Anda di halaman 1dari 3

Dasar Teori

Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang
diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik
ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi
harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen
harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat
pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik
ekivalen. Titrasi asam-basa terdiri atas: titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam kuat dengan
basa lemah, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.
❖ Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan bakubasa. Proses ini dinamakan
alkalimetri.
❖ Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan bakuasam. Proses ini dinamakan
asidimetri.
Persiapan pelaksanaan titrasi asam basa
1. Membuat Larutan sampel HCl
a. Menambahkan aquades 50 mL ke dalam labu ukur 100 mL
b. Menambahkan 8,3 mL HCL pekat ke dalam labu ukur yang telah berisi akuades perlahan
melalui dinding labu
c. Menambahkan aquades sampai tanda batas pada labu ukur
d. Digojog sampai homogen
2. Membuat sampel larutan standar NaOH 1M
a. Menimbang 4 gram NaOH dengan gelas kimia
b. Menambahkan 50 mL akuades ke dalam gelas kimia yang telah berisi NaOH
c. Mengaduk larutan tersebut sampai NaOH larut sempurna
d. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL
e. Menambahkan akuades sampai tanda batas di labu ukur
3. Membuat larutan PP 5%
a. Menimbang PP sebanyak 2,5 gram dan memasukkannya ke dalam gelas kimia 100 mL
b. Menambahkan akuades sampai volumenya 50 mL
c. Aduk sampai PP larut sempurna
Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
a. Biuret
b. Gelas kimia 100 mL 2 buah
c. Labu Ukur 100 mL
d. Pipet ukur 10 mL
e. Pipet tetes
f. Bulp Pipet
g. Erlenmeyer 100 mL
h. Tisu
2. Bahan
a. Aquades
b. HCL Pekat
c. NaOH
d. Phenoftalin (PP)

Prosedur penentuan konsentrasi HCL


1. Masukkan 25 mL HCL ke dalam erlenmeyer 100 mL
2. Tambahkan 1 mL indikator pp 5 %
3. Titrasi dengan NaOH sampai terbentuk warna ungu
4. Catat volume NaOH yang dibutuhkan
Perhitungan pada titrasi asam basa
Titik ekivalen adalah titik titrasi di mana jumlah titran yang ditambahkan cukup untk menetralkan
larutan analit secara sempurna. Pada titik ekivalen inilah asam basa habis bereaksi sehingga mol
titran dan analit adalah sama, sehingga didapatkan rumus perhitungan konsentrasi titrasi asam basa
sebagai berikut:
❖ V1 x K1 = V2 x K2
❖ K2 = (V1 x K1)/ V2
Dimana: V1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang dititrasi; V2 = volume
titran terpakai; K2 = konsentrasi titran.

Jika zat asam atau basa dalam titrasi memiliki valensi lebih dari 1, misalnya H2SO4 yang memiliki 2
valensi (2H+) maka rumus perhitungannya sebagai berikut:
❖ a1 x V1 x K1 = a2 x V2 x K2
❖ K2 = (a1 x V1 x K1)/ (a2 x V2)
Dimana: a1 = valensi asam; a2 = valensi basa

Anda mungkin juga menyukai