Kali ini Saya akan mencoba menjelaskan tentang bagaimana caranya membuat minyak
rambut cair yang dapat diolah sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada, untuk
lebih jelasnya silahkan disimak penjelasannya di bawah ini:
Proses pembuatan:
1. Ambilah baskom yang sudah disiapkan kemudian masukkanlah minyak lilin
(paraffine oil) sebanyak 1000cc.
2. Siapkan botol dengan ukuran 600cc atau 1000cc kemudian masukkan Minyak
Parfum (Parfum Oil) sebanyak 20cc dan 4lk0h0l 96% sebanyak 10cc, tutuplah
botol dengan rapat lalu dikocok-kocok agar semua bahan tercampur dengan
rata, lakukanlah kira-kira 20menit.
3. Setelah bahan-bahan yang ada di dalam botol tercampur, bukalah tutupnya lalu
masukkan isinya ke dalam baskom yang sudah berisi minyak lilin (paraffine oil),
aduk-aduklah seluruh bahan yang ada di dalam baskom agar seluruh bahan
tercampur dengan sempurna.
4. Siapkanlah kain penyaring kemudian letakkan di atas ember, masukkan cairan
yang ada di dalam baskom ke dalam ember dengan melewati kain penyaring.
cairan yang menetes melewati saringan adalah minyak rambut yang sedah jadi.
5. Tahapan terakhir adalah memasukkan cairan ke dalam botol kecil, umumnya
yang dipakai adalah botol dengan ukuran 200cc, jangan lupa untuk menutup
rapat-rapat botol agar minyak rambut tidak terbuang.
BAGAIMANA CARA MENGUBAH LARUTAN H2SO4 96% PEKAT MENJADI
LARUTAN H2SO4 5%
Seringkali dalam percobaan kimia analisa maupun kimia organik kita memerlukan
larutan asam dengan konsentrasi tertentu untuk keperluan ekstraksi atau melarutkan
beberapa material seperti logam atau sedimen. Larutan asam yang sering dipakai
didalam percobaan kimia analisa adalah asam sulfat ( H 2 SO4). Larutan asam sulfat
pekat yang tersedia di laboratorium biasanya konsentrasinya berkisar antara 96-98%
b/b. Untuk mengecek konsentrasi larutan H 2 SO4 pekat ini anda bisa melihat tabel yang
tercantum dalam container/botol wadah larutan H2 SO4 tersebut.
Pada tabel tersebut terdapat informasi mengenai konsentrasi sampai densitas larutan
H2 SO4 pekat. Bila anda kesulitan mencari tempat dimana analis biasanya menyimpan
asam sulfat pekat maka coba carilah di lemari asam, disinilah analis biasanya
menyimpan larutan-larutan pekat. Dari asam sulfat pekat biasanya dibuat larutan-
larutan asam sulfat yang konsentrasinya lebih rendah. Disini kita mencoba bagaimana
mengubah konsentrasi larutan asam pekat dari 96% menjadi 5% b/b.
Asam sulfat pekat 96% memiliki densitas 1.84 g/mL, bila kita mengambil 10 mL larutan
ini maka berat larutan asam sulfat pekat 96% tersebut asdalah
massa larutan asam sulfat pekat
= volume x densitas
= 10 mL x 1.84 g/mL
= 18.4 g
massa H2SO4 sendiri adalah
= masa larutan x konsentrasi
= 18.4 g x 96%
= 17.664 g
massa air
= massa larutan – massa H2 SO4
= 18.4 g – 17.664 g
= 0.736 g
untuk membuat larutan dengan konsentrasi 5 % maka rumus yang digunakan adalah
5% = massa H2SO4 / (massa H2SO4 + massa air dari larutan + massa air tambahan)
5% = 17.664 / ( 17.664 + 0.736 g + x)
5% = 17.664 / (18.4 + x)
0.92 + 0.05x = 17.664
x = 353.28 g
Apabila kita asumsikan bahwa densitas air adalah 1 g/mL maka air yang ditambahkan
untuk membuat larutan asam sulfat 5% dari larutan asam sulfat pekat 96% adalah
sebanyak 353.28 mL untuk setiap 10 mL larutan H2 SO4 pekat 96%.
PENANGANAN PEMBUATAN ASAM SULFAT PEKAT KE ENCER
Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena sebagian besar
reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama dalam bentuk larutan
dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem homogen yang terdiri dari
molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut homogen jika zat-zat yang
ada dalam sisitem tersebut fasenya sama dan susunannya seragam sehingga tak dapat
diamati adanya bagian-bagian atau fasenya terpisah.
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat.
Agar panas itu hilang dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan
kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan senyawa kimia asam sulfat pekat
dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian besar dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus
ditambahkan sedikit demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda gris yang
mengelilingi leher labu takar.
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke
dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat
pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan buah-buahan.
Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya ia akan memisahkan
atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa.Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit.
CONTOH PEMBUATAN LARUTAN
Pembuatan Larutan NaOH
1. Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca analitik.
2. Begitu penimbangan selesai dilakukan, dipindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam gelas
beker yang telah berisi 20-25 mL akuades hangat.
3. Diaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh NaOH larut sempurna
4. Dipindahkan larutan dari gelas beker ke dalam labu takar 50 mL.
5. Ditambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar. Ditutup labu takar, kemudian
dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh pada tahap ini disebut sebagai Larutan C.
6. Dengan menggunakan pipet gondok yang sesuai, dipindahkan 25 mL larutan C ke dalam labu
takar 100 mL yang baru.
7. Ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh
disebut Larutan D.
Maka didapatkan jumlah volume NaOH yang harus diambil dari stok yaitu 10 ml.Kemudian larutan
diambil dengan menggunakan pipet ukur dari dalam botol stok.
3. Menuangkan 10 ml larutan NaOH 0,2 N kedalam labu ukur menggunakan pipet ukur .
4. Mencampurkan air aquadest kedalam larutan NaOH 0,2 N dalan labu ukur, mengkocok hingga
tercampur rata, hingga mencapai batas 100 ml.larutan NaOH 0,02 N telah dibuat.
5. Kemudian memindahkan larutan NaOH 0,02 N kedalam botol reagen dengan memakai corong glass
secara hati-hati dan kemudian diberi label larutan & tanggal pembuatan serta konsentrasinya.
Read more: http://awalia-ramadhani.blogspot.com/2011/12/contoh-pembuatan-
larutan.html#ixzz3jcrr0bVV