J Pemeliharaan Engine PDF
J Pemeliharaan Engine PDF
Penelaah :
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
i
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 5
A. Tujuan ....................................................................................................... 9
F. Rangkuman............................................................................................. 34
iii
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN KOMPONEN SISTEM INJEKSI ............... 41
A. Tujuan ..................................................................................................... 41
C. Uraian Materi........................................................................................... 41
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 32. Wiring Diagram MAP Sensor........................................... 50
Gambar 33. Throtle Position Sensor................................................... 50
Gambar 34. Wiring Diagram TPS....................................................... 52
Gambar 35. Posisi IAT Sensor........................................................... 53
Gambar 36. Wiring Diagram IAT......................................................... 56
Gambar 37. Wiring Diagram EOT....................................................... 57
Gambar 38. Konstruksi EOT............................................................... 59
Gambar 39. Skema Processor............................................................. 65
Gambar 40 Rangkaian Sistem Pengapian........................................... 70
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor kelompok
kompetensi J ini berisikan materi tentang Pemeliharaan Engine Management
System (EMS) Sepeda Motor. Materi yang ada dirancang untuk dapat
memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi
Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional
(SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Sepeda Motor.
1
Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi sepeda motor,
khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu
diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang,
peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan
pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan,
kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian
pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran
“Keterampilan” dengan baik dan aman. Ketuntasan pembelajaran
“Keterampilan” adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi
keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu di
Kelompok Standar
Kompeten Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
si Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katub
berkala mesin Menyetel celah katub
sepeda motor Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai
kebutuhan mesin
Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
A Memeriksa kondisi sistem pendingin
Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada
karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
Perawatan Menelaah baterai
berkala sistem Memeriksa sistem lampu penerangan
kelistrikan Memeriksa sistem tanda
B
penerangan & Memeriksa sistem elektrik starter
3
Memperbaiki kerusakan pada sistem pelumasan
Perbaikan Mesin Menelaah sistem pendingin
Sepeda motor Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
step 2 Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
Perbaikan Menelaah sistem penerangan.
sistem Menelaah sistem sinyal (tanda)
kelistrikan Mendiagnosa kerusakan pada sistem penerangan.
Sepeda motor Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
penerangan
H Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
sinyal (tanda)
Menelaah Sistem Pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan sistem pengisian
Menelaah Sistem starter electrik
Mendiagnosa Sistem starter elektrik
Memperbaiki Sistem starter elektrik
Perbaikan Menelaah sistem suspensi
chasis dan SPT Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi
Sepeda motor Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
I Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS
Mendiagnosa kerusakan rem konvensional (rem
mekanik dan hidrolik)
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional
4
(rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem transmisi
Memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliharaan Menelaah sistem injeksi bensin
EMS (engine Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bahan
J Management bakar bensin
System) sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan
motor bakar bensin
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
5
Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
D. Ruang Lingkup
6
Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
7
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 :
SISTEM PENGALIRAN BAHAN BAHAN BAKAR
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan cara
kerja sistem pengaliran bhan bakar, komponen-komponennya serta cara
pemeriksaannya
C. Uraian Materi
9
berat dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar
keseluruhannya untuk dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan
meminimalkan tingkat emisi gas buang dari mesin. Secara teori
perbandingan udara dan bahan bakar adalah 15 : 1 . yaitu 15 untuk udara
berbanding 1 untuk bensin.
Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin
dalam perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur,
kecepatan putaran mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini
diperlihatkan perbandingan campuran udara dan bensin secara teoritis yang
dibutuhkan mesin sesuai kondisi.
10
Antara karburator dengan sistem fuel injection ( FI ) sebenarnya mempunyai
tujuan yang sama yaitu memberikan campuran udara dan bensin dalam
jumlah yang tepat sesuai dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya
metode pencampurannya saja yang berbeda, sedangkan pada sistem fuel
injection penginjeksian dilakukan secara elektronik, bensin disemprotkan
bukan berdasarkan kevakuman pada intake melainkan karena adanya
respon terhadap suatu sinyal listrik dari ECM (engine control modul) ke
injector.
11
membatasi pemakaian bahan bakar untuk memenuhi tuntutan tersebut,
sepeda motor dengan kemampuan tinggi mempergunaan electronic control
fuel injection yang diatur oleh sensor- sensor yang menerima sinyal untuk
mengatur campuran bahan bakar secara sempurna dan menghasilkan emisi
yang ramah lingkungan.
Gambar di bawah ini adalah sistem injeksi dimana injector dan pompa bahan
bakar terpisah, yaitu bensin dipompa oleh fuel pump dengan tekanan
tertentu memalui saluran bensin masuk ke injector
12
2. Multi point injection
Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran
untuk menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin
disemprotkan ke masing-masing saluran pada intake valve. Oleh karena
itu istilah multi point (lebih dari satu lokasi/titik) fuel injection digunakan.
2. Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam
ruang bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya digunakan di
sistem penginjeksian mesin diesel
13
Gambar 6 Direct injection
14
bensin (Pada pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang
bensin secara konstan menuju injektor).
Keterangan
1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)
2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)
6. Fuel Injector
7. Throttle body
Pompa bensin listrik ditempatkan dalam tangki supaya dalam tangki ada
tekanan maka dipasang sebuah katup ventilasi yang terdapat pada tutup
tangki, untuk mencegah terjadinya kevakuman pada ruang tangki, karena
15
karakter pompa tidak mampu menghisap bahan bakar jika diruang tangki
terjadi kevakuman.
Catatan : bensin harus tetap penuh pada ruang pompa, hal ini karena bensin
berfungsi sebagai pelumas dan pendingin pompa oleh sebab itu sepeda
motor dengan sistem injeksi bensin tidak boleh tangki dalam keadaan
kosong.
16
Gambar 11 Posisi regulator
Keterangan :
Kelebihan tekanan bahan bakar yang dihasilkan pompa akan dikembalikan ke
tangki lagi melalui pressure regulator dengan cara menekan membran dan
pegas yang ada didalam pressure regulator. Besar tekanan bahan bakar
tergantung pada kekuatan pegas pressure regulator.
Fungsi lain dari pressure regulator adalah mempertahankan tekanan system
meskipun pompa tidak bekerja lagi. (lihat diagram sifat bensin dibawah ini)
17
DIAGRAM SIFAT BENSIN
tekanan
3
Tekanan bahan bakar harus
dipertahankan agar bahan bakar
masih tetap berbentuk cair pada
waktu motor panas
2 (lihat grafik ! )
cair
Contoh :
Bensin dengan tekanan 2 bar, masih
1 berbentuk cair pada suhu 120 c
Gas
0
20 40 60 80 100 120
140 160 temperatur
Jadi pada tekanan sistem, ketika mesin mati / pompa bahan bakar tidak
aktif, tekanan bahan bakar harus dipertahankan minimun 2 bar.
18
Fuel Suction Filter ( saringan hisap bahan bakar)
Untuk menyaring kotoran kasar yang ada pada bensin, agar tidak merusak
elemen pompa.
1. Elemen kasa
2. Penahan kasa
Gambar 12 Saringan Bahan bakar
Gambar 13 Injektor
19
Bentuk semprotan Injektor
Throttle Body
20
Gambar 16 Throtle body
21
Gambar 18 Selang menggunakan dua lapisan
Sumber : Caterpillar Hose and Couplings : caterpillar asia pacific learning
Keterangan pengukuran
33P Conector Merah
massa keterangan
2P Conector muda/hijau
Merah
ada Tidak ada baik
muda/hijau
22
6. Periksa besar nilai tahanan injektor
23
periksa tegangan impuls injeksi, dengan menghubungkan kabel 2P conector
injektor ( pink / hijau ) dan lampu LED seperti pada gambar dibawah sambil
menstart mesin.
CATATAN:
Sebelum melepaskan fuel feed hose slang penyaluran bahan bakar,
buanglah tekanan dari system dengan
24
Melepaskan quick connect fitting (peralatan pemasangan dengan cepat)
pada fuel pump.
Langkah-langkahnya;
1. Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
2. Hidupkan mesin, dan biarkan berputar stasioner sampai mesin mati
sendiri.
3. Putar kunci kontak ke “OFF”. Lepaskan kabel negatif baterai dulu,
lalu lepaskan kabel positif.
4. Periksa fuel quick connect fitting terhadap kotoran, dan bersihkan
bila perlu. Letakkan handuk bengkel bersih diatas quick connect
Fitting.
25
Catatan:
1. Cegahlah agar sisa bahan bakar didalam fuel feed hose (slang saluran
bahan bakar) tidak keluar dengan handuk bengkel.
2. Hati-hati agar tidak merusak slang atau bagian lain.
3. Jangan menggunakan kunci perkakas
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer (alat penahan) tabs terus ke
dalam, dan secara bergantian tarik dan tekan connector sampai ia
terlepas dengan mudah.
Pemasangan Quick
Connect Fitting
CATATAN:
1. Selalu ganti
retainer (alat penahan) dari quick connect fitting dengan yang baru jika
fuel feed hose telah dilepaskan.
26
2. Jika retainer perlu diganti, pakailah retainer buatan pabrik yang sama
seperti yang telah dilepaskan (masing-masing pabrik pembuat
mempunyai spesifikasi yang berbeda).
Bersihkan daerah
disekitar fuel hose joint
(penyambung slang bahan bakar). Masukkan sebuah retainer baru ke dalam
connector joint (penyambung connector) dengan menempatkan kedua hooks
(kaitan) dari retainer dengan kedua lubang pada conector joint.
CATATAN:
Jangan menekuk atau memelintir fuel feed hose. Bersihkan disekitar pipe.
27
CATATAN:
Ketika memasang quick connect fitting pada sisi injector dari fuel feed pipe,
tepatkan tabs antara connector damper dan retainer
Pastikan bahwa penyambungan terpasang dengan kokoh dan bahwa pawls
terkunci dengan erat pada tempatnya. Periksa secara visuil dan dengan
menarik connector.
28
Pasang dan kencangkan kedua sekrup khusus dengan torsi yang ditentukan.
TORSI : 4,2 N.m (0,4 kgf.m, 3 lbf.ft)
Pasang dan kencangkan baut pemasangan tangki bahan bakar dengan erat.
LANGKAH KERJA
a) Buang tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting
b) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
c) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
d) Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner.
29
Pemeriksaan Debit Bahan Bakar
LANGKAH KERJA
Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting.
CATATAN:
Bersihkan bensin yang tertumpah.
Letakkan ujung dari hose kedalam tempat penampung dan ukur Jumlah
aliran bahan bakar dengan kunci kontak yang diputar ke “ON”.
CATATAN:
Fuel pump beroperasi selama 2 detik, jalankan 5 kali sehingga jumlah waktu
pengukuran 10 detik.
Jumlah aliran bahan bakar :
13,9 cm3 (0,47 US oz, 0,49 Imp oz) minimum/10 detik pada 12 V, jika aliran
bahan bakar kurang dari pada yang ditentukan, periksalah sebagai berikut:
1. Fuel pump
2. Fuel section filter tersumbat (pemasangan fuel pump)
Hubungkan quick connect fitting
Pemeriksaan Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak ke “ON” dan pastikan bahwa fuel pump beroperasi
selama beberapa detik.
Jika fuel pump tidak beroperasi, periksalah sebagai berikut :
Putar kunci kontak ke “OFF”
30
Lepaskan body cover
Lepaskan fuel pomp cover
Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
PELEPASAN
CATATAN:
Fuel pump tidak dapat dibongkar setelah dilepaskan.
Bersihkan daerah di sekitar fuel pump.
Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting
Lepaskan fuel pump 5P connector (Hitam).
Lepaskan kawat fuel pump dari klemnya
Lepaskan baut-baut pemasangan fuel pump klem
CATATAN :
Lepaskan fuel pump sementara berhati-hati untuk tidak merusak fuel level
sensor float arm.
31
Lepaskan set plate/rakitan fuel pump unit dan packing.
Cara Pemeriksaan
Periksa fuel pump unit terhadap keausan atau kerusakan.
Periksa fuel section filter terhadap keausan atau kerusakan
Ganti fuel pump unit bila perlu
PEMASANGAN
CATATAN :
1. Selalu ganti packing dengan yang baru.
2. Pasang fuel pump dengan berhati-hati untuk tidak merusak level sensor
float arm.
3. Berhati-hatilah untuk tidak menjepit kotoran dan debu diantara fuel pump
dan packing.
32
Pasang set plate/rakitan fuel pump unit pada fuel tank.
Pasang klem dan kencangkan mur-mur pemasangan fuel pump dalam
urutan yang diperlihatkan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses
belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
33
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
Implementasi
1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
F. Rangkuman
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam
bentuk gas yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan
sendirinya, harus dicampur dengan udara dalam takaran yang tepat.
Perbandingan campuran udara dan bensin ini sangat mempengaruhi
pemakaian bahan bakar.
34
Keuntungan fuel injection type
1. Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake
yang membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan
menyempurnakan campuran).
2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar
disuplai dengan jumlah yang sesuai ke silinder).
3. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang
kurus tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan
bakar lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah).
4. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih
tepat, atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar).
5. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan
bakar yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi
emisi gas buang).
6. Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya
sensor yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan
penginjeksian lebih baik).
7. Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder
dan aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih
besar).
8. Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin
adalah sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada
sistem injeksi yang berbeda.
35
Berfungsi memompa bahan bakar dengan tekanan tertentu menuju
injector.
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
Berfungsi untuk membatasi tekanan aliran bahan bakar yang mengalir
menuju injektor
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
Berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan masuk keinjektor
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)
Berfungsi sebagai tempat aliran bahan bakar
6. Fuel Injector
Berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar
7. Throttle body Berfungsi sebagai dudukan injektor dan sensor
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur
harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada
tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pengaliran bahan bakar
2 Saya dapat menjelaskan keuntungan sistem injeksi bahan bakar
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen sistem pengaliran
bahan bakar
4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem pengaliran
bahan bakar
5 Saya dapat menjelaskan bagan aliran sistem bahan bakar
6 Saya dapat memeriksa komponen aliran sistem bahan bakar
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
aliran sistem bahan bakar
36
H. Kunci Jawaban
37
Indirect injection
Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake
seperti yang digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin,
bensin disemprotkan tidak langsung kedalam ruang bakar
Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke
dalam ruang bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya
digunakan di sistem penginjeksian mesin diesel
Keterangan
Sistematika pengaliran bahan bakar :Tangki bensin Filter hisap bensin
pompa bensin Pressure regulator kembali ke tangki bensin(Pada pressure
regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).
38
5. Akibat yang ditimbulkan jika tekanan Fuel Pressure regulator adalah
bentuk semprotan tidak sempurna sehingga campuran kurang homogen
akibatnya pembakaran tidak sempurna sehingga daya mesin menjadi
berkurang.
39
40
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN KOMPONEN
SISTEM INJEKSI
A. Tujuan
C. Uraian Materi
41
data inputan prosessor output
Pada materi sesi ini akan dibahas ketiga blok dalam bagan diatas, yaitu :
1. Data input
Seperti telah diuraikan sebelumnya, data inputan berasal dari
sensor, yaitu antara lain :
a. Sensor Putaran Mesin (Crank Position Sensor)
42
Gambar 20 sensor putaran mesin
Nama Bagian
1. Magnet permanen 4. Inti besi
2. Konektor 5. Kumparan
3. Dudukan sensor 6. Tonjolan (gigi) Pembangkit pulsa
Keterangan
Untuk mengetahui putaran diperlukan sebuah impuls sensor induktif
gigi dalam roda gigi diporos engkol dimana ada gigi tertentu yang
mempunyai jarak berbeda dengan gigi lainnya hal ini dimaksudkan
agar diperoleh sinyal perubahan medan magnet berupa tegangan
induksi bolak-balik, tegangan yang dihasilkan yang akan dikirim ke
prosessor (ECU).
43
Gambar 21, bentuk perubahan jarak gigi
Keterangan
Ketika Pick Up Coil dilewati “gigi” pick up rotor setiap sudut 30o,arus
AC terkirim ke ECU. Pada sudut 60o, terjadi jeda signal listrik yang
dikirim ke ECU (suplai listrik terhenti sesaat). Sehingga ECU dapat
memantau setiap posisi Crank Shaft dengan akurat.
Sensor sudut kemiringan (Bank Angel))
44
Pada saat kendaraan dalam kemiringan normal (lihat gambar di bawah), IC
Hall mengirim tegangan hall ke ECM, sehingga system injeksi berjalan
normal.
Pada saat kemiringan tertentu, pemotong sinyal hall menutup garis gaya
magnet yang menembus IC hall, maka IC Hall tidak mengirimkan tegangan
hall ke ECM, system injeksi dimatikan.
55O + 50 55O + 50
Centrifugal force
Weight
Weight
45
Kemiringan yang dibaca oleh sensor kemiringan adalah ketika
sepeda motor dalam posisi roboh, bukan ketika sepedamotor dalam
keadaan berjalan (contoh ketika posisi belok).
46
menghalangi adalah pendulum) karena bentuk pola medan magnet
juga akan berubah, seperti terlihat pada gambar di bawah :
47
Hal ini dimaksudkan sebagai perangkat pengaman kendaraan jika
terjadi hal ang tidak di inginkan (kecelakaan) tidak terjadi kebakaran
akibat tumbahan bensin bertekanan dan pengapian yang menyala.
LANGKAH KERJA.
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lapaskan konektor terminal bank angel sensor (3P conector) dan
konektor ECM (33P conector)
Periksa secara visual terhadap kotoran atau kelonggaran sambungan
(sambungan lemah) pada kedua konektor
Periksa kontinuitas antara kedua konektor
Periksa kontinuitas terminal 3P conector pada bank angel sensor
dengan massa
48
Tabel 1 Pemeriksaan kontinuitas
33P Conector
Hijau/jingga Kuning/merah Merah/biru massa
3P Conector
Hijau/jingga Ada - -
Kuning/merah - ada - Tidak ada
Merah/biru - - ada Tidak ada
49
posisi trottle (TPS). Yang berfungsi membaca (mendeteksi) besarnya
tekanan udara di dalam intake manifold
LANGKAH KERJA
Sebelum memulai pemeriksaan, periksalah kembali kedipan MIL, jika
MIL tidak hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal.
Putar kunci kontak pada posisi OFF
50
Lepaskan konektor pada ECM dan konektor Map sensor
Kuning /
Ada ada Tidak ada
merah
Hijau / jingga Ada ada
51
Periksa tegangan yang masuk ke MAP sensor dengan cara melepas
konektor 5P, kemudian putar kunci kontak pada posisi ON.
52
Nama bagian :
1. Tuas kontak putaran idle
2. Sepatu kontak
3. Kontak beban penuh
4. Rumah
5. Terminal 2
6. Terminal 18
7. Terminal 3
8. Poros katup gas
9. Kontak putaran idle
Beba
n
ECM
TPS
Idle
53
Pemeriksaan Sensor Posisi Katup Gas Atau Throtle Position
Sensor (Tps)
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada
Unit sensor throtle bodi (5P conector)
Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah
Periksa kontinuitas antara kedua konektor
54
Hubungan Massa ket
Kuning Std : 4,75 – 5,25 Volt Harus ada tegangan
55
Gambar 34, Wiring diagram IAT
Keterangan :
Sensor ini ditempatkan pada saluran udara masuk, yang berfungsi
mengukur temperature udara yang masuk, berdasarkan perubahan
nilai tahanan dari NTC.
Penghantar panas
56
2. Penghantar tidak Contoh : Pemakaian :
tergantung Ni, Mangaan Untuk alat ukur yang
Tahanan tidak berubah Campuran (CU, Ni, Ma ) sangat teliti
1. Jika arus mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan menutup
2. Setelah beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar akibatnya
arus mengalir pada kumparan menjadi kecil sehingga saklar utama
membuka kembali.
Positif (+)
baterai 57
Jika temperatur air pendingin semakin tinggi, tahanan NTC semakin kecil,
kuat arus yang mengalir semakin besar, temperatur bimetal semakin naik,
muai panjang semakin besar, maka simpangan jarum semakin besar atau
dengan kata lain sebanding antara besar arus yang mengalir dengan skala
jarum dapat dipakai sebagai penunjuk tinggi rendahnya temperatur.
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada unit
sensor throtle bodi (5P conector)
Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah
Periksa kontinutas antara kedua konektor
58
Hubungan Massa Keterangan
Abu-abu/biru Std : 4,75 – 5,25 Volt
Keterangan
Sensor temperature oli ini ditempatkan pada ruang poros engkol, dimana
sensor ini mengirim sinyal temperature mesin menuju ECU.
59
Housing
2. Prosessor
Prosessor umumnya juga disebut Elektronic Control Unit (ECU)
yang berfungsi mengolah data berupa sinyal dari sensor, seperti
wiring diagram dibawah ini :
60
Keterangan :
1. Sensor putaran mesin (Crank Position sensor)
2. Sensor temperature mesin (Engine Oil Temperatur sensor / EOT )
3. Sensor sudut kemiringan (Bank Angle sensor)
4. Sensor tekanan absolute saluran masuk (Manifold Absolute Pressure )
5. Sensor posisi katup gas (Throtle Position sensor)
6. Sensor temperature udara masuk (Intake Air Temperature / IAT)
7. Sensor posisi transmisi netral
8. Kontrol unit elektronik (KUE) / ECU / ECM)
61
9. Pompa bahan bakar listrik (Electric Fuel Pump)
10. Injektor
11. Coil pengapian
12. Check engine (Malfunction Indicator Lamp / MIL)
13. Konektor diagnosa (Data link Conector / DLC)
Unit Pengontrol Elektronik atau ECU di bagi menjadi beberapa bagian besar
yaitu :
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Random Assces Memory (RAM)
3. Read Only Memory (ROM)
4. Input – Output (I / O)
62
Keterangan :
RAM adalah suatu rangkaian di dalam ECU yang berfungsi untuk menerima
dan mengolah data yang masuk kemudian mengeluarkan kembali dalam
bentuk bilangan biner digit. ( ya dan tidak / 0 dan 1 ) secara kontinyu.
RAM terdiri dari dua bagian yaitu :
1. SRAM (Statische RAM) yang dapat menyimpan data input secara
kontinyu dan stabil.
2. DRAM (Dynamische RAM) yang dapat menyimpan dan mengirim
informasi data secara dinamis sesuai dengan karakteristik sensor.
ROM
Di dalam ROM terdapat data-data seperti fungsi table, kode-kode rumus,
pengendalian input atau berisi data-data yang sudah diprogram untuk
keadaan darurat.
ROM terdiri dari :
1. PROM (Programable ROM) yaitu data-data yang sudah
dimasukkan dapat diubah menyesuaikan kebutuhan atau
diprogram ulang.
2. EPROM (Eraseable Prog. ROM) sebuah program yang dapat dihapus .
I /O (Input/Out put)
Ialah rangkaian yang merubah sinyal analog ke digital atau sebaliknya,
kemudian memperkuat sinyal yang keluar.
CPU (mikrokontroler)
Mikrokontroler adalah sebuah bagian elemen dari fungsi umum CPU, yang
berfungsi mengelola data.
63
Q = 180 l/min
Th
er n= 800
mis rpm
EOT
U(idle)=
12V
Con
Pl : 0.75 g/cm3 Rumus
nect
oro C
IAT = 20
ti=
Z=4
EOT =
mL(teori): K = 125
80o C
14,7 kg grm/min
ti = RA R U (idle) U VL Q
M O nK
IAT
Prinsip kerja
RAM mendapat data inputan dari sensor-sensor, kemudian data di
masukkan ke CPU sedangkan ROM juga memasukkan data-data hasil
pemograman dari manufacturer yang kemudian juga dimasukkan ke CPU,
64
kedua data tadi di olah oleh CPU menjadi sebuah output berupa duration of
injection pada putaran tertentu.
65
Mesin tidak dapat dihidupkan (MIL tidak berkedip)
CPU
Injector =
ti = 2,4 ms
pada put. idle.
66
Kontak longgar atau lemah
Mesin hidup
pada ECM connector
KETERANGAN :
Putar kunci kontak ke “ON” dan ukur Q : Jumlah udara masuk saat idle
Voltase baterai antara ECM connector dari kawat mL: kebutuhan udara teoritis
ρL : massa jenis udara
Kontak K : jumlah bensin
connector
longgar atau
67
3. Aktuator
Aktuator adalah sistem yang melaksanakan perintah ECU, yaitu antara
lain :
Sistem Pengapian
Dil
ua
G 16 a A
a d
1
1
5 b
68
Keterangan :
3. Tegangan baterai
5. Mikroprosesor
6. Pemutus arus
7. Koil pengapian
69
Keterangan :
1. Magnet permanen
2. Rumah
3. Dudukan pengirim sinyal
4. Inti besi
5. Kumparan pembangkit
6. Roda gaya (magnet)
15
70
1. Pengirim sinyal Bentuk sinyal yang dikirim
2. Roda gigi/gaya
Untuk penyesuaian ini kontrol unit (ECM) menerima informasi dari sensor
temperatur (EOT) yang dipasang pada bagian blok mesin yang berhubungan
dengan oli mesin atau air pendingin.
1. Tahanan NTC
2. Rumah sender
3. Terminal
Simbol NTC
Tahanan turun
71
Fungsi : menyesuaikan saat pengapian untuk start dingin dan start panas.
30
Memori
Mikro proses
Pengirim digital
Cara kerja
pengubah analog-digital.
Contoh :
Saat tanda posisi lewat (misal 12o sebelum TMA) mikroprosesor menghitung
informasi yang masuk :
72
Misal hasil perhitungan saat pengapian yang paling tepat 100 sebelum TMA,
berarti kontrol unit harus menunggu 20 lagi untuk memberi informasi ke
darlington untuk memutus arus primer.
Grafik saat pengapian Vs. putaran Vs. beban motor pada sistem pengapian
komputer
Pemutus Arus Primer (darlington)
Saat pengapian yang dapat dibaca pada grafik diatas adalah saat pengapian
yang terprogram dalam memori (kurang lebih 256 saat pengapian).
Diantara itu masih bisa dihitung dalam mikroprosesor diantara 1000 s/d 4000
saat pengapian.
Diagram Pengajuan pengapian
Keterangan
73
: Langkah buang
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
: Langkah Usaha
1. Langkah torak
2. Gelombang engkol (sinyal putaran)
3. Tekanan saluran masuk
4. saat pengapian.
Keterangan :
1. Kasa penyaring
2. Pegas
3. Kumparan solenoid
4. Saluran bahan bakar
5. Plunyer
6. Nosel
74
Agar penyemprotan yang dihasilkan berupa kabut halus dan rata, pada
injektor dibuat empat lubang yang masing-masing lubang bediameter 0,04
mm2.
Kunci kontak
4
E
C
1
2
Keterangan
: Langkah buang
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
75
: Langkah Usaha
1. Langkah piston
4. saat pengapian.
5. Saat penyemprotan
4 3
5 - Ponpa
bahan
bakar
- Teganga
TEKANAN BAHAN
BAKAR (PE)
VOLUME PENYEMPROTAN
(VE)
76
Malfunction Indicator Lamp (MIL)
Berupa lampu yang berada pada panel instrumen yang berfungsi sebagai
petunjuk tentang kondisi sistem injeksi.
Pengendalian lampu tersebut dilakukan oleh Elektronic Control Modul (ECM)
sistem injeksi itu sendiri.
DIAM
ETER
LAMA - Tempera
PENY tur oli
MIL
Pemeriksaan gangguan pada sistem EMS
Meskipun secara prinsip dasar kerja sistem EMS semua sepedamotor
sama, namun setiap merk sepeda motor mempunyai ciri khusus
dalam memberikan kode gangguan melalui MIL, sehingga bisa
dikatakan pada kerusakan yang sama maka kode kedipan setiap merk
berbeda.
Dibawah ini contoh cara memeriksa gangguan (trouble shooting)
untuk sepeda motor merk Yamaha.
Self-Diagnostic Function
Setiap unit sepeda motor injeksi di lengkapi dengan self-diagnostic function,
fungsi ini dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna.
Apabila terdapat kerusakan, atau ada masalah dalam sensor, maka akan
memberitahu pada pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin
(engine trouble warning light) atau Malfunction Indicator Lamp (MIL) yang
terdapat pada speedometer.
77
Keterangan: posisi lampu MIL (no.1)
Contoh: 42
Light ON
Light OFF
Prosedur pemeriksaan
1. Periksa tegangan baterai.
2. Jika tegangan baterai rendah, setrom battery. Kondisi pengisian
12,4 V (60%)
78
3. Jika tegangan baterai tidak bertambah, atau mesin tidak bisa hidup
jika distart setelah baterai melakukan pengisian, baterai harus
diganti.
4. Periksa sistem pengisian / charging system.
Jika ECM tidak mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan
menyala, sewaktu anda memutar ignition switch ke “ON”
79
Jika ECM mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala
selama 0,3 detik dan kemudian mati, lalu mulai mengkedipkan kode
kegagalan, setelah anda memutar ignition switch ke “ON”.
Perhatikan berapa banyak kali MIL berkedip, dan tentukan penyebab
masalah.
80
1. DLC harus dihubungkan singkat sementara MIL menyala. Jika
tidak, MIL akan mati dan kemudian menyala terus (pola tidak
berhasil). Jika ini terjadi putar ignition switch ke “OFF” dan coba
sekali lagi dari langkah 3
2. Perhatikan bahwa solf-diagnostic memory (memory pondiagnosaan
diri sendiri) tidak dapat dihapus jika ignition switch diputar ke “OFF”
sebelum MIL mulai berkedip.
TRAUBLESHOTING UMUM
KEGAGALAN TERPUTUS-PUTUS
Istilah “kegagalan terputus-putus” berarti pada sebuah sistem mungkin telah
mengalami kegagalan, tapi didalam kegagalan baik sekarang. Jika MIL tidak
menyala, periksa terhadap kontak buruk atau pins longgar pada semua
connectors yang behubungan dengan rangkaian listrik yang sedang di
troubleshooting. Jika MIL pernah menyala, tapi kemudian mati, maka
masalah semula mungkin adalah terputus-putus.
81
kadang dapat berarti sesuatu bekerja, tetapi bukan dengan cara yang
seharusnya.
MIL TROULESHOOTING
MIL 1 KEDIPAN (MAP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau
buruk pada sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-
abu) dan periksa ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit.
Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam).
82
Putar ignition switcht ke “ON”
Ukur tegangan pada sisi wire harness.
HUBUNGAN:
Kuning/orange (+) – hijau/orange (-)
STANDARD: 4,75 - 5,25 V
Apakah tegangan antara 4,75-5,25 V ???
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3
TIDAK -LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
2. Pemesiksaan rangkaian sensor unit
Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECM 21P connector pada sisi wiro hamess.
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
HUBUNGAN:
83
Kuning/merah(+)_massa(-)
STANDARD : 3,80-5,25 V
Apakah voltase antara 3,80-5,25V??
YA - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa
kembali (MAP sensor tidak bekerja dengan baik)
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 4
HUBUNGAN STANDARD
KUNING/MERAH-KUNING/MERAH Kontinuitas
Kuning/merah-massa Tidak ada
kontinuitas
84
MIL 7 KEDIPAN (ECT SENSOR)
sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgaratau
buruk pad ECT sensor 2P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-
abu) dan periksa ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan ETC sensor
Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).
85
Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu).
HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/putih-merah mudah/putih Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
Merah mudah/putih-massa Tidak ada
kontinuitas
86
MIL 8 KEDIPAN (TP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidaikan, periksalah terhadap kontak longgar atau
buruk pada sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-
abu) dan periksa ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit
Putar ignition switch ke "OFF”.
Lepaskan connector unit 5P connector (Hitam)
HUBUNGAN:
Kuning/orange (+) – hija/orange(-)
STANDARD : 4,75-5,25 V
Apakah voltase antara 4,75-5,25V??
YA - lanjutkan dengan langkah 3
TIDAK - lanjutkan dengan langkah 2
87
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam)
dan
ECM 21P connector pada sisi wire harness.
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
88
Periksa bahwa tahanan antara terminal-terminal berikut berubah
sesuai
dengan pengoperasian throttle.
HUBUNGAN : B-C
Apakah pemeriksaan diatas normal??
YA - LANJUTKAN KE LANGKAH 4
TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru, dan periksa
ulang (sensor TP tidak bekerja dengan baik)
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/biru-kuning/biru Kontinuitas
Kuning/biru-massa Tidal ada
kontinuitas
89
Apakah pmeriksaan diatas normal??
YA - ganti ECM dengan ECM yang lain yang diketahui
dalam keadaan baik,dan periksa ulang.
TIDAK -
1. Rangkaian terbuka pada kawat kuning/biru
2. Hubungan singkat pada kawat kuning/biru.
90
Putar ignition switch ke “ON”.
Ukur tegangan pada wire harness.
HUBUNGAN : putih/biru (+) –hijau/orange (-)
STANDARD : 4,75-5,25 V
Apakah tegangan antara 4,75-5,25V
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
HUBUNGAN STANDARD
Putih/biru-putih/biru Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange Kontinuitas
Putih/biru-massa Tidak ada
kontinuitas
91
TIDAK -
1. Rangkaian terbuka pada kawat hijau/orange
2. Rangkaian terbuka pada kawathijau/orange
3. Hubungan singkat pada kawat putih/biru
92
lepaskan VS sensor 3P connector (hitam)
putar ignition switch ke “ON” .
ukur voltase pada sisi wire harness
HUBUNGAN :
93
HUBUNGAN STANDARTD
Merah mudah/hijau-merah mudah/hijau Kontinuitan
Merah mudah/hijau/massa Tidak ada
kontinuitas
Pemerisaan VS sensor
Ganti VS sensor dengan VS sensor lain yang diketahui baik
Hidupkan mesin dan pasangkan.
Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL.
Apakah MIL berkedip 11 kali??
YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik, dan
periksa ulang
TIDAK - VS sensor semua tidak bekerja dengan baik.
MIL 12 KEDIPAN (IJNECTOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah rehadap
kontak longgar atau buruk pada injector 2p connector
(Hitam) dan periksa ulang kedipan.
1. Pemeriksaan tegangan masuk injektor
Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan injektor 2P connector (hitam)
94
Apakah ada voltase standard??
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2
TIDAK - ada rangkaian terbuka atau ada hubungan
singkat pada kawat hitam/putih.
95
Periksa kontinuitas antara ECM 21P connector dan injektor
2P connector (hitam) pada sisi wire harmess.
Periksa kontinuitas antara injektor 2P connector pada sisi
wire harness dan massa.
HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/biru-merah muda biru Kontinuitas
Merah mudah/biru-massa Tidak
kontinuitas
96
Periksa terhadap kontinuitas antara O₂ sensor cap terminal dan
massa.
HUBUNGAN : O₂ sensor cap terminal-massa
Apakah ada kontinuitas??
YA - ada hubungan singkat pada kawat hitam/orange.
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2
3. Pemeriksaan O₂ sensor
Ganti O₂ sensor O₂ sensor lain yang diketahui baik
Hapus data memori self diagnosis dari ECM
Hidupkan mesin dan panaskan.
Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL
Apakah MIL berkedip 21 kali??
YA - ganti ECM dengan ECM lainyang baik dan periksa
ulang
TIDAK - O₂ sensor semula tidak bekerja dengan baik.
MIL 21 KEDIPAN (IACV)
97
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak kontak longgar
atau buruk pada IACV 4P connector (hitam) dan ECM 21P connector (hitam)
dan periksa ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan hubungan pendek pada IACV
Putar ignition swictg ke “OFF”
Lepaskan IACV 4P connector (hitam).
Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal yang
berkarat.
Periksa terhadap kontinuitas antara IACV 4P connector pada sisi
wire harmess dan massa.
HUBUNGAN : hijau mudah/merah-massa
coklat/merah-massa
abu-abu/merah massa
hitam/merah massa
STANDARD : Tidak ada kontinuitas
YA -
a. Ada hubungan singkat pada kawat hijau mudah/merah atau
coklat /merah
b. Ada hubungan singkat pada kawat abu-abu/merah atau
hitam/merah.
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
2. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian IACV
Lepaskan ECM 21P connector (hitam).
Periksa koninuitas antara IACV 4P connector terminals antara IACV
4P connector terminals (hitam) dan ECM 21P connector terminals
pada sisi wire harness.
HUBUNGAN : Hijau muda/mera0hijau mudah/merah
Hijau mudah/merah
Coklat/merah-coklat/merah
Abu-abu/merah –abu-abu /merah
Hitam/merah-hitam/merah
98
STANDARD : Ada kontinuitas
Apakah ada kontinuitas??
YA - Lanjutkan dengan langkah 3
TIDAK -
a. Ada rangkaian terbuka pada kawat hijau muda/merah
atau coklat/merah
b. Ada rangkaian terbuka pada kawat abu-abu /merah atau
hitam/merah.
3. Pemeriksaan tahan IACV
Ukur tahanan pada IACV 4P connector terminals.
HUBUNGAN : A - D
B-C
STANDARD : 110 -150 Ω(20°C)
Apakah tahanan antara 110-150 Ω(20°C)??
YA - LANJUTKAN LANGKAH 4
TIDAK- IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang
baru dan periksa ulang.
4. Periksaan hubungan singkat IACV
Periksa terhadap kontinuitas pada IACV 4F connector terminals
pada sisi IACV .
HUBUNGAN : A-B
C-D
STANDARD : ada kontinuitas
Apakah ada kontinuitas??
YA - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang
baru dan periksa ulang.
TIDAK- ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan
periksa ulang
99
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau
buruk pada CKP sensor 6P connector (hitam) dan ECM 21P connectors dan
periksa ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan rangkaian CKP sensor
Putar ignition swicth ke “OFF”.
Lepaskan CKP sensor 6P connector (hitam).
Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal berkarat.
Ukur voltase pada CKP sensor 6P connector pada sisi ECM.
HUBUNGAN : Putih/merah (+) –massa (-)
Putih/biru (+) –massa (-)
Putih/hitam (+)- massa (-)
Putih/kuning(+) –massa (-)
STANDARD : 5 -10 V
HUBUNGAN : coklat/hitam (+) –biru /hijau(-)
STANDARD :tegangan baterai
Apakah ada voltase standard??
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
TIDAK - Ada rangkaian terbuka pada vire harmess antara ECM
dan CKP sensor connector.
100
PEMERIKSAAN RANGKAIAN MIL
SEWAKTU IGNITION SWITCH DIHIDUPKAN, MIL TIDAK MENYALA
Putar ignition switch ke “off”
Lepas floor step
Lepaskan ECM 21 P connector (Hitam)
Hubungkan ECM 21P connector terminal pada wire harness side
connector ke massa dengan jumper wire (kawat penghubung)
HUBUNGAN : Putih/biru – Massa
Putar ignition switch ke “ON”, MIL seharusnya menyala.
1. Jika MIL menyala, ganti ECM denagn ECM lain yang di ketahui
baik, dan perikasa ulang.
2. Jika MIL tidak menyala, periksa terhadap rangkaian terbuka pada
kawat Puti/biru antara speedometer dan ECM.
101
2. Jika tidak ada kontinuitas, ganti ECM dengan ECM lain yang di
ketahui baik, dan periksa ulang.
102
m. Untuk mencegah timbulnya kerusakan dan menjaga agar
bahan asing tidak dapat masuk. Tutuplah connector yang telah
di lepaskan dan ujung pipa dengan kantong plastik.
CATATAN :
Jangan hidupkan mesin.
Fuel pump akan berjalan selama kira-kira 2 detik, dan tekanan bahan bakar
akan naik.
Ulangi 2 atau 3 kali, dan periksa bahwa tidak ada kebocoran pada fuel
supply system.
103
Pasang luggage
Jika kesulitan menghubungkan, teteskan sejumlah kecil oli mesin pada ujung
pipe.
Pastikan hubungan adalah kokoh dan bahwa palws telah terkunci dengan
erat pada tempatnya; periksa secara visual dan dengan menarik connector
dan dengan menarik connector.
Untuk sementara pasang kabel positif dan negatif ke baterai dan fuel pump
5P connector.
Hidupkan mesin dan biarkan berputar stationer bacalah tekanan bahan
bakar.
104
4. Fuel filter yang tersumbat (perakitan fuel pump unit
Setelah pemeriksan, bebaskan tekanan bahan bakar .
Hubungkan quick connect fitting pada injector joint
Lepaskan quick connen fitting dari special toll sebagai berikut:
Tahan connector dengan satu tangan yang lain untuk melepaskanya dari
locking palws.
Tarik lepas connector dan lepaskan retainer.
1. Untuk mencegah kluarnya haban bakr yang tersisa didalam fuel
teed hose, pakailah kain lap
2. Hati-hati agar tidak merusak house atau pant lain
3. Jangan memakai tools.
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer tabs terus,dan
secara bergantian tarik dan dorong connector sampai terlepas
dengan mudah.
Pasang parts yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan.
105
3. Fuel filter tersumbat (perakitan dari fuel pump unit
Hubungkan quick connect fitting
PELEPASAN
1. Jangan membongkar fuel pump .
2. Sekuter ini memekai resin (dammar) untuk sebagian bahan-
bahan dari fuel hose. Jangan membengkokan atau memelintir
fuel hose.
3. Lepaskan fuel tank
4. Bersihkan disekitar fuel tank.
5. Lepaskan screw.
6. Lepaskan sel plate sementara menekannya kebawah
7. Lepaskan fuel pump unit dan packing.
106
PEMERIKSAAN
1. Periksa fuel pump unit terhadap kerusakan, ganti bila perlu.
2. Periksa fuel filter terhadap penyumbatan atau kerusakan.
PEMASANGAN
1. Lapisi packing baru dengan oli mesin dan tempatkan pada fuel
pump.
2. Pasang fuel unit kedalam fuel tank dengan membengkokan fuel
filter seperti diperlihatkan.
3. Jangan merusak filter mash dan bone (saringan kasa dan tulang
filter) karena tersentuh ujung tangki dan dibengkokkan.
4. Pasang saat olate sementara fuel pump unit kebawah.
5. Pasang fuel pump set plate screw dan kencangkan dengan tosi
yang ditentukan.
6. TORSI : 2 N.m (0,20 kgf.m;1,4 ib.ft)
7. Pasang fuel tank ,hubungkan quick connect fitting
8. FUEL TANK (TANGKI BAHAN BAKAR)
Pelepasan/pemasangan.
1. Lepaskan floor step
2. Bebasaskan tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connec
fitting
3. Bersihkan disekitar fuel tank cup dan fuel fray.
4. Lepaskan fuel tank cap dan fuel tray.
5. Lepaskan fuelhose bolt.
6. Lepaskan wire band boss dari fuel tank.
7. Lepaskan keempat bolts
8. Lepaskan fuel tank dari sisi kiri.
9. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.
107
2. Lepaskan socket bolt dari rear inner fender.
3. Tarik keluar final reduction case breather hose dari air cleaner
housing
4. Lepaskan keduan cleaner housing monting bols dari sisi kiri.
5. Lepaskan crankcase breather hose dari air cleaner housing.
6. Longgarkan air cleaner connecting hose band.
7. Lepaskan pengikat throttle body dengan menahan throttle body
dan menarik air cleaner housing ke belakang.
8. Lepaskan air cleaner housing.
THROTTLE BODY
PELEPASAN.
1. Jika sensor unit telah dilepaskan,lakukan prosedur penyetelan
kembali TP sensor
2. Lepaskan luggage box
3. Lepaskan pengikat throttle cable dari connenting hose hook
(kaitan pipa penghubung).
4. Longgarkan throttle cable lock nut.
5. Lepaskan throttle dari cable bracket.
6. Lepaskan throttle dari cable drum.
7. Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P
connector (Hitam).
8. Longgarkan connecting hose band screw dan insulator band bolts.
108
9. Lepaskan throttle body.
10. Tutup intake pipe dengan kain lap atau tutuplah dengan sepotong
pipa untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam mesin.
PEMBONGKARAN
1. Selalu bersihkan throttle body sebelum melepaskan sensor untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran kedalam saluran udara.
2. Lepaskan torx screw, sensor unit dan O-ring.
3. Throttle body telah di setel-awal di pabrik. Jangan
membongkarnya dengan cara lain dari pada yang diperlihatkan
pada buku pedoman repasi ini.
4. Jangan menghentakkan throttle valve dari terbuka penuh ke tutup
penuh setelah throttle cable telah dilepaskan . ini dapat
mengakibatkan putaran stasioner yang tidak benar.
5. Jangan merusak throttle body . ini dapat mengakibatkan cara kerja
throttle valve yang tidak benar.
6. Jangan melonggarkan atau mengencangkan nut (mur) yang dicat
dari throttle drum. Melonggarkan atau menggencangkanya dapat
mengakibatkan kegagalan dalam throttle body
MEMBERSIHKAN
1. Lepaskan IACV
2. Tiuplah terbuka masing-masing saluran udara didalam throttle body
dengan udara bertekanan.
3. Jangan memakai tekanan udara yang tinggi atau meletakan nozzle
terlalu dekat dengan throttle body.
4. Pasang serar pada throttle body dengan menepatkan clip dari TP
sensor dan bushing dari throttle valve.
5. Tekanan ringn cukup untuk merakit sensor unit dan throttle body
pada posisi mereka yang benar. Jika andan tidak dapat merakit
merekan dengan menconba untuk memasang mereka dengan
paksa dan pastikan bahwa clip sudah dipasang denan tepat.
109
6. Pasang dan kencangkan torx screw dengan torsi yang ditentukan.
TORSI : 3,4 N,m (0,35 kgf.m;2,5 lbf.ft)
7. Setelah memasang throttle body,jalankan prosedur penyetelan
kembali posisi tertutup penuh throttle valve
PEMASANGAN
1. Pasang throttle body antara connecting hose dan insulator band.
2. Tepatkan throttle body tab dengan alur insulator band. Kencangkan
insulator band bolds dengan torsi yang ditentukan.TORSI: 5N.m
(0,51 kgf.m;3,7 lbf.ft)
3. Tempatkan connecting hose band dengan band screwnya
menghadap kesisi kiri seperti di perlihatkan.
4. Kencangkan connecting hise band screw sampai band duduk pada
collar.
5. Hubungkan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P
connector (hitam).
6. Kaitkan throttle cable ke connecting lose hook.
7. Hubungkan throttle cable ke throttle dram dan tempatkan throttle
cable pada cable bracket kemudian setel jarak main bebas throttle
grip.
8. Pasang luggage box
Jika sensor unit telah dilepaskan ,jalankan prosedur penyetelan kembali
Posisi throttle sensor.
110
3. Lepaskan connector cover dari DLC
4. Hubungkan special tool ke DLC.
5. Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).
6. Hubungkan singkat ECT sensor terminal dengan jumper wire
(kawat penghubung).
7. Putar ignition switch ke “ON” kemudian lepaskan jumper wire dari
ECT sensor 2P conector (hitam) sementara MIL sedang berkedip
reset receiving patten (pola penerimaan penyetelan kembali)
selama 10 detik.
8. Periksa apakah MIL berkedip.
9. Setelah melepaskan jumper wire,MIL seharusnya mulai berkedip (
successful patten= pola berhasil).
10. Jika jumper wire dihubungkan selama lebih dari 10 detik, MIL
akankah tetap menyala (unsuccessfull pattern= pola tidak
berhasil) cobalah sekali lgi dari langkah 4.
11. Putar ignition switch ke “OFF”
12. Hubungkan ECT sensor 2P connector (Hitam)
13. Lepaskan special tool dari DLC.
14. Pasang connector cover ke DLC
15. Pasang sebagai berikut.
a. Battery maintenance hid
b. Right side cover
16. Letakan skuter di atas centerstand.
Panaskan mesin selama kira-kira sepuluh menit.
Hubungkan tachometer dan periksa putaran stasioner.
PUTARAN STASIONER MESIN : 1.700±100 menit (rpm).
Jika putaran stasioner diluar spesifikasi, periksalah sebagai berikut:
1. Cara kerja throttle dan jarak main bebas throttle grip
2. Kebocoran udara masuk
111
Cara kerja IACV
PELEPASAN
1. Lepaskan luggage box
2. Lepaskan IACV 4P connector (hitam)
3. Lepaskan torx screws, set plate dan IACV.
PEMASANGAN
1. Putar slide valve searah jarum jam sampai duduk dengan
ringan pada IACV.
2. Pasang set plate dengan mentetabkan tab (lidah pemasangan)
dari IACV dengan slot (lubang pemasangan) dari set plate
3. Pasang IACV dengan mennetapkan pin dengan slide valve slot.
4. Hubungkan IACV 4P connector (Hitam).
5. Pasang dan kencangkan torx screws denganTorsi yang
ditentukan.TORSI : 2,1 N.m (0,21 kgf.m;1,5 lbf.ft)
PEMASANGAN.
IACV telah dipasang pada throttle body dan dijalankan oleh step
motor. Saat ignition switch di putar ke “ON”, IACV bekerja selama
beberapa detik.
1. Periksa suara bekerjanya motor dengan ignition switch posisi
“ON”.
2. Lepaskan IACV
3. Periksa IACV slide valve dan IACV air passage (saluran udara
IACV) pada throttle body terhadap endapan karbon.
4. Bersihkan IACV slide valve dan IACV air passage bila perlu.
5. Untuk sementara hubungan IACV 4P connector (hitam).
6. Putar ignition switch ke “ON”.
7. Slide valve seharusnya bergerak maju-mundur.
8. Lepaskan IACV 4P connector (hitam) dan pasang IACV
9. Periksa kembali putaran stasioner merin
112
PELEPASAN/PEMASANGAN
1. Lepaskan floor step.
2. Lepaskan sebagi berikut:
ECM 21P connector (hitam)
ECM 21P connector (abu-abu)
ECM 5P connector
ECM 3P connector (hitam)
3. Lepaskan bolt dan lepaskan brake cable clamp(klem kabel rem).
4. Lepaskan bolts ECM.
5. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.
PEMERIKSAAN.
MIL TIDAK MENYALA DAN FUEL PUMP TIDAK BEROPERASI (ECM
TIDAK BEROPERASI).
1. Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar
atau buruk pada ECM connectors, dan periksa ulang kedipan pada
MIL.
2. Lepaskan bahwa baterai bermuatan penuh.
a. Pemeriksaan sekring
Periksa terhadap sekring yang terputus.
Apakah sekring terputus?.
YA gantilah sekring.
TIDAK LAJUTKAN DENGAN LANGKAH 2.
b. Pemeriksaan saluran massa ECM
Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu) dan 5P connector,
Periksa terhadap kontinuitas antara ECM connector pada sisi
wire harness dan massa.
113
Hijau/hitam – massa
Biru/hijau - massa
HUBUNGAN :
Hitam/putih (+) – massa(-)
Apakah ada tegangan batterai?.
YA - ganti ECM lain yang diketahui
baik, dan periksa ulang.
114
TIDAK - ada rangkaian terbuka pada
kawat hitam /putih antara ignition switch dan ECM.
PELEPASAN.
1. Selalu bersihkan disekitar injector sebelum melepaskannya untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran didalam saluran injector.
2. Askuter ini memakai resin untuk sebagai bahan pada fuel hose
jangan membengkokkan atau memelintir fuel hose.
Bebaskan tekanan bahan bakar dan
Lepaskan quick connect fitting.
Lepaskan injektor 2P connector (hitam).
Lepaskan baut-baut,injektor joint/injektor dari intake pipe.
Lepaskan injektor dari injektor joint.
Lepaskan O-ring dari injektor.
Periksa komponen yang telah dilepaskan.
PEMASANGAN
1. Lapisi O-ring baru dan seal ring dengan oli mesin.
2. Pasang O-ring baru dan seal ring pada injektor, dengan berhati-
hati agar tidak merusak mereka.
3. Pasang injektor joint pada injektor sehingga connector berada
antara stopper dan bodi dari injektor joint.
4. Pasang injector joint/injector kedalam intake pipe. Pasang dan
kencangkan injector joint mounting bolts.
5. Hubungkan injector 2P connector (hitam).
6. Pasang komponen yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari
pelepasan.
PELEPASAN/PEMASANGAN.
Keluarkan collant (cairan pendingin)
Lepaskan sebagai berikut:
115
1. Right side cover
2. Lagguge box
Lepaskan water hoses dari water joint.
Lepaskan bolts dan water joint.
Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam) dari sensor.
Kencangkan ECT sensor dang anti O-ring dengan yang baru.
Kencangkan ECT sensor torsi yang ditentukan .
TORSi: 17.7 N.m (1,8 kgf.m; 13 lbf.ft)
Ganti water joint O-ring dengan yang baru.
Pasang water joint dan kencangkan bolts.
Hubungkan water hoses.
Isi cooling system (sistem pendinginan) dengan coolant yang
dianjurkan
PEMERIKSAAN
1. Lepaskan ECT sensor
2. Panaskan coolant diatas kompor listrik.
3. Masukan ECT sensor didalam coolant dan periksa ECT sensor
didalam coolant dan periksa kontinuitas melalui sensor sewaktu
coolant dipanaskan.
4. Rendam ECT sensor didalam coolant sampai ulirnya menyentuh
sekurangnya 40mm dari dasar sensor.
5. Pertahankan suhu konstan selama 3 menit sebelum pengujian.
Perubahan mendadak pada suhu akan mengakibatkan pembacaan
yang tidak benar. Jangan mengakibatkan pembacaan yang tidak
benar. Jaga agar thermometer atau ECT sensor tidak menyentuh
panic.
116
HUBUNGAN :
A-B
Suhu °C 40 100
Tahanan 1,0-1,3 0,1-0,2
(KΩ)
PEMBERITAHUAN
1. Jagalah agar gemuk,oli atau bahan lain tidak memasuki O₂
sensor air hole (lubang udara).
2. O₂ sensor dapat rusak jika dijatuhkan. Gantilah dengan yang
baru,apabila terjatuh.
PELEPASAN
Lepaskan plug maintenance lid
Lepaskan wire band boss dari stay.
Bebaskan O₂ sensor 1P connector (hitam) dari stay dan lepaskan.
Tahan bagian tengah dari O₂ sensor cap seperti diperlihatkaan.
Lepaskan cap dari sensor sementara agak memutarnya, kurang dari
½putaran
Lepaskan O₂ sensor dari cylinder head.
Jangan memakai impact wrench (obeng ketok) sewaktu melepaskan
atau memasang O₂ sensor, karena dapat menimbulkan kerusakan.
PEMASANGAN
Pasang dan kencangkan O₂ sensor pada cylinder head dengan torsi
yang ditentukan.
TORSI: 24,5 N.m (2,5 kgf.m; 18 lbf.ft)
Hubungkan O₂ sensor cap dengan mendorongnya lurus.
117
PEMBERITAHUAN
3. Hati-hati agar tidak memiringkan O₂ sensor cup sewaktu
menghubungkan cap pada O₂ sensor.
Tempatkan wire band boss pada stay.
Hubungkan O₂ sensor 1P connector (hitam) dan tempatkan pada stay.
Setelah pemasangan, pastikan bahwa tidak ada pasang plug
maintenance lid
PELEPASAN
Lepaskan injektor
Longgarkan insulator band bolst.
Lepaskan intake pipe mounting bolts.
Lepaskan intake pipe/insulator band dari throttle body.
Lepaskan O-ring dari intake pipe.
Lepaskan insulator
Lepaskan O-ring dari insulator.
Tutuplah lubang pemasukan cylinder head dengan kain lap atau tutuplah
dengan sehelai pita untuk mencegah masuknya benda asing kedalam
mesin.
Lepaskan insulator band dari intake pipe.
PEMASANGAN
Pasang insulator band pada intake pipe dengan mentempatkan intake
pipe tab dan alur insulator band.
Pasang sebuah O-ring baru pada insulator.
Pasang insulator dengan tab-nya menghadap ke sisi kiri depan.
Pasang O-ring baru pada alur pada intake pipe.
118
Pasang insulator band/intake pipe dengan mentepatkan throttle body
tab dan alur insulator band.
Pasang dan kencangkan intake pipe mounting bolts.
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda
dengan sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem
ini peserta diklat akan bertanggung jawab terhadap belajarnya
sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan belajarnya
kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap
tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum
mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan
yang sudah diperoleh.
Permulaan dari proses pembelajaran
1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik
yang terdapat pada tahap belajar.
119
2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat
menggabungkan pengetahuan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
F. Rangkuman
120
Data inputan Prosessor Output
121
membakar campuran bahan bakar. Mal function indicator lamp
(lampu MIL yang berfungsi memberikan sinyal gangguan berupa
kode kedipan
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di
bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja sistem EMS sepedamotor
2 Saya dapat menjelaskan komponen data inputan
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen data output
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja prosessor
5 Saya dapat menjelaskan cara kerja sensor
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja aktuator
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
sensor
8 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
sensor
H. Kunci Jawaban
122
Data inputan Prosessor Output
123
124
EVALUASI
1. Jelaskan keuntungan sistem injeksi dibandingkan dengan
sistem karburator
2. Jelaskan perbedaan sistem penyemprotan injektor
berdasarkan
3. Jumlah injector
4. Posisi penempatan injector
5. Gambarkan bagan pengaliran bahan bakar EMS
6. Jelaskan Fungsi fuel pressure regulator
7. Apa akibat yang ditimbulkan jika tekanan fuel pressure
regulator di bawah standar
8. Gambarkan secara bagan prinsip kerja EMS sepedamotor
9. Jelaskan akibat jika nilai tahanan sensor temperature mesin
(EOT) di bawah nilai standar:
a. ketika mesin dingin (diatas standar)
b.ketika mesin panas
10. Jelaskan akibat yang terjadi jika Fast Idle Speed (FID) rusak
11. Jelaskan fungsi Bank Angle Sensor
12. Apa akibat yang terjadi jika setelan TPS pada sepedamotor
Yamaha vixion nilainya diluar spesifikasi
125
126
PENUTUP
127
128
GLOSARIUM
Choke
Komponen yang berfungsi memperkaya campuran bahan bakar dan udara
Idling
Putaran stasioner (mesin berputar tanpa beban), handel gas tidak di tarik
Intake manifold
Saluran masuk bahan bakar dan udara menuju ruang bakar
Intake valve
Katup pang membatasi (membuka dan menutup) pada saluran masuk bahan
bakar dan udara dengan ruang bakar
2P Connector
Sambungan kabel penghubung yang mempunyai jumlah kabek 2 buah
Retainer
Penahan sambungan selang bahan bakar agar rapat tidak bocor
Fast Idle Speeds (FIDs)
Komponen yang berfungsi mempertahan putan mesin pada posisi putaran
stasioner
Pick Up Coil
Komponen yang berfungsi membangkitkan tegangan pulsa yang terletak pada
rangkaian generator pembangkit tegangan AC
129
130
DAFTAR PUSAKA
Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda
Training Centre – Technical Training Dept.
131
132
Penulis :
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com
Penelaah :
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Penelaah :
Prof. Gunadi: gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
i
ii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN..................................................................................................................... i
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................................. 1
A. Tujuan .................................................................................................................................. 5
F. Rangkuman ........................................................................................................................ 10
A. Tujuan ................................................................................................................................ 13
iii
F. Rangkuman ........................................................................................................................23
A. Tujuan .................................................................................................................................25
F. Rangkuman ........................................................................................................................31
A. Tujuan .................................................................................................................................33
F. Rangkuman ........................................................................................................................40
PENUTUP .................................................................................................................................. 41
A. Kesimpulan .........................................................................................................................41
iv
D. Kunci Jawaban Materi 4: Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ......................... 47
v
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggar .......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot ... Error! Bookmark not
defined.
vii
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang pendidik harus mengenal secara baik kondisi dan situasi yang
ada di dalam kelas, terutama yang berkaitan dengan peserta didik. Situasi
pembelajaran perlu mendapat perhatian utama, sehingga pencapaian
kompetensi dapat diperoleh secara maksimal. Kesulitan peserta didik
selama pembelajaran harus dapat dideteksi dengan baik oleh pendidik.
Begitu pula kegiatan yang paling disukai oleh peserta didik juga perlu
diketahui oleh pendidik. Kesemuanya itu harus digali oleh pendidik untuk
kepentingan pengembangan pembelajaran yang efektif. Ada beberapa
cara untuk menggali hal tersebut, salah satu diantaranya adalah tindakan
reflektif. Tindakan reflektif sangat efektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Karena pendidik dapat mengetahui sejauh mana
penguasaan kompetensi oleh peserta didik, dan apa saja kesulitan yang
dialami oleh mereka. Setelah mencermati betapa pentingnya tindakan
reflektif bagi para pendidik, maka modul ini disajikan untuk memberikan
sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan tindakan reflektif.
B. Tujuan
Setelah peserta diklat/guru pembelajar mempelajari dan memahami materi
dalam modul ini, dengan melalui proses evaluasi baik pengetahuan
maupun keterampilan, diharapkan peserta dapat:
1. Memahami Konsep Refleksi Pembelajaran
2. Membuat KonsepPenelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
5. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
1
C. Peta Kompetensi
Di bawah ini adalah letak pete kompetensi judul Diklat Guru
pembelajarTindakan Reflektif untuk peningkatan Kualitas Pembelajaran
PETA KOMPETENSI
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik 4 JP
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip 8 JP
Pembelajaran yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP
PED0400000-00 Pembelajaran yang Mendidik 10 JP
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2 JP
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik 4 JP
PED0700000-00 Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun 2 JP
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran 5 JP
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan 4 JP
Evaluasi Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan 8 JP
Kualitas Pembelajaran
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah:
1. Refleksi Pembelajaran
2. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2
5. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas,
peserta diklat dapat bertanya pada instruktur/fasilitator pengampu
materi.
6. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
terhadap materi yang dibahas.
7. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan
dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
7) Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan
pengulangan pada materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada
instruktur yang mengampu materi.
2. Bagi Widyaiswara/Instruktur
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membantu peserta diklat dalam mengikuti tahap-tahap pembelajaran
c. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
d. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses pembelajaran.
e. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
3
g. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk
membantu jika diperlukan
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: REFLEKSI
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara melaksanakan refleksi, dan
mengidentifikasi permasalahan, serta manfaat tindakan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan.
C. Uraian materi
Materi refleksi pembelajaran diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1)
Konsep refleksi pembelajaran, dan (2) Pelaksanaan refleksi pembelajaran
5
refleksi pembelajaran perlu dilakukan. Terdapat berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun dalam modul ini definisi
pengertian refleksi pembelajaran dikemukakan berdasarkan kegiatan yang
selama ini dilakukan oleh para pengajar (guru, widyaiswara, instruktor,
dan jenis penyaji yang lain). Sehingga refleksi pembelajaran didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan mendata hasil belajar, dan faktor
pendukung keberhasilan, serta berbagai kendala yang ditemui untuk
perbaikan kualitas pembelajaran.
6
2. Sub Materi 2: Pelaksanaan Refleksi Pembelajaran
Kegiatan refleksi pembelajaran terdiri atas tiga langkah kegiatan, yaitu:
analisis pencapaian hasil belajar, analisis proses pembelajaran, dan
merancang tindakan perbaikan
1. Analisis pencapaian hasil belajar
Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik. Strategi apapun yang digunakan guru,
bila hasilnya maksimal, maka strategi tersebut dapat dianggap efektif.
Begitu pula sebaliknya. Hasil belajar peserta didik, menggambarkan
kinerja yang dicapai oleh guru. Oleh sebab itu hasil belajar peserta didik
harus dianalisis, untuk mengetahui sejauh mana efektivitas kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Analisis hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Menganalisis catatan hasil belajar oleh guru (hasil ulangan harian /
tengah semester / semester).
b. Meminta peserta didik menuliskan capaian hasil belajar yang dimiliki
/ dirasakan.
7
Selanjutnya data yang diperoleh dari masukan peserta didik, dianalisis,
dan diklasifikasi sesuai dengan kelompok/kategori permasalahan dan
tingkatan masing-masing.
8
Contoh: (format)
REFLEKSI
Nama : Tanggal:
Kelas :
No. Umpan Balik
1 Materi-materi yang telah dikuasai:
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus /
tugas, dan merefleksi diri.
9
2. Latihan 1
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format “REFLEKSI” dengan
menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian
format tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini.
1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta
Diklat
2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat
3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran
Diklat
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Mempresentasikan hasil kelompok @ 6 menit
F. Rangkuman
Sebagai pendidik harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang
sempurna, kesalahan masih sering kita lakukan walau kadang tanpa
menyadarinya. Karena itu refleksi pembelajaran sangat diperlukan bagi
pedidik. Refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan evaluasi diri
maupun melalui masukan dari peserta didik. Secara spesifik dapat
dilakukan dengan langkah-langkah: (1) analisis proses pembelajaran, (2)
analisis proses pembelajaran, dan (3) merancang tindakan perbaikan.
Namun yang perlu diingat, bahwa setiap tindakan perbaikan harus
dirancang berdasarkan hasil refleksi.
10
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Refleksi Pembelajaran agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil ?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
11
12
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KONSEP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
minimal dua model (model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau
model yang lain)
B. Indikator keberhasilan
1. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) dijelaskan sesuai dengan
model Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart
2. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) diterapkan sesuai dengan
model Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart
C. Uraian Materi
Materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Siklus Kegiatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
13
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di tempat
pembelajaran (umumnya kelas) untuk membuat peneliti lebih profesional
terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, melakukan
inovasi serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (profesional
knowledge).
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di sekolah dinyatakan di bawah ini.
a. Memperbaiki situasi saat ini
b. Meningkatkan mutu proses dan output
c. Mengembangkan inovasi proses dan output
d. Meningkatkan kinerja yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan,
efisiensi, dan produkivitas
e. Meningkatkan kemampuan profesional sebagai pendidik
f. Mengembangkan ilmu terapan/praktis.
14
Ada beberapa model penelitian tindakan kelas, tiga diantaranya adalah:
model Kurt Lewin, model Kemis & Taggart, dan model John Elliott.
Observasi
(observing)
15
Perencanaan (planning)
refleksi
(reflecting)
refleksi (reflecting)
16
Gambar 2.41 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot
17
(reflecting). Sehingga saat ini banyak peneliti yang mengunakan siklus
kegiatan ini ketika melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berapapun
jumlah siklusnya, tetapi tahapan pada masing-masing siklus
menggunakan empat tahapan tersebut.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan penulisan tentang hal-hal yang akan
dilakukan, perangkat yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan. Sehingga
yang hatrus dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi:
a. Perumusan tindakan menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / kegiatan inovasi. Adalah menuliskan tindakan yang akan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja atau menyelesaikan
masalah.
b. Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat. Yaitu mendata siapa
saja yang akan dilibatkan / terlibat dalam kegiatan penelitian
tindakan kelas.
c. Identifikasi perangkat yang digunakan. Yaitu mendata perangkat
yang akan digunakan selama penelitian berlangsung.
18
2. Tindakan (acting)
Tindakan adalah penerapan menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / kegiatan inovasi. Yang harus diperhatikan peneliti pada tahap
ini adalah:
a. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan
(konsisten)
b. Penggunaan perangkat yang sesuai (instrumen, media)
c. Pengendalian waktu
d. Pengelolaan keterlibatan (bila melibatkan orang lain)
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah mencermati semua peristiwa yang terjadi selama
proses penerapan tindakan. Obyek pengamatan yang harus mendapatkan
perhatian dari peneliti meliputi:
a. Perubahan perilaku peserta didik
b. Faktor pendukung keberhasilan selain tindakan (media, strategi,
perangkat, fasilitas)
c. Kendala yang muncul selama proses penerapan tindakan
d. Prestasi hasil belajar
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan menganalsis semua data hasil observasi selama
proses penerapan tindakan. Sehingga yang harus dilakukan oleh guru
adalah:
a. Menghitung: nilai tertinggi, terendah, dan rerata prestasi hasil belajar
b. Membandingkan prestasi hasil belajar dengan prestasi sebelumnya
c. Mengaitkan perubahan perilaku dengan faktor pendukung
keberhasilan
d. Mengaitkan perubahan perilaku dengan kendala yang muncul ketika
proses penerapan tindakan
19
d. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus /
tugas, dan merefleksi diri.
2. Latihan 2
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok
sebagai sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini.
1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok)
a. Metode pembelajaran
b. Alat bantu pembelajaran
c. Model bimbingan
2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan
di bawah ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan
a. Alur Berpikir
(1). Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi
pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan topik
yang dibahas!
20
(2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera
diselesaikan masalahnya!
21
b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)
(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)
22
Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit
F. Rangkuman
Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi pendidik,
sehingga penggunaannya sangat dianjurkan dalam pembelajaran. Saat ini
ada beberapa model penelitian tindakan kelas, namun secara umum
memiliki kesamaan pada siklus kegiatan yang dilakukan. Yaitu
menggunakan empat tahapan: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hal ini tidak
mengherankan, karena berbagai model penelitian tindakan kelas tersebut
mengacu pada ide yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sehingga walau
jumlah siklus kegiatan yang dilakukan bervariasi. para peneliti tetap
menggunakan siklus kegiatan dengan empat tahapan.
23
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
24
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara penyusunan Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), secara sistematis.
C. Uraian Materi
Materi “Peoposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan menjadi dua
sub materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
25
pelaksanaan PTK akan terarah sesuai dengan tujuan akan dicapai.
Sebaliknya, jika proposal salah, maka pelaksanaan PTK pun akan salah pula.
Oleh karena itu, proposal harus disusun dengan benar agar pelaksanaan
PTK dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
26
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
1. BAB I: PENDAHULUAN
Pada BAB I: PENDAHULUAN, memuat: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
a. Latar Belakang
Berisi uraian singkat tentang kondisi nyata saat ini, kondisi ideal atau
kondisi yang diharapkan, dan tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi kesenjangan/ mengatasi masalah/ memperbaiki kondisi
/meningkatkan mutu, serta alasan menggunakan tindakan tersebut.
b. Rumusan Masalah
Berisi deskripsi masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan berdasarkan pembatasan masalah.
Contoh: Rumusan Masalah PTK
1) Bagaimana implementasi Problem Based Learning dalam
kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester
2 di SMKN 15 Malang?
2) Apakah implementasi Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 15 Malang?
27
c. Tujuan Penelitian
Berisi pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil
PTK/PTS.
Contoh Tujuan Penelitian PTK
1) Mendeskripsikan implementasi Problem Based Learning dalam
kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester
2 di SMKN 15 Malang
2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia di di SMKN 15 Malang, melalui
implementasi Problem Based Learning
d. Manfaat Penelitian
Berisi pernyataan tentang manfaat PTK bagi pendidik (guru), tenaga
kependidikan, siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan
ilmu praktis/aplikatif.
b. Penyelesaian Masalah
Berisi tentang rancangan tindakan untuk menyelesaikan masalah atau
meningkatkan mutu, yang meliputi jenis tindakan, dan cara
melaksanakan untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti
yang tertulis pada tujuan PTK
28
b. Prosedur Penelitian
Berisi uraian tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai persiapan
sampai penyajian laporan PTK adalah sebagai berikut.
1) Persiapan penelitian, termasuk kajian masalah di lapangan, studi
kepustakaan, penyiapan instrumen dan sarana tindakan.
2) Siklus penelitian / penerapan tindakan (tindakan nyata untuk
melakukan perubahan dari situasi kelas saat ini menuju situasi
yang diharapkan).
3) Indikator keberhasilan tindakan.
4) Penyusunan laporan.
5) Penyajian laporan PTK.
4. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip untuk mendukung teori-teori yang dibahas.
Daftar pustaka harus memilki kesesuaian dengan permasalahan yang
akan diselesaikan. Karena daftar pustaka merupakan daftar rujukan yang
digunakan oleh peneliti untuk menunjukkan logika berpikir. Cara
penulisannya ada beberapa macam, disesuaikan gaya selingkung. Untuk
buku: Nama Penulis, Tahun. Judul. Kota, Penerbit.
29
Contoh:
Husaini Usman. 2009. Pengantar Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta:
Bumi Aksara.
Stringer, E. 2004.Action Research in Education.Upper Saddle River, New
Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus /
tugas, dan merefleksi diri.
30
E. Latihan / Kasus / Tugas
1. Tugas 3
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan
ketentuan di bawah ini.
1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.
2. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Kelompok 4 sd 6 membahas Sistematika Penyusunan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
2. Latihan 3
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan
hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran
“Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
4. Waktu pembahasan: 45 menit
F. Rangkuman
Proposal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian,
karena dari proposal dapat diketahui pokok pikiran, dan rencana kegiatan
peneliti. Juga sebagai sarana komunikasi dengan pemangku kepentingan.
Sistematika penyusunan proposal ada berbagai macam, tetapi kegiatan
secara umum memiliki kesamaan.
31
G. Balikan dan Tindak Lanjut
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam materi ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
32
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara melaksanakan dan melaporkan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara sistematis.
C. Uraian Materi
Materi “Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan dalam dua
sub materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Laporanl Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Pelaksannaan dan Sistematika Penyusunan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
33
Pengertian Laporan Hasil PTK
Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selesai dilakukan, peneliti harus
menyusun laporan hasil penelitian. Laporan PTK adalah uraian tertulis
tentang persiapan, pelaksanaan, pembahasan, kesimpulan, dan saran,
serta dokumen pendukung pelaksanaan penelitian. Tingkat
kebermaknaan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat ditentukan
oleh kualitas proses pelaksanaan, pengolahan data dan pembahasan
temuan-temuan yang diperoleh. Yang semuanya itu dikemas dalam
laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
34
Seperti pada sistematika penulisan proposal PTK, sistematika penulisan
laporan hasil PTK juga memiliki banyak ragam, namun secara umum
memuat hal-hal pokok seperti di bawah ini.
35
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan WaktuPenelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
B. Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
C. Siklus 2 (rumuskan rencana siklus 2, 3, dan seterusnya
hingga masalah terselesaikan)
(jika diperlukan)
D. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
36
Untuk BAB I: PENDAHULUAN, BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dan BAB III:
METODE PENELITIAN sudah dibahas pada topik proposal penelitian
tindakan kelas. Sehingga yang akan dikupas berikutnya adalah; BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dan BAB V: SIMPULAN DAN
SARAN
b. Siklus 1
1. Perencanaan
Berisi tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi
langkah-langkah atau prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Tindakan
Berisi tentang implementasi tindakan dan situasi/kondisi pada saat
tindakan diterapkan, yang meliputi perilaku dan tanggapan atau
reaksi subjek penelitian.
3. Hasil Pengamatan
Berisi tentang hasil pengamatan terhadap perilaku dan hasil kerja
subjek penelitian sehubungan dengan tindakan yang diterapkan.
4. Refleksi
Berisi tentang evaluasi atas proses dan hasil tindakan yang telah
dilakukan serta kajian tentang kekurangan atau hambatan yang
dialami dan kemungkinan cara mengatasi kekurangan atau
hambatan selama pelaksanaan tindakan.
37
c. Siklus 2
Struktur isi sama dengan siklus 1 tetapi menceritakan situasi dan
kondisi siklus 2, pada siklus 2 ini harus dijelaskan penyempurnaan
tindakan jika dibandingkan dengan siklus 1.
e. Pembahasan
Berisi tentang uraian kondisi awal/pra tindakan, hasil tindakan setiap
siklus yang dibandingkan dengan kajian teori yang diuraikan pada Bab
II.
b. Saran
Berisi saran tindakan lanjutan untuk menyelesaikan masalah /
menghadapi tantangan / melakukan inovasi.
3. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar
pustaka pada materi pelatihan ini (di halaman terakhir).
38
4. LAMPIRAN
Berisi tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data
yang dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah.
Tuliskan lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus /
tugas, dan merefleksi diri.
2. Latihan 4
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan
hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran
“Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Waktu pembahasan: 45 menit
4. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
39
F. Rangkuman
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil akhir dari
suatu kegiatan penelitian. Sehingga dari laporan tersebut dapat ditemukan
sejumlah temuan yang diperoleh melalui analisis data dan pembahasan.
Selanjutnya dikemas menjadi suatu simpulan, dan digunakan sebagai
landasan perumusan saran dan rekomendasi.
G. Balikan dan Tindak Lanjut
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
40
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran harus dievaluasi secara periodik dan berjenjang,
agar kualitas pembelajaran dapat dijamin peningkatannya. Proses dan
hasil belajar merupakan sasaran utama evaluasi, karena kinerja
pembelajaran merupakan gabungan dari kedua hal tersebut. Data tentang
proses dan hasil belajar dapat diperoleh dari dua cara, yaitu (1) evaluasi
diri guru (catatan guru), dan (2) umpan balik dari peserta didik. Kemudian
data tersebut dianalisis, sebagai acuan pembuatan rancangan tindakan.
Setelah rancangan tindakan selesai dibuat, selanjutnya kegiatan yang
terkait dengan tindakan-tindakan tersebut dikelola secara sistematis.
2 Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
41
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
KUNCI JAWABAN
42
a. Alur Berpikir
(1) Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang
dihadapi pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan
topik yang dibahas
43
(2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera diselesaikan
masalahnya!
b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)
44
(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)
(4) Refleksi (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise)
Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit
Rubrik Latihan 2
45
C. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
Latihan 3
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan
hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran
“Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
4. Waktu pembahasan: 45 menit
Rubrik Latihan 3
INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No. Aspek Kriteria Skor
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1
e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, 1
yang penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 10
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan 5
jelas
3 Perumusan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5
dan masalah PTK
Pemecahan b. Bentuk tindakan pemecahan masalah 5
Masalah sesuai dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator 5
keberhasilan
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian a. Sesuai dengan substansi pokok 5
Pustaka permasalahan
b. Kerangka pikir, jelas 10
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: 5
Penelitian jelas
b. Ada rencana langkah tindakan 10
46
c. Ada siklus yang jelas 5
d. Ada kriteria keberhasilan 5
8 Jadwal Mencantumkan kegiatan, waktu, dan 5
Penelitian perangkat yang diperlukan
9 Daftar Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
Pustaka
10 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL 100
Rubrik Latihan 4
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Aspek Kriteria Skor
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1
e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, yang 1
penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 5
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan jelas 5
3 Perumusan dan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5
Pemecahan masalah PTK
47
Masalah b. Bentuk tindakan pemecahan masalah sesuai 5
dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator keberhasilan 5
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian Pustaka a. Sesuai dengan substansi pokok permasalahan 5
b. Kerangka pikir, jelas 5
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: jelas 5
Penelitian b. Rencana langkah tindakan logis 5
c. Siklus kegiatan jelas 5
d. Kriteria keberhasilan dirumuskan 5
8 Pengolahan a. Hasil olahan data mudah diinterpretasi 5
Data dan b. Temuan dibandingkan teori atau hasil 5
Pembahasan penelitian yang sudah ada
9 Simpulan dan a. Simpulan memiliki kebermaknaan 5
Saran b. Substansi dan sasaran saran jelas 5
10 Daftar Pustaka Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
11 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL 100
48
DAFTAR PUSTAKA
49
50
51
52