hal ini
interaksi antara fluida panas dengan didukung oleh keberadaan struktur sesar
batuan. Berdasarkan data AMT, sebaran berarah baratlaut-tenggara yang
tahanan jenis rendah yang berada menghubungkan kedua daerah tersebut.
disekitar mata air panas Sosopan dan Zona perpotongan sesar tersebut dengan
merendah ke arah Gunung Malintang sesar berarah timurlaut-baratdaya di
diinterpretasikan sebagai batuan sekitar Sosopan, diduga sebagai struktur
penudung. Sebaran nilai tahanan jenis pengontrol kehadiran mata air panas
rendah tersebut memiliki ketebalan mulai Sosopan. Keberadaan mata air panas
dari 500 m hingga 1000 m. Sosopan yang bertipe klorida dan kaya
Fluida panas bumi dalam sistem sulfat dengan pH netral serta mata air
panas bumi di Daerah Pincurak panas Sosopan-2 dan air dingin Danau
diperkirakan dipengaruhi oleh fluida Laut Tinggal yang bertipe sulfat dan pH
magmatik yang berasosiasi dengan asam, menjadikan komplek air panas
magmatisme terakhir Gunung Malintang. Sosopan diperkirakan berada pada zona
Kontrol struktur sesar di daerah Sosopan outflow atau setidaknya merupakan
telah mengakibatkan hadirnya mata air bagian ujung dari zona upflow dalam
panas Sosopan bertipe klorida dan sistem panas bumi Pincurak(?)
memiliki konsentrasi sulfat (SO4) tinggi.
Proses pendidihan di reservoir (boiling POTENSI ENERGI PANAS BUMI
chloride water) mengakibatkan Dengan asumsi ketebalan resevoir
terbentuknya uap panas yang 1000 meter, densitas resevoir 2500 kg/m3,
mengandung gas yang kaya akan H2S. recovery factor sebesar 25 %, life time
Uap panas yang berinteraksi dengan air selama 30 tahun, temperatur resevoir 220
permukaan atau air meteorik pada zona 0
C, temperatur cut off 150 0C, dan luas
bawah permukaan di atas muka air tanah daerah prospek 2 km2, maka diperoleh
(zona vados) membentuk air sulfat seperti potensi panas bumi Pincurak sebesar 11
MWe pada kelas sumberdaya hipotetik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 333
Buku 1: Bidang Energi
334 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2000. Angka Parameter Dalam Estimasi Potensi energi
Panas Bumi, SNI 13-6482-2000.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, Geothermal System: Principles and Case Histories. John
Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc.
Orlando.
Nicholson, K., 1993.Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique. Springer Verlag,
In. Berlin.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 335
Buku 1: Bidang Energi
Reynold, J.M. 1977. Introduction to Applied dan Efiromental Geophysics. John Willey and
Son Ltd.
Rock, N.M.S., dkk. 1983. Peta Geologi Regional Bersistem Lembar Lubuk Sikaping,
Sumatera, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., and Keys, D.A., 1990, Applied Geophysics.
Second Edition. Cambridge University Press, London.
Tim Survei Pendahuluan, 2010. Survei Pendahuluan Panas Bumi Daerah Pasaman Barat,
Provinsi Sumatera Barat. Pusat Sumber Daya Geologi. Badan Geologi, Bandung.
336 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah Surian terletak pada zona depresi yang berasosiasi dengan Sesar Sumatra.
Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan adanya manifestasi permukaan
berupa mataair panas. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi sekaligus mengetahui
karakteristik pembentukan sistem panas bumi di daerah Surian dengan menggunakan
metode geologi, geokimia dan geofisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah Surian
didominasi oleh batuan intrusi berupa granit-granodiorit yang berumur Kapur serta terdapat
satu kelompok mata air panas dengan tipe air bikarbonat dan bersifat immature water.
Keberadaan struktur geologi yang terdapat di daerah Surian umumnya berarah baratlaut-
tenggara. Hal tersebut didukung oleh data gaya berat yang menunjukkan adanya pola lineasi
berarah baratlaut-tenggara yang diduga berkaitan erat dengan zona sesar sumatera.
Intensitas rekahan banyak dijumpai pada bagian barat daerah penelitian yang
mengindikasikan adanya zona permeable. Sistem panas bumi daerah Surian dipengaruhi oleh
adanya gradient thermal yang diduga merupakan faktor yang dapat memanaskan fluida
meteorik pada struktur sesar yang sangat dalam, sehingga pada saat menuju permukaan
melalui kontrol patahan, fluida tersebut mampu menyapu panas dan muncul dipermukaan
sebagai mata air panas.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 337
Buku 1: Bidang Energi
338 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 339
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Peta fracture fault density dan lokasi pengukuran windows scan
(Arini dan Permana, 2017)
340 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 341
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 6. Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 7. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H
342 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Berdasarkan peta anomali residual nilai tahanan jenis pada kedalaman 250 m,
(Gambar 8.C), kontras antara anomali 500 m, 750 m dan 1000 m (Gambar 9),
tinggi dan anomali rendah memperlihatkan menunjukkan bahwa pada kedalaman 250
pola kelurusan yang berarah baratlaut- meter dan 500 meter, terlihat sebaran
tenggara di bagian timur dan berarah anomali tahanan jenis sedang di hampir
hampir barat-timur di bagian selatan dari seluruh daerah penelitian dan
daerah penelitian. Kelurusan - kelurusan diinterpretasikan sebagai batuan vulkanik
tersebut diduga berasosiasi dengan berupa lava dan lapukan dari batuan granit.
keberadaan sesar Sumatera dan Sedangkan pada kedalaman 750 meter
antitetiknya. Keberadaan sesar-sesar dan 1000 meter mempelihatkan nilai
tersebut diduga mengontrol kemunculan tahanan jenis tinggi yang memanjang dari
mata air panas di permukaan. baratlaut ke arah tenggara. Nilai tahanan
Hasil pemodelan gaya berat 3D, jenis tinggi ini diinterpretasikan sebagai
menggunakan teknik pemodelan batuan granit yang juga bertindak sebagai
kebelakang 3D dengan perangkat lunak basement dari daerah ini. Sementara itu,
Grablox (Pirttijarvi, 2004), seperti yang nilai tahanan jenis sedang yang terdapat di
tampak pada gambar 8.D, memperlihatkan bagian timur daerah penelitian diduga
bahwa nilai densitas tinggi (>2,6 g/cm3) merupakan respon dari batuan gamping.
yang diperkirakan merupakan respon Kontras tahanan jenis yang terlihat
batuan beku berupa granit, menyebar berarah relatif barat-timur pada kedalaman
hampir diseluruh daerah penelitian. dangkal (500 meter) dan berarah baratlaut-
Sedangkan, kelompok densitas sedang tenggara pada kedalaman yang lebih
(2.2 s/d 2.5 g/cm3) berada di bagian timur dalam sebagai cerminan adanya pengaruh
dengan bentuk memanjang searah sesar dari pola sesar Sumatera. Hasil pemodelan
Sumatera. Keberadaan nilai densitas data AMT di daerah surian ini tidak bisa
sedang tersebut, diduga merupakan zona menggambarkan keberadaan sistem
rekahan yang berhubungan dengan sistem panas bumi di daerah surian, karena tidak
panas bumi di daerah Surian. terdapat zona tahanan jenis rendah yang
Pemodelan data biasanya mengindikasikan keberadaan
Audiomagnettotellutik (AMT) daerah panas caprock atau zona ubahan. Hal ini mungkin
bumi Surian dilakukan dengan metode dikarenakan intensitas ubahan di daerah
inversi 2D yang menggunakan algoritma surian tidak terlalu kuat sehingga tidak bisa
Non Linear Conjugate Gradient (Rodi dan tergambarkan dengan metode AMT.
Mackie, 2001). Hasil data AMT terhadap
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 343
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 8. A) Peta Anomali Bouguer, B) Peta Anomali Regional, C) Peta Anomali Residual
D) Hasil interpretasi pemodelan gaya berat 3D
Gambar 9. Peta tahanan jenis pada kedalaman 250, 500, 750, dan 1000 meter
344 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 345
Buku 1: Bidang Energi
346 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N., 1972, Laporan Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan terhadap gejala-gejala
panas bumi di daerah Sumatera Barat, Subdirektorat Penyelidikan Panas Bumi,
Direktorat Vulkanologi, Bandung.
Arini, A.B dan Permana, L.A, 2017, The Fracture’s Characteristic Study as Indicators the
Permeable Zone in Surian, Solok Regency of West Sumatera, Proceeding The 5 th
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 347
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM) telah
dilakukan di daerah panas bumi Nage Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan tujuan untuk lebih menegaskan keprospekan panas bumi di daerah tersebut. Survei
ini merupakan kelanjutan dari kegiatan survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika (gaya
berat dan audio magnetotellurik) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Daerah panas
bumi Nage terletak di lingkungan vulkanik kompleks yang secara umum terbagi kedalam
lima periode vulkanisme, yaitu Vulkanisme Tersier, Vulkanisme Pra-Kaldera, Vulkanisme
Post-Kaldera, Vulkanisme Kerucut Sinder, dan Vulkanisme Gunungapi Inierie.
Hasil survei MT dan TDEM memperlihatkan adanya sebaran nilai tahanan jenis
rendah (<20 Ohm.m) di sekitar mata air panas Nage dan Keli dari dekat permukaan hingga
kedalaman 800 m dengan tebal rata-rata 500 m. Zona tahanan jenis rendah (konduktif) juga
terlihat di sekitar fumarol Wolo Puti dengan pola melebar ke arah utara. Zona konduktif yang
terletak di sekitar mata air panas Nage dan Keli diinterpretasikan sebagai batuan ubahan
yang berfungsi sebagai batuan penudung. Di bawah zona konduktif terdapat zona tahanan
jenis sedang (20-100 Ohm.m) yang diinterpretasikan sebagai zona bertemperatur tinggi atau
zona reservoir. Puncak dari reservoir diperkirakan terletak pada kedalaman 600 m.
Berdasarkan hasil kompilasi data geosains (geologi, geokimia, dan geofisika) daerah
prospek panas bumi Nage terletak di sekitar mata air panas Nage dan Keli dengan luas
sekitar 7 km2. Daerah prospek tersebut dibatasi oleh kontras nilai tahanan jenis dan struktur
sesar berarah baratdaya-timurlaut dan sesar berarah utara-selatan.
Kata kunci: magnetotellurik, time domain electromagnetic, panas bumi, Nage, Nusa
Tenggara Timur
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 349
Buku 1: Bidang Energi
pada lingkungan vulkanik kompleks yang panas bumi Nage yang dilaksanakan pada
masih aktif hingga saat ini dan dicirikan bulan Maret 2017.
dengan munculnya fumarol, mata air
panas, dan batuan ubahan. Penelitian Geologi dan Manifestasi Permukaan
kepanasbumian di daerah ini telah banyak Daerah Panas Bumi Nage terletak
dilakukan di antaranya oleh Munandar, pada lingkungan vulkanik kompleks yang
dkk. (1997), Andan, dkk. (1997), Muraoka, secara umum terbagi ke dalam lima
dkk. (1998 dan 2000), Takahashi, dkk. periode vulkanisme, yaitu Vulkanisme
(1999), Nasution, dkk. (1996 dan 2000), Tersier yang menghasilkan produk
Sitorus dan Aswin (2003), dan Sukaesih, vulkanik Wolo Kenowe dan vulkanik Wolo
dkk. (2017). Atagae, Vulkanisme Pra-Kaldera berumur
Survei magnetotellurik (MT) dan Kuarter yang menghasilkan produk
Time Domain Electromagnetic (TDEM) di vulkanik Wolo Deru dan vulkanik Wolo
daerah panas bumi Nage dilakukan untuk Batulaba, Vulkanisme Post-Kaldera
lebih menegaskan keprospekan (letak, berumur Kuarter yang menghasilkan
delineasi, kedalaman dan besarnya produk vulkanik Wolo Piu dan Bena,
potensi) dari tinjauan data geofisika Vulkanisme cinder cone menghasilkan
sehingga diperoleh peningkatan status produk kerucut piroklastik Wolo Nawa,
potensinya. Survei tersebut merupakan Wolo Hobolida, Wolo Kapa, dan Wolo
kelanjutan dari kegiatan survei terpadu Bobo, dan Vulkanisme gunungapi Inierie
geologi, geokimia, dan geofisika (gaya yang aktivitas vulkaniknya masih aktif
berat dan audio magnetotellurik) di daerah sampai sekarang (Sukaesih, dkk., 2017)
(Gambar 2).
350 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Nage (Sukaesih, dkk., 2017)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 351
Buku 1: Bidang Energi
pusat erupsi gunungapi (Sukaesih, dkk. reservoir. Menurut Johnston, dkk (1992)
2017). batuan penudung memiliki nilai tahanan
Manifestasi panas bumi di daerah jenis yang sangat rendah (<10 Ohm.m),
Nage secara umum terdiri atas fumarol, sedangkan reservoir panas bumi memiliki
mata air panas, dan batuan ubahan. nilai tahanan jenis yang lebih tinggi (20-80
Fumarol terdapat di sekitar Wolo Puti Ohm.m). Pada survey ini, metode TDEM
dengan temperatur antara 96-98oC dan digunakan untuk koreksi statik data MT
tercium bau H2S yang sangat kuat. Mata karena data MT yang terukur di lapangan
air panas terdapat di beberapa lokasi dan umumnya mengalami distorsi, seperti
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yang telah dibahas oleh Sugianto dan
yaitu kelompok mata air panas Nage Grandis (2014), Jones (1988), dan
dengan temperatur antara 73-79oC, Sternberg, dkk. (1988)
kelompok mata air panas Keli dengan Pengukuran MT dan TDEM
temperatur 46-67oC, kelompok mata air dilakukan pada 44 titik ukur, yang tersebar
panas Bena dengan temperatur sekitar dalam 9 lintasan berarah baratdaya-
35oC, dan kelompok mata air panas timurlaut dengan jarak antar titik sekitar
Borani dengan temperatur sekitar 45 C. o
1000 m. Distribusi titik ukur MT dan TDEM
Keempat kelompok mata air panas didesain untuk mendetailkan hasil survei
tersebut umumnya memiliki pH asam, terpadu pada tahun 2017 (Gambar 3).
kecuali mata air panas Bena dan mata air Pemodelan data MT dilakukan
panas Keli 1. Batuan ubahan umumnya dengan menggunakan algoritma
terlihat di sekitar Wolo Puti, mata air pemodelan inversi 2D Non Linear
panas Nage dan mata air panas Keli Conjugate Gradient dari Rodi dan Mackie
(Sukaesih, dkk., 2017). (2001) yang tersedia dalam perangkat
lunak WinGlink. Pemodelan dilakukan
METODE pada 9 lintasan yang berarah baratdaya-
Metode yang digunakan pada timurlaut dengan parameter smoothing
survei ini adalah metode magnetotellurik operator (tau) = 0,1, data error dan error
dan time domain electromagnetic (TDEM). floor untuk rho dan phase masing-masing
Metode MT merupakan salah satu metode 5 dan 10. Parameter tersebut merupakan
geofisika yang sering dan umum kombinasi parameter yang memberikan
digunakan dalam survei ataupun hasil optimum untuk data AMT maupun
eksplorasi panas bumi karena hasil dari MT di daerah Nage berdasarkan
metode tersebut dapat menggambarkan percobaan terhadap berbagai kombinasi
sifat fisika dari suatu sistem panas bumi parameter.
berupa lapisan penudung dan batuan
352 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Peta distribusi titik ukur MT dan TDEM di daerah panas bumi Nage
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 353
Buku 1: Bidang Energi
354 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 355
Buku 1: Bidang Energi
Peta tahanan jenis pada baratdaya fumarol Wolo Puti dan di sekitar
kedalaman 800 m dan 1000 m umumnya mata air panas Nage, Keli, dan Bena
memperlihatkan pola yang berbeda. Pada mulai terlihat adanya sebaran nilai
kedalaman 800 m, nilai tahanan jenis tahanan jenis tinggi. Zona resistif yang
rendah masih tersebar cukup luas, yaitu di terletak di sebelah baratlaut fumarol Wolo
sekitar fumarol Wolo Puti dan menerus ke Puti diperkirakan berasosiasi dengan
arah utara, timur, dan baratdaya. batuan beku sisa aktivitas Wolo Bobo dan
Sedangkan pada kedalaman 1000 m, nilai sekitarnya, sedangkan zona resistif di
tahanan jenis rendah hanya terlihat di sekitar mata air panas Nage, Keli, dan
sebelah utara fumarol Wolo Puti. Sebaran Bena diperkirakan berasosiasi dengan
nilai tahanan jenis sedang pada batuan beku sisa aktivitas vulkanik
kedalaman 800 m terlihat di sekitar mata pembentuk Kawah Wolo Piu dan Kawah
air panas Nage dan mata air panas Keli Bena.
dengan pola penyebaran yang lebih luas Peta tahanan jenis pada
jika dibandingkan pada kedalaman 600 m. kedalaman 1250 m, 1500 m, dan 2000 m
Selain itu, pada kedalaman 800 m juga secara umum didominasi oleh sebaran
terlihat adanya sebaran nilai tahanan jenis nilai tahanan jenis sedang (20-100
sedang di sebelah baratlaut fumarol Wolo Ohm.m) dan nilai tahanan jenis tinggi
Puti. Pada kedalaman 1000 m, di sebelah (>100 Ohm.m). Pada kedalaman 1250 m,
356 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
sebaran nilai tahanan jenis sedang naiknya fluida magmatik berupa gas ke
cenderung lebih dominan, sedangkan permukaan yang berasal dari sistem
pada kedalaman 1500 m dan 2000 m vulkanik di kedalaman. Sistem kedua
cenderung lebih didominasi oleh sebaran berupa sistem hidrotermal yang
nilai tahanan jenis tinggi. Nilai tahanan keberadaannya dicirikan oleh karakteristik
jenis tinggi umumnya tersebar di antara fluida manifestasi mata air panas Nage
fumarol Wolo Puti dan mata air panas dan Keli.
Borani dan di sekitar mata air panas Nage, Fluida panas yang berasal dari
Keli, dan Bena, kecuali pada kedalaman sistem hidrotermal ataupun sistem
1500 m dan 2000 m, nilai tahanan jenis vulkanik di kedalaman akan berinteraksi
tinggi juga terlihat di sekitar fumarol Wolo dengan batuan di sekitarnya, sehingga
Puti. Penyebaran nilai tahanan jenis tinggi batuan tersebut terubah. Keberadaan
tersebut cenderung meluas seiring batuan ubahan tersebut tersingkap di
bertambahnya kedalaman. Bahkan pada sekitar mata air panas Nage, Keli, dan
kedalaman 2000 m, sebaran nilai tahanan Bena dan juga di sekitar fumarol Wolo Puti
jenis tinggi tersebut cenderung menerus (Sukaesih, dkk., 2017). Keberadaan
dan bersatu dari selatan-sekitar mata air batuan ubahan di bawah permukaan juga
panas Bena-hingga ke utara melewati dicirikan dengan sebaran nilai tahanan
fumarol Wolo Puti. jenis rendah (<20 Ohm.m) yang terlihat
dari dekat permukaan hingga kedalaman
PEMBAHASAN sekitar 800 m. Pada sistem hidrotermal,
Daerah panas bumi Nage terletak batuan ubahan tersebut dapat berfungsi
di lingkungan vulkanik komplek, sehingga sebagai batuan penudung karena bersifat
pembentukan sistem panas bumi sangat permeabel sehingga dapat menyebabkan
dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik yang terperangkapnya fluida panas dalam suatu
terjadi di daerah tersebut. Berdasarkan reservoir. Berdasarkan penampang model
hasil survei terpadu oleh Sukaesih, dkk MT 2D lintasan 6 dan 7, batuan penudung
(2017), di daerah Nage terbentuk dua tersebut tersebar dari dekat permukaan
sistem yang berbeda. Sistem pertama hingga kedalaman sekitar 500 m dengan
berasosiasi dengan vulkanisme di bawah ketebalan rata-rata 500 m. Reservoir
kompleks kerucut sinder Wolo Bobo yang panas bumi umumnya memiliki nilai
masih intensif, sehingga reservoir panas tahanan jenis yang lebih tinggi dari pada
bumi di kompleks tersebut diduga belum batuan ubahan/batuan penudung
terbentuk. Manifestasi fumarol Wolo Puti (Johnston, 1992). Berdasarkan hasil
yang muncul diperkirakan tidak berasal pemodelan MT 2D, reservoir panas bumi
dari reservoir panas bumi, melainkan dari diperkirakan terletak di sekitar mata air
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 357
Buku 1: Bidang Energi
panas Nage dan Keli pada kedalaman konduktif yang terletak di sekitar mata air
sekitar 600 m. panas Nage dan Keli diinterpretasikan
Berdasarkan peta kompilasi sebagai batuan ubahan yang berfungsi
geosains data geologi, geokimia, dan sebagai batuan penudung. Di bawah zona
geofisika (gaya berat, AMT, dan MT), konduktif terdapat zona tahanan jenis
daerah prospek panas bumi Nage sedang (20-100 Ohm.m) yang
diperkirakan berada pada zona tahanan diinterpretasikan sebagai zona
jenis sedang (data AMT dan MT) dan zona bertemperatur tinggi atau zona reservoir.
densitas rendah dari model gaya berat Puncak dari reservoir diperkirakan terletak
yang terletak di sekitar mata air panas pada kedalaman 600 m. Berdasarkan
Nage dan Keli (Gambar 6). Daerah hasil kompilasi geosains data geologi,
prospek tersebut dibatasi oleh kontras nilai geokimia, dan geofisika, daerah prospek
tahanan jenis dan struktur sesar berarah panas bumi Nage terletak di sekitar mata
baratdaya-timurlaut dan sesar berarah air panas Nage dan Keli dengan luas
utara-selatan. Daerah prospek tersebut sekitar 7 km2, yang dibatasi oleh kontras
diperkirakan memiliki luas sekitar 7 km2 nilai tahanan jenis dan struktur sesar
dan termasuk pada kelas cadangan berarah baratdaya-timurlaut dan sesar
terduga. berarah utara-selatan.
358 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Andan, A., Siswanto, E., Elfan, P and Suryakusumah, D, 1997. Laporan Penyelidikan
Geofisika daerah Mataloko Kab.Ngada, NTT, Unpublished report
Johnston, J.M., Pellerin, L., dan Hohmann, G.W., 1992. Evaluation of Electromagnetic
Methods for Geothermal Reservoir Detection. Geothermal Resources Council
Transactions, 16. 241 – 245.
Jones, A.G., 1988. Static Shift of Magnetotelluric Data and its Removal in a Sedimentary
Basin Environment, Geophysics, 53, 967-978.
Munandar, A., Kusdaryanto, dan Sumaryadi, M., 1997. Peta Geologi Gunung Api Inie Rie
skala 1:25.000, Kabupaten Ngada, Nusa tenggara Timur, Direktorat Vulkanologi,
Bandung.
Muraoka, H., Nasution, A., Urai,M. and Takashima, I., 2000. Regional Geothermal Geology
of the Ngada Distric, Central Flores, Indonesia. In Muraoka, H. and Uchida, T (eds)
1998 Interim Rept., “Research Cooperation Project on Exploration of Small scale
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 359
Buku 1: Bidang Energi
360 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah panas bumi Songa Wayaua berada di wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan, Provinsi Maluku Utara. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai oleh
adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas, fumarol, tanah panas, batuan
alterasi dengan temperatur 65 - 103.5 0C. Keberadaan G. Pele dan Bukit Langsa berupa
formasi satuan lava berumur kuarter diduga sebagai sumber panas dari sistem panas bumi
tersebut. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM) merupakan
kelanjutan dari survei terpadu 3-G (geologi, geokimia dan geofisika) pada tahun 2006.
Hasil model inversi 2D data MT menunjukkan bahwa sebaran tahanan jenis rendah
<30 Ohm-m yang berada di sekitar manifestasi Pado-Pado, Pele-Pele, hingga Babale
Langsa diinterpretasikan sebagai respon zona alterasi mulai dari permukaan hingga
kedalaman 1250 m, sedangkan keberadaan top reservoir diduga berada mulai kedalaman
750 dan/atau 1000 m. Luas area keprospekan daerah panas bumi Songa Wayaua sekitar 8
km2 dengan potensi sebesar 42 MWe untuk kelas cadangan terduga.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 361
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta geologi daerah Songa Wayaua, Maluku Utara (Survei Terpadu, 2006)
362 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
80
tur
80
ew
% Na K
at
er
60 Full equilibrium
s
60
rs
HCO3/Cl 160°
te
T Km 10
0 °
0°
wa
% Cl T Kn 22
nic
Cl 40
40
l ca
Ph
Partial equilibrium
Vo
x
er
bo
eir
iph
w
er
20 SO4 HCO3 20
al
Immature waters
wa
ter
ROCK
Steam heated waters
s
Cl/100
Low B/Cl steam
Absorption of
80
60
on
pti
40 or
bs
la
te
rC
oli
so
hy
les
R
lt
Li sa
Ba
Ab
20 so
Lo rptio
wB n
/Cl of
ste
am
Li 20 40 60 80 B/4
Gambar 3. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg, Li-Cl-B, dan isotop 18O vs Deuterium
(Survei Terpadu, 2006)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 363
Buku 1: Bidang Energi
mengukur variasi medan listrik (E) dan menggunakan sumber buatan dengan
medan magnet (H) di permukaan bumi mengukur peluruhan tegangan transien
secara simultan sebagai fungsi periode. sebagai fungsi waktu. Pengukuran TDEM
Metode MT ini menggunakan rentang menggunakan metoda central-loop,
frekuensi 0.0003 Hz hingga 320 Hz. kumparan berupa loop diletakkan di
Dengan menggunakan pemodelan permukaan tanah dan ditransmisikan arus
struktur 2-D, medan listrik dan medan konstan di dalam loop untuk
magnet akan saling ortogonal. Medan menggerakkan medan magnet. Setelah
listrik yang sejajar dengan struktur hanya arus dimatikan, perubahan medan magnet
akan menginduksi medan magnet yang akan menginduksi arus pusar (eddy
tegak lurus terhadap struktur dan bidang, current) di dalam tanah. Hasil distribusi
sedangkan medan magnet yang sejajar arus pusar ini akan menghasilkan
terhadap struktur hanya akan menginduksi peluruhan medan magnet sekunder
medan listrik yang tegak lurus terhadap terhadap waktu yang terukur dalam bentuk
struktur dan bidang. Dengan demikian, tegangan transien.
modus pengukuran dapat dipisahkan Faktor yang berperan penting
menjadi modus TE dan TM. Kedua modus dalam pengukuran TDEM meliputi: ukuran
tersebut akan menghasilkan nilai tahanan current looping, arus yang diberikan,
jenis (𝜌𝜌𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝜌𝜌𝑦𝑦𝑦𝑦 ), dan nilai fase (∅𝑥𝑥𝑥𝑥 , ∅𝑦𝑦𝑦𝑦 ). tahanan jenis bawah permukaan, dan
Hasil data MT yang terukur berupa rasio sinyal terhadap noise. Kedalaman
medan listrik dan medan magnet terhadap penetrasi tergantung pada waktu respon
waktu akan dikonversi menggunakan TDEM dan tahanan jenis bawah
perangkat lunak SSMT2000 akan permukaan.
menghasilkan nilai tahanan jenis Metode TDEM relatif tidak
(𝜌𝜌𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝜌𝜌𝑦𝑦𝑦𝑦 ), dan nilai fase (∅𝑥𝑥𝑥𝑥 , ∅𝑦𝑦𝑦𝑦 ). terpengaruh oleh heterogenitas lokal dekat
permukaan dan faktor topografi karena
Kedua nilai yang diperoleh akan dilakukan
hanya mengukur peluruhan medan
proses editing (QC) dan hasilnya
merupakan input data bagi pemodelan magnet sekunder terhadap waktu. Metode
WinGLink untuk menghasilkan sebaran di atas akibat medan listrik yang terukur
nilai tahanan jenis secara vertikal dan oleh metode MT mengalami akumulasi
364 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 365
Buku 1: Bidang Energi
timurlaut yang memotong lintasan 6 dan 7. lapisan tahanan jenis rendah kedua
Hasil model lintasan 8 dan 9 hampir lintasan tersebut merupakan suatu
memiliki pola sebaran tahanan jenis kemenerusan (Gambar 6).
rendah yang sama, sehingga diduga
AP
Pele-Pele
Pesisir
Tanah Panas AP
AP
Longsoran Babale
Pele-Pele
Langsa
Besar
366 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 367
Buku 1: Bidang Energi
368 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 369
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Herry Sundhoro, dkk. (2006). Penyelidikan geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas
bumi Songa Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung
Simpson, F., dan Bahr, K. (2005). Practical Magnetotellurics, Cambridge University Press
Stenberg, B.K., Washburne, J.C., dan Pellerin, L. (1988): Correction for the static shift in
magnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, Vol 53
No 11
deGroot-Hedlin, C. (1991): Short Note, Removal of static shift in two dimensions by
regularized inversion, Geophysics, Vol 56, No 12
370 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah panas bumi Maritaing berada di wilayah Kabupaten Alor, Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Indikasi panas bumi di daerah ini dicirikan dengan munculnya mata air
panas di daerah Kura dan sekitarnya dengan temperatur sekitar 58 s.d. 81 oC. Survei
Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetics (TDEM) merupakan kelanjutan dari
survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika yang dilakukan pada tahun 2015.
Pengukuran MT dan TDEM lebih difokuskan di sekitar daerah prospek hasil survei terpadu.
Hasil survei memperlihatkan bahwa daerah prospek panas bumi daerah Maritaing
terletak di sekitar kemunculan manifestasi air panas dengan luas 3 km2. Cap rock dari sistem
panas bumi ini ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm.m yang tersebar di area
manifestasi. Zona transisi nilai tahanan jenis rendah ke sedang 20 s.d. 150 Ohm.m
diperkirakan merupakan reservoir sistem panas bumi yang terletak mulai pada kedalaman
750 meter. Sumber panasnya berasal dari magmatisme terakhir di sekitar Karitemang.
Dengan menggunakan perhitungan volumetri potensi panas bumi daerah Maritaing sebesar
10 MWe pada kelas cadangan mungkin.
Kata kunci: MT, TDEM, tahanan jenis, Prospek panas bumi, Maritaing
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 371
Buku 1: Bidang Energi
kemungkinan tebal batuan penudung dari 1.2) adalah Satuan Lava Andesit Katuwusi
sistem panas buminya sekitar 300 meter (Tmaa), Piroklastik Katuwusi (Tmpa), Lava
dan puncak reservoir pada kedalaman 750 Andesit Worakena (Tmaw), Lava Andesit
meter (anonim-2, 2015). Berdasarkan Koya-Koya (Tmak), Aliran Piroklastik
hasil tersebut perlu dilakukan survei rinci Koya-Koya (Tmpk), Lava Andesit
MT dan TDEM yang telah dilaksanakan Inukumang (Tmai), Lava Andesit Pakmana
pada tahun 2017 dengan maksud untuk (Tmap), Lava Andesit Meriaka (Tmam),
mendapatkan data bawah permukaan Aliran Piroklastik Kunatena (Tppk), Lava
yang berkaitan dengan keprospekan Andesit Bulamaka (Tpab), Lava Dasit
panas bumi (letak, deliniasi, dan potensi) Karitemang (Tpdk), Endapan Danau
di daerah Maritaing. (TQd), Aliran Piroklastik Karitemang-1
(Qppk1), Aliran Piroklastik Karitemang-2
Geologi Daerah Penyelidikan (Qppk2), Konglomerat (Qk), Batugamping
Daerah panas bumi Maritaing (Qg), dan Aluvium (Qa) (Anonim -1, 2015)
secara umum tersusun oleh batuan Pola struktur geologi yang
sedimen, batuan vulkanik, dan endapan berkembang di Daerah Maritaing
permukaan (anonim-1, 2015). Batuan didasarkan pada hasil analisis dari
sedimen yang tersingkap di lapangan penarikan pola kelurusan struktur geologi
berupa konglomerat dan batugamping pada peta digital elevation model (DEM).
terumbu. Batuan vulkanik merupakan Pola struktur geologi di daerah
batuan penyusun yang paling dominan di penyelidikan umumnya berupa kelurusan
daerah ini, meliputi lava dan piroklastik. berarah baratlaut-tenggara yang
Endapan permukaan berupa aluvium, dan berasosiasi dengan sesar pembentuk
endapan danau. Berdasarkan urutan Depresi Maritaing dan kelurusan berarah
stratigrafinya dari satuan batuan berumur baratdaya-timurlaut sebagai sesar
tertua sampai ke paling muda (Gambar antitetiknya (Gambar 2).
372 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Maritaing (Tim Survei Terpadu, 2015)
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 373
Buku 1: Bidang Energi
374 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 375
Buku 1: Bidang Energi
Zona konduktif (<10 Ohm.m) pada kedalaman 750 meter dan meluas
kedalaman 100 dan 250 meter terlihat di sebarannya pada kedalaman 1000 meter.
sekitar pemunculan manifestasi air panas Nilai tahanan jenis sedang ini diduga
Maritaing dengan pola menutup dan merupakan reservoir dari sistem panas
memanjang berarah baratdaya-timurlaut bumi di daerah Maritaing, sedangkan nilai
sesuai dengan struktur geologi yang tahanan jenis rendah sebagai respon dari
diduga sebagai pengontrol kemunculan batuan sedimen formasi Laka masih
manifestasi di daerah survei. Zona konsisten terlihat di bagian timur area
konduktif ini diduga sebagai cap rock dari survei pada kedalaman 750 dan 1000
sistem panas bumi di daerah Maritaing. meter. Kontras nilai tahanan jenis pada
Sedangkan nilai tahanan jenis rendah di kedalaman 500 s.d. 1000 meter terlihat
bagian selatan dan timur pada kedalaman berarah baratdaya-timurlaut.
250 meter diduga merupakan respon dari Pada kedalaman 2000 meter mulai
batuan sedimen yang tidak tersingkap di terlihat nilai tahanan jenis tinggi (>200
permukaan. Nilai tahanan jenis sedang di Ohm.m). Lokasi zona resistif ini sama
sekitar zona konduktif diduga merupakan dengan kemunculan bodi berdensitas
respon dari batuan lava koya-koya. tinggi pada hasil pemodelan gaya berat
Struktur tahanan jenis yang tahun 2015 yaitu di bawah kelompok
ditandai dengan adanya kontras nilai manifestasi air panas. Zona resistif ini
tahanan jenis terlihat berarah baratdaya- diduga merupakan respon dari batuan
timurlaut yang diduga sebagai struktur intrusif yang mungkin bertindak sebagai
pengontrol sistem panas bumi Maritaing sumber panas dari sistem panas bumi di
dan berarah baratlaut-tenggara yang daerah Maritaing.
diduga sebagai struktur depresi Maritaing. Zona manifestasi daerah ini
Pada kedalaman 500 meter, terlewati oleh penampang tahanan jenis
sebagian zona konduktif di sekitar lintasan 3 dan 4. Model penampang ini
manifestasi mulai berubah menjadi zona diperlihatkan oleh Gambar 5. Kedua
nilai yang lebih tinggi. Pada kedalaman ini lintasan ini memperlihatkan adanya
diduga merupakan zona transisi antara lapisan konduktif (<10 Ohm.m), tepat di
cap rock dan reservoir. Nilai tahanan jenis sepanjang kemunculan manifestasi air
rendah di bagian timur semakin meluas panas dengan ketebalan sekitar 500 meter
sebarannya dan diduga masih berasosiasi dari permukaan. Zona konduktif ini diduga
dengan batuan sedimen dari formasi Laka. sebagai cap rock dari sistem panas bumi
Nilai tahanan jenis sedang (20 s.d. Maritaing. Tepat di bawah zona konduktif,
150 Ohm.m) mulai muncul sepenuhnya di mulai dari kedalaman 750 meter muncul
sekitar manifestasi air panas pada nilai tahanan jenis sedang (20-150
376 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Ohm.m) yang diduga sebagai reservoir (Anonim-1, 2015). Top reservoir dari
dari sistem panas bumi Maritaing dengan sistem panas bumi Maritaing berdasarkan
ketebalan sekitar 1000 meter. Nilai hasil MT terletak pada kedalaman 750
tahanan jenis sedang diluar dari zona meter dengan ketebalan sekitar 1000
prospek tersebut diduga merupakan meter.
respon dari lava dan/atau piroklastik Koya- Sebaran area prospek panas bumi
Koya. Zona konduktif di sekitar daerah Maritaing ini didasarkan pada hasil
manifestasi dibatasi oleh struktur tahanan penyelidikan geologi, geokimia, geofisika
jenis yang diduga merupakan respon dari pada tahun 2015 dan magnetotelurik saat
struktur depresi Maritaing dan struktur ini terdapat di sekitar kemunculan
kawah Karitemang. manifestasi air panas dengan pola
memanjang mengikuti struktur berarah
DISKUSI baratdaya-timurlaut yang diduga bertindak
Sistem panas bumi yang terbentuk sebagai pengontrol kemunculan
di Maritaing diperkirakan berasosiasi manifestasi (Gambar 6). Daerah tersebut
dengan aktivitas magmatik muda pada diambil berdasarkan dengan nilai tahanan
zona lemah depresi Maritaing yang jenis rendah (<10 Ohm.m) yang
terusun oleh batuan gunungapi yang menandakan zona ubahan (cap rock) dan
memiliki sistem kekar intensif, serta nilai densitas rendah yang diduga sebagai
didukung oleh suplai fluida yang cukup zona lemah (fracturing zone).
baik di bagian utara dan selatan depresi Perhitungan potensi panas bumi
pada setting medium terrain. Air meteorik dilakukan dengan menggunakan metode
yang melakukan penetrasi pada daerah volumetri (Monte Carlo) dan mengacu ke
tangkapan air hujan di bagian utara dan SNI 13-6171-1999. Untuk klasifikasi
selatan Depresi Maritaing melalui zona sumber daya dan cadangan panas bumi
permeabel, pada kedalaman tertentu air mengacu pada SNI terbaru, yaitu SNI
tersebut terpanaskan oleh batuan 6009-2017. Dengan menggunakan asumsi
magmatik yang memiliki sisa panas di tebal reservoir 1 km, densitas 2500 kg/m3 ,
sekitar Bukit Karitemang sehingga recovery factor sebesar 25% dan life time
membentuk fluida panas yang selama 30 tahun. Dengan menggunakan
terakumulasi dalam reservoir panas bumi. temperatur reservoir sebesar 200ºC ,
Interaksi antara fluida panas dengan temperatur cut-off 150ºC dan luas prospek
batuan di sekitarnya menghasilkan batuan sekitar 3 km2 didapat potensi panas bumi
terubah (alterasi) yang kemudian di daerah Maritaing sebesar 10 MWe pada
berperan sebagai lapisan penudung (cap kelas cadangan terduga.
rock) dalam sistem panas bumi Maritaing.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 377
Buku 1: Bidang Energi
378 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Geothermal Departement, Basic Concept of Magnetotellurik Survey in Geothermal Fields.,
West Japan Engineerring Consultants, Inc.
Ranganayaki, R.P., 1984, An Interpretive Analysis of Magnetotelluric Data, Geophysics, Vol.
49, pp. 1730-1748.
Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.
Anonim-1. 2015. Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Panas Bumi Daerah Maritaing
Kabupaten Alor,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya Geologi.
Anonim-2. 2015. Survei Gaya Berat dan Audiomagnetotellurik Daerah Panas Bumi Maritaing
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya Geologi.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 379
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Survei potensi panas bumi di daerah Gunung Sirung telah dilakukan sejak tahun
2015. Metode survei yang dilakukan berupa geologi, geokimia, gaya berat dan Audio
Magnetotellurik (AMT). Survei magnetotelurik pertama dilakukan pada tahun 2016.
Rekomendasi keprospekan panas bumi berdasarkan penyelidikan terakhir berada di utara
Gunung Sirung dan membuka ke baratlaut dengan luas 24 km2. Survei MT dilanjutkan
kembali pada tahun 2017 dengan perluasan ke arah rekomendasi.Data tahun 2016
digabungkan dengan data 2017.Total data MT yang diproses berjumlah 93 titik. Data
pengukuran diproses menggunakan algoritma Robust kemudian setelah dilakukan analisis
strike dan data editing. Pemodelan data MT tahun 2016 menggunakan teknik inversi 2
dimensi. Pendekatan model bumi 3 dimensi dilakukan pada data MT gabungan yaitu dengan
melakukan pemodelan inversi 3 dimensi bertujuan mendapatkan hasil model yang lebih
detail dan lebih berkualitas. Interpretasi hasil MT inversi 3 dimensi menunjukkan prospek
panas bumi Gunung Sirung/Pulau Pantar berada di sebelah utara dan timurlaut dari komplek
vulkanik Gunung Sirung dengan luas sekitar 12 km2.
PENDAHULUAN
Daerah panas bumi Gunung Sirung Beberapa penyelidikan kebumian
berada diPulau Pantar, Kabupaten Alor, telah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Propinsi Nusa Tenggara Timur (Gambar Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP)
1). Keberadaan sistem panas bumi di dengan tujuan untuk mendapatkan
daerah ini tampak dengan adanya informasi yang rinci mengenai keberadaan
manifestasi panas bumi berupaair panas potensi panas bumi. Penyelidikan
bertemperatur mencapai 98 C, fumarol,0
komprehensif dimulai pada tahun 2015
solfatara, tanah panas dan batuan dengan metode geologi, geokimia dan
teralterasi. geofisika.Penyelidikan dilanjutkan kembali
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 381
Buku 1: Bidang Energi
pada tahun 2016 dengan metode berada di tepi zona prospek. Hal ini
magnetotelurik (MT) sebanyak 57 titik. menjadi dasar pelaksanaan survei MT
Berdasarkan laporan penyelidikan lanjutan di daerah Gunung
tahun 2015-2016 diperkirakan area Sirung.PSDMBP melakukan kembali
keprospekan panas bumiberada di sisi survei magnetotelurik di daerah panas
utara dan timurlaut Gunung Sirung atau bumi Gunung Sirung pada tahun 2017 di
sekitar munculnya manifestasi panas bumi bagian utara dan barat dari survei
hingga Bukit Beang (Hadi, dkk, sebelumnya.
2015).Luas daerah prospek diperkirakan Proses pengolahan data MT
24 km2 dengan potensi panas bumi dilakukan dengan teknik inversi 3 dimensi
sebesar 152 MWe (Rahadinata, dkk, (3D). Pemodelan tahanan jenis pada
2016). Area keprospekan dan potensi tahun 2016 masih menggunakan inversi 2
panas bumi ini mungkin bias lebih besar dimensi (2D).Model bumi yang berbentuk
atau lebih kecil.Dugaan ini diindikasikan 3 D menjadikan proses pemodelan inversi
dengan data geosain berupa anomali 2D kurang optimal. Pada paper ini penulis
rendah yang membuka ke daerah bagian melakukan proses pemodelan tahanan
barat dan baratlaut. jenis dengan teknik inversi 3D. Dengan
Rekomendasi hasil penyelidikan jumlah data yang lebih banyak dan
terakhir menjadi acuan dalam pemodelan 3D diharapkan sistem panas
penambahan data MT. Cakupan area bumi dapat dianalisis lebih detail dan
survei MT tahun 2016 diduga masih komprehensif.
382 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 383
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta geologi (dimodifikasi dari peta geologi Hadi, dkk, PSDMBP, 2015)
384 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 385
Buku 1: Bidang Energi
total data (N) tergantung jumlah stasiun, terakhir adalah nilai tahanan jenis tinggi
frekuensi, dan elemen tensor impedansi. yaitu nilai lebih besar dari 25 Ohmm.
Total jumlah (N) adalah 93 stasiun, 12 Tahanan jenis semu bernilai <10
frekuensi dengan rentang 100-0,01 Hz Ohmm mengisi zona manifestasi panas
dan 8 komponen tensor impedansi. Jadi bumi. Nilai rendah ini merupakan indikasi
total data adalah 93 x 12 x 8 atau 8928. kuat akan keberadaan zona alterasi.
Setelah dilakukan analisis, editing Derajat alterasi batuan juga diindikasikan
dan koreksi statik, maka diperoleh nilai dengan nilai tahanan jenis. Area
tahanan jenis semu dan nilai tahanan jenis manifestasi Air Mama-Kuaralau-Beang
hasil pemodelan. Hasilnyadisajikan dalam memiliki nilai sangat rendah <4Ohmm dan
bentuk sebaran tahanan jenis semu dan konsisten sebagai area dengan nilai
model tahanan jenis secara lateral dan terendah dibandingkan area lain.
vertikal. Diperkirakan area tersebutmerupakan
zona batuan teralterasi dengan tingkat
HASIL yang lebih dibandingkan area lain.
Tahanan jenis moderat (10 sampai
Tahanan jenis semu invarian dengan 25 Ohmm) dan tinggi (>25 Ohmm)
Tahanan jenis semu dicuplik pada 6 mendominasi area perbukitan baik di sisi
frekuensi yaitu 300, 100, 10, 1, 0,1 dan barat, timur dan selatan.Nilai tinggi
0,01 Hz (Gambar 4). Berdasarkan analisis tersebut diperkirakan sebagai nilai
terhadap sebaran tahanan jenis pada tahanan jenis batuan vulkanik dan batu
rekuensi tersebut maka nilai tahanan jenis gamping di utara.Pada frekuensi rendah
semu invarian dikelompokkan menjadi (kedalaman) nilai tahanan jenis berpola
empat.Kelompok pertama nilai tahanan homogen.Nilai tinggi ini diperkirakan
jenis semu <4 Ohmm.Kelompok tahanan karena batuan vulkanik yang menyusun
jenis rendah dengan nilai 6 s.d. 10 lebih kompak dan masif.
Ohmm.Kelompok moderat yaitu nilai
tahanan jenis 10 s.d. 25 Ohmm.Kelompok
386 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 387
Buku 1: Bidang Energi
388 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 389
Buku 1: Bidang Energi
390 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Cagniard, L. (1953). Basic theory of the magnetotelluric method of geophysical prospecting.
Geophysics 18: 605–645.
Cumming, & Mackie, R., 2010. Resistivity Imaging of Geothermal Resources Using 1D, 2D
and 3D MT Inversion and TDEM Static Shift Correction Illustrated by a Glass
Mountain Case History, Proceeding World Geothermal Congress, 2010.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 391
Buku 1: Bidang Energi
Daud, Yunus. 2010, Diktat kuliah: Metode Magnetotelluric (MT), Laboratorium Geofisika,
FMIPA Universitas Indonesia.
Dickson, M.H., Fanelli, M., 2004.What is Geothermal Energy. Pisa: Instituto di Geoscienze e
Georisorse.
Gang Yu, 2008, Exploring for geothermal reservoirs using broadband 2-D MT and gravity
survey in Hungary, 19th IAGA WG 1.2 Workshop on Electromagnetic Induction in the
Earth Beijing, China, October 23-29, 2008.
Goff, Janik, C.J., 2000. Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Hadi,dkk., 2015, Survei Terpadu Geologi, Geokimia dan geofisika daerah Panas Bumi Pulau
Pantar, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. Hochstein, Browne, P.R., 2000.
Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Heditama, 2012, 3-D Inversion of MT Data Using MT3Dinv-X Software, Proceeding The 12th
Annual Indonesian Geothermal Association Meeting & Conference, Bandung.
Jones, A. G., A. D. Chave, G. Egbert, D. Auld, and K. Bahr, 1989: A comparison of
techniques for magnetotelluric response function estimation. J. Geophys. Res., 94,
14201-14213, doi: 10.1029/jb094ib10p14201.
Siripunvaraporn, W., G. Egbert, Y. Lenbury, and M. Uyeshima, 2005a: Three-dimensional
magnetotelluric inversion: Data-space method. Phys. Earth Planet. Inter., 3D
Resisvitity Structure in the Chingshui Geothermal Area 281 150, 3-14, doi:
10.1016/j.pepi.2004.08.023.
Siripunvaraporn, Weerachai. (2012). Three-Dimensional Magnetotelluric Inversion: An
Introductory Guide for Developers and Users. Surv Geophys (2012) 33:5-27
Suharmanto, Puji, Fahmi F, Daud Y, Zarkasyi A, Sugianto A, Suhanto E, 2015, Delineation of
Geothermal System at Prospect Area ‘P’ by Using Multi-Dimensional Modeling of
Magnetotelluric Data Integrated Geological and Geochemistry Data, Proceedings
Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition.
Rahadinata, Tony,dkk., 2016, Survei Magnetotelurik dan TDEM daerah Panas Bumi Pulau
Pantar, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Vozoff, K., 1991, The Magnetotellruic Method, Chapter 8, Electromagnetic method in applied
geophysics-Applications part A and part B, edit by Corbett, J.D., published by Scociety
of Exploration Geophysicists, p.641-711.
Zhdanov, M.S., 2002. Geophysical Inverse Theory and Regularization Problems.
Amsterdam: Elsevier.
Zhdanov, M.S., 2009. Geophysical Electromagnetic Theory and Methods. Amsterdam:
Elsevier.
392 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Keberadaan sistem panas bumi daerah Lokop, kabupaten Aceh Timur, provinsi Aceh,
ditandai oleh keberadaan mata air panas Lokop dengan temperatur 51,8 – 93,5 0 dan batuan
alterasi. Survei magnetotellurik (MT) dan Time Domain Elektromagnetik (TDEM) dilakukan
untuk mendeliniasi zona prospek panas bumi berdasarkan struktur tahanan jenis. Sebaran
titik ukur MT dan TDEM dengan jumlah titik ukur masing-masing 45 dan 42 titik ukur
membentuk 8 buah lintasan dengan jarak antar titik 1000 m.
Zona nilai tahanan jenis rendah < 60 Ohm.m berada di sekitar mata air panas yang
dibatasi oleh dua struktur berarah hampir utara-selatan dan baratlaut-tenggara. Zona rendah
ini diduga berasosiasi dengan batuan teralterasi yang berfungsi sebagai lapisan penudung
dari sistem panas bumi. Peningkatan nilai tahanan jenis mulai dari kedalaman 800 – 900 m
mengindikasikan bahwa pada kedalaman ini diperkirakan sebagai top reservoir dari sistem
ini.
Zona keprospekan dari daerah panas bumi Lokop ini mempunyai luas sekitar 6 km2
dengan estimasi besarnya potensi energi panas bumi sebesar 29 MWe.
Kata Kunci: Lokop, panas bumi, magnetotellurik, time domain elektromagnetik, tahanan
jenis
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 393
Buku 1: Bidang Energi
394 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 395
Buku 1: Bidang Energi
396 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 397
Buku 1: Bidang Energi
MTLK-08 hingga MTLK-11. Tahanan jenis tahanan jenis sedang yang menerus ke
sedang mendominasi di sepanjang arah baratdaya, sedangkan lapisan
lintasan dari kedalaman 500 meter. Pada tahanan jenis tinggi berada di bagian
lintasan 3 lapisan tahanan jenis rendah timurlaut. Pada lintasan 6 lapisan tahanan
relatif berada di sepanjang lintasan dari jenis rendah berada di bagian tengah
permukaan hingga kedalaman 750 meter. lintasasn dengan ketebalan kurang dari
Lapisan tahanan jenis sedang berada di 500 m dan tebal 750 m di bagian
bawahnya dan meninggi dibagian baratdaya. Nilai tahanan jenis tinggi
timurlaut. Lapisan tahanan jenis rendah berada di bagian tengah lintasan mulai
berada pada lintasan 4 dibawah titik ukur dari kedalaman 1000 m. Pada lintasan 7
MTLK-20 hingga MTLK-22 dengn lapisan tahanan jenis rendah berada di
ketebalan 1000 meter. Zona rendah ini ini sekitar permukaan dengan ketebalan
mengisi zona depresi di daerah hampir 1000 meter di sepanjang lintasan.
penyelidikan dan menipis mendekati Nilai tahanan jenis tinggi berada di tengah
manifestasi Lokop. Lapisan tahanan jenis lintasan yang diperkirakan merupakan
sedang berada dibagian baratdaya kemenerusan dari zona tahanan jenis
sedangkan lapisan tahanan jenis tinggi tinggi pada lintasan 6. Body tinggi ini terus
berada di bagian timurlaut. menerus hingga ke lintasan 8 begitupun
Pada lintasan 5 lapisan tahanan dengan lapisan tahanan jenis rendah yang
jenis rendah dengan ketebalan 500 m berada di sepanjang lintasan dengan
berada dibawah titik ukur MTLK-26 hingga ketebalan 750 meter (Gambar 4).
MTLK-28. Dibawahnya terdapat lapisan
398 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 399
Buku 1: Bidang Energi
400 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
bumi Lokop mempunyai luas sekitar 6 km2 pegawai Pusat Sumber Daya Mineral
dengan estimasi potensi pada kelas Batubara dan Panas Bumi khususnya di
cadangan terduga sebesar 29 MWe. Bidang Panas Bumi atas terlaksananya
kegiatan survei MT dan TDEM di daerah
UCAPAN TERIMA KASIH Lokop.
Penulis sangat mengapresiasi
seluruh dukungan dan bantuan dari para
baratdaya timurlaut
baratdaya timurlaut
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 401
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1. (2013). Laporan Penyelidikan Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Lokop,
Kabupaten Aceh Timur, Provinsi NAD. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
Anonim-2. (2013). Laporan Penyelidikan Geofisika Daerah Panas Bumi Lokop. Bandung:
Pusat Sumber Daya Geologi.
Arnason, K. (2015). The Static Shift Problem in MT Soundings. Proceeding World
Geothermal Congress. Melbourne.
Cagniard, L. (1953). Basic theory of magnetotelluric method of geophysical prospecting.
Geophysics 18, 605-645.
Irfan, R., Kamah, Y., Gaffar, E., & Winarso, T. (2010). Magnetotelluric Static Shift Correction
Using Time Domain Electromagnetics Case Study : Indonesian Geothermal Rough
Fields. Proceedings World Geothermal Congress. Bali.
Khalid, M., Widodo, S., & Rezky, Y. (2015). 2D Inversion of Magnetotelluric Data from
Wapsalit Geothermal Field, Indonesia. Proceedings World Geothermal Congress.
Melbourne.
Newman, G. A., Gasperikova, E., Hoversten, G. M., & Wannamaker, P. E. (2008). Three-
dimensional magnetotelluric characterization of the Coso geothermal field.
Geothermics 37, 369-399.
Rodi, W., & Mackie, R. L. (2001). Nonlinear conjugate gradients algorithm for 2-D
magnetotelluric inversion. Geophysics Vol. 66, 174-187.
Sugianto, A., Suhanto, E., Widodo, S., Munandar, A., & Risdianto, D. (2015). Resistivity
Structures of Bonjol Geothermal Prospect, Indonesia, Derived from Magnetotelluric
Data. Proceedings World Geothermal Congress. Melbourne.
Zarkasy, A., Rahadinata, T., Suhanto, E., & Widodo, S. (2015). Investigation of Geothermal
Structures of the Kadidia Area, Indonesia, using the Magnetotelluric Method.
Proceedings World Geothermal Congress. Melbourne.
402 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Daerah panas bumi Sipoholon berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi
Sumatera Utara. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan manifestasi
panas bumi berupa air panas dengan temperatur 38 s.d. 65ºC. Survei MT dan TDEM
merupakan kelanjutan dari survei terpadu geologi, geokimia dan geofisika yang dilakukan
pada tahun 2005 serta survei Magnetotellurik pada tahun 2010.
Hasil survei MT ini memperlihatkan bahwa daerah prospek panas bumi daerah
Sipoholon terletak di bagian barat depresi Tarutung yaitu sekitar manifestasi Sipoholon-Ria-
Ria dengan luas sekitar 12 km2 dan di bagian timur di sekitar kemunculan manifestasi air
panas Penabungan dengan luas 10 km2. Cap rock dari sistem panas bumi ini ditunjukkan
dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm.m yang tersebar di sekitar area manifestasi. Zona
transisi tahanan jenis rendah ke sedang 30 s.d 120 Ohm.m diperkirakan merupakan
reservoir sistem panas bumi dengan kedalaman yang bervariasi mulai 500 s.d. 1250 m.
Sumber panasnya diduga berasal dari aktivitas vulkanik dari Dolok Martimbang. Dengan
menggunakan perhitungan volumetri potensi panas bumi daerah Sipoholon sebesar 18 MWe
untuk bagian barat dan 16 MWe untuk bagian timur pada kelas cadangan mungkin.
Kata Kunci: MT, TDEM, Tahanan jenis, Prospek panas bumi, Sipoholon
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 403
Buku 1: Bidang Energi
D.I. Aceh
P. Sumatera
Lokasi
Penelitian
Riau
404 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 405
Buku 1: Bidang Energi
dan medan magnet tersebut menghasilkan untuk mengetahui struktur tahanan jenis
nilai tahanan jenis semu dan phase. bawah permukaan. Metode ini
Nilai tahanan jenis semu dihitung menggunakan sumber buatan dengan
berdasarkan perbandingan antara medan mengukur peluruhan tegangan transient
listrik dan medan magnet yang dikenal sebagai fungsi waktu (zhdanov. 2009).
dengan persamaan Cagniard, yang Pengukuran TDEM menggunakan
dihasilkan dari persamaan Maxwell metoda central-loop, kumparan berupa
dengan asumsi gelombang bidang loop diletakan di permukaan tanah dan
(simpson dan bahr, 2005). Tahanan jenis kuat medan magnet di sekitar area
semu terdiri dari dua buah kurva, yaitu digerakan oleh transmisi arus konstan di
kurva Rho-xy dan kurva Rho-yx. dalam loop. Setelah arus dimatikan maka
Pengukuran AMT dilakukan pada peluruhan medan magnet akan
titik-titik ukur yang telah ditentukan. menginduksi arus listrik di dalam tanah.
Kemudian dilakukan setting pengukuran Arus yang terdistribusi pada bawah
dan setelah siap baru dilakukan tanah akan menginduksi peluruhan medan
pengukuran data. Pengukuran data magnet sekunder terhadap waktu.
dilakukan dengan tiga band, band 1 Peluruhan tingkat medan magnet ini dapat
dengan rentang frekuensi antara 256 s.d. dimonitor dengan mengukur tegangan
8192 Hz, band 2 dengan rentang frekuensi induksi pada receiver coil (loop yang kecil)
3 s.d. 192 Hz dan band 3 dengan rentang pada pusat transmitter loop.
frekuensi 0.09 s.d. 8 Hz. Setelah data Pendistribusian arus dan peluruhan
tersebut diperoleh, kemudian dilakukan medan magnet sekunder tergantung pada
quality control (QC) dengan menggunakan struktur tahanan jenis bawah permukaan.
perangkat lunak MTEdit. Jika dirasa sudah Kedalaman penetrasi pada metode central
bagus datanya, kemudian dilakukan loop ini tergantung pada berapa lama
pemodelan data menggunakan perangkat induksi di dalam receiver coil dapat
lunak WingLink untuk mendapatkan model menginjeksi di dalam tanah sebelum mati
penampang 2D dan sebaran tahanan jenis oleh noise. Pada akhirnya, tegangan
pada berbagai kedalaman. induksi hasil dari receiver coil akan
menghasilkan lapisan homogen dengan
Time Domain Elektromagnetics nilai konduktivitas σ (Arnason, 1989).
Metode TDEM (Time Domain
Electromagnetic) atau kadang disebut juga HASIL DAN PEMBAHASAN
TEM (Transient Electro Magnetic) adalah Secara keseluruhan jumlah
salah satu metode geofisika yang pengukuran MT di daerah Sipoholon ini
memanfaatkan medan elektromagnetik dilakukan pada 47 titik ukur (Gambar 3).
406 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 407
Buku 1: Bidang Energi
Pada kedalaman 500 m, nilai nilai tahanan jenis rendah yang diduga
tahanan jenis rendah sebarannya semakin sebagai respon dari batuan ubahan yang
meluas. Di sekitar manifestasi Hutabarat- berfungsi sebagai caprock di daerah
Sitompul, nilai tahanan jenis sedang mulai Penabungan. Untuk poligon barat di
muncul dengan pola membuka ke arah sekitar air panas Sipoholon mulai muncul
tenggara (Sarulla). Nilai tahanan jenis nilai tahanan jenis sedang yang diduga
sedang ini diduga merupakan top reservoir sebagai respon dari reservoir atau zona
untuk daerah Hutabarat-Sitompul. Daerah transisi antara caprock dan reservoir di
bagian barat masih didominasi oleh nilai daerah tersebut. Sedangkan untuk poligon
tahanan jenis rendah. Begitupun di sekitar baratdaya (Martimbang-Ugan) masih
manifestasi Penabungan yang masih didominasi oleh nilai tahanan jenis rendah.
menunjukan nilai tahanan jenis sedang. Hal ini menunjukan bahwa caprock di
Pada kedalaman 750 meter, nilai tahanan bagian baratdaya ini kemungkinan lebih
jenis sedang di sekitar manifestasi tebal daripada di bagian lainnya.
Hutabarat-Sitompul (tenggara) semakin Pada kedalaman 1000 meter,
jelas terlihat, sebarannya meluas dengan sebaran tahanan jenis pada umumnya
pola melidah dan membuka ke arah masih sama dengan kedalaman
Sarulla. Diduga kedua manifestasi ini sebelumnya. Hanya saja di sekitar air
masih berhubungan dengan sistem panas panas Sipoholon nilai tahanan jenis
bumi di Sarulla. Di sekitar manifestasi sedang, sebarannya meluas ke arah
Penabungan (poligon timur) mulai muncul selatan, diduga top reservoir di daerah ini
408 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 409
Buku 1: Bidang Energi
410 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
terdapat di dua lokasi yaitu di bagian barat sumber daya dan cadangan panas bumi
di sepanjang manifestasi Sipoholon mengacu pada SNI terbaru, yaitu SNI
dengan luas 12 km2, dan di bagian timur 6009-2017. Asumsi yang dimasukkan
yaitu di sekitar manifestasi air panas dalam perhitungan adalah ketebalan
Penabungan dengan luas 10 km2. resevoir sebesar 1000 meter, densitas
Kelompok manifestasi di sekitar resevoir sebesar 2500 kg/m3, recovery
Martimbang tidak termasuk ke dalam factor sebesar 25%, dan life time selama
daerah prospek, dikarenakan karakteristik 30 tahun. Dengan menggunakan
kimianya tidak terlalu bagus. Untuk temperatur resevoir antara 165oC sampai
manifestasi Hutabarat-Sitompul pun tidak dengan 190oC (Anonim-1, 2015),
dimasukkan ke dalam area prospek temperatur cut off sebesar 150oC, luas
dikarenakan dari hasil MT memperlihatkan zona prospek 12 km2 untuk daerah
pola membuka ke arah Sarulla (Gambar Sipoholon dan 10 km2 untuk daerah
6). Panabungan, dan efisiensi listrik sebesar
Perhitungan potensi panas bumi 7% (Moon dan Zarrouk, 2012), maka
dilakukan dengan menggunakan metode potensi panas bumi di daerah prospek
volumetri (Monte Carlo) dan mengacu ke Sipoholon sebesar 18 MWe dan di daerah
SNI 13-6171-1999. Untuk klasifikasi prospek Panabungan sebesar 16 Mwe.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 411
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1, 2005. Penyelidikan terpadu geologi, geokimia dan geofisika daerah panas bumi
Sipoholon Siria-ria, Kab. Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Laporan.
Anonim-2, 2010. Survei Magnetotellurik Daerah Panas Bumi Sipoholon Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Aspden, J.A. dan Kartiwa, W.. 1982. Peta Geologi Lembar Padangsidempuan dan Sibolga,
Sumatera Utara, Skala 250.000.
Akbar, Nikmatul. 1972. Inventarisasi gejala kenampakan panas bumi Sumatera. Direktorat
Vulkanologi
Ranganayaki, R. P. (1984). An interpretative analysis of magnetotelluric data. Geophysics
49: 1730–1748.
Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.
Sternberg, B.K., Washburne, J.C., Pellerin, L., 1988, Correction for the static shift in
magnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, 53, 1459-
1468.
Zhdanov, M.S., 2009, Geophysical Electromagnetic Theory and Methods. Elsevier
412 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif daerah panas bumi Panti termasuk Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat. Daerah survei berjarak sekitar 200 km dari Kota Padang dan
sekitar 30 km dari Ibu Kota Kabupaten Pasaman yaitu Lubuk Sikaping.
Kedalaman akhir (total depth) sumur PNT-1 adalah 534,10 m dengan susunan litologi
terdiri dari perselingan Breksi Tuff, Basalt, Andesit dan Granit/Granodiorit dan mineral
ubahan pada sumur PNT-1 berintensitas lemah – sedang, bertipe argilik dan argilik lanjut
dan didominasi oleh proses argilitisasi, silisifikasi, oksidasi, karbonatisasi, kloritisasi dan
piritisasi.
Temperatur formasi masing-masing pada kedalaman 151, 422 dan 534 m adalah
75,56 C, 80,84 C dan 112,15 C. Akibat adanya influx air panas bertemperatur ± 77 °C
dan debit ± 60 lpm menyebabkan landaian suhu sumur PNT-1 tidak dapat ditentukan secara
akurat tetapi diperkirakan temperatur formasi lebih tinggi dari temperatur formasi yang
terukur sekarang.
Dari hasil survei landaian suhu ini maka diinterpretasikan bahwa batas atas reservoir
pada PNT-1 lebih dalam dari 500 m dan litologi yang menjadi zona resevoir pada daerah
panas bumi Panti adalah satuan batuan Granit/Granodiorit yang diperkirakan mempunyai
permeabilitas yang baik akibat dari aktivitas sesar besar Sumatera.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 413
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 1. Peta Lokasi Titik Bor PNT-1 Daerah Panas Bumi Panti
Satuan litologi di daerah Panti antitetiknya dan sesar dengan arah relatif
didominasi oleh granit yang menyebar dari utara-selatan. Pola baratlaut-tenggara
ujung timur laut hingga tenggara daerah ditunjukan oleh sesar Panti, Kuburanduo,
penyelidikan dan aluvium yang mengisi Ujungpadang, Tadungkumbang, dan
bagian tengah zona depresi Panti. Satuan Rimbosalak. Sesar Panti merupakan sesar
batuan lain yang terdapat di daerah Panti yang mengontrol dari keberadaan
adalah satuan metasedimen (sabak- manfestasi air panas Panti dan
kuarsit), metagamping, metavulkanik, keterbentukan zona depresi (graben) di
diorit, dasit-silisifikasi, basal, breksi polimix lokasi penyelidikan.
(ignimbrit), laharik, dan konglomerat. Kenampakan gejala panas bumi
Pembagian jenis sesar di daerah Panti berupa sumber mata air panas dan
Panti dibagi menjadi tiga pola kelurusan, alterasi. Mata air panas terletak di dalam
yaitu sesar dengan arah baratlaut- kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti
tenggara yang merupakan pola utama, (tengah), Ujung Padang (tenggara), dan
kemudian sesar dengan pola baratdaya- Lundar (timur). Alterasi batuan muncul di
timurlaut yang diduga merupakan sekitar manifestasi air panas Panti dan
414 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 415
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 2. Peta Kompilasi daerah panas bumi Panti, Pasaman, Sumatera Barat.
416 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 417
Buku 1: Bidang Energi
418 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
mineral penyusun batuan tersebut. Nama temperatur lubang sumur bor PNT-1 pada
batuan hasil analisis petrografi tersebut kedalaman 151 meter, T0 = 69,7 °C, T151
adalah batuan intrusif berupa granit sebelum direndam = 73.6 °C dan setelah
terubah dan batuan vulkanik berupa direndam ± 12 jam T151 = 74,90°C. Hasil
terubah dan basal terubah yang sebagian kedalaman 422 meter, T0 = 72,9 °C, T422
kuarsa sekunder, kalsit, klorit dan mineral sebelum direndam = 91,6 °C dan setelah
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 419
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 3. Composite Log sumur PNT-1, daerah panas Panti, Pasaman, Sumatera Barat
420 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
A B
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 421
Buku 1: Bidang Energi
Mineral ubahan akibat aktifitas fluida asam sampai relatif netral pada
hidrotermal mulai muncul dari kedalaman temperatur kurang dari 240°C.
8,00 sampai dengan kedalaman 534,10 m Kehadiran mineral ubahan yang
dengan intensitas ubahan mulai dari pembentukannya pada temperatur yang
lemah sampai kuat (SM/TM = 10 – 50%) cukup tinggi seperti Epidot, Ilit, Triphylit,
yang diakibatkan oleh proses ubahan Ankerit, dan Paragonit di bandingkan
argilitisasi, silisifikasi (devitrifikasi), dengan hasil penghitungan temperatur
karbonatisasi, oksidasi, kloritisasi, dan formasi pada sumur PNT-1 yang berada
piritisasi, dimana ubahan hidrotermal dibawah dari temperatur pembentukan
bertipe argilik sampai argilik lanjut. mineral - mineral tersebut menunjukkan
Ubahan bertipe argilik dicirikan oleh bahwa sumur PNT-1 telah mengalami
asosiasi mineral silika, kaolinit, pendinginan dan mineral – mineral
montmorillonit, haloisit, illit, dan siderit, tersebut merupakan fosil.
yang terbentuk pada lingkungan berfluida Data hasil rendam T-Logging Tool
sedikit asam sampai relatif netral dengan pada kedalaman 151, 422 dan 534 meter
temperatur maksimum 200°C. Ubahan selanjutnya dianalisis dan dilakukan
bertipe argilik lanjut dicirikan oleh asosiasi perhitungan temperatur formasi dengan
mineral silika, alunit, alunogen, kaolinit, menggunakan metoda Horner Plot.
opal, haloisit,dan andalusit yang umumnya Berdasarkan perhitungan tersebut
terbentuk pada kondisi lingkungan dengan diperoleh harga temperatur formasi pada
fluida relatif lebih asam dan bertemperatur kedalaman 151 m = 75,56 C, temperatur
maksimum sebesar 220°C. Batuan formasi pada kedalaman 422 m = 80,84
ubahan hidrotermal yang terbentuk pada C dan terakhir temperatur formasi pada
litologi breksi, lava andesit dan basalt di kedalaman 534 m = 112,15 C. Hasil
sumur PNT-1 ini diperkirakan sebagai logging temperatur ini sangat di pengaruhi
bagian dari batuan penudung (caprock) oleh influx air panas yang mempunyai
sistem panas bumi Panti yang terbentuk temperatur saat muncul ke permukaan
ketika terjadi interaksi batuan dengan sebesar ± 77 C dengan debit ± 60 lpm.
422 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 423
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N dkk, 1972.Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan terhadap gejala-gejala
panas bumi di daerah Sumatera Barat.
Bemmelen, R.W. Van, 1949.The Geology of Indonesia .
Hadi, M. Nur, dkk., 2016. Survei Terpadu (Geologi, Geokimia, Geofisika) Daerah Panas
Bumi Daerah Panti, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat
Rock, N.M.S dkk., 2011. Geologi Lembar Lubuksikaping Sumatera, Departemen
Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Sugianto, dkk., 2016. Survei Magnetotelurik Daerah Panas Bumi Daerah Panti, Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.
424 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Secara administratif sumur landaian suhu PSR-1 termasuk dalam daerah panas bumi
Pantar-Gunung Sirung, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumur landaian
suhu PSR-1 terletak pada koordinat 124° 09' 6.8730" BT dan 8° 27' 6.5789" LS dengan
elevasi 247 m di atas permukaan laut.
Litologi penyusun sumur PSR-1 sampai kedalaman akhir (704,50 m) merupakan
produk dari aktivitas vulkanik Gunung Sirung berupa batuan tuf dan breksi vulkanik yang
telah mengalami ubahan dengan intensitas lemah sampai sangat kuat. Mineral ubahan yang
terbentuk dapat dikelompokkan ke dalam jenis ubahan argilik sampai propilitik yang
berfungsi sebagai lapisan penudung (clay cap) pada sistem panas bumi Pantar-Gunung
Sirung.
Zona hilang sirkulasi (TLC dan PLC) teramati pada beberapa interval kedalaman
mulai dari kedalaman 29,30 m sampai kedalaman akhir yang mengindikasikan bahwa sumur
PSR-1 terletak pada zona rekahan yang intensif.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Horner Plot diperoleh temperatur
formasi sebesar 78,1 oC pada kedalaman 538 m, dengan nilai landaian suhu (thermal
gradient) sebesar 10,5 oC/100 m atau sekitar 3,5 kali lebih besar dari gradien rata-rata bumi
(± 3°C/100 m).
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 425
Buku 1: Bidang Energi
426 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 427
Buku 1: Bidang Energi
10 lpm, diatasi dengan memasukkan bola- kedalaman 257,60 m sd. 258,10 m, terjadi
bola N-Seal dan Diamond Seal. Lanjut bor TLC. Diatasi dengan memasukkan bola-
formasi hingga kedalaman 92,60 m, terjadi bola bentonit dan N Seal. Bor formasi dari
TLC, diatasi dengan memasukkan bola- kedalaman 258,10 m s.d.275,60 m, terjadi
bola N-Seal dan Diamond Seal. Lanjut bor PLC sebesar 40 s.d. 62 lpm. Dilakukan
foemasi sampai kedalaman 95,60 m, semen sumbat interval 250 m s.d. 275,60
terjadi TLC. Diatasi dengan membuat m. Bor semen kedalaman 53,60 s.d.
semen sumbat. Bor formasi dilanjutkan 275,60 m. Bor formasi (coring) kedalaman
hingga kedalaman 96,80, terjadi TLC lagi. 275,60 s.d. 277,65 m, terdapat PLC 50
Perbesar lubang dengan TB 5 5/8” lpm. Dilakukan semen sumbat interval 250
kedalaman 38,50 s.d. 96,80 m. dilanjutkan m s.d. 277,65 m. Bor semen dari
dengan bor formasi (non-coring) hingga kedalaman 232,60 m s.d. 277,65 m. Bor
kedalaman 152,50 m (casing point), terjadi formasi dari kedalaman 277,65 s.d. 359,60
PLC 12 lpm. Lakukan pengukuran m, terjadi TLC yang diawali dengan hilang
(logging) temperatur di kedalaman 150,50 sirkulasi sebagian (PLC = 5-30 lpm) mulai
m. Kondisikan lubang dan casing shoe kedalaman 277,65 m. Dilakukan semen
selubung 4“ diset pada kedalaman 150,00 sumbat interval 340 s.d 359,60 m. Bor
m. Semen selubung. formasi dari kedalaman 359,60 s.d. 368,60
m, terjadi TLC. Lakukan semen sumbat
Trayek NW (3 4/5” Hole) interval 340 s.d. 368,60 m. Bor semen dari
Bor semen menggunakan DB HQ kedalaman 302,60 s.d. 368,60 m. Bor
(3 4/5”) dari kedalaman 105,85 s.d. 152,50 formasi dari kedalaman 368,60 m s.d.
m. Bor formasi (coring) dari kedalaman 369,50 m, terjadi TLC. Hilang sirkulasi
152,50 s.d. 250,80 m, terdapat PLC antara diatasi dengan turun casing NW hingga
7 s.d. 25 lpm. Diatasi dengan kedalaman 369,50 m (casing shoe).
memasukkan bola-bola N-Seal dan Bor formasi menggunakan DB NQ
Diamond Seal. Bor formasi dilanjutkan dari dari kedalaman 369,50 s.d. 386,50 m,
kedalaman 250,80 s.d. 254,60 m, terdapat terjadi hilang PLC 10-30 lpm, Diatasi
TLC, diatasi dengan semen sumbat. Bor dengan memasukkan bola-bola N-Seal
semen dari kedalaman 134,60 m s.d. dan Diamond Seal. Bor formasi
254,60 m. Bor formasi dari 254,60 s.d. menggunakan DB NQ dari kedalaman
255,90 m, terdapat TLC, diatasi dengan 386,50 s.d. m, terjadi hilang PLC 10-30
memasukkan bola-bola N Seal. Bor lpm. Lanjut bor formasi dari kedalaman
formasi dari kedalaman 255,90 m s.d. 398,50 m s.d. 471,50 m, pada interval
257,60 m, terjadi TLC, diatasi dengan kedalaman ini terdapat TLC dari
memompakan N Seal. Bor formasi dari kedalaman 398,50 serta terdapat drilling
428 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 429
Buku 1: Bidang Energi
430 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Matriks terdiri dari material vulkanik, (gelas vulkanaik) berukuran debu. Batuan
berukuran halus sampai pasir, batuan terubah hidrotermal menjadi mineral
kompak dan keras. Batuan telah lempung (kaolin, smektit/monmorilonit)
mengalami ubahan hidrotermal menjadi kalsit, klorit, kuarsa sekunder, oksida besi,
mineral-mineral sekunder, yaitu mineral dan pirit. Batuan terkekarkan, urat halus/
lempung (kaolin, smektit/ monmorilonit), rekahan batuan terisi kalsit dan kuarsa.
kuarsa sekunder, kalsit, oksida besi, Beberapa conto batuan dari sumur
gypsum dan anhidrit. Rekahan, urat halus PSR-1 dianalisis di laboratorium untuk
dan lubang (vug) batuan diisi oleh asosiasi mengukur sifat fisik batuan yang terdiri
mineral kuarsa, kalsit, anhidrit dari analisis konduktivitas panas dan
dengan/tanpa mineral lempung. densitas batuan. Hasil analisis
Breksi Tuf Terubah, dijumpai menunjukkan nilai konduktivitas panas
pada kedalaman 486,75 s.d. 687,5 m berkisar antara 0,822 s.d. 2,451 W/mK,
dengan intensitas alterasi sangat kuat dan densitas berkisar antara 2,36 s.d. 2,41
(SM/TM 75%), berwarna abu-abu, keputih- gr/cm3. Nilai konduktivitas panas dan
putihan, kehijauan, kehitaman, sedikit densitas batuan ini nantinya akan
kemerahan, berukuran pasir s.d. digunakan dalam koreksi temperatur
berangkal, bentuk butir menyudut sampai formasi menggunakan metode Horner
membundar tanggung, kemas terbuka, Plot.
pemilahan buruk, komponen polimik Kehadiran struktur geologi pada
berkomposisi andesitik, basaltik, dasitik, sumur pengeboran panas bumi dapat
kalsit, kuarsa, mineral lempung (diduga diidentifikasi dari beberapa ciri struktur
merupakan ubahan dari skoria), lunak, seperti sifat fisik batuan (hadirmnya
masif. slicken side dan rekahan) yang
Breksi Polimik, dijumpai pada dikombinasikan dengan data pengeboran
kedalaman 687,5 m s.d. kedalaman akhir seperti adanya hilang sirkulasi
704,5 m dengan intensitas alterasi sedang (total/sebagian) dan terjadinya drilling
(SM/TM 45%), berwarna kehijauan, break.
kehitaman, coklat kemerahan, keputih- Sumur landaian suhu PSR-1
putihan, kehijauan, agak keras, getas, disusun oleh batuan yang telah
kompak, berukuran kerakal - pasir, terkekarkan akibat proses tektonik yang
dijumpai komponen polimik (matrix intensif. Rekahan-rekahan pada batuan di
supported) diduga berkomposisi andesitik, beberapa interval kedalaman telah terisi
basaltik, kuarsa, bentuk menyudut- oleh mineral-mineral sekunder berupa
menyudut tanggung, kemas terbuka, urat-urat, akan tetapi di interval kedalaman
pemilahan buruk, matriks material vulkanik lain berupa zona hancuran (belum terisi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 431
Buku 1: Bidang Energi
oleh mineral sekunder). Zona hancuran ini sampai kedalaman akhir (704,50 m)
mengakibatkan sering terjadinya hilang berkisar antara Tin sebesar 26,2°C s.d.
sirkulasi baik itu berupa PLC maupun 39°C dan Tout sebesar 26,5°C s.d.
TLC. Dari data-data tersebut di atas 39,2C, dengan selisih temperatur masuk
terlihat bahwa sumur PSR-1 terletak pada dan keluar sebesar -0,6 s.d. 5,4C.
zona struktur yang intensif. Hasil analisis batuan secara
Hasil pengukuran temperatur megakospis dan beberapa parameter bor
lumpur masuk (Tin) dan temperatur keluar disajikan dalam Composite Log pada
(Tout) sumur PSR-1 dari permukaan Gambar 4.
432 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Composite Log sumur PSR-1, Daerah Panas Bumi Pantar-Gunung Sirung
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 433
Buku 1: Bidang Energi
434 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 435
Buku 1: Bidang Energi
436 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 437
Buku 1: Bidang Energi
438 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 439
Buku 1: Bidang Energi
440 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 441
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Corbett, G., & Leach, T. (1997). Short course manual: Southwest Pacific Rim Gold-Copper
Systems: Structure, Alteration, and Mineralization.
Hadi, M. N., & Kusnadi, D. (2015). Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas
Bumi Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Morrison, K. (1997). Important Hydrothermal Minerals and their Significance. Mineral
Services.
Rahadinata, T., & Ruyatno. (2016). Survei Magnetotelurik (MT) dan Time Domain
Electromagnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Bandung
442 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Pemutakhiran data dan neraca sumber daya panas bumi dimaksudkan untuk
menyediakan data potensi dan neraca sumber daya dan cadangan serta informasi panas
bumi yang lebih baru dan lebih akurat. Data panas bumi yang termutakhirkan dan lebih
akurat ini ditujukan sebagai informasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan
panas bumi pada umumnya serta khususnya sebagai bahan dan masukan kepada
pemerintah dalam menyusun kebijakan pengembangan energi panas bumi untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
Pemutakhiran data dan neraca panas bumi 2017 mengacu pada SNI 6009-2017
tentang Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi Indonesia. Pemutakhiran data
dan neraca ini menghasilkan penambahan sebelas lokasi prospek baru. Prospek baru
tersebut terdiri atas delapan lokasi hasil survei pendahuluan awal, dua lokasi survei rinci
terpadu 3G, dan satu lokasi Penugasan Survei Pendahuluan (PSP). Hasil kegiatan
pemutakhiran hingga Desember 2017 didapatkan data potensi energi panas bumi kelas
sumber daya spekulatif sebesar 6617 MWe, sumber daya hipotetik 4456 MWe, cadangan
mungkin 11975 MWe, cadangan terduga sebesar 2498 MWe, cadangan terbukti sebesar
2967 MWe dan kapasitas terpasang 1808,5 MWe.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 443
Buku 1: Bidang Energi
444 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
5% 23%
30%
31%
̴ 400
194
MTOE
MTOE 46%
25%
18%
22%
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 445
Buku 1: Bidang Energi
446 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 447
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 4. Peta Distribusi Daerah dan Potensi Panas Bumi Status Tahun 2017
Energi (MWe)
Terpasang
No Pulau No Lokasi Sumber Daya Cadangan
Spekulatif Hipotetis Mungkin Terduga Terbukti
1 Sumatera 98 2817 1917 5065 930 917 452
2 Jawa 73 1410 1689 3949 1373 1865 1224
3 Bali 6 70 22 122 110 30 0
4 Nusa Tenggara 28 225 395 901 0 15 12.5
5 Kalimantan 14 152 17 13 0 0 0
6 Sulawesi 87 1308 325 1248 80 140 120
7 Maluku 33 560 91 677 0 0 0
8 Papua 3 75 0 0 0 0 0
11073 17435
448 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Tabel 3. Hasil Pemutakhiran Data Base Lokasi Dan Potensi Panas Bumi 2017
TERPAS
POTENSI 2017
KABU- ANG
KETERANGAN LOKASI
PATEN SPEKUL HIPOT MUNG TERD TERB
ATIF ETIS KIN UGA UKTI
Alue
Update
Calong - Pidie - - - - -
Potensi 60
Beungga
Update Pulo
Pidie - - - - -
Potensi Seunong 10
Lokasi
Tinigi Tolitoli - - - - -
Baru 15
Lokasi
Lorenz Tolitoli - - - - -
Baru 5
Lokasi
Malala Tolitoli - - - - -
Baru 15
Penda-huluan
Lokasi
Luok Manipi Tolitoli - - - - -
Baru 10
Lokasi Lemba
Tolitoli - - - - -
Baru Harapan 15
Lokasi Luwu
Seko - - - - -
Baru Utara 5
Lokasi Luwu
Rampi - - - - -
Baru Utara 20
Pencong-
Lokasi Bantaen
Lompo - - - - -
Baru g 5
Battang
Update Mandailin
Pincurak
Potensi g Natal 39 11 - - - -
Update
Baru Baru 22 - - - -
Potensi 3
Terpadu Update Gou -
Ngada - 37 - - - -
(Rinci) Potensi Inelika
Lokasi
Gimpu Sigi - 14 - - - -
Baru
Lokasi
Nage Ngada - 2 28 - - -
Baru
Update Tanatoraj
Bituang - 29 - - -
Potensi a 34
Update Pasaman
Cubadak
Evaluasi Potensi Barat - - 66 - - -
Keprospekan Update Manggar
Wae Sano - 106 - - -
Potensi ai Barat 45
Update Alor Timur-
Alor - - -
Potensi Maritaing 173 7 10
Update Aceh
Lokop 5 - - -
MT Potensi Tamiang 16 29
Update Sipoholon, Tapanuli
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 449
Buku 1: Bidang Energi
TERPAS
POTENSI 2017
KABU- ANG
KETERANGAN LOKASI
PATEN SPEKUL HIPOT MUNG TERD TERB
ATIF ETIS KIN UGA UKTI
Potensi Ria-Ria Utara - - 35 - - -
Halmahe
Update Songa -
ra - - 42 - - -
Potensi Wayaua
Selatan
Lokasi Empat
PSP 2015 Lawang - - - - -
Baru Lawang 55
Update Tapanuli
Sarulla
Kapasitas Potensi Utara - 100 200 - 80 220
Terpasang Update Tenggam
Ulu Belu
Potensi us - 156 145 70 185 220
450 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
sistem panas bumi temperatur medium. berasal dari PSP yaitu dari daerah
Pemutakhiran data dan neraca panas panas bumi Lawang, kabupaten
bumi 2017 ini telah mengacu pada SNI Empat lawang, Sumatera Selatan
terbaru, yaitu SNI 6009-2017 tentang mempunyai cadangan mungkin
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan sebesar 55 MWe.
Panas Bumi Indonesia. b. Penentuan daerah prospek sumber
Berdasarkan perbandingan daya hipotetik dan cadangan
cadangan energi panas bumi tahun 2015 mungkin lebih akurat dengan
– 2017, perlu adanya peningkatan kualitas metoda survei rinci dengan
data melalui survei rinci terpadu untuk menggunakan metode geologi,
meningkatkan status sumber daya geokimia, geofisika serta
menjadi cadangan (gambar 6). Dalam Penurunan nilai Cadangan
penyiapan wilayah kerja minimal harus mungkin sebesar 71 MWe karena
didukung oleh data geosain dan status penerapan metode efisiensi 7%
potensi kelas cadangan mungkin. Data pada temperatur medium.
dan informasi panas bumi yang akurat c. Diperlukan koordinasi yang lebih
hasil kegiatan pemutakhiran diharapkan intensif dengan instansi terkait,
dapat menjadi acuan dalam perencanaan terutama dengan Direktorat Panas
dan pembuatan kebijakan pemerintah di Bumi, Ditjen EBTKE mengenai
bidang energi, khususnya untuk informasi aktual dari pihak swasta
optimalisasi pengembangan energi panas yang sedang melakukan PSP
bumi. ataupun pengeboran eksplorasi,
sehingga dapat menambah data
PENUTUP dan informasi pada kelas
Pemutakhiran data dan potensi cadangan, terutama cadangan
panas bumi tahun 2017 diperoleh : terduga dan cadangan terbukti.
a. Terdapat pemutakhiran data
terhadap sebelas lokasi baru, yaitu UCAPAN TERIMA KASIH
terdiri dari delapan lokasi dari hasil Penulis menyampaikan Terima
survei pendahuluan yang berasal kasih kepada Kepala PSDMBP yang telah
dari kabupaten Gowa, Kabupaten memberikan pengarahan dalam
Luwu Utara dan Kabupaten Toli- penyusunan neraca ini. Selain itu terima
toli. Sedangkan untuk dua lokasi kasih juga disampaikan kepada semua
baru berasal dari daerah panas pihak yang terlibat dalam penyusunan
bumi Barru dan Gimpu memiliki laporan Pemutakhiran data dan neraca
total sumber daya hipotetis sumber daya panas bumi dalam
sebesar 44 MWe. Sementara itu memberikan masukan dalam penulisan
untuk satu lokasi baru yang makalah ini.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 451
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 5. Peta Lokasi Baru Hasil Penyelidikan Panas Bumi tahun 2017
Gambar 6. Perbandingan Status sumber daya dan cadangan energi Panas Bumi
2013 – 2017
DAFTAR PUSTAKA
PSDMBP, 2017, Laporan Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber daya panas Bumi tahun
2017, Badan Geologi, Bandung.
Standar Nasional SNI 6009:2017, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Energi Panas
Bumi Indonesia, Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional SNI 13-5012-1998, Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standarisasi Nasional.
452 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
SARI
Dalam rangka percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia, pemerintah
melalui Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi-Badan Geologi melakukan
evaluasi data geosains untuk pengusulan WKP. Adapun daerah yang dievaluasi sebanyak 3
lokasi, yaitu: Waesano (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Sumani (Provinsi Sumatera Barat),
dan Cubadak-Panti-Simisuh (Provinsi Sumatera Barat). Kegiatan ini meliputi pengumpulan
dan evaluasi data geosains, penentuan zona prospek, besarnya potensi panas bumi, dan
pembuatan peta usulan WKP. Ketiga daerah tersebut memiliki kelengkapan data dan potensi
yang cukup untuk diusulkan menjadi WKP. Berdasarkan hasil evaluasi geosains, usulan
WKP Waesano seluas 421 km2 dengan estimasi potensi cadangan terduga sebesar 45 MWe
dan luas daerah prospek sekitar 5 km2. Usulan WKP Sumani seluas 150 km2 dengan
estimasi potensi cadangan terduga sebesar 52 MWe dengan luas daerah prospek terduga
15 km2. Sedangkan usulan WKP Cubadak-Panti-Simisuh seluas 155 km2 dengan estimasi
potensi cadangan terduga sebesar 66 MWe untuk daerah Cubadak, 10 MWe untuk daerah
Panti, 27 MWe untuk daerah Simisuh dan Luas daerah prospek untuk masing-masing lokasi
adalah 12 km2 untuk daerah Cubadak, 4 km2 untuk daerah panti, dan 10 km2 untuk daerah
Simisuh, dan luas area usulan WKP Cubadak-Panti-Simisuh adalah 155 km2.
Kata kunci: Evaluasi data geosains, Usulan WKP, Waesano, Sumani, Cubadak-Panti-
Simisuh
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 453
Buku 1: Bidang Energi
Gambar 1. Proses evaluasi sumberdaya panas bumi Badan Geologi untuk menghasilkan
output rekomendasi-rekomendasi dan pelayanan data dan neraca panas bumi.
454 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 455
Buku 1: Bidang Energi
456 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 457
Buku 1: Bidang Energi
Prospek Panas Bumi Sumani usulan WKP (Tabel 3) maka WKP Sumani
Daerah prospek panas bumi diusulkan seperti pada gambar 6.
Sumani diperkirakan berada di sekitar
manifestasi panas bumi Karambia, Lawi, Prospek Panas Bumi Cubadak, Panti,
Tubatiah, dan Lakuak. Zona prospek ini dan Simisuh
diindikasikan dengan nilai anomali Hg Penentuan daerah prospek
tinggi, nilai anomali CO2 tinggi, anomali dilakukan berdasarkan hasil
Bouguer tinggi, zona demagnetitasi, dan penggabungan data geologi, geokimia dan
nilai tahanan jenis rendah <10 Ohmm, dan geofisika, maka diperoleh batasan daerah
indikasi lapisan batuan yang mengalami di sekitar lokasi manifestasi panas bumi
alterasi, serta ditunjukkan oleh zona Cubadak dan daerah alterasi. Penentuan
rekahan hasil dari interpretasi geologi daerah prospek didasarkan data nilai
(metode fault fracture density) yang tahanan jenis rendah, anomali Hg dan
ditandai dengan garis hijau. Luas CO2 digabungkan dengan struktur
perkiraan area prospek hasil kompilasi permukaan dan bawah permukaan,
sekitar 15 km2 (Anonim-1, 2014). kontras densitas, serta alterasi batuan.
Sehingga diperoleh luas daerah prospek
Estimasi potensi panas bumi dilakukan Cubadak adalah sekitar 12 km2 di sekitar
dengan menggunakan metode volumetri airpanas Cubadak hingga ke Sawah
mengacu ke SNI 13-6171-1999. Dengan Mudik (Anonim-2, 2012).
asumsi-asumsi dalam perhitungan adalah Estimasi potensi panas bumi
ketebalan resevoir 1000 meter, densitas dilakukan dengan menggunakan metode
resevoir sebesar 2500 kg/m3, recovery penghitungan volumetrik, melalui
factor sebesar 25%, dan life time selama beberapa asumsi yaitu tebal reservoir = 1
30 tahun. Dengan menggunakan km, recovery factor = 25 %, faktor konversi
temperatur resevoir 190 oC, temperatur cut = 10%, dan lifetime = 30 tahun (SNI 13-
off sebesar 150 0C, luas prospek 15 km2, 6171-1999), nilai temperatur sebesar 220
dan efisiensi listrik sebesar 10%, maka °C yang termasuk ke dalam temperatur
potensi panas bumi di daerah Sumani, sedang, sehingga temperatur cut off – nya
Kabupaten Solok, Sumatera Barat adalah adalah 150 °C (SNI 13-6009-1999).
52 MWe, kelas cadangan mungkin. Untuk Berdasarkan data asumsi tersebut,
tipe panas bumi medium temperatur diperoleh nilai perhitungan potensi energi
sebaiknya dalam perhitungan potensi panas bumi Cubadak sebesar 66 MWe
menggunakan asumsi efisiensi listrik 7 %, pada kelas cadangan mungkin
sehingga diperoleh estimasi potensi 36 Sebaran area prospek panas bumi
MWe. Berdasarkan pertimbangan kriteria Panti berdasarkan hasil survei geologi,
458 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
geokimia, dan geofisika terletak di sekitar tahun, maka potensi panas bumi Panti
mata air panas Panti, dengan didukung adalah sebesar 11 MWe kelas cadangan
oleh keberadaan struktur sesar, anomali mungkin.
temperatur tinggi, anomali Bouguer Zona prospek panas bumi Simisuh diperoleh dari
kompilasi geosains hasil tim survei terpadu (Anonim-3,
residual tinggi, dan sebaran nilai tahanan
2012) dan magnetotelurik (Anonim-4, 2012). Hasil
jenis rendah dan sedang. Sehingga penarikan zona prospek berdasarkan kompilasi geosain
menunjukkan daerah prospek panas bumi Simisuh berada
diperoleh luas daerah prospek panas bumi
di zona depresi yang dibatasi bagian utara dan selatannya
sekitar 4 km2 (Sugianto, dkk, 2016). oleh sesar normal berarah baratlaut-tenggara. Luas
Dengan menggunakan metode daerah prospek daerah Simisuh dan Sejahtera dengan
luas sekitar 10 km2. Dengan menggunakan metode
penghitungan volumetrik, melalui
penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu
beberapa asumsi yaitu temperatur temperatur reservoir diduga sebesar 150°C, sehingga
reservoir diduga sebesar 180°C, sehingga temperatur cut-off sebesar 120°C, tebal reservoir = 1 km,
recovery factor = 25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime
temperatur cut-off sebesar 150°C, tebal
= 30 tahun, maka besar potensi adalah 27 MWe, kelas
reservoir = 1km, recovery factor = 25%, cadangan mungkin. Berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut (Tabel 4), maka WKP Cubadak-
faktor konversi = 10%, dan lifetime = 30
Panti-Simisuh diusulkan seperti pada Gambar 8.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 459
Buku 1: Bidang Energi
4. Kemungkinan Sekitar Depresi Cubadak dan Depresi Rao (di bagian selatan sda
pengembangan untuk daerah Panti dan di bagian utara untuk daerah Simisuh)
460 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Buku 1: Bidang Energi
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017 461
Buku 1: Bidang Energi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim-1, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Sumani,
Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-2, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Cubadak,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-3, 2012. Penyelidikan Panas Bumi Terpadu Daerah Panas Bumi Simisuah,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Anonim-4, 2014. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electromagnetic (TDEM)
Daerah Panas Bumi Daerah Panas Bumi Simisuah, Kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Sugianto, Asep, dan Dewi, Ratna, 2016. Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain
Electromagnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Daerah Panti, Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi,
Bandung.
Sugianto, Asep, Takodama, Iqbal, dan Dewi, Ratna., 2016, Survei Lanjutan Magnetotelurik
(MT) Daerah Panas Bumi Waesano, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bandung
Standar Nasional SNI 6009:2017, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Energi Panas
Bumi Indonesia, Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional SNI 13-5012-1998, Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia,
Badan Standarisasi Nasional.
462 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2017
Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung 40254
Telepon: 022 - 5202698, 5226270
Faximilie: 022 - 5226263, 5206164
Website : http://psdg.geologi.esdm.go.id