J, Pauzan
Drs. Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd
Riyo Riyadi, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK
pauzan,. J. 2018, Situs Rumah Batu Tua Olak Kemang Sebagai Sumber
Belajar Sejarah Indoneseia Zaman Penngaruh Islam di SMA Negeri 5
Muaro Jambi : Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
FKIP Universitas Jambi, Pemimbing : (I) Budi Purnomo, M.Hum, M.Pd
(II) Riyo Riyadi, S.Pd, M.Pd
Kata Kunci: Situs Rumah Batu Tua Olak kemang Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Indonesia Zaman Pengaruh Islam di SMA Negeri 5 Muaro Jambi
1
Hasil penelitian menununjukan bahwa ada beberapa bentuk bangunan
peneingglaan kesultanan Jambi pada saat menyebarkan ajaran Islam dan pada
masa penjajahan Belanda yang memiliki sejarah Indonesia zaman Pengaruh Islam.
Peninggalan pada zaman kesultanan sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro
Kusumo adalah Rumah Batu Tua, Masjid Al-ikhsaniyah atau masjid batu, makam,
dan empat buah Madrasah. Beberapa peninggalan pada masa kejayaan Islam ini
memiliki nilai Agama, nilai seni, dan nilai kekeluargaan. Peninggalan Islam yang
ada di Kelurahan Olak kemang ini sangat penting dijadikan sebagai sumber
belajar agar pembelajaran sejarah sejarah Indonesia Zaman pengaruh Islam lebih
menyenangakn, menantang, dan bermakna. Peserta didik sebagai generasi muda
arus diajarakan tentang nilai-nilai luhur bnagsanya dengan cara menjadikan situs
rumah batu tua Olak Kemang Sebagai Sumber Belajar sejarah Indonesia zaman
Pengaruh Islam di SMA N 5 Muaro Jambi nantinya.
2
Kota Jambi adalah ibu kota provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari
sepuluh daerah Kabupaten atau Kota yang ada dalam provinsi Jambi. Secara
103/1946 sebagai daerah otonom Kota besar di Sumatera, lalu diperkuat lagi
Provinsi Jambi pada 6 Januari 1948, sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi ibu
Kota Provinsi Jambi. Dengan demikian Kota Jambi sebagai daerah tingkat II
Sumatera Tengah, dan Provinsi Jambi sekarang. Provinsi Jambi merupakan Kota
dengan jumlah penduduk paling banyak di Provinsi Jambi, sekitar 17% dari
merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah seberang Kota Jambi
(sekoja) dengan luas wilayah 15.70 km atau 7,64 persen dari luas keseluruhan
3
Propinsi Jambi memiliki 11 Kabupaten atau Kota salah satunya adalah Kota Jambi.
Kota Jambi memiliki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan, Jambi selatan, Jambi timur, Jelutung,
Kota baru, Pasar Jambi, Pelayangan, Telanai pura, Alam berajo, Paal merah,Danau teluk.
Danau Teluk adalah salah satu Kecamatan yang cukup tua, dahulunya masi berbentuk
kewedanan yang di pimpin oleh Datuk Anang Bahri sekitar tahun 1948 dengan pusat
kewedanan dikawasan pasar Olak Kemang. Seiring waktu berlalu, daerah tersebut mulai
berkembang sehingga dibentuklah Kecamatan Danau Teluk yang dahulunya menyatu dengan
Kecamatan Pelayangan dan Telanaipura. Pada sekitar tahun 1967 akhirnya terpisah dan
menjadi Kecamatan induk dengan Camat pertama yaitu Kms. Muhammad Saman.
Kecamatan Danau teluk merupakan salah satu dari 621 Danau yang berukuran kecil yang
tersebar diseluruh Indonesia. Sebagian besar danau tersebut memiliki panorama geografis
karakteristik dan keunikan tersendiri, potensi lain yang dimiliki oleh Kecamatan Danau Teluk
adalah keberadaan tempat peninggalan sejarah seperti Rumah Batu Olak Kemang dan
peninggalan sejarah lainnya yang ada diKecamatan Danau Teluk sedangkan Rumah Batu Tua
Olak kemang ini dibangun oleh inisiatif Said Idrus Bin Siad Hasan Aljufri atau lebih dikenal
dengan Pangeran Wiro Kusumo, beliau sering dikunjungi oleh mertuanya yaitu Sultan
Nazarudin dan Sultan Thaha Syaifuddin yang merupakan besan dari Pangeran Wiro Kusumo.
Rumah batu Olak Kemang ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama
menyebarkan agama islam, selain tempat berkumpulnya para ulama, rumah batu ini juga
berfungsi untuk tempat memecahkan masalah masyarakat pada masa dahulu. Rumah batu
Olak Kemang juga dijadikan sebagai tempat berdagang pedagang asing dan dijadikan pusat
pendidikan. Setiap daerah tentu memiliki kisah dan sejarah tersendiri dalam perjalanannya.
memiliki arti penting sebagai bukti dari peristiwa bersejarah dimasa lampau pada daerah
4
tersebut. Di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk memiliki berbagai
peninggalan sejarah yang menjadi sebuah bukti bahwa Kelurahan Olak Kemang pernah
mengalami masa lampau yang cukup penting dalam perjalanan sejarah Kota Jambi sehingga
sebagai sumber belajar sejarah terutama bagi kalangan peserta didik dan di Kelurahan Olak
Kemang terdapat Situs Rumah Batu Tua Olak Kemang yang bisa manfaatkan sebagai sumber
belajar sejarah.
Situs rumah batu tua ini sangat cocok dijadikan sebagai sumber belajar sejarah
Indonesia zaman pengaruh Islam. karena situs rumah batu tua ini selain sebagai cagar budaya
di Provinsi Jambi rumah batu tua yang didirikan oleh Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran
Wiro Kusumo ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, situs rumah batu tua ini milik Sayyid
Idrus Al-Jufri yang bergelar pangeran Wiro Kusumo adalah asli orang Arab yang memiliki
ayah mertua yang bernama Sultan Ahmad Badarudin. Kala semasa hidupnya pangeran Wiro
Kusumo memiliki kedudukan yang penting pada masanya, yakni sebagai penegah antara
kesultanan Tha Sayfuddin dan Bangsa Belanda, sebagi Sulthan Jambi pada masa itu melawan
penjajahan Bangsa Belanda agar Negeri Jambi tidak dikuasai oleh Belanda. Dan sebagai
Sedangkan silsilah Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri yang bergelar Pangeran Wiro
Kusumo
Isteri Pangeran Wiro Kusumo sendiri merupakan anak Sulthan Nazaruddin. Hubungan ini
semakin erat ketika diadakan pertalian perkawinan antara anak Sulthan Thaha Syaifuddin
yang bernama Ratu Mas Intan dengan anak Pangeran Wiro Kusumo yang bernama Said
Muhammad bin Idrus yang bergelar Pangeran Suto. Dari perkawian ini tidak mendapatkan
keturunan dan pada tahun 1904 Pangeran Suto meninggal dunia. Selanjutnya Ratu Mas Intan
menikah lagi dengan seorang famili Pangeran Wiro kusumo yang bernama Abbas bin Syekh
5
Abu Bakar, perkawinanya sendiri dilaksanakn di Rumah Pangeran Wiro Kusumo. Dari
1 . Syarifah Ayu.
2. Said Abdullah.
3. Syarifah Bulat.
4. Syarifah Khadijah.
Sejarah berdirinya Situs rumah batu tua Olak Kemang. Karena semakin bertambahnya
keluarga Pangeran Wiro Kusumo maka rumah yang ditempatinya tidak memungkinkan untuk
menampung keluarga dari Ahmad Nazaruddin setiap kali keluarga hendak ilir ke jambi
setidaknya ada 20 orang jumlahnya termasuk tukang dayung perahu Jukong kendaraan ilir ke
Jambi karena jalan darat waktu itu belum ada, yang ada hanya jalan tikus ( atau jalan kecil)
dan mereka seluruhnya bermalam di rumah pangeran Wiro Kusumo. Begitupun ketika
keluarga Sulthan Thaha Syaifuddin dari Sungai Aro hendak ilir ke Jambi dengan perahu
Jukong yang didayung 20 orang semua juga bermalam di Rumah pangeran Wiro Kusumo.
Karena faktor ini juga Pangeran Wiro Kusumo merasa perlu lagi sebuah rumah agar bisa
menampung orang banyak, maka dinamakan Rumah Batu. Mengapa di sebut dengan Rumah
Batu karena di wilayah jambi pada zaman dahulu hanya satu-satunya rumah ini yang terbuat
dari batu bata, Rumah Batu ini pada masa dahulu bukan hanya menjadi tempat kediaman
Syyid Idrus saja tetapi rumah batu ini pada dahulunya selain tempat kediaman rumah ini juga
berfungsi sebagai tempat musawarah Sayyid Idrus dengan Sulthan Ahmad Nazaruddin
dan Sulthan Thaha Saifuddin. pada saat Negeri Jambi di serang oleh Bangsa Belanda,
rumah batu tua ini dulunya mempunyai peranan yang sangat penting selain tempat
musawarah bersama kesultanan Jambi. Rumah batu tua ini juga sebagai tempat
sebagai tempat pusat perdagangan,dan sebagai tempat pendidikan ajaran Islam sebelum
6
adanya Pondok Pesantren dan Madrasah-madrasah lainnya. Rumah batu tua ini di bangun
oleh Sayyid Idrus Al-Jufri pada saat beliau ingin mendirikan rumah tersebut beliau mendapat
banyak saran dari orang-orang termasuk Datuk Shintai dari bangsa Cina yang beragama
Islam.
bebangsa China yang beragama Islam bernama Datuk Shintai, Datuk Shintai adalah
seseorang yang bijak sana dan sebagai penasehat di Kerajaan Jambi pada masa tersebut. Pada
saat perencanaan pembagunan Rumah Batu tersebut, Datuk Shintai terlebih dahulu
memberikan saran kepada Sayyid idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo bahwa di
Negeri China Rumah-rumah Raja berlambang Naga atau Barongsai. Selain rumah Raja,
hanya kelenteng yang boleh memakai lambang Naga dan Barongsai. Kemudian Sayyid Idrus
setuju dengan saran datuk Shintai, maka didirikan lah sebuah rumah berlantai dua yang
berukuran 13,5 X 17 Meter, memiliki 4 buah kamar diatas dan 4 buah kamar lagi dibawah.
Atap Rumah berlambang Naga dan Barongsai disamping kiri dan kanan rumah terdapat
kolam renang yang berukuran 3,5 X 9 meter, dalamnya 1, 20 meter kolam tersebut berdempet
dengan rumah batu. Kolam yang sebelah kiri untuk tempat mandi perempuan, dan sebelah
kanan untuk laki-laki. Rumah tersebut dibuat dari batu yang merupakan rumah batu pertama
yang dibuat, maka disebutlah rumah dengan sebutan Rumah Batu, rumah batu ini terletak di
kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau teluk Jambi dan rumah tersebut pada masa
Rumah Batu tersebut rencana pembuatannya dilakukan oleh seorang arsitektur yang
berbangsa Cina, yang beragama Islam bernama Datuk Shintai. Datuk Shintai adalah orang
yang bijaksana dan penasehat di kerajaan Jambi. Pada saat perencanaan pembagunan Rumah
Batu, Datuk Shintai mengemukakan pendapat kepada Pangeran Wiro Kusumo bahwa di
Negeri China rumah seorang Raja berlambangan Naga dan Barongsai. Selain rumah Raja,
7
hanya Kelenteng yang boleh memakai lambang Naga dan Barongsai. Sayyid Idrus yang
bergelar Pangeran Wiro Kusumo setuju dengan saran Datuk Shintai maka dibangunlah
Rumah Batu Tua tersebut pada abad ke 18 rumah tersebut peninggalan Sayyid Idrus Al-Jufri
yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo. Rumah Batu Tua yang berada di Kelurahan Olak
Kemang ini mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh rumah-rumah bersejarah
lainnya, dan keunikan yang khusnya iyalah selain bangunannya terbuat dua tingkat yang
menggabungkan ciri khas bagunan budaya lokal Jambi, Rumah Batu Tua ini juga mempunyai
keunikan lainnya, yakni perpaduan tiga arsitektur yang di gunakan yakni arsitektur Lokal,
Eropa, dan China. Ciri khas ini juga tidak dijumpai pada bangunan peninggalan purbakala
lainnya di Propinsi Jambi. Dan unsur Lokalnya tampa dari bangunan yang berbentuk rumah
panggung dan atapnya yang berbentuk limas. Unsur Eropa tanpak dari penggunaan lengkung
pada pintu sedangkan uncur China tampak dari penggunaan hiasan naga pada bumbungan
atap dan penempatan patung singa di pintu masuk kolam selain dari it, rumah ini juga terbuat
dari batu makanya dikenal dengan sebutan Rumah Batu karena pada saat itu hanya Rumah
Pangeran Wiro Kusumo lah yang terbuat dari Batu pada zaman tersebut.
Rumah Sayyid Idrus yang bergelar pangeran Wiro Kusumo yang berumuran kurang
lebih 200 ratus tahun ini mempunyai peranan sejarah dalam pembentukan daerah Jambi,
dimana tokoh Pangeran Wiro Kusumo sebagai salah satu penguasa pada masa itu dan rumah
tersebut dipergunakan sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggalnya. Selain itu,
mengalami perubahan walaupun kondisinya sebagian besar sudah rusak. Akan tetapi, dari
sisa-sisa komponen bangunan apa bila akan dipugar kembali masi dapat dipertahankan dari
segi otentitas baik bahan, warna, teknologi, maupun tata letaknya. Selanjutnya, setelah
dilakukan pembugaran maka pemda Propinsi Jambi dapat memanfaatkan bangunan tersebut
8
untuk keperluan parawisata dan ilmu pengetahuan misalnya dijadikan sebagai sumber belajar
sejarah atau seperti dikembangkan untuk wisata budaya dengan adanya ssite museum.
baik ditinjau dari latar belakang sejarah, nilai arkeologi yang dikandung, ilmu
pengetahuan, maupun kebudayaan maka bangunan Rumah Pangeran Wiro Kusumo yang
biasa dikenal dengan Rumah Batu Tua ini dikatagorikan sebagai bangunan benda cagar
budaya dan menurut saya layak di perbaiki bahkan dipugar, sebagai konsekuensi bahwa
bangunan itu layak sebagai cagar budaya, maka berdasarkan peraturan yang ada pemilik
diwajibkan untuk menyelamatkan, mengamankan, dan memelihara. Hal ini sesuai dengan
dan pasal 9 (1) dan pasal 10. Selain itu ahli waris Rumah Pangeran Wiro Kusumo telah
menyetujui untuk pelaksaan pemugaran dan apabila pemerintah akan melakukan ganti rugi
bangunan berserta tanah,maka ahli waris akan menyerahkan kepada pemerintah, dengan
harapan kelestarian dan keterawatan bangunan dapat terjaga agar, anak-anak peserta didik
sejarah. Dan semasa hidup Sayyid Idrus Al-Jufri setelah beliayu berhasil membangun
keistanaan di Kelurahan Olak Kemang dan keistanaan tersebut mempunyai banyak peranan
pasa masa dahulu termasuk tempat musawarah mufakat bersama Sulthan-Sulthan Jambi.
Setelah rumah tersebut didirikan, Barulah Sayyid Idrus beserta sahabat-sahabat lainya
bermusawarah bersama untuk membangun sebuah Masjid dan empat Madrasah di Kampung
Olak Kemang.
Semasa hidup Sayyid Idrus Al-Jufri yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo. Bukan
Jambi meski pada saat itu sempat keistanaan Jambi jatuh pada pemerintahan Belanda. saat
beliau memegang pemerintahan di Jambi. Tetapi semasa hidup beliau, beliau juga berhasil
memimpin dan menyebarkan ajaran Islam pada masyarakat Jambi, terutama di bidang
9
keagamaan dan bukti peninggalan di bidang keagamaan tersebut masi bisa dinikmati
Mayarakat Kelurahan olak Kemang maupun masyarakat luar daerah tersebut pada masa
sekarang. Beberapa bentuk jejak peninggalan Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro
kusumo dibidang keagamaan di antaranya seperti Masjid, Pondok Pesantren, dan Madras-
madrasa lainnya.
Kelulurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk. Pada saat ini Jambi masi dalam
kekusaan Bangsa Belanda, maka untuk pembangunan dalam bidang Agama Islam sangat sulit
untuk mendapatkan izin dari pemerintahan Belanda, ketika itu Sayyid Idrus melihat masjid
Al-Ikhsaniyah ini terlalu kecil sehingga pada saat itu masyarakat mau melakukan ibadah
sholat jum,at masjid yang dikenal dengan masjid batu ini tidak bisa lagi menampung Jema’ah
untuk sholat Jum’at akibat pesatnya perkembangan umat Islam. Maka saayid Idrus yang
bergelar Pangeran Wiro Kusumo meminta izin kepada pemerintah Belanda, untuk
memperbaharui masjid tersebut karena pada masa itu ajaran islam berkembang sangat pesat.
Salah satu bentuk peninggalan yang berbau religi yang masi ada pada zaman sekarang pada
saat zaman pengaruh islam di Kampung Olak Kemang ynag masi bisa dinikmati pada
masayrakat zaman sekarang yakni Masjid Al-Ikhsaniyah dan empat Madrasah lainya serta
pangeran Wiro Kusumo yang saat ini masi ada yaitu sebuah Masjid di Kampung Oalk
Kemang, yanag mana makam sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo tersebut
terletak disamping depan Masjid. Masjid ini dulunya didirikan karena tidak bisa lagi
menampung Jema’ah untuk sholat Jum’at, akibat pesatnya perkembangan umat Islam dimasa
10
itu, maka sekitar tahun 1935 direncanakan pembaharuan masjid yang didirikan oleh Sulthan
Sayyid Idrus tersebut. Karena pada masa itu Islam berkembang sangat pesat dan masjid yang
didirikan oleh Sayyid Idrus ini tidak bisa lagi menampung Jam’ah yang banyak maka Sayyid
tersebut menceritakan bahwa masjid yang di bangun oleh Sulthan Tahaha Sayyid Idrus yang
bergelar pangeran Wiro kusumo akan diperbaharui. Pada saat masyarakat mendegar berita
bahwa masjid tersebut akan diperbaharui dana dari masyarakatpun masuk. Namun
pembagunan masjid tersebut diambil alih oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937 karena
dianggap Masjid Sulthan dan punya nilai sejarah. Pada masa itu masyarakat hanya tinggal
terima jadi, dan dana yang terkumpul dari masyarakat tadi hanya untuk mebuat pagar
disekeliling masjid. Setelah Masjid selesai diperbaharui maka Ulama-ulama yang berada di
kelurahan Olak kemang mengadakan musawarah bersama untuk menetukan nama masjid
tersebut. Dengan kemufakatan Ulama maka Masjid tersebut dinamakanlah “Masjid Al-
Ikhsaniyah”. Saat ini didalam masjid Al-Ikhsaniyah tersebut masi terdapat sebuah mimbar
dan sebuah beduk peninggalan terdahulu. Peninggalan Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran
Wiro Kusumo yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi zaman pengaruh Islam selain
Rumah batu Olak Kemang terdapat Masjid Ai-Ikhsaniyah yang dikenal dengan nama Masjid
Batu. Majid Batu ini terletak dikawasan paling paling bersejarah di Jambi dengan lokasinya
berada dijalan KH Ibrahim, RT 05, Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau teluk, Kota
Jambi. Masjid Al-Ikhsaniyah atau di kenal dengan masjid batu tersebut dibangun pada era
Sayyid Idrus bin Sayyid hasan Al-Jufri. Untuk menuju masjid batu ini, penggunjung harus
. Bukti peninggalan sejarah zaman pengaruh Islam yang berada di Kelurahan Olak
Kemang yaitu Terdapat juga beberapa buah bangunan bersejarah pada saat zaman pengaruh
Islam di Kelurahan Olak Kemang Propinsi jambi. Seperti Madrasah-madrasah dan ada 4 buah
11
Madrasah yang ditinggalkan pada masa pemerintahan Sayyid Idrus. Seperti Madrasah Nurul
Islam di Tanjung Pasir Jambi, Madrasah Nurul Iman di Kampung Ulu Gedong Jambi,
Madrasah Sa’addatud Daarain di Kampung Tahtul Yaman Jambi, dan Madrasah Al-
Chairiyah di pasar jambi. Madrasah Nurul Iman yang terdapat di Kelurahan Ulu Gedong masi
aktif menerima santri perempuan untuk memangkitkan semangat kepesantrenan. Selain dari
madrasa Nurul Iman terdapat juga Pondok Pesantren As-ad yang berada di RT 10 Kelurahan
Olak Kemang. Pondok Pesantren As-ad ini masi aktif pada saat sekarang dan muridnya yang
semakin bertambah dari tahun ke tahun serta bangunannya yang semakin berkembang.
Pondok Pesantren As-ad ini akan mendirikan perguruan tinggi agama islam yang diberi nama
Selain rumah batu dan masjid yang berada di Kelurahan Olak kemang tetapi
madrasah-madrasah yang ada di Jambi Seberang khususnya Madrasah dan pondok peantren
yang berada di Kelurahan Olak Kemang yang di tinggalkan pada saat Sayyid Idrus
memegang kuasa di Jambi erat hubungannya dengan Sayyid Idrus semasa hidupnya. Pada
uraian terdahulu bahwa Sayyid Idrus atau pengeran Wiro Kusumo mempunyai seorang anak
perempuan bernama Syarifa Hazra yang bergelar Tuanku Putri. Syarifah Hazra bersuamikan
seorang keturunan Ahlul Bait Rasulullah yang bernama Sayyid Ali bin Abdurahman Al-
Musawwa yang berasal dari Palembang. Sayyid Ali Al-Musawwa adalah seorang Ulama
yang luas pergaulannya dengan Ulama Jambi. Sayyid Ali Al-Musawwa ditugaskan untuk
meminta izin dari Belanda guna membangun madrasah yang mana pada waktu itu izin
pembangunan madrasah sangat sulit didapat dari Pemerintah Belanda. Dan Alhamdulillah
pada masa tersebut didapatkan izin dari Pemerintah Belanda, maka berdirilah tahun 1915
12
2. Madrasah Nurul Iman di Kampung Ulu Gedong Jambi
Dan selain Rumah batu tua serta beberap bangunan religi lainnya Sayyid Idrus yang
bergelar Pangeran Wiro Kusumo juga membangun sebuah rumah lainnya Selain rumah batu,
pangeran Wiro Kusumo juga membagun sebuah rumah dibelakang rumah asal, maka rumah
tersebut dinamakanlah dengan sebutan rumah asal dengan Rumah Tegah yang terletak
didekat Danau Teluk, Rumah tersebut pada dulunya hanya dijadikan sebagai tempat
menerima kedatangan Sulthan Ahmad Nazaruddin, Sulthan Thaha Syaifuddin, serta tamu-
tamu lainya dan sebagai tempat Sulthan-sulthan beristirahat setelah bermain olah raga sepak
Takraw. Selain sudah punya 3 buah Rumah di kampung Olak Kemang, Pangeran Wiro
Kusumo ada juga membagun sebuah Rumah di Ratau Rasau warga Berbak, yang berada
dibawah pemerintahanya. Di Rantau Rasau Pangerran Wiro Kusmo juga membagun sebuah
pabrik pengrajin kayu (soumel) ditepi sungai yang sungai tersebut dinamai sungai Injin.
Rumah yang di Rantau Rasau saat ini sudah tiada, karena dibangun ditepi sungai, tebingnya
runtuh, maka ikutlah rumah itu runtuh. Bangunan rumah di Rantau Rasau mirip rumah batu
tua yang di Olak Kemang. Rumah batu tua yang dibangun oleh Sayyid Idrus itu banyak
mempeunyai nilai-nilai sejarah baik sejarah Indonesia maupun sejarah lokal maka dari itu
rumah tersebut sudah menjadi cagar budaya di wilayah Jambi, meski sudah menjadi cagar
budaya tetapi rumah yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi tersebut kondisinya sangat
memprihatinkan terlihat seperti rumah biasa karena tidak adanya perhatian khusus dari pihak
pemerintah sehingga rumah yang mempunyai nilai sejarah di Jambi ini kondisinya sudah
Pada saat saya melakukan penelitian berada di lokasi bangunan rumah Pangeran Wiro
13
terjadi kerusakan struktural dan assitektural, juga terjadi vandilisme yang cukup parah. Selain
itu, lingkungan sekitarnya sangat lembab karena banyak pohon besar dan disekelilingnya
sudah padat dengan rumah penduduk, faktor penyebab kerusakan bangunan rumah Pangeran
Wiro Kusumo adalah umur bangunan yang sudah cukup tua maka nya disebut dengan rumah
tua. Dan penyebab kerusakan lainnya adalah bangunan tersebut terletak dekat Sungai danai
teluk dan tidak jauh dari Sungai batanghari yang sering banjir. Disamping masalah perbedaan
antara suhu udara maksimum dan minimum yang mencolok jauh, hal ini juga didukung faktor
sifat alami bahan dasar bangunan yang terbuat dari kayu, yang ,mempunyai daya ketahanan
yang terbatas. Hampir seluruh bagian bangunan telah mengalami kerusakan, kerusakan
struktural terjadi pada lengkung-lengkung yang menghubungkan antara pilar tembok yaitu
telah retak dan runtuh. Untuk bagian bangunan yang terbuat dari bahan kayu kerusakannya
terjadi pada balok gelegar, kuda-kuda, tiang, kunsen pintu dan jendela, papan lantai, papan
plafon, papan dinding, dan kerangka atap yang sebagian besar telah lapuk.
a. Kerusakan arsitektural meliputi terlepasnya plesteran yang ada relief nya dan lukusan,
hilangnya bagian lantai ubin terakota dan lantai papan pada bagian atas, hilangnya
dinding papan bagian diatas pintu gerbang yang berbentuk naga dan hilangnya
b. Kerusakan yang terjadi karena vandalisme antara lain: bagian lantai terakota, dinding
papan bawah dan atas, lantai papan, plafon papan, kusen pintu, daun pintu dan
jendela, tangga naik dari papan, genteng, ubin dinding berhias, batu bata pagar
pembatas, besi pagar, dn semua kisi-kisi jendela mati pada teras depan.
Selain kerusakan pada bangunan induk, juga terjadi kerusakan pada bangunan fasilitas
dan sarana misalnya pada bangunan kamar mandi telah mengalami kerusakan secara
atapnya telah hilang. Bangunan kolam sebelah kanan kiri rumah juga telah mengalami
14
kerusakan, retak-retak dan plesterannya mengelupas. Bangunan pintu gerbang menuju kolam
sebagian besar telah runtuh dan hilang, di samping itu juga masi ada bak air tempat cuci kaki
bangunan cagar budaya ini, maka perlu dilakukan penaganan pemugaran dan konservasi
1. Pemugaran total pada bangunan rumah Pangeran Wiro Kusumo dengan sistem persial
mengenai situs rumah batu tua Olak kemang yang berada di Kelurahan Olak kemang
kecamatan Danau Teluk Propinsi Jambi tepatnya di Jambi Seberang, bahwa Rumah Batu
yang di dirikan oleh Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo yang sekarang masi
ada berdiri di Kelurahan Olak Kemang. Meskipun kondisinya yang sangat memperhatinkan
tetapi rumah tersebut mempunyai nilai sejarah yang tinggi baik sejarah Indonesia maupun
sejarah Lokal serta sejarah zaman pengaruh Agama Islam. Rrumah Batu Tua ini mempunyai
sejarah pada saat penyebarab ajaran Islam di jambi dan sejarah pada saat Bangsa Belanda
menjajah Negeri Jambi, pada saat itu Pangeran Wiro Kusumo dan Rumah yang yang
ditinggalkan ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk Negeri Jambi pada masa
tersebut. Perjuangan dan dakwa Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo dalam
menyebarakn ajaran Islam dan perjuangannya melawan bangsa Belanda, serta peninggalan-
peninggalannya ini lah nantinya bisa kita jadikan sebagai sumber belajar sejarah zaman
pengaruh Islam. Selain itu Rumah Batu Tua ini adala salah satu termasuk peninggalan
15
purbakala di Propinsi Jambi tepatnya di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau teluk
Jambi Seberang ciri khas serta bentuk bangunan rumah batu ini tidak bisa kita jumpai pada
Rumah Batu Tua yang berada di Kelurahan Olak Kemang ini mempunyai ciri khas
tersendiri yang tidak dimiliki oleh rumah-rumah bersejarah lainnya, dan keunikan yang
khusnya iyalah selain bangunannya terbuat dua tingkat yang menggabungkan ciri khas
bagunan budaya lokal Jambi, Rumah Batu Tua ini juga mempunyai keunikan lainnya, yakni
perpaduan tiga arsitektur yang di gunakan yakni arsitektur Lokal, Eropa, dan China. Ciri khas
ini juga tidak dijumpai pada bangunan peninggalan purbakala lainnya di Propinsi Jambi. Dan
unsur Lokalnya tampa dari bangunan yang berbentuk rumah panggung dan atapnya yang
berbentuk limas. Unsur Eropa tanpak dari penggunaan lengkung pada pintu sedangkan uncur
China tampak dari penggunaan hiasan naga pada bumbungan atap dan penempatan patung
singa di pintu masuk kolam selain dari it, rumah ini juga terbuat dari batu makanya dikenal
dengan sebutan Rumah Batu karena pada saat itu hanya Rumah Pangeran Wiro Kusumo lah
yang terbuat dari Batu pada zaman tersebut. Dari nilai arsitektur yang terdapat dari rumah
batu tua Olak Kemang ini lah bisa kita ajarkan kepada anak didikan nantinya, dan kita bisa
jadikan rumah batu tua ini sebagai sumber belajar sejarah Indonesia zaman pengaruh Islam
pada peserta didik. Bukan hanya rumah batu tua tetapi perjuangan dan dakwah serta melawan
penjajah Belanda pada saat saat Sayyid Idrus jadi penguasa di Negeri Jambi juga bisa kita
ajarkan kepada peserta didik bagaimana Sayyid Idrus yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo
bisa menyebarkan ajaran Islam dengan mudah dan cepat berkembang di Negeri Jambi. Serta
cara beliau memimpin bisa kita ajarkan kepada peserta didik nantinya bagaimana jadi
16
17