Anda di halaman 1dari 41

MODUL PRAKTIKUM

Kalkulus Elementer

μ Penyusun:
Tim Dosen

Laboratorium Matematika Komputasi


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman
PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM
I. Ketentuan Umum
a) Praktikum ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah menempuh mata
kuliah regular sesuai dengan mata praktikum yang di praktikumkan
dibuktikan dengan fotokopi KRS saat mendaftar praktikum
b) Peserta praktikum (praktikan) yang mengulang, diperlakukan sama dengan
peserta regular, dan harus mendaftar di laboratorium yang menjadi tempat
praktikum mata kuliah tersebut.
c) Praktikan harus mendaftar di laboratorium yang menjadi tenpat praktikum
mata kuliah tersebut.
d) Praktikan mengikuti seluruh rangakian kegiatan praktikum dan tata tertib
selama pelaksanaan praktikum.

II. Pelaksanaan Praktikum


a) Praktikum ini dilakukan sebanyak 10 (sepuluh) kali pertemuan dengan
pertemuan pertama adalah technical meeting.
b) Waktu yang disediakan untuk praktikum pada setiap pertemuan adalah 90
menit.
c) Praktikan yang terdaftar, akan dikelompokkan dengan setiap kelompok
beranggotakan 15-20 praktikan dengan dipandu 2 Asisten Praktikum.
d) Pelaksanaan praktikum dipandu oleh sesorang asisten praktikum, yang
bertindak sebagai fasilitator dan mereview setiap hasil presentasi praktikan
e) Praktikan diharuskan memahami konsep-konsep yang akan dibahas daalam
praktikum, sesuai dengan materi yang ada.
f) Semua fasilitas yang diperlukan oleh mahasiswa praktikan maupun yang
diperlukan oleh Asisten Praktikum di dalam ruang praktikum sepeti LCD,
white board, spidol, kertas dan alat pendukung praktikum disediakan di
Laboratorium.
g) Setiap praktikan setelah mengikuti praltikum berhad mendapat nilai
praktikum, dengan kategor nilai A-E.

III. Tata Tertib Praktikum


a) Calon praktikan harus melakukan registrasi sendiri di Laboratorium dan
tidak bisa diwakilkan
b) Praktikan harus berpenampilan rapid an bersih dengan kelengkapan baju
hem berkerah, bersepatu tertutup, serta menggunakan atau memakai
aksesoris yang wajar
c) Praktikan menghadoro pertemuan praktikum setidaknya sebanyak 8
(delapan) kali pertemuan
d) Praktika wajib membawa kartu kendali praktikum selama kegiatan
praktikum
e) Praktikan yang akan izin tidak megikuti praktikum wajib memberikan
keterangan tertulis kepafa asisten praktikum

ii
MODUL 1

PENGENALAN MAPLE
Maple merupakan software aplikasi yang dikemb angkan oleh Waterloo Maple Inc
yang dapat digunakan untuk perhitungan matematika dan sains. Beberapa kelebihannya
antara lain Maple dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam bidang
matematika seperti aljabar, kalkulus, matematika diskrit, numerik, dan yang lainnya. Selain
itu dalam Maple juga tersedia fasilitas untuk membuat grafik baik dua dimensi maupun tiga
dimensi.
Pada saat memasuki Maple, akan muncul tampilan sebagai berikut:

WORKSHEET

Gambar 1-1. Tampilan Maple


Secara garis besar lingkungan Maple terdiri dari menu utama, tool bar, dan worksheet.

Gambar 1-2. Menu Utama

Gambar 1-3. Tool Bar

1
Bagian worksheet pada Gambar 1-1 inilah yang nantinya digunakan untuk menuliskan
perintah-perintah Maple untuk perhitungan Matematika.
Sebagai dokumentasi, perintah-perintah yang telah dituliskan dalam worksheet dapat
disimpan ke dalam file. Secara default, ekstensi file worksheet yang disimpan adalah *.mws
(maple worksheet). Berikut adalah langkah-langkah penyimpanan worksheet:
1. Klik menu FILE pada Menu Utama (Lihat Gambar 1-2)
2. Klik submenu SAVE atau SAVE AS
3. Pilih folder tempat file worksheet akan disimpan dan beri nama file worksheetnya
pada bagian FILE NAME
4. Klik OK

Worksheet Maple
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, worksheet adalah tempat dituliskannya
perintah-perintah Maple. Tanda Prompt [> pada worksheet (Lihat Gambar 1-1) adalah
pertanda Maple siap dioperasikan. Perintah-perintah tersebut dituliskan di sebelah kanan dari
tanda Prompt. Di setiap akhir baris perintah harus diakhiri dengan tanda titik koma (;) atau
titik dua (:) dan untuk eksekusi perintah digunakan tombol ENTER.
Sebagai contoh, misalkan akan di cari hasil pengurangan dari 5-2, maka perintah
Maplenya adalah:

> 5-2;

Selanjutnya tekan ENTER. Seterlah tombol ENTER ditekan, maka tampilannya adalah
sebagai berikut:

> 5-2;
3

3 adalah merupakan hasil output pengurangan 5-2.


Perhatikan tanda titik koma (;) pada akhir perintah yang di input pada contoh di atas.
Apabila pada bagian akhir perintah tidak diberikan tanda titik koma, maka akan terjadi
kesalahan. Selain tanda titik koma, dapat pula diberikan tanda titik dua(:). Apabila di akhir
perintah diberikan tanda tersebut, maka hasil output perintah tidak ditampilkan, namun hanya
disimpan di dalam memori komputer.

2
Selain yang sudah dijelaskan di atas, dalam Maple juga disediakan fasilitas untuk
memberikan keterangan dengan menggunakan simbol # sebelum kalimat keterangan. Contoh:

> 5-2; #Pengurangan


3

#Pengurangan tidak mempengaruhi hasil output dari perintah yang diinput. Fasilitas ini
hanya ditujukan untuk memberikan keterangan.

Assignment
Proses assignment merupakan pemberian nilai pada suatu variabel untuk disimpan
sehingga dapat digunakan atau dipanggil kembali. Nilai yang diassign pada suatu variabel
dapat berupa konstanta maupun berasal dari suatu operasi. Sintaks untuk assignment dalam
Maple adalah:
> variabel := nilai;

Contoh:
> x:=6;
x := 6
> y:=5;
y := 5

3
MODUL 2

OPERASI DASAR ARITMATIK MAPLE


Sebelum membahas lebih lanjut tentang perhitungan kalkulus, terlebih dahulu akan
diberikan penjelasan mengenai operasi dasar aritmatik dan assignment dalam Maple.
Tabel 2-1. Operator Dasar Aritmatika
Operator Makna Contoh
+ Penjumlahan > 6+2; (akan dihasilkan 8)
- Pengurangan > 6-2; (akan dihasilkan (4)
* Perkalian > 6*2; (akan dihasilkan 12)
/ Pembagian > 6/2; (akan dihasilkan 3)
Sqrt Akar > sqrt(9); (akan dihasilkan 3)
^ atau ** Pangkat > 5**2;
atau
> 5^2;
(keduanya akan
menghasilkan 25)
Mod Modulo (sisa hasil bagi) > 5 mod 2;
(akan dihasilkan 1)
Evalf Menampilkan nilai numerik > evalf (5/2); (akan
(10 digit) dihasilkan 2.500000000)
Abs Menampilkan nilai mutlak > abs( -5);
(akan dihasilkan 5)

Tingkat presisi (digit) hasil perhitungan Maple dapat diatur. Untuk mengubah digit presisi
perintahnya adalah:
> Digits := n;
dengan n adalah bilangan asli
Perintah di atas diberikan sebelum operasi perhitungan dilakukan.

Contoh:
> Digits:=2;
Digits := 2
> evalf(5/2);
2.5
Contoh 1:
>restart; #menghapusmemorisebelumnya
>x:=3;
x := 3
>y:=4;
y := 4
>h1:=x+y;
h1 := 7
4
>x-y;
-1
>x*y;
12
>h2:=x/y;
3
h2 :=
4
>h3:=h1^2;
h3 := 49
>x mod y;
3
>y mod x;
1
>sqrt(x);
3
>evalf(%);
1.732050808
>a=1;
a1
>b=2;
b2
>a-b;
ab
Perhatikanperbedaanantara “:=” dan “=” diatas.
Catatan: fungsi dari tanda persen (%) adalah memanggil hasil dari perintah di atasnya

Contoh 2:
Hitunglah luas balok jika diketahui panjang, lebar dan tingginya masing-masing adalah 5 cm,
4 cm, dan 7 cm!
> p:=5; #panjang balok
p := 5
> l:=4; #lebar balok
l := 4

> t:=7; #tinggi balok


t := 7
> v=p*l*t; #volume balok
v140

5
Contoh 3:
Hitunglah luas lingkaran jika diketahui diameter lingkaran adalah 14 cm!
> restart;
> d:=14; #diameter lingkaran
d := 14
> r:=d/2; #jari-jari lingkaran
r := 7
> L:=Pi*r^2; #luas lingkaran
L := 49 
> evalf(L); #nilai desimal dari L
153.9380400

Catatan: dalam Maple, nilai Pi adalah 3.141892654

6
MODUL 3
FUNGSI (PEMETAAN)

Pendefinisian Fungsi
Salah satu contoh fungsi adal ah ( ) . Fungsi tersebut memetakan
bilangan real ke bilangan real juga.
Sintaks secara umum untuk mendefinisikan suatu fungsi dalam Maple adalah:
> nama_fungsi := (variabel) -> operasi;

Contoh:
Definisikan fungsi-fungsi berikut ini ke dalam Maple:
1. ( )
> f:=x->-2*x^2+x-2;
f := x2 x2x2
2. ( ) √
> g:=y->sqrt(2*y+10);
g := y 2 y10
3. ( )

> h:=x->(x^2-4)/(3*x-1);
x24
h := x
3 x1
4. ( ) *

> f:=piecewise(x<2,x+3,x>=2,x^2+1);
x3 x2
f := { 2
x 1 2x
5. ( ) | |
> h:=(x,y)->5*x*y+x^2+abs(x-y);
h := ( x, y )5 x yx2 xy
6. ( )
> h:=(x,y,z)->5*x^2+x*y*z+z-1;
h := ( x, y, z )5 x2x y zz1

7
Tabel 3-1 Fungsi-fungsi Transenden dalam Maple
Sintaks Makna
exp(x) Eksponensial , e bilangan natural.
ln(x) Logaritma natural
log[n](x) Logaritma basis n,
log10(x) Logaritma basis 10
sin(x), cos(x), Trigonometri
tan(x), csc(x),
sec(x), cot(x)
sinh(x), cosh(x), Hiperbolik
tanh(x), csch(x),
sech(x), coth(x)
arcsin(x), arccos(x), Trigonometri Invers
arctan(x), arccsc(x),
arcsec(x), arccot(x)

Catatan: Khusus untuk fungsi-fungsi trigonometri nilai x adalah dalam radian

Contoh:
Definisikan fungsi-fungsi berikut ini dalam maple:
1. ( )
> f:=x->3^x+exp(2*x);#1
( 2 x)
f := x3 xe
2. ( ) ( ) ( )
> g:=x->x*sin(x+1)-ln(x^2)-log[10](10);
g := xx sin( x1 )ln( x2 )log 10( 10 )
3. ( ) ( )
> g:=(x,y)->log[2](x^2)-tanh(x*y);
g := ( x, y )log 2( x2 )tanh( x y )
4. Tentukan hasil dari !
> log[2](8);
ln ( 8 )
ln ( 2 )
> evalf(%);
3.000000000
5. Tentukan nilai dari tan(0 ), sin(90 ), sin(120o) dan arctan(1o)!
o o

> tan(0/Pi);
0
> sin(Pi/2);
1

8
> sin(2*Pi/3);
1
3
2
> arctan(Pi/Pi);
1

4

Tabel 3-2 Perintah-perintah Dasar Maple


Perintah Maple Makna
Simplify Menyederhanakan fungsi
Expand Mengekspansikan fungsi
Factor Mencari faktor dari fungsi
Solve atau Fsolve Menyelesaikan persamaan dari dua atau lebih variabel

Maple bersifat sensitif dalam membedakan perintah atau nama variabel yang ditulis dengan
huruf besar dan perintah yang ditulis dengan huruf kecil. Pada kasus tertentu seperti limit,
integral dan turunan, perintah yang diawali dengan huruf besar digunakan untuk
mendefinisikan atau membentuk permasalahan matematika sedangkan perintah yang diawali
dengan huruf kecil digunakan untuk mencari atau menghitung nilai operasi yang kita
inginkan.

Contoh:
>restart;
>f:=x->x^2-1;
f := xx 21

>g:=2*x^2-5;
g := 2 x 25

>subs(x=1,f(x));
0
>subs(x=1,{f(x),g});
{ -3, 0 }
Catatan: hasilsubstitusidiurutkandari yang paling kecil

1. , berapakah nilai y jika ?


> y:=x^2;
y := x2
> subs(x=3,y);
9

9
Selain dengan cara di atas, nilai y pada contoh soal 1 juga dapat diperoleh dengan cara
berikut:
> f:=x->x^2;
f := xx2
> f(3);
9
2. Sederhanakan persamaan

> 1-x+(x^2-1)/(1-x);
x21
1x
1x
> simplify(%);
2 x

3. Jabarkan persamaan

> expand((x+1)/(x+2));
x 1

x2 x2
4. Carilah akar-akar persamaan fungsi ( )
> f:=x->x^4-3*x^3-11*x^2+3*x+10;
f := xx43 x311 x23 x10
> factor(f(x));
( x5 ) ( 1x ) ( x2 ) ( x1 )
Maka dapat disimpulkan bahwa akar-akar persamaan dari ( ) adalah 5, 1, -2 dan 1.
Selain dengan cara di atas, soal nomor 4 juga dapat diselesaikan dengan cara berikut ini:
> f:=x->x^4-3*x^3-11*x^2+3*x+10;
f := xx43 x311 x23 x10
> fsolve(f(x));
-2., -1., 1., 5.
atau
> a:=solve(f(x));
a := -1, 1, -2, 5
> a[1];#x1
-1
> a[2];#x2
1
> a[3];#x3
-2
> a[4];#x4
5

10
5. Selesaikan Sistem persamaan linier berikut

> b:={2*x+3*y=10,5*x-y=3};
b := { 2 x3 y10 , 5 xy3 }
> c:=solve(b);
44 19
c := { y , x }
17 17
> c[1]; #nilai y
44
y
17
> c[2]; #nilai x
19
x
17
6. Selesaikan pertidaksamaan berikut ini . Tentukan Himpunan
penyelesaiannya!
> solve(2<=x^2-x,x);
RealRange ( , -1 ), RealRange ( 2,  )

> solve(x^2-x<=6,x);
RealRange ( -2, 3 )

HP = [-2, -1] [2, 3]


7. Selesaikan pertidaksamaan berikut ini . Tentukan Himpunan
penyelesaiannya!
> solve(-1<2*x^2-5*x+2,x);
RealRange ( , Open( 1 ) ), RealRange  Open ,  
3
 2 
> solve(2*x^2-5*x+2<=5,x);
RealRange  , 3 
-1
2 
HP= [-1/2, 1) (3/2, 3]

Notasi Sigma

> sum(k^2,k=0..4);
30

> Sum(a[k]*x^k,k=0..5);
5
 ak xk
k  0

> sum(a[k]*x^k,k=0..5);
a0a1 xa2 x2a3 x3a4 x4a5 x5

11
Operasi Aljabar Fungsi
Operasi aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian fungsi.
Contoh 1:
> restart;
> f:=x->x^2+2;
f := xx22
> g:=x->x+1;
g := xx1
> (f+g)(x); #cara1
x23x
> f(x)+g(x); #cara2
x23x
> (f+g)(2); #cara1
9
> f(2)+g(2); #cara2
9

Komposisi Fungsi
Diberikan fungsi ( ) dan ( ). Selanjutnya akan dicari ( )( ) dengan Maple,
maka perintaknya:
> (f @ g)(x);
dengan ( ) dan ( ) didefinisikan terlebih dahulu.

Contoh:
> restart;
> f:=x->x^2+2;
f := xx22
> g:=x->x+1;
g := xx1
> (f@g)(x);
( x1 )22
> expand(%);
x22 x3
> (g@f)(x);
x23
> (g@f)(1);
4

12
Fungsi Invers
Secara teori dikatakan bahwa ( ) adalah fungsi satu-satu dan ( ) adalah fungsi
invers dari ( ), maka akan berlaku ( )( ) . Dalam hal ini ( ) dapat dinotasikan
dengan ( ).
Dalam Maple tidak ada perintah khusus untuk mencari fungsi invers. Sehingga untuk
mencari fungsi invers menggunakan Maple, kita hanya menggunakan konsep teori di atas.

Contoh:
> restart;
> f:=(x)->(3*x+2)/(2*x-1);
3 x2
f := x
2 x1
> (f@g)(x)=x;
3 g( x )2
x
2 g( x )1
> a:=solve(%,g(x)); #finv
2x
a :=
32 x

13
MODUL 4

GRAFIK FUNGSI
Salah satu kelebihan Maple adalah tersedianya fasilitas untuk membuat grafik suatu
fungsi baik berdimensi 2 maupun 3. Selain itu, grafik juga dapat disajikan dalam bentuk
koordinat kutub (polar).

Grafik Fungsi 2 Dimensi


Diberikan suatu fungsi ( ), apabila fungsi ini akan dibuat grafiknya
menggunakan Maple, maka sintaksnya adalah:
> plot (f(x), x=a..b, y=c..d, option1, option2, ...);
Dengan x=a..b adalah batas nilai x untuk grafik yang akan dibuat pada selang [a,b] dan
y=c..d adalah batas nilai y untuk grafik yang akan dibuat. Sedangkan option adalah properti
asesoris grafik. Option ini bersifat optional (tidak harus dituliskan).

Contoh 1:
> plot(x+2,x=-3..3);

Cara lain bisa dilakukan dengan mendefinisikan fungsinya terlebih dahulu (hasil grafik
fungsinya sama),
> f:=x->x+2;
f := xx2
> plot(f(x),x=-3..3);

Tidak hanya interval sumbu x yang bisa ditentukan, interval untuk sumbu y juga bisa
ditentukan sesuai keinginan atau sesuai permintaan soal,

14
> plot(f(x),x=-3..3,y=0..3);

> plot(f(x),x=-3..3,y=0..3,color=blue);

Selain „blue‟, beberapa warna yang dapat dipilih antara lain aquamarine, navy, brown,
gray, magenta, pink, sienna, violet, yellow, black, coral, gold, grey, maroon, plum, tan,
wheat, blue, cyan, green, khaki, orange, red, turquoise, dan white. Perintahnya adalah:
color=warna

> plot(f(x),x=-3..3,y=0..3,color=blue,thickness=15);

thickness=n
Option thickness berfungsi untuk mengatur tingkat ketebalan garis suatu fungsi. Nilai n pada
thickness berkisar antara 1-15.
15
> plot(f(x),x=-3..3,y=0..3,color=blue,filled=true);

filled=true
Option ini berfungsi untuk memberi warna pada daerah antara kurva grafik dengan sumbu x.

> g:=x->-x^2+4;
g := xx24
> plot(g(x),x=-3..3,filled=true);

Berikut ini adalah perintah untuk menggambarkan ( ) dan ( ) pada satu bidang gambar
yang sama, > plot([fungsi1, fungsi2, ...], x=a..b);
> plot([f(x),g(x)],x=-3..3,thickness=8);

16
Dengan cara yang hampir sama, dapat pula dibuat 3 atau lebih grafik fungsi pada satu bidang
gambar yang sama.
> a:=[[1,0],[1,3]];
a := [ [ 1, 0 ], [ 1, 3 ] ]
> plot([f(x),g(x),a],x=-3..3);

[x2,y2]

[x1,y1]

Garis x=1 pada gambar di atas, dapat dibuat dengan pendefinisian variabel a. Atau secara
umum dapat dituliskan:
> variabel := [[x1,y1],[x2,y2],[x3,y3],...];
Cara ini digunakan untuk menarik garis dari titik [x1,y1] ke titik [x2,y2] ke titik [x3,y3] dan
seterusnya (sesuai permintaan)

> b:=3; #fungsi y=3


b := 3
> plot([f(x),g(x),a,b],x=-3..3);

17
Contoh 2:

Gambarkan plot untuk fungsi berikut ( ) *

> plot(piecewise(x<2,x+3,x>=2,x^2+1),x=0..7);

Gambarkan plot untuk fungsi berikut ( ) *

> plot(piecewise(x>1,x-2,x<=1,-x+3),x=0..7);

Contoh 3:
> plot(sin(x),x=0..3*Pi,color=aquamarine,title="Grafik Fungsi
Sinus", labels=["nilai x","nilai y"]);

18
title=string
Option title digunakan untuk memberi judul grafik yang akan tampak di bagian atas grafik.

labels=[string1,string2]
Option ini digunakan untuk memberi label pada sumbu x (string1) dan sumbu y (string2).

>
plot([sin(x),cos(x)],x=0..3*Pi,color=[aquamarine,magenta],titl
e="Grafik Fungsi Sinus dan Cosinus", labels=["nilai x","nilai
y"],legend=["Grafik y=sin(x)","Grafik y=cos(x)"]);

legend=string
Option ini berfungsi untuk memberi keterangan berupa legenda untuk menjelaskan makna
grafik tersebut.

Contoh 4:
Diberikan suatu nilai fungsi ( ) untuk tertentu seperti tersaji pada tabel berikut ini:
2 3 4 6 7 9
( ) 10 12.5 14 15.6 16 18
Buatlah grafik dari data tersebut menggunakan Maple!
> plot([[2,10],[3,12.5],[4,14],[6,15.6],[7,16],[9,18]]);

19
Kita juga bisa menambahkan option style untuk menyajikan grafik dalam bentuk titik-titik
tidak terhubung, dengan cara menambahkan option style=point pada perintah plot.
>
plot([[2,10],[3,12.5],[4,14],[6,15.6],[7,16],[9,18]],style=poi
nt);

>
plot([[2,10],[3,12.5],[4,14],[6,15.6],[7,16],[9,18]],style=poi
nt,symbol=circle);

symbol=jenis simbol
Option ini digunakan untuk menentukan bentuk titik pada suatu grafik. Beberapa jenis
simbol yang dapat dipilih antara lain, box, cross, circle, point, dan diamond.

Grafik 3 Dimensi
Maple dapat digunakan untuk menggambarkan grafik fungsi 3 dimensi untuk fungsi-
fungsi yang memiliki 2 variabel dengan perintah:

> plo3d(f(x,y), x=a..b, y=c..d);

20
Contoh:
> f:=(x,y)->sin(x)*cos(y);
f := ( x, y )sin( x ) cos( y )
> plot3d(f(x,y),x=0..5,y=-2..4);

> plot3d(f(x,y),x=0..5,y=-2..4,axes=normal);

> plot3d(f(x,y),x=0..5,y=-2..4,axes=boxed);

21
> plot3d(f(x,y),x=0..5,y=-2..4,axes=frame,color=cos(x));

Grafik Fungsi dalam Koordinat Polar


Dengan Maple juga dapat dibuat grafik dalam koordinat kutub (polar),
> polarplot(fungsi, x=a..b);
Perintah polarplot dapat dijalankan apabila paket bernama plots telah dipanggil. Oleh karena
itu sebelum menggunakan polarplot, paket plots harus dipanggil terlebih dahulu dengan
perintah > with(plots):

Contoh:
Buatlah grafik fungsi ( ) ( ), untuk dalam koordinat polar!
> with(plots):
> polarplot(1+sin(t),t=0..2*Pi);

22
Grafik Fungsi Implisit
> with(plots):
> implicitplot(fungsi, x=a..b, y=c..d);

Contoh 1:
Gmbarlah grafik dari fungsi implisit berikut:
> with(plots):
> implicitplot(y^2+x=3,x=-1..3,y=-2..2);

Grafik fungsi implisit sebenarnya dapat dibuat dengan perintah plot. Akan tetapi harus
terlebih dahulu diuraikan dan dinyatakan dalam fungsi eksplisit dalam x.
> f:=x->sqrt(3-x);
g := x 3x
> g:=x->-sqrt(3-x);
h := x 3x
> plot({f(x),g(x)},x=-1..3);

23
Contoh 2:
> with(plots):
> implicitplot(x^2+y^2=16,x=-5..5,y=-5..5);

Pada gambar di atas, tampak bahwa nilai x dan y antara [-4,4], padahal dalam perintah
dituliskan [-5,5]. Hal ini berarti bahwa fungsi hanya terdefinisi untuk nilai x dan y pada
interval [-4,4].

Contoh 3:
> with(plots):
> implicitplot(2*(x^2+y^2)^2=25*(x^2-y^2),x=-4..4,y=-4..4);

Tampak pada gambar di atas bahwa untuk (0,0) tidak dilewati oleh grafik. Padahal
seharusnya titik tersebut dilewati, karena untuk titik (0,0) persamaan yang diberikan akan
terpenuhi. Hal ini disebabkan jumlah titik-titik pada grafik plot kurang banyak. Secara
default, jumlah minimum titik yang digambar pada Maple adalah 50 buah. Sehingga untuk
memperoleh hasil grafik yang lebih baik, jumlah titik harus ditambah dengan menggunakan
option numpoints.
> implicitplot(2*(x^2+y^2)^2=25*(x^2-y^2),x=-4..4,y=-
4..4,numpoints=1000);

24
Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
Secara teori, jika fungsi memenuhi ( ) ( ) untuk setiap bilangan x di dalam
domain, maka disebut fungsi genap. Selain itu ditinjau dari sudut pandang geometri, suatu
fungsi genap dapat dilihat dari grafik fungsinya yaitu simetris terhadap sumbu y.

Contoh:
Diberikan fungsi ( ) . Dengan menggunakan Maple, tunjukkan bahwa fungsi tersebut
merupakan fungsi genap, secara teori dan secara geometri!
> restart;
> f:=x->x^2;
f := xx2
> f(-x);
x2
Karena ( ) ( ) maka disebut fungsi genap.
> plot(f(x),x=-2..2);

Karena ( ) simetris terhadap sumbu x, maka disebut fungsi genap.

25
Selain fungsi genap, terdapat pula fungsi ganjil. Jika suatu fungsi memenuhi
( ) ( ) maka disebut fungsi ganjil. Grafik fungsi ganjil simetris dengan titik asal
( ). Jika telah dipunyai grafik untuk , maka grafik untuk diperoleh dengan
memutar terhadap titik ( ).

Contoh:
Diberikan fungsi ( ) . Dengan menggunakan Maple, tunjukkan bahwa fungsi tersebut
merupakan fungsi ganjil, secara teori dan secara geometri!
> f:=x->x^3;
f := xx3
> f(-x)=-f(x);
x3x3
Karena ( ) ( ) maka disebut fungsi ganjil.

> plot(f(x),x=-2..2);

Tampak bahwa grafik fungsi ganjil simetris dengan titik asal ( ), dengan kata lain grafik
fungsi untuk dapat diperoleh dengan memutar grafik untuk sebesar .

26
MODUL 5
LIMIT FUNGSI

Contoh 1:

Apakah ( ) mempunyai limit di x=2?

> restart;
> f:=x->(x^2-4)/(x-2);
x24
f := x
x2
> limit(f(x),x=2,left);
4
> limit(f(x),x=2,right);
4
> limit(f(x),x=2);
4
Karena limit kiri = limit kanan, maka dapat disimpulkan bahwa mempunyai limit di x=2.

Contoh 2:

Apakah ( ) * mempunyai limit di x=0?

> restart;
> g:=piecewise(x>0,2*x-1,x<=0,-x);
2 x1 0x
g := {
x x0
> limit(g,x=0,left);
0
> limit(g,x=0,right);
-1
> limit(g,x=0);
undefined

Karena limit kiri ≠ limit kanan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak mempunyai limit di
x=0.

27
Secara geometri, ada tidaknya limit dari suatu fungsi juga dapat di lihat dari
grafiknya. Berikut adalah grafik dari soal pada contoh 1 dan contoh 2 :
> plot(f(x),x=0..4); #contoh1

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk dan maka ( ) akan mendekati
4. Sehingga dapat dikatakan bahwa mempunyai limit di x=2.

> plot(g,x=-2..2); #contoh2

Dari plot di atas dapat dilihat bahwa untuk maka ( ) akan menndekati -1,
sedangkan untuk maka ( ) akan menndekati 0. Sehingga dapat dikatakan bahwa
tidak mempunyai limit di x=0.

28
Kekontinuan Fungsi
Contoh 3:

Apakah ( ) kontinu di x=2?

> f:=x->(x^2-4)/(x-2);
x24
f := x
x2
> limit(f(x),x=2,left);
4
> limit(f(x),x=2,right);
4
> limit(f(x),x=2); #syarat2
4
> f(2); #syarat1
Error, (in f) numeric exception: division by zero

Karena tidak terdefinisi di x=2 (syarat 1 tidak terpenuhi), maka dapat disimpulkan bahwa
diskontinu di x=2.

Contoh 4:

Apakah ( ) | | kontinu di x=0?


Cara 1:
> restart;
> f:=abs(x);

f := x
> subs(x=0,f); #syarat1
0

> limit(f,x=0,left);
0
> limit(f,x=0,right);
0
> limit(f,x=0); #syarat2
0
Karena semua syarat terpenuhi, maka kontinu di x=0.
Cara 2:
> restart;
> f:=piecewise(x>0,x,x<0,-x,x=0,0);
 x 0x
f :=  x x0

 0 x0 Syarat 1
29
> limit(f,x=0,left);
0
> limit(f,x=0,right);
0
> limit(f,x=0); #syarat2
0
Karena semua syarat terpenuhi, maka kontinu di x=0.

Contoh-contoh di atas menjelaskan tentang bagaimana mengetahui kekontinuan suatu


fungsi pada titik tertentu. Selain itu kekontinuan suatu fungsi pada interval/selang tertentu
juga dapat diketahui dengan Maple.

> iscont (fungsi, x=a..b, option);

dengan nilai a dan b adalah batas interval, sedangkan option dapat diiisi closed atau open.
Misalkan nilai a=2 dan b=4 serta option yang dipilih adalah ‘closed’, maka perintah ini
digunakan untuk mengetahui kekontinuan ( ) pada selang tertutup [2,4]. Sedangkan
apabila option dipilih ‘open’ atau tidak disertakan, maka selangnya terbuka [2,4).

Contoh 5:

Apakah ( ) * kontinu pada interval [-1,2] dan [-1,2)?

> f:=piecewise(x<>2,(x^2-x-2)/(x-2),x=2,1);
 x2x2
 x2
f := 

 x2


 1 x2
> iscont(f,x=-1..2,'closed');
false
> iscont(f,x=-1..2,'open');
true
Maka dapat disimpulkan bahwa diskontinu pada interval [-1,2], tetapi kontinu pada interval
[-1,2).
Dalam Maple juga terdapat function untuk mencari titik-titik dimana ( ) tidak
kontinu untuk semua . Sintaksnya adalah:

> discont(f(x),x);

30
Contoh 6:

Tentukan titik-titik dimana fungsi ( ) tidak kontinu!

> f:=x->(x^2+4)/(x-2);
x24
f := x
x2
> discont(f(x),x);
{2}
Maka tidak kontinu di x=2

Contoh 7:
> f:=x->tan(x);
f := tan
> discont(f(x),x);
1
{  _Z1~  }
2
Perhatikan bahwa pada hasil yang diperoleh terdapat notasi _Z1~. Makna dari _Zn~ secara
umum (n=1,2,3,...) adalah bahwa notasi tersebut dapat diganti untuk semua bilangan bulat.
Sehingga ( ) tidak kontinu pada titik-titik:

{ }

Selain notasi _Zn~, kadang-kadang dalam Maple juga muncul notasi yang lain seperti
_NNn~ dan _Bn~. Notasi _NNn~ bermakna bahwa notasi ini dapat diganti dengan bilangan
bulat non negatif, sedangkan _Bn~ dapat diganti dengan bilangan biner 0 atau 1.

Aplikasi Limit (pra kalkulus diferensial)


 Gradien Garis Singgung
Contoh 8:
Cari gradien garis singgung pada kurva ( ) di titik (2, 4).
> f:=x->x^2;
f := xx2
> limit((f(2+h)-f(2))/h,h=0);
4

31
Contoh 9:
Cari gradien garis singgung pada kurva ( ) di titik-titik yang
koordinatnya adalah 1, ½, dan 3.
> f:=x->-x^2+2*x+2;
f := xx22 x2
> a:=limit((f(x)-f(c))/(x-c),x=c);
a := 2 c2
> subs(c=1,a);
0
> subs(c=-1/2,a);
3
> subs(c=3,a);
-4

Contoh 10:

Cari persamaan garis singgung pada kurva ( ) √ di titik (1/2, √ ) dan

perlihatkan plot ( ) dan garis singgungnya!


> x1:=1/2;
1
x1 :=
2
> y1:=sqrt(5);
y1 := 5

> f:=x->sqrt((x-3)/(x-1));
x3
f := x
x1
> m:=limit((f(1/2+h)-f(1/2))/h,h=0);
4
m := 5
5
PGS yang melalui titik (x,y) dan gradien m adalah ( ), maka:
> y:=m*(x-x1)+y1;
5  x  5
4 1
y :=
5  2
Plotnya adalah:
> plot([f(x),y],x=-2..2,legend=["Grafik f(x)","Grafik PGS"]);

32
Atau
> with(student):
> showtangent(f(x),1/2);

Tidak hanya gradien garis singgung, kecepatan rata-rata/kecepatan sesaat juga dapat dihitung
dengan menggunakan limit.
( ) ( )

Contoh 11:
Hitunglah kecepatan sesaat dari sebuah benda jatuh, beranjak dari posisi diam pada t=3.8
detik dan pada t =5.4 detik, ( )
> f:=t->16*t^2;
f := t16 t2
> v:=limit((f(c+h)-f(c))/h,h=0);
v := 32 c

> subs(c=3.8,v);
121.6
> subs(c=5.4,v);
172.8
Dengan demikian, kecepatan pada 3.8 detik adalah 121.6 m/detik dan pada 5.4 detik adalah
172.8 m/detik.

 Asimtot
Contoh:

33
> restart;

> f:=x->(x^2-2*x+4)/(x-2);
x22 x4
f := x
x2
> h:=2; #asimtot tegak
h := 2
> a:=limit(f(x)/x,x=infinity);
a := 1
> b:=limit(f(x)-a*x,x=infinity);
b := 0
> g:=a*x+b;
g := x
> plot({f(x),h,g},x=1.8..2.2);

34
MODUL 6
TURUNAN

Contoh 1:
( )
Hitung jika ( ) !
> f:=x->13*x^2-6;
f := x13 x26
> faksen:=limit((f(c+h)-f(c))/h,h=0);
faksen := 26 c

Maple menyediakan function khusus yang dapat digunakan untuk mencari turunan
suatu fungsi. Function tersebut adalah diff.

> diff(fungsi, x);

Contoh 2:
Dengan menggunakan soal pada Contoh 1, hitunglah turunan dari ( )!
> diff(13*x^2-6,x);
26 x
26x adalah turunan pertama dari ( ).
Selain untuk menentukan turunan pertama, diff juga dapat digunakan untuk mencari
turunan ke-2, ke-3 dst (turunan orde tinggi) dari suatu fungsi dengan perintah seperti berikut:

> diff(fungsi, x$n);

dengan n adalah ordenya.


Contoh 3:
Tentukan turunan ke-2 dan ke-3 dari Contoh 1!
> diff(13*x^2-6,x$2);
26
> diff(13*x^2-6,x$3);
0

35
Turunan Parsial
Misalkan diketahui suatu fungsi dengan 2 variabel yaitu ( ), turunan parsialnya
adalah (turunan parsial terhadap x) dimana y dianggap konstanta dan (turunan parsial
terhadap y) dimana x dianggap konstanta. Hal ini berlaku pula untuk fungsi-fungsi dengan 3
variabel atau lebih.

Contoh 4:
> restart;
> f:=(x,y)->x^2*y+3*y^3;
f := ( x, y )x2 y3 y3
> diff(f(x,y),x);
2xy
> diff(f(x,y),y);
x29 y2
> restart;
> f:=(x,y,z)->x^2*y+3*y^3+z^3;
f := ( x, y, z )x2 y3 y3z3
> diff(f(x,y,z),x);
2xy
> diff(f(x,y,z),y);
x29 y2
> diff(f(x,y,z),z);
3 z2

Turunan Implicit
Maple menyediakan function untuk mencari turunan fungsi implisit. Apabila
diketahui fungsi implisit f dalam bentuk eksplisit x dan y, maka perintah untuk mencari
dy/dx dengan Maple adalah:

> implicitdiff(f, x, y);


Sedangkan apabila akan dicari turunan dx/dy, maka perintahnya:

> implicitdiff(f, y, x);

36
Contoh 5:
> f:=x*y+y^3-2=0;
f := x yy320
> implicitdiff(f,y,x);
y

x3 y2
> implicitdiff(f,x,y);
x3 y2

y

Aplikasi Turunan
 Maksimum, Minimum dan Titik Kritis
Contoh 6:
Carilah nilai maksimum dan minimum dari ( ) pada [-1/2, 2]!
> f:=x->-2*x^3+3*x^2; #interval [-1/2, 2]
f := x2 x33 x2
> diff(f(x),x);
6 x26 x
> a:=solve(%); #titik stationer
a := 0, 1
> f(-1/2); #maks
1
> f(2); #min
-4
> f(a[1]);
0
> f(a[2]); #maks
1
Jadi nilai maksimum adalah 1 (dicapai pada x=-1/2 dan x=1) dan nilai minimum adalah -4
(dicapai pada x=2).

37
 Kemonotonan dan Kecekungan
Contoh:

Tentukan dimana soal pada Contoh 6 naik, turun, cekung ke atas, dan cekung ke bawah!

> #kemonotonan
> g:=x->-6*x^2+6*x;
g := x6 x26 x
„/

> g(-1/2); #turun pada x<0


-9
2
> g(1/2); #naik pada 0<x<1
3
2
> g(2); #turun pada x>2
-12

Maka dapat disimpulkan bahwa naik pada dan turun pada ( dan ).

> #kecekungan
> diff(f(x),x$2);
12 x6

> h:=x->-12*x+6; #turunan ke2


h := x12 x6

> b:=solve(h(x));
1
b :=
2
> h(1); #cekung ke bawah utk x>1/2
-6

> h(0); #cekung ke atas utk x<1/2


6

Maka dapat disimpulkan bahwa cekung ke atas pada ( ) dan cekung ke bawah pada

( ).

38
 Titik Balik
Contoh:
Cari titik balik dan gambarlah plot dari soal pada contoh 6!
> f(b); #titik balik (1/2, 1/2)
1
2
Berikut adalah plot untuk soal pada Contoh 6. Cocokan hasil Anda dengan plot!
> plot(f(x),x=-1/2..2);

39

Anda mungkin juga menyukai