Laporan Farfis Viskositas
Laporan Farfis Viskositas
JUDUL
Penentuan Viskositas Larutan Newton Dengan Viskosimeter Ostwald
Menurut Newton :
F/A = dv/dx
F/A = h dv/dx
h = F/A
dv/dx
h = A e Ev/RT
A : konstanta yang tergantung pada berat molekul dan volume molar zat
cair
Ev : energi aktivasi
R : konstanta gas
T : suhu mutlak
Hampir seluruh sistem dispersi termasuk sediaan-sediaan farmasi
yang berbentuk emulsi, suspense, dan sediaan setengah padat tidak
mengikuti hukum Newton. Viskosita cairan semacam ini bervariasi pada
setiap kecepatan geser, sehingga untuk mengetahui sifat alirannya
dilakukan pengukuran pada beberapa kecepatan geser. Untuk menentukan
viskositasnya dipergunakan viskometer rotasi Stormer. Berdasarkan
grafik sifat alirannya (rheogram), cairan non Newton terbagi dalam dua
kelompok, yaitu :
A. Aliran Plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum
suatu gaya tertentu terlampaui. Gaya tersebut adalah yield value atau f.
Pada tekanan di bawah yield value, cairan tersebut berlaku sebagai bahan
elastis. Sedangkan di atas harga tersebut, alirannya mengikuti hukum
Newton (Astuti dkk, 2008).
dv/dx
B. Aliran Pseudoplastik
Viskositas cairan pseudoplastik akan menurun dengan meningkatnya
kecepatan geser. Berbeda dengan aliran plastik, yield value tidak
dijumpai. Oleh karena kurva tidak menunjukkan bagian yang linier, maka
cairan pseudoplastik tidak mempunyai harga viskositas absolut. Contoh
cairan yang memiliki sifat aliran pseudoplastik : dispersi cair tragakan,
natrium alginate, CMC-Na, dan metil selulosa (Astuti dkk, 2008).
C. Aliran Dilatan
Viskositas cairan dilatan meningkat dengan meningginya kecepatan
geser, karena terjadi peningkatan volume antar partikel sehingga
pembawa tidak lagi mencukupi (Astuti dkk, 2008).
D. Aliaran Tiksotropik
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva
menaik. Fenomena ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai
aliran plastik dan pseudoplastik. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya
perubahan struktur yang tidak segera kembali ke keadaan semula pada
saat tekanan geser diturunkan. Sifat aliran semacam ini umumnya terjadi
pada partikel asimetrik (misalnya polimer) yang memiliki banyak titik
kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi. Pada keadaan
diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi tekanan geser, gel akan
berubah menjadi sol (Astuti dkk, 2008).
Alat :
1. Piknometer
2. Pipet volume 10 ml
3. Stop watch
4. Beaker glass 100 ml , 200 ml
5. Syringe
6. Neraca elektrik
7. Termometer ruang
Bahan :
1. Air
2. Larutan sampel (IC)
3. Larutan gula 25%
4. Larutan gula 50%
5. Larutan gula 75%
6. Larutan gula 100%
V. GAMBAR ALAT
A = - 0,0285
B = 1,056.10-3
r = 0,884
y = A + BX
0,015 = -0,0285 + 1,056.10-3X
0,0435 = 1,056.10-3 X
X = 0,0435
0,056.10-3
= 41,19%
viskositas
viskositas
0.04
0.03
0.02 0.02
0.01 0.01
X. KESIMPULAN