Anda di halaman 1dari 7

Andri, Yusmartato, Armansyah, Ramayulis, Pemanfaatan...

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Pemanfaatan Kembali Limbah Trafo Yang Sudah


Tidak Terpakai Menjadi Trafo Las

Andri Putra Hadiyatma1), Yusmartato2), Armansyah3), Ramayulis4)


1)
Alumni, 2,3,4)Dosen Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UISU-Medan
yusmartato@ft.uisu.ac.id; armansyah@ft.uisu.ac.id; ramayulis@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik
akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian
benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas
yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur
sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan
terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda.
Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam
busur dan suhu dapat mencapai 5500°C.

Kata Kunci : Trafo Las, Elektroda, Logam

I. PENDAHULUAN dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara


tahun 3000 sampai 4000 SM.
Perkembangan teknologi telah banyak Alat-alat mesin las listrik dipakai secara luas
membantu umat manusia dalam memudahkan setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dihadapi Benardes pada tahun 1985. Dalam penggunaan
sehingga diperoleh efisiensi kerja yang tinggi. yang pertama ini, benardes memakai elektroda
Adanya penemuan baru dibidang teknologi adalah yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena
salah satu bukti bahwa kebutuhan umat manusia panas yang timbul, maka logam pengisi yang
selalu bertambah dari waktu ke waktu disamping terbuat dari logam yang sama dengan logam indul
untuk memenuhi kebutuhan manusia munculnya mencair dan mengisi tempat sambungan. Dan pada
penemuan baru dilatar belakangi oleh penggunaan tahun 1989, Zerner mengembangkan cara
tenaga manusia yang terbatas. pengelasan menggunakan mesin las listrik yang
Las adalah sebuah teknik penyambungan besi dihasilkan oleh dua batang karbon. Sedangkan
dengan cara dibakar. Sedangkan mesin las listrik Slavianoff adalah orang pertama yang
adalah mesin yang digunakan untuk menyambung menggunakan kawat logam elektroda yang turut
besi yang sumber dayanya didapat dari tenaga mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik. Pada awalnya, teknik pengelasan bukan listrik sekitar tahun 1892. Dan kemudian Kjellberg
dengan listrik melainkan dengan gas. Teknik menemukan bahwa kualitas sambungan las
pengelasan ini disebut dengan teknik pengelasan menjadi lebih baik apabila kawat elektroda logam
karbit yaitu dengan menggunakan gas acetylena yang digunakan dibungkus dengan terak. Terak
yang dibakar. adalah ampas leburan logam yang berupa timah,
Nama lain dari teknik las listrik dengan besi, baja dan sebagainya yang mengandung
menggunakan mesin las listrik ini adalah teknik las logam.
busur listrik. Karena teknik las listrik dari mesin
las listrik ini adalah dengan menggunakan nyala 2. TINJAUAN PUSTAKA
busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam
yang akan disambung. 2.1. Umum
Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah, Transformator merupakan suatu peralatan
dapat diketahui bahwa teknik penyambungan listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan
logam telah diketahuiu sejak jaman prasejarah, daya listrik dari rangkaian ke rangkaian lainnya
misalnya pembrasingan logam paduan emas tanpa merubah frekuensinya. Transformator juga
tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. digunakan secara luas pada rangkaian elektronika
Menurut keterangan yang didapat, telah diketahui dan control yang berdaya rendah. Transformator
yang digunakan pada bidang tenaga listrik adalah

68 Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Andri, Yusmartato, Armansyah,Ramayulis, Pemanfaatan...

untuk menaikkan dan menurunkan tegangan listrik Bila kumparan primer suatu transformator
pada pengiriman daya listrik sedangkan dihubungkan dengan sumber tegangan yang
penggunaan transformator pada bidang elektronika sinusoidal, akan mengalir arus primer yang juga
adalah sebagai gandengan impedansi antara sinusoidal dan akan menggangap belitan reaktif
sumber dan beban, dapat mengisolasi atau murni, akan tertinggal 90 . Arus primer
memisahkan suatu rangkaian dari rangkaian menimbulkan fluks (∅) yang sefasa dan juga
lainnya dan menghambat arus searah serta dapat berbentuk sinusoidal.
mempertahankan kontinuitas arus bolak-balik
antara dua rangkaian. (∅) = ∅ sin t
Salah satu kumparan dihubungkan pada
sumber energi listrik. Kumparan ini dinamakan Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan
kumparan primer, yang memiliki sejumlah Np tegangan induksi (Hukum Faraday)
belitan. Kumparan kedua, yang mempunyai
sejumlah Ns belitan, dihubungkan pada beban ∅
=-
listrik, dan dinamakan kumparan sekunder. (∅ )
Bilamana terdapat kumparan ketiga, maka =- =- ∅
dinamakan kumparan tersier.
(tertinggal 90 dari ∅)

Harga efektif

! "#∅
=

= 4,4 #∅

Pada rangkaian Sekunder, Fluks (∅) tadi


menimbulkan

a) b) =-

Gambar 1. Bentuk Kontruksi Transformator


a) Tipe Inti
=- ∅
b) Tipe Cangkang
= 4.44 #∅
Pada tipe inti kontruksinya terdiri atas dua
kaki, dengan sebuah kumparan yang dibelitkan Sehingga :
%! '! !
pada masing-masing kaki. Pada tipe cangkang = =
%& '& &
terdapat tiga kaki dengan kedua kumparan
digulung pada kaki yang tengah-tengah. Dengan mengabaikan rugi rugi tahanan dan adanya
fluks bocor.
2.2. Prinsip Kerja Transformator %! '
2.2.1. Tranformator Keadaan Tanpa Beban = != !=a
%& '& &

a = Perbandingan Transformator

2.2.2. Transformator Keadaan Berbeban

Gambar 2. Tranformator Tanpa Beban

Keterangan Gambar :
= Sumber Tegangan Gambar 3. Transformator dalam Keadaan
= Tegangan Induksi Pada Belitan Primer Berbeban.
= Tegangan Induksi Pada Belitan Sekunder
= Arus Primer Keterangan gambar :
= Belitan Kumparan Primer = Sumber Tegangan
= Belitan Kumparan Sekumder = Tegangan Induksi Pada Belitan Primer
∅= Fluks Medan Magnetik = Tegangan Induksi Pada Belitan Sekunder
i0= Arus Primer

Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020 69


Andri, Yusmartato, Armansyah, Ramayulis, Pemanfaatan... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

i2= Arus Sekunder primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan


N1= Belitan Kumparan Primer tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
N2 = Belitan Kumparan Sekumder gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
∅= Fluks Medan Magnetik untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
Z = Impendasi Beban seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua
kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis
Apabila kumparan sekunder dihubungkan ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
dengan beban I1, I2 mengalir pada kumparan
sekunder. Faktor kerja Beban. Arus beban I2 ini 2.3.5. Transformator Pulsa
akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) yang Transformator pulsa adalah transformator
cenderung menentang fluks bersama yang telah yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks itu tidak gelombang pulsa. Transformator jenis ini
berubah nilainya, pada kumparan primer harus menggunakan material inti yang cepat jenuh
mengalir arus I’2yang menentang fluks yang sehingga setelah arus primer mencapai titik
dibangkitkan oleh arus beban I2, sehingga tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena
keseluruan arus yang mengalir pada kumparan GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk
primer jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh,
2.3. Jenis Jenis Transformator yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian
transformator di kelompokan menjadi : 2.3.6. Transformator Tiga Fase
Trafo jenis biasa pada elektonika
2.3.1. Transformator Step Up dihubungkan secara bersamaan untuk bekerja
Transformator step-up adalah transformator dengan arus primer dan sekundernya, biasanya
yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak lambang pada arus primer adalah (Y) dan arus
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai pada sekundernya (Δ).
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui
pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik 2.4. Komponen Transformator
tegangan yang dihasilkan generatormenjadi Komponen transformator terdiri dari dua
tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi bagian, yaitu peralatan utama dan peralatan bantu.
jarak jauh. Peralatan utama transformator terdiri dari:

2.3.2. Transformator Step Down 2.4.1. Kumparan Trafo


Transformator step-down memiliki lilitan Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan
sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terhadap inti besi maupun kumparan lain. . Untuk
terutama dalam adaptorACDC. trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam
minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya
2.3.3. Transformator Auto Transformer lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala
lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan transformator memiliki kumparan tertier.
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasaarus tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk
dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga
lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang untuk dipergunakan penyambungan peralatan
lebih tipis dibandingkan transformator biasa. bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran shunt dan reactor shunt.
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator 2.4.2. Inti Besi
jenis ini tidak dapat memberikan isolasisecara Dibuat dari lempengan-lempengan
listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. feromagnetik tipis yang berguna untuk
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh
sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini
lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). juga diberi isolasi untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
2.3.4. Transformator Isolasi eddy “Eddy Current”.
Transformator isolasi memiliki lilitan
sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan

70 Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Andri, Yusmartato, Armansyah,Ramayulis, Pemanfaatan...

2.4.3. Minyak Trafo Dalam persiapan pembuatan alat digunakan


Berfungsi sebagai media pendingin dan metodelogi percobaan yang akan menggambarkan
isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat media bagaimana langkah atau strategi percobaan dalam
pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya menjawab perumusan masalah pembuatan alat,
tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, yang merupakan hasil dari perumusan masalah
terutama yang berkapasitas besar, kumparan- tersebut akan diuraikan dalam hasil percobaan dan
kumparan dan inti besi transformator direndam pembahasan.
dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa
dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai 3.2 Tempat Membuat Alat
berikut: Tempat pembuatan alat dilakukan di
1. Ketahanan isolasi harus tinggi (>10kV/mm). bengkel dinamo Micro, jalan senangin kota
2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel- Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara.
partikel inert di dalam minyak dapat Disini penelitian berkaitan dengan waktu
mengendap dengan cepat. dan tempat dari jalannya penelitian untuk
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah pengambilan data saat penelitian. Waktu dan
bersirkulasi dan kemampuan pendinginan tempat penelitian dilakukan pada tanggal 28
menjadi lebih baik. Desember 2018 sampai dengan tanggal 2 Februari
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah 2019.
menguap yang dapat membahayakan.
5. Tidak merusak bahan isolasi padat. 3.3 Alat dan Bahan Untuk Pembuatan Alat
6. Sifat kimia yang stabil. Adapun alat dan bahan yang digunakan
untuk penelitian. Alat dan bahan tersebut dapat
2.4.4. Bushing dilihat sebagai berikut.
Sebuah konduktor (porselin) yang 3.3.1 Alat Untuk Pembuatan Alat
menghubungkan kumparan transformator dengan Alat yang digunakan untuk pembuatan
jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu alat adalah sebagai berikut.
isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut 1) Tang jepit
dengan tangki transformator. Selain itu juga 2) Palu
bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung 3) Grenda
singkat antara kawat yang bertegangan dengan 4) Crammer
tangki trafo. 5) Obeng
6) Bais
2.4.5. Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo 3.3.2 Alat Untuk Pengukuran Trafo Las
yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam
tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling
fin ) yang berfungsi memperluas permukaan
dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak
pada saat konveksi menjadi semakin baik dan
efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo,
tangki dilengkapi dengan konservator.

III. PEMBAHASAN Gambar 5. Digital Clamp Meter Series VC3266

Alat ini digunakan untuk mengukur arus dan


tegangan pada trafo las tersebut.

3.3.3 Bahan Untuk Pembuatan Alat


1) Voltmeter, berfungsi untuk mengukur
tegangan yang masuk pada trafo las
tersebut.
2) Lilitan coil tembaga, sebagai lilitan untuk
sisi primer pada trafo las.
3) Lilitan coil aluminium, sebagai lilitan
untuk sisi sekunder pada trafo las.
4) Kertas semen, sebagai pembalut atau
Gambar 4. Flowchart pembungkus coil aluminium.
3.1 Persiapan Pembuatan Alat

Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020 71


Andri, Yusmartato, Armansyah, Ramayulis, Pemanfaatan... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Gambar 6. Limbah trafo yang sudah tidak terpakai Gambar 11. Trafo yang sudah jadi

3.4 Cara Kerja Alat


Sumber tenaga mesin dapat diperoleh dari
motor bensin atau diesel atau pun juga dari gardu
induk. Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan
kebengkel melalui transformator. Antara jaringan
dengan mesin las di bengkel, diperlukan saklar
pemutus.

Gambar 7. Limbah trafo bagian sisi sekunder Tegangan yang diperlukan oleh mesin las:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt

Cara kerja mesin las listrik ini adalah


dengan mengalirkan listrik yang tertumpu pada
busur listrik sehingga menimbulkan energi panas
yang cukup tinggi, sehingga akan mudah
mencairkan logam yang disentuhnya. Untuk
menjalankan mesin las listrik ini adalah dengan
menempelkan atau menjepit elektroda dengan
Gambar 8. Sisi primer yang sudah digulung clamp yang beraliran listrik plus, dan
menempelkan atau menjepit logam yang akan di
las dengan clamp yang beraliran plus. Jika kedua
clamp ini tidak dipasangkan sesuai dengan
posisinya, maka mesin las listrik tidak akan dapat
digunakan.

3.5 Data Hasil Percobaan


Data hasil penelitian diperoleh dari
pengukuran dengan menggunakan digital clamp
meter series VC3266. Data hasil penelitian dengan
Gambar 9. Pemotongan kertas semen untuk isolasi menggunakan alat ukur digital clamp meter dapat
kawat aluminium dilihat pada tabel 3.1.
Data trafo las :
V₁ = 220 V
N1 = 155
N2 = 37

Tabel 1. Hasil Pengukuran Pada Saat Dipakai


Untuk Pengelasan
Tanpa beban
No. V₁ V2 I1 I2
1 210 V 54 V 5,1 A 15 A
Gambar 10. Pembuatan settingan api (besar- kecil)

72 Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Andri, Yusmartato, Armansyah,Ramayulis, Pemanfaatan...

Keterangan : 1) Rugi – rugi dayanya besar, dikarenakan


V₁ = tegangan primer kurang rapatnya bagian inti dari trafo
V2 = tegangan sekunder (kerand) yang menyebabkan dengungan
I1 = arus primer pada trafo las tersebut. Kondisi seperti ini
I2 = arus sekunder sangat berpengaruh kepada hasil
pengelasan dan memakan biaya untuk
Dengan beban penggunaan melalui listrik yang
disediakan oleh PLN.
No. V₁ V2 I1 I2 2) Penggunaan elektroda harus memiliki
1 210 V 20 V ∞ ∞ standartnya sendiri untuk digunakan ke
setiap jenis pengelasan. Elektroda yang
lembab, akan mempengaruhi hasil dari
Keterangan : pengelasan.
V₁ = tegangan primer
V2 = tegangan sekunder 5.2 Saran
I1 = arus primer 1) Dalam pembuatan alat ini seharusnya
I2 = arus sekunder tempat dan lokasinya harus senyaman
mungkin, agar tidak adanya gangguan
pada saat pembuatan alat tersebut.
IV. HASIL ANALISA

4.1. Penyajian Data Percobaan DAFTAR PUSTAKA


Data-data yang telah diuji, maka hasil dari
analisanya hasil pengukuran dan perhitungan [1]. https://docplayer.info/52490088-Bab-iii-
dengan cara membandingkan hasil pengukuran
definisi-dan-prinsip-kerja-trafo-arus-
dengan hasil perhitungan secara teori.
ct.html
4.2 Hasil Analisa Perhitungan [2]. https://www.academia.edu/327110687/T_
Sesuai hasil data – data yang diperoleh dari 7_PAPER_PEMELIHARAAN_TRAFO_
pengukuran yang tertera, dapat dianalisa sebagai ARUS
berikut. [3]. https://id.wikipedia.org/wiki/Las_listrik#
Elektroda_Untuk_Besi_Tuang
Tanpa beban
)₂ [4]. Sujana Sapiie dan Nishino Osamu,1994,
N2 = x N1 ( N1 dari data ) Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik.
)₁
+,
= x 37 Jakarta, PT Pradnya Paramita.
-./
= 10 [5]. Sumanto, 1996, Teori Transformator,
Penerbit Andi, Yogyakarta
)₂
N₂ = x N₁ ( N₁ dari data ) [6]. Cary, Howard B.; Helzer, Scott C.
)₁
+, (2005), Modern Welding Technology,
= x 155
-./ Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
= 40
Education, ISBN 0-13-113029-3
)₂ [7]. Kalpakjian, Serope; Schmid, Steven R.
N₂ = x N₁ ( N₁ dari perhitungan )
)₁ (2001), Manufacturing Engineering and
+,
= x 10 Technology, Prentice-Hall, ISBN 0-201-
-./
=3 36131-0
[8]. Lincoln Electric (1994), The Procedure
Dengan beban
0₂ Handbook of Arc Welding, Cleveland,
V₂ = x V₁
0₁ Ohio: Lincoln Electric, ISBN 99949-25-
,/
= x 210 82-2
.++
[9]. Weman, Klas (2003), Welding processes
handbook, New York: CRC
V. KESIMPULAN DAN SARAN Press, ISBN 0-8493-1773-8
5.1 Kesimpulan [10]. ASM International (society) (2003).
Berdasarkan dari Analisa perhitungan yang Trends in Welding Research. Materials
diperoleh dengan cara menggunakan rumus – Park, Ohio: ASM International. ISBN 0-
rumus yang telah dibahas pada bab sebelumnya, 87170-780-2
maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :

Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020 73


Andri, Yusmartato, Armansyah, Ramayulis, Pemanfaatan... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

[11]. Blunt, Jane and Nigel C. Balchin (2002).


Health and Safety in Welding and Allied
Processes. Cambridge: Woodhead. ISBN
1-85573-538-5.
[12]. Hicks, John, 1999, Welded Joint
Design. New York: Industrial
Press. ISBN 0-8311-3130-6

74 Journal of Electrical Technology, Vol. 5, No.2, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai