Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INFORMASI ALAT UKUR MEKANIK

Nama M.RIZAL
Kelas 1A-2
Prodi D3-Teknik Elektronika

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel pada dasarnya menyangkut
semua unsur yang terkait dengan fasilitas kerja/praktek di laboratorium maupun bengkel, baik
subyek yang melakukan aktifitas kerja/praktek yaitu guru dan peserta diklat, obyek (material)
praktek maupun lingkungannya. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tujuan dari semua
pihak yang terkait dengan aktifitas kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang
menginginkan tidak selamat dan tidak sehat.

Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tugas dan kewajiban semua
pihak.  Hal ini  perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa
tidak sedikit kasus/kejadian yang telah menimpa unsur-unsur yang terkait dengan praktek/kerja
di laboratorium atau bengkel sehingga terjadi kondisi yang tidak diinginkan, misalnya :
kecelakaan akibat praktek yang menimpa seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut
mengalami cacat seumur hidup, kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan
sebagainya. Untuk itulah perlu ditekankan agar keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat
perhatian sepenuhnya. Demikian beberapa teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan
kesehatan kerja ini perlu dipahami untuk selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari
terutama di laboratorium atau bengkel sekolah.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja terutama di
laboratorium atau bengkel mempunyai beberapa tujuan, antara lain :

 Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek. 


 Menjamin pekerja/praktikan dalam meningkatkan produktivitas dengan
memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja. 
 Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang yang berada di
laboratorium/bengkel dan juga lingkungannya.
 Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktek yang berada di
laboratorium/bengkel untuk dapat digunakan, dirawat  dan dipelihara secara aman
dan efisien.
 Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja dan
lingkungannya.
 Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran 
 Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua pihak karena
terjadinya kecelakaan/kebakaran.  

Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) sebagai langkah pertolongan


awal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di laboratorium/bengkel. Prinsip-Prinsip
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara
umum telah diuraikan di depan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka perlu dipahami
dan diterapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel. 
Prinsip-prinsip tersebut ada yang bersifat umum yaitu yang berlaku untuk semua jenis
laboratorium/bengkel dan ada yang bersifat khusus yaitu yang hanya berlaku untuk jenis
laboratorium/bengkel tertentu saja.            

Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip yang bersifat umum, yaitu :

1.    Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai konsekuensi prinsip ini maka pihak sekolah wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas
yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : Tersedianya alat pemadam
kebakaran  . Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya. Ada petugas yang melayani
kesehatan kerja. Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan tidak
menimbulkan bahaya.

2.    Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri
pada waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti kacamata, sarung tangan dan sebagainya.

3.    Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang menjamin


keselamatan dan kesehatan kerja, seperti : Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu.
Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya. Melakukan perawatan umum yang
meliputi kebersihan dan keindahan tempat   kerja.

4. Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi laboratorium/bengkel dalam


kaitannya tindakan penyelamatan jika terjadi kecelakaan.

Sedangkan yang bersifat khusus, yaitu beberapa faktor keamanan dan keselamatan kerja
yang harus diupayakan di dalam laboratorium/bengkel, antara lain :

 Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah
dicapai, misalnya : ember berisi pasir, alat pemadam kebakaran, selimut yang
terbuat dari bahan tahan api, kotak P3K dan sejumlah pelindung.
 Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/ bengkel digunakan atau sebaliknya.
 Tidak memperkenankan peserta diklat masuk di laboratorium/bengkel pada saat
guru tidak ada.
 Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya dengan dikunci pada tempat khusus.
 Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus.
 Mengadakan latihan kebakaran secara periodik.
 Melengkapi dengan saklar pusat untuk arus listrik.
 Melakukan ceking/pembersihan peralatan di laboratorium/bengkel.

1. JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah salah satu alat ukur mekanik yang digunakan untuk mengukur
panjang, tebal ataupun kedalaman suatu benda. Jangka sorong mempunyai rahang tetap, rahang
geser, skala utama dalam satuan cm, dan skala nonius dalam satuan mm. Skala utama pada
jangka sorong terletak pada rahang tetap sedangkan skala nonius pada jangka sorong terletak
pada rahang geser.

Dalam melakukan pengukuran dengan jangka sorong, kita harus mengetahui terlebih
dahulu cara penggunaannya. Adapun langkah - langkah menggunakan jangka sorong adalah
sebagai berikut:
Kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser.
Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang
menempel.
Tutup rahang hingga menjepit benda yang akan diukur.
Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang akan diambil.
Setelah anda berhasil melakukan pengukuran dengan jangka sorong, selanjutnya hitunglah
pengukuran jangka sorong tersebut. Adapun cara menghitung hasil pengukuran jangka sorong
adalah sebagai berikut:
Tentukan angka yang terbaca pada skala utama yang tepat ditunjukkan sebelum angka
nol skala nonius jangka sorong.
Tentukan angka skala nonius yang segaris dengan skala utama kemudian kalikan dengan
angka ketelitiannya.
Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.
Hasil dari penjumlahan kedua skala tersebut merupakan hasil pengukuran dari jangka
sorong.

1.1 MEMBACA HASIL PENGUKURAN JANGKA SORONG

Sebuah benda diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,01.
Hasil dari pembaccannya terlihat pada gambar disamping. Tentukanlah hasil pengukuran
tersebut.....

PEMBAHASAN:
Skala Utama adalah 3,1 mm dan skala nonius adalah 9 x 0,01 mm yaitu 0,09 mm
Hasil pengukurannya adalah skala utama + skala nonius = 3,1 mm +0,09 mm = 3,19 mm

2. MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer sekrup adalah salah satu dari alat ukur mekanik yang digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda, tebal sebuah benda, serta mengukur diameter luar
sebuah benda. Fungsi alat ukur micrometer sekrup ini sebenarnya mempunyai kesamaan
dengan alat ukur jangka sorong hanya saja tingkat ketelitian micrometer sekrup sepuluh
kali lebih teliti dari jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0.01 mm. Bagian - bagian
mikrometer sekrup yaitu poros tetap, poros geser, skala utama, skala nonius, pemutar,
dan pengunci.
Menggunakan micrometer sekrup tidaklah sulit. Adapun langkah – langkah menggunakan
micrometer sekrup yaitu:
Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius menunjukan angka nol.
Buka rahang dengan menggerakkan pemutar kearah kiri sampai benda dapat masuk ke
dalam rahang.
Letakan benda diantara porostetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat
menjepit benda.
Putarlah pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi tandanya dengan adanya bunyi
“klik” yang terdengar.

2.1 CARA MEMBACA HASIL PENGUKURAN MIKROMETER SEKRUP

Lihat pada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepat disebelah kiri skala
putar (angka tersebut dalam mm).
Lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis melintang diskala utama. Kalikan
angka itu dengan 0.01.
Tambahkan kedua angka yang didapat tersebut.
CONTOH PEMBACAAN 

Sebuah plat logam diukur ketebalannya dengan menggunakan mikromrter sekrup dan
menunjukkan skala seperti yang telihat pada gambar. Tebal benda tersebuat adalah…..

PEMBAHASAN:
Untuk membaca hasil pengukuran micrometer sekrup, kita cukup menjumlahkan nialai dari skala
utama dan skala nonius. Skala Utama 5.5 mm sedangkan skala nonius 0 atau 50 mm dikalikan
dengan 0.01 jadi senilai dengan 0.00 mm atau 0.50 mm. Hasil pengukurannya adalah : 5,5 mm +
0,50 mm = 6,00 mm.

3. DIAL INDIKATOR
Dial indikator atau yang disebut juga dengan dial gauge adalah salah satu alat ukur
mekanik yang digunakan untuk mengukur permukaan bidang datar, permukaan serta kebundaran
sebuah poros, permukaan dinding silinder, kebengkokan poros, dan lainnya. Dial indikator ini
tidak bisa digunakan secara langsung atau tidak dapat langsung memberikan pengukuran pada
benda. Dial gauge biasanya dibantu dengan magnetic base yang digunakan sebagai alat
penopang dial gauge tersebut.
 

3.1 BAGIAN - BAGIAN DIAL INDIKATOR


Jarum panjang : jarum panjang akan langsung bergerak apabila bagian - bagian spindel
tertekan oleh benda yang akan diukur. Nilai pergerakan jarum tersebut tergantung pada
nilai skala dari dial gauge. Jika nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang bergerak
dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah
0,01 mm x 10 = 0,10 mm.
Jarum pendek akan bergerak satu ruas apabila jarum panjang bergerak dari angka nol
sampai dengan angka nol lagi (satu putaran). Berarti pergerakan satu ruas dari jarum
pendek adalah 0,010 mm x 100 = 1mm.
Bidang sentuh terhadap benda kerja : Alat ini akan bergerak naik turun sat benda kerja
bergerak dan bersentuhan terhadap bidang sentuh tersebut.

3.2 CARA MEMBACA HASIL PENGUKURAN DIAL INDIKATOR


Berapakah hasil pengukuran dengan menggunakan dial indikator berikut...

PEMBAHASAN
Posisi jarum panjang = 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
Posisi jarum pendek  = 3 x 1 mm = 3,00 mm
Jadi, Hasil pengukurannya adalah 0,06 + 3,00 = 3,06 mm

4. FEELLER GAUGE
Feeller gauge atau yang disebut juga dengan pengukur celah adalah salah satu alat ukur
mekanik yang digunakan untuk mengukur celah antara dua bagian. Feeller gauge terdiri atas
lembaran baja tipis yang memiliki presisi sampai 0,01 mm. Pada umumnya ketebalannya antara
0,03 mm sampai 1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum pada setiap bilah atau lembarannya.

Sebelum menggunakan feeler gauge, ada hal - hal yang harus diperhatikan yaitu:

 Bersihkan tangan anda, pengukur celah, dan komponen - komponen yang akan diukur
sebelum melakukan pengukuran.
 Bila satu bilah pengukur celah masih belum cukup untuk pengukuran, gabunglah dua
atau beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan jumlahnya sesedikit mingkin.
 Sisipkan pengukur celah pada komponen dengan berhati -hati. Jangan membengkokan
atau merusak bilahnya.
4.1 METODE PENGUKURAN

Sisipkan bila pengukur celah diantara komponen yang akan diukur. Bila pengukur celah
ini dapat masuk atau keluar dengan mudah, pakailah bilah yang lebih tebal hingga anda
merasakkan adanya hambatan atau gigitan saat bilah ditarik keluar. Tebal bilah pengukur celah
ini sam dengan celah di antara dua komponen.

CYLINDER GAUGE (BORE GAUGE)


Cylinder gauge adalah alat ukur mekanik yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder
gauge ini berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam silinder, lubang dudukan poros, dan
komponen lainnya secara telitih. Ujung pengukur ini dapat bergerak bebas, dan jumlah
gerakkannya ditunjukkan oleh dial gauge. Jarak antara ujung pengukur dan replacement road
(bantang ganti) merupakan diameter benda yang diukur.

 
Cylinder gauge terdiri atas beberapa komponen yaitu:
 Dial gauge digunakan untuk mengukur diameter cylinder.
 Tangkai gauge merupakan bagian untuk mengikat dial gauge.
 Replacement rod atau anvil merupakan alat untuk menambah panjang bidang sentuh pada
silinder yang akan menyentuh bidang ukur pada cilinder.
 Replacement washer merupakan alat yang digunakan untuk menabah panjang rod. Alat
ini terdiri atas empat buah dengan ketebalan ukuran masing - masing ialah 3 mm, 1mm, dan 0,5
mm.
 Hal - hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan cylinder gauge adalah:
 Dial gauge harus dipasang pada tangkainnya dalam posisi sejajar atau tegak lurus
terhadap ujung pengukur. Spindel dimasukkan kedalam batangnya kira - kira setengah dari
langkahnya.
 Periksa bahwa jarm dial gauge bergerak bila anda menekan ujung pengukur.
 Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter kasar benda
yang akan diukur.

Anda mungkin juga menyukai