Anda di halaman 1dari 12

Makalah Study Islam

Kerajaan Perlak

Nama Kelompok :1.Andre Putra A.(06)


:2.Firman Anta M.(13)
:3.M Haidar Al M.(16)
:4.M Khoirul E.(21)
:5.Novan Aditya P.(27)
:6.Setyo Budiyono.(34)
Kelas :X TMI E.
Mapel :Sejarah Indonesia.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah
SWT. Yang telah memberikan segala kemudahan
sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Indonesia Lama dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam
semoga tercurahkan kepada baginda alam, suri
teladan, Nabi Muhammad SAW. Dan juga bagi
keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga
akhir zaman. Kami menghaturkan banyak terima
kasih kepada semua guru yang telah mendidik kami
yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu di
ruang yang terbatas ini, atas bimbingan dan
arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa ucapan terima kasih
juga kami berikan kepada rekanrekan yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Adapun dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam rangka perbaikan
makalah ini. Dengan demikian, makalah ini
diharapkan menjadi bacaan yang dapat
menanmbah ilmu yang mudah dipahami dan
dipelajari dan semoga berguna bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Bab 1. Kondisi Geografis (Peta)

Bab 2.Kehidupan Politik

Bab 3.Kehidupam Ekonomi

Bab 4.Kehidupan Agama

Bab 5.Kehidupan Sosial Budaya


Bab 1(Kondisi Geografis)

Kondisi Geografis (Peta)

Kerajaan perlak diperkiraan berada di kecamatan


Peureulak, kabupaten Aceh timur l, Aceh, secara
letak geografis wilayah perlak sangat strategis
karena berhadapan dengan selat Malaka di sebelah
Utara, kondisi tersebut sangat cocok digunakan
sebagai bandar perdagangan.
Bab 2(Kehidupan Politik)

Kehidupan Politik
Kontroversi awal masuk Islam dan sekaligus
kerajaan/kesultanan Islam pertama di Nusantara,
telah memacu ahli untuk melakukan seminar
berulang kali. Di Medan pada 17-20 Maret 1963,
di Banda Aceh pada 10-16 Juli 1978, di Rantau
Kuala Simpang Aceh Timur ketika itu, pada
tanggal 25-30 September 1980, dan seminar
khusus tentang Peureulak, dalam rangka milad
ke-30 Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry pada 30
Oktober 2010. Hasil dan keputusan seminar di
Rantau Kuala Simpang Aceh Timur, menetapkan
Perlak sebagai kesultanan Islam pertama di
Nusantara Asia Tenggara, dan untuk kenangan
bagi generasi mendatang telah membangun
Monumen Islam Asia Tenggara (MONISA), dan
dengan dukungan semua pihak termasuk
pemerintah Aceh Timur ketika itu. Akan tetapi
sesuai dengan bergulirnya waktu, monumen itu pun
seperti ditelan masa, padahal benar-benar menjadi
tonggak sejarah, sumber informasi, sumber
inspirasi dan destinasi pariwisata Aceh berdimensi
sejarah-budaya yang menarik.10 Walaupun ada
kontroversi, menurut keterangan ahli, Perlak
sebagai satu kerajaan Islam ternama, tertua dan
sudah pernah dipimpin oleh 20 atau paling tidak
ada yang katakan 19 orang raja atau
sultannya.15 Adapun ahli yang berpendapat
demikiandi antaranya adalah Ali Hasjmy yang
merujuk pada naskah klasik sebagai catatan dari
Abu Ishak al-Makarani yang berjudul Risâlah
Idhar al-Haq fî Mamlakati Ferla wa al-Fasi, lalu
naskah Tazkirat Tabaqat Jumu’ Sultan al-Salatin
karya Syeikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi,
dan Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai.Dari
naskah-naskah ini disimpulkan bahwa Kerajaan
atau Kesultanan Perlak sebagai kerajaan Islam
pertama di Nusantara yang diproklamirkan pada
1 Muharram 225 H/ 840 M, dengan sultan
pertamanya Sultan Alauddin Sayyid Maulana
Abdil Aziz Syah. Kesultanan Peureulak berakhir
pada tahun 1292 M. Menurut catatan sejarah,
bahwa hubungan perdagangan antara Arab,
Persia, Cina, Eropa dan lain-lain dengan Nusantara
sudah berjalan sejak sebelum kedatangan Islam. M.
Arifin Amin mengutip Maharaja Onggang
Parlindungan, pengarang buku Tuanku Rao yang
menyebutkan sebelum lahir Nabi Muhammad SAW.
Bahkan sebelum lahir 8Isa a.s, orang-orang Persia
(sebelum Islam) telah mengadakan hubungan
perdagangan lewat jalan laut dengan Tiongkok.17
Dalam pada itu sebahagian pedagang Arab dan
Parsi telah membina perkampungan di rantau
Asia, di antaranya dengan Peureulak.7 Untuk
tempat persinggahan kapal mereka mendirikan
Rendezvous (tempat bertemu di tepi pantai) di
Bombay India dan di Perlak Aceh. Ketika itu Perlak
adalah sebuah kerajaan yang masyhur di kalangan
saudagar-saudagar Arab-Parsi karena letak
pelabuhannya yang strategik. Yang menjadi Raja
Perlak ketika itu ialah Maharaja Syahir Nuwi yang
berdarah Parsia campuran Siam.11 Perkembangan
Islam di Perlak dimulai ketika banyak keturunan
dari Ali bernama Ali ibn Muhammad ibn Ja8far
Shiddiq ibn Muhammad al-Baqir ibn Zainal
8Abidinibn Husein ibn Ali ibn Abi Thâlibdatang ke
Perlak. Kedatangan mereka disambut dengan baik
oleh orang-orang Perlak. Karena berasal dari
keluarga yang terhormat, Ali ibn Muhammad
dinikahkah kepada adik perempuan Maharaja
Syahir Nuwi. Pada tahun 173 H/790 M atau pada
abad I H/ 8 M, dicatat dalam sejarah bahwa
Khalifah Harun al-Rasyid, Khalifah Daulah
Abbasiyah mengirimkan satu armada dakwah
berjumlah seratus orang yang terdiri dari
bangsa Arab, Persia (Iran sekarang), dan India ke
Bandar Perlak. Rombongan tersebut disebutkan
sebagai Nakhoda Khalifah. Kedatangan Nakhoda
Khalifah ini disambut baik oleh Maharaja
Syahir Nuwi. Menurut cerita rakyat sekitar,
bahwa Bandar Khalifah untuk ibu kota
Kesultanan Perlak diambil dari nama nakhoda
Khalifah, yang telah ikut mempopulerkan bandar
dan kesultananini sebagai pusat niaga/perdagangan
internasional. Kehadiran rombongan dakwah
tersebut tentu saja semakin menguatkan Islam
dalam kehidupan rakyat Peureulak. Ini merupakan
usaha lanjutan dari proses islamisasi rakyat
Peureulak yang memang telah dilakukan sejak
masa Khalifah 8Umar Ibn Khaththâb. Sebagai
hasil dari pengaruh Islam yang cepat dalam
masyarakat Perlak, pada hari Selasa, 1 Muharram,
tahun 225 H /840 M, Maharaja Perlak
memproklamirkan secara resmi bahwa Perlak
sebagai kerajaan Islam yang pertama di Asia
Tenggara. Yang menjadi Raja pertama ditabalkan
menantunya yaitu 8Abdul 8Aziz dengan gelaran
Sultan 8Alaiddin Mualana Abdul 8Aziz Syah.
Pada hari peresmiannya, Bandar Perlak ditukar
namanya menjadi Bandar Khalifah sebagai
kenangan dan penghargaan kepada rombongan
Nakhoda Khalifah yang telah berperan
mengembangkan Islam di Perlak. Bandar Khalifah
begitu terkenal di kalangan para pedagang Arab
dan non-Arab sekalipun, karena telah

Bab 3(Kehidupan Ekonomi)

Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Perlak
Kesultanan Perlak dikenal sebagai penghasil kayu
perlak. Jenis kayu ini merupakan bahan baku untuk
pembuatan kapal. Selain itu, Perlak juga kaya akan
hasil bumi yang turut bersaing dalam perdagangan
internasional di Selat Malaka yaitu lada dengan
daerah penghasil utamanya di Aceh sedangkan
Perlak sebagai penguasa di pantai Timur Sumatra.

Hal inilah yang menyebabkan para pedagang yang


berasal dari Arab, Mesir, Gujarat, dan Persia
tertarik untuk mendatangi daerah Perlak yang
dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat maju.
Kondisi tersebut membuat sering terjadinya
pernikahan campuran antara para pedagang
muslim dengan penduduk setempat. Di samping itu,
Perlak juga telah memiliki mata uang tersendiri.
Mata uang tersebut diketahui terbuat dari emas
(dirham), perak ( kupang), dan tembaga atau
kuningan.

Bab 4(Kehidupan Agama)

Kehidupan Agama
Pada tahun 30 Hijriyah atau 651 masehi, Khalifah
Usman bin Affan mengirim delegasi ke Cina.
Delegasi tersebut bertugas memperkenalkan agama
islam. Waktu itu hanya berselang sekitar 20 tahun
dari wafatnya Rasulullah SAW.dalam perjalanan
laut yang memakan waktu empat tahun ini,para
utusan usman Nusantara. Beberapa tahun
kemudian, tepatnya tahun 674 Masehi, Dinasti
Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di
pantai barat sumatra. Kesultanan Perlak adalah
islam pertama di Nusantara, kerajaan ini berkuasa
pada tahun 840 hingga 1292 Masehi di sekitar
wilayah Peureulak atau perlak. Kini wilayah
tersebut mask dalam wilayah Aceh Timur, Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam.

Bab 5(Kehidupan Budaya)

Kehidupan Budaya
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Perlak
Kerajaan Pereulak merupakan kerajaan Islam
tertua di Indonesia dan memerintah dengan waktu
yang cukup lama. Kerajaan Pereulak mengalami
kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan
Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II
(622-662 H/1225-1263 M) terutama kemajuan
dalam bidang pendidikan Islam dan dan perluasan
dakwah Islamiah.
Kekayaan-kekayaan hasil alam dan didukung
dengan wilayah yang strategis membuat kerajaan
Pereulak menjadi sangat terkenal. Para pedagang
yang berasal dari Persia, Gujarat dan India sangat
tertarik untuk datang ke wilayah Pereulak karena
sangat terkenal sebagai penghasil kayu Pereulak
yang dikenal bagus untuk pembuatan kapal.

Dengan kedatangan para pedagang muslim dari


berbagai wilayah tersebut, tentunya diiringi dengan
menyebarnya agama Islam di kerajaan Pereulak.
Para pedagang tersebut juga menjadi saluran
islamisasi untuk menyebarkan ajaran Islam. Para
pedagang tersebut tentunya membawa perubahan
sosial budaya bagi masyarakat Pereulak, misalnya
adalah strategi-strategi perdagangan. Selain itu juga
terjadi islamisasi melalui pernikahan antara para
pendatang dengan pribumi sehingga terjadi adanya
akulturasi budaya antara masyarakat Pereulak
dengan para pedagang Arab tersebut.

Anda mungkin juga menyukai