Anda di halaman 1dari 5

REKAYASA GEMPA

SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM


HERMANA KASELLE D111 05 064

SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM

1. DERAJAT KEBEBASAN ( DEGREE OF FREEDOM)

Struktur berkesinambungan ( Continuous Structure) mempunyai jumlah derajat


kebebasan (number of degrees of freedom) tak berhingga. Namun dengan sebuah
model matematis dapat di reduksi jumlah derajat kebebasan menjadi suatu jumlah
diskrit untuk beberapa keadaan sehingga menjadi berderajat kebebasan tunggal
(single degrees of freedom). Sistem derajat kebebasan satu ini dapat dijelaskan
dengan tepat pada gambar di bawah ini:

Elemen-elemen yang terdapat pada gambar ini adalah:

a. m menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur.


b. Elemen pegas k menyatakan gaya balik elastik (elastic restoring force) dan
kapasitas energi potensial dari struktur.
c. Elemen redaman c menyatakan sifat geseran dan kehilangan energi dari
struktur.
d. Gaya pengaruh F(t) menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem struktur.
Gaya F(t) menyatakan fungsi dari waktu.

2. SISTEM TAK TEREDAM (UNDAMPED SYSTEM)

Sistem berderajat kebebasan satu ialah diabaikannya gaya geseran atau


redaman dan meninjau sistem yang bebas dari aksi gaya luar selama bergerak atau
bergetar. Sistem ini hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi yang disebut
kondisi awal (initial condition) yaitu perpindahan yang diberikan dalam kecepatan
pada saat t=0.

Contoh bagian ini adalah pada osilator sederhana tak teredam. Pada model ini,
massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut garis lurus sepanjang satu
sumber koordinat. Karakteristik mekanis dari pegas digambarkan antara besar gaya
Fs yang bekerja pada ujung pegas dengan hasil perpindahan y.
REKAYASA GEMPA
SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM
HERMANA KASELLE D111 05 064

Dari gambar dapat dilihat:

Pada lengkungan (a) menyatakan sifat dari pegas kuat (hard spring) dimana
gaya harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan
yang disyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas.
Pada lengkungan (b) disebut pegas linier (Linear spring), karena
deformasinya selaras(proportional) dengan gaya dan gambarna grafisnya
mempunyai karakteristik garis lurus. Konstanta keselarasan antara gaya dan
perpindahan (kemiringan garis (b)) dari pegas linier disebut konstanta pegas
(Spring constant) yang biasanya dinyatakan dengan huruf k.
Dirumuskan sbb:

Fs= k.y

Pada lengkungan (c) disebut pegas lemah (soft spring). Untuk pegas jenis ini
pertambahan gaya utnuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil
pada saat deformasi pegas menjadi makin besar.

3. PEGAS YANG DIPASANG PARALEL ATAU SERI

Kekakuan pegas total:


Ke= k1+k2

Untuk n pegas yang dipasang paralel:


n
Ke= ∑ ( ki )
i=1

Untuk 2 pegas terpasang seri, gaya P mengahilkan peralihan perpindahan relatuf


pada pegas sebesar:

P
Y1=
k1
P
Y2=
k2
Jadi perpindahan total y dari ujung bebas dari susuna pegas adalah sama dengan
y= y1+y2 atau

P P
Y= +
k1 k2
Akibatnya gaya yang dibuat untuk membuat satu unit perpindahan ( konstanta
pegas ekivalen) di tuliskan sebagai:
REKAYASA GEMPA
SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM
HERMANA KASELLE D111 05 064

P
Ke =
y
Untuk pegas disusun seri dirumuskan sebagai:
n
1 1
=∑
Ke i=1 ki

4. HUKUM NEWTON DAN DIAGRAM FREE BODY (DFB)

Hukum newton dapat dirumuskan :

F=m.a

Diagram freebody (DFB) adalah suatu sketsa dari benda yang dipisahkan dari
benda lainnya dimana semua gaya luar pada benda terlihat jelas.

Penggunaan hukum gerak Newton memberikan :

-ky= mÿ
5. PRINSIP D’ALEMBERT (D’ ALEMBERT PRINCIPLE)

Prinsip D’Alembert menyatakan bahwa: “ sebuah sistem dapat dibuat dalam


keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya fiktif pada
gaya-gaya luar yang biasanya di kenal sebagai gaya inersa”.Prinsip ini diperlukan
untuk membuat keseimbangan dinamis dari sistem.

Prinsip d’Alembert memungkinkan pemakaian persamaan keseimbangan utnuk


mendapatkan persamaan gerak.

mÿ +ky = 0 ....(1.11)

6. SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL GERAK ( SOLURION OF THE DIFFERENTIAL


EQUATION OF MOTION)

Persamaan diferensial linier (homogen atau non homogen) dari setiap orde
diselesaikan dengan rumus:

Y= A cos ωt ......(1.12)
Atau
Y= B sin ωt ......(1.13)

Dengan mensubstitusikan persamaan 1.12 ke persamanaan 1.11, didapatkan:

(mω2 + k)A cos ωt= 0 ......(1.14)

Nillai ω (putaran sudut) dan disebut juga frekwensi natural dari sistem

k
ω=
√ m
.......(1.15)
REKAYASA GEMPA
SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM
HERMANA KASELLE D111 05 064

karena persamaan 1.12 &1.13 adalah solusi persamaan 1.11 dan karena persamaan
diferensial adalah linear maka superposisi kedua solusi ini merupakan solusi
persamaan diferensial orde dua dan mempunyai dua konstanta integrasi A &B.

Y= Acos ωt + B sinωt ......(1.16)

Kecepatan:

Ŷ= -Asin ωt + B cos ωt .......(1.17)

Sustitusi harga y=yo dan ŷ= v0 pada saat t=o, maka

Yo= A

V0= Bω

Maka gerak getaran bebas dari osilator tak teredam dapat dirumuskan sebagai
berikut:

vo
y=yo cos ωt + sin ωt ........ (1.18)
ω
7. FREKWENSI DAN PERIODA

Perioda T (satuannya detik) dari gerak ditentukan oleh:


ωT= 2 π atau T= ......( 1.19)
ω
Kebalikan harga perioda adalah frekwensi natural (natural frequency) f (satuannya
siklus per detik):

1 ω
f= = .......(1.20)
T 2π
8. AMPLITUDO GERAK (AMPLITUDO OF MOTION)

Y=C sin (ωt+ α ) ......(1.21)


Atau
Y= C cos (ωt− β ¿ .......(1.22)
Dimana
C = √ Y 02+ ¿ ¿ .......(1.23)
Yo
Tan α = ......(1.24)
vo /ω
vo /ω
Tan β= ......(1.25)
Yo
REKAYASA GEMPA
SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM
HERMANA KASELLE D111 05 064

Harga C pada persamaan diatas merupakan hubungan antara amplitudo gerak


sudut α atau β sebagai sudut fasa.

Anda mungkin juga menyukai