Anda di halaman 1dari 24

KARYA TULIS ILMIAH

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP


MUAMALAH PERNIKAHAN

Laporan Ini Di Ajukan Sebagai Syarat Umum Untuk Menempuh Ujian Nasional

Disusun Oleh :
Nama : Anita Khilmiyati
NIS : 170746
Program Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL AHROM


MADRASAH ALIYAH AL AHROM KARANGSARI
TERAKREDITASI – B
Jl. Nangka No.45 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak
Telp. (0291) 690355 Email maalahrom@gmail.com

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL AHROM
MADRASAH ALIYAH AL AHROM
TERAKREDITASI B
Jl. Nangka No.45 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak
Telp. (0291) 690355 Email maalahrom@gmail.com

PERSETUJUAN
Kami Selaku Pembimbing dari Siswi MA AL AHROM Karangsari

Nama : Anita Khilmiyati


NIS : 170746
Program Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Judul : Pandangan Hukum Islam Terhadap Muamalah Pernikahan

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang dibuat siswa telah
selesai dan siap di uji.

Demak, 17 Oktober 2019


Pembimbing

Sulhan Sarofi, S.E

ii
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL AHROM
MADRASAH ALIYAH AL AHROM
TERAKREDITASI B
Jl. Nangka No.45 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak
Telp. (0291) 690355 Email maalahrom@gmail.com

PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah bertujuan “PANDANGAN HUKUM ISLAM


TERHADAP MUAMALAH PERNIKAHAN” yang di tulis Anita Khilmiyati NIS
170746 telah di pertahankan di hadapan sidang panitita ujian karya tulis ilmiah
Program Tulis Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) MA AL AHROM Karangsari
Karangtengah Demak.

Pada Hari : Kamis


Tanggal : 17 Oktober 2019

Yang Mengesahkan

Wali Kelas Penguji

Zakia Al Miskiyah, S.Pd Lutfi Khalim, S.Pd

Mengetahui,
Kepala Madrasah MA AL AHROM

Fauzi, S.Pd.I

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1. Menulis sama dengan menata gagasan;
2. Awalilah harimu dengan bismillah dan akhirilah hari-harimu dengan ucapan
alhamdulillah;
3. Sikap positif adalah aset berharga dalam belajar;
4. Kerja keras adalah kumpulan hal-hal yang dimiliki kecerdasan manusia;
5. Efektifitas menampung berbagai jenis kecerdasan manusia;
6. Pengetahuan, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak;
7. Disiplin adalah harga diri paling tinggi.

PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada
1. Bapak Fauzi, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah MA AL AHROM
2. Bapak Faisol Fuad, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
3. Bapak Zakia Al Miskiyah, S.Pd selaku wali kelas XII IIS
4. Bapak Sulhan Sarofi, S.E selaku pembimbing karya tulis
5. Bapak Lutfi Khalim, S.Pd selaku penguji karya tulis
6. Buat orang tuaku dan guru-guruku yang selalu mendukungku dan
membimbingku dalam kebaikan
7. Juga buat sahabat-sahabatku yang selalu setia menemaniku khususnya
keluarga besar XII IPS

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong saya menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongannya mungkin saya
tidak sanggup menyelesaikan dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa
menjadi suri tauladan bagi saya. Sehingga dengan keterbatasan kendala yang ada
pada saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar dapat berbagai ilmu pengetahuan
mengenai “Pandangan Hukum Islam Terhadap Muamalah Pernikahan” saya juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulhan Sarofi, S.E yang telah
membimbing saya sehingga saya dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi wawasan yang luas kepada
pembaca, tentunya Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekeliruan dan
kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Demak, 17 Oktober 2019


Penulis

Anita Khilmiyati

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PERSETUJUAN............................................................................................ ii
PENGESAHAN............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................ 3


A. Landasan Teori ......................................................................... 3
B. Deskripsi Data ................................................................................. 4
C. Analisis Data .................................................................................... 10

BAB V. PENUTUP..................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13


LAMPIRAN................................................................................................... 14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... 17

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia diciptakan bukan saja sebagai makhluk individu melainkan


juga sebagai makhluk sosial sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin
menghindar dan hubungan dengan manusia lainnya dalam kehidupan di
masyarakat luas. Hubungan antar manusia dalam masyarakat itu disebut
muamalah. Dalam hubungan pergaulan hidup di masyarakat itu manusia
memiliki kepentingan-kepentingan tertentu yang kemudian menimbulkan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Timbulnya hak seseorang merupakan
kewajiban pihak lain dan sebaliknya dalam waktu bersamaan hubungan itu
juga merupakan kewajiban seseorang dan pihak lain.

Islam telah mengatur hubungan pergaulan hidup dalam masyarakat itu


dengan kaidah-kaidah hukum muamalah (KH, Ahmad Azhar Basyir,
selanjutnya ditulis Azhar Basyir, 2000). Hubungan antar manusia dalam
masyarakat itu selalu berkembang di masyarakat itu sendiri. Karena itu islam
tidak mengatur muamalah secara rinci jenis dan bentuknya melainkan
meletakkan prinsip-prinsip dasar yang bisa digunakan secara fleksibel
disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

Karena sifatnya yang dinamis itu maka syarat islam dapat terus-
menerus dasar spiritual bagi umat islam dalam menyongsong setiap
perubahan dalam masyarakat prinsip-prinsip dasar muamalah dalam syarat
islam senantiasa memiliki pendistribusian manfaat (muslahat) untuk semua
pihak, misalnya menghindar saling merugikan, kesewenagan bagi pihak yang
kuat terhadap yang lemah dilaksanakan dengan tanpa paksaan atau saling rela
(Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi, Agama Islam, selanjutnya ditulis
Direktorat , 2000).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Muamalah menurut ahli fiqih Mustafa
Ahmad Az-Zarqa yang dikutip oleh Ghufron ?
2. Apa saja rukun pernikahan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian muamalah.
2. Untuk mengetahui rukun pernikahan menurut buku studi islam II.

D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui keindahan syariat islam dan kaidah fiqhiiyah;
2. Membantu penentuan hukum kontemporer/baru dengan mudah bila
kita menguasai kaidah-kaidah fiqhiyah;
3. Memudahkan kita untuk mengetahui hukum-hukum fiqih;
4. Untuk mengetahui penulisan dan pembaca KTI.

(https://heycravings.com/muamalah-dalam-islam/12:35)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Pernikahan merupakan penyatuan dua insan antara pria dan wanita


dalam suatu akad yang biasa dikatakan dengan kawin ataupun  nikah, nikah
menurut istilah syara’ yaitu akad yang ditetapkan syara’ untuk
memperbolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan
menghalalkan bersenang-senang antara perempuan dengan laki-laki. Inilah
definisi syara’. Menurut Muhammad Abu Ishrah nikah yaitu akad yang
memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga
(suami istri) antara pria dan wanita dan mengadakan tolong menolong,
memberi batas hak bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-
masing.

Dari pengertian ini pernikahan mengandung aspek akibat hukum,


melangsungkan pernikahan ialah saling mendapat hak dan kewajiban serta
bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi tolong menolong.
Karena pernikahan termasuk pelaksanaan agama, maka didalamnya
terkandung adanya tujuan / maksud mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Dalam pernikahan, tidak hanya menyatukan dua insan pria dan wanita untuk
diperboehkannya hubungan seksual melainkan masih banyak hal yang
terkandung didalamnya.

Hukum pernikahan yang berlaku di Indonesia setelah keluarnya


Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang pernikahan menjadi hukum yang
sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Disamping itu bagi warga negara
yang beragama islam berlaku hukum islam yang termuat dalam Kompilasi

3
4

Hukum Islam (KHI) yang merupakan hasil kesepakatan (ijmak) para ulama,
pakar

4
5

hukum serta praktisi hukum. Pembahasan di KTI ini difokuskan mengenai


hukum pernikahan bagi umat islam Indonesia dan itupun tidak mungkin
dibicarakan secara detail melainkan halnya garis besarnya saja. Sebagaimana
yang kita ketahui Kompilasi Hukum Islam (KHI) memuat 3 buku, untuk
hukum pernikahan termuat dalam buku 1 yang terdiri 19 bab dan 170 pasal.

Buku ini hanya memuat dasar-dasar pernikahan, pencatatan pernikahan,


rukun dan syarat Akad nikahdan masalah-masalah lain yang dianggap sering
muncul dalam masyarakat antara lain poligami, harta benda dalam pernikahan
dan beda agama materi yang belum tertuang dalam buku ini diharapkan bisa
muncul dalam dialog/tanya jawab di kelas.

Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita
sebagai suami istri denga tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Suatu akad (ikatan
lahir batin) yang kuat (misaqan gaudan) antara seorang pria dan wanita
sebagai perwujudan taat kepada Allah dalam rangka ibadah kepadanya.

B. Deskripsi Data

1. Pengertian dari Muamalah


Dari segi bahasa (etimologi) muamalah berarti pergaulan hubungan
antar manusia (Ghufron A Mas’adi. Selanjutnya ditulis Ghufron, 2000),
saling berusaha (Direktorat, 2000). Dalam arti terminologi muamalah adalah
ketentuan yang mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat baik
hubungan itu bersifat private maupun bersifat publik (Direktorat, 2000).
Pengertian muamalah yang lebih sempit dikemukakan ahli fiqih mustafa
ahmad az-zaya yang dikutip oleh Ghufron adalah “Hukum-hukum yang
dikaitkan dengan perbuatan manusia dan hubungan sesama manusia dalam
6

urusan kebendaan, hak-hak kebendaan serta penyelesaian perselesihian


diantara mereka” (Ghufron, 2000)

Ada pula pengertian muamalah menurut terminologi dapat dibagi


menjadi dua yaitu :
a. Pengertian muamalah dalam arti luas
1. Muamalah menurut Ad-Dimyati
“Aktifitas untuk menghasilkan duniawi menyebabkan
keberhasilan masalah ukhrawi.”

2. Muamalah menurut Muhammad Yusuf Musa


“Peraturan-peraturan Allah yang diikuti dan ditaati dalam
hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.”

Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah swt, yang


ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan
keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan
sosial kemasyarakatan.

Menurut pengertian ini, manusia, kapanpun dan di mana


pun, harus senantiasa mengikuti aturan yang telah ditetapkan
Allah SWT. Sekalipun dalam perkara yang bersifat duniawi sebab
segala aktivitas manusia akan dimintai pertanggungjawabannya
kelak di akhirat.

Dengan kata lain, dalam islam, tidak ada pemisahan antara


amal dunia dan amal akhirat, sebab sekecil apapun aktivitas
manusia di dunia harus didasarkan pada ketetapan Allah
SWT.agar kelak selamat di akhirat.

b. Pengertian Muamalah dalam arti sempit:


7

1. Muamalah menurut Hudhari Beik


” Muamalah adalah semua akad yang membolehkan manusia
saling menukar manfaatnya”.

2. Muamalah menurut Idris Ahmad


”Muamalah adalah aturan aturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaniyah dengan cara yang
paling baik”

3. Muamalah menurut Rasyid Ridha


“ Muamalah adalah tukar menukar barang atau suatu yang
bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Kalau ketiga definisi di atas, ditelaah secara seksama fiqih
muamalah dalam arti sempit menekankan keharusan untuk
mentaati aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan untuk
mengatur hubungan antara manusia dengan cara
memperoleh,mengatur, mengelola,dan mengembangkan mal
(harta benda).
Namun, menurut pengertian muamalah diatas, fiqih
muamalah tidak mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan
harta, seperti cara mengatur tirkah (harta waris), sebab masalah
ini telah diatur dalam disiplin ilmu itu tersendiri, yaitu dalam
Fiqih Mawaris.

2. Rukun Pernikahan

Rukun Nikah setiap muslim atau muslimah yang mengidamkan


sebuah pernikahan, pasti harus paham rukun rukun nikah. Sebab, dalam
syariah Islam sesuatu yang jadi rukun, suatu tingkah laku atau amal ibadah
8

artinya bahwa dapat dikatakan sah atau tidaknya tingkah laku berikut
berasal dari aspek hukum.

a. Calon Suami
1. Seorang laki-laki yang beragam islam,
2. Telah mencapai umur 25 tahun,
3. Suka rela tanpa ada paksaan (yang dinyatakan dalam bentuk
tertulis atau lisan atau dengan isyarat bagi yang tuna wicara),
4. Tidak ada halangan pernikahan untuk nikah dengan calon
mempelai wanita, dan
5. Mendapat keterangan dari pejabat yang berwenang mencatat
pernikahan bagi yang melalaikan pernikahan campuran.

b. Calon Istri
1. Seorang wanita beragam islam,
2. Telah mencapai umur 20 tahun,
3. Sukarela tanpa ada paksaan yaitu dinyatakan dengan betuk
persetujuan secara tertulis atau dengan lisan atau dengan
isyarat bagi yang tuna wicara atau berupa sikap diam dalam
arti selama tidak ada penolakan untuk nikah secara tegas,
4. Tidak ada halangan untuk nikah dengan calon suami, dan
5. Mendapat keterangan dari pejabat yang berwenang untuk
mencatat pernikahan apabila akan melalaikan pernikahan
campuran.

c. Wali Nikah
1. Islam,
2. Laki-laki,
3. Dewasa,
4. Sehat akalnya, dan
9

5. Wali nikah terdiri dari nasab dan wali hukum, disamping itu
dijelaskan pula urutan wali nasab, perpindahan wali nasab ke
wali hukum (KHI Pusat 20(1);21,23)

d. Dua Orang Saksi


1. Islam,
2. Laki-laki (dua orang),
3. Dewasa,
4. Sehat akal,
5. Adil,
6. Tidak tuna rungu/tuli, dan
7. Disamping itu saksi harus hadir dan menyaksikan secara
langsung pelaksanaan akad nikah.

e. Ijab Kabul

Puncak acara pernikahan adalah pada saat akad nikah yaitu


pelaksanaan ijab kabul, ijab diucapkan wali nikah dan diucapkan
oleh calon mempelai pria ijab dan kabul kabul diucapkan secara
beruntun (tidak diselang waktu) dengan bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti menunjukkan pada pengertian dan tujuan
nikah.
Ijab nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali
nikah tetapi dapat juga diwakilkan kepada orang lain, kabul dapat
pula diuraikan kepada pria lain dengan surat kuasa yang jelas dan
tegas dan dilegalisir oleh PPN setempat. Tetapi jika calon istri
atau wali nikah keberatan calon suami diwakilkan kepada orang
lain maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan (KHI pasal 27-
29).

3. Pembagian Fiqih Muamalah


10

Pembagian fiqih muamalah dibagi menjadi empat bagian yaitu;

a. Muwadhah Madiyah (Hukum Kebendaan)


Muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda. Sebagian
ulama berpendapat bahwa muamalah al-madiyah bersifat kebendaan,
yakni benda yang halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjual-
belikan atau diusahakan, benda yang menimbulkan kemadaratan dan
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dan lain-lain.
b. Munakahat (Hukum Pernikahan)
Adalah salah satu bagian darifiqih muamalah yang mana
hubungan seseorang dengan lawan jenisnya dalam satu ikatan
yang sah untuk menjalin keluarga sakinah, mawaddah, dan
rahmah.

c. Amanat dan ‘Ariyah (Pinjaman)


Berasal dari kata “’ara” yang berarti datang dan pergi atau
berasal dari kata “attanawulu-wittanawubu”

d. Tirkah (Harta Peninggalan)


Ini sama halnya dengan fiqih mawaris. Bahwasanya adalah
pembahasan ini membahas tentang harta yang ditinggalkan
mayat kepada si ahli waris yang mana harta yang harus
dibagikan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Al-Fikri dalam kitab Al-Muamalah Al-


Madiyah wa Al-Adabiyah membagi Fiqih Muamalah menjadi dua
bagian yaitu:

1. Al-Muamalah Al-Madiyah
Al-Muamalah Al-Madiyah adalah muamalah yang mengakaji
segi objeknya, yakni benda. Sebagian ulama berpendapat bahwa
11

Al-Muamalah Al-Madiyah bersifat kebendaan, yakni benda yang


halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjual belikan, atau
diusahakan, benda yang menimbulkan kemadharatan dan
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dan lain-lain.
Dengan kata lain, Al-Muamalah Al-Madiyah adalah aturan-
aturan yang telah diterapkan syara’ dari segi objek benda. Oleh
karena itu, berbagai aktivitas muslim yang berkaitan dengan benda,
seperti Al-Bai (jual-beli) tidak hanya ditujukan untuk memperoleh
keuntungan semata, tetapi lebih jauh dari itu, yakni untuk
memperoleh ridha Allah, konsekuensinya, harus menuruti tata cara
jual beli yang telah ditetapkan syara’.

2. Al-Muamalah Al-Adabiyah
Al-Muamalah Al-Adabiyah maksudnya, muamalah yang di
tinjau dari segi cara tukar-menukar benda, yang sumbernya dari
pancaindra sedangkan unsur penegakannya adalah hak dan
kewajibannya, seperti jujur, hasud, iri, dendam dan lain-lain.
Dalam bahasa yang lebih sederhana adalah aturan-aturan allah yang
berkaitan dengan aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat
yang ditinjau dari segi subjeknya, yaitu manusia sebagai pelakunya.
Dengan demikian, maksud Adabiyah antara lain berkisar dalam
keridhaan dan kedua belah pihak yang melangsungkan akad, ijab
kabul, dusta, dan lain-lain.
Pada prakteknya Al-Muamalah Al-Madiyah dan pembagian
diatas sebatas teoritis saja.

C. Analisis Data

Muamalah secara harfiyah berarti “pergaulan” atau hubungan antar


manusia. Dalam harfiyah yang bersifat umum ini, Muamalah berarti
12

perbuatan atau pergaulan diluar ibadah. Muamalah merupakan perbuatan


manusia dalam menjalin hubungan atau pergaulan antar sesama manusia
sesuai dengan apa yang dikemukakan, bahwa muamalah adalah orang lain,
antar individu satu dengan orang lain, yang sering kita kenal dengan sebutan
Hablum Minannas, begitu pula dalam pernikahan yaitu hubungan antara
wanita dengan pria, individu satu dengan yang lainnya, maka dari sinilah kita
akan mengetahui bahwasanya pernikahan termuat pula unsur kerjasama dan
saling berbagi.

Agama islam mengajarkan seorang manusia yang sempurna,


diciptakan dari gabungan unsur rohani, jasmani, dan ekonomi yang harus
dipertimbangkan ketika hak-hak manusia disusun itulah sebabnya tak ada
manusia yang dapat menyusun dan mengumpulkan hak-hak yang asli bagi
suatu masyarakat, tak satupun kecuali Allah yang Maha Tinggi. Pernikahan
merupakan akad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan
hubungan keluarga (suami-istri) antara pria dan wanita dan mengadakan
tolong-menolong dan memberbatas hakbagi pernikahannya serta pemenuhan
kewajiban bagi masing-masing. Dari pernikahan mengandung pernikahan
ialah saling mendapat hak dan kewajiban serta bertujuan mengadakan
hubungan pergaulan yang dilandasi tolong-menolong.

Dari sudut pandang hukum pernikahan merupakan sebuah akad


kontrak. Oleh karenanya, ia tidak dilangsungkan tanpa persetujuan dari kedua
belah pihak pernikahan merupakan muamalah karena dalam pernikahan
terdapat akad dimana akad tersebut akan mengikat antara satu pihak dan
pihak lain, dari sinilah pernikahan juga termasuk dalam muamalah yakni
hubungan antar manusia satu dengan manusia lain (Hablum Minannas).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari sudut pandang hukum pernikahan merupakan sebuah akad
kontrak, oleh karenanya ia tidak dilangsungkan tanpa persetujuan dari
kedua belah pihak. Perkawinan merupakan muamalah karena dalam
perkawinan terdapat akad dimana akad tersebut akan mengikat antara satu
pihak dan pihak lain, dari sinilah perkawinan juga termasuk dalam
muamalah yaitu hubungan antara manusia satu dengan manusia lain
(Hablum Minannas).

B. Saran – saran

Kami meyakini bahwa dalam penulisan dan penyusunan Karya


Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan serta
keterbatasan saya dalam mencari sumber referensi dan menyajikan kepada
pembaca semua. Maka dari itu kritik dan saran dari saudara-saudari
pembaca yang sifatnya membangun senantiasa saya harapkan untuk bahan
koreksi dan pembenahan kami selanjutnya.

(http://choirulizan.blogspot.com/2013/06/aspek-aqidah-ibadah-dan-muamalah-
dalam_4311.html)

13
DAFTAR PUSTAKA

Supadie Didik Ahmad. 2011. Studi Islami II. Semarang. LKPI UNISSULA Semarang

Prof. Dr. H. Syafe’i Rachmad M.A. 2001. Fiqih Muamalah. Bandung. Pustaka Setia
Bandung

http://heycravings.com/muamalah-dalam-islam/12:35.

http://choirulizan.blogspot.com/2013/06/aspek-aqidah-ibadah-dan-muamalah-
dalam_4311.html.

14
LAMPIRAN

15
16
17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anita Khilmiyati

Tempat Tanggal Lahir : Demak, 01 Desember 2001

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Wonowoso

Agama : Islam

Hobi : Memasak

Cita-cita : Pramugari

Kewarganegaraan : Indonesia

Nomor HP : 0859154993992

18

Anda mungkin juga menyukai