Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Markus Nari Didakwa Merintangi Proses Peradilan Kasus


Korupsi E-KTP

DOSEN PENGAMPU:
AHMAD KHOLIL ST, MT.

DISUSUN OLEH :

1. WILDAN SETIAWAN (1502619013)

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan
begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan.Perkembangan praktek korupsi dari tahun
ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara
maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah
meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak
terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional
tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus
tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan
bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak
pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah
menjadi suatu fenomena.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah :
1. Uraian dari sumber berita media online/koran.( boleh dari beberapa sumber
berita)
2. Coba jelaskan menurut anda kasusnya kenapa?
3. Bagaimana proses peradilannya sampai tingkat apa?
4. Bagaimana akhir hukumanya? apakah ada banding?
5. Berikan pendapat apakah hukumannya sudah sesuai dengan perbuatannya dan
apakah hukum sudah ditegakkan seadil-adilnya.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah untuk :
1) Supaya pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang kasus korupsi di indonesia
2) Pembaca dapat mengetahui proses peradilan dan hukumannya
3) Pembaca dapat mengetahui pendapat saya tentang korupsi ini, apakah hukum sudah
ditegakan seadil-adilnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Uraian Kasus
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota Komisi II DPR Markus Nari didakwa
merintangi proses pemeriksaan dalam persidangan kasus korupsi pengadaan proyek
Kartu Tanda Penduduk (KTP) berbasis elektronik atau e-KTP. Hal itu dipaparkan jaksa
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat membacakan surat dakwaan Markus Nari di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (14/8/2019). "Terdakwa telah sengaja
mencegah atau merintangi secara langsung atau tidak langsung pemeriksaan di sidang
pengadilan terhadap saksi Miryam S Haryani dan terdakwa Sugiharto dalam perkara
tindak pidana korupsi atas nama Irman dan Sugiharto pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat sebagaimana Register Perkara Nomor: 41/Pid.Sus/TPK/2017/PN.JKT.PST," kata
jaksa Ahmad Burhanudin
1. Merintangi pemeriksaan Miryam S Haryani di persidangan
Sekitar 9 Maret 2017, Markus menginstruksikan seorang pengacara bernama Anton
Taufik untuk memantau sidang perdana perkara e-KTP dengan dua terdakwa mantan
pejabat Kemendagri, Irman dan Sugiharto.Saat itu agenda sidang berupa pembacaan
surat dakwaan. "Anton Taufik kemudian melaporkan kepada Terdakwa melalui
telepon bahwa nama Terdakwa disebut sebagai penerima aliran dana KTP elektronik
sebesar 400.000 dollar Amerika Serikat," kata jaksa. Pada tanggal 12 Maret 2017,
Markus meminta Anton agar mencari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dirinya dan
mantan anggota DPR Miryam S Haryani.Selang dua hari, Anton mendapatkan salinan
BAP Markus, Miryam serta surat dakwaan Irman dan Sugiharto.Setelah membaca
BAP Miryam S Haryani, Markus meminta Anton mengantarkan BAP Miryam ke Elza
Syarief. Saat itu, Elza merupakan pengacara Miryam. Pada tanggal 17 Maret 2017,
sekitar pukul 07.00 WIB, Markus menghubungi Anton agar datang ke rumahnya.
Pada pertemuan tersebut, Markus menanyakan mengapa namanya disebut dalam
BAP Miryam S Haryani. Anton menilai, Markus terancam bisa terjerat. Ia pun
memutuskan menandai nama Markus dan nominal uang yang diterima Markus
dengan stabilo. Di sisi lain, Markus juga menandai stabilo itu dengan tulisan
"dicabut".Kemudian, Markus meminta Anton membujuk Miryam agar tak menyebut
nama Markus di persidangan. Markus meminta Anton mengantar BAP Miryam S
Haryani tersebut kepada pengacara Miryam, Elza Syarief di kantornya. Di sisi lain,
Markus menemui Miryam dan memintanya untuk mencabut keterangannya yang
menyebut Markus menerima uang dari proyek e-KTP. "Dengan kompensasi

3
Terdakwa akan menjamin keluarga Miryam S Haryani," kata jaksa. Pada tanggal 17
Maret 2017, sekitar pukul 17.00 WIB, Anton Taufik menemui Elza Syarief di
kantornya. Saat itu Miryam sudah ada di kantor Elza. Kepada Anton, Miryam
meminta salinan BAP-nya yang sudah ditandai Anton dan Markus. Pada tanggal 23
Maret 2017, Miryam S Haryani dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan
terdakwa Irman dan Sugiharto. Miryam mencabut keterangan dalam BAP-nya
mengenai aliran dana proyek KTP elektronik, termasuk penerimaan Markus sebesar
400.000 dollar AS. "Pencabutan keterangan pada BAP tersebut mempersulit
penuntut umum membuktikan unsur memperkaya atau menguntungkan orang lain,
diantaranya Terdakwa," ujar jaksa.
2. Merintangi pemeriksaan terdakwa Sugiharto di persidangan
Tanggal 10 Maret 2017, Markus menemui pengacara pelaku korupsi lainnya,
Robinson.Saat itu, Robinson merupakan pengacara Kepala Balai Pelaksana Jalan
Nasional (BPJN) IX Maluku dan Maluku Utara, Amran Hi Mustary. Amran dan
Sugiharto saat itu sama-sama berada di Rutan KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur.
Markus menitip pesan lewat Robinson dan Amran agar Sugiharto tak menyebut
dirinya sebagai penerima aliran dana e-KTP dalam persidangan. "Dengan imbalan
uang kepada Sugiharto. Atas permintaan tersebut, Robinson menyanggupinya,"
katanya. Kemudian, Robinson menyampaikan pesan itu ke Amran dan diteruskan ke
Sugiharto. Namun, Sugiharto menolak dan akan tetap menyampaikan keterangan di
persidangan sesuai BAP-nya. Pada tanggal 5 April 2017, Markus kembali
menanyakan kepada Robinson apakah pesan kepada Sugiharto telah disampaikan
mengingat Markus akan dipanggil sebagai saksi di persidangan Irman dan
Sugiharto. "Atas pertanyaan tersebut Robinson mengiyakan. Pada tanggal 12 Juli
2017, Sugiharto memberikan keterangan sesuai dengan BAP-nya bahwa Terdakwa
menerima uang dari Sugiharto sebesar 400.000 dollar AS di gedung kosong yang
letaknya di samping TVRI, Senayan," kata jaksa. Markus didakwa melanggar Pasal
21 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

B. Bagaimana Akhir Hukumannya


Kemudian, Robinson menyampaikan pesan itu ke Amran dan diteruskan ke Sugiharto.
Namun, Sugiharto menolak dan akan tetap menyampaikan keterangan di persidangan
sesuai BAP-nya. Pada tanggal 5 April 2017, Markus kembali menanyakan kepada
Robinson apakah pesan kepada Sugiharto telah disampaikan mengingat Markus akan
dipanggil sebagai saksi di persidangan Irman dan Sugiharto. "Atas pertanyaan tersebut
Robinson mengiyakan. Pada tanggal 12 Juli 2017, Sugiharto memberikan keterangan
sesuai dengan BAP-nya bahwa Terdakwa menerima uang dari Sugiharto sebesar 400.000
dollar AS di gedung kosong yang letaknya di samping TVRI, Senayan," kata jaksa.

4
Markus didakwa melanggar Pasal 21 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.

C. Pendapat Apakah Hukum Sudah Ditegakan seadil-adilnya?


Dengan melanggar pasal 21 undang-undang nomor 31 tahun 1999 Yang dimana akan
pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).menurut saya itu sudah adil untuk
hukumannya karena koruptor layak dijatuhi hukuman Yang berat supaya tidak
meresahkan masyarakat dengan uang Yang di korupsinya tersebut..

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa dengan kasus teresebut kita sebagai masyarakat Indonesia dapat
memahami bagaimana menindak lanjuti korupsi tersebut dengan melapor
kepada pihak Yang berwajib Dan kita seharusnya sebagai warga Indonesia
saling bekerja sama dengan tidak korupsi supaya korupsi diindonesia dapat
berkurang

B. Saran
Apabila ada kesalahan dalam penulisan , Dan juga apabila ada kritik dengan
penulisan ini saya minta maaf karena kurang teliti dalam membuat makalah
ini, semoga kedepannya bisa lebih baik dalam membuat makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/14/16085321/markus-nari-didakwa-merintangi-proses-
peradilan-kasus-korupsi-e-ktp?page=3

https://www.google.com/search?
q=hukuman+tentang+pasal+21+undang+undang+nomer+31&oq=hukuman+tentang+pasal+21+undang+u
ndang+nomer+31&aqs=chrome..69i57.34009j0j7&client=ms-android-xiaomi&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8

https://www.academia.edu/19752572/MAKALAH_KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai