Ruang lingkup
Standar ISO 45001 memuat persyaratan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) yang dapat membantu organisasi menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
dengan cara mencegah cidera dan kesehatan buruk akibat kerja dan sekaligus secara proaktif
meningkatkan kinerja K3.
Standar ISO 45001 berlaku bagi setiap organisasi yang ingin mengembangkan, menerapkan dan
memelihara sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3, mengeliminasi bahaya dan meminimalkan risiko K3 dan sekligus
mengambil manfaat peluang K3 serta mengatasi ketidaksesuaian SMK3 akibat aktivitas
organisasi.
2. Standar acuan
Tidak ada acuan normatif dalam dokumen ini (standar ISO 45001)
Personil atau kelompok orang yang memiliki fungsi tersendiri dengan tanggung jawab,
wewenang dan hubungan untuk mencapai sasaran
Catatan: organisasi mencakup, tetapi tidak terbatas pada, pedagang perorangan, perusahaan,
korporasi, firma, otoritas, kemitraan, badan atau institusi amal, atau bagian atau kombinasi , baik
berupa perseroan terbatas atau tidak, perusahaan publik atau privat.
Personil atau organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh, atau merasa dirinya
dipengaruhi oleh keputusan atau kegiatan.
3.3 Pekerja
Personil yang melakukan pekerjaan atau dalam hubungan kerja dan berada di bawah
kendali organisasi.
Catatan: Para personil yang melakukan pekerjaan atau kegiatan terkait pekerjaan dengan
berbagai pengaturan, baik dibayar atau tidak, secara reguler atau sementara, bekerja dengan jeda
waktu atau musiman, tidak tetap atau secara paruh waktu.
3.4 Partisipasi
Catatan: Partisipasi mencakup keterlibatan komite K3 dan perwakilan pekerja (jika ada)
3.5 Konsultasi
Catatan: Konsultasi mencakup keterlibatan komite K3 dan perwakilan pekerja, apabila ada.
3.7 Kontraktor
3.8 Persyaratan
Catatan "secara umum tersirat" berarti merupakan kebiasaan atau praktik umum bagi organisasi
dan pihak yang berkepentingan bahwa kebutuhan atau harapan yang dipertimbangkan tersebut
tersirat. Persyaratan yang ditetapkan adalah persyaratan yang dinyatakan, misalnya dalam
informasi terdokumentasi.
Catatan: Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya adalah yang relevan
dengan SMK3.
Sekumpulan elemen yang saling terkait atau berinteraksi dari suatu organisasi untuk
menetapkan kebijakan, sasaran dan proses untuk mencapai tujuan tersebut
Catatan Sistem manajemen dapat mencakup satu disiplin atau beberapa disiplin.
Elemen sistem mencakup struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, perencanaan, operasi,
evaluasi kinerja, dan peningkatan.
Ruang lingkup sistem manajemen boleh mencakup keseluruhan organisasi, fungsi yang spesifik
dan teridentifikasi dari organisasi, bagian yang spesifik dan teridentifikasi dari organisasi, atau
satu atau beberapa fungsi di antara sekelompok organisasi.
Sistem manajemen atau bagian dari sistem manajemen yang digunakan untuk mencapai
kebijakan K3.
Catatan: Hasil yang diharapkan dari SMK3 adalah untuk mencegah cedera dan gangguan
kesehatan dalam hubungan kerja pada pekerja dan untuk menyediakan tempat kerja yang aman
dan sehat.
Istilah "keselamatan dan kesehatan kerja" dan "keselamatan dan kesehatan kerja" memiliki arti
yang sama.
Personil atau sekelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi (3.1)
pada kedudukan yang paling tinggi
Jika ruang lingkup sistem manajemen (3.10) hanya mencakup bagian organisasi, maka
manajemen puncak mengacu kepada mereka yang mengarahkan dan mengendalikan bagian dari
organisasi tersebut.
3.13 Efektivitas
Sejauh mana kegiatan yang direncanakan direalisasikan dan hasil yang direncanakan tercapai
3.14 Kebijakan
Tujuan dan arah organisasi (3.1), yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak (3.12)
Kebijakan untuk mencegah cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja kepada
pekerja dan untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
Sasaran dapat berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu (seperti sasaran keuangan, kesehatan
dan keselamatan, dan lingkungan) dan dapat diterapkan pada tingkat yang berbeda (seperti
strategis, organisasi, proyek, produk dan proses).
Suatu sasaran dapat diungkapkan dengan cara lain, misalnya sebagai suatu hasil yang diinginkan,
tujuan, kriteria operasional, sebagai sasaran K3, atau dengan menggunakan kata lain dengan
makna yang serupa (misalnya maksud, tujuan, atau target).
Sasaran yang ditetapkan oleh organisasi (3.1) untuk mencapai hasil spesifik yang konsisten
dengan kebijakan K3
Catatan: Dampak buruk ini termasuk penyakit dalam hubungan kerja, sakit dan kematian. Istilah
"cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja" menyiratkan adanya cedera atau
gangguan kesehatan dalam hubungan kerja, baik secara tersendiri atau kombinasi keduanya.
3.19 Bahaya
Sumber dengan potensi menyebabkan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja.
Caatan: Bahaya dapat mencakup sumber dengan potensi menyebabkan bahaya atau situasi
berbahaya, atau keadaan dengan potensi paparan yang menyebabkan cedera dan gangguan
kesehatan dalam hubungan kerja.
3.20 Risiko
Efek ketidakpastian
Catatan: Efek adalah penyimpangan dari yang diharapkan - positif atau negatif.
Ketidakpastian adalah suatu keadaan, dapat secara parsial, kurangnya informasi berkaitan
dengan, pemahaman atau pengetahuan, suatu kejadian, konsekuensi, atau kemungkinan.
Risiko sering dikenali sebagai "potensi kejadian" (sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman
ISO 73:2009, 3.5.1.3) dan "konsekuensi" (sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman ISO 73:
2009, 3.6.1.3), atau kombinasi dari keduanya.
Risiko sering dinyatakan dalam bentuk kombinasi konsekuensi dari suatu kejadian (termasuk
perubahan keadaan) dan “kemungkinan” yang terkait dari kejadian (sebagaimana didefinisikan
dalam Pedoman ISO 73: 2009, 3.6.1.1).
Dalam dokumen ini, bila istilah "risiko dan peluang" digunakan, hal tersebut berarti risiko K3,
peluang K3 dan risiko serta peluang lainnya pada sistem manajemen.
Kombinasi kemungkinan terjadinya kejadian atau paparan berbahaya yang terkait dengan
pekerjaan dan keparahan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja yang dapat
disebabkan oleh kejadian-kejadian atau paparan-paparan
Kondisi atau serangkaian keadaan yang dapat mengarah perbaikan kinerja K3 (3.28)
3.23 Kompetensi
Kemampuan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Informasi yang perlu dikendalikan dan dipelihara oleh organisasi (3.1) dan perlu media di mana
informasi tersebut dimuat
Catatan: Informasi terdokumentasi dalam berbagai format, media, dan dari berbagai sumber.
Informasi terdokumentasi dapat merujuk pada:
3.25 Proses
Sekumpulan aktivitas yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah masukan menjadi
keluaran
3.26 Prosedur
3.27 Kinerja
Catatan: Kinerja dapat terkait dengan temuan kuantitatif atau kualitatif. Hasil dapat ditetapkan
dan dievaluasi menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif. Kinerja dapat terkait dengan
pengelolaan kegiatan, proses (3.25), produk (termasuk layanan), sistem atau organisasi (3.1).
Membuat kesepakatan di mana organisasi eksternal (3.1) melakukan bagian dari fungsi atau
proses organisasi (3.25)
Catatan: Suatu organisasi eksternal berada di luar ruang lingkup sistem manajemen (3.10),
meskipun fungsi atau proses yang dialihdayakan berada dalam ruang lingkup.
3.30 Pemantauan
Catatan: menentukan status, mungkin ada kebutuhan untuk memeriksa, mengawasi atau
mengamati secara kritis.
3.31 Pengukuran
3.32 Audit
Proses yang sistematis, independen dan terdokumentasi (3.25) untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit terpenuhi
Catatan: Audit dapat berupa audit internal (pihak pertama) atau audit eksternal (pihak kedua atau
pihak ketiga), dan dapat berupa audit gabungan (menggabungkan dua atau lebih disiplin). Audit
internal dilakukan oleh organisasi (3.1) sendiri, atau oleh pihak eksternal atas nama organisasi.
"Bukti audit" dan "kriteria audit" didefinisikan dalam ISO 19011.
3.33 Kesesuaian
Catatan: Ketidaksesuaian terkait dengan persyaratan dalam dokumen ini dan persyaratan
tambahan SMK3 (3.11) yang ditetapkan oleh organisasi (3.1).
3.35 Insiden
Kejadian yang timbul dari, atau disebabkan oleh, pekerjaan yang dapat atau memang
mengakibatkan cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja (3.18)
Catatan: Suatu insiden dimana terjadi cedera dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja
kadang-kadang disebut sebagai "kecelakaan (accident)". Suatu insiden di mana tidak ada cedera
dan gangguan kesehatan dalam hubungan kerja terjadi, tetapi memiliki potensi untuk terjadi,
boleh disebut sebagai “near-miss”, “near-hit” atau “close call”. Meskipun ada satu atau lebih
ketidaksesuaian (3.34) terkait dengan insiden, insiden juga dapat terjadi jika tidak ada
ketidaksesuaian.
Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian (3.34) atau insiden (3.35) dan untuk
mencegah terulang kembali
Catatan: Istilah ini merupakan salah satu istilah umum dan definisi inti standar sistem
manajemen ISO yang terdapat dalam Annex SL of the Consolidated ISO Supplement to the
ISO/IEC Directives, Part 1. Definisi ini telah dimodifikasi untuk memasukkan referensi ke
“insiden ”, dimana insiden merupakan faktor kunci dalam K3, namun kegiatan yang diperlukan
untuk mengatasinya sama dengan ketidaksesuaian, melalui tindakan korektif.
Catatan: Meningkatkan kinerja terkait dengan SMK3 (3.11) dalam rangka mencapai peningkatan
kinerja K3 secara keseluruhan (3.28) konsisten dengan kebijakan K3 (3.15) dan sasaran K3
(3.17). Berkelanjutan tidak berarti secara terus menerus, sehingga aktivitas tidak perlu dilakukan
di semua area secara bersamaan.
4. Konteks organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteks organisasi
Organisasi harus:
menentukan isu internal dan eksternal yang relevan dan yang berpengaruh pada ke-
mampuan untuk mencapai hasil yang di-harapkan dari penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
o batasan (boundaries)
o aplikasi (applicability)
c) aktivitas pekerjaan yang dilakukan, ter-masuk yang direncanakan dalam kontrol organisasi
dan berdampak pada kinerja K3
Ruang lingkup penerapan sistem manajemen K3 harus didokumentasikan.
Organisasi harus
h) mempromosikan improvement
k) melindungi pekerja dari ancaman (reprisal) saat melaporkan insiden, bahaya, risiko
dan peluang;
l) menjamin diterapkannya proses konsultasi dan partisipasi pekerja
5.2 Kebijakan K3
Kebijakan K3 harus:
a) memuat komitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
f) memuat komitmen untuk menerapkan proses konsultasi dan partisipasi pekerja, termasuk
perwakilan pekerja (jika ada)
Kebijakan K3 harus:
Organisasi harus:
Organisasi harus:
a) menyediakan mekanisme, waktu, pelatihan, dan sumber daya yang diperlukan untuk
konsultasi dan partisipasi;
b) menyediakan akses informasi SMK3 tepat waktu, jelas, dapat dimengerti dan relevan
c) determine and remove obstacles or barriers to participation and minimize those that cannot be
removed;
o bahaya
o risiko K3 dan risiko lain
o peluang K3 dan peluangan lain
o peraturan perundangan dan peraturan lain
Organisasi harus menetapkan dan menilai risiko dan peluang yang relevan dengan, proses,
perubahan dan penerapan SMK3 Apabila ada perubahan, organisasi harus melakukan asesmen,
baik permanen atau temporary, sebelum perubahan diterapkan. Informasi terdokumentasi harus
dibuat untuk;
a) pengaturan pekerjaan (how work is organised), faktor sosial (termasuk beban kerja, waktu
kerja, penipuan (victimization), gangguan, bullying, kepemimpinan dan budaya organisasi
b) aktivitas dan situasi rutin serta non rutin, termasuk bahaya yang bersumber dari:
c) kejadian insiden di masa lalu, baik internal maupun eksternal, termasuk emergency dan
penyebabnya
1. akses tempat kerja dan aktivitasnya, termasuk pekerja, kontraktor, tamu dan pihak
lain
2. orang-orang sekitar tempat kerja yang berdampak akibat kegiatan organisasi;
3. pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi;
1. desain area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur dan organisasi kerja,
termasuk adaptasinya dengan kebutuhan dan kemampuan para pekerja yang
terlibat;
2. situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh kegiatan di
bawah kendali organisasi;
3. situasi yang tidak dikontrol oleh organisasi dan terjadi di sekitar tempat kerja
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi orang-
orang di area kerja;
Organisasi harus
Organisasi harus
b. memastikan peraturan perundangan dan peraturan lain telah diterapkan dan dikomunikasikan
Bukti peraturan perundangan dan peraturan lain harus tersedia, termasuk perubahan peraturan.
a) langkah-langkah:
o hirarki kontrol
o best practices
o teknologi
o keuangan
o operasional
o bisnis
6.2.1 Sasaran K3
Organisasi harus menetapkan sasaran K3 pada fungsi, tingkatan, dan proses yang relevan.
Sasaran K3 harus:
c) mempertimbangkan
d) dimonitor,
e) dikomunikasikan,
d. target waktu,
7. Dukungan
7.1 Sumber daya
Organisasi harus menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menerapkan, memelihara
dan meningkatkan SMK3 yang efektif
7.2 Kompetensi
Organisasi harus:
c. mengambil tindakan untuk mencapai kompetensi yang sesuai (jika diperlukan), dan
mengevaluasi keefektifan tindakan yang diambil.
7.3 Kepedulian
b. kontribusi mereka terhadap keefektifan SMK3, termasuk manfaat meningkatkan kinerja K3,
e. bahaya K3, risiko dan tindakan yang ditetapkan relevan bagi pekerja
f. kemampuan untuk menghindari situasi kerja yang berbahaya serta tata cara perlindungan
bahaya
7.4 Komunikasi
Organisasi harus menetapkan saluran komunikasi, baik internal maupun eksternal, yang
relevan termasuk:
d. cara berkomunikasi
Komunikasi harus
Organisasi harus;
melalukan komunikasi internal tentang informasi SMK3 pada tingkatan dan fungsi,
termasuk perubahan SMK3
memastikan proses komunikasi memungkinkan pekerja dapat berkontribusi pada
perbaikan yang berkelanjutan
7.5.1 Umum
b. informasi terdokumentasi yang diperlukan organisasi untuk menerapkan SMK3 yang efektif.
Catatan: Cakupan dokumentasi dapat berbeda dari satu organisasi dengan organisasi yang lain
karena:
c. kompetensi personil.
b. format (misalnya bahasa, versi software, grafik) dan media (misalnya kertas atau elektronik)
Dokumen penerapan sistem manajemen K3 dan ISO 45001 harus dikendalikan untuk menjamin:
a. dokumen tersedia bagi pihak-pihak yang membutuhkan dokumen dan tersedia di lokasi saat
diperlukan,
b.terlindungi (misalnya dari segi kerahasiaan, penyalahgunaan dokumen atau kehilangan
integritas)
Untuk mengendalikan dokumen, organisasi harus melaksanakan kegiatan berikut, jika dapat
dilakukan:
b. penyimpanan dan pemeliharaan, termasuk memastikan agar dokumen selalu dapat dibaca.
Dokumen yang berasal dari pihak eksternal harus diidentifikasi dan dikendalikan
Catatan: Akses dokumen dapat diartikan sebagai keputusan untuk menentukan pihak yang hanya
diperbolehkan membaca dokumen tanpa kewenangan untuk merubah dokumen dan pihak yang
berwenang untuk membaca dan merubah dokumen.
8. Operasi
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
8.1.1 Umum
c. memelihara bukti yang diperlukan untuk menjamin proses telah dilaksanakan sesuai rencana
At multi-employer workplaces, the organization shall coordinate the relevant parts of the OH&S
management system with the other organizations
8.1.2 Eliminiasi bahaya dan mengurangi risiko K3
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu proses untuk menghilangkan
bahaya dan mengurangi risiko K3 menggunakan hierarki kontrol berikut:
a. eliminasi bahaya
Organisasi harus menetapkan suatu proses untuk pengendalian perubahan, baik sementara atau
permanen, yang berdampak pada kinerja K3, termasuk:
a. produk, jasa dan proses baru, atau perubahan produk, layanan, dan proses, termasuk:
Organisasi harus mengkaji konsekuensi perubahan yang tidak disengaja dan mengambil tindakan
untuk mengurangi dampak merugikan jika perlu
8.1.4 Pembelian
8.1.4.1 Umum
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu proses untuk mengontrol
pengadaan barang dan jasa dan menjamin kesesuaian dengan SMK3
8.1.4.2 Kontraktor
Organisasi harus mengkontrol kontraktor untuk mengendalikan risiko K3 yang timbul dari:
c. kegiatan dan operasi kontraktor yang berdampak pada pihak berkepentingan di tempat kerja.
Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan SMK3 dipatuhi oleh kontraktor dan
pekerja kontraktor.
Kriteria K3 seleksi kontraktor harus ditetapkan.
8.1.4.3 Outsourcing
Organisasi harus
c. secara berkala melakukan uji coba dan melaksanakan kemampuan tanggap darurat
yang direncanakan;
d. mengevaluasi proses tanggap darurat dan, jika perlu, merevisi tanggap darurat yang
direncanakan, termasuk setelah pengujian dan, khususnya, setelah terjadinya situasi
darurat;
9. Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
9.1.1 Umum
2) kegiatan dan operasi yang terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang
3) pencapaian sasaran K3
b) metode untuk pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja, sebagaimana berlaku,
untuk memastikan hasil yang valid;
e) bila hasil dari pemantauan dan pengukuran harus dianalisis, dievaluasi dan dikomunikasikan.
Organisasi harus:
Organisasi harus menetapkan proses untuk mengevaluasi pemenuhan peraturan perundangan dan
peraturan lain yang berlaku
9.2.1 Umum
Organisasi harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana agar dapat menilai
SMK3:
a) memenuhi
1) persyaratan SMK3
Organisasi harus:
d. menjamin bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen yang relevan, manajemen
melaporkan ke pekerja atau perwakilan pekerja serta pihak berkepentingan
e. mengambil tindakan terhadap ketidaksesuaian dan melakukan perbaikan kinerja K3 yang
berkesinambungan
Manajemen puncak harus mengevaluasi SMK3 pada selang waktu terencana untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan keefektifan penerapan SMK3.
b. perubahan isu eksternal dan internal yang relevan terhadap SMK3, termasuk
4. hasil audit
Manajemen puncak harus mengkomunikasikan hasil management review kepada pekerja dan
perwakilan pekerja jika ada
10 Perbaikan
10.1 Umum
Organisasi harus menetapkan peluang perbaikan dan mengambil tindakan guna memenuhi
persyaratan SMK3
a) mengambil tindakan terhadap ketidaksesuaian dan melakukan hal-hal berikut (jika dapat
diterapkan):
b) melakukan evaluasi dengan melibatkan pekerja dan pihak berkepentingan terhadap tindakan
yang dibutuhkan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian agar tidak terjadi lagi dengan
cara:
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan korektif, sesuai
dengan hierarki kontrol dan manajemen perubahan
e) menilai risiko K3 yang terkait dengan bahaya baru atau bahaya yang berubah, sebelum
mengambil tindakan;
f) meninjau efektivitas dari setiap tindakan yang diambil, termasuk tindakan korektif;
Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak insiden atau ketidaksesuaian yang dihadapi
Organisasi harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas SMK3 dengan cara:
d) mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja, dan
perwakilan pekerja;