Anda di halaman 1dari 5

2020

LSP P2 MUI

SKEMA SERTIFIKASI JABATAN KERJA


PENYELIA HALAL
Skema sertifikasi ini adalah skema sertifikasi okupasi Penyelia Halal yang merujuk kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Bidang Penjaminan Produk Halal Nomor : 215 tahun 2016, berdasarkan Undang-Undang Jaminan
Produk Halal (UU JPH) No. 33 tahun 2014 pada pasal 24 huruf c, pelaku usaha yang mengajukan permohonan sertifikasi
halal wajib memiliki Penyelia Halal. Skema sertifikasi Okupasi Nasional Penyelia Halal disusun oleh Komite Skema Lembaga
Sertifikasi Profesi Majelis Ulama Indonesia (LSP P2 MUI) untuk memenuhi permintaan otoritas kompeten Lembaga Lembaga
Pemeriksa Halal (LPH) untuk digunakan dalam memastikan dan memelihara kompetensi Penyelia Halal. Skema sertifikasi
ini digunakan oleh LSP P2 MUI dan asesor dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi Penyelia Halal.

Dibuat tanggal : 14 Februari 2020 Disahkan tanggal : 14 Februari 2020


Oleh:

Muslich Nur Wahid


Ketua Komite Skema Direktur LSP

Nomor Dokumen : FPS.10.02 / DSS.01


Edisi/Revisi : A/3
Status Distribusi : TERKENDALI
SKEMA SERTIFIKASI JABATAN KERJA
PENYELIA HALAL FPS.10.02/DSS.01

1. Latar Belakang
1.1. Dalam rangka memenuhi peraturan perundangan tentang Jaminan Produk Halal yang menyatakan bahwa
pelaku usaha yang mengajukan permohonan Sertifikat halal wajib memiliki Penyelia Halal yang bersertifikat
kompetensi
1.2. Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri terhadap ketersediaan tenaga kerja yang kompeten untuk
melakukan penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH) di industri yang disertifikasi halal.
1.3. Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan penyelia halal yang diperlukan sebagai bagian dari perlindungan
konsumen untuk dapat mengkonsumsi produk yang dijamin tingkat kehalalannya sesuai dengan syariah yang
diamanahkan dalam agama Islam.

2. Ruang lingkup
2.1. Ruang lingkup skema ini meliputi unit-unit yang dipersyaratakan untuk jabatan Penyelia Halal
2.2. Ruang lingkup penggunaan sertifikasi ini pada industri, perusahaan dan jasa yang berkaitan dengan Penyelia
Halal

3. Tujuan
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja sesuai persyaratan sebagai Penyelia Halal.
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP P2 MUI dan Asesor dalam pelaksanaan sertifikasi
kompetensi untuk jabatan Penyelia Halal.

4. Acuan Normatif
4.1. Undang-Undang No. 33 tahun 2014 mengenai Jaminan Produk Halal (JPH)
4.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 tentang Jaminan Produk Halal
4.5. Peraturan BNSP No.2/BNSP/VIII/2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
Profesi
4.6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : 215 tahun 2016 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa
Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya ytd Bidang Penjaminan Produk Halal.

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : Kualifikasi /Okupasi /klaster
5.2. Nama Skema : Penyelia Halal
5.3. Rincian Unit Kompetensi :
No. Kode Unit Unit Kompetensi
1. M.749090.001.01 Menyusun Dokumen SJH
2. M.749090.002.01 Memverifikasi dokumen SJH
3. M.749090.003.01 Melakukan sosialisasi dokumen SJH
4. M.749090.004.01 Menyiapkan Dokumen Pendukung Bahan
5. M.749090.005.01 Melakukan Seleksi Bahan Halal
6. M.749090.006.01 Melakukan Pengadaan Bahan Halal
7. M.749090.007.01 Melakukan Penanganan Bahan Halal
8. M.749090.008.01 Melakukan Proses Produksi Halal
9. M.749090.009.01 Melakukan Penanganan Produk Halal
10. M.749090.010.01 Melakukan Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
11. M.749090.011.01 Melakukan Pengembangan Produk Halal
12. M.749090.012.01 Melaksanakan Audit Internal
13. M.749090.013.01 Memantau tindak lanjut hasil audit internal

LSP P2 MUI 2020 2


SKEMA SERTIFIKASI JABATAN KERJA
PENYELIA HALAL FPS.10.02/DSS.01

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


6.1. Memiliki sertifikat pelatihan Sistem Jaminan Halal HAS 23000; atau
6.2. Berpengalaman sebagai Tim Manajemen Halal di organisasi yang menerapkan SJH dengan minimal
pengalaman bekerja selama 2 tahun.

7. Hak Pemohon dan Kewajiban Pemegang Sertifikasi


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Berhak memperoleh informasi yang jelas terkait persyaratan sertifikasi dan prosedur pendaftaran,
asesmen, uji kompetensi dan sertifikasi dari LSP.
7.1.2. Berhak memperoleh informasi yang jelas terkait keputusan pendaftaran, asesmen, uji kompetensi dan
sertifikasi dari LSP.
7.1.3. Berhak memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap segala informasi yang diberikan kepada LSP P2 MUI
dalam rangka sertifikasi.
7.1.4. Berhak menyampaikan keberatan kepada LSP terkait dengan pelaksanaan proses sertifikasi yang
dilakukan oleh LSP yang tidak adil sebagai akibat conflict of interest.
7.1.5. Berhak memperoleh Sertifikat Kompetensi setelah dinyatakan kompeten berdasarkan hasil keputusan
LSP P2 MUI.
7.1.6. Berhakmenggunakan Sertifikat Kompetensi sebagai alat bukti keahliannya sesuai dengan skema
sertifikasi.
7.1.7. Mengajukan permohonan banding kepada LSP P2 MUI untuk peninjauan kembali atas keputusan yang
telah dibuat LSP P2 MUI dalam proses pendaftaran, asesmen, uji kompetensi, atau keputusan sertifikasi.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi.
7.2.2. Membuat pernyataan bahwa Sertifikat Kompetensi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi
yang telah diberikan.
7.2.3. Tidak menggunakan Sertifikat Kompetensi dengan cara yang menyesatkan dan tidak digunakan untuk
segala bentuk kegiatan yang dapat mencemarkan LSP P2 MUI, serta tidak membuat pernyataan terkait
sertifikasi yang mana oleh LSP P2 MUI dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.
7.2.4. Menghentikan segala penggunaan dan semua pengakuan atas Sertifikat Kompetensi yang merujuk pada
LSP P2 MUI atau sertifikasi LSP P2 MUI apabila sertifikat sedang dibekukan atau telah dicabut, dan
mengembalikan sertifikat tersebut kepada LSP P2 MUI.

8. Biaya
8.1. Biaya Sertifikasi Awal mencakup Biaya Pendaftaran dan Biaya Asesmen dengan rincian sebagai berikut :
Rp 2.400.000,- (terbilang: dua juta empat ratus ribu rupiah)
Biaya belum termasuk biaya transportasi dan akomodasi untuk Asesor di luar kota
8.2. Biaya Sertifikasi Ulang adalah sebesar Rp 2.200.000,- (terbilang: dua juta dua ratus ribu rupiah)
8.3. Biaya-biaya tersebut di atas dibayarkan melalui transfer ke rekening LSP P2 MUI.
8.4. Biaya Sertifikasi Awal dan Sertifikasi Ulang dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum kegiatan
asesmen dilaksanakan.

9. Proses Sertifikasi
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen dari Skema Sertifikasi Okupasi Penyelia Halal yang mencakup
Persyaratan dan Lingkup Sertifikasi, Proses Penilaian, Hak Pemohon, Biaya Sertifikasi dan Kewajiban
Pemegang Sertifikat
9.1.2. Pemohon membayar Biaya sertifikasi dan menyerahkan / mengirimkan bukti pembayaran ke LSP P2 MUI
bersamaan dengan mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi (APL 01) yang telah diisi dan
dilengkapi dengan melampirkan bukti administrasi sebagai berikut:
a. Fotokopi EKTP
b. Daftar Riwayat Hidup (curriculum vitae)
c. Sertifikat pelatihan Sistem Jaminan Halal HAS 23000
d. Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4 (empat) lembar
9.1.3. Pemohon mengisi formulir asesmen mandiri (FR-APL-02) yang dilengkapi dengan bukti pendukung yang
relevan

LSP P2 MUI 2020 3


SKEMA SERTIFIKASI JABATAN KERJA
PENYELIA HALAL FPS.10.02/DSS.01

9.1.4. LSP P2 MUI memeriksa dan menelaah dokumen persyaratan Pemohon apakah Pemohon telah
memenuhi atau belum memenuhi persyaratan sebagai Peserta Sertifikasi.
9.1.5. LSP P2 MUI menginformasikan pemohon yang sudah memenuhi persyaratan sebagai Peserta Sertifikasi
beserta informasi penjadwalan proses asesmen. Pemohon yang belum memenuhi persyaratan sebagai
Peserta Sertifikasi akan diberikan kesempatan selama 2 (dua) bulan untuk melengkapi persyaratan, atau
dapat dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahapan asesmen.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. LSP P2 MUI merencanakan dan menyusun proses Uji Kompetensi secara obyektif dan sistematis dengan
bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. Asesmen dilaksanakan oleh Asesor Kompetensi yang ditugaskan LSP P2 MUI.
9.2.3. Asesor Kompetensi mendiskusikan rencana asesmen dengan Peserta Sertifikasi, melakukan
penyesuaian yang diperlukan, dan membuat kesepakatan dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.4. Asesor Kompetensi menelaah Formulir Asesmen Mandiri (APL 02) yang telah diisi oleh Peserta
Sertifikasi, menelaah dokumen yang dilampirkan, serta mendiskusikan/mengklarifikasi kesesuaian bukti-
bukti dengan peserta sertifikasi dan atau pihak lain yang relevan terkait dengan profil dan aktivitas peserta.
9.2.5. Berdasarkan hasil telaah dokuen dan bukti-bukti (V=valid, A=asli, T=terkini, M=memadai), asesor
kompetensi membuat keputusan apakah peserta sertifikasi direkomendasikan Kompeten (K), Belum
Kompeten (BK). Apabila hasil rekomendasi adalah BK, maka peserta direkomendasikan untuk Uji
Kompetensi.
9.2.6. Peserta sertifikasi menandatangai formulir persetujuan asemen dan kerahasian.

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. LSP P2 MUI mengembangkan rancangan uji kompetensi sesuai metode asesmen yang ditetapkan dalam
perangkat asesmen seperti observasi / demostrasi, lisan, tulis, studi kasus, atau wawancara.
9.3.2. Proses uji kompetensi dapat dilaksanakan di TUK Mandiri / TUK Tempat Kerja / TUK Sewaktu yang
ditetapakan sebagai TUK terverifikasi oleh LSP P2 MUI.
9.3.3. LSP P2 MUI memastikan seluruh peralatan pengukuran yang digunakan dalam uji kompetensi telah
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.
9.3.4. Asesor Kompetensi melakukan pemeriksaan dan evaluasi pada bukti-bukti yang dikumpulkan selama
proses uji kompetensi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti.
9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan
yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”
9.3.6. Asesor Kompetensi menyampaikan berkas pelaksanaan uji dan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada
LSP.

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP P2 MUI menetapakan komite teknis terdiri dari personil yang tidak terlibat dalam pelaksanaan uji
kompetensi dan atau dalam pelatihan calon peserta sertifikasi.
9.4.2. Berkas pelaksanaan uji dan rekomendasi hasil asesmen dari Asesor Kompetensi disampaikan kepada
LSP P2 MUI untuk selanjutnya ditinjau dan ditetapkan keputusan sertifikasi oleh Komite Teknis LSP P2
MUI melalui rapat Komite Teknis.
9.4.3. Keputusan sertifikasi dituangkan dalam Berita Acara Rapat Komite Teknis, untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala LSP P2 MUI.
9.4.4. Berdasarkan Berita Acara rapat Komite Teknis, Kepala LSP P2 MUI menerbitkan keputusan sertifikasi
dan menginformasikan kepada peserta.
9.4.5. Penerbitan Sertifikat Kompetensi didasarkan pada Keputusan Sertifikasi dari Komite Teknis.
9.4.6. Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan LSP P2 MUI memiliki nomor registrasi dan memuat informasi
sebagai berikut:
a. nama orang pemegang sertifikat;
b. pengenal yang unik;
c. nama lembaga LSP
d. acuan skema sertifikasi, standar atau acuan relevan lainnya, termasuk
e. tahun terbit acuan tersebut, bila relevan;
f. tanggal efektif terbitnya sertifikat dan tanggal berakhirnya masa berlaku sertifikat.

LSP P2 MUI 2020 4


SKEMA SERTIFIKASI JABATAN KERJA
PENYELIA HALAL FPS.10.02/DSS.01

9.4.7. Sertifikat kompetensi berlaku selama 2(dua) tahun terhitung sejak ditetapkannya keputusan.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Apabila Pemegang Sertifikat ditemukan melakukan penyalahgunaan sertifikat, termasuk penyalahgunaan
logo dan atau penanda, maka LSP P2 MUI melakukan pembekuan sertifikasi, selama pembekuan
sertifikasi Pemegang Sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang
dibekukan.
9.5.2. Sertifikat juga dapat dibekukan dengan kondisi Pemegang Sertifikat tidak melakukan sertifikasi ulang
9.5.3. LSP P2 MUI memberikan peringatan tertulis terkait pembekuan sertifkat seperti pada klausul 9.5.2.
9.5.4. Selama masa pembekuan sertifikat, LSP P2 MUI memberikan waktu kepada Pemegang Sertifikat
melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh LSP P2 MUI.
9.5.5. Apabila Pemegang Sertifikat gagal dalam melakukan tindakan perbaikan selama waktu yang ditetapkan
LSP P2 MUI, maka LSP P2 MUI akan melakukan pencabutan sertifikat.
9.5.6. Apabila sertifikat telah dicabut maka Pemegang Sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya
sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya dan Sertifikat dinyatakan tidak berlaku lagi.

9.6. Proses Sertifikasi Ulang


9.6.1. Pemegang Sertifikat mengajukan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku
sertifikat kompetensi yang dimilikinya minimal 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat.
9.6.2. Persyaratan permohonan sertifikasi ulang untuk perpanjangan masa berlaku sertifikat sebagai berikut:
a. Mengikuti asesmen penuh.
b. Membayar Biaya Sertifikasi Ulang.

9.7. Penggunaan Sertifikat


9.7.1. Pemegang Sertifikat Kompetensi Auditor Halal harus menandatangani persetujuan penggunaan sertifikat
yang meliputi:
a. Penggunaan sertifikat hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
b. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada dalam skema sertifikasi ini.
c. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP P2 MUI secara khusus maupun profesi
Auditor Halal secara umum.
d. Tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP P2 MUI dianggap
dapat menyesatkan atau tidak sah.
e. Memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat
kompetensinya sebagai Auditor Halal.
9.7.2. Apabila Pemegang Sertifikat dinilai melanggar ketentuan penggunaan sertifikat atau merugikan LSP P2
MUI maupun profesi Auditor Halal, maka LSP P2 MUI dapat melakukan pembekuan / pencabutan /
penarikan sertifikat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan LSP P2 MUI.

9.8. Banding
9.8.1. Pemohon Sertifikasi, Peserta Sertifikasi, atau Pemegang Sertifikat dapat mengajukan permohonan
banding kepada LSP P2 MUI untuk peninjauan kembali atas proses atau keputusan sertifikasi yang telah
dibuat LSP P2 MUI.
9.8.2. Pengajuan banding disampaikan secara tertulis kepada Kepala LSP P2 MUI menggunakan Formulir
Pengajuan Banding, Formulir Banding Asesmen atau surat resmi maksimal 2 minggu dari informasi
keputusan sertifikasi.
9.8.3. LSP P2 MUI menujuk personil penganan banding dan menjamin bahwa personil yang terlibat dalam
pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan
yang menyebabkan banding dan bebas dari keberpihakan
9.8.4. Selanjutnya LSP P2 MUI akan melakukan penanganan banding sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
oleh LSP P2 MUI. Waktu pelayanan banding dari peserta mengajukan permohonan banding hingga
keputusan diinformasikan ke peserta dilakukan maksimal 3 minggu
9.8.5. Keputusan banding dapat diketahui oleh publik dan bersifat mengikat kedua belah pihak (LSP dan
pemohon banding).

LSP P2 MUI 2020 5

Anda mungkin juga menyukai