Anda di halaman 1dari 9

Cara Membuat Minyak Rambut

POSTED BY MUHAMAD NURDIN FATHURROHMAN POSTED ON 3:03 PM


Rambut adalah mahkota bagi setiap orang baik itu bagi wanita maupun pria, rambut
yang indah dan tertata dengan rapih akan membuat seseorang menjadi lebih percaya
diri, selain itu dengan rambut yang rapih memungkinkan setiap orang akan senang
melihatnya.

Kali ini Saya akan mencoba menjelaskan tentang bagaimana caranya membuat minyak
rambut cair yang dapat diolah sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada, untuk
lebih jelasnya silahkan disimak penjelasannya di bawah ini:

Bahan baku yang diperlukan:

 Minyak lilin (Paraffine Oil)


 Minyak Parfum (Parfum Oil)
 4lk0h0l 96%

Alat-alat yang diperlukan

 Baskom kecil ukuran sedang


 Sendok besar/sendok kayu untuk mengambil bahan-bahan
 Botol ukuran 5-10 liter untuk menampung minyak rambut yang setengah jadi
 Timbangan dengan ukuran maksimum 1.800gr
 Gelas ukur (Maatglas) ukuran 25cc dan 250cc untuk menakar bahan-bahan yang
berbentuk cair
 Botol-botol ukuran sedang untuk menyimpan bahan baku
 Botol-botol kecil yang tertutup rapat untuk menampung atau mengemas minyak
rambut yang sudah jadi.

Resep atau formula:

 Minyak lilin (Paraffine Oil)........... 1000cc


 Minyak Parfum (Parfum Oil).........20cc
 4lk0h0l 96%................................10cc

Proses pembuatan:
1. Ambilah baskom yang sudah disiapkan kemudian masukkanlah minyak lilin
(paraffine oil) sebanyak 1000cc.
2. Siapkan botol dengan ukuran 600cc atau 1000cc kemudian masukkan Minyak
Parfum (Parfum Oil) sebanyak 20cc dan 4lk0h0l 96% sebanyak 10cc, tutuplah
botol dengan rapat lalu dikocok-kocok agar semua bahan tercampur dengan
rata, lakukanlah kira-kira 20menit.
3. Setelah bahan-bahan yang ada di dalam botol tercampur, bukalah tutupnya lalu
masukkan isinya ke dalam baskom yang sudah berisi minyak lilin (paraffine oil),
aduk-aduklah seluruh bahan yang ada di dalam baskom agar seluruh bahan
tercampur dengan sempurna.
4. Siapkanlah kain penyaring kemudian letakkan di atas ember, masukkan cairan
yang ada di dalam baskom ke dalam ember dengan melewati kain penyaring.
cairan yang menetes melewati saringan adalah minyak rambut yang sedah jadi.
5. Tahapan terakhir adalah memasukkan cairan ke dalam botol kecil, umumnya
yang dipakai adalah botol dengan ukuran 200cc, jangan lupa untuk menutup
rapat-rapat botol agar minyak rambut tidak terbuang.
BAGAIMANA CARA MENGUBAH LARUTAN H2SO4 96% PEKAT MENJADI
LARUTAN H2SO4 5%
Seringkali dalam percobaan kimia analisa maupun kimia organik kita memerlukan
larutan asam dengan konsentrasi tertentu untuk keperluan ekstraksi atau melarutkan
beberapa material seperti logam atau sedimen. Larutan asam yang sering dipakai
didalam percobaan kimia analisa adalah asam sulfat ( H 2 SO4). Larutan asam sulfat
pekat yang tersedia di laboratorium biasanya konsentrasinya berkisar antara 96-98%
b/b. Untuk mengecek konsentrasi larutan H 2 SO4 pekat ini anda bisa melihat tabel yang
tercantum dalam container/botol wadah larutan H2 SO4 tersebut.
Pada tabel tersebut terdapat informasi mengenai konsentrasi sampai densitas larutan
H2 SO4 pekat. Bila anda kesulitan mencari tempat dimana analis biasanya menyimpan
asam sulfat pekat maka coba carilah di lemari asam, disinilah analis biasanya
menyimpan larutan-larutan pekat. Dari asam sulfat pekat biasanya dibuat larutan-
larutan asam sulfat yang konsentrasinya lebih rendah. Disini kita mencoba bagaimana
mengubah konsentrasi larutan asam pekat dari 96% menjadi 5% b/b.
Asam sulfat pekat 96% memiliki densitas 1.84 g/mL, bila kita mengambil 10 mL larutan
ini maka berat larutan asam sulfat pekat 96% tersebut asdalah
massa larutan asam sulfat pekat
= volume x densitas
= 10 mL x 1.84 g/mL
= 18.4 g
massa H2SO4 sendiri adalah 
= masa larutan x konsentrasi
= 18.4 g x 96%
= 17.664 g
massa air 
= massa larutan – massa H2 SO4
= 18.4 g – 17.664 g
= 0.736 g
untuk membuat larutan dengan konsentrasi 5 % maka rumus yang digunakan adalah
5% = massa H2SO4 / (massa H2SO4 + massa air dari larutan + massa air tambahan)
5% = 17.664 / ( 17.664 + 0.736 g + x)
5% = 17.664 / (18.4 + x)
0.92 + 0.05x = 17.664
x = 353.28 g
Apabila kita asumsikan bahwa densitas air adalah 1 g/mL maka air yang ditambahkan
untuk membuat larutan asam sulfat 5% dari larutan asam sulfat pekat 96% adalah
sebanyak 353.28 mL untuk setiap 10 mL larutan H2 SO4 pekat 96%.
PENANGANAN PEMBUATAN ASAM SULFAT PEKAT KE ENCER
Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena sebagian besar
reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama dalam bentuk larutan
dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem homogen yang terdiri dari
molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut homogen jika zat-zat yang
ada dalam sisitem tersebut fasenya sama dan susunannya seragam sehingga tak dapat
diamati adanya bagian-bagian atau fasenya terpisah.
 
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat. 
 
Agar panas itu hilang dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan
kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan senyawa kimia asam sulfat pekat
dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian besar dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus
ditambahkan sedikit demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda gris yang
mengelilingi leher labu takar.
 
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke
dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat
pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan buah-buahan.
Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya ia akan memisahkan
atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa.Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit.
CONTOH PEMBUATAN LARUTAN

Pembuatan dan Pengenceran Larutan HCl


1.      Gelas ukur kosong ditimbang dan kemudian dicatat beratnya.
2.      Larutan HCl pekat diambil 4,15 mL dengan pipet tetes, dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah
ditimbang. Dilakukan dalam lemari asam.
3.      Labu takar 100 mL yang kosong ditimbang, dicatat beratnya. diisi labu takar tersebut ± 20-25 mL
akuades.
4.      Perlahan-lahan, dimasukkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam labu takar.
5.      Ke dalam labu takar ditambahkan akuades hingga tanda batas. Ditutup labu takar dan dilakukan
pengocokan hingga larutan homogen. Ditimbang berat labu takar yang telah berisi larutan. Larutan yang
telah dibuat dalam tahap ini disebut sebagai Larutan A.
6.      Dengan menggunakan pipet gondok atau pipet ukur. Dipindahkan 20 mL larutan HCl yang telah dibuat
(Larutan A) ke dalam labu takar 100 mL yang baru
7.      Ditambahkan akuades ke dalam labu takar tersebut hingga tanda batas. Larutan HCl yang telah
diencerkan ini disebut sebagai Larutan B.

Penentuan Konsentrasi Larutan HCl melalui Titrasi

a. Titrasi dengan Indikator Metil Merah


1. Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan
NaOH yang akan digunakan.
2. Buret diisi dengan larutan NaOH.
3. Dicatat volume awal larutan NaOH dalam buret dengan membaca skala pada meniskus bawah
larutan.
4. Dipindahkan 10 mL larutan HCl encer (Larutan B) ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet gondok atau pipet ukur. Ditambahkan indikator metil merah ke dalam larutan tersebut.
Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH di dalam buret hingga terjadi
perubahan warna.
5. Dihentikan titrasi, begitu terjadi perubahan warna konstan.
6. Dibaca volume akhir NaOH yang tersisa di dalam buret. Dihitung volume NaOH yang diperlukan
untuk titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir NaOH dalam buret.
7. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.

b. Titrasi dengan Indikator Fenoftalein


1. Dilakukan kembali prosedur titrasi terhadap 10 mL larutan HCl encer (Larutan B) dengan larutan
NaOH 0,1 M, namun dengan menggunakan indikator fenoftalein.
2. Dibandingkan hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan menggunakan indikator metil merah
dan dengan menggunakan fenoftalein sebagai indikator.

Pembuatan Larutan NaOH

1.      Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca  analitik.
2.      Begitu penimbangan selesai dilakukan, dipindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam gelas
beker yang telah berisi 20-25 mL akuades hangat.
3.      Diaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh NaOH larut sempurna
4.      Dipindahkan larutan dari gelas beker ke dalam labu takar 50 mL.
5.      Ditambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar. Ditutup labu takar, kemudian
dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh pada tahap ini disebut sebagai Larutan C.
6.      Dengan menggunakan pipet gondok yang sesuai, dipindahkan 25 mL larutan C ke dalam labu
takar 100 mL yang baru.
7.      Ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh
disebut Larutan D.

Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH melalui Titrasi

a. Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran


1.      Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan
HCl 0,1 M yang akan digunakan.
2.      Diisi buret dengan larutan HCl 0,1 M.
3.      Dicatat volume awal larutan HCl 0,1 M dalam buret dengan membaca skala meniskus bawah
larutan.
4.      Dipindahkan 10 mL larutan NaOH encer (Larutan D) ke dalam erlenmeyer dengan
menggunakan pipet gondok atau pipet ukur.
5.      Ditambahkan 2-3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan tersebut.
6.      Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan HCl 0,1 M di dalam buret hingga terjadi
perubahan warna.
7.      Dihentikan titrasi begitu terjadi perubahan warna konstan.
8.      Dibaca volume akhir HCl yang tersisa dalam buret. Dihitung volume HCl yang diperlukan untuk
titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir HCl dalam buret.
9.      Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.

b. Titrasi Larutan HCl 0,1 M dengan Larutan NaOH sebagai Titran


1.      Dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang telah
dibuat (Larutan D).
2.      Diisi buret dengan larutan NaOH encer (Larutan D).
3.      Dipindahkan 10 mL larutan HCL 0,1 M ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet
gondok atau pipet ukur.
4.      Ditambahkan 2-3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan tersebut.
5.      Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH encer di dalam buret hingga terjadi
perubahan warna.
6.      Dihentikan titrasi begitu terjadi perubahan warna konstan.
7.      Dihitung volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan HCl tersebut.
8.      Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.
9.      Dibandingkan hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan larutan HCl 0,1 M sebagai titran,
dan larutan NaOH encer sebagai titran.

Membuat larutan NaCl

1.      Menyiapkan alat & bahan


2.      Mencari konsentrasi NaCl yang harus dibuat :
Dik : volume yang akan dibuat 100 ml
Garam yang akan dilarutkan 5 gr
M = garam = 5 = 0,05 
Volume 100
3.      Menimbang NaCl sebanyak 5 gr menggunakan neraca analitik
4.      Melarutkan 5 gr NaCl dalam beaker glass dengan menambahkan air aquadest sedikit/
secukupnya,mengaduk hingga homogen.
5.      Memasukkan larutan pekat kedalam labu ukur dengan bantuan corong glass.
6.      Menambahkan aquadest kedalam larutan pekat hingga mencapai volume 100 ml,kemudian
tutup & mengkocoknya.
7.      Larutan telah selesai dibuat,kemudian disimpan dalam botol reagen yang telah diberi label.

Membuat larutan NaOH 0,02 N (1 %)


1.      Mempersiapkan alat dan bahan
2.      Mencari dan menghitung keperluan NaOH yang akan dilarutan dengan perhitungan.
Perhitungan : V1-N2 = V2-N2 
Dik : – larutan stok NaOH 0,2N (N1) 
– Volume yang akan dilarutkan (V2), adalah 100 ml 
– Konsentrasi NaOH yang harus dibuat adalah 1 % = 0,02 N (N2)
Yang belum diketahui nilainya : 
– Banyak NaOH 0,2N yang digunakan menjadikan larutan NaOH 0,02N (V1) 
V1 . V2 = N2 . N2
V1 . 0,2 = 100 . 0,02
V1 . 0,2 = 2
V1 = 2 = 10 ml
0,2

Maka didapatkan jumlah volume NaOH yang harus diambil dari stok yaitu 10 ml.Kemudian larutan
diambil dengan menggunakan pipet ukur dari dalam botol stok.

3.      Menuangkan 10 ml larutan NaOH 0,2 N kedalam labu ukur menggunakan pipet ukur .
4.      Mencampurkan air aquadest kedalam larutan NaOH 0,2 N dalan labu ukur, mengkocok hingga
tercampur rata, hingga mencapai batas 100 ml.larutan NaOH 0,02 N telah dibuat.
5.      Kemudian memindahkan larutan NaOH 0,02 N kedalam botol reagen dengan memakai corong glass
secara hati-hati dan kemudian diberi label larutan & tanggal pembuatan serta konsentrasinya.

Pengenceran Larutan NaOH


Tersedia 100 ml larutan NaOH lalu diminta menentukan volume air yang harus ditambahkan sehingga
kemolaran larutan menjadi 0.2 M?
V1 = 100ml
M1= 0.5
M2 = 0.2
V2 = (100 + x)
Jawab:
V1 M1 = V2 M2
100 x 0.5 = (100 + x) x 0.2
50 = 20 + 0.2x
X = 150
Membuat larutan 500 mL larutan NaOH 1 M dari Kristal NaOH murni
Prosedur penyiapan larutan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500 mL, sendok
stainless steel, Kristal NaOH, dan Aquades.
2.      Mengkitung jumlah NaOH yang diperlukan
Jumlah Mol NaOH      = 500 mL x 1 mmol mL-1
                                                
= 500 mmol
                                    = 0.5 mol

Massa NaOH              = 0.5 mol x 40 g mol-1


                                    = 20 g
3.      Menimbang 20 gr Kristal NaOH
4.      Melarutkan NaOH dengan 300 mL akuades dalam labu ukur 500 mL setelah Kristal NaOH itu larut
seluruhnya, ditambahkan lagi akuades, sehingga volume larutan tepat 500 mL

Membuat 200 mL H2SO4 dari H2SO4 98% massa jenis 1.8 kg L -1


Cara kerja pembuatan larutan sebagai berikut :
1.      Menyiapkan alat dan bahan, yaitu labu ukur 200 mL, gelas kimia 200 mL, pipet ukur, asam sulfat pekat,
dan akuades
2.       Menghitung volume asam sulfat pekat yang diperlukan
M =  1.8 x 10 x 9.8
                  98
    = 18 mol L
            Volumr asam sulfat pekat
                                    V1 M1 = V2 M2
             V1 x 18 = 200 x 4
                                   V1 = 44.44
3.      Mengambil 44.44 mL asam sulfat pekat menggunakan pipet ukur
4.      Melarutkan asam sulfat pekat ke dalam 100 mL air dalam gelas kimia berukurab 200 mL secara hati-hati
5.      Setelah campuran agak dingin, dipindahkan ke dalam labu ukur 200 mL, kemudian ditambah akuades
hingga volume tepat 200 mL
                               

Read more: http://awalia-ramadhani.blogspot.com/2011/12/contoh-pembuatan-
larutan.html#ixzz3jcrr0bVV

Anda mungkin juga menyukai