Anda di halaman 1dari 2

Pemanfaatan Virtual Reality dalam Dunia Pendidikan

Virtual reality adalah sebuah teknologi yang dapat membuat pengguna berinteraksi
dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya. Dunia yang diciptakan dalam virtual reality ini
sangat mirip dengan dunia nyata sehingga akan merasa seakan-akan apa yang dilihatnya itu
sungguhan. Virtual reality menggunakan sensor-sensor yang melibatkan semua indera kita.
Banyak jenis virtual reality yang dibentuk seperti digital heritage, simulasi pelatihan, virtual
konser, virtual games, dan lain-lain.

Virtual reality didefiniskan secara luas sebagai suatu simulasi yang dihasilkan komputer
atau presentasi dari lingkungan dimana pengguna mengalami rasa kehadiran fenomenologis atau
keterlibatan dalam lingkungan.

Dalam dunia pendidikan sendiri sudah banyak teknologi yang digunakan dalam
menunjung proses pembelajaran peserta didik, contohnya saja teknologi virtual reality.
Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan efektivitas belajar peserta didik. Dengan virtual
reality peserta didik dapat melakukan praktikum yang sulit dilakukan secara langsung. Perangkat
lunak untuk visualisasi dunia virtual telah dirancang sedemikian rupa agar dapat mudah
digunakan oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran secara interaktif.

Melalui teknologi ini, pesrta didik dapat bereksperimen menirukan berbagai objek di
sekitarnya. Peserta didik dapat melihat peragaan model dari materi yang tengah dipelajari secara
virtual. Dengan begitu, peserta didik dapat belajar lebih terinci dan lebih memahami materi lebih
dalam. Virtual reality sendiri akan memberikan pengalaman secara langsung bagi peserta didik.
Contohnya dalam proses pembelajaran matematika yang berkaitan dengan topik geometri.
Dalam proses pembelajaran biologi virtual reality dapat digunakan untuk pemodelan proses
pembelahan sel yang sulit jika dilakukan secara nyata.

Peserta didik dapat melakukan pelatihan kejuruan dan memasuki lingkungan tempat kerja
sesuai dengan kejuruannya. Contohnya siswa jurusan tata boga dapat merasakan suasana dapur
di hotel mewah. Contohnya lagi siswa jurusan kedokteran dapat menghadapai situasi pasien
kritis. Ada juga siswa kejuruan penerbangan dapat merasakan situasi krisis ketika pesawat jatuh.
Hal-hal ini akan mengajarkan siswa menghadapi masalah dunia nyata dan dapat melatih siswa
untuk menyelesaikannya dengan baik.
Berdasarkan data dari kompasiana.com, rata-rata manusia dapat mengingat informasi
20% dari apa yang dilihat, 30% dari apa yang didengar, 50% dari apa yang dilihat dan didengar,
80% dari apa yang dilihat, didengar, dan dilakukan, misalnya seperti praktek langsung. Namun,
tak semua orang mendapat kesempatan untuk mengalami banyak hal secara langsung. Misalnya
saja seorang anak yang belum pernah melihat komodo karena tidak ada komodo di daerah tempat
tinggalnya. Kini ia bisa melihat komodo secara nyata dengan bantuan teknologi VR untuk
edukasi di sekolah secara interaktif.

Penggunaan VR untuk pendidikan di Indonesia masih tergolong sedikit, namun seiring


berkembangnya teknologi keberadaan VR semakin familiar yang ditandai dengan beberapa
startup yang bekerja di bidang VR. Menurut Daily Social, saat ini sudah ada setidaknya 13
perusahaan teknologi pengembangan VR yang tergabung dalam Indonesian VR/AR Association
(INVRA).

Teknologi VR di sekolah maupun bidang pendidikan lainnya diharapkan dapat terus


berkembang dimana seluruh siswa dapat menikmatinya. Jika VR berjalan dengan baik, maka
tidak menutup kemungkinan saudarinya, AR, dapat diterapkan dengan baik juga dalam bidang
pendidikan. Melalui teknologi ini, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.
Selain itu, siswa dapat lebih memahami kemana ia akan melangkah dan ingin menjadi apa dia di
masa depan sesuai dengan yang dicita-citakan. Dengan begitu, mereka dapat memberikan
kontribusinya untuk kemajuan bangsa sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai