Trouble Shooting Transmission
Trouble Shooting Transmission
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata I pada
Oleh :
EXZAN MAULANA
FAKULTAS TEKNIK
2018
ANALISA KERUSAKAN SISTEM TRANSMISI PADA
WHEEL LOADER SHANTUI SL30W
Abstrak
Sistem transmisi merupakan sistem yang berfungsi mengkonversi tenaga mekanik
dari engine untuk disalurkan menuju final drive sehingga unit dapat bergerak
dengan kecepatan dan torsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Analisa
ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan, melakukan langkah
perbaikan dan pencegahan kerusakan sistem transmisi pada wheel loader.
Prosedur pemeriksaan dilakukan dengan melakukan performance test pada
transmission system, pemeriksaan secara visual pada hydraulic tank, hose, body
control valve transmission dan disassembly transmission assemblies. Selanjutnya
dilakukan analisa menggunakan fishbone diagram untuk menganalisa penyebab
kerusakan sistem transmisi. Hasil analisa kerusakan diketahui sumber kerusakan
transmisi adalah kerusakan komponen bearing pada output shaft assemblies. Hasil
perhitungan umur bearing teoritis 8591.21 jam, unit wheel loader mengalami
kerusakan pada hour-meter 6300 jam, sehingga pemakaian optimal bearing
dilapangan sebesar 73,3%, bearing rusak lebih cepat dari umur perhitungan.
Langkah perbaikan yang dilakukan berupa re-assembly (merakit ulang) dan
refitting dengan mengganti komponen yang mengalami kerusakan. Tindakan
pencegahan dilakukan dengan menjalankan daily check dan preventive
maintenance prosedure.
Kata kunci : transmission, fishbone, bearing, maintenance.
Abstract
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wheel loader merupakan alat berat beroda karet berfungsi untuk memuat
material ke dalam alat pengangkut. Salah satu sistem yang mendukung
kinerja dari wheel loader adalah sistem transmisi. Sistem transmisi adalah
rangkaian komponen yang berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak,
torsi, serta arah suatu unit alat berat.
2
1.4 Landasan Teori
1.4.1 Power Train
Power train adalah suatu sistem rangkaian komponen yang meneruskan
tenaga dari engine, mulai dari torque converter (clutch), transmision
sampai final drive, menuju roda atau track untuk menggerakkan unit.
c. Hydrostatic transmission
Hydrostatic transmission adalah transmisi yang mentransfer
tenaga dengan menggunakan hydraulic system.
3
1.4.3 Sistem Transmisi unit Shantui SL30W
Sistem transmisi unit wheel loader Shantui SL30W menggunakan
transmisi dengan kode BS428 yang merupakan OEM (Original
Equipment Manufacturer). Sistem transmisi tersebut merupakan jenis
transmisi constans mesh dan power gearshift. Berikut skematik dan
spesifikasi sistem transmisi wheel loader Shantui SL30W:
4
1.4.4 Komponen unit Transmisi
Berikut komponen-komponen utama sistem transmisi :
a. Clutch assemblies
Terdiri dari 3 set opened clutch yang bekerja secara
hidrolik. Berikut struktur transmisi BS428 :
5
c. Output shaft assemblies
Berikut output shaft assembliesseperti terlihat pada gambar 5 :
1 2 3 4 5
6
(2)
Dimana :
m : massa bearing (kg) g : gravitasi
(9.81 m/s2) dm : diameter rata-rata
bearing (m) n : putaran engine
(rpm)
Lh (3)
Dimana :
Lh : Umur bantalan (jam)
C : kapasitas beban nominal dinamis (N)
P : beban ekuivalen (N)
Ks : Faktor pembebanan n
: putaran engine (rpm)
7
2. METODE
2.1 Diagram Alir Prosedur Pemeriksaaan Kerusakan
8
b. Tools box
c. Pressure guge
d. Webbing Sling
e. Stopwatch
9
a. Pemeriksaan pada Hydraulic tank.
Dilakukan untuk memeriksa level oli hidrolik transmsisi
dengan cara melihat indicator oil level.
10
1. Pressure Transmision 1.1~1.5 Mpa 1.3 Mpa
Test Hydraulic Oil
Pressure
11
Gambar 10 kondisi hose pada transmission pump.
12
Kondisi magnet yang dipenuhi oleh gram besi seperti terlihat
pada gambar berikut :
Gram
besi
Bearingpada
Output shaft
yang rusak.
c. Output shaft
Didapatkan output shaft yang mengalami aus seperti pada gambar
13
berikut :
Output shaft
mengalami aus
14
Gambar 15 Penampang ball bearing deep groove single row
(Sumber : C&U general catalog)
Keterangan kode bearing :
Hasil Perhitungan
1. Beban Ekuivalen 9740,71 N
2. Umur Bearing 8591.21 jam
3. Rasio Umur pemakaian 0.733
15
3.5 Proses Sweeping
Proses sweeping adalah proses mendata komponen yang rusak dan
membuat rekomendasi pemesanan (order) dengan melihat seluruh
komponen yang menegalami kerusakan serta menulis serial number-nya
sesuai dengan part book. Berikut adalah daftar pemesanan (order)
spareparts yang dapat dilihat pada tabel 5:
16
Penggantian spareparts dilakukan dengan tujuan agar
komponenkomponen pendukung pada sistem transmisi dapat bekerja
dengan baik dan tidak terjadi permasalahan yang disebabkan oleh
spareparts yang sama. Berikut komponen-komponen pengganti hasil
proses sweeping sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
17
Gambar 17 Fishbone diagram.
Manusia
18
Skill operator Skill Operator kurang memadai dalam pengoperasian unit, Yes
penggunaan low gear secara terus-menerus.
Kesalahan
perawatan Mekanik tidak melakukan daily check dengan baik pada unit. Yes
Material
Over Load Material yang diangkat oleh unit terlalu besar melebihi beban Yes
yang diizinkan.
Bad Material Material yang digunakan pada komponen tidak sesuai standard No
pabrikan.
Lingkungan
Medan yang Kondisi medan yang tidak rata mengakibatkan unit sulit untuk Yes
tidak rata. dioperasikan.
Bad Air Kondisi udara pada medan kerja unit buruk banyak debu yang Yes
Condition mengotori unit saat beroprasi.
Mesin
Life time Hour meter pada unit sudah mencapai ±6.300 h Yes
Bad Penggunaan oli hidrolik transmisi yang tidak sesuai standard No
Lubrication pabrikan (SAE 15W-40)
Metode
Maintenance
yang tidak Jadwal maintenance yang tidak sesuai hour-meter unit. Yes
teratur.
Ajust yang
tidak sesuai Ajust (penyetelan) komponen pada sistem transmisi oleh pihak No
distributor.
standard.
19
OMM unit wheel loader Shantui SL30W) sehingga tidak diketahui
adanya gram besi yang menumpuk pada magnet drain plug pada oil sump
sistem transmisi, beban material yang diangkat unit melebihi batas yang
diizinkan, dan jadwal maintenance melebihi hour-meter yang ditentukan
pabrikan.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisa kerusakan yang terjadi pada sistem transmisi unit
wheel loader Shantui SL30W maka dapat ditarik kesimpulan :
20
operasi dengan umur perhitungan bearing 8591.21 jam adalah 0.733.
Jadi pemakaian optimal bearing dilapangan adalah 73.3 %, bearing
rusak lebih cepat dari umur perhitungan.
4.2 Saran
Dengan terlaksananya Tugas Akhir tentang Analisa Kerusakan Sistem
Transmisi unit Wheel loader Shantui SL30W, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan:
21
PERSANTUNAN
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan tugas akhir yang berjudul “Analisa Kerusakan Sistem
Transmisi Pada Wheel Loader Shantui SL30W”.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan
tanpa adanya bantuan, dukungan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan adik tersayang, yang tidak pernah lelah berjuang,
membimbing, mendidik, dan senantiasa mendo’akan yang terbaik untuk
saya.
2. Bapak Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Bapak Ir. Subroto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
22
Serta seluruh pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
23
DAFTAR PUSTAKA