Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

SEJARAH MAKAM DAN MUSEUM MALIKUSSALEH

Dosen Pengampu : Dr. FAJRIANA, S.Si.,M.Si

Oleh:

Kelompok 2

DEVIA DWI ANJELINA TRG (200710020)


NURMALIS (200710014)
RIZKA WALIDA KHUSNA ( 200710021)
RIZA NURAKMALIA (200710017)
M.GHAZI AL GHIFARI (200710018)
RAISAH (200710012)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
mata kuliah Kemalikussalehan, yaitu tentang sejarah makam dan museum
malikussaleh. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. FAJRIANA,
S.Si.,M.Si selaku dosen pengampu dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Aamiin

Lhokseumawe, 18 Juni 2021

Kelompok 2

2
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………...2
Daftar isi…………………………………………………………………………….. 3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………….4
1.1 Latar belakang………………………………………………………………….4
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………..4
Bab II Pembahasan………………………………………………………………….5
A. MAKAM SULTAN MALIKUSSALEH………………………………….5
B. DIDIRIKANNYA MUSEUM SULTAN MELIKUSSALEH …..............7
Bab III Penutup…………………………………………………………………….10
Kesimpulan……………………………………………………………………….10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kabupaten Aceh Utara adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi


Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia .Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari
Lhokseumawe ke Lhoksukon, menyusul dijadikannya Lhokseumawe sebagai kota
otonomi.

Sejarah Aceh Utara tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan


Kerajaan Islam di pesisir Sumatera yaitu Samudera Pasai yang terletak di Kecamatan
Samudera. Sumber-sumber sejarah peradaban Kerajaan Samudra Pasai terbatas pada
buku Hikayat Raja Pasee, cerita Marcopolo, cerita Ibnu Batutah, serta cerita-cerita
rakyat.

Di Kabupaten Aceh Utara terdapat beberapa kecamatan. Salah satunya adalah


Kecamatan Samudera. Di Kecamatan Samudera terdapat situs peninggalan sejarah
yang berasal dari Kerajaan Samudra Pasai. Hal ini dibuktikan dengan adanya benda-
benda cagar budaya yang berasal dari kerajaan tersebut. Sebagai contohnya adalah
Makam Malikussaleh dan Makam Sultan Muhammad (Malikul Dhahir) di Desa
Beuringin Kecamatan Samudera.

1.2 Tujuan

Memotivasi para Generasi muda untuk tetap mengenal sejarah lebih tepatnya
sejarah makam Malikussaleh agar menambah wawasan tentang sejarah

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. MAKAM SULTAN MALIKUSSALEH


Sultan Malikussaleh adalah sultan pertama Kesultanan Samudera Pasai. Ia
memerintah mulai tahun 1267. Sultan Malikussaleh satu-satunya raja yang bisa
membaca Al-quran pada abad 13 dahulu. Maka, beliau mulanya bernama Meurah
Silu akhirnya bergelar Malikkussaleh yang artinya Malik yang saleh. Ia adalah
keturunan dari Sukee Imeum Peuet. Sukee Imeum Peuet adalah sebutan untuk
keturunan empat maharaja/meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer
(Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh pra-Islam,
diantaranya Maharaja Syahir Po-He-La yang mendirikan Kerajaan Peureulak di Aceh
Timur, Syahir Tanwi yang mendirikan Kerajaan Jeumpa di Bireuen, Syahir Poli (Pau-
Ling) yang mendirikan Kerajaan Sama Indra di Pidie dan Syahir Nuwi yang
mendirikan Kerajaan Indra Purba di Banda Aceh dan Aceh Besar. Nama
Malikussaleh kini diabadikan sebagai Bandar Udara Malikus Saleh dan Universitas
Malikussaleh (UNIMAL) di Aceh Utara.

BAB 3

5
Makam Sultan Malikussaleh terletak di Gampong Beuringin, Kecamatan Samudera,
Aceh Utara, merupakan situs bersejarah yang monumental di Nusantara, bahkan di
Asia Tenggara. Sebab, Sultan Malikussaleh adalah pendiri Kerajaan Islam Samudera
Pasai, Meurah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh atau dikenal sebagai Malikussaleh.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ziarah ke Makam Sultan
Malikussaleh, Pendiri Kerajaan Samudra Pasai.

Diceritakan dalam sejarah ketika Battutah mendarat di sebuah tempat yang sangat
subur. Perdagangan di daerah itu sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata
uang emas. Ia semakin takjub karena ketika turun ke kota ia mendapati sebuah kota
besar yang sangat indah dengan dikelilingi dinding dan menara kayu. Kota
perdagangan di pesisir itu adalah ibu kota Kerajaan Samudera Pasai. Samudera Pasai
(atau Pase jika mengikuti sebutan masyarakat setempat) bukan hanya tercatat sebagai
kerajaan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Islam di Nusantara. Pada
masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, Samudera Pasai berkembang menjadi
pusat perdagangan internasional. Pelabuhannya diramaikan oleh pedagang-pedagang
dari Asia, Afrika, Cina, dan Eropa.

Ibnu Bathutah juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal
Sultan Pasai di negeri Cina. Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa
utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain

6
juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat
pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas
dengan kerajaan luar.

Berdasarkan cerita-cerita kunjungan negara lain. Ada perbedaan pendapat mengenai


kerajaan ini. Hal ini disebabkan karena ada yang memisahkan antara nama Pasai dan
Samudera. Tapi catatan Tiongkok tidak memisahkan nama kerajaan ini dan meyakini
ini adalah satu kerajaan. Sedangkan Marco Polo dalam catatan perjalanannya menulis
daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke
utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).

Selama masa pemerintahan Sultan Malik As-Saleh. Sultan menikah dengan putri dari
Kerajaan Perlak yaitu Gangang Sari. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sultan Malik
Az-Zahir I. Pada Masa Pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir ini Kerajaan mengalami
masa keemasan. Sultan Malik Az-Zahir I memperkenalkan pertama kali penggunaan
emas di lingkungan kerajaan. Hal inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera
Pasai menjadi pusat perdagangan terbesar di Sumatera pada saat itu. Kerajaan juga
menjadi terkenal sebagai tempat penyebaran agama Islam.

B. DIDIRIKANNYA MUSEUM SULTAN MALIKUSSALEH

Untuk mengenang kisah beserta peninggalan kerajaan Samudera Pasai yang


dipimpim oleh Sultan Malikussaleh, maka dibangun sebuah meseum yang terletak tak
jauh dari makam tersebut.

7
Peresmian museum tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan
penandatanganan prasasti oleh Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib didampingi
oleh Wakil Bupati Fauzi Yusuf, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh
Utara Saifullah, MPd, dan Duta Museum Aceh Drs Mujiburrizal, SSn, MA.
Bupati H Muhammad Thaib dalam arahannya mengatakan pihaknya sangat
mengapresiasi kerja lintas sektor bidang kebudayaan yang telah membidani
berdirinya Museum Islam Samudera Pasai. Meskipun saat ini dengan prasarana yang
terbatas, tapi diyakini keberadaan museum ini akan menambah daya tarik bagi
masyarakat lokal, juga masyarakat luar, untuk berkunjung ke kawasan situs Kerajaan
Samudera Pasai di Aceh Utara.
Museum ini mengoleksi benda-benda bersejarah peninggalan abad VIII.
Museum yang terletak di tengah kota ini menyimpan 500 jenis benda tradisional dan
artefak sejarah. Benda tertua di museum ini adalah piring dan mangkok keramik yang
ditemukan di kawasan situs purbakala Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam
tertua di Nusantara. Selain itu, museum juga memiliki koleksi mata uang dirham:
mata uang dari emas yang berfungsi sebagai alat pembayaran masa kerajaan Aceh
Darussalam.
Museum yang dikelola Yayasan Malikussaleh ini pun mengoleksi 1.050 buku,
50 kitab, dan 20 hikayat perang Sabil. Kitab berhuruf Arab Jawou ditulis Tengku
Chik Awe Geutah, seorang ulama besar dari Beruen, juga menghiasi museum.
Sedangkan 20 hikayat yang terdapat di dalamnya sebagian besar berisi kisah yang
menggugah semangat jihad warga Serambi Mekah saat berperang melawan
kolonialisme Belanda.

8
Selain menjadi tempat simpan benda-benda bersejarah milik Samudera
Pasai, museum tersebut diharapkan bisa menjadi tempat belajar bagi
generasi bangsa agar tahu banyak tentang sejarah, terutama sejarah tentang
Islam di nusantara.

9
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan dilestarikannya makam dan museum malikussaleh kini
banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut untuk mengetahui
sejarah tentang kerajaan Samudra Pasai yang sangat berguna di era
modern ini agar para generasi muda dapat memahami situs sejarah.

10
Daftar Pustaka
Molana, Datuk Haris. "Kisah Juru Kunci Makam Raja Islam Pertama di
Nusantara". detikTravel. Diakses tanggal 2019-11-02.

"Rindu Sosok Sultan Al-Malik Ash-Shalih - PORTALSATU.com". portalsatu.com.


Diakses tanggal 2019-11-02.

"Pemerintah Aceh | Kerajaan Samudera Pasai". www.acehprov.go.id. Diarsipkan


dari versi asli tanggal 2019-11-02. Diakses tanggal 2019-11-02.

Aceh, Asmawy. "ACEH". Diakses tanggal 2019-11-02.

11

Anda mungkin juga menyukai