Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan segala
rahmat-Nya, penulisan makalah yang berjudul Mengulas Secara Kritis Sebuah Artikel ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya dan berjalan dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Sudah tentu dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dorongan moral, bimbingan, dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1.Bapak Edi Sasmito S. S,M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Kesamben;
2.Ibu Dwi Larasati, S. Pd selaku wali kelas XI IPS 3 SMAN 1 Kesamben;
3.Bapak D.Widodo Edi S.,S.S., selaku guru mata pelajaran SMAN 1 Kesamben yang telah
mencurahkan segala perhatiannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan ikhlas
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
4.Bapak dan ibu guru SMAN 1 Kesamben yang telah memberikan bekal ilmu;
5.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dorongan dan bantuan selama dan sampai terseselesaikannya penulisan karya
tulis ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa walaupun penulis telah berusaha semaksimalnya namun penulisan
makalah ini mungkin masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik maupun
saran dan sumbangan pemikiran dari semua pihak yang bersifat membangun. Semoga saja materi
dalam penulisan makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan bagi pembaca agar dapat memahami tentang membangun teks cerita pendek.

Blitar, 7 Agustus 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
SKENARIO………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel…………………
2.2 Menyusun opini dalam bentuk artikel……………………………………………………...
2.3 Menganalisis kebahasaan artikel…………………………………………………………...
2.4 Mengonstruksi sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan......................
2.5 Memproduksi sebuah artikel baik fakta maupun opini…………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Artikel adalah suatu bentuk penyampaian informasi berita. Salah satu contohnya adalah artikel.
Artikel itu sendiri memiliki arti suatu bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau
sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa
fenomena alam atau sosial tersebut terjadi. Suatu artikel terkadang menjadi suatu alternatif bagi
pemecahan masalah. Bentuk tulisan artikel berisi pengantar tubuh dan kesimpulan.
Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang ditulisnya
itu. Dari data yang ada itu penulis bisa memberikan pendapat, pandangan, gagasan atau bahkan
intepretasi dari fakta yang ada pada data tersebut. fakta pada penulisan artikel adalah kenyataan yang
ada sesuai pada data tersebut.dalam mengulas suatu artikel perlu memerhatikan unsur-unsur dan
strukturnya.
Artikel berisi tentang himbauan atau mengajak, memberikan informasi atau menyampaikan
suatu pengetahuan kepada pembaca dan untuk memberikan wawasan yang lebih luas selain itu juga
untuk membantu pembaca supaya dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Adapun ciri-ciri dalam
sebuah artikel antara lain, isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar mitos, bersifat faktual dan
informatif, menggunakan metode penulisan yang sistematis, menggunakan ragam bahasa yang resmi
dan baku. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis memberi judul makalah “Mengulas Secara
Kritis Sebuah Artikel”.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana deskripsi mengenai fakta maupun opini dalam sebuah artikel?
b. Bagaimana menyusun opini dam fakta dalam bentuk artikel?
c. Bagaimana menganalisis kebahasaan artikel?
d. Bagaimana mengkritik sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan?
e. Bagaimana memproduksi sebuah artikel baik fakta maupun opini?
1.3 Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan fakta maupun opini, dalam sebuah artikel.
b. Untuk mendeskripsikan cara menyusun opini dalam bentuk artikel.
c. Untuk mendeskripsikan cara menganalisis kebahasaan artikel.
d. Untuk mendeskripsikan cara mengkritik sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan
kebahasaan.
e. Untuk mendeskripsikan cara memproduksi sebuah artikel baik fakta dan opini.
1.4 Manfaat
a. Bagi penulis
Dapat megetahui lebih dalam mangenai materi yang di pelajari.
b. Bagi pembaca
Memperoleh informasi secara lengkap mengenai materi teks cerita pendek.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Mengenai Fakta Maupun Opini dalam Sebuah Artikel.


2.1.1Artikel
Secara umum artikel di artikan sebagai karangan faktual secara lengkap dengan panjang
tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan “melalui koran, majalah, buletin, dan sebagainya”
dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan
menghibur.
a. Ciri-Ciri Artikel
Adapun ciri-ciri artikel yang perlu diketahui diantaranya yaitu:
1. Isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar mitos yang belum terjamin kebenarannya.
2. Bersifat faktual dan informative, mengungkapkan informasi yang berdasarkan hasil-
hasil penelitian yang telah dilakukan dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
3. Artikle ilmiah juga memiliki opini atau analisa pemikiran-pemikiran penulis, akan
tetapi, pemikiran itu dikuatkan/didasari oleh data valid berupa hasil penelitian
sebelumnya, teori, maupun fakta yang ditulis ke dalam artikel.
4. Menggunakan metode penulisan yang sistematis, dengan tujuan agar semua informasi
dalam artikel dapat diterima oleh masyarakat luas.
5. Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan baku, hal ini dikarenakan dengan
menggunakan bahasa resmi yang bercirikan lugas, logis, denotatif dan efektif akan
membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat dan berisi.
b. Tujuan Artikel
Tujuan penulisan artikel ilmiah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh seseorang, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dalam penulisan artikel
imiah tersebut, tujuan dalam penulisan artikel ilmiah.
1. Mendeskripsikan cara menguraikan pokok masalah yang telah ditentukan dan diteliti.
2. Mendeskripsikan pembatasan ruang lingkup artikel ilmiah tersebut.
c. Manfaat Artikel
Manfaat menulis artikel ilmiah ialah sebagai berikut:
1. Sarana untuk menyampaikan ide penulis dalam mengembangkan daya imajinasi serta
kreatif.
2. Berpikir sistematis serta berbahasa secara tertib dan teratur.
3. Memahami tujuan menulis agar mampu menguasai kompetensi menulis yang harus
dicapai.
4. Sebagai sarana publikasi hasil pemikiran secara ilmiah melalui jurnal ilmiah.
5. Memberi dampak akademis bagi pembaca.
d. Karakteristik Isi
1. Mempunyai isi yang bersumber pada fakta serta bukan hanya sekedar realita,
2. Artikel berisi karya tulis yang padat, tuntas, singkat, dan jelas,
3. Merupakan hasil tulisan yang original,
4. Bersifat faktual dengan mengungkapkan dengan berbagai data yang diketahui oleh
penulis artikel tersebut,
5. Isi karangannya sesuai dengan fakta yang diperoleh dari objek atau narasumber, jadi
bukan hanya merupakan hasil pemikiran dari penulis,
6. Isi artikel tersebut dapat berupa pemaparan tentang biografi seorang tokoh, suatu
peristiwa, hasil riset, dan lain sebagainya.
e. Gaya penulisan artikel
Gaya penulisan seseorang menentukan bisa tidaknya sebuah artikel dimuat di surat kabar.
Ada beberapa gaya penulisan selain mengikuti gaya penulisan penerbit surat kabar.
Diantara gaya penulisan tersebut yakni:
1. Gaya penulisan harus kritis, analitis dan eksplanatif atau bukan karangan fiksi.
2. Hindari penggunaan istilah atau bahasa teknis ilmiah, gunakanlah bahasa ilmiah
popular, disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
3. Alur pemaparan harus runtut dan logis.
4. Tulisan harus terfokus, terorganisir, punya latar belakang yang jelas.
5. Tidak bertele-tele, bombastis atau malah vulgar.
6. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa asing atau
bahasa daerah sebaiknya disertai padan kata atau penjelasan.
7. Tidak menggunakan ungkapan kalimat klise atau normati.
f. Jenis-Jenis Artikel
Adapun jenis-jenis artikel yang diantaranya yaitu:
1. Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita, pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian
dalam satu urutan waktu, didalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik, narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
2. Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar atau merasakan hal tersebut.
3. Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan
data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca, adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai
penyokong opini tersebut.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu, dalam persuasi
pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

2.1.2 Pengertian Teks Opini

Teks editorial merupakan teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial atau pun masalah ekonomi
yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik. Teks editorial/opini rutin ada di
koran atau majalah, yang pengungkapan teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta maupun
alasan yang logis supaya pembaca atyau pendengar bisa menerimanya.
a. Tujuan Teks Opini
Adapun tujuan teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
1. Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat
terjadi di kehidupan sekitar.
2. Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
b. Manfaat Teks Opini
Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran dan
terkadang mampu menggerakkan pemnaca untuk bertindak.
c. Fungsi Teks Opini
Adapun fungsi teks editorial yang diantaranya yaitu:
1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
2. Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan yang bisa terjadi.
4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
d. Ciri-Ciri Teks Opini
Adapun ciri-ciri teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
1. Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh
masyarakat), aktual dan faktual.
2. Bersifat sistematis dan logis.
3. Tajuk rencana merupakan opini/pendapat yang bersifat argumentative.
4. Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas.
e. Struktur Teks Opini
Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama dengan struktur yang telah membangun
teks eksposisi, 3 struktur teks editorial/opini:
1. Pernyataan pendapat (tesis), bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah
yang dibahas, biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi, alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam
tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat.
Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian berisi penegasan ulang
pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna
memperkuat/menegaskan, ada di bagian akhir teks.
f. Kaidah Kebahasaan Teks Opini
Tidak jauh berbeda dengan kaidah kebahasaan yang dipakai di teks prosedur kompleks, di
ciri kebahasaan teks editorial juga menggunakan verba material, berikut kaidah
kebahasaan teks editorial:
1. Adverbia yakni ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan
menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif), kata yang biasa
digunakan yaitu, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang
dan lainnya.
2. Konjungsi yakni kata penghubung pada teks, contohnya, bahkan.
3. Verba material yakni verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
4. Verba Relasional yakni verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A
adalah B) dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
5. Verba Mental yaitu verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa),
afeksi (misalnya suka, khawatir) dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti), pada verba
mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

2.1.3 Pengertian Kalimat Fakta


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fakta adalah suatu yang benar-benar
ada atau terjadi. Jadi saya dapat menyimpulkan bahwa kalimat fakta adalah kalimat yang
didalamnya mengandung hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.
a. Jenis-jenis fakta
1. Fakta Umum - Kebenaran yang berlaku epanjang zaman. contohnya Matahari
terbenam di barat dan terbit di timur.
2. Fakta Khusus - Kebenaran yang berlaku pada satu atau beberapa waktu tertentu.
contohnya Aldi membaca buku.
b. Ciri-ciri kalimat fakta
1.Dapat dibuktikan kebenarannya.
2.Memiliki data yang akurat misalnya tanggal, tempat ,waktu kejadian.
3.Memiliki narasumber yang dapat dipercaya.
4.Bersifat obyektif (apa adanya dan tidak dibuat-buat) yang dilengkapi dengan data
berupa keterangan atau angka yang menggambarkan keadaan.
5.Sudah dipastikan kebenaranya.
6.Biasanya dapat menjawab pertanyaan: apa, siapa, di mana, kapan, berapa dengan
jawaban yang pasti.
7.Menunjukkan peristiwa telah terjadi.
8.Kenyataan.
9.Informasi dari kejadian yang sebenarnya.
10. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan
sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen,
misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata
Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.
11. Kalimat fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan
waktu kejadian. misalnya seperti “kebakaran yang terjadi di tanah abang senin
kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa”.

2.2 Menyusun Opini dan fakta Dalam Bentuk Artikel


2.2.1 Menulis opini dalam bentuk artikel dengan memerhatikan unsur-unsur artikel
Menulis opini berarti menyebar luaskan gagasan. Dengan menulis opini, maka
seseorang berarti mentransfer ide dan gagasannya ke ruang publik. Ia masuk ke ranah
publik, dan berusaha mempengaruhi publik, dengan tujuan akhir: gagasannya diterima atau
juga diperdebatkan. Dan ia siap untuk itu. Karena itulah, menulis opini sesungguhnya
adalah melakukan ”rekreasi intelektual”: mengasah otak, menajamkan pikiran, menantang
munculnya ide-ide baru, juga menantang pendapat orang dengan argumentasi yang siap
untuk diperdebatkan. Menulis opini berarti memberikan wawasan dan pengetahuan untuk
orang lain. Berbagai informasi, data, juga pengalaman. Karena itulah, kegiatan menulis
opini mestinya kegiatan yang dilakukan dengan hati. Dengan kesukacitaan, kegembiraan
membagi gagasan dan kecintaan menyumbangkan ilmu dan pengetahuan.
1. Kriteria menjadi penulis opini
a. Pengetahuan Bidang/Masalah Tertentu.
Penulis opini memiliki otoritas akan bidang yang memang layak bagi dia untuk
diketengahkan kepada masyarakat. Ini bekal utama seorang penulis opini. Jika ia ahli
pertanian, tentu masyarakat akan percaya akan seluk beluk tanaman yang ditulisnya
daripada yang menulis seorang sarjana hukum.Pengetahuan bidang tertentu ini sangat
penting, juga terutama untuk ”legitimasi” diri seorang penulis di depan publik.
b. Ide dan Gagasan
Ide merupakan barang termahal yang dimiliki penulis -apa pun dan siapa penulis itu.
Ide bisa tumbuh dari mana pun. Penulis yang terlatih tidak pernah kehabisan ide untuk
menulis opini. Karena ide bisa muncul di mana pun, maka seorang penulis biasanya
langsung menulis ide-ide yang didapatnya begitu ide itu muncul. Ide itulah yang
kemudian dikembangkannya begitu ia memiliki waktu untuk menulis. Misalnya, di
sini, seorang penulis membaca atau mendapati kenyataan tentang makin sedikitnya
para mahasiswa tertarik dan ikut pada kegiatan-kegiatan kampus. Penulis opini
kemudian mendapat ide: membandingkan fenomena ini dengan lima atau sepuluh
tahun sebelumnya dan kemudian menganalisa sebab musabahnya.
c. Argumentasi Gagasan
Argumentasi ini sesungguhnya pasti dimiliki seseorang jika orang itu memang
menulis bidangnya. Ini memang berkaitan dengan nomor 1 (pengetahuan bidang yang
dimilikinya). Argumentasi penting karena di sinilah pembaca akan mengetahui
”kadar” keilmuan seorang penulis opini. Semakin kuat dan logis argumentasi yang
ditampilkannya, maka akan semakin memperkuat gagasan yang ditulisnya.
d. Teknik Penulisan Opini
Penulisan opini di media massa berbeda dengan penulisan di media ilmiah. Pembaca
media massa sangat beragam. Karena itu, penulisan opini di media massa harus
memakai bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan
pembaca kini adalah membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang
dicerna.
e. Pengetahuan Bahasa
Kegagalan penulis opini dari kalangan ilmiah biasanya terletak pada penggunaan
bahasa. Penulis opini dari latar belakang ilmiah harus belajar untuk memakai bahasa
yang gampang dimengerti masyarakat, sehingga bahasa yang ditulisnya, efektif,
efisien, dan mudah dimengerti.Jika pun penulis opini ingin menampilkan istilah asing,
ia harus pula mencari padanan dalam bahasa Indonesia. Penulis opini bahkan tidak
usah khawatir untuk menampilkan idiom-idiom bahasa daerah jika dipandang
menarik. Beberapa kata yang tidak efektif bisa dipangkas untuk menghasilkan tulisan
yang padat. Kata-kata itu, misalnya, ”oleh,” ”adalah,” ”itu,” ”tersebut” dll.
f. Pengetahuan Media Massa
Pengetahuan tentang Media Massa merupakan hal penting yang perlu diketahui
penulis opini agar tulisannya bisa dimuat. Penulis opini, dengan mempelajari sebuah
media massa, akan bisa melihat, media massa itu,misalnya, apakah memberi perhatian
kepada masalah-masalah yang digeluti sang penulis opini itu atau tidak. Suratkabar
Kompas, misalnya, cenderung untuk memberi tempat kepada opini dalam bidang apa
pun. Demikian juga harian Suara Pembaruan. Dengan pengetahuan seperti ini, maka
seorang penulis opini tahu, ke mana artikel yang dibuatnya itu akan dikirim.

2. Syarat supaya opini bisa dimuat di media massa


a. Ada peg/cantolan peristiwa
Seperti berita, opini pun memerlukan peg —cantolah peristiwa. Tujuan peg ini
adalah agar opini ini relevan dengan yang sedang terjadi atau dibicarakan masyarakat.
Semakin ada peg-nya maka, kemungkinan opininya dimuat akan semakin besar. Peg
ini bermacam-macam. Bisa peristiwa yang tidak diduga, atau juga peristiwa yang
sudah direncanakan pasti terjadi. Misalnya, menyambut tahun ajaran baru (tentang
pendidikan atau kemahasiwaan), peringatan ulangtahun lembaga/peristiwa tertentu,
dll.
b. Cari Angle Menarik
Jika peg itu sudah didapat, maka penulis tinggal mencari angle/sudut pandang:
dia akan menulis apa dan dari sudut pandang apa? Angle merupakan hal penting yang
menajamkan opini penulis satu dengan penulis lain. Nasehat untuk ini: carilah angle
yang paling berbeda, unik, dan mungkin orang tidak terpikirkan. Tentang makin
sedikitnya mahasiswa yang tertarik pada kegiataan kemahasiswaan itu, misalnya,
seorang penulis opini, misalnya, bisa mengambil angle: kerugian apa yang akan
dialami para mahasiswa jika mereka tidak memiliki pengalaman ikut kegiatan
kampus.
c. Eksplorasi gagasan dan argumentasi
Inilah argumentasi yang harus dibangun dan dimiliki penulis untuk
menguatkan opininya. Untuk membangun argumentasi ini, penulis opini bisa
menyodorkan data atau contoh-contoh peristiwa. Contoh itu bisa dari dalam negeri
atau luar negeri.
d. Tidak Menggurui
Isi tulisan opini mesti dihindarkan sejauh mungkin dari kesan menggurui, juga
mengesankan penulisnya ”menampilkan,” kepintarannya. Salah satu cara agar tulisajn
opini tidak menggurui, antara lain, jangan terlalu banyak menampilkan kutipan atau
sumber-sumber literatur. Lebih baik penulis menampilkan contoh yang muncul sehari-
hari dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, syarat lainnya:
baca ulang opini tersebut berkali-kali.
3. Cara menulis opini
a. Teknik Menulis Opini
Penulis Opini mesti membuat judul tulisannya dengan menarik. Judul harus lah
eyes catching. Memikat. Syarat untuk judul seperti ini: Tidak Panjang (Cukup tiga
atau empat kata) dan memakai kata-kata yang tidak klise, menggugah. Judul tidak
mesti dibuat lebih dulu. Bisa belakangan, setelah tulisannya selesai.
b. Aline pembuka dan Lead
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead seperti etalase, dia harus
dibuat menarik. Lead adalah kalimat pembuka. Ia seperti kail yang menarik minat
pembaca. Ia seperti lokomotif yang membuat mata dan pikiran pembaca untuk terus
mengikuti kalimat dan buah pemikiran penulis. Karena itulah lead harus menarik,
tidak memakai pemikiran yang klise, dan kalimatnya tidak panjang. Lead ini
berfungsi untuk membawa pembaca untuk mengerti masalah apa yang akan
dibicarakan oleh penulis opini. Lead adalah bagian penting dari alinea pembuka.
c. Isi Tulisan (Batang Tubuh)
Inilah ”daging” sebuah opini. Disinilah penulis menuangkan gagasan dan ide-
idenya. Dengan demikian secara ringkas bagian ini berisi:
-gagasan apa yang ditawarkan
-argumentasi kenapa pentingnya gagasan/ide/pemikirannya
-contoh-contoh dengan menampilkan data-data yang relevan dan menunjang.
-keuntungan dan kerugian jika gagasan itu diterapkan atau tidak diterapkan.
d. Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini bisa dibilang merupakan kesimpulan dari tulisan opini. Kendati
penutup, penulis opini tetap harus menganggap ini bagian penting. Untuk mengulang
dan mengingatkan pembaca akan gagasan yang ditawarkannya. Kendati tiga bagian
di atas merupakan hal penting untuk menulis opini, sesungguhnya tetap saja
diperlukan panduan agar tiga hal itu menjadi kesatuan yang enak untuk dibaca —
juga menulisnya. Untuk ini dibutuhkan apa yang disebut OUTLINE. Outline adalah
semacam alur yang dibuat dengan mencantumkan segala hal yang direncanakan akan
dituangkan pada sebuah opini. Outline ini juga untuk mengingatkan penulis agar
tetap fokus atau tidak lupa pada hal-hal yang sejak awal ia tetapkan untuk ditulis.
Outline bentuknya adalah pointer-pointer. Contohnya, seorang penulis opini akan
membuat tulisan tentang persoalan hilangnya sejumlah mahasiswa yang diduga
direkrut NII.

2.2.2 Menyusun artikel opini


Sebuah judul sangat menentukan ketertarikan pembaca. Oleh sebab itu, pemilihan
judul yang bagus dengan mencari sudut pandang yang menarik itu sangat dibutuhkan.
Pemberian judul dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Sebagai contoh : Menjual
sembari menjaga nirwana. Sebuah teks opini memiliki struktur pernyataan pendapat,
argumentasi dan pernyataan ulang pendapat. Nyatakanlah pendapat sebagai pembuka teks
opini yang dibangun. Untuk memancing pembaca agar menuntaskan pembacaan terhadap
tulisan, berikanlah kalimat pembuka yang menarik. Bagian yang terpenting dalam sebuah
teks opini adalah argumentasi. Bagian ini dianggap jantung sebuah teks opini.
Argumentasi yang diberikan harus mampu meyakinkan pembaca, tentu saja didukung oleh
data yang telah dikumpulkan.
Kecenderungan pembaca teks opini adalah membaca tulisan yang tidak panjang,
enak dibaca, dan mudah dicerna. Oleh sebab itu, sebagai penulis harus menggunakan
bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, serta ringkas penyajiannya. Dalam
mengeksplorasi gagasan dan argumentasi, harus menggunakan kalimat yang efektif,
efisien, dan mudah dimengerti. Kata yang tidak efektif bisa dipangkas. Jika menggunakan
istilah asing atau bahasa daerah, buatlah padanannya dalam bahasa Indonesia. Satu hal
yang perlu di ingat, tulisan yang dibangun bukan untuk menggurui, tetapi hanya berbagi
gagasan dan berharap pembaca dapat menerima pendapat terhadap suatu hal. Argumentasi
yang dibangun haruslah konstruktif, agar pesan dalam tulisan bisa diserap secara baik oleh
pembaca. Kemudian, berikanlah solusi yang komprehensif. Pada bagian akhir teks opini,
bisa memberikan pernyataan ulang pendapat yang berfungsi mempertegas gagasan yang
ditawarkan kepada pembaca. Perhatikan contoh di bawah ini.

Menjual Sembari Menjaga Nirwana

Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau
romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih
belum tersentuh. Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata.
Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap
tidak dilakukan pemerintah.

Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat terancam


oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa
mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara alam selingkungannya. Di kepulauan
Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata. Kepulauan itu memiliki pantai-
pantai indah, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarna-warni yang menyelinap di
antara terumbu karang indah. Menjelang senja, matahari menjadi bola merah yang ditelan
laut jingga. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang kerap didukung para
politikus. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing suara, bahkan
mempersilakan para nelayan mengeb*m terumbu karang. Keinginan pemerintah pusat
menjadikannya sebagai taman nasional ditentang justru oleh pemerintah daerah.

Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini memiliki ombak
terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat yang memiliki barrel-ombak
berbentuk terowongan-yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti, dan Mentawai.
Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor tumbuh menjamur,
tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal. Mungkin ini merupakan
bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana
wisata di sana.

Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan
jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan
Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia.
Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun
lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United
Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada 2012. Ini
menempatkan Malaysia pada peringkat ke-10 negara dengan jumlah wisatawan asing
terbanyak.

Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya


kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih
senang mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. Mereka lebih
suka membabat hutan untuk mengambil kayunya, menggali buminya untuk mengeduk
mineral di dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit. Pariwisata
dianggap tidak terlalu menguntungkan-terutama untuk pejabat yang korup. Tidak ada resor
atau pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke pejabat korup sebesar yang disetor
pejabat hutan atau pemilik tambang.

Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari
operator wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara berkala
agar mereka tidak memburu ikan dengan b*m. Ia berupaya menyadarkan masyarakat
tentang arti penting keindahan alam di halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau,
Kalimantan Utara, seorang ketua adat besar berhasil menyadarkan masyarakat untuk
menjaga hutan. Bersama lembaga seperti WWF, masyarakat di sana mengembangkan
wisata sungai dan rimba.

Pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program untuk membungkus


potensi ini agar lebih menarik. Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton itu
mampu membuat banyak atraksi wisata-meski sebagian besar artifisial dan terlihat lebih
indah di iklan-yang mampu menarik 15 juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari
yang ke Indonesia.

Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau-kalau mau dikatakan agak
berpandangan luas sedikit-bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau
Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan
sendiri. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Teluk Meranti,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang dirindukan para
selancar sungai, dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.

Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Di tangan para pemangku


kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.

2.2.3 Menyusun artikel sesuai dengan fakta


Artikel yang memuat fakta berarti artikel tersebut bersifat informatif, dan disusun sesuai
kenyataan yang terjadi, semua itu penting dalam membangun sebuah artikel, artikel harus
benar-benar nyata, yang sifatnya memberikan informasi kepada pembaca dan memberikan
wawasan yang luas bagi pembaca. Berikut artikel sesuai dengan fakta.

Makanan kadaluarsa

Mengantisipasi beredarnya barang kedaluwarsa, Pengawasan Obat dan


Makanan(BPOM), bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi, Kamis (26/7) menggelar razia di
beberapa supermarket di Kota Jambi. Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan
minuman kedaluwarsa yang masih dijual bebas razia dilakukan dengan cara memeriksa dengan
teliti makanan dan minuman yang dipajang disejumlah supermarket. Awalnya tim melakukan
pemeriksaan makanan, dan minuman kemasan di Jambi Mitra utama (JMU) Jalan Bojongloa.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan di lantai satu JMU, tidak ditemukan adanya makanan yang
melanggar ketentuan atau yang melewati tanggal kedaluwarsanya beberapa minuman kemasan
yang kemasannya penyok, diminta untuk tidak dijual bersama minuman kemasan lainnya. Tim
kemudian melanjutkan memeriksa bahan makanan di supermarket Mal Jaya Jambi,tim BPOM
dan Dinkes juga memeriksa makanan jenis dodol yang dijual dalam bentuk partai. Dengan
menggunakan kaca pembesar setiap tanggal kedaluwarsa diperiksa oleh tim.
Diswalayan Mal Jaya Jambi juga tidak ditemukan adanya makanan kedaluwarsa. Tim
kemudian melanjutkan pemeriksaan ke supermarket Hero Jalan Basuki Rahmat, diHero, tim juga
tidak menemukan adanya makanan kedaluwarsa, hanya beberapa kaleng minuman kemasan
yang penyok dan diminta dipisahkan dari yang tidak penyok dan tidak untuk dijual. Kalau
kemasan rusak seperti kemasan bocor, atau kemasan minuman yang penyok,sesuai aturan yang
ada, tidak boleh dijual karena berpotensi terkena radiasi atau bisa terkena bakteri. Kata ketua tim
& razia. Drs Pasima, Apt. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan ke supermarket anggrek di Jalan
setia Budi.
Pemeriksaan di supermarket anggrek tidak ditemukan adanya makanan kedaluwarsa,
hanya beberapa kemasan makanan yang rusak dan dipisahkan dari makanan lainnya. Tim
kemudian mengakhiri pemeriksaan di salah satu supermarket Jalan Parman. Saat memeriksa
makanan dan minuman kemasan tidak ditemukan ada yang melewati batas kedaluwarsa. Saat
salah seorang tim memeriksa beberapa buah es krim ditemukan sekitar buahes krim yang
tanggal kedaluwarsa sudah melewati empat hari dari batas massa berlakunya. Tim kemudian
mencatat dan menyita sebagai bahan pemeriksaan di BPOM. Menurut ketua tim, Drs Pasima
Apt, / buah es krim tersebut massa kedaluwarsanya ada yang tanggal 20 dan 22 Juli, sementara
saat ini sudah memasuki tanggal 2 Juli, berarti sudah melewati 1 dan hari batas kedaluwarsanya
sudah lewat berarti sudah kedaluwarsa dan harus disita. Kami bawa barangnya untuk diperiksa
dan untuk proses selanjutnya yang bersangkutan akan kami mintai keterangan di BPOM.Sekitar
Pasima. Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan pada produk makanan
dan minuman import yang tidak memiliki kode import resmi. Namun untuk kategori ini petugas
tidak menemukan produk yang melanggar ketentuan.

2.3 Menganalisis Kebahasaan Artikel

Fenomena Multimedia

Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah, dan perkembangan
bahasa dan multimedia pun cukup maju dengan didukung teknologi yang semakin hari semakin
canggih dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah. Sampai saat ini
pun bahasa dan multimedia terus di kembangkan agar terciptanya pembelajaran yang lebih efisien
dan efektif ,contoh multimedia antara lain : gambar, video, animasi, suara, komputer dan
multimedia lain nya yang mendukung pembelajaran ilmiah.
Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan
Indosat yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya, multimedia
terdiri atas (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video, (3) unsur teks/data, (4) terpadu dalam
satu media penyampaian, (5) Interaktif/bukan informasi satu arah. Jenis jasa multimedia terdiri
dari dua, yaitu berdiri sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan
telekomunikasi (network-online).
Tujuan pengembangan multimedia yaitu untuk memudahkan komunikasi antara sumber
informasi dan penerima informasi. Perkembangan multimedia tidak selalu membawa dampak
positif tetapi terkadang membawa dampak negatif pada kehidupan sehari-hari, contohnya
komunikasi melalui internet yang biasa kita sebut”chatting” seperti di Yahoo Messenger,
Facebook,Twitter,dll terlihat bahwa penulisan bahasa menjadi berbeda,hampir setiap kata di
singkat dan tidak memperhatikan ejaan yang benar(EYD). Karena itu dibutuhkan kebiasaan dalam
pengejaan di setiap pembelajaran.
Kebanyakan dari kita menggunakan bahasa Indonesia yang telah terkena pengaruh-pengaruh dari
berbagai bahasa (baik bahasa daerah maupun bahasa asing) pada kehidupan sehari-hari. Tidak
dapat dipungkiri bahasa seperti itulah yang lebih menjamur di kalangan masyarakat luas
mengingat singkat dan mudah diucapkan namun memiliki arti atau makna yang sama dengan
bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sebagian besar
masyarakat sudah menganggap bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia dan sudah melekat
dalam dirinya sehingga untuk mengimplementasikan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD
sangat sulit. Karena masalah-masalah seperti itu maka bahasa Indonesia diajarkan lagi dalam
proses edukasi baik untuk tingkat bawah, menengah maupun atas.
Perkembangan multimedia sangat pesat, teutama dalam jaringan komunikasi dan pengetahuan. 
Oleh karena itu, sebagai pengguna (user) kita harus bias memilah-milah informasi yang kita
dapat.  Selain itu, kita juga harus dapat mengikuti perkembangan multimedia, agar tidak
ketinggalan seiring dengan berkembangan multimedia tersebut.

1. Hasil analisis dari segi Kata


Isi artikel terdiri dari 200 kata, pembagian jumlah kata berdasarkan paragraf masing-masing
yaitu sebanyak 46 kata pada paragraf pertama, 43 kata pada paragraf kedua, 61 kata pada
paragraf ketiga, dan 48 kata pada paragraf keempat atau terakhir. Didalam artikel tersebut juga
terdapat kata Sinonim yang diletakkan berdampingan, sehingga membuat kalimat susah
dimengerti atau dimaknai, misalnya pada kata adalah-merupakan dan dengan-melalui (didalam
paragraf pertama), dan masih banyak terdapat kata yang tidak baku, misalnya text dan Negative.
Kedua kata ini merupakan kata serapan dari bahasa asing, alangkah baiknya jika kata tersebut
diubah menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia, seperti Teks dan Negatif.

2. Hasil analisis dari segi Kalimat


Dari hasil analisis kami, masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan pola kalimat,
susunan nya yang tidak teratur, penggunaan kalimat yang sama artinya, dan beberapa kalimat
ejaan yang ditulis tidak benar, sehingga membuat pembaca sulit untuk mengerti isi atau makna
dari artikel tersebut. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat di paragraph satu dalam kalimat :
Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk
text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan
berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media.
Penggunaan Multimedia saat ini sangat membantu dalam penyampaian bidang pengetahuan yang
bersifat ilmiah.

3. Hasil analisis dari segi Kesatuan Alinea

Kesatuan alinea dalam artikel tersebut masih kurang atau dapat dikatakan banyak terdapat
kalimat sumbang atau sulit untuk dimengerti oleh pembaca. Alinea pertama merupakan alinea
definisi, alinea kedua dan ketiga merupakan alinea penguraian, dan alinea keempat merupakan
alinea konklusi atau kesimpulan.

4. Hasil analisis dari segi Topik


Topik artikel di atas cukup menarik dan bermanfaat karena mengandung unsur pengetahuan.

5. Hasil analisis dari segi Isi Artikel

Meskipun mengandung banyak kalimat sumbang, isi yang diuraikan dalam artikel di atas masih
sejalan dengan topik fenomena multimedia. Transisi antar alinea mengalir baik. Bila dibagi per-
alinea maka menjadi : definisi multimedia, manfaat multimedia, dampak negatif multimedia, dan
kesimpulan.
6. Logika
Artikel diatas masih memiliki kekurangan atau kesalahan dalam pemilihan kata, dan penulisan
pola kalimat, sehingga menyulitkan pembaca untuk memhami atau mengerti informasi atau
makna yang terdapat didalam artikel tersebut

2.3.1 Menemukan unsur kebahasaan artikel


a. Karakteristik Bahasa
Artikel memiliki ciri — ciri kebahasaan sebagai berikut:
1. Pada huruf awal judul artikel menggunakan huruf kapital (EYD). Misalnya artikel
berjudul “Kesehatan Lingkungan”.
2. Kalimat fakta dalam artikel
Kalimat fakta biasanya memuat data-data yang bersifat kuantitatif (data angka) dan
kualitatif (data pernyataan).
Contoh:
a.Kuantitatif: Pada tahun ajaran 2013-2014 Mts Ulul Albab mendapatkan murid baru
sebanyak 120 siswa. Angka ini lebih tinggi dibanding penerimaan pada tahun
sebelumnya yang hanya mencapai angka 100 siswa saja.
b.Kuantitatif: Hujan deras yang mengguyur kawasan Kecamatan Bangun Rejo pada
malam hari tadi menyebabkan sejumlah desa terendam banjir.
3. Kalimat Opini dalam artikel
Kalimat opini dalam artikel biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut:
a. Tidak atau belum pasti. Untuk itu kalimat opini biasanya menggunakan
katabarangkali,
mungkin, nampaknya, bisa jadi,sepertinya, boleh jadi, kira-kira, atau diperkirakan.
b. Mengandai-andai . Kata yang sering digunakan antara lain: andaikan, seandainya,
kalau, jika, jikalau, jika saja, bilamana, bila, asal, atau asalkan.
c. Bersifat saran, nasihat, atau usulan. Kata yang sering digunakan antara lain:
sebaiknya,
alangkah baiknya, seharusnya, sesungguhnya, atau sebenarnya.
d. Menyatakan hubungan sebab akibat.
4. Menggunakan bahasa baku (EYD)
Artikel menggunakan bahasa baku. Contoh:
No. Ciri — ciri bahasa baku Baku Tidak Baku

1. Tidak terpengaruh bahasa daerah Bertemu Ketemu

2. Tidak terpengaruh bahasa asing Kesempatan lain Lain kesempatan


(other change)

3. Bukan merupakan ragam bahasa Hanya Cuma


percakapan (lisan)

4. Pemakaian imbuhan secara Ia menyerang Ia serang lawannya


eksplisit lawannya

5. Pemakaian yang sesuai dengan Disebabakan oleh Disebabkan karena


konteks kalimat

6. Tidak terkontaminasi, tidak rancu Berkali - kali Berulang kali

7. Tidak mengandung arti Hadirin Para hadirin


pleonasme

8. Tidak mengandung hiperkorek Jumat Jum’at

2.4 Mengkritik masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel
Kritik adalah sebuah analisis objektif sebuah karya sastra atau ilmiah, yang menekankan pada
apakah pengarang berhasil atau tidak mendukung pokok-pokok pikirannya dengan alasan dan
argumen yang tepat berdasarkan fakta-fakta. Kritik mudah jatuh menjadi hanya sebuah ringkasan
poin-poin sebuah tulisan tanpa benar-benar menganalisis dan mempertanyakannya. Sebuah kritik
yang baik menunjukkan pandangan Anda tentang tulisan tersebut sambil memberikan cukup bukti
untuk menunjang pandangan Anda. Sebagai seorang kritikus, bacalah hati-hati dan mendalam,
siapkan argumen dan bukti, dan tulislah dengan jelas dan meyakinkan.

2.4.1 Menanggapi dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, mengungkapkan opini,
dan hasil penyusunan opini dalam bentuk artikel

Menjual Sembari Menjaga Nirwana


No Struktur Kalimat
.
1. Pernyataan Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol
Pendapat belaka atau romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat
indah yang tersembunyi dan masih belum tersentuh. Sayangnya,
tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata.
Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun
prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
2. Argumentasi Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat
terancam oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal,
dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan penghasilan sekaligus
memelihara alam selingkungannya.

Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata.


Kepulauan itu memiliki pantai-pantai indah, laut yang bening dan
tenang, serta ikan berwarna-warni yang menyelinap di antara
terumbu karang indah. Menjelang senja, matahari menjadi bola
merah yang ditelan laut jingga. Namun, di sana juga berlangsung
perusakan alam yang kerap didukung para politikus. Mereka datang
hanya pada saat kampanye untuk memancing suara, bahkan
mempersilakan para nelayan mengebom terumbu karang. Keinginan
pemerintah pusat menjadikannya sebagai taman nasional ditentang
justru oleh pemerintah daerah.

Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini


memiliki ombak terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada
tiga tempat yang memiliki barrel-ombak berbentuk terowongan-
yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti, dan Mentawai.
Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor
tumbuh menjamur, tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah
amat minimal. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka
kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana
wisata di sana.

Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah


seharusnya bisa
1. Berdasarkan isi teks opini/editorial menaikkan
di atas, terdapatjumlah wisatawan
beberapa asing
argumentasi yangsebagai
penulis datang berikut:
ke
negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan Pusat Statistik, hanya
No Argumentasi ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia. S TS
. Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu
1. Keindahan sejumlah mendatangkan 83 juta turis
tempat terancam oleh tahun lalu, jumlah
eksploitasi wisatawan
alam yang asing√ ke
salah dan -
serakah. Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United Nations
World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada
2. Dengan ribuan 2012.“surgaIniyang
menempatkan
tersembunyi” Malaysia pada peringkat
itu, pemerintah ke-10 negara
seharusnya bisa √ -
menaikkan jumlah dengan
wisatawan
jumlahasing
wisatawanasingterbanyak.
yang datang ke negeri ini.
3. Problem utamaProblem
dari tidak berkembangnya
utama pariwisata di pariwisata
dari tidak berkembangnya Indonesia diadalah √
Indonesia -
ceteknya kesadaran akan
adalah potensikesadaran
ceteknya yang kita akan
miliki.
potensi yang kita miliki.
4. Selain membangun infrastruktur-seperti akses masih
Pemerintah pusat ataupun daerah lebih itu-dan
ke tempat senang mendapatkan
sarana √ -
semisal transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih Mereka
uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. serius lebih
suka membabat hutan untuk mengambil kayunya,
memikirkan program-program untuk membungkus potensi ini agar lebih menggali
menarik. buminya untuk mengeduk mineral di dalamnya, atau menggantikan
pepohonan hutan dengan kelapa sawit. Pariwisata dianggap tidak
5. terlalu menguntungkan-terutama
Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan untukBali,
pejabat yang korup.
atau-kalau mauTidak
- √
dikatakan agakada resor atau pengelola
berpandangan wisata yang bisa membayar
luas sedikit-bergesernya setoran ke
pun paling-paling
pejabat dan
hanya ke Yogyakarta korupDanau
sebesar yangPadahal
Toba. disetor pejabat hutan atau
tempat-tempat itupemilik
tidak
tambang.
perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan sendiri.

Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru


datang dari operator wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus
membayar nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu ikan
dengan b*m. Ia berupaya menyadarkan masyarakat tentang arti
Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau romantisme
dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih belum tersentuh.
Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata. Jangankan membuat
program wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
Dalam paragraf pertama tersebut terdapat kalimat yang dicetak miring yang merupakan kalimat
utama paragraf tersebut. Beberapa kalimat utama masing-masing paragraf adalah sebagai berikut:
1. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat terancam oleh eksploitasi
alam yang salah dan serakah.
2. Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata.
3. Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi.
4. Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan jumlah
wisatawan asing yang datang ke negeri ini.
5. Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya kesadaran
akan potensi yang kita miliki.
6. Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari operator
wisata.
7. Pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program untuk membungkus potensi ini
agar lebih menarik.
8. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau-kalau mau dikatakan agak
berpandangan luas sedikit-bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau
Toba.
Sebuah teks opini biasanya mengupas tuntas suatu masalah aktual tertentu dengan tujuan
memberi tahu, memengaruhi, meyakinkan, atau bisa juga sekadar menghibur pembacanya. Oleh
sebab itu, bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan opini tersebut harus mengungkapan
tujuan. Dalam menyatakan sebuah informasi, kata-kata dipilih secara hati-hati untuk
mengekspresikan sikap dan sudut pandang penulis. Cara penulis teks mengungkapkan tujuannya
melalui teks opini/editorial adalah dengan cara sebagai berikut.
1. Penulis menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca. Penulis menerangkan
bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, faktor-faktor apa yang diperhitungkan untuk
menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru
akan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat.
2. Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, penulis teks opini menggambarkan
kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang
telah terjadi sebelumnya.
3. Suatu teks opini kadang kadang menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa
sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa datang.
4. Para penulis editorial mempertahankan kata hati masyarakat. Mereka mempertahankan isu-isu
moral dan mempertahankan posisi mereka. Merek berkata kepada pembacanya tentang sesuatu
yang benar dan salah.
Adverbia
Dalam sebuah teks opini/editorial biasanya digunakan bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi.
Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata
keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-
kadang, jarang, dan lainnya. Adverbia frekuentatif yang ada dalam teks di atas adalah sebagai berikut.
No Kalimat Adverbia Frekunesi
.
1. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun Kerap
prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah
2. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang kerap Kerap
didukung para politikus.

Konjungsi
Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks opini adalah konjungsi yang digunakan untuk menata
argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya, dan sebagainya; atau konjungsi yang digunakan untuk
memperkuat argumentasi, seperti bahkan, juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal,
justru dan lain-lain; atau konjungsi yang menyatakan hubungan sebab akibat, seperti sejak, sebelumnya,
dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti agar, supaya, dan sebagainya.
No Kalimat Konjungs Fungsi Konjungsi
. i
1. Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi Justru Untuk memperkuat
wisata justru datang dari operator wisata. argumentasi
2. Selain membangun infrastruktur dan sarana semisal Agar Untuk menyatakan
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih harapan
serius memikirkan program-program untuk
membungkus potensi ini agar lebih menarik..
3. Keinginan pemerintah pusat menjadikannya sebagai Justru Untuk memperkuat
taman nasional ditentang justru oleh pemerintah argumentasi
daerah.
4. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan Bahkan Untuk memperkuat
sejumlah tempat terancam oleh eksploitasi alam yang argumentasi
salah dan serakah. 
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk Bahkan Untuk memperkuat
memancing suara, bahkan mempersilakan para nelayan argumentasi
mengeb*m terumbu karang. 
5. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang Juga Untuk memperkuat
kerap didukung para politikus. argumentasi
6. Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton itu Misalnya Untuk memperkuat
mampu membuat banyak atraksi wisata-meski sebagian argumentasi
besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan-yang
mampu menarik 15 juta wisatawan asing.
7. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, Misalnya Untuk memperkuat
bahwa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi argumentasi
Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat
“bono”, tidal bore yang dirindukan para selancar sungai,
dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.
8. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan Padahal Untuk memperkuat
penghasilan sekaligus memelihara alam argumentasi
selingkungannya.
9. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan Padahal Untuk memperkuat
sebaiknya dibiarkan jalan sendiri. argumentasi
10. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar Agar Untuk menyatakan
nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu harapan
ikan dengan b*m.

Verba
Teks opini mencakup penggunaan kata kerja material, relasional, dan mental sekaligus.  Verba
(kata kerja) material merupakan verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya
mengunyah, membaca, menulis, dan sebagainya. 

Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (yang mengandung
pengertian A adalah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik
(yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba
relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional
atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi
(identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Misal: Ayah (token) adalah (verba
relasional identifikasi) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan
penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Misal: Ayah (penyandang) mempunyai (verba
relasional atributif) mobil baru (sandangan).

Verba mental, pada umumnya digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini menerangkan persepsi
(misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti).
Pada verba mental ini terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contohnya dalam klausa:
Saya mempercayai bahwa..., Menurut saya..., Saya berpendapat.... Contoh lain dalam kalimat: Ayah
(pengindera) mendengar (verba mental) kabar itu (fenomena).
No Kalimat Verba Jenis
. Verba
1. Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan Adalah Verba
jempol belaka atau romantisme dari masa lalu. Relasional
Identifikati
f
2. Selain membangun infrastruktur dan sarana semisal Membangun, Verba
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih serius Membungkus Material
memikirkan program-program untuk membungkus potensi
ini agar lebih menarik..
3. Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu Menyelinap Verba
terpampang nyata. Kepulauan itu memiliki pantai-pantai Material
indah, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarna-
warni yang menyelinap di antara terumbu karang indah
4. Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Adalah Verba
Indonesia adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita Relasional
miliki.  Identifikati
f
5. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada Merupakan Verba
pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana relasional
wisata di sana. atributif
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing Mempersilahka Verba
suara, bahkan mempersilakan para nelayan mengeb*m n Material
terumbu karang.
6. Mereka lebih suka membabat hutan untuk mengambil Membabat, Verba
kayunya, menggali buminya untuk mengeduk mineral di Mengeduk Material
dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan
kelapa sawit
7. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, Membuat, Verba
membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan Membangun Material
pemerintah.
8. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Terdapat Verba
Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di Relasional
pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan arus atributif
surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang
dirindukan para selancar sungai, dan diakui sebagai yang
terbaik di dunia.
9. Pemerintah harus lebih serius memikirkan program- Memikirkan Verba
program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Mental
10. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau- Berpandangan Verba
kalau mau dikatakan agak berpandangan luas sedikit- Mental
bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan
Danau Toba.

Kosakata
Dalam membuat teks opini, seorang penulis harus kaya akan kosakata agar teks yang dibangun
memperlihatkan seorang penulis yang berwawasan luas. Di dalam teks tersebut, terlihat
beberapa kosakata yang jarang digunakan dalam keseharian. Beberapa kosa kata baru yang ada
dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” adalah sebagai berikut.

No Kosakata Arti Kosakata


.
1. Terumbu Dangkalan di laut (yang tidak terlalu luas), terjadi dari gundukan batuan,
seperti gamping atau koral, sering kelihatan apabila air surut
2. Cetek Tidak mendalam (tentang pengetahuan dan sebagainya)
3. Nirwana Tempat kebebasan (kesempurnaan); surge
4. mengeduk Mengeruk; mengorek; menggali;
5. membabat Menebas; merambah (pohon-pohon, semak belukar, rerumputan, dan
sebagainya);
6. Resor Daerah kecil; daerah kuasa:
7. Artifisial Tidak alami, buatan
8. Kreatif Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat
(mengandung) daya cipta:
9. eksploitasi Pengusahaan; pendayagunaan:
10. kontribusi Uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya); sumbangan
11. Statistic Catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka yang
dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberi
informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala
12. Wisata Bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang,
dan sebagainya); bertamasya;
13. wisatawan Orang yang berwisata; pelancong; turis:
14. pelancong Bepergian untuk bersenang-senang; bertamasya; pesiar:
15. Potensi Kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan;
kesanggupan; daya;
16. infrastruktu Prasarana
r
17. Akses Jalan masuk
18. Atraksi Sesuatu yang menarik perhatian; daya tarik;
19. Selancar Olahraga yang dilakukan di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan,
meluncur sambil melenggok-lenggok seirama dan lajunya ombak;
20. pemangku Pengelola; penyelenggara (pemerintahan dan sebagainya)

2. Berikut kalimat fakta yang terdapat dalam artikel diatas :


1. Dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara alam
selingkungannya.
Alasan : Dengan pariwisata daerah dapat memperoleh penghasilan dari pengunjung obyek
wisata yang ada sekaligus juga memelihara kelestarian sumber daya alam yang menjadi
obyek wisata tersebut.
2. Resor tumbuh menjamur, tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal.
Alasan : karena pertumbuhan resort seharusnya dapat menambah pendapatan daerah. Dengan
meningkatnya pendapatan daerah mengakibatkan ekonomi daerah juga meningkat.
3. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius
membangun prasarana wisata di sini.
Alasan : Protes di sini adalah pernyataan tidak setuju terhadap kebijakan pemerintah yang
tidak membangun prasarana wisata.
4. Judul teks tersebut adalah “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”.
Alasan : Yang dimaksud dijual di sini adalah menawarkan keindahan obyek wisata kepada
para wisatawan. Dengan datangnya wisatawan mendatangkan pendapatan darah.

2.4.2 Menanggapi dan merevisi unsur kebahasaan artikel yang telah disusun
Dalam menanggapi dan merevisi unsur kebahasaan artikel berarti memperbaiki kata,
kalimat, atau makna kata dan kalimat sesuai unsur kebahasaan, menulis kembali artikel yang
telah disusun, sehingga menjadi teks artikel yang benar dan sesuai dengan unsur-unsur
artikel. Jadi artikel berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya besertakan bukti dan
argumentasi yang mendukung, kemudian di akhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel disajikan dengan bahasa yang relative sederhana, shingga dapat dimengerti semua
lapisan masyarakat. Dalam membuat artikel harus disertai aturan aturannya, mencari
informasi dan menggunakan fakta serta opini.Hasil analisis Fakta sebagai berikut:
1.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Siapa yang mengadakan razia?
Jawaban : Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama Dinas
Kesehatan Kota Jambi.
2. Kamis (26/7)
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan kapan. Sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa,
siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Kapan razia digelar ?
Jawaban : Kamis (26/7)
3. Di beberapa supermarket di Kota Jambi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan dimana. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Dimana Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama
Dinas Kesehatan Kota Jambi menggelar razia?
Jawaban : Di beberapa supermarket di Kota Jambi
4. Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman kadaluarsa yang dijual
bebas.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Apa yang ditemukan petugas saat menggelar razia?
Jawaban : Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman
kedaluwarsa yangmasih dijual bebas.
5. Awalnya tim melakukan peperiksaan makanan dan minuman kemasan di Jambi Mitra
Utama (JMU) Jalan Bojongloa.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan dimana. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Dimana awalnya tim melakukan pemeriksaan ?
Jawaban : awalnya tim melakukan pemeriksaan makanan, dan minuman kemasan
di Jambi Mitra Utama(JMU) Jalan Bojongloa.
6. Ketua Tim Razia Drs. Pasima, Apt
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan ; Siapa ketua tim razia ?
Jawaban : Ketua Tim Razia, Drs Pasima, Apt.
7. 8 buah es krim tersebut masa kadaluarsanya ada yang tanggal 21 dan 22 juli, sementara
saat ini sudah memasuki tanggal 26 juli, berarti usdah melewati 4 dan 5 hari batas dan
kadaluarsanya.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan berapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Berapa hari / buah es krim melewati batas ketentuan?
Jawaban : 8 buah es krim tersebut massa kedaluwarsanya ada yang tanggal 20 dan
22 Juli, sementara saat ini sudah memasuki tanggal 26 Juli, berarti sudah
melewati 4 dan 5 hari batas kedaluwarsanya.
8. Selain tanggal kadaluarsa, target pengecekan juga dilakukan pada produk makanan dan
minuman import yang tidak memiliki kode import resmi.
Alasan : Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. Sesuai dengan cara
untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, dimana dan berapa.
Pertanyaan : Apa yang diperiksa petugas selain tanggal kadaluarsa?
Jawaban : Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan pada
produk makanan danminuman import yang tidak memiliki kode import
resmi.

2.5 memproduksi sebuah artikel baik fakta dan opini.

2.5.1 Langkah-Langkah Memproduksi Artikel

Artikel merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang atau kelompok yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial untuk tujuan memberi
informasi, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur khalayak pembaca. Ada
beberapa bentuk artikel seperti artikel narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Setiap
bentuk artikel memiliki cara penulisan berbeda.Secara garis besar, langkah-langkah menulis
artikel dapat kita bagi menjadi lima poin penting berikut ini:
a. Tentukan Tema. Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat
baca.
b. Tetapkan Tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi
dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat, melainkan tersirat.
c. Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan
masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik alur tulisan (Nanti saya jelaskan
dengan contoh di bawah).
d. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel (Penjabaran lebih lanjut
saya uraikan dibawah)
e. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda bisa membuatnya dengan baik
bila logika atau alur artikel anda benar. Demikian langkah-langkah penulisan artikel
secara umum.
2.5.2 Hasil Produksi Sebuah Artikel

Pendidikan Untuk Masa Depan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia, pendidikan
lah yang menentukan karakter setiap orang, pendidikan tercantum pada ilmu. Ilmu yang dapat
menunjukan sesuatu yang hak dan yang batil, dengan pendidikan seseorang mampu
meningkatkan derajat atau martabat seseorang diantara manusia lainnya. Seperti yang kita
ketahui pada zaman modern ini perkembangan teknologi semakin maju, untuk itu pendidikan
sangat penting agar kita mampu bersaing dengan lainnya dan kita tidak tertinggal oleh zaman.
Semakin berkembangnya teknologi maka semakin banyak juga ilmu yang harus kita
dapatkan. Kualitas pendidikan berpengaruh besar terhadap suatu Negara, tentu juga akan
berpengaruh untuk generasi muda. Generasi mudalah yang akan memimpin negeri ini
kedepan. Apabila generasi muda tidak mendapatkan pendidikan yang memadai maka akan
tertinggal oleh Negara lain. Manfaat kualitas pendidikan yang memadai untuk generasi muda
dapat meningkatkan pendidikan sehingga generasi muda bangsa Indonesia mampu bersaing
menghadapi zaman globalisasi ini. Dengan pendidikan yang memadai kita akan mendapat
masa depan yang lebih baik. Pendidikan harus ditanamkan sejak dini pada generasi muda
Indonesia. Pendidikan mampu menciptakan karakter generasi bangsa yang mampu mengubah
Indonesia menjadi Negara yang lebih baik. Salah satu penyebab Indonesia tergolong Negara
yang angka kemiskinannya tinggi merupakan rendahnya tingkat pendidikan. Saat ini mencari
pekerjaan sulit bila kita tidak memiliki latar pendidikan yang cukup baik, maka kita akan
kalah saing dengan pencari kerja yang lain. Semakin baik jenjang pendidikan yang dimiliki
maka semakin besar harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang
memadai untuk memungkinkan kita mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Jadi masa
depan adalah pendidikan.

Manfaat pendidikan bukan hanya tentang mendapat pekerjaan saja, karena pendidikan
buka hanya ditujukan untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi pendidikan juga untuk penyelesai
masalah yang baik dan tepat. Dengan berpedoman ilmu yang kita punya masalah yang kita
hadapi akan terselesaikan dengan baik. Ilmu lah yang menunjukan kita harus berbuat
bagaimana dalam menyikapi masalah yang ada pada hidup kita, ilmu mampu menunjukan
kita pada hal baik atau buruk. Dengan berfikir secara cermat, kita mampu memilih yang
terbaik disetiap pilihan, dengan ilmu kita tidak akan terjerumus oleh keburukan. Didalam
Islam pun ilmu sangat penting bagi kehidupan, ilmu tidak memandang usia, pangkat, atau
yang lainnya. Semua orang berhak mendapat ilmu. Banyak sekali peribahasa yang
mengarahkan kita untuk selalu menuntut ilmu. Semakin kita memperdalam ilmu maka
semakin banyak pula yang harus ketahui. Dunia ini semakin maju, artinya teknologi
berkembang terus seiring berjalannya waktu, untuk itu perbekal kita untuk menghadapi
persaingan global adalah pendidikan. Di Indonesia pemerintah mulai memperhatikan
pendidikan masyarakat. Namun mengapa masih banyak generasi muda Indonesia berhenti
sekolah karena beberapa factor antara lain, masalah perekonomian keluarganya, mereka lebih
memilih kerja dibanding melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan faktor yang
sangat memprihatinkan lagi adanya kehamilan diluar nikah yang dilakukan anak dibawah
umur seharusnya mereka berfikir akan masa depan mereka kelak, bukannya malah menikmati
kesenangan dunia yang hanya sesaat. Bagaimana Negara Indonesia kedepannya jika generasi
penerus bangsa tidak berpendidikan?

Di Indonesia pemerintah saat ini sudah memberlakukan sistem pendidikan minimal 9


tahun, pemerintah juga sudah memberi bantuan kepada masyarakat untuk meringankan biaya
pendidikan, pemerintah juga memberikan beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi, seharusnya
kita generasi muda harus mempunyai semangat tinggi untuk meningkatkan kemajuan Negara
Indonesia kedepannya. Kita bisa mencontoh para pejuang Indonesia dahulu yang memiliki
semngat juang tinggi dalam memperjuangkan bangsa Indonesia, kita generasi muda bangsa
Indonesia harus mampu mengarahkan dunia untuk hal yang kita inginkan bukan dunia yang
mengarahkan kita, kita harus mampu bersaing dan menjadi pemimpin bangsa yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Kesimpulan dari makalah ini penulis serta pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dari
makalah ini serta dapat mengulas artikel secara kritis dengan menganalisis, mengevaluasi, menyusun,
dan mengonstruksi sebuah artikel. Setelah mengetahui pengertian dan langkah-langkah untuk
melakukannya.

3.2 Saran
Bagi para siswa di harapkan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan rajin
membaca untuk menambah wawasan serta para siswa di harapkan tidak ragu-ragu dalam
mengekspresikan perasaan melaui sebuah karya terutama cerpen.
Daftar Pustaka

Miharja, Ratih.2012. Buku Pintar Sastra Indonesia.Laskar Aksara. Jakarta.


Utami, Zahra . Artikel Fakta dan Opini.
Lampiran

SKENARIO GELAR WICARA


Nama Acara TV : Galeri Bahasa
Nama Stasiun TV : TV Bangsa
Jam Tayang : 09.00 – 10.30
Hari Tayang : kamis

No
Bagian Durasi
.

1 Pembukaan 4 menit

2 Salam pembuka presenter 5 menit

3 Penjelasan sekilas Materi Galeri Wicara 7 menit


4 Narasumber 1 13menit

5 Iklan 4 menit

6 Narasumber 2 13menit

7 Iklan 4 menit

8 Narasumber 3 13menit
9 Sesi Tanya jawab 11menit

10 Video Motivasi 4 menit

11 Kesimpulan Presenter 7 menit

12 Salam penutup Presenter 5 menit

Anda mungkin juga menyukai