Anda di halaman 1dari 17

SITUS RUMAH BATU TUA OLAK KEMANG SEBAGAI SUMBER

BELAJAR SEJARAH INDONESIA ZAMAN PENGARUH ISLAM


DI SMA NEGERI 5 MUARO JAMBI

J, Pauzan
Drs. Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd
Riyo Riyadi, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi

ABSTRAK

pauzan,. J. 2018, Situs Rumah Batu Tua Olak Kemang Sebagai Sumber
Belajar Sejarah Indoneseia Zaman Penngaruh Islam di SMA Negeri 5
Muaro Jambi : Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
FKIP Universitas Jambi, Pemimbing : (I) Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd
(II) Riyo Riyadi, S.Pd, M.Pd

Kata Kunci: Situs Rumah Batu Tua Olak kemang Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Indonesia Zaman Pengaruh Islam di SMA Negeri 5 Muaro Jambi

Propinsi Jambi memiliki 11 Kabupaten atau Kota salah satunya adalah


Kota Jambi. Kota Jambi memiliki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan, Jambi selatan,
Jambi timur, Jelutung, Kota baru, Pasar Jambi, Pelayangan, Telanai pura, Alam
berajo, Paal merah,Danau Teluk. Danau Teluk adalah salah satu Kecamatan yang
cukup tua, dahulunya masi berbentuk kewedanan yang di pimpin oleh Datuk
Anang Bahri sekitar tahun 1948 dengan pusat kewedanan dikawasan pasar Olak
Kemang. Kecamatan Danau Teluk adalah keberadaan tempat peninggalan sejarah
seperti Rumah Batu Olak Kemang. sedangkan Rumah Batu Olak kemang ini
dibangun oleh inisiatif Sayyid Idrus Bin Sayyid Hasan Al- jufri atau lebih dikenal
dengan Pangeran Wiro Kusumo,.Rumah batu Olak Kemang ini memiliki beberapa
bentuk nilai arsitektur lokal maupun arsitektur dari luar Propinsi Jambi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif
jenis etnografi. Data dan sumber data diperoleh dari informan, arsip/dokumen
tempat/aktifitas.populasi yang diambil adalah seluruh masyarakat yang berada di
Jambi Seberang. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1
Hasil penelitian menununjukan bahwa ada beberapa bentuk bangunan
peneingglaan kesultanan Jambi pada saat menyebarkan ajaran Islam dan pada
masa penjajahan Belanda yang memiliki sejarah Indonesia zaman Pengaruh Islam.
Peninggalan pada zaman kesultanan sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro
Kusumo adalah Rumah Batu Tua, Masjid Al-ikhsaniyah atau masjid batu, makam,
dan empat buah Madrasah. Beberapa peninggalan pada masa kejayaan Islam ini
memiliki nilai Agama, nilai seni, dan nilai kekeluargaan. Peninggalan Islam yang
ada di Kelurahan Olak kemang ini sangat penting dijadikan sebagai sumber
belajar agar pembelajaran sejarah sejarah Indonesia Zaman pengaruh Islam lebih
menyenangakn, menantang, dan bermakna. Peserta didik sebagai generasi muda
arus diajarakan tentang nilai-nilai luhur bnagsanya dengan cara menjadikan situs
rumah batu tua Olak Kemang Sebagai Sumber Belajar sejarah Indonesia zaman
Pengaruh Islam di SMA N 5 Muaro Jambi nantinya.

2
Kota Jambi adalah ibu kota provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari

sepuluh daerah Kabupaten atau Kota yang ada dalam provinsi Jambi. Secara

historis pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubenur Sumatera No

103/1946 sebagai daerah otonom Kota besar di Sumatera, lalu diperkuat lagi

dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1956. Dinyatakan sebagai daerah otonom

Kota besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah. Dengan pementukan

Provinsi Jambi pada 6 Januari 1948, sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi ibu

Kota Provinsi Jambi. Dengan demikian Kota Jambi sebagai daerah tingkat II

pernah menjadi bagian dari 3 Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi

Sumatera Tengah, dan Provinsi Jambi sekarang. Provinsi Jambi merupakan Kota

dengan jumlah penduduk paling banyak di Provinsi Jambi, sekitar 17% dari

keseluruhan populasi penduduk Provinsi Jambi Kecamatan Danau Teluk

merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah seberang Kota Jambi

(sekoja) dengan luas wilayah 15.70 km atau 7,64 persen dari luas keseluruhan

Kota Jambi daerah perbatasanya yaitu: Disebelah timur, berbatasan dengan

Kecamatan Pelayangan, disebelah utara dan barat, berbatasan dengan Kabupaten

Muaro Jambi, Disebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura,dan

daerah Provinsi Jambi ini termasuk daerah dataran rendah.

3
Propinsi Jambi memiliki 11 Kabupaten atau Kota salah satunya adalah Kota Jambi.

Kota Jambi memiliki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan, Jambi selatan, Jambi timur, Jelutung,

Kota baru, Pasar Jambi, Pelayangan, Telanai pura, Alam berajo, Paal merah,Danau teluk.

Danau Teluk adalah salah satu Kecamatan yang cukup tua, dahulunya masi berbentuk

kewedanan yang di pimpin oleh Datuk Anang Bahri sekitar tahun 1948 dengan pusat

kewedanan dikawasan pasar Olak Kemang. Seiring waktu berlalu, daerah tersebut mulai

berkembang sehingga dibentuklah Kecamatan Danau Teluk yang dahulunya menyatu dengan

Kecamatan Pelayangan dan Telanaipura. Pada sekitar tahun 1967 akhirnya terpisah dan

menjadi Kecamatan induk dengan Camat pertama yaitu Kms. Muhammad Saman.

Kecamatan Danau teluk merupakan salah satu dari 621 Danau yang berukuran kecil yang

tersebar diseluruh Indonesia. Sebagian besar danau tersebut memiliki panorama geografis

karakteristik dan keunikan tersendiri, potensi lain yang dimiliki oleh Kecamatan Danau Teluk

adalah keberadaan tempat peninggalan sejarah seperti Rumah Batu Olak Kemang dan

peninggalan sejarah lainnya yang ada diKecamatan Danau Teluk sedangkan Rumah Batu Tua

Olak kemang ini dibangun oleh inisiatif Said Idrus Bin Siad Hasan Aljufri atau lebih dikenal

dengan Pangeran Wiro Kusumo, beliau sering dikunjungi oleh mertuanya yaitu Sultan

Nazarudin dan Sultan Thaha Syaifuddin yang merupakan besan dari Pangeran Wiro Kusumo.

Rumah batu Olak Kemang ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama

menyebarkan agama islam, selain tempat berkumpulnya para ulama, rumah batu ini juga

berfungsi untuk tempat memecahkan masalah masyarakat pada masa dahulu. Rumah batu

Olak Kemang juga dijadikan sebagai tempat berdagang pedagang asing dan dijadikan pusat

pendidikan. Setiap daerah tentu memiliki kisah dan sejarah tersendiri dalam perjalanannya.

Begitu pula dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya, tentu memiliki keberagaman sesuai

dengan khas masing-masing daerah. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut tentunya

memiliki arti penting sebagai bukti dari peristiwa bersejarah dimasa lampau pada daerah

4
tersebut. Di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk memiliki berbagai

peninggalan sejarah yang menjadi sebuah bukti bahwa Kelurahan Olak Kemang pernah

mengalami masa lampau yang cukup penting dalam perjalanan sejarah Kota Jambi sehingga

perlu untuk mengetahui, mempelajari, serta memanfaatkan peninggalan sejarah tersebut

sebagai sumber belajar sejarah terutama bagi kalangan peserta didik dan di Kelurahan Olak

Kemang terdapat Situs Rumah Batu Tua Olak Kemang yang bisa manfaatkan sebagai sumber

belajar sejarah.

Situs rumah batu tua ini sangat cocok dijadikan sebagai sumber belajar sejarah

Indonesia zaman pengaruh Islam. karena situs rumah batu tua ini selain sebagai cagar budaya

di Provinsi Jambi rumah batu tua yang didirikan oleh Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran

Wiro Kusumo ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, situs rumah batu tua ini milik Sayyid

Idrus Al-Jufri yang bergelar pangeran Wiro Kusumo adalah asli orang Arab yang memiliki

ayah mertua yang bernama Sultan Ahmad Badarudin. Kala semasa hidupnya pangeran Wiro

Kusumo memiliki kedudukan yang penting pada masanya, yakni sebagai penegah antara

kesultanan Tha Sayfuddin dan Bangsa Belanda, sebagi Sulthan Jambi pada masa itu melawan

penjajahan Bangsa Belanda agar Negeri Jambi tidak dikuasai oleh Belanda. Dan sebagai

menyebarkan ajaran Islam di Jambi Seberang.

Sedangkan silsilah Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri yang bergelar Pangeran Wiro

Kusumo

Isteri Pangeran Wiro Kusumo sendiri merupakan anak Sulthan Nazaruddin. Hubungan ini

semakin erat ketika diadakan pertalian perkawinan antara anak Sulthan Thaha Syaifuddin

yang bernama Ratu Mas Intan dengan anak Pangeran Wiro Kusumo yang bernama Said

Muhammad bin Idrus yang bergelar Pangeran Suto. Dari perkawian ini tidak mendapatkan

keturunan dan pada tahun 1904 Pangeran Suto meninggal dunia. Selanjutnya Ratu Mas Intan

menikah lagi dengan seorang famili Pangeran Wiro kusumo yang bernama Abbas bin Syekh

5
Abu Bakar, perkawinanya sendiri dilaksanakn di Rumah Pangeran Wiro Kusumo. Dari

perkawinan tersebut dilaruniailah empat orang anak yaitu:

1 . Syarifah Ayu.

2. Said Abdullah.

3. Syarifah Bulat.

4. Syarifah Khadijah.

Sejarah berdirinya Situs rumah batu tua Olak Kemang. Karena semakin bertambahnya

keluarga Pangeran Wiro Kusumo maka rumah yang ditempatinya tidak memungkinkan untuk

menampung keluarga dari Ahmad Nazaruddin setiap kali keluarga hendak ilir ke jambi

setidaknya ada 20 orang jumlahnya termasuk tukang dayung perahu Jukong kendaraan ilir ke

Jambi karena jalan darat waktu itu belum ada, yang ada hanya jalan tikus ( atau jalan kecil)

dan mereka seluruhnya bermalam di rumah pangeran Wiro Kusumo. Begitupun ketika

keluarga Sulthan Thaha Syaifuddin dari Sungai Aro hendak ilir ke Jambi dengan perahu

Jukong yang didayung 20 orang semua juga bermalam di Rumah pangeran Wiro Kusumo.

Karena faktor ini juga Pangeran Wiro Kusumo merasa perlu lagi sebuah rumah agar bisa

menampung orang banyak, maka dinamakan Rumah Batu. Mengapa di sebut dengan Rumah

Batu karena di wilayah jambi pada zaman dahulu hanya satu-satunya rumah ini yang terbuat

dari batu bata, Rumah Batu ini pada masa dahulu bukan hanya menjadi tempat kediaman

Syyid Idrus saja tetapi rumah batu ini pada dahulunya selain tempat kediaman rumah ini juga

berfungsi sebagai tempat musawarah Sayyid Idrus dengan Sulthan Ahmad Nazaruddin

dan Sulthan Thaha Saifuddin. pada saat Negeri Jambi di serang oleh Bangsa Belanda,

rumah batu tua ini dulunya mempunyai peranan yang sangat penting selain tempat

musawarah bersama kesultanan Jambi. Rumah batu tua ini juga sebagai tempat

berkumpulnya para Ulama-ulama yang menyebarkan ajaran Islam di Jambi Seberang,

sebagai tempat pusat perdagangan,dan sebagai tempat pendidikan ajaran Islam sebelum

6
adanya Pondok Pesantren dan Madrasah-madrasah lainnya. Rumah batu tua ini di bangun

oleh Sayyid Idrus Al-Jufri pada saat beliau ingin mendirikan rumah tersebut beliau mendapat

banyak saran dari orang-orang termasuk Datuk Shintai dari bangsa Cina yang beragama

Islam.

Rumah Batu tersebut rencana pembuatannya dilakukan oleh seorang arsitektur

bebangsa China yang beragama Islam bernama Datuk Shintai, Datuk Shintai adalah

seseorang yang bijak sana dan sebagai penasehat di Kerajaan Jambi pada masa tersebut. Pada

saat perencanaan pembagunan Rumah Batu tersebut, Datuk Shintai terlebih dahulu

memberikan saran kepada Sayyid idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo bahwa di

Negeri China Rumah-rumah Raja berlambang Naga atau Barongsai. Selain rumah Raja,

hanya kelenteng yang boleh memakai lambang Naga dan Barongsai. Kemudian Sayyid Idrus

setuju dengan saran datuk Shintai, maka didirikan lah sebuah rumah berlantai dua yang

berukuran 13,5 X 17 Meter, memiliki 4 buah kamar diatas dan 4 buah kamar lagi dibawah.

Atap Rumah berlambang Naga dan Barongsai disamping kiri dan kanan rumah terdapat

kolam renang yang berukuran 3,5 X 9 meter, dalamnya 1, 20 meter kolam tersebut berdempet

dengan rumah batu. Kolam yang sebelah kiri untuk tempat mandi perempuan, dan sebelah

kanan untuk laki-laki. Rumah tersebut dibuat dari batu yang merupakan rumah batu pertama

yang dibuat, maka disebutlah rumah dengan sebutan Rumah Batu, rumah batu ini terletak di

kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau teluk Jambi dan rumah tersebut pada masa

sekarang dalam kuasa cucu-cicit dari Sayyid Idrus Al-Jufri.

Rumah Batu tersebut rencana pembuatannya dilakukan oleh seorang arsitektur yang

berbangsa Cina, yang beragama Islam bernama Datuk Shintai. Datuk Shintai adalah orang

yang bijaksana dan penasehat di kerajaan Jambi. Pada saat perencanaan pembagunan Rumah

Batu, Datuk Shintai mengemukakan pendapat kepada Pangeran Wiro Kusumo bahwa di

Negeri China rumah seorang Raja berlambangan Naga dan Barongsai. Selain rumah Raja,

7
hanya Kelenteng yang boleh memakai lambang Naga dan Barongsai. Sayyid Idrus yang

bergelar Pangeran Wiro Kusumo setuju dengan saran Datuk Shintai maka dibangunlah

Rumah Batu Tua tersebut pada abad ke 18 rumah tersebut peninggalan Sayyid Idrus Al-Jufri

yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo. Rumah Batu Tua yang berada di Kelurahan Olak

Kemang ini mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh rumah-rumah bersejarah

lainnya, dan keunikan yang khusnya iyalah selain bangunannya terbuat dua tingkat yang

menggabungkan ciri khas bagunan budaya lokal Jambi, Rumah Batu Tua ini juga mempunyai

keunikan lainnya, yakni perpaduan tiga arsitektur yang di gunakan yakni arsitektur Lokal,

Eropa, dan China. Ciri khas ini juga tidak dijumpai pada bangunan peninggalan purbakala

lainnya di Propinsi Jambi. Dan unsur Lokalnya tampa dari bangunan yang berbentuk rumah

panggung dan atapnya yang berbentuk limas. Unsur Eropa tanpak dari penggunaan lengkung

pada pintu sedangkan uncur China tampak dari penggunaan hiasan naga pada bumbungan

atap dan penempatan patung singa di pintu masuk kolam selain dari it, rumah ini juga terbuat

dari batu makanya dikenal dengan sebutan Rumah Batu karena pada saat itu hanya Rumah

Pangeran Wiro Kusumo lah yang terbuat dari Batu pada zaman tersebut.

Rumah Sayyid Idrus yang bergelar pangeran Wiro Kusumo yang berumuran kurang

lebih 200 ratus tahun ini mempunyai peranan sejarah dalam pembentukan daerah Jambi,

dimana tokoh Pangeran Wiro Kusumo sebagai salah satu penguasa pada masa itu dan rumah

tersebut dipergunakan sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggalnya. Selain itu,

berdasarkan pengamatan di lapangan bentuk dasar arsitektur bangunan belum banyak

mengalami perubahan walaupun kondisinya sebagian besar sudah rusak. Akan tetapi, dari

sisa-sisa komponen bangunan apa bila akan dipugar kembali masi dapat dipertahankan dari

segi otentitas baik bahan, warna, teknologi, maupun tata letaknya. Selanjutnya, setelah

dilakukan pembugaran maka pemda Propinsi Jambi dapat memanfaatkan bangunan tersebut

8
untuk keperluan parawisata dan ilmu pengetahuan misalnya dijadikan sebagai sumber belajar

sejarah atau seperti dikembangkan untuk wisata budaya dengan adanya ssite museum.

baik ditinjau dari latar belakang sejarah, nilai arkeologi yang dikandung, ilmu

pengetahuan, maupun kebudayaan maka bangunan Rumah Pangeran Wiro Kusumo yang

biasa dikenal dengan Rumah Batu Tua ini dikatagorikan sebagai bangunan benda cagar

budaya dan menurut saya layak di perbaiki bahkan dipugar, sebagai konsekuensi bahwa

bangunan itu layak sebagai cagar budaya, maka berdasarkan peraturan yang ada pemilik

diwajibkan untuk menyelamatkan, mengamankan, dan memelihara. Hal ini sesuai dengan

Kepmendikbut RI Nomor 063\U\1995 tentang perlindungan dan pemeliharaan BCB, pasal 8

dan pasal 9 (1) dan pasal 10. Selain itu ahli waris Rumah Pangeran Wiro Kusumo telah

menyetujui untuk pelaksaan pemugaran dan apabila pemerintah akan melakukan ganti rugi

bangunan berserta tanah,maka ahli waris akan menyerahkan kepada pemerintah, dengan

harapan kelestarian dan keterawatan bangunan dapat terjaga agar, anak-anak peserta didik

bisa memanfaatkan peninggalan-peninggalan cagar budaya di Jambi sebagai sumber belajar

sejarah. Dan semasa hidup Sayyid Idrus Al-Jufri setelah beliayu berhasil membangun

keistanaan di Kelurahan Olak Kemang dan keistanaan tersebut mempunyai banyak peranan

pasa masa dahulu termasuk tempat musawarah mufakat bersama Sulthan-Sulthan Jambi.

Setelah rumah tersebut didirikan, Barulah Sayyid Idrus beserta sahabat-sahabat lainya

bermusawarah bersama untuk membangun sebuah Masjid dan empat Madrasah di Kampung

Olak Kemang.

Semasa hidup Sayyid Idrus Al-Jufri yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo. Bukan

hanya berhasil menbagun kesistanaan Sulthan-sulthan Jambi. Dan mempertahankan wilayah

Jambi meski pada saat itu sempat keistanaan Jambi jatuh pada pemerintahan Belanda. saat

beliau memegang pemerintahan di Jambi. Tetapi semasa hidup beliau, beliau juga berhasil

memimpin dan menyebarkan ajaran Islam pada masyarakat Jambi, terutama di bidang

9
keagamaan dan bukti peninggalan di bidang keagamaan tersebut masi bisa dinikmati

Mayarakat Kelurahan olak Kemang maupun masyarakat luar daerah tersebut pada masa

sekarang. Beberapa bentuk jejak peninggalan Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro

kusumo dibidang keagamaan di antaranya seperti Masjid, Pondok Pesantren, dan Madras-

madrasa lainnya.

Peningalan Sayyid Idrus di Bidang Agama Islam

Untuk melancarkan dakwa dalam menyebarkan ajaran Islam di Kampung

Kelulurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk. Pada saat ini Jambi masi dalam

kekusaan Bangsa Belanda, maka untuk pembangunan dalam bidang Agama Islam sangat sulit

untuk mendapatkan izin dari pemerintahan Belanda, ketika itu Sayyid Idrus melihat masjid

Al-Ikhsaniyah ini terlalu kecil sehingga pada saat itu masyarakat mau melakukan ibadah

sholat jum,at masjid yang dikenal dengan masjid batu ini tidak bisa lagi menampung Jema’ah

untuk sholat Jum’at akibat pesatnya perkembangan umat Islam. Maka saayid Idrus yang

bergelar Pangeran Wiro Kusumo meminta izin kepada pemerintah Belanda, untuk

memperbaharui masjid tersebut karena pada masa itu ajaran islam berkembang sangat pesat.

Salah satu bentuk peninggalan yang berbau religi yang masi ada pada zaman sekarang pada

saat zaman pengaruh islam di Kampung Olak Kemang ynag masi bisa dinikmati pada

masayrakat zaman sekarang yakni Masjid Al-Ikhsaniyah dan empat Madrasah lainya serta

makan Sayyid Idrus dan ank-anak Sulthan di samping masjid tersebut.

Masjid Al-Ikhsaniyah Dan Empat Madrasah Lainya.

Peninggalan dibidang keagaman dari pemerintahan Sayyid Idrus yang bergelar

pangeran Wiro Kusumo yang saat ini masi ada yaitu sebuah Masjid di Kampung Oalk

Kemang, yanag mana makam sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo tersebut

terletak disamping depan Masjid. Masjid ini dulunya didirikan karena tidak bisa lagi

menampung Jema’ah untuk sholat Jum’at, akibat pesatnya perkembangan umat Islam dimasa

10
itu, maka sekitar tahun 1935 direncanakan pembaharuan masjid yang didirikan oleh Sulthan

Sayyid Idrus tersebut. Karena pada masa itu Islam berkembang sangat pesat dan masjid yang

didirikan oleh Sayyid Idrus ini tidak bisa lagi menampung Jam’ah yang banyak maka Sayyid

Idrus mengajukan permohonan kepada pemerintah Belanda, dimana dalam permohonan

tersebut menceritakan bahwa masjid yang di bangun oleh Sulthan Tahaha Sayyid Idrus yang

bergelar pangeran Wiro kusumo akan diperbaharui. Pada saat masyarakat mendegar berita

bahwa masjid tersebut akan diperbaharui dana dari masyarakatpun masuk. Namun

pembagunan masjid tersebut diambil alih oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937 karena

dianggap Masjid Sulthan dan punya nilai sejarah. Pada masa itu masyarakat hanya tinggal

terima jadi, dan dana yang terkumpul dari masyarakat tadi hanya untuk mebuat pagar

disekeliling masjid. Setelah Masjid selesai diperbaharui maka Ulama-ulama yang berada di

kelurahan Olak kemang mengadakan musawarah bersama untuk menetukan nama masjid

tersebut. Dengan kemufakatan Ulama maka Masjid tersebut dinamakanlah “Masjid Al-

Ikhsaniyah”. Saat ini didalam masjid Al-Ikhsaniyah tersebut masi terdapat sebuah mimbar

dan sebuah beduk peninggalan terdahulu. Peninggalan Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran

Wiro Kusumo yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi zaman pengaruh Islam selain

Rumah batu Olak Kemang terdapat Masjid Ai-Ikhsaniyah yang dikenal dengan nama Masjid

Batu. Majid Batu ini terletak dikawasan paling paling bersejarah di Jambi dengan lokasinya

berada dijalan KH Ibrahim, RT 05, Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau teluk, Kota

Jambi. Masjid Al-Ikhsaniyah atau di kenal dengan masjid batu tersebut dibangun pada era

Sayyid Idrus bin Sayyid hasan Al-Jufri. Untuk menuju masjid batu ini, penggunjung harus

terlebih dahulu menyebrangi sungai terpanjang di Sumatera yakni Sungai Batanghari.

. Bukti peninggalan sejarah zaman pengaruh Islam yang berada di Kelurahan Olak

Kemang yaitu Terdapat juga beberapa buah bangunan bersejarah pada saat zaman pengaruh

Islam di Kelurahan Olak Kemang Propinsi jambi. Seperti Madrasah-madrasah dan ada 4 buah

11
Madrasah yang ditinggalkan pada masa pemerintahan Sayyid Idrus. Seperti Madrasah Nurul

Islam di Tanjung Pasir Jambi, Madrasah Nurul Iman di Kampung Ulu Gedong Jambi,

Madrasah Sa’addatud Daarain di Kampung Tahtul Yaman Jambi, dan Madrasah Al-

Chairiyah di pasar jambi. Madrasah Nurul Iman yang terdapat di Kelurahan Ulu Gedong masi

aktif menerima santri perempuan untuk memangkitkan semangat kepesantrenan. Selain dari

madrasa Nurul Iman terdapat juga Pondok Pesantren As-ad yang berada di RT 10 Kelurahan

Olak Kemang. Pondok Pesantren As-ad ini masi aktif pada saat sekarang dan muridnya yang

semakin bertambah dari tahun ke tahun serta bangunannya yang semakin berkembang.

Pondok Pesantren As-ad ini akan mendirikan perguruan tinggi agama islam yang diberi nama

Mah’had Ali Pondok Pesantren As’ad Jambi.

2. Hubungan Dengan Berdirinya Empat Madrasah Di Kampung Olak Kemang.

Selain rumah batu dan masjid yang berada di Kelurahan Olak kemang tetapi

madrasah-madrasah yang ada di Jambi Seberang khususnya Madrasah dan pondok peantren

yang berada di Kelurahan Olak Kemang yang di tinggalkan pada saat Sayyid Idrus

memegang kuasa di Jambi erat hubungannya dengan Sayyid Idrus semasa hidupnya. Pada

uraian terdahulu bahwa Sayyid Idrus atau pengeran Wiro Kusumo mempunyai seorang anak

perempuan bernama Syarifa Hazra yang bergelar Tuanku Putri. Syarifah Hazra bersuamikan

seorang keturunan Ahlul Bait Rasulullah yang bernama Sayyid Ali bin Abdurahman Al-

Musawwa yang berasal dari Palembang. Sayyid Ali Al-Musawwa adalah seorang Ulama

yang luas pergaulannya dengan Ulama Jambi. Sayyid Ali Al-Musawwa ditugaskan untuk

meminta izin dari Belanda guna membangun madrasah yang mana pada waktu itu izin

pembangunan madrasah sangat sulit didapat dari Pemerintah Belanda. Dan Alhamdulillah

pada masa tersebut didapatkan izin dari Pemerintah Belanda, maka berdirilah tahun 1915

empat buah madrasah di Jambi, yaitu diantaranya :

1 . Madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir Jambi

12
2. Madrasah Nurul Iman di Kampung Ulu Gedong Jambi

3. Madrasah Sa’adatul Daarain di Kampung Tahtul Yaman Jambi

4. Madrasah Al- Chairiyah di Pasar Jambi.

Dan selain Rumah batu tua serta beberap bangunan religi lainnya Sayyid Idrus yang

bergelar Pangeran Wiro Kusumo juga membangun sebuah rumah lainnya Selain rumah batu,

pangeran Wiro Kusumo juga membagun sebuah rumah dibelakang rumah asal, maka rumah

tersebut dinamakanlah dengan sebutan rumah asal dengan Rumah Tegah yang terletak

didekat Danau Teluk, Rumah tersebut pada dulunya hanya dijadikan sebagai tempat

menerima kedatangan Sulthan Ahmad Nazaruddin, Sulthan Thaha Syaifuddin, serta tamu-

tamu lainya dan sebagai tempat Sulthan-sulthan beristirahat setelah bermain olah raga sepak

Takraw. Selain sudah punya 3 buah Rumah di kampung Olak Kemang, Pangeran Wiro

Kusumo ada juga membagun sebuah Rumah di Ratau Rasau warga Berbak, yang berada

dibawah pemerintahanya. Di Rantau Rasau Pangerran Wiro Kusmo juga membagun sebuah

pabrik pengrajin kayu (soumel) ditepi sungai yang sungai tersebut dinamai sungai Injin.

Rumah yang di Rantau Rasau saat ini sudah tiada, karena dibangun ditepi sungai, tebingnya

runtuh, maka ikutlah rumah itu runtuh. Bangunan rumah di Rantau Rasau mirip rumah batu

tua yang di Olak Kemang. Rumah batu tua yang dibangun oleh Sayyid Idrus itu banyak

mempeunyai nilai-nilai sejarah baik sejarah Indonesia maupun sejarah lokal maka dari itu

rumah tersebut sudah menjadi cagar budaya di wilayah Jambi, meski sudah menjadi cagar

budaya tetapi rumah yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi tersebut kondisinya sangat

memprihatinkan terlihat seperti rumah biasa karena tidak adanya perhatian khusus dari pihak

pemerintah sehingga rumah yang mempunyai nilai sejarah di Jambi ini kondisinya sudah

banyak yang rusak.

Pada saat saya melakukan penelitian berada di lokasi bangunan rumah Pangeran Wiro

Kusumo, bangunan tersebut kondisinya sudah sangat memprihatinkan, disamping telah

13
terjadi kerusakan struktural dan assitektural, juga terjadi vandilisme yang cukup parah. Selain

itu, lingkungan sekitarnya sangat lembab karena banyak pohon besar dan disekelilingnya

sudah padat dengan rumah penduduk, faktor penyebab kerusakan bangunan rumah Pangeran

Wiro Kusumo adalah umur bangunan yang sudah cukup tua maka nya disebut dengan rumah

tua. Dan penyebab kerusakan lainnya adalah bangunan tersebut terletak dekat Sungai danai

teluk dan tidak jauh dari Sungai batanghari yang sering banjir. Disamping masalah perbedaan

antara suhu udara maksimum dan minimum yang mencolok jauh, hal ini juga didukung faktor

sifat alami bahan dasar bangunan yang terbuat dari kayu, yang ,mempunyai daya ketahanan

yang terbatas. Hampir seluruh bagian bangunan telah mengalami kerusakan, kerusakan

struktural terjadi pada lengkung-lengkung yang menghubungkan antara pilar tembok yaitu

telah retak dan runtuh. Untuk bagian bangunan yang terbuat dari bahan kayu kerusakannya

terjadi pada balok gelegar, kuda-kuda, tiang, kunsen pintu dan jendela, papan lantai, papan

plafon, papan dinding, dan kerangka atap yang sebagian besar telah lapuk.

a. Kerusakan arsitektural meliputi terlepasnya plesteran yang ada relief nya dan lukusan,

hilangnya bagian lantai ubin terakota dan lantai papan pada bagian atas, hilangnya

dinding papan bagian diatas pintu gerbang yang berbentuk naga dan hilangnya

lisplang berornamen pada sekeliling kaki atap.

b. Kerusakan yang terjadi karena vandalisme antara lain: bagian lantai terakota, dinding

papan bawah dan atas, lantai papan, plafon papan, kusen pintu, daun pintu dan

jendela, tangga naik dari papan, genteng, ubin dinding berhias, batu bata pagar

pembatas, besi pagar, dn semua kisi-kisi jendela mati pada teras depan.

Selain kerusakan pada bangunan induk, juga terjadi kerusakan pada bangunan fasilitas

dan sarana misalnya pada bangunan kamar mandi telah mengalami kerusakan secara

struktural dan arsitektural, bangunannya telah melesak, retak-retak danruntuh, sedangkan

atapnya telah hilang. Bangunan kolam sebelah kanan kiri rumah juga telah mengalami

14
kerusakan, retak-retak dan plesterannya mengelupas. Bangunan pintu gerbang menuju kolam

sebagian besar telah runtuh dan hilang, di samping itu juga masi ada bak air tempat cuci kaki

yang terletaknya dihalaman depan yang telah retak dan runtuh.

untuk mengatasi permasalahan diatas tersebut dalam kaitannya dengan pelestarian

bangunan cagar budaya ini, maka perlu dilakukan penaganan pemugaran dan konservasi

bangunan yang meliputi:

1. Pemugaran total pada bangunan rumah Pangeran Wiro Kusumo dengan sistem persial

2. Perbaikan atau konsolidasi bangunan yang mengalami kerusakan pada semua

komponen bangunan yang perlu diganti ataupun diberi penguat.

3. Perlu adanya konservasi bangunan meliputi pembersihan, pengawetan, pencegahan

hama pada bahan bangunan dan memberi perlindungan, dan

4. Penataan lingkungan di halaman situs rumah pangeran Wiro Kusumo.

mengenai situs rumah batu tua Olak kemang yang berada di Kelurahan Olak kemang

kecamatan Danau Teluk Propinsi Jambi tepatnya di Jambi Seberang, bahwa Rumah Batu

yang di dirikan oleh Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo yang sekarang masi

ada berdiri di Kelurahan Olak Kemang. Meskipun kondisinya yang sangat memperhatinkan

tetapi rumah tersebut mempunyai nilai sejarah yang tinggi baik sejarah Indonesia maupun

sejarah Lokal serta sejarah zaman pengaruh Agama Islam. Rrumah Batu Tua ini mempunyai

sejarah pada saat penyebarab ajaran Islam di jambi dan sejarah pada saat Bangsa Belanda

menjajah Negeri Jambi, pada saat itu Pangeran Wiro Kusumo dan Rumah yang yang

ditinggalkan ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk Negeri Jambi pada masa

tersebut. Perjuangan dan dakwa Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo dalam

menyebarakn ajaran Islam dan perjuangannya melawan bangsa Belanda, serta peninggalan-

peninggalannya ini lah nantinya bisa kita jadikan sebagai sumber belajar sejarah zaman

pengaruh Islam. Selain itu Rumah Batu Tua ini adala salah satu termasuk peninggalan

15
purbakala di Propinsi Jambi tepatnya di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau teluk

Jambi Seberang ciri khas serta bentuk bangunan rumah batu ini tidak bisa kita jumpai pada

bangunan bersejarah lainnya.

Rumah Batu Tua yang berada di Kelurahan Olak Kemang ini mempunyai ciri khas

tersendiri yang tidak dimiliki oleh rumah-rumah bersejarah lainnya, dan keunikan yang

khusnya iyalah selain bangunannya terbuat dua tingkat yang menggabungkan ciri khas

bagunan budaya lokal Jambi, Rumah Batu Tua ini juga mempunyai keunikan lainnya, yakni

perpaduan tiga arsitektur yang di gunakan yakni arsitektur Lokal, Eropa, dan China. Ciri khas

ini juga tidak dijumpai pada bangunan peninggalan purbakala lainnya di Propinsi Jambi. Dan

unsur Lokalnya tampa dari bangunan yang berbentuk rumah panggung dan atapnya yang

berbentuk limas. Unsur Eropa tanpak dari penggunaan lengkung pada pintu sedangkan uncur

China tampak dari penggunaan hiasan naga pada bumbungan atap dan penempatan patung

singa di pintu masuk kolam selain dari it, rumah ini juga terbuat dari batu makanya dikenal

dengan sebutan Rumah Batu karena pada saat itu hanya Rumah Pangeran Wiro Kusumo lah

yang terbuat dari Batu pada zaman tersebut. Dari nilai arsitektur yang terdapat dari rumah

batu tua Olak Kemang ini lah bisa kita ajarkan kepada anak didikan nantinya, dan kita bisa

jadikan rumah batu tua ini sebagai sumber belajar sejarah Indonesia zaman pengaruh Islam

pada peserta didik. Bukan hanya rumah batu tua tetapi perjuangan dan dakwah serta melawan

penjajah Belanda pada saat saat Sayyid Idrus jadi penguasa di Negeri Jambi juga bisa kita

ajarkan kepada peserta didik bagaimana Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo

bisa menyebarkan ajaran Islam dengan mudah dan cepat berkembang di Negeri Jambi. Serta

cara beliau memimpin bisa kita ajarkan kepada peserta didik nantinya bagaimana jadi

pemimpin yang adil dan memikirkan rakyat banyak.

16
17

Anda mungkin juga menyukai