Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA


(Dosen Pengampu: Najwah, M.Pd)

DISUSUN OLEH :
NUR HALIMAH BATUBARA (7181144003)

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT, mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dosen (Najwah, M.Pd) selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Didalam CRITICAL BOOK REPORT ini penulis mencari kelebihan dan kelemahan
dari buku yang berjudul Kobarkan Kembali Api Pancasila karya Sayidiman Suryohadiprojo.
Dan pembuatan CRITICAL BOOK REPORT ini bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas
KKNI mata kuliah Pendidikan Pancasila sekaligus sebagai bahan perkuliahan.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
1.3 Manfaat...................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Ringkasan Buku......................................................................................................2
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku............................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Critical Book Review (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi atau
penilaian terhadap suatu buku yang akan direview. Latar belakang saya membuat Critical
Book Review (CBR) ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview,
menginterpretasi serta menganalisis isi sebuah buku, yang menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi, dan menganalisis) mengejai keunggulan dan kelemahan buku, apa
yang menarik dari buku tersbut, bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara
berpikir pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Dengan kata lain, melalui CBR ini pembaca (reviewer) menguji pikiran pengarang atau
penulis berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki.

1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah:

1. Menilai kekurangan dan kelebihan buku yang berjudul Kobarkan Kembali Api
Pancasila karya Sayidiman Suryohadiprojo.
2. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan.

1.3 Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Riview ini ialah:
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

1.4 Identitas Buku


Judul Buku : Kobarkan Kembali Api Pancasila
Penulis : Sayidiman Suryohadiprojo
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 280 Halaman
Lebar buku : 14 x 21 cm
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-979-709-870-4

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Buku

BAB 1 UMUM

A. Pancasila Jati Diri Bangsa


Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persipan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno mengemukakan pandangan tentang dasar
negara Indonesia yang akan dibangun dan pandangan hidup yang perlu dianut bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang beliau beri nama Pancasila itu kemudian diterima seluruh anggota
dan menjadi Dasar Negara Republik Indonesia yang dicantumkan dalam Undang-Undang
Dasae 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pancasila menggambarkan jati diri bangsa Indonesia karena pancasila adalah
perumusan warisan kebudayaan Bangsa Indonesia. Di dalam pancasila sendiri ada 5 pokok
bahasan yang menjadilkan pancasila sebagai jati diri bangsa, yaitu:
1. Tempat manusia dalam kehidupan.
2. Tujuan hidup.
3. Kebebasan dalam tertib damainya masyarakat.
4. Pancasila dalam bentuk kenegaraan.
5. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara.
B. Cara Berpikir Pancasila Sebagai Dasar Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa
Pancasila mengandung ajaran yang jauh berbeda dari cara berpikir Barat. Dalam
kenyataanya walaupun cara berpikir barat yang tampak begitu efektif untuk mendatangkan
kemajuan dan kesejahteraan ternyata mengandung kerawanan yang amat membahayakan
seperti munculnya individualism, liberalism dan materialism, kapitalisme, serta
imperiallisme. Sejak semula Bung Karno tidak setuju dengan individualism sebagai landasan
kehidupan bangsa Indonesia. Bagi Indonesia selain ciptaan Tuhan sebagai individu-individu
yang berbeda satu sama lain, manusia juga merupakan bagaian integral dari masyarakat.
Sejak Indonesia merdeka belum ada melakukan usaha serius untuk mengembangkan
cara berpikir pancasila. Dan bisa dikatakan bahwa hingga kini hampir seluruh pendidikan
sekolah dilakukan dengan dasar pemikiran barat. Pancasila hanya sebagai semboyan atau
slogan belaka dihampir seluruh aspek kehidupan Bangsaq Indonesia. Malahan, sikap gotong-
royong yang menjadi cirri khas bangsa ini justru semakin hilang di telan perubahan zaman.
Penting sekali bagi pimpinan Kemdikbud menyadari arti strategis pendidikan budaya
dan karakter, terutama dalam usaha untuk menjadikan Pancasila sebagai kenyataan dalam
kehidupan bangsa Indonesia bukan hanya sekedar semboyan atau slogan. Untuk dapat
melakukan pendidikan budaya dan karakter dengan dasar pancasila. Kemendikbud perlu
melakukan pendalaman bagaimana sebaiknya nilai-nilai pancasila ditransfer menjadi dasar
untuk perbuatan nyata dalam sikap dan perilaku masyarakat dalam politik, ekonomi, sosial,
dan hukum.
C. Reformasi Kedua Sebagai Restorasi Pencasila
Pada bulan Mei 2013 reformasi telah berjalan 15 tahun di Indonesia sejak 1998 ketika
pak Harto lengser keprabon. Reformasi itu didorong oleh perkembangan keadaan di

2
Indonesia, khususnya yang terjadi sejak akhir tahun 1980-an dengan merajalelanya korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Sebab itu, Indonesia perlu perubahan untuk mengakhiri
kondisi ini. kita perlu reformasi kedua untuk mengoreksi reformasi pertama yang sudah
berjalan 15 tahun dan hanya menguntungkan mereka yang melawab pancasila.
Reformasi kedua bukan hal yang mudah sebab sudah banyak orang Indonesia
diuntungkan dengan kondisi saat ini dan tentu akan membelanya mati-matian. Sebab itu,
strategi perjuangan perlu dilandasi faktor-faktor konkret yang dirasakan keperluannya oleh
mayoritas bangsa.
Reformasi kedua atau restorasi pancasila perlu mendapat dukungan dari seluruh
bangsa dan diperjuangkan segenap rakyat. Namun, memperhatikan sidat manusia dan
masyarakat Indonesia yang sangat dipengaruhi faktor kepemimpinan, maka yang amat
penting adalah bahwa perjuangan ini dipimpin oleh orang-orang yang tepat. Sebab itu,
masalah utama yang kita hadapi adalah menemukan orang yang tepat untuk menjadi Presiden
RI 2014 dengan kepribadian dan wawasannya menggelorakkan semangat dan jiwa bangsa.
D. Visi Indonesia 2030 Harus Menjadi Kenyataan
Yayasan Indonesia Forum (YIF) dengan pembicara Chairul Tanjung memaparkan visi
Indonesia 2030 di hadapan Presiden Susili Bambang Yudhoyono dan lainnya. Menurut
berita, YIF dimotori ISEI. Gagasan imi menggambarkan Indonesia pada tahun 2030 sebagai
ekonomi ke-5 terkuat di dunia, di belakang Tiongkokm India, AS, dan Uni Eropa. Indonesia
akan berpenduduk 285 juta orang dan menghasilkan PDB sebesar 5.100 miliar dollar AS
dengan penghasilan per kapita 18.000 dollar AS.
Mewujudkan visi Indonesia 2030 tergantung dari kepemimpinan yang berkembang di
Indonesia. Kepemimpinan nasional hingga kepemimpinan yang terbawah dan meliputi
segenap aspek kehidupan bangsa. Kepemimpiman nasional harus sanggup memotivasi dan
menginspirasi segenap kepemimpinan lainnya serta seluruh rakyat, dan mengajak mereka
semua dalam persatuan yang kokoh berjuang dengan penuh komitmen dan dedikasi untuk
mencapai tujuan. Kepemimpinan nasional juga harus mampu mengamankan perjuangan
bangsa dari berbagai tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat ditimbulkan oleh pihak-
pihak di luar dan dalam negeri yang tidak setuju dengan terwujudnya visi indonesua 2030.
Kalau hal ini semua dapat kita lakukan, maka visi Indonesia 2030 akan menjadi kenyataan
sekalipun mungkin tidak tepat menurut angka-angka yang dikemukakan YIF.
E. Pancasila Dan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis bangsa berisi keuletan dan ketangguhan,
yang mampu mewujudkan kekuatan nasional untuk menghadapi dan mengatasi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar negeri dan dalam negeri, yaitu
secara langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta
pencapaian tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional mempunyai aspek kesejahteraan nasional dan keamanan nasional
yang dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan. Dalam membangun ketahanan nasional
sejumlah faktor berpengaruh, yaitu lima faktor sosial (ideology, politik, ekonomi, budaya,
dan pertahanan-keamanan) dan tiga faktor alam (geografi, sumber daya dalam, dan sumber
daya manusia).
Prof. Soediman menguraikan bahwa pancasila berbeda dengan cara berpikir barat.
Dalam pancasila tidak ada tempat bagi individualism dan liberalism. Yang terpenting adalah

3
hubunghan harmonis anatara individu dan masyarakat, anatara individu dan keluarga. Hanya
dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila bangsa Indonesia akan selamat dan mencapai
tujuannya, yaitu mewujudkan masyarakat ang maju, adil, dan sejahtera untuk seluruh bangsa
Indonesia. Maka jelas sekali bahwa hanya pancasila ideology ang cocok bagi bangsa
Indonesia yang ingin tetap hidup dalam negara RI. Mewadahi masyarakat yang bersatu, adil,
maju, dan sejahtera. Hal ini penting sekali dalam membangun ketahanan nasional di
Indonesia.

BAB II POLITIK NASIONAL

A. Demokrasi Indonesia
Demokrasi merupakan pengertian universal yang mempunyai makna kekuasaan dan
kedaulatan ada pada rakyat. Namun, dalam setiap bangsa pengertian universal itu diwujudkan
sesuai dengan kepentingan rakyat bagsa itu sendiri karena hendak menggunakan kekuasaan
dan kedaulatan yang ada padanya untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan sebesar-
besarnya bagi dirinya.
Demokrasi Indonesia yaitu kekuasaan dan kedaulatan ada di tangan rakyat, dilakukan
sesuai dengan dasar negara pancasila karena pancasila merupakan kepribadian bangsa
Indonesia. Demokrasi Indonesia yang merupakan perwujudan kedaulatan rakyat dilaksanakan
oleh MPR sebagai penjelmaan rakyat..
B. Pancasila Dan Partai Politik Satu Analisis
Setelah terjadi reformasi di Indonesia pada tahun 1998 kehidupan bangsa sangat
berbelok kearah pandangan hidup barat. Sebagai akibat dari perubahan itu makin menguat
pandangan tentan kebebasan individu yang mutlak seperti yang adala di Barat serta makin
lemahnya sikap perbedaan dalam kesatuan, kesatuan dalam perbedaan. Perubahan itu juga
berdampak pada parpol di Indonesia. Parpol berperilaku sebagai individu yang bebas dan
kuasa penuh tanpa konsiderasi terhadap kesatuan, yaitu kepentingan masyarakat dan bangsa.
Untuk membangun kondisi parpol yang sesuai dengan kepentingan masyarakat dan bangsa
diperlukan syarat utama kembalinya pancasila sebagai dasar negara RI secara nyata. Untuk
itu harusla pertama-tama UUD 1945 dikembalikan pada keadannya yang asli sebelum ada
amandemen.
Setelah UUD 1945 yang asli berlaku kembali, perlu disusun UU parpol yang memuat
sebagai berikut:
1. Kehidupan politik di Indonesia merupakan salah satu cara perjuangan yang bertujuan
membentuk masyarakat Indonesia yang adil-makmur, maju, bahagia, dan sejahtera.
2. Kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dicapai melalui berbagai cara yang didukung
oleh MPR sebagai penjelmaan rakyat.
C. Membangun Desa Sebagai Inti Negara Indonesia Merdeka
Membangun desa sebagai inti Negara Indonesia Merdeka merupakan hal yang sangat
penting untuk diwujudkan. Untuk mewujudkan cita-cita itu penting sekali untuk mengajak
penduduk desa di Indonesia membangun desanya hingga menjadi ekosistem yang tidak kalah
tertata dari kota. Kemajuan hakiki bangsa dan negara hanya tercapai dan terwujud kalau desa-
desa di seluruh nausantara makin maju. Baik desa petani maupun desa nelayan harus dan
dapat kita bangun kalau kita memang sungguh-sunggug hendak memajukan bangsa.

4
D. Kebangsaan Harus Diperjuangkan
Kebangsaan Indonesia tidak dapat lepas dari dasar negara pancasila yang juga jati diri
bangsa. Itu berarti, kebangsaan Indonesia selalu mengusahakan harmoni dengan bangsa-
bangsa lain untuk meweujudkan umat manusia yang aman damai dan sejahtera lahir batin.
Namun, untuk dapat mewujudkan harmoni dengan bansa lain, bangsa Indonesia harus kuat,
maju, dan sejahtera. Bangsa yang lemah, miskin, dan tertinggal akan merangsang bangsa lain
untuk menguasainya dan menjajahnya sebagaimana dialami bangsa Indonesia di masa lalu.
Hal itu dapat terwujud kalau bangsa Indonesia sadar akan karunia Tuhan yang telah
diterimanya secara berlimpah. Karunia Tuhan ini bukan main pentingnya untuk menjadikan
bangsa Indonesia maju, kuat, dan sejahtera. Untuk memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan
sebaik-baiknya bangsa Indonesia harus menumbuhkan kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.
E. Nasionalisme Indonesia Yang Maju
Nasionallisme adalah sikap,pikiran, dan perasaan anggota satu bangsa yang
menyatakan keterikatan, hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya, disertai harapan
serta usahaa agar bangsa dan negaranya mempunyai tempat terhormat dan menonjol di antara
bangsa lain. Nasionalisme Indonesia tidak bisa dan tidak boleh lepas dari dasar negara RI
pancasila.nasionalisme Indonesia akan tangguh dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
serta mencapai tujuan nasional bangsa selama dilandasi pancasila sebagai dasar negara.
Nasionalisme bisa mempunyai macam-macam muka, dan nasionalisme Indonesia yang benar
dan kuat hanya terwujud apabila dilandasi pancasila.
F. Dengan Semangat Pancasila Memenangkan Perjuangan
Semangat pancasila yang kita gelorakan membawa kita pada kehidupan yang kita
inginkan. Semangat pancasila juga semangat kebangsaan berkehendak yang terbaik bagi
bangsa Indonesia dan seluruh rakyatnya. Semangat pancasila yang menggerakkan niat dan
tekad kuat unuk selalu menghasilkan yang terbaik bagi bangsa seluruhnya.
Dengan seluruh rakyat Indonesia bergelora semangat kebangsaan yang kuat akan
terwujud keinginannya. Orang-orang yang berpikir, bersikap, dan berperilaku berdasarkan
pancasila makin banyak dan makin kuat di segala aspek kehidupan. Sebab itu amat penting
dan amat menentukan bergeloranya semangat pancasila di segala aspek kehidupan bangsa.
Selain itu, kuatnya keyakinan bahwa perjuangan untuk kesejahteraan, keadilan, dan kemajuan
bangsa tak pernah ada akhirnya karena merupakan never ending goal.

BAB III EKONOMI NASIONAL


A. Ketika Ekonomi Tidak Sesuai Dasar Negara
Dilihat dari sudut ekonomi, pancasila sebagai dasar negara RI menghendaki agar
dalam negara RI tumbuh berkembang masyarakat yang sejahtera lahir dan batin disertai
keadilan bagi seluruh bangsa. Itu berarti perkembangan ekonomi harus memungkinkan
seluruh masyarakat menjadi sejahtera. Implikasi dari hal diatas adalah bahwa pengertian
demokrasi dalam pancasila tidak hanya menyangkut faktor politik, yaitu bahwa demokrasi
adalah kekuasaan rakyat Indonesia dalam mengatur negara.
Pancasila menyatakan bahwa paham kebangsaan dan kemanusian, atau nasionalisme
dan internasionalisme, harus berjalan seiring dan harmonis. Bung Karno selalu mengatakan
bahwa nasionalisme Indoneisa berada dalam taman sari internasionalisme. Nasionalisme

5
bukan sikap kebangsaan yang chauvinis, arogan, sebaliknya internasionalisme bukan paham
yang tidak memberi tempat bagi rasa kebangsaan. Itu berarti bahwa ekonomi menurut
pancasila harus mengusahakan kekuatan ekonomi nasional yang tangguh untuk turut
membangun ekonomi internasional yang adil bagi seluruh bangsa di dunia. Jadi ekonomi
nasional tidak boleh dikorbankan untuk sekedar berpartisipasi memajukan ekonomi global
atau internasional.
Jadi, yang dituntut pancasila sebagai dasar negara dalam ekonomi jauh dari terwujud.
Tidak ada kesejahteraan yang tinggi dan merata bagi mayoritas bangsa, tidak ada keadilan
karena hanya segolongan kecil yang hidup dalam ukuran bangsa yang telah maju. Juga
ekonomi nasional tidak menunjukkan ketangguhan. Kekuatan perusahaan Indonesia yang
mempunyai daya saling tinggi di dunia internasional amat sedikit. Itu berarti, kekayaan bumi
dan air Indonesia dumanfaatkan orang asing dari pada rakyat Indonesia sendiri.
B. Diperlukan Sistem Ekonomi Nasional Yang Berpihak Kepada Rakyat
Para pemimpin Indonesia dalam bicaranya, teori, dan bahkan janjinya memang sangat
suka berpihak kepada rakyat, akan tetapi, begitu ia berkuasa, baik mejadi presiden, menteri,
gubernur, bupati, atau wali kota, berbeda praktiknya. Malah, tidak jarang berbagai
keputusannya menimbulkan penderitaan rakyat. Tentu kalau ditanya tentang perbedaan antara
yang dilakukan dan yang dibicarakan sebelum berkuasa, mereka menolak dengan berbagai
alasan karena pada umumnya orang Indonesia cerdas dalam mencari alasan.
Ini semua menunjukkan bahwa para pemimpin di Indonesia kurang komitmen
membangun daya saing ekonomi yang amat berpengaruh pada kesejahteraan rakyat.
C. Manusia Dan Sistem Sama Penting
Kita telah memasuki tahh=un yang akan penuh dengan tantangan berat pada tingkat
nasional dan internasional. Pada tingkat nasional kita akan melakukan pemilihan umum dan
pemilihan presiden RI yang akan besar sekali pengaruhnya bagi Indonesia di masa depan.
Pada tingkat internasional dinamika dan ekonomi yang tinggi di seluruh dunia mempunyai
dampak yang tidak sederhana bagi bangsa Indonesia dan umat manusia.
Menghadapi berbagai tantangan itu adalah sangat penting bangsa Indonesia hidup
dengan sistem tersebut perlu dihasilkan dan digerakkan manusia yang tepat pula. Tidak ada
perdebatan mana yang lebih penting, sistem atau manusia, seperti masih sering terjadi
dimasyarakat intelektual kita. Kita perlu sistem yang tepat agar dapat menentukan pilihan-
pilihan yang sesuai dengan keperluan bangsa dan agar keputusan berdasarkan pilihan itu
dapat berjalan tepat pula. Selama kita menentukan bahwa dasar negara kita pancasila, maka
sistem yang harus ada dan berkembangkan di Indonesia adalah berbagai ketentuan dan aturan
hidup berdasarkan nilai-nilai yang dikandung pancasila.
D. Disiplin Perlu Untuk Membangun Kesejahteraan
Untuk membangun kesejahteraan, baik bagi perseorangan maupun untuk bangsa
secara keseluruhan, disiplin sangat diperlukan. Tidak ada bangsa atau masyarakat yang
sejahtera tanpa disiplin. Makin kuat disiplinnya, makin besar kemampuannya untuk mencapai
tingkat kesejahteraan yang tinggi.
E. Syarat Utama Indonesia Incorporated
Apabila Indonesia ingin menjadi Indonesia incorporated mau terlaksana dan berhasil,
ada dua syarat utama yang mutlak diperlukan, yakni mutu birokrasi dan mutu perusahaan

6
dengan personelnya yang telah diseleksi ketat dan sifar patriotic setiap unsur masyarakat
yang memperjuangkan yang terbaik bagi Indonesia, khususnya anggota birokrasi pemerintah.

BAB IV BEBERAPA MASALAH SOSIAL BUDAYA


A. Pancasila Sesuai Dengan Sikap Budaya Indonesia
Dalam merevitalisasi pancasila yang harus kita lakukan adalah menghidupkan dan
memperkuat sikap budaya Indonesia. Kita harus waspada jangan sampai revitalisasi
disalahgunakan untuk justru membelokkan pancasila sesuai dengan keinginan pihak tertentu.
B. Pluralism Sebagai Kekayaan Bangsa
Pluralism adalah pandangan hidup atau sikap kemasyarakatan yang mengutamakan
sifat kemajemukan atau keanekaragaman dalam kehidupan manusia. Buat bangsa Indonesia,
pluralisne bukan baeang baru. Sudah lama sejak permulaan abad ke-20 ketika terjadi
kebangkitan nasional, kemajemukan menjadi isu yang menonjol. Hal ini menunjukkan bahwa
pluralism mengandung kebenaran bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, pluralism tidak dapat
dan tidak boleh berdiri sendiri kalau Indonesia hendak hidup sepanjang zaman.
Kita harus memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan berdasarkan pancasila. Itu
berarti kita harus mengerahkan energy kita sekuat-kuatnya. Akan tetapi, itu semua kita
lakukan dengan membangun kembali semangat gotong-royong serta sikap hidup harmonis.
Dengan begitu pluralism di Indonesia harus selalu berdampingan dengan kebersamaan dan
tidak menjadi pluralism yang dilandasi individualism. Itulah pluralism yang merupakan
kekayaan bangsa dan membawa manfaat dan kemajuan bagi seluruh bangsa Indonesia.
C. Faktor Budaya Dalam Hubungan Umat Agama
Masuknya budaya barat ke Indonesia merupakan salah datu faktor yang menyebabkan
kurang harmonisnya hubungan yang baik dalam beragama. Maka kunci untuk memperbaiki
kembali hubungan umat agama di Indonesia adalah mengajak bangsa Indonesia kembali pada
sikap budaya aslinya atau kepribadiannya.
D. Pembangunan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa
Dalam perjuangan bangsa untuk mewujudkan berbagai tujuannya, faktor karakter
merupakan syarat yang amat diperlukan guna mencapai keberhasilan. Yang dimaksud dengan
karakter di sin bukan hanya sifat khas yang ada pada bangsa dan manusia Indonesia, tetapi
lebih banyak diarahkan pada sifat positif yang kuat secara mental dan spiritual dalam
menghadapi kehidupan. Namun, dalam kenyataan belum seluruh atau mayoritas bangsa
bersikap seperti itu. Masih banyak sekali bangsa kita yang tetap diliputi Sklaven Geist, hal
mana terlihat ketika selama perjuangan kemerdekaan masih banyak manusia Indonesia
berpihak kepada penjajah belanda. Oleh sebab itu seharusnya pembangunan karakter bangsa
dilanjutkan setelah kita merdeka.
Pembangunan karakter terdiri atas pembangunan karakter pribadi dan karakter
bangsa, yang diperlukan untuk membuat bangsa Indonesia sungguh kuat secara mental dalam
menghadapi tantangan kehidupan dunia dan umat manusia dewasa ini dan masa depan.
E. Masalah Etnis Dan Kebangkitan Bangsa
Persolan yang timbul dari permasalahan etnis di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor objektif. Faktor objrktif yang pertama adalah bahwa dalam kehidupan umat mausia
tidak dapat dicegah bahwa orang yang hidup sengsara berusaha untuk memperbaiki
kehidupannya, dan itu sering kali dilakukan dengan pindah tempat tinggal. Yang kedua

7
adalah pendatang cenderung bermotivasi tinggi karena menghadapi hidup atau mati sehingga
mereka sanggup bekerja keras dan juga lenih keras dari penduduk asli. Kegita, pada
umumnya penduduk asli menjadi amat tersinggung perasaannya oleh kehadiran dan
kemajuan pendatang. Keempat yaitu pendatang amat dipengaruhi oleh sikap budaya etniknya
dalam menghadapi penduduk asli. Dan faktor yang terakhir yaitu, kenyataan bahwa dalam
akhir abad ke 21 ini semua orang didunia tersentuh oleh kemajuan nasional. Maka untuk
menghadapi masalah etnik itu adalah bangsa Indonesia harus dapat membangkitkan kembali
semangat nasional yang membawa bangsa pada kehidupan yang diinginkan.
F. Sikap Hidup Efektif Sebagai Budaya
Sikap efektif adalah kemampuan untuk selalu dapat mencapai tujuan atau
menghasilkan sesuatu yang ditetapkan. Untuk menjadi masyarakat efektif memerlukan
kebiasaan-kebiasaan yang masih belum cukup ada secara luas dan mendalam di kehidupan
masyarakat Indonesia. Hal itu semua akan menghasilkan kebiasaan ang membentuk manusia
dan masyarakat efektif di Indonesia. Sikap efektif menjadi modal penting untuk kemudian
membangun sikap efisien, yaitu mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya
minimal, atau dengan sumber daya yang tersedia dapat mencapai hal-hal yang besar, yang
maksimal. Akan terwujud manusia dan masyarakat dengan produktivitas tinggi. Hal ini akan
membuat bangsa Indonesia mampu menjadikan segala potensi yang ada di bumi Indonesia
kekuatan yang nyata dan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
G. Manusia Indonesia Jangan Manja
Untuk dapat mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera dibutuhkannya
sumber daya manusia yang tidak manja. Maksudnya yaitu orang-oang yang tidak lemah
sehingga masyarakat di Indonesia bisa membawa perubahan dalam kehidupan bangsa kita.
F. Saling percaya adalah faktor penting
Apabila menginginkan Indonesia yang aman, maju, dan sejahtera diperlukannya
faktor saling percaya dalam masyarakat. Sebab, saling percaya di antara warga masyarakat
tidak hanya penting untuk kohesi sosial, tetapi juga amat berpengaruh terhadap tingkat
produktifitas melalui suasana masyarakat kondusif. Namun, kita semua mengakui bahwa
dalam kenyataannya faktor saling percaya amat sukar ditemukan dalam kehidupan bangsa
kita. Malahan pandangan objektif harus mengatakan bahwa kecurigaan lebih meluas dalam
kehidupan masyarakat dewasa ini.
G. Kerja Keras Dan Pendidikan Kunci Kemajuan Bangsa
Untuk dapat mewujudkan Indonesia yang maju kunci utama dari semua perubahan
yang ada adalah kerja keras dan pendidikan. Pendidikan di Indonesia belum tergolong
kedalam pendidikan maju oleh sebab itu ada baiknya pemerintahan merubah atau
memperbaiki sisstem pendidikan yang ada di Indonesia. Selain itu kerja keras juga
merupakan modal utama bagi masyarakat Indonesia apabila ingin maju karena tanpa kerja
keras atau bermalas-malasan itu hanya akan menghambat sehingga cita-cita yang ingin kita
wujudkan sebagai bangsa yang maju tidak akan tecapai.
H. Pendidikan Dalam Keluarga
Pendidikan dalam kelaurga merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan dalam
keluarga memberikan pengaruh besar pada karakter orang. Sebab itu, kunci utama untuk
menjadikan manusia Indonesia yang tidak manja dan hidup energik terketak pada pendidikan
di dalam keluarga. Untuk mewujudkan semua t=itu, diperlukannya seruan, ajakan, dan

8
pemberian teladan kepada para orang tua untuk memperhatikan pendidikan yang harus
mereka lakukan dalam keluarga.
I. Membangun Masyarakat Gotong-Royong Modern
Membangun sistem pancasila di masa kini berarti membangun masyarakat gotong
royong modern. Dengan mengusahakan terwujudnya masyarakat gotong royong modern
khidupan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat karena dapat mengembangkan berbagai
kemampuan baru. Dengan begitu iptek modern juga menjadi senjata bagi bangsa Indonesia.
Kesejahteraan dan keamanan nasional meningkat atau ketahanan nasional terjamin. Dan
dengan memperjuangkannya dengan penuh komitmen serta dapat memotivasi seluruh bangsa
ikut serta dan mendukung perjuangan itu dengan kuat.

9
BAB V KEPEMIMPINAN
Menjadikan pancasila realitas di Indonesia berarti mewujudkan satu realitas baru di
negara kita. Sebab realitas yang sekarang adalah satu kondisi yang hampir kosong pancasila,
bahkan bertentangan dengan rancasila. Satu realitas baru hanya dapat tercipta melalui usaha
yang didominasi perbuatan. Meskipun omongan atau wacana dalam usaha itu perlu, wacana
saja tak mungkin mweujudkan realitas baru. Perbuatan yang harus dilakukan bagian terbesar
masyarakat Indonesia. Sedangkan perbuatan masyarakat banyak ditentukan atau bersumber
dari kepemimpinan masyarakat itu. Untuk perubahan yang harus terjadi pada negara,
kepemimpinan itu adalah kepemimpinan nasional. Kepemimpinan nasional adalah mampu
mengajak seluruh bangsa membuat peubahan yang diinginkan. Untuk itu kepemimpinan
nasional harus dilihat dan dirasakan masyarakat bahwa mereka adalah orang-orang yang kuat
keyakinannya kepada pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan jati diri
bangsa Indonesia.
Untuk menjamin hal itu semua terwujud kepemimpinan nasional memberikan teladan
dan menimbulkan motivasi yang kuat pula kepada seluruh bangsa, khususnya memotivasi
kepemimpinan daerah serta kepemimpinan organisasi dengan berbagai variasai dan
bentuknya.

10
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku
Kelebihan Kekurangan
 Pada buku utama penulis sangat  Pada buku ini kekurangan yang
antusias menceritakan dan dapat reviewer ambil yaitu penulis
menggambarkan bagaimana tidak memberikan uji kompetensi
perjuangan bangsa Indonesia untuk untuk mengukur kemampuan atau
mengobarkan kembali nilai-nilai pemahaman pembaca terhadap
pancasila yang ada. materi yang telah dipaparkan.
 Setiap permulaan memasuki bab baru  Penulis juga tidak memberikan
penulis menuliskan kutipan yang rangkuman dari materi yang telah
berkaitan dengan materi. dipaparkan agar pembaca dapat
 Terdapat banyak pendapat ahli yang mengambil kesimpulan terhadap
dimuat dalam buku ini seperti di materi yang telah disampaikan.
halalman 33 paragraf ke 3 dan apabila  Selain itu penulis juga tidak
ada kata asing yang digunakan penulis memberikan daftar pustaka
membuat garis miring pada kata terhadap sumber-sumber yang
tersebut. tertera dalam buku.
 Pada buku ini juga penulis selalu
memberikan contoh dari permasalahan
yang ada. seperti dihalaman 207
penulis memberikan contoh terhadap
bagaimana kebiasaan masyarakat agar
bisa menjalin hidup efektif sebagai
budaya bangsa.
 Penulis juga berupaya untuk
menyadarkan nilai nasionalisme dan
mengajak pembaca untuk menerapkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat reviewer ambil setelah menganalisis atau mereview buku ini
adalah penulis buku ini sangat berupaya untuk mengajak dan menyadarkan para pembaca
untuk menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan
buku ini juga sangat bagus untuk dibaca karena dapat menumbuhkan kembali rasa cinta kita
terhadap pancasila.

3.2 Saran
Saran yang bisa saya sampaikan sebagai reviewer adalah seharusnya buku ini memuat
kesimpulan terhadap materi yang akan di bahas, seharusnya buku ini diberi pertanyaan-
pertanyaan kepada pembaca, serta diberi daftar pustaka pada buku ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Suryohadiprojo, Sayidiman. Mengkobarkan Kembali Api Pancasila. Penerbit Buku Kompas.
Jakarta. 2014

13

Anda mungkin juga menyukai