Anda di halaman 1dari 3

VR Edukasi di Berbagai Negara

Salah satu negara adidaya yang telah memakemkan teknologi VR edukasi ialah
Amerika Serikat. Victory Enterprises besutan CEO Steve Grubbs
mengembangkan headset  Victory VR agar proses belajar-mengajar lebih efektif.
Grubbs menyatakan, VR dapat melibatkan siswa langsung dalam proses
pembelajaran. Ia percaya, VR adalah cara yang lebih baik untuk belajar.

Pengalaman belajar ketika menggunakan VR membantu anak lebih mengingat


apa yang mereka lihat daripada teknik menghafal. Contoh, dengan
menggunakan headset VR bentuk hewan-hewan seperti ular dan kura-kura
terlihat lebih nyata karena bisa dilihat dari berbagai angle.

Teknologi virtual reality perlahan diperkenalkan ke segala bidang termasuk


edukasi, menyusul saudaranya, augmented reality. Bagi institusi pendidikan di
seluruh dunia, VR akan bisa dipergunakan sebagai gear  simulasi bedah di
sekolah kedokteran atau simulasi menyetir kendaraan.

Pada Januari 2016 lalu, Google mengumumkan program Expeditions Pioneers,


sebuah sistem virtual yang dirancang membantu guru selama kegiatan ajar.
Melalui program ini, siswa mampu belajar dengan serangkaian konten video dan
gambar format 360 derajat. Untuk dapat menikmati VR, Google menyiapkan
aplikasi berbasis Android di tablet yang memungkinkan pengajar membimbing
siswanya. Agar pengalaman VR edukasi semakin maksimal, dilengkapi juga
dengan koneksi Wi-Fi, pengeras suara, dan kacamata Google Cardboard untuk
konten 360 derajat.
pexels.com
Program Expeditions Pioneers dilakukan dengan mendatangi sekolah-sekolah di
seluruh dunia. Tim khusus akan memberikan berbagai perlengkapan, antara lain
tablet, Cardboard, speaker, router, dan tas untuk menyimpan semua peralatan
ini. Apakah Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi tim khusus
Google untuk mengajarkan VR edukasi? Kita lihat saja nanti.

Tak kalah dengan yang dilakukan Google, perusahaan telekomunikasi di


Indonesia pun ternyata pernah memperkenalkan VR di sekolah. Melalui salah
satu program CSR-nya, perusahaan masuk ke sekolah-sekolah agar siswa tahu
rasanya belajar menggunakan kacamata VR.

Jepang pun turut melek VR. Sebagai negara yang berteknologi maju, Jepang telah
membuka sekolah khusus berbasis virtual reality, tepatnya di Ochanomizu,
Tokyo, pada 1 April 2017 lalu.

Institusi bernama VR Academy tersebut membuka workshop  pada November


2017 dan menerima 30 orang siswa. Setiap kelas menampung hingga 20 siswa
setiap hari Sabtu selama 5 jam. Adapun para guru yang mengajar merupakan
teknisi bidang VR yang disebut meister (mentor). Institusi ini merupakan sekolah
yang mempersiapkan para siswa untuk menjadi profesional di
bidang engineering.
Kurikulum yang diajarkan tentunya terkait dengan VR, seperti kelas Creator yang
nantinya menggunakan program Unity sebagai tutorial untuk mengembangkan
VR. Ada pula kelas Engineer yang mengajarkan prinsip teknis teknologi VR. Tak
cukup pelajaran praktikal, siswa dapat memilih kelas Business Planner yang
mengajarkan perancangan, pembuatan, hingga manajemen pelayanan
menggunakan teknologi VR. Jika Anda penasaran, cek saja situs resmi mereka
di vracademy.jp.

Teknologi VR di sekolah maupun bidang edukasi lainnya diharapkan dapat


memotivasi belajar siswa dan meningkatkan pengalaman belajar. Harapan ini
didukung dengan eksplorasi Samsung Electronics Germany melalui survei.
Menurut survei yang dilakukan perusahaan riset Jerman, Kantar EMNID, kepada
606 guru sekolah di seluruh Jerman, 92% mendukung penggunaan teknologi
digital di kelas. Hasil survey juga menunjukkan minat besar terhadap
penggunaan VR sebagai media edukasi.

Teknologi VR di Indonesia
Di Indonesia sendiri, teknologi VR untuk edukasi masih tergolong sedikit.
Namun, keberadaannya semakin familiar seiring dengan beberapa startup yang
menyasar VR. Menurut Daily Social, setidaknya hingga April 2018 ada 13
perusahaan teknologi pengembang VR yang tergabung dalam Indonesian VR/AR
Association (INVRA).
Rata-rata manusia hanya mampu mengingat 20% informasi yang didengar,
sedangkan 30% mengingat dari apa yang dilihat. Nah, hampir 90% orang
mampu mengingat informasi berdadsarkan apa yang dialami, misalnya dengan
praktik langsung. Namun, tak semua orang mendapat kesempatan untuk
mengalami langsung banyak hal. Misalnya saja seorang anak yang belum
pernah melihat komodo, kini ia bisa melihat komodo secara realistis dengan
bantuan teknologi VR edukasi di sekolah secara interaktif.

Virtual reality  berbasis 3D interactive tak hanya membantu berbagai institusi


menjelajahi ‘dunia lain’, tetapi juga mengalami langsung bermacam kegiatan
tanpa risiko. Bagaimana, Anda sudah siap menggunakan teknologi VR?
(ditulis oleh Novrisa W Wulandari)

Anda mungkin juga menyukai