Anda di halaman 1dari 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk merupakan industri petrokimia hulu

yang mengolah lebih lanjut hasil ikutan penyulingan minyak bumi dan gas

alam yang berupa Naphtha sebagai bahan baku utama. PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk terletak di desa Gunung Sugih, kecamatan Ciwandan,

Cilegon, Banten, Km. 123, tepatnya pada 060 0


PT

Chandra Asri Petrochemical Tbk memiliki area total area sekitar 156 Ha

dengan 3 lokasi yaitu Olefin Polyethylene-Site, Polypropylene-Site, dan

Styrene Monomer-Site. Produk utama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

adalah Ethylene dengan jumlah 600.000 MT/Y, Polyethylene dengan jumlah

320.000 MT/Y, Polypropylene dengan jumlah 480.000 MT/Y, dan Styrene

Monomer dengan jumlah 340.000 MT/Y.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dan berdasarkan hasil

wawancara terhadap segenap narasumber, PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk mengutamakan keselamatan kerja bagi karyawannya, maka kebijakan

dan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja kini menjadi

perhatian khusus bagi PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, salah satunya

adalah penerapan program dan Sistem Tanggap Darurat (Emergency

Response). Hal ini menjadi landasan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk

guna mengendalikan dan mencegah adanya kemungkinan terjadinya kondisi

darurat, terlebih tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kecelakaan

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

kerja, kerusakan prasarana maupun kerugian materi maupun non materi yang

besar. Hasil penelitian yang didapat di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk

meliputi :

1. Jenis kondisi darurat

a. Kebakaran

Adalah suatu kejadian yang disebabkan karena adanya api yang

tidak terkontrol dan dianggap dapat membahayakan dan merugikan

serta dapat menganggu kegiatan operasional di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk. Red area merupakan tempat yang memiliki potensi

bahaya kebakaran tertinggi antara lain Ethylene Plant, LLDPE Plant,

HDPE Plant, Utility Plant, Maintenance, Bagging, dan Warehouse.

Pada area ini terdapat potensi bahaya kebakaran tertinggi sebab

didalamnya terdapat bahan, peralatan, serta aktivitas yang dapat

menimbulkan bahaya kebakaran seperti pemanasan naphtha pada

furnace, pengelasan, flaring. Kebakaran di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk dapat berakibat pada berhentinya proses produksi

di area kebakaran untuk sementara waktu karena ada peralatan yang

harus dilakukan maintenance hingga peralatan tersebut siap untuk

digunakan dalam proses produksi lagi.

b. Kegagalan Produksi

Adalah gangguan di Pusat Produksi yang dapat mengancam

sebagian atau seluruh pasokan tenaga produksi seperti furnace, boiler,

listrik, yang berperan penting dalam kegiatan operasional. Gangguan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

pada pusat produksi dapat disebabkan karena adanya tekanan yang

terlalu tinggi secara terus menerus pada peralatan atau pemasangan

valve yang kurang kencang sehingga terjadi penurunan kinerja

operasional pada peralatan tersebut hingga bahkan peledakan.

Kegagalan produksi dapat menyebabkan shutdown pada peralatan

untuk sementara waktu.

c. Tumpahan bahan kimia dan minyak

Adalah tumpahan bahan kimia atau minyak karena sesuatu hal baik

yang bersumber dari tangki penyimpanan maupun dari pipa-pipa di

area produksi serta di area jetty. Tumpahan bahan kimia dan minyak

dapat memicu terjadinya kebakaran karena bahan kimia tersebut

memiliki sifat flammable ataupun combustible. Selain itu tumpahan

bahan kimia juga dapat mencemari lingkungan dan sangat berbahaya

bila terkena permukaan kulit karena ada bahan kimia yang bersifat

korosif dan mudah terbakar.

d. Kebocoran Gas

Adalah terjadinya paparan gas atau uap yang tidak terkendali dan

membahayakan tenaga kerja di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk

serta lingkungan sekitarnya. Kebocoran gas atau bahan kimia

berbahaya dan beracun disebabkan karena rusaknya peralatan serta

adanya tekanan proses yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan

regangan yang menyebabkan seal rusak atau memuai dan lepasnya

karet pengaman, sehingga terjadi kebocoran pada tangki atau pipa.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Sebab lain yaitu adanya pemanasan yang terus-menerus dari sistem

yang sedang beroperasi, alat-alat yang digunakan sudah terlalu lama,

sehingga mengalami penurunan mutu, dan pemasangan valve yang

kurang kencang. Kebocoran gas tersebut mengandung zat toxic yang

dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan, dan ada yang

menyebabkan karsinogenik jika terpapar dalam jangka waktu yang

lama, sehingga perlu segera ditanggulangi agar tidak membahayakan

tenaga kerja maupun lingkungan kerja.

e. Tsunami

Adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan

permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan

laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah

laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut. Tsunami

dapat menyebabkan lumpuhnya operasional di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk dan memerlukan waktu beberapa bulan untuk

melakukan perbaikan hingga dapat beroperasional secara normal

kembali.

f. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah pergeseran secara tiba-tiba dari lapisan tanah

dibawah permukaan bumi yang menimbulkan getaran (gelombang

seismic) menjalar menjauhi fokus gempa ke segala arah didalam bumi

sehingga dapat menyebabkan terganggunya operasional PT. Chandra

Asri Petrochemical Tbk.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

2. Keadaan Darurat

Keadaan darurat adalah sebuah insiden di mana sumber daya seperti

tenaga, material, fasilitas dan prosedur normal masih mampu menangani

keadaan seperti :

a. Kondisi operasional pabrik yang abnormal

b. Shutdown karena kegagalan atau menjalankan peralatan

c. Kegagalan utilitas umum seperti listrik, steam, bahan bakar

d. Pelepasan gas yang luas, tumpahan minyak atau tumpahan bahan

kimia

e. Kasus kebakaran

f. Tekanan dari suatu peralatan atau sistem

g. Kebakaran pada bagian suatu bangunan atau dekat bangunan

h. Gempa bumi

i. Tsunami, dan lain-lain.

(Prosedur Emergency Response FFS-ADV-0102)

Berdasarkan klasifikasinya, keadaan darurat di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk digolongkan menjadi 3 level yang terdiri dari :

1) Emergency level-1

Adalah suatu kejadian yang masih bisa ditanggulangi oleh personil

area dimana keadaan darurat tersebut terjadi, tanpa memerlukan

bantuan dari personil area lain dan pasukan pemadam kebakaran di PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Chandra Asri Petrochemical Tbk dan juga tanpa mengaktifkan general

emergency alarm.

2) Emergency level-2

Adalah suatu kejadian yang masih bisa ditanggulangi oleh personil

area dimana keadaan darurat tersebut terjadi tetapi juga masih

membutuhkan bantuan pertolongan dari area lain seperti pasukan

pemadam kebakaran PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, dan anggota

tim ERT yang ada di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk serta

mengaktifkan alarm keadaan darurat.

3) Emergency level-3

Adalah suatu kejadian yang tidak dapat ditanggulangi oleh tim ERT,

sehingga membutuhkan bantuan dari pihak luar seperti CERT

(Ciwandan Emergency Response Team), perusahaan sekitar di daerah

Ciwandan, dan mengaktifkan General Emergency Alarm.

(Prosedur Emergency Response FFS-ADV-0102)

3. Emergency Response

Dalam lingkungan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk keadaan

darurat merupakan insiden dimana semua pegawai dan manajemen yang

ada masih mampu menanggulanginya berdasarkan pedoman keadaan

darurat yang diberlakukan di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, fokus

dari keadaan darurat yang dilakukan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk adalah di plant produksi (OPE dan PP) dimana unit tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

berpotensi menimbulkan bahaya terbesar yang dapat menimbulkan bahaya

di lingkungan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.

a. Tujuan

Untuk memastikan prosedur pengendalian keadaan darurat dapat

digunakan dan dilaksanakan dengan baik saat terjadi keadaan darurat.

Untuk flow chart emergency response dapat dilihat pada lampiran 7.

b. Ruang lingkup

Prosedur ini meliputi pengaturan struktur organisasi dan

komunikasi termasuk persiapan dan respon dalam hal kondisi darurat

dan krisis yang terjadi di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Prosedur ini mencakup topik :

1) Situasi tidak normal di lapangan

2) Prosedur, tugas-tugas dan tanggung jawab pada waktu keadaan

darurat

3) Tindakan keadaan darurat secara umum untuk karyawan dan

kontraktor

4) Petunjuk dan tindakan pencegahan memadamkan api dengan aman

5) Pelindung kebakaran dan fasilitas alat pemadam

6) Tempat berkumpul dan perhitungan untuk melakukan evakuasi

7) Keadaaan siap siaga, prosedur dan latihan dalam menghadapi

bencana alam

c. Struktur dan Peran Organisasi Emergency Response

Struktur organisasi emergency response dapat dilihat di lampiran 4.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

1) Top Management- Board Of Director PT. CAP

Adalah pimpinan tertinggi sekaligus penanggungjawab dalam

semua kegiatan operasi Pengendalian dan Penanggulangan

Keadaan Darurat. Jabatan ini dipegang oleh Board Of Director.

2) Crisis Management Team Leader - Manufacturing Dir.

Adalah Wakil pimpinan tertinggi dalam operasi pengendalian

dan penanggulangan keadaan darurat. Jabatan ini dipegang oleh

Manufacturing Dir. Kode Panggil untuk jabatan ini dapat

menggunakan sebutan CMTL.

3) Assistant Crisis Management Team Leader ( ACMTL) - Senior

General Manager-Production

Adalah posisi yang bertugas untuk membantu Crisis

Management Team Leader dan juga mengelola komunikasi

dengan polisi/aparat keamanan pusat, pemerintah pusat serta

hubungan dengan masyarakat. Jabatan ini dipegang oleh Senior

General Manager-Production.

4) Emergency Manager (EM) - GM operation

Bertugas melakukan survey situasi keadaan darurat (jika

diperlukan) untuk menilai seberapa jauh aspek keparahan yang

terjadi, mengaktifkan emergency level-3 dan Emergency Response

Team jika diperlukan, serta memberikan arahan untuk melakukan

pemulihan yang efektif. Jabatan ini dipegang oleh GM operation.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

5) Emergency commander (EC) - Department Manager Of Respective

Area

Bertindak sebagai penasehat Field Commander serta dapat

mengambil alih sebagian besar tugas dari Field Commander jika

diperlukan. Jabatan ini dipegang oleh Department Manager Of

Respective Area.

6) Emergency Support Team (EST) - Section or Dept. Managers

Adalah tim yang ditunjuk untuk mendukung kegiatan

pengendalian dan penanggulangan keadaan darurat. Jabatan ini

dipegang oleh Section or Dept. Managers.

Emergency Support Team terdiri dari beberapa Departement

Managers :

a) EST- Head Count Coordinators dipegang oleh Section

Manager of Department Managers For Ocean Marine, and

General Affair Section

Berperan menjadi koordinator untuk proses evakuasi

penghitungan cacah jiwa atau absensi karyawan di assembly

point

b) EST- Security dipegang oleh Section Manager of Department

Manager for Security (SCY)

Mengawasi dan mengendalikan keamanan umum di dalam

dan di sekitar PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk di bantu

oleh aparat kepolisian setempat.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

c) EST- Human Resources dipegang oleh Section Manager of

Department Manager for HR

Menghubungi keluarga korban, mengunjungi korban akibat

keadaan darurat di rumah sakit dan mengatur kompensasi

korban yang dirawat di rumah sakit.

d) EST- Public Relations dipegang oleh Section Manager or

Department Managers for CSR

Mengelola komunikasi dengan aparat kepolisian,

pemerintah dan menangani hubungan perusahaan dengan

masyarakat setempat. Dan menjawab pertanyaan dari pihak

luar terkait keadaan darurat yang terjadi di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk.

e) EST Transportation dipegang oleh Section Manager Or

Department Managers for General Affairs

Mengatur transportasi untuk semua personil yang bertugas

ketika keadaan darurat dan memastikan pasukan pemadam

kebakaran untuk datang lebih awal.

f) EST-SHE and Communication dipegang oleh Section Manager

or Department Manager or General Manager for SHE

Menjadi pusat komunikasi selama keadaan darurat dan

menjaga agar komunikasi pada saat keadaan darurat tetap

berjalan dengan baik serta berkoordinasi dengan klinik PT.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Chandra Asri Petrochemical Tbk dan GAS untuk melakukan

penanganan korban gawat darurat.

g) EST-Repair & Maintenance dipegang oleh Section Manager or

Department Managers or General Manager for MTN and EGD

Mengatur koordinasi dengan kontraktor pendukung, dan

mengawasi pekerjaan pemeliharaan di semua disiplin selama

keadaan darurat.

h) EST- Purchasing dipegang oleh Section Manager or General

Manager for Purchasing

Mengatur dan mengawasi pembelian setiap bagian materi

atau cadangan yang diperlukan untuk penanganan darurat dan

pemulihan.

i) EST-Logistics dipegang oleh Section Manager or Department

Manager or General Manager for Material Warehouse

Mengatur pengangkutan bahan yang diperlukan untuk

keadaan darurat seperti APD, foam concentrate, dan bahan lain

dari gudang menuju lokasi kejadian untuk pemadaman

kebakaran.

j) EST- Customer Relation dipegang oleh Section Manager or

General Manager for PNO

Menjadwal ulang produksi, persediaan, dan pembelian

ketika dibutuhkan, menulis tindakan yang diambil selama

kejadian darurat pada papan informasi di ruang ECC.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

7) Field Commander (FC) - Shift Supervisor

Adalah Pimpinan yang langsung berhadapan dengan situasi

keadaan darurat dilapangan/lokasi kejadian. Jabatan ini dipegang

oleh Shift Supervisor (RASV).

8) Operation Communicator (OC -Lead Operator (LO) of Respective

Area

Bertugas untuk melakukan operasi ruang kontrol dan

berkoordinasi dengan komandan lapangan serta menulis kronologi

peristiwa dan tindakan yang diambil selama keadaan darurat.

Jabatan ini dipegang oleh Lead Operator (LO) of Respective Area.

9) Fire Coordinator (FCo.) - FFS Shift supervisor

Bertugas menilai keparahan kebocoran gas dan kebakaran yang

terjadi dan memastikan ERT dan petugas pemadam kebakaran

segera mengendalikan keadaan darurat. Posisi ini dipegang oleh

FFS Shift Supervisor.

10) Emergency Safety Advisor - Respective Area SM

Bertugas untuk memantau dan memberikan masukan tentang

pemadaman kebakaran pada saat keadaan darurat dan kegiatan

proses penanggulangan keadaan darurat lainnya. Posisi ini

dipegang oleh Respective Area SM.

d. Emergency Response Team

Emergency Response Team di PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk dibentuk oleh Fire Section dan beranggotakan personil dari tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

departemen yang telah ditunjuk oleh atasan dari tiap-tiap departemen

tersebut yang selanjutnya diberikan training untuk mendapatkan

sertifikasi. Emergency Response Team dibagi menjadi 3 tim yaitu Fire

Fighter, Rescue, dan First Aid. Fire Fighter bertugas memadamkan api

jika terjadi kebakaran (dari Fire Section), Rescue bertugas untuk

mengevakuasi korban (koordinator dari Fire Section), dan First Aid

memberikan pertolongan pertama pada korban saat keadaan darurat

(dari klinik). Saat terjadi keadaan darurat ERT berkumpul di ECP

(Emergency Command Post) dan dikoordinator oleh Field Commander

menuju ke tempat kejadian darurat. Persyaratan ECP adalah tempat

tersebut aman dan dapat memantau keadaan darurat yang terjadi di

lapangan. ERT dibentuk dari tiap-tiap departemen agar lebih

menyeluruh dan lebih memadai dalam menangani keadaan darurat.

e. Prosedur Tanggap Darurat

1) Jika seseorang menemukan suatu keadaan darurat di PT. Chandra

Asri Petrochemical Tbk, segera menginformasikan kepada RASV

pada masing-masing CCR dan tekan manual call point. Segera

mengambil tindakan tepat untuk menangani kebakaran atau

tumpahan.

2) RASV harus segera menuju lokasi dan menilai peristiwa tersebut

dan menentukan klasifikasi emergency level.

3) Memastikan insiden masih bisa ditanggulangi oleh personil

internal di area keadaan darurat


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

4) Berdasarkan klasifikasi emergency level, RASV akan menentukan

tindakan penanggulangan keadaan darurat tersebut berdasarkan

emergency level sebagai berikut :

a) Emergency level-1

(1) RASV akan mengontrol peristiwa keadaan darurat dengan

mengerahkan personil internal di area tersebut untuk

menangani keadaan darurat

(2) RASV akan mengontrol dan melaporkan kepada SM

tentang kejadian keadaan darurat yang terjadi di area

termasuk status keadaan darurat terakhir yang masih bisa

dikontrol dan ditangani oleh personil internal di area

tersebut atau tidak

(3) Jika keadaan darurat masih bisa dikontrol dan dapat di

stabilkan kedalam keadaan normal, RASV akan mengecek

kembali area tersebut untuk memastikan bahwa area

tersebut telah aman, kemudian mengumumkan kepada

personil internal di area tersebut dan melaporkan kepada

ESA.

(4) Melaporkan peristiwa darurat yang telah terjadi kepada FCo

dan mengisolasi area tersebut untuk tujuan investigasi.

Jika keadaan darurat tersebut tidak bisa segera ditanggulangi oleh

personil internal di area tersebut dan semakin bertambah ke level

berikutnya yakni emergency level-2 :


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

b) Emergency level-2

(1) Setelah RASV memutuskan tingkat emergency bertambah

ke level-2, kemudian RASV mengumumkan via paging

dan mengaktifkan emergency alarm untuk memberikan

tanda bahwa tindakan tanggap darurat level-2 dibutuhkan

(2) Setelah mendengar alarm berbunyi :

(a) Setiap bagian menetapkan minimal 1 radio untuk

memantau komunikasi darurat di Emergency Channel.

(b) Organisasi tanggap darurat segera melakukan

tindakan penanganan keadaan darurat

(c) ECC segera mengontrol keadaan darurat yang terjadi

(d) Anggota ERT melapor ke RASV untuk melakukan

tindakan tanggap darurat

(3) Seluruh karyawan dan kontraktor segera berkumpul di

assembly point terdekat

(4) SV/HC segera melakukan penghitungan cacah jiwa di

assembly point

(5) RASV bertindak sebagai FC dan segera mengendalikan

situasi keadaan darurat, kemudian mengaktifkan ECP

(6) FC dibantu oleh FCo untuk memimpin ERT

(7) EM melapor ke GM (ACMTL) dan BOD


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

(8) EM & EST mengevaluasi eskalasi darurat, dan

menentukan tingkat keadaan darurat tersebut menjadi

lebih tinggi atau tidak

(9) EM memutuskan semua keadaan darurat telah dapat

ditangani dan dapat dikontrol serta menstabilkan keadaan

darurat menjadi normal kembali

(10) RASV melaporkan ke FCo untuk mengisolasi area darurat

tersebut untuk dilakukan investigasi

(11) Jika semua keadaan darurat level-2 telah ditangani maka

clear-alarm emergency

telah bisa ditanggulangi dengan baik.

Jika keadaan emergency level-2 terus bertambah, maka perlu

dilakukan upaya penanggulangan emergency level-3 :

c) Emergency Level-3

(1) Setelah memutuskan keadaan darurat berada di level-3,

kemudian RASV mengumumkan melalui paging, dan

mengaktifkan emergency alarm di area Plant

(2) OC menghubungi EM atau personil EST, untuk meminta

bantuan dari CERT

(3) EM mengambil keputusan untuk melakukan Plant-Shut-

Down dan meminta EC untuk mengaktifkan evacuation

alarm untuk mngevakuasi semua orang di assembly point

agar menuju muster point.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

(4) HC / HCC memimpin penghitungan cacah jiwa di muster

point dan FC memastikan situasi lapangan aman dan

melaporkan kepada EM.

(5) EM Dan EST mengevaluasi eskalasi darurat dan

menentukan kebutuhan lebih lanjut untuk crisis level,

ketika keadaan emergency crisis level-3 meningkat menjadi

crisis-level, akan dikendalikan oleh pihak ke-3 (lihat:

Pedoman crisis management team)

(6) Jika situasi darurat dapat dikendalikan dan dapat

dikembalikan dalam situasi normal, EC harus memeriksa

tempat kejadian dan memastikan bahwa daerah aman dan

melaporkan kepada EM

(7) EM memutuskan situasi dapat diatasi dan menginstruksikan

FC untuk mengaktifkan alarm emergency "All-Clear"

sebagai tanda keadaan darurat dapat diberhentikan

(8) RASV melaporkan situasi kepada FCo untuk mengisolasi

atau menempatkan barikade di daerah darurat untuk proses

investigasi

Jika emergency level-3 belum dapat ditangani dengan baik maka

status emergency berubah menjadi Crisis Level (tingkat nasional),

sehingga langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

(a) ECC berkonsultasi tentang keadaan darurat yang terjadi kepada

SGM (ACMTL) dan BOD (CMTL)


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

(b) Mengaktifkan Crisis Management Center

(c) menghubungi Cilegon Crisis Center 0254-377 555

f. Langkah Pengamanan Keadaan Darurat

1) Keadaan Darurat Kebakaran

a) Regu Pemadam Api

(1) Segera padamkan api dengan tabung APAR yang tersedia

di tempat-tempat yang disediakan, di depan toilet dan areal

lift barang. Bila kurang harap ambil tabung APAR di lantai

lainnya

(2) Laporkan segera ke Security dengan nomor telepon

ekstension 2222 dan fire section 1111

(3) Tetap berupaya memadamkan api hingga datangnya Tim

Tanggap Darurat

(4) Dilarang menggunakan hydrant, apabila TKP masih dialiri

listrik

b) Regu Pengaman Dokumen

Segera mengambil langkah-langkah pengamanan

dokumen-dokumen penting milik perusahaan.

c) Regu Evakuasi dan Pengaman Lokasi

(1) Segera perintahkan seluruh karyawan untuk meninggalkan

gedung melalui tangga-tangga darurat depan dan belakang

menuju tempat assembly point

(2) Melarang penggunaan lift untuk maksud apapun


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

(3) Membantu menyelamatkan karyawan yang mengalami

evakuasi seperti terjebak asap, wanita hamil, karyawan

dengan penyakit jantung/asma,dan lain-lain

(4) Melarang karayawan masuk ke TKP untuk maksud apapun

(5) Mengamankan area TKP pasca keadaan darurat

d) Regu Absensi/Head Counting

(1) Mengarahkan orang/karyawan menuju tempat

berkumpul/assembly point

(2) Mengacungkan kertas/atribut/papan tanda pengenal

perusahaan di tempat berkumpul/assembly point

(3) Mengabsen karyawan

(4) Melaporkan kepada ketua tim tanggap darurat apabila

ditemukan jumlah karyawan tidak lengkap

(5) Mencari tahu keberadaan karyawan yang tidak terdaftar

dalam absensi

2) Keadaan Darurat Gempa Bumi

a) Regu evakuasi

(1) Segera perintahkan seluruh karyawan untuk meninggalkan

gedung melalui tangga-tangga darurat depan dan belakang

menuju assembly point/muster point

(2) Melarang penggunaan lift untuk maksud apapun


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

(3) Membantu menyelamatkan karyawan yang mengalami

kesulitan dalam proses evakuasi, seperti wanita hamil,

karyawan dengan penyakit jantung/asma,dan lain-lain

(4) Melarang karyawan masuk ke TKP untuk maksud apapun

(5) Mengamankan area TKP pasca keadaan darurat

b) Regu pengaman dokumen

Segera mengambil langkah-langkah pengamanan

dokumen-dokumen penting perusahaan apabila memungkinkan

c) Regu absensi/Head Counting

(1) Mengarahkan orang/karyawan menuju tempat

berkumpul/assembly point

(2) Mengacungkan kertas atribut/papan tanda pengenal

perusahaan di tempat berkumpul/assembly point

(3) Mengabsensi karyawan sesuai masing-masing perusahaan

(4) Melaporkan kepada ketua tim tanggap darurat apabila

karyawannya tidak lengkap

(5) Mencari tahu keberadaan karyawan yang tidak terdaftar

dalam absensi

3) Keadaan darurat ancaman bom

Apabila mendapat ancaman bom via telepon atau HP tindakan

yang dilakukan sebagai berikut :

a) Dengarkan isi pembicaraan telepon dengan tenang, sabar dan

tidak panik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

b) Dengarkan dan cermati suara-suara yang berada di sekitar

penelepon

c) Catat isi dari pesan si penelepon, seperti jenis kelamin, asal

penelepon, gaya bicara penelepon

d) Laporkan kepada atasan langsung serta ke petugas keamanan

gedung maupun aparat kepolisian

e) Isi checklist standar keperluan pengamanan lebih lanjut

Apabila diperlukan evakuasi karyawan, maka tindakan yang

dilakukan sebagai berikut :

(1) Regu evakuasi

(a) Segera perintahkan seluruh karyawan untuk meninggalkan

gedung melalui tangga-tangga darurat depan dan belakang

menuju assembly point/muster point

(b) Melarang penggunaan lift untuk maksud apapun

(c) Membantu menyelamatkan karyawan yang mengalami

kesulitan dalam proses evakuasi, seperti wanita hamil,

karyawan dengan penyakit jantung/asma,dan lain-lain

(d) Melarang karyawan masuk ke TKP untuk maksud apapun

(e) Mengamankan area TKP pasca keadaan darurat

(2) Regu absensi/Head Counting

(a) Mengarahkan orang/karyawan menuju tempat

berkumpul/assembly point
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

(b) Mengacungkan kertas atribut/papan tanda pengenal

perusahaan di tempat berkumpul/assembly point

(c) Mengabsensi karyawan sesuai masing-masing perusahaan

(d) Melaporkan kepada ketua tim tanggap darurat apabila

karyawannya tidak lengkap

(e) Mencari tahu keberadaan karyawan yang tidak terdaftar

dalam absensi

(3) Regu pemadam api

Membantu proses evakuasi

(4) Regu pengaman dokumen

Mengamankan dokumen dan membantu proses evakuasi

4) Keadaan Darurat Tumpahan Bahan Kimia dan Kebocoran Gas

a) Langkah Pertama

Setiap tenaga kerja yang menemukan kebocoran gas atau

tumpahan bahan kimia (hydrocarbon, acid, caustic, atau

tumpahan bahan kimia dan kebocoran gas lain yang dapat

membahayakan kesehatan dan lingkungan) harus melaporkan

kejadian tersebut kepada operator CCR di area tersebut,

Polyethylene / Polypropylene Central Control Room (PE/PP-

CCR) atau Panel Control Room (PCR).

b) Affected Area Board Operator

(1) Supervisor (PE/PP-Plant) or Area Supervisor Central

Control Room, Polyethylene / Polypropylene Central


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Control Room atau Power Control Room yang telah

mendapatkan laporan segera mengaktifkan General Alarm

yang ada di Plant jika telah mendapatkan izin dari

Production Shift Superintendent di Ethylene Plant/Shift

Supervisor (PE/PP-Plant) atau Area Supervisor.

(2) Jika General Alarm sudah diaktifkan Production Shift

Superintendent/Shift Supervisor (PE/PP-Plant) akan

memperingatkan pekerja yang ada di Plant via paging

system yang ada di area berbahaya.

c) Production Shift Superintendent/Shift Supervisor (PE/PP-

Plant)

(1) Incident On-Site

(a) Merupakan tanggung jawab Production Shift

Superintendent/Shift Supervisor (PE/PP-Plant)

(b) Menyediakan Material Safety Data Sheets (MSDS)

pada setiap material

(c) Menentukan dan mengesahkan kebutuhan evakuasi

(d) Mengevaluasi besarnya situasi bahaya bersama Fire

Brigade Supervisor (Emergency Response Team)

(e) Memberitahu security untuk melakukan kontrol lalu

lintas di lingkungan perusahaan

(f) Mendokumentasikan seluruh aktivitas dan kejadian

selama insiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

(g) Menentukan ketika tumpahan bahan kimia atau

kebocoran gas telah selesai ditanggulangi dan aktivitas

kembali normal

(h) Membuat laporan untuk semua personil melalui

respective supervisor

(i) Menentukan tindakan yang diperlukan untuk shut-off ,

(2) Incident Off-Site

(a) Memperoleh informasi yang diperlukan pada saat

insiden

(b) Koordinator tanggap darurat sebagai Emergency

Commander

(c) Hubungi Central Control Room (CCR) ethylene,

Central Control Room Polyethylene/Polypropylene,

Panel Control Room (PCR) untuk melakukan shutdown

dan isolasi jika diperlukan.

(d) Mendokumentasikan seluruh aktivitas dan kejadian

selama insiden

(e) Menentukan ketika tumpahan bahan kimia atau

kebocoran gas telah selesai ditanggulangi dan aktivitas

kembali normal

d) Fire Brigade Supervisor (Emergency Response Team)

(1) Sebagai komandan di tempat kejadian darurat


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

(2) Mengevaluasi besarnya situasi bahaya bersama-sama

Production Shift Superintendent/Shift Supervisor (PE/PP-

Plant)

(3) Bersama-sama dengan Production Shift Superintendent /

Shift Supervisor (PE/PP-Plant) menentukan Alat Pelindung

Diri, peralatan dan sumber daya tenaga kerja yang

diperlukan untuk menyelesaikan penanggulangan keadaan

darurat

(4) Mengarahkan kegiatan Emergency Response Team

(5) Menentukan kebutuhan sumber daya tambahan dan

permintaan yang sesuai dari Production Shift

Superintendent

(6) Melaksanakan rencana tanggap darurat yang telah disusun

(7) Berkoordinasi antara pihak luar dengan personil CAP

(8) Mengkomunikasikan seluruh kegiatan tanggap darurat

kepada Production Shift Superintendent/Shift Supervisor

(PE/PP Plant)

(9) Pengadaan peralatan untuk kegiatan tanggap darurat di

tempat kejadian

(10) Melakukan shut-off, containment dan clean-up response

(11) memverifikasi dekontaminasi APD , alat dan peralatan

e) Environment & Occupational Health Section


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

(1) sebagai Tim Hazardous Material (HAZMAT) untuk

mengidentifikasi dan menilai potensi risiko selama

tumpahan bahan kimia dan kebocoran gas menjadi paparan

di lingkungan

(2) Menyediakan tempat untuk penyimpanan limbah sementara

(3) Menyediakan tempat untuk pembuangan limbah yang

dihasilkan

(4) Mengurus training dan sertifikasi tentang :

(a) Pengelolaan Limbah Berbahaya

(b) Pengoperasian alat yang tepat yang dibutuhkan untuk

membersihkan tumpahan bahan kimia dan kebocoran

gas

f) Staff Management

(1) Menyediakan sarana komunikasi

(2) Melayani kontak utama dengan Production Shift

Superintendent (Ethylene plant) atau Shift Supervisor

(PE/PP-Plant) sebagai kontak alternatif

(3) Memulai penyelidikan insiden untuk menentukan

penyebabnya, kesigapan tanggap darurat, kontrol

pencegahan dan perubahan yang diperlukan untuk prosedur

tanggap darurat

(4) Memulai latihan dengan skenario tentang insiden yang

mungkin terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

(5) Memulai latihan skala penuh

(6) Memberikan hak pelatihan yang dibutuhkan sesuai dengan

tingkat respon masing-masing individu

g) HSE General Manager

(1) Memantau prosedur tanggap darurat agar selalu dapat

digunakan dengan baik saat keadaan darurat

(2) Menyebarluaskan prosedur tanggap darurat kepada seluruh

tenaga kerja dan memperbarui prosedur untuk dimasukkan

ke dalam Emergency Procedure Manual

(1) Fire Fighting Section Manager dan anggota ERT

memelihara pelatihan yang dibutuhkan sesuai dengan

tingkat respon masing-masing individu dari CAP

(2) menjaga pelatihan dan dokumentasi kualifikasi medis

personil CAP merupakan bagian dari klinik/tanggungjawab

HRD

(3) Harus siap siaga untuk kegiatan tanggap darurat setiap saat

(4) Harus berada di lokasi tumpahan bahan kimia dan

kebocoran gas sampai anggota dari departemen

Environment tiba di tempat kejadian dan mengambil alih

tumpahan bahan kimia dan kebocoran gas

h) Maintenance General Manager

(1) Menjaga peralatan agar selalu siap sedia dan dalam keadaan

kondisi baik jika diperlukan saat keadaan darurat, serta


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Menjaga respon kontrak personil dengan kontraktor dan

pemasok yang terdiri dari:

(a) persediaan penyimpanan dan pengumpulan

(b) Peralatan dan perlengkapan yang tidak dalam

inventarisasi peralatan tanggap darurat di lapangan

i) Security

(1) Menjaga kontrol lalu lintas dan membatasi lalu lintas

kendaraan yang diizinkan oleh Fire Brigade Supervisor

dan/atau Production Shift Superintendent/Shift Supervisor

(PE/PP-Plant)

(2) Membatasi akses ke area tumpahan bahan kimia / lokasi

kebocoran gas

(3) Mengkoordinasikan pergerakan kendaraan darurat di dalam

pabrik

j) Equipment

(1) Harus selalu tersedia di lokasi untuk selalu siap sedia saat

terjadi keadaan darurat

(2) Untuk semua barang-barang yang tidak tahan lama harus

selalu tersedia di dalam trailer, untuk memudahkan jika

dibutuhkan dengan segera

(3) Untuk peralatan yang tidak tersedia di plant (vacuum

trucks, roll-off, back-hoe) dan peralatan lain dalam jumlah


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

besar yang tidak ada di dalam pabrik harus tersedia dari

kontraktor yang telah disetujui

5) Keadaan Darurat Tsunami

Upaya pencegahan Tsunami yang dilakukan yaitu memberikan

tanda arah/petunjuk evakuasi tsunami disetiap area pabrik. Untuk

mengidentifikasi aktifitas air laut PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk memasang alat pendeteksi ketinggian air laut yang diletakan di

sea water intake.

Alat ini berfungsi untuk mendeteksi ketinggian dari air laut,

jika ketinggian air laut kurang dari 2 meter maka dianggap dalam

keadaan darurat karena berpotensi terjadinya tsunami. Jika potensi

tsunami ada maka PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan

bekerja sama dengan Ciwandan Emergency Response Team

(CERT) untuk proses evakuasi semua pekerjanya ke daerah yang

aman dari bahaya tsunami.

Berikut adalah persiapan dalam menghadapi bencana tsunami

di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk :

a) mencari tahu perkiraan waktu yang memungkinkan sebelum

tsunami mencapai Cilegon. memperkirakan cukup waktu

setidaknya 25 menit, untuk melarikan diri dan mengevakuasi

semua karyawan ke dataran tinggi gunung sugih (maramang

hill) melalui gate 15. memerlukan waktu sekitar 15 menit

berjalan kaki dengan cepat untuk mencapai kaki bukit dan perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

naik ke atas bukit dengan jarak tempuh 20 sampai 30 meter

seperti tanda-tanda jalur evakuasi yang telah dipasang di setiap

area pabrik

b) Kontraktor harus segera menghentikan semua pekerjaan dan

mengevakuasi diri menuju ke Gunung Sugih mengikuti jalur

evakuasi tsunami

c) Semua staff PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk yang tidak

terlibat dalam operasi tanggap darurat diharapkan mengunci

kantor mereka dan mengevakuasi diri menuju dataran tinggi.

Jika ada waktu memungkinkan, pindahkan semua peralatan

seperti komputer, printer, dan dokumen penting ke lantai yang

lebih tinggi

d) Jangan memanjat platform, flare stack, tiang lampu atau tank

e) Shutdown semua kegiatan pabrik, bongkar muat dan

mengisolasi tangki penyimpanan

f) Jika tsunami datang terlalu cepat, segera mengungsi dari area

pabrik dan pergi ke dataran tinggi gunung sugih ( maramang

hill ) melalui gate 15

g) Membawa air minum yang cukup, karena korban mungkin

harus menunggu satu atau dua hari untuk mendapatkan

kejelasan situasi darurat selanjutnya

h) Jangan melarikan diri dari dataran tinggi setelah gelombang

pertama mereda karena panjang gelombang dapat mencapai


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

beberapa ratus kilometer secara terpisah dan gelombang

berikutnya bisa tiba hingga beberapa jam kemudian

i) Ketika yakin tsunami yang benar-benar mereda, prioritas

pertama adalah harus memeriksa bahwa anggota keluarga Anda

aman , penyelamatan korban, ada tidaknya kebocoran isolasi,

dan pemadam kebakaran. Jauhi kabel jatuh atau terkelupas

karena bisa menimbulkan bahaya sengatan listrik

j) Plant akan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk

membersihkan puing-puing bangunan, memeriksa peralatan

dan melakukan perbaikan sebelum siap untuk memulai

aktivitas produksi kembali.

4. Dokumentasi dan Pelaporan Kejadian Keadaan Darurat

Setiap keadaan darurat yang terjadi di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk harus diadakan pelaporan oleh Fire Coordinator

kepada Emergency Manager. Selanjutnya Emergency Manager melakukan

investigasi kronologis dan sebab akibat kejadian keadaan darurat yang

kemudian diberikan rekomendasi untuk melakukan pemulihan. EM

kemudian melaporkan hasil investigasi beserta rekomendasi keadaan

darurat kepada BOD (Board of Director) yang ada di kantor pusat Jakarta.

Setelah terjadi keadaan darurat setiap prosedur Emergency Response

dilakukan revisi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk tujuan

perbaikan yang berkelanjutan. Prosedur tersebut juga diuji coba untuk

mengetahui kesesuaian antara prosedur yang disusun dengan keadaan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

lapangan ketika terjadi keadan darurat dan untuk kesiapan dalam

menangani keadaan darurat yang mungkin terjadi di waktu yang akan

datang.

5. Sarana Prasarana Tanggap Darurat

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk telah menyediakan beberapa

sarana prasarana dan instrumen kedaruratan, guna menunjang dalam

proses penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat (emergency).

Beberapa fasilitas Emergency Response PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk adalah sebagai berikut :

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat Pemadam Api ringan atau yang disebut dengan APAR

merupakan pertahanan pertama bila terjadi kebakaran. Sedangkan

menurut NFPA (National Fire Protection Association) definisi dari

APAR itu sendiri adalah peralatan portable yang dapat dibawa dengan

tangan atau beroda dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan

pemadam yang dapat disemprotkan oleh tekanan dengan tujuan

memadamkan api kebakaran.

Hasil pengamatan dan interview, PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk untuk mengantisipasi dan mengendalikan bahaya kebakaran tahap

awal disediakan alat pemadam api ringan (APAR). Jenis APAR yang

tersedia adalah dry powder, CO2, dan AF 11 dengan dimensi berat yang

bervariasi yakni 4,5kg, 6kg, dan 9kg.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

Pemeriksaan APAR sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali, dengan

penempatan APAR 125 cm diukur dari dasar lantai dan menggantung

pada gantungan atau bracket yang telah disediakan untuk jarak

pemasangan berjarak 15 meter. Jarak penandaan APAR berada sekitar

20 cm diatas APAR agar lebih mudah terlihat. Agar keamanan APAR

terjaga dan digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya,

untuk itu PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk rutin melakukan

pengecekan ditiap unit. Tetapi masih ada 1 APAR nomor 07 di lobi

Admin Building yang tidak pada tempatnya dan hanya tertera

penandaan APAR saja.

b. Hydrant

Alat ini terdapat hampir di seluruh bagian perusahaan yang

mempunyai potensi bahaya kebakaran dan peledakan. Hydrant

merupakan salah satu peralatan pemadam kebakaran yang digunakan

untuk mengeluarkan air pemadam yang bertekanan dari suatu instalasi

jaringan pompa yang berasal dari perusahaan air Krakatau Tirta

Industri. Pipa terpasang tetap yang dihubungkan dengan sumber air

melalui sistem perpipaan yang fungsinya sebagai sumber air yang

dibutuhkan untuk pencegahan atau pemadam kebakaran. Air pemadam

yang disuplai oleh hydrant merupakan air pemadam yang bertekanan

(Fire Water Outlet), dimana air tersebut berasal dari jaringan pipa air

pemadam yang mendapat suplai air bertekanan dari pompa utama. Alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

ini juga bisa digunakan sebagai penyuplai air untuk mobil pemadam.

Pemeliharaan hydrant dilakukan setiap 1 bulan sekali.

c. General Alarm

General alarm adalah komponen dari sistem yang memberikan

isyarat atau tanda adanya suatu kebakaran atau keadaan darurat lain

yang berupa bunyi khusus. General Alarm dibunyikan pada saat

keadaan darurat terjadi untuk memberitahu kepada pekerja bahwa ada

bahaya. Jika alarm dibunyikan maka semua harus berkumpul ditempat

berkumpul. Clear alarm akan dibunyikan jika keadaan darurat sudah

berakhir. Pada saat alarm darurat dibunyikan ada peraturan yang

berlaku di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk diantaranya :

1) Pekerja harus menghentikan semua pekerjaannya, kemudian

segera menuju tempat berkumpul dan lapor ke atasan atau

penanggung jawab area.

2) Sopir kendaraan harus menghentikan kendaraan ke sisi kiri jalan

agar tidak menghalangi kendaraan pemadam api, matikan mesin,

den segera menuju tempat berkumpul.

3) Setiap hari rabu jam 12 siang alarm tersebut dibunyikan untuk

menguji fungsinya serta agar diketahui oleh semua tenaga kerja.

4) Jika dirasa assembly point sudah tidak aman, maka semua orang

akan dipindahkan ke satu tempat muster point.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Pengecekan General alarm dilakukan setiap satu minggu sekali,

untuk plant OPE setiap hari rabu, dan plant PP setiap hari kamis pada

jam 12.00.

d. Detector

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk memasang detector pada

bangunan/building untuk mendeteksi adanya kebakaran yang terjadi.

Detector yang digunakan di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk ada

4 yakni : Gas detector, smoke detector, heat detector, dan flame

detector.

e. Tanda Petunjuk Keluar dan Pintu Darurat

Arah jalan keluar diberi tanda sehingga dapat mudah ditemukan

terutama penunjuk arah untuk pintu darurat. Keadaan darurat atau

terancam orang lebih cenderung untuk melakukan tindakan ceroboh

dan ragu ragu dalam menentukan jalan mana yang harus ditempuh.

Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk atau cenderung berbahaya

bagi orang tersebut.

Disimbolkan dengan penunjuk arah baik itu panah atau tulisan

yang bertuliskan EXIT ini terdapat pada gedung-gedung dan kantor.

Tulisan EXIT dan petunjuk arah berwarna hijau dilengkapi dengan

lampu terang agar pada waktu gelap pun dapat terlihat tulisan jalur

evakuasi tersebut, tanda ini telah terpasang beserta denah di setiap

lantai yang berfungsi menunjukkan lokasi pintu darurat berada.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

f. Assembly Point and Muster Point

Menurut prosedur perusahaan PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk memiliki Assembly Point dan Muster Point. Assembly point adalah

lokasi sebagai tempat tujuan pertama untuk berkumpul sementara pada

saat dilaksanakan tindakan evakuasi. Muster Point adalah tempat yang

telah ditentukan sebagai tempat berkumpul utama (pusat) guna

menampung para pengungsi yang berasal dari Assembly Point atau dari

tempat lainnya.

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk telah memasang rambu-

rambu Assembly Point berupa bendera hijau dan rambu-rambu Muster

Area berupa bendera kuning.

Assembly point dan Muster point di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk sebagai berikut :

1) OPE Plant memiliki delapan assembly point dan satu Muster Point

dengan lokasi berikut :

a) Assembly point 1 = area parkir admin building

b) Assembly point 2 = area parkir MTN building

c) Assembly point 3 = area terbuka di depan locker room

d) Assembly point 4 = area parkir laboratory building

e) Assembly point 5 = area terbuka di dekat PE silo Area

f) Assembly point 6 = depan utility PCR

g) Assembly point 7 = depan CCR C2

h) Assembly point 8 = depan kantor jetty (jetty-C area)


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

i) Muster Point = sisi selatan PE-warehouse

2) PP Plant memiliki lima Assembly Point dan satu Muster Point

dengan lokasi sebagai berikut :

a) Assembly point 1 = area parkir depan workshop mewakili

maintenance (workshop, electrical, instrument, mechnic, civil)

b) Assembly point 2 = di area parkir depan WH. Material

mewakili admin building, WH material, utility office

c) Assembly point 3 = di area parkir belakang pos -1 mewakili

security, contractors, kopkarlyta

d) Assembly point 4 = disamping gedung laboratorium mewakili

laboratorium, kontraktor (PT. Waskita)

e) Assembly point 5 = di loading dock mewakili bagging section,

transporter (PT. Richland), kontraktor (PT. Putri Banten)

f) Muster point = di depan Warehouse PP

g. Alat Pelindung Diri (APD)

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk telah menyediakan alat

pelindung diri, dengan disesuaikan pada karakteristik bahaya setiap

area kerja. Alat pelindung diri wajib yang harus dipakai oleh

karyawan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk ketika berada di Plant

adalah :

1) Safety shoes

2) Ear plug / ear muff

3) Safety glass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

4) Safety Helmet

h. Kotak P3K

Penyediaan Kotak P3K di area kerja PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk ditempatkan disetiap CCR Plant merupakan

sarana kelengkapan medis dengan kelengkapan obat standar. Inspeksi

kotak P3K dilakukan setiap satu bulan sekali. Dari hasil observasi

penyediaan kotak P3K untuk tempat kerja didalam gedung/kantor

belum ditemukan, dengan sebab untuk karyawan kantor yang

membutuhkan P3K segera menuju klinik yang berada di lobi admin

building untuk menghindari adanya kelalaian karyawan kantor yang

tidak melapor ketika mendapat insiden sehingga kecelakaan kerja

sekecil apapun dapat dicatat dan dikendalikan oleh petugas klinik.

i. Peta Evakuasi

Peta evakuasi adalah gambar arah penyelamatan diri pada saat

terjadi keadaan darurat berupa arah keluar seperti yang ditunjukkan

didalam peta. Penempatan peta evakuasi di PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk diletakkan pada setiap papan informasi dinding

dekat pintu, bertujuan agar mudah dilihat orang yang lewat,

diharapkan sebagai media informasi.

j. Sprinkler

Untuk memproteksi saat terjadi keadaan darurat kebakaran PT.

Chandra Asri Petrochemical Tbk memasang sprinkler pada area

gedung-gedung. Alat ini berfungsi sebagai alat pemadam api yang


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

terpasang pada bagian gedung seperti di bagian Warehouse product

yang dapat di operasikan secara manual maupun otomatis.

Pemeriksaan sprinkler dilakukan setiap 1 bulan sekali.

k. Deluge water

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk banyak memiliki tangki-

tangki besar yang berisi bahan kimia yang memiliki potensi peledakan

atau kebakaran yang tinggi. Maka dari itu diperlukan Deluge water.

Alat ini berfungsi untuk pendingin tangki dari luar yang langsung

di semprotkan di bagian luar tank melalui nozzle-nozzle yang

melingkar di bagian tangki penyimpanan bahan.

l. Fire truck/mobil pemadam

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk memiliki 2 mobil pemadam

kebakaran. Pengecekan mobil pemadam tersebut dilakukan 2 kali

dalam satu minggu. Untuk hari senin dilakukan pemanasan mesin,

water pump dan foam pump, untuk hari kamis dilakukan pemanasan

mesin dan tes kelayakan mobil.

m. Call point

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk memasang call point di

setiap area. Alat ini berfungsi untuk memberikan sinyal bahaya dan

untuk membunyikan alarm bila terjadi sebuah insiden dengan cara di

tekan tombol atau kaca dipecahkan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

n. Sarana Transportasi

Untuk mengevakuasi korban keluar dari lokasi kejadian atau

merujuk korban ke rumah sakit, PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk

telah menyediakan tiga unit mobil ambulance dan beberapa kendaraan

dinas yang siap pakai.

o. Sarana Komunikasi

Komunikasi memegang peranan penting dalam mendukung

keberhasilan sistem tanggap darurat. Komunikasi dapat

dikelompokkan atas komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

Komunikasi internal harus dirancang mulai dari deteksi keadaan

darurat sampai ke penanggulangannya. Komunikasi eksternal dengan

pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar kegiatan organisasi

untuk mencegah kepanikan atau jatuhnya korban yang tidak

diinginkan. Pihak manajemen PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk

telah menyediakan sarana komunikasi dalam menghadapi keadaan

darurat diantaranya yaitu telepon, handphone, handy talky dan paging.

6. Pelatihan dan simulasi

Kegiatan latihan diwajibkan bagi karyawan untuk kesiap-siagaan jika

terjadi keadaan darurat.

a. Tujuan pelatihan

Tujuan dari penyelenggaraan pelatihan tanggap darurat di PT.

Chandra Asri Petrochemical Tbk adalah :


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

1) Melatih keterampilan peserta dalam menghadapi bahaya darurat,

baik yang sifatnya kecil sampai pada skala yang besar

2) Melatih kerjasama antar karyawan agar menjadi tim yang kompak

dan handal dalam menghadapi situasi darurat

3) Menambahkan pengetahuan karyawan di luar bidang kerjanya.

Pelatihan/training tanggap darurat dilakukan secara berkala setiap 3

bulan sekali.

b. Simulasi keadaan darurat

Untuk meningkatkan ketrampilan Sumber Daya Manusia ketika

terjadi keadaan darurat maka perlu diadakan simulasi atau emergency

drill secara berkala. Mengingat luasnya area, PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk melakukan emergency drill sebanyak 7 kali dalam

satu tahun di area plant yang berbeda-beda dan dengan potensi bahaya

yang berbeda-beda. Akan tetapi untuk emergency drill di dalam

gedung masih kurang rutin dalam pelaksanaannya.

c. Evaluasi Emergency Drill

Evaluasi emergency drill dilakukan untuk mendapatkan temuan di

lapangan saat emergency drill. Temuan tersebut digunakan untuk

menilai kesesuaian antara prosedur dengan pelaksanaan emergency

drill. Dilihat dari dokumen evaluasi emergency drill bulan Maret-

November 2013 dapat dikatakan bahwa prosedur emergency response

sudah berjalan dengan baik saat emergency terjadi. Hanya saja masih

ada beberapa temuan yang sering terjadi seperti kontraktor yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

terus bekerja saat mendengar sirene alarm berbunyi dan tidak menuju

assembly point, keaktifan anggota EST yang masih kurang karena

tidak menuju ke tempat kejadian darurat, fasilitas serta peralatan yang

mendukung kegiatan emergency response yang belum berfungsi

dengan baik saat dilakukan emergency drill.

Dari beberapa temuan tersebut perlu adanya peningkatan

sosialisasi dan komunikasi kepada pekerja kontraktor juga agar mereka

mengerti emergency response, meningkatkan komunikasi dan

penegasan kewajiban tugas anggota emergency response, serta

melakukan peningkatan pemeliharaan peralatan dan koordinasi antar

petugas yang bertanggungjawab atas fasilitas emergency response.

7. Pemulihan Pasca Keadaan Darurat

Pemulihan pasca keadaan darurat di PT. Chandra Asri Petrochemical

Tbk dilakukan setelah Emergency Manager melakukan investigasi

kronologis dan sebab akibat kejadian keadaan darurat. Setelah melakukan

investigasi selanjutnya dilakukan rekomendasi untuk tindakan pemulihan.

Pihak-pihak yang terkait tindakan pemulihan adalah Emergency Support

Team yang terdiri dari EST- Human Resources bertugas menghubungi

keluarga korban dan mengunjungi korban akibat keadaan darurat di rumah

sakit serta mengatur kompensasi korban yang dirawat di rumah sakit. EST-

Public Relations menangani hubungan perusahaan dengan masyarakat

setempat dan menjawab pertanyaan dari pihak luar bila timbul pertanyaan

mengenai keadaan darurat yang terjadi di PT. Chandra Asri Petrochemical


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Tbk. EST-Repair & Maintenance mengatur koordinasi dengan kontraktor

pendukung untuk melakukan pemulihan. EST- Purchasing mengatur dan

mengawasi pembelian setiap bagian materi atau cadangan yang diperlukan

untuk penanganan darurat dan pemulihan. EST- Customer Relation

menjadwal ulang produksi, persediaan, dan pembeliaan ketika dibutuhkan

setelah keadaan darurat.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Dari hasil pengamatan, tentang sistem dan prosedur Emergency Response

yang diimplementasikan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk dapat

dibahas sebagai berikut:

1. Emergency Response

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk merupakan sebuah industri

petrochemical yang mempunyai potensi bahaya yang dapat menimbulkan

keadaan darurat seperti kebakaran, kebocoran gas, tumpahan bahan kimia

atau minyak serta kegagalan produksi. Keselamatan di lingkungan PT.

Chandra Asri Petrochemical Tbk sangat diperlukan dengan

penanggulangan keadaan darurat, untuk itu PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk telah mengidentifikasi potensi bahaya dan siap untuk

melakukan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang

mungkin terjadi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 lampiran

di dalam dan/atau di luar tempat kerja telah diidentifikasi dan

diinformasikan agar diketahui oleh seluruh orang yang ada di tempat

ker

71

Anda mungkin juga menyukai