Anda di halaman 1dari 11

DENTITAS NASIONAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Identitas Nasionalitu adalah sebuah jatidiri yang
dimiliki oleh suatu warga negara atau suku bangsa dari suatau negara, begitu pula dengan negara kita
Indonesia. Sebagai nagara yang berdaulat Indonesia juga selalu ingin menunjukkan Identitas
Nasionalnya. Di samping untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah warga dunia, Identitas
Nasional dirumuskan untuk menampilkan watak, krakteristik kebudayaan dan memperkuat rasa
kebangsaan. Selain itu Identitas Nasionalini sangat diperlukan seperti halnya dalam berinteraksi. Dalam
setiap interaksi para pelaku interaksi akan mengambil suatu posisi yang berdasarkan posisi tersebut para
pelaku menjalankan peranannya sesuai dengan model interaksi yang berlangsung, maka dalam
berinteraksi mereka akan berpedoman pada ciri atau kebudayaan kita karena memang kebuayaan kita
menjadi bagian dari Identitas Nasional bangsa Indonesia. Dan seorang yang memiliki Identitas Nasional
harus bangga mengakui Indonesia sebagai negaranya, karena salah satu ciri dari Identitas Nasional
orang Indonesia adalah orang yang mempunyai peradaban yang tinggi, sebagai konskwensinya kita
harus berbuat apa saja untuk Indonesia agar Indonesia baik dimata semua orang dan dunia.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai kamidapat mengambil perumusan masalah sebagai
berikut :
1.

Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional dan Ideologi Pancasila?:


2.

Apa saja unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?

3.

Bagaimana proses terbentuknya Identitas Naisonal Indonesia?

C. Pendekatan pembahasan
Dalam penulisan makalah ini kami memang sengaja memakai pendekatan secara historis, yaitu
denga cara mengambil informasi dalam buku-buku sejarah Nasional dan buku-buku lainnya yang
menjelaskan tentang Indonesia.

D. Metodelogi
1.

Metode pengumpulan data


2.

Metode pembahasan

3.

Metode analisis

E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini sengaja kamibagi dalam lima bab. Bab pertama adalah
pendahuluan yang berisi latar belakang adalah merupakan landasan pemikiran, perumusan masalah
sebagai pembatasan dengan tujuan untuk lebih fokusnya pembahsasan makalah ini, pendekatan
pembahasan yaitu cara-cara bagaimana kami mendapatkan informasi dan bahan untuk makalah ini,
metodelogi yaitu metode kamimambahas makalah ini, dan sistematika pembahasan atau urutan-ururtan
dalam makalah ini.
Bab kedua yaitu Identitas Nasional dan konsep Nasionalisme. Bab ketiga, sengaja kami hanya
membahas tentang unsur-unsur yang membentuk Identitas Nasional. Dan bab keempat, di sana kami
membahas lebih jauh tentang Identitas Nasional dan bagaimana Identitas Nasional itu terbentuk.
Sedangkan pada bab yang terakhir yaitu bab kelima adalah penutup dari pembahsan makalah ini yang
berisi kesimpulan dari semua pembahasan, dan saran-saran.

BAB II
IDENTITAS NASIONAL DAN KONSEP NASIONALISME
A. Definisi Identitas Nasional
Sebelum kita membahas lebih mendalam mengenai Identitas Nasional, lebih baiknya kita terlebih
dahulu mengetahui lebih jelasnya mengenai definisi Identitas Nasional. Dilihat dari segi bahasa kata
identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity yang arti secara harfiahnya adalah ciri-ciri, tandatanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang
lain[1]. Dalam term antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, komunitas sendiri atau negara sendiri. [2]
Dalam pengertian yang lain, identity atau yang lebih kita kenal sebagai identitas karena sudah
diIndonesiakan atau juga secara arti adalah jati diri yang memiliki dua arti yaitu: pertama, identitas atau
jatidiri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah benda, sedangkan
yang kedua, identitas atau jatidiri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi
seseorang dan riwayat hidup seseorang. Di samping itu, identitas atau jati diri dapat juga digunakan
untuk menggambarkan pengertian diri sendiri yang menyangkut orang tersebut laki-laki maupun
perempuan.
Begitu juga dengan kata nasional dilihat dari segi bahasa adalah berasal dari bahasa
inggris national yang dapat diartikan sebagai warga negara atau kebangsaan. Dan apabila kedua kata
tersebut digabung akan menjadi national identity yang dapat diartikan sebagai kepribadian nasional
atau jatidiri nasional. Kepribadian nasional atau jatidiri nasional itu dimiliki oleh suatu bangsa yang tidak
sama dengan bangsa-bangsa lainnya, semisal negara kita sendiri Indonesia, jika seseorang mengatakan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, berbudaya, dan beretika maka itulah yang kita
katakan kepribadian atau jatidiri nasional bangsa Indonesia, karena kepribadian atau jatidiri nasional
tersebut sebenarnya kita adopsi dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama yang kita yakini
kebenarannya. Namun sebalikny jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mengindahkan nilai moral
dan etika, maka kita tidak dapat dikatakan sebagai seorang yang memiliki Identitas Nasional. Jadi jatidiri
atau Identitas Nasional semacam ini harus kita pupuk dan kita lestarikan sehingga nantinya oleh bangsa
lain kita dapat diklaim sebagai suku bangsa yang beradab dan memiliki identitas nasional yang tinggi.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa nasional merupakan identitas pada kelompokkelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik secara fisik seperti halnya
budaya, agama, dan bahasa. Maupun yang non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan

kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau Identitas Nasional
yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang mewujudkan dalam bentuk organisasi
pergerakan, pergerakan tersebut diberi atribut-atribut nasional sehingga kemudia kata nasional sendiri
tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme. Konsep nasionalisme yang dirumuskan oleh
para Founding Father berkelindan dengan konsep-konsep lanjutan lainnya, yang pada dasarnya
nasionalisme Indonesia berwatak inklusif dan berwawasan kemanusiaan.
B. Konsep Nasionalisme
Pada perkembangan selanjutnya, watak nasionalisme Indonesia yang dirumuskan oleh tokohtokoh nasionalisme mempengaruhi konsep pokok selanjutnya tentang negara bangsa (nation state),
warga negara dan dasar nergara Indonesia atau yang kemudian disebut dengan Ideologi Pancasila, yang
kemudian konsep-konsep tersebut dirumuskan dalam ketetapan UUD 1945, yaitu :
1.

Negara-Bangsa
Konsep negara bangsa (nation state) adalah konsep tentang negara modern. Seperti telah
didefinisiskan di atas, suatu negara bisa dikatakan telah memenuhi syarat sebagai sebuah negara
modern jika setidaknya sudah memenuhi syarat-syarat pokok selain faktor kewilayahan dan penduduk
yang merupakan modal sebuah bangsa sebelum menjadi sebuah negara, sedangkan untuk menjadi
sebuah negara bangsa maka syarat-syarat yang lainnya adalah adanya batas-batas teritorial wilayah,
pemerintahan yang sah, dan pengakuan dari negara lain. Sebagai sebuah negara bangsa ketiga faktor
tersebut sudah dimiliki oleh negara Indonesia.
Menurut UUD 1945 pasal 1 dijelaskan, bahwa negar Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik. Republik merupakan sebuah bentuk pemerintahan Negara kesatuan Indonesia yaitu
suatu bentuk pemerintahannya bersifat antitesis monarki dengan kepala pemerintahan bukan seorang
raja dan dengan sistem pemilihan umum untuk menduduki jabatan politiknya.
Selain pasal tentang bentuk dan kedaulatan negara, konstitusi UUD 1945 memuat juga pasalpasal tentang unsur-unsur kelengkapan negara Indonesia lainnya seperti badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, pemerintah daerah, dan sebagainya.
2.

Warga Negara
Menurut bab X UUD 1945 pasal 26 bahwa menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negar.
Sejalan dengan tuntutan zaman, bunyi pasal ini telah mengalami amandemen (baca: perubahan) melalui
perubahan kedua UUD Negara Republik Indonesia 1945 oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia (MPRRI) tahun 2000. Menurut amandemen kedua ini bunyi bab X UUD 1945 pasal 26
adalah penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3.

Dasar Negara Pancasila


Sehari setelah Indonesia mengalami kemerdekaan, terjadi perdebatan serius tentang dasar

negara Indonesia merdeka. Perdebatan panjang di BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) yang terjadi sebelum kemerdekaan tentang dasar negara antar kelompok islam
yang menghendaki islam sebagai dasar negara dan golongan nasionalis, perdebatan tersebut pada
akhirnya menghasilkan sebuah kompromi yaitu BPUPKI sepakat menghasilkan sebuah preambul yang
dalam preambul tersebut terdapat kalimat sebagai berikut ...kemerdekaan Indonesia dalam suatu
susunan Negara Republik Imdonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada
ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya... selain itu mereka
juga menerima islam sebagai agama negara, juga bahwa presiden Republik Indonesia harus seorang
yag berasal dari umat islam. Kemudian pada tanggal 22 Juni 1945 kesepakatan tersbut ditandatangani
bertepatan dengan hari jadi kota Jakarta, sehingga dokumen tersbut dikenal dengan Piagam Jakarta.
Sehari setelah kemerdekaan, kesepakatan itu mulai dipersoalkan. Diceritakan, bahwa orangorang kristen yang sebagaian berada di wilayah timur Indonesia masyarakat tidak bersedia bergabung
dengan Republik Indonesia kecuali beberapa unsur dalam Piagam Jakarta itu adalah 7 kata dalam
ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, islam sebagai
agama nagara, dan persyaratan bahwa presiden harus seorang muslim.
Keinginan masyarakat wilayah timur Indonesia memaksa para perumus dasar negara kembali
dasar ideoogi dan konstitusi negara. Akhirnya kelompok islam bersepakat untuk menghapus unsur-unsur
islam yang telah mereka rumuskan dalam Piagam Jakar sebagai gantinya, unsur ketuhanan dimasukkan
kedalam sila pertama yang berbunyi Ketuhana yang maha Esa.
Sejak usul iu diterima dan ditetapkan UUD 45 sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tujuh kata klausal islami dalam tugu piagam jakarta hilang, pembukaan UUD 1945 dianggap
umat islam sebagai pengorbanan besar umat islam demi terwujudnya persatuan dan kesatuan negara
dan bangsa Indonesia. Sejak peristiwa ini maka dasar negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat
adalah Pancasila dengan kelima silanya, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab,

persatuan

Indonesia,

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. [3]

khidmad

dalam

BAB III
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL
Identitas naional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan
bahasa.
A. Suku Bangsa
suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifataskriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku
bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialek bahasa. Populasi penduduk Indonesia
saat ini diperkirakan `mencapai 210 juta, dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa.
Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami kepualuan di luar Jawa seperti suku makasar-Bugis
(3,68%), Bali (1,88%) Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu
sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya.
Etnis Tionghoa yang juga banyak mendiami Indonesia sebagai salah satu etnis pendatang hanya
berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi mereka menyebar keseluruh kapulauan Indonesia
mayoritas dan mereka bermukim diperkotaan.[4]

B. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh dan
berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Dari
agama-agama di atas, agama islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Dalam islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman, misalnya kelompok Islam santri
untuk menunjukkan ke-islaman yang kuat dan islam nominal bagi masyarakat islam daerah Jawa.
Sedangkan dikalangan kelompok santri sendiri dibedakan pemahaman dan pengalaman islam dikenal
dengan kelompok modernis dan tradisonalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencarian tafsir
baru atau ijtihad; wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyadarkan pengalaman
agamanya pada pendapat ulama.
C. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkatperangkat atau model-mudel pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-

pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai
rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan yang merupakan patokan, nilai-nilai etika
dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau seharusnya (word riew)maupun yang oprasional dan
aktual dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
Seperti banyak suku bangsa yang dimiliki Nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk Identitas Nasional sebagai bangsa
yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
D. dan Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
sistem pelambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinterakasi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa nasiona. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa Melayu yang
merupakan bahasa penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan Nusantara.
Selain manjadi bahasa komunikasi diantara suku-suku di Nusantara, bahasa Melayu juga menempati
posisi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan
oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun
tersebut melalui peristiwa sumpah pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang
suku dan kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Persatuan bangsa
Indonesia.[5]

BAB IV
PROSES TERBENTUKNYA IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
A. Identitas Nasional Indonesia
Dari uraian di atas, dapat ditangtkap bahwa pengertian Identitas Nasional Indonesia merujuk
pada suatu bangsa yang majemuk, multikultur, multireligi, dan multi etnis (polyetnic). Dan kemajemukan
itulah yang kemudian menjadi unsur-unsur yang membentuk Identitas Indonesia. Sebagaimana definisi
identitas yang menunjuk pada ciri-ciri atau jatidiri yang membedakan sesuatu (benda, manusia,
bangsa/negara, dll) yang mebedakannya dari yang lain, maka jatidiri Indonesia dapat dilihat dalam
keragaman dan kemajemukan yang dimiliki tersebut. Secara implisit dinyatakan di sini keberagaman
unsur-unsur yang berada di Nusantara yang berevolusi menjadi satu (bangsa). Konsep bangsa, menurut
Sartono adalah sebuah komunitas politik yang keberadaannya didasarkan kepada keinginan politik
bersama yang bertujuan menciptakan masyarakat yang bebas, setara, bersatu yang memberikan kepada
warganya kesejahteraan dan martabat dalam kehidupan antar bangsa. [6]
Selain itu, jatidiri atau kepribadian nasional terbentuk dari proses panjang sejarah dan
pengalaman kolektif. Pengetahuan dan kesadaran sejarah menjadi tumpuan serta esensi dari
kepribadian nasional yang merupakana atribut manusia Indonesia yang berbudaya kebudayaan nasional.
Maka identitas bangsa (Indonesia) merupaka kristalisasi dari kepribadian nasional dan kebudayaankebudayaan nasional. Konsep kepribaidan nasional dan Identitas Nasional merupakan personalisasi dari
kebudayaan nasional tersebut.[7]
Karakteristik Identitas Nasionala Indonesia sebagai negara kesatuan adalah Pancasila dengan
rohnya Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berebeda-beda tapi satu jua, yakni nilai-nilai yang hidup
dalam berbagai masyarakat dalam menyangkut sopan santun, tata pergaulan termasuk bidang agama,
moral, adat-istiadat, dan budaya. Hakikat Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasiala yang
diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan dan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila
dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
Kemudian dari pada itu, revitaliasasi nilai-nilai terkandung dalam Pancasila sebagai manifestasi
Identitas Nasional dirasa perlu untuk dilaksanakan. Pelaksanaan revitalisasi tersebut mencakup
pengembangan wawasan dibeberapa aspek, antara alain :
a.

Wawasan spritual yang berlandaskan etika, estetika, dan regiusitas sebagai dasar dan arah
pengembangan profesi

b.

Dibidang akademis, antara lain dengan menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas dan mumpuni
untuk melaksanakan pembangunan nasional

c.

Wawasan kebangsaan, yaitu menumbuhkan kesadaran nasionalisme untuk menegak berdiri jati diri
bangsa

d.

Meningkatkan kesadaran dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang dibawa globalisasi dan
mampu mengatasinya, menangkap tantangan dan memanfaatkan peluang untuk berbangsa dan
bernegara

B. Terbentuknya Identitas Nasional Indonesia


Sebagaimana telah di uraikan diatas bahwa kepribadian atau jatidiri nasional tersebut kita adopsi
dari nilai-nilai budaya dan agama yang kita yakini kebenarannya, lain daripada itu kita sebagai bangsa
Indonesia mempunyai pengalaman bersama, sejarah yang sama, dan penderitaan yang sama, dari
situlah Identitas Nasional terbentuk. Semisal pada masa sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia
mempunya pengalaman dan sejarah yang sama dalam mengusir penjajah dari tanah air kita Indonesia.
Betapa besar penderitaan yang dialami bangsa Indonesia pada masa itu, baik secara fisik maupun non
fisik. Pengalaman yang begitu pahit inilah yang membuat bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
kelompok, suku bangsa, budaya, dan agama yang berbeda mewujudkan suatu keinginan yang sama
dalam mengusir penjajah sehingga kemudian pengalaman-pengalaman yang begitu mengesankan
seperti itulah yang dapat membentuk suatu Identitas Nasional [8].
Selain daripada itu Identitas Nasional juga dapat terbentuk melalui saling adanya kerjasama antar
identitas kelompok yang satu dengan identitas kelompok yang lain. Meskipun pada hakikatnya antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain mempunyai banyak perbedaan, baik itu dari segi
budaya, agama, dan suku bangsa. Namun keinginan kuat diantara mereka untuk saling merekatkan
kelompoknya dengan kelompok yang lain dapat juga membentuk Identitas nasional.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka kami dapat menarik beberapa kasimpulan
sebagai berikut :
1.

Identitas Nasional bila dilihat dari segi bahasa, keduanya sama-sama berasal dari bahasa inggris yaitu
identity dan national. Identityatau yang lebih kita kenal dengan sebutan identitas secara harfiah adalah
ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau juga sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain. Sedangkan kata national dapat diartikan sebagai warga negara atau kebangsaan. Dan
apabila kedua kata tersebut digabung akan menjadi national identity yang dapat diartikan sebagai
Identitas bangsa atau kepribadian bangsa atau juga jatidiri bangsa.
Konsep Nasionalisme merupakan konsep-konsep yang dirumuskan dalam ketetapan UUD 1945 yaitu
tentang negara bangsa (nation state), warga negara dan dasar nergara Indonesia atau yang kemudian
disebut dengan Ideologi Pancasila.

2.

Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
antara lain suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

3.

Proses terbentuknya Identitas Naisonal Indonesia yaitu dengan adanya pengalaman, sejarah, dan
penderitaan yang sama dan juga adanya keinginan kuat diantara mereka untuk saling merekatkan
kelompoknya dengan kelompok yang lain meskipun banyak hal yang berbeda dari mereka, baik itu dilihat
dari segi agama, budaya, dan bahasa yang kemudian dipersatukan dengan bahasa nasional (Indonesia).

B. Saran-saran
Setelah diketahui kesimpulan dari makalah ini, maka kami hanya bisa memberikan saran bahwa
bagaimanapun dan apapun yang terjadi di negara Indonesia tentu sebagai seorang yang mempunyai
Identitas Nasional, kita harus mengakui d idepan mata dunia bahwa Indonesia adalah negara kita. Dan
bukan hanya itu, kita juga harus melakukan apapun untuk menunjukkan di mata dunia bahwa negara
Indonesia adalah negara yang memiliki jatidiri yang tinggi. Wallahualam

[1] Azyurmadi Azra, 2000, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,IAIN Jakarta Press, Jakarta, Hal:01
[2] Lihat Tim ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan (Civic Education) :
Demokrasi Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta : diterbitkan atas kerjasama ICCE UIN
Syarif Hidayatullah dengan Prenada Media 2005, hal: 23
[3] Ibid, hal : 32-34
[4] Lihat sejarah perjalanan komunitas Tionghua yang berusaha menjadi bagian dari komunitas Jawa dan
bahakan Indonesia melalui prosas internalisasi dalam Rustopo. 2007. Menjadi Jawa: Orang-orang
Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di Surakarta, 1895-1998. diterbitkan atas kerjasama Yayasan Nabil
dengan penerbit Ombak, Yogyakarta.
[5] Tentang sejarah pembentukan bahasa melayu menjadi bahasa nasional Indonesia lihat Parakritk T
Simbolon. 2006. Menjadi Indonesia. Jakarta penerbit Buku Kompas.
[6] Lihat Sartono.1994. Kebudayaan Pembangunan dalam Persepektif Sejarah. Yogyakarta. Gadjah
Mada Unifersity Press.
[7] Untuk penjelasan lebih rinci lihat Pancasila Sebagai Ethos Kebudayaan Nasional dalam kumpulan
tuslisan Sartono Kartodirjo. 1994. Kebudayaan Pembangunan dalam Persepektif Sejarah. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal : 32-41
[8] Azyurmadi Azra, 2000, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,IAIN Jakarta Press, Jakarta, Hal:09

Anda mungkin juga menyukai