Situs tersebut menjelaskan tentang unsur-unsur pembangun dari
sebuah puisi.
Pengertian dari unsur pembangun pada puisi adalah dalam sebuah
puisi terdapat sebuah unsur pembangun yaitu diksi, kata konkret, majas, tipografi, rima, tema, amanat, nada, dan suasana. Yang digunakan untuk menambah kesan nyata pada puisi atau untuk memudahkan menganalisis isi dari sebuah puisi.
Unsur pembangun pada puisi meliputi :
1. Diksi : sebuah pilihan kata dalam sebuah karya sastra atau
puisi sehingga dapat menggambarkan perasaan penyair. Contohnya dalam puisi ganja, pada larik “Lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.” Puisi disini bukan berarti karya sastra, tetapi melambangakan sebuah buian, indah. 2. Kata konkret : kata konkret berkaitan dengan pengimajian, pengkiasan, dan penyimbolan. Contohnya Benalu, pada larik “tanpa kegunaan menjadi benalu di dahan.” Benalu mengkonkretkan manusia yang tidak mau berusaha, hanya bisa meminta saja tanpa mau berusaha. 3. Imaji : sebuah hal yang berkenan dengan indra manusia. Seperti visual, auditif, dan taktil. Contohnya : imaji visual, seperti “kita melihat kabur pribadi orang.” Imaji auditif, seperti “kita adaalh angakatan gagap.” Imaji perasan, seperti “kita marah kepada diri sendiri, kita sebal terhadap masa depan.” Imaji gerak, seperti “kita memukul dan mencakar ke arah udara.” 4. Majas : Penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu. Contohnya yang “Diperanakkan oleh angkatan takabur.” 5. Tipografi : sebuah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana. Contohnya : Tanda seru (!) mengungkapkan rasa marah, sebal, dan gejolak emosi. Tanda tanya (?) menunjukkan kegundahan hati. Bait yang menjorok sebagian tanpa pola yang jelas menunjukkan keberantakan pendidikan Indonesia. Tanda (-) menunjukkan kesatuan pada “tanpa kegunaan” dan “menjadi benalu di dahan.” Ejaan yang sesuai EYD menunjukkan dasar pendidikan kita yaitu kepatuhan. 6. Rima : sebuah pengulangan bunyi dalam puisi. Contohnya rima patah (a-a-a-b atau b-a-a-a) 7. Tema : sebuah ide atau gagaan penyair yang dituangkan dalam puisinya. Contohnya puisi sajak anak muda bertema “Kritik Sosial terhadap Pendidikan.” 8. Amanat : amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Contohnya dalam puisi sajak anak muda beramanat : pemuda dan anak muda harus bisa bangkit dalam keterpurukan dan kebodohan, pendidikan Indonesia harus mengasah keterampilan bukan hanya teori. 9. Nada : salah satu unsur pembangun dalam puisi yang merupakan sikap penyair terhadap pembaca seperti menggurui, menasehati, mengejek, menyindir atau lugas. Nada ini dapa menimbulkan perasaan tertentu di hati pembaca. Contohnya nada pada puisi sajak anak muda adalah semangat, berapi-api, nada protes dengan suara yang tinggi. 10. Suasana : keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Contohnya pada Suasana pada puisi sajak anak muda yaitu: Suasana pada puisi ini yaitu:
a. Miris, pada larik
Kita kurang pendidikan resmi Karena tidak diajarkan berpolitik Karena tidak diajarkan kebatinanatau ilmu jiwa Karena tidak diajarkan filsafat atau logika b. Resah, pada larik Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua ? Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja ? c. Marah, pada larik Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ? Kita hanya menjadi alat birokrasi ! Dan birokrasi menjadi berlebihan tanpa kegunaan – menjadi benalu di dahan. Kesimpulan : sebuah unsur pembangun dalam puisi adalah sebuah unsur dalam puisi yang berfungsi untuk memahami isi puisi tersebut dan juga memudahkan analisis dalam sebuah puisi. Sebuah unsur pembangun meliputi diksi, kata konkret, majas, tipografi, rima, tema, amanat, nada, dan suasana.