Anda di halaman 1dari 31

GERAK MAJU PENDIDIKAN MENENGAH

SMA NEGERI 1 SOSA


PROVINSI SUMATERA UTARA BERMARTABAT

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
AGUSTUS 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Penyelenggara pendidikan termasuk pendidikan menengah dan
pendidikan khusus secara konseptual dan faktual harus senantiasa
meningkatkan kualitas sesuai dengan perkembangan peradaban;
2. Secara nasional pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara perlu percepatan kemajuan;
3. Pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara dilakukan antara lain dengan meningkatkan,
mengoptimalkan dan merevitalisasi unsur dan fungsi manajemen
pendidikan;
4. Peningkatan, optimalisasi dan revitalisasi fungsi dan unsur manajemen
dilakukan secara proporsional sesuai potensi situasi dan kondisi; dan
5. Pemajuan pendidikan menengah Provinsi Sumatera Utara harus dilakukan
oleh seluruh jajaran Dinas dan komponen pendidikan Sumatera Utara;

B. Permasalahan
1. Apa yang menjadi faktor pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan
khusus Provinsi Sumatera Utara;
2. Siapa yang melakukan pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan
khusus Provinsi Sumatera Utara; dan
3. Kapan pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara dilakukan.

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara dimaksudkan sebagai bagian dari komitmen perwujudan
Sumatera Utara yang maju, aman dan bermartabat di bidang pendidikan.

2. Tujuan
Pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan integritas)
penyelenggaran pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara;
b. Meningkatkan kompetensi aparatur (guru dan tenaga kependidikan)
jajaran Dinas Pendidikan;
c. Meningkatkan kompetensi peserta didik dan alumni pendidikan
menengah dan pendidikan khusus Provinsi Sumatera Utara; dan
d. Meningkatkan kapabilitas dan integritas kelembagaan Dinas
Pendidikan, Cabang Dinas Pendidikan, SMA Negeri, SMK Negeri dan
SLB Negeri.

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonomi Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi
Sumatera Utara;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2008 tentang Guru;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011,
Nomor SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor
158/PMK.01/2011, Nomor 11 Tahun 2011 tanggal 3 Oktober 2011 tentang
Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2020
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa oleh Satuan Pendidikan;
20. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara;
21. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi
Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara;
22. Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2019 tentang Tugas, Fungsi, Uraian
Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
BAB II
SIKAP DAN PERILAKU KERJA JAJARAN DINAS PENDIDIKAN

A. Sikap
Sesuai dengan hakekat pendidikan yang senantiasa bergerak maju serta
dalam rangka mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman dan bermartabat
melalui pendidikan yang berkarakter, cerdas, mandiri, berdaya saing unggul dan
kompetitif, jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara memahami dan
melaksanakan sikap dalam menjalankan tugas kedinasan sebagai berikut :
1. Jujur;
2. Benar;
3. Tulus;
4. Ikhlas;
5. Cerdas;
6. Responsif;
7. Berintegritas;
8. Tanggap; dan
9. Antisipatif.

B. Perilaku
Implementasi sikap dalam setiap pelaksanaan kegiatan tugas kedinasan
seluruh jajaran Dinas Pendidikan memegang teguh dan melakonkan perilaku
sebagai berikut:
1. Sopan;
2. Santun;
3. Kolaboratif;
4. Tidak koruptif;
5. Selalu mengembangkan diri;
6. Berperilaku hidup sebagaimana layaknya PNS;
7. Mempelajari secara hati-hati, teliti, cermat dan akurat setiap dokumen
kedinasan;
8. Mengoreksi atau menolak setiap pelaksanaan tugas yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
9. Melaporkan proses, kemajuan dan penyelesaian tugas kedinasan.
Sikap dan perilaku tersebut di atas merupakan bagian dari pondasi dan
rujukan keteladanan dalam penyelenggaraan pendidikan menengah dan
pendidikan khusus sesuai dengan kewenangan Provinsi Sumatera Utara oleh
seluruh jajaran Dinas Pendidikan. Sikap tersebut dipahami, dilaksanakan dan
dilakonkan pada setiap pelaksana tugas kedinasan Dinas Pendidikan sesuai
kedudukan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Untuk pemahaman, pelaksanaan dan pelakonan sikap kerja tersebut di atas
setiap jajaran Dinas Pendidikan terlebih dahulu harus memahami hal-hal
sebagai berikut :
1. Kedudukan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing;
2. Teori atau konsep akademis yang terkait dengan kedudukan, tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing;
3. Peraturan perundang-undangan terkait dengan kedudukan, tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing;
4. Kemungkinan resiko dari pelaksanaan kedudukan, tugas, fungsi, wewenang
dan tanggung jawab masing-masing;
5. Hirarki dan rentang kendali organisasi Pemerintah dan Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara;
6. Mitra/kolega kerja kedudukan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing;
7. Substansi setiap tugas kedinasan yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan; dan
8. Laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan setiap tugas kedinasan.

C. Jajaran Dinas Pendidikan


Yang menjadi pelaksana Gerak Maju Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Khusus Provinsi Sumatera Utara Bermartabat adalah seluruh jajaran Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang meliputi :
1. Lingkup Dinas Seluruh :
a. Pejabat Struktural;
b. Pejabat Fungsional;
c. Pejabat Administrasi Pelaksana; dan
d. Tenaga Non PNS.
2. Lingkup Cabang Dinas/Unit Pelaksana Teknis Seluruh :
a. Pejabat Struktural;
b. Pejabat Fungsional;
c. Pejabat Administrasi Pelaksana; dan
d. Tenaga Non PNS.
3. Lingkup SMA Negeri, SMK Negeri, dan SLB Negeri Seluruh :
a. Kepala Sekolah;
b. Seluruh Wakil Kepala Sekolah;
c. Ketua Jurusan;
d. Kepala Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Praktek/Workshop;
e. Wali Kelas;
f. Guru PNS;
g. Guru Bimbingan dan Pembinaan;
h. Tenaga Tata Usaha;
i. Guru Non PNS; dan
j. Tenaga Non PNS.
BAB III
FOKUS KEMAJUAN

A. Kompetensi Manajemen SMA Negeri, SMK Negeri dan SLB Negeri


Kompetensi manajemen sekolah adalah tingkat pengetahuan,
keterampilan dan integritas Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua
Jurusan, Kepala Laboratorium, Perpustakaan, dan Ruang Praktik/Workshop,
Wali Kelas dan Tata Usaha yang mampu menjamin :
1. Kebersihan, keteraturan, ketertiban, keasrian, keindahan, keamanan dan
kenyamanan termasuk kehijauan sekolah dan lingkungannya;
2. Kelancaran, kehangatan, kesahajaan, efektivitas dan objektivitas
komunikasi internal sekolah;
3. Kualitas dan kuantitas kegiatan belajar-mengajar;
4. Kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan kepastian administrasi sekolah;
5. Keharmonisan sekolah dengan lingkungan sekitar;
6. Kepatutan, tertib dan disiplin pengelolaan keuangan sekolah;
7. Kepatutan, tertib dan disiplin pengelolaan barang/aset sekolah;
8. Kelancaran dan keberlanjutan pengembangan kompetensi guru dan tenaga
non kependidikan termasuk kenaikan pangkat; dan
9. Penerapan standar kompetensi guru dan tenaga non kependidikan.

B. Kompetensi Guru
Kompetensi guru adalah tingkat pengetahuan, keterampilan dan
integritas setiap guru PNS dan guru Non PNS yang mampu menjamin:
1. Harkat, martabat, kehormatan dan kemuliaan profesi guru;
2. Perhatian, keterpanggilan dan kepedulian guru terhadap peningkatan
kompetensi peserta didik;
3. Tanggung jawab guru terhadap kuantitas dan kualitas kegiatan belajar-
mengajar;
4. Tanggung jawab, kemauan dan kemampuan guru untuk meningkatkan
kompetensi diri secara mandiri;
5. Tanggung jawab, kemauan dan kemampuan guru untuk mengurus
dokumen persyaratan kenaikan pangkat;
6. Integritas guru dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik;
7. Integritas guru dalam melakukan penilaian dan memberikan nilai;
8. Perhatian, keterpanggilan dan kepedulian guru dalam menerapkan standar
pendidikan; dan
9. Integritas guru dalam memberikan keteladanan.

C. Kompetensi Peserta Didik


Kompetensi peserta didik adalah tingkat pengetahuan, keterampilan dan
integritas setiap peserta didik yang meliputi:
1. Semangat, kemauan dan kemampuan mengikuti kegiatan belajar-mengajar;
2. Semangat, kemauan dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
sekolah;
3. Semangat, kemauan dan kemampuan memahami materi pelajaran;
4. Semangat, kemauan dan kemampuan mengikuti ujian;
5. Semangat, kemauan dan kemampuan menyelesaikan masa studi;
6. Semangat, kemauan dan kemampuan menghormati tenaga pendidik dan
tenaga non pendidik di sekolah;
7. Semangat, kemauan dan kemampuan untuk memperoleh nilai terbaik; dan
8. Kesadaran menerima hasil/prestasi yang dicapai/diraih.
D. Integritas Jajaran Dinas Pendidikan
Integritas jajaran Dinas Pendidikan adalah komitmen dan konsistensi
setiap jajaran Dinas Pendidikan untuk menjaga, mempertahankan dan
mengembangkan moralitas terhormat serta mulia untuk menjamin tidak
melakukan:
1. Tindakan tercela dalam tugas kedinasan;
2. Pelanggaran norma susila dalam tugas kedinasan;
3. Pelanggaran norma sosial dalam tugas kedinasan;
4. Pelanggaran hukum dalam tugas kedinasan;
5. Kesalahan administrasi dalam tugas kedinasan;
6. Pelanggaran prosedur dalam tugas kedinasan; dan
7. Kekeliruan fakta dalam tugas kedinasan.

E. Disiplin dan Tertib Pengelolaan Keuangan Sekolah Dana BOS


Tertib pengelolaan keuangan sekolah maksudnya setiap penganggaran,
penerimaan, pencatatan, pembukuan, penyimpanan, pengeluaran/pembayaran,
pendokumen, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah baik yang
bersumber dari dana BOS, BOP dan orang tua peserta didik dapat
dipertanggungjawabkan secara:
1. Hukum;
2. Jumlah;
3. Kualitas;
4. Fisik;
5. Prosedur; dan
6. Administrasi.

F. Penerimaan Peserta Didik Baru


Dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru setiap tahun ajaran
di seluruh SMA Negeri, SMK Negeri dan SLB Negeri dilakukan:
1. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Sesuai standar/daya tampung sekolah;
3. Secara obyektif;
4. Terhindar dari rekayasa;
5. Tidak ada suap dan/atau pungutan liar; dan
6. Terbuka secara umum.

G. Mutasi Peserta Didik


Mutasi peserta didik antar SMA Negeri, antar SMK Negeri, antar SLB
Negeri, atau dari MA Negeri/Swasta ke SMA Negeri atau sebaliknya
dilaksanakan:
1. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Sesuai daya tampung sekolah;
3. Terhindar dari suap atau pungutan liar;
4. Tidak ada rekayasa; dan
5. Sesuai kompetensi peserta didik.

H. Pemerataan Penugasan Guru


Sekolah merupakan lembaga inti pendidikan menengah dan pendidikan
khusus dan guru menjadi bagian utama penentu kemajuan pendidikan
menengah dan khusus. Untuk bisa memastikan SMK dan SMA berfungsi
sebagai inti pendidikan menengah dan khusus dan guru sebagai bagian
penentu utama kemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus harus
bisa dipastikan bahwa penugasan guru sesuai dengan formasi kebutuhan nyata
masing-masing SMK Negeri dan SMA Negeri serta SLB Negeri. Untuk itu
penataan penugasan guru SMKN, SMAN dan SLBN mutlak dilakukan secara
proporsional. Pemerataan guru akan dilakukan untuk:
1. Meniadakan kelebihan guru pada SMKN, SMAN dan SLBN tertentu;
2. Meniadakan (Meminimalisasi) atau paling tidak mengurangi kuantitas
kekurangan guru pada SMKN, SMAN dan SLBN tertentu;
3. Mengurangi (Meminimalisasi) atau meminimalkan kesenjangan penugasan
guru antara perkotaan dengan pedesaan;
4. Meneguhkan penugasan guru sebagai profesi mulia dengan tingkat
kepedulian dan keterpanggilan perjuangan mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui peserta didik; dan
5. Mewujudkan penugasan guru sesuai kebutuhan dan ketentuan, bukan
sesuai kepentingan dan keinginan.

I. Ketertiban, Keteraturan, Keamanan, Kebersihan, Keindahan, Keasrian,


Kehijauan dan Kenyamanan Sekolah.
Manajemen sekolah dipimpin Kepala Sekolah harus mampu mewujudkan
ketertiban, keteraturan, keamanan, kebersihan, keindahan, keasrian, kehijauan
dan kenyamanan sekolah sebagai berikut:
1. Meliputi halaman, ruang belajar, ruang guru, perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang praktik, ruang workshop, kantor Kepala Sekolah, ruang
BP, ruang UKS/P3K, ruang Wakil.Kepala Sekolah, selasar, kamar mandi,
selokan/saluran air, ruang rapat, Aula/Auditorium dan lain-lain bagian setiap
SMKN, SMAN dan SLBN;
2. Dilakukan oleh seluruh komponen sekolah yakni Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Guru BP, Wali Kelas, Kepala Perpustakaan, Kepala
Laboratorium, Kepala Jurusan, Guru Piket, Seluruh Guru, Tata Usaha,
Petugas Keamanan, Petugas Kebersihan, Tenaga Nonguru, Peserta Didik,
Komite Sekolah dan pihak lain yang terkait atau sedang beraktivitas dalam
lingkungan SMKN, SMAN dan SLBN;
3. Dilakukan setiap saat dan terus-menerus tidak hanya dalam waktu tertentu
tetapi sepanjang waktu;
4. Dimonitor dan dievaluasi setiap hari guna menjaga konsistensi dan
kemajuan; dan
5. Bagian dari penilaian kinerja utama manajerial Kepala Sekolah.

J. Penetapan Angka Kredit dan Kenaikan Pangkat Guru dan Non Guru
Kenaikan pangkat guru sebagai profesi dilakukan:
1. Berdasarkan capaian angka kredit sesuai kinerja pelaksanaan tugas guru;
2. Secara obyektif/apa adanya;
3. Bersih dari suap dan pungutan liar;
4. Persyaratan (Pemberkasan) penetapan angka kredit dilakukan sendiri oleh
guru yang bersangkutan misalnya penulisan paper ilmiah; dan
5. Tepat waktu tidak lambat dan tidak berbelit-belit.

K. Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan barang/jasa sekolah dilakukan:
1. Sesuai prinsip dan ketentuan pengadaan barang/jasa sekolah misalnya
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Satuan Pendidikan;
2. Tidak ada fiktif;
3. Tidak ada mark up harga;
4. Tidak ada meansrea;
5. Tidak ada suap;
6. Tidak ada pungutan liar;
7. Tidak ada komisi;
8. Tidak ada kick back;
9. Tidak gratifikasi;
10. Sesuai kebutuhan nyata; dan
11. Tidak ada afiliasi/konflik kepentingan.

L. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru dilakukan:
1. Sebagai bagian dari upaya pembinaan dan pengembangan profesi guru;
2. Berkesinambungan dengan target;
3. Secara obyektif/apa adanya;
4. Berdasarkan persyaratan dan kompetensi;
5. Tidak ada suap; dan
6. Tidak ada pungutan liar.

M. Komite Sekolah
Komite Sekolah berperan dalam kemajuan pendidikan menengah dan
pendidikan khusus di setiap SMKN, SMAN dan SLBN dengan:
1. Kemitraan positif dengan Manajemen SMKN, SMAN dan SLBN;
2. Komunikasi positif dengan seluruh komponen sekolah;
3. Tertib, disiplin dan dinamis sesuai masa bakti;
4. Memberikan kesempatan yang luas kepada pihak yang peduli dan
terpanggil untuk kemajuan sekolah secara positif; dan
5. Obyektif dan sesuai dengan ketentuan peraturan.

N. Pemetaan Pelaksana
Pemetaan pelaksana maksudnya adalah penugasan pejabat administrasi
tingkat pelaksana pada jajaran Dinas Pendidikan, Cabang Dinas, SMKN,
SMAN dan SLBN dalam rangka memajukan pelaksanaan tugas-tugas
administrasi.
Pemetaan pejabat administrasi pelaksana dilakukan dengan:
1. Penugasan PNS Pelaksana tenaga Non PNS sesuai formasi, jabatan dan
kebutuhan nyata;
2. Mengoptimalkan PNS yang ada pada jajaran Dinas Pendidikan;
3. Menerima mutasi PNS dari Perangkat Daerah lain untuk mengisi kebutuhan
nyata;
4. Pendayagunaan Tenaga Non PNS sesuai formasi dan berdasarkan
kriteria/syarat kompetensi yang mumpuni; dan
5. Pendayagunaan Tenaga Non PNS harus terkoordinasi dengan baik antara
Sekolah, Cabang Dinas dan Dinas Pendidikan.

O. Peningkatan Alokasi APBD


Peningkatan alokasi APBD untuk kemajuan pendidikan menengah dan
pendidikan khusus dilakukan:
a. Sesuai kemampuan keuangan provinsi;
b. Untuk mengurangi beban keuangan orang tua peserta didik;
c. Bagian dari usaha upaya peningkatan tanggung jawab dan komitmen
provinsi terhadap kemajuan pendidikan menengah;
d. Bagian dari pembangunan ekonomi kerakyatan melalui pengurangan beban
keuangan orang tua peserta didik dalam membayar Sumbangan
Pendanaan Pendidikan setiap bulan; dan
e. Diikuti dengan peningkatan kualitas, akurasi, pembinaan, kepatuhan,
disiplin, kepastian dan pengawasan pengelolaan keuangan sekolah,
Cabang Dinas dan Dinas Pendidikan serta peningkatan pemberian sanksi
terhadap setiap penyimpangan dan pelanggaran.

P. Peningkatan Kompetensi Pelaksana


Peningkatan kompetensi pelaksana dilakukan untuk mendukung kualitas
tugas administrasi sekolah, Cabang Dinas dan Dinas Pendidikan dalam rangka
percepatan pemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara bermartabat. Peningkatan kompetensi pelaksana dilakukan:
1. Untuk operasional komputer;
2. Untuk menyusun konsep kebijakan dan surat-menyurat;
3. Percepatan, akurasi dan kepastian tugas administrasi;
4. Dilakukan secara mandiri oleh setiap pelaksana atau difasilitasi Dinas
Pendidikan; dan
5. Pembinaan atasan langsung masing-masing.

Q. Kecepatan, Akurasi, Tertib dan Kepastian Administrasi


Kemajuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus Provinsi
Sumatera Utara harus didukung kecepatan, akurasi, tertib dan kepastian
administrasi. Kecepatan, akurasi, tertib dan kepastian adminitrasi dilakukan:
1. Pembagian tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab seluruh jajaran
Dinas Pendidikan;
2. Tidak ada suap;
3. Tidak ada pungutan liar;
4. Meminimalkan pertemuan langsung antara yang melayani dengan yang
dilayani;
5. Mendayagunakan Sistem Teknologi Informasi; dan
6. Memulai pelayanan terpadu satu pintu di internal Dinas Pendidikan.

R. Tertib, Disiplin dan Kepastian Masa Jabatan Kepala Sekolah


Jabatan Kepala Sekolah merupakan tugas tambahan yang dipercayakan
kepada seorang guru untuk memimpin sekolah. Sesuai hakekat pendidikan
yang memajukan, obyektif, jujur, iklas, bermartabat, terhormat dan mulia, maka
tertib, disiplin dan kepastian masa jabatan Kepala Sekolah harus
diimplementasikan sebagai bagian pemberian contoh, teladan dan pendidikan
publik di bidang kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tertib, disiplin dan kepastian masa jabatan Kepala Sekolah dilaksanakan:
1. Sebagai bagian dari keteladanan, obyektivitas dan pendidikan publik;
2. Secara taat hukum;
3. Berdasarkan evaluasi obyektif;
4. Dalam rangka kemajuan pendidikan;
5. Sebagai bagian dari pengembangan profesionalisme guru;
6. Sebagian dari pengembangan manajemen terhormat; dan
7. Untuk meningkatkan profesionalisme manajemen sekolah.
BAB IV
KOMITMEN PELAKSANAAN

Gerak Maju Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Provinsi


Sumatera Utara Bermartabat merupakan suatu komitmen untuk senantiasa
bekerja, berbuat dan berkarya terbaik sepanjang waktu guna memajukan
pendidikan di satuan pendidikan SMK Negeri, SMA Negeri dan SLB Negeri. Gerak
Maju Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Provinsi Sumatera Utara
Bermartabat dirancang untuk menjadi sikap dan tindak seluruh komponen
pendidikan menengah di Sumatera Utara. Komponen tersebut mencakup setiap
sumber daya manusia yang bertugas di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,
Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Cabang Dinas Pendidikan, SMK Negeri, SMA
Negeri dan SLB Negeri yang terkait dengan pendidikan menengah dan pendidikan
khusus.
Komitmen pelaksanaan Gerak Maju Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus Provinsi Sumatera Utara Bermartabat menjadi tanggung jawab
individu, institusional dan kolektif jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara. Secara individual, institusional dan kolektif jajaran Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bekerja, berbuat
dan berkarya dalam tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
untuk senantiasa memajukan pendidikan menengah dan pendidikan khusus.
Komitmen tersebut dilaksanakan:
1. Sebagai kepedulian, kehormatan dan kemuliaan tugas (kemurnian tugas);
2. Secara sadar untuk perjuangan terbaik;
3. Untuk melakonkan kompetensi terbaik;
4. Mewujudkan jati diri sebagai pejuang pendidikan;
5. Guna kebaikan diri, keluarga dan masyarakat;
6. Sebagai bagian warisan bagi generasi penerus;
7. Dalam rangka perwujudan diri sebagai insan paling mulia;
8. Bagian dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
9. Bagian dari pengabdian bagi negeri; dan
Sebagai bagian dari terimakasih kepada orang tua, guru, pahlawan dan generasi
pendahulu.

Anda mungkin juga menyukai