Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
Tentang Pulau Penyengat

DISUSUN OLEH :
REZA WAHYUDI
M. RIZAL AIDIL AFRIANSYA
ANDI PRATAMA
MELY NUR WAHYUNI
ALYA INDAH JULISTA
NISA MAISYARAH
PUTRI LESTARI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BINTAN TIMUR


JURUSAN AKUTANSI
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Kata Pengantar:

Syukur Alhamdulillah sentiasa kami panjat kan kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran “SEJARAH
INDONESIA” dengan judul “Sejarah Kerajaan Melayu Di Pulau Penyengat” .
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan,kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatas nya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karna itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sejarah adalah mata pelajaran wajib yang perlu di pelajari oleh semua
siswa. Dengan mempelajari sejarah, diharapkan siswa dapat menghargai jasa
pahlawan terdahulu serta menarik subjek dari nilai nilai yang terkandung di
dalamnya. Melalui sejarah dapat di kembangkan nilai nilai dan kecakapan
social bagi siswa.
Selama ini mata pelajaran sejarah di identikan sebagai mata pelajaran yang
membosankan. Baik strategi, metode, maupun teknik pembelajaran lebih
banyak bertumpu pada pendekatan berbasis guru yang monoton. Guru
diposisikan sebagai pokok sumber informasi, menggunakan kaedah mengajar
bercorak hafalan dengan metode buku dan ceramah.sebagai akibat dari proses
pembelajaran seperti ini , siswa tampak kurang bersemangat mengikuti plajaran
dan seringkali menjadi bosan karena mereka tidak dirangsang untuk terlibat
secara aktivita dengan berbagai varian yang semestinya dilakukan guru agar
tercipta suasana belajar yang konduksif,dimana siswa dapat melibatkan diri
secara aktivitas dan kreativitas.
Pada faKtor nonsosial mencakup metode pembelajaran, dimana metode
pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses blajar mengajar .penggunaan metode pembelajaran yang menarik di
harapkan mampu membangkitkan motovasi dan rangsangan kegiatan blajar
siswa,membantu keefektifan proses pembelajaran,menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi plajaran serta memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang di
berikan.sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik ,membawa kesegaran
dan variasi baru bagi pengalaman blajar agar siswa tidak bosan.

1.2 Tujuan
Mengetahui sejarah melayu di kepri khususnya di pulau penyengat.
1.3 Metode dan Sumber
Metode : tidak langsung
Sumber : YOU TUBE DAN GOOGLE.
BAB II
HASIL PENULISAN YANG TELAH DILAKUKAN :

 Sejarah Pulau Penyengat


Kerajaan ini masih erat hubungannya dengan Kerajaan Johor di
Malaysia. Dulu, Kerajaa Johor mencari daerah baru untuk menyaingi
Melaka. Suatu hari, Kapal mereka di hantam badai dan akhirnya sembunyi
di hulu Sungai Carang. Akhirnya perlahan-lahan, daerah ini mulai ramai
oleh perdagangan. Sangking ramainya, suasana jadi riuh. Lama kelamaan
kawasan tersebut pun dinamakan Riau seperti yang kita kenal sekarang.
Pulau penyengat merupakan pusat pemerintahan Kesultananan Riau-
Lingga-Johor-Pahang. Pulau ini juga merupakan ‘Mas Kawin’ dari Sultan
Mahmud Syah kepada sang istri tercinta, Engku Putri Raja Hamidah ditahun
1803.

 Kisah Mesjid Terbuat Dari Telur


Di Pulau Penyengat, terdapat sebuah masjid. Masjid ini merupakan
Masjid Raya Sultan Riau. Konon katanya, salah satu bahan pembuat masid
ini adalah putih telur. Dengan warna kuning dan hijau. Warna kuning
melambangkan Kesejahteraan, sedangkan warna hijau merupakan symbol
agama.

Dahulu masjid ini terbuat dari papan kayu. Namun ditahun 1832, yang
Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman mengumumkan akan membangun
masjid tersebut. Masyarakat pun membangun masjid ini, ada yang
menyumbang tenaga, adapula yang menyuplai logistik, termasuk telur ayam
yang jumlahnya sampai berkapal-kapal. Karna takut mubazir tidak dimakan,
akhirnya telur ini dipakai untuk bahan perekat bangunan. Masjid ini
merupakan masjid kubah beton cor pertama di Indonesia.
Bangunan utama masjid berukuran 18x20 meter. Kubah nya
berjumlah 13 buah Ygberbentuk seperti bawang .jika ditambah jumlah
menara, total ada 17 buah menara dab kubah dimasjid ini. Angka tersebut
melambangkan jumlah rakaat shalat selama sehari semalam.

 Situs Bersejarah Lainnya


Pulau Penyengat tak hanya punya Masjid Sultan Riau saja, melainkan
ada juga situs bersejarah lainnya. Ada juga makam-makam para raja dan
pahlawan nasional Raja Ali Haji, serta kompleks istana kantor dan benteng
pertahanan bukit kursi.

( Istana Kantor )
(Benteng Pertahanan Bukit Kursi) (Makam Pahlawan Nasional)

 Imperium Melayu
Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah dan memiliki
kedudukan yang penting dalam peristiwan jatuh bangunnya Imperium Melayu,
yang sebelum terdiri dari wilayah Kesultanan Johor, Pahang, Siak dan Lingga,
khususnya di bagian selatan dari Semenanjung Melayu. Peran penting tersebut
berlangsung selama 120 tahun, sejak berdirinya Kerajaan Riau pada tahun 1722,
sampai akhirnya diambil alih sepenuhnya oleh Belanda pada 1911.

 Perang Saudara Tahta Johor


Awalnya pulau ini hanya sebuah tempat persinggahan armada-armada
pelayaran yang melayari perairan Pulau Bintan, Selat Malaka dan sekitarnya.
Namun pada tahun 1719 ketika meletus perang
saudara memperebutkan tahta Kesultanan Johor antara keturunan Sultan Mahmud
Syah yang dipimpin putranya Raja Kecil melawan keturunan Sultan Abdul Jalil
Riayatsyah yang dipimpin Tengku Sulaiman.
Pulau Penyengat mulai dijadikan kubu pertahanan oleh Raja Kecil yang
memindahkan pusat pemerintahannya dari Kota Tinggi (Johor) ke Riau di Hulu
Sungai Carang (Pulau Bintan). Perang saudara itu dimenangkan oleh Tengku
Sulaiman dan saudaranya yang dibantu oleh lima orang bangsawan Bugis Luwu,
yaitu Daeng Perani, Daeng Marewah, Daeng Chelak, Daeng Kemasi dan Daeng
Menambun. Yang mana seterusnya Tengku Sulaiman mendirikan kerajaan baru
yaitu Kerajaan Johor-Riau-Lingga, pada 4 Oktober 1722. Sedangkan Raja Kecil
menyingkir ke Siak dan seterusnya mendirikan Kesultanan Siak.

 Yang Dipertuan Muda Riau


Pada masa Kerajaan Johor-Riau-Lingga, Pulau Penyengat tetap berperan
sebagai pusat pertahanan sekaligus tempat kediaman dan pusat pemerintahan dari
Yang Dipertuan Muda Johor-Pahang-Riau-Lingga. Di kerajaan Riau-Lingga
terdapat dua posisi jabatan utama, yaitu Yang Dipertuan Besar atau Sultan yang
berkedudukan di Daik, Lingga dan Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di
Pulau Penyengat. Walaupun lebih rendah kedudukan Yang Dipertuan Muda, tetapi
dia mengatur pemerintahan, angkatan perang, perekonomian dan masalah-masalah
operasional lainnya.[1]

 Bangunan Bersejarah Masjid Raya Sultan Riau


Masjid ini awalnya dibangun oleh Sultan Mahmud pada tahun 1803.
Kemudian pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja
Abdurrahman, tahun 1832 masjid ini direnovasi dalam bentuk yang terlihat saat
ini. Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh 4
buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal
mengumandangkan adzan. Pada bangunan Masjid Sultan Riau terdpat 13 kubah
yang berbentuk seperti bawang. Jumlah keseluruhan menara dan kubah di Masjid
Sultan Riau sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat salat wajib lima
waktu sehari semalam.

Di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid terpdat bangunan tambahan yang
disebut dengan Rumah Sotoh (tempat pertemuan). Menurut sejarahnya, masjid
ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah
liat.

 Mushaf Al-Quran
Terdapat dua buah al-Quran tulisan tangan yang tersimpan di dalam Masjid
Sultan Riau Pulau Penyengat. Salah satu yang diperlihatkan kepada pengunjung
adalah hasil goresan tangan Abdurrahman Stambul, seorang penduduk Pulau
Penyengat yang dikirim oleh Kerajaan Lingga ke Mesir untuk memperdalam ilmu
Agama Islam, sekembalinya dari belajar dia menjadi guru dan terkenal dengan
"khat" gaya Istambul. Al-Quran ini diselesaikan pada tahun 1867 sambil mengajar.
Keistimewaan al-Quran Mushaf Abdurrahman Stambul ini adalah banyaknya
penggunaan "Ya Busra" serta beberapa rumah huruf yang titiknya sengaja disamarkan sehingga
membacanya cenderung berdasarkan interpretasi individu sesuai akal dan ilmunya.

 Istana Kantor
Istana Kantor adalah istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-
1857), atau juga yang disebut dengan Marhum Kantor. Selain digunakan sebagai
kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai
kantor oleh Raja Ali.

Istana Kantor berukuran sekitar 110 m2 dan menempati areal sekitar satu
hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Bangunan dan puing yang masih ada
memperlihatkan kemegahannya pada masa lalu.

 Balai Adat Melayu


Balai Adat Pulau Penyengat adalah replika rumah adat Melayu yang pernah
ada di Pulau Penyengat. Bangunan Balai Adat merupakan rumah panggung khas
Melayu yang terbuat dari kayu. Balai Adat difungsikan untuk menyambut tamu
atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting.

Di dalam gedung, kita dapat melihat tata ruang dan beberapa benda
perlengkapan adat resam Melayu, serta berbagai perlengkapan atraksi kesenian
yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu tertentu.

Di bagian bawah Balai Adat ini terdapat sumur air tawar yang konon sudah
berabad lamanya dan sampai sekarang airnya masih mengalir dan dapat langsung
diminum.

 Kesimpulan
Pulau Penyengat (atau Pulau Penyengat Inderasakti) adalah
sebuah pulau kecil di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang berjarak kurang
lebih 2 km dari pusat kota. Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850
meter, berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat ditempuh
dari pusat Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih
dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau. Di
pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang di antaranya
adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam
para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor
dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Pulau Penyengat juga merupakan tempat bersejarah yang terdapat banyak


tempat dan barang-barang bersejarah, oleh karna itu kita sebagai wisatawan yang
berkunjung harus menjaga tempat bersejarah tersebut .

Daftar Isi
BAB I ……………………………………………………………………………….
A. Pendahuluan ……………………………………………………………….
1. Latar Belakang …………………………………………………...
2. Tujuan …………………………………………………………….
3. Metode dan Sumber ……………………………………………...
BAB II ………………………………………………………………………………
B. Hasil Penulisan Yang Telah Dilakukan …………………………………..
1. Sejarah Pulau Penyengat ………………………………………..
2. Kisah Masjid Terbuat Dari Telur dan Kisah Lainnya ………..
3. Imperium Melayu ………………………………………………..
4. Perang Saudara Tahta Johor …………………………………...
5. Yang Dipertuan Muda Riau …………………………………….
6. Bangunan Bersejrah Masjid Raya Sultan Riau ……………….
7. Mushaf Al-Quran ………………………………………………..
8. Istana Kantor ……………………………………………………
9. Balai Adat Melayu ………………………………………………
KESIMPULAN …………………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai