Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan segala
rahmat-Nya, penulisan makalah yang berjudul Mengulas Secara Kritis Sebuah Artikel ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya dan berjalan dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Sudah tentu dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dorongan moral, bimbingan, dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1.Bapak Edi Sasmito S. S,M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Kesamben;
2.Ibu Dwi Larasati, S. Pd selaku wali kelas XI IPS 3 SMAN 1 Kesamben;
3.Bapak D.Widodo Edi S.,S.S., selaku guru mata pelajaran SMAN 1 Kesamben yang telah
mencurahkan segala perhatiannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan ikhlas
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
4.Bapak dan ibu guru SMAN 1 Kesamben yang telah memberikan bekal ilmu;
5.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dorongan dan bantuan selama dan sampai terseselesaikannya penulisan karya
tulis ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa walaupun penulis telah berusaha semaksimalnya namun penulisan
makalah ini mungkin masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik maupun
saran dan sumbangan pemikiran dari semua pihak yang bersifat membangun. Semoga saja materi
dalam penulisan makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan bagi pembaca agar dapat memahami tentang membangun teks cerita pendek.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
SKENARIO………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel…………………
2.2 Menyusun opini dalam bentuk artikel……………………………………………………...
2.3 Menganalisis kebahasaan artikel…………………………………………………………...
2.4 Mengonstruksi sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan......................
2.5 Memproduksi sebuah artikel baik fakta maupun opini…………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….………...
BAB I
PENDAHULUAN
Teks editorial merupakan teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial atau pun masalah ekonomi
yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik. Teks editorial/opini rutin ada di
koran atau majalah, yang pengungkapan teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta maupun
alasan yang logis supaya pembaca atyau pendengar bisa menerimanya.
a. Tujuan Teks Opini
Adapun tujuan teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
1. Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat
terjadi di kehidupan sekitar.
2. Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
b. Manfaat Teks Opini
Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran dan
terkadang mampu menggerakkan pemnaca untuk bertindak.
c. Fungsi Teks Opini
Adapun fungsi teks editorial yang diantaranya yaitu:
1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
2. Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan yang bisa terjadi.
4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
d. Ciri-Ciri Teks Opini
Adapun ciri-ciri teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
1. Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh
masyarakat), aktual dan faktual.
2. Bersifat sistematis dan logis.
3. Tajuk rencana merupakan opini/pendapat yang bersifat argumentative.
4. Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas.
e. Struktur Teks Opini
Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama dengan struktur yang telah membangun
teks eksposisi, 3 struktur teks editorial/opini:
1. Pernyataan pendapat (tesis), bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah
yang dibahas, biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi, alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam
tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat.
Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian berisi penegasan ulang
pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna
memperkuat/menegaskan, ada di bagian akhir teks.
f. Kaidah Kebahasaan Teks Opini
Tidak jauh berbeda dengan kaidah kebahasaan yang dipakai di teks prosedur kompleks, di
ciri kebahasaan teks editorial juga menggunakan verba material, berikut kaidah
kebahasaan teks editorial:
1. Adverbia yakni ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan
menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif), kata yang biasa
digunakan yaitu, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang
dan lainnya.
2. Konjungsi yakni kata penghubung pada teks, contohnya, bahkan.
3. Verba material yakni verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
4. Verba Relasional yakni verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A
adalah B) dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
5. Verba Mental yaitu verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa),
afeksi (misalnya suka, khawatir) dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti), pada verba
mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.
Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau
romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih
belum tersentuh. Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata.
Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap
tidak dilakukan pemerintah.
Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini memiliki ombak
terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat yang memiliki barrel-ombak
berbentuk terowongan-yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti, dan Mentawai.
Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor tumbuh menjamur,
tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal. Mungkin ini merupakan
bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana
wisata di sana.
Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan
jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan
Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia.
Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun
lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United
Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada 2012. Ini
menempatkan Malaysia pada peringkat ke-10 negara dengan jumlah wisatawan asing
terbanyak.
Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari
operator wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara berkala
agar mereka tidak memburu ikan dengan b*m. Ia berupaya menyadarkan masyarakat
tentang arti penting keindahan alam di halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau,
Kalimantan Utara, seorang ketua adat besar berhasil menyadarkan masyarakat untuk
menjaga hutan. Bersama lembaga seperti WWF, masyarakat di sana mengembangkan
wisata sungai dan rimba.
Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau-kalau mau dikatakan agak
berpandangan luas sedikit-bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau
Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan
sendiri. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Teluk Meranti,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang dirindukan para
selancar sungai, dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.
Makanan kadaluarsa
Fenomena Multimedia
Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah, dan perkembangan
bahasa dan multimedia pun cukup maju dengan didukung teknologi yang semakin hari semakin
canggih dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah. Sampai saat ini
pun bahasa dan multimedia terus di kembangkan agar terciptanya pembelajaran yang lebih efisien
dan efektif ,contoh multimedia antara lain : gambar, video, animasi, suara, komputer dan
multimedia lain nya yang mendukung pembelajaran ilmiah.
Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan
Indosat yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya, multimedia
terdiri atas (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video, (3) unsur teks/data, (4) terpadu dalam
satu media penyampaian, (5) Interaktif/bukan informasi satu arah. Jenis jasa multimedia terdiri
dari dua, yaitu berdiri sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan
telekomunikasi (network-online).
Tujuan pengembangan multimedia yaitu untuk memudahkan komunikasi antara sumber
informasi dan penerima informasi. Perkembangan multimedia tidak selalu membawa dampak
positif tetapi terkadang membawa dampak negatif pada kehidupan sehari-hari, contohnya
komunikasi melalui internet yang biasa kita sebut”chatting” seperti di Yahoo Messenger,
Facebook,Twitter,dll terlihat bahwa penulisan bahasa menjadi berbeda,hampir setiap kata di
singkat dan tidak memperhatikan ejaan yang benar(EYD). Karena itu dibutuhkan kebiasaan dalam
pengejaan di setiap pembelajaran.
Kebanyakan dari kita menggunakan bahasa Indonesia yang telah terkena pengaruh-pengaruh dari
berbagai bahasa (baik bahasa daerah maupun bahasa asing) pada kehidupan sehari-hari. Tidak
dapat dipungkiri bahasa seperti itulah yang lebih menjamur di kalangan masyarakat luas
mengingat singkat dan mudah diucapkan namun memiliki arti atau makna yang sama dengan
bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sebagian besar
masyarakat sudah menganggap bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia dan sudah melekat
dalam dirinya sehingga untuk mengimplementasikan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD
sangat sulit. Karena masalah-masalah seperti itu maka bahasa Indonesia diajarkan lagi dalam
proses edukasi baik untuk tingkat bawah, menengah maupun atas.
Perkembangan multimedia sangat pesat, teutama dalam jaringan komunikasi dan pengetahuan.
Oleh karena itu, sebagai pengguna (user) kita harus bias memilah-milah informasi yang kita
dapat. Selain itu, kita juga harus dapat mengikuti perkembangan multimedia, agar tidak
ketinggalan seiring dengan berkembangan multimedia tersebut.
Kesatuan alinea dalam artikel tersebut masih kurang atau dapat dikatakan banyak terdapat
kalimat sumbang atau sulit untuk dimengerti oleh pembaca. Alinea pertama merupakan alinea
definisi, alinea kedua dan ketiga merupakan alinea penguraian, dan alinea keempat merupakan
alinea konklusi atau kesimpulan.
Meskipun mengandung banyak kalimat sumbang, isi yang diuraikan dalam artikel di atas masih
sejalan dengan topik fenomena multimedia. Transisi antar alinea mengalir baik. Bila dibagi per-
alinea maka menjadi : definisi multimedia, manfaat multimedia, dampak negatif multimedia, dan
kesimpulan.
6. Logika
Artikel diatas masih memiliki kekurangan atau kesalahan dalam pemilihan kata, dan penulisan
pola kalimat, sehingga menyulitkan pembaca untuk memhami atau mengerti informasi atau
makna yang terdapat didalam artikel tersebut
2.4 Mengkritik masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel
Kritik adalah sebuah analisis objektif sebuah karya sastra atau ilmiah, yang menekankan pada
apakah pengarang berhasil atau tidak mendukung pokok-pokok pikirannya dengan alasan dan
argumen yang tepat berdasarkan fakta-fakta. Kritik mudah jatuh menjadi hanya sebuah ringkasan
poin-poin sebuah tulisan tanpa benar-benar menganalisis dan mempertanyakannya. Sebuah kritik
yang baik menunjukkan pandangan Anda tentang tulisan tersebut sambil memberikan cukup bukti
untuk menunjang pandangan Anda. Sebagai seorang kritikus, bacalah hati-hati dan mendalam,
siapkan argumen dan bukti, dan tulislah dengan jelas dan meyakinkan.
2.4.1 Menanggapi dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, mengungkapkan opini,
dan hasil penyusunan opini dalam bentuk artikel
Konjungsi
Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks opini adalah konjungsi yang digunakan untuk menata
argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya, dan sebagainya; atau konjungsi yang digunakan untuk
memperkuat argumentasi, seperti bahkan, juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal,
justru dan lain-lain; atau konjungsi yang menyatakan hubungan sebab akibat, seperti sejak, sebelumnya,
dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti agar, supaya, dan sebagainya.
No Kalimat Konjungs Fungsi Konjungsi
. i
1. Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi Justru Untuk memperkuat
wisata justru datang dari operator wisata. argumentasi
2. Selain membangun infrastruktur dan sarana semisal Agar Untuk menyatakan
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih harapan
serius memikirkan program-program untuk
membungkus potensi ini agar lebih menarik..
3. Keinginan pemerintah pusat menjadikannya sebagai Justru Untuk memperkuat
taman nasional ditentang justru oleh pemerintah argumentasi
daerah.
4. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan Bahkan Untuk memperkuat
sejumlah tempat terancam oleh eksploitasi alam yang argumentasi
salah dan serakah.
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk Bahkan Untuk memperkuat
memancing suara, bahkan mempersilakan para nelayan argumentasi
mengeb*m terumbu karang.
5. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang Juga Untuk memperkuat
kerap didukung para politikus. argumentasi
6. Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton itu Misalnya Untuk memperkuat
mampu membuat banyak atraksi wisata-meski sebagian argumentasi
besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan-yang
mampu menarik 15 juta wisatawan asing.
7. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, Misalnya Untuk memperkuat
bahwa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi argumentasi
Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat
“bono”, tidal bore yang dirindukan para selancar sungai,
dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.
8. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan Padahal Untuk memperkuat
penghasilan sekaligus memelihara alam argumentasi
selingkungannya.
9. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan Padahal Untuk memperkuat
sebaiknya dibiarkan jalan sendiri. argumentasi
10. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar Agar Untuk menyatakan
nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu harapan
ikan dengan b*m.
Verba
Teks opini mencakup penggunaan kata kerja material, relasional, dan mental sekaligus. Verba
(kata kerja) material merupakan verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya
mengunyah, membaca, menulis, dan sebagainya.
Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (yang mengandung
pengertian A adalah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik
(yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba
relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional
atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi
(identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Misal: Ayah (token) adalah (verba
relasional identifikasi) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan
penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Misal: Ayah (penyandang) mempunyai (verba
relasional atributif) mobil baru (sandangan).
Verba mental, pada umumnya digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini menerangkan persepsi
(misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti).
Pada verba mental ini terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contohnya dalam klausa:
Saya mempercayai bahwa..., Menurut saya..., Saya berpendapat.... Contoh lain dalam kalimat: Ayah
(pengindera) mendengar (verba mental) kabar itu (fenomena).
No Kalimat Verba Jenis
. Verba
1. Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan Adalah Verba
jempol belaka atau romantisme dari masa lalu. Relasional
Identifikati
f
2. Selain membangun infrastruktur dan sarana semisal Membangun, Verba
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih serius Membungkus Material
memikirkan program-program untuk membungkus potensi
ini agar lebih menarik..
3. Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu Menyelinap Verba
terpampang nyata. Kepulauan itu memiliki pantai-pantai Material
indah, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarna-
warni yang menyelinap di antara terumbu karang indah
4. Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Adalah Verba
Indonesia adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita Relasional
miliki. Identifikati
f
5. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada Merupakan Verba
pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana relasional
wisata di sana. atributif
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing Mempersilahka Verba
suara, bahkan mempersilakan para nelayan mengeb*m n Material
terumbu karang.
6. Mereka lebih suka membabat hutan untuk mengambil Membabat, Verba
kayunya, menggali buminya untuk mengeduk mineral di Mengeduk Material
dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan
kelapa sawit
7. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, Membuat, Verba
membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan Membangun Material
pemerintah.
8. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Terdapat Verba
Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di Relasional
pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan arus atributif
surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang
dirindukan para selancar sungai, dan diakui sebagai yang
terbaik di dunia.
9. Pemerintah harus lebih serius memikirkan program- Memikirkan Verba
program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Mental
10. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau- Berpandangan Verba
kalau mau dikatakan agak berpandangan luas sedikit- Mental
bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan
Danau Toba.
Kosakata
Dalam membuat teks opini, seorang penulis harus kaya akan kosakata agar teks yang dibangun
memperlihatkan seorang penulis yang berwawasan luas. Di dalam teks tersebut, terlihat
beberapa kosakata yang jarang digunakan dalam keseharian. Beberapa kosa kata baru yang ada
dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” adalah sebagai berikut.
2.4.2 Menanggapi dan merevisi unsur kebahasaan artikel yang telah disusun
Dalam menanggapi dan merevisi unsur kebahasaan artikel berarti memperbaiki kata,
kalimat, atau makna kata dan kalimat sesuai unsur kebahasaan, menulis kembali artikel yang
telah disusun, sehingga menjadi teks artikel yang benar dan sesuai dengan unsur-unsur
artikel. Jadi artikel berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya besertakan bukti dan
argumentasi yang mendukung, kemudian di akhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel disajikan dengan bahasa yang relative sederhana, shingga dapat dimengerti semua
lapisan masyarakat. Dalam membuat artikel harus disertai aturan aturannya, mencari
informasi dan menggunakan fakta serta opini.Hasil analisis Fakta sebagai berikut:
1.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Siapa yang mengadakan razia?
Jawaban : Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama Dinas
Kesehatan Kota Jambi.
2. Kamis (26/7)
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan kapan. Sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa,
siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Kapan razia digelar ?
Jawaban : Kamis (26/7)
3. Di beberapa supermarket di Kota Jambi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan dimana. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Dimana Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama
Dinas Kesehatan Kota Jambi menggelar razia?
Jawaban : Di beberapa supermarket di Kota Jambi
4. Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman kadaluarsa yang dijual
bebas.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Apa yang ditemukan petugas saat menggelar razia?
Jawaban : Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman
kedaluwarsa yangmasih dijual bebas.
5. Awalnya tim melakukan peperiksaan makanan dan minuman kemasan di Jambi Mitra
Utama (JMU) Jalan Bojongloa.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan dimana. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Dimana awalnya tim melakukan pemeriksaan ?
Jawaban : awalnya tim melakukan pemeriksaan makanan, dan minuman kemasan
di Jambi Mitra Utama(JMU) Jalan Bojongloa.
6. Ketua Tim Razia Drs. Pasima, Apt
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan ; Siapa ketua tim razia ?
Jawaban : Ketua Tim Razia, Drs Pasima, Apt.
7. 8 buah es krim tersebut masa kadaluarsanya ada yang tanggal 21 dan 22 juli, sementara
saat ini sudah memasuki tanggal 26 juli, berarti usdah melewati 4 dan 5 hari batas dan
kadaluarsanya.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan berapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Berapa hari / buah es krim melewati batas ketentuan?
Jawaban : 8 buah es krim tersebut massa kedaluwarsanya ada yang tanggal 20 dan
22 Juli, sementara saat ini sudah memasuki tanggal 26 Juli, berarti sudah
melewati 4 dan 5 hari batas kedaluwarsanya.
8. Selain tanggal kadaluarsa, target pengecekan juga dilakukan pada produk makanan dan
minuman import yang tidak memiliki kode import resmi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. Sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Apa yang diperiksa petugas selain tanggal kadaluarsa?
Jawaban : Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan pada
produk makanan danminuman import yang tidak memiliki kode import
resmi.
Artikel merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang atau kelompok yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial untuk tujuan memberi
informasi, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur khalayak pembaca. Ada
beberapa bentuk artikel seperti artikel narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Setiap
bentuk artikel memiliki cara penulisan berbeda.Secara garis besar, langkah-langkah menulis
artikel dapat kita bagi menjadi lima poin penting berikut ini:
a. Tentukan Tema. Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat
baca.
b. Tetapkan Tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi
dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat, melainkan tersirat.
c. Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan
masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik alur tulisan (Nanti saya jelaskan
dengan contoh di bawah).
d. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel (Penjabaran lebih lanjut
saya uraikan dibawah)
e. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda bisa membuatnya dengan baik
bila logika atau alur artikel anda benar. Demikian langkah-langkah penulisan artikel
secara umum.
2.5.2 Hasil Produksi Sebuah Artikel
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia, pendidikan
lah yang menentukan karakter setiap orang, pendidikan tercantum pada ilmu. Ilmu yang dapat
menunjukan sesuatu yang hak dan yang batil, dengan pendidikan seseorang mampu
meningkatkan derajat atau martabat seseorang diantara manusia lainnya. Seperti yang kita
ketahui pada zaman modern ini perkembangan teknologi semakin maju, untuk itu pendidikan
sangat penting agar kita mampu bersaing dengan lainnya dan kita tidak tertinggal oleh zaman.
Semakin berkembangnya teknologi maka semakin banyak juga ilmu yang harus kita
dapatkan. Kualitas pendidikan berpengaruh besar terhadap suatu Negara, tentu juga akan
berpengaruh untuk generasi muda. Generasi mudalah yang akan memimpin negeri ini
kedepan. Apabila generasi muda tidak mendapatkan pendidikan yang memadai maka akan
tertinggal oleh Negara lain. Manfaat kualitas pendidikan yang memadai untuk generasi muda
dapat meningkatkan pendidikan sehingga generasi muda bangsa Indonesia mampu bersaing
menghadapi zaman globalisasi ini. Dengan pendidikan yang memadai kita akan mendapat
masa depan yang lebih baik. Pendidikan harus ditanamkan sejak dini pada generasi muda
Indonesia. Pendidikan mampu menciptakan karakter generasi bangsa yang mampu mengubah
Indonesia menjadi Negara yang lebih baik. Salah satu penyebab Indonesia tergolong Negara
yang angka kemiskinannya tinggi merupakan rendahnya tingkat pendidikan. Saat ini mencari
pekerjaan sulit bila kita tidak memiliki latar pendidikan yang cukup baik, maka kita akan
kalah saing dengan pencari kerja yang lain. Semakin baik jenjang pendidikan yang dimiliki
maka semakin besar harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang
memadai untuk memungkinkan kita mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Jadi masa
depan adalah pendidikan.
Manfaat pendidikan bukan hanya tentang mendapat pekerjaan saja, karena pendidikan
buka hanya ditujukan untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi pendidikan juga untuk penyelesai
masalah yang baik dan tepat. Dengan berpedoman ilmu yang kita punya masalah yang kita
hadapi akan terselesaikan dengan baik. Ilmu lah yang menunjukan kita harus berbuat
bagaimana dalam menyikapi masalah yang ada pada hidup kita, ilmu mampu menunjukan
kita pada hal baik atau buruk. Dengan berfikir secara cermat, kita mampu memilih yang
terbaik disetiap pilihan, dengan ilmu kita tidak akan terjerumus oleh keburukan. Didalam
Islam pun ilmu sangat penting bagi kehidupan, ilmu tidak memandang usia, pangkat, atau
yang lainnya. Semua orang berhak mendapat ilmu. Banyak sekali peribahasa yang
mengarahkan kita untuk selalu menuntut ilmu. Semakin kita memperdalam ilmu maka
semakin banyak pula yang harus ketahui. Dunia ini semakin maju, artinya teknologi
berkembang terus seiring berjalannya waktu, untuk itu perbekal kita untuk menghadapi
persaingan global adalah pendidikan. Di Indonesia pemerintah mulai memperhatikan
pendidikan masyarakat. Namun mengapa masih banyak generasi muda Indonesia berhenti
sekolah karena beberapa factor antara lain, masalah perekonomian keluarganya, mereka lebih
memilih kerja dibanding melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan faktor yang
sangat memprihatinkan lagi adanya kehamilan diluar nikah yang dilakukan anak dibawah
umur seharusnya mereka berfikir akan masa depan mereka kelak, bukannya malah menikmati
kesenangan dunia yang hanya sesaat. Bagaimana Negara Indonesia kedepannya jika generasi
penerus bangsa tidak berpendidikan?
3.1. Simpulan
Kesimpulan dari makalah ini penulis serta pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dari
makalah ini serta dapat mengulas artikel secara kritis dengan menganalisis, mengevaluasi, menyusun,
dan mengonstruksi sebuah artikel. Setelah mengetahui pengertian dan langkah-langkah untuk
melakukannya.
3.2 Saran
Bagi para siswa di harapkan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan rajin
membaca untuk menambah wawasan serta para siswa di harapkan tidak ragu-ragu dalam
mengekspresikan perasaan melaui sebuah karya terutama cerpen.
Daftar Pustaka
No
Bagian Durasi
.
1 Pembukaan 4 menit
5 Iklan 4 menit
6 Narasumber 2 13menit
7 Iklan 4 menit
8 Narasumber 3 13menit
9 Sesi Tanya jawab 11menit