Statistik KLHK Tahun 2015 PDF
Statistik KLHK Tahun 2015 PDF
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
2015
STATISTIK
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TAHUN 2015
Penyunting/Editor :
Pusat Data dan Informasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Diterbitkan Oleh/Published by :
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Berkat Rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami telah menyelesaikan
Buku Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015, yang merupakan publikasi
lanjutan dari Buku Statistik Tahun 2014.
Data dan informasi yang disajikan dalam Buku Statistik ini bersumber dari unit Eselon I lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Buku Statistik Tahun 2015 ini.
Kami menyadari masih adanya berbagai kekurangan dalam Buku Statistik ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat dinantikan.
Semoga Buku Satistik ini dapat memberikan manfaat bagi yang memerlukannya.
SEKRETARIS JENDERAL,
Halaman
6. PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ........ 151
6.1. Pengelolaan Sampah ............................................................................................ 153
6.2. Pengelolaan B3 ..................................................................................................... 164
6.3. Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 ................................................. 165
6.3.1. Limbah B3 Dikelola ................................................................................. 166
6.3.2. Limbah B3 yang Dimanfaatkan ............................................................... 168
6.4. Verifikasi Pengelolaan B3 dan Limbah Non B3 ..................................................... 169
6.5. Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 .................................... 172
Halaman
Halaman
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah KPA Berlisensi dan KPA yang Dibina dan Di-
evaluasi Tahun 2011 s.d. Tahun 2015 ........................................................... 6
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Jumlah Pemegang Sertifikasi Kompetensi Ketua Tim
Penyusun Amdal (KTPA) dan Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) dari
Th. 2009 s.d. 2015 ........................................................................................ 7
Gambar 1.3 Grafik Sebaran Keberadaan Personil Bersertifikasi Kompetensi ................... 7
Gambar 1.4 Grafik Prosentase Sebaran Keberadaan Personil Bersertifikasi Kompetensi 7
Gambar 1.5 Grafik Trend Hasil Penilaian Kualitas Mutu Dokumen Amdal Tahun 2012
s.d. 2015 ....................................................................................................... 8
Gambar 1.6 Grafik Hasil Penilaian Mutu Dokumen Amdal Tahun 2015 ........................... 8
Gambar 1.7 Grafik Status Registrasi Lembaga Penyedia Jasa Penyusunan Dokumen
AMDAL ......................................................................................................... 9
Gambar 1.8 Grafik Jenis Kegiaan AMDAL yang Dinilai Tahun 2009 s.d. 2015 ................. 60
Gambar 1.9 Grafik Jenis Kegiatan UKL-UPL yang Diperiksa Selama 2012 s.d. 2015 ...... 61
Gambar 3.1 Grafik Luas Lahan Kritis Hasil Inventarisasi Tahun 2006, 2011 dan 2013 ... 77
Gambar 3.2 Grafik Perkembangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2011
s.d. 2015 ....................................................................................................... 78
Gambar 3.3 Grafik Perkembangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan (Reboisasi) Tahun 2011
s.d. 2015 ....................................................................................................... 78
Gambar 3.4 Grafik Perkembangan Kegiatan Rehabilitasi Lahan Tahun 2011 s.d. 2015 ... 79
Gambar 3.5 Grafik Perkembangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove/Pantai Tahun
2011 s.d. 2015 .............................................................................................. 79
Gambar 3.6 Grafik Kegiatan Pembuatan Bangunan Dam Pengendali Tahun 2011 s.d.
2015 .............................................................................................................. 80
Gambar 3.7 Grafik Kegiatan Pembuatan Bangunan Dam Penahan Tahun 2011 s.d. 2015 80
Gambar 3.8 Grafik Kegiatan Pembuatan Bangunan Pengendali Jurang Tahun 2011 s.d.
2015 .............................................................................................................. 81
Gambar 3.9 Grafik Kegiatan Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Tahun 2011 s.d.
2015 .............................................................................................................. 81
Gambar 3.10 Grafik Kegiatan Pembuatan Bangunan Embung Air Tahun 2011 s.d. 2015 ... 81
Gambar 3.11 Grafik Kegiatan KBR Tahun 2010 s.d. 2015 ................................................. 82
Gambar 4.1 Grafik Luas Izin IUPHHK-HA Tahun 2011 s.d. 2015 ...................................... 117
Gambar 4.2 Jumlah Unit IUPHHK-HTI Tahun 2011 s.d. 2015 ........................................... 118
Gambar 4.3 Grafik Ekspor Industri Kehutanan Tahun 2015 .............................................. 128
Gambar 5.1 Mutu Air Laut di Kawasan Teluk Jakarta dalam Kondisi Tercemar ................ 135
Gambar 5.2 Peta Lokasi Sampling Air Laut Teluk Benoa .................................................. 136
Gambar 6.1 Grafik Kondisi Pengelolaan Limbah B3 ........................................................ 167
Gambar 6.2 Grafik Jumlah Limbah B3 Dikelola Per Sektor ............................................... 167
Gambar 6.3 Grafik Persentase Jumlah Limbah B3 Dikelola Per Sektor .......................... 167
Gambar 6.4 Grafik Limbah B3 Dimanfaatkan Periode Tahun 2014-2015 ........................ 168
Gambar 6.5 Perbandingan Total Luasan dan Tonase Berdasarkan SSPLT Tahun 2015 ... 173
Gambar 6.6 Perbandingan Total Luasan dan Tonase Setiap Provinsi Tahun 2015 ........... 174
Gambar 7.1 Grafik Target Percepatan Penghapusan Produksi dan Konsumsi HCFC ...... 183
1.3. Deforestasi
Deforestasi merupakan perubahan kondisi penutupan lahan dari hutan menjadi
bukan hutan (termasuk perubahan untuk perkebunan, pemukiman, kawasan industri, dan
lain-lain).
Laju deforestasi di dalam dan di luar kawasan hutan setiap tahun untuk setiap
provinsi (ha/ tahun) untuk periode tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel 1.7.
300
235 242 237
250 217
200
Jumlah KPA berlisensi seluruh
165
150 Indonesia
95 Jumlah KPA yang Dibina dan
100 58 70 dievaluasi Kinerjanya
51 55
50
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 1.1 Grafik perkembangan jumlah KPA berlisensi dan KPA yang dibina dan dievaluasi Tahun 2011 s.d.
Tahun 2015.
Pelaksanaaan sertifika
asi dilaksan
nakan oleh Lembaga Sertifikasi kompetens si (LSK)
Intakind
do Tahun 2009 s.d. 20 015 dengan n kualifikasi KTPA 383 personil da
an kualifikas
si ATPA
594 personil (total 977 perso onil) dalam periode pe elaksanaan
n uji kompeetensi 86 kaali pada
periodee tahun tersebut.
t S
Sebaran K
Keberadaan n Personil Bersertiffikasi Kom mpetensi
sebaga aimana dimaksud massih didominasi di Jawa a Barat dan DKI Jakaarta, selenggkapnya
adalah sebagaima ana grafik beerikut:
60
40
DOKUMEN
N
20 PERSENTA
ASE
0
0 ‐ 50 51 ‐ 60
6 60 ‐ 10
00
40 29 21 24 37 10
22 2
23 16
20 5
1 0 0 0 1 3
0
009
20 2010
0 2011 2012 2013 2
2014 20
015 2016
6
Tahu
un
Permo
ohonan Baru
u Permo
ohonan Perp
panjangan
Gambar 1.7
1 Grafik status registrasi lembaga peny
yedia jasa pen
nyusunan dokumen AMDAL
L
12
No. Jenis Rencana Progres
1 2 3
1 Rencana Kehutanan Tingkat Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Tahun 2011-2030 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/Menhut-II/2011, tanggal 28 Juni 2011
Nasional (RKTN)
2 Rencana Makro 1 Rencana Makro Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan Draft
Penyelenggaraan Kehutanan 2 Rencana Makro Pemanfaatan Hutan Proses Penyempurnaan
3 Rencana Makro Pemantapan Hutan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.32/Menhut-II/2013, tanggal 25 Juni 2013
4 Rencana Makro Rehabilitasi Hutan dan Lahan Proses Penetapan
5 Rencana Makro Penyelenggaraan Kehutanan Regional Sumatera Proses Penetapan
13
Lanjutan Tabel 1.5
14
1 2 3
12
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah Proses Penyusunan
13
Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah Proses Penyusunan
14
Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Proses Penyusunan
15
Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah Proses Penyusunan
16
Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau Proses Penyusunan
17
Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan Proses Penyusunan
5 Peraturan Perencanaan 1
Sistem Perencanaan Kehutanan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.42/Menhut-II/2010, tanggal 14 September 2010
Kehutanan 2
Pedoman Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.01/Menhut-II/2012, tanggal 9 Januari 2012
3
Pedoman Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2013, tanggal 3 Juli 2013
Kabupaten/Kota
Catatan: Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/Kota (RKTK) terhenti dikarenakan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
15
Lanjutan Tabel 1.6
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 SUMATERA SELATAN KSA/KPA 607 22,145 6,207 607 12,574 7,624 Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan sesuai
HL 55,562 25,653 2,224 8,436 7,071 1,891 Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.822/Menhut-
HPT 23,838 9,432 1,493 24,099 1,912 1,493 II/2013 tanggal 19 September 2013 dan Surat DPR RI
HP - 88,932 36,054 6,970 31,106 30,183 Nomor PW/09557/DPR RI/IX/2014 tanggal 25 September
2014 mengenai Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan
HPK 2,818 264,388 1,485 4,187 177,541 -
yang DPCLS
JUMLAH 82,825 410,550 47,463 44,299 230,204 41,191
7 BENGKULU KSA/KPA 3,683 13,217 101 3,610 - 101 Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan
HL 18,082 13,112 - 5,358 399 - sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No.
HPT 1,897 58,376 - 4,226 1,453 - SK.643/Menhut-II/2011, tanggal 10-11-2011
HP 5,796 18,130 - 17,819 340 -
HPK - - - - - -
JUMLAH 29,458 102,835 101 31,013 2,192 101
8 LAMPUNG - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
9 KEP. BANGKA BELITUNG KSA/KPA 772 420 - 190 - - Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan
HL - 33,012 1,993 2,529 - 1,993 sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No.
HPT - - - - - - SK.798/Menhut-II/2012, tanggal 27-12-2012
HP 8,589 100,158 1,225 8,159 19,131 1,225
HPK - - - - - -
JUMLAH 9,361 133,590 3,218 10,878 19,131 3,218
10 KEP.RIAU KSA/KPA 3,120 12,943 3 4014 1,571 - Menindaklanjuti Rekomendasi Ombudsman RI No.
HL 13,197 36,317 2,085 11,733 5,163 2,108 0014/REK/0906.2013/PBP.41/XII/2014, telah diterbitkan
HPT 11,374 114,252 282 25,807 67,243 - Keutusan Menteri LHK No SK.76/Menlhk-II/2015 tanggal
HP 163 6,461 - 720 8949 262 06 Maret 2015 mengenai Perubahan Kawasan Hutan
Provinsi Kepri
HPK 30,869 362,981 - 104,688 256,152 -
JUMLAH 58,723 532,954 2,370 146,962 339,078 2,370
11 DKI JAKARTA - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
12 JAWA BARAT - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
13 JAWA TENGAH - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
14 DI. YOGYAKARTA - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
15 JAWA TIMUR - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
16 BANTEN - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
17 BALI - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
18 NUSA TENGGARA BARAT - - - - - - - Tidak ada usulan perubahan
17
Lanjutan Tabel 1.6
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
24 SULAWESI UTARA KSA/KPA 793 12,421 465 182 Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan sesuai
HL 6,457 15,278 1,423 296 521 290 Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.434/Menhut-
HPT 16,545 1,166 5,264 II/2013 tanggal 17 Juni 2013 dan Surat DPR RI Nomor
HP 3,821 904 PW.05433/DPR RI/VI/2014 tanggal 19 Juni 2014
mengenai Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan yang
HPK 526 166
DPCLS
JUMLAH 7,250 48,591 2,589 761 7,037 290
25 SULAWESI TENGAH KSA/KPA 59,489 73,687 - - 5,510 - Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan sesuai
HL 142,445 200,128 - 34,379 9,802 - Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.635/Menhut-
HPT 59,184 302,334 1,004 8,005 28,686 - II/2013 tanggal 23 September 2013, sebagaimana telah
diperbaharui dengan SK.708/Menhut-II/2014 tanggal 22
HP 50,765 197,972 120 404 28,788 0
Agustus 2014 dan Surat DPR RI Nomor PW/09502/DPR
HPK 9,563 208,702 80 - 37,285 91
RI/IX/2014 tanggal 24 September 2014 mengenai
Persetujuan Perubahan Kawasan Hutan yang DPCLS
19
Tabel 1.7 Luas Kawasan Hutan Dan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia Berdasarkan SK Menteri Kehutanan
20
Konservasi Luas Darat dan
No Provinsi SK Tanggal HL HPT HP HPK Luas Darat Catatan
Perairan Daratan Jumlah Perairan
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 NAD 103/MenLHK-II/2015 4/2/2015 - 1,058,144.00 1,058,144.00 1,788,265.00 141,771.00 554,339.00 15,409.00 3,557,928.00 3,557,928.00 DI SK Tidak dibedakan Konservasi darat dan perairan
2 Sumatera Utara 579/Menhut-II/2014 6/24/2014 - 427,008.00 427,008.00 1,206,881.00 641,769.00 704,452.00 75,684.00 3,055,794.00 3,055,794.00
3 Sumatera Barat 35/Menhut-II/2013 1/15/2013 37,164.00 769,775.00 806,939.00 791,671.00 233,211.00 360,608.00 187,629.00 2,342,894.00 2,380,058.00
4 Riau 878/Menhut-II/2014 9/29/2014 - 633,420.00 633,420.00 234,015.00 1,031,600.00 2,331,891.00 1,268,767.00 5,499,693.00 5,499,693.00
5 Kepulauan Riau 76/MenLHK-II/2015 3/6/2015 - 12,294.72 12,294.72 97,662.65 118,833.75 78,830.37 74,510.24 382,131.73 382,131.73 Luas Fungsi masih dihitung berdasarkan data spasial
SK.76/MenLHK-II/2015
6 Jambi 863/Menhut-II/2014 9/29/2014 - 685,471.00 685,471.00 179,588.00 258,285.00 963,792.00 11,399.00 2,098,535.00 2,098,535.00
7 Bengkulu 784/Menhut-II/2012 12/27/2012 - 462,965.00 462,965.00 250,750.00 173,280.00 25,873.00 11,763.00 924,631.00 924,631.00
8 Sumatera Selatan 866/Menhut-II/2014 9/29/2014 48,707.00 741,918.00 790,625.00 577,327.00 208,724.00 1,713,531.00 176,694.00 3,418,194.00 3,466,901.00
9 Kep. Bangka Belitung 798/Menhut-II/2012 12/27/2012 - 35,454.00 35,454.00 185,531.00 - 432,884.00 693.00 654,562.00 654,562.00
10 Lampung 256/Kpts-II/2000 8/23/2000 - 462,030.00 462,030.00 317,615.00 33,358.00 191,732.00 - 1,004,735.00 1,004,735.00 DI SK Tidak dibedakan Konservasi darat dan perairan
11 DKI Jakarta 220/Kpts-II/2000 8/2/2000 108,000.00 272.34 108,272.34 44.76 - 158.35 - 475.45 108,475.45
12 Jawa Barat 195/Kpts-II/2003 7/4/2003 - 132,180.00 132,180.00 291,306.00 190,152.00 202,965.00 - 816,603.00 816,603.00 DI SK Tidak dibedakan Konservasi darat dan perairan
13 Banten 419/Kpts-II/1999 6/15/1999 51,467.00 112,991.00 164,458.00 12,359.00 49,439.00 26,998.00 - 201,787.00 253,254.00 Perhitungan Secara digital
14 Jawa Tengah 359/Menhut-II/2004 10/1/2004 110,117.00 16,413.00 126,530.00 84,430.00 183,930.00 362,360.00 - 647,133.00 757,250.00
15 D.I. Yogyakarta 171/Kpts-II/2000 6/29/2000 - 910.34 910.34 2,057.90 - 13,851.28 - 16,819.52 16,819.52
16 Jawa Timur 395/Menhut-II/2011 7/21/2011 3,506.00 230,126.00 233,632.00 344,742.00 - 782,772.00 - 1,357,640.00 1,361,146.00
17 Bali 433/Kpts-II/1999 6/15/1999 3,415.00 22,878.59 26,293.59 95,766.06 6,719.26 1,907.10 - 127,271.01 130,686.01
18 NTB 598/Menhut-II/2009 10/2/2009 11,121.00 168,044.00 179,165.00 430,485.00 286,700.00 150,609.00 - 1,035,838.00 1,046,959.00
19 NTT 3911/Menhut- 5/14/2014 256,482.00 260,219.00 516,701.00 684,403.00 173,979.00 296,064.00 113,604.00 1,528,269.00 1,784,751.00
VII/KUH/2014
20 Kalimantan Barat 733/Menhut-II/2014 9/2/2014 190,945.00 1,430,101.00 1,621,046.00 2,310,874.00 2,132,398.00 2,127,365.00 197,918.00 8,198,656.00 8,389,601.00
21 Kalimantan Tengah 529/Menhut-II/2012 9/25/2012 22,542.00 1,608,286.00 1,630,828.00 1,346,066.00 3,317,461.00 3,881,817.00 2,543,535.00 12,697,165.00 12,719,707.00
22 Kalimantan Timur dan 718/Menhut-II/2014 8/29/2014 - 1,704,666.00 1,704,666.00 2,848,243.00 5,045,879.00 4,077,346.00 179,699.00 13,855,833.00 13,855,833.00
Kalimantan Utara
23 Kalimantan Selatan 435/Menhut-II/2009 7/23/2009 - 213,285.00 213,285.00 526,425.00 126,660.00 762,188.00 151,424.00 1,779,982.00 1,779,982.00
24 Sulawesi Utara 734/Menhut-II/2014 9/2/2014 69,800.00 245,165.00 314,965.00 161,784.00 208,927.00 64,367.00 14,696.00 694,939.00 764,739.00
25 Gorontalo 325/Menhut-II/2010 5/25/2010 - 196,653.00 196,653.00 204,608.00 251,097.00 89,879.00 82,431.00 824,668.00 824,668.00
26 Sulawesi Tengah 869/Menhut-II/2014 9/29/2014 340,119.00 648,374.00 988,493.00 1,276,087.00 1,390,971.00 401,814.00 217,322.00 3,934,568.00 4,274,687.00
27 Sulawesi Tenggara 465/Menhut-II/2011 8/9/2011 1,504,160.00 282,924.00 1,787,084.00 1,081,489.00 466,854.00 401,581.00 93,571.00 2,326,419.00 3,830,579.00
28 Sulawesi Selatan 434/Menhut-II/2009 7/23/2009 606,804.00 244,463.00 851,267.00 1,232,683.00 494,846.00 124,024.00 22,976.00 2,118,992.00 2,725,796.00
29 Sulawesi Barat 862/Menhut-II/2014 9/29/2014 - 215,190.00 215,190.00 452,030.00 330,700.00 71,859.00 22,597.00 1,092,376.00 1,092,376.00
30 Maluku 854/Menhut-II/2014 9/29/2014 9,208.00 420,330.00 429,538.00 627,256.00 894,258.00 643,699.00 1,324,866.00 3,910,409.00 3,919,617.00
31 Maluku Utara 302/Menhut-II/2013 5/1/2013 - 218,499.00 218,499.00 584,058.00 666,851.00 481,730.00 564,082.00 2,515,220.00 2,515,220.00
32 Papua 782/Menhut-II/2012 12/27/2012 1,019,017.00 6,736,267.00 7,755,284.00 7,815,283.00 5,961,240.00 4,739,327.00 4,116,365.00 29,368,482.00 30,387,499.00
33 Papua Barat 783/Menhut-II/2014 9/22/2014 928,350.00 1,711,908.00 2,640,258.00 1,631,589.00 1,778,480.00 2,188,160.00 1,474,650.00 8,784,787.00 9,713,137.00
5,320,929.00 22,108,630.99 27,429,555.99 29,673,382.37 26,798,382.01 29,250,783.10 12,942,295.24 120,773,441.71 126,094,366.71
Catatan :
a. Luas Darat dan Perairan masih terhitung konservasi darat atau perairan akibat tidak dibedakan luas konservasi darat dan air didalam SK
b. Perkembangan SK Kawasan Hutan terkahir yang terbit hingga bulan maret 2015
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
21
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Tabel 1.9 Perkembangan Pengesahan Berita Acara Tata Batas s.d. Desember 2015
22
s.d. Tahun 2013 Tahun 2014 s.d. Tahun 2014 Tahun 2015 s.d. Tahun 2015
No. Provinsi
BA KM BA KM BA KM BA KM BA KM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Aceh 71 5,807.32 - - 71 5,807.32 - - 71 5,807.32
2 Sumatera Utara 83 13,038.73 5 180.03 88 13,218.76 - - 88 13,218.76
3 Sumatera Barat 129 4,912.77 43 1,437.85 172 6,350.62 - - 172 6,350.62
4 Riau 119 11,315.24 3 274.10 122 11,589.34 - - 122 11,589.34
5 Jambi 87 5,405.58 3 129.75 90 5,535.33 59 123,863.50 149 129,398.83
6 Sumatera Selatan 191 7,408.27 2 137.00 193 7,545.27 - - 193 7,545.27
7 Bengkulu 119 2,457.14 1 9.90 120 2,467.04 - - 120 2,467.04
8 Lampung 54 4,164.59 26 2.00 80 4,166.59 - - 80 4,166.59
9 Kep. Bangka Belitung 38 475.11 2 72.90 40 548.01 24 50,833.24 64 51,381.25
10 Kepulauan Riau 7 90.78 1 25.01 8 115.79 - - 8 115.79
11 DKI Jakarta 7 - - - 7 - - - 7 -
12 Jawa Barat 121 449.78 3 63.38 124 513.16 3 7.28 127 520.44
13 Jawa Tengah 54 78.04 3 7.54 57 85.58 - - 57 85.58
14 D.I. Yogyakarta 5 - - - 5 - - - 5 -
15 Jawa Timur 31 508.28 1 1.95 32 510.23 3 24.43 35 534.65
16 Banten - - - - - - - - - -
17 Bali 39 1,616.40 1 9.40 40 1,625.80 - - 40 1,625.80
18 Nusa Tenggara Barat 97 5,337.11 3 28.69 100 5,365.80 - - 100 5,365.80
19 Nusa Tenggara Timur 101 7,219.37 - - 101 7,219.37 2 28.45 103 7,247.82
20 Kalimantan Barat 233 13,588.74 35 794.76 268 14,383.50 268 28,767.00 536 43,150.50
21 Kalimantan Tengah 54 4,126.67 4 180.27 58 4,306.94 58 8,613.88 116 12,920.82
22 Kalimantan Selatan 57 3,578.46 9 283.31 66 3,861.77 66 7,723.00 132 11,584.77
23 Kalimantan Timur 256 16,767.16 32 1,311.38 288 18,078.54 288 36,157.08 576 54,235.62
24 Sulawesi Utara 67 6,851.59 6 101.44 73 6,953.03 - - 73 6,953.03
25 Sulawesi Tengah 200 13,698.99 63 1,667.61 263 15,366.60 9 219.73 272 15,586.33
26 Sulawesi Selatan 140 10,457.65 - - 140 10,457.65 - - 140 10,457.65
27 Sulawesi Tenggara 124 11,240.36 2 103.52 126 11,343.88 4 299.85 130 11,643.73
28 Gorontalo 4 210.40 39 1,234.87 43 1,445.27 13 134.39 56 1,579.66
29 Sulawesi Barat - - 6 255.75 6 255.75 5 1,059.57 11 1,315.32
30 Maluku 164 9,278.69 26 411.18 190 9,689.87 - - 190 9,689.87
31 Maluku Utara 7 252.62 36 1,253.28 43 1,505.90 - - 43 1,505.90
32 Papua Barat 174 15,120.95 17 1,126.40 191 16,247.35 - - 191 16,247.35
33 Papua 20 3,037.12 90 7,795.19 110 10,832.31 - - 110 10,832.31
Jumlah 2,853 178,493.91 462 18,898.47 3,315 197,392.38 802 257,731.40 4,117 455,123.78
Cat: (‐) tidak ada data
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
23
Cat: (-) tidak ada data
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Tabel 1.11 Perkembangan Tata Batas IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT s.d. Tahun 2015
24
IUPHHK - HA IUPHHK - HT
s.d. Tahun s.d. Tahun s.d. Tahun s.d. Tahun
No Provinsi Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015
2013 2015 2013 2015
(km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km)
1 2 3 4 6 7 8 9 11 12
1 Aceh 2,366.97 - - 2,366.97 1,066.00 - - 1,066.00
2 Sumatera Utara 1,973.28 - - 1,973.28 1,733.00 99.728 - 1,832.73
3 Sumatera Barat 1,698.74 - - 1,698.74 2,189.16 - 2,189.16
4 Riau 7,648.64 - - 7,648.64 1,672.71 457.37 84.93 2,215.01
5 Jambi 3,161.87 - - 3,161.87 1,299.58 - 69.46 1,369.04
6 Sumatera Selatan 2,554.95 - - 2,554.95 1,425.97 510.31 140.94 2,077.22
7 Bengkulu 356.98 - - 356.98 - - - -
8 Lampung 52.35 - - 52.35 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 0.00 - - - - - - -
10 Kepulauan Riau 0.00 - - - - - - -
11 DKI Jakarta 0.00 - - - - - - -
12 Jawa Barat 0.00 - - - - - - -
13 Jawa Tengah 0.00 - - - - - - -
14 D.I. Yogyakarta 0.00 - - - - - - -
15 Jawa Timur 0.00 - - - - - - -
16 Banten 0.00 - - - - - - -
17 Bali 0.00 - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 457.78 - - 457.78 231.47 - - 231.47
19 Nusa Tenggara Timur 0.00 - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 9,487.95 141.92 - 9,629.87 - 260.97 130.84 391.81
21 Kalimantan Timur 13,578.12 254.98 240.41 14,073.51 2,493.54 81.80 - 2,575.34
22 Kalimantan Selatan 1,559.10 - - 1,559.10 466.55 115.13 - 581.68
23 Kalimantan Tengah 14,202.92 314.22 99.00 14,616.14 417.36 - 9.79 427.15
24 Sulawesi Utara 1,531.72 82.06 1,613.78 - - -
25 Sulawesi Tengah 3,852.04 - - 3,852.04 - - - -
26 Sulawesi Selatan 1,188.61 - - 1,188.61 - - - -
27 Sulawesi Tenggara 920.05 - - 920.05 - - - -
28 Gorontalo 0.00 - - - - - 101.32 101.32
29 Sulawesi Barat 0.00 - - - - - - -
30 Maluku 7,275.38 - - 7,275.38 162.00 - - 162.00
31 Maluku Utara 246.47 - - 246.47 - - - -
32 Papua Barat 11,456.82 - - 11,456.82 - - - -
33 Papua 114.49 - - 114.49 - - - -
Jumlah 85,685.23 711.12 421.47 86,817.82 13,157.34 1,525.31 537.28 15,219.93
Cat: (-) data tidak ada
Diolah dari sumber data Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
s.d. Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 s.d. Tahun 2015
No Provinsi
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Aceh 58 265,743.70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 265,743.70
2 Sumatera Utara 27 142,762.33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 142,762.33
3 Sumatera Barat 26 157,956.37 0 0 0 0 0 0 1 6,429.52 0 0 27 164,385.89
4 Riau 134 1,523,126.36 0 0 2 18,410.34 1 5,543.00 2 8,061.60 1 3,393.00 140 1,558,534.30
5 Jambi 44 366,925.98 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 366,925.98
6 Sumatera Selatan 24 172,345.74 6 71,083.12 4 84,759.42 6 14,628.36 3 15,503.63 0 0 43 358,320.27
7 Bengkulu 11 57,581.25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 57,581.25
8 Lampung 8 83,964.15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 83,964.15
9 Kep. Bangka Belitung 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kepulauan Riau 5 48,498.46 3 6,834.57 0 0 0 0 1 9,694.84 0 0 9 65,027.87
11 DKI Jakarta 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Jawa Barat 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Jawa Tengah 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 D.I. Yogyakarta 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Jawa Timur 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Banten 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Bali 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0 0
18 Nusa Tenggara Barat 3 846.86 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 846.86
19 Nusa Tenggara Timur 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kalimantan Barat 12 139,223.26 6 84,817.67 2 17,499.21 1 16,999.20 3 14,732.43 2 5,427.30 26 278,699.07
21 Kalimantan Tengah 56 632,478.13 3 20,944.10 5 50,224.95 11 81,093.79 14 111,622.20 4 26,421.68 93 922,784.85
25
Keterangan : '0 : Nihil/Tidak ada kegiatan
Sumber : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Tabel 1.13 Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Pemukiman Transmigrasi (Tahap SK Pelepasan Kawasan Hutan) s.d. Tahun 2015
26
s.d. Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 s.d. Tahun 2015
No Provinsi
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Aceh 12 39,376.65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 39,376.65
2 Sumatera Utara 12 28,054.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 28,054.00
3 Sumatera Barat 8 16,242.25 2 1,191.60 0 0 0 0 0 0 0 0 10 17,433.85
4 Riau 11 66,499.68 0 0 0 0 1 2,313.30 0 0 0 0 12 68,812.98
5 Jambi 14 78,412.53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 78,412.53
6 Sumatera Selatan 29 120,593.28 1 629.18 0 0 3 918.34 0 0 0 0 33 122,140.80
7 Bengkulu 5 14,327.45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 14,327.45
8 Lampung 16 134,147.20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 134,147.20
9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kepulauan Riau 2 7,530.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7,530.00
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 D.I. Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Nusa Tenggara Barat 2 2,950.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2,950.00
19 Nusa Tenggara Timur 2 1,137.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1,137.00
20 Kalimantan Barat 17 28,804.72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 28,804.72
21 Kalimantan Tengah 27 66,135.77 1 1,117.83 2 1,257.92 3 2,266.65 1 609.70 0 0 34 71,387.87
22 Kalimantan Selatan 9 31,916.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 31,916.00
23 Kalimantan Timur 9 39,891.09 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 36,600.08
24 Kalimantan Utara 0 0 0 0 2 3,291.00
25 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Sulawesi Tengah 16 20,016.73 0 0 1 324.56 1 1,216.86 0 0 0 0 18 21,558.15
27 Sulawesi Selatan 6 4,015.35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4,015.35
28 Sulawesi Tenggara 21 37,035.71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 37,035.71
29 Gorontalo 3 5,089.56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5,089.56
30 Sulawesi Barat 2 2,486.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2,486.00
31 Maluku 2 4,964.00 1 700.58 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5,664.58
32 Maluku Utara 9 18,434.08 0 0 1 664.97 1 555.09 0 0 0 0 11 19,654.14
33 Papua 15 92,303.95 0 0 0 0 0 0 1 32.75 0 0 16 92,336.70
34 Papua Barat 7 15,319.38 0 0 0 0 1 1,078.36 0 0 0 0 8 16,397.74
Jumlah 256 875,682.38 5 3,639.19 4 2,247.45 10 8,348.60 2 642.45 0 0 277 890,560.06
27
Tabel 1.15 Perkembangan Penetapan Wilayah KPHP Dan KPHL
28
Surat Keputusan (SK) Tahun
No Provinsi Tahapan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Nomor Tanggal
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Aceh 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan S.1737/VII-WP3H/2013 31 Desember 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2,544,205
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Penetapan SK.932/Menhut-II/2014 31 Desember 2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2,521,333
2 Sumatera Utara 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 0 0 0 0 35 3,202,990
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 33 3,204,780
4. Penetapan SK. 102/Menhut-II/2010 5 Maret 2010 0 0 0 0 0 0 33 3,196,381
3 Sumatera Barat 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 0 0 9 1,681,204
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 9 1,681,204
4. Penetapan SK.798/Menhut-VII/2009 7 Desember 2009 0 0 0 0 11 1,679,564
4 Riau 1. Rancang Bangun 0 0 38 3,634,974
2. Arahan Pencadangan S.632/VII-WP3H/2010 15 September 2010 0 0 0 0 0 0 30 3,661,304.87 0 0 0 0
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Penetapan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kepulauan Riau 1. Rancang Bangun 0 0 0 0 0
2. Arahan Pencadangan S.257/VII-WP3H/2010 6 Mei 2010 0 0 0 0 0 0 6 259,617
3. Usulan Penetapan 522/969/set 30 September 2015 0 0 0 0 0 0 0 0 6 281,383.67
4. Penetapan 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jambi 1. Rancang Bangun 0 0 18 1,503,320
2. Arahan Pencadangan 0 0 0 0 17 1,444,198
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 17 1,461,000
4. Penetapan SK. 77/Menhut-VII/2010 10 Februari 2010 0 0 0 0 0 0 17 1,458,934
7 Bengkulu 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 5 462,734
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 7 481,195.00
4. Penetapan SK. 91/Menhut-VII/2010 19 Februari 2010 0 0 0 0 0 7 472,664
8 Bangka Belitung 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 0 0 0 0 13 628,165
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 13
4. Penetapan SK. 797/Menhut-VII/2009 7 Desember 2009 0 0 0 0 13 641,801
9 Sumatera Selatan 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 0 0 0 0 20 2,601,689
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 0 0 24 2,433,934
4. Penetapan SK.76/Menhut-II/2010 10 Februari 2010 0 0 0 0 0 0 24 2,558,407
10 Lampung 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 12 501,549
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 16 542,704.80
4. Penetapan SK. 68/Menhut-II/2010 28 Januari 2010 0 0 0 0 0 0 16 518,913
11 DI. Yogyakarta 1. Rancang Bangun
2. Arahan Pencadangan
3. Usulan Penetapan 1 16,358.60
4. Penetapan SK. 439/Menhut-II/2007 13 Desember 2007 1 16,358.60
12 Bali 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 3 106,427
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 4 110,309.62
4. Penetapan SK. 800/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 0 0 0 0 4 105,765.92
13 Nusa Tenggara Barat 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 23 908,834
3. Usulan Penetapan 0 - 23 903,816.30
29
Lanjutan Tabel 1.15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
27 Papua 1. Rancang Bangun*)
30
2. Arahan Pencadangan 0 0 56 18,180,146
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 56 18,239,238
4. Penetapan SK. 481/Menhut-II/2009 18 Agustus 2009 0 0 0 0 56 18,180,201
28 Papua Barat 1. Rancang Bangun*)
2. Arahan Pencadangan 0 0 21 5,388,407
3. Usulan Penetapan 0 0 0 0 21 5,404,745
4. Penetapan SK. 744/Menhut-II/2009 19 Oktober 2009 0 0 0 0 21 5,404,745
Ket :
0 : Belum ada Proses
*) :Rancang bangun dilaksanakan sebelum tahun 2007
*)) : Ada koreksi data
Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak memiliki wilayah KPH
Sumber : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
PENETAPAN
SURAT KEPUTUSAN
Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Aceh Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, KPHL Unit III Aceh SK.992/Menhut-II/2013 12/27/2013 406,273 276,118 - - - 682,391
Gayo Lues, Kota Langsa
2 Sumatera Utara Mandailing Natal KPHP Mandailing Natal SK. 332/MenhutII/2010 5/25/2010 12,681 14,704 131,781 - - 159,166
3 Sumatera Utara Toba Samosir dan Labuhan Batu Utara KPHL Unit XXII SK.993/Menhut-II/2013 12/27/2013 65,038 - 51,189 - - 116,227
4 Sumatera Utara Toba Samosir KPHL Tobasamosir SK.866/Menhut-II/2013 12/5/2013 75,762 5,191 6,294 - - 87,247
5 Sumatera Barat Dharmasraya KPHP Dharmasraya SK.695/Menhut-II/2013 11/21/2013 - 17,721 15,829 - - 33,550
6 Sumatera Barat Pesisir Selatan KPHP Pesisir Selatan SK.696/Menhut-II/2013 11/21/2013 9,091 4,563 46,274 - - 59,928
7 Sumatera Barat Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kota Solok, KPHL Bukit Barisan SK.867/Menhut-II/2013 12/5/2013 69,504 16,759 245 - - 86,508
Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Solok dan Tanah
Datar
8 Sumatera Barat Lima Puluh Kota KPHL Lima Puluh Kota (Unit II) SK.44/MenhutII/2012 2/2/2012 94,883 5,286 17,383 - - 117,552
9 Sumatera Barat Sijunjung KPHL Sijunjung SK. 331/MenhutII/2010 5/25/2010 83,952 40,785 25,755 - - 150,492
10 Sumatera Barat Solok KPHL Solok (unit VI) SK.42/MenhutII/2012 2/2/2012 114,061 3,481 12,804 - - 130,346
11 Sumatera Selatan Banyuasin KPHL Banyuasin SK.961/Menhut-II/2013 12/27/2013 69,147 5,660 - - - 74,807
12 Sumatera Selatan Musi Banyuasin KPHP Meranti SK.689/Menhut-VII/2012 11/29/2012 20,082 134,597 97,588 - - 252,267
13 Sumatera Selatan Musi Rawas KPHP Rawas SK.688/Menhut-VII/2012 11/29/2012 - 89,511 32,074 - - 121,585
14 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu, Muara Enim dan Lahat KPHP Unit XIV Benakat Revisi SK.827/Menhut-II/2013 11/19/2013 - 256,594 - - - 256,594
15 Sumatera Selatan Mus Rawas KPHP Lakitan Unit VI SK. 790/Menhutll/2009 12/7/2009 - 76,776 - - - 76,776
16 Sumatera Selatan Musi Banyuasin KPHP Lalan SK. 789/Menhutll/2009 12/7/2009 - 265,953 - - - 265,953
17 Kepulauan Riau Karimun KPHL Karimun SK.442/MenhutII/2012 8/9/2012 9,605 - 8,002 - - 17,607
18 Riau Siak, Kampar dan Kota Pekanbaru KPHP Minas Tahura SK.765/Menhut-II/2012 12/26/2012 - - 140,562 - 6,172 146,734
31
36 Lampung Lampung Selatan KPHL Rajabasa (Unit XIV) SK.367/MenhutII/2011 7/7/2011 5,160 - - - - 5,160
Lanjutan Tabel 1.16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
32
37 Lampung Lampung Selatan, Lampung Timur KPHP Gedong Wani (Unit XVI) SK.427/MenhutII/2011 7/27/2011 - 30,243 - - - 30,243
38 Lampung Lampung Tengah KPHP Register 47 Way Terusan SK. 794/Menhutll/2009 12/7/2009 - 12,500 - - - 12,500
39 Lampung Mesuji KPHP Sungai Buaya SK.996/Menhut-II/2013 12/27/2013 - 44,249 - - - 44,249
40 Lampung Tanggamus KPHL Kotaagung Utara (Unit X) SK.379/MenhutII/2011 7/18/2011 56,020 - - - - 56,020
41 Lampung Tulang Bawang, Way Kanan KPHP Muara Dua SK.236/MenhutII/2012 5/10/2012 - 49,134 - - - 49,134
42 DI Yogyakarta Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo KPHP Yogyakarta SK. 721/MenhutII/2011 12/20/2011 2,313 13,412 - - - 15,725
43 Bali Buleleng, Bangli, Tabanan, Badung KPHL Bali Tengah (Unit II) SK. 620/MenhutII/2011 11/1/2011 14,651 - - - - 14,651
44 Bali Buleleng, Karangasem, Bangli, Klungkung KPHL Bali Timur (Unit III) SK. 621/MenhutII/2011 11/1/2011 21,891 1,087 - - - 22,978
45 Bali Jembrana, Buleleng, Tabanan KPHL Bali Barat SK. 784/Menhutll/2009 12/7/2009 59,848 1,892 1,610 - - 63,350
46 Nusa Tenggara Barat Bima, Dompu KPHP Tambora Utara SK.970/Menhut-II/2013 12/27/2013 - 14,769 12,151 - - 26,920
47 Nusa Tenggara Barat Bima dan Kota Bima KPHP Maria Unit XXIII SK.752/Menhut-II/2012 12/26/2012 8,515 4,554 14,563 - - 27,632
48 Nusa Tenggara Barat Sumbawa KPHL Ampang SK.751/Menhut-II/2012 12/26/2012 24,168 8,261 6,252 - - 38,681
49 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat, Lombok Utara KPHL Rinjani Barat SK. 785/Menhutll/2009 12/7/2009 28,911 5,075 6,977 - - 40,963
50 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah KPHL Tastura SK.963/Menhut-II/2013 12/27/2013 11,153 5,000 - - - 16,153
51 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur KPHL Rinjani Timur SK.225/MenhutII/2012 5/4/2012 31,987 5,602 - - - 37,589
52 Nusa Tenggara Barat Sumbawa KPHP Batulanteh (Unit IX) SK.342/MenhutII/2011 6/28/2011 14,303 14,842 3,631 - - 32,776
53 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat KPHP Sejorong SK.971/Menhut-II/2013 12/27/2013 15,762 5,274 19,952 - - 40,988
54 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao KPHP Rote Ndao SK. 333/MenhutII/2010 5/25/2010 15,509 25,221 - - - 40,730
55 Nusa Tenggara Timur Flores Timur KPHL Flores Timur SK.972/Menhut-II/2013 12/27/2013 39,856 1,793 13,759 - - 55,408
56 Nusa Tenggara Timur Alor KPHL Alor Pantar SK.767/Menhut-II/2012 12/26/2012 59,419 22,938 21,977 - - 104,334
57 Nusa Tenggara Timur Kupang, Timor Tengah Utara, Timour Tengah Selatan KPHL Mutis Timau (Unit XIX) SK.41/MenhutII/2012 2/2/2012 97,005 - 18,375 - - 115,380
58 Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat KPHP Manggarai Barat SK.973/Menhut-II/2013 12/27/2013 27,113 18,613 14,571 - - 60,297
59 Kalimantan Barat Kapuas Hulu KPHP Kapuas Hulu (Unit XVIII dan Unit XIX) SK.380/MenhutII/2011 7/18/2011 224,522 83,241 150,262 - - 458,025
60 Kalimantan Barat Ketapang KPHP Kendawangan SK.680/MenhutII/2012 11/23/2012 16,268 162,583 - - - 178,851
61 Kalimantan Barat Sintang KPHP Sungai Merakai SK. 791/Menhutll/2009 12/7/2009 10,420 46,473 - - - 56,893
62 Kalimantan Timur Berau KPHP Berau Barat SK. 649/Menhutll/2010 11/22/2010 247,025 118,261 410,253 - - 775,539
63 Kalimantan Timur Bulungan KPHP Kayan SK.223/MenhutII/2012 5/4/2012 168,198 9,776 309,868 - - 487,842
64 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara dan Kota KPHP Meratus SK.768/Menhut-II/2012 12/26/2012 - 274,159 113,329 - - 387,488
Balikpapan
65 Kalimantan Timur Kota Tarakan KPHL Tarakan SK. 783/Menhutll/2009 12/7/2009 2,400 - 2,223 - - 4,623
66 Kalimantan Timur Malinau KPHP Malinau SK.224/MenhutII/2012 5/4/2012 220,723 110,518 384,271 - - 715,512
67 Kalimantan Timur Paser KPHP Kendilo SK.966/Menhut-II/2013 12/27/2013 44,152 61,051 34,032 - - 139,235
68 Kalimantan Selatan Banjar KPHP Banjar SK. 793/Menhutll/2009 12/7/2009 42,090 72,513 25,354 - - 139,957
69 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan KPHL Hulu Sungai Selatan SK.750/Menhut-II/2012 12/26/2012 21,221 11,530 52 - - 32,803
70 Kalimantan Selatan Kota baru KPHP Pulau Laut dan Sebuku (UNIT III) SK.226/MenhutII/2012 5/4/2012 12,863 99,395 - - - 112,258
71 Kalimantan Selatan Tabalong KPHP Tabalong SK.997/Menhut-II/2013 12/27/2013 48,776 44,759 23,822 - - 117,357
72 Kalimantan Selatan Tanah Laut KPHP Tanah Laut SK.440/MenhutII/2012 8/9/2012 15,862 71,490 5,289 - - 92,641
73 Kalimantan Tengah Barito Selatan KPHL Gerbang Barito SK.964/Menhut-II/2013 12/27/2013 90,361 43,345 20,961 - - 154,667
74 Kalimantan Tengah Gunung Mas KPHP Gunung Mas SK.974/Menhut-II/2013 12/27/2013 57,337 50,107 187,291 - - 294,735
75 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat KPHP Kota Waringin Barat SK.749/Menhut-II/2012 12/19/2012 9,672 257,160 49,303 - - 316,135
76 Kalimantan Tengah Lamandau KPHP Lamandau SK.717/Menhut-II/2012 12/26/2012 25,432 19,906 180,951 - - 226,289
77 Kalimantan Tengah Kapuas KPHL Kapuas SK. 247/MenhutII/2011 5/2/2011 105,372 - - - - 105,372
78 Kalimantan Tengah Murung Raya KPHP Murung Raya SK.965/Menhut-II/2013 12/27/2013 103,578 205,729 598,948 - - 908,255
79 Kalimantan Tengah Seruyan KPHP Seruyan (Unit XXI) SK. 716/MenhutII/2011 12/19/2011 38,970 6,112 328,827 - - 373,909
80 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan KPHP Poigar SK. 788/Menhutll/2009 12/7/2009 5,265 19,739 16,594 - - 41,598
81 Gorontalo Boalemo KPHP Bolaemo (Unit V) SK.402/MenhutII/2011 7/21/2011 29,383 12,403 55,140 - - 96,926
33
Tabel 1.17 Penetapan Wilayah KPH Konservasi s.d. Tahun 2015
34
Penetapan KPH Konservasi
No KPH Konservasi Provinsi
Nomor Surat Keputusan Tanggal Surat Keputusan Luas (ha)
1 2 3 4 5 6
1 Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara SK.786/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 72,150.00
2 Taman Nasional Siberut Sumatera Barat SK.787/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 190,500.00
3 Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan SK. 748/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 202,896.31
4 Taman Nasional Tesso Nilo Riau SK.788/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 38,576.00
5 Taman Nasional Bukit Tigapuluh Riau SK.789/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 144,223.00
6 Taman Nasional Berbak Jambi SK. 774/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 62,700.00
7 Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi SK. 720/Menhut -II/2010 29 Desember 2010 60,500.00
8 Taman Nasional Way Kambas Lampung SK. 712/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 130,000.00
9 Taman Nasional Ujung Kulon Banten SK. 775/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 122,956.00
10 Taman Nasional Gunung Halimun Salak Banten dan Jawa Barat SK. 776/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 113,357.00
11 Taman Nasional Gunung Ciremai Jawa Barat SK.790/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 15,500.00
12 Taman Nasional Gunung Merapi DIY dan Jawa Tengah SK. 713/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 6,410.00
13 Taman Nasional Karimun Jawa Jawa Tengah SK. 749/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 111,625.00
14 Taman Nasional Gunung Merbabu Jawa Tengah SK. 751/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 5,725.00
15 Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur SK. 779/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 58,000.00
16 Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur SK. 801/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 43,420.00
17 Taman Nasional Baluran Jawa Timur SK. 718/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 25,000.00
18 Taman Nasional Bali Barat Bali SK. 780/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 19,002.89
19 Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat SK. 781/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 41,330.00
20 Taman Nasional Laiwangi Wanggameti Nusa Tenggara Timur SK. 714/Menhut II/2010 29 Desember 2010 47,014.00
21 Taman Nasional Manupeu Tanah Daru Nusa Tenggara Timur SK. 719/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 87,984.00
22 Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur SK. 753/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 173,000.00
23 Taman Nasional Danau Kelimutu Nusa Tenggara Timur SK. 754/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 5,356.50
24 Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat SK. 715/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 132,000.00
25 Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat SK. 721/Menhut-II/2010 29 Desember 2010 90,000.00
26 Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah SK. 750/Menhut-II/2011 30 Desember 2011 181,090.00
27 Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur SK. 778/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 198,629.00
28 Taman Nasional Kayan Mentarang Kalimantan Timur SK. 752./Menhut-II/2011 30 Desember 2011 1,360,500.00
29 Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan Tengah SK. 777/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 415,040.00
30 Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah SK.791/Menhut-II/2012 27 Desember 2012 568,700.00
31 Taman Nasional Bunaken Sulawesi Utara SK. 782/Menhut-II/2009 7 Desember 2009 89,065.00
35
Tabel 1.18 Angka Deforestasi Indonesia Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Tahun 2013 - 2014 (ha/th)
36
No Deforestasi Pada Hutan Tetap APL Total
HPK Jumlah
Tipe Hutan KSA-KPA HL HPT HP Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 ACEH
A. Hutan Primer 130.6 538.7 - - 669.3 - 669.3 0.3 669.7
- Hutan lahan kering primer 130.6 538.7 - - 669.3 - 669.3 0.3 669.7
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 188.1 366.6 122.4 1,953.9 2,631.0 - 2,631.0 4,283.9 6,914.9
- Hutan lahan kering sekunder 101.5 249.9 122.4 1,328.9 1,802.7 - 1,802.7 2,143.8 3,946.5
- Hutan rawa sekunder 86.6 98.8 - - 185.4 - 185.4 1,975.9 2,161.3
- Hutan mangrove sekunder - 17.9 - 625.0 642.9 - 642.9 164.3 807.1
C. Hutan Tanaman* - - - 63.5 63.5 - 63.5 - 63.5
Total 318.7 905.3 122.4 2,017.4 3,363.9 - 3,363.9 4,284.2 7,648.1
2 SUMATERA UTARA
A. Hutan Primer 58.4 30.3 - - 88.8 - 88.8 - 88.8
- Hutan lahan kering primer 58.4 30.3 - - 88.8 - 88.8 - 88.8
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 72.1 1,437.5 823.7 1,762.0 4,095.3 41.3 4,136.6 1,420.3 5,556.9
- Hutan lahan kering sekunder 39.2 1,437.5 337.2 1,412.3 3,226.1 41.3 3,267.3 796.8 4,064.1
- Hutan rawa sekunder - - - 161.5 161.5 - 161.5 517.0 678.4
- Hutan mangrove sekunder 32.9 - 486.6 188.3 707.8 - 707.8 106.5 814.3
C. Hutan Tanaman* - -716.4 - 1,166.1 449.8 - 449.8 45.1 494.8
Total 130.5 751.5 823.7 2,928.2 4,633.9 41.3 4,675.2 1,465.3 6,140.5
3 RIAU
A. Hutan Primer 103.1 - 159.5 857.9 1,120.5 7.7 1,128.2 - 1,128.2
- Hutan lahan kering primer 103.1 - 159.5 - 262.6 7.7 270.3 - 270.3
- Hutan rawa primer - - - 857.9 857.9 - 857.9 - 857.9
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 6,133.6 2,846.1 24,720.8 39,094.9 72,795.4 7,069.7 79,865.1 16,801.1 96,666.3
- Hutan lahan kering sekunder 3,137.4 1,915.4 2,462.7 496.4 8,012.0 8.9 8,020.9 430.4 8,451.3
- Hutan rawa sekunder 2,996.2 930.7 22,044.7 38,597.7 64,569.3 7,060.8 71,630.1 16,322.0 87,952.0
- Hutan mangrove sekunder - - 213.4 0.8 214.2 - 214.2 48.8 262.9
C. Hutan Tanaman* -324.9 - 4,366.6 94,164.8 98,206.5 1,586.6 99,793.2 4,351.7 104,144.9
Total 5,911.8 2,846.1 29,246.9 134,117.6 172,122.5 8,664.0 180,786.5 21,152.9 201,939.4
4 SUMATERA BARAT
A. Hutan Primer 216.0 0.5 - 2.5 219.0 8.7 227.7 5.6 233.3
- Hutan lahan kering primer 216.0 0.5 - 2.5 219.0 8.7 227.7 5.6 233.3
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 284.1 941.0 383.9 255.6 1,864.6 882.9 2,747.5 1,099.8 3,847.3
37
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 2,380.6 4,660.1 2,832.2 393.8 10,266.8 - 10,266.8 -181.0 10,085.8
Lanjutan Tabel 1.18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
38
- Hutan lahan kering sekunder 2,380.6 4,660.1 2,832.2 393.8 10,266.8 - 10,266.8 -181.0 10,085.8
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* 14.4 - - - 14.4 - 14.4 23.5 37.9
Total 2,789.4 6,000.7 2,922.8 393.8 12,106.8 - 12,106.8 -37.4 12,069.4
9 LAMPUNG
A. Hutan Primer 34.7 57.5 81.5 - 173.7 - 173.7 - 173.7
- Hutan lahan kering primer 34.7 57.5 81.5 - 173.7 - 173.7 - 173.7
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder - 8.7 15.4 - 24.1 - 24.1 -33.9 -9.7
- Hutan lahan kering sekunder - 8.7 15.4 - 24.1 - 24.1 -33.9 -9.7
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total 34.7 66.2 96.9 - 197.8 - 197.8 -33.9 163.9
10 KEPULAUAN RIAU
A. Hutan Primer - - 4.3 - 4.3 - 4.3 0.4 4.6
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - 4.3 - 4.3 - 4.3 0.4 4.6
B. Hutan Sekunder - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering sekunder - - - - - - - - -
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total - - 4.3 - 4.3 - 4.3 0.4 4.6
11 BANTEN
A. Hutan Primer - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering sekunder - - - - - - - - -
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - -120.8 -116.5 -237.3 - -237.3 -28.7 -266.1
Total - - -120.8 -116.5 -237.3 - -237.3 -28.7 -266.1
12 DKI JAKARTA
A. Hutan Primer - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
39
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
Lanjutan Tabel 1.18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
40
B. Hutan Sekunder 1,501.0 2,783.2 - 930.9 5,215.1 - 5,215.1 2,043.4 7,258.5
- Hutan lahan kering sekunder 1,501.0 2,783.2 - 930.9 5,215.1 - 5,215.1 2,043.4 7,258.5
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - 237.1 237.1 - 237.1 1.5 238.6
Total 1,501.0 2,783.2 - 1,168.0 5,452.2 - 5,452.2 2,044.9 7,497.1
17 KALIMANTAN BARAT
A. Hutan Primer - 145.2 129.9 10.1 285.2 - 285.2 102.5 387.7
- Hutan lahan kering primer - 145.2 129.9 10.1 285.2 - 285.2 32.8 318.0
- Hutan rawa primer - - - - - - - 69.7 69.7
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 711.1 2,336.6 5,338.3 3,310.6 11,696.6 216.2 11,912.8 21,085.7 32,998.5
- Hutan lahan kering sekunder 701.6 962.1 2,921.4 2,746.6 7,331.6 27.0 7,358.6 7,004.8 14,363.4
- Hutan rawa sekunder 9.6 598.7 2,024.7 526.3 3,159.3 138.6 3,297.9 13,520.1 16,818.0
- Hutan mangrove sekunder - 775.8 392.2 37.8 1,205.7 50.6 1,256.3 560.7 1,817.1
C. Hutan Tanaman* - - -104.2 -4,220.9 -4,325.2 - -4,325.2 858.6 -3,466.6
Total 711.1 2,481.8 5,364.0 -900.2 7,656.6 216.2 7,872.8 22,046.8 29,919.6
18 KALIMANTAN SELATAN
A. Hutan Primer - 47.6 - - 47.6 - 47.6 - 47.6
- Hutan lahan kering primer - 47.6 - - 47.6 - 47.6 - 47.6
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 181.3 43.9 - 984.2 1,209.4 2.8 1,212.1 77.0 1,289.1
- Hutan lahan kering sekunder - 43.9 - 931.0 974.9 - 974.9 - 974.9
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder 181.3 - - 53.2 234.5 2.8 237.3 77.0 314.2
C. Hutan Tanaman* 0.3 86.5 8.9 3,742.0 3,837.6 94.5 3,932.1 1,669.6 5,601.7
Total 181.5 178.1 8.9 4,726.2 5,094.6 97.3 5,191.9 1,746.6 6,938.5
19 KALIMANTAN TENGAH
A. Hutan Primer 304.1 42.0 546.8 67.1 960.0 28.7 988.7 33.1 1,021.8
- Hutan lahan kering primer 304.1 28.5 546.8 58.6 938.0 - 938.0 33.1 971.1
- Hutan rawa primer - - - 8.5 8.5 28.7 37.1 - 37.1
- Hutan mangrove primer - 13.5 - - 13.5 - 13.5 - 13.5
B. Hutan Sekunder 1,223.6 2,074.6 7,969.4 19,333.6 30,601.2 14,597.1 45,198.3 9,204.0 54,402.3
- Hutan lahan kering sekunder 96.6 457.2 7,678.3 15,913.3 24,145.5 9,642.1 33,787.6 4,176.4 37,964.0
- Hutan rawa sekunder 1,127.0 1,235.9 291.1 3,420.2 6,074.2 4,867.2 10,941.5 4,593.3 15,534.7
- Hutan mangrove sekunder - 381.5 - - 381.5 87.7 469.2 434.4 903.6
C. Hutan Tanaman* - - - 2,135.3 2,135.3 48.4 2,183.8 1,227.8 3,411.6
Total 1,527.8 2,116.7 8,516.2 21,536.0 33,696.6 14,674.1 48,370.7 10,464.9 58,835.6
20 KALIMANTAN TIMUR DAN
KALIMANTAN UTARA
41
Total 101.5 311.1 833.5 250.0 1,496.0 384.1 1,880.1 2,833.9 4,714.0
24 SULAWESI TENGGARA
Lanjutan Tabel 1.18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A. Hutan Primer - 11.4 83.6 - 95.0 - 95.0 106.4 201.4
42
- Hutan lahan kering primer - 11.4 83.6 - 95.0 - 95.0 106.4 201.4
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 101.1 384.8 363.8 384.4 1,234.1 155.9 1,390.0 776.9 2,166.9
- Hutan lahan kering sekunder 101.1 130.1 363.8 384.4 979.4 155.9 1,135.3 498.0 1,633.3
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - 254.7 - - 254.7 - 254.7 278.9 533.6
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total 101.1 396.2 447.4 384.4 1,329.1 155.9 1,485.0 883.3 2,368.3
25 SULAWESI BARAT
A. Hutan Primer - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder - 70.1 316.1 42.3 428.5 - 428.5 500.6 929.0
- Hutan lahan kering sekunder - 70.1 316.1 42.3 428.5 - 428.5 500.6 929.0
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total - 70.1 316.1 42.3 428.5 - 428.5 500.6 929.0
26 SULAWESI SELATAN
A. Hutan Primer - 24.7 - - 24.7 - 24.7 22.0 46.7
- Hutan lahan kering primer - 24.7 - - 24.7 - 24.7 22.0 46.7
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 70.9 1,964.8 338.6 62.5 2,436.9 - 2,436.9 870.3 3,307.2
- Hutan lahan kering sekunder 70.9 1,964.8 338.6 62.5 2,436.9 - 2,436.9 870.3 3,307.2
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total 70.9 1,989.6 338.6 62.5 2,461.6 - 2,461.6 892.3 3,354.0
27 BALI
A. Hutan Primer - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 16.5 - - - 16.5 - 16.5 12.5 29.0
- Hutan lahan kering sekunder - - - - - - - - -
- Hutan rawa sekunder - - - - - - - - -
- Hutan mangrove sekunder 16.5 - - - 16.5 - 16.5 12.5 29.0
C. Hutan Tanaman* - - - 93.5 93.5 - 93.5 7.7 101.2
Total 16.5 - - 93.5 110.0 - 110.0 20.2 130.2
43
- Hutan mangrove sekunder - - - - - 40.0 40.0 12.3 52.3
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Lanjutan Tabel 1.18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
44
Total - - 165.4 66.5 231.8 357.7 589.5 322.7 912.2
32 PAPUA
A. Hutan Primer 558.1 410.9 1,492.9 384.9 2,846.8 1,014.1 3,860.9 3,853.1 7,714.0
- Hutan lahan kering primer 558.1 410.9 326.9 384.9 1,680.8 690.2 2,371.0 2,975.2 5,346.1
- Hutan rawa primer - - 1,166.0 - 1,166.0 323.9 1,489.9 279.5 1,769.5
- Hutan mangrove primer - - - - - - - 598.4 598.4
B. Hutan Sekunder 499.3 849.5 1,696.9 1,349.2 4,394.9 3,216.7 7,611.5 5,117.5 12,729.1
- Hutan lahan kering sekunder 499.3 838.5 928.0 1,093.7 3,359.5 3,168.9 6,528.4 3,820.3 10,348.7
- Hutan rawa sekunder - 11.1 768.8 255.4 1,035.4 47.8 1,083.2 1,297.2 2,380.4
- Hutan mangrove sekunder - - - - - - - - -
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total 1,057.4 1,260.5 3,189.8 1,734.0 7,241.7 4,230.7 11,472.4 8,970.6 20,443.1
33 PAPUA BARAT
A. Hutan Primer - - 85.4 79.5 164.9 186.3 351.2 29.3 380.5
- Hutan lahan kering primer - - 85.4 79.5 164.9 186.3 351.2 29.3 380.5
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 11.3 - 17.5 269.3 298.2 750.7 1,048.9 419.5 1,468.4
- Hutan lahan kering sekunder - - 12.9 241.0 253.9 692.9 946.8 411.2 1,358.0
- Hutan rawa sekunder - - - 28.3 28.3 51.5 79.8 - 79.8
- Hutan mangrove sekunder 11.3 - 4.6 - 16.0 6.3 22.2 8.3 30.5
C. Hutan Tanaman* - - - - - - - - -
Total 11.3 - 103.0 348.8 463.1 937.0 1,400.1 448.8 1,848.9
INDONESIA
A. Hutan Primer - - - - - - - - -
- Hutan lahan kering primer - - - - - - - - -
- Hutan rawa primer - - - - - - - - -
- Hutan mangrove primer - - - - - - - - -
B. Hutan Sekunder 15.5 223.4 16.5 787.4 1,042.8 38.7 1,081.5 1,715.6 2,797.2
- Hutan lahan kering sekunder 7.6 221.5 16.5 332.6 578.2 8.4 586.6 941.7 1,528.3
- Hutan rawa sekunder - - - 6.0 6.0 30.3 36.3 178.6 214.9
- Hutan mangrove sekunder 7.9 1.9 - 448.8 458.6 - 458.6 595.4 1,054.0
C. Hutan Tanaman* 1,945.3 4,756.5 7,967.7 145,519.9 160,189.4 71.2 160,260.5 7,568.4 167,828.9
TOTAL 1,960.7 4,979.9 7,984.2 146,307.3 161,232.2 109.9 161,342.1 9,284.0 170,626.1
Ket. * : Hutan Tanaman berdasarkan penafsiran citra adalah penutupan lahan hutan yang merupakan hasil budidaya manusia, meliputi seluruh Hutan Tanaman
baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun Hutan Tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan;
terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dgn lingkungan sekitarnya.
Deforestasi pada Hutan Tanaman di dalam kawasan hutan KSA-KPA dan/atau HL , tidak diklasifikasikan sebagai Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT
Sumber: Hasil Penafsiran Citra Landsat 8 OLI Liputan Tahun 2013 dan 2014, Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
45
B. Non Hutan 321.8 298.1 123.8 1,099.7 1,843.5 176.4 2,020.0 5,083.3 7,103.3 82.3
Total 741.9 577.3 208.7 1,713.5 3,241.5 176.7 3,418.2 5,208.7 8,626.9 100.0
Lanjutan Tabel 1.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
46
7 KEP. BANGKA BELITUNG
A. Hutan 12.0 82.4 0.0 109.0 203.4 0.0 203.5 47.4 250.9 15.1
- Hutan Primer 3.7 23.9 0.0 8.9 36.4 0.0 36.4 5.1 41.5 2.5
- Hutan Sekunder 8.3 58.6 0.0 100.1 167.0 0.0 167.0 42.4 209.4 12.6
- Hutan Tanaman * - - - - - - - - - 0.0
B. Non Hutan 23.5 103.1 - 323.9 450.4 0.7 451.1 957.7 1,408.8 84.9
Total 35.5 185.5 - 432.9 653.9 0.7 654.6 1,005.2 1,659.7 100.0
8 BENGKULU
A. Hutan 400.2 174.6 69.3 15.4 659.5 0.3 659.8 33.2 693.0 34.6
- Hutan Primer 317.1 102.1 16.7 2.9 438.8 - 438.8 0.7 439.4 21.9
- Hutan Sekunder 82.7 72.5 52.7 12.5 220.4 0.3 220.7 28.7 249.4 12.4
- Hutan Tanaman * 0.4 - - - 0.4 0.1 0.4 3.9 4.3 0.2
B. Non Hutan 62.8 76.1 104.0 10.5 253.4 11.5 264.8 1,045.0 1,309.9 65.4
Total 463.0 250.7 173.3 25.9 912.9 11.8 924.6 1,078.3 2,002.9 100.0
9 LAMPUNG
A. Hutan 274.2 61.9 4.2 6.8 347.2 0.0 347.2 17.3 364.5 10.6
- Hutan Primer 197.9 6.8 3.4 0.0 208.1 0.0 208.1 2.1 210.2 6.1
- Hutan Sekunder 76.3 55.1 0.8 0.1 132.4 0.0 132.4 15.0 147.4 4.3
- Hutan Tanaman * - - - 6.7 6.7 - 6.7 0.2 6.9 0.2
B. Non Hutan 187.8 255.7 29.1 184.9 657.5 - 657.5 2,413.4 3,070.9 89.4
Total 462.0 317.6 33.4 191.7 1,004.7 - 1,004.7 2,430.6 3,435.4 100.0
10 KEPULAUAN RIAU
A. Hutan 4.5 51.5 83.8 34.3 174.1 73.7 247.7 34.9 282.6 34.6
- Hutan Primer 0.5 0.8 4.8 1.9 8.0 9.6 17.7 0.7 18.3 2.2
- Hutan Sekunder 4.0 50.7 79.0 31.9 165.6 64.1 229.7 33.2 262.9 32.2
- Hutan Tanaman * - - - 0.4 0.4 0.0 0.4 1.0 1.4 0.2
B. Non Hutan 12.6 54.4 80.8 15.2 163.0 179.3 342.3 192.1 534.4 65.4
Total 17.1 105.9 164.7 49.4 337.1 252.9 590.0 227.0 817.0 100.0
SUMATERA
A. Hutan 4,024.4 3,759.6 1,378.6 3,532.8 12,695.3 245.6 12,940.9 1,005.5 13,946.4 29.6
- Hutan Primer 2,673.8 1,436.1 200.0 131.3 4,441.3 20.1 4,461.4 66.2 4,527.6 9.6
- Hutan Sekunder 1,330.0 2,272.5 1,102.4 1,862.1 6,567.0 215.8 6,782.8 794.7 7,577.5 16.1
- Hutan Tanaman * 20.5 50.9 76.1 1,539.4 1,687.0 9.7 1,696.7 144.6 1,841.3 3.9
B. Non Hutan 1,057.9 1,833.9 1,508.1 3,839.8 8,239.7 1,755.3 9,995.1 23,248.7 33,243.8 70.4
Total 5,082.3 5,593.5 2,886.7 7,372.6 20,935.0 2,001.0 22,936.0 24,254.3 47,190.2 100.0
11 BANTEN
A. Hutan 85.5 6.3 23.9 11.7 127.3 0.0 127.3 27.5 154.8 16.5
- Hutan Primer 7.6 0.0 0.0 0.0 7.6 0.0 7.6 0.0 7.6 0.8
- Hutan Sekunder 53.8 3.7 3.3 0.6 61.4 0.0 61.4 3.6 65.0 6.9
- Hutan Tanaman * 24.1 2.5 20.6 11.1 58.3 - 58.3 23.9 82.2 8.7
B. Non Hutan 27.5 6.1 25.6 15.3 74.5 - 74.5 709.9 784.4 83.5
Total 113.0 12.4 49.4 27.0 201.8 - 201.8 737.4 939.2 100.0
12 DKI JAKARTA
A. Hutan 0.1 0.0 0.0 0.0 7.1 0.0 9.1 0.1 11.3 14.8
- Hutan Primer 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
47
Total 1,430.1 2,310.9 2,132.4 2,127.4 8,000.7 197.9 8,198.7 6,374.1 14,572.8 100.0
Lanjutan Tabel 1.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
48
18 KALIMANTAN SELATAN
A. Hutan 136.3 371.1 80.0 254.1 841.5 8.5 849.9 90.4 940.3 25.3
- Hutan Primer 62.0 259.0 24.6 110.7 456.2 0.0 456.2 5.5 461.8 12.4
- Hutan Sekunder 38.7 110.3 53.2 93.9 296.1 5.7 301.8 37.2 339.0 9.1
- Hutan Tanaman * 35.7 1.8 2.1 49.5 89.1 2.7 91.8 47.6 139.5 3.8
B. Non Hutan 76.9 155.3 46.7 508.1 787.1 143.0 930.1 1,843.6 2,773.7 74.7
Total 213.3 526.4 126.7 762.2 1,628.6 151.4 1,780.0 1,934.0 3,713.9 100.0
19 KALIMANTAN TENGAH
A. Hutan 1,125.1 981.0 2,896.5 2,003.8 7,006.3 684.2 7,690.5 176.4 7,866.9 51.5
- Hutan Primer 300.8 450.6 415.2 31.4 1,197.9 3.0 1,200.9 1.0 1,201.9 7.9
- Hutan Sekunder 824.3 530.4 2,474.1 1,865.1 5,693.9 658.0 6,351.9 154.4 6,506.3 42.6
- Hutan Tanaman * - 0.0 7.2 107.3 114.5 23.2 137.7 21.0 158.7 1.0
B. Non Hutan 483.2 365.1 421.0 1,878.1 3,147.3 1,859.4 5,006.7 2,392.6 7,399.3 48.5
Total 1,608.3 1,346.1 3,317.5 3,881.8 10,153.6 2,543.5 12,697.2 2,569.0 15,266.2 100.0
20 KALIMANTAN TIMUR
A. Hutan 1,432.0 2,761.7 4,783.1 2,760.2 11,737.1 121.4 11,858.5 1,706.3 13,564.8 69.5
- Hutan Primer 1,202.5 2,141.6 2,283.5 412.0 6,039.6 5.0 6,044.6 290.1 6,334.7 32.5
- Hutan Sekunder 223.2 619.7 2,495.8 2,032.1 5,370.7 115.7 5,486.4 1,368.0 6,854.4 35.1
- Hutan Tanaman * 6.4 0.4 3.8 316.2 326.8 0.7 327.5 48.2 375.7 1.9
B. Non Hutan 272.6 86.5 262.8 1,317.1 1,939.1 58.3 1,997.3 3,942.7 5,940.0 30.5
Total 1,704.7 2,848.2 5,045.9 4,077.3 13,676.1 179.7 13,855.8 5,649.0 19,504.8 100.0
KALIMANTAN
A. Hutan 3,855.3 5,914.7 9,159.5 5,808.0 24,737.7 877.7 25,615.4 2,545.3 28,160.7 53.1
- Hutan Primer 2,545.0 3,812.2 3,041.2 612.8 10,011.2 10.0 10,021.2 316.6 10,337.8 19.5
- Hutan Sekunder 1,268.3 2,100.3 6,105.1 4,670.6 14,144.3 841.1 14,985.4 2,107.7 17,093.0 32.2
- Hutan Tanaman * 42.1 2.2 13.3 524.7 582.2 26.7 608.9 121.0 729.8 1.4
B. Non Hutan 1,101.0 1,116.9 1,462.9 5,040.7 8,721.4 2,194.8 10,916.2 13,980.8 24,897.0 46.9
Total 4,956.3 7,031.6 10,622.4 10,848.7 33,459.1 3,072.6 36,531.6 16,526.1 53,057.7 100.0
21 SULAWESI UTARA
A. Hutan 211.7 112.9 145.5 31.1 501.3 12.2 513.5 50.3 563.8 39.2
- Hutan Primer 130.5 71.6 45.5 12.2 259.8 0.0 259.8 8.6 268.4 18.6
- Hutan Sekunder 81.3 41.3 100.0 19.0 241.6 12.2 253.8 41.6 295.4 20.5
- Hutan Tanaman * - - - - - - - - - 0.0
B. Non Hutan 33.4 48.8 63.4 33.2 178.9 2.5 181.4 694.3 875.7 60.8
Total 245.2 161.8 208.9 64.4 680.2 14.7 694.9 744.6 1,439.5 100.0
22 GORONTALO
A. Hutan 186.0 181.4 200.2 67.7 635.3 60.9 696.2 14.6 710.8 59.3
- Hutan Primer 130.1 85.7 69.8 6.2 291.8 1.2 292.9 2.5 295.4 24.6
- Hutan Sekunder 55.9 95.7 130.4 61.5 343.5 59.7 403.2 12.1 415.4 34.7
- Hutan Tanaman * - - - - - - - - - 0.0
B. Non Hutan 10.6 23.2 50.9 22.2 107.0 21.5 128.5 359.3 487.7 40.7
Total 196.7 204.6 251.1 89.9 742.2 82.4 824.7 373.8 1,198.5 100.0
23 SULAWESI TENGAH
A. Hutan 558.9 1,146.0 1,166.6 296.8 3,175.3 161.5 3,338.9 476.7 3,817.6 63.1
- Hutan Primer 202.0 380.3 218.0 81.4 881.7 33.4 915.1 49.9 965.0 16.0
49
Total 168.0 430.5 286.7 150.6 1,035.8 - 1,035.8 944.3 1,980.2 100.0
Lanjutan Tabel 1.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
29 NUSA TENGGARA TIMUR
50
A. Hutan 137.3 346.5 69.9 108.9 662.6 18.2 680.8 564.4 1,245.2 26.4
- Hutan Primer 64.7 42.2 4.3 17.2 128.5 1.7 130.1 26.9 157.0 3.3
- Hutan Sekunder 72.3 304.2 65.6 91.3 533.4 16.5 550.0 534.9 1,084.9 23.0
- Hutan Tanaman * 0.3 0.0 - 0.4 0.7 - 0.7 2.5 3.3 0.1
B. Non Hutan 122.9 337.9 104.0 187.1 752.0 95.4 847.5 2,629.9 3,477.4 73.6
Total 260.2 684.4 174.0 296.1 1,414.7 113.6 1,528.3 3,194.3 4,722.5 100.0
BALI NUSA TENGGARA
A. Hutan 224.3 794.1 288.8 190.9 1,498.0 18.2 1,516.2 674.1 2,190.3 30.1
- Hutan Primer 114.1 339.3 110.6 42.2 606.1 1.7 607.8 42.5 650.3 8.9
- Hutan Sekunder 108.9 454.1 177.8 147.3 888.1 16.5 904.6 627.9 1,532.5 21.1
- Hutan Tanaman * 1.3 0.7 0.4 1.4 3.8 - 3.8 3.7 7.5 0.1
B. Non Hutan 226.9 416.6 178.6 257.7 1,079.8 95.4 1,175.2 3,904.0 5,079.2 69.9
Total 451.1 1,210.7 467.4 448.6 2,577.8 113.6 2,691.4 4,578.2 7,269.6 100.0
30 MALUKU UTARA
A. Hutan 205.6 506.2 570.5 377.0 1,659.3 330.1 1,989.4 120.8 2,110.1 67.4
- Hutan Primer 76.7 158.8 101.8 32.4 369.7 18.9 388.6 9.5 398.1 12.7
- Hutan Sekunder 128.9 347.0 465.8 319.2 1,260.8 309.9 1,570.7 111.1 1,681.8 53.7
- Hutan Tanaman * - 0.5 2.8 25.5 28.8 1.2 30.1 0.2 30.3 1.0
B. Non Hutan 12.9 77.9 96.4 104.7 291.8 234.0 525.8 494.7 1,020.5 32.6
Total 218.5 584.1 666.9 481.7 1,951.1 564.1 2,515.2 615.4 3,130.6 100.0
31 MALUKU
A. Hutan 368.4 511.0 756.5 430.1 2,066.1 807.8 2,873.9 156.8 3,030.7 65.6
- Hutan Primer 133.5 117.6 57.8 77.5 386.4 173.6 560.0 15.2 575.2 12.4
- Hutan Sekunder 234.9 393.3 698.8 352.6 1,679.6 634.3 2,313.9 141.6 2,455.5 53.1
- Hutan Tanaman * - - - 0.0 0.0 - 0.0 - 0.0 0.0
B. Non Hutan 51.9 116.3 137.7 213.6 519.5 517.0 1,036.5 554.9 1,591.4 34.4
Total 420.3 627.3 894.3 643.7 2,585.5 1,324.9 3,910.4 711.7 4,622.1 100.0
MALUKU
A. Hutan 574.0 1,017.2 1,327.0 807.1 3,725.3 1,137.9 4,863.3 277.6 5,140.8 66.3
- Hutan Primer 210.3 276.4 159.6 109.8 756.1 192.5 948.6 24.7 973.3 12.6
- Hutan Sekunder 363.7 740.3 1,164.6 671.8 2,940.4 944.2 3,884.6 252.7 4,137.3 53.4
- Hutan Tanaman * - 0.5 2.8 25.5 28.9 1.2 30.1 0.2 30.3 0.4
B. Non Hutan 64.8 194.1 234.1 318.3 811.3 751.0 1,562.4 1,049.6 2,611.9 33.7
Total 638.8 1,211.3 1,561.1 1,125.4 4,536.7 1,888.9 6,425.6 1,327.1 7,752.8 100.0
32 PAPUA
A. Hutan 5,241.2 7,001.4 5,232.3 3,929.1 21,404.0 2,762.5 24,166.5 989.0 25,155.5 80.9
- Hutan Primer 4,563.9 6,235.2 4,245.8 2,607.6 17,652.4 1,628.7 19,281.1 571.2 19,852.3 63.9
- Hutan Sekunder 677.3 766.2 986.5 1,321.0 3,751.0 1,132.6 4,883.6 417.6 5,301.3 17.1
- Hutan Tanaman * - 0.1 0.0 0.5 0.6 1.2 1.8 0.1 1.9 0.0
B. Non Hutan 1,495.1 813.9 729.0 810.2 3,848.1 1,353.9 5,202.0 719.4 5,921.4 19.1
Total 6,736.3 7,815.3 5,961.2 4,739.3 25,252.1 4,116.4 29,368.5 1,708.4 31,076.9 100.0
33 PAPUA BARAT
A. Hutan 1,666.8 1,478.4 1,709.3 2,085.5 6,940.1 1,359.9 8,300.0 564.4 8,864.5 92.1
- Hutan Primer 1,495.3 1,152.0 1,194.6 923.6 4,765.6 644.2 5,409.8 195.5 5,605.2 58.2
- Hutan Sekunder 171.5 326.4 514.7 1,162.0 2,174.6 715.7 2,890.3 369.0 3,259.2 33.9
baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun Hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan;
terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
Luas penutupan lahan ini berdasarkan data digital hasil penafsiran citra Landsat 8 OLI liputan tahun 2014
Sumber: - Hasil Penafsiran citra Landsat 8 OLI liputan tahun 2014, Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
- Data digital kawasan hutan dan perairan berdasarkan SK Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan per Oktober 2014,
Direktorat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 12 9,872.80 1 59.64 2 10.07 3 85.69 - - 1 4.98 19 10,033.19
13 Jawa Tengah 8 5,052.56 3 7,812.06 2 243.57 3 773.50 1 4,013.60 3 6,927.82 20 24,823.11
14 DI Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - -
15 Jawa Timur 11 39,975.90 1 16,769.40 2 1,989.93 2 3,980.30 2 115.78 3 2,717.24 21 65,548.55
16 Banten 2 0.65 - - - - - - 1 2,189.00 - - 3 2,189.65
17 Bali 1 25.28 - - - - - - - - - - 1 25.28
18 Nusa Tenggara Barat 6 80,161.77 1 1,433.00 3 24,357.00 2 13,364.22 1 4,320.00 3 15,914.00 16 139,549.99
55
Tabel 1.22 Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Survey/Eksplorasi (Non Tambang) s.d. Desember 2015
56
s.d. Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Total
No Provinsi
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Keterangan:
Bangka Belitung: untuk studi kelayakan dan studi tapak PLTN
Jawa Timur: untuk survei lapangan waduk berpompa
Kalimantan Timur: untuk survei dan eksplorasi jalur kereta api
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Aceh - - - - - - 1 344.00 1 100.42 - - 2 444.42
2 Sumatera Utara 1 2.32 - - 2 66.69 1 295.00 - - - - 4 364.01
3 Sumatera Barat 3 911.64 - - - - 3 620.26 1 153.89 1 102.22 8 1,788.01
4 Riau 2 433.04 4 2,816.22 4 2,682.16 1 538.04 2 1,125.59 2 132.14 15 7,727.19
5 Jambi 18 1,118.81 12 563.16 5 1,244.85 2 612.02 7 2,120.27 2 597.89 46 6,257.00
6 Sumatera Selatan 5 4,918.16 4 978.48 3 792.49 7 2,909.91 7 2,392.15 2 43.88 28 12,035.08
7 Bengkulu 1 128.58 - - - - 4 2,164.07 - - - - 5 2,292.65
8 Lampung 1 40.05 - - 1 45.00 1 17.20 3 72.16 - - 6 174.41
9 Kep. Bangka Belitung 6 3,140.35 1 35.36 1 15.31 5 754.84 3 1,086.41 2 429.59 18 5,461.85
57
Tabel 1.24 Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Non Tambang s.d Desember 2015
58
s.d. Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Total
No Provinsi
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Aceh 3 18.06 - - - - - - 1 12.02 - - 4 30.08
2 Sumatera Utara 28 4,448.73 2 23.63 3 79.60 6 211.70 4 47.55 6 905.66 49 5,716.87
3 Sumatera Barat 9 361.82 - - 2 139.06 1 8.37 - - 1 14.48 13 523.73
4 Riau 2 12,068.75 - - 2 297.32 - - - - - - 4 12,366.07
5 Jambi - - - - - - 1 136.18 - - 1 21.28 2 157.46
6 Sumatera Selatan 1 14.11 - - 4 741.98 2 95.39 5 237.99 1 0.04 13 1,089.50
7 Bengkulu 3 144.45 1 0.06 1 11.76 - - 1 38.83 2 31.65 8 226.74
8 Lampung 1 49.35 - - - - - - 2 97.38 1 88.36 4 235.09
9 Kep. Bangka Belitung 2 57.00 1 10.01 - - 1 14.90 1 4.47 1 1.49 6 87.87
10 Kepulauan Riau 1 27.00 - - - - - - - - - - 1 27.00
11 DKI Jakarta - - - - - - - - 2 1.97 - - 2 1.97
12 Jawa Barat 7 25.84 - - - - 1 15.15 2 51.35 1 4.56 11 96.90
13 Jawa Tengah 27 347.17 - - - - 1 1.57 1 0.52 - - 29 349.26
14 DI Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - -
15 Jawa Timur 3 18.64 - - - - - - 3 49.75 - - 6 68.39
16 Banten - - - - - - - - - - - - - -
17 Bali 41 280.14 - - - - - - - - - - 41 280.14
18 Nusa Tenggara Barat 3 8.41 1 478.79 3 3.54 1 0.08 2 10.30 1 149.42 11 650.54
19 Nusa Tenggara Timur 2 2.46 - - - - 1 1.82 2 71.26 - - 5 75.55
20 Kalimantan Barat 2 2.34 1 0.96 - - 1 11,881.50 - - - - 4 11,884.80
21 Kalimantan Tengah - - 1 710.60 - - - - - - - - 1 710.60
22 Kalimantan Selatan 2 27.32 - - - - - - - - 1 228.13 3 255.45
23 Kalimantan Timur 3 0.94 2 58.00 1 754.50 1 57.40 2 61.71 1 77.81 10 1,010.36
24 Kalimantan Utara 1 36.80 - - 1 457.33 - - - - 1 225.71 3 719.84
25 Sulawesi Utara 2 0.52 - - - - - - - - - - 2 0.52
26 Sulawesi Tengah 4 445.86 1 43.02 5 153.26 1 340.13 1 88.41 1 37.62 13 1,108.30
27 Sulawesi Selatan 2 24.46 - - - - 1 194.36 4 49.09 - - 7 267.91
28 Sulawesi Tenggara 4 129.37 1 9.60 - - - - - - - - 5 138.97
29 Gorontalo 1 41.00 - - - - 2 233.40 - - - - 3 274.40
30 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - - - -
31 Maluku - - 1 53.97 - - - - - - - - 1 53.97
32 Maluku Utara - - - - - - - - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - 1 5,702.99 - - - - 1 5,702.99
34 Papua 4 1,464.21 - - - - 1 45.67 1 716.77 1 348.03 7 2,574.68
Grand Total 158 20,044.74 12 1,388.64 22 2,638.34 23 18,940.61 34 1,539.36 20 2,134.24 269 46,685.93
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
s.d/ Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Total
No Provinsi
Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Grand Total 112 6,467.35 1 25.93 5 169.06 5 952.88 15 1,738.84 5 444.71 143 9,798.77
Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
59
Tabel 1.226 Jenis Keggiatan AMDA
AL Yang Dinilai Oleh KPA Pusat Tahun 2009 s.d. 2015
Gamba
ar 1.8 Grafik jenis
j kegiatan
n AMDAL yang
g dinilai Tahun
n 2009 s.d. 20
015
1 2 3 4 5 6
1 Pemboran
P 322 23 12 8
2 S
Survei Seismik 133 22 11 8
3 P
Pengembanga an Lapangan Terbatas - - 2 2
4 K
Kabel Laut 4 7 5 8
5 P
Pembangunan n Pipa 3 5 3 1
6 S
SUTT 4 1 1 2
7 P
Pelabuhan - 1 - -
8 P
Pengerukan - - 1 -
9 J
Jalan dan Jem
mbatan - 1 1 1
10 P
Peternakan - 1 1 -
T
Total 566 61 37 30
Sumber : Direktorat Jendderal Planologi Kehutanan dann Tata Lingkunggan
Jenis Kegiatan UKL‐UPL yyang dipe
eriksa selama 2012 s.d. 2015
35
30
25
20
2012
15 2013
2014
10 2015
Gam
mbar 1.9 Gra
afik jenis Kegia L yang diperikksa selama 2012 s.d. 2015
atan UKL-UPL
62
JE Perlindungan dan
JE Penyedia Bahan Pangan JE Pengatur Tata Aliran Air JE Penyedia dan Penyimpan Air JE Pendukung Sumber Daya
JE Pengatur Iklim (%) JE Penyedia Energi (%) Pencegahan terhadap Bencana
Ekoregion Provinsi (%) (%) Bersih (%) Genetik (%)
(%)
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Banten 52 22 26 18 51 32 31 24 45 12 47 41 29 29 43 27 22 51 17 59 25
DIY 64 27 9 25 58 17 51 15 34 16 55 29 46 24 30 26 25 50 27 49 25
DKI 80 4 17 87 13 0 0 1 99 81 15 4 62 17 22 2 78 19 87 11 2
Jawa
Jabar 43 28 28 16 52 32 25 33 41 13 45 42 31 28 41 25 24 51 17 57 26
Jateng 38 32 30 14 55 31 31 32 37 18 47 35 31 19 50 20 28 52 19 60 21
Jatim 41 30 29 13 59 28 28 35 37 21 49 30 40 20 40 11 28 61 21 56 24
NAD 84 10 6 12 32 56 84 10 6 23 22 55 13 28 60 18 79 3 6 35 59
Sumut 62 29 9 17 64 19 62 29 9 42 41 18 22 52 25 28 55 17 13 57 30
Sumbar 74 19 8 8 58 35 74 19 8 22 45 33 7 54 39 23 68 10 4 58 38
Riau 75 22 3 17 81 2 75 22 3 37 62 0 14 51 36 17 70 12 17 69 14
Kep. Riau 96 4 0 50 43 6 96 4 0 64 36 0 51 43 6 70 27 2 36 58 6
Sumatera
Jambi 72 22 6 15 71 14 72 22 6 52 35 13 13 70 17 39 57 4 25 59 16
Babel 51 49 0 59 41 0 51 49 0 79 21 0 78 21 0 24 71 4 78 22 0
Bengkulu 71 24 4 13 43 44 71 24 4 17 43 40 12 44 45 24 65 11 3 54 43
Sumsel 57 40 3 30 62 8 36 52 12 39 54 7 24 65 10 42 48 10 24 60 15
Lampung 36 52 12 25 71 3 57 40 3 63 33 3 51 45 4 30 62 7 22 69 9
Kalbar 80 19 1 10 58 32 48 34 18 19 57 24 48 34 18 22 75 3 12 53 35
Kalsel 67 14 19 22 45 32 52 24 24 39 40 21 52 24 24 34 64 2 15 62 23
Kalimantan
Kalteng 82 16 2 26 31 42 56 28 16 30 45 25 56 28 16 18 74 8 13 58 29
Kaltim 95 5 0 14 12 74 86 10 4 17 29 54 86 10 4 16 82 2 2 42 55
Sulut 81 19 0 3 45 53 72 22 6 3 87 10 2 88 10 32 62 6 5 89 6
Gorontalo 93 7 0 6 28 65 85 14 1 8 88 4 5 90 4 20 76 4 4 92 4
Sulbar 93 6 1 11 36 52 80 14 6 12 87 0 9 90 0 15 80 5 8 91 1
Sulawesi
Sul Tengah 95 5 0 6 66 27 77 20 3 9 90 1 7 92 1 12 77 11 11 87 2
Sulsel 77 20 3 11 68 21 65 27 8 26 73 1 9 90 2 27 70 3 9 89 2
Sul Tenggara 18 80 1 18 75 7 58 38 4 22 77 0 18 80 1 19 58 23 23 76 2
Bali 52 41 7 13 53 34 11 53 35 52 41 7 11 53 35 8 64 28 11 61 28
Bali Nusra NTB 16 40 43 16 40 43 49 36 15 71 21 8 49 36 15 21 62 17 8 54 39
NTT 89 10 1 41 32 27 72 25 3 27 49 23 72 25 3 41 46 14 30 47 22
Maluku 90 9 1 60 0 40 52 35 13 13 55 31 13 55 31 17 58 25 17 58 25
Maluku
Malut 87 11 2 36 0 64 68 24 8 7 49 43 7 49 43 17 68 14 17 68 14
Papua Barat 87 13 0 7 36 58 39 46 15 7 66 27 7 36 58 4 58 38 4 58 38
Papua
Papua 90 10 0 14 34 51 53 29 18 16 46 38 14 34 51 13 80 8 5 43 52
Keterangan: Tinggi : Kondisi sangat baik
Sedang : Kondisi sedang
Rendah : Kondisi kurang baik
Sumber : Direktorat Jenderal Planologi dan Tata Lingkungan
65
2
Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem
2.1. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi
Sampai tahun 2015 terdapat 18 satuan kerja yang menerbitkan Izin Usaha
Penyediaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) yang dikelola oleh 38 perusahaan yang tersebar
di beberapa lokasi. Untuk Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) terdapat 11
satuan kerja yang menerbitkan dengan jumlah pemegang izin 192 perusahaan. Sedangkan
untuk Izin Usaha Pemanfaatan Air terdapat 1 perusahaan, Izin Usaha Pemanfaatan Energi
Air terdapat 1 perusahaan, Izin Pemanfaatan Air terdapat 90 perusahaan, dan Izin
Pemanfaatan Energi Air terdapat 9 perusahaan.
Pemanfaatan jasa lingkungan karbon dilaksanakan pada Balai Taman Nasional
Berbak dengan potensi karbon sebesar 387.482 ton dan Balai Taman Nasional Sebangau
dengan potensi karbon sebesar 30.096 ton.
Pada tahun 2015 terdapat 5.511.357 pengunjung dengan rincian jumlah pengunjung
ke Taman Nasional 2.168.480 orang pengunjung, Taman Wisata Alam 3.337.219 orang
pengunjung dan jumlah kunjungan ke Taman Buru sebesar 5.658 orang pengunjung.
Tahun
Jenis Kunjungan Asal 2013 2014 2015
(Orang) (Orang) (Orang)
1 2 3 4 5
Dalam Negeri 2,298 3,852 1,289
Penelitian & Pengembangan
Luar Negeri 289 123 94
Dalam Negeri 1,482,273 1,327,365 1,707,418
Rekreasi
Luar Negeri 169,753 149,461 215,596
Dalam Negeri 48,781 654,071 45,181
Pendidikan/Ilmu Pengetahuan
Luar Negeri 33,667 101,374 255
Dalam Negeri 3,987 15,775 23,551
Berkemah
Luar Negeri 13 9 32
Dalam Negeri 211,061 187,179 174,682
Lain-Lain
Luar Negeri 13,093 862 382
Dalam Negeri 1,748,400 2,188,242 1,952,121
Jumlah Luar Negeri 216,815 251,829 216,359
Total 1,965,215 2,440,071 2,168,480
Sumber : Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem
Tabel 2.2 Jumlah Pengunjung Taman Wisata Alam Tahun 2013 s.d. 2015
Tahun
Jenis Kunjungan Asal 2013 2014 2015
(Orang) (Orang) (Orang)
1 2 3 4 5
Dalam Negeri 112 135 170
Penelitian & Pengembangan
Luar Negeri 5 95 20
Dalam Negeri 2,484,675 3,256,230 3,173,743
Rekreasi
Luar Negeri 261,140 264,055 154,082
Dalam Negeri 15,958 5,558 4,228
Pendidikan/Ilmu Pengetahuan
Luar Negeri 0 0 0
Dalam Negeri 876 2,725 1,159
Berkemah
Luar Negeri 0 10 0
Dalam Negeri 344 50,126 3,817
Lain-Lain
Luar Negeri 1 10,551 0
Dalam Negeri 2,501,965 3,314,774 3,183,117
Jumlah Luar Negeri 261,146 274,711 154,102
Total 2,763,111 3,589,485 3,337,219
Sumber : Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem
Jumlah Penangkar
No Klasifikasi Penangkar
(Unit)
1 2 3
1 Anthozoa 80
2 Crustacea 3
3 Aves 276
4 Buaya 31
5 Insecta 6
6 Kuda Laut 5
7 Mamalia 376
8 Moluska 1
9 Pisces 152
10 Reptil, Amfibi, Mamalia (RAM) Pet 41
11 Tumbuhan 28
Jumlah 999
Sumber : Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae BTN Bukit Barisan Selatan Belimbing 45000 28 4
Panthera tigris sumatrae BBKSDA Riau SM Bukit Rimbang Bukit Baling blok Wilayah Kabupaten Kampar 70000 2 1
Panthera tigris sumatrae BBKSDA Riau SM Bukit Batu 21500 3
Panthera tigris sumatrae BTN Bukit Barisan Selatan Belimbing 45000 28 6
2 Gajah Sumatera Elephas maximus sumatrensis BTN Bukit Barisan Selatan Way Haru - Way Canguk 26000 21 1
Elephas maximus sumatrensis BKSDA Aceh Lanskap Kabupaten Aceh Tengah-Bener Meriah-Bireuen 41 -33
Elephas maximus sumatrensis BBKSDA Riau SM Balai Raja 18000 22 0
Elephas maximus sumatrensis BBKSDA Riau SM Giam Siak Kecil *) 38
3 Badak Rhinoceros sondaicus BTN Ujung Kulon Semenanjung Ujung Kulon 38000 58 5
Dicerorhinus sumatrensis BBTN Bukit Barisan Selatan Tenumbang - Way Krui - Liwa 23000 12 0
4 Banteng Bos javanicus BBKSDA Jawa Timur Perkebunan Trebasala (Banyuwangi) 3647.11 22 0
Bos javanicus BBKSDA Jawa Timur Hutan Lindung Londo lampesan Perum Perhutani BKPH Wuluhan KPH Jember 20 0
Bos javanicus BBKSDA Jawa Timur Hutan Lindung Lebakharjo Perum Perhutani KPH malang BKPH Dampit Blok Kaloloro 35 5 0
dan Blok Kaliganteng
5 Owa Hylobates agilis albibarbis BTN Gunung Palung Stasiun riset cabang panti 2100 21 4
6 Orangutan Pongo pygmaeus BTN Bukit Baka Bukit Raya Resort Belaban (SPTN Wilayah I Nanga Pinoh) 9889.47 25 2
Pongo abelii BKSDA Aceh kawasan CA Hutan Pinus Jantho 14027 55 -43
Pongo pygmaeus wrumbii BTN Gunung Palung Stasiun riset Cabang Panti 2100 63 0
7 Bekantan Nasalis larvatus BTN Gunung Palung Sungai Batu Barat-Matan 260 455 3
8 Komodo Varanus komodoensis BBKSDA NTT Pulau Ontobe TWA 17 Pulau 660 6 16
73
3
Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung
Program yaang terkait dengan pe embanguna an kehutana an di bidanng pengend dalian DAS
dan huttan lindung (PDASHL)) yaitu Prog gram Penge endalian DAAS dan Huttan Lindung g. Program
ini bertujuan untuk meningka atkan fungssi DAS dann daya dukkung DAS pada kawa asan hutan
lindung dan luar ka
awasan huttan melalui pengelolaan DAS seca ara lebih efiisien, optimal, adil dan
berkela
anjutan untuuk dapat mengelola su umber dayaa hutan dan n lahan den ngan tetap memenuhi
kaidah sustainablle forest managemen
m nt (SFM). Hasil (outccome) yang g diharapk kan adalah
berkuraangnya lahaan kritis pad
da DAS prioritas dan Hutan Lindung sehing gga dapat mengurangi
m
resiko bencana
b alam, dan meningkatka
m an kesejahtteraan massyarakat dalam usaha komoditas
kehutannan.
3.1. Perencana
aan dan Ev
valuasi Pen
ngendalian DAS
Daerah alirran sungai merupakan
m suatu wilay n yang merupakan satu kesatuan
yah daratan
em sungaii dan ana
ekosiste ak sungain nya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yaang berasaal dari curah hujan ke danau ata ara alami (PP No. 37
au laut seca
Tahun 2012).
2
3.1.1. Lahan Krittis
Lah
han kritis ad
dalah lahan
n yang fung ang baik sebagai mediia produksi
gsinya kura
untuk menuumbuhkan tanaman
t ya ayakan atau yang tidak dibudiday
ang dibudida yakan.
Pennetapan lahan kriitis
menurut Pe erdirjen P.4/V-SET/ 2013 Luass Lahan Krittis Tahun
mengacu pada tutupan laha an, 200 06, 2011 daan 2013
erosi, topo ografi dan manajeme en.
Lahan ya ang termassuk didala am
(Dalam Ribuan)
40,000
kategori lahan kritis akan
kehilangan fungsinyya sebaggai 20,000
Luas
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 77
geologi yanng terjadi karena pergerakan massa batuan atau
a tanah dengan be
erbagai tipe
eperti jatuhnya bebatuan atau gum
dan jenis se mpalan bessar tanah.
3.2. Konservas
si Tanah da
an Air
600,000
400,000 mendukung sistem penyangga
200,000 kehid
dupan tetapp terjaga.
‐
Realisasi kegiatan rehabilitasi
2011 201
12 2013 201
14 2015 hutan dan lahaan kurun waktu
w tahun
Taahun Kegiatan
n
20111 s.d. 2015 disajikan dalam
d tabel
3.2. Kegiatan RHL tahun 2015
terca
apai seluas 214.150 haa.
Gamba
ar 3.2 Grafik Perkembangan
n Kegiatan Rehabilitasi Reha
abilitasi H
Hutan dan Lahan
Hutan dan Lahan tahu
un 2011 s.d. 20
015
diselenggarakan melalui kegiata
an :
3.2.1. Rehabilitas
si Hutan
Keg
giatan rehaabilitasi huttan yang dilaksanaka
d an tahun 22011 s.d. 2015
2 lebih
diprioritaskan pada lah
han dengan n kriteria san
ngat kritis dan
d kritis.
Rehabilitasi adala
ah upaya
Perrkembangann kegiatan re
eboisasi penaanaman jen nis pohon hutan
h pada
Tahun 20
011 s.d. 20155 kawa asan hutann rusak yang berupa
lahann kosong, alang-allang atau
sema ak belukar untuk menggembalikan
Luas (Dalam ribuan)
78 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
a. Hutan Rakyat
Pe
erkembangann Rehabilitassi Lahan/Hutan
Hutan Rakyat adalah
a hutaan
yang tumb buh di atas tanah yan ng Rakyat Tahun 2011
T s.d.2015
dibebani hak milik atau ha ak
10
substrat lu
umpur atau u lumpur
5
berpasir.
0
Keggiatan pe
enanaman
2011 2012 2013 2014 201
15
hutan mangrove/pan ntai yang
dilaksanaka an di seluruh Tahun Kegiatan
Indonesia pada
p tahun 2011 s.d.
2015 seluas 32.1 164 ha,
sebagaima ana dapat diilihat pada Gamba
ar 3.5 Grafik Perrkembangan Ke
egiatan Rehabilittasi Hutan
tabel 3.7. Mangrove//Pantai Tahun 2
2011 s.d. 2015
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 79
Tekknologi konsservasi tana
ah diterapka
an melalui bangunan
b kkonservasi tanah
t yang
dalam pelaksanaann nya diarah hkan dengan menerrapkan tekknologi yang ramah
lingkungan dan dapatt diterima masyarakat,
m mengguna akan bahan n baku alammi, terdapatt
di lokasi se
erta tidak me
enimbulkan n dampak neegatif terhadap lingkun
ngan.
Ban
ngunan tekn
nik konserva
asi tanah diimaksud ad
dalah :
a. Dam
m Pengenda
ali
Dam m pengenda ali adalah bendungan
b kecil yang dapat
d mena ampung air (tidak lolos
air), denga an konstruksi urugan n
tanah, uru ugan tana ah dengan n Bangu
unan Dam Pengendali
lapisan ked u konstruksi
dap air atau Tah
hun 2011 s.d.. 2015
beton (tipe busuur) untukk
mengendallikan erosi dan banjirr
80
dan dibua at pada alur jurang//
Jumlah Unit
60
sungai ke ecil, denggan tinggi
40
maksimum 8 m. Ma anfaat dari
20
Dam Pen ngendali antara
a lain
n
0
dapat men ngendalikan
n endapan n
2011 2012 2013 2014 201
15
aliran air yaang ada di permukaan n
tanah yang g berasal dari
d daerahh Tahun Kegiiatan
tangkapan air di bagia an hulunya,,
dan berfun ngsi sebaggai sumberr
air bagi ma asyarakat da
an irigasi. Gam
mbar 3.6 Graffik Kegiatan Pem
mbuatan Bangun
nan Dam
Peng
gendali Tahun 2
2011 s.d. 2015
Gamb
bar 3.7 Grafikk Kegiatan Pemb
buatan Banguna
an Dam
Penah han Tahun 20111 s.d. 2015
80 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
c. Pen
ngendali Jurrang (Gully Plug)
Banngunan dali
pengend
jurang adalah bend dungan ke ecil Bangun
nan Dam Penngendali
yang loloss air yang dibuat pada Tahu
un 2011 s.d. 2
2015
parit-parit melintang alur pa arit
dengan ko onstruksi brronjong batu, 80
kayu atau bambu.
b
Jumlah Unit
60
Pemmbangunan bangunan 40
4000
3000
2000 Selamma periode 5 tahun ter
rakhir sejak
k
1000 tahun 2011 s.d. 2015 telah
0
dilaksa
anakan pembanguna an sumurr
2011 20012 2013 201 14 2015 resapaan sebanyyak 8.781 unit, data
T
Tahun Kegiatan selenggkapnya dittampilkan dalam
d tabel
3.11.
e. Emb
bung Air
Embbung air adalah an
banguna Pembangunan Embun ng Air
penampun ng air beerbentuk kolam
k yan
ng Tahun 2011 s.d. 2015
berfungsi untuk menampung air hujan/a air
limpasan atau air rembesan
r pada laha
an 200
tadah hujaan yang be
erguna seba agai sumbe
er
Jumlah Unit
150
air untuk memenuhi
m kebutuhan pada musimm 100
kemarau. 50
0
da
Pad tahun 2015 tidak ad
da 2011 2
2012 2013 20
014 2015
penambah han bangun nan embung g air. Selam
ma
periode 5 tahun tera akhir sejak tahun 2011 Tahun Kegiatan
s.d. 2015 telah dilakssanakan peembanguna an
embung air seb
banyak 5
556 unit,,
Gambar 3..10 Grafik Keg
giatan Pembuataan Bangunan
sebagaimaana disajikaan dalam ta
abel 3.12. Embung A Air Tahun 2011 s.d.
s 2015
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 81
3.3. Perbenihan Tanaman
n Hutan
Sebagaimaana tercantum dalamm Peratura an Pemerin ntah Nomoor 44 Tah hun 1995,
perbeniihan tanam
man adalah segala sessuatu yang berkaitan dengan
d ngadaan, pengelolaan
pen
dan perredaran ben
nih tanaman
n.
D
Definisi bibiit dalam pe
eraturan Menteri Kehuutanan Nom mor P.17/MMenhut-II/20
012 adalah
tumbuh
han muda ha asil pengem
mbangbiakaan secara ge
eneratif ata
au vegetatif.
3.3.1. Kebun Bib
bit Rakyat (KBR)
(
Perkembangan Kegiatan KBR
KBRR adalah ke
ebun bibit yang
y Taahun 2011 s.d
d. 2015
dikelola ole
eh kelompook masyara akat
yang bera anggotakan baik laki--laki 15,000
maupun perempuaan, mellalui
Jumlah Unit
10,000
pembuatan n bibit berbagai je enis
5,000
tanaman hutan
h dan atau tanam man
serbaguna (MPTTs) y
yang 0
pembiayaa annya dapat bersum mber 2
2011 2012 2013 2014 20
015
dari dana pemerinta ah atau non Tahun Kegiatan
pemerintahh. (Peratu uran Men nteri
Kehutanan RI No. P.17/Menhut-
II/2012). Ga
ambar 3.11 Gra
afik Kegiatan KB
BR Tahun 2010 s.d.
s 2015
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 83
84
Tabel 3.1 Luas dan Penyebaran Lahan Kritis Tahun 2006, Tahun 2011 dan Tahun 2013
Provinsi Tahun
No BPDASHL 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 13,444 24,484 7,806 5,622 6,022
1. Krueng Aceh 13,444 24,484 7,806 5,622 6,022
2 Sumatera Utara 40,941 34,795 23,121 6,006 5,776
2. Wampu Sei Ular 16,717 13,422 10,796 4,301 3,521
3. Asahan Barumun 24,224 21,373 12,325 1,705 2,255.46
3 Sumatera Barat 6,220 5,958 7,725 4,691 5,564.00
4. Agam Kuantan 6,220 5,958 7,725 4,691 5,564.00
4 Riau 10,680 21,791 11,750 3,456 2,606.00
5. Indragiri Rokan 10,680 21,791 11,750 3,456 2,606.00
5 Jambi 6,970 15,352 19,588 4,507 3,707.00
6. Batanghari 6,970 15,352 19,588 4,507 3,707.00
6 Sumatera Selatan 15,289 24,288 21,058 4,995 4,795.00
7. Musi 15,289 24,288 21,058 4,995 4,795.00
7 Bengkulu 20,149 14,112 18,025 6,855 5,005.00
8. Ketahun 20,149 14,112 18,025 6,855 5,005.00
8 Lampung 41,682 56,152 40,284 15,551 14,701.00
9. Way Seputih Sekampung 41,682 56,152 40,284 15,551 14,701.00
9 Bangka Belitung 5,124 5,733 1,954 874 894
10. Baturusa Cerucuk 5,124 5,733 1,954 874 894
10 Kepulauan Riau 1,105 1,726 2,083 1,218 1,318.30
11. Kepulauan Riau 1,105 1,726 2,083 1,218 1,318.30
11 DKI Jakarta 15 270 8 - -
12. Citarum Ciliwung 15 270 8 - -
12 Jawa Barat 32,458 40,452 15,794 11,262 10,912.23
12. Citarum Ciliwung 14,592 11,985 5,754 6,275 6,100.00
13. Cimanuk Citanduy 17,866 28,467 10,040 4,987 4,812.23
13 Jawa Tengah 39,791 80,563 56,391 31,149 31,114
13. Cimanuk Citanduy - 5,857 1,822 1,214 1,214
14. Pemali Jratun 11,219 32,289 29,719 12,143 12,178
15. Serayu Opak Progo 15,893 38,774 20,801 15,417 15,346.90
16. Solo 12,680 3,643 4,049 2,375 2,374.70
14 D.I. Yogyakarta 453 21,403 135 5,324 5,294.29
15. Serayu Opak Progo 453 21,403 135 5,324 5,294.29
15 Jawa Timur 18,212 54,038 51,453 4,930 21,697.23
16. Solo 16 11,666 11,666 - 4,833.40
17. Brantas 3,321 26,622 26,322 - 12,033.83
18. Sampean 14,875 15,750 13,465 4,930 4,830.00
16 Banten 62 7,265 12,796 225 -
12. Citarum Ciliwung 62 7,265 12,796 225 -
17 Bali 2,351 8,050 16,018 6,115 6,115.00
19. Unda Anyar 2,351 8,050 16,018 6,115 6,115.00
18 Nusa Tenggara Barat 12,425 24,714 21,914 6,565 7,140.00
20. Dodokan Moyosari 12,425 24,714 21,914 6,565 7,140.00
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 9
1 Nanggroe Aceh Darussalam 2,815 5,000 500 500 900
1. Krueng Aceh 2,815 5,000 500 500 900
2 Sumatera Utara 11,410 7,005 6,500 1,050 800
2. Wampu Sei Ular 7,007 3,000 5,000 800 -
3. Asahan Barumun 4,403 4,005 1,500 250 800
3 Sumatera Barat 500 745 1,500 200 1,073
4. Agam Kuantan 500 745 1,500 200 180
6. Batanghari 175
5. Indragiri Rokan 718
4 Riau 3,615 2,562 1,500 850 -
5. Indragiri Rokan 3,615 2,562 1,500 850 -
5 Jambi 3,690 7,750 6,350 800 -
6. Batanghari 3,690 7,750 6,350 800 -
6 Sumatera Selatan 1,760 5,000 3,500 400 200
7. Musi 1,760 5,000 3,500 400 200
7 Bengkulu 5,300 5,000 6,000 2,050 200
8. Ketahun 5,300 5,000 6,000 2,050 200
8 Lampung 15,000 8,800 8,300 1,750 900
9. Way Seputih Sekampung 15,000 8,800 8,300 1,750 900
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - 850 100 200
11. Kepulauan Riau - - 850 100 200
11 DKI Jakarta - 270 - - -
12. Citarum Ciliwung - 270 - - -
12 Jawa Barat 5,600 2,949 1,750 350 -
12. Citarum Ciliwung 4,300 1,825 1,250 175 -
13. Cimanuk Citanduy 1,300 1,124 500 175 -
13 Jawa Tengah 200 1,363 821 70 -
13. Cimanuk Citanduy - 102 100 - -
14. Pemali Jratun 200 533 200 - -
15. Serayu Opak Progo - 322 321 70 -
16. Solo - 406 200 - -
14 D.I. Yogyakarta 453 125 135 30 -
15. Serayu Opak Progo 453 125 135 30 -
15 Jawa Timur 1,500 650 500 100 -
16. Solo - - - - -
17. Brantas 1,000 500 200 - -
18. Sampean 500 150 300 100 -
16 Banten - 175 1,250 225 -
12. Citarum Ciliwung - 175 1,250 225 -
17 Bali 200 200 1,000 300 300
19. Unda Anyar 200 200 1,000 300 300
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 8,891 10,629 19,484 7,306 5,122.00
1. Krueng Aceh 8,891 10,629 19,484 7,306 5,122.00
2 Sumatera Utara 16,190 29,531 27,790 16,621 4,956.46
2. Wampu Sei Ular 4,157 9,710 10,422 5,796 3,501.00
3. Asahan Barumun 12,033 19,821 17,368 10,825 1,455.46
3 Sumatera Barat 4,834 5,720 5,213 6,225 4,491.00
4. Agam Kuantan 4,834 5,720 5,213 6,225 4,491.00
4 Riau 13,456 7,065 19,229 10,250 2,606.00
5. Indragiri Rokan 13,456 7,065 19,229 10,250 2,606.00
5 Jambi 3,219 3,280 7,602 13,238 3,707.00
6. Batanghari 3,219 3,280 7,602 13,238 3,707.00
6 Sumatera Selatan 14,780 13,529 19,288 17,558 4,595.00
7. Musi 14,780 13,529 19,288 17,558 4,595.00
7 Bengkulu 5,785 14,849 9,112 12,025 4,805.00
8. Ketahun 5,785 14,849 9,112 12,025 4,805.00
8 Lampung 1,764 26,682 47,352 31,984 13,801.00
9. Way Seputih Sekampung 1,764 26,682 47,352 31,984 13,801.00
9 Bangka Belitung 3,165 5,124 5,733 1,954 874.00
10. Baturusa Cerucuk 3,165 5,124 5,733 1,954 874.00
10 Kepulauan Riau 2,532 1,105 1,726 1,233 1,118.30
11. Kepulauan Riau 2,532 1,105 1,726 1,233 1,118.30
11 DKI Jakarta 20 15 - 8 -
12. Citarum Ciliwung 20 15 - 8 -
12 Jawa Barat 29,266 26,858 37,503 14,044 10,912.23
12. Citarum Ciliwung 6,283 10,292 10,160 4,504 6,100.00
13. Cimanuk Citanduy 22,983 16,566 27,343 9,540 4,812.23
13 Jawa Tengah 53,877 39,591 79,200 55,570 31,078.84
13. Cimanuk Citanduy - - 5,755 1,722 1,214.24
14. Pemali Jratun 42,218 11,019 31,756 29,519 12,143.00
15. Serayu Opak Progo - 15,893 38,452 20,480 15,346.90
16. Solo 11,659 12,680 3,237 3,849 2,374.70
14 D.I. Yogyakarta 26,442 - 21,278 - 5,294.29
15. Serayu Opak Progo 26,442 - 21,278 - 5,294.29
15 Jawa Timur 16,089 33,586 53,388 50,394 21,697.23
16. Solo - 16 11,666 12,203 4,833.40
17. Brantas 2,321 19,196 26,122 25,026 12,033.83
18. Sampean 13,768 14,375 15,600 13,165 4,830.00
16 Banten 15 62 7,090 11,546 -
12. Citarum Ciliwung 15 62 7,090 11,546 -
17 Bali 10,230 2,151 7,850 15,018 5,815.00
19. Unda Anyar 10,230 2,151 7,850 15,018 5,815.00
18 Nusa Tenggara Barat 17,129 11,925 21,714 17,914 6,015.00
20. Dodokan Moyosari 17,129 11,925 21,714 17,914 6,015.00
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 8,816.00 10,623.00 19,464.00 7,296.00 5,112.00
1. Krueng Aceh 8,816.00 10,623.00 19,464.00 7,296.00 2,862.00
2. Wampu Sei Ular 2,250.00
2 Sumatera Utara 16,160.00 29,531.00 27,774.72 16,561.20 4,946.46
2. Wampu Sei Ular 4,142.00 9,710.00 10,407.00 5,741.00 3,491.00
3. Asahan Barumun 12,018.00 19,821.00 17,367.72 10,820.20 1,455.46
3 Sumatera Barat 4,785.00 5,705.00 5,187.61 6,215.00 4,481.00
4. Agam Kuantan 4,785.00 5,705.00 5,187.61 6,215.00 1,858.00
5. Indragiri Rokan 1,650.00
6. Batanghari 973.00
4 Riau 13,318.00 7,024.00 19,159.00 10,250.00 2,596.00
5. Indragiri Rokan 13,318.00 7,024.00 19,159.00 10,250.00 2,596.00
5 Jambi 3,174.00 3,265.00 7,572.40 13,238.00 3,707.00
6. Batanghari 3,174.00 3,265.00 7,572.40 13,238.00 3,707.00
6 Sumatera Selatan 14,760.00 13,514.00 19,278.00 17,548.08 4,585.00
7. Musi 14,760.00 13,514.00 19,278.00 17,548.08 4,585.00
7 Bengkulu 5,715.00 14,814.00 9,077.00 12,000.00 4,800.00
8. Ketahun 5,715.00 14,814.00 9,077.00 12,000.00 4,800.00
8 Lampung 1,727.00 26,682.00 47,352.00 31,984.00 13,801.00
9. Way Seputih Sekampung 1,727.00 26,682.00 47,352.00 31,984.00 13,801.00
9 Bangka Belitung 3,125.00 5,099.00 5,697.92 1,953.60 874.00
10. Baturusa Cerucuk 3,125.00 5,099.00 5,697.92 1,953.60 874.00
10 Kepulauan Riau 2,520.00 1,095.00 1,726.00 1,233.00 1,118.30
11. Kepulauan Riau 2,520.00 1,095.00 1,726.00 1,233.00 1,118.30
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 29,186.00 26,799.00 37,456.77 14,027.00 4,812.23
12. Citarum Ciliwung 6,253.00 10,254.00 10,120.00 4,487.00 -
13. Cimanuk Citanduy 22,933.00 16,545.00 27,336.77 9,540.00 4,812.23
13 Jawa Tengah 53,814.00 39,549.00 79,165.21 55,560.08 24,355.84
13. Cimanuk Citanduy - - 5,755.23 1,722.00 1,214.24
14. Pemali Jratun 42,165.00 10,994.00 31,731.00 29,509.00 6,069.00
15. Serayu Opak Progo - 15,875.00 38,442.08 20,480.00 15,075.90
16. Solo 11,649.00 12,680.00 3,236.90 3,849.08 1,996.70
14 DI Yogyakarta 26,411.00 - 21,263.00 - 5,284.29
15. Serayu Opak Progo 26,411.00 - 21,263.00 - 5,284.29
15 Jawa Timur 16,079.00 33,548.00 53,357.60 50,326.00 21,192.23
16. Solo - - 11,655.60 12,183.00 4,833.40
17. Brantas 2,311.00 19,173.00 26,102.00 25,006.00 11,528.83
18. Sampean 13,768.00 14,375.00 15,600.00 13,137.00 4,830.00
16 Banten - - 7,080.00 11,546.30 -
12. Citarum Ciliwung - - 7,080.00 11,546.30 -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 75.00 6.00 20.00 10.00 10.00
1. Krueng Aceh 75.00 6.00 20.00 10.00 10.00
2 Sumatera Utara 30.00 - 15.00 60.00 10.00
2. Wampu Sei Ular 15.00 - 15.00 55.00 10.00
3. Asahan Barumun 15.00 - - 5.00 -
3 Sumatera Barat 49.00 15.00 25.00 10.00 10.00
4. Agam Kuantan 49.00 15.00 25.00 10.00 10.00
4 Riau 138.00 41.00 70.00 - 10.00
5. Indragiri Rokan 138.00 41.00 70.00 - 10.00
5 Jambi 45.00 15.40 30.00 - -
6. Batanghari 45.00 15.40 30.00 - -
6 Sumatera Selatan 20.00 15.00 10.00 10.00 10.00
7. Musi 20.00 15.00 10.00 10.00 10.00
7 Bengkulu 70.00 35.00 35.00 25.00 5.00
8. Ketahun 70.00 35.00 35.00 25.00 5.00
8 Lampung 37.00 - - - -
9. Way Seputih Sekampung 37.00 - - - -
9 Bangka Belitung 40.00 25.00 34.80 - -
10. Baturusa Cerucuk 40.00 25.00 34.80 - -
10 Kepulauan Riau 12.00 10.00 - - -
11. Kepulauan Riau 12.00 10.00 - - -
11 DKI Jakarta 20.00 15.10 - 8.00 -
12. Citarum Ciliwung 20.00 15.10 - 8.00 -
12 Jawa Barat 80.00 59.00 46.00 17.00 -
12. Citarum Ciliwung 30.00 38.00 40.00 17.00 -
13. Cimanuk Citanduy 50.00 21.00 6.00 - -
13 Jawa Tengah 63.00 42.40 35.00 10.00 5.00
13. Cimanuk Citanduy - - - - -
14. Pemali Jratun 53.00 24.70 25.00 10.00 5.00
15. Serayu Opak Progo - 17.70 10.00 - -
16. Solo 10.00 - - - -
14 DI Yogyakarta 31.00 - 15.00 - 10.00
15. Serayu Opak Progo 31.00 - 15.00 - 10.00
15 Jawa Timur 10.00 38.20 30.00 68.00 5.00
16. Solo - 15.60 10.00 20.00 -
17. Brantas 10.00 22.60 20.00 20.00 5.00
18. Sampean - - - 28.00 -
16 Banten 15.00 62.00 10.00 - -
12. Citarum Ciliwung 15.00 62.00 10.00 - -
17 Bali - - - - -
19. Unda Anyar - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - 10.00 10.00 10.00 10.00
20. Dodokan Moyosari - 10.00 10.00 10.00 10.00
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,520 - 650 - -
1. Krueng Aceh 1,520 - 650 - -
2 Sumatera Utara 100 909 400 - 20
2. Wampu Sei Ular 100 888 400 - 20
3. Asahan Barumun - 21 - - -
3 Sumatera Barat 100 - 300 - -
4. Agam Kuantan 100 - 300 - -
4 Riau 500 554 600 - -
5. Indragiri Rokan 500 554 600 - -
5 Jambi 200 - 150 - -
6. Batanghari 200 - 150 - -
6 Sumatera Selatan - - 400 - -
7. Musi - - 400 - -
7 Bengkulu 170 - 100 - -
8. Ketahun 170 - 100 - -
8 Lampung 250 - 400 - -
9. Way Seputih Sekampung 250 - 400 - -
9 Bangka Belitung 90 5 193 - 20
10. Baturusa Cerucuk 90 5 193 - 20
10 Kep. Riau 255 360 480 - -
11. Kepulauan Riau 255 360 480 - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 330 637 240 - -
12. Citarum Ciliwung 120 401 140 - -
13. Cimanuk Citanduy 210 236 100 - -
13 Jawa Tengah 290 1,323 470 - 35
13. Cimanuk Citanduy - - - - -
14. Pemali Jratun 140 1,323 400 - 35
15. Serayu Opak Progo - - 70 - -
16. Solo 150 - - - -
14 DI Yogyakarta 381 - 30 - -
15. Serayu Opak Progo 381 - 30 - -
15 Jawa Timur 250 760 1,250 - -
16. Solo - - 200 - -
17. Brantas 100 150 700 - -
18. Sampean 150 610 350 - -
16 Banten - 409 - - -
12. Citarum Ciliwung - 409 - - -
17 Bali 150 - - - -
19. Unda Anyar 150 - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 150 140 140 - -
20. Dodokan Moyosari 150 140 140 - -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 1 - - -
1. Krueng Aceh 1 1 - - -
2 Sumatera Utara 3 3 7 3 -
2. Wampu Sei Ular 1 1 1 - -
3. Asahan Barumun 2 2 6 3 -
3 Sumatera Barat - 2 3 - -
4. Agam Kuantan - 2 3 - -
4 Riau 3 - 3 - -
5. Indragiri Rokan 3 - 3 - -
5 Jambi 8 - - - -
6. Batanghari 8 - - - -
6 Sumatera Selatan - 1 1 1 -
7.Musi - 1 1 1 -
7 Bengkulu - 3 2 6 -
8. Ketahun - 3 2 6 -
8 Lampung - - 1 2 -
9. Way Seputih Sekampung - - 1 2 -
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - -
11. Kepulauan Riau - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 19 7 7 40 2
12. Citarum Ciliwung - - - - 2
13. Cimanuk Citanduy 19 7 7 40 -
13 Jawa Tengah 1 35 22 13 -
13. Cimanuk Citanduy 1 22 5 1 -
14. Pemali Jratun - - - - -
15. Serayu Opak Progo - - - 1 -
16. Solo - 13 17 11 -
14 DI Yogyakarta - - - - -
15. Serayu Opak Progo - - - - -
15 Jawa Timur 2 3 7 5 -
16. Solo - 2 6 5 -
17. Brantas 2 1 1 - -
18. Sampean - - - - -
16 Banten - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
17 Bali - - - - -
19. Unda Anyar - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 2 4 - - -
20. Dodokan Moyosari 2 4 - - -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 4 9 3 100
1. Krueng Aceh 16 4 9 3 100
2 Sumatera Utara 32 29 31 12 6
2. Wampu Sei Ular 27 18 12 10 6
3. Asahan Barumun 5 11 19 2 -
3 Sumatera Barat 1 - - - -
4. Agam Kuantan 1 - - - -
4 Riau 4 - - - -
5. Indragiri Rokan 4 - - - -
5 Jambi - - - - -
6. Batanghari - - - - -
6 Sumatera Selatan - 1 2 1 -
7.Musi - 1 2 1 -
7 Bengkulu 2 11 4 3 -
8. Ketahun 2 11 4 3 -
8 Lampung - 9 12 4 -
9. Way Seputih Sekampung - 9 12 4 -
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - -
11. Kepulauan Riau - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 28 32 70 34 726
12. Citarum Ciliwung - - - - 226
13. Cimanuk Citanduy 28 32 70 34 500
13 Jawa Tengah 33 145 170 148 217
13. Cimanuk Citanduy 11 18 21 14 -
14. Pemali Jratun - 75 74 78 6
15. Serayu Opak Progo - 39 46 43 30
16. Solo 22 13 29 13 181
14 DI Yogyakarta - 12 11 13 -
15. Serayu Opak Progo - 12 11 13 -
15 Jawa Timur 188 164 138 188 526
16. Solo 32 40 76 38 237
17. Brantas 117 106 28 106 215
18. Sampean 39 18 34 44 74
16 Banten - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
17 Bali 4 3 - 3 50
19. Unda Anyar 4 3 - 3 50
18 Nusa Tenggara Barat 31 24 - 20 7
20. Dodokan Moyosari 31 24 - 20 7
19 Nusa Tenggara Timur 5 - - 1 -
21. Benain Noelmina 5 - - 1 -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - -
1. Krueng Aceh - - - - -
2 Sumatera Utara - - - - -
2. Wampu Sei Ular - - - - -
3. Asahan Barumun - - - - -
3 Sumatera Barat - - - - -
4. Agam Kuantan - - - - -
4 Riau - - - - -
5. Indragiri Rokan - - - - -
5 Jambi - - - - -
6. Batanghari - - - - -
6 Sumatera Selatan - - - - -
7. Musi - - - - -
7 Bengkulu - - - - -
8. Ketahun - - - - -
8 Lampung - - - - -
9. Way Seputih Sekampung - - - - -
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - -
11. Kepulauan Riau - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat - - - 29 575
12. Citarum Ciliwung - - - - 575
13. Cimanuk Citanduy - - - 29 -
13 Jawa Tengah 34 78 78 102 220
13. Cimanuk Citanduy - - - 8 -
14. Pemali Jratun - - - 21 -
15. Serayu Opak progo 34 78 78 73 70
16. Solo - - - - 150
14 D.I. Yogyakarta 5 28 49 43 -
15. Serayu Opak progo 5 28 49 43 -
15 Jawa Timur 4 26 30 28 -
16. Solo - - - - -
17. Brantas 4 20 10 12 -
18. Sampean - 6 20 16 -
16 Banten - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
17 Bali - - - - -
19. Unda Anyar - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - -
20. Dodokan Moyosari - - - - -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 40 20 - - -
1. Krueng Aceh 40 20 - - -
2 Sumatera Utara 25 49 40 - 50
2. Wampu Sei Ular 25 45 40 - 50
3. Asahan Barumun - 4 - - -
3 Sumatera Barat 20 - - - -
4. Agam Kuantan 20 - - - -
4 Riau 34 - 118 - -
5. Indragiri Rokan 34 - 118 - -
5 Jambi - 5 - - -
6. Batanghari - 5 - - -
6 Sumatera Selatan 20 12 1 - -
7. Musi 20 12 1 - -
7 Bengkulu 34 26 54 - -
8. Ketahun 34 26 54 - -
8 Lampung 121 32 84 - -
9. Way Seputih Sekampung 121 32 84 - -
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - -
11. Kepulauan Riau - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 306 184 102 122 2,745
12. Citarum Ciliwung - 90 - - 2,745
13. Cimanuk Citanduy 306 94 102 122 -
13 Jawa Tengah 72 494 350 178 461
13. Cimanuk Citanduy 33 - - - -
14. Pemali Jratun - 291 171 127 -
15. Serayu Opak Progo 16 78 102 14 181
16. Solo 23 125 77 37 280
14 D.I. Yogyakarta 16 28 17 45 69
15. Serayu Opak Progo 16 28 17 45 69
15 Jawa Timur 263 312 117 466 -
16. Solo 87 196 70 88 -
17. Brantas 91 102 - 256 -
18. Sampean 85 14 47 122 -
16 Banten - 10 - - -
12. Citarum Ciliwung - 10 - - -
17 Bali 218 185 100 200 -
19. Unda Anyar 218 185 100 200 -
18 Nusa Tenggara Barat 25 3 - - -
20. Dodokan Moyosari 25 3 - - -
Provinsi Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 - 2 - -
1. Krueng Aceh 3 - 2 - -
2 Sumatera Utara - 2 22 - -
2. Wampu Sei Ular - - - - -
3. Asahan Barumun - 2 22 - -
3 Sumatera Barat - - - - -
4. Agam Kuantan - - - - -
4 Riau - - - - -
5. Indragiri Rokan - - - - -
5 Jambi - 1 - - -
6. Batanghari - 1 - - -
6 Sumatera Selatan - 3 16 1 -
7. Musi - 3 16 1 -
7 Bengkulu - 2 - - -
8. Ketahun - 2 - - -
8 Lampung - - 2 - -
9. Way Seputih Sekampung - - 2 - -
9 Bangka Belitung - - - - -
10. Baturusa Cerucuk - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - -
11. Kepulauan Riau - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
12 Jawa Barat 9 19 15 - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
13. Cimanuk Citanduy 9 19 15 - -
13 Jawa Tengah 6 12 12 2 -
13. Cimanuk Citanduy 6 6 - - -
14. Pemali Jratun - 3 9 - -
15. Serayu Opak Progo - 3 3 2 -
16. Solo - - - - -
14 D.I. Yogyakarta 1 4 2 3 -
15. Serayu Opak Progo 1 4 2 3 -
15 Jawa Timur 10 28 6 38 -
16. Solo - - 1 - -
17. Brantas - 22 - 12 -
18. Sampean 10 6 5 26 -
16 Banten - - - - -
12. Citarum Ciliwung - - - - -
17 Bali 18 14 11 16 -
19. Unda Anyar 18 14 11 16 -
18 Nusa Tenggara Barat 18 13 - 9 -
20. Dodokan Moyosari 18 13 - 9 -
Tahun
No BPDAS 2011 2012 2013 2014 2015
Unit Batang Unit Batang Unit Batang Unit Batang Unit Batang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BPDAS Krueng Aceh 356 8,900,000 360 9,000,000 175 4,375,000 70 1,750,000 5 -
2 BPDAS Wampu Sei Ular 368 9,200,000 227 5,675,000 295 7,375,000 120 3,000,000 25 -
3 BPDAS Asahan Barumun 544 13,600,000 300 7,500,000 300 7,500,000 120 3,000,000 25 -
4 BPDAS Agam Kuantan 98 2,450,000 105 2,625,000 150 3,750,000 60 1,500,000 0 -
5 BPDAS Indragiri Rokan 341 8,525,000 433 10,825,000 250 6,250,000 100 2,500,000 5 -
6 BPDAS Batanghari 195 4,875,000 211 5,275,000 293 7,325,000 117 2,925,000 10 -
7 BPDAS Musi 328 8,200,000 306 7,650,000 300 7,500,000 80 2,000,000 5 -
8 BPDAS Ketahun 268 6,700,000 384 9,600,000 300 7,500,000 120 3,000,000 40 -
9 BPDAS Way Seputih Sekampung 518 12,950,000 655 16,375,000 667 16,675,000 240 6,000,000 5 -
10 BPDAS Kepulauan Riau 56 1,400,000 75 1,875,000 75 1,875,000 40 1,000,000 15 -
11 BPDAS Baturusa Cerucuk 56 1,400,000 74 1,850,000 76 1,900,000 20 500,000 55 -
12 BPDAS Citarum Ciliwung 321 12,840,000 430 17,200,000 400 16,000,000 200 8,000,000 90 -
13 BPDAS Cimanuk Citanduy 250 10,000,000 474 18,960,000 200 8,000,000 80 3,200,000 90 -
14 BPDAS Pemali Jratun 364 14,560,000 517 20,680,000 500 20,000,000 200 8,000,000 75 -
15 BPDAS Serayu Opak Progo 368 14,720,000 446 17,840,000 366 14,640,000 200 8,000,000 71 -
16 BPDAS Solo 366 14,640,000 493 19,720,000 400 16,000,000 160 6,400,000 109 -
17 BPDAS Brantas 444 17,760,000 477 19,080,000 300 12,000,000 120 4,800,000 30 -
18 BPDAS Sampean 310 12,400,000 390 15,600,000 280 11,200,000 112 4,480,000 15 -
19 BPDAS Kapuas 393 9,825,000 214 5,350,000 248 6,200,000 99 2,475,000 0 -
20 BPDAS Kahayan 109 2,725,000 96 2,400,000 100 2,500,000 40 1,000,000 6 -
21 BPDAS Barito 373 9,325,000 200 5,000,000 200 5,000,000 82 2,050,000 50 -
22 BPDAS Mahakam Berau 251 6,275,000 183 4,575,000 200 5,000,000 80 2,000,000 15 -
23 BPDAS Unda Anyar 111 2,775,000 157 3,925,000 167 4,175,000 69 1,725,000 41 -
24 BPDAS Dodokan Moyosari 292 7,300,000 300 7,500,000 300 7,500,000 120 3,000,000 10 -
25 BPDAS Benain Noelmina 600 15,000,000 352 8,800,000 600 15,000,000 210 5,250,000 5 -
26 BPDAS Tondano 296 7,400,000 224 5,600,000 378 9,450,000 191 4,775,000 10 -
27 BPDAS Bone Bolango 150 3,750,000 166 4,150,000 175 4,375,000 70 1,750,000 60 -
28 BPDAS Palu Poso 214 5,350,000 238 5,950,000 152 3,800,000 61 1,525,000 0 -
29 BPDAS Lariang Mamasa 195 4,875,000 279 6,975,000 350 8,750,000 140 3,500,000 3 -
30 BPDAS Saddang 268 6,700,000 221 5,525,000 250 6,250,000 100 2,500,000 7 -
31 BPDAS Jeneberang Walanae 464 11,600,000 282 7,050,000 307 7,675,000 145 3,625,000 0 -
32 BPDAS Sampara 379 9,475,000 247 6,175,000 400 10,000,000 160 4,000,000 5 -
33 BPDAS Ake Malamo 157 3,925,000 109 2,725,000 150 3,750,000 90 2,250,000 5 -
34 BPDAS Wae Hapu Batu Merah 152 3,800,000 100 2,500,000 125 3,125,000 50 1,250,000 5 -
35 BPDAS Remu Ransiki 123 3,075,000 128 3,200,000 152 3,800,000 60 1,500,000 0 -
36 BPDAS Memberamo 192 4,800,000 200 5,000,000 470 11,750,000 150 3,750,000 15 -
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
Tahun
No Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015*
(Batang) (Batang) (Batang) (Batang) (Batang)
1 2 3 4 5 6 7
1 Nanggroe Aceh Darussalam 43,480,973 26,596,808 46,254,654 36,992,418 3,368,403
2 Sumatera Utara 83,310,009 51,953,702 149,963,386 175,034,062 45,939,035
3 Sumatera Barat 25,271,567 21,457,352 20,303,764 46,214,927 1,701,002
4 Riau 162,696,292 224,376,144 203,068,136 283,938,688 245,523,315
5 Jambi 76,378,732 77,688,348 92,569,350 89,342,609 4,076,140
6 Sumatera Selatan 119,315,390 153,688,339 213,198,467 178,831,072 83,247,847
7 Bengkulu 14,318,473 17,921,869 22,511,800 18,997,206 2,871,717
8 Lampung 64,459,571 63,204,517 68,546,279 41,991,446 20,943,138
9 Bangka Belitung 5,635,306 11,382,188 2,878,074 6,708,777 8,303,437
10 Kepulauan Riau 5,359,947 3,241,022 8,051,471 6,785,075 884,931
11 DKI Jakarta 6,486,948 3,063,251 63,527,910 63,445,570 38,145
12 Jawa Barat 64,280,027 175,917,443 209,989,056 112,205,319 99,388,467
13 Jawa Tengah 121,610,799 86,248,480 94,271,730 123,932,711 118,564,915
14 D.I. Yogyakarta 6,151,325 11,419,753 2,337,076 4,603,721 3,179,257
15 Jawa Timur 187,667,123 197,890,682 206,961,617 158,996,336 114,583,133
16 Banten 9,085,902 16,799,753 32,116,551 19,288,412 16,694,919
17 Bali 12,773,122 14,161,492 12,517,951 8,447,400 4,316,093
18 Nusa Tenggara Barat 35,560,415 28,520,315 30,613,756 19,960,724 9,467,662
19 Nusa Tenggara Timur 48,539,340 20,249,585 4,165,083 26,746,107 3,637,325
20 Kalimantan Barat 39,427,802 53,536,407 58,755,711 86,165,805 4,129,504
21 Kalimantan Tengah 36,863,532 54,913,154 54,414,712 59,782,189 45,136,327
22 Kalimantan Selatan 50,699,802 22,220,235 21,846,866 20,941,426 6,644,564
23 Kalimantan Timur 53,659,392 116,940,228 29,654,207 108,658,739 55,742,083
24 Sulawesi Utara 16,303,078 11,098,046 12,667,250 26,469,282 63,605,197
25 Sulawesi Tengah 28,025,236 16,826,443 16,717,600 16,038,623 12,931,883
26 Sulawesi Selatan 74,113,770 39,850,689 30,792,865 28,904,143 2,891,332
27 Sulawesi Tenggara 34,789,424 15,770,632 15,855,036 29,140,390 11,144,835
28 Gorontalo 10,204,041 8,836,836 9,622,456 6,839,662 4,929,315
29 Sulawesi Barat 25,053,263 21,722,726 26,070,791 7,747,529 1,808,500
30 Maluku 11,054,928 6,441,013 1,914,883 6,178,130 424,000
31 Maluku Utara 13,319,676 6,364,201 10,319,023 3,196,269 209,050
32 Papua Barat 12,826,793 10,532,969 38,011,753 4,902,679 2,875,919
33 Papua 17,870,333 13,413,330 4,691,272 18,605,745 2,908,667
Jumlah 1,516,592,331 1,604,247,952 1,815,180,535 1,846,033,191 1,002,110,057
Ket * : Data belum final
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 111
4.4. Industri Primer Kehutanan
4.4.1. Pengertian Industri Primer Hasil Hutan Kayu
Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007 Industri Primer Hasil Hutan Kayu adalah
pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Jenis barang-barang produksi hasil industri primer hasil hutan
kayu antara lain kayu gergajian (sawn timber), serpih kayu (chipwood), bubur kayu
(pulp), kayu lapis/triplek (plywood), vinir, dan LVL (laminated veneer lumber).
4.4.2. Pengertian Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu
Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007 Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu
adalah pengolahan hasil hutan berupa bukan kayu menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi. Jenis barang-barang produksi hasil industri primer hasil hutan
bukan kayu antara lain minyak kemiri, madu, minyak kayu putih, dan lain-lain.
4.4.3. IUIPHHK
Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk
mengolah kayu bulat dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis
produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh
pejabat yang berwenang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK)
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.13/MenLHK-II/2015 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan .
Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) memiliki dua jenis
kapasitas produksi yaitu kapasitas produksi 6.000 m3 atau lebih per tahun dan
kapasitas produksi di atas 2.000 m3 per tahun sampai dengan kurang 6.000 m3 per
tahun. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) dengan kapasitas
produksi 6.000 m3 atau lebih per tahun diberikan oleh Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) atas nama Menteri, sedangkan Industri Primer Hasil
Hutan Kayu (IUIPHHK) dengan kapasitas produksi di atas 2.000 m 3 per tahun
sampai dengan kurang 6.000 m3 per tahun diberikan oleh Gubernur.
4.4.4. IUIPHHBK
Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) adalah izin
untuk mengolah hasil hutan bukan kayu menjadi satu atau beberapa jenis produk
pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat
yang berwenang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK)
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.13/MenLHK-II/2015 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan .
Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) memiliki dua
jenis kapasitas produksi yaitu kapasitas produksi 6.000 m3 atau lebih per tahun dan
kapasitas produksi di atas 2.000 m3 per tahun sampai dengan kurang 6.000 m3 per
tahun. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) dengan
kapasitas produksi 6.000 m3 atau lebih per tahun diberikan oleh Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas nama Menteri, sedangkan Industri
Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) dengan kapasitas produksi di atas
2.000 m3 per tahun sampai dengan kurang 6.000 m3 per tahun diberikan oleh
Gubernur.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 113
4.5.7. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari
hutan. Jenis-jenis HHBK adalah rotan, getah damar, getah pinus, dan lain-lain.
115
Sumber: Direktorat Jenderal Penglolaan Hutan Produksi Lestari, SK 5622/MenLHK-PHPL/KPHP/2015 tanggal 10 Desember 2015
Tabel 4.2 Luas Hutan Produksi Yang Dibebani Hak Per Provinsi Tahun 2015
116
Luas Hutan Luas Hutan Produksi Yang Dibebani Hak (ha)
No Provinsi Produksi Hutan Alam Hutan Tanaman IUPHHBK
IUPK Sylvopastura IUPJL Jumlah
(ha) IUPHHK-HA IUPHHK-RE IUPHHK-HTI IUPHHBK-HA IUPHHBK-HT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 D. I. Aceh 755,545.00 218,315.16 - 232,401.00 4,740.00 - - - 455,456.16
2 Sumatera Utara 1,421,905.00 343,603.00 - 368,650.00 - - 73.00 - 712,326.00
3 Sumatera Barat 781,448.00 183,705.00 - 51,464.90 - - - - 235,169.90
4 Riau 4,632,258.00 183,238.00 154,077.00 1,631,304.00 8,000.00 21,418.00 - - 1,998,037.00
5 Kepulauan Riau 479,455.78 - - - - - - - 0.00
6 Jambi 1,233,476.00 56,045.00 85,050.00 694,657.00 - - - - 835,752.00
7 Bengkulu 210,916.00 56,070.00 12,672.00 - - - - - 68,742.00
8 Sumatera Selatan 2,098,949.00 56,000.00 60,470.00 1,303,010.00 - - - 22,800.00 1,442,280.00
9 Kep. Bangka Belitung 433,577.00 - - 244,322.00 - - - - 244,322.00
10 Lampung 225,090.00 - - 115,834.00 - - 543.00 - 116,377.00
11 DKI Jakarta 158.35 - - - - - - - 0.00
12 Jawa Barat 393,117.00 - - - - - - - 0.00
13 Banten 76,437.00 - - - - - - - 0.00
14 Jawa Tengah 546,290.00 - - - - - - - 0.00
15 D.I Yogyakarta 13,851.28 - - - - - - - 0.00
16 Jawa Timur 782,772.00 - - - - - - - 0.00
17 B a l i 8,626.36 - - - - - - - 0.00
18 N T B 437,309.00 28,664.00 - 68,590.00 - - - - 97,254.00
19 N T T 583,647.00 - - 54,175.00 - - - - 54,175.00
20 Kalimantan Barat 4,457,681.00 1,169,430.00 14,080.00 1,922,136.00 - - - - 3,105,646.00
21 Kalimantan Tengah 9,742,813.00 4,011,855.37 145,406.00 623,884.43 - - - 25,800.00 4,806,945.80
22 Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara 9,302,924.00 5,169,540.56 86,450.00 1,904,391.00 - - - - 7,160,381.56
23 Kalimantan Selatan 1,040,272.00 231,066.00 - 552,255.00 - - - - 783,321.00
24 Sulawesi Utara 287,990.00 26,800.00 - 7,500.00 - - - - 34,300.00
25 Gorontalo 423,407.00 - - 75,920.00 - - - - 75,920.00
26 Sulawesi Tengah 2,010,107.00 571,875.00 - 73,320.00 - - - - 645,195.00
27 Sulawesi Tenggara 962,006.00 - - 54,280.00 - 434.00 - - 54,714.00
28 Sulawesi Selatan 641,846.00 - - 18,350.00 - - - - 18,350.00
29 Sulawesi Barat 425,156.00 163,205.00 - 47,610.00 - - - - 210,815.00
30 Maluku 2,862,823.00 692,645.00 - 66,205.00 - - - - 758,850.00
31 Maluku Utara 1,712,663.00 565,594.00 - 65,908.00 - - - - 631,502.00
32 Papua 14,816,932.00 3,656,340.00 - 524,675.00 101,580.00 - - - 4,282,595.00
33 Papua Barat 5,441,290.00 2,476,948.00 - - 165,055.00 - - - 2,642,003.00
Tahun
No Provinsi s.d. 2011 s.d. 2012 s.d. 2013 s.d. 2014 s.d. 2015
UM Luas (ha) UM Luas (ha) UM Luas (ha) UM Luas (ha) UM Luas (ha)
1 Aceh 7 405,129.00 7 405,129.00 3 170,900.00 4 249,161.16 3 218,315.16
2 Sumatera Utara 7 343,603.00 7 343,603.00 6 296,603.00 7 343,603.00 7 343,603.00
3 Sumatera Barat 3 106,145.00 4 189,475.00 4 184,145.00 4 183,705.00 4 183,705.00
4 Riau 6 308,158.00 6 308,158.00 4 229,228.00 4 229,228.00 4 183,238.00
5 Jambi 2 56,045.00 2 56,045.00 2 56,045.00 2 56,045.00 2 56,045.00
6 Sumatera Selatan 1 56,000.00 1 56,000.00 1 56,000.00 1 56,000.00 1 56,000.00
7 Bengkulu 2 56,070.00 2 56,070.00 2 56,070.00 2 56,070.00 2 56,070.00
8 Kalimantan Barat 24 1,157,655.00 25 1,221,880.00 25 1,221,880.00 24 1,169,430.00 24 1,169,430.00
9 Kalimantan Tengah 59 4,028,716.00 60 4,189,810.37 60 4,182,850.37 59 4,041,090.00 57 4,011,855.37
10 Kalimantan Selatan 4 243,241.00 4 243,241.00 4 240,101.00 4 231,066.00 4 231,066.00
11 Kalimantan Timur 81 5,294,615.00 84 5,710,955.00 83 5,291,905.00 81 5,126,334.00 58 3,303,759.85
12 Kalimantan Utara 0 - 0 - 0 - 0 - 23 1,865,780.71
13 Sulawesi Utara 1 26,800.00 1 26,800.00 1 26,800.00 1 26,800.00 1 26,800.00
14 Gorontalo 3 145,000.00 1 21,500.00 0 - 0 - 0 -
15 Sulawesi Tengah 12 779,245.00 11 679,245.00 11 610,125.00 11 610,125.00 10 571,875.00
16 Sulawesi Tenggara 2 89,590.00 2 89,590.00 2 89,590.00 0 - 0 -
17 Sulawesi Barat 4 184,285.00 4 184,285.00 3 163,205.00 3 163,205.00 3 163,205.00
18 Nusa Tenggara Barat 0 - 0 - 1 28,664.00 1 28,664.00 1 28,664.00
19 Maluku 11 660,085.00 13 739,195.00 13 733,645.00 12 692,645.00 12 692,645.00
20 Maluku Utara 16 829,800.00 12 653,960.00 10 565,594.00 11 611,659.00 11 565,594.00
21 Papua 24 4,922,023.00 25 4,799,040.00 24 4,077,755.00 24 3,823,340.00 24 3,656,340.00
22 Papua Barat 23 3,717,170.00 23 3,690,188.00 18 2,802,338.00 18 2,476,948.00 18 2,476,948.00
Total 292 23,409,375.00 294 23,664,169.37 277 21,083,443.37 273 20,175,118.16 269 19,860,939.09
Keterangan : Data untuk Provinsi Kalimantan Timur dan Utara digabung pada 2013 dan 2014 setelah pemekaran Provinsi
S b : Di
Sumber Direktorat
kt t Jenderal
J d l Pengelolaan
P l l Hutan
H t Produksi
P d k i Lestari
L t i
Luas Izin IUPHHK‐HA Tahun 2011 s.d. 2015
2015, 19.860.939,09 2011, 23.409.375,00
2014, 20.175.118,16
2012, 23.664.169,37
2013, 21.083.443,37
Gambar 4.1 Grafik Luas Izin IUPHHK-HA Tahun 2011 s.d. 2015
Jumlah Unit IUPPHK‐HTI 2011 s.d. 2015
2015 2011
280 215
2012
2014 238
277 2013
254
Blok Tahun 2011 Blok Tahun 2012 Blok Tahun 2013 Blok Tahun 2014 Blok Tahun 2015 Jumlah
NO Provinsi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
% % % % % %
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 NAD 450.00 48.00 10.67 - - - - - - - 2,100.00 - - 2,550.00 48.00 1.88
2 Sumatera Utara 64,848.70 27,188.00 41.93 76,505.80 27,251.80 35.62 46,951.40 13,001.40 27.69 55,409.80 17,193.44 31.03 1,600.38 492.00 30.74 245,316.08 85,126.64 34.70
3 Sumatera Barat 7,005.00 1,652.00 23.58 8,795.00 2,419.00 27.50 7,828.00 317.00 4.05 1,500.00 1,500.00 100.00 7,643.00 250.70 3.28 32,771.00 6,138.70 18.73
4 Riau 233,042.01 112,210.74 48.15 299,808.40 125,701.06 41.93 259,019.13 142,703.28 55.09 337,646.82 299,567.00 88.72 233,947.00 126,719.00 54.17 1,363,463.36 806,901.08 59.18
5 Jambi 81,329.00 39,336.85 48.37 95,754.00 37,824.39 39.50 117,446.00 38,795.17 33.03 127,059.59 39,093.00 30.77 71,402.00 36,293.00 50.83 492,990.59 191,342.41 38.81
6 Sumatera Selatan 116,213.73 58,482.17 50.32 122,238.16 85,411.05 69.87 158,151.44 115,433.66 72.99 161,644.79 72,679.00 44.96 174,787.00 63,730.00 36.46 733,035.12 395,735.88 53.99
7 Lampung 1,010.00 5,892.57 583.42 7,168.00 1,928.00 26.90 4,411.00 2,342.70 53.11 14,935.34 443.30 2.97 2,124.00 149.34 7.03 29,648.34 10,755.91 36.28
8 Bangka Belitung - 1,016.00 - 1,415.00 10.00 0.71 4,925.06 1,524.23 30.95 2,204.00 135.29 6.14 - - - 8,544.06 2,685.52 31.43
9 Kalimantan Barat 157,662.00 19,796.00 12.56 147,117.87 17,167.00 11.67 111,386.90 16,327.13 14.66 46,128.00 17,021.00 36.90 56,081.59 3,354.00 5.98 518,376.36 73,665.13 14.21
10 Kalimantan Tengah 14,004.41 7,491.00 53.49 17,151.00 7,261.00 42.34 16,685.20 10,488.24 62.86 10,000.00 8,903.88 89.04 16,004.84 11,541.47 72.11 73,845.45 45,685.59 61.87
11 Kalimantan Selatan 30,194.40 6,485.00 21.48 14,724.00 6,955.00 47.24 25,947.00 6,985.80 26.92 7,150.00 423.68 5.93 13,180.00 1,432.00 10.86 91,195.40 22,281.48 24.43
12 Kalimantan Timur 110,452.22 46,560.27 42.15 152,680.00 44,837.77 29.37 167,157.43 42,449.01 25.39 122,270.24 48,238.00 39.45 99,197.20 41,535.00 41.87 651,757.09 223,620.05 34.31
13 Sulawesi Utara 100.00 - - - - - - 72.98 - 2,167.00 181.51 8.38 391.00 - - 2,658.00 254.49 9.57
14 Sulawesi Tengah 1,089.00 225.00 20.66 1,089.00 - - - - - 2,167.00 181.51 8.38 - - - 4,345.00 406.51 9.36
15 Sulawesi Tenggara - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Sulawesi Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Gorontalo - - - 2,000.00 415.00 20.75 3,500.00 1,421.12 40.60 12,099.00 1,276.47 10.55 7,447.11 5,375.00 72.18 25,046.11 8,487.59 33.89
119
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Produksi Kayu Bulat Dari RKTUPHHK Hutan Alam
Seluruh Indonesia RKT 2015
Rencana Realisasi
Persentase
No Provinsi Jumlah UM Volume Volume
(m3) (m3) %
1 2 3 4 5 6
1 NAD 3 - - -
2 SUMATERA UTARA 7 374,543 177,113.69 47.29
3 SUMATERA BARAT 4 123,291 121,924.39 98.89
4 RIAU 4 570,865 89,591.38 15.69
5 JAMBI 2 21,716 - -
6 SUMATERA SELATAN 1 20,099 - -
7 BENGKULU 2 55,029 4,737.30 8.61
8 KALIMANTAN BARAT 24 681,795 22,150.69 3.25
9 KALIMANTAN TENGAH 57 2,766,501 2,115,109.71 76.45
10 KALIMANTAN SELATAN 4 35,632 13,993.49 39.27
11 KALIMANTAN TIMUR 58 1,376,318 1,516,722.78 110.20
12 KALIMANTAN UTARA 23 791,448 679,068.72 85.80
13 SULAWESI UTARA 1 - 2,684.10 -
14 SULAWESI TENGAH 10 148,417 12,175.08 8.20
15 NUSA TENGGARA BARAT 1 - 1,198.88 -
16 SULAWESI BARAT 3 22,172 - -
17 MALUKU 12 323,922 173,822.29 53.66
18 MALUKU UTARA 11 49,842 37,704.87 75.65
19 PAPUA 24 2,342,578 617,007.99 26.34
20 PAPUA BARAT 18 1,278,500 258,173.89 20.19
Jumlah 269 10,300,872 5,843,179.25 56.73
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
127
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Tabel 4.14 Ekspor Produk Industri Kehutanan
128
Tahun 2015
No Jenis
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
1 2 3 4 5 6
1 Panel (US$) 670,973,422 1,443,543,080 2,005,141,950 2,757,894,560
2 Wood Working (US$) 179,951,497 392,147,510 559,802,550 792,891,970
3 Furniture (US$) 366,422,399 652,193,110 1,363,110,780 1,532,579,450
4 Pulp (US$) 428,637,147 872,927,530 1,283,829,100 1,772,302,400
5 Paper (US$) 800,076,939 1,637,705,330 2,294,284,880 3,160,549,600
Total 2,446,061,404 4,998,516,560 7,506,169,260 10,016,217,980
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Grafik Ekspor Industri Kehutanan Tahun 2015
12,000,000,000
10,000,000,000
8,000,000,000
6,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
‐
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
129
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Tabel 4.16 Status Tenaga Kerja Kehutanan Bidang PHPL IUPHHK-HT Per Provinsi s.d. Tahun 2015
130
Status Tenaga Kerja
Jumlah
Bulanan Harian Borongan
No Provinsi
WNI WNA Total WNI WNA Total WNI WNA Total WNI WNA Total
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Nangroe Aceh Darussalam - - - - - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 1,007 1 1,008 952 - 952 979 - 979 2,938 1 2,939
3 Sumatera Barat - - - - - - - - - - - -
4 Riau 2,418 16 2,434 8 - 8 948 - 948 3,374 16 3,390
5 Jambi 1,485 - 1,485 3 - 3 81 - 81 1,569 - 1,569
6 Sumatera Selatan 982 58 1,040 50 - 50 2,598 - 2,598 3,630 58 3,688
7 Bangka Belitung 74 - 74 - - - - - - 74 - 74
8 Bengkulu - - - - - - - - - - - -
9 Lampung - 68 68 - - - - - - - 68 68
10 Kalimantan Barat 285 2 287 31 - 31 261 - 261 577 2 579
11 Kalimantan Tengah 55 3 58 31 - 31 16 - 16 102 3 105
12 Kalimantan Selatan 32 - 32 231 - 231 16 - 16 279 - 279
13 Kalimantan Timur 194 9 203 1,484 - 1,484 143 - 143 1,821 9 1,830
14 Kalimantan Utara - - - - - - - - - - - -
15 Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - -
16 Sulawesi Tengah - - - - - - - - - - - -
17 Sulawesi Tenggara - - - - - - - - - - - -
18 Sulawesi Selatan - - - - - - - - - - - -
19 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - -
20 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - - - -
21 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - - - -
22 Maluku - - - - - - - - - - - -
23 Maluku Utara 37 - 37 12 - 12 47 - 47 96 - 96
24 Papua - - - - - - - - - - - -
25 Papua Barat - - - - - - - - - - - -
131
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Tabel 4.18 Pendidikan Tenaga Kerja Kehutanan Bidang PHPL IUPHHK-HT Per Provinsi s.d. Tahun 2015
132
Pendidikan Tenaga Kerja
Sarjana
No Provinsi Diploma Kehutanan SKMA Sarjana Lainnya Diploma SMA SMP SD
Kehutanan
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nangroe Aceh Darussalam - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 45 - - 42 - 1,434 - -
3 Sumatera Barat - - - - - - - -
4 Riau 119 3 - 428 122 1,743 643 304
5 Jambi 55 3 2 232 65 745 81 55
6 Sumatera Selatan 49 - - 60 35 253 37 32
7 Bangka Belitung 6 - - 5 - 43 -
8 Bengkulu - - - - - - -
9 Lampung 5 - - 4 - 41 -
10 Kalimantan Barat 38 - - 27 58 136 - 287
11 Kalimantan Tengah 19 2 - 12 - 58 36 -
12 Kalimantan Selatan 1 - - 2 - - -
13 Kalimantan Timur 90 - - 5 - 13 1 -
14 Kalimantan Utara - - - - - - - -
15 Sulawesi Utara - - - - - - - -
16 Sulawesi Tengah - - - - - - - -
17 Sulawesi Tenggara - - - - - - - -
18 Sulawesi Selatan - - - - - - - -
19 Sulawesi Barat - - - - - - - -
20 Gorontalo - - - - - - - -
21 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - -
22 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - -
23 Maluku 3 - - - - - - -
24 Maluku Utara 3 - - - - - - -
25 Papua - - - - - - - -
Total 433 8 2 817 280 4,466 798 678
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Gambar 5.1 Mutu Air Laut di Kawasan Teluk Jakarta Dalam Kondisi Tercemar
Dari hasil analisis dan pembahasan 23 titik lokasi sampling kualitas air laut di
kawasan Teluk Jakarta dengan menggunakan metoda storet dapat disimpulkan
bahwa status mutu air laut di kawasan Teluk Jakarta tercemar sedang sebanyak 6
(enam) lokasi dan tercemar berat sebanyak 17 (tujuh belas) lokasi.
Detail lokasi, koordinat, hasil perhitungan (skor) dan status mutu air laut di
kawasan Teluk Jakarta disajikan di Tabel 5.1.
5.1.2. Status Mutu Laut Teluk Benoa
Untuk mengetahui status mutu air laut Teluk Benoa dilakukan pengukuran
kualitas air Teluk Benoa pada 11 lokasi atau titik sampel.
Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar
atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan
dengan baku mutu air yang ditetapkan. Untuk mengetahui status mutu air laut Teluk Benoa
dilakukan analisis status mutu air menggunakan Metode STORET. Hasil analisis STORET
dengan perbandingan terhadap baku mutu air laut untuk wisata bahari disajikan di Tabel 5.3
Analisis Storet Status Mutu Air Laut Teluk Benoa.diperoleh total skor STORET (-) 51. Angka
ini berarti bahwa status mutu air laut Teluk Benoa berada dalam kondisi “buruk” atau “cemar
berat”. Parameter kualitas air yang nilai rata-ratanya melampaui baku mutu air laut untuk
wisata bahari yaitu kecerahan, kadar timbal, kadmium, deterjen, amonia dan penol. Hal ini
menunjukkan bahwa air laut Teluk Benoa telah tercemar oleh beberapa logam berat dan
senyawa toksis. Sementara itu, kadar bahan-bahan sebagai penurun kadar oksigen dan
kadar coliform relatif rendah.
138
Baku Mutu Nilai Skor
No Parameter Satuan
Wisata Bahari Rata-Rata Minimal Maksimal Rata-Rata Minimal Maksimal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
o
1 Suhu C Alami 28.1 26.9 29.5 0 0 0
2 Kecerahan m >6 1.9 5.5 1 -3 -1 -1
3 pH - 7 - 8,5 8.27 8.16 8.35 0 0 0
4 Salinitas 0/00 Alami 32.3 31.4 32.8 0 0 0
5 DO mg/l >5 5.3 6.65 4.41 0 0 -2
6 COD mg/l 13.59 9.33 21.65
7 BOD mg/l 10 6.79 5.38 10.09 0 0 -2
8 Timbal (Pb) mg/l 0.005 0.164 0 0.196 -6 0 -2
9 Kadmium (Cd) mg/l 0.002 0.0051 0 0.0222 -6 0 -2
10 Besi (Fe) mg/l 0.142 0.009 0.287
11 Nitrat (NO3) mg/l 0.008 0.005 0.001 0.014 0 0 0
12 Detergen mg/l 0.001 0.274 0 0.484 -6 0 -2
13 Sulfida (H2S) mg/l Nihil 0 0 0 0 0 0
14 Amonia (NH3) mg/l Nihil 0.001 0 0.003 -6 0 -2
15 Sianida (CN) mg/l 0 0 0
16 Minyak Lemak mg/l 1 0.015 0.003 0.069 0 0 0
17 Phenol mg/l Nihil 4272 3.119 5.881 -6 -2 -2
18 TSS mg/l 20 6.51 1.2109 11.518 0 0 0
19 E, Coli MPN/100 ml 200 0 0 0 0 0 0
20 Coliform MPN/100 ml 1000 1 0 7 0 0 0
Jumlah Skor -33 -3 -15
Total Skor -51
Status Mutu Buruk/Cemar Berat
Keterangan: Baku Mutu Wisata Bahari Menurut Pergub Bali No. 8 Tahun 2008
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Titik Tahun
No Provinsi Sungai
Pantau 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 ACEH KRUENG TAMIANG 7 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
KRUENG BAROE 7 Cemar Berat - Cemar Berat
2 SUMATERA UTARA BATAHAN 6 Cemar Sedang - Cemar Cemar Berat Cemar Berat
3 RIAU INDRAGIRI 13 - - Cemar Berat
SIAK 17 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
ROKAN 13 - - Cemar Berat
KAMPAR 17 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
4 SUMATERA BARAT BATANGHARI 10 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
BATANG KAMPAR 8 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
BATANG KUANTAN 10 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
5 BANGKA BELITUNG BATURUSA 8 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Berat
BUDING 8 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Ringan - Cemar Berat
6 JAMBI BATANGHARI 16 Cemar Sedang - Cemar Cemar Ringan - Cemar Cemar Ringan - Cemar Berat
7 SUMATERA SELATAN MUSI 21 Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Berat
8 LAMPUNG MESUJI 7 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
9 BENGKULU MUSI 12 Cemar Ringan - Cemar Cemar Sedang - Cemar Cemar Ringan - Cemar
10 KEPULAUAN RIAU DAM DURIANGKANG 6 Cemar Ringan - Cemar Memenuhi - Cemar Ringan Cemar Sedang
11 BANTEN CIDURIAN 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
CISADANE 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
12 DKI JAKARTA CILIWUNG 24 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
139
Lanjutan Tabel 5.3
1 2 3 4 5 6 7
140
SUDU (AS PROGO) 1 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
OPAK 10 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
SERANG 3 Cemar Berat Cemar Berat -
16 JAWA TIMUR BENGAWAN SOLO 9 Cemar Sedang - Cemar Cemar Berat Cemar Berat
MADIUN 7 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
KALI SURABAYA 8 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
KALI TENGAH 3 Cemar Berat Cemar Berat -
KALI PORONG 3 Cemar Berat Cemar Berat -
KALI MAS 4 Cemar Berat Cemar Berat -
BRANTAS 11 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
17 BALI TUKAD AYUNG 6 Cemar Ringan - Cemar Memenuhi - Cemar Sedang Memenuhi - Cemar Berat
TUKAD HO 6 Memenuhi - Cemar Sedang Cemar Ringan - Cemar Cemar Ringan - Cemar
TUKAD SABA 6 - Cemar Ringan - Cemar Memenuhi - Cemar Berat
TUKAD DAYA 6 - - Memenuhi - Cemar Ringan
18 NUSA TENGGARA BARAT ANCAR 6 - - Cemar Berat
DODOKAN 6 - - Cemar Berat
BABAK 6 - - Cemar Berat
BRANGBIJI 6 - - Cemar Ringan - Cemar Berat
JANGKOK 8 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
MENINTING 8 Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Berat
19 NUSA TENGGARA TIMUR ASESA 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Berat
NOELMINA 6 Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Berat
LILIBA 3 Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar -
BENANAIN 8 Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar -
DENDENG 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
20 KALIMANTAN BARAT KAPUAS 6 Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Cemar Ringan - Cemar
JELAI 6 Cemar Sedang Cemar Sedang - Cemar Cemar Ringan - Cemar
21 KALIMANTAN SELATAN BARITO 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
MARTAPURA 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
RIAM KIWA 6 Cemar Berat - Cemar Berat
NAGARA 6 Cemar Berat - Cemar Berat
22 KALIMANTAN TENGAH BARITO 21 Cemar Sedang - Cemar - Cemar Sedang - Cemar Berat
JELAI 6 Cemar Berat Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Berat
KAHAYAN 12 - - Cemar Berat
LAMANDAU 6 - - Cemar Ringan - Cemar
23 KALIMANTAN TIMUR MAHAKAM 11 Cemar Berat Cemar Sedang - Cemar Cemar Sedang - Cemar Berat
S. TENGGARONG 1 - - Cemar Sedang
141
Tabel 5.4 Indeks Kualitas Udara Tingkat Provinsi Tahun 2011 s.d. 2015
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 90.96 89.65 91.28 91.20 89.44
2 Sumatera Utara 89.60 85.50 87.81 87.23 88.15
. Sumatera Barat 91.05 86.02 86.41 89.16 88.48
4 Riau 67.07 51.91 52.89 60.30 -
5 Jambi 90.33 84.49 85.46 91.26 82.93
6 Sumatera Selatan 89.34 84.06 83.86 89.25 79.64
7 Bengkulu 87.80 87.26 87.61 86.48 92.51
8 Lampung 87.23 78.44 79.19 85.98 82.26
9 Bangka Belitung 89.52 83.93 84.36 90.39 95.61
10 Kepulauan Riau 90.82 89.46 94.45 95.53 86.61
11 DKI Jakarta 47.21 44.31 41.51 46.28 78.78
12 Jawa Barat 71.03 65.53 65.56 59.24 74.63
13 Jawa Tengah 81.93 79.27 79.43 82.64 81.32
14 DI Yogyakarta 78.51 83.65 86.04 82.01 90.58
15 Jawa Timur 73.84 68.88 72.45 73.20 89.21
16 Banten 74.05 53.13 57.79 53.15 50.65
17 Bali 80.15 83.64 82.80 86.61 92.35
18 Nusa Tenggara Barat 89.51 86.20 86.82 92.83 92.27
19 Nusa Tenggara Timur 92.19 87.84 83.51 77.13 -
20 Kalimantan Barat 95.38 89.19 87.74 84.57 91.57
21 Kalimantan Tengah 93.26 88.48 88.92 92.69 89.87
22 Kalimantan Selatan 88.69 77.46 81.83 88.35 87.60
23 Kalimantan Timur 87.35 83.94 84.79 83.96 96.20
24 Sulawesi Utara 90.77 84.90 83.97 88.55 92.72
25 Sulawesi Tengah 89.07 87.96 87.96 85.99 89.12
26 Sulawesi Selatan 91.42 87.98 87.98 90.43 76.80
27 Sulawesi Tenggara 90.00 84.65 86.50 92.56 83.61
28 Gorontalo 95.06 89.17 90.24 96.20 -
29 Sulawesi Barat 88.89 87.03 86.58 92.23 89.21
30 Maluku 95.01 89.71 90.90 91.81 82.33
31 Maluku Utara 96.94 96.94 96.94 96.94 -
32 Papua Barat 92.51 91.03 91.03 91.03 -
33 Papua 91.07 90.19 88.67 84.24 -
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 75.06 72.67 72.17 72.17 73.26
2 Sumatera Utara 47.20 46.15 45.89 45.89 45.83
3 Sumatera Barat 67.24 65.51 65.13 65.13 64.90
4 Riau 60.49 50.65 50.60 50.60 47.61
5 Jambi 51.85 48.77 47.09 47.09 48.05
6 Sumatera Selatan 34.52 37.54 37.47 37.47 38.15
7 Bengkulu 59.14 55.66 55.03 55.03 54.06
8 Lampung 30.19 30.96 30.92 30.92 31.18
9 Bangka Belitung 39.44 36.76 36.77 36.77 36.41
10 Kepulauan Riau 57.23 53.63 53.30 53.30 53.08
11 DKI Jakarta 32.06 32.06 31.99 31.99 31,99*
12 Jawa Barat 38.24 38.96 38.98 38.98 38.39
13 Jawa Tengah 48.27 51.37 51.33 51.33 48.69
14 DI Yogyakarta 34.15 33.07 33.08 33.08 32.75
15 Jawa Timur 51.72 49.54 49.47 49.47 49.59
16 Banten 37.92 37.16 37.16 37.16 37.52
17 Bali 39.32 38.91 38.90 38.90 39.07
18 Nusa Tenggara Barat 62.83 63.76 63.72 63.72 60.54
19 Nusa Tenggara Timur 57.31 60.26 60.23 60.23 61.08
20 Kalimantan Barat 64.87 60.45 58.73 58.73 58.58
21 Kalimantan Tengah 76.58 70.06 69.53 69.54 69.23
22 Kalimantan Selatan 45.15 44.71 44.51 44.51 45.17
23 Kalimantan Timur 82.36 81.31 80.93 80.93 82.73
24 Sulawesi Utara 63.54 60.31 60.30 60.30 58.17
25 Sulawesi Tengah 91.11 81.48 81.01 81.01 81.77
26 Sulawesi Selatan 50.21 50.16 50.10 50.10 50.85
27 Sulawesi Tenggara 87.08 69.95 69.87 69.87 71.44
28 Gorontalo 83.83 80.69 80.28 80.28 76.63
29 Sulawesi Barat 69.75 67.72 67.59 67.59 67.30
30 Maluku 81.45 82.06 82.04 82.04 82.23
31 Maluku Utara 80.98 82.39 82.22 82.22 83.22
32 Papua Barat 98.91 99.61 99.51 99.51 99,51*
33 Papua 92.54 97.48 97.44 97.44 97,44*
Keterangan:
ITL 2015 menggunakan data penutupan lahan tahun 2014 dari Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (data terbaru
publikasi 2016).
* ITL 2015 menggunakan data sebelumnya (ITL 2013-2014), karena perhitungannya tidak menggunakan rumus sebagaimana
dalam metodologi
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 53.68 57.00 51.54 54.57 49.62
2 Sumatera Utara 60.19 62.00 60.67 56.67 46.00
3 Sumatera Barat 61.90 59.29 52.71 53.71 40.71
4 Riau 55.60 54.30 48.71 47.53 47.65
5 Jambi 58.86 55.00 51.00 52.75 53.75
6 Sumatera Selatan 60.80 55.00 63.20 66.19 69.36
7 Bengkulu 64.10 57.40 64.12 62.67 61.67
8 Lampung 62.96 53.29 62.00 60.86 52.96
9 Bangka Belitung 61.85 59.50 64.25 61.30 64.69
10 Kepulauan Riau 60.88 61.00 58.67 64.29 62.00
11 DKI Jakarta 35.65 41.05 34.71 34.00 30.51
12 Jawa Barat 46.27 43.75 41.80 39.00 55.25
13 Jawa Tengah 48.23 52.40 45.47 51.03 50.91
14 DI Yogyakarta 42.03 49.04 42.57 39.00 33.07
15 Jawa Timur 57.94 57.09 49.10 49.11 50.33
16 Banten 51.04 53.50 47.10 42.86 51.75
17 Bali 56.15 61.50 57.00 60.89 61.25
18 Nusa Tenggara Barat 47.25 54.00 54.13 53.50 42.46
19 Nusa Tenggara Timur 56.73 54.82 50.14 52.48 52.35
20 Kalimantan Barat 63.63 63.25 61.00 64.81 54.33
21 Kalimantan Tengah 54.69 54.25 50.13 49.17 55.33
22 Kalimantan Selatan 54.32 53.26 46.16 44.00 46.95
23 Kalimantan Timur 50.88 51.39 48.67 54.80 57.97
24 Sulawesi Utara 55.95 53.85 47.54 50.00 47.54
25 Sulawesi Tengah 59.93 70.00 65.56 60.67 53.89
26 Sulawesi Selatan 53.44 61.00 57.14 56.29 56.29
27 Sulawesi Tenggara 54.75 56.50 49.38 54.74 50.00
28 Gorontalo 53.50 52.19 50.00 48.49 50.67
29 Sulawesi Barat 55.84 60.84 57.11 58.63 53.37
30 Maluku 48.93 48.67 45.67 48.11 43.11
31 Maluku Utara 54.63 57.57 51.67 50.83 52.96
32 Papua Barat 64.50 54.50 54.44 58.00 55.33
33 Papua 49.43 55.00 58.00 54.67 61.11
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
6.2. Pengelolaan B3
Di era modern ini, globalisasi ekonomi merupakan hal yang tak dapat dihindari.
Kondisi ini meningkatkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Bagi sektor bisnis,
perdagangan, manufaktur, maupun pembangunan, impor maupun ekspor barang atau
komoditas dari negara lain merupakan aktivitas yang penting. Tak terkecuali aktivitas impor
maupun ekspor bahan-bahan kimia yang tergolong B3.
Menurut OSHA (Occupational Safety & Health of the United State Government), B3
adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Sementara itu, menurut Peraturan
Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun,
B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3,
Direktorat Pengelolaan B3 berperan membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup dan kehutanan.
Gamba
ar 6.2 Grafikk Jumlah Lim
mbah B3 Dike
elola Per Sektor
G
Gambar 6.3 Grafik Persentase Jumlah Limbah B3
B Dikelola P
Per Sektor
Berrdasarkan hasil
h penila
aian kinerja
a pengelolaaan limbah B3 periode tahun
2014 - 20115 terdapatt 505.630,3 34 ton (0,40%) limbah h B3 yang dimanfaatkkan dari
125.540.8227,76 ton juumlah limba ah B3 yangg dihasilkan
n oleh 2699 perusahaa
an yang
dipantau baaik secara langsung, tidak langsung, maupun n melalui metode PRO
OPER.
G
Gambar 6.4 Grafik Limba
ah B3 Diman
nfaatkan Periode Tahun 2
2014-2015
1 Pengumpulan 41 2 6 31 2
2 Pemanfaatan 169 25 33 88 23
3 Pengolahan 65 19 3 35 8
4 Penimbunan 20 8 2 9 1
5 Dumping 19 6 1 12 0
6 Pengangkutan 287 12 17 238 20
Ekspor
7 37 1 1 35 0
Limbah B3*
Impor Limbah
8 144 7 3 134 0
Non B3
Total 782 80 66 582 54
Perizinan yang dikeluarkan dalam rangka pemanfaatan limbah B3, jenis izinnya
meliputi:
1. Izin Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi bahan baku,
2. Izin Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi sumber energi,
3. Izin Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku,
Kegiatan verifikasi lapangan Pengolahan Limbah B3 dilaksanakan untuk memastikan
kondisi di lapangan sesuai dengan dokumen yang diajukan oleh pemohon usaha atau
kegiatan ke Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3. Verifikasi
lapangan dilakukan setelah proses pembahasan teknis kegiatan Pengolahan Limbah B3
antara KLHK dengan pemohon usaha dan/atau kegiatan.
Sementara itu, jenis perizinan pengolahan limbah B3 pada tahun 2015 adalah
sebagai berikut : 1) Insinerator; 2) Boiler; 3) Elektrokoagulasi; 4) Bioremediasi; 5) Tank
Cleaning, 6)Sludge Oil Recovery
Jenis perizinan penimbunan limbah B3 meliputi perizinan penimbunan limbah B3 di
fasilitas penimbunan akhir (landfill), dam tailing, penempatan kembali di area bekas tambang
(backfilling), dan sumur injeksi (reinjection).
Jenis perizinan Dumping Limbah B3 meliputi izin pembuangan tailing dari kegiatan
pertambangan dan izin dumping serbuk bor dari hasil pemboran usaha, kegiatan eksplorasi,
dan/atau eksploitasi di laut menggunakan lumpur bor berbahan dasar sintentis (synthetic-
based mud). Selama tahun 2015, permohonan maupun izin yang terbit dari Seksi Dumping
Limbah B3 hanya lah untuk kegiatan dumping dari limbah industri minyak dan gas bumi.
Salah satu layanan kegiatan Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
adalah analisis dan pencetakan barcode (QR Code) untuk pengangkutan limbah B3. Review
terhadap permohonan dilakukan melalui verifikasi dokumen dengan mengundang pihak
pemohon di kantor Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan.
Permohonan rekomendasi terdiri dari perpanjangan rekomendasi yang telah habis
masa berlakunya, penambahan alat angkut baru bagi perusahaan yang telah memiliki
Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3, dan perusahaan pengangkutan limbah B3 baru.
Perusahaan pengangkut yang baru mengajukan rekomendasi pada tahun 2015 adalah 109
perusahaan (38%). Tumbuhnya jumlah rekomendasi pengangkutan limbah B3 sebagian
disebabkan perubahan legalitas perusahaan pengangkut limbah B3 dari bentuk badan
usaha ke bentuk badan hukum, sehingga memiliki identitas baru dan mendapatkan kode
manifes yang baru. Diantara pemohon rekomendasi pengangkutan limbah B3 terdapat 5
perusahan penghasil limbah B3. Alasan mereka melakukan upaya pengangkutan limbah B3
sendiri antara lain karena di daerahnya tidak tersedia jasa pengangkut limbah B3 atau untuk
mempermudah proses pelaksanaan izin pemanfaatan limbah B3 yang telah dimiliki
perusahaan.
Dalam hal importasi limbah non B3 dan notifikasi ekspor limbah B3, kami merujuk
pada Konvensi Basel, yang telah diratifikasi melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 61
Tahun 1993. Pada tahun 2015, delegasi Indonesia hadir pada COP (Conference of The
Jenis Limbah B3
Luas Tonase
No Provinsi Lokasi Sumber
(m2) (ton)
Kontaminasi
1 2 3 4 5 6
A Sektor PEM
1 Riau Kabupaten Bengkalis, Riau Heavy Oil 10.000,00 2.872,80
Kabupaten Siak, Provinsi Crude Oil
2 Riau 1.086,00 1.935,50
Riau Contaminated
Crude Oil
3 Riau Kabupaten Rokan Hilir, Riau 219,00 156,80
Contaminated
Crude Oil
4 Riau Kabupaten Bengkalis, Riau 12.260,00 4.779,60
Contaminated
Sumatera Kabupaten Musi Banyu asin,
5 Drilling Cutting 140,00 237,00
Selatan Sumatera Selatan
Kabupaten Penukal Abab
Sumatera
6 Lematang Ilir, Sumatera Sludge Oil 1.443,00 8.447,11
Selatan
Selatan
Kabupaten Tanjung Jabung
7 Jambi Sludge Oil 512,00 5.639,90
Timur, Jambi
Grafik Perbandingan Total Luasan Grafikk Perbandinngan Total TTonase
SSPLT
LT Tahun 2015 SSPLT Tah
hun 2015
P
PEM MA
AJA NON INSTITUSSI PEM MAJA NON INSTITUSI
Grafik Luasan (SSPLT) Grafik Tonase (SSPLT)
Per Provinsi Per Provinsi
50,000.00 400000
45,000.00 350000
40,000.00
300000
35,000.00
30,000.00 250000
25,000.00 200000
20,000.00 150000
15,000.00
100000
10,000.00
5,000.00 50000
‐ 0
Gambar 6.6 Perbandingan total luasan dan tonase setiap provinsi tahun 2015
Jumlah
Jumlah Jumlah Izin
Sub Jumlah Limbah Persentase Jumlah Limbah Persentase Persentase Jumlah Limbah Persentase Persentase Industri Persentase
No Kegiatan Limbah Kementerian
Sektor Yang Dipantau (%) Dikelola (ton) (%) (%) Tidak Dikelola (%) (%) yang (%)
Dimanfaatkan Lingkungan
dipantau
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Penilaian PEM 89.349.113,09 71,17 89.349.112,81 71,33 11,928.85 2.36 0.28 0.00 65.00 20.63 34.00 12.64
Kinerja Prasarana 25,63 31.903.082,65 25,47 12,572.12 2.49 274,208.54 95.90 124.00 39.37 108.00 40.15
Perizinan Jasa 32.177.291,19
Pengelolaa Manufaktur 1,47 1.836.971,81 1,47 409,914.70 81.07 11,728.81 4.10 77.00 24.44 91.00 33.83
n Limbah 1.848.700,63
B3 Agro 2.165.722,85 1,73 2.165.722,85 1,73 71,214.67 14.08 - - 49.00 15.56 36.00 13.38
Industri
Total 25.540.827,76 100,00 125.254.890,13 100,00 505,630.34 100.00 285,937.64 100.00 315.00 100.00 269.00 100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan, Beracun dan Berbahaya
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 179
7.1. Adaptasi Perubahan Iklim
Hasil proyeksi dari curah hujan klimatologi disajikan pada Gambar, berturut-
turut untuk wilayah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Manado, Kabupaten
Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan. Secara umum proyeksi hujan rata-rata
bulanan 25-tahunan untuk kelima wilayah tersebut menunjukkan adanya kemungkinan
perubahan curah hujan di masa akan datang, dimana ketidakpastian perubahan
curah hujan semakin meningkat khususnya pada skenario perubahan iklim RCP8.5.
Berdasarkan nilai median dari 5 GCM, rata-rata perubahan klimatologi curah hujan
bulanan tidak lebih dari ±10%. Ringkasan nilai rata-rata perubahan curah hujan tersaji
pada Tabel, masing-masing untuk skenario RCP4.5 dan RCP8.5.
Tabel 7.1 Nilai rata-rata perubahan curah hujan bulanan klimatologi (%)
berdasarkan skenario RCP4.5 dari Model GCM
Tabel 7.2 Nilai rata-rata perubahan curah hujan bulanan klimatologi (%)
berdasarkan skenario RCP8.5 dari 5 model GCM
Hasil Proyeksi perubahan suhu udara rata-rata bulanan juga disajikan untuk
kelima wilayah kajian (Gambar 6-10). Hasil proyeksi secara konsisten menunjukkan
adanya peningkatan suhu udara rata-rata di masa mendatang. Nilai median
dariluaran 5 model GCM menunjukkan peningkatan suhu udara rata-rata (klimatologi)
mulai dari sekitar 0,65ºC pada periode 2016-2040, 1,2ºC pada periode 2046-2070, hingga
sekitar 1,5ºC pada periode 2076-2100. Nilai tersebut relatif lebih rendah dibandingkan
dengan peningkatan suhu berdasarkan nilai median dari skenario ekstrim RCP8.5, yang
mencapai lebih dari 1,5ºC pada periode 2046-2070 dan lebih dari 2,5ºC pada periode
2076-2100.
180 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
Tabel 7.3 Nilai rata-rata perubahan suhu udara bulanan klimatologi (ºC)
berdasarkan skenario RCP4.5 dari 5 model GCM
Tabel 7.4 Nilai rata-rata perubahan suhu udara bulanan klimatologi (ºC)
berdasarkan skenario RCP8.5 dari 5 model GCM
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 181
Tabel 7.5 Capaian Sasaran Penurunan Konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO)
Sasaran strategis jangka panjang yang ingin dicapai adalah Menurunkan Konsumsi
Bahan Perusak Ozon (BPO)
Pencapaian sasaran strategis tersebut dilaksanakan secara bertahap, dan untuk
tahun 2015 yang ingin dicapai adalah :
1. Persentase tingkat penurunan konsumsi bahan perusak ozon jenis HCFC dari 403,9 ODP
ton tahun 2013 menjadi 282,71 ODP ton atau 30%.
2. Terselenggarakannya pembinaan teknis dalam upaya penurunan konsumsi BPO
3. Terselenggarakannya pemantauan dan evaluasi dalam rangka penurunan konsumsi BPO
4. Terselenggaranya kerjasama internasional dalam rangka penurunan konsumsi BPO
Indikator sasaran yang dipilih merupakan indikator yang dapat menggambarkan
upaya yang dilakukan dalam menurunkan konsumsi bahan perusak ozon (BPO), antara lain
melalui penetapan alokasi impor BPO bagi Importir Tetap dan Produsen untuk tahun 2015,
perusahaan yang melaksanakan alih teknologi dari HCFC ke Non HCFC untuk sektor AC,
Refrigerasi dan Foam, pelaksanaan pembinaan teknis dalam upaya penurunan konsumsi
BPO dan rekomendasi impor BPO dan barang berbasis sistem pendingin dalam rangka
penurunan konsumsi BPO.
Pemerintah Indonesia sebagai negara pihak Protokol Montreal memiliki kewajiban
dalam menghapuskan Bahan Perusak Ozon (BPO) yang digunakan di Indonesia untuk
mendukung Program Perlindungan Lapisan Ozon. Keberhasilan Pemerintah Indonesia
dalam menghapuskan impor BPO jenis chlorofluorocarbon (CFC) yang banyak dikenal
dengan sebutan Freon R-12 dan R-11 sejak 1 Januari 2008, mendorong Pemerintah untuk
terus berupaya mengurangi penggunaan BPO lainnya seperti hidroklorofluorokarbon
(HCFC) yang merupakan bahan pengganti CFC.
182 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
HCFC bannyak digunaakan sebaggai cairan pendingin
p d AC dan refrigerasi. Gas ini
di
tidak ssaja memiliiki kemamp
puan meru usak lapisa an ozon, namun
n a memiliki potensi
juga
pemmanasan global. Oleh h karena ittu, seluruh negara
pihaak Protokoll Montreal sepakat untuk memp percepat
pennghapusan BPO jenis HCFC yang g dilakukan
n secara
grad dual. Dalam MOP P Montreal Protocol ke -25,
tangggal 16 s.dd. 23 Novemmber 2014 di Paris, konfrensi
k
terssebut memb bahas antarra lain menggenai tekno
ologi dan
bahhan alterna atif pengga anti BPO pada sek ktor Air
Con nditioning (AC)
( ensial, foam
reside m, refrigerasi dan
sektor Fumigas si.
Gamba
ar 7.1 Grafik target perccepatan
peng
ghapusan pro oduksi
dan konsumsi
k HCCFC
Indonesia didalam
d keputusan Mo ah termasukk kedalam artikel 5
ontreal Protocol adala
yang mana
m konssumsi perkkapitanya dibawah
d 0,3 kg makka dengan demikian negara
Indonessia berkewajiban untuuk mentaati keputusann Montreal Protocol d
diantaranya
a adalah
sbb:
Decisio
on XIX/6:
“ Articlle 5 Partie
es to have e complete ed the acc celerated phase-out
p o
of productiion and
consummption in 20
030, on the basis
b of the
e following reduction
r ste
eps:
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 183
Tabel 7.6 Data Konsumsi BPO Indonesia pada Tahun 2015
Alokasi Nasional Alokasi Nasional Realisasi Realisasi
Jenis HCFC
(MT) (ODP) (MT) (ODP)
1 2 3 4 5
HCFC-22 3260 179,30 1860,27 102,31
HCFC-141b 760 83,6 380 41,80
HCFC-123 167 3,34 81,92 1,64
HCFC-225 14 0,35 4,55 0,11
HCFC polycold 0,02 0 0 0
Tabel 7.7 Data Konsumsi BPO Indonesia pada Tahun 2012 s.d 2014
Jumlah Impor (MT)
No Jenis Bahan Perusak Ozon
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
1 2 3 4 5
1 HCFC – 141b 1.096,40 1.300,00 810
2 HCFC – 22 3.662,39 2.977,00 2.229,66
3 HCFC – 123 190.93 100,46 108,82
4 HCFC – 225 27,29 19,37 8,50
5 HCFC -142b 24,86 6,41 0
6 Metil Bromida 202,00 254,00 176
184 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
Tabel 7.8 Daftar Perusahaan AC yang melakukan Alih Teknologi dari HCFC-22
menjadi HFC-32 Tahun 2015
NilaiHibah NilaiHibah
No Nama Perusahaan
(USD) (IDR)
1 2 3 4
1 PT Gita Mandiri Tehnik 136,006.40 1.888.720.876,80
2 PT Fata Sarana Makmur 79.237.20 1.109.400.037,20
Disektor Refrigerasi, alih teknologi dilakukan dari HCFC-22 menjadi HFC-32. Pada
tahun 2015 tercatat ada 3 perusahaan yang ditargetkan selesai melaksanakan alih
teknologi, yaitu PT Sumo Elco Mandiri, PT Alpine Cool Utama, PT Rotaryana Prima dengan
rincian pembayaran mengenai ketiga perusahaan seperti tertera pada tabel 7.9.
Tabel 7.9 Daftar Perusahaan Refrigerasi yang melakukan Alih Teknologi dari HCFC-
22 menjadi HFC-32 Tahun 2015
Nilai Hibah
No. Nama Perusahaan Nilai Hibah (USD)
(IDR)
1 2 3 4
1 PT Sumo ElcoMandiri 356.112,00 4.853.213.040,00
2 PT Alpine Cool Utama 307.596,00 4.312.598.452,00
3 PT Rotaryana Prima 189,118.40 2.580.331.449,60
Di sektor Foam, ada 4 perusahaan yang telah selesai melakukan alih teknologi dari
HCFC ke non-HCFC tahun 2015. Keempat perusahaan tersebut yaitu PT. Nayati Indonesia,
PT. Adiputro Wirasejati, CV. Rizata Wijaya dan CV. Sinar Mulia Sejahtera. PT. Nayati
Indonesia melakukan konversi ke Cyclopentane (CP), sementara ketiga perusahaan lainnya
ke HFC-245fa. Rincian mengenai keempat perusahaan tersebut diberikan pada tabel 7.10.
Tabel 7.10 Daftar Perusahaan Foam yang melakukan alih teknologi dari HCFC ke
non-HCFC tahun 2015
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 185
Dengan telah selesainya konversi di 4 perusahaan tersebut, berarti total 8
perusahaan yang sudah melakukan alih teknologi di sektor foam sejauh ini dari 26
perusahaan yang terdaftar di Project Document sejak tahun 2013. Keberhasilan alih
teknologi di 8 perusahaan ini didukung oleh Blending Houses yang membantu KLHK dari
mengajak perusahaan melakukan penandatangan Agreement sampai selesainya proses alih
teknologi.
Kebutuhan konsumsi BPO di Indonesia dipenuhi melalui impor. Sehubungan dengan
itu, untuk mengontrol dan memantau konsumsi BPO di Indonesia, dilakukan penetapan
alokasi BPO secara nasional dan bagi tiap-tiap importir BPO. Bagi pelaku usaha yang akan
melakukan impor BPO maka salah satu syaratnya harus melampirkan MSDS bahan BPO
yang akan diimpor dan kartu kendali bahan BPO yang telah direalisasikan.Adapun maksud
pelampiran MSDS dan kartu kendali tersebut adalah untuk memantau BPO yang akan
diimpor dan berapa BPO yang telah direalisasikan impornya. Pemantauan impor Bahan
Perusak Ozon dilakukan pada perusahaan importir dengan mengecek Kartu Kendali importir
dan mencocokkan dengan alokasi importir.
Pemantauan dan pengawasan barang masuk BPO dilakukan oleh surveyor di
pelabuhan asal serta Bea Cukai di 7 pelabuhan saat barang masuk, seluruh bandara
Internasional dan Kawasan Industri Cikarang, seperti yang tertera pada Permendag No.
3/M-DAG/Per/01/2012Tentang Ketentuan Impor BPO dan Permendag No. 57/M-
DAG/Per/6/2015 Tentang Penambahan Pelabuhan Tujuan. Namun demikian, fakta di
lapangan masih banyak pula modus-modus yang dilakukan para importir untuk memasukan
barang ke Indonesia dengan cara ilegal misalnya warna kemasan dan isi tabung tidak
sesuai. Selain itu juga masih banyak beredar BPO illegal dalam bentuk oplosan (blending)
atau yang dipalsukan. Untuk memaksimalkan pemantauan dan peredaran BPO di dalam
negeri, perlu adanya sinergi dan kerjasama yang baik dengan melibatkan pemerintah
daerah dan instansi terkait pusat.
Selanjutnya dalam memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan Multilateral Fund
maka Indonesia wajib melaporkan konsumsi BPO setiap tahunnya. Pelaporan Konsumsi
BPO kepada Multilateral Fund dilakukan dengan memenuhi standar pelaporan BPO dalam
format Artikel 7 yang setiap tahunnya dilaporkan pada bulan Mei 2015. Laporan Konsumsi
BPO Indonesia tahun 2015 telah diverifikasi oleh Verifikator Internasional yang ditunjuk
oleh MLF. Verifikator dari MLF telah melakukan verifikasi pada bulan Oktober 2015 dengan
mengunjungi beberapa importir BPO untuk mengecek Kartu Kendali Importir dan
melakukan wawancara untuk meyakinkan Verifikator. Laporan kosumsi BPO Indonesia
kepada MLF sudah diterima oleh Verifikator tanpa perbaikan. Adapun konsumsi BPO yang
telah dilaporkan ke MLF dari tahun 2010 s.d. 2014 tertera pada tabel 7.12 di bawah ini.
Tabel 7.11 Konsumsi HCFC Indonesia (Metric Ton) Tahun 2010 s.d. 2014
Tahun
Nama Substansi
2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
HCFC-22 5.396,81 3.909,64 3.662,29 2.977,06 2.944,17
HCFC-123 66,44 311,67 190,93 100,46 108,82
HCFC-141b 0,12 1.009,91 1.096,40 1.300,00 843,00
HCFC-142b 1.225,83 64,12 24,86 6,41 4,46
HCFC-225 0,01 13,96 27,29 19,37 12,23
Total 6.689,21 5.309,30 5.001,77 4.403,30 3.912,68
186 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
7.3. Inventarisasi Gas Rumah Kaca, Monitoring Pelaporan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengembangkan Sistem
Inventarisasi GRK Nasional, Sederhana, Mudah, Akurat dan Transparan (disebut SIGN
SMART) untuk memfasilitasi dan mnengkoordinasikan Kementerian/Lembaga terkait dan
pemerintah daerah dalam mengembangkan inventarisasi GRK nasional. Kegiatan
inventarisasi GRK nasional dengan menggunakan SIGN SMART dijalankan oleh Direktorat
Inventarisasi GRK, dan Monitoring, Pelaporan dan Verifikasi, Direktorat Jenderal
Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
7.3.1. Estimasi Emisi GRK Nasional Tahun 2000 s.d. 2013
Berdasarkan emisi sektoral dari tahun 2000 sampai dengan 2013, tanpa
memasukkan emisi dari LUCF, emisi GRK dari sektor cenderung meningkat kecuali
untuk sektor industri ditunjukan pada Gambar 1. Emisi dari sektor energi, pertanian
dan limbah meningkat masing-masing 4.5%, 1.2% dan 4.0% per tahun, sementara
emisi dari sektor industri relatif konstan.
Gambar 7.2 Grafik kecenderungan emisi tanpa LUCF (kiri) dan dengan LUCF
Gambar 7.3 Grafik distribusi emisi nasional berdasarkan sektor tahun 2013
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 187
Emiisi GRK da ari sektor en
nergi pada tahun 2013 3 mencapai 548.355 Gg G CO2.
Sekitar 96.19% berasa al dari pembbakaran bahan bakar dan
d sisanya a berasal da
ari emisi
fugitive. Dari
D analisiss kategori kunci (Ke ey Category Analysiss), terlihat bahwa
kontribusi terbesar
t daari emisi peembakaran bahan bakar didominasi oleh kegiatan
k
produksi liistrik dan panas, sekktor transp portasi, sekktor industrri manufak
ktur dan
konstruksi, sektor peru umahan da an kegiatan pengilangaan minyak b bumi. Tingk
kat emisi
GRK sekto or energi berdasarkan n kegiatan sub sektorr tahun 200 00-2013 dittunjukan
pada Gamb bar 7.4.
Gam
mbar 7.4 Grafik tingkat emisi GRK sektor
G s energ
gi berdasarka
an kegiatan ssub sektor ta
ahun
2000 s.d. 2013
Emisii GRK pad da sektor IPPU didom minasi oleh gas CO2 sisanya
merupakan n gas CF4, N2O, CH4 and C2F6. Emisi GRK sektor IPPU tahu un 2013
mencapai 42,247
4 Gg CO2-e. Da ari 22 sumb ber emisi IP PPU, terdappat 7 sumbber yang
berkontribu
usi hampir 95%
9 dari to
otal emisi IP
PPU yaitu produksi
p sem
men (55,2%%) diikuti
oleh produkksi ammoniia (17,1%), produksi be esi & baja (7,4%),
( prod
duksi kapurr (4,6%),
penggunaa an lilin & pa
arafin (3,8%), produksi etilen (3,3% %), penggunaan karbo onat dan
soda abu (2,3%), serrta produkssi karbon blackb (1,5%
%). Tingkat emisi GRK K Sektor
IPPU tahunn 2000 s.d. 2013 ditujukan pada Gambar
G 4.
Gamb
bar 7.5 Graffik tingkat em
misi GRK sek
ktor IPPU tah
hun 2000 s.d
d. 2013
188 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
7.3.3. Estimasi Emisi
E GRK Sektor Perrtanian Tah
hun 2000 s.d. 2013
Darri hasil anallisis diketah
hui bahwa pada tahun n 2000, totaal emisi gass rumah
kaca dari tiga gas utaama (CO2, CH C 4 dan N2O) dari sekktor pertaniian adalah sebesar
96.305 Gg CO2-e, pa ada tahun 2013,
2 meninngkat menjaadi 105.714 4 Gg CO2-e e. Emisi
pada tahun 2013 me engalami penurunan
p dari dibandingkan de engan tahu un 2012
dengan tottal emisi seebesar 112..727 Gg CO O2-e. pada tahun 2013 3 emisi uta
ama dari
sektor perttanian beraasal dari ke egiatan bud
didaya padi sawah (3 30,7%), em misi N2O
langsung dari
d tanah yangy dikelola (29%) da
an fermentaasi enterik d
dari ternak (14,9%).
(
Ketiga summber menyu umbang sekitar 74,6% % dari emisi gas ruma ah kaca darri sektor
pertanian. Emisi dari sektor perttanian untuk k seluruh kategori
k pad
da tahun 20 000 s.d.
2013 dapatt dilihat pad
da Gambar 7.6.7
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 189
Gambar 7.7 Grafik Em
misi dari sekto
or kehutanan
n dan penggu
unaan lainnyya tahun 2000 s.d.
2013 (Gg CO2e)
190 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
Berdasarkan emisi GRK tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan
analisis Tier 1 dan tanpa memasukkan sektor LUCF, terdapat 19 kategori sumber
emisi penting. Sedangkan bila memasukkan sektor LUCF maka terdapat 17 kategori
sumber emisi penting. Tanpa LUCF, tiga kategori sumber emisi utama adalah (i)
produksi energi (listrik, panas, pengilangan minyak dan gas), (ii) transportasi dan (iii)
industri manufaktur dan konstruksi, berkontribusi lebih dari 50% total emisi nasional
(Tabel 46). Dengan memasukkan LUCF, tiga kategori pengemisi utama yang
berkontribusi lebih dari 50% dari total emisi adalah (i) emisi dan serapan dari tanah
(terutama dari dekomposisi gambut), (ii) konversi hutan dan padang rumput, dan (iii)
produksi energi (listrik, panas, pengilangan minyak dan gas). Tabel analisis kategori
ditunjukkan pada tabel 7.12.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 191
7.3.7. Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Analisis ketidakpastian merupakan analisis untuk menilai sebesar apa
kesalahan hasil dugaan emisi/serapan. Ketidakpastian dalam inventarisasi GRK
muncul salah satunya adalah penggunaan asumasi karena asumsi diperlukan untuk
membangkit data yang tidak tersedia atau tidak lengkap, selain itu ketidakpastian
juga dapat disebabkan karena kesalahan pemilihan model yang dapat
mengakibatkan hasil yang bias. Untuk mengkuantifikasi besarnya tingkat uncertainty
dari nilai dugaan emisi dan serapan dilakukan dengan pendekatan errors
propagation, besar ketidakpastian diperoleh dengan mengkombinasikan melalui
pendekatan perkalian atau melalui perkalian dan penjumlahan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat ketidakpastian inventarisasi GRK
nasioanal Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2000 adalah sekitar 18.5% dan
pada tahun 2013 turun menjadi 14.5% (tanpa LUCF). Dengan memasukkan sektor
LUCF, tingkat ketidakpastian meningkat menjadi 32,2% (tahun 2000) dan 25%
(tahun 2013). Tingkat ketidakpastian dari inventarisasi GRK nasional Indonesia
tahun 2000 dan 2013 ditujukan pada Tabel 7.13.
192 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
Tabel 7.14 Tingkat Emisi GRK Sektor Energi berdasarkan Jenis Bahan Bakar, Sumber Emisi Tahun 2000 s.d. 2013
Emission (Gg O2e)
Source of GHG Emissions
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)
By Type of Fuel
1. Liquid Fuels 155.515 159.934 174.080 173.785 188.172 191.501 170.507 170.041 158.206 188.034 187.820 189.793 183.282 195.870
2. Solid Fuels 52.998 67.474 69.393 77.206 85.518 101.838 117.410 145.686 163.786 133.421 158.793 188.555 194.682 231.681
3. Gas Fuels 67.748 79.664 86.497 89.883 89.971 72.003 90.821 49.182 52.524 63.433 82.855 76.427 76.019 85.368
Total by type of fuel 276.262 307.071 329.971 340.874 363.661 365.341 378.738 364.910 374.516 384.889 429.467 454.775 453.983 512.919
By Sector/Sorces
1.A.1. Energy Industries 89.716 110.764 119.793 130.188 129.518 127.816 137.094 124.026 124.485 136.599 144.526 173.803 187.631 194.981
1.A.1.a Electricit Generation 62.030 76.614 80.964 90.946 93.516 101.948 108.930 121.696 121.940 136.058 130.886 160.771 174.873 180.598
1.A.1.b Oil and Gas 27.686 34.151 38.829 39.242 36.002 25.867 28.049 2.211 2.442 395 13.449 12.988 12.672 14.296
1.A.1.c Coal Processing 115 119 103 146 192 44 86 87
1.A.2 Manufacturer 72.300 77.379 77.393 74.019 88.365 94.005 108.118 111.441 134.824 99.255 132.306 133.226 123.738 151.871
1.A.3 Transportation 58.916 62.158 64.636 67.601 72.841 74.947 73.120 76.219 81.367 96.352 108.745 117.518 131.458 136.774
1.A.4.a Commercial 3.489 3.483 3.572 3.632 3.819 3.271 3.979 3.946 3.732 3.668 3.798 3.438 3.541 3.270
1.A.4.b Residential 33.167 34.381 35.836 36.730 36.930 36.449 34.340 34.699 32.397 29.379 28.299 27.842 28.865 30.379
1.A.5 Non Specified 11.421 11.742 11.996 12.120 12.286 12.276 11.372 10.828 10.787 11.423 12.496 10.743 11.301 10.174
1.B Fugitives 29.404 28.031 27.096 25.753 24.749 24.127 23.401 25.435 22.145 21.963 23.007 22.365 21.586 20.906
1.B.1 Fugitives Solid Fuels 374 449 501 554 642 738 940 1.054 1.110 1.242 1.334 1.713 1.871 2.178
Mining
1.B.2 Fugitives Oil/Gas 29.030 27.582 26.595 25.199 24.107 23.389 22.461 24.381 21.034 20.721 21.673 20.652 19.714 18.728
Total Sectoral 298.412 327.938 340.323 350.044 368.508 372.891 391.424 386.593 409.736 398.639 453.178 488.936 508.120 548.355
Discrepancy of Reference
7,4% 6,4% 3,0% 2,6% 1,3% 2,0% 3,2% 5,6% 8,6% 3,4% 5,2% 7,0% 10,7% 6,5%
To Sectoral Approach (%)
*) Keterangan : Data 2014 & 2015 baru terlihat pada tahun N(-2) karena data tersebut bersumber dari Kementerian/Lembaga lain secara nasional
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
193
194
Tabel 7.15 Tingkat Emisi GRK Sektor IPPU berdasarkan Sumber Emisi dan Kegiatan
Sub Sektor Tahun 2000 s.d. 2013
Year
Code Categories 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Mineral
2.A.1 Cement 16,626 18,702 18,353 18,011 19,257 18,770 19,303 19,824 20,772 19,650 19,052 20,695 21,360 23,304
2.A.2 Lime 3,688 7,037 2,078 2,059 2,115 2,121 2,316 2,512 1,714 916 916 916 916 1,960
2.A.3 Glass 255 153 139 175 163 190 73 58 42 43 48 39 39 34
2.A.4.a Ceramics 5 5 7 5 7 6 4 4 5 5 5 6 5.69 21.2
2.A.4.b Other Uses of Soda Ash 8,410 8,410 7,521 6,066 7,445 5,453 2,978 2,075 2,082 2,038 2,035 2,037 2,037 992
Chemical
2.B.1 Ammonia 8,107 7,466 8,084 8,235 7,702 8,683 8,319 6,896 7,111 7,759 7,671 7,085 7,182 7,239
2.B.2 Nitric Acid 265 265 265 265 265 265 265 265 265 265 1 295 420 632
2.B.5 Carbide 24 76 83 83 22 22 38 36 23 32 30 28 23 24
2.B.8.a Methanol 344 404 340 343 341 366 293 293 368 297 215 221 198 292
2.B.8.b Ethylene 1,154 919 990 1,101 1,075 1,126 1,133 1,230 176 1 1,311 1,081 1,228 1,378
2.B.8.c Ethylene Dichloride &VCM 150 155 154 157 157 143 151 125 1,194 123 128 117 127 126
2.B.8.f Carbon Black 248 257 238 251 288 322 322 322 337 342 337 231 635 635
Metal
2.C.1 Iron and Steel 998 1,492 735 1,678 1,820 1,752 1,436 1,119 1,076 2,847 2,947 2,898 3,005 3,112
2.C.3 Aluminium 656 656 656 656 656 656 683 659 662 658 531 431 433 472
2.C.5 Lead 19 17 13 14 13 14 19 23 45 28 12 13 13 79
2.C.6 Zinc 124 170 95 97 70 106 75 51 33 28 28 21 16 8
Non-‐Energy Products from Fuels and Solvent Use
2.D.1 Lubricant Use 218 209 150 179 189 191 216 229 250 226 166 245 222 220
2.D.2 Paraffin Wax Use 613 594 585 855 696 722 859 915 1,060 2,315 1,439 2,062 3,108 1,596
Others
2.H.1 Pulp and Paper Industr y 78 78 78 78 78 78 78 78 74 81 88 89 94 123
2.H.2 Food and Beverages Industr y 14 5 3 1 4 1 2 1 2 1 0 1 1 0.66
*) Keterangan : Data 2014 & 2015 baru terlihat pada tahun N( -2) karena data tersebut be rsumber
dari Kementerian/Lembaga lain secara nasional.
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
Kode Kategori 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Forest ‐17.655
3B1a remainingForest 20.678 17.537 37.002 7.495 56.129 35.824 51.523 61.158 27.650 66.632 77 -‐11.839 -‐282.264
3B1b Non-‐Forest & Forest -1.260 -‐1.274 -1.320 -‐1.187 -‐2.647 -‐2.805 -‐2.603 -‐2.152 -‐2.225 -‐2.734 -‐5.183 -‐4.819 -‐4.095 -‐4.735
Cropland ‐41.587 -‐41.626 -‐41.541 -‐41.595 -‐41.450 -‐41.219 -‐40.778 -‐39.835 -‐38.855 -‐37.671 -‐36.985 -‐36.758 -‐35.886
3B2a
remaining -‐37.464
3B2b Non-‐Cropland
29.609 22.931 36.709 29.186 93.413 71.680 90.222 140.197 131.466 167.580 38.641 45.658 95.266 184.057
Grassland
3B3a remaining 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Grassland
Non-‐Grassland
3B3b
to Grassland 36.335 32.319 40.338 36.348 34.802 30.338 34.659 40.477 36.592 47.774 18.164 21.088 25.342 54.739
Wetland
3B4a remaining 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Wetland
Non-‐Wetland to
3B4b Wetland 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Settlement
3B5a
remaining 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Non-‐Settlement to
3B5b settlement 1.864 2.200 1.777 1.615 1.482 971 1.348 1.252 943 1.406 1.370 1.677 1.753 50
Other:
-‐ Peat Decomposition 283.223 267.531 268.545 269.650 274.431 280.818 286.289 292.825 297.349 303.567 312.968 322.595 328.567 360.189
-‐ Peat Fire 161.571 50.885 301.753 132.075 232.018 258.887 510.710 62.747 81.744 299.920 51.383 189.026 207.050 205.075
Total 505.369 380.129 674.943 461.035 707.870 698.525 989.956 616.562 595.468 920.501 434.788 616.335 694.978 630.376
*) Keterangan : Data 2014 & 2015 baru terlihat pada tahun N( -2) karena data tersebut bersumber
dari Kementerian/Lembaga lain secara nasionaL
Sumber : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
195
7.4. Kebakaran Hutan dan Lahan
Presentase penurunan jumlah Hotspot pada kawasan hutan non konservasi dan
lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sebesar 2% dari batas toleransi
maksimum jumlah Hotspot sebesar 32.323 HS menjadi 31.677 HS pada tahun 2015”
Hotspot telah digunakan dalam deteksi dini kebakaran hutan dan lahan oleh Dit.
PKHL (Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan pada waktu itu) sejak tahun 1997 dengan
menggunakan data NOAA-18. Hotspot merupakan indikator kebakaran lahan dan hutan
yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
suhu di sekitarnya. Dengan demikian, kegiatan Pengelolaan Data Informasi Monitoring
Hotspot telah dilakukan sejak lama dan telah mengalami berbagai perkembangan/kemajuan.
Kegiatan Pengelolan Data Informasi Monitoring Hotspot dilakukan sebagai salah satu upaya
dalam rangka mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan
lahan dengan menyediakan data dan informasi titik panas/Hotspot karhutla secara real time
melalui satelit NOAA.
Pada tahun 2015, target kegiatan adalah terdistribusinya data dan informasi titik
panas/Hotspot kebakaran hutan dan lahan kepada para pemangku kepentingan/
stakeholder setiap hari selama 12 bulan dengan menghasilkan 1 dokumen laporan. Sampai
akhir tahun capaian kinerja kegiatan dapat terlaksana selama 12 bulan (1 dokumen) atau
100% dari rencana.
Tabel 7.17. Target dan Realisasi Jumlah Hotspot NOAA-18 pada Kawasan Hutan non
Konservasi dan Lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
2015
No Provinsi
Toleransi Realisasi
3 Pulau (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi)
1 2 3 4
1 Aceh 598 146
2 Sumatera Utara 864 318
3 Sumatera Barat 675 201
4 Riau 4.592 1.650
5 Kepulauan Riau 70 39
6 Jambi 2.413 1.600
7 Sumatera Selatan 6.240 3.080
8 Bangka Belitung 726 833
9 Bengkulu 301 67
10 Lampung 882 280
11 Kalimantan Barat 6.419 2.664
12 Kalimantan Tengah 4.056 3.883
13 Kalimantan Selatan 996 1.257
14 Kalimantan Timur dan 1.851 2.106+265 = 2.371
Kalimantan Utara
15 Sulawesi Utara dan Gorontalo 63 87+74 = 161
16 Sulawesi Tengah 214 383
17 Sulawesi Barat 56 59
18 Sulawesi Selatan 296 512
19 Sulawesi Tenggara 366 397
Jumlah 31.677 19.901
Sumber: NOAA-18, Direktorat PKHL, 2015
Baseline data Hotspot yang digunakan adalah data Hotspot NOAA-18 tahun 2012
yaitu 32.323 titik (Hotspot di 3 pulau). Pada tahun 2015, target penurunan Hotspot adalah
196 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
sebesar 2% dari baseline yang telah ditentukan atau turun sebesar 646 titik, sehingga batas
maksimal Hotspot tahun 2015 adalah 31.677 titik. Berdasar Tabel di atas, jumlah Hotspot
berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada kawasan hutan non konservasi dan lahan di 3
pulau adalah 19.901 titik. Hal ini berarti pada tahun 2015 berhasil menurunkan jumlah
Hotspot di kawasan hutan non konservasi dan lahan sebanyak 12.422 titik dari rerata
baseline data Hotspot tahun 2012. Dengan kata lain, penurunan Hotspot pada kawasan
hutan non konservasi dan lahan di 3 pulau pada tahun 2015 sebesar 38,43% dari target
yang ditetapkan sebesar 2% sehingga capaian penurunan Hotspot sebesar 150%.
Keberhasilan capaian indikator penurunan Hotspot pada kawasan hutan non konservasi dan
lahan di 3 pulau pada tahun 2015 lebih dari 100%.
Tabel 7.18 Jumlah Hotspot Terbanyak di 10 Provinsi di Indonesia pada Tahun 2015
No Provinsi 2015
1 2 3
1 Kalimantan Tengah 4.292
2 Sumatera Selatan 3.264
3 Kalimantan Barat 2.712
4 Kalimantan Timur 2.223
5 Riau 1.927
6 Jambi 1.740
7 Kalimantan Selatan 1.297
8 Bangka Belitung 844
9 Sulawesi Selatan 518
10 Sulawesi Tenggara 423
Jumlah 19.240
Sumber : NOAA-18, Direktorat PKHL, 2015
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 (berdasar data
NOAA18) terdapat 10 provinsi dengan jumlah Hotspot terbanyak dibandingkan dengan
provinsi lainnya yaitu; Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tenggara. Dengan melihat data tersebut, maka perlu terus dilakukan pembinaan dan upaya-
upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama pada 10 provinsi tersebut guna
melakukan antisipasi dalam menghadapi musim kemarau di tahun 2016.
Jumlah Hotspot pada kawasan hutan non konservasi dan lahan di 3 pulau pada
tahun 2015 apabila dijabarkan berdasarkan fungsi kawasan adalah sebagai berikut: hutan
non konservasi sebanyak 10.284 titik (51,68%) dan Lahan sebanyak 9.617 titik (48,32%).
Lahan terdiri dari APL sebanyak 8.382 titik (87,16%) dan Perkebunan sebanyak 1.235 titik
(12,84%). Hutan non konservasi terdiri dari HL sebanyak 1.381 titik (13,43%), HP sebanyak
5.922 titik (57,58%), HPK sebanyak 1.405 titik (13,66%) dan HPT sebanyak 1.576 titik
(15,33%). Jumlah Hotspot yang banyak ditemukan di lokasi kawasan hutan produksi (HP,
HPT, HPK) sehingga para pemegang izin kehutanan agar meningkatkan usaha pencegahan
karhutla dan meningkatkan peran aktif semua pihak dalam upaya pengendalian kebakaran
hutan, sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah
pusat dalam hal ini Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 197
Tabel 7.19 Hotspot di Kawasan Hutan non Konservasi dan lahan di 3 Pulau Tahun
2015
Pada tahun 2015, ditetapkan 6 provinsi prioritas penanganan kebakaran hutan dan
lahan yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan. Provinsi-provinsi tersebut mempunyai jumlah Hotspot yang tinggi dan
kawasan lahan gambut yang rawan terbakar yang cukup luas sehingga dapat
mengakibatkan bencana kabut asap apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Perkembangan jumlah Hotspot di 6 provinsi tersebut sepanjang tahun 2015 tersaji pada
Tabel 7.18. Jumlah Hotspot di 6 provinsi rawan telah mengalami peningkatan sejak bulan
Juli (1.751 Hotspot), kemudian mengalami penurunan pada bulan November (327 Hotspot).
Bulan September merupakan bulan dengan jumlah Hotspot tertinggi pada tahun 2015.
Khusus untuk Provinsi Riau, Jumlah Hotspot sudah mulai banyak pada Januari hingga
Maret. Dengan melihat data pada Tabel 8, maka kesiapsiagaan dalam upaya pengendalian
kebakaran hutan dan lahan harus dimulai pada awal tahun dan harus lebih intensif pada
bulan-bulan di awal musim kemarau.
Provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2015 tersebut mempunyai bulan jumlah
Hotspot tertinggi pada bulan yang berbeda-beda. Provinsi yang mempunyai jumlah Hotspot
tertinggi pada bulan Juli yaitu Riau sebanyak 519 Hotspot. Provinsi Kalimantan Barat
mempunyai jumlah Hotspot tertinggi pada bulan Agustus yaitu 1.021 Hotspot. Provinsi-
provinsi yang mempunyai jumlah Hotspot tertinggi pada bulan September berturut-turut yaitu
Sumatera Selatan sebanyak 1.369 Hotspot, Kalimantan Tengah sebanyak 1.833 Hotspot
dan Kalimantan Selatan sebanyak 525 Hotspot.
198 STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015
Tabel 7.20 Sebaran Hostpot di 6 Provinsi Prioritas Tahun 2015
No Provinsi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Riau 125 183 186 47 78 141 519 203 353 86 3 3 1.927
2 Jambi 90 21 9 10 48 63 380 367 549 180 21 2 1.740
3 Sumatera 30 14 14 8 51 86 309 439 1.369 777 161 6 3.264
Selatan
4 Kalimantan 31 43 93 22 33 68 255 1.021 997 123 21 5 2.712
Barat
5 Kalimantan 45 36 36 23 16 53 265 811 1.833 1.100 67 7 4.292
Tengah
6 Kalimantan 3 - 3 - 4 4 23 157 525 513 54 11 1.297
Selatan
Jumlah 324 297 341 110 230 415 1.751 2.998 5.626 2.779 327 34 15.232
Sumber: NOAA-18, Direktorat PKHL, 2015
Catatan:
‐ angka pada kotak warna merah dan digarisbawah menunjukkan Hotspot tertinggi di
masing-masing provinsi rawan
‐ angka pada baris terakhir (jumlah) kotak warna kuning menunjukkan bulan-bulan
dengan jumlah Hotspot yang tinggi
Dengan memperhatikan data tersebut maka setiap provinsi mempunyai perbedaan
waktu dalam melaksanakan kesiapsiagaan dan meningkatkan kewaspadaan bahaya
kebakaran hutan dan lahan. Indonesia bagian barat mulai mengalami kenaikan Hotspot
lebih awal (awal tahun) dibandingkan Indonesia Timur, kemudian pada pertengahan tahun
sampai mendekati akhir tahun kenaikan Hotspot bergerak ke arah Indonesia Tengah dan
Timur.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 199
Tabel 7.21 Jumlah Sebaran Titik Panas Per Provinsi Tahun 2011 s.d. 2015
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 592 610 666 969 166
2 Sumatera Utara 893 882 997 1,052 331
3 Sumatera Barat 546 689 462 285 211
4 Riau 3,536 4,686 5,182 4,400 1,927
5 Kepulauan Riau 33 71 56 101 40
6 Jambi 1,523 2,462 1,144 1,244 1,740
7 Sumatera Selatan 4,705 6,367 1,558 3,794 3,264
8 Bangka Belitung 297 741 394 919 844
9 Bengkulu 320 307 123 54 87
10 Lampung 635 900 224 570 313
11 Banten 193 240 35 28 7
12 D.K.I. Jakarta 10 10 2 1 1
13 Jawa Barat 766 802 168 198 139
14 D.I. Yogyakarta 18 12 2 1 3
15 Jawa Tengah 498 480 108 182 103
16 Jawa Timur 1,019 902 240 554 364
17 Bali 48 20 20 21 -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - -
20 Kalimantan Barat 4,740 6,550 3,221 5,381 2,712
21 Kalimantan Tengah 4,285 4,139 2,288 5,434 4,292
22 Kalimantan Selatan 1,292 1,016 491 1,528 1,297
23 Kalimantan Timur 1,482 1,889 1,196 2,325 2,223
24 Kalimantan Utara 434 278
25 Gorontalo 46 25 17 45 96
26 Sulawesi Utara 30 39 16 33 86
27 Sulawesi Tengah 255 218 182 503 407
28 Sulawesi Barat 98 57 44 87 61
29 Sulawesi Selatan 344 302 261 559 518
30 Sulawesi Tenggara 270 373 256 722 423
31 Maluku - - - - -
32 Maluku Utara - - - - -
33 Papua - - - - -
Jumlah 28,474 34,789 19,353 31,424 21,933
34 Semenanjung Malaysia 921 1,338 1,532 2,932 1,567
35 Sarawak dan Sabah 1,341 2,106 1,627 1,673 915
36 Brunei Darussalam 18 26 19 29 21
37 Timor Leste 5 - - - -
38 Philipina 730 1,142 1,435 1,565 1,904
39 Thailand 12,722 25,740 22,338 19,074 15,451
40 Kamboja 13,774 14,638 18,931 16,488 18,158
41 Laos 11,742 15,825 15,746 11,458 7,727
42 Myanmar 26,988 49,684 43,658 36,992 26,755
43 Vietnam 8,522 12,988 11,863 13,153 9,613
Jumlah Total 105,237 158,276 136,502 134,788 104,044
Diolah dari sumber data Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh - 13.00 - 155.66 -
2 Bali - 250.00 60.50 30.00 8.50
1 Bangka Belitung - - - - -
4 Banten - - - 2.00 -
5 Bengkulu 0.50 - - 5.25 181.00
6 DKI Jakarta - - - - -
7 Gorontalo - - - - 2,082.74
8 Jambi 89.00 11.25 199.10 3,470.61 19,528.00
9 Jawa Barat 1,278.55 1,945.50 252.80 552.69 3,292.40
10 Jawa Tengah 712.24 454.00 31.20 159.76 6,995.34
11 Jawa Timur 48.35 2,960.05 1,352.14 4,975.32 975.95
12 Kalimantan Barat - 577.40 22.70 3,556.10 3,191.98
13 Kalimantan Selatan - 60.50 417.50 341.00 1,714.89
14 Kalimantan Tengah 22.00 55.15 3.10 4,022.85 122,882.90
15 Kalimantan Timur 148.80 51.50 - 325.19 19,179.86
16 Kalimantan Utara - - - - -
17 Kepulauan Riau - - - - -
18 Lampung 31.00 - - 22.80 19,695.86
19 Maluku - - - 179.83 3,394.48
20 Maluku Utara - - - 6.50 60.00
21 Nusa Tenggara Barat - - 12.00 3,977.55 1,462.04
22 Nusa Tenggara Timur - 553.20 649.90 980.87 372.43
23 Papua - - - 300.00 1,792.44
24 Papua Barat - - - - -
25 Riau 74.50 1,060.00 1,077.50 6,301.10 4,040.50
26 Sulawesi Barat - - - - -
27 Sulawesi Selatan 31.75 45.30 40.50 483.10 720.40
28 Sulawesi Tengah - 30.83 1.00 70.73 -
29 Sulawesi Tenggara 85.90 346.10 13.00 2,410.86 57.82
30 Sulawesi Utara - 1.80 0.25 236.06 18,268.93
31 Sumatera Barat - 3.50 - 120.50 -
32 Sumatera Selatan 84.50 - 484.15 8,504.86 30,984.98
33 Sumatera Utara 5.00 1,181.00 295.40 3,219.90 177.00
34 Yogyakarta - 6.45 6.00 0.27 -
Diolah dari sumber data Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
Luas PAK
K 2015 daalam ha
10,384
16,74
42
53,273
HKM
HD
HTR
KEMITRAAN
117
7,838
8.3. Penangana
an Konflik,, Tenurial dan
d Hutan Adat
A
Dalam passal 67 UU U No. 41 Tahun 199 99 menyattakan bahw wa masyarrakat adat
ang menuru
sepanja ut kenyataa
annya masiih ada dan n diakui keb
beradaannyya berhak melakukan
m
pemunggutan hasil hutan unntuk meme enuhi kebuutuhan sehari-hari maasyarakat adat
a yang
bersang
gkutan, melakukan keggiatan peng
gelolaan hu um adat yang berlaku
utan berdassarkan huku
dan tid
dak berten
ntangan de engan pera aturan perrundangan--undangan yang berrlaku, dan
mendappatkan pem
mberdayaan dalam rang gka meninggkatkan kesejahteraan..
Dari taget IKP
I 2 Tahun 2015 darri kegiatan Penangana
P n Konflik da
an Tenuriall dan hutan
adat se
ebesar 200.0000 ha, dap
pat diselesa
aikan sebes
sar 318.042 ha.
Luasan Areal Kon
nflik Tenu
urial dan H
Hutan Ad
dat
0%
40%
Konflik tenurial
Hutan adat
60%
Ga
ambar 8.2 Grrafik luasan areal
a konflik tenurial
t dan hutan adat ttahun 2015
207
208
Tabel 8.2 Izin Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (IUP-HKm) Tahun 2015
2 Maluku Seram Bagian Tutuk Tolu, Lian Gah, Keta SK.49/Menhut- II/2015 93.a-cTAHUN2015 22 April 2015 695 695 Coklat,Pala 695 Coklat,Pala
Timur Fitu
Maluku Tengah Seram Manusela SK.94/MenLHK-II/2015 134-135TAHUN 10 Juni 2015 1.200 1.200 Cengkeh,Coklat, 1.200 Cengkeh,Coklat,
Utara 2015 Pinang Pinang
Jumlah 1.575 1.895 3.470 3.470
209
210
Tabel 8.4 Hak Pengelolaan Hutan Desa (HP-HD) Tahun 2015
SK Pencadangan Keterangan
Luas
No Provinsi Kabupaten/ Kota (Ha) No Surat
Nomor Tanggal Progres
Pengantar
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kalimantan Tengah Lamandau SK38/Menhut-II/2015 02 Februari 2015 725 Sudah dikirim ke Bupati
2 Kepulauan Riau Karimun 2 SK39/Menhut-II/2015 02 Februari 2015 325 Sudah dikirim ke Bupati
3 Kalimantan Timur Kutai Timur SK40/Menhut-II/2015 02 Februari 2015 4.510 Sudah dikirim ke Bupati
4 Kalimantan Barat Mempawah SK99/Menlhk-II/2015 26 Maret 2015 390 Sudah dikirim ke Bupati
5 Maluku Seram Bagian Timur SK102/Menlhk-II/2015 26 Maret 2015 750 Sudah dikirim ke Bupati
6 Sulawesi Tengah Morowali SK106/Menlhk-II/2015 06 April 2015 365 Sudah dikirim ke Bupati
7 Sulawesi Barat Muna 2 SK165/MenLHK-II/2015 15 Juni 2015 1.820 Sudah dikirim ke Bupati
8 Kalimantan Timur Kutai Barat SK166/MenLHK-II/2015 15 Juni 2015 5.790 Sudah dikirim ke Bupati
9 Bangka Belitung Belitung Timur SK424/MenLHK-Setjen/2015 07 Oktober 2015 2.067 Sudah dikirim ke Gubernur
TOTAL 16.742
Sumber : Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
Sarolangun Mandiangin Jati Baru IUPHHK-HTI Kerjasama Sistem Bagi PT. Agronusa Alam Perorangan (69KK) 08Agustus2015 207,29 Karet
Mudo Hasil Lestari
Sarolangun Mandiangin Jati Baru IUPHHK-HTI Kerjasama Sistem PT. Wanakasita Perorangan (15KK) 30September2015 33,99 Karet
Mudo Bagi Hasil Nusantara
TOTAL 10.384,38
Sumber : Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
Jumlah 265
213
Tabel 8.8 Data Penanganan Konflik dan Tenurial Tahun 2015
214
Luasan Area
No Para Pihak Administrasi Wilayah Bentuk Penyelesaian Keterangan
Sengketa
1 2 3 4 5 6
1. PT. REKI dengan Masyarakat 26 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
Batin IX Sei Beruang (Kelompok Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
Gelinding) Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
2. PT. Reki dengan Masyarakat Batin 675 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
IX Simpang Tanding (Kelompok Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
Simpang Tanding) Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
3. PT. REKI dengan Masyarakat 353 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
Batin IX Sei Kelompang Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
(Kelompok Mitrazone) Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
4. PT. REKI dengan Masyarakat 399 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
Batin IX Pasirah Iman Simpang Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
Macan Luar (Kelompok Simpang Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
Macan Luar)
5. PT. Musiwaras Hutan Persada 6000 Ha Desa Bumi Makmur Kecamatan Penyelesaian dengan Penanganan
dengan Masyarakat Dusun Muara Lakitan Kabupaten Musi Tim Gabungan KLHK yang
Cawang Gumilir Rawas, Provinsi Sumatera Selatan dipimpin oleh Ditjen PHPL
6. PT. REKI dengan Masyarakat Desa 649 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
Kunangan Jaya I (Kelompok Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
Narwanto) Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
7. PT. REKI dengan Masyarakat Desa 1360 Ha Desa Bungku, Kecamatan MoU Ruang Kelola dan
Kunangan Jaya I (Kelompok Bajubang, Kabupaten Batanghari, Pemanfaatan serta Pengembangan
TRimakno) Provinsi Jambi Tanaman Kehidupan
8. TN. Bukit Baka Bukit Raya dengan 180.000 Ha Desa Nusa Poring dan Desa Perdamaian dengan menyusun Salah Satu Pihak yang ikut
masyarakat Desa Nusa Poring dan Mawang Mentatai Kecamatan kesepahaman terhadap Pelibatan terlibat dalam perselisihan ini
Desa Mawang Mentatai Menukung Kabupaten Melawi masyarakat local dan Hak Akses adalah International Animal
Provinsi Kalimantan Barat masyarakat terhadap HHBK dan Rescue.
UJL di Kawasan TNBBBR, serta
Rencana Upacara Adat Rencana detail akan ditindak
lanjuti setelah Upacara Adat
pada Bulan Februari 2016.
Jumlah Luasan Areal Konflik Tenurial 189.462 Ha
Sumber : Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
2. Hutan Adat Bukit Melayu kerinci Desa Air Terjun 39,04 APL Memenuhi Syarat 1. Keputusan Bupati Kerinci Nomor 522.21/Kep.435/2011
Sembahyang dan (Orang Adat Kecamatan Siulak Kab. Tanggal 15 November 2011 Tentang Pengukuhan Pengelolaan
Padun Gelanggang Siulak) Kerinci Hutan Hak Adat Bukit Sembahyang dan Pandun Gelanggang dan
Terjun Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Tahun 2011
2. Surat Permohonan Penetapan Hutan Adat Bukit Sembahyang
dan Padun Gelanggang 2015
3. Hasil verifikasi oleh tim PKTHA, Dishut Prov. Jambi, Dishut
Kab. Merangin, BPDAS Batanghari Prov. Jambi Tanggal 14
November 2015
3. Hutan Adat Bukit Melayu Kerinci Desa Sungai Deras Kec. 41,27 APL Memenuhi Syarat 1. SK. Bupati Kerinci No. 522.21/Kep 437/2011 Tanggal 15
Tinggai (Orang Adat Aer Hangat Timur Kab. November 2015 tentang Penetapan Pengukuhan Pengelolaan
Siulak) Kerinci Hutan Hak Adat Bukit Tinggai Desa Sungai Dengan Air Hangat
Timur Kabupaten Kerinci Tahun 2011
2. Surat permohonan Penetapan Hutan Adat Bukit Tinggai
4. Hutan Adat Tigo Melayu Kerinci Desa Pungut Mudik Kec. 152,00 APL Memenuhi Syarat 1. Keputusan Bupati Kerinci Nomor 522.21/Kep. 181/2013
Luhah Permenti yang (Orang Adat Tigo Aerhangat Timur Kab. Tanggal 15 November 2011 Tentang Pengukuhan Pengelolaan
Berenam Luhah Permenti) Kerinci Hutan Hak Adat Tigo Luhah Permenti yang Berenam Desa Mudik
Kecamatan Air Hangat Timur Tahun 2013.
2. Surat Permohonan Penetapan Hutan Adat Tigo Luhah Perenti
Tanggal 3 November 2015
3. Hasil Verifikasi oleh Tim PKTHA, Dishut Prov. Jambi, Dishut
Kab. Merangin, BPDAS Batanghari Prov. Jambi Tanggal 14
November 2015
215
Lanjutan Tabel 8.9
216
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Hutan Adat Tigo Orang Adat Tigo Desa Kemantan Kabalai, 426,00 APL Memenuhi Syarat 1. Keputusan Bupati Kerinci nomor 522.21/Kep.373/2013
Luhah kemantan Luhah Kemantan Kemantan Tinggi, tanggal 25 Juli 2013 tentang pengukuhan Pengelolaan Hutan
(Melayu Kerinci) Kemantan Darat, Hak Adat Tigo Luhah Kemantan Kec. Air Hangat Timur Tahun
kemantan Mudik, 2013
Kemantan Raya, 2. Surat Permohonan Penetapan Hutan Adat Tigo Luhah
kemantan Agung, Kec. Kemantan Tanggal 3 November 2015
Aer Hangat Timur, Kab. 3. Hasil Verifikasi oleh Tim PKTHA, Dishut Prov. Jambi, Dishut
Kerinci Kab. Merangin, BPDAS Batanghari Prov. Jambi Tanggal 14
November 2015
6. Hutan Adat Ammatoa Kajang Desa Tanah Towa, Desa 313,99 HPT Perda Pengakuan 1. Surat Permohonan Penetapan Hutan Ammatoa Kajang tanggal
Ammatoa Kajang Malleleng dan Desa Bonto Hutan MHA belum 5 Desember 2015
Baji, Kec. Kajang Kab. dinomori 3. Hasil Verifikasi oleh Tim PKTHA, BPKH wil VII Makassar,
Bulukumba BPDAS Jeneberang Walanae, Dishut Bulukumba Tanggal 18
Desember 2015
7. Hutan Adat Ttaa Tau Taa Wana Kab. Morowali Utara Prov. 25.526 HK(cagar 1. Perda Pengakuan
Wana Posangke Sulawesi Tengah Alam) MHA belum dilengkapi
Peta Hutan Adat
2. Belum ada surat
pernyataan
8. Hutan Adat Suku Amungme Distrik Tembagapura, 101.964 HK (Taman Belum ada surat 1. SK Bupati Mimika Nomor. 230 Tahun 2013 tanggal 23 Oktober
Amungme Jiladan Hoya Kab. Mimika Nasional pernyataan 2013 tentang Pengakuan Hak Ulayat Adat dan atau hak
Prov. Papua Lorent) Perorangan/Warga Masyarakat suku Amungme di Distrik Hoya,
Distrik Tembagapura dan Distrik Jila Kabupaten Mimika.
2. Perdasus Prov. Papua Nomor 23 tahun 2008 tanggal 23
Desember 2008 tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
dan Perorangan warga masyarakat hukum adat
JUMLAH LUASAN AREAL HUTAN ADAT 128.592,3
1 2 3 4 5
1 Kelompok Tani • 15 komunitas SPK.358/KL-5/Keu/2015,tanggal18September2015
Cijulang Asri
2 Yayasan Nurul • 35 komunitas SPK.315/KL-5/Keu/2015, tanggal14September2015
Bahri Al-Masoolin
3 Paguyuban • 1 komunitas • Modul pengelolaan sampah SPK.287/KL-5/Keu/2015, tanggal8 September2015
Warga Peduli
Lingkungan
(Pawapeling)
4 Yayasan Lintas • 18 komunitas • 5.000 pohon SPK.304/KL-5/Keu/2015,tanggal10September2015
Sungai Abadi • 1.000 ikan lokal
(Yalisa) • 50 bhalat biopori
• 10 softboard
• 1 perahu karet
5 Lembaga Kajian • 40 komunitas • 1 paket media sambung SPK.294/KL-5/Keu/2015, tanggal9 September2015
Ekologi dan kampung campur sari
Konservasi Lahan • 1 paket DAS pantau apung
Basah (ECOTON) limbah cair industri
217
218
Lanjutan Tabel 8.10
1 2 3 4 5
8 Jaringan Kerja • 17 komunitas • 200 bibit Durian SPK.284/KL-5/Keu/2015, tanggal8 September2015,
Pendidikan • 3.000 bibit Jati
Masyarakat • 2 plang himbauan
(JKPM) • 40 tempat sampah terpisah
9 Jaringan • 15 komunitas • 2 set alat pemadam kebakaran SPK.285/KL-5/Keu/2015, tanggal8 September2015
Masyarakat hutan
Gambut Riau • 4 sumur cincin
(JMGR)
10 Lembaga Forum • 13 komunitas • 5.000 mangrove SPK.286/KL-5/Keu/2015, tanggal8 September2015
Kaukus
Lingkungan Sulsel
Mitra
No Hasil Kerjasama Perjanjian Kerjasama
Kerjasama
1 2 3 4
1 Lembaga Penelitian Pendidikan Tersusunnya dokumen rencana strategis, rencana teknis dan Penyusunan Renstra, Rentek dan Panduan Role Model
Penerapan Ekonomi dan Sosial panduan role model kemitraan lingkungan Kemitraan Lingkungan, Nomor SPK.306/KL-
(LP3ES) 5/keu/2015Tanggal 10 September 2015
2 Pusat Kajian Pengembangan Sosial Sarana penyedia informasi kegiatan kemitraan lingkungan Pengembangan Database dan analisis program kemitraan
dan Lingkungan (PKPSL) lingkungan, Nomor SPK.317/Kl-5/Keu/2015 tanggal 11
September 2015
3 PPLH Bali Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di Nomor SPK333/KL-5/Keu/201 tanggal 15 September 2015
Kawasan industri pariwisata di Denpasar
4 Perhimpunan Spektra Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK.476/KL-5/Keu/2015 tanggal14 September 2015
industri dan pemukiman di Jawa Timur
5 KSM Sahabat Lingkungan Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di Kawasan Nomor SPK.313/KL-5/Keu/201 tanggal 11 September 2015
industri diKarawang
6 Komite Penghapusan Bensin Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK.283/KL-5/Keu/2015 tanggal 8 September 2015
7 Detarafoundation Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK305/KL-5/Keu/2015 tanggal 10 September 2015
pemukiman di jawa Barat dan Jawa Tengah
8 Yayasan Mitra Lestari Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK.353/KL-5/Keu/2015 tanggal 17 September 2015
pemukiman di Kota dan Kab. Bekasi
9 Palapa Ngariksa Bumi Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK.314/KL-5/Keu/2015 tanggal 11 September 2015
pemukiman di banten
10 Yayasan Pengembangan Biosains Terbentuknya jejaring dan kemitraan lingkungan di kawasan Nomor SPK.279/KL-5/Keu/2015 tanggal 4 September 2015
dan Bioteknologi (YPBB) pemukiman di Wilayah Bandung, Cianjurdan garut
219
Tabel 8.12 Data Bina Cinta Alam Tahun 2015
220
No Mitra
Kerjasama Perjanjian Kerjasama Hasil Kerjasama
1 2 3 4
1 Yayasan Argowilis Gerakan Aksi Kepanduan Saka Kalpataru Pramuka
Kabupaten Banyumas SPK.410/KL-5/Keu/2015, tanggal 5 Oktober 2015
No Kategori Jumlah
1 2 3
1 Lingkungan Hidup 2
233
2 Kehutanan 3
300
3 LHK 7
4 Non LHK 22
Gambar
G 9.1 G
Grafik persenta
ase kategori pengaduan yang
Jumlahh 5
562 diiterima KLHK tahun 2015
Sumber : Direktorat
D Jenderal Penegakan
n Hukum
L
Lingkungan Hid
dup dan Kehutan
nan
Tabel 9.3
9 Status
s Penangan
nan Pengad
duan LHK Tahun
T 2015
5
No Keterangan
K Jumlah
1 2 3
1 Pengaduan selesai
s 114
2 Telah diverifikkasi 101
3 Pelimpahan ke k BLH & Dishhut 123
4 Pelimpahan ke k Dit. Konflik Tenurial & Huutan Adat 149
5 Pelimpahan ke k Ditjen Planoologi & Tata Lingkungan
L 2
6 Pelimpahan ke k Ditjen KSDAE 1
7 Pelimpahan ke k Dit. PPH 23
8 Dalam prosess (penelaahann, persiapan verifikasi, pembahasan dan persiapan pellimpahan) 27
9 Non LHK 22
Juumlah 562
Sumbe
er : Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
m Lingkungan
n Hidup dan Kehutanan
K
90.00%
79.27%
80.00%
70.00%
60.00%
47.11%
50.00%
40.00% 2014
27.56% 3%
25.33
30.00% 20.73% 2015
20.00%
10.00% 0.00%
0.00%
Bidang Sumb
ber Daya B
Bidang Industri Kebakaaran Hutan
Alam
m Praasarana dan Jassa dan/atau Lahan
1 2 3
1 Teguran Tertulis 8
2 Paksaan Pemerintah 16
3 Pembekuan Izin 21
4 Pencabutan Izin 3
Jumlah 48
Sumber : Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
6.25% 16.67%
Teguran Tertulis
Paksaan Pemerintah
Pembekuan Izin
Tabel 9.15 Rekapitulasi Hasil Operasi Peredaran Tumbuhan Dan Satwa Liar Illegal
Tahun 2015
No. Jenis Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1. Rusa 6 lembar Kulit utuh 1 ekor
2. Beruang Madu 1 lembar Potongan kulit
3. Macan Tutul 1 lembar Kulit lengkap 1 ekor
4. Macan Tutul 3 lembar Potong kulit
5. Ular Sanca 31 lembar Kulit 1 ekor lengkap dan kepala
6. Harimau 2 lembar Kulit lengkap 2 ekor dengan kepala
7. Harimau 2 lembar Potongan kulit anakan
8. Harimau 1 lembar Kulit lengkap 1 ekor anakan
9. Rusa 2 lembar Potongan kulit
10. Macan Tutul 2 ekor Opsetan kondisi lengkap
11. Macan Dahan 1 ekor Opsetan setengah badan
12. Macan Kumbang 1 ekor Opsetan setengah badan
13. Beruang madu 2 ekor Opsetan setangah badan
14. Rusa 2 ekor Opsetan setengah badan
15. Kucing Mas 1 ekor Opsetan lengkap
16. Burung Cendrawasih 2 ekor Opsetan lengkap
17. Burung Bayan 1 ekor Opsetan lengkap
18. Burung Nuri Merah Kepala Hita 2 ekor Opsetan lengkap
19. Macan 8 ekor Tengkorak kepala
20. Beruang 1 ekor Tengkorak kepala
21. Kambing Hutan 4 ekor Tengkorang Kepala
22. Rusa 3 buah Tengkorak kepala lengkap
23. Satwa liar 217 buah Tulang belulang
24. Elang Laut 1 ekor Hidup
25. Burung Jalak Bali 1 ekor Hidup
26. Owa dan Lutung 5 Ekor Hidup
27. Jenis Burung Dilindungi 10 Ekor Hidup
28. Bagian Burung 30 Item 20 Paruh Enggarang, 10 Taring
29. Jalak Bali 2 Ekor Hidup
30. Kura-kura moncong babi 8.860 Ekor Hidup dan telah dilepasliarkan
31 Cendrawasih 11 Ekor Hidup dan telah dilepasliarkan
32 Tupai terbang 100 Ekor Hidup dan telah dilepasliarkan
33 Kakaktua Raja 4 Ekor Hidup dan telah dilepasliarkan
34 Biawak 25 Ekor Hidup dan telah dilepasliarkan
35 Peralatan Timbangan 2 Unit
Sumber : Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah Unit
Wilayah UPT / Satker Status
MMP dan TPHL
1 2 3 4
Jambi 4 Aktif
Sumatera Sumbar 1 Aktif
K.Seblat 1 Aktif
Sembilang 1 Aktif
BTNGL 1 Aktif
DKI Jakarta 2 Aktif
BTN Kepulauan Seribu 3 Aktif
Jawa
BBKSDA Jatim 3 Aktif
BTN Ujung Kulon 1 Aktif
BTNGGP 1 Aktif
Jateng 1 Aktif
Gn Rinjani 2 Aktif
Kalsel 3 Aktif
Kalimantan Kayan M 1 Aktif
BTN Betung Kerihun 2 Aktif
BTN komodo 1 Aktif
Papua 2 Aktif
Sulsel 2 Aktif
Sulawesi
Sulteng 2 Aktif
Lorentz 1 Aktif
BTN Lore Lindu 2 Aktif
BTN Bogani Nani Wartabone 1 Aktif
Jumlah 38
Tabel 9.18
9 Statu
us Sengketaa Lingkung
gan Hidup Di Luar Pe
engadilan P
Pada
Bidan
ng Industri Prasarana
a dan Jasa tahun 2015
No S
Status Sengkeeta LH Juumlah Sengkketa
1 2 3
1 Verifikasi lanjjutan 3 Sengketa
S
2 Belum diveriffikasi 19 Sengketa
S
3 Perhitungan kerugian LH 1 Sengketa
S
4 Klarifikasi 12 Sengketa
S
5 Negosiasi 3 Sengketa
S
6 Kesepakatann (KLHK sebaggai penggugatt) 5 Sengketa
S
7 Kesepakatann (KLHK sebaggai fasilitator) 3 Sengketa
S
berita acara PSLH
P pelaksaanaan tindakan tertentu (KLLHK sebagai Pihak
P
8 12 Sengketa
S
Penggugat)
9 Ketidaksepakkatan (KLHK sebagai
s pengggugat) 2 Sengketa
S
Jumlah 60 Seengketa
Sumberr : Direktorat Jenderal
J Penegakan Hukum
m Lingkungan Hidup
H dan Ke
ehutanan
Status Penyele
esaian SSengketta Lingkungan
Hidup
p Melalu
ui Pengaadilan
Inkracht
Dalam Prose
es [PERCENTAG GE]
Persidangan
n
13%
Telah Diverifikkasi
Dalam
m Proses
Sengketa Limp
pahan
Ka
asasi
9%
9 Dalam Proses Kasasi
Dalam Proses Persidangan
Sengketa
Telah Dive
erifikasi Incracht
pahan
Limp
65%%
9
9%
Gamb
bar 9.4 Graffik daftar pen
nyelesaian sengketa lingkungan hidu
up melalui pe
engadilan
yang
g sedang ditangani selam ma tahun 2015
Tabel 9.20 Tipologi Perkara Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015
Proses Perkara
No Tipologi Kasus Jumlah
Penyidikan P21
1 2 3 4 5
1 Pembalakan liar 0 Kasus 43 Kasus 43 Kasus
2 Perambahan Hutan 8 Kasus 28 Kasus 36 Kasus
3 Peredaran TSL Illegal 6 Kasus 43 Kasus 49 Kasus
4 Pencemaran Lingkungan 4 Kasus 4 Kasus 8 Kasus
5 Kebakaran Hutan 5 Kasus 0 Kasus 5 Kasus
Jumlah 23 Kasus 118 Kasus 141 Kasus
Sumber : Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tabel 9.21 Penanganan Barang Bukti Penyegelan Lahan Yang Terbakar Tahun 2015
No Provinsi Banyaknya Perusahaan Perkiraan Luas (ha)
1 2 3 4
1 Riau 9 2.210
2 Jambi 2 400
3 Sumatera Selatan 4 2.976
4 Kalimantan Tengah 12 13.650
Jumlah 27 19.236
Sumber : Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah
No Provinsi Kabupaten / Kota
Kab/Kota Provinsi
1 2 3 4 5
Jumlah PKSM Tahun 2015 5,115
1 NAD Kab. Aceh Besar 4
Kab. Aceh Tengah 6
Kab. Bireun 26
Kab. Pidie 2
NAD Total 38
2 Sumatera Utara Kab. Asahan 1
Kab. Karo 2
Kab. Simalungun 11
Sumatera Utara Total 14
3 Sumatera Barat Kab. 50 Kota 22
Kab. Agam 9
Kab. Dhamasraya 5
Kab. Padang Panjang 6
Kab. Pariaman 8
Kab. Pasaman 4
Kab. Pasaman Barat 2
Kab. Sijunjung 8
Kab. Solok 78
Kab. Tanah Datar 12
Sumatera Barat Total 154
4 Riau Kab. Bengkalis 1
Kab. Indragiri Hilir 2
Kab. Indragiri Hulu 2
Kab. Kampar 7
Kab. Kuantan Sengigi 2
Kab. Meranti 2
Kab. Palalawan 2
Kab. Rokan Hilir 2
Kab. Rokan Hulu 3
Kab. Siak 4
Kota Dumai 2
Kota Pekanbaru 2
Riau Total 31
5 Sumatera Selatan Kab. Banyuasin 1
Kab. Lahat 1
Kab. Muara Enim 21
Kab. Musi Rawas 48
Kab. Musi Rawas Utara 28
Kab. OKI 21
Kab. OKU 14
Kab. Oku Timur 8
Kota Pagar Alam 11
Sumatera Selatan Total 153
6 Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan 7
Kab. Bengkulu Tengah 2
Kab. Seluma Bengkulu 10
Bengkulu Total 19
No BDK / BLK Lokasi Luas (ha) Dasar Status Hukum Tahun Tata Batas
1 2 3 4 5 6
1 Bogor Jampang Tengah, Kab Sukabumi 45.15 Sertifikat Tanah No.301 No.2961/II/1995 SK Kanwil BPN Jabar 1995
No.402/HP/Kw-BPN/95 tgl. 10 Oktober 1995 sbg Hutan Diklat
Rumpin, Kab. Bogor 66.80 SK.338/Menhut-II/2010 tgl.25 Mei 2010 sbg Kawasan Hutan 2006
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat
2 Kadipaten Sawala Mandapa, Kab. 146.58 SK.164/Menhut-II/2005 tgl. 9 Juni 2005 sbg Kawasan Hutan 2004
Majalengka Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat
3 Pematang Siantar Pondok Buluh Kab. Simangulun 1,100.00 1. SK.Dirjen Kehutanan No. 34/Kpts/DJI/1993 tgl. 8 Februari 1998
1983 sbg Hutan Diklat
2. SK.Menhut No.398/Kpts-II/1998 tgl. 4 Agustus 1998 sbg 2003
Hutan Diklat
4 Pekanbaru Bukit Suligi,Kab. Kampar dan Kab. 2,183.00 SK.Menhut No.729/Kpts-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 1985
Rokan Hulu dengan ralat surat No S.6/Kum-1/2010 tanggal 5 Januari 2010
tentang Penetapan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
5 Samarinda Lao Haur - Kab. Kutai Kartanegara 4,310.00 SK.Menhut No.8815/Kpts-II/2002 tgl. 24 September 2002 sbg 2000
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Diklat
7 Kupang Sesimeini Sanam, Kab. Timor 2,973.20 SK Menhut No. 367/Menhut-II/2009 tanggal 23 Juni 2009 2007
Tengah Selatan tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Hutan Diklat BDK Kupang
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
251
Tabel 10.4 Daftar Penerima Penghargaan Juara Lomba Wana Lestari Tingkat Nasional Tahun 2015
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 4,632 9,525 9,463 10,433 11,526
2 Sumatera Utara 13,628 13,590 12,537 8,560 7,970
3 Sumatera Barat 19,183 12,878 8,110 11,383 11,564
4 Riau 16,054 20,468 18,319 24,239 21,351
5 Jambi 7,278 7,387 9,351 7,524 8,608
6 Sumatera Selatan 16,310 18,350 17,112 19,946 20,801
7 Bengkulu 3,472 3,734 3,050 2,942 2,909
8 Lampung 15,530 15,644 4,864 10,813 12,280
9 Bangka-Belitung 2,483 3,258 2,260 3,632 3,622
10 Kepulauan Riau 3,188 1,915 5,598 5,507 5,113
11 DKI Jakarta N/A N/A N/A N/A N/A
12 Jawa Barat 56,920 40,504 54,437 38,213 44,010
13 Jawa Tengah 117,297 131,054 133,275 105,735 110,369
14 D I Yogyakarta 11,913 10,331 7,881 5,557 5,522
15 Jawa Timur 76,405 65,256 77,759 91,546 100,789
16 Banten 10,494 13,312 16,133 19,629 20,950
17 Bali 4,192 3,710 1,612 2,970 3,334
18 Nusa Tenggara Barat 18,694 29,478 23,603 22,686 23,772
19 Nusa Tenggara Timur 60,540 57,372 58,581 47,869 56,933
20 Kalimantan Barat 17,605 14,755 15,346 19,577 19,824
21 Kalimantan Tengah 46,463 20,121 21,806 21,637 21,835
22 Kalimantan Selatan 11,947 6,821 6,721 6,535 7,416
23 Kalimantan Timur 18,733 19,621 19,257 12,993 14,321
24 Sulawesi Utara 3,364 1,759 4,519 4,816 4,487
25 Sulawesi Tengah 14,227 9,173 13,498 15,015 15,799
26 Sulawesi Selatan 5,242 4,887 8,933 3,738 3,925
27 Sulawesi Tenggara 10,717 8,277 8,220 5,849 5,987
28 Gorontalo 2,447 3,194 5,206 3,040 3,107
29 Sulawesi Barat 967 1,873 2,596 3,589 3,062
30 Maluku 12,139 9,261 6,210 6,385 6,560
31 Maluku Utara 6,814 2,763 3,825 2,856 2,786
32 Papua Barat 11,517 14,053 9,706 12,197 11,191
33 Papua 38,629 66,463 64,390 67,925 66,800
Jumlah 659,024 640,787 654,178 625,336 658,523
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
256
Aparatur Non Aparatur
Jumlah
No Instansi Aparatur Pendampingan Non Aparatur Bakti Rimbawan Total
L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PUSDIKLAT SDM LHK 1,336 337 484 0 0 0 837 426 2,657 763 3,420
2 BDLHK BOGOR 627 113 0 0 109 11 0 0 736 124 860
3 BDLHK KADIPATEN 652 88 0 0 180 0 0 0 832 88 920
4 BDLHK PEKANBARU 537 126 23 6 203 5 0 0 763 137 900
5 BDLHK PEMATANGSIANTAR 437 102 0 0 258 43 0 0 695 145 840
6 BDLHK SAMARINDA 409 136 13 13 88 0 33 25 543 174 717
7 BDLHK MAKASSAR 659 228 22 8 72 21 0 0 753 257 1,010
8 BDLHK KUPANG 571 124 0 0 241 54 0 0 812 178 990
Jumlah 5,228 1,254 542 27 1,151 134 870 451 7,791 1,866 9,657
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 2,312 1,820 337 2,157
A Pra Jabatan 648 427 193 620
Pra Jabatan Formasi Tahun 2013
1 Golongan III 30 266 22 18 40 5 Mei-17 Juni Pusdiklat SDM LHK (off kampus 25 Mei-10
44 36 80 27 April-6 Juni (BDLHK Bogor)
36 36 4 Mei-13 Juni(BDLHK Samarinda)
39 39 6 Mei -15 Juni (BDLHK Pekanbaru)
20 20 40 14 Mei-27 Juni (BDLHK Makassar)
23 6 29 18 Agustus-26 September (BDLHK Makassar)
266 184 80 264
2 Golongan II 20 109 17 16 33 5 Mei-12 Juni Pusdiklat SDM LHK (off kampus 20 Mei-5 Juni)
16 19 35 27 April-31 Mei (BDLHK Bogor)
13 14 27 30 April-7 Juni (BDLHK Makassar)
109 46 49 95
3 Golongan I, II, III Tenaga Honorer Kategori I dan II 7 99 77 14 91 24 -30 April (Pusdiklat SDM LHK)
257
Lanjutan Tabel 10.8
1 2 3 4 5 6 7 8
258
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 1,298 1,139 75 1,214
a Perencanaan Hutan 56 45 10 55
8 Diklat KKPH 90 30 24 5 29 25 Agustus-9 Oktober
Kompetensi Guru SMK Kehutanan Paket Keahlian I (Teknik
9 15 26 21 5 26 21 September-5 Oktober
Inventarisasi dan Pemetaan Hutan)
b Pemanfaatan Hutan 20 13 7 20
Kompetensi Guru SMK Kehutanan Paket Keahlian 3 (Teknik Produksi
10 15 20 13 7 20 16-29 September
Hasil Hutan)
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 508 496 8 504
Kompetensi Guru SMK Kehutanan Paket Keahlian 2 (Rehabilitasi dan
11 15 20 12 8 20 21 September-5 Oktober
Reklamasi Lahan)
12 Pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH) di BDK Kadipaten 5 270 270 270 23-27 Nov, 30 November-4 Des dan 7-12 Des, 14-18 Des
2 Teknik Pembibitan bagi Tenaga Bakti Rimbawan di BDK Samarinda 6 36 36 36 2-7 November
3 Teknik Persemaian bagi petugas KPH di BDK Makassar 6 83 63 20 83 19-24 Oktober, 26-31 Oktober
4 Teknik Pembibitan bagi Tenaga Bakti Rimbawan di BDK Kupang 6 26 18 8 26 26-31 Oktober
5 Teknik Budidaya Tanaman di Bawah Tegakan di BDK Pekanbaru 6 30 30 30 26-31 Oktober
6 Teknik Budidaya Tanaman di Bawah Tegakan di BDK Makassar 6 60 42 14 56 19-24 Oktober, 26-31 Oktober
d KSDA Hayati dan Ekosistemnya
e Perlindungan dan Pengamanan Hutan 122 118 4 122
259
Lanjutan Tabel 10.8
1 2 3 4 5 6 7 8
260
Teknik Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Pemegang Ijin
7 Usaha Pemanfaatan Kayu (IUPHK) Hutan Alam/Retsorasi Kawasan Bagi 6 36 36 36 2-8 November
Tenaga Bakti Rimbawan di BDK Samarinda
Peserta (orang)
No Jenis Diklat Lama Diklat (Hari) Realisasi Waktu Pelaksanaan
Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 758 627 113 740
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 698 590 90 680
a Perencanaan Hutan 110 100 9 109
1 Inventarisasi Hutan dan Pemetaan Pohon 15 27 23 4 27 8-22 Sept
2 Penyegaran Pengukuran dan Perpetaan 15 26 25 1 26 18 Agus-1 Sept
3 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 27 26 1 27 3-17 Juni
4 SIG Bagi Operator 15 30 26 3 29 29 Okt-12 Nov
b Pemanfaatan Hutan 91 85 6 91
5 Pengenalan Jenis Kayu 15 34 32 2 34 14-28 Okt
6 Pendampingan SVLK Bagi Penyuluh 12 57 53 4 57 18-29 Mei dan 7-18 Sept
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 200 160 35 195
7 Pengelolaan DAS 15 27 26 1 27 18 Mei-1 Juni
8 Mitigasi Banjir dan Longsor 15 30 27 3 30 4-18 Agustus
9 Manajemen RHL 15 30 21 5 26 14-28 Oktober
10 Pengelolaan Hutan Rakyat 15 29 27 2 29 8-22 September
11 Pendampingan Kelompok Tani Hutan Bagi Penyuluh 6 29 22 7 29 4-9 Mei
12 Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengembangan KPH 15 25 22 3 25 4-18 Agustus
261
262
Lanjutan Tabel 10.9
1 2 3 4 5 6 7 8
f Administrasi 120 94 25 119
20 Metodologi Penelitian Sosial 6 30 20 9 29 15-20 Maret
21 Perubahan Iklim dan Redd+ Bagi Petugas Penyuluh Kehutanan 15 30 25 5 30 5-12 Mei
22 Perubahan Iklim dan REDD + Bagi Pejabat Fungsional PEH 6 30 23 7 30 15-20 Maret
23 Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah 6 30 26 4 30 15-20 Maret
g Diklat Teknis Lingkungan Hidup
D Diklat Fungsional 60 37 23 60
a Fungsional PEH 30 16 14 30
24 Pembentukan PEH TK. Ahli 30 30 16 14 30 1-30 September
b Fungsional Penyuluh 30 21 9 30
25 Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tk. Ahli 18 30 21 9 30 3-20 Agustus
c Fungsional Polhut
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 120 109 11 120
a Perencanaan Hutan
b Pemanfaatan Hutan
C Rehabilitasi Hutan dan Lahan 60 56 4 60
1 Pembinaan Kelompok Tani Hutan 15 30 28 2 30 16-20 November
2 Diklat Bagi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat 6 30 28 2 30 7-12 Desember
d KSDA Hayati dan ekosistemnya 30 25 5 30
3 Pendidikan Konservasi 10 30 25 5 30 1-10 Desember
e Perlindungan dan Pengamanan Hutan 30 28 2 30
4 Pengamanan Hutan Berbasis Masyarakat (Community Patrol ) 5 30 28 2 30 11-15 Desember
f Administrasi
Jumlah 878 736 124 860
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 740 652 88 740
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 650 575 75 650
a Perencanaan Hutan 240 225 15 240
1 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 60 56 4 60 29 Juli-12 Agustus dan 15-29 September
2 Pelaksana Pengukuran dan Perpetaan 30 30 28 2 30 18 Mei-16 Juni
3 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator 15 60 55 5 60 21 April-5 Mei dan 25 Agustus-8 September
4 SIG Berbasis Ponsel 6 90 86 4 90 18-23 Mei dan 5-10 Oktober dan 16-21 Desember
b Pemanfaatan Hutan
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 210 163 47 210
5 Budidaya Lebah Madu 15 30 22 8 30 21 April-5 Mei
6 Dasar-dasar Pengelolaan DAS 15 30 24 6 30 29 Juli-12 Agustus
7 Pengelolaan Hutan Rakyat 15 60 47 13 60 21 April-5 Mei dan 25 Agustus-8 September
8 Pembuatan Rancangan Agroforestry 15 30 24 6 30 21 April-5 Mei
263
264
Lanjutan Tabel 10.10
1 2 3 4 5 6 7 8
g Diklat Teknis Lingkungan Hidup
D Diklat Fungsional 90 77 13 90
a Fungsional PEH
b Fungsional Penyuluh 90 77 13 90
3-20 Juni, 15 September-2 Oktober dan 29 September-
18 Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tk. Ahli 16 90 77 13 90
16 Oktober
c Fungsional Polhut
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 180 180 180
a Perencanaan Hutan
b Pemanfaatan Hutan
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 180 180 180
1 Pembekalan Kegiatan Kehutanan Bagi Masyarakat 6 30 30 30 16-21 November
15 90 90 90 25 Agustus-8 September, 23 November-7 Desember
2 Pembentukan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat
dan 7-21 Desember
3 Teknik Budidaya Tanaman di Bawah Tegakan 6 30 30 30 23-28 November
4 Teknik Pembuatan Kompos dan Bokasi 6 30 30 30 16-21 November
d KSDA Hayati dan ekosistemnya
e Perlindungan dan Pengamanan Hutan
f Administrasi
Jumlah 920 832 88 920
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 540 437 102 539
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 510 409 98 507
a Perencanaan Hutan 120 101 19 120
1 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 30 23 7 30 12-26 Maret
2 SIG Bagi Analis 15 30 25 5 30 18 Agustus-1 September
3 SIG Bagi Operator 15 60 53 7 60 23 April-7 Mei dan 30 Juli-12 Agustus
b Pemanfaatan Hutan 30 23 7 30
4 SVLK Bagi Pendamping Lapangan 9 30 23 7 30 1-9 Juni
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 120 99 19 118
5 Fasilitator Hutan Desa 6 30 25 3 28 1-6 Juni
6 Pengelolaan Hutan Rakyat 15 30 25 5 30 23 April-7 Mei
7 Pendampingan Masyarakat 15 30 25 5 30 15-29 Juni
8 Penyusunan Rancangan Kegiatan RHL 15 30 24 6 30 12-26 Maret
265
266
Lanjutan Tabel 10.11
1 2 3 4 5 6 7 8
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 300 262 39 301
a Perencanaan Hutan
b Pemanfaatan Hutan
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 180 157 23 180
1 Diklat Bagi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat 6 30 26 4 30 12-18 Juni
2 Teknik Budidaya Lebah Madu 15 60 57 3 60 29 Juli-12 Agustus dan 16-30 November
3 Teknik Budidaya Jamur/Kayu Tiram 15 60 47 13 60 26 Agustus-8 September dan 1-15 Desember
4 Teknik Budidaya Aren 15 30 27 3 30 29 September-13 Oktober
d KSDA Hayati dan ekosistemnya 30 23 7 30
5 Kader Konservasi 30 23 7 30 29 Juli-12 Agustus
e Perlindungan dan Pengamanan Hutan 90 82 9 91
6 Teknik Pencegahan Kabakaran Hutan 7 60 57 4 61 26 Agustus-8 September dan 1-15 Desember
7 Teknik Pengamanan Hutan Partisipatif 7 30 25 5 30 16-30 November
f Administrasi
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 690 560 132 692
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 660 533 129 662
a Perencanaan Hutan 150 129 21 150
1 Enumerasi dan Re-Numerasi TSP-PSP 15 30 26 4 30 1-15 September
2 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 30 25 5 30 9-23 Maret
3 Pengukuran dan Pemetaan Sederhana Dengan GPS 5 30 23 7 30 14-19 September
4 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator 15 30 27 3 30 16-2 Maret
5 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator Perencana KPH 7 30 28 2 30 26 Oktober-1 November
b Pemanfaatan Hutan 30 27 3 30
6 Pendampingan SVLK Bagi Penyuluh 12 30 27 3 30 1-12 Juni
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 210 171 41 212
7 Fasilitator Social Forestry 15 30 22 8 30 7-21 Oktober
8 Fasilitator HTR bagi Aparatur 6 30 21 9 30 31 Agustus-5 September
267
Lanjutan Tabel 10.12
1 2 3 4 5 6 7 8
268
19 Manajemen Konflik 15 30 23 7 30 1-15 Juni
20 Perubahan Iklim dan REDD+ Bagi Petugas Penyuluh 8 30 26 4 30 22-30 Juni
21 DIKLAT REDD + Dalam Perencanaan Terpadu 5 30 25 6 31 24-28 Agustus
22 Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah 6 30 24 6 30 9-23 Maret
D Diklat Fungsional 30 27 3 30
a Fungsional PEH
b Fungsional Penyuluh
c Fungsional Polhut 30 27 3 30
23 Alih Tingkat Polhut Terampil ke Polhut Tingkat Ahli 15 30 27 3 30 18 Mei-1 Juni
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 210 203 5 208
a Pemanfaatan Hutan 30 27 27
1 Pejabat Penerbit Surat Keterangan Asal Usul (P2KAU) 7 30 27 27 7-13 Mei
b Rehabilitasi Hutan dan Lahan 60 57 3 60
2 Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat 6 30 30 30 16-21 Maret
3 Bagi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat 6 30 27 3 30 31 Agustus-5 September
c KSDA Hayati dan ekosistemnya
d Perlindungan dan Pengamanan Hutan 120 119 2 121
4 Metode dan Teknik Fasilitasi Bagi Manggala Agni 8 30 29 1 30 7-14 Mei
5 Pembentukan Masyarakat Peduli Api 6 60 59 1 60 18-23 Mei dan 24-29 Agustus
6 Teknik Pengamanan Hutan Partisipatif 15 30 31 31 16-30 November
e Administrasi
Jumlah 900 763 137 900
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 608 422 149 571
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 512 357 128 485
a Perencanaan Hutan 67 61 6 67
1 Inventarisasi Hutan Bagi KPH 15 7 7 7 14-23 Desember
2 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 20 16 4 20 10-24 Maret
3 SIG Bagi Analis 15 20 19 1 20 8-22 September
4 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator 15 20 19 1 20 19 Agustus-2 September
b Pemanfaatan Hutan 60 39 11 50
5 Pengenalan Jenis Pohon 15 30 26 4 30 10-24 Maret
6 Teknik Pengeringan dan Pengawetan Kayu Bulat 6 30 13 7 20 30 Juli-13 Agustus
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 117 70 46 116
7 Fasilitator Social Forestry 15 30 17 13 30 19-27 Oktober
8 Metodologi Penyuluhan Hutan 15 30 18 12 30 19 Agustus-2 September
9 Pengelolaan Hutan Rakyat 15 30 22 8 30 19 Agustus-2 September
269
Lanjutan Tabel 10.13
270
1 2 3 4 5 6 7 8
D Diklat Fungsional 96 65 21 86
a Fungsional PEH 64 45 9 54
20 Alih Tingkat PEH Tingkat Terampil ke PEH Ahli 15 34 28 6 34 30 Juli-13 Agustus
21 Penjenjangan PEH Pertama ke PEH Muda 6 30 17 3 20 14-17 Desember
b Fungsional Penyuluh 32 20 12 32
22 Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tk. Ahli 16 32 20 12 32 30 Juli-13 Agustus
c Fungsional Polhut
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 172 121 25 146
a. Perencanaan Hutan 22 17 0 17
1 Inventarisasi Hutan Bagi KPH 15 22 17 - 17 29 September-13 Oktober
a Pemanfaatan Hutan 30 22 - 22
2 Pejabat Penerbit Surat Keterangan Asal Usul (P2KAU) 7 30 22 22 8-22 September
b Rehabilitasi Hutan dan Lahan
c KSDA Hayati dan ekosistemnya 30 21 - 21
4 Kader Konservasi 15 30 21 0 21 19 Agustus-2 September
d Perlindungan dan Pengamanan Hutan 30 28 - 28
5 Pembentukan Masyarakat Peduli Api 5 30 28 - 28 19 Agustus-2 September
e Administrasi 60 33 25 58
7 Administrasi Keuangan Negara Bagi Tenaga Bakti Rimbawan 10 30 11 17 28 29 September-13 Oktober
8 Pemberdayaan Masyarakat Bagi Tenaga Bakti Rimbawan di 10 30 22 8 30 29 September-13 Oktober
Jumlah 780 543 174 717
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jumlah
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 920 681 233 917
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 830 610 217 827
a Perencanaan Hutan 170 136 34 170
1 Inventarisasi Hutan 45 30 28 2 30 28 September-11 November
2 Perencanaan Bagi KPH 30 30 23 7 30 16 November-15 Desember
3 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 20 16 4 20 14-28 April
4 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator 15 20 12 8 20 31 Juli-14 Agustus
5 Survey Sosial Ekonomi Kehutanan 15 30 24 6 30 19 Agustus-2 September
6 SIG Berbasis Ponsel 5 40 33 7 40 7-11 September dan 14-18
b Pemanfaatan Hutan
c Rehabilitasi Hutan dan Lahan 250 177 73 250
7 Agroforestry 15 30 20 10 30 1-15 Desember
8 Budidaya Ulat Sutera Pola 100 JPL 15 30 23 7 30 15-29 Mei
9 Budidaya Bambu 7 30 16 14 30 9-15 September
10 Metodologi Penyuluhan 15 20 14 6 20 16-30 Juni
11 Pengelolaan Hutan Mangrove 15 30 30 30 29 Juni-4 Juli
271
Lanjutan Tabel 10.14
1 2 3 4 5 6 7 8
272
25 Pemetaan Konflik 7 20 16 4 20 7-12 September
26 Perubahan Iklim dan REDD+ Bagi Petugas Penyuluhan Kehutanan 8 30 12 18 30 9-17 Juni
27 Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah 6 30 24 6 30 29 Juni-4 Juli
28 Teknik Fasilitasi 15 30 24 6 30 31 Juli-14 Agustus
29 Tata Kearsipan Dinamis 15 30 23 7 30 13-27 November
D Diklat Fungsional 90 71 16 90
a Fungsional PEH 60 39 16 55
30 Alih Tingkat PEH Tingkat Terampil ke PEH Ahli 15 30 26 4 30 21 April-5 Mei
31 Pembentukan PEH Tk. Terampil 6 30 13 12 25 12-31 Oktober
b Fungsional Penyuluh
c Fungsional Polhut 30 32 35
32 Alih Tingkat Polhut Terampil ke Polhut Tingkat Ahli 15 30 32 3 35 10-24 November
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 93 72 21 93
a Pemanfaatan Hutan
b Rehabilitasi Hutan dan Lahan 93 72 21 93
1 Diklat Bagi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat 6 33 26 7 33 23-28 November
2 Pembibitan Tanaman Hutan 15 60 46 14 60 14-28 April dan 1-15 Oktober
c KSDA Hayati dan ekosistemnya
d Perlindungan dan Pengamanan Hutan
e Administrasi
Jumlah 1,013 753 254 1,010
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peserta (orang)
Lama Diklat
No Jenis Diklat Realisasi Waktu Pelaksanaan
(Hari) Rencana Jml
L P
1 2 3 4 5 6 7 8
I Diklat Aparatur 695 569 126 695
A Pra Jabatan
B Diklat Kepemimpinan
C Diklat Teknis Kehutanan Bagi KPH 695 569 126 695
a Perencanaan Hutan 180 150 30 180
1 Aplikasi GPS untuk Survey dan Pemetaan 6 60 49 11 60 12-17 Maret dan 14-19
2 Aplikasi GPS Bagi Polhut 15 30 28 2 30 28 April-12 Mei
3 Inventarisasi Potensi Tegakan Bagi KPH 15 30 23 7 30 11-25 Agustus
4 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 15 30 24 6 30 12-17 Maret
5 Sistem Informasi Geografis Bagi Operator 15 30 26 4 30 15-29 September
b Pemanfaatan Hutan 90 77 13 90
6 Pengenalan Jenis Kayu 15 30 22 8 30 28 April-12 Mei
7 PUHH Bagi Polhut 7 30 28 2 30 15-21 Oktober
8 SVLK Bagi Pendamping 8 30 27 3 30 12-19 Maret
c. Rehabilitasi Hutan dan Lahan 230 181 49 230
9 Budidaya Cendana 7 55 45 10 55 26 Mei-1 Juni dan 15-21 Sept
10 Budidaya Kutu Lak 7 30 24 6 30 9-15 Juni
11 Budidaya Kayu Putih 7 30 23 7 30 17-23 November
273
Lanjutan Tabel 10.15
274
1 2 3 4 5 6 7 8
D Diklat Fungsional
a Fungsional PEH
b Fungsional Penyuluh
c Fungsional Polhut
d Fungsional Widyaiswara
e Fungsional Lingkungan Hidup
II Diklat Non Aparatur/Masyarakat 295 241 54 295
a Pemanfaatan Hutan 25 21 4 25
1 Pejabat Penerbit Surat Keterangan Asal Usul (P2KAU) 7 25 21 4 25 17-23 November
b Rehabilitasi Hutan dan Lahan 210 171 39 210
2 Teknik Budidaya Cendana Bagi Masyarakat 7 30 18 12 30 1-7 Juli
3 Teknik Agroforestry Bagi Masyarakat 7 30 28 2 30 1-7 Juli
4 Teknik Pemanfaatan dan Pengolahan Madu Hutan 7 30 22 8 30 1-7 Juli
5 Teknik Budidaya Tanaman di Bawah Tegakan 6 60 53 7 60 12-17 Maret dan 14-19
6 Teknik Budidaya Lebah Madu 7 30 28 2 30 9-15 Juni
7 Teknik RHL 15 30 22 8 30 28 April-12 Mei
c KSDA Hayati dan ekosistemnya
d Perlindungan dan Pengamanan Hutan 60 49 11 60
8 Teknik Pencegahan Kabakaran Hutan 7 30 27 3 30 19-25 Agustus
9 Teknik Pengamanan Hutan Partisipatif 7 30 22 8 30 28 Mei-1 Juni
e Administrasi
Jumlah 990 810 180 990
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
275
Tabel 10.17 Adiwiyata Mandiri Menurut Provinsi dan Sekolah Tahun 2015
278
Tahun 2011 s.d. 2015
3. S- 3 - Dalam Negeri 5 3 8 8 5 13 7 2 9 7 1 8 8 5 13
4. - Luar Negeri 1 2 3 4 4 8 3 3 6 2 1 3 1 1 2
Tahun
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Aceh 75 63 85 76 70
2 Sumatera Utara 95 100 92 108 108
3 Sumatera Barat 82 77 80 60 73
4 Riau 37 37 41 42 37
5 Kepulauan Riau 3 3 3 3 3
6 Jambi 18 22 41 29 36
7 Sumatera Selatan 61 69 69 63 76
8 Kep. Bangka Belitung 13 27 14 40 40
9 Bengkulu 55 60 60 51 65
10 Lampung 165 165 168 162 162
11 DKI Jakarta - 2 2 - -
12 Jawa Barat 475 443 447 432 425
13 Banten 65 56 50 45 40
14 Jawa Tengah 725 699 698 586 586
15 DI Yogyakarta 72 59 68 60 63
16 Jawa Timur 513 450 416 469 445
17 Kalimantan Barat 46 41 68 54 48
18 Kalimantan Timur 30 37 46 38 38
19 kalimantan Selatan 104 90 84 84 84
20 Kalimantan Tengah 43 37 62 40 44
21 Sulawesi Tengah 91 97 91 89 89
22 Sulawesi Utara 35 35 41 53 55
23 Gorontalo 30 28 21 38 17
24 Sulawesi Selatan 317 305 310 283 283
25 Sulawesi Tenggara 111 94 93 87 87
26 Sulawesi Barat 55 53 44 47 47
27 Bali 99 86 90 84 84
28 Nusa Tenggara Barat 162 156 158 155 155
29 Nusa Tenggara Timur 166 166 160 167 167
30 Maluku 14 35 35 37 37
31 Maluku Utara 52 68 75 74 68
32 Papua Barat 11 11 37 65 65
33 Papua 19 20 33 39 39
34 Pusat (BP2SDM & Ditjen KSDAE) 218 214 213 257 256
Jumlah 4,057 3,905 3,995 3,917 3,892
Sumber : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tabel 11.1 Rencana Penelitian Integratif (RPI) Periode Renstra 2010 s.d. 2014
Kegiatan/Program
No. Kegiatan dan Hasil Penelitian Berdasarkan Program
Litbang Kehutanan
Pada periode Renstra 2015 s.d. 2019, Badan Litbang Kehutanan mengalami perubahan
nomenklatur menjadi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) sehingga ada
perubahan organisasi di tingkat Pusat dan Daerah. Untuk periode ini, masuk Puslitbang yang
berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup yaitu Pusarpedal menjadi Puslitbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan (P3KLL). Sedangkan Puslitbang pada saat Badan Litbang Kehutanan
ada merger yaitu antara Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan dengan Puslitbang
Konservasi dan Rehabilitasi menjadi Puslitbang Hutan. Selain itu ada perubahan nama untuk
seluruh Puslitbang yang ada di Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi.
Sedangkan dalam melaksanakan program litbang didukung dengan lima kegiatan dan
satu dukungan manajemen antara lain:
1. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan;
2. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan;
3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium
Lingkungan;
4. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim;
5. Kegiatan Tematik Unit Litbang LHK di daerah;
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Selain itu, RPI mengalami metaforfosis dari 25 RPI menjadi 15 RPI (Rencana Penelitian
Integratif), 7 RPI (Rencana Pengembangan Integratif) dan piloting KPH. Selengkapnya
mengenai RPI periode 2015 s.d. 2019 seperti pada Tabel 11.2.
Kegiatan/Program
No. Kegiatan dan Hasil Penelitian Berdasarkan Program
Litbang danInovasi
Dalam rangka mendukung kegiatan litbang, BLI didukung dengan fasilitas lab rujukan
nasional (Lab.INTROFF CC, mikrobiolofi, forensic LHK, Lab DNA untuk Forensik LHK), 10 lab
lingkungan daerah, Xylarium peringkat ke-3 dunia dengan jumlah koleksi 34.301 sampel,
herbarium terlengkap di Indonesia dg koleksi 7.741 jenis (4.000 di Bogor dan 3.741 di Samboja)
dan persemaian dan greenhouse. Selain itu, tersedia 34 Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK) yang tersebar di seluruh Indonesia yang ditujukan sebagai laboratorium
lapangan untuk mendukung kegiatan litbang yang diharapkan dapat menghasilkan paket-paket
IPTEK LHK yang bermanfaat bagi pembangunan sektor LHK. Sampai saat ini kondisi status
KHDTK di Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi seperti padaTabel 11.3 berikut :
Tabel 11.3.Kondisi Status KHDTK di Badan Litbang dan Inovasi Tahun 2015
No. Status Jumlah KHDTK
1. Telah di tetapkan 12 KHDTK
2. Belum di tetapkan ada tata batas 10 KHDTK
3. Belum ditetapkan dan belum tata batas 12 KHDTK
Oleh karena itu, perlu adanya percepatan untuk penetapan KHDTK yang tersisa baik
yang belum ditetapkan maupun yang belum ditetapkan dan belum ada tata batasnya agar hasil
litbang di KHDTK bisa lestari dan menjadi show windows untuk penyebarluasan hasil litbang
dan penyelamatan materi generic khususnya benih unggul dan demplot-demplot uji coba
lainnya.
Untuk mendukung program pengembangan hutan tanaman maka BLI melaksanakan
program pembangunan sumber benih dari jenis-jenis unggulan lokal, mulai dirintis oleh BLI
pada 15 UPT yang tersebar di seluruh Indonesia, mencakup 3 species unggulan setempat dan
1 species yang perlu dilindungi. Kegiatan ini dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan benih
unggul yang berkualitas sehingga diharapkan dapat mewujudkan hutan tanaman dengan
produktivitas tinggi.
Target pembangunan sumber benih BLI 2010 s.d. 2025 yaitu ada sebanyak 115 unit
sumber benih, dengan 66 species dengan luas 1.393,73 ha dengan klasifikasi mulai dari
Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT) sampai dengan kebun pangkas (KP). Sedangkan realisasi
30,0 27,8
Sumatera
Jawa
25,0
Kalimantan
Nusa Tenggara
20,0
Sulawesi-Papua
15,0 13,0
10,0
7,0
5,2 4,3 5,2 5,2 4,3
4,3
5,0 3,5
2,6 1,7 1,71,7 1,7 0,9 22
1,7
0,9 0,9 0,9 1 0,9
0,0
TBT TBS APB TBP KBS KBK KP Konservasi
Terkait dengan sumber daya manusia, khususnya peneliti Badan Litbang dan Inovasi
diperkuat oleh 500 peneliti dengan jenjang peneliti mulai dari Calon Peneliti sampai dengan
Peneliti Utama dengan berbagai macam bidang kepakaran. Selengkapnya distribusi peneliti di
BLI seperti pada Gambar 11.4.
179
180
160
110 123
140
120
100
80
40 48
60
40
20
0
Calon Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti
Peneliti Pertama Muda Madya Utama
Gambar 11.4 Distribusi Komposisi Peneliti Badan Litbang dan Inovasi s.d. Tahun 2015
289
Tabel 11.4.2 Kegiatan Litbang dan Piloting Berdasarkan Program Tahun 2015
290
No. Kegiatan/Program Kegiatan dan Hasil Penelitian Berdasarkan Program Jumlah
1 Litbang
2 3 4
1 Penelitian dan 1. Konservasi Keanekaragaman Hayati 38
Pengembangan Hutan 2. Konservasi Sumber Daya Air 21
3. Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu) 39
4. Sumber Pangan Alternatif 10
5. Sumber Energi Alternatif 10
6. Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan 11
Jumlah 129
2 Penelitian dan 7. Revitalisasi Pemanfaatan Hasil Hutan Pasca Panen untuk Energi, Pangan dan Obat-obatan Alternatif dari Hutan 5
Pengembangan Hasil 8. Pengolahan Hasil Hutan 7
Hutan 9. Keteknikan. Hutan 1
Jumlah 13
3 Penelitian dan 10. Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM 9
Pengembangan Kualitas 11. Kualitas Lingkungan untuk IPB 1
dan Laboratorium 12. Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan 1
Lingkungan Jumlah 11
4 Penelitian dan 13. Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Resolusi Konflik Kawasan Hutan 11
Pengembangan Sosial, 14. Keekonomian dan Daya Saing Industri serta Kebijakan Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6
Ekonomi, Kebijakan dan 15. Politik dan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 5
Perubahan Iklim Jumlah 22
5 Pengembangan 1. Model Pengembangan Reklamasi Areal Bekas Tambang Batubara di PT. Kaltim Prima Coal 1
2. Pengembangan Nano Karbon untuk Pangan dan Bioenergi yaitu untuk Pembungkus Bahan Pangan dari Serat Bambu Ampel dan Bambu Tali yang Dikombinasikan dengan 1
3. Pengelolaan Sampah dengan Model 3 in 1 untuk Nano-Biofertilizer dalam rangka mitigasi dan adaptasi Lingkungan 1
4. Mikrohidro untuk menggiatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan dan Pengembangan Usaha Produktif Desa Hutan 1
5. Model Pengelolaan Sumberdaya Air Mandiri Berbasis Desa (PAM-BD) 1
6. Model Pengelolaan Sampah Rumah Tangga untuk pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Urban Farming 1
7. Pengembangan Tanaman Gaharu di KPHP Lakitan 1
8. Peningkatan Produktivitas Kayu Pertukangan sebagai Komoditas Usaha di KPH 1
9. Pengelolaan Lahan dengan Agroforestry pada Lahan Alang-alang dan Semak Belukar Dalam Rangka Peningkatan Swasembada Pangan Masyarakat di Sekitar KHDTK Labanan
10. Studi Pengembangan Model Kemitraan Kehutanan di KHDTK Labanan Kabupaten Berau 1
11. Difusi Teknologi dan Budidaya Bambu di Priangan Timur 1
12. Konservasi Jenis-Jenis Unggulan DIY 1
13. Demplot Kebun Benih dan Konservasi Eboni (Diaspyros spp) 1
14. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Ulat Sutera dan Pemanfaatan Limbah 1
15. Pengelolaan DAS Mikro di daerah Tangkapan Air Waduk Gajah Mungkur, DAS Bengawan Solo Endemik Pegunungan 1
16. Konservasi Sumber Daya Air TWA Telaga Warna dan Pengilon melalui Pendekatan Pembangunan Arboretum Spesies Flora 1
Jumlah 15
6 Pilot IPTEK 1. Pengembangan Pilot Project di KPHP Lakitan 1
2. Pilot Penyusunan Rencana Pengelolaan di KPHL Kuburaya 1
3. Pilot Pengelolaan di KPH Banjar 1
4. Penerapan Teknologi Budidaya Ulat Sutera dan Rotan Jernang di KPH Boalemo 1
5. Penerapan Teknologi Budidaya dan Pemanfaatan Bambu di KPH Jeneberang 1
6. Pilot Project Penelitian dan Pengembangan Kayu Putih di KPH Biak Numfor 1
7. Pengelolaan di KPH Yogyakarta 1
Jumlah 7
Penelitian 175
Pengembangan 15
Pilot Iptek 7
Jumlah Kegiatan Litbang dan Pilot IPTEK 197
Sumber : Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
291
Lanjutan Tabel 11.5
292
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19 Borisallo SK Menhut No.367/Menhut-II/2004
180 4 5 5 1 1
Kab. Gowa, Sulsel tgl 5 Oktober 2004
20 Mengkendek SK Menhut No.367/Menhut-II/2004,
100 4 3 6 7 7
Kab. Tana Toraja, Sulsel tgl 5 Oktober 2004
21 Malili SK Menhut No.367/Menhut-II/2004,
737,7 10 11 8 5 5
Kab. Luwu Timur, Sulsel tgl 5 Oktober 2004
22 Rarung SK Menhut No.390/Menhut-II/2004
306,6 6 4 14 11 11
Kab Lombok Tengah, NTB tgl 18 Oktober 2004,
23 Watusipat SK. Menhut No.395/Menhut-II/2004 SK Menhut No.346/Menhut-II/2010
10,4 19 1 7 9 9
Kab. Gunung Kidul, DIY Tgl. 18-10-2004 Tgl. 25 Mei 2010
24 Playen SK. Menhut No.395/Menhut-II/2004 SK Menhut No.346/Menhut-II/2010
102,5 19 0 10 9 9
Kab. Gunung Kidul, DIY Tgl. 18-10-2004 Tgl. 25 Mei 2010
25 Aek Nauli SK Menhut No.39/Menhut-II/2005,
1900 4 13 10 4 4
Kab. Simalungun, Sumut tgl 7 Pebruari 2005
26 Yanlapa SK Menhut No.60/ Menhut-II/2005, SK Menhut No.339/Menhut-II/2010
47,7 4 3 6 3 3
Kab. Bogor, Jabar tgl 9 Maret 2005 Tgl. 25 Mei 2010
27 Kepau Jaya SK Menhut No.74 Menhut-II/2005,
1027 12 8 7 3 3
Kab. Kampar, Riau tgl 29 Maret 2005
28 Tumbang Nusa SK Menhut No.76 /Menhut-II/2005,
5000 21 5 19 11 11
Kalteng tgl 31 Maret 2005
29 Sangai SK Menhut No.98 /Menhut-II/2005, SK Menhut No.98 /Menhut-II/2005,
630,1 0 1 1 1 1
Kab. Kota Waringin Timur, Kalteng tgl 15 April 2005 tgl 15 April 2005
30 Rantau SK Menhut No.177/Menhut-II/2005,
180 13 12 9 2 2
Kab. Tapin, Kalsel tgl 29 Juni 2005
31 Kaliurang SK Menhut No. 455/Menhut-II/2005,
10 3 1 9 4 4
Kab. Sleman, DIY tgl 9 Desember 2005
32 Nusa Penida SK Menhut No.459/Menhut-II/2005, SK Menhut No.459/Menhut-II/2005,
157,7 5 2 2 6 6
Kab. Klungkung, Bali tgl 13 Desember 2005 tgl 13 Desember 2005
33 Labanan SK Menhut No.121/Menhut-II/2007, SK Menhut No. 64/Menhut-II/2012
7959,1 4 18 17 4 4
Kab. Berau, Kaltim tgl 2 April 2007 Tgl. 03 Feb 2012
34 Subanjeriji SK Menhut No.278/Menhut-II/2004,
761,98 - - - 3 3
Kab. Muara Enim, Sumsel tgl 2 Agustus 2004
35 Muara Kaeli SK Menhut No.278/Menhut-II/2004, bukjan KHDSTK tp HP
8850,7 - - - 205 -
Kab. Kutai, Kaltim tgl 2 Agustus 2004
Jumlah 276 200 294 205 200
Tahun
No Hak Kekayaan Intelektual Total
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Hak Paten
a. Penyiapan Draft - 7 - 3 - 10
b. Permohonan Pendaftaran Paten 4 3 6 - - 13
c. Pengumuman Permohonan Paten 1 1 1 1 - 4
d. Memenuhi Persyaratan Formalitas 1 4 - - - 5
e. Pembayaran Pemeriksaan Substanstif - - 11 3 6 20
f. Publikasi Paten - - - 1 1 2
g. Pengumuman dan permohonan pemeriksaan subtantif 2 - - - - 2
h. Menunggu pemeriksaan substantif - - - - - 0
i. Pemeriksaan Subtantif Paten 3 3 1 8 8 23
j. Terbit Sertifikat Paten 4 1 - - - 5
k. Pemeliharaan Paten - 4 4 4 4 16
l. Asistensi Pemeriksaan Paten - - - 4 3 7
m. Mendapat Paten Sederhana - - - - 2 2
Jumlah 1 15 23 23 24 24 109
2. Hak Cipta
a. Permohonan pendaftaran/pengajuan hak cipta 5 1 3 5 2 16
Jumlah 2 6 6 5 6 8 31
Total 21 29 28 30 32 140
Sumber : Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
293
Tabel 11.7 Publikasi Ilmiah Badan Litbang dan Inovasi Tahun 2011 s.d. 2015
294
Jumlah Terbitan
No Nama Publikasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 Indonesian Journal of Forestry Research 2 2 2 2 2
2 Indonesian Forest Rehabilitation Journal **) - - 1 2 1
3 Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 4 4 3 3 2
4 Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 3 4 4 3 3
5 Jurnal Penelitian Hasil Hutan 4 4 4 4 4
6 Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan 4 4 4 4 3
7 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 3 3 3 3 3
8 Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup "Ecolab" ****) - - - - 2
9 Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 3 3 3 3 3
10 Jurnal Penelitian Dipterokarpa 2 2 2 2 -
11 Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa - - - - 2
12 Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan **) - - 2 2 2
13 Jurnal Penelitian Agroforestry ***) - - - 1 1
14 Jurnal Wasian ***) - - - 2 1
15 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea *) - 2 2 2 -
16 Tekno Hutan Tanaman 3 2 2 2 -
17 Mitra Hutan Tanaman 2 2 2 2 2
Jumlah 30 32 34 37 31
Keterangan :
*) = Terbit tahun 2012
**) = Terbit tahun 2013
***) = Terbit tahun 2014
****) = Mulai bergabung dengan BLI tahun 2015
Sumber : Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
295
Tabel 11.9 Jumlah dan Sebaran Tenaga Fungsional Peneliti Badan Litbang dan Inovasi 2011 s.d. 2015
296
Tahun
No Jenjang Peneliti 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah
L P L P L p L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Peneliti Utama 28 11 28 13 29 13 31 17 29 19 218
Jenis Tahun
Pendidikan
Kelamin 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
S3 L 89 97 101 111 121
P 29 34 44 46 62
S2 L 1,080 1,116 1,188 1,362 1,602
P 411 442 506 577 776
S1/D4 L 3,692 3,538 3,492 3,544 4,013
P 1,668 1,676 1,621 1,694 2,144
D3 L 668 600 560 577 622
P 487 493 469 486 539
SLTA L 7,505 7,016 6,611 6,508 6,544
P 1,242 1,258 1,181 1,178 1,225
SLTP L 436 342 305 284 290
P 20 16 13 11 12
SD L 395 347 290 284 283
P 20 18 13 12 10
Total 17,742 16,993 16,394 16,674 18,243
Sumber: Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sebaran Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Menurut
Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
8000
7000
6000
5000
4000 2011
2012
3000 2013
2000 2014
2015
1000
0
L P L P L P L P L P L P L P
Gambar 12.1 Grafik sebaran pegawai KLHK menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin
Tahun
No Golongan Jenis Kelamin
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8
1 IV L 809 791 768 825 1,008
P 218 231 256 288 460
2 III L 7,423 7,348 7,361 7,727 8,426
P 2,757 2,820 2,788 2,964 3,504
3 II L 5,288 4,617 4,137 3,854 3,793
P 883 871 788 740 793
4 I L 345 300 281 264 248
P 19 15 15 12 11
Total 17,742 16,993 16,394 16,674 18,243
Sumber: Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sebaran Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Menurut Tingkat Golongan dan Jenis Kelamin
9000
8000
7000
6000
2011
5000
4000 2012
3000
2013
2000
1000 2014
0
2015
L P L P L P L P
IV III II I
Gambar 12.2 Grafik sebaran pegawai KLHK menurut tingkat golongan dan jenis kelamin
303
Lanjutan Tabel 13.1
304
1 2 3 4 5 6 7
135121 Aset Tetap Lainnya 41,662,975,118 57,382,608,617 59,696,076,556 59,924,460,776 78,674,796,253
136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 6,125,911,228 50,968,864,416 53,803,018,094 56,226,901,318 37,765,260,024
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin 0 0 (1,303,908,617,560) (1,492,187,679,397) (1,945,655,041,141)
137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 0 0 (373,211,701,198) (243,189,161,145) (300,690,335,841)
137311 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 0 0 (43,494,542,451) (47,720,271,180) (53,593,237,759)
137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi 0 0 (14,436,833,804) (15,875,343,327) (18,017,504,181)
137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan 0 0 (12,856,174,138) (15,971,113,786) (21,668,300,481)
137411 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya 0 0 (633,692,862) (651,467,575) (6,599,255,024)
162121 Hak Cipta 0 0 0 0 77,500,000
162151 Software 13,581,445,459 19,543,175,487 29,161,705,226 31,997,430,453 55,987,816,305
162161 Lisensi 0 0 566,546,000 568,017,250 568,017,250
162171 Hasil Kajian/Penelitian 24,999,566,801 17,182,628,260 17,495,959,328 17,751,572,828 18,527,875,078
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 15,228,563,420 28,935,657,201 29,999,952,307 31,240,590,973 46,796,121,398
162311 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 0 0 0 0 0
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan 33,547,730,986 52,646,176,261 63,322,509,073 167,595,320,610 261,750,450,127
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi 0 0 (49,933,327,163) (102,308,287,251) (145,570,133,633)
JUMLAH 5,399,125,553,559 5,955,301,443,596 4,821,092,266,842 5,007,669,637,779 5,603,082,067,096
Sumber : Biro Umum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
1 Dana Reboisasi 421411 1,631,650,000,000.00 1,635,335,683,648.00 100.23 1,203,676,476,605.00 1,720,288,868,765.89 142.92 1,429,123,550,000.00 1,491,399,654,922.50 104.36
2 DR dari Pengembalian Pinjaman/Kredit 421411 - 86,062,545,437.00 - 75,500,000,000.00 102,629,640,545.00 135.93 75,500,000,000.00 105,737,227,194.00 140.05
3 PSDH 421421 1,123,025,000,000.00 797,324,738,602.00 71.00 1,359,053,335,089.00 868,554,324,130.00 63.91 1,304,885,756,000.00 986,268,936,309.00 75.58
4 IIUPHHK 19,741,000,000.00 271,527,597,764.00 1,375.45 94,894,432,000.00 119,261,871,703.00 125.68 38,083,295,000.00 102,557,105,225.00 269.30
5 DPEH 423751 - 135,238,800.00 - - 4,254,460,392.00 - - 13,432,687,929.00
6 Penggantian Nilai Tegakan 423738 - 33,869,834,201.00 - - 97,295,159,593.00 - - 157,288,848,915.00
PHPL 2,774,416,000,000.00 2,824,255,638,452.00 101.80 2,733,124,243,694.00 2,912,284,325,128.89 106.56 2,847,592,601,000.00 2,856,684,460,494.50 100.32
7 Kegiatan Perijinan di Bidang Perbenihan 421451 - - - - - - - -
8 Sertifikasi Benih 421452 - - - - - - - -
9 Pengumpulan Benih dan Anakan 421453 - - - - - - - -
PDAS & HL - - - - - - - -
10 IUPA, IUPEA, PUPA, PUPEA 421444 14,431,240,000.00 778,500.00 0.01 - - - - -
11 Hasil Lelang Kayu Temuan & TSL 423721 16,638,431,000.00 91,902,000.00 0.55 - - - - -
12 IMMMSL/TA 423731 7,150,000,000.00 6,174,098,608.00 86.35 10,036,693,684.00 6,201,575,343.00 61.79 6,571,833,000.00 6,430,980,457.00 97.86
13 PIPPA 423732 1,056,374,000.00 294,319,660.00 27.86 1,056,374,000.00 102,922,500.00 9.74 3,019,901,000.00 358,418,000.00 11.87
14 PMOWA 423735 25,680,137,000.00 19,453,725,176.00 75.75 17,155,263,500.00 26,679,137,821.00 155.52 22,138,066,000.00 20,040,155,492.00 90.52
15 IHUPPA 423736 638,000,000.00 1,076,858,586.00 168.79 638,000,000.00 118,212,233.00 18.53 95,400,000.00 188,262,278.00 197.34
16 Pungutan Hasil Usaha Jasa Wisata Alam 423739 - - - - - - - -
17 Iuran Ijin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam 423773 - - - - - - - -
KSDAE 65,594,182,000.00 27,091,682,530.00 41.30 28,886,331,184.00 33,101,847,897.00 114.59 31,825,200,000.00 27,017,816,227.00 84.89
18 Penggunaan Kawasan Hutan 421441 100,000,000,000.00 175,859,245,949.00 175.86 175,018,696,500.00 432,550,625,157.00 247.15 227,293,590,000.00 472,956,976,846.00 208.08
PLANOLOGI & TL 100,000,000,000.00 175,859,245,949.00 175.86 175,018,696,500.00 432,550,625,157.00 247.15 227,293,590,000.00 472,956,976,846.00 208.08
19 Jasa Laboratorium & Jasa Perpustakaan 423216 - - - - - - - -
20 Produk Samping Hasil Penelitian 423111 - - - - - - - -
JUMLAH TOTAL 2,940,010,182,000.00 3,027,206,566,931.00 102.97 2,940,036,648,767.00 3,377,936,798,182.89 114.89 3,106,711,391,000.00 3,356,659,253,567.50 108.05
307
Lanjutan Tabel 14.1
308
2013 2014 2015
NO JENIS PNBP MAP
TARGET PNBP REALISASI (Rp) % TARGET PNBP REALISASI (Rp) % TARGET PNBP REALISASI (Rp) %
1 Dana Reboisasi 421411 1,773,485,666,000.00 1,494,323,688,982.98 84.26 2,310,000,000,000.00 1,723,496,529,548.02 74.61 2,516,757,276,000.00 1,970,396,130,269.00 78.29
2 DR dari Pengembalian Pinjaman/Kredit 421411 75,500,000,000.00 174,505,218,192.00 231.13 130,000,000,000.00 87,808,219,091.00 67.54 113,404,344,000.00 58,106,725,554.40 51.24
3 PSDH 421421 1,897,252,899,000.00 697,793,071,634.00 36.78 1,790,444,000,000.00 827,472,111,344.00 46.22 1,071,550,000,000.00 1,012,830,957,193.00 94.52
4 IIUPHHK 12,550,000,000.00 105,428,364,304.00 840.07 146,250,000,000.00 195,937,404,998.00 133.97 162,000,000,000.00 57,312,538,190.00 35.38
5 DPEH 423751 2,000,000.00 5,703,985,097.00 285,199.25 - 18,990,853,702.00 - - 70,187,190,630.00
6 Penggantian Nilai Tegakan 423738 - 86,612,130,381.00 - - 290,278,316,988.00 - - 523,374,564,191.69
PHPL 3,758,790,565,000.00 2,564,366,458,590.98 68.22 4,376,694,000,000.00 3,143,983,435,671.02 71.83 3,863,711,620,000.00 3,692,208,106,028.09 95.56
7 Kegiatan Perijinan di Bidang Perbenihan 421451 - - - - 12,011,250.00 - - 14,175,900.00
8 Sertifikasi Benih 421452 - - - - - - - 150,987,500.00
9 Pengumpulan Benih dan Anakan 421453 - - - - - - - 10,500,000.00
PDAS & HL - - - - 12,011,250.00 - - 175,663,400.00 -
10 IUPA, IUPEA, PUPA, PUPEA 421444 - - - - - - - 100,850,000.00
11 Hasil Lelang Kayu Temuan & TSL 423721 - - - - 173,670,599.00 - - 122,833,200.00
12 IMMMSL/TA 423731 6,511,655,000.00 6,887,573,334.00 105.77 9,533,537,000.00 12,823,604,487.00 105.77 5,220,843,826.00 14,462,699,352.00 277.02
13 PIPPA 423732 102,300,000.00 55,788,000.00 54.53 1,761,734,000.00 6,547,248,300.00 54.53 2,500,700,000.00 3,471,265,000.00 138.81
14 PMOWA 423735 29,347,057,000.00 36,073,742,293.00 122.92 46,395,582,000.00 60,933,314,962.00 122.92 35,794,468,000.00 117,520,539,716.00 328.32
15 IHUPPA 423736 124,125,000.00 241,623,598.00 194.66 273,357,000.00 296,212,092.00 194.66 392,038,698.00 657,813,729.00 167.79
16 Pungutan Hasil Usaha Jasa Wisata Alam 423739 - - - - 700,000.00 - - 60,350,000.00 -
17 Iuran Ijin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam 423773 - - - - - - - 19,000,000.00 -
KSDAE 36,085,137,000.00 43,258,727,225.00 119.88 57,964,210,000.00 80,774,750,440.00 139.35 43,908,050,524.00 136,415,350,997.00 310.68
18 Penggunaan Kawasan Hutan 421441 495,168,491,000.00 587,960,710,378.00 118.74 495,168,491,000.00 880,042,543,579.00 177.73 849,588,379,696.00 1,050,294,877,438.00 123.62
PLANOLOGI & TL 495,168,491,000.00 587,960,710,378.00 118.74 495,168,491,000.00 880,042,543,579.00 177.73 849,588,379,696.00 1,050,294,877,438.00 123.62
19 Jasa Laboratorium & Jasa Perpustakaan 423216 - - - - 221,541,500.00 - - 415,457,600.00 -
20 Produk Samping Hasil Penelitian 423111 - - - - 18,105,300.00 - - 172,600,000.00 -
21 Jasa Lainnya 423291 - - - - - - - - -
LITBANG & INOVASI - - - - 239,646,800.00 - - 588,057,600.00 -
22 Jasa Penggunaan Sarpras yang terkait Tusi 423141 - - - - 57,800,000.00 - - 370,430,000.00 -
BP2SDM - - - - 57,800,000.00 - - 370,430,000.00 -
23 BLU 424911 103,947,519,273.00 134,676,805,721.00 129.56 107,396,760,996.00 221,421,017,413.00 206.17 100,839,646,700.00 135,836,727,691.00 134.71
BLU 103,947,519,273.00 134,676,805,721.00 129.56 107,396,760,996.00 221,421,017,413.00 206.17 100,839,646,700.00 135,836,727,691.00 134.71
24 PNBP Umum *) - - - - 389,722,044,737.42 - - 463,690,650,967.36 -
PNBP Umum*) - - - - 389,722,044,737.42 - - 463,690,650,967.36 -
JUMLAH TOTAL 4,393,991,712,273.00 3,330,262,701,914.98 75.79 5,037,223,461,996.00 4,716,253,249,890.44 93.63 4,858,047,696,920.00 5,479,579,864,121.45 112.79
Keterangan : -) Tidak ada data
*) PNBP Umum adalah PNBP yang bersifat umum yaitu PNBP yang tidak berasal dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsiny
Sumber : Biro Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tabel 15.1
1 embangan Kualifikasi Auditor Tahun
Perke T 2011 s.d. 2015
2011 2012 2
2013 22014 2015
No Jabatan
L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Auditor Utama 4 0 3 0 4 0 3 0 3 0
2 Auditor Madyya 15 0 144 1 14 1 14 1 14 4
3 Auditor Mudaa 10 0 277 3 30 3 31 3 36 3
4 Auditor Pertama 34 3 177 1 13 3 33 5 31 7
5 Auditor Penyeelia 7 0 8 0 7 0 7 2 9 0
6 Auditor Pelakksana Lanjutan 6 0 4 0 3 0 1 0 1 0
7 Auditor Pelakksana 1 0 1 0 2 5 12 7 13 8
Jumlah 77 3 744 5 73 12 101 18 107 22
Total 80 79 85 119 129
Jumlah aud
ditor period
de 2011 s.d d. 2015 pada umumnya semakin n meningka at. Pada
tahun 2011
2 sebanyak 80 oran ng auditor, tahun 2012
2 sebanyak 79 orang a auditor, tahu
un 2013
sebanyak 85 oran
ng auditor. Jumlah aud ditor pada tahun 20144 meningkaat secara siignifikan
menjadi 119 orang
g merupaka an akumula asi penganggkatan jaba onal auditor tahun-
atan fungsio
tahun sebelumnyaa, sedangkkan pada tahun 2015 menjadi 129 oran ng karena adanya
penggaabungan aud
ditor antara
a Kementeriian Lingkunngan Hidup dan Kementerian Keh hutanan.
Gam
mbar 15.1 Grafik
G perkem
mbangan kua
alifikasi audittor
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 311
Berdasarka an Tabel 15.1,
1 makaa dibuat grafik
g perke
embangan kualifikasi auditor
periodee tahun 2011 s.d. 2015 5. dari kualifikasi audittor Inspekto
orat Jenderral yang ada a, maka
dapat dilihat
d jumlah pejabat fu
ungsional auditor
a palin
ng banyak adalah
a kualifikasi audito
or muda
yaitu pa
ada tahun 2012,
2 tahun 2013 dan tahun
t 2015..
Peningkata an jumlah auditor muda gnifikan terrlihat pada ttahun 2011 semula
a secara sig
sebanyak 10 orang menjadi 30 3 orang paada tahun 2012,
2 hal in
ni terjadi akkibat kenaik
kan level
jabatan fungsiona al auditor. Jumlah Auuditor Pela
aksana me engalami pe eningkatan secara
an terlihat pada
signifika p tahun 2013 semuula sebanya
ak 7 orang menjadi 19 9 orang padda tahun
2014, hal
h ini terjaddi akibat pen
ngangkatan
n pertama ja
abatan fung gsional auditor pada rekrutmen
formasi tahun 2013 3.
Tabel 15.2
1 Realisasi Jumla
ah LHA Aud
dit Kinerja Berdasark
kan PKPT T
Tahun 2011 s.d.
2015
Realisasi Laporan Hasil Audit (LHA) periode tahun 2011 s.d. 2015 adalah sebanyak
1380 LHA untuk 33 provinsi dan Pusat. Pada tahun 2011 satker Pusat Kementerian
Kehutanan dihitung digabung dengan UPT Provinsi DKI Jakarta. Rekapitulasi realisasi Audit
kinerja Per Provinsi periode tahun 2011 s.d. 2015 dapat dilihat pada Tabel 15.3.
Tabel 15.3 Rekapitulasi Jumlah LHA Audit Kinerja Per Provinsi Tahun 2011 s.d. 2015
Jumlah Laporan Hasil Audit
No Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Aceh 7 5 5 2 7 26
2 Sumut 16 12 13 6 6 53
3 Sumbar 5 5 5 2 5 22
4 Riau 9 9 8 6 6 38
5 Kep. Riau 4 2 2 2 5 15
6 Jambi 12 2 6 3 5 28
7 Bengkulu 4 2 4 2 5 17
8 Sumsel 13 9 10 6 7 45
9 Bangka Belitung 4 2 4 2 5 17
10 Lampung 4 5 7 4 9 29
11 DKI Jakarta 40 3 3 2 1 49
12 Banten 6 4 1 1 1 13
13 Jabar 10 17 16 8 9 60
14 D I Yogya 10 9 11 3 3 36
15 Jateng 11 10 11 4 10 46
16 Jatim 12 12 13 4 6 47
17 Bali 11 7 12 6 5 41
18 NTT 14 9 9 3 6 41
19 NTB 9 4 9 3 4 29
20 Kalbar 10 11 12 5 9 47
21 Kalteng 15 9 8 5 9 46
22 Kalsel 8 10 9 6 4 37
23 Kaltim 18 13 13 7 15 66
24 Papua 8 9 9 5 8 39
25 Papua Barat 8 10 10 7 5 40
26 Gorontalo 5 5 5 2 8 25
27 Sulut 9 9 9 5 17 49
28 Sulsel 14 14 15 9 20 72
29 Sultra 9 7 7 5 16 44
30 Sulteng 11 9 9 6 15 50
31 Sulbar 4 4 4 1 5 18
32 Maluku 12 9 9 6 9 45
33 Maluku Utara 10 5 5 2 5 27
34 Pusat - 33 33 30 27 123
TOTAL 342 285 306 170 277 1380
Pada Tabel 15.3 terlihat bahwa pada periode tahun 2011 s.d. 2015 jumlah LHA
yang paling banyak adalah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 72 LHA, Provinsi
Kalimantan Timur urutan kedua sebanyak 66 satker, dan urutan ketiga Provinsi Jawa Barat
sebanyak 60 satker.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 313
Gambar 15.3
3 Grafik Perssentase Rea
alisasi Audit Reguler
R Per Provinsi Tah
hun 2011 s.d. 2015
N
No Taahun Target (kassus) Realisasi %
1 2 3 4 5
1 20011 27 31 114,78
2 20012 25 26 104,00
3 20013 25 28 112,00
4 20014 20 22 110,00
Jum
mlah 117 136 116,24
*Terdiri dari Laaporan Hasil Audit Investigasi (12)
( dan Laporaan Hasil Identifiikasi Khusus (17)
Berdasarkaan Tabel 155.4, maka dibuat grafik perbanding gan antara target dan realisasi
r
Audit Khusus/Inve
K estigasi yan
ng menunju ukkan bahw wa pada pe eriode tahu un 2011 s.d. 2015
reliasassi Audit Khu
usus/Investigasi lebih besar
b daripa
ada target, hal ini dipengaruhi ban
nyaknya
jumlah pengaduan n masyarakaat yang diteerima.
15.4. Rekapitula
asi Realisas estigasi Tahun 2011 s
si Audit Khusus/Inve s.d. 2015
Tabel 15.5
1 Rekapitulasi Re
ealisasi Aud
dit Khusus si Per Provinsi Tahu
s/Investigas un 2011
s.d. 2015
2
Jum
mlah Kasus Yang Diaudit
No Provvinsi
2011 2012 2013 2
2014 22015 Total
T
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Aceh 0 0 0 0 1 1
2 Sumut 0 0 0 0 2 2
3 Sumbar 0 0 1 1 0 2
4 Riau 5 0 1 0 3 9
5 Kep. Riau 0 0 0 1 0 1
6 Jambi 3 2 1 1 0 7
7 Bengkulu 0 0 0 1 0 1
8 Sumsel 1 0 0 1 1 3
9 Bangka Bellitung 1 0 0 0 0 1
10 Lampung 2 1 0 2 1 6
11 DKI Jakartaa 2 0 1 1 3 7
12 Banten 0 0 0 1 0 1
13 Jabar 4 2 1 0 0 7
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 315
Lanjuttan Tabel 15.5
1 2 3 4 5 6 7 8
14 D I Yogya 0 1 0 1 0 2
15 Jateng 1 1 0 0 2 4
16 Jatim 1 0 1 2 1 5
17 Kalbar 0 1 0 0 0 1
18 Kalteng 1 1 0 0 4 6
19 Kalsel 0 2 0 1 1 4
20 Kaltim 2 9 13 1 0 25
21 Gorontalo 0 0 0 0 0 0
22 Sulut 0 0 1 1 0 2
23 Sulsel 0 0 4 0 1 5
24 Sultra 0 1 0 0 2 3
25 Sulteng 0 0 0 2 0 2
26 Sulbar 1 2 1 0 0 4
27 Bali 0 1 0 0 0 1
28 NTT 2 1 0 1 0 4
29 NTB 0 1 0 2 0 3
30 Maluku 1 0 0 0 1 2
31 Maluku Utaara 0 0 0 0 3 3
32 Papua 0 0 1 1 1 3
33 Papua Baraat 1 0 2 1 1 5
34 Pusat 1 0 0 0 1 2
Jummlah 29 26 28 22 29 134
1
Berdasarkan Tabel 15.6 di atas menunjukan perkembangan tindak lanjut hasil audit
kinerja yang masih terdapat sisa tunggakan temuan/rekomendasi paling banyak di Pusat
(Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Provinsi Sulawesi Utara,
dan Kalimantan Timur. Sisa temuan/rekomendasi signifikan tersebut di pusat terutama
terkait dengan Pengelolaan Pembangunan Model Unit Manajemen Hutan Meranti
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 317
(PMUMHM), Kebijakan Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan, Penertiban Surat
Keterangan Sahnya Kayu Bulat (SKSKB) pada IUPHHK-HA Pelaksana SIPUHH Online,
Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar, Pelayanan Ijin Pengedar luar Negeri, Kolaborasi
Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Nasional, Penyusuna dan Pengesahan Rencana
Pengelolaan dan Penataan Blok KSA dan KPA, penerimaan PNBP Penggunaan Kawasan
Hutan (PKH) dan Penggantian Nilai Tegakan (PNT), Kolaborasi Pengelolaan Kawasan
Konservasi, Ketekoran Kas pada Bendahara Pengeluaran, Pengadaan Barang dan Jasa,
serta Pembayaran PNBP DR dan PSDH.
Sisa temuan/rekomendasi signifikan di Provinsi Bali terutama terkait dengan Tindak
Lanjut Penilaian Tingkat Keberhasilan Revegetasi Kegiatan Reklamasi, Verifikasi PNBP
Penggunaan Kawasan Hutan (PKH), Pemantapan Kawasan Konservasi, Pengelolaan
Rumah Negara serta Penatausahaan Barang Milik Negara dan Barang Persediaan. Sisa
temuan/rekomendasi signifikan di Provinsi Sulawesi Utara terutama terkait dengan
pengelolaan PNBP DR dan PSDH, Penyusunan dan Penetapan Rencana Pengelolaan
Taman Nasional (RPTN), pengelolaan rumah negara, penatausahaan hasil hutan,
penanganan perambahan di kawasan konservasi serta monitoring hotspot dan pencegahan
kebakaran hutan.
Tabel 15.7 Rekapitulasi Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Per
Provinsi Pada Desember 2015
1 2 3 4 5
1 Bangka Belitung 5 4 1
2 Bali 22 11 11
3 Banten 12 6 6
4 Bengkulu 23 0 23
5 DIY 41 14 27
6 DKI Jakarta 10 1 9
7 Gorontalo 23 5 18
8 Jawa Barat 106 57 49
9 Jambi 38 25 13
10 Jawa Tengah 130 74 56
11 Jawa Timur 3 3 0
12 Kalimantan Barat 204 139 65
13 Kalimatan Selatan 74 51 23
14 Kalimantan Tengah 96 57 39
15 Kalimantan Timur 278 121 157
16 Kepulaun Riau 14 5 9
17 Lampung 94 49 45
18 Maluku 15 2 13
19 Maluku Utara 8 0 8
20 Aceh 3 3 0
21 NTB 39 18 21
22 NTT 48 37 11
23 Papua 110 54 56
Berdasarkan Tabel 15.7 di atas menunjukan perkembangan tindak lanjut hasil audit
investigasi yang masih terdapat sisa tunggakan rekomendasi paling banyak di Provinsi
Kalimantan Timur, Pusat (Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan),
Provinsi Riau. Sisa rekomendasi signifikan tersebut terutama terkait dengan penerimaan
PNBP Penggunaan Kawasan Hutan (PKH) dan Penggantian Nilai Tegakan (PNT),
kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi, ketekoran kas pada Bendahara Pengeluaran,
Pengadaan Barang dan Jasa, serta pembayaran PNBP DR dan PSDH.
Kodefikasi temuan hasil audit reguler tahun 2011 berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/35/M.PAN/10/2006 tentang Petunjuk
Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Pusat.
Jenis dan jumlah temuan hasil audit reguler tahun 2011 sebagaimana pada Tabel 15.8
berikut ini.
2011
Kode Jenis Temuan
Jmlh %
1 2 3 4
0100 Kejadian yang merugikan negara 113 8,33
0200 Kewajiban penyetoran kepada negara 60 4,42
0300 Pelanggaran terhadap peraturan perundangan 83 6,12
0400 Pelanggaran prosedur dan tata kerja 64 4,72
0500 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran 80 5,90
0600 Hambatan terhadap kelancaran kegiatan 20 1,47
0700 Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok 145 10,69
0800 Kelemahan administrasi 405 29,85
0900 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 4 0,29
1000 Temuan audit lainnya 383 28,22
Jumlah 1.357 100
Pada grafik dibawah ini terlihat bahwa temuan yang paling dominan pada tahun 2011
adalah kelemahan administrasi (0900).
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 319
Gambar 15.6 Grafik je
enis dan jumlah temuan tahun
t 2011
Sesuai denngan Peratturan Menteri Negara Pendayag gunaan Apa aratur Nega
ara dan
Reformasi Birokra asi Nomor 424 Tahun 2011 Tenta ang Petunjuk Pelaksa anaan Peny yusunan
Ikhtisarr Laporan Hasil Pen ngawasan Aparat Pe engawasan Intern Pe emerintah terdapat
t
perubah han kode atribut
a temu
uan audit dan
d kode atribut
a rekom
mendasi, sehingga ko odefikasi
temuan n mulai Tahhun 2012 beerbeda denngan kodefikkasi tahun-tahun sebe elumnya. Klasifikasi
kode atribut
a temu
uan audit Tahun
T 2012 s.d. 201 15 dengan kodefikasii sesuai pe eraturan
Menpan n No. 42 Ta
ahun 2011 sebagaiman
s na disajikan
n pada Tabe el 15.9 berikkut.
Tabel 15.9
1 Klasiffikasi Temu
uan Audit Tahun
T 2012
2 s.d. 2015
Untuk melih
hat perband
dingan setia
ap jenis tem
muan period
de tahun 20
012 s.d. 201
15 dapat
dilihat pada
p Gambar 15.7 berikut.
Gambar 15
5.7 Grafik Trrend Temuan
n Tahun 2012 s.d. 2015
mendasi temuan hasil audit kinerrja tahun 2011 sesuaii peraturan Menteri
Jenis rekom
Pendayyagunaan Aparatur
A Neegara No. PER/35/M.PAN/10/20 006 sebagaaimana pad da tabel
berikut ini.
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 321
Tabel 15.10
1 Jenis
s Rekomen
ndasi Auditt Tahun 2011
2011
Kode Klassifikasi Rekomendasi
Jumlah %
1 2 3 4
1000 Rekomenddasi bersifat finaansial 361 7,49
2000 Rekomenddasi bersifat dappat dinilai dengaan uang 6 0,12
3000 Rekomenddasi bersifat hukkuman 356 7,39
4000 Rekomenddasi bersifat kepputusan pengaddilan/ arbitrase 1 0,02
5000 Rekomenddasi bersifat pennegakan aturann 581 12,06
6000 Rekomenddasi bersifat penningkatan kehematan 99 2,06
7000 Rekmendaasi bersifat peningkatan efisiennsi/produktifitas 169 3,51
8000 Rekomenddasi bersifat penningkatan efekttifitas 523 10,86
9000 Rekomenddasi peningkatan sistem pengeendalian intern 2.721 56,49
Jumlah 4.817 100
Pada Tabe el 15.10 dan grafik pada Gambarr 15.8, terlihat bahwa jenis rekom
mendasi
n yang paling dominan pada tah
temuan hun 2011 adalah
a rekoomendasi ppeningkatann sistem
pengen
ndalian interrn (9000).
P
Pada Klasiffikasi Jenis Rekomendasi Tahun 2012
2 s.d. 20
015 dengan
n kodefikasii sesuai
an Menpan No. 42 Tah
peratura hun 2011 se a disajikan pada Tabel 15.11 berikut.
ebagaimana
Tabel 15.11
1 Klasiffikasi Jenis
s Rekomen
ndasi Auditt Tahun 20
012 s.d. 201
15
2
2012 2013 2014 20015
No Rekoomendasi
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
01 P
Penyetoran ke kaas Negara/daerahh, kas 2311 7,47 302 9,22 399 111.87 323 11,75
B
BUMN/D dan masyarakat
02 P
Pengembalian baarang kepada Neegara, 2 0,06 3 0,099 1 0,03 1 0,04
d
daerah, BUMN/D D dan masyarakatt
03 P
Perbaikan fisik baarang/jasa dalam
m 266 0,84 13 0,400 17 0,51 14 0,51
p
proses pembanguunan atau
p
penggantian baraang/jasa oleh rekkanan
04 P
Penghapusan barang milik 299 0,94 10 0,31 6 0,18 11 0,40
N
Negara/daerah
05 P
Pelaksanaan sannksi administrasi 322 1,03 59 1,800 22 0,65 40 1,46
k
kepegawaian
STATISTIK KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 323
15.9 Pengaduan Masyarakat (DUMAS)
Pengaduan masyarakat periode tahun 2011 s.d. 2015 yang telah ditangani oleh
Inspektorat Jenderal diterima melalui surat, sedangkan tahun 2014 dan tahun 2015 diterima
juga melalui SMS (short message service). Pengaduan masyarakat pada Inspektorat
Jenderal ditangani oleh Inspektorat Investigasi.
Jumlah penanganan pengaduan masyarakat pada tahun 2011 sebanyak 60 kasus,
tahun 2012 sebanyak 53 kasus, tahun 2013 sebanyak 43 kasus, tahun 2014 sebanyak 130
kasus dan tahun 2015 sebanyak 136 kasus. Tindak lanjut dari pengaduan masyarakat
tersebut secara rinci tersaji pada Tabel 15.12 berikut.
Tabel 15.12 Rekapitulasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Tahun 2011 s.d. 2015