Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
2021
ISO 45000 DAN MANFAATNYA
1. PENGERTIAN ISO 45001
ISO 45001 Tahun 2018 merupakan standar bertaraf internasional yang menetapkan
berbagai persyaratan untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja atau dikenal
dengan SMK3. Tujuannya adalah untuk membantu organisasi dalam memperbaiki kinerja
K3, pencegahan kecelakaan kerja dan meningkatkan kesehatan karyawan. Standar ini bisa
diterapkan pada semua organisasi tanpa memperhatikan ukuran, jenis dan sifat pekerjaannya.
ISO 45001 memungkinkan sebuah organisasi, untuk dapat menerapkan Sistem K3 nya
selaras dengan peraturan dan persyaratan Undang undang atau peraturan lain yang berlaku di
Negara tersebut. Sehingga ini mempermudah organisasi dalam memonitor segala peraturan
yang wajib mereka patuhi.
1.1. Alasan Penerapan Standar ISO 45001
Beberapa alasan mengapa organisasi harus menerapkan standar K3 ini:
K3 merupakan kebutuhan dasar manusia.
Bentuk tanggung jawab atau respect dari organisasi.
Organisasi bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan Kesehatan karyawan
sebagai aset dan pihak lainnya yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas.
Sesuai dengan amanat dari Undang Undang No. 13 / 2003 Pasal 86 dan 87.
Sebagai bekal untuk menghadapi tantangan Industri dan persaingan di
perdagangan Global.
2. TUJUAN PENERAPAN STANDAR ISO 45001
Hasil yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah:
Perbaikan yang berkelanjutan atau continual improvement terhadap performa K3
dari organisasi.
Memenuhi peraturan perundang-undangan dan berbagaipersyaratan lainnya.
Untuk mencapai tujuan dari K3 yaitu : Zero Accident (tidak ada kecelakaan kerja),
Zero Harm (tidak ada cedera kerja), Zero Fatality (tidak ada kematian akibat
kerja).
3. SEJARAH ISO 45001
Standar ISO 45001 diterbitkan oleh lembaga ISO pertama kali pada Oktober 2013.
Disusun oleh komite ISO/PC 283 yang bertanggung jawab langsung untuk proses
standardisasi, tidak kurang dari perwakilan 70 negara ikut terlibat dalam proses
penyusunannya. Revisi terbaru standar ini dipublikasikan pada Maret 2018, dengan nama
ISO 45001:2018.
ISO 45001 disusun untuk menggantikan OHSAS 18001, lembaga BSI ditunjuk untuk
melakukan proses penarikan resmi dari standar BS OSHAS 18001 pada March 2021. Proses
migrasi standar tersebut akan berakhir pada tahun 2021, jadi perusahaan yang masih
menggunakan OHSAS 18001 masih diberikan waktu untuk merubah standarnya hingga tahun
tersebut. ISO 45001 menggunakan panduan struktur sesuai standar sistem manajemen yaitu
An nex SL, hal ini dilakukan untuk memudahkan integrasi dengan standar sistem manajemen
lain seperti ISO 9001 dan ISO 14001.
4. STRUKTUR STANDAR ISO 45001
a. Scope
Klausa mengenai penjelasan Ruang Lingkup, Organisasi menentukan ruang lingkup
SMK3, apakah akan menetapkan seluruh area organisasi atau hanya sebagian dalam
menerapkan ISO 45001:2018.
b. Normative References
Penjelasan mengenai Referensi normative Standar. Persyaratan normative yang
dimaksud adalah semua informasi terdokumentasi yang dijadikan acuan dalam
menerapkan AMK3 ISO 45001:2018.
c. Terms and Definitions
Istilah dan definisi yang dimaksud adalah penjelasan definisi secara detail atas
beberapa istilah yang digunakan dalam klausal ISO 45001:2018 SMK3 itu sendiri dan
menghindari kesalahpahaman organisasi dalam mempelajari ISO 45001.
d. Context of The Organization
1. Understanding the organization and its context (new)
Memahami organisasi dan konteksnya, termasuk klausa baru di versi 2018, dapat
dilakukan dengan cara :
Menetapkan isu eksternal dan internal yang relevan
Menentukan faktor dan kondisi yang mempengaruhi operasional organisasi,
misalnya : peraturan, tata kelola stakeholders, visi-misi perusahaan.
2. Understanding the needs and expectations of workers and other interested
parties (new)
Memahami kebutuhan dan harapan dari pekerja dan pihak pemangku kepentingan
yang lain, maksudnya adalah :
Pihak berkepentingan yang relevan, seperti : pekerja, pemerintah, pelanggan
atau customer, masyarakat, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), anggota
dewan, competitor, regulator dan lainnya.
Kebutuhan dan harapan yang relevan dari pekerja dan pihak berkepentingan.
Sebaiknya perusahaan mengutamakan kebutuhan dan harapan dari sisi
“Pekerja” terlebih dahulu sebelum pihak lain.
3. Determining the scope of the OH&S management system
Menentukan ruang lingkup sistem manajemen OH&S dilakukan dengan cara :
Menentukan batasan penerapan SMK3, termasuk aktivitas yang dalam kendali
atau pengaruh organisasi yang dapat berdampak terhadap performa SMK3.
4. OH&S management System
Sistem manajemen OH&S termasuk pada proses organisasi dan interaksinya yang
termasuk dalam scope SMK3.
e. Leadership and Participation
1. Leadership and commitment
Kepemimpinan dan Komitmen dapat dilakukan dengan :
Penekanan pada akuntabilitas manajemen puncak untuk memastikan konsultasi
dan partisipasi dengan para pekerja
Meningkatkan kinerja dan mendukung SMK3 serta integrasinya ke dalam
proses bisnis lainnya
Perlindungan terhadap pekerja dari “serangan balik” (reprisal) ketika
melaporkan kejadian kecelakaan, bahaya, risiko (termasuk social or sexual
harassment)
Mendukung terbentuknya dan berjalannya fungsi komite K3 (P2K3)
Delegasi diperbolehkan namun tetap terlibat
Perwakilan Manajemen tidak lagi disebutkan secara eksplisit (Management
Representative)
2. OH&S Policy
Kebijakan terhadap OH&S ditentukan oleh Manajemen Puncak atau Top
Management. Top Management adalah orang atau kelompok orang yang secara
langsung mengendalikan organisasi pada posisi tertinggi. Manajemen Puncak harus
menetapkan, mengimplementasikan dan memelihara kebijakan K3 yang :
Termasuk komitmen untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
untuk mencegah KK dan PAK
Menyediakan kerangka kerja untuk mengatur sasaran K3
Termasuk komitment untuk pemenuhan perundangan dan persyaratan lainnya
Termasuk komitmen untuk mengeliminasi hazard dan mengurasi risiko K3
Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement
Termasuk komitmen untuk konsultasi dan partisipasi pekerja
Kebijakan tersebut harus :
Tertulis
Dikomunikasikan
Tersedia untuk pihak berkepentingan
3. Organization roles, responsibilities and authorities
Wewenang, tanggung jawab dan peran dari organisasi juga ditentukan oleh
Top Management. Top manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan
wewenang untuk peran yang relevan dalam SMK3 diberikan dan dikomunikasikan
kepada seluruh level serta terdokumentasi. Jobdesc mengenai tanggung jawab dan
wewenang terhadap K3 juga harus tercantum.
4. Participation and consultation
Konsultasi dan partisipasi dari pekerja, maksudnya adalah penekanan terhadap
keterlibatan pekerja dalam proses SMK3. Seperti contoh : penentuan kebutuhan dan
harapan pihak berkepentingan, penetapan kebijakan K3, penentuan langkah
pemenuhan perundangan , penentuan tujuan dan perencanaan K3 dan sebagainya.
f. Planning
1. Actions to address risks and opportunities (new)
Klausa baru mengenai tindakan untuk mengatasi resiko dan peluang. Ketika
melakukan perencanaan SMK3, sebuah organisasi harus mempertimbangkan terkait
issue yang ada pada klausa : 4.1 (context), 4.2 (Interested parties), 4.3 (Scope). Risk
and Opportunities tersebut harus mencakup semua hal berikut : Hazards, Risiko K3
dan risiko lainnya, Peluang K3 dan peluang lainnya dan Persyaratan peraturan
perundangan. Kemudian, organisasi juga harus memelihara dokumentasi yang
terkait dengan : Risiko dan peluang dan Prosedur atau mekanisme dan tindakan yang
dibutuhkan dalam penentuan risk and opportunities.
1.2. Hazard identification and assessment of risks and opportunities
Identifikasi bahaya dan penilaian terhadap resiko dan peluang.
g. Support
1. Resources
Berupa penyediaan sumber daya untuk penerapan SMK3.
2. Competence
Klausa Kompetensi ini dilakukan dengan :
Organisasi harus menetapkan kompetensi pekerja yang bisa berdampak terhadap
peforma K3. Misalnya : Operator Forklift kompetensi Lisensi Operator Forklift.
Memastikan pekerja kompeten (termasuk kemampuan untuk identifikasi
hazard), berdasarkan pendidikan, training, atau pengalaman.
Adanya evaluasi keefektifan pelatihan
Tersedianya dokumentasi bukti kompetensi
3. Awareness (Kesadaran)
Setiap karyawan harus aware atau sadar mengenai:
Kebijakan K3 dan Tujuan K3
Kontribusi mereka terhadap keefektifan SMK3
Implikasi dan konsekuensi dari tidak menjalankan SMK3
Insiden dan hasil investigasi yang terkait dengan mereka
Hazard, risiko, dan action yang ditetapkan yang terkait dengan mereka
Kemampuan untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi kerja yang Danger
terhadap kehidupan dan kesehatan.
4. Communication
Komunikasi terbagi menjadi 2 klausa yaitu Internal Communication dan External
Communication
5. Documented information (new)
Klausa baru mengenai informasi yang terdokumentasi, mengatur bahwa :
Tidak lagi dipersyaratkan level dokumen
Dokumen lagi tidak harus berbentuk hard copy, bisa soft copy misa foto, video,
dsb
h. Operation
1. Operation planning and control
1.1. General
Implementasi semua yang sudah direncanakan pada klausul 6
1.2. Eliminating hazards and reducing OH&S risks (new)
Pengendalian bahaya harus sesuai hierarki pengendalian bahaya Eliminasi,
Substitusi, Engineering Control, Administrasi dan APD.
1.3. Management of change (new)
Klausul baru mengenai segala perubahan yang dapat berdampak terhadap
peforma K3 harus dikendalikan, termasuk:
Produk, jasa dan proses baru atau perubahan pada produk, jasa atau proses
eksisting (kondisi lingkungan kerja, organisasi, peralatan, man power).
Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
Perubahan informasi bahaya dan risiko
Perkembangan teknologi
Organisasi harus mereview konsekuensi dari perubahan yang tidak diinginkan,
menetapkan mitigasi yang penting dilakukan (Contigency Plan).
1.4. Procurement
Procurement adalah bagian pembelian dan manajemen pemasok atau supplier.
1.4.1. General
1.4.2. Contractors (new)
Organisasi harus berkoordinasi dengan kontraktor untuk Identifikasi
hazard dan kontrol risiko yang timbul dari:
Aktivitas dan operasional kontraktor yang berdampak terhadap
organisasi
Aktivitas dan operasional organisasi yang berdampak terhadap
kontraktor
Aktivitas dan operasional kontraktor yang berdampak terhadap pihak
berkepentingan
JSA atau risk assessment kontraktor untuk pekerjaannya
Organisasi harus memastikan kontraktor memenuhi semua persyaratan
SMK3 yang diterapkan oleh perusahaan. Proses procurement harus
menetapkan dan menerapkan kriteria K3 pada tahap seleksi kontraktor.
1.4.3. Outsourcing (new)
Organisasi harus memastikan bahwa fungsi dan proses yang dijalankan di
oursourching terkendali.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.(2018).Pengertian ISO 45001 dan Manfaat Penerapannya. https://sertifikat-
iso.com/pengertian-iso-45001-dan-manfaat-penerapannya/.Diakses Tanggal 24 Juni
2021.
Nuzul Syarifah.(2018).ISO 45001:2018 Sistem Manajemen K3.
https://www.scribd.com/presentation/387821602/ISO-45001-2018-Sistem-Manajeme-
K3-Rev-01-ppt.Diakses Tanggal 24 Juni 2021.
Adipurnomo.(2019).Standar ISO 45001 Health and Safety. https://standarku.com/standar-iso-
45001/.Diakses tanggal 24 Juni 2021.