Anda di halaman 1dari 18

MEGASHIFT#3

GO
VIRTUAL
Disusun Oleh:
1. Yohari Baruna Putra 19C606001053
2. Ayu Chlarasona 19C606001033
3. Ivan Sadrakh 19C606001110
4. Nurul Hidayati 19C606001013
5. Theresia Glory S 19C606001020
6. Arief Rahman 19C606001048
7. Wirani Tri Lestaris 19C606001063
POINT #01 Virtual experience is the Next Big Thing

PEMBAHASAN #02 The Emerging VirSocial

#03 Flexible Working Hours: From “9 to


5” to “3-to-2”

#04 The Birth of Zoom Generation

#05 Cloud Lifestyle

#06 Telemedicine: From Visit to Virtual

#07 Online+Home Schooling

#08 Ibadah Virtual


#01 Virtual Experience is The Next Big Thing
Akibat adanya wabah COVID-19 ini Dari segi positifnya para Indutri
dampak yang paling keras untuk musik menggunakan karya karya
dunia hiburan adalah Industri musik. mereka untuk mengumpulkan dana
Banyak konser yang dibatalkan untuk membantu meringankan
akibat wadah ini.
masyarakat yang terdampak Covid -
19 dengan melalui konser Virtual
#Budaya ini harus dipertahankan
2. Tidak perlu transportasi/hemat
energi untuk berpindah dari satu
meeting ke meeting yg lain
1. Lebih cepat dalam memutuskan
masalah yg sederhana

3. Pindah meeting satu ke


meeting yg lain hanya butuh
5 menit / optimalisasi waktu.
#02 The Emerging VirSocial
1. VirSocial sport
Di masa karantina orang mudah mengalami kebosanan. Terlebih hidup
2. VirSocial games menjadi tidak dinamis dan monoton. Solusinya adalah aktivitas
VirSocial: bersosialisasi dan berkomunitas secara virtual.
3. VirSocial entertainment

4. VirSocial cooking
VirSocial cooking
Dunia virtual sosial, yang di
dalamnya seorang pengguna
merasa hidup di dunia virtual,
sama seperti virtual game world,
berinteraksi dengan lain orang.
Namun, Virtual social world
sifatnya lebih bebas dan lebih ke
arah kehidupan nyata/realistis.
Contohnya second life.
Budaya ini tidak perlu dipertahankan.
Karena buadaya interaksi social akan
sangat berkurang, kita melakukan
virtual social ini hanya dimasa
pandemic covid19 ini saja, setelah
vaksin ditemukan kita harus kembali
kebudaya ketimuran kita dimana
Guyub Rukun menjadi budaya
Indonesia
#03 Flexible Working Hours: From “9 to 5” to “3 to 2”
Rupanya Covid-19 membuat karyawan dipaksa untuk
menjalankan "work from home" (WFH). Sehingga mereka
60% berkesempatan melakukan "eksperimen" untuk
menjalankan pola kerja flexible working hour (FWH). Jam
kerja "9-to-5" akan berubah menjadi "3-to-2" yaitu jam kerja
3 hari di kantor dan 2 hari di rumah dalam seminggu.

semakin diminati, kerja multi-tasking akan menjadi kebiasaan baru.


Sebagian lali – laki Sebagian
Milenial dan Gen-Z akan semakin meminati bidang-bidang kerja dan
60% yang “Work From 40% perempuan yang skill yang bisa dilakukan secara freelance. Muncul tradisi baru bekerja
Office” “Work From Office” secara “multi-company”, yaitu remote working di beberapa
perusahaan secara bersamaan.
#04 The Birth of Zoom Generation

Simple PowerPoint Presentation

Sebelum wabah COVID-19 layanan


videotelephony tumbuh biasa saja. Namun kini
termasuk dalam jajaran industri yang tumbuh
eksponensial. Peluang industri ini begitu luas
untuk bidang mulai dari teleconferencing,
telecommuting, distance education, hingga social
relations.
#05 Cloud Lifestyle
Di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini gaya hidup seseorang dituntut mampu
dalam segala bidang. Hal ini karena program Work From Home (WFH) dan School
Fom Home (SFH) sehingga bekerja, sekolah dan beribadah menggunakan video
conference secara online.

Online
Budaya ini perlu dipertahankan karena, manusia dapat selalu terhubung, tidak perlu lagi memerlukan
hard drive (misal casset, flsdishk, dvd,dst) , selama manusia terhubung dengan internet
#06 Telemedicine: From Visit to Virtual
Krisis pendami COVID-19 akan menjadi akselator revolusi di dunia
kesehatan yaitu Telemedicine dan virtual health

Telemedicine merupakan salah satu hasil utama dari perkembangan sektor


kesehatan di bidang digital. Menurut WHO, ada empat hal yang mendasari fitur ini,
Bad yaitu:
1. Bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis
2. Dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan
dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan
3. Terus berinovasi menggunakan teknologi informasi terbaru
4. Telemedicine hadir dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup dari sisi
kesehatan bagi masyarakat luas
96%
Contents Title

Budaya ini perlu dipertahankan karena dapat mengurangi interaksi pasien datang
kerumah sakit, yang berisiko tinggi akan penularan penyakit lain selama dirumah
sakit

Namun dalam hal kasus tertentu dimana pasien sangat bersifat urgensi, tidak
menutup kemungkinan dapat langsung datang kerumah sakit terdekat.

Budaya ini juga dapat mengurangi biaya tinggi dalam hal pengobatan, memperkecil
jumlah pasien rawat inap yang ada di rumah sakit , sehingga para tenaga medis
lebih maksimal merawat pasien yang prioritas membutuhkan penanganan darurat
#07 Online+Home Schooling
MANFAAT (BENEFIT)
1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat
untuk mengakses perjalanan.
2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara
mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan
efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.

suatu sistem atau konsep pendidikan yang


memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar.
Budaya ini sebagian dapat dipertahankan
memberikan fleksibilitas, interaktivitas,
kecepatan, visualisasi melalui berbagai
kelebihan dari masing-masing media

sebagian lagi yang harus dipertahankan adalah budaya sosial


pendidikan terkait berinteraksi dengan Dosen, Guru, Teman,
Junior, Senior, juga tidak kalah penting harus dipertahankan,
walaupun tidak se Intens, sebelum masa pandemic covid19 ini.
#08 Ibadah Virtual

Add Text Add Text


Simple PowerPoint Simple PowerPoint
Presentation Presentation

Ibadah virtual adalah ibadah yang dapat dilakukan dengan menggunakan media internet, umum
nya digunakan pada saat mendengar ceramah atau pengajaran dari berbagai tokoh agama.
Dalam pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai istilah yang mungkin bisa terjadi pro-kontra di
tengah masyarakat Indonesia. Karena pada umumnya masyarakat Indonesia melakukan ibadah
secara berjamaah baik itu, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buhda, Konghucu, dan aliran
kepercayaan lainnya.
GO VIRTUAL Kesimpulan
Budaya karakter bangsa indonesia saat ini sedang di uji dimasa pandemic
covid19 ini, ada budaya yang dapat kita gunakan hanya sebatas masa pandemic
saja, ada pula yang harus kita pertahankan sebagai budaya jati diri bangsa kita,
yaitu berjamaah, guyub rukun, dan tepo saliro, karena indonesia sudah memiliki "Sometimes life doesn't give
you what you want, not
tatanan budaya dimaksud sejak nenek moyang bangsa ini, dan hal tersebut
because you don't deserve it,
adalah keunggulan bangsa bukan kekurangan bangsa, jangan mau tatanan but because you deserve so
budaya kita dirubah oleh 1% kelompok umat manusia, yang mempengaruhi 99% much more."
jumlah manusia dibumi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai