Anda di halaman 1dari 14

Narahubung: Hantoro (0888 6400 412)

nuhantra@gmail.com
IG: @Nuhantra @purworejo24
FB: @purworejo24
Perkembangan Seni Wayang Kulit Purwa
dari Mataram ke Surakarta:
Sebuah Catatan tentang Pengaruhnya dalam
Wayang Kaligesingan

DR. BAMBANG SUWARNO, S.KAR., M.HUM.

MAKALAH DISAJIKAN DALAM

SEMINAR NASIONAL WAYANG KALIGESING


DAN BAGELENAN

SABTU, 15 AGUSTUS 2020


Pada mulanya adalah satu

 Menurut gotek (cerita tutur), wayang kulit


yang kita kenal sekarang adalah hasil
penyempurnaan berkurun-kurun waktu
 Titik awal penemuan wayang “modern”
diawali dari zaman Walisanga, dilanjutkan
zaman Pajang dan Mataram Islam
 Sumber serat Centhini: pada masa
Panembahan Senapati (1586-1601 M)
mulai diadakan penyempurnaan besar-
besaran, dengan adanya perubahan
bentuk menuju ke perkembangan berbagai
macam wanda, di antaranya Werkudara
berwanda Mimis, Arjuna berwanda Jimat.
 Pada zaman Sultan Agung (1613-1645 M)
muncul banyak wanda lagi yang dipakai
sampai sekarang, di antaranya Werkudara
wanda Lindhu Panon yang dipercaya
berasal dari wayang Kedhu.
 Pada waktu itu, dalang abdi Keraton
Mataram berasal dari Kedhu, di antaranya
Ki Mulya Lebdajiwa alias Panjang Mas.

Werkudara Kedhu Wonosobo


koleksi Ki Sunarto
Peralihan dari Mataram ke Kartasura dan
Surakarta (Jalur Keraton)
Werkudara
Surakarta era
PB III

Werkudara
Yogyakarta
era HB VIII

Werkudara Kedhu Wonosobo Werkudara Kartasura koleksi Ki


koleksi Ki Sunarto Gondotomo Pengging
Studi Kasus Purworejo

 Purworejo (“Awal Kemakmuran”) didirikan pada tahun


1830 pasca Perang Diponegoro
 Penguasa pertama Purworejo, Raden Arya Adipati
Cokronegoro I tadinya adalah mantri gladhag Kasunanan
Surakarta
 Dengan demikian, ada dua pengaruh yang mewarnai
kehidupan budaya di Purworejo, yakni
1. Pengaruh geografi (letak Purworejo lebih dekat dengan
Kedhu dan Yogya)
2. Pengaruh politik (para penguasa Purworejo dulunya
berada di bawah pengaruh Kasunanan Surakarta)
Dengan demikian, apakah latar belakang sejarah ini
dimungkinkan dengan faktor tersebut lahirlah “wayang
Prayungan” yang menjadi ciri khas wayang Purworejo?
Trah Dhalang dan Pengaruhnya

 Ki DR (HC) Sutarko Hadiwacono dalam wawancara tahun 2010 menyebutkan


ada gotek tentang dua penatah bersaudara dari wilayah Kedu Bagelen:
Maraguna dan Marawangsa. Maraguna dengan pola wayang dhepah
meneruskan pembuatan wayang di wilayah Barat (wilayah Yogyakarta).
Marawangsa dengan pola wayang ramping membuat wayang di wilayah Timur
(wilayah Surakarta)
 Terlepas dari cerita lisan tersebut, dari penelusuran silsilah ternyata antara
dalang Surakarta dan Purworejo ada pertalian darah baik dari jalur Panjang
Mas maupun dari jalur lainnya. Sebagai contoh:
 Raden Sinduwiguna abdi dalem Sultan HB V, menurunkan trah Sentolo
(Widiprayitno) tapi juga menurunkan trah Jombor (Gondosuwiryo), dengan
demikian dalam jalinan trah ini ada yang menguasai pedalangan dan tatah
sungging dalam gaya Surakarta, Yogyakarta dan/atau campuran keduanya
 Ada tokoh-tokoh leluhur pedhalangan yang melakukan pernikahan lintas
daerah atau berpindah tempat tinggal , seperti Mbok Larasati (dari Basin,
Gondang, Klaten menurunkan dalang-dalang Yogya), Marajaya (dari Kedhu
pindah ke Klaten) dan Maradrana (pindah dari Kedhu pindah ke Surakarta)
dan sebagainya
 Bersama dengan perpindahan domisili para leluhur dalang itu, maka wayang-
wayangnya pun ikut dibawa berpindah dan bercampur turun-temurun
Wayang Purworejo (Kaligesingan) dan
Perbandingannya dengan Yogyakarta
Kaligesingan yang mendapat pengaruh Surakarta
Kaligesingan yang Mendapat Pengaruh Kedhu
Pengaruh Gaya Lain: Cirebon (kanan) dan Jawa
Timuran (kiri)
Petruk gaya Purworejo

 Merupakan sebuah tokoh khas yang mencerminkan karakter


masyarakat Purworejo: ada warna Yogya namun juga
mengadopsi bleger Sala
 Petruk gaya Purworejo dapat menjadi sebuah ciri khas wayang
gaya Purworejo karena bentuknya yang khas
Kesimpulan

 Wayang kulit khas Purworejo (baik Kaligesing, Pacor, Bagelen)


merupakan lambang asimilasi dan akulturasi dari banyak
wilayah budaya yang berjalan secara harmonis
 Bentuk wayang Purworejo pada umumnya mendapat pengaruh
Surakarta dipengaruhi faktor kesejarahan dan politik Kraton,
juga sejarah dan silsilah dhalang
 Wayang khas Purworejo dengan ciri perpaduan gaya Kedhu,
Yogyakarta, Surakarta dan gaya-gaya lain mencerminkan
masyarakat yang heterogen (beragam), terbuka, ramah dan
berkemampuan adaptasi tinggi sebagai masyarakat BHINNEKA
TUNGGAL IKA
 gaya wayang Purworejo yang merangkul semua gagrak bukan
sebuah kekurangan namun justru merupakan kekuatan dan
modal utama
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai