KELOMPOK IV
Adam Ridho
R. Rizki Sulhan Muhammad
DEFINISI IDENTITAS NASIONAL
Identitas diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal
Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya.
SIFAT IDENTITAS NASIONAL
BUATAN SEKUNDER
Karena identitas ini dibuat, di bentuk, Lahirnya identitas nasional setelah
dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitas kesukubangsaaan yang memang telah
identitasnya setelah mereka bernegara. dimiliki warga bangsa itu secara askriptif.
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang
di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini di karenakan identitas nasional adalah hasil
kesepakatan masyarakat bangsa.
MUATAN DAN UNSUR-UNSUR Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu;
IDENTITAS NASIONAL suku bangsa
berikut: bahasa
Dan juga dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian
• Pandangan Hidup yaitu;
Bangsa • Dasar Negara
• Kepribadian Bangsa 1). Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan
• Filsafat Pancasila Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
• Ideologi Negara
• Norma Peraturan
2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata
• Hak dan Kewajiban Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara,
Warga Negara • Rule of Law Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
• Demokrasi dan HAM
• Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kampus utamanya, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan das
sollen im sein.
• Idealitas: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan di
objektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan
secara prospektif, menuju hari esok yang lebih baik, melalui seminar atau gerakan dengan tema “Revitalisasi Pancasila”.
• Fleksibilitas: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan “tertutup”menjadi sesuatu yang sakral,
melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan jaman yang terus-menerus berkembang. Dengan demikian
tanpa kehilangan nilai hakikinya Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi
kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”.
PENERAPAN IDENTITAS NASIONAL
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada
kepentingan pribadi atau kelompok. "dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola
yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat
dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.
TERIMA KASIH