Anda di halaman 1dari 3

NASEHAT LISAN DAERAHAN 714, 6 JUNI 2020

Menuju pada tatanan kehidupan normal/New Normal

BP. H. ABDUL HAKIM MULYONO.

Alhamdulillahi Robbil ‘ Aalamiin, AJZHMKH, AJZKMKH, Kita bersyukur ke hadirat Alloh SWT, termasuk pada perantara
agama, sehingga kita bisa mengerti QHJ dan dapat berjalan dengan SLAB, Insya Alloh akan terus dan diusahakan untuk
bisa terus QHJ ini lestari ila yaumil qiyyamah.

Wa in tau’du ni’matallohi laa tuhshuha, , kita bisa menetapi ibadah dalam QHJ, ini merupakan anugrah, nikmat yang
terbesar dalam hidup dan kehidupan kita di dunia, dan terlebih lagi dalam kondisi trend covid-19 dan pengaruh2
lainnya, ibadah kita tetap berjalan dengan aman, lancar, tenang, demikian pula ibadah lainnya seperti mengaji bisa
berjalan dengan baik dan lancar. Alhamdulillah, ada informasi, bahwa curva pandemic mulai menurun dan negara kita
mengkondisikan kedalam tatanan baru New Normal, kita berharap hal ini terwujud, sehigga ibadah dan amal sholih
semakin bertambah lancar.

Para peserta/ Stakeholder/Para Pemangku dapukan, 991,992,993, 994, 995, para pendamping dan peserta 456 di 800
titik, Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang, bisa menyelesaikan Shiyamur Romadhon 1441 H, bisa beramal
sholih, dapat menyelesaikan 5 Sukses Romadhon, sholat iedul Futri sesuai dengan kondisi di daerah tempatnya masing2
dan saat ini kini dapat mengikuti acara 456, hal ini perlu disyukuri, inilah pelaksanaan peramutan Keimaman dan bisa
berjaan dengan kancar, Alhmadulillahi Robbil ‘Aalamiin.

Selanjutnya nasehat kami antara lain :

1. Acara ini merupakan bentuk peramutan Keimaman dalam meramut Jmh, agar bisa diterima oleh semua pengurus,
dan bisa disampaikan kembali kepada seluruh Jmh, serta dapat direalisasikan di Kelompok/Desa/Daerah masing2.
2. Firman Alloh dalam Al-Qur’an Surat Al-Ashr (ayat 1-3 ), disebutkan bahwa : Demi waktu Ashar, bahwasanya manusia
itu semuanya rugi, kecuali orang2 yang beriman dan ber’amal sholih dan saling berwasiat mereka dengan kebenaran
dan kesabaran. Sebagai seorang yang beriman, untuk tidak mengalami kerugian, maka prakteknya kita menetapi
QHJ, menetapi 5 Bab karena Alloh, sampai dengan pol matinya masing2, baik itu dia sebagai Jmh biasa atau yang
mempunyai dapukan.
Ketiga wasiat tersebut, bisa diimplementasikan juga dalam kehidupan dunia, seperti kita harus berwasiat dengan
benar, yaitu kita bisa netepi aturan2 keduniaan, seperti peraturan pemerintah, hukum dan perundang-undangan
yang berlaku, bagi kita Jmh yang berada di Indonesia, demikian pula bagi Jmh2 yang berada di LN, menyesuaikan
dengan kondisi negara setempat. Tiga hal tersebut harus kita laksanakan/amalkan dengan baik, beriman dan amal
sholih, menetapi kesabaran dan tetap dalam kebenaran QHJ, dalam menghadapi situasi/kondisi apa saja, karena
kesuksesan dalam mencapai keberhasilan salah satunya adalah melalui kesabaran.
3. Sebagai Jmh untuk mendapat Rohmat dan RidoNya Alloh SWT, maka dimana saja, kapan saja dan bagaimanapun
keadaannya kita harus menetapi, memerlu-merlukan dan mempersungguh menetapi QHJ sejak Bt sampai dengan tu-
tug pol ajal matinya masing2, dengan hati niat mukhlis Lillah karena Alloh dan berbudi luhur, luhuring budi karena
Alloh, dengan memakai cara menetapi 5 Bab program ibadah Jmh, yaitu :
1) Mengaji :
Manusia untuk dapat kembali ke surga, kembali ke tempat akhir yang baik, maka ia caranya harus menetapi
petunjuk Alloh SWT, sebagaimana difirmankan dalam Surat Al-Baqoroh : 38.
Menetapi yang Haq, adalah menetapi agama yang benar, ‫انّ ّالدّين ّ ّعند ّاهلل ّ ّاالسالم‬ , dan kita lebih
mendalaminya dengan kefahaman QHJ yang kita miliki dengan memakai cara 5 Bab, menggunakan ilmu yang
Manqul, Musnad, Mutashil dan Murni.
1
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu itu ada tiga, selain yang tiga merupakan fadlun. Adapun ilmu pengetahuan
yang kita pelajari, kita gunakan mencari ma’isyah, sedangkan ilmu agama, mempelajari Qur’an Hadits kita jadikan
sebagai aqidah .

ّّّ‫ّايةّحمكمةّّاوّسنةّّقاءمةّّاوّّفريضةّّعاّدلة‬:ّ‫ّالعلمّثالثةّّوّماّّسواّذالكّفهوّفضل‬
Rosulullohi SAW, bersama para shohabat, dalam praktek mencari ilmu, menggunakan cara manqul, musnad,
mutashil dan murni, demikian pula Bp. H. Nur Hasan menggunakannya secara tetap dan konsisten. Hasil dari
mengaji secara ilmu manqul ini, membuat amalan kita menjadi syah, diterima oleh Alloh. Ilmu manqul ini harus di
jelaskan pada generus selanjutnya. Menurut keterangan cara manqul ini ada 6 macam, antara lain Guru
membaca, murid mendengarkan atau murid membaca , guru yang membenarkan .

Kemudian berkembang saat ini, berbagai macam pendapat yang disebabkan adanya orang yang pandai ilmu alat
seperti Nahu, Sorof, fiqih dll, kemudian karena kepandaiannya, seperti mengerti tata bahasa Arab, bisa membaca
huruf arab gundul, tinggal lama di Arab, kemudian mengartikan seniri dan mengeluarkan pendapat sendiri dengan
menggunakan ro’yinya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyimpangan dari pengertian yang sebenarnya.
Bp. H. N. Hasan secara konsisten hanya menggunakan dua cara seperti yang disebutkan sebelumnya.

2) Mengamal.
Hasil kita menetapi mengaji secara Manqul, Musnad, mutashil, harus kita amalkan, karena surga itu diperoleh
dari hasil amalan kita. Contoh : Sholat adalah amalan pertama yang dihisab pada hari kiamat, hafal Asma’ul
Husna, bagaimana sekarang?, dulu itu, kalau berdo’a baca dulu Asma’ul Husna, sehingga banyak yang hafal.
Termasuk sholat2 sunah dan bangun berdo’a pada 1/3 malam, mungkin masih ingat nasehat Almarhum, bahwa
kalau ingin menjadi orang yang kuat, supaya membiasakan bangun 1/3 malam. Demkian pula menghafal Al-
Qur’an termasuk suatu fadilah. Sebagai contoh ketertiban dalam mengamal, yaitu 991 bila sudah berkumandang
adzan dan saat itu sedang berlangsung musyawaroh dan memerlukan penyelesaian, tidak ada istilah, kalau orang
sunda, mengatakan : Kagok, saeutik deui, ke heula, langsung musyawarohnya di hentikan untuk selanjutnya
menunaikan sholat wajib.

3) Membela.
Sesuai dengan Surat Shof : 9-13, kita diperintahkan untuk membela agama dengan harta dan diri kita. Pengaruh
pandemic Covid-19, menyebabkan perekonomian terganggu, sehingga ada yang kehilangan income/pendapatan,
tapi dalam kondisi seperti ini, agama masih membutuhkan dan perlu pembelaan. Situasi dan kondisi semacam
ini merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh pahala yang besar, shodaqoh yang afdol adalah
bersungguh-2nya orang yang melarat untuk bershodaqoh ‫ّجهد ّ ّاملكل‬ . Seperti banyaknya acara kegiatan
online, kita banyak membutuhkan quota dan pulsa, ini termasuk juga pembelaan,

‫االية المزمل‬...........‫و ما تقدّموا النفسكم من خير تجدوه عند هللا‬...........

4) Sambung Jamaa’ah
Sebagaimana dalam Surat Ali Imron : 103, kata “ Wa’tashimuu dan Wa laa tafarroquu” merupakan kata
perintah/fiil amer, hal ini berarti , jelas, menunjukan wajibnya berjamaa’ah. Seperti jenggot, itu kan sunah kalau
dipelihara dengan baik, menjadi pahala dan bagi orang yang tidak berjenggot ya tidak apa2, karena tidak
mengandung risiko dan konsekuensi hukum, sedangkan kalau orang tidak berjama’ah, mempunyai risiko dan
kensekuensi hukum, yaitu mendapat ancaman adzabun syadiid, masuk neraka.

Sambung Jmh di Klp/Desa/Da, merupakan kewajiban seorang Jmh dan bagi Jmh jangan merasa hina/gengsi kalo
sambung di Klp. Sambung di Klp, bukan merupakan hal yang paling bawah, akan tetapi justru di kelompok-lah
ditetapkan, dilaksanakan, dihimpun, dikumpulkan, diambil segala sesuatu dan segala sesuatu tersebut, ke-
banyakan terjadi lebih dahulu atau berawal dari Klp, dengan demikian sambung kelompok merupakan sesuatu
kegiatan yang bernilai besar, tidak ada yang merasa dikecilkan, semuanya sama, baik itu pengajian klp, desa atau
daerah.
2
Kemudian ada Jmh yang tidak sambung Jmh, khoroja minal Jmh, keluarnya dia dari Jmh tidak tinggal diam,
mengajak/mempengaruhi Jmh yang lain, sehingga ada sedikit Jmh yang terpengaruh dan kebanyakan, Alham-
dulillah tetap dalam QHJ. Sebagai Jmh, kita jangan ingin mencoba untuk menjajal keimanan kita, sampai
sejauhmana kekuatan keimanan kita, kemudian mencoba mendekat ke sana, kalau sudah jelas arwah mereka
seperti itu, kita jangan bergaul dengan mereka. Proses seperti itu, akan menimbulkan tanda tanya dan
persangkaan2/Su’udhon bagi Jmh yang lainnya.

5) Tho’at.
Ketho’atan kita kepada Alloh/Rosul dan Amir, sesuai dengan surat An-Nisa : 59. Peraturan2 dalam Jmh, harus
ditaati, jangan sampai ada yang terlewat, seperti pembentukan yayasan untuk mengalihnamakan aset2 SB dari
kepemilikan perorangan ke yayasan, supaya dilaksanakan, jangan disepelekan, agar aset2 SB tsb. terlindungi.

Kesemuanya dari 5 Bab tersebut, satu-persatunya supaya dikerjakan dengan hati karena Alloh, dan disertai Budi
Luhur/Luhuring Budi Karena Alloh, walaupun dalam kondisi pandemic covid-19, Budi luhur supaya tetap
dilaksanakan.

4. Musyawaroh2 supaya dijalankan dan jangan memberikan ijin pada yang bukan haknya.
5. Dalam kondisi pandemic covid-19, kita tetap mengikuti Peraturan2 Presiden, Keputusan2 Menteri Kesehatan,
Pergub, Perwal/perbup, sesuai dengan kepentingannya dan walaupun hal ini menimbulkan pro dan kontra, maka
sebagai Jmh, Tips kita yang terpenting, adalah bagaimana kita menggambuhi pejabat di tingkat RT/RW, yang sudah
lebih tahu keadaan masyarakat, termasuk kepada kita warga LDII. Kita berbudi luhur, rukun-kompak, mujehidul
muzhid, jujur, amanah dan bisa bekerjasama yang baik, merupakan 6 TL yang harus menjadi karakter seorang Jmh.
6. Empat Tali Keimanan, supaya dapat dilaksanakan dengan sebaik2nya, supaya banyak bersyukur, bersungguh2, se-
hingga dapat menomorsatukan agama, ta’dhim kepada yang berhak dita’dhimi, serta dengan diringi banyak berdoa’
pada Alloh SWT.
7. Selanjutnya terus mengadakan pembinaan ke dalam, meningkatkan pengamalan2-nya, ditekan dosa2-nya, sehingga
amalan kita tidak tekor, melaksanakan rukun dan kompak, memahami Adil dan Tho’at sesuai dengan dapukannya,
dan menjaga nama baik Jmh.
8. Masalah PDO, harganya naik, nanti ini kita lihat, kurup atau tidaknya, yang penting bisa terbeli.
9. Pelaksanaan CAI supaya dipersiapkan dan dimusyawarohkan.

‫ حلمدّهللّجزاهمّّاهللّّخريّا‬, SEMOGA ALLOH MEMBERI MANFAAT DAN BAROKAH

Anda mungkin juga menyukai