Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Riset Operasi, Program Linier, dan Metode Simplek


Riset operasi merupakan suatu metode ilmiah berupa model matematis yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam riset operasi memuat optimasi
dan ketidakpastian. Riset operasi biasanya digunakan untuk mencari nilai
maksimal (profit, performa lini perakitan, hasil panen, bandwith dll) atau nilai
minimal (kerugian, risiko, biaya, dll) dari sebuah fungsi objektif. Riset operasi
bertujuan membantu manajemen mendapatkan tujuannya melalui proses ilmiah.
Program linier merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang
menggunakan model matematis untuk menggambarkan persoalan optimasi dalam
suatu perusahaan manufaktur/ jasa. Metode simplek merupakan salah satu metode
dalam penyelesaian model program linier. Metode simplek dapat digunakan pada
persoalan yag memuat tiga atau lebih variable keputusan.
Pada metode simplek, penentuan solusi optimum didasarkan pada teknik
eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksi
titik ekstrim satu per satu dengan cara perhitungan iteratif, yang disebut dengan
tahap iterasi.

1.2 Pengertian Istilah Dalam Metode Simplek


Beberapa istilah yang digunakan dalam metode simplek menurut Hotniar
(2005: 56-57), antara lain :
1. Iterasi : Tahapan perhitungan yang dimana nilai tahapannya
berdasarkan nilai pada tabel sebelumnya.
2. Variabel Non Basis : Variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi.
3. Variabel Basis : Variabel yang nilainya nol pada sebarang uiterasi.
4. Solusi atau Nilai Kanan : Nilai sumberdaya pembatasan yang masih
tersedia.
5. Variabel Slack : Variabel yang ditambah kedalam model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan
(=).
6. Variabel Surplus : vaiabel yang dikurangkan dalam model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan
(=).
7. Kolom Pivot : Kolom yang memuat variabel masuk, yang koefisiennya
akan menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris pivot.
8. Baris Pivot :Salah satu baris dari antara variabel baris yang memuat
variabel keluar.
9. Elemen Pivot : Elemen yang terletak pada perpotongan kolom pivot
dengan baris pivot.
10. Variabel Masuk : Variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis
pada iiterasi berikutnya.
11. Variabel Keluar : Variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya, yang digantikan oleh variabel masuk.
BAB II

DESKRIPSI KERJA

2.1 Studi Kasus


Dalam praktikum kali ini praktikan diminta untuk menyelesaikan sebuah
kasus di bawah ini :
“Seorang Apoteker yang bekerja di perusahaan obat herbal meracik 4 jenis
obat untuk dijual. Obat tersebut antara lain obat batuk, obat demam, obat flu
dan vitamin. Untuk membuat keempat jenis obat tersebut ada 3 bahan utama
yang berasal dari tanaman obat. Berikut ditampilkan secara lengkap tabel yang
dibuat oleh Apoteker tersebut.”
Tabel 2.1 Struktur Data Persoalan
Tanaman Obat Obat Obat Flu Vitamin Bahan
Batuk Demam (buah) (buah) Maksimal
(buah) (buah) (buah)
Jahe 3 1 2 2 225
Kunyit 2 2 3 2 325
Temulawak 4 3 2 1 410
Keuntungan obat batuk, obat demam, obat flu dan vitamin masing-maisng
adalah Rp.4.335, Rp.4.200, Rp.4.110 dan Rp.4.200 Berdasarkan persoalan
diatas tentukan:
1. Rumusan masalah dan susun modelnya.
2. Keuntungan maksimal yang didapat perusahaan.
3. Selesaikan persoalan tersebut menggunakan TORA.
4. Interpretasikan hasil penyelesaiannya menggunakan software tersebut.
5. Berikan rekomendasi untuk Apoteker perusahaan tersebut.
2.2 Langkah Penyelesaian Studi Kasus
Dalam hal ini langkah-langkah yang praktikan lakukan untuk
menyelesaikan studi kasus di atas yaitu :
1. Buka software TORA.
2. Klik Click Here dan pilih linier programming maka akan muncul kotak
dialog seperi gambar 2.1, lalu klik Go to Input Screen.

Gambar 2.1 Tampilan Awal Linier Programming Pada Software TORA


3. Isi kotak problem title sesuai dengan keinginan, kotak number of variable
(banyaknya variabel keputusan dalam persoalan) dengan angka 4, dan
kotak number of constrains (banyaknya fungsi batasan dalam persoalan)
dengan angka 3, lalu klik enter.
4. Masukan data persoalan (fungsi tujuan dan fungsi batasan) ke dalam
kolom-kolom yang tersedia, seperti gambar berikut.

Gambar 2.2 Mendefinisikan Variabel Keputusan, Fungsi Batasan, dan


Fungsi Tujuan
5. Klik button solve menu > solve problem > algebraic > iterations > all-
slack starting solutions.

Gambar 2.3 Pilihan Menu Solve


6. Kemudian akan muncul hasil output dari software TORA untuk metode
simplek.
Gambar 2.4 Hasil Interasi ke 0 Metode Simplek Pada Software TORA
7. Klik all interation untuk mengetahui interasi keberapa akan menjadi
interasi optimum.

Gambar 2.5 Kotak Warning Iteration Optimal


8. Hasil interasi ke 1 hingga optimum yaitu ke 4.

Gambar 2.6 Hasil Interasi ke 1 Hingga ke 4


BAB III

PEMBAHASAN

Dalam kasus ini praktikan akan menyelesaikan suatu kasus yaitu


menentukan keuntungan maksimum dari perusahaan obat herbal racik tersebut.
Berdasarkan pengoperasian yang telah praktikan lakukan, diperoleh hasil output
sebgaai berikut :

1. Perumusan Masalah dan Penyusunan Model

Gambar 3.1 Perumusan Masalah dan Penyusunan Model

2. Keuntungan maksimal yang didapat perusahaan obat herbal racik Z = 4335 X 1


+ 4200 X2 + 4110 X3 + 4200 X4 yaitu sebesar 683782,5 dengan memproduksi
obat batuk (X1) sebanyak 9,5 buah obat demam (X2) sebanyak 109,5 buah
vitamin (X4) sebanyak 43,5 buah tanpa memproduksi obat flu (X3).

3. Hasil Output Menggunakan Software TORA

Gambar 3.2 Output Penyelesaian Persoalan Produksi Obat Hebal Racik


Menggunakan Metode Simplek
Gambar 3.3 Tampilan Interasi Ke-1 Hingga 4

4. Interpretasi Hasil Output


Berdasarkan gambar 3.3 terlihat bahwa pada persoalan ini akan
mendapatkan hasil maksimum setelah interasi kelima dengan menggunakan
metode simplek. Pada interasi pertama terlihat bahwa variabel obat batuk (X1)
sebagai pivot kolom. Hal ini dikarenakan pada kasus ini praktikan diminta
untuk mencari keuntungan yang maksimum sehingga pemilihan pivot kolom
dicari nilai pada baris ke-0 atau baris z (max) yang memiliki nilai negatif
terbesar dibandingkan keenam variabel lainnya, sehingga terpilihlah variabel
obat batuk (X1) sebagai pivot kolom karena memiliki nilai z (max) sebesar
-4.335 dan terpilih untuk masuk dalam variabel basis. Persoalan ini
mempunyai daerah fisibel, karena seluruh baris yang ada di bawah kolom obat
batuk (X1) bernilai lebih dari nol. Pada tahapan ini variabel yang akan keluar
basis dan digantikan oleh variabel obat batuk (X1) adalah variabel basis yang
memiliki nilai rasio paling rendah jika dibandingkan nilai rasio variabel basis
lainnya yaitu sx5 (pivot baris).
Pada interasi kedua, terlihat bahwa variabel obat demam (X2) terpilih
sebagai pivot kolom dan akan masuk ke dalam variabel basis, karena nilai
pada baris ke nol atau bariz z (max) memiliki nilai negatif paling besar
diantara variabel lainnya yaitu sebesar -2.775. Kemudian variabel basis yang
akan digantikan adalah variabel basis sx7 (pivot baris) karena memiliki nilai
rasio yang paling kecil.
Pada interasi ketiga, terlihat bahwa variabel vitamin (X4) terpilih sebagai
pivot kolom dan akan masuk ke dalam variabel basis, karena nilai pada baris
ke nol atau bariz z (max) memiliki nilai negatif paling besar diantara variabel
lainnya yakni sebesar -4.065. Kemudian variabel basis yang akan digantikan
adalah variabel basis sx6 (pivot baris) karena memiliki nilai rasio yang paling
kecil.
Pada interasi keempat, nilai fungsi tujuan z (max) dari seluruh variabel
dalam persoalan sudah mengandung nilai positif semua, sehingga dapat
dikatakan bahwa sudah tidak terdapat variabel yang masuk ataupun keluar
basis dan tahapan interasi pada metode simplek telah berhenti. Hal tersebut
merupakan syarat terpenuhinya penyelesaian optimum berupa
memaksimumkan keuntungan. Untuk persoalan memaksimumkan keuntungan
harus membuat baris fungsi tujuan bernilai nol atau positif semua.

5. Rekomendasi Apoteker untuk Perusahaan


Karena jumlah seluruh persediaan yang akan digunakan dalam
memproduksi obat batuk, obat demam, dan vitamin habis terpakai maka
perusahaan sebaiknya membuat kebijakan untuk menetapkan jumlah
persediaan bahan (jumlah persediaan bahan tetap).
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan penyelesaian persoalan yang telah dilakukan dengan


menggunakan software TORA, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Penyelesaian persoalan program linier yang fungsi tujuannya lebih dari
dua variabel dapat dilakukan menggunakan metode simplek.
2. Fungsi batasan untuk mencapai keuntungan yang maksimum adalah Z
= 4335 X1 + 4200 X2 + 4110 X3 + 4200 X4
3. Hasil akhir yang diperoleh dari penyelesaian persoalan adalah
Perusahaan Obat Herbal Racik akan memperoleh keuntungan yang
maksimum sebesar sebesar 683782,5 dengan memproduksi obat batuk
(X1) sebanyak 9,5 buah obat demam (X2) sebanyak 109,5 buah vitamin
(X4) sebanyak 43,5 buah tanpa memproduksi obat flu (X3).
4. Sering kali jumlah produksi antarproduk tidak rata atau sama ketika
ingin memperoleh keuntungan maksimum.
5. Tidak semua produk yang telah dijadikan variabel pada fungsi tujuan
harus diproduksi untuk memperoleh keuntungan maksimum atau
dengan kata lain produk tersebut tidak akan diproduksi.
6. Sebaiknya perusahaan menambah produksi obat batuk, obat demam,
dan vitamin karena dalam hal ini perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang besar dari kontribusi produksi obat-obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai