Anda di halaman 1dari 28

1.

Ruang lingkup
Standar ISO 45001 memuat persyaratan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) yang dapat membantu organisasi menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
dengan cara mencegah cidera dan kesehatan buruk akibat kerja dan sekaligus secara proaktif
meningkatkan kinerja K3.

Standar ISO 45001 berlaku bagi setiap organisasi yang ingin mengembangkan, menerapkan dan
memelihara sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3, mengeliminasi bahaya dan meminimalkan risiko K3 dan sekligus
mengambil manfaat peluang K3 serta mengatasi ketidaksesuaian SMK3 akibat aktivitas
organisasi.

ISO 45001 membantu organisasi dalam rangka:

 peningkatkan kinerja K3 secara berkelanjutan


 pemenuhan peraturan perundangan dan peraturan lain
 Pencapaian sasaran K3

2. Standar acuan
Tidak ada acuan normatif dalam dokumen ini (standar ISO 45001)

3. Terminologi dan definisi


Bab ini menjelaskan istilah-istilah dan definisi yang
digunakan standar ISO 45001:2018
3.1 Organisasi

Personil atau kelompok orang yang memiliki fungsi tersendiri dengan tanggung jawab,
wewenang dan hubungan untuk mencapai sasaran
Catatan: organisasi mencakup, tetapi tidak terbatas pada, pedagang perorangan, perusahaan,
korporasi, firma, otoritas, kemitraan, badan atau institusi amal, atau bagian atau kombinasi , baik
berupa perseroan terbatas atau tidak, perusahaan publik atau privat.

3.2 Pihak berkepentingan atau pemangku kepentingan

Personil atau organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh, atau merasa dirinya
dipengaruhi oleh keputusan atau kegiatan.

3.3 Pekerja

Personil yang melakukan pekerjaan atau dalam hubungan kerja dan berada di bawah
kendali organisasi.

Catatan: Para personil yang melakukan pekerjaan atau kegiatan terkait pekerjaan dengan
berbagai pengaturan, baik dibayar atau tidak, secara reguler atau sementara, bekerja dengan jeda
waktu atau musiman, tidak tetap atau secara paruh waktu.

Pekerja termasuk manajemen puncak, personil manajerial dan nonmanajerial

3.4 Partisipasi

Keterlibatan dalam pengambilan keputusan

Catatan: Partisipasi mencakup keterlibatan komite K3 dan perwakilan pekerja (jika ada)

3.5 Konsultasi

Mencari masukan sebelum membuat suatu keputusan

Catatan: Konsultasi mencakup keterlibatan komite K3 dan perwakilan pekerja, apabila ada.

3.6 Tempat kerja

Tempat di bawah kendali organisasi di mana personil membutuhkan atau mendatanginya


dalam rangka bekerja
Catatan: Tanggung jawab organisasi di bawah SMK3 untuk tempat kerja tergantung pada tingkat
kendali atas tempat kerja.

3.7 Kontraktor

Organisasi eksternal yang memberikan layanan kepada organisasi sesuai dengan


spesifikasi, syarat dan ketentuan yang disepakati

Catatan: Layanan boleh mencakup berbagai kegiatan termasuk kegiatan pembangunan.

3.8 Persyaratan

Kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, baik tersirat maupun tersurat

Catatan "secara umum tersirat" berarti merupakan kebiasaan atau praktik umum bagi organisasi
dan pihak yang berkepentingan bahwa kebutuhan atau harapan yang dipertimbangkan tersebut
tersirat. Persyaratan yang ditetapkan adalah persyaratan yang dinyatakan, misalnya dalam
informasi terdokumentasi.

3.9 Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya

Persyaratan peraturan perundang-undangan yang harus dipatuhi organisasi dan


persyaratan lain yang harus atau dipilih untuk dipatuhi organisasi

Catatan: Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya adalah yang relevan
dengan SMK3.

"Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain" termasuk ketentuan dalam


perjanjian bersama.

Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain termasuk yang menetapkan


personil yang menjadi perwakilan pekerja sesuai peraturan perundang-undangan , peraturan,
perjanjian dan praktik bersama.

3.10 Sistem manajemen

Sekumpulan elemen yang saling terkait atau berinteraksi dari suatu organisasi untuk
menetapkan kebijakan, sasaran dan proses untuk mencapai tujuan tersebut
Catatan Sistem manajemen dapat mencakup satu disiplin atau beberapa disiplin.

Elemen sistem mencakup struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, perencanaan, operasi,
evaluasi kinerja, dan peningkatan.

Ruang lingkup sistem manajemen boleh mencakup keseluruhan organisasi, fungsi yang spesifik
dan teridentifikasi dari organisasi, bagian yang spesifik dan teridentifikasi dari organisasi, atau
satu atau beberapa fungsi di antara sekelompok organisasi.

3.11 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

Sistem manajemen atau bagian dari sistem manajemen yang digunakan untuk mencapai
kebijakan K3.

Catatan: Hasil yang diharapkan dari SMK3 adalah untuk mencegah cedera dan gangguan
kesehatan dalam hubungan kerja pada pekerja dan untuk menyediakan tempat kerja yang aman
dan sehat.

Istilah "keselamatan dan kesehatan kerja" dan "keselamatan dan kesehatan kerja" memiliki arti
yang sama.

3.12 Manajemen puncak

Personil atau sekelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi (3.1)
pada kedudukan yang paling tinggi

Catatan: Manajemen puncak memiliki wewenang untuk mendelegasikan otoritas dan


menyediakan sumber daya dalam organisasi, tanggung jawab utama terhadap SMK3 (3.11) tetap
berada di manajemen puncak.

Jika ruang lingkup sistem manajemen (3.10) hanya mencakup bagian organisasi, maka
manajemen puncak mengacu kepada mereka yang mengarahkan dan mengendalikan bagian dari
organisasi tersebut.

3.13 Efektivitas

Sejauh mana kegiatan yang direncanakan direalisasikan dan hasil yang direncanakan tercapai
3.14 Kebijakan

Tujuan dan arah organisasi (3.1), yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak (3.12)

3.15 Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Kebijakan untuk mencegah cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja kepada
pekerja dan untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat

3.16 Sasaran hasil yang ingin dicapai

Catatan: Suatu sasaran dapat bersifat strategis, taktis, atau operasional.

Sasaran dapat berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu (seperti sasaran keuangan, kesehatan
dan keselamatan, dan lingkungan) dan dapat diterapkan pada tingkat yang berbeda (seperti
strategis, organisasi, proyek, produk dan proses).

Suatu sasaran dapat diungkapkan dengan cara lain, misalnya sebagai suatu hasil yang diinginkan,
tujuan, kriteria operasional, sebagai sasaran K3, atau dengan menggunakan kata lain dengan
makna yang serupa (misalnya maksud, tujuan, atau target).

3.17 Sasaran keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Sasaran yang ditetapkan oleh organisasi (3.1) untuk mencapai hasil spesifik yang konsisten
dengan kebijakan K3

3.18 Cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja

Dampak buruk pada kondisi fisik, mental atau kognitif personil

Catatan: Dampak buruk ini termasuk penyakit dalam hubungan kerja, sakit dan kematian. Istilah
"cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja" menyiratkan adanya cedera atau
gangguan kesehatan dalam hubungan kerja, baik secara tersendiri atau kombinasi keduanya.

3.19 Bahaya
Sumber dengan potensi menyebabkan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja.

Caatan: Bahaya dapat mencakup sumber dengan potensi menyebabkan bahaya atau situasi
berbahaya, atau keadaan dengan potensi paparan yang menyebabkan cedera dan gangguan
kesehatan dalam hubungan kerja.

3.20 Risiko

Efek ketidakpastian

Catatan: Efek adalah penyimpangan dari yang diharapkan - positif atau negatif.

Ketidakpastian adalah suatu keadaan, dapat secara parsial, kurangnya informasi berkaitan
dengan, pemahaman atau pengetahuan, suatu kejadian, konsekuensi, atau kemungkinan.

Risiko sering dikenali sebagai "potensi kejadian" (sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman
ISO 73:2009, 3.5.1.3) dan "konsekuensi" (sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman ISO 73:
2009, 3.6.1.3), atau kombinasi dari keduanya.

Risiko sering dinyatakan dalam bentuk kombinasi konsekuensi dari suatu kejadian (termasuk
perubahan keadaan) dan “kemungkinan” yang terkait dari kejadian (sebagaimana didefinisikan
dalam Pedoman ISO 73: 2009, 3.6.1.1).

Dalam dokumen ini, bila istilah "risiko dan peluang" digunakan, hal tersebut berarti risiko K3,
peluang K3 dan risiko serta peluang lainnya pada sistem manajemen.

3.21 Risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Kombinasi kemungkinan terjadinya kejadian atau paparan berbahaya yang terkait dengan
pekerjaan dan keparahan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja yang dapat
disebabkan oleh kejadian-kejadian atau paparan-paparan

3.22 Peluang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Kondisi atau serangkaian keadaan yang dapat mengarah perbaikan kinerja K3 (3.28)

3.23 Kompetensi
Kemampuan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diinginkan

3.24 Informasi terdokumentasi

Informasi yang perlu dikendalikan dan dipelihara oleh organisasi (3.1) dan perlu media di mana
informasi tersebut dimuat

Catatan: Informasi terdokumentasi dalam berbagai format, media, dan dari berbagai sumber.
Informasi terdokumentasi dapat merujuk pada:

a)sistem manajemen (3.10), termasuk proses terkait (3.25);

b) informasi yang dibuat agar organisasi dapat beroperasi (dokumentasi);

c) bukti hasil yang dicapai (catatan).

3.25 Proses

Sekumpulan aktivitas yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah masukan menjadi
keluaran

3.26 Prosedur

Cara tertentu untuk melakukan suatu kegiatan atau proses (3.25)

Catatan: Prosedur boleh didokumentasikan atau tidak didokumentasikan.

3.27 Kinerja

Hasil yang terukur

Catatan: Kinerja dapat terkait dengan temuan kuantitatif atau kualitatif. Hasil dapat ditetapkan
dan dievaluasi menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif. Kinerja dapat terkait dengan
pengelolaan kegiatan, proses (3.25), produk (termasuk layanan), sistem atau organisasi (3.1).

3.28 Kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


Kinerja (3.27) terkait dengan efektivitas (3.13) pencegahan cedera dan gangguan kesehatan
dalam hubungan kerja (3.18) pada pekerja (3.3) dan penyediaan tempat kerja yang aman dan
sehat (3.6)

3.29 Alih daya

Membuat kesepakatan di mana organisasi eksternal (3.1) melakukan bagian dari fungsi atau
proses organisasi (3.25)

Catatan: Suatu organisasi eksternal berada di luar ruang lingkup sistem manajemen (3.10),
meskipun fungsi atau proses yang dialihdayakan berada dalam ruang lingkup.

3.30 Pemantauan

Menentukan status suatu sistem, proses (3.25) atau suatu kegiatan

Catatan: menentukan status, mungkin ada kebutuhan untuk memeriksa, mengawasi atau
mengamati secara kritis.

3.31 Pengukuran

Proses (3.25) untuk menentukan nilai

3.32 Audit

Proses yang sistematis, independen dan terdokumentasi (3.25) untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit terpenuhi

Catatan: Audit dapat berupa audit internal (pihak pertama) atau audit eksternal (pihak kedua atau
pihak ketiga), dan dapat berupa audit gabungan (menggabungkan dua atau lebih disiplin). Audit
internal dilakukan oleh organisasi (3.1) sendiri, atau oleh pihak eksternal atas nama organisasi.
"Bukti audit" dan "kriteria audit" didefinisikan dalam ISO 19011.

3.33 Kesesuaian

Pemenuhan persyaratan (3.8)


3.34 Ketidaksesuaian

Tidak memenuhi persyaratan (3.8)

Catatan: Ketidaksesuaian terkait dengan persyaratan dalam dokumen ini dan persyaratan
tambahan SMK3 (3.11) yang ditetapkan oleh organisasi (3.1).

3.35 Insiden

Kejadian yang timbul dari, atau disebabkan oleh, pekerjaan yang dapat atau memang
mengakibatkan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja (3.18)

Catatan: Suatu insiden dimana terjadi cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja
kadang-kadang disebut sebagai "kecelakaan (accident)". Suatu insiden di mana tidak ada cedera
dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja terjadi, tetapi memiliki potensi untuk terjadi,
boleh disebut sebagai “near-miss”, “near-hit” atau “close call”. Meskipun ada satu atau lebih
ketidaksesuaian (3.34) terkait dengan insiden, insiden juga dapat terjadi jika tidak ada
ketidaksesuaian.

3.36 Tindakan koreksi

Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian (3.34) atau insiden (3.35) dan untuk
mencegah terulang kembali

Catatan: Istilah ini merupakan salah satu istilah umum dan definisi inti standar sistem
manajemen ISO yang terdapat dalam Annex SL of the Consolidated ISO Supplement to the
ISO/IEC Directives, Part 1. Definisi ini telah dimodifikasi untuk memasukkan referensi ke
“insiden ”, dimana insiden merupakan faktor kunci dalam K3, namun kegiatan yang diperlukan
untuk mengatasinya sama dengan ketidaksesuaian, melalui tindakan korektif.

3.37 Peningkatan berkelanjutan

Aktivitas berulang untuk meningkatkan kinerja (3.27)

Catatan: Meningkatkan kinerja terkait dengan SMK3 (3.11) dalam rangka mencapai peningkatan
kinerja K3 secara keseluruhan (3.28) konsisten dengan kebijakan K3 (3.15) dan sasaran K3
(3.17). Berkelanjutan tidak berarti secara terus menerus, sehingga aktivitas tidak perlu dilakukan
di semua area secara bersamaan.
4. Konteks organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteks organisasi

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja serta pihak berkepentingan

4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3

4.4 Sistem manajemen K3

4.1 Memahami organisasi dan konteks organisasi

Organisasi harus:

 menentukan isu internal dan eksternal yang relevan dan yang berpengaruh pada ke-
mampuan untuk mencapai hasil yang di-harapkan dari penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja serta pihak berkepentingan

Organisasi harus menentukan:

 pihak-pihak berkepentingan (selain pekerja) yang relevan dengan sistem manajemen K3


 kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan
 kebutuhan dan harapan yang relevan dengan peraturan perundangan dan peraturan lain

4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3

Ruang lingkup penerapan sistem manajemen K3 harus ditetapkan. dan mencakup

o batasan (boundaries)
o aplikasi (applicability)

Ruang lingkup SMK3 harus mempertimbangkan:

a) isu internal dan eksternal

b) kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan

c) aktivitas pekerjaan yang dilakukan, ter-masuk yang direncanakan dalam kontrol organisasi
dan berdampak pada kinerja K3
Ruang lingkup penerapan sistem manajemen K3 harus didokumentasikan.

4.4 Sistem Manajemen K3

Organisasi harus

 melakukan perbaikan kinerja SMK3 secara terus-menerus


 menentukan proses-proses dan interaksi antarproses

 5. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja


 5.1 Kepemimpinan dan komitmen

 Manajemen puncak harus:

 a) bertanggung jawab penuh terhadap pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat


kerja dan penyediaan tempat kerja serta aktivitas yang aman dan sehat

 b) memastikan bahwa kebijakan K3 dan sasaran K3 ditetapkan, sesuai dengan konteks


dan tujuan organisasi yang strategis.

 c) memastikan integrasi SMK3 ke dalam bisnis proses

 d) wajib menyediakan sumberdaya yang cukup guna penerapan SMK3

 e) mengkomunikasikan pentingnya SMK3 yang efektif dan pemenuhan persyaratan


SMK3

 f) memastikan penerapan SMK3 mencapai hasil yang diinginkan.

 g) memberikan arahan dan dukungan kepada personil untuk berkontribusi terhadap


SMK3 yang efektif

 h) mempromosikan improvement

 i) mendukung peran jajaran manajemen dalam memperagakan kepemimpinan mereka di


area tanggung jawabnya

 j) mengembangkan, mengarahkan dan mempromosikan budaya organisasi yang


mendukung SMK3

 k) melindungi pekerja dari ancaman (reprisal) saat melaporkan insiden, bahaya, risiko
dan peluang;
 l) menjamin diterapkannya proses konsultasi dan partisipasi pekerja

 m) mendukung pembentukan dan fungsi komite K3

5.2 Kebijakan K3

Manajemen puncak harus menetapkan, meninjau dan memelihara kebijakan K3.

Kebijakan K3 harus:

a) memuat komitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

b) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan mengkaji sasaran K3.

c) memuat komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan peraturan lain

d) memuat komitmen untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko

e) memuat komitmen untuk perbaikan kinerja SMK3

f) memuat komitmen untuk menerapkan proses konsultasi dan partisipasi pekerja, termasuk
perwakilan pekerja (jika ada)

Kebijakan K3 harus:

o tersedia dan terdokumentasi


o dikomunikasikan dalam organisasi
o tersedia bagi pihak-pihak yang berkepentingan
o relevan dan sesuai

5.3 Peran organisasi, tanggung jawab dan wewenang

 Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang


ditetapkan, dikomunikasikan dan didokumentasikan.
 Pekerja pada setiap tingkatan harus bertanggung jawab terhadap aspek K3 ditempat
yang menjadi tanggung jawabnya.
 Manajemen puncak harus menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk:

a) memastikan sistem manajemen K3 memenuhi persyaratan ISO 45001:2018

b) melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada manajemen puncak.


5.4 Konsultasi dan partisipasi pekerja

Organisasi harus:

o menetapkan, menerapkan dan memelihara proses konsultasi dan partisipasi


pekerja pada tingkatan dan fungsi yang sesuai dalam proses pengembangan,
perencanaan, penerapan, evaluasi kinerja, dan perbaikan kinerja SMK3

Organisasi harus:

a) menyediakan mekanisme, waktu, pelatihan, dan sumber daya yang diperlukan untuk
konsultasi dan partisipasi;

b) menyediakan akses informasi SMK3 tepat waktu, jelas, dapat dimengerti dan relevan

c) determine and remove obstacles or barriers to participation and minimize those that cannot be
removed;

d) menitikberatkan konsultasi pekerja non-manajerial yang berkaitan dengan:

1. kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan


2. kebijakan K3
3. peran, tanggung jawab dan wewenang
4. tata cara memenuhi peraturan perundangan dan peraturan lain
5. sasaran K3 dan rencana pencapaian
6. kontrol proses outsourcing, pembelian dan kontraktor
7. hal-hal yang perlu dimonitor, diukur dan dievaluasi
8. perencanaan dan pelaksanaan program audit
9. perbaikan kinerja yang berkelanjutan

e) menitikberatkan partisipasi pekerja non-manajerial yang berkaitan dengan:

1. tata cara konsultasi dan partisipasi


2. identfikasi bahaya, risiko dan peluang
3. tindakan untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko K3
4. kompetensi, kebutuhan training, training dan evaluasi training
5. hal-hal yang perlu di komunikasikan dan cara penerapan
6. kontrol terhadap pengendalian dan keefektifan implementasi dan
penerapan
7. investigasi insiden, ketidaksesuaian, dan menetapkan tindakan koreksi

6.1 Penanganan Risiko dan Peluang


6.1.1 Umum

Dalam mengembangkan SMK3, organisasi harus mempertimbangkan isu-isu internal dan


eksternal, pihak-pihak berkepentingan, risiko dan peluang untuk:

a. menjamin penerapan SMK3 mencapai target yang diinginkan (intended outcomes)

b. meningkatkan dampak yang diharapkan

c. mencegah atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan,

d. upaya perbaikan kinerja yang berkelanjutan

Dalam menetapkan risiko dan peluang perlu dipertimbangkan:

o bahaya
o risiko K3 dan risiko lain
o peluang K3 dan peluangan lain
o peraturan perundangan dan peraturan lain

Organisasi harus menetapkan dan menilai risiko dan peluang yang relevan dengan, proses,
perubahan dan penerapan SMK3 Apabila ada perubahan, organisasi harus melakukan asesmen,
baik permanen atau temporary, sebelum perubahan diterapkan. Informasi terdokumentasi harus
dibuat untuk;

o risiko dan peluang


o proses dan kegiatan yang dibutuhkan untuk menetapkan dan menerapkan risiko
dan peluang

6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan peluang

6.1.2.1 Identifikasi bahaya

Organisasi harus menetapkan identifikasi bahaya secara proaktif dengan mempertimbangkan:

a) pengaturan pekerjaan (how work is organised), faktor sosial (termasuk beban kerja, waktu
kerja, penipuan (victimization), gangguan, bullying, kepemimpinan dan budaya organisasi

b) aktivitas dan situasi rutin serta non rutin, termasuk bahaya yang bersumber dari:

1. infrastruktur, peralatan, material, kondisi fisik dan subtansi yang digunakan di


tempat kerja,
2. desain produk dan jasa, riset, pengembangan, testing, produksi, assembly,
konstruksi, service delivery, perawatan dan disposal
3. faktor manusia (human)
4. tata kelola pekerjaan

c) kejadian insiden di masa lalu, baik internal maupun eksternal, termasuk emergency dan
penyebabnya

d) potensi kondisi darurat

e) Orang, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan

1. akses tempat kerja dan aktivitasnya, termasuk pekerja, kontraktor, tamu dan pihak
lain
2. orang-orang sekitar tempat kerja yang berdampak akibat kegiatan organisasi;
3. pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi;

f) permasalahan lain, termasuk pertimbangan:

1. desain area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur dan organisasi kerja,
termasuk adaptasinya dengan kebutuhan dan kemampuan para pekerja yang
terlibat;
2. situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh kegiatan di
bawah kendali organisasi;
3. situasi yang tidak dikontrol oleh organisasi dan terjadi di sekitar tempat kerja
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi orang-
orang di area kerja;

g) perubahan operasional, proses yang aktual atau yang direncanakan

h) perubahan pengetahuan dan informasi tentang bahaya.

6.1.2.2 Asesmen risiko K3 dan risiko lain

Organisasi harus

a. melakukan asesmen risiko K3 dari bahaya yang teridentifikasi dengan mempertimbangkan


efektifitas kontrol yang telah dilakukan

b. menetapkan dan melakukan asesmen risiko lain terkait penerapan SMK3

Metode dan kriteria asesmen risiko harus didokumentasikan


6.1.2.3 Asesmen peluang K3 dan peluang lain

Organisasi harus

a) melakukan asesmen peluang untuk meningkatkan kinerja K3 termasuk peluang perubahan


organisasi, kebijakan, proses atau aktivitas, termasuk:

1. peluang untuk mengadopsi pekerjaan dan lingkungan kerja bagi pekerja


2. peluang menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko K3

b) menetapkan dan melakukan asesmen risiko lain terkait penerapan SMK3

6.1.3 Menetapkan peraturan perundangan dan peraturan lain

Organisasi harus menetapkan proses untuk:

a. akses peraturan perundangan dan peraturan lain yang terkini

b. memastikan peraturan perundangan dan peraturan lain telah diterapkan dan dikomunikasikan

c. menjamin pengembangan SMK3 mempertimbangkan aspek peraturan perundangan dan


peraturan lain

Bukti peraturan perundangan dan peraturan lain harus tersedia, termasuk perubahan peraturan.

6.1.4 Tindakan perencanaan

Organisasi harus merencanakan:

a) langkah-langkah:

1. mengatasi risiko dan peluang


2. mematuhi peraturan perundangan dan peraturan lain
3. persiapan tanggap darurat

b) tata cara untuk

1. mengintegrasikan dan mengambil tindakan dalam proses SMK3


2. melakukan evaluasi keefektifan tindakan yang telah diambil

Dalam menyusun rencana, organisasi harus mempertimbangkan aspek-aspek sbb:

o hirarki kontrol
o best practices
o teknologi
o keuangan
o operasional
o bisnis

6.2 Sasaran K3 dan rencana pencapaian

6.2.1 Sasaran K3

Organisasi harus menetapkan sasaran K3 pada fungsi, tingkatan, dan proses yang relevan.

Sasaran K3 harus:

a) konsisten dengan kebijakan K3,

b) terukur (jika dapat diterapkan) dan mampu mengevaluasi kinerja

c) mempertimbangkan

1. peraturan yang berlaku,


2. hasil asesmen risiko dan peluang
3. hasil konsultasi dan partisipasi pekerja, dan, jika ada, perwakilan pekerja

d) dimonitor,

e) dikomunikasikan,

f) diperbaharui (up date) jika perlu

6.2.2 Rencana mencapai sasaran K3

Untuk mencapai sasaran K3, organisasi harus menetapkan:

a. hal-hal yang dikerjakan,

b. sumberdaya yang dibutuhkan,

c. pihak yang bertanggung jawab,

d. target waktu,

e. cara evaluasi hasil.


f. langkah untuk mencapai sasaran K3 ter-integrasi ke dalam proses bisnis

Sasaran K3 dan bukti capaian harus terdokumentasi

7. Dukungan
7.1 Sumber daya

Organisasi harus menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menerapkan, memelihara
dan meningkatkan SMK3 yang efektif

7.2 Kompetensi

Organisasi harus:

a. menentukan kompetensi pekerja yang berdampak pada kinerja K3

b. memastikan bahwa pekerja berkompeten (termasuk kemampuan mengindentifikasi bahaya)


berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman

c. mengambil tindakan untuk mencapai kompetensi yang sesuai (jika diperlukan), dan
mengevaluasi keefektifan tindakan yang diambil.

d) merekam bukti kompetensi

7.3 Kepedulian

Pekerja harus peduli terhadap:

a. kebijakan K3 dan sasaran K3

b. kontribusi mereka terhadap keefektifan SMK3, termasuk manfaat meningkatkan kinerja K3,

c. akibat yang timbul bila terjadi penyimpangan penerapan SMK3.

d. insiden dan hasil investigasi yang relevan dengan pekerja

e. bahaya K3, risiko dan tindakan yang ditetapkan relevan bagi pekerja

f. kemampuan untuk menghindari situasi kerja yang berbahaya serta tata cara perlindungan
bahaya
7.4 Komunikasi

Organisasi harus menetapkan saluran komunikasi, baik internal maupun eksternal, yang
relevan termasuk:

a. perihal yang akan dikomunikasikan

b. waktu untuk berkomunikasi (when)

c. dengan siapa berkomunikasi

1) komunikasi internal antar tingkatan dan fungsi

2) komunikasi dengan kontraktor dan tamu

3) komunikasi dengan pihak berkepentingan

d. cara berkomunikasi

Komunikasi harus

o mempertimbangkan berbagai aspek, misalnya gender, bahasa, budaya, literacy,


disability, dll
o mempertimbangkan peraturan perundangan dan peraturan lain
o menjamin bahwa informasi K3 yang diinformasikan konsisten dengan informasi
K3 dalam SMK3
o organisasi harus menanggapi komunikasi yang relevan dalam SMK3
o bukti komunikasi harus tersedia

7.4.2 Komunikasi internal

Organisasi harus;

 melalukan komunikasi internal tentang informasi SMK3 pada tingkatan dan fungsi,
termasuk perubahan SMK3
 memastikan proses komunikasi memungkinkan pekerja dapat berkontribusi pada
perbaikan yang berkelanjutan

7.4.3 Komunikasi eksternal


Organisasi harus melakukan komunikasi eksternal yang berhubungan dengan SMK3 dengan
mempertimbagkan aspek peraturan perundangan dan peraturan lain.

7.5. Informasi yang terdokumentasi

7.5.1 Umum

Sistem manajemen K3 harus mencakup:

a. informasi terdokumentasi yang disyaratkan ISO 45001:2018,

b. informasi terdokumentasi yang diperlukan organisasi untuk menerapkan SMK3 yang efektif.

Catatan: Cakupan dokumentasi dapat berbeda dari satu organisasi dengan organisasi yang lain
karena:

a. ukuran organisasi, jenis aktivitas, proses, produk dan jasa

b. kompleksitas proses dan interaksinya

c. kompetensi personil.

7.5.2. Membuat dan up date dokumen

Dalam membuat dokumen dan up date dokumen, organisasi harus memastikan:

a. identifikasi dan deskripsi (misalnya judul, tanggal, pembuat atau referensi)

b. format (misalnya bahasa, versi software, grafik) dan media (misalnya kertas atau elektronik)

c. pemeriksaan dan pengesahan dokumen.

7.5.3. Pengendalian informasi terdokumentasi

Dokumen penerapan sistem manajemen K3 dan ISO 45001 harus dikendalikan untuk menjamin:

a. dokumen tersedia bagi pihak-pihak yang membutuhkan dokumen dan tersedia di lokasi saat
diperlukan,
b.terlindungi (misalnya dari segi kerahasiaan, penyalahgunaan dokumen atau kehilangan
integritas)

Untuk mengendalikan dokumen, organisasi harus melaksanakan kegiatan berikut, jika dapat
dilakukan:

a. distribusi, akses, penarikan dan penggunaan dokumen,

b. penyimpanan dan pemeliharaan, termasuk memastikan agar dokumen selalu dapat dibaca.

c. kontrol perubahan (misalnya revisi dokumen)

d. masa simpan dan pemusnahan dokumen

Dokumen yang berasal dari pihak eksternal harus diidentifikasi dan dikendalikan

Catatan: Akses dokumen dapat diartikan sebagai keputusan untuk menentukan pihak yang hanya
diperbolehkan membaca dokumen tanpa kewenangan untuk merubah dokumen dan pihak yang
berwenang untuk membaca dan merubah dokumen.

8. Operasi
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional

8.1.1 Umum

Organisasi harus merencanakan, menerapkan dan mengkontrol proses-proses yang diperlukan


untuk memenuhi persyaratan SMK3 dan untuk menerapkan tindakan yang disyaratkan klausul 6
dengan cara:

a. menetapkan kriteria proses

b. menerapkan pengendalian proses sesuai dengan kriteria operasional.

c. memelihara bukti yang diperlukan untuk menjamin proses telah dilaksanakan sesuai rencana

d. diadopsi dalam bekerja oleh pekerja

At multi-employer workplaces, the organization shall coordinate the relevant parts of the OH&S
management system with the other organizations
8.1.2 Eliminiasi bahaya dan mengurangi risiko K3

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu proses untuk menghilangkan
bahaya dan mengurangi risiko K3 menggunakan hierarki kontrol berikut:

a. eliminasi bahaya

b. engineering control dan re-organisasi kerja

c. kontrol administrasi, termasuk training

d. penggunaan APD (Alat Pelindug Diri)

8.1.3 Manajemen perubahan

Organisasi harus menetapkan suatu proses untuk pengendalian perubahan, baik sementara atau
permanen, yang berdampak pada kinerja K3, termasuk:

a. produk, jasa dan proses baru, atau perubahan produk, layanan, dan proses, termasuk:

o lokasi dan lingkungan kerja


o organisasi kerja;
o kondisi kerja;
o peralatan;
o work force

b. perubahan peraturan perundangan dan peraturan lain

c. perubahan knowledge tentang bahaya dan risiko K3

d. pengembangan knowledge dan teknologi

Organisasi harus mengkaji konsekuensi perubahan yang tidak disengaja dan mengambil tindakan
untuk mengurangi dampak merugikan jika perlu

8.1.4 Pembelian

8.1.4.1 Umum

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu proses untuk mengontrol
pengadaan barang dan jasa dan menjamin kesesuaian dengan SMK3

8.1.4.2 Kontraktor
Organisasi harus mengkontrol kontraktor untuk mengendalikan risiko K3 yang timbul dari:

a. kegiatan dan operasi kontraktor yang berdampak pada organisasi;

b. kegiatan dan operasi organisasi yang berdampak terhadap pekerja kontraktor;

c. kegiatan dan operasi kontraktor yang berdampak pada pihak berkepentingan di tempat kerja.

 Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan SMK3 dipatuhi oleh kontraktor dan
pekerja kontraktor.
 Kriteria K3 seleksi kontraktor harus ditetapkan.

8.1.4.3 Outsourcing

Organisasi harus

 mengkontrol proses outsourcing


 pengendalian outsourcing harus konsisten dengan peraturan perundangan dan peraturan
lain
 lingkup kontrol proses outsourcing harus dinyatakan dalam SMK3

8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

 Organisasi harus melakukan tanggap darurat termasuk:

 a. menetapkan tanggap darurat yang direncanakan untuk situasi darurat, termasuk


penyediaan pertolongan pertama (first aid);

 b. menyediakan pelatihan tanggap darurat

 c. secara berkala melakukan uji coba dan melaksanakan kemampuan tanggap darurat
yang direncanakan;

 d. mengevaluasi proses tanggap darurat dan, jika perlu, merevisi tanggap darurat yang
direncanakan, termasuk setelah pengujian dan, khususnya, setelah terjadinya situasi
darurat;

 e. mengkomunikasikan dan memberikan informasi yang relevan kepada semua pekerja


tentang tugas dan tanggung jawabnya.
 f. mengkomunikasikan informasi yang relevan kepada kontraktor, pengunjung,
pemerintah, masyarakat sekitar tentang proses tanggap darurat,

 g. pengembangan tanggap darurat harus mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan


semua pihak berkepentingan yang relevan dan memastikan keterlibatan semua pihak

 Organisasi harus menyimpan dan informasi yang terdokumentasi mengenai proses


tanggap darurat.

9. Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja

9.1.1 Umum

 Organisasi harus memantau, mengukur, menganalisa dan mengevaluasi kinerja.


 Organisasi harus menentukan:

a) hal-hal yang perlu dipantau dan diukur, termasuk:

1) sejauh mana peraturan perundangan dan peraturan lain telah terpenuhi;

2) kegiatan dan operasi yang terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang

3) pencapaian sasaran K3

4) efektivitas pengendalian operasional

b) metode untuk pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja, sebagaimana berlaku,
untuk memastikan hasil yang valid;

c) kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja K3;

d) waktu pelaksanaan pemantauan dan pengukuran ;

e) bila hasil dari pemantauan dan pengukuran harus dianalisis, dievaluasi dan dikomunikasikan.

Organisasi harus:

 mengevaluasi kinerja K3 dan menentukan efektivitas SMK3


 memastikan bahwa peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi
 menyimpan informasi yang terdokumentasi antara lain bukti hasil pemantauan,
pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja, bukti pemeliharaan alat dan bukti kalibrasi atau
verifikasi
9.1.2 Evaluasi Kepatuhan Peraturan

Organisasi harus menetapkan proses untuk mengevaluasi pemenuhan peraturan perundangan dan
peraturan lain yang berlaku

a. menentukan frekuensi evaluasi kepatuhan

b. melakukan evaluasi kepatuhan dan tindakan yang diperlukan

c. menjaga pengetahuan dan pemahaman status kepatuhan peraturan.

d. mendokumentasikan bukti evaluasi kepatuhan

9.2 Audit internal

9.2.1 Umum

Organisasi harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana agar dapat menilai
SMK3:

a) memenuhi

1) persyaratan SMK3

2) persyaratan ISO 45001:2018

b) telah diterapkan dan dipelihara secara efektif.

9.2.2 Program audit internal

Organisasi harus:

a. merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara program audit, termasuk frekuensi,


metode, tanggung jawab, perencanaan dan pelaporan audit internal dengan mempertimbangkan
hasil audit terdahulu

b. menentukan kriteria audit dan lingkup audit;

c. menseleksi auditor dan menjamin obyektivitas dan ketidakberpihakan proses audit;

d. menjamin bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen yang relevan, manajemen
melaporkan ke pekerja atau perwakilan pekerja serta pihak berkepentingan
e. mengambil tindakan terhadap ketidaksesuaian dan melakukan perbaikan kinerja K3 yang
berkesinambungan

f. mendokumentasikan bukti kegiatan program audit dan hasil audit.

9.3 Tinjauan Manajemen

Manajemen puncak harus mengevaluasi SMK3 pada selang waktu terencana untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan keefektifan penerapan SMK3.

Agenda management review harus mencakup:

a. status tindak lanjut dari management review yang lalu,

b. perubahan isu eksternal dan internal yang relevan terhadap SMK3, termasuk

1. harapan pihak berkepentingan,


2. kepatuhan peraturan perundangan dan peraturan lain
3. risiko dan peluang

c. tingkat pencapaian kebijakan dan sasaran K3

d.Informasi kinerja K3 termasuk kecenderungan atas:

1. insiden, ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan perbaikan terus-menerus

2. hasil pemantauan dan pengukuran

3. pemenuhan peraturan perundangan dan peraturan lain

4. hasil audit

5. hasil konsultasi dan partisipasi

6. risiko dan peluang

e. kecukupan sumber daya

f. komunikasi yang relevan dari pihak-pihak berkepentingan

g. peluang untuk perbaikan berkelanjutan


Output management review harus mencakup:

 kesimpulan terhadap keberlanjutan, kesesuaian, kecukupan dan


keefektifan sistem manajemen K3
 keputusan yang berkaitan dengan peluang perbaikan yang
berkelanjutan
 keputusan yang berkaitan dengan setiap kebutuhan perubahan
sistem manajemen K3 dan sumber daya
 tindakan yang diperlukan jika sasaran K3 tidak tercapai
 peluang perbaikan yang berkaitan dengan integrasi sistem
manajemen K3 dengan proses bisnis
 setiap implikasi untuk arahan strategis organisasi

Manajemen puncak harus mengkomunikasikan hasil management review kepada pekerja dan
perwakilan pekerja jika ada

Organisasi harus mendokumentasikan bukti hasil management review.

10 Perbaikan
10.1 Umum

Organisasi harus menetapkan peluang perbaikan dan mengambil tindakan guna memenuhi
persyaratan SMK3

10.2 Insiden, Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi

Apabila terjadi insiden atau ketidaksesuaian, organisasi harus:

a) mengambil tindakan terhadap ketidaksesuaian dan melakukan hal-hal berikut (jika dapat
diterapkan):

1. mengambil tindakan kontrol dan langkah perbaikan


2. menangani konsekuensi ketidaksesuaian

b) melakukan evaluasi dengan melibatkan pekerja dan pihak berkepentingan terhadap tindakan
yang dibutuhkan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian agar tidak terjadi lagi dengan
cara:

1. investigasi insiden dan mengkaji ketidaksesuaian;


2. menentukan penyebab ketidaksesuaian;
3. menentukan ketidaksesuaian yang sama yang pernah yang
terjadi atau berpotensi terjadi;
c) meninjau penilaian risiko K3 yang sudah ada dan risiko lainnya jika perlu

d) menentukan dan menerapkan tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan korektif, sesuai
dengan hierarki kontrol dan manajemen perubahan

e) menilai risiko K3 yang terkait dengan bahaya baru atau bahaya yang berubah, sebelum
mengambil tindakan;

f) meninjau efektivitas dari setiap tindakan yang diambil, termasuk tindakan korektif;

g) melakukan perubahan SMK3 jika perlu.

Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak insiden atau ketidaksesuaian yang dihadapi

Organisasi harus mendokumentasikan bukti:

a) jenis ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil;

b) hasil dari setiap tindakan koreksi, termasuk efektifitas tindakan

10.3 Perbaikan berkelanjutan

Organisasi harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas SMK3 dengan cara:

a) meningkatkan kinerja K3;

b) mempromosikan budaya mendukung SMK3;

c) mempromosikan partisipasi pekerja dalam melaksanakan tindakan untuk peningkatan SMK3


yang berkelanjutan

d) mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja, dan
perwakilan pekerja;

e) menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti perbaikan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai