Anda di halaman 1dari 8

PERAN HEPSIDIN SEBAGAI REGULATOR METABOLISME BESI

Diana S Purwanto

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: shintapurwanto@yahoo.co.id

Abstract: Hepcidin is an antimicrobial peptide hormone synthesized in the liver, distributed


in plasma, and excreted in urine. Besides that, it is a main regulator of iron metabolism.
Hepcidin belongs to the type II acute phase proteins and its synthesis is mainly controlled by
the activity of bone marrow erythropoiesis, iron storage, and inflammatory processes in the
body. It acts as a negative regulator of intestinal iron absorption and removal by macrophages
and hepatocytes. Hepcidin, bound to the ferroportin receptor, causes the internalization and
degradation of ferroportin which leads to iron retention in enterocytes, macrophages, and
hepatocytes. Hepcidin synthesis is stimulated by a high transferrin saturation (iron excess and
inflammation), and is inhibited by a low transferin saturation (anemia and hypoxia). Its excess
is a major contributor to the pathogenesis of anemia in inflammatory processes, as well as its
deficiency being responsible for most cases of hereditary hemochromatosis.
Keywords: hepcidin, antimicrobial peptide, iron, inflamation, hemochromatosis.

Abstrak: Hepsidin merupakan hormon peptida antimikroba yang disintesis oleh hepar,
didistribusikan dalam plasma dan diekskresi melalui urin. Hepsidin menjadi regulator utama
bagi metabolisme zat besi. Sintesis hepsidin terutama dikontrol oleh aktivitas eritropoiesis
sumsum tulang, penyimpanan zat besi, dan adanya inflamasi dalam tubuh; juga telah
dibuktikan merupakan protein fase akut tipe II. Hepsidin berperan sebagai regulator negatif
absorpsi besi usus dan pelepasan besi oleh makrofag dan hepatosit. Hepsidin yang terikat pada
reseptor feroportin menyebabkan internalisasi dan degradasi feroportin dan retensi besi dalam
enterosit, makrofag dan hepatosit. Sintesis hepsidin dirangsang ketika saturasi transferin
tinggi (saat terdapat kelebihan besi dan inflamasi), sebaliknya sintesis hepsidin dihambat
ketika saturasi transferin rendah (pada anemia dan hipoksia). Kelebihan hepsidin merupakan
kontributor utama terhadap patogenesis anemia inflamasi, dan kekurangan hepsidin
bertanggung jawab pada sebagian besar kasus hemochromatosis herediter.
Kata kunci: hepsidin, peptida antimikroba, besi, inflamasi, hemokromatosis.

Hepsidin adalah hormon peptida anti- hepatic antimicrobial peptida (HAMP). De-
mikroba yang disintesis oleh hepar sebagai wasa ini hormon tersebut dikenal sebagai
respon terhadap rangsangan inflamasi dan hepsidin karena berasal dari hati (hepar)
kelebihan besi. Hormon ini pertama kali dan berefek bakterisidal secara in vitro.1
ditemukan dalam urin dan serum manusia. Hepsidin ditemukan secara tidak se-
Studi selanjutnya pada tikus model mem- ngaja ketika gen hepsidin dikeluarkan dari
berikan informasi lengkap dari struktur, sekelompok tikus dan kemudian tikus
fungsi, dan regulasi hepsidin. Awalnya berkembang dengan kelebihan zat besi
hepsidin diisolasi dari ultrafiltrat plasma jaringan yang progresif. Sebaliknya, bila
dan disebut sebagai liver-expressed anti- hepsidin sangat berlebih, fetus tikus mati
microbial peptida (LEAP-1), selanjutnya akan mati in utero karena kekurangan zat
diisolasi dari urin manusia dan diberi nama besi yang sangat berat. Hal ini mengindi-

88
Purwanto: Peran Hepsidin sebagai regulator metabolisme besi 89

kasikan bahwa hepsidin mungkin terlibat residu asam amino, di dalam urin juga
dalam transpor besi maternal-fetus melalui terdapat bentuk 20 dan 22 residu asam
plasenta. Tidak seperti peptida antimikroba amino akibat terpotong pada terminal N
lainnya dengan urutan peptida yang sangat (Gambar 1). Peptida-peptida ini menampil-
bervariasi antar spesies, urutan peptida kan aktivitas regulasi besi yang lebih ren-
hepsidin pada beberapa spesies mamalia dah dan mungkin merupakan hasil degra-
(tikus dan babi) dan ikan ternyata hampir dasi dari bentuk 25 residu asam amino.
identik dengan manusia. Terdapat sedikit Bentuk 25 dan 20 residu asam amino
perbedaan antara gen hepsidin manusia dan terdeteksi dalam urin dan plasma manusia,
tikus yaitu pada gen manusia hanya ter- sedangkan bentuk 22 residu asam amino
dapat satu macam hepsidin, sedangkan pa- hanya teridentifikasi dalam urin. Hal ini
da tikus terdapat dua macam hepsidin menunjukkan bahwa bentuk 22 residu
(hepsidin 1 dan 2). Berbeda dengan hepsi- mungkin merupakan produk degradasi hep-
din 1, ekspresi hepsidin 2 tidak berpenga- sidin-25 urin.5
ruh terhadap metabolisme besi.2 Hepsidin Studi terbaru menunjukkan bahwa bio-
menjadi regulator utama bagi homeostasis
aktivitas regulasi besi hampir seluruhnya
zat besi, dimana sintesisnya terutama di-
dihasilkan oleh peptida 25 residu asam
kontrol oleh aktivitas eritropoiesis sumsum
amino yang menandakan bahwa lima
tulang, penyimpanan zat besi, dan adanya
amino terminal N sangat esensial untuk
inflamasi dalam tubuh. Hepsidin juga telah
aktivitas tersebut.4 Bentuk 25 residu asam
dibuktikan merupakan protein fase akut
tipe II.3 amino ini juga telah terbukti memiliki efek
antibakteri dan anti jamur. Hal ini
menyebabkan hepsidin tergolong kelompok
STRUKTUR HEPSIDIN kaya sistein dan kationik peptida anti-
Awalnya, hepsidin terdapat dalam mikroba (Antimicrobial peptide-AMP). Ke-
bentuk preprohepsidin sebagai prekursor lompok ini juga meliputi defensin dan
protein, yang terdiri atas 84 residu asam cathelicidins, yang bertanggung jawab un-
amino. Setelah melalui proses pembelahan tuk menyediakan lini pertama pertahanan
enzimatik pada bagian terminal C, diha- pada barier mukosa.4,6
silkan 64 residu asam amino prohepsidin, Struktur molekul hepsidin aktif
yang ditranspor dari sitoplasma ke dalam berbentuk seperti jepit rambut sederhana
lumen retikulum endoplasma, diikuti pele- (hairpin structure) dengan jembatan
pasan 39 residu asam amino proregion pep- disulfida menghubungkan dua lengan
tida oleh enzim furin-like proprotein dalam suatu konfigurasi seperti tangga.
convertase. Bentuk 25 residu asam amino Analisis struktur hepsidin dengan nuclear
ini merupakan hepsidin yang aktif.4 Bentuk magnetic resonance (NMR) spektroskopi
aktif ini pertama kali diidentifikasi dalam menggambarkan bahwa terdapat empat
urin dan plasma manusia. Selain bentuk 25 ikatan disulfida antara molekul sistein

Gambar 1. Urutan prepropeptida hepsidin 84-asam amino. Anak panah menandakan tiga bentuk
residu asam amino yang diisolasi dari urin manusia.6
90 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 88-95

dalam hepsidin aktif (Gambar 2).7 protein divalent metal transporter 1


Sebuah fitur yang tidak biasa yaitu (DMT1). Duodenal cytochrome DMT1,
adanya jembatan disulfida antara dua juga disebut natural resistance-associated
sistein yang berdekatan, yang mungkin macrophage protein 2 (Nramp2), terdapat
bertindak sebagai domain penting dalam pada bagian apeks sel-sel epitel intestin. Di
aktivitas molekul. Seperti peptida anti- dalam enterosit, besi fero dapat disimpan
mikroba lainnya, hepsidin memperlihatkan sebagai feritin atau dibawa ke membran
pemisahan spasial sisi rantai hidrofilik basolateral untuk ditranspor keluar oleh
bermuatan positif dari yang hidrofobik; hal feroportin (suatu protein transpor baso-
ini merupakan karakteristik peptida yang lateral). Besi fero (Fe2+) akan mengalami
berfungsi merusak membran bakteri.6 oksidasi menjadi feri (Fe3+), yang difa-
silitasi oleh hephaestin. Besi feri kemudian
terikat pada transferin untuk didistribusikan
ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi
darah.8
Daur ulang besi dari eritrosit tua
dilakukan oleh makrofag. Berawal dari saat
fagositosis dan lisis eritrosit dan diikuti
oleh ekstraksi besi dari hemoglobin oleh
heme oksigenase. Sel-sel lain mengambil
besi dengan menggunakan reseptor trans-
ferin dan selanjutnya terjadi endositosis
transferin diferi. Pada pH rendah dalam
Gambar 2. Struktur hepsidin berdasarkan vakuola endositosis, besi dipisahkan dari
nuclear magnetic resonance. Struktur utama transferin-kompleks reseptor transferin.
dan rantai samping ditampilkan. Terdapat Transpor besi melewati membran vakuola
empat ikatan disulfida antara molekul sistein, makrofag dan sel lain mungkin dengan
dengan satu ikatan disulfida antara dua sistein melibatkan DMT1. Di dalam sitoplasma,
yang berdekatan. Sumber: Nemeth dan Ganz, besi yang disimpan terikat pada feritin.
2006. 5 Pengeluaran besi dari sel-sel yang berbeda
(enterosit, makrofag, hepatosit, trofoblas
plasenta) melibatkan feroportin dan juga
PERAN HEPSIDIN DALAM META- membutuhkan fero-oksidase (hephaestin
BOLISME BESI dalam enterosit dan seruloplasmin dalam
Duodenum dan jejunum bagian atas makrofag) untuk mengangkut besi feri ke
merupakan daerah absorpsi besi yang mak- transferin.8
simal. Untuk transpor oksigen oleh hemo- Hepsidin berperan sebagai regulator
globin, besi harus berada dalam bentuk fero negatif absorpsi besi intestin dan pelepasan
(Fe2+). Besi yang terdapat dalam makanan oleh makrofag. Hepsidin terikat pada re-
hampir seluruhnya berada dalam bentuk septor feroportin dan menyebabkan inter-
feri (Fe3+) atau sebagai non-heme. Besi nalisasi dan degradasi feroportin serta re-
heme lebih bioavailable dari pada besi tensi besi dalam enterosit. Sebagai akibat,
non-heme dan diserap dengan mekanisme absorpsi dan mobilisasi penyimpanan besi
yang berbeda, sangat mungkin dengan dari hepar dan makrofag menurun. Sintesis
melibatkan karier khusus untuk heme, hepsidin akan meningkat ketika saturasi
namun absorbsinya belum dipahami de- transferin tinggi (saat kapasitas transferin
ngan baik. Pengambilan besi feri dimediasi mengikat besi serum maksimal), sebaliknya
oleh feri reduktase (duodenal cytochrome B sintesis hepsidin menurun ketika saturasi
- Dcytb) yang mereduksi besi feri (Fe3+) besi rendah.9
menjadi fero (Fe2+), dan transpor melalui Penelitian Nemeth et al10 mengindika-
membran mukosa enterosit difasilitasi oleh sikan bahwa: 1) hepsidin terikat pada fero-
Purwanto: Peran Hepsidin sebagai regulator metabolisme besi 91

portin secara langsung; 2) terikatnya hepsi- lepasnya enterosit. Ketika simpanan besi
din menyebabkan feroportin diinternalisasi memadai atau tinggi, hepar menghasilkan
dan didegradasi; dan 3) hilangnya feropor- hepsidin yang bersirkulasi ke usus halus. Di
tin dari membran sel meniadakan ekspor sini, hepsidin akan menyebabkan feroportin
besi sel. Mekanisme ini menjelaskan regu- diinternalisasi, memblokir satu-satunya ja-
lasi penyerapan besi, karena enterosit ab- lur untuk transfer besi dari enterosit ke
sorptif hanya berfungsi selama dua hari plasma (Gambar 3). Bila simpanan besi
sebelum terlepas dari ujung vili masuk ke rendah, produksi hepsidin ditekan, dan mo-
dalam lumen intestin. Oleh karena itu, lekul feroportin dihasilkan pada membran
pengangkutan besi oleh feroportin melin- basolateral enterosit untuk mengangkut be-
tasi membran basolateral menentukan apa- si dari sitoplasma enterosit untuk transferin
kah besi diangkut untuk plasma transferin plasma. Interaksi hepsidin-feroportin juga
atau dikeluarkan dari tubuh dengan ter- menjelaskan pengaturan daur ulang besi

Gambar 3. Pengaturan besi sistemik oleh hepsidin. Enterosit duodenum menyerap besi makanan
dari lumen intestin melalui DMT1 setelah reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ oleh Dcytb. Dau ulang besi dari
eritrosit tua dilakukan oleh makrofag yang dimulai saat fagositosis dan lisis eritrosit. Baik enterosit
maupun makrofag melepaskan Fe2+ ke plasma melalui feroportin, yang kemudian direoksidasi
menjadi Fe3+ oleh hephaestin atau seruloplasmin, dan ditangkap oleh apo-Tf sirkulasi. Kiri:
kekurangan zat besi. Sekresi hepsidin ditekan dan feroportin diekspresikan kuat pada membran
basolateral. Penyerapan zat besi maksimal. Kanan: kelebihan zat besi. Hepar menyekresi hepsidin,
yang berinteraksi dengan molekul feroportin pada membran basolateral, sehingga feroportin
diendositosis dan terdegradasi. Ekspor besi dari enterosit menurun, dan sel-sel diisi dengan besi.
Akhirnya, enterosit yang penuh dengan besi akan dikeluarkan ke dalam lumen usus. Sumber:
Gkouvatsos et al. 8
92 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 88-95

dalam makrofag, dan bertanggung jawab Hemokromatosis autosom dominan


dalam keadaan inflamasi dimana terdapat karena mutasi pada gen feroportin berbeda
banyak makrofag yang mengandung besi dari hemokromatosis lainnya dimana ter-
dan produksi hepsidin tinggi. Dengan ada- dapat kelebihan zat besi lebih dini dalam
nya hepsidin, feroportin diinternalisasi, sel Kupfer (makrofag hepar) daripada hepa-
ekspor besi dihambat, dan besi terjebak di tosit. Penelitian yang lebih baru menunjuk-
dalam makrofag.8 kan bahwa beberapa mutasi feroportin me-
nyebabkan pola klasik kelebihan zat besi
parenkim. Dengan demikian, hemokroma-
HEPSIDIN DAN PENYAKIT tosis umumnya disebabkan oleh defisiensi
Hemokromatosis herediter hepsidin, sedangkan bentuk autosom domi-
Manusia dan mamalia lainnya tidak nan disebabkan disfungsi dari target utama
memiliki kemampuan untuk mengeluarkan hepsidin, yaitu feroportin sebagai eksporter
kelebihan zat besi, sehingga keseimbangan besi sel.12
besi dicapai hampir seluruhnya melaui pe-
ngaturan penyerapan zat besi. Hemokroma- Anemia inflamasi
tosis herediter adalah sekelompok gang- Anemia inflamasi merupakan konse-
guan yang ditandai dengan penyerapan besi kuensi umum adanya infeksi kronis, terma-
berlebihan dari makanan oleh usus, yang suk human immunodeficiency virus, tuber-
menyebabkan akumulasi zat besi dan kulosis, endokarditis bakteri, dan osteo-
kejenuhan transferin, feritin, dan protein mielitis, namun jenis anemia ini dapat juga
pengikat besi lainnya, serta pengendapan berkembang dalam beberapa hari pada
besi di organ-organ vital. Besi bebas ber- sepsis. Anemia inflamasi juga terlihat pada
sifat toksik, mungkin karena berkemam- gangguan inflamasi noninfeksi antara lain
puan mengatalisis produksi reaktive oxygen penyakit reumatologi, penyakit radang
product. Hemokromatosis dapat berkem- usus, beberapa keganasan mieloma. Dalam
bang menjadi gagal hati, kardiomiopati, hal ini, anemia ditandai dengan penurunan
kerusakan kelenjar endokrin, dan kerusakan
besi dan kapasitas pengikatan besi (trans-
sendi. Kelainan genetik tertentu pada
ferin), peningkatan feritin, dan adanya zat
kelompok ini telah ditemukan selama
besi dalam makrofag sumsum tulang, yang
dekade terakhir, tetapi pemahaman tentang
menunjukkan gangguan mobilisasi besi
terjadinya kelebihan besi masih belum
jelas.9,11 dari tempat simpanan.13
Bentuk yang paling umum dari hemo- Terdapatnya hubungan antara infeksi,
kromatosis herediter dalam populasi Eropa hipoferemia, dan anemia inflamasi menun-
disebabkan mutasi gen hemokromatosis jukkan bahwa hipoferemia dan anemia in-
herediter (HFE) (tipe 1), yang mengakibat- flamasi merupakan bagian dari respon
kan gangguan autosom resesif. Secara kli- pertahanan inang terhadap infeksi. Induksi
nis gangguan ini paling banyak mempenga- hepsidin oleh interleukin-6 (IL-6) dan
ruhi laki-laki usia lanjut. Mutasi gen sitokin proinflamasi lainnya serta keterba-
transferrin receptor-2 (TfR2) lebih jarang, tasan yang dihasilkan dari pasokan besi ke
tetapi menyebabkan fenotipe yang sama sumsum tulang merupakan kontributor
(tipe 3). Penyakit autosom resesif akibat utama terhadap patogenesis anemia infla-
mutasi gen hepsidin (hepcidin antimicro- masi. Sebagian besi transferin diperuntuk-
bial peptida, HAMP) atau gen hemojuvelin kan bagi sumsum tulang, sehingga hipo-
paling sering menyebabkan fenotip yang feremia akibat kelebihan hepsidin akan me-
jauh lebih parah (juvenile hemochroma- ngurangi jumlah zat besi yang tersedia
tosis, tipe 2), dan memengaruhi laki-laki untuk sintesis hemoglobin dan produksi
dan perempuan muda sama banyak. eritrosit.9,13
Purwanto: Peran Hepsidin sebagai regulator metabolisme besi 93

PEMERIKSAAN LABORATORIK UN- satu-satunya metode yang memenuhi kri-


TUK HEPSIDIN teria Food and Drug Administration (FDA)
Amerika Serikat untuk uji bioanalitik
Dewasa ini peran hepsidin dalam hepsidin ialah yang diusulkan oleh Li et
metabolisme besi tubuh telah mulai di- al.17 Uji ini melibatkan liquid chromato-
minati, tetapi alat-alat yang tersedia untuk graphy-tandem mass spectrometry (LC-
pemeriksaan masih kurang. Teknik-teknik MS/MS) untuk mengukur hepsidin dalam
pemeriksaan terbatas pada metode immuno- serum manusia. Selain itu, uji ini meng-
dot untuk mengukur hepsidin urin dan gunakan hepsidin yang disintesis secara
serum berdasarkan surface-enhanced laser kimiawi sebagai standar dan hepsidin ber-
desorption/ionization time-of-flight mass label isotop stabil sebagai standar internal.
spectrometry (SELDI-TOF-MS) atau en- Ganz et al (2008)18 mengembangkan
zyme-linked immunosorbent assays (ELISA). dan mengesahkan ELISA kompetitif hep-
Kurangnya konsensus mengenai metode sidin serum yang pertama dengan meng-
terbaik untuk hepsidin pada setiap aplikasi gunakan peptida sintetik terbiotinilasi
klinis disebabkan oleh karena kelebihan (analog hepsidin) sebagai pelacak. Batas
dan kekurangan masing-masing pe- bawah deteksi 5 ng/mL dan konsentrasi
meriksaan.14,15 hepsidin serum sangat berkorelasi dengan
Nemeth et al3 awalnya mengemuka- konsentrasi hepsidin urin (r = 0,82). Selan-
kan metode dimana ekstrak urin dianalisis jutnya, Koliaraki et al (2009)19 menje-
dengan sodium dodecyl sulfate (SDS) – laskan lagi uji imunologi untuk kuantifikasi
tricinepolyacrylamide gel electrophoresis hepsidin dalam serum manusia berdasarkan
(PAGE) dan Western blotting. Kuantifikasi peptida hepsidin rekombinan (hepsidin-25-
protein dicapai pada blot yang meng- His) dan antibodi poliklonal. Kedua metode
gunakan antibodi kelinci anti hepsidin ini telah dikembangkan dalam format se-
manusia. Bentuk aktif hepsidin terdiri dari derhana dengan menggunakan plate mikro-
25 residu asam amino, tetapi dua isoform titer 96-lubang. Dengan demikian, peme-
lain yaitu hepsidin-20 dan hepsidin-22 telah riksaan ini dapat digunakan untuk pasien
dideteksi. Metode baru berdasarkan pada dalam jumlah relatif besar. Kekurangan
SELDI-TOF-MS telah dikembangkan pemeriksaan ini ialah kepekaan yang lebih
untuk menilai konsentrasi semua isoform rendah dari SELDI-TOF-MS dengan CV 5-
dalam serum dan urin baik dari kontrol 19%.14
sehat maupun pasien-pasien dengan Pendekatan berdasarkan identifikasi
penyakit berbeda.15 domain yang mengikat hepsidin pada
Walaupun hepsidin-20, -22, -25, dan molekul feroportin digambarkan oleh De
isoform telah dapat dideteksi dalam urin, Domenico et al (2008)20 untuk mengukur
hepsidin-22 tidak terdeteksi dalam serum. hepsidin biologik aktif yang benar (antara
Secara keseluruhan, pemeriksaan-pemerik- lain kemampuan untuk mengikat fero-
saan ini relatif mudah untuk dilakukan, portin). Pada uji ini digunakan peptida 19
namun pengujian hepsidin dalam serum residu asam amino yang sesuai, dimulai
memerlukan protokol pengambilan sampel dari asam amino 324-343 loop ekstrasel
yang sesuai dengan standar. Kepekaan keempat feroportin dalam uji kompetitif,
analisis berkisar antara 1-5 ng/mL, dengan untuk menilai kemampuan serum sampel
impresisi (variasi koefisien, CV) 3-21%. bersaing dengan hepsidin radioaktif agar
Manfaat klinisnya juga telah dinilai (antara terikat ke domain peptida yang mengikat
lain terdapat perbedaan jelas antara hepsidin. Meskipun tampaknya cocok un-
gangguan klinis yang relevan dengan besi), tuk mengukur hepsidin serum biologik aktif
sehingga mungkin dapat digunakan untuk dengan menampilkan CV <5%, uji ini ma-
pemahaman lebih baik mengenai peran sih memerlukan validasi lanjut sebelum
biologik isoform hepsidin, baik dalam diaplikasikan dalam diagnosis rutin
keadaan sehat maupun sakit.16 Saat ini, metabolisme besi.14
94 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 88-95

Deteksi dan kuantifikasi hepsidin penyebab umum, yaitu disregulasi


manusia dalam plasma dan serum telah hepsidin. Selain itu, induksi hepsidin oleh
terhambat oleh kesulitan teknis, termasuk interleukin-6 dan sitokin proinflamasi
ukuran kecil dari protein, terbatasnya lainnya serta keterbatasan pasokan besi ke
ketersediaan antigen putatif, serta prosedur sumsum tu-ang merupakan kontributor
isolasi hepsidin dari urin yang cukup sulit utama terhadap patogenesis anemia
dan menyita waktu. Selain itu, yang men- inflamasi.
jadi kelemahan utamanya ialah uji hepsidin Pengukuran hepsidin diyakini dapat
dalam berbagai studi klinis mempunyai digunakan untuk diagnosis, klasifikasi dan
perbedaan besar dalam metode yang tindak lanjut dari gangguan metabolisme
digunakan. Hasil dari pertemuan inter- besi, sehingga hepsidin dan regulasinya
nasional pertama untuk kuantifikasi uji merupakan target terapi yang cukup po-
hepsidin urin dan plasma yang melibatkan tensial untuk pengobatan gangguan terse-
delapan laboratorium di seluruh dunia me- but. Untuk pemahaman secara tepat menge-
nyoroti bahwa konsentrasi hepsidin absolut nai mekanisme molekular kerja hepsidin,
berbeda antar metode, tetapi secara kompa- sintesis, pematangan, sekresi, transportasi,
ratif cukup memuaskan (korelasi Spearman dan hubungan antara semua regulator yang
antar metode umumnya tinggi) dan variasi diidentifikasi secara genetika, masih diper-
antar-sampel dan variasi analisis dari se- lukan penelitian lanjut.
mua metode sebanding (antara lain CV
yang dapat diterima untuk semua metode
DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan kemampuan untuk membeda-
kan konsentrasi hepsidin pada sampel yang 1. Park CH, Valore EV, Waring AJ, Ganz
berbeda). Dengan demikian, keselarasan T. Hepcidin, a urinary antimicrobial
lanjut berbagai uji hepsidin direkomendasi- peptide synthesized in the liver. J Biol
kan dengan pengenalan suatu standar Chem. 2001;276:7806-10.
internal untuk semua metode berbasis mass 2. Nicolas G, Bennoun M, Devaux I,
spectrometry (MS), pencapaian konsensus Beaumont C, Grandchamp B, Kahn
A et al. Lack of hepcidin gene
tentang penyesuaian konsentrasi kalibrator, expression and severe tissue iron
produksi kalibrator yang meniru serum overload in upstream stimulatory factor
pasien, dan pengenalan kualitas kontrol 2 (USF2) knockout mice. Proc Natl
eksternal berdasarkan pengujian rutin Acad Sci USA. 2001;98:8780-5.
sampel umum dan/atau kalibrator yang 3. Nemeth E, Valore EV, Territo M, Garry
dapat diganti dan yang telah dinilai.21 S, Lichtenstein A, Ganz T. Hepcidin,
a putative mediator of anemia of
inflammation, is a type II acute-phase
SIMPULAN protein. Blood. 2003;101:2461-3.
Penemuan hepsidin telah memicu re- 4. Singh B, Arora S, Agrawal P, Gupta SK.
volusi dalam bidang homeostasis besi. Hepcidin: a novel peptide hormone
Peptida antimikroba kecil ini terbukti seba- regulating iron metabolism. Clin Chim
gai hormon besi yang telah lama dicari. Acta. 2011;412(11-12):823-30
Hati menjadi fokus penelitian, terutama 5. Nemeth E, Ganz T. Regulation of iron
metabolism by hepcidin. Annu Rev
untuk memahami jalur yang mengatur
Nutr. 2006;26:323-42.
ekspresi hepsidin yang rumit. Sinyal dari
6. Hunter HN, Fulton DB, Ganz T, Vogel
jaringan penyimpanan besi atau eritropoie- HJ. The solution structure of human
sis dari sumsum tulang berakhir dengan hepcidin, a peptide hormone with
pengaturan sintesis hepsidin melalui ber- antimicrobial activity that is involved in
bagai jalur yang rumit. iron uptake and hereditary hemo-
Pada hemokromatosis, hepsidin dapat chromatosis. J Biol Chem. 2002;
digunakan untuk memilah-milah hetero- 277:37597-603.
genitas penyakit keluarga dengan satu 7. Ganz T. Hepcidin, a key regulator of iron
Purwanto: Peran Hepsidin sebagai regulator metabolisme besi 95

metabolism and mediator of anemia of approaches. J Proteomics. 2010; 73:


inflammation. Blood. 2003;102(3):783-8. 527-536.
8. Gkouvatsos K, Papanikolaou G, 16. Kemna EH, Tjalsma H, Podust VN,
Pantopoulos K. Regulation of iron Swinkels DW. Mass spectrometry-
transport and the role of transferin. based hepcidin measurements in serum
Biochim Biophys Acta. 2012;1820:188- and urine: analytical aspects and
202. clinical implications. Clin Chem.
9. Ganz T and Nemeth E. Iron imports. IV. 2007;53:620-8.
Hepcidin and regulation of body iron 17. Li H, Rose MJ, Tran L, Zhang J,
metabolism. Am J Physiol Gastrointest Miranda LP, James CA et al.
Liver Physiol. 2006;290:G199-203. Development of a method for the
10. Nemeth E, Tuttle MS, Powelson J, sensitive and quantitative determination
Vaughn MB, Donovan A, Ward DM of hepcidin in human serum using LC-
et al. Hepcidin regulates cellular iron MS/MS. J Pharmacol Toxicol Methods.
efflux by binding to feroportin and 2009;59:171-80.
inducing its internalization. Science. 18. Ganz T, Olbina G, Girelli D, Nemeth E,
2004;306:2090-3. Westerman M. Immunoassay for
11. Fleming RE and Sly WS. Mechanisms of human serum hepcidin. Blood.
iron accumulation in hereditary 2008;112:4292-7.
hemochromatosis. Annu Rev Physiol 19. Koliaraki V, Marinou M,
2002;64:663-80. Vassilakopoulos TP, Vavourakis E,
12. Pietrangelo A. Hereditary hemochromato- Tsochatzis E, Pangalis GA et al. A
sis-a new look at an old disease. N Engl novel immunological assay for hepcidin
J Med. 2004;350:2383-97. quantification in human serum. PLoS
13. Nicolas G, Bennoun M, Porteu A, ONE. 2009;4:e4581.
Mativet S, Beaumont C, 20. De Domenico I, Nemeth E, Nelson JM,
Grandchamp B et al. Severe iron Phillips JD, Ajioka RS, Kay MS et al.
deficiency anemia in transgenic mice The hepcidin-binding site on feroportin
expressing liver hepcidin. Proc Natl is evolutionarily conserved. Cell Metab.
Acad Sci USA. 2002;99:4596–601. 2008;8:146-56.
14. Franchini M, Montagnana M, Lippi G. 21. Kroot JJ, Kemna EH, Bansal SS,
Hepcidin and iron metabolism: from Busbridge M, Campostrini N, Girelli
laboratory to clinical implications. Clin D et al. Results of the first international
Chim Acta. 2010;411:1565-9. round robin for the quantification of
15. Castagna A, Campostrini N, Zaninotto urinary and plasma hepcidin assays:
F, Girelli D. Hepcidin assay in serum need for standardization. Haemato-
by SELDI-TOF-MS and other logica. 2009;94:1748-52.

Anda mungkin juga menyukai