Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 5

Nama : Silvia Laeli

NIM : 1900007001

Prodi : Pendidikan Fisika

MK : Telaah Kurikulum Fisika

Menurut saya, perbedaan virtuality dan reality learning yaitu terdapat pada pengertian dan
penerapannya itu sendiri. Virtuality learning adalah suatu proses pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi sebagai media ajarnya. Sedangkan, reality learning adalah proses
pembelajaran yang bisa saja belum terjama oleh teknologi dalam artian proses
pembelajarannya berlangsung secara face to face antara pelajar dan pendidik.

Virtuality learning biasanya dibantu dengan penggunaan teknologi misalnya komputer,


laptop, gawai dan semacamnya sebagai alat penyampaian materi. Dan tak dipungkiri untuk
virtuality learning membutuhkan internet untuk membantu proses pembelajaran ini terjadi.
Virtuality learning bisa diterapkan dengan fasilitas lembaga pendidikan ataupun tidak.
Biasanya pelajar dan pendidik memanfaatkan metode ini ketika pendidik tidak bisa
menghadiri proses pembelajaran secara langsung di kelas. Dengan memanfaatkan virtuality
learning maka proses pembelajaran bisa dilaksanakan dimanapun dan kapanpun dengan
catataan semua media terpenuhi, maka pembelajaran model ini akan bisa berlangsung dengan
efektif.

Pada era disruptif para pelajar sudah terbiasa dengan teknologi. Maka dari itu virtuality
learning sebenarnya sudah cocok dengan generasi milenial sekarang ini. Karena proses
pembelajaranpun memanfaatkan media yang sering mereka gunakan. Sehingga media
tersebut bisa bermanfaat. Virtuality learning tidak hanya digunakan untuk situasi tertentu
saja. Namun, bisa digunakan kapanpun. Pendidik dapat memanfaatkan virtuality learning
untuk mengembangkan skill berbasis digital. Dan dapat menambah variasi dalam model
pembelajaran agar para pelajar tidak bosan dengan model pembelajaran yang bersifat reality
learning.

Reality learning mengusung metode face to face atau tatap muka. Jadi, pada reality learning
pendidik dan pelajar berada di kelas untuk melakukan proses pembelajaran. Seperti metode
pembelajaran pada umumnya yaitu secara langsung atau pada waktu yang nyata. Interaksi
secara langsung di tempat yang sama dari pendidik dan pelajar. Jika virtuality learning dapat
dilakukan dimanapun meski pelajar dan pendidik tidak di tempat yang sama. Namun, reality
learning tidak demikian.

Contoh imajinasi tentang dua hal tersebut yang ingin saya rancang yaitu:

Bentuk Virtuality Learning yang ingin saya buat ialah Virtuality Physics Learning Videos.
Langkah pertama yang akan saya buat yaitu merancang rencana pembelajaran terlebih
dahulu. Video tentang pembelajaran fisika ini akan saya upload atau share lewat YouTube.
Maka langkah awal, saya akan menentukan (1) Siapa audiensnya atau pembelajaran ini
ditujukan ke siapa. Pembelajaran ini akan saya tujukan kepada semua audiens yang ingin
mempelajari ilmu fisika terutama pelajar SMA. (2) Melalui apa pembelajaran tersebut
disampaikan. Point kedua ini akan berhubungan dengan tujuan pembelajaran ini untuk apa.
Tujuan saya membuat pembelajaran fisika melalui video ini agar pelajar atau audiens dapat
memahami isi materi yang disampaikan dan jika dalam bentuk video pembelajaran dapat
ditonton secara berulang-ulang sehingga pelajar atau audiens dapat lebih memahami fisika.
(3) Apa wadah (konteks) untuk kurikulum ini. Saya menentukan wadah kurikulum ini dalam
konteks pembelajaran online dengan media berupa video.

Dalam membangun virtuality learning ini saya juga ingin menggabungkan dengan reality
learning juga. Agar dapat berjalan dengan efektif saya merancang ruang kelas online ini
dengan cara merealisasikan setiap point diatas. (1) Dengan melakukan survey apakah pelajar
atau audiens akan paham dengan media pembelajaran yang berbentuk video ini. Saya rasa
iya, audiens akan paham dengan menambah fitur yang digunakan seperti pada kolom
komentar. Kolom komentar dapat digunakan untuk berdiskusi antara audiens dan saya. Disitu
lah saya akan dapat men-survey apakah audiens cukup paham dengan materi yang saya
sampaikan atau tidak. (2) Melalui media visual atau tampilan video membantu para audiens
agar lebih mudah menggunakan imajinasinya untuk lebih memperdalam nalar dan penguatan
konsep materi fisika. Dan mungkin saya juga akan mengembangkan skill editing saya dengan
menambahkan animasi-animasi yang dapat membantu agar pemahaman audiens dapat lebih
mantap. (3) Intro yaitu dengan pengenalan materi apa yang akan dibahas pada video ini.
Lalu, untuk mendukung tampilan video agar lebih menarik yaitu dengan memperhatikan
audio, cara penyampaian, dan animasi (editing) juga harus bagus. Sehingga audiens dapat
belajar, memecahkan masalah dari materi yang dibahas, dan dapat membagikan ide lainnya.
Jadi, disini saya akan merancang suatu media pembelajaran yang menggabungkan virtuality
dan reality learning. Agar keduanya tetap seiimbang karena jika hanya menerapkan virtuality
saja sepertinya tidak efektif. Dengan menambahkan reality learning maka proses interaksi
dan diskusi akan lebih nyaman dan mudah dipahami oleh pelajar atau audiens. Saya juga
berencana ingin mengembangkan augmented rality learning yaitu penggabungan antara
kedua hal tersebut dalam sebuah animasi 3D yang mungkin saja hasilnya akan lebih mudah
dipahami dan menarik semua kalangan untuk belajar fisika.

Anda mungkin juga menyukai