Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“MERANCANG METODE PENUGASAN TIM BESERTA


ROLEPLAY”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Gian Dwi Putra (1811316010)
Siti Nurhikmah (1811316011)
Meri Yusnita (1811316012)
Diva Elika (1811316013)
Andry Hutama Ihsan (1811316014)
Nidya Sari (1811316015)
Edisyah Putra Sambas (1811316016)
Yolanda Putri Abdari (1811316018)

Dosen Pembimbing :
Ns. Zifriyanti Minanda Putri, M.Kep

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia. Salah
satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) yakni suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan keperawatan professional
dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan
pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dan efesien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model pemberian
asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum digunakan di rumah sakit adalah
asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan asuhakan keperawatan primer.
Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya
secara optimal.
Hasil penelitian Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa metode
tim jika dilakukan dengan benar merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang
tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif
dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori
semata.
Untuk itu kami akan membahas salah satu model asuhan keperawatan yaitu
metode asuhan keperatan model tim.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep dari metode tim ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tim ?
3. Apa tanggung jawab sebagai kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Dalam penulisan makalah ini ada pula tujuan umum dan khusus yaitu
1. Tujuan Umum
Mengetahui Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
2) Mengetahui tujuan konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
3) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.
4) Mengetahui tanggung jawab perawat dalam model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.

1.4. METODE PENULISAN


Dalam penyusunan makalah Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
Penuis menggunakan metode Tinjauan Pustaka yaitu menggunakan beberapa referensi
buku yang berkaitan dengan pokok pembahasan dan searching internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP METODE TIM


Metode tim merupakan metode yang menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap,
unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua
tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien.
Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi
masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak
yang percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system
pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah
dari metode keperawatan fungsional. Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung
berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah
arahan seorang perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui
kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim
bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk membantu anggota tim,
memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan
koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus,
pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative banyak
staf pendukung.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung  pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui  kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di
dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua  tim meliputi: mengkaji
anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan
mengkoordinasikan aktivitas klien.
Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.
Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun
juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai
individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi.

2.2. TUJUAN METODE TIM


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan
tugas, memungkinkan adanya transfer  of knowladge dan transfer of experiences
diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang
(nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di
delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal
yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan
untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap
pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua
anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan
kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan
kondisi pasien dan anggota tim.

2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM


A. KELEBIHAN DARI METODE TIM
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas

B. KELEMAHAN DARI METODE TIM


1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
2. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
3. Akuntabilitas dalam tim kabur
4. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
2.4. TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM
A. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KEPALA RUANGAN
1. Perencanaan :
a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk perpecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien
atau keluarga yang baru masuk;
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada
ketua tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan
kepada pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(dokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;
5) Audit keperawatan.
B. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KETUA TIM
a. Membuat perencanaan;
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
d. Mengembangkan kemampuan anggota;
e. Menyelengarakan konferensi.

C. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI ANGGOTA TIM


a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim;
c. Memberikan laporan.

BAGAN SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN “TEAM NURSING”

KEPALA RUANGAN

KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5, 2015 : 174)
A. Role Play
Role Play Bermain Peran MAKP Metode Tim

Kepala ruangan
Elsiana Putri

Ketua tim I Ketua tim II


Dewi Maryati Eva Paramitha

Staf Perawat Staf Perawat


Desy Fergina Genah Eka Putri

Staf Perawat Staf Perawat


Dwi Siswantara Dita Wahyuadi

KETERANGAN
Staf Perawat Staf Perawat
Eka Pertiwi Dian Pratiwi
Kepala Ruangan : Elsiana Putri
Ketua Tim I : Dewi Maryati
Katua Tim II Pasien/klien : Eva Paramita Pasien/klien 1
Eri Junantara
Staf PerawatDesi
tim Ermayanti
I(1) : Desy Fergina
Staf Perawat tim I (2) : Dwi Siswantara
Staf Perawat tim I (3) : Eka Pertiwi
Staf Perawat tim II (1) : Genah Eka Putri
Staf Perawat tim II (2) : Dita Wahyuadi
Staf Perawat tim II (3) : Dian Pratiwi
Pasien tim I : Desi Ermayanti
Pasien tim II : Eri Junantara

“Kepala ruangan bersama kedua kelompok perawat yang bertugas pada


pagi hari dan sore hari berkumpul bersama di nurse station. Operan pasien
dilakukan di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum pada hari Senin, 15 April 2019
pukul 13.30 siang, operan diberikan oleh perawat pagi kepada perawat sore.”

Kepala ruangan bersama kedua tim perawat yang bertugas pada pagi hari dan sore
hari berkumpul bersama di nurse station, kemudian kepala ruangan membuka kegiatan
timbang terima pasien.

KARU : Selamat siang teman-teman perawat. Sebelum kita


(Elsi) melakukan proses timbang terima, marilah kita
mengucapkan puji syukur kepada TYME atas berkat dan
rahmat beliau kita dapat berkumpul bersama disini pada
( Senin, 2 Januari 2012) Pada sore ini, kita akan melakukan
proses timbang terima yang rutin dilakukan saat pergantian
shift. Bagi perawat yang bertugas pagi hari silahkan
menjelaskan kondisi pasien saat ini kepada perawat yang
bertugas pada sore ini

KATIM I : Saya selaku Katim I, mengucapkan terimakasih atas


(Dewi) kesempatan yang diberikan. Saat ini kami mengelola 12
orang pasien, salah satu pasien kami adalah pasien Ny. Desi
laporan kesehatannya sekarang akan dijelaskan oleh salah
satu staf perawat Tim I, perawat Gina

Perawat Pagi I : Pasien Ny.Desi dengan RM 00126 berumur 23 tahun,


(Gina) dengan diagnose medis post apendiktomi, keadaan umum
pasien compos mentis, pemeriksaan TTV yang terakhir
dilakukan pada pukul 10.00 wita, dengan TD :120/80
mmHg N:120x/menit, S:370C, RR:16x/menit. Terdapat luka
post op apendiktomi pada perut sebelah kanan. Keadaan
luka pasien : luka post op tampak kemerahan dan
mengeluarkan cairan, jahitan luka post op tampak sedikit
terbuka, skala nyeri pasien 5 dari 1-10 skala nyeri yang
diberikan. Lalu masalah keperawatan yang ditemukan
adalah nyeri akut, resiko tinggi infeksi dan kurang
pengetahuan.
KARU : Baik, lalu implementasi apa saja yang sudah dilakukan pada
(Elsi) kasus Ny. Desi ini?

Perawat Pagi II : Implementasi yang telah dilakukan antara lain :


(Dwi) 1. Mengobservasi TTV.
2. Melakukan perawatan luka.
3. Memberikan HE kepada pasien dan keluarga pasien
tentang perkembangan kesehatan pasien.
4. Berdelegasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
dan antibiotic.
Sedangkan intervensi yang belum di
implementasikan adalah :
1. Observasi tanda – tanda infeksi.
2. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
3. Beri HE tentang cara mencegah infeksi.
4. Kolaborasi dengan tim medis lain mengenai perawatan
penjahitan luka kembali.
Jadi evaluasi dari tindakan kami pagi ini adalah :
S :
- Pasien mengatakan merasa nyeri jika bergerak.
- Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan berskala
5 dari 1-10 skala nyeri yang diberikan.
- Pasien mengatakan tidak mengetahui kenapa lukanya
bisa terbuka dan belum sembuh.
- Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya.
O :
- Pasien tampak meringis.
- Hasil pemerikasaan TTV pasien :
TD: 120/80 mmHg, N: 120x/menit, S: 37°C, RR:
16x/menit.
- Pasien tampak cemas.
- Luka post op pasien tampak sedikit terbuka.
- Luka post op pasien tampak kemerahan dan
mengeluarkan cairan.
A :
- Masalah keperawatan belum teratasi.
P :
- Lanjutkan intervensi

Perawat Sore : Baik, saya akan melanjutkan intervensi yang telah dibuat.
(Eka)

Perawat Pagi I : Apakah perawat Eka ada pertanyaan?


(Gina)

Perawat Sore : Tidak perawat Gina, saya sudah cukup mengerti dengan
(Eka) laporan yang anda sampaikan, terimakasih.

KARU : Baik kalau begitu, sekarang kita lanjut ke perawat tim II.
(Elsi) Katim II silahkan menyampaikan laporannya.

KATIM II : Selanjutnya saya selaku Katim II akan menyampaikan


(Eva) laporan pagi ini. Kami mengelola 10 pasien, salah satunya
adalah pasien Tn. Eri. Laporan Selanjutnya akan dijelaskan
keadaannya oleh salah satu staf perawat tim 2.

Perawat Pagi I : Tn. Eri dengan RM 00258 berumur 53 tahun di rawat


(Genah) karena mengalami luka bakar 36% dengan diagnosa luka
bakar grade 2, keadaan umum pasien CM. pasien mengeluh
nyeri pada area kaki dengan skala 7 dari 1-10 skala nyeri
yang diberikan, Pasien mengeluh gatal pada kakinya, Pasien
tampak dibantu untuk melakukan aktifitas, luka pasien
tampak semakin luas.
Pemeriksaan TTV pada pasien terakhir dilakukan pukul
10.00 wita, dengan hasil pemeriksaan :
TD:120/80 mmHg, suhu 38,5°C, nadi 120 x/menit, RR 16
x/menit, dan masalah keperawatan yang ditemukan adalah
Nyeri, Resiko tinggi infeksi dan Intoleransi aktivitas.

KARU : Bagaimana dengan implementasi yang sudah dilakukan?


(Elsi)
Perawat Pagi II : Implementasi yang sudah dilakukan pagi ini antara lain :
(Dita) - Mengobservasi TTV pasien.
- Melakukan perawatan luka bakar.
- Memberikan HE kepada pasien dan keluarga pasien
tentang perkembangan kesehatan pasien.
- Delegatif dalam pemberian obat antibiotic.
Sedangkan intervensi yang belum dilakukan adalah :
- Observasi tanda-tanda infeksi.
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi pada pasien.

KARU : Lalu apa evaluasi pada tindakan pagi ini?


(Elsi)

Perawat Pagi I : Evaluasi yang dapat saya laporkan antara lain :


(Genah) S : Pasien mengatakan lukanya nyeri dan gatal.
O : Pasien tampak dibantu saat melakukan aktifitas.
Luka pasien semakin luas.
A : Masalah keperawatan belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai kondisi
pasien pada Tn. Eri.

Perawat Sore : Baik saya akan melanjutkan intervensi yang sudah dibuat
(Dian)

Perawat Pagi I : Selanjutnya apakah perawat Dian ada yang ingin


(Genah) ditanyakan?

Perawat Sore : Iya, saya ingin menanyakan tentang keadaan pasien Tn. Eri.
(Dian) Apakah beliau sudah diberikan obat antipiretik? Karena
beliau mengalami hipertermi.

Perawat Pagi I : Iya, kami sudah memberikan obat antipiretik. Namun kami
(Genah) belum melakukan pengukuran suhu kembali pada beliau.

Perawat Sore : Baik perawat Genah, nanti saya akan melakukan


(Dian) pengukuran suhu kembali untuk mengetahui perkembangan
kondisi beliau.

KARU Terimakasih untuk masing – masing tim yang telah


: (Elsi) menyampaikan laporan kondisi pasien. Apakah katim dari
masing – masing tim perawat ingin menyampaikan
tambahan laporan dari timnya?

Kedua Katim : Tidak bu.

KARU : Baik, jika tidak ada tambahan, mari kita langsung ke


(Elsi) ruangan pasien.

Saat berada di ruangan pasien:

KARU : Selamat siang ibu-ibu dan bapak-bapak. Bagaimana kondisi


(Elsi) bapak hari ini? Seperti biasa kami disini akan melakukan
kegiatan operan setiap pergantian shift. Tujuannya untuk
mengkomunikasikan kondisi bapak saat ini dan
menyampaikan informasi yang penting antar petugas shift
jaga sore. Baik pada sore hari ini ada perawat Dian dan
perawat Eka yang akan menggantikan perawat yang
bertugas pagi ini untuk melanjutkan asuhan keperawatan.

Selanjutnya perawat sore yang menerima operan dari perawat pagi langsung melakukan
validasi ke pasien kelolaan timnya.

Pasien 1 :

Perawat Sore : Selamat Sore bu, saya perawat eka, saya yang akan
(Eka) merawat ibu dari pukul 14.00 – 20.00, bagaimana perasaan
ibu hari ini? Apakah ibu sudah merasa lebih baik dari
sebelumnya?

Pasien : Luka bekas operasi usus buntu saya nyeri sus, saya juga
(Desi) ingin miring ke kanan dan ke kiri, karena berada dalam satu
posisi saya merasa bosan.

Perawat Sore : Rasa nyeri yang ibu rasakan akan berkurang sejalan dengan
(Eka) sembuhnya luka ibu. Luka ini masih rawan bu, karena luka
ini baru ibu dapatkan kemarin. Saya sarankan ibu untuk
tidak miring ke kanan dan ke kiri dulu, atau jika ibu sangat
ingin melakukannya, ibu harus meminta bantuan ke perawat
Pasien : yang bertugas.
(Desi) Baik, sus saya mengerti.

Pasien 2 :

Perawat Sore : Selamat sore bapak, saya Dian perawat yang akan merawat
(Dian) bapak dari pukul 14.00 – 20.00, bagaimana kabar bapak?

Pasien : Sore sus, luka di kaki saya terasa sakit dan gatal sus, tadi
(Eri) badan saya juga terasa panas, tapi saya sudah diberi obat
penurun panas.

Perawat Sore : Baik bapak, tadi bapak mengatakan bahwa telah diberikan
(Dian) obat penurun panas. Sekarang lebih baik bapak beristirahat
dahulu. Kalau bapak perlu bantuan, bisa memanggil saya di
ruang perawat ya pak.

Pasien : Terimakasi sus.


(Eri)

Demikian perawat yang bertugas sore menanyakan keluhan - keluhan semua


pasien yang berada di ruang Bedah Rumah Sakit Sejahtera untuk memvalidasi data yang
diperoleh oleh perawat pada masing-masing tim (tim sore).

KARU : Sebelum saya akhiri kegiatan timbang terima sore ini


(Elsi) mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu
didiskusikan kembali dari perawat? Untuk pasien dan
keluarga ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak saya
ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
mengikuti timbang terima ini.

(Anggota timbang terima meninggalkan kamar pasien dan menuju nurse station)
Di ruang perawat
KARU : Kita tadi sudah melakukan kegiatan timbang terima, saya
(Elsi) berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian
tugas antar shift, bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
beberapa pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan
lagi?

Semua perawat : Tidak bu

KARU : Baik jika tidak ada yang dibahas lagi, saya tutup timbang
(Elsi) terima hari ini.
BAB III
PENUTUP

7.1. KESIMPULAN
Keperawatan merupakan suatu profesi yang salah satu pekerjaan dari Tim
Kesehatan, yang dimana ikut bertanggung jawab dalam membantu pasien/ klien sebagai
individu, keluarga, maupun masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit, yang
bertujuan untuk tercapainya kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi
kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan
pada ilmu pengetahuan, komunikasi inter personal, serta memiliki keterampilan yang
jelas dalam keahliannya.
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan
dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga
didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik.
Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode
tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri
dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional)
memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung
jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi
kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan
melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bumolo, d. (2017). Pengaruh Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim


Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Di Bangsal Pria Rsud Datoe Binangkang
Kabupaten Bolaang Mongondow. e-Jurnal Keperawatan.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Marquis, L.B. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC


Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan pengalaman, EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai