Anda di halaman 1dari 5

Perancangan Halte TOKO Gunung Agung

SITE DATA (asistensi 1)


1. Lokasi Site

Alamat: Jl. Kwitang No.38, RT.1/RW.1, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10420

2. View Site

3. Ukuran Site

Luas Area Site : 20 x 2 m

Luas Area yang dapat dibuat bangunan : 2 x 2,5 m

*Denah akan saya gambar secara manual

4. Batas Lingkungan Sekitar Site


 Toko Gunung agung (Selatan)
 Jalan Kramat Kwitang (Utara)
 Kantor OSCT Indonesia (Timur
 Sungai kwitang (Barat)
5. Pengguna Fasilitas

Penduduk pemukiman
belakang lokasi

Pelanggan Toko buku


gunung agung

Karyawan
perkantoran sekitar
lokasi

SITE ANALYSIS (asistensi 2)

6. Akses dan Pencapaian

1P Jurusan Pasar senen – Bundaran senayan

St. Senen - Atrium 1 - RSPAD 1 - RSPAD 2 - Gunung Agung - Tugu Tani 2 - Telkom
GraPARI - Balaikota - Perpustakaan Nasional - Dareksa - Sari pan Pasifik - Sarinah -
Wisma Nusantara - Tosari - Dukuh Atas 3 - Bumi Putera - Chase Plaza - Karet Sudirman 1
- Flyover Karet 2 - Plaza Sentral - Gelora Bung Karno - Summitmas - Bundaran Senayan 1

1R Jurusan Pasar senen –Tanah abang

Simpang Lima Senen, PMI DKI Jakarta, BNI Kramat, Vincentius BPP Kemendagri, STIE YAI
Senen, gunung agung, tugu tani 2, Telkom GraPARI, balai kota 1, perpustakaan nasional,
dana reksa, kementerian agama, seberang jembatan serong, jl. Taman kebon sirih, JPO
blok e, pharmin, Explorer tanah Abang, blok f, pospol jati bunder, JPO blok g

7. Manusia dan Budaya yang ada disekitar site (betawi/JAKARTA)

Kembang Kelapa Monas Rumah Betawi Batik Betawi


8. Vegetasi

Pohon Mangga ( Mangifera indica )

Tanaman Teh-tehan (Acalypha siamensis )

9. Kebisingan

10. Sirkulasi Jalan


11. Arah matahari

*Nanti akan ada gambarnya

12. Arah angin

13. Iklim
NARASI (asistensi 3)

PERANCANGAN HALTE TOKO GUNUNG AGUNG

DKI Jakarta adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Memiliki luas sekitar 664,01 km²
(lautan: 6.977,5 km²) dan penduduk berjumlah 10.557.810 jiwa (2019) menjadikan Jakarta sebuah kota
pusat pemerintahan, perekonomian, dan juga kebudayaan. Sehingga banyak masyarakat daerah yang
berbondong-bondong mengadu nasib ke jakarta. Hal tersebut menjadikan salah satu faktor yang
berkontribusi membuat jakarta menjadi macet karena masyarakat pendatang tersebut dalam
bertransportasi menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menanggulangi masalah kemacetan tersebut,
maka Pemerintah DKI Jakarta terus berupaya untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas dan memperbanyak
jumlah moda transportasi umum seperti transjakarta, commuterline, sampai yang terakhir ada MRT dan
LRT. Sehingga dengan upaya tersebut, berharap membuat masyarakat menjadi nyaman dan pengguna
kendaraan pribadi tersebut mau beralih menggunakan transportasi umum.
Untuk Transjakarta sendiri juga sudah ada jenis baru yang disebut Transjakarta Non BRT (Bus Rapid
Transit) atau biasa disebut bus pengumpan / feeder. Transjakarta Non BRT adalah bus Transjakarta yang
rutenya tidak melulu melalui jalur busway. Karena tidak harus melalui jalur busway inilah jadi jalurnya lebih
fleksibel dan bisa menjangkau jalan yang kecil. Untuk naik Transjakarta Non BRT tanpa harus dari halte
khusus yang biasa mempunyai tinggi lantai sekitar 1 meter, asalkan ada plang "STOP BUS PENGUMPAN
Transjakarta" berupa plang berwarna biru putih bergambarkan bus. Sayangnya halte atau pemberhentian
bus pengumpan ini tidak semua terdapat fasilitas tempat berteduhnya atau sekedar tempat duduk-duduk
untuk menunggu bus, kebanyakan yang ada hanya dijalan-jalan besar seperti halte disepanjang jalan
MH.Thamrin-Sudirman. Hal ini dapat membuat penumpang tidak nyaman dalam menunggu bus tersebut.
Seperti halte bus yang saya temui di depan Toko Gunung Agung di daerah kwitang, senen, jakarta pusat.
Penumpang dari halte tersebut rata-rata adalah pengunjung Toko Gunung agung dan juga pekerja kantoran
yang berada disekitar. Pengunjung toko yang sudah lelah setelah berkeliling di toko dalam membeli
keperluannya, harus masih harus berdiri dan berpanas-panasan dalam menunggu bus datang. begitu pula
pekerja kantoran yang sudah lelah setelah seharian bekerja, belum lagi lelahnya karena harus masih lanjut
perjalanan pulang kerumahnya.
Jadi dengan temuan khasus tersebut saya ingin merancang halte yang berada di depan toko gunung agung
tersebut. Karena menurut saya, setidaknya dihalte tersebut minimal ada tempat duduk-duduk penumpang
untuk menunggu bus yang datang. Agar penumpang yang dari toko ataupun pekerja kantoran sekitar
tersebut bisa menunggu bus dengan beristirahat sejenak.
Untuk Merancang Halte tersebut ada masalah pada site yang terbatas, yaitu dikarenakan posisi site
berada di depan plang Toko Gunung Agung tersebut. Sehingga konsep bangunan halte tersebut jangan
sampai menutupi plang Toko. Jadi untuk rancangan haltenya saya buat setengah dudukannya tanpa saya
beri atap. sebagai konsep desain lainnya , karena tidak ingin menjadi manusia dijaman modern yang lupa
akan budaya, maka konsepnya desainnya juga saya beri sentuhan unsur budaya daerah, yaitu budaya
betawi. Karena dibelakang Toko tersebut terdapat pemukiman warga betawi yang merupakan penduduk
asli jakarta.

Anda mungkin juga menyukai