Anda di halaman 1dari 8

JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

Open Access

PEREMPUAN DALAM TIMBANGAN AL-QURAN DAN SUNNAH:


WACANA PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM
Tedi Supriyadi

Dosen Kampus Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia


E-mail: tedisupriyadi@upi.edu

Abstract: Women in Scales of Al-Quran and Sunna: Discourse of Women in


Perspective of Islamic Education. The androsentric cultural perspective seems to
confirm that this world is a masculine world. From ancient times until now, the world
as controlled by men. A man like a king and a slave woman. Ironically, the
inauguration was done in the name of culture and even religion and moral. Indeed this
is contrary to the spirit of Islam brought by the Prophet, one of which is lifting and
glorifying women. On the basis of this idea this paper is intended to reconstruct the
paradigm of women so that male hegemony over women can be eliminated and built
egalitarian social and cultural constructions in the same position and role as the
creature of God as the servant and caliph fil ardh. The realization of a new paradigm
for women can be done by reinterpretation of sacred texts that have been interpreted in
a culture of masculinity that is considered gender biased toward egalitarian
interpretation. The strategy in the effort to build the paradigm can be pursued through
the education path that education is always oriented to a change in both ways of
thinking and behaving.

Keywords: reconstruction, gender, and women

Abstrak: Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah: Wacana


Perempuan dalam Perspektif Pendidikan Islam. Perspektif budaya yang
androsentris seolah mengukuhkan bahwa dunia ini adalah dunia maskulin. Sejak
dahulu hingga sekarang, dunia seperti dikuasai oleh lelaki. Lelaki bak seorang raja dan
perempuan hamba sahaya. Ironisnya pengukuhan itu dilakukan mengatasnamakan
budaya dan perabadaban bahkan agama dan moral. Sejatinya hal ini bertentangan
dengan spirit Islam yang dibawa oleh Rasululloh, satu diantaranya yaitu mengangkat
dan memuliakan perempuan. Atas dasar pemikiran tersebut tulisan ini dimaksudkan
untuk merekonstruksi paradigma terhadap perempuan sehingga hegemoni laki-laki
atas perempuan dapat terenyahkan dan terbangun konstruksi sosial budaya yang
egaliter dalam kedudukan dan peranan yang sama sebagai makhluk Tuhan yakni
sebagai hamba dan khalifah fil ardh. Mewujudnya paradigma baru terhadap
perempuan dapat dilakukan dengan cara reinterpretasi atas teks-teks suci yang selama
ini ditafsirkan dalam budaya maskulinitas yang dianggap bias gender menuju
penafsiran yang egalitarian. Adapun strategi dalam upaya membangun paradigma
tersebut dapat ditempuh melalui jalur pendidikan yang sejatinya pendidikan senantiasa
berorientasi pada suatu perubahan baik cara berfikir dan berprilaku.

Kata kunci: rekonstruksi, gender, dan perempuan

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 14


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

Dunia ini seolah-olah dunia maskulin- mengakhiri praktik-praktik diskriminatif dan


dunia laki-laki, di mana laki-laki menjadi stereotype terhadap perempuan sekaligus
ukuran segala sesuatu. Perempuan tidak melakukan usaha emansipasi yang pertama
mendapatkan kedudukan yang sama, ia dalam sejarah. Sejarawan barat yang bernama
senantiasa termarginalisasikan, subordinasi, Will Durant mengakui tentang jasa
stereotype. Identitasnya, hanya berfungsi Muhammad dalam meningkatkan dan
untuk menolong laki-laki. Dalam beberapa memperbaiki hak-hak wanita dan pengakuan
catatan misalnya, konfucu (confucius) begitu tingginya kedudukan perempuan di
menyatakan bahwa terdapat dua jenis manusia dalam Islam (Rakhmat, 1999: 125).
yang sukar diurus, yaitu turunan orang
rendahan dan wanita. Aristoteles seorang METODE
filosof malah menyebut wanita sebagai Tulisan ini bersifat kepustakaan murni
manusia yang belum selesai, yang tertahan (library research) karena sumber datanya
dalam perkembangan tingkat bawah (Lauer berupa buku-buku atau kitab-kitab karya
1978: 360). Dalam Rig Weda: 10,95,15, ulama klasik maupun kontemporer, buku-buku
menyatakan “tidak boleh menjalin karangan para feminis serta artikel yang
persahabatan dengan wanita. Pada berkaitan dengan wanita dan berbagai
kenyataannya, hati wanita adalah sarang problematikanya. Pendekatan yang digunakan
serigala. dalam tulisan ini yaitu pendekatan (teori)
Saat Islam datang nasib wanita di sturuktur-fungsional. Dalam menganalisis data
Arabia tidak jauh berbeda dengan wanita- dan materi yang telah dikumpulkan,
wanita di tempat lain. Mereka tidak menggunakan metode deskriptif analitis, yakni
mendapatkan hak waris, bahkan boleh menguraikan pengertian, ruang lingkup serta
diwariskan dari ayahnya kepada anak-anaknya hal-hal yang terkait dengan pembahasan
bila si ayah memiliki istri lebih dari satu. umum. Selanjutnya digunakan metode
Memiliki anak perempuan dianggap aib, komparatif yaitu mengkomparasikan
sehingga mereka banyak melakukan pemikiran dan pandangan beberapa ulama
pembunuhan atas anak-anak perempuan. muslim, sehingga dapat membantu
Perbuatan jahiliyah ini direkam oleh Al- memecahkan masalah dan memberikan solusi
Qur‟an “apabila bayi-bayi perempuan yang terbaik.
dikubur hidup-hidup itu ditanya: karena dosa
apakah dia dibunuh? (Qs. 81 : 8-9)” HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesadaran perempuan akan identitas Perempuan dalam Al-Qur’an
dirinya, membangkitkan suatu gerakan Menurut Rakhmat (2008:.339), “salah
emansipasi dengan munculnya wacana satu hal yang menakjubkan dari Al-Qur‟an
kesetaraan gender. Penyebab utama lahirnya ialah tidak adanya penggambaran perempuan
gerakan ini yaitu adanya pandangan „sebelah- secara fisikal. Tidak satu ayat pun yang
mata‟ terhadap perempuan (misogyny), melukiskan keindahan perempuan secara
bermacam-macam anggapan buruk jasmaniah. Perempuan cantik tidak menjadi
(stereotype) yang dilekatkan kepadanya, dan tokoh dalam Al-Qur‟an. Apabila melukiskan
aneka citra negatif yang mengejawantah dalam hubungan jasmaniyah-berkenaan dengan
tata-nilai masyarakat, kebudayaan, hukum, pelaksanaan syariat antara perempuan dengan
bahkan politik. laki-laki, Al-Qur‟an menggunakan kata-kata
Begitu juga saat Islam datang, halus seperti “bersentuhan dengan perempuan
walaupun banyak literatur klasik Islam pada (Qs. An-Nisa: 43) bercampur dengan
umumnya disusun dalam perspektif budaya perempuan kamu (Qs. Al-Baqoroh: 187) atau
masyarakat androsentris (Ummar 2002: 85) datangilah ladang kamu sekehendak kamu (Qs
telah mampu membangkitkan kesadaran Al-Baqoroh: 233).”
wanita arab akan identitasnya dan kaum Hal di atas merupakan suatu petunjuk
muslim perempuan pada umumnya. Islam bahwa perempuan begitu dimanjanya dan

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 15


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

dipelakukan secara lembut oleh Allah. atau khas untuk laki-laki yang membedakan
Bahkan, sebagai wujud perempuan merupakan keduanya bukanlah jenis kelamin melainkan
makhluk yang paling dimanja oleh Allah, amal.
adalah saat berbicara tentang perempuan, yang
dibicarakan adalah hak-haknya dan ketika Tipologi perempuan dalam Al-Qur’an
berbicara laki-laki maka yang dibicarakan itu Apabila yang membedakan antara laki-
adalah kewajiban-kewajibannya. Sebagai laki dan perempuan adalah amalnya, maka
contoh kata An-nisa -yang disebutkan 57 kali bagaimana tipe perempuan dalam Al-Qur‟an
dalam Al-Qur‟an, lebih dua kali dari kata rijal- berdasarkan amalnya? setidaknya terdapat
paling sering disebutkan dalam hubungannya empat tipe perempuan didalam Al-Qur‟an
dengan ketentuan-ketentuan hukum berdasarkan amalnya yakni perempuan
pernikahan, hukum waris, hukum yang shalihah, perempuan pejuang, perempuan
menyangkut hubungan suami-istri, hak penentang, dan perempuan penggoda. Untuk
perempuan untuk memperoleh hasil kerjanya, hal-hal yang baik biasanya Al-Qur‟an
hukum ibadah, etika berbusana, etika langsung menyebut namanya, karena
pergaulan diantara perempuan dan etika menggambarkan sosok ideal, apabila berbicara
perempuan diantara perempuan dan laki-laki. amal buruk Al-Qur‟an tidak langsung
Semuanya hampir membicarakan hak-hak menyebut namanya.
seorang perempuan sebagai respon sosial atas 1. Tipe Perempuan Shalihah
keadaan perempuan pada masa jahiliyah yang Gambaran tentang wanita shalihah
sering diabaikan hak-haknya. Hal lain lagi yang disebutkan oleh Al-Qur‟an adalah Siti
misalnya dalam waris perempuan tidak Maryam Binti Imran, bahkan namanya
memperoleh hak bahkan menjadi objek waris diabadikan menjadi nama surat di dalam Al-
tetapi Al-Qur‟an menetapkan hak-hak waris Qur‟an. Maryam ialah tipe wanita shalihah,
perempuan di dalamnya. Terdapat lagi hal ibu dari tokoh terkemuka di dunia dan akhirat.
yang unik pada diri perempuan yakni tidak Dalam Al-Qur‟an disebutkan, “(Ingatlah),
pernah nama Allah dititipkan kepada makhluk ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam,
lain kecuali kepada perempuan. Nama tersebut sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
adalah ar Rahim yang menjadi nama dari salah (dengan kelahiran seorang putra yang
satu anatomi yang hanya dimiliki oleh diciptakan) dengan kalimat (yang datang)
perempuan. daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra
Al-Qur‟an sering menambahkan kata Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di
ganti genetif pada kata nisa, seperti nisa akum, akhirat dan termasuk orang-orang yang
nisa ahum, nisa ahunna, untuk menegaskan didekatkan (kepada Allah)” (Qs. Ali Imran:
perempuan sebagai anggota komunitas yang 45).
lebih luas. Apabila kata laki-laki (mudzakkar) Maryam senantiasa menjaga kesucian
dan kata perempuan (muannas disebutkan dirinya (Qs At-Tahrim 16), mengisi waktunya
bersama-sama, Al-Qur‟an menunjukan tidak dengan pengabdian yang tulus kepada Allah,
adanya perbedaan perlakuan terhadap tindakan yang akhirnya karena kasalihahannya ia
laki-laki atau perempuan. Misalnya dapat mendapatkan amanah untuk menjaga dan
dilihat pada (Qs. An-Nisa 124; Al-Mu‟min membersakan kekasih Allah yakni Isa putera
:40; An-Nahl: 97; Ali Imran: 195: Al-Ahzab: Maryam (Qs. Maryam 16-34). Oleh sebab itu
36; At-Taubah: 71; dan Al-Ahzab: 35). kehormatannya terletak dalam kesucian bukan,
Pengulangan kata laki-laki dan dalam kecantikannya. Dari kisah Maryam,
perempuan pada ayat-ayat di atas, menunjukan perempuan yang senantiasa menjaga
tidak terdapatnya diskriminasi antara laki-laki kesuciannya, berkhidmat sepenuh hati kepada
dan perempuan dalam hubungannya dengan Tuhannya, dan menjaga amanah dengan penuh
pekerjaan, amal, dan tindakan. Hal yang cinta akan senantiasa melahirkan generasi-
paling penting dari hal itu tidak ada perbedaan generasi yang unggul.
karateristik antara laki-laki dan perempuan

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 16


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

2. Tipe Perempuan Pejuang 4. Tipe Perempuan Penggoda


Al-Qur‟an tidak menyebut namanya, ia Tipe ini digambarkan Al-Qur‟an saat
hidup di bawah suami yang melambangkan berkisah tentang Yusuf. Al-Qur‟an
kezaliman. Ia memberontak kepadanya, mengabadikannya dalam surat Yusuf ayat 23-
melawanya dan mempertahankan 24. “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf
keyakinannnya apapun risiko yang akan tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
diterimanya. Semuanya ia lakukan karena ia menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia
memilih rumah di surga yang diperoleh menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah
dengan perjuangan menegakan kebenaran ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung
daripada Istana didunia yang dapat kepada Allah, sungguh tuanku telah
dinikmatinya bila ia bekerja sama dengan memperlakukan aku dengan baik."
kezaliman. Para ahli hadits menyebutnya Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
Asiyah binti Mazahim. “Dan Allah membuat akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu
istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
yang beriman, ketika ia berkata: „Ya Tuhanku, dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata
dalam surga dan selamatkanlah aku dari dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya.
Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah Demikianlah, agar Kami memalingkan
aku dari kaum yang dzalim‟"(Qs. At-Tahrim daripadanya kemungkaran dan kekejian.
11). Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-
Pada satu sisi Allah memuji hamba Kami yang terpilih” (Qs. Yusuf 23-24).
perempuan yang membangkang kepada Dari kisah di atas memberikan satu
suaminya yang zalim, tetapi pada saat yang gambaran tipe perempuan yang ditunjukan
sama Allah mengecam perempuan yang oleh Al-Qur‟an tentang kepandaian
menentang suami yang memperjuangkan perempuan untuk melakukan makar atau
kebenaran. “Allah membuat istri Nuh dan istri tipuan, dalam Al-Qur‟an disebutkan, “Yusuf
Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. berkata: „Wahai Tuhanku, penjara lebih aku
Keduanya berada di bawah pengawasan dua sukai daripada memenuhi ajakan mereka
orang hamba yang shaleh di antara hamba- kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan
hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan
kepada kedua suaminya, maka kedua cenderung untuk (memenuhi keinginan
suaminya itu tiada dapat membantu mereka mereka) dan tentulah aku termasuk orang-
sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan orang yang bodoh‟"( Qs. Yusuf: 33).
(kepada keduanya); "Masuklah ke neraka
bersama orang-orang yang masuk Perempuan dalam Hadits Rasulullah
(neraka)"(Qs. At-Tahrim: 10). Dalam sabda-sabdanya yang agung,
perempuan mendapatkan kedudukan yang
3. Tipe Pendamping Tiran mulia di dalam Islam. Sabda Rasululloh:
ِ
ْ‫ َوََل‬،‫ َوََلْ يُِهْن َها‬،‫ت لَوُ أُنْثَى فَلَ ْم يَئ ْد َىا‬
ْ َ‫َم ْن َكان‬
Sebagai lawan dari Istri Fir‟aun yang
menentang kezaliman, adalah istri Abu Lahab,

– ‫ور‬ ُّ
َ ‫ يَ ْع ِِن الذ ُك‬:‫ال‬ َ َ‫ – ق‬،‫يُ ْؤثِْر َولَ َدهُ َعلَْي َها‬
yang bekerja sama dengan suaminya untuk
menentang kebenaran, menyebarkan fitnah
dan melakukan berbagai tindakan zalim. Ia
digambarkan Al-Qur‟an sebagai “pembawa َ‫اْلَنهة‬
ْ ُ‫اَّلل‬
‫أ َْد َخلَوُ ه‬
kayu bakar” sebagai bentuk metafora untuk
Siapa yang memiliki anak perempuan, dia
menggambarkan tipe perempuan yang
tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-
pekerjaannya menyalakan api penindasan atau
hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih
mengkompori dalam perbuatan jelek (Qs. Al-
mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak
Lahab: 1-5).
perempuan, maka Allah akan memasukkannya
ke dalam surga (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 17


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

ِ ْ َ‫ُخت‬ ٍ َ ‫ْي أَو ثَََل‬


‫ْي أ َْو‬ ْ ‫ أ َْو أ‬،‫ث بَنَات‬ ْ ِ ْ َ‫ال ابْنَت‬
َ ‫َم ْن َع‬
kehendaki”. tetapi setelah mendapatkan
jawaban dari Nabi, wanita muda itu berkata

،‫وت َعْن ُه هن‬ ‫ َح هَّت يَِ ه‬،‫ات‬ ٍ ‫ث أَخو‬ “sesungguhnya aku sudah merelakan
َ ُ‫ِب أ َْو َي‬ َ َ َ ‫ثَََل‬ perbuatan ayahku, aku hanya ingin

‫ُصبُ َعيْ ِو‬


ْ ‫َش َار بِأ‬ ِ ْ َ‫ت أَنَا وُىو َك َهات‬
mengajarkan kepada kaum wanita, bahwa
َ ‫ْي ” َوأ‬ َ َ ُ ‫ُكْن‬ bapak-bapak mereka tidak berhak sedikitpun
atas mereka”. Dari hadits ini para fuqoha
‫ال هسبهابَِة َوالْ ُو ْسطَى‬ mengambil kesimpulan bahwa salah satu
rukun nikah ialah kerelaan kedua belah pihak
(Al-Alani, 1975: 119).
”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak Ketika seorang wanita mengadu
perempuan atau saudara perempuan, hingga kepada Rasululloh karena ia sudah tidak tahan
mereka menikah atau sampai dia mati, maka lagi hidup dengan suaminya dan takut tidak
aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau melayani suaminya dengan semestinya,
berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari Rasululloh menyuruh wanita itu untuk
tengah (HR. Ahmad 12498). mengembalikan mas kawinnya dan
Hadits di atas dapat dipahami Islam menceraikannya. Dari peristiwa ini Rasululloh
mengangkat derajat perempuan bahkan ingin menggambarkan bahwa wanita juga
ditegaskan pada hadits yang pertama harus memiliki hak untuk menceraikan suaminya,
diperlakukan sama, tidak boleh terdapat yang dalam ketentuan hukum disebut khulu‟
diskriminasi dengan mengunggulkan anak atau talak tebus (Al-Albani, 1975: 177).
laki-laki di atas anak perempuan. Bahkan Ketika Umar bin khatab mengeluarkan
dalam hadits yang lain kehadiran anak putusan hukum yang menentukan batas-batas
perempuan akan menjadi tameng kedua orang mahar perempuan karena pada waktu itu para
tuanya di neraka. wanita menetapkan mahar yang terlalu tinggi.
Seorang wanita protes terhadap Umar bin
‫ات بِ َش ْي ٍء ُك هن لَوُ ِسْت ًرا‬
ِ َ‫م ِن اب تلِي ِمن ى ِذهِ الب ن‬
َ َ ْ َ ُْ َ
Khatab dan memperingatkan Umar tentang
satu ayat didalam Al-Qur‟an, Umar akhirnya
‫ِم َن النها ِر‬ mencabut kembali peraturan itu sambil berkata
“Perempuan itu benar dan Umar salah“. Hal
ini memberikan hak kepada perempuan untuk
Siapa yang diuji dengan kehadiran anak melakukan aksi politik.
perempuan, maka anak itu akan menjadi Dalam keilmuan tentang hadits.
tameng baginya di neraka (HR. Ahmad 24055, menurut Rahmat (1999: 127) dengan mengutip
Bukhari 1418, Turmudzi 1915, dan yang pendapat Ibnu Asakir, setidaknya terdapat
lainnya). delapan puluh orang wanita yang merupakan
Islam mewajibkan menuntut ilmu baik ahli hadits.
bagi muslim laki-laki atau mulim perempuan.
Nabi berpesan agar orang tua mengutamakan Perempuan dalam Dunia Tasawuf
pendidikan anak perempuannya. “Barang Dalam tradisi sufi, perempuan
siapa memiliki anak perempuan, kemudian ditempatkan sangat tinggi. Tidak terdapat
mendidiknya, kemudian berbuat baik tradisi keilmuan dan kebudayaan yang
kepadanya, dan mengawinkannya maka menempatkan perempuan begitu agung
baginya surge (Al-Albani, 1975: 35). melebih tradisi sufi. Jalaluddin Rumi sang sufi
Pada saat yang lain, Rasululloh pernah penyair yang masyhur, sebagaimana yang
kedatangan seorang perempuan yang mengadu dikutip oleh Murtadha (2008: 76),
kepada beliau karena dinikahkan oleh mendeskripsikan perempuan dengan begitu
bapaknya dengan pria yang tidak disukainya. indah, ia berkata “Wanita adalah seberkas
Nabi melarang pernikahan paksa itu. Dengan sinar Tuhan; Dia bukanlah kekasih duniawi;
berkata “Pergilah, nikahilah orang yang kamu dia berdaya cipta, engkau boleh mengatakan

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 18


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

dia bukan ciptaan”. Ibnu Arabi menambahkan benarlah suatu ungkapan yang menyatakan
sekaligus menegaskan bahwa bayangan Tuhan dibalik laki-laki yang sukses ada wanita yang
yang paling sempurna itu dapat dinikmati oleh hebat.
mereka yang merenungkan-Nya dalam Kenapa begitu lembut dan agungnya
seorang perempuan. Perempuan adalah Islam memperlakukan dan mendudukan
perantara paling sempurna untuk perempuan, karena dari perempuanlah lahir
mengantarkan seseorang merenungkan Zat generasi baru manusia, baik buruknya generasi
Pencipta (Murtadha 2005: 77). sangat bergantung baik buruknya perempuan.
Berdasarkan hal di atas pada tataran perempuan memiliki satu peran yang sangat
tarawuf, kaum perempuan sebenarnya penting, peran itu adalah seorang ibu. Pada
memiliki posisi yang sangat terhormat, sebab buaian tangan ibulah ada tangan yang mampu
yang dilihat dalam tasawuf bukan aspek mengoncangkan dunia.
maskulin dan feminin, tetapi lebih pada aspek
kondisi hati mereka dalam mencapai Tuhan. Wanita sebagai Ibu dalam Islam
Sebab, yang terpenting dalam dunia tasawuf Terkadang isu emansipasi berkenaan
adalah kesucian hati, maka ini sangat dengan kebebasan perempuan dalam ranah
berkaitan dengan suasana hati masing-masing. publik menjadi kebablasan. Kebebasan yang
Sangat boleh jadi hati seorang perempuan telah diperolehnya melemparkan wanita
terkadang lebih suci dibandingkan hati kepada persaingan hidup yang berat. Bersama-
seorang laki-laki. sama pria, para wanita berlomba mengejar
Dengan demikian, dalam dunia karir dan kedudukan,. Bersamaan dengan hal
tasawuf tidak memutup kemungkinan seorang itu masuk pula ideologi yang memandang
perempuan akan mencapai posisi terpuncak. rendah fungsi keibuan. Apa yang dahulu
Buktinya, banyak syaikhah dan Mursyidah dilakukan ibu-ibu sebagai amal shalih, apa
dalam bidang sufi yang berkelamin yang dahulu menimbulkan perasaan harga diri
perempuan. Sebut saja nama sufi perempuan dan kegembiraan, sekarang dipandang sebagai
yang sangat termasyhur di dunia Rabi'ah al- paham kolot dan konservatif. Sehingga
Adawiyah menimbulkan deprivasi maternal terselubung.
Pada kesempatan yang lain, Ibnu Arabi Ibu ada, tetapi tidak terasa keberadaanya.
juga menyatakan bahwa wanita adalah bagian Anak yang berkembang dalam asuhan
dari Rasul Saw. manusia paling agung dan pembantu harus belajar tentang dunia dengan
sempurna. Saat lahir, orang yang paling dekat caranya sendiri. Selain karena gagasan
dan menyayanginya adalah ibunya, Aminah. emansipasi, terdapat juga ibu-ibu yang
Sebab, ayahnya telah meninggal sebelum terpaksa meninggalkan anaknya karena
beliau lahir. Saat balita, beliau bersama ibu tekanan ekonomi sehingga memaksa mereka
susunya, Ummu Ayman. Saat menghadapi untuk bekerja di luar, sehingga menimbulkan
awal-awal perjuangan yang sangat berat, disisi pertanyaan generasi seperti apakah yang lahir
belia adalah Khadijah yang sangat dari kedua perempuan di atas?
menakjubkan. Sepeninggal Khadijah, disisi Sesuai denga fitrah kewanitaannya,
beliau tampil Fathimah yang sangat salah satu peran yang menduduki posisi
penyayang kepada Rasul, sehingga sang ayah penting dalam ajaran Islam adalah peran
menggelarinya Ummu Abiha, Ibu dari keibuannya. Al-Qur‟an memerintahkan untuk
ayahnya. berbakti kepada orang tua. Al-Qur‟an
Semua rasul sangat dekat dengan figur mendeskripsikan bagaimana susahnya ibu
wanita. Sejak adam, Ibrahim, Musa, Isa mengandung dan menyusui. “Dan Kami
hingga Muhammad. Bahkan ada yang perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
menyatakan bahwa seluruh tokoh besar dunia kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
sepanjang sejarah selalu berdiri tegak diatas mengandungnya dalam keadaan lemah yang
hamparan kasih sayang sosok perempuan yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
mencintai dan dicintai (Murtadha 2005: 77) dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 19


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada- Maternal deprivation telah terbukti bukan saja
Kulah kembalimu” (Qs Luqman: 14). “Kami menyebabkan anak menjadi terhambat dalam
perintahkan kepada manusia supaya berbuat pengembangan intelegensinya, rapuh
baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mentalnya, tetapi juga lemah kekuatan
mengandungnya dengan susah payah, dan fisiknya.
melahirkannya dengan susah payah (pula). Dengan demikian, Islam menuntut
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah wanita agar melaksanakan fungsi keibuanya
tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah sebaik-baiknya. Walaupun Islam mengizinkan
dewasa dan umurnya sampai empat puluh wanita bergerak di masyarakat sesuai dengan
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku keperluannya, tetapi Islam memandang
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah kehadirannya di rumah adalah paling penting
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu dari segalanya. Oleh karena itu, benarlah suatu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal ungkapan yang menyatakan “al um
yang shaleh yang Engkau ridai; berilah madrasatun ula” ibu itu adalah madrasah
kebaikan kepadaku dengan (memberi pertama dan utama. Madrasah adalah sebuah
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya tempat untuk mendidik, yang didalamnya ada
aku bertobat kepada Engkau dan pelajaran-pelajaran yang diberikan, ada ilmu
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang yang disampaikan sebagai bekal untuk anak
berserah diri" (Qs. Al-Ahqaf : 15). didiknya, serta ada hal yang dicita-citakan
Oleh sebab itulah, saat Nabi ditanya oleh sipendidik kepada anak didiknya. Sebab,
tentang siapa yang paling patut dihormati dan ibu itu diibaratkan sebagai sebuah sekolah
diperlakukan sebaik-baiknya. Nabi menjawab yang memberikan pelajaran-pelajaran, maka
“Ibumu”. Hal itu nabi sebutkan sampai 3 (tiga) baik buruknya generasi bangsa ini sangat
kali, baru setelah itu menyebut ”bapakmu“. tergantung kepada ajaran-ajaran yang
Dalam hadits yang begitu masyhur Nabi disampaikan oleh ibunya, dalam syair
menegaskan bahwa al jannatu tahta liaqdami dikatakan “sesuatu yang tidak punya tidak
umahati. Surga di bawah telapak kaki kaum akan bisa memberi”, maka konsekuensi
ibu. Kepada rahim kaum wanitalah, Allah logisnya adalah tak akan melahirkan generasi
menitipkan janin yang lembut dan lemah yang baik jika ibunya tidak memiliki nilai-
disaat-saat pengembangannnya, walaupun nilai kebaikan. Hal ini semakin menegaskan
ayah dan ibu menyumbangkan bagian yang bahwa ibu yang diperankan oleh seorang
sama dalam pembentukannya. wanita merupakan tiangnya negara.
Peranan pria dalam proses reproduksi
berlangsung singkat. Peranan wanita berlanjut SIMPULAN
sembilan bulan, dalam arti lebih panjang. Pada Ajaran Islam tidak memperlakukan
saat itulah janin dipelihara dengan zat-zat perempuan secara diskriminatif. Gender tidak
kimiawi yang masuk dari ibu melalui membedakan derajat. Dalam Al-Qur‟an nilai
membran placenta. Seluruh keadaan psiologis ideal perempuan tidak diukur dari keindahan
dan psikologis ibu mempengaruhinya. Bukan fisik, bahkan Al-Qur‟an mengajarkan agar
apa saja yang dimakan ibu tetapi juga yang perempuan menutupi keindahan fisiknya. Nilai
dirasakannya - suka dan dukanya, tangis dan ideal perempuan terletak pada kesalihan,
tawanya, mempengaruhi bayi dalam kesucian, dan ketegaran dalam
kandungan. Pada saat yang sama bayi juga mempertahankan keyakinan. Pada satu sisi Al-
memperngaruhi ibunya. Qur‟an memuji perempuan yang menentang
Setelah lahir peranan ibu tetap suaminya bila melakukan kezaliman, tetapi
menentukan. Berbagai penelitian pada saat yang sama Islam juga mengecam
membuktikan bahwa terpisahnya ibu dari perempuan yang menentang suami yang
anaknya pada tahap perkembangan awal, memperjuangkan kebenaran. Islam
banyak merusak anak itu secara intelektual, memberikan identitas dan nilai-nilai ideal
emosional, sosial, bahkan secara fisik. yang harus dianut oleh perempuan. Islam

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 20


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

mengatur peranan wanita yang salah satunya Lauer, R.H. 1978. Social Problems & the
adalah sebagai seorang Ibu. Peranan ibu Quality of Life. IOWA: Wm.C Brown.
adalah peran yang paling mulia. Karena disitu Murtadha, A. 2005. Mencintai Tuhan Lewar
perempuan memainkan peran yang paling Perempuan. Bandung: Al-Shafa
menentukan dalam kehidupan masarakat Rakhmat. J. 1999. Islam Alternatif. Bandung:
sebab dibalik tangan yang “mengayun Mizan.
ambing” buaian ada tangan yang Rakhmat. J. 2008 Meraih Cinta Ilahi. Jakarta:
menggoncangkan dunia. Pustaka Iman
Umar, N. 2010 Argumen Kesetaraan Gender
DAFTAR RUJUKAN Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Dian
Abu Dawud Sulaiman. t.t. Sunan Abu Dawud Rakyat.
Beirut : Dar Al Fikr No Hadits 5146 Umar. N dalam Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Ahmad Bin Hanbal. Musnad Imam Ahmad. 2002. Rekonstruksi Metodologis
Beirut : Dar Al- Fikr No Hadits 1957 Wacana Kesetaraan Gender Dalam
Al-Albani. 1975 Al-Mar‟ah fi al Islami tanpa Islam. Yogyakarta: PSW IAIN Sunan
penerbit. Kalijaga bekerjasama dengan Pustaka
Bukhari, 1990. Shahihul Bukhari Beirut : Dar Pelajar.
Al Kutub Al Alamiyah

Tedi Supriyadi – Perempuan dalam Timbangan Al-Quran dan Sunnah 21

Anda mungkin juga menyukai