Anda di halaman 1dari 55

KARAKTERISTIK AKTIVITAS MASYARAKAT SEBAGAI PENGRAJIN

ANYAMAN BAMBU DI DESA CIGADOG KECAMATAN LEUWISARI


KABUPATEN TASIKMALAYA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


dalam Rangka Penyusunan Skripsi

Oleh,
Ardan Syaiful Amri
142170130

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK AKTIVITAS MASYARAKAT SEBAGAI PENGRAJIN


ANYAMAN BAMBU DI DESA CIGADOG KECAMATAN LEUWISARI
KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh,
Ardan Syaiful Amri
142170130

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


dalam Rangka Penyusunan Skripsi

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Nandang Hendriawan, M.Pd. Yani Sri Astuti M.Pd.


NIP 19540627 198601 100 1 NIDN 0404057701

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh swt yang senantiasa

melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis mampu menyusun dan

menyelesaikan skripsi penelitian ini.

Adapun judul Proposal Penelitian ini adalah Karakteristik Aktivitas

Masyarakat Sebagai Pengrajin Anyaman Bambu Di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

Maksud dan tujuan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah

satu syarat dalam rangka penyusunan skripsi. Adapun isi dari proposal

penelitian ini adalah mengkaji tentang karakteristik pengrajin anyaman bambu

di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, dan apakah

kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Proposal

Penelitian ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, Definisi

Operasional, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Landasan Teoretis,

Kerangka Penelitian, dan Prosedur Penelitian.

Penulis menyelesaikan proposal penelitian ini secara maksimal, oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk

perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis ucapkan semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua, khususnya penulis.

Tasikmalaya, 11 Mei 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Definisi Operasional ................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 5
1. Kegunaan Teoretis .................................................................................. 5
2. Keguanaan Praktis .................................................................................. 6
F. Landasan Teoretis ...................................................................................... 6
1. Kajian Teoretis ........................................................................................ 6
2. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22
G. Kerangka Penelitian ................................................................................. 25
H. Hipotesis .................................................................................................... 26
I. Prosedur Penelitian .................................................................................. 26
1. Metode Penelitian .................................................................................. 26
2. Variabel Penelitian ................................................................................. 27
3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
4. Instrumen Penelitian .............................................................................. 30
5. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 31
6. Langkah-langkah Penelitian .................................................................. 32
7. Teknik Pengelolaan dan Analisis ........................................................... 34
8. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penelitian yang Relevan ............................................................. 23


Tabel 1.2 Jumlah Populasi Penduduk Desa Cigadog ................................. 31
Tabel 1.3 Sampel Penelitian ....................................................................... 32
Tabel 1.2. Rencana dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................. 35

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Studi Alur Penelitian ................................................................... 25

vi
1

KARAKTERISTIK AKTIVITAS MASYARAKAT SEBAGAI PENGRAJIN


ANYAMAN BAMBU DI DESA CIGADOG KECAMATAN LEUWISARI
KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Latar Belakang

Industri perdagangan di Indonesia sebagai negera berembang

sangatlah esensial sebagai landasan pembangunan dan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Industri merupakan sentral ekonomi masyarakat

pada masa sekarang ini dan merupakan motor penggerak yang memberikan

dasar bagi peningkatan kemakmuran hidup masyarakat. Industri juga akan

meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuannya

memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam.

Menurut Suharyono (2005:50), stuktur mata pencaharian sering

dipakai untuk membandingkan tingkat kemajuan ekonomi wilayah. Dengan

adanya industi kecil seperti pengrajin anyaman bambu maka dapat

meningkatkan produktivitas tenaga manusia dan juga sebagai penyokong

perekonomian negara. Dengan kuatnya perekonomian di tingkat bawah

maka akan menjadi penopang industri-industi besar sehingga

perkembangan perekonomian negara kita di harapkan semakin kuat. Home

Industry dan industri kecil juga dapat berperan dalam menyediakan

sumbangan pada pendapatan daerah dan menyediakan kesempatan kerja di

sektor pertanian. Selain itu juga sebagai solusi pada saat penyempitan

lapangan pekerjaan.

Pada umumnya saat penyempitan lahan terjadi dimana-mana dan

kesempatan kerja menjadi semakin terbatas. Home Industry dapat dianggap

sebagai respon terhadap berbagai perubahan struktur pendapatan pedesaan,


2

home industry dalam berbagai bentuknya merupakan reaksi langsung

terhadap kemunduran. Home Industry kemudian memberikan alternatif

pekerjaan dan pendapatan sebagai tambahan yang diperoleh dari sektor

pertanian. Oleh karena itu home industry merupakan indikator penting

dalam melihat kesejahteraan masyarakat desa. Keberadaan Home Industry

disini dapat dilihat sebagai kegiatan alternatif dalam usaha masyarakat

dalam upaya memaksimalkan kesejahteraan.

Kerajinan anyaman merupakan industri kecil menengah yang hasil

industrinya dipasarkan tidak hanya di daerah bahkan sudah sampai keluar

kota. Dengan bentuk yang beraneka ragam dan kreatifitas yang mengikuti

kebutuhan pasar. Masyarakat menyadari pembangunan sudah mulai

berkembang sangat pesat mulai dari pembangunan ekonomi, sosial, dan

budaya.

Bambu sebagai bahan baku kerajinan anyaman mudah ditemukan di

sebagian kebun-kebun milik masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan

Leuwisari. Dengan demikian masyarakat setempat tidak perlu sulit

mendapatkan pohon bambu sebagai bahan baku pembuatan kerajinan

anyaman. Maka dari itu pengrajin anyaman bambu hampir tersebar di

seluruh Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari. Anyaman bambu menjadi

salah satu peluang usaha yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di

Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari. Masyarakat memposisikan dirinya

sebagai pengrajin anyaman bambu karena bambu mudah diolah serta bambu

yang menjadi bahan baku pembuatan anyaman dapat mudah di dapatkan di

sekitar tempat tinggalnya, terlebih lagi adanya keberadaan hutan rakyat


3

yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh masyarakat di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari.

Para pengrajin anyaman bambu mampu membuat berbagai produk

dan inovasi seperti: lampu hias bambu, kipas angin bambu, boboko,

ornamen bambu, dan lainnya. Dengan adanya industri kerajinan anyaman

membawa dampat positif bagi warga sekitarnya. Pengrajin bambu

merupakan mata pencaharian sampingan masyarakat di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Kreativitas pengrajin

bambu ini sangat identik dengan masalah-masalah sosial terutama di bidang

sosial ekonomi.

Keunggulan desa ini dibanding desa lain ialah, sebagian besar

masyarakat Cigadognya berperan dalam menambah penghasilan. Namun

secara sosial, mereka para pengrajin yang menggeluti profesi ini ialah

masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah.

Berdasarkan latar belakang inilah peneliti ingin melakukan

penelitian untuk mengetahui karakteristik aktivitas masyarakat sebagai

pengrajin anyaman bambu di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari.

Dengan melihat latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan mengambil judul “Karakteristik Aktivitas Masyarakat

Sebagai Pengrajin Anyaman Bambu Di Desa Cigadog Kecamatan

Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya”.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

permasalahan yang diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin

anyaman bambu di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya?

2. Apakah kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan

bagi masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya?

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari terjadinya

salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan

mengenai variabel yang ada dalam judul penelitian yang penulis ajukan

sebagai berikut:

1. Karakteristik masyarakat adalah orang-orang yang hidup secara

bersama-sama dengan segala norma dan budaya yang ada didalamnya

tanpa melihat strata sosial.

2. Anyaman Bambu adalah sebuah kerajinan yang dilihat dengan teknik

susup menyusup, dengan bahan baku bambu yang telah diproses

sebelumnya.

3. Pengrajin Anyaman Bambu adalah orang-orang yang kesehariannya

atau mata pencahariannya sebagai pengrajin anyaman bambu yang


5

dibuat menggunakan teknik menyusup dengan bambu sebagai bahan

bakunya.

4. Dalam penelitian ini dimaksudkan yang mengolah bahan baku jenis

bambu tertentu menjadi barang pakai dengan menggunakan dianyam

atau sejenisnya, produksinya berupa alat-alat rumah tangga dan hiasan.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin

anyaman bambu di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui apakah kerajinan anyaman bambu dapat

meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan memiliki nilai

kegunaan bagi semua pihak terkait dengan topik penelitian ini. Adapun

kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu sebagai

berikut:

1. Kegunaan Secara Teoretis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu Kerajinan


6

Anyaman Bambu, khususnya Kerajinan Anyaman Bambu di Desa

Cigadog.

2. Kegunaan Secara Praktis

a. Bagi Peneliti, dapat mengetahui karakteristik aktivitas masyarakat

sebagai pengrajin anyaman bambu serta mengetahui apakah

kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan bagi

masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari. Serta sebagai

salah satu syarat menyelesaikan Ujian Proposal Geografi dan

berguna bagi peneliti dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan

tentang penelitian yang dikaji.

b. Bagi Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

gambaran serta informasi mengenai kerajinan anyaman bambu bagi

masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya.

c. Bagi Pemerintah, semoga penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

langkah awal bagi pemerintah untuk memulai mengembangkan

kerajinan anyaman bambu di Kabupaten Tasikmalaya, khususnya di

Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari.

F. Landasan Teoretis

1. Kajian Teoretis

a. Geografi Ekonomi

Menurut Sumaatmadja (1988:54-55), dalam meninjau dan

menganalisis struktur ekonomi suatu wilayah, lingkungan Geografi


7

dijadikan dasar yang mempengaruhi perkembangan aktivitas

ekonomi penduduk di wilayah yang bersangkutan. Berdasarkan

struktur ekonomi yang menjadi subjek studinya, Geografi ekonomi

dapat diuraikan menjadi: Geografi pertanian, Geografi industri,

Geografi perdagangan, Geografi Transportasi, dan komunikasi.

Geografi ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang

bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan

demikian, titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur

ekonomi manusia yang termasuk kedalamnya bidang pertanian-

industri-perdagangan-transportasi-komunikasi dan lain-lain. Dalam

analisis Geografi ekonomi, faktor lingkungan alam ditinjau sebagai

faktor pendukung (sumberdaya) dan penghambat struktur aktivitas

ekonomi penduduk.

b. Pengertian Industri

Menurut Banowati, Eva (2014:173-175), industri merupakan

suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi brang setengah jadi

atau barang jadi. Menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian menyebutkan bahwa

industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi

barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Dengam demikian, industri adalah bagian dari proses

produksi, yang bahan-bahannya diambil secara langsung (namun


8

tidak digunakan langsung manusia) maupun tidak langsung, dan

kemudian barang itu dioleh hingga akhirnya menjadi barang yang

bernilai bagi manusia. Kegiatan di bidang industri itu kita sebut

perindustrian. Maka dikenal beberapa istilah bidang industri yaitu:

1) Kegiatan ekonomi adalah aktivitas manusia dalam rangka

pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk menghasilkan barang

maupun jasa

2) Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari

sumberdaya alam, misalnya kayu, karet, ikan, kapas, bijih besi,

batu kapur dll.

3) Bahan baku adalah bahan baku yang diolah maupun tidak diolah

yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam

industri, sebagai contoh:

a) Lempengan besi/baja sebagai bahan baku industri mobil,

kawat, pipa, tiang listrik maupun telepon dll.

b) Kapas dipintal menjadi benang yang selanjutnya untuk

industri tekstil.

c) Kelapa sawit diolah menjadi minyak sebagai bahan baku

industri margarin.

d) Pulp (bubur kayu) sebagai bahan baku industri kertas.

4) Barang setengah jadi adalah bahan mentah maupun bahan baku

yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri

yang dapat diproses lanjut menjadi barang jadi. Contohnya


9

adalah kain untuk industri pakaian (garmen), kertas untuk

barang-barang cetakan, dll.

5) Barang jadi adalah barang hasil industri yang telah diolah

dengan teknologi baru dan sudah siap pakai untuk dikonsumsi

akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya:

industri mebel, pakaian, semen, dll.

6) Kegiatan rancang bangun adalah kegiatan industri yang

berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik

secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.

7) Perekayasaan industri adalah kegiatan indusri yang

berhubungan dengan perancangan pembuatan mesin atau

peralatan pabrik dan peralatan indusri.

8) Mengolah menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunanya, maksudnya adalah menjadikan barang itu lebih

tinggui baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya.

Menurut Sumaatmadja (1988:180), industri yaitu

komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku,

sumberdaya energi, iklim dengan segala proses alamiahnya,

sedangkan menurut Abdurachmat (1983:1), industri merupakan

salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting, menghasilkan

berbagai kebutuhan hidup manusia mulai makanan, minuman,

pakaian dan peralatan rumah tangga sampai perumahan dan

kebutuhan hidup lainnnya. Dalam arti luas industri adalah semua

usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang produktif. Industri


10

dalam arti sempit adalah segala usaha-usaha dan kegiatan yang

sifatnya mengubah dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi

atau setengah jadi.

Menurut Abdurachmat (1983:5-6), di Indonesia macam dan

usaha kegiatan industri dikelompokan kedalam empat golongan:

Kelompok I : Aneka Industri dan Kerajinan, yang terdiri atas:

1) Industri makanan dan minuman,

2) Industri kerajinan logam: emas, perak, tembaga,

dll,

3) Industri kerajinan bukan logam: anyaman kulit,

tembikar, dll.

Kelompok II : Industri Logam dan Elektronika, terdiri dari:

1) Industri logam dasar: besi /baja (termasuk industri

pipa, kawat, baja, dll) dan industri logam non-ferro

(timah, kabel, dll)

2) Industri mesin: kendaraan, mesin-mesin, industri

kapal, dll.

3) Industri Elektronika: radio, TV, dan alat-alat listrik

lainnya.

Kelompok III : Industri Kimia, termasuk kedalamnya:

Industri pupuk, industri ban, industri gelas, industri

garam, industri gas, dll.

Kelompok IV : Industri Sandang dan Tekstil, termasuk kedalamnya:

1) Industri serat sintesis (rayon),


11

2) Industri pemintalan dan pertenunan,

3) Industri perajutan,

4) Industri pakaian jadi (konfeksi)

Menurut Kartawan (2010:230), perusahaan industri

merupakan jenis usaha yang kegiatan utamanya melakukan proses

perubahan bentuk dari bahan baku menjadi bahan jadi. Adapun

industri ditinjau dari sudut pandang geografi yaitu industri sebagai

suatu sistem yang merupakan perpaduan subsistem fisis dengan

subsistem manusia. Secara konvensional industri diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu:

1) Industri Primer, yaitu industri yang mengolah bahan-bahan

pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan

pertambangan.

2) Industri Sekunder, yaitu industri yang mengolah hasil-hasil

indsutri primer dan bahan-bahan lain yang tidak termasuk

industri primer.

3) Industri Tersier, yaitu industri yang sebagian besar meliputi

industri jasa dan perdagangan atau industri yang mengolah

bahan sekunder.
12

c. Pengertian Masyarakat

Dalam bahasa inggris masyarakat disebut society asal

katanya socius yang berarti kawan. Sedangkan istilah masyarakat itu

sendiri berasal dari akar kata Arab, yaitu syaraka, yang berarti ikut

serta dan berpartisipasi. Adanya saling bergaul tentu karena adanya

bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia

sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain

dalam lingkungan sosial yang merupakan suatu kesatuan.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling

bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu

kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-

warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain masyarakat adalah

kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat

istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu

rasa identitas bersama. Mahfud (2015:156-157).

Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk

aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai

perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam

lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Parah ahli seperti

Maclvet, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya saling

bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma,

cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama

sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang


13

bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

(Soelaeman, Munandar:63).

Begitupun menurut M. Setadi, Elly (2008:81), masyarakat

adalah kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan

antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan

perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara

berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian masyarakat terdiri dari beberapa unsur:

1) Manusia yang hidup bersama,

2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama,

3) Mereka menyadari akan kesatuan maupun perbedaan,

4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

d. Pengertian Pengrajin

Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang-

barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan

berkaitan dengan kerajinan tertentu.

Orang-orang yang melakukan suatu kegiatan yang tidak

dilakukan oleh mesin atau teknologi bisa dikatakan perajin karena

melakukannya dengan dirinya sendiri bukan oleh alat yang lain.

Jadi kesimpulan dari pernyataan diatas pengrajin adalah

orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau

orang yang mempunyai keterampilan yang berkaitan dengan


14

karajinan tertentu atau yang mempunyai keterampilan khusus yang

tidak dimiliki orang lain pada umumnya.

e. Pengertian Anyaman

Anyaman merupakan proses menyilangkan bahan-bahan dari

tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu kumpulan yang kuat dan

boleh digunakan. Bahan-bahan yang boleh digunakan antara lain

lidi ,buluh, pandan, akar, mengkuang dan sebagainya, bahan

ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut. Biasanya pengolahan

seni anyaman ini dilakukan dengan alat yang masih sederhana

seperti pisau pemotong, pisau penipis, tang dan catut bersungut

bundar, yang membutuhkan kreativitas tinggi, ide, perasaan

pemikiran dan kerajinan tangan.

Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang

masih ditekuni sampai saat ini. Disamping banyak kegunaannya

juga karena unsur kemudahannya. Saat ini anyaman banyak

mengalami perkembangan mulai dari bentuk dan motif yang

bervariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan menoton.

Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan

keterampilan masyarakat dalam pembuatan barang dengan cara atau

teknik susup menyusup, tindih menindih dan saling lipat melipat

antara lungsing dan pakan sehingga saling menguatkan antara satu

dengan lainnya.

Menurut Sumiati (1989:23), anyaman ialah membuat barang

dengan cara atau teknik susup menyusup antara lungsing dengan


15

pakan. Dalam kamus bahasa Indonesia (1988) anyaman diartikan

sebagai mengayam, mengatur (bilah , daun pandan dan sebagainya)

tindih menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan

bakul).

Menurut Arif dalam blognya tersedia di

(http://ariefoer.blogspot.com/2012/10/pengertian-anyaman.html),

anyaman merupakan seni yang mempengaruhi kehidupan dan

kebudayaan masyarakat melayu.

Mengayam bermaksud proses menjaringkan atau

menyilangkan bahan-bahan dari ada tumbuh-tumbuhan untuk

dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Bahan

tumbuh-tumbuhan yang boleh digunakan ialah lidi, rotan, akar,

bilah, pandan, mengkuang dan beberapa bahan tumbuhan lain yang

di keringkan. Bahan ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut.

Mengayam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia.

Konon kegiatan ini ditiru manusia dari burung menjaring ranting-

ranting menjadi bentuk yang kuat.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

anyaman merupakan keterampilan tangan dengan teknik susup

menyusup, tindih menindih dan saling silang menyilang antara satu

dengan yang lain.

f. Asal-usul Anyaman

Menurut Arief dalam blognya tersedia di:

(http://afiefoer.blogspot.com/2012/10/asal-usul-anyaman.hmtl),
16

seni anyaman adalah milik masyarakat melayu yang masih sangat

dikagumi dan digemari saat ini. Kegiatan seni anyaman telah ada

semenjak zaman dahulu kala, hal ini dapat dilihat pada rumah orang-

orang zaman dahulu dimana dinding rumah mereka dianyam dengan

menggunakan buluh dan kehalusan seni anyaman itu masih bertahan

hingga saat ini. Rumah yang berdinding dan beratapkan nipah tidak

panas, karena lapisan daun nipah yang tebal. Seni anyaman bermula

dan berkembangnya tanpa menerima pengaruh luar.

g. Sejarah Anyaman

Anyaman merupakan seni tradisi yang mempunyai tradisi

pengaruh dari luar. Perkembangan sejarah anyaman adalah sama

dengan perkembangan seni tembikar. Jenis senin anyaman pada

masa Neoitik kebanyakan adalah menghasilkan tali, rumah dan

keperluan hidupnya. Bahan dari pada akar dan rotan adalah bahan

asas yang digunakan bahan untuk menghasilkan anyaman.

Menurut Zainun, tersedia di

(http://anyamankala.blogspot.com) menyatakan, pada zaman

pemerintahan Long Yunus di Negeri Klantan penggunaan anyaman

digunakan untuk raja. Anyama tersebut dipanggil dengan nama

“Tikar Raja” yang dibuat dari pohon bambu dan rotan. Ada beberapa

hal yang harus diketahui tentang sejarah anyaman yaitu:

1) Dipercaya seni graf tangan muncul dan berkembang tanpa

pengaruh budaya luar.


17

2) Pada zaman dahulu, kegiatan anyaman dilakukan oleh kaum

wanita untuk mengisi masa senggang dan bukan sebagai mata

pencaharian utama.

3) Hasil graf tangan dijadikan alat untuk kegunaan sendiri atau

sebagai hadiah untuk anak, saudara atau sahabat. Hadiah

sebagai tanda terima kasih atau kenang-kenangan.

4) Seorang wanita dianggap tidak mempunyai sifat kewanitaan

yang lengkap jika tidak mahir menganyam.

5) Proses anyaman biasanya dijalankan oleh kaum wanita, lelaki

hanya menolong/membantu menetap daun dan memprosesnya.

6) Perusahaan anyaman biasanya dilakukan secara individu dan

secara kecil-kecilan yang merupakan salah satu usaha ekonomi

bagi orang-orang dikampung.

h. Jenis-jenis Anyaman

Menurut Purnamasari, Eri, dalam blognya tersedia di:

(http:// http://eripurnamasari02.blogspot.com/2015/02/macam-

jenis-teknik-dan-produk-anyaman.html), macam-macam anyaman

sebagai berikut:

1) Anyaman Mengkuang, terbuat dari daun mengkuang. Contoh:

tikar, tudung saji, dan lain-lain.

2) Anyaman Pandan, terbuat dari daun pandan duri. Contoh: tikar

sembahyang, hiasan dinding.

3) Anyaman Buluh, terbuat dari jenis-jenis buluh yang sesuai.

Contoh: bakul untuk bekas pakaian, nyiru, beg, dan lain-lain.


18

4) Anyaman Rotan, terbuat dari rotan yang telah diproses. Contoh:

bakul untuk bekas pakaian, tempat buaian anak, dan lain-lain.

5) Anyaman Lidi, terbuat dari lidi kelapa. Contoh: lekar.

6) Anyaman Ribu-ribu, terbuat dari tanaman paku pakis ribu-ribu.

Contoh: tempat tembakau, bakul, dan lain-lain.

i. Pengertian Bahan Baku

Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong

memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya

proses produksi sampai hasil produksi. Pengelompokan bahan baku

dan bahan penolong bertujuan untuk pengendalian bahan dan

pembebanan biaya ke harga pokok produksi. Pengendalian bahan

diprioritaskan pada bahan yang nilainya relatif tinggi yaitu bahan

baku.

Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat

diperoleh dari pembelian ikal, pembelian import atau dari

pengelohan sendiri. Adapun jenis-jenis bahan baku terdiri dari:

1) Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang

merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya

yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini

mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah

barang jadi yang dihasilkan.

2) Bahan baku tak langsung (indirect material)


19

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang

ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara

langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya

barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu

merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir

merupakan bahan mentah tak langsung.

Menurut Tanudimadja (1964:5), bahan ialah selain

bambu yang panjangnya menurut panjangnya ruasan bambu,

30-40 cm, lebar 3 mm. Bahan baku untuk anyaman sangatlah

beragam diantaranya adalah bambu, sejak zaman dulu bambu

memang di kenal sebagai tumbuhan yang multiguna, di daerah

Jawa Barat sendiri bambu sangat mudah sekali ditemukan dan

hampir tersebar di seluruh daerah Jawa Barat.

j. Pengertian Bambu

Menurut Margono (1989:15), bambu itu masuk ke dalam

suku rumput-rumputan yang tumbuh berumpun-rumpun. Batang

bambu itu terdiri dari serat-serat yang lurus, memanjang. Bentuk

batangnya beruas atau berbuku-buku, di tengahnya berongga.

Bambu (Babusidaeae) merupakan jenis rumput-rumputan yang

memiliki ruas. Bambu merupakan anggota familly Paoceae yang

terdiri atas 70 genus.

k. Jenis-jenis Anyaman

Menurut Purnamasari, Eri, dalam blognya tersedia di:

(http:// http://eripurnamasari02.blogspot.com/2015/02/macam-
20

jenis-teknik-dan-produk-anyaman.html), dilihat dari jenisnya

anyaman terbagi menjadi sebagai berikut:

1) Anyaman Datar

Jenis anyaman ini dibuat datar pipih dan lebar.

Anyaman datar biasayanya digunakan sebagai bilik rumah

tradisional, tikar, pembatas ruangan dan barang-barang hias

lainnya. Anyaman datar dapat dibentuk dengan berbabagi pola

dan bentuk. Tentu, pembentukan pola ini membutuhkan extra

kelihaian tangan dan kecermatan dalam membentuk pola dan

alur anyaman.

2) Anyaman Tiga Dimensi

Anyaman ini merupakan perkembangan bentuk dari

anyaman tradisional yang memiliki bentu sederhana tetapi

sudah lebih dikembangkan dan ditekankan pada nilai seni dan

fungsionalnya

3) Macrame

Macrame seni simpul menyimpul bahan hanya

dengan keahlian tangan dengan bantuan alat pengait yang fungsi

sama dengan jarum. Dalam seni makrame seni simpul

menyimpul merupakan teknik utama untuk menciptakan sebuah

sambungan dalam sebuah karya kerajinan .Beberapa hasil

kerajinan makrame yang menggunakan teknik makrame seperti

taplak meja, keset kaki, mantel baju, dan souvenir.


21

l. Memilih Bambu untuk Bahan Anyaman

Menurut Graha (1990:9), bambu yang bisa dijadikan bahan

ayaman bukanlah sembarang bambu. Bambu yang demikian

memiliki serat yang lebih halus dari jenis bambu biasa. Bambu jenis

itu biasanya disebut sebagai bambu tali. Istilah tersebut nampaknya

muncul karena ketika bambu jenis ini diiris dan dijadikan tali ternyat

wulet. Kewuletan itu antara lain karena memiliki serat yang halus,

sekalipun demikian jika bambu ini terlalu tua, maka kewuletan

seratnya menjadi menurun.

Oleh karena itu sebagian bahan anyaman sebaiknya kita pilih

bambu yang masih muda. Tetapi jangan yang masih terlalu hijau dan

terlalu muda yang akhirnya jika dibelah-belah dan dijemur akan

mengerut dan ini tidak baik untuk dianyam. Selain itu bambu yang

terlalu muda warnanya tidak terlalu cemerlang dan sedikit pucat.

Keadaan yang menunjukan bahwa bambu sudah pada saatnya

ditebang untuk dijadikan sebagian bahan anyaman ialah jika masih

nampak beberapa kelopak yang menempel pada batangnya.

m. Mengolah Bambu Menjadi Bahan Anyaman

Menurut Graha (1990:9), pertama-tama bambu ditebang dan

dibersihkan ranting-rantingnya, kemudian dipotong-potong batang

bambu yang sesuai ukurannya dengan ukuran bahan yang akan

dianyam. Kemudian sembilunya dikerik sehingga kulitnya yang

berwarna hijau itu bersih. Gunakan golok atau pisau raut untuk itu.

Setelah bambu tersebut sudah dibelah-belah menjadi beberapa


22

bagian yang ukurannya tergantung pada kebutuhan. Cara

membelah-belahnya dilakukan sebagai berikut:

1) Mula-mula dibagi sama besar,

2) Masing-masing bagian dibagi dua, sehingga setiap bagian

berukuran seperempat,

3) Setelah mencapai seperempat belas bagian, maka bahan itu

dijemur atau diletakan di tempat terbuka tetapi jangan sampai

terkena hujan,

4) Setelah didiamkan lima atau tujuh hari, maka pengolahan bahan

ini dapat diolah atau dianyam sesuai kebutuhan.

n. Modal

Pengertian Modal:

1) Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk

memproduksi lebih lanjut.

2) Non Fisik

Modal adalah nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau

menggunakan yang terkandung dalam barang modal.

Dalam hal ini modal yang dimaksud adalah modal dalam bentuk

uang ataupun bahan baku untuk pembuatan anyaman bambu.

2. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yang dijadikan acuan penulis dalam

melakukan penelitian ini adalah penelitian Asri Darmawati pada tahun

2016 dalam skripsinya yang berjudul “Karakteristik Aktivitas

Masyarakat Sebagai Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Tanjungsukur


23

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis” Pokok pokok penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1
Penelitian yang relevan
Aspek Penelitian Asri Darmawati (2016) Penelitian yang sedang dilakukan
Ardan Syaiful Amri (2017)

Judul Karakteristik Aktivitas Masyarakat Karakteristik Aktivitas Masyarakat Sebagai


Sebagai Pengrajin Anyaman Bambu di Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Cigadog
Desa Tanjungsukur Kecamatan Rajadesa Kecamatan Leuwisari Kabupaten
Kabupaten Ciamis Tasikmalaya
Lokasi Kabipaten Ciamis Kabupaten Tasikmalaya
Rumusan 1. Bagaimanakah karakteristik aktivitas 1. Bagaimanakah karakteristik aktivitas
Masalah masyarakat sebagai pengrajin masyarakat sebagai pengrajin anyaman
anyaman bambu di Desa bambu di Desa Cigadog Kecamatan
Tanjungsukur Kecamatan Rajadesa Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya?
Kabupaten Ciamis? 2. Apakah kerajinan anyaman bambu dapat
2. Apakah kerajinan anyaman bambu meningkatkan kesejahteraan bagi
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan
bagi masyarakat di Desa Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya?
Tanjungsukur Kecamatan Rajadesa
Kabupaten Ciamis?
Hipotesis 1. Karakteristik aktivitas masyarakat 1. Karakteristik aktivitas masyarakat
sebagai pengrajin anyaman bambu di sebagai pengrajin anyaman bambu di
Desa Tanjungsukur Kecamatan Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari
Rajadesa Kabupaten Ciamis, meliputi Kabupaten Tasikmalaya, meliputi bahan
bahan baku, proses, keterampilan, baku, proses, keterampilan, jenis-jenis
jenis-jenis produksi dan pemasaran. produksi dan pemasaran.
2. Kerajinan anyaman bambu dapat 2. Kerajinan anyaman bambu dapat
meningkatkan kesejahteraan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
masyarakat di Desa Tanjungsukur di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari
Kecamatan Rajadesa Kabupaten Kabupaten Tasikmalaya.
Ciamis.
Variabel 1. Karakteristik aktivitas masyarakat 1. Karakteristik aktivitas masyarakat
sebagai pengrajin anyaman bambu di sebagai pengrajin anyaman bambu di
Desa Tanjungsukur Kecamatan Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari
Rajadesa Kabupaten Ciamis. Kabupaten Tasikmalaya.
a. Bahan a. Bahan
b. Proses b. Proses
c. Keterampilan c. Keterampilan
d. Jenis-jenis produksi anyaman d. Jenis-jenis produksi anyaman
e. Pemasaran e. Pemasaran
2. Kerajinan anyaman bambu dapat 2. Kerajinan anyaman bambu dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat di Desa Tanjungsukur masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan
Kecamatan Rajadesa Kabupaten Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.
Ciamis. Variabel kesejahteraan meliputi:
Variabel kesejahteraan meliputi: a. Penghasilan
a. Penghasilan b. Pemenuhan kebutuhan
b. Pemenuhan kebutuhan c. Tabungan
c. Tabungan
24

G. Kerangka Penelitian

Gambar 1.1. Studi Alur Penelitian

Anyaman bambu menjadi salah satu peluang usaha yang dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari. Dengan adanya industri kerajinan
anyaman bambu membawa dampat positif bagi warga sekitarnya. Keahlian dalam pembuatan
kerajinan anyaman bambu tersebut di turunkan secara turun-temurun. Dengan kekreatifan dan
ide-ide baru dari para pengrajin menjadikan kerajinan anyaman dibuat lebih inovatif dan
banyak ragamnya Di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya ini
memproduksi ragam jenis anyaman dengan ukuran anyaman tersebut beragammulai dari kecil
sampai besar.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin anyaman bambu di Desa
Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya?
2. Apakah kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Desa
Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya?

Hipotesis Landasan Teoretis


1. Karakteristik aktivitas masyarakat sebagai 1. Geografi Ekonomi
pengrajin anyaman bambu di Desa Cigadog 2. Pengertian Industri
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, 3. Pengertian Masyarakat
meliputi bahan baku, proses, keterampilan, 4. Pengertian Pengrajin
jenis-jenis produksi dan pemasaran. 5. Pengertian anyaman
2. Kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan 6. Asal-usul anyaman
kesejahteraan masyarakat di Desa Cigadog 7. Sejarah anyaman
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. 8. Macam-macam anyaman
9. Pengertian bahan baku
10. Pengertian bambu
Metode Penelitian 11. Jenis-jenis anyaman
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12. Memilih bambu untuk bahan
deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengkaji anyaman
masalah yang terjadi saat sekarang dengan cara 13. Mengolah bambu menjadi
mengumpulkan data, menyusun dan bahan anyaman
mengklasifikasikan data, kemudian di analisa untuk 14. Modal
membuktikan hipotesa yang diajukan.

Teknik Penelitian
1. Wawancara
2. Studi Dokumentasi

Pembahasan Hasil Penelitian


Karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin anyaman bambu di Desa Cigadog dalam
bahan bakunya sangat melimpah terlihat dari banyaknya kebun dan hutan yang berada di sekitar
rumah mereka menjadikan para pengrajin anyaman bambu tersebut tidak sulit untuk mendapatkan
bahan baku. Proses mengayam bambu masyarakat Desa Cigadog ini tidak sulit karena mereka dari
sejak remaja sudah menekuni menganyam anyaman bambu secara turun-temurun sehingga dalam
proses menganyam anyaman bambu inilah menjadi salah satu kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan
dari masyarakat Desa Cigadog. Pemasaran anyaman bambu dari Desa Cigadog sangat luas dan
seimbang karena pemasarannya tidak hanya didalam kabupaten saja tetapi hingga keluar kabupaten
contohnya kota Tasikmalaya, Manonjaya dan wilayah-wilayah lainnya. Jenis-jenis hasil produksi
anyaman bambu di Desa Cigadog memilik ragam jenis.
25

H. Hipotesis

1. Karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin anyaman bambu di

Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, meliputi

bahan baku, proses, keterampilan, jenis-jenis produksi dan pemasaran.

2. Kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya.

I. Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan/melukiskan kondisi

objek berdasarkan fakta-fakta yang terjadi.

Menurut Mardalis (1982:26), “metode ini bertujuan untuk

mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan apa-apa

yang saat ini berlaku. Penelitian ini tidak menuju hipotesa, melainkan

hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-

variabel yang diteliti. Dalam artian yang sederhana, penelitian ini adalah

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan

orang-orang atau narasumber untuk memperoleh data, pendapat, dan

pemikirannya.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah


26

dan menyusun data yang berbentuk angka dan perhitungan yang bersifat

matematik, dikenal juga sebagai metode analisa statistik, dianalisa

kemudian diinterprestasikan yang selanjutnya diambil suatu

kesimpulan. (Sumaatmaja, 1988 : 115).

2. Variabel Penelitian

Dari permasalahan yang ada, terdapat uraian variabel dari

permasalahan, sebelum adanya pengumpulan data. Adapun variabel

penelitian tersebut adalah:

a) Karakteristik aktivitas masyarakat sebagai pengrajin anyaman

bambu di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya.

1) Bahan

2) Proses

3) Keterampilan

4) Jenis-jenis produksi anyaman

5) Pemasaran

b) Kerajinan anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan bagi

masyarakat di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya. Variabel kesejahteraan meliputi:

1) Penghasilan

2) Pemenuhan kebutuhan

3) Tabungan

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Survey Lapangan (Field Study)


27

Menurut Triyono (2013:157), “bahwa teknik

pengamatan/observasi adalah cara pengumpulan data yang

dikerjakan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi khusus di

dalam laboratorium maupun dalam situasi ilmiah.”

Menurut Nasution (2012:107), “keuntungan cara ini ialah,

bahwa peneliti telah merupakan bagian yang integral dan situasi

yang dipelajarinya. Sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi

situasi itu dalam kewajarannya. Ia mengenal situasi itu dengan baik

karena ia berada di dalamnya dan dapat mengumpulkan keterangan

banyak.

Untuk mendapatkan data, maka peneliti melakukan

pengamatan langsung di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari

Kabupaten Tasikmalaya.

b) Wawancara (Interview)

Menurut Triyono (2013: 162) “wawancara merupakan salah

satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanyajawab

secara lisan, baik secara langsung melalui tatap muka (face to face)

antara sumber data (responden) atau secara tidak langsung.”

Dalam penelitian Eksistensi Kerajinan Anyaman Bambu

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pengrajin di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya ini menggunakan

teknik wawancara mendalam (depth interview) dengan tujuan untuk

mendapatkan data lebih detail.


28

Seperti yang diungkapkan Rully dan Poppy (2014: 136),

“wawancara mendalam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan

pertanyaan kepada narasumber (informan atau informan kunci)

untuk mendapatkan informasi yang mendalam.”

Kemudian menurut Nasution (2002: 124), “dalam interview

diperlukan kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan

secara tajam, halus dan tepat, dan kemampuan untuk menangkap

buah pikiran orang lain dengan cepat.”

c) Kuisioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2012:142) Kuisioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperrangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data efisien bila peneliti tahu dengan variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden

d) Studi Dokumentasi

Menurut Rully dan Poppy (2014: 139), “teknik pengumpulan

data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk

memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang

tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti.”

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data

menggunakan juga teknik dokumentasi yaitu dengan mengkaji dari


29

artikel, jurnal ilmiah dan gambar/video yang diambil ketika di

lapangan.

e) Studi Literatur

Teknik ini dipergunakan untuk menentukan arah dengan

mempelajari masalah yang diteliti dengan teori yang bersangkutan.

4. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:102) prinsip meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ada alat ukur yang baik.

Alat ukur penelitian umumnya disebut instruen penelitian. Instrumen

penelitian adalat suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian.

Dalam melakukan pengumpulan data penelitian, instrumen

penelitian yang digunakan yakni:

a) Pedoman Observasi

Menurut Sugiyono (2012:121) pedoman observasi

digunakan bila objek penelitian bersifat prilaku manusia, proses

kerja, gejala alam, dan responden kecil.

b) Pedoman wawancara

Menurut Nursaid Suraatmadja (2012:106) Pedoman

wawancara berisi tentang data yang membantu dan melengkapi

data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik observasi.

c) Pedoman kuisioner
30

Menurut Sugiyono (2012:142) alat pengumpulan data

dengan cara memveri seperangkat pertanyaan dan pernyataan

tertulis kepada responden. Kuisioner efektif digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

5. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua kasus dan gejala yang ada di bawah

penelitian. Populasi penelitian geografi meliputi kasus, masalah,

peristiwa, dan gejala (fisik, sosial, ekonomi, dan politik) yang ada

pada ruang geografi tertentu.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat sebagai pengrajin anyaman bambu di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah

1.506 KK, dan pengepul/bandar besar anyaman bambu.

Tabel 1.2.
Populasi Penduduk Desa Cigadog
No Nama Dusun Jumlah Kepala Keluarga (KK)
1. Cigadog 569
2. Bebedahan 455
3 Nyantong 481
Jumlah 1505
Sumber: Laporan Data Administrasi Kependudukan Desa Cigadog
2017
b. Sampel Penelitian

Menurut Nasution (2012:86), secara ideal kita harus

menyelidiki keseluruhan populasi. Bila populasi terlampau besar

kita ambil sejumlah sampel yang representatif, yaitu yang mewakili

keseluruhan populasi itu. Dengan menyelidiki sampel itu kita ambil


31

kesimpulan beberapa generalisasi, yang kita anggap juga berlaku

bagi keseluruhan populasi. Memilih jumlah tertentu dari

keseluruhan populasi disebut sampling. Penarikan sampel dari

populasi di penelitian ini adalah pengrajin anyaman sebanyak 55

pengrajin anyaman bambu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan sample random sampling yaitu cara mengidentifikasi

yang ditarik secara acak, dengan asumsi untuk penelitian ini

responden mempunyai karakteristik yang sama. Sampel ini

digunakan untuk mencari informasi kepada masyarakat sebagai

pengrajin anyaman bambu di Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari

Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel 1.3
Sampel Penelitian
No Nama Dusun Jumlah KK Sampel (4%)
1 Cigadog 569 22
2 Bebedahan 455 18
3 Nyantong 481 19
Jumlah 1.505 KK 59

6. Langkah-langkah Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan dalam menganalisis

bagaimana pengaruh keberadaan usaha kerajinan anyaman bambu

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dimana adanya variabel

antara keberadaan usaha kerajinan anyaman bambu dengan kondisi

sosial masyarakat, sehingga perlu adanya sinkronisasi pada proses

penganalisisan data, karena dalam penelitian deskriptif kualitatif


32

pemprosesan data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan 6 langkah tindakan, yaitu:

a) Kajian Objek Penelitian (Sebelum ke Lapangan)

Dalam tahapan ini peneliti mengkaji objek penelitian dari

beberapa data sekunder untuk dijadikan data dasar.

b) Analisis Awal (sebelum ke Lapangan)

Tahapan ini peneliti menganalisis data dasar yang telah

terkumpul untuk ditindak lanjuti.

c) Penyusunan Instrumen (sebelum ke Lapangan)

Mengacu pada data-data yang telah ada, kemudian peneliti

mempersiapkan instrumen untuk pengumpulan data di lapangan,

persiapan dan pelaksanaan sebagai teknis pengumpulan data di

lapangan.

d) Pengamatan Objek dan Pengumpulan Data (di Lapangan)

Dalam tahapan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

objek penelitian, kemudian menggumpulkan data dengan beberapa

teknik yang telah ditentukan.

e) Pengolahan Data (sesudah di Lapangan)

Setelah mendapatkan data yang lengkap, peneliti kemudian

mengolah data tersebut dimana didalamnya termasuk penganalisaan

dan penyimpulan.

f) Penyusunan Laporan (sesudah di Lapangan)

Setelah data disimpulkan dan rumusan masalah yang

diangkat telah terjawab, langkah berikutnya yaitu penyusunan


33

laporan penelitian untuk dibukukan. Adapun dalam laporan

penelitian ini adalah Karya Tulis Ilmiah jenis Proposal Penelitian.

Untuk memudahkan memahami langkah-langkah penelitian

ini, maka peneliti menyajikannya dalam sebuah gambar sebagai

sebuah alur tahapan pelaksanaannya penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pada kerangka kerja suatu penellitian geografi, analisa data

merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk menguji kebenaran

hipotesa dan untuk menarik kesimpulan penelitian (Nursasaid

Sumaatmadja 1988:114)

Teknik dalam menganalisis data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif sederhana.

Teknik analisis untuk mengolah data kuantitatif dilakukan

dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif sederhana, yaitu dengan

teknik persentase (%), dengan rumus:

fo
x100
%= n

Keterangan :

% = Persentase setiap alternatif jawaban

fo = Jumlah frekuensi jawaban

n = Jumlah sampel/responden

Pedoman yang dipakai sebagai berikut :

-0% : Tidak ada sama sekali

- 1 % – 24 % : Sebagian kecil
34

- 25 %– 49 % : Kurang dari setengah

- 50 % : Setengahnya

- 51 % – 74 % : Lebih dari setengahnya

- 75 % – 99 % : Sebagian besar

8. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat

Tempat penelitian untuk proposal ini yaitu di Desa Cigadog

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

b) Waktu

Tabel 1.4
Rencana dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Bulan

No Kegiatan 2018 2019

Okt Nov Des Jan Feb Mar

1 Observasi Lapangan
Penyusunan Data yang
2
diperlukan
3 Penyusunan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Studi Literatur

6 Wawancara

7 Pengumpulan Data

8 Pengolahan Data

9 Analisis Data

10 Penyusunan Skripsi

11 Sidang Skripsi
35

12 Revisi

13 Penyerahan Hasil Revisi


DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Adi. (2016). Aneka Kerajinan. Bandung: Aulia Publishing

Badri, Sutrisno. (2012). Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif.


Yogyakarta: Ombak.

Banowati, Eva, Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.

Banowati, Eva. (2014). Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Daldjoeni. (2014). Pengantar Geografi. Yogyakarta: Ombak.

Furqon, Arief. (2012). Pengertian Anyaman. [Online] Tersedia:


(http://ariefoer.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-anyaman.html). [11
Januari 2019]

Mahmud. (2015). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Munawaroh. (2013). Panduan Memahami Metodologi Penelitian. Malang:


Indimedia.

M. Setiadi, Elly. (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Profil Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya:


Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

Profil Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Pemerintah Kabupaten


Tasikmalaya. (2019).

Purnamasari, Eri. (2015). Macam, Jenis, dan Produk Anyaman. [Online] Tersedia:
(http://eripurnamasari02.blogspot.com/2015/02/macam-jenis-teknik-dan-
produk-anyaman.html). [09 Januari 2019]

Rafi, Suryatna. (1983). Metode Statistika Analisis (untuk penarikan kesimpulan).


Anggota IKAPI: Binacipta.

Ramiyah, K. (2011). Sejarah Anyaman. [Online] Tersedia:


(http://anyamankala.blogspot.co.id/.). [09 Januari 2019].

Solaeman, Munandar. (1989). Ilmu Sosial Dasar-Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Bandung: PT. Eresco.

Sugioyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sukandarrumidi. ( 2012). Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada Muda University Press.

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa


Keruangan. Bandung: Alumni.

Tim Dosen Geografi. (2018). Pedoman Penulisan Skripsi. Tasikmalaya:


Universitas Siliwangi.

Warsito. (2015). Antropologi Budaya. Yogyakarta: Ombak.


Lampiran 1
FOTO
Gambar. 1.2. Citra Satelit Desa Cigadog
Lampiran 2

Insrumen Penelitian

Interumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer

dari responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian

survei.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah hal yang utama untuk mendapatkan

informasi dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan langsung di

lapangan.Pedoman observasi dalam penelitian ini adalah

A. Lokasi
1. Desa : ............................
2. Kecamatan : ............................
3. Letak Astronomis : ............................
4. Luas Daerah Penelitian : ............................
5. Batas Desa : ...........................
• Sebelah Utara : ...........................
• Sebelah Selatan : ...........................
• Sebelah Barat : ….......................

• Sebelah Timur
B. Fisiografi
1. Elevansi : ............................Mdpl

2. Kemiringan : ......................% (Bujur)

3. Morfologi :

a. Dataran : ..............................

b. Bukit : ..............................

c. Bergunung : ..............................

4. Penggunaan Lahan : .............................


C. Cuaca dan Iklim :
1. Suhu rata-rata : .............................
2. Curah hujan rata-rata : .............................
3. Arah angina dominan : .............................
D. Hidrologi :
1. Mata air : ................m
a. ……………….. : (bulan/tahun)
b. ……………….. ............................
2. Sungai : ...........................
a. ……………….. :
b. ……………….. :
3. Air Tanah ….........luas..........ha
a. Kedalaman rata-rata ….........luas..........ha
b. Kondisi kualitas air :
1) Baik : detik..................lt/detik
2) Sedang detik..................lt/detik
3) Buruk :
E. Tanah :
1. Jenis Tanah : ............................m
2. Struktur Tanah : ............................m
3. Tekstur Tanah : ......................
4. pH tanah : ......................
5. Warna Tanah : ......................
F. Penggunaa Lahan :
1. …………….. : ......................
2. …………….. : ......................
3. …………….. : ......................
G. Vegetasi :
1. Jenis : ......................
2. Tinggi : ......................
3. Tanaman Utama : ......................
H. Demografi
1. Jumlah Penduduk : ......................
2. Komposisi Penduduk :
a. Usia : ......................
b. Pendidikan : ......................
c. Jenis Kelamin : ......................
d. Mata Pencaharian : ......................
3. Fasilitas Sosial :
a. Pasar : ......................
b. Koperasi : ......................
c. Terminal : ......................
4. Pendidikan :
a. TK : ......................
b. SD/MD : ......................
c. SMP/MTs : ......................
d. SMA/SMK/MA : ......................
5. Umum : (ada/tidak ada)
a. Mesjid : (ada/tidak ada)
b. Poskamling (ada/tidak ada)
c. Puskesmas :
d. Posyandu :
:
2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yaitu digunakan untuk mengumpulkan data

melalui wawancara langsung dengan informan/responden. Wawancara

dilakukan dengan berbagai pihak yang terkait dengan penelitian. Adapun

pihak-pihak terkait dalam penelitian ini adalah masyarakat, pengrajin

kerajinan, dan pengusaha yang terdapat di Desa Cigadog.


Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

Responden: Pengrajin

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Usia/Umur :

3. Pendidikan :

4. Jumlah anggota keluarga :

5. Jumlah tanggungan keluarga :

6. Pekerjaan pokok :

7. Pekerjaan sampingan :

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjani profesi sebagai pengrajin

anyaman bambu?

..................................................................................................................

2. Dari manakah bapak/ibu memiliki keterampilan menganyam bambu?

..................................................................................................................

3. Apakah bapak/ibu mempunyai pekerjaan lain selain menjadi pengrajin?

..................................................................................................................

4. Apakah bapak/ibu memiliki usaha sampingan selain menjadi pengrajin

anyaman bambu?

..................................................................................................................
5. Berapakah bapak/ibu mengeluarkan biaya awal untuk memproduksi

anyaman bambu?

..................................................................................................................

6. Jenis bambu apakah yang bapak/ibu gunakan untuk membuat kerajinan

anyaman bambu?

..................................................................................................................

7. Dimanakah bapak/ibu memperoleh bahan baku tersebut?

..................................................................................................................

8. Apakah bapak/ibu menggunakan bahan baku lain selain bambu?

..................................................................................................................

9. Apakah bapak/ibu dapat menjelaskan bagaimana proses pembuatan

anyaman bambu?

..................................................................................................................

10. Menggunakan peralatan apa saja ketika bapak/ibu mengerjakan

anyaman bambu?

..................................................................................................................

11. Apakah bapak/ibu mempunyai pekerja dalam pembuatan anyaman

bambu? Jelaskan!

..................................................................................................................

12. Jika yang membantu pekerjaan bapak/ibu diluar keluarga bagaimana

sistem upahnya?

..................................................................................................................

13. Jenis-jenis produksi apa saja yang banyak diproduksi?

..................................................................................................................
14. Apakah bapak/ibu memproduksi kerajinan anyaman mengikuti tren?

Jika iya produk apa yang dibuat?

..................................................................................................................

15. Apakah ada waktu tertentu dimana permintaan pasar lebih tinggi?

..................................................................................................................

16. Berapa rata-rata jumlah produksi yang dihasilkan dalam sebulan?

..................................................................................................................

17. Kemana saja bapak/ibu memasarkan anyaman bambu tersebut?

..................................................................................................................

18. Dengan cara bagaimana bapak/ibu memasarkan?

..................................................................................................................

19. Bagaimana sistem pembelian anyaman kepada pengrajin, apakah

dibayar tunai atau dibayar setelah produk terjual?

..................................................................................................................

20. Apakah bapak/ibu memiliki kendala dalam memasarkan anyaman

bambu?

..................................................................................................................

21. Apakah menurut bapak/ibu pemasaran anyaman bambu mengalami

peningkatan atau penurunan?

..................................................................................................................

22. Berapakah rata-rata penghasilan bapak/ibu dari hasil penjualan

anyaman bambu dalam sebulan?

..................................................................................................................
23. Digunakan untuk apa saja penghasilan dari mengayam anyaman

bambu?

..................................................................................................................

24. Apakah dari penghasilan sebagai pengrajin anyaman bambu dapat

meningkatkan tingkat pendidikan anggota keluarga?

..................................................................................................................

25. Apakah penghasilan bapak/ibu dari mengayam bambu bisa

meningkatkan kualitas sarana penunjang kehidupan?

..................................................................................................................

26. Apakah dengan penghasilan bapak/ibu dari mengayam bambu bisa

mendapatkan kendaraan?

..................................................................................................................

27. Apakah dapat digunakan kembali untuk menambah modal produksi?

..................................................................................................................

28. Apakah bapak/ibu dapat menyisihkan penghasilan untuk ditabung?

..................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai