Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

TRIASE

KELOMPOK I

Orlando Mangowal (18 061 016) Fitri Oftidelsin Baring (18 061 054)
Maria Ineke V. Sibau (18 061 026) Akdamina Ruwe (18 061 006)
Thessalonika G. Maindoka (18 061 040) Zefanya B. Pomgai (18 061 002)
Tirsa Rahel S. Simboh (18 061 027) Berta Siep (18 061 089)
Manuella Antonetha Mait (18 061 009) Yuli Vanisa Dimara (18 061 079)
Gemma Fransiska G. Rafra (18 061 010) Ocelina Dimbau (KP18061003)

Mata Kuliah :
Keperawatan Gadar I

Dosen Mata Kuliah :


Ns. Veronika Kalangi, S.Kep., M.M.Kes.

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMHONN


FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Makalah “ Triase” ini
meskipun dengan sangat sederhana.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Bencanayang
telah memberikan tugas ini.Dengan ini kami bisa belajar memahami lebih dalam terkait judul yang
ditugaskan untuk kelompok kami.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.

Tomohon, 28 September 2020

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Definisi Triase..........................................................................................................................6
B. Prinsip-prinsipTriase...............................................................................................................6
C. Konsep dan Klasifikasi Triase................................................................................................6
D. Metode Triase..........................................................................................................................8
E. Kategori Triase........................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Triage sebagai pintu gerbang perawatan pasien memegang peranan penting dalam pengaturan
darurat melalui pengelompokan dan memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan
medis pasien. Triage adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas pasien ( atau
korban selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat keparahan, prognosis dan
ketersediaan sumber daya. Dengan triage dapat ditentukan kebutuhan terbesar pasien/korban untuk
segera menerima perawatan secepat mungkin. Tujuan dari triage adalah untuk mengidentifikasi pasien
yang membutuhkan tindakan resusitasi segera, menetapkan pasien ke area perawatan untuk
memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan diagnostik atau terapi

START membagi korban menjadi 4 kelompok dan masing-masing memberikan


mengelompokkan warna. START triase memiliki tag empat warna untuk mengidentifikasi status
korban. Langkah pertama adalah meminta semua korban yang membutuhkan perhatian untuk pindah
ke daerah perawatan. Ini mengidentifikasi semua korban dengan luka ringan yang mampu merespon
perintah dan berjalan singkat jarak ke area pengobatan. Ini adalah GREEN kelompok dan
diidentifikasi untuk pengobatan delayed, mereka memang membutuhkan perhatian. Jika anggota
kelompok ini tidak merasa bahwa mereka yang menerima pengobatan mereka sendiri akan
menyebarkan ke rumah sakit pilihan mereka. Langkah selanjutnya menilai pernapasan. Jika respirasi
lebih besar dari 30 tag korban sebagai RED (Immediate), jika tidak ada reposisi respirasi jalan napas.
Jika tidak ada respirasi setelah reposisi untuk membuka jalan napas, tag korban BLACK (mati). Jika
tingkat pernapasan kurang dari 30 bpm, periksa denyut nadi radial dan refill kapiler. Jika tidak ada
pulsa radial teraba atau jika kapiler isi ulang lebih besar dari 2 detik, menandai korban RED
(Immediate). Jika ada perdarahan yang jelas, maka kontrol perdarahan dengan tekanan. Minta orang
lain, bahkan korban GREEN untuk menerapkan tekanan dan melanjutkan untuk triase dan tag
individu. Jika ada nadi radial, nilai status mental korban dengan meminta mereka untuk mengikuti
perintah sederhana seperti meremas tangan. Jika mereka tidak bisa mengikuti perintah sederhana,
maka tag mereka RED (Immediate) dan jika mereka dapat mengikuti perintah sederhana, maka tag
mereka YELLOW (delayed). Algoritma dibawah ini membuat lebih mudah untuk mengikuti.
Pemeriksaan tiga parameter, pernapasan, perfusi dan status mental kelompok dapat dengan cepat
diprioritaskan atau disortir menjadi 4 kelompok warna berdasarkan apakah mereka membutuhkan
intervensi langsung yang kelompok RED, intervensi tertunda (sampai satu jam) yang merupakan
kelompok YELLOW, luka ringan dimana intervensi dapat ditunda hingga tiga jam yang adalah
kelompok GREEN dan mereka yang mati yang 5 kelompok BLACK. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi dan menghapus mereka yang membutuhkan perhatian yang paling mendesak. Pada
kelompok YELLOW dan GREEN perlu dinilai kembali untuk menentukan apakah status mereka
berubah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Triase ?
2. Konsep dan klasifikasi Triase ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip Triase ?
4. Bagaimana metode Triase ?

C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Triase.
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip Triase
3. Untuk mengetahui bagaimana metode Triase.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Triase

Triase bencana adalah suatu system untuk menetapkan prioritas perawatan medis berdasarkan
berat ringannya suatu penyakit ataupun tingkat kedaruratannya, agar dapat dilakukan perawatan
medis yang terbaik kepada korban sebanyak-banyaknya, di dalam kondisi dimana tenaga medis
maupun sumber-sumber materi lainnya serba terbatas (Zailanidkk, 2009).
Menurut Kathleen dkk (2008), triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan
terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta
fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.
Menurut Pusponegoro (2010), triase berasal dari bahasa Prancis trier bahasa Inggris triage
dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir yaitu proses khusus memilah pasien
berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat.
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawat
daruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas Penanganan dan sumber daya
yang ada (Wijaya, S, 2010).

B. Prinsip-prinsipTriase

Prinsip – prinsip triase yang utama sekali harus dilakukan adalah:


1. Triase umumnya dilakukan untuk seluruh pasien
2. Waktu untuk Triase per orang harus lebih dari 30 detik
3. Prinsip utama Triase adalah melaksanakan prioritas dengan urutan “nyawa” > “fungsi” >
“penampilan”.
4. Pada saat melakukan Triase, maka kartu Triase akan dipasangkan kepada korban luka untu
kmemastikan urutan prioritasnya (Zailani, dkk, 2009).

C. Konsep dan Klasifikasi Triase

1)      Konsep Triase antara lain :

a)      Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa

b)      Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya

c)      Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu


d)     Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage

2)      Triase diklasifikasi berdasarkan pada :

a)      Tingkat pengetahuan

b)      Data yang tersedia

c)      Situasi yang berlangsung

3)      Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun klasifikasinya sebagai
berikut :

a)      Prioritas 1 atau Emergensi

·         Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera

·         Pasien dibawa ke ruang resusitasi

·         Waktu tunggu 0 (Nol)

b)      Prioritas 2 atau Urgent

·         Pasien dengan penyakit yang akut

·         Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki

·         Waktu tunggu 30 menit

·         Area Critical care

c)      Prioritas 3 atau Non Urgent

·         Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal

·         Luka lama

·         Kondisi yang timbul sudah lama

·         Area ambulatory / ruang P3

d)     Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian

·         Tidak ada respon pada segala rangsangan

·         Tidak ada respirasi spontan

·         Tidak ada bukti aktivitas jantung

·         Hilangnya respon pupil terhadap cahaya


4)      Klasifikasi Triage Dalam Gambaran Kasus

a)      Prioritas 1 – Kasus Berat

·         Perdarahan berat

·         Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla

·         Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat

·         Fraktur terbuka dan fraktur compound

·         Luka bakar > 30 % / Extensive Burn

·         Shock tipe apapun

b)      Prioritas 2 – Kasus Sedang

·         Trauma thorax non asfiksia

·         Fraktur tertutup pada tulang panjang

·         Luka bakar terbatas  

·         Cedera pada bagian / jaringan lunak

c)      Prioritas 3 – Kasus Ringan

·         Minor injuries

·         Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan

d)     Prioritas 0 – Kasus Meninggal

·         Tidak ada respon pada semua rangsangan

·         Tidak ada respirasi spontan

·         Tidak ada bukti aktivitas jantung

·         Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

D. Metode Triase

Menurut Lee, C.H., (2010) menerangkan pada situasi diklasifikasikan sebagai bencana masal
atau MCI, membutuhkan metode triase cepat dan efektif. Dalam rangka mengoptimalkan hasil
pasien secara keseluruhan dalam situasi bencana, ada pergeseran dari melakukan apa yang terbaik
untuk setiap pasien untuk melakukan kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar orang. Ada
beberapa tumpang tindih dalam prinsip-prinsip dasar dari korban massal dan sistem triase
bencana yang sedang digunakan di seluruh dunia, namun data efikasi masih terbatas dalam
literature. Karena secara inheren sulit untuk menyelidiki dan membandingkan protokol bencana
dengan menggunakan pendekatan berbasis bukti, tidak ada data yang pasti di mana teknik triase
bencana akan menghemat jumlah terbesar korban. Saat ini, dua protokol triase paling umum
diterima adalah START dan SALT.

E. Kategori Triase

Korban yang nyawanya dalam keadaan kritis dan memerlukan prioritas utama dalam
pengobatan medis diberi kartu merah .Korban yang dapat menunggu untuk beberapa jam diberi kartu
kuning, sedangkan korban yang dapat berjalan sendiri diberi kartu hijau. Korban yang telah
melampaui kondisi kritis dan kecil kemungkinannya untuk diselamatkan atau telah meninggal diberi
kartu hitam. Dalam kondisi normal, pasien yang sudah diambang kematian dapat diselamatkan
dengan pengobatan yang serius walaupun kemungkinannya sangat kecil. Para petugas medis yang
sudah terbiasa memberikan pelayanan medis yang maksimal dan pantang menyerah terhadap pasien
dengan kondisi seperti itu, mungkin akan dihinggapi perasaan berdosa saat memberikan kartu hitam
kepada korban. Disinilah letak perbedaan antara pengobatan darurat dengan prinsip “terbaik untuk
satu orang” dan pengobatan bencana dengan prinsip “terbaik untuk semua” (Zailani, dkk,
2009).Untuk lebih jelasnya, kategori triase dapat kita lihat pada tabel 2.1.berikut ini:

Kategori Triase
Prioritas
No Kode Kategori KondisiPenyakit/Luka
Warna
1 Merah I Priorotas utama pengobatan Memerlukan pengobatan dengan segera
karena dalam kondisi yang sangat
kritisya itu tersumbatnya jalan napas,
dyspnea, pendarahan, syok, hilang
kesadaran.
2 Kuning II Bisa menunggu pengobatan Pengobatan mereka dapat ditunda untuk
beberapa jam dan tidak akan
berpengaruh terhadapnya wanya.
Tanda-tanda vital stabil.
3 Hijau III Ringan Mayoritas korban luka yang dapat
berjalan sendiri mereka dapat
melakukan rawat jalan.
4 Hitam 0 Meninggal atau tidak dapat Korban sudah meninggal ataupun
diselamatkan tanda-tanda kehidupannya terus
menghilang.

1 Kartu Triase
Hasil Triase dicatat secara sederhana di kartu triase, kemudian digantungkan di leher atau di
salah satu tangan dan kaki pasien. Triase bukanlah proses yang dilakukan berulang kali untuk
memonitor apakah terjadi perubahan pada kondisi pasien. Jadi, prosesnya perlu dilakukan setiap saat
pada korban atau berulang-ulang ketika mereka akan dipindahkan kelokasi baru, misalnya ditempat
bencana, pusat pertolongan pertama, sebelum diangkut, di pintu masuk rumah sakit, sebelum
operasi/pembedahan, dan lain-lain (Zailani, dkk, 2009).

2 Triase lapangan
Triase lapangan dilakukan pada tiga kondisi:
1. Triase di Tempat (Triase Satu)
Triase ditempat dilakukan di “tempat korban ditemukan” atau pada tempat
penampungan yang dilakukan oleh tim pertolongan pertama atau tenaga medis gawat darurat.
Triase di tempat mencakup pemeriksaan, klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan
korban ke posmedis lanjutan.
2. Triase Medik
Triase ini dilakukan saat korban memasuki posmedis lanjutan oleh tenaga medis yang
berpengalaman (sebaiknya dipilih dari dokter yang bekerja di Unit Gawat Darurat, kemudian
ahli anestesi dan terakhir oleh dokter bedah). Tujuan triase medis adalah menentukan tingkat
perawatan yang dibutuhkan oleh korban.
3. Triase Evakuasi
Triase ini ditujukan kepada korban yang dapat dipindahkan ke rumah sakit yang telah
siap menerima korban bencana masal. Jika posmedis lanjutan dapat berfungsi efektif, jumlah
korban dalam status “merah” akan berkurang, dan akan diperlukan pengelompokkan korban
kembali sebelum evakuasi dilaksanakan. Tenaga medis di posmedis lanjutan dengan
berkonsultasi dengan poskomando dan rumah sakit tujuan berdasarkan kondisi korban akan
membuat keputusan korban mana yang harus dipindahkan terlebih dahulu, rumah sakit tujuan,
jenis kendaraan dan pengawalan yang akan di pergunakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan
ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal.
Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian
dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat
berubah. Di Indonesia triase dianjurkan menggunakan metode triase Penuntun
Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Prioritas tindakan dalam triase yaitu terdiri dari Prioritas Nol (Hitam), Prioritas


Pertama (Merah), Prioritas Kedua (Kuning), dan Prioritas Ketiga (Hijau). Konsep
Triase antara lain :

a. Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa


b. Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
c. Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu
d. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage

Pada akhirnya sebagai dokter umum dan perawat terlebih-lebih yang bekerja sebagai
dokter dan perawat IGD dituntut agar dapat menegakkan bendera triase dengan tepat di
saat dihadapkan dengan keadaan pasien yang beraneka ragam diagnosisnya. Mampu
menempatkan pasien yang kemungkinan besar akan hidup, bagaimanapun perawatan
yang mereka terima, mampu menenmpatkan pasien yang kemungkinan besar akan
meninggal, bagaimanapun juga perawatan yang mereka terima dan mampu
menempatkan pasien bila mana mendapatkan perawatan sesegera mungkin dapat
memberikan hasil akhir yang berbeda

B. Saran

Semoga dengan adanya penjelasan dalam makalah tersebut bisa membuat perawat
ataupun tim medis lebih benar dan terstruktur dalam bekerja dalam situasi apapun dan
dapat memberikan contoh terhadap masyarakat agar proses gawat darurat atau bencana
alam terjadi tim kesehatan maupun masyarakat bisa saling membantu untuk proses
penanggulangan bencana terutama korban akibat bencan
DAFTAR PUSTAKA

Kushayati Nuris. 2015. Analisis Metode Triage Prehospital pada Insiden Korban Masal
(https://journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3515/pdf), diakses pada tanggal 23
Oktober 2019
Depkes RI. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
(http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/penanganankrisis/buku_pedoman_teknis_pkk_ab.pdf), diakses pada tanggal 23
Oktober 2019
Kemenkes. 2016. Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana.
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-GAdar-
dan-MAnajemen-Bencana-Komprehensif.pdf), diakses pada tanggal 23 Oktober 2019
Efrandi. 2008. Sejarah, Konsep dan Kategori Triase. http://puskesmas-
oke.blogspot.co.id/2008/12/sejarah-konsep-dan-kategorisasi-triage.html . Diakses pada tanggal
29 Maret 2018.
file:///C:/Users/Acer/Downloads/3515-9110-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai